Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIS

Pemilihan Modalitas Pemeriksaan Radiologi untuk


Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia
Biddulth
PPDS I Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Insidens pembesaran kelenjar prostat dapat mencapai 50% pada pria berusia 50 tahun ke atas. Berbagai modalitas pemeriksaan radiologi seperti
sinar x, CT scan, dan MRI hingga kedokteran nuklir memiliki sensitivitas berbeda dalam mengestimasi volume kelenjar prostat. Pengetahuan atas
keunggulan antara modalitas pencitraan kelenjar prostat dapat membantu proses diagnosis benign prostatic hyperplasia.

Kata kunci: Benign prostatic hyperplasia, kelenjar prostat, radiologi.

ABSTRACT
Prostate enlargement incidence is about 50% in male population age 50+ years. Radiological examination modalities for diagnosis and detection
complications due to BPH range from the simplest x-ray to advanced modalities such as CT scan, MRI, and nuclear medicine. Comparing
advantages among imaging modalities can help diagnosing benign prostatic hyperplasia. Biddulth. Choice of Radiological Modalities for
Benign Prostatic Hyperplasia Diagnosis

Keywords: Benign prostatic hyperplasia, prostatic gland, radiology.

PENDAHULUAN prostat yang glandular, dikenal sebagai hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitelial
Prostat adalah suatu kelenjar aksesoris kelamin jaringan kelenjar berbentuk baji sekeliling prostat, sehingga terjadi pembesaran volume
terbesar pada pria berbentuk konus terbalik duktus ejakulatorius dengan apeksnya prostat regio periuretral, sering pada zona
yang dilapisi oleh kapsula fibromuskuler. pada verumontanum dan basisnya pada transisional prostat; sedangkan pada zona
Posisi kelenjar prostat terletak di bawah leher buli-buli. Saluran-salurannya juga perifer lebih sering ditemukan keganasan.3-5
orifisium uretra internum pada rongga pelvis, bermuara pada uretra prostatika bagian
inferior dari batas bawah simfisis pubis, di atas distal. EPIDEMIOLOGI
diafragma urogenital, anterior dari rektum. Zona sentral dan perifer membentuk suatu Berdasarkan hasil histopatologi, hiperplasia
Prostat berbentuk seperti buah kenari dengan corong yang berisikan segmen uretra prostat ditemukan pada kira-kira 20% laki-
berat normal pada orang dewasa kurang lebih proksimal dan bagian ventralnya tidak laki usia 40 tahun, insidens meningkat sesuai
20 gram. Prostat terletak di retroperitoneal, lengkap tertutup, tetapi dihubungkan bertambahnya usia; dapat mencapai 50%
melingkari bladder neck dan uretra.1 oleh stroma fibromuskuler. pada pria berusia 50 tahun ke atas. Pada usia
3. Zona transisional, yang merupakan bagian 60 tahun, insidens meningkat menjadi 70%,
Kelenjar prostat dibagi atas 4 zona:2 prostat glandular yang terkecil (5%), dan menjadi 90 % pada usia 70 tahun.5
terletak tepat pada batas distal sfingter
1. Zona perifer, merupakan 70 % dari bagian preprostatik yang berbentuk silinder dan Angka kejadian BPH di Indonesia belum
prostat yang glandular, membentuk dibentuk oleh bagian proksimal uretra. diteliti; terdapat 1.040 kasus di dua rumah sakit
bagian lateral dan posterior atau dorsal 4. Zona transisional dan kelenjar periuretral di Jakarta, yaitu RSCM dan RS Sumberwaras
organ ini. Secara skematik zona ini dapat bersama-sama kadang disebut sebagai selama kurun waktu 3 tahun (1994 – 1997).3
digambarkan seperti suatu corong kelenjar preprostatik.
yang bagian distalnya terdiri dari apeks PATOFISIOLOGI
prostat dan bagian atasnya terbuka untuk DEFINISI Patofisiologi BPH berhubungan dengan
menerima bagian distal zona sentral yang Hiperplasia prostat jinak atau dikenal dengan faktor statis dan dinamik. Faktor statis BPH
berbentuk baji. Saluran-saluran dari zona istilah BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah disebabkan hiperplasia sel-sel epitelial dan
perifer ini bermuara di uretra distal. keadaan yang umum ditemukan pada laki-laki stroma periuretra kelenjar prostat yang
2. Zona sentral, merupakan 25 % dari bagian berusia di atas 50 tahun. BPH ditandai dengan menyebabkan penyempitan uretra pars
Alamat Korespondensi email: biddulth_sujana@yahoo.co.id

CDK-241/ vol. 43 no. 6 th. 2016 469


PRAKTIS

prostatika dan bladder outlet. Sedangkan faktor akan terlihat indentasi pada bagian dasar CT SCAN
dinamik disebabkan oleh ketegangan otot- kandung kemih apabila terdapat pembesaran CT scan regio pelvis mulai dari krista iliaka
otot polos prostat.6 Kedua faktor tersebut akan prostat. Selain itu, indentasi bagian dasar sampai dengan tuberositas ischium dengan
meningkatkan resistensi uretra, selanjutnya kandung kemih dapat menyebabkan elevasi tebal potongan (slice thickness) 5 mm atau
menyebabkan perubahan komponen buli- trigonum buli-buli dan orifisium ureter, kurang. CT scan dapat mengevaluasi ukuran
buli. Obstruksi bladder outlet menurunkan sehingga ureter distal dapat terlihat seperti prostat, namun tidak digunakan untuk
fungsi otot-otot detrusor buli. Faktor usia huruf “ J ” atau mata pancing (Gambar 1). menentukan stadium BPH, karena penentuan
tua juga memperberat, sehingga muncul Pada fase pengosongan buli-buli, akan terlihat stadium berdasarkan gejala klinis. Pada CT
berbagai keluhan.7 sisa urin cukup banyak akibat bladder outlet scan, BPH terlihat sebagai pembesaran prostat
obstruction.4 dengan ukuran diameter lebih dari 5 cm pada
Keluhan berupa peningkatan frekuensi potongan transversal.9
berkemih, nokturia, urgensi dengan atau tanpa
inkontinensia urin, menunggu lama saat mulai
berkemih dengan pancaran kemih lemah,
nyeri saat berkemih, perasaan berkemih tidak
puas, dan postvoid dribbling. Keluhan-keluhan
tersebut sering dikenal dengan istilah lower
urinary tract symptoms atau LUTS.8

PEMERIKSAAN PENUNJANG RADIOLOGI


Modalitas pemeriksaan radiologi dalam
membantu penegakan diagnosis BPH Gambar 1. Pada pemeriksaan BNO-IVP, kandung
dan komplikasi akibat BPH mulai dari yang kemih terindentasi oleh prostat, dan elevasi ureter Gambar 2. CT scan potongan aksial kelenjar prostat,
paling sederhana menggunakan radiasi distal, membentuk seperti mata pancing atau huruf dengan pemberian kontras tampak penyangatan
sinar X, sampai dengan modalitas canggih. J.4 pada zona transisional kelenjar prostat.9
Modalitas paling sederhana adalah radiografi
konvensional abdomen polos atau sering USG MRI
disebut dengan BNO (Blass Nier Oversich), BNO- Modalitas radiologi yang dapat menghitung Pada MRI, kelenjar prostat tampak sebagai
IVP atau sering disebut intravenous urography volume prostat serta menentukan organ dengan intensitas signal intermediate
atau excretrory urography, yaitu pemberian zat pembesaran prostat dan komplikasinya homogen pada T1 weighted image (T1WI).
kontras untuk menilai anatomi saluran kemih. adalah USG, CT scan, dan MRI. USG cukup Sekuen T2 weighted image (T2WI) dapat
Selanjutnya terdapat modalitas pemeriksaan banyak digunakan. memperlihatkan zona-zona kelenjar prostat.
canggih seperti ultrasonografi, Computed Intensitas signal pada T2 WI tergantung
Tomography scan (CT scan), Magnetic Pemeriksaan USG untuk mengevaluasi komponen kelenjar, stroma, dan otot polos
Resonance Imaging (MRI), serta kedokteran morfologi prostat serta ukuran volume prostat penyusunnya. Zona perifer pada T2 WI, karena
nuklir dengan penggunaan radiofarmaka. dapat secara transabdominal dan transrektal. banyak komponen kelenjar, akan memberikan
USG transabdominal menggunakan transmisi intensitas signal yang tinggi. Sedangkan zona
Untuk pengukuran volume prostat, modalitas gelombang ultrasonik melalui dinding sentral dan zona transisional lebih banyak
yang cukup berperan adalah ultrasonografi, abdomen untuk melihat organ-organ dalam, mengandung komponen otot polos dan
CT scan, atau MRI. Foto polos abdomen tidak termasuk kelenjar prostat. USG transabdominal stroma, sehingga memberikan intensitas
banyak memberikan informasi, walaupun dan transrektal dapat memberikan informasi signal yang rendah.10
beberapa keadaan seperti adenoma prostat signifikan pembesaran prostat, adanya batu
dapat disertai komponen kalsifikasi, sehingga buli-buli, serta residu urin.5,6
dapat terlihat pada foto polos abdomen.
Kalsifikasi terletak di sisi belakang simfisis pubis USG transabdominal memerlukan pengisian
atau sedikit di atas simfisis pubis. Ekstensi buli-buli yang cukup sebagai acoustic window.
kalsifikasi di atas simfisis pubis merupakan Terdapat korelasi kuat pengukuran volume
salah satu tanda pembesaran prostat.4 buli menggunakan transabdominal dan
transrektal pada volume buli kurang dari 400
Foto Polos Abdomen dan Pielografi mL. 7
Intravena
Modalitas radiografi konvensional seperti foto Transduser curve frekuensi 2,5 – 5 MHz yang
polos abdomen dilanjutkan dengan pielografi diletakkan di supra simfisis serta menyudut ke Gambar 3. MRI potongan aksial T2 WI echo-train-
spin echo (ETSE), zona perifer tampak hiperintens,
intravena (BNO-IVP) membantu menilai arah kaudal dapat memvisualisasikan kelenjar dengan sentral yang hipointens (zona sentral dan
pembesaran kelenjar prostat secara tidak prostat. Gambar diambil pada potongan transisional).10
langsung. Pada saat kandung kemih penuh, transversal dan longitudinal.8

470 CDK-241/ vol. 43 no. 6 th. 2016


PRAKTIS

USG Transabdominal dan Transrektal Volume kelenjar prostat dapat dihitung


Pada volume buli kurang dari 400 mL, π/6 × diameter transversal × diameter menggunakan rumus geometik ellipsoid yang
pengukuran volume prostat menggunakan anteroposterior × diameter longitudinal. sama seperti pada USG transabdominal. Tidak
USG transabdominal dan transrektal terdapat perbedaan signifikan antara volume
berkorelasi cukup tinggi.13 Pengukuran prostat yang didapatkan dengan TRUS dan
volume prostat dengan USG transabdominal USG transabdominal.17
Berdasarkan studi Hough dan List,15 USG
pada kapasitas kandung kemih antara 100 –
transabdominal memiliki akurasi cukup baik
200 mL dengan ketepatan yang mendekati
untuk mendeteksi dan menilai pembesaran SIMPULAN
USG transrektal.11
prostat. Penggunaan USG transrektal (TRUS) Berbagai modalitas pemeriksaan radiologi
USG transabdominal memerlukan persiapan pertama kali diperkenalkan oleh Watanabe, seperti sinar x, CT scan, dan MRI hingga
isi kandung kemih yang cukup agar dapat dkk. TRUS dapat mengevaluasi anatomi kedokteran nuklir memiliki sensitivitas
menjadi acoustic window, sehingga penetrasi serta menghitung volume kelenjar prostat berbeda dalam mengestimasi volume
gelombang dapat mencapai kelenjar prostat. secara akurat pada penderita BPH yang akan kelenjar prostat. Untuk pengukuran volume
Kelenjar prostat terletak di dasar buli, anterior menjalani terapi bedah atau minimal invasif.16 prostat, modalitas yang cukup berperan
rektum (Gambar 4). Transduser curve dengan
adalah ultrasonografi CT scan, atau MRI.
frekuensi 3,5 sampai dengan 5 MHz diletakkan
Perhitungan volume prostat dengan TRUS Pemilihan modalitas pemeriksaan radiologi
pada regio suprapubis dengan posisi
menggunakan proyeksi sagital dan transversal, dalam membantu penegakan diagnosis BPH
transversal dan longitudinal (Gambar 5).12
sama seperti dengan USG transabdominal. disesuaikan berdasarkan keadaan pasien dan
Pemeriksaan menggunakan transduser ketersediaan fasilitas di rumah sakit.
khusus frekuensi 6 s/d 10 MHz. Frekuensi lebih
rendah, maka kemampuan gelombang untuk Pemeriksaan yang umum digunakan adalah
penetrasi jaringan akan lebih dalam, namun USG transabdominal mengingat biayanya
resolusi gambar rendah.16 (Gambar 6) yang relatif terjangkau, aman, dan ada di
hampir di seluruh rumah sakit. Sedangkan CT
scan, biayanya lebih mahal dan menggunakan
radiasi. MRI merupakan pemeriksaan yang
paling baik untuk menilai jaringan lunak seperti
prostat, namun memerlukan biaya yang lebih
Gambar 4. Gambaran USG transabdominal
kelenjar prostat potongan transversal (kanan) dan mahal dan tidak semua rumah sakit memiliki
longitudinal (kiri) dengan kandung kemih penuh fasilitas tersebut. Perbandingan keunggulan
sebagai acoustic window.12 antar modalitas pencitraan kelenjar prostat
tersebut dapat terlihat pada tabel

Gambar 6. Sonoanatomy menggunakan USG


transrektal pada penderita BPH. Terlihat zona
transisional (TZ) membesar dengan ekostruktur
hipoekoik serta menekan zona perifer (PZ) yang
lebih hiperekoik.17

Tabel. Perbandingan antar modalitas pencitraan kelenjar prostat

Gambar 5. Teknik pengambilan gambar kelenjar Mobile Dapat dilakukan pada pasien yang sulit Diferensiasi jaringan lunak lebih baik.
prostat dengan modalitas USG transabdominal menahan kemih, obesitas, serta pasien
potongan transversal dan longitudinal dengan dengan banyak udara di usus.
mengubah posisi transduser.12 Dapat dilakukan dengan cepat Waktu akuisisi gambar lebih cepat. Dapat membedakan batas prostat
dengan jelas.
Pada USG transabdominal, ukuran normal Tidak invasif Evaluasi lebih baik ukuran prostat Mendeteksi kelainan prostat.
kelenjar prostat tidak melebihi 3x3x5 cm atau Murah Dapat digunakan untuk staging pada Menilai metabolit (functional imaging)
keganasan prostat. dengan MR spektroskopi
volume tidak melebihi 25 mL. Pengukuran
Tidak menggunakan radiasi
volume prostat menggunakan formula
Ketersediaan alat cukup banyak
geometrik ellipsoid:13,14 Dapat mengevaluasi efek akibat
obstruksi

CDK-241/ vol. 43 no. 6 th. 2016 471


PRAKTIS

DAFTAR PUSTAKA :
1. Prostate development [Internet]. 2013 [cited 2013]. Available from: http://php.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=Prostate Development
2. McNeal JE. The zonal anatomy of prostate. Prostate. 1981;2(1):35-49.
3. Hardjowijoto S, Taher A, Poernomo Basuki B, Umbas R, Sugandi S, Rahardjo D, et al. Panduan penatalaksanaan (guideline) benign prostatic hyperplasia di Indonesia.
2003
4. Dunnick NR, Sandler CM, Newhouse JH, Amis ES. Textbook of uroradiology 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p. 394-414
5. Hoo K, Ayob MA, Mohamad Salim MR, Abduljabbar HN, Supriyanto E. Prostat volume measurement using transabdominal ultrasound scanning. Internat J Biol
Biomed Enginereing. 2012;4(6):187-95.
6. Toi A. The prostate. In: Rumack CM, Wilson SR, Charboneau JW, Levine D, editors. Diagnostic ultrasound. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2011. p. 392-402
7. Yuen JS, Ngiap JT, Cheng CW, Foo KT. Effect of bladder volume on transabdominal measurements of intravesical prostatic protrusion and volume. Internat J Urol.
2002;9(4):225-9
8. Rifkin MD. Prostate. In: Goldberg BB, editor. Textbook of abdominal ultrasound. USA: Williams & Wilkins; 1993. p. 418-23.
9. Prokop M, Galinski M. Spiral and multislice computed tomography of the body. New York: Thieme; 2003. p. 726-34
10. Semelka R. Abdominal-pelvic MRI vol.2. 3rd ed. New Jersey: John Wiley & Sons Inc; 2010. p. 1343-6
11. Shivadeo SB, Purnapatre SS, Pai KV, Yadav P, Padhye A, Bodhe YG. Does estimation of prostate volume by abdominal ultrasonography vary with bladder volume: A
prospective study with transrectal ultrasonography as a reference. Indian J Urol. 2006; 22(4):322-5
12. Hofer M. Ultrasound teaching manual. New York; Thieme; 1999. p. 54-7
13. Ali Al.Jabbiri AH, Al-Saedi Mohamad MH, Al.Nasiri US. Correlations between preoperative measurement of prostate volume by transabdominal and transrectal
ultrasound with open prostatectomy. The Iraqi Post Graduate Med J. 2012; 11(4):569-74
14. MacMahon PJ, Kennedy AM, Murphy DT, Maher M, McNicholas MM. Modified prostate volume algorithm improves transrectal US volume estimation in men
presenting for prostate brachyterapy. Radiology 2009; 250(1):273-80
15. Hough DM, List A. Reliability of transabdominal ultrasound in the measurement of prostat size. Austarlas Radiol. 1991; 35(4):358-60
16. Trabulsi EJ, Liu XS, Das AK. Transrectal ultrasound of the prostate. In: Fulgham PF, Gilbert BR, editors. Practical urological ultrasound. New York: Springer; 2013:155-6.
17. Huang FC, de Vries SH, Raaijmakers R, Postma R, Bosch JL, van Mastrigt R. Prostate volume ultrasonography: The influence of transabdominal versus transrectal
approach, device type and operator. European Urol. 2004; 46(3):352-6

472 CDK-241/ vol. 43 no. 6 th. 2016

Anda mungkin juga menyukai