Anda di halaman 1dari 13

BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA (BPH)
dr. Fadhli Hasan, Sp.U
DEFINISI

Benign protate hyperplasia


(BPH) adalah suatu keadaan
dimana kelenjar periuretra
prostat mengalami hyperplasia
yang akan mendesak jaringan
prostat yang asli ke perifer.
ANATOMI DAN
FISIOLOGI KELENJAR PROSTAT

Prostat merupakan kelenjar


berbentuk konus terbalik yang
melapisi oleh kapsul fibromuskuler,
yang terletak di sebelah inferior
vesika urinaria, mengelilingi bagian
proksimal uretra ( uretra pars
prostatica) dan berada di sebelah
anterior rectum.
Hingga sekarang masih belum diketahui
EPIDEMIOLOGI secara pasti penyebab terjadinya BPH, tetapi
DAN ETIOLOGI beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH
erat kaitannya dengan peningkatan kadar
• Paling sering pada laki-laki, dihydrotestosterone (DHT) dan proses
• Insidennya berhubungan penuaan.
dengan usia. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai
• Prevalensi histologis BPH penyebab timbulnya hyperplasia prostat.
meningkat dari 20% pada laki a. Teori dihydrotestosterone (DHT)
berusia 40 sampai 50 tahun, b. Ketidakseimbangan antara estrogen-
45% pada laki usia 51 sampai testosterone
60 tahun hingga lebih dari 60%
pada laki berusia diatas 60 c. Interaksi stroma-epitel
tahun. d. Berkurangnya kematian sel prostat
e. Teori sel stem
KLASIFIKASI DAN PATOFISOLOGI
Secara klinik derajat berat, membaginya Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya
menjadi 4 gradasi, yaitu: penyempitan lumen uretra pars prostatika dan
• Derajat 1: Apabila ditemukan penonjolan menghambat aliran urine sehingga
prostat dan sisa urin kurang dari 50 ml, pada menyebabkan tingginya tekanan intravesika.
DRE (Digital Rectal Eamination). Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus
berkontraksi lebih kuat untuk melawan tekanan,
• Derajat 2: Ditemukan tanda dan gejala menyebabkan terjadinya perubahan anatomi
seperti pada derajat 1, prostat lebihmenonjol, buli-buli, yakni: hipertropi otot destrusor,
batas atas masih teraba dan sisa urin lebih trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
dari 50 ml tetapi kurang dari 100 ml. divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada
• Derajat 3: Seperti derajat 2, hanya batas atas buli-buli tersebut dirasakan sebagai keluhan
prostat tidak teraba lagi dan sisaurin lebih pada saluran kemih bagian bawah atau Lower
dari 100 ml. Urinary Tract Symptoms (LUTS).
• Derajat 4: Apabila sudah terjadi retensi total.
FAKTOR RESIKO DAN Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra
yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatan aliran
1. Usia, urine secara bertahap. Meskipun manifestasi dan
2. Riwayat BPH dalam keluarga beratnya penyakit bervariasi, tetapi ada beberapa hal
yang menyebabkan penderita datang berobat, yakni
3. Kurangnya aktivitas fisik,
adanya LUTS (Keluhan saluran kencing bawah).
4. Diet rendah serat,
Gejala pada saluran kemih bagian atas
5. Konsumsi vitamin E,
Keluhan dapat berupa gejala obstruksi antara lain, nyeri
6. Konsumsi daging merah, pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis) dan
7. Obesitas, demam (infeksi, urosepsis).

8. Sindrom metabolik, Gejala diluar saluran kemih

9. Inflamasi kronik pada prostat, Tidak jarang pasien berobat ke dokter karena mengeluh
adanya hernia inguinalis atau hemoroid, yang timbul
10. Penyakit jantung karena sering mengejan pada saat berkemih sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan awal terhadap pasien BPH adalah melakukan anamnesis atau wawancara yang
cermat guna mendapatkan data tentang riwayat penyakit yang dideritanya. anamnesis itu
meliputi:
• Keluhan yang dirasakan dan seberapa lama keluhan itu telah mengganggu.
• Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran urogenitalia (pernah mengalami cedera,
infeksi, atau pembedahan).
• Riwayat kesehatan secara umum dan keadaan fungsi seksual.
• Obat-obatan yang saat ini dikonsumsi yang dapat menimbulkan keluhan miksi.
• Tingkat kebugaran pasien yang mungkin diperlukan untuk tindakan pembedahan.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal
Eamination (DRE)
• Pada perabaan prostat, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah:
• Tonus sfingter ani dan refleks bulbo kavernosus
untuk menyingkirkan adanya kelainan buli-buli
neurogenik.
• Mukosa rectum.
• DRE pada BPH menunjukkan konsistensi
prostat kenyal seperti meraba ujung hidung,
lobus kanan dan kiri simetris dan tidak
didapatkan nodul Sulkus medianus prostat.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang 4. Prostat spesifik antigen
1. Sedimen urin Tes Prostate Specific Antigen (PSA) menghitung PSA di
dalam darah pasien. Direkomendasikan untuk laki-laki
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau
diantara 40 sampai 50 tahun, tes ini digunakan untuk
inflamasi pada saluran kemih.
mendiagnosa BPH dan karsinoma prostat. Semakin
2. Urinalisis tinggi kadar PSA makin cepat laju pertumbuhan
prostat.
Pemeriksaan urinalisis dapat mengungkapkan
adanya leukosituria dan hematuria. Serta dapat untuk 5. Uroflometri
mendeteksi BPH yang sudah menimbulkan
Uroflometri adalah pencatatan tentang pancaran
komplikasi atau penyakit lain yang menimbulkan keluhan
urin selama proses miksi secara elektronik.
miksi.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi gejala
3. Faal ginjal obstruksi saluran kemih bagian bawah yang
tidak invasif.
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang
mengenai saluran kemih bagian atas. 6. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi merupakan suatu cara
yang dilakukan untuk melihat perubahan metabolisme
dari perubahan jaringan yang terjadi.
Pemeriksaan ini sangat penting karena
pertimbangan dalam penegakan
diagnosis adalah melalui hasil pengamatan
terhadap jaringan yang diduga terganggu
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Pencitraan (Imaging) Dalam pemeriksaan ini, disisipkan
1. Foto polos abdomen sebuah tabung kecil melalui pembukaan
uretra di dalam penis. Tabung berisi lensa
Dari sini dapat diperoleh keterangan dan sistem cahaya yang membantu dokter
mengenai penyakit ikutan misalnya batu melihat bagian dalam uretra dan kandung
saluran kemih dan hidronefrosis serta kemih. Tes ini memungkinkan dokter
menghetahui adanya metastasis ke tulang dari untuk menentukan ukuran kelenjar dan
karsinoma prostat mengidentifikasi lokasi dan derajat obstruksi.
2. Sitoskopi 3. Ultrasonografi / Transrektal
Ultrasonografi (TRUS)
Dapat dilakukan secara
transabdominal atau transrektal
ultrasonografi (TRUS). Selain untuk
mengetahui ukuran dari pembesaran
prostat, pemeriksaan ini dapat pula
menentukan volume kandung kemih dan
mengukur sisa urin (Andriole,
2011).
TATALAKSAN
1. Watchful waiting A A. Transuretral Resection of the Prostate
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk (TURP)
pasien BPH dengan skor IPSS <8 dan ≥8, Merupakan tindakan operasi yang
tetapi gejala LUTS tidak mengganggu aktivitas paling banyak dilakukan, reseksi
sehari-hari kelenjar prostat dilakukan dengan
2. Medikamentosa transuretra menggunakan cairan irigasi
agar daerah yang akan dioperasi tidak
Untuk mengurangi resistensi otot polos tertutup darah. Indikasi TURP ialah
prostat sebagai komponen dinamik penyebab gejala-gejala sedang sampai berat,
obstruksi intravesika dengan obat-obatan volume prostat kurang dari 90 gr.
penghambat adrenergik-α (adrenergic α-blocker)
dan mengurangi volume prostat B. Prostatektomi terbuka

3. Tindakan operatif Prostatektomi terbuka dilakukan pada


keadaan prostat yang sangat besar
Indikasi pembedahan ditujukan pada (>100 gram). Tindakan ini dapat
pasien BPH dengan skor IPSS 20-35 dan dilakukan melalui pendekatan
tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi suprapubik transvesikal atau retropubik
medikamentosa infravesikal
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
1. Retensio urine akut, terjadi apabila Prognosis pada benign prostatic
buli-buli menjadi dekompensasi hyperplasia umumnya baik. Pasien-
2. Infeksi saluran kemih pasien dengan lower urinary tract
symptoms (LUTS) berkepanjangan dapat
3. Involusi kontraksi kandung kemih berisiko mengalami glaukoma (10%)
4. Refluk kandung kemih serta disfungsi ereksi dan ejakulasi.
Pilihan terapi yang tepat sesuai kondisi
5. Hidroureter dan hidronefrosis
klinis pasien sangat penting dalam
6. Gagal ginjal bisa dipercepat jika menentukan progresifitas benign
terjadi infeksi prostatic hyperplasia. Sebanyak 10%
7. Hematuri pasien dengan benign prostatic
hyperplasia juga dapat mengalami
kekambuhan meskipun telah dilakukan
reseksi prostat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai