Anda di halaman 1dari 18

HIPERTENSI PADA

KEHAMILAN
Dr. Cut Elvina Zuhra, Sp.OG (K)

1 07/11/2016
PREEKLAMSIA
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi yang timbul setelah
20 minggu kehamilan dan disertai dengan proteinuria.

Klasifikasi
preeklampsia ringan :
 Hipertensi dengan sistolik/diastolik > 140/90 mmHg, sedikitnya enam jam
pada dua kali pemeriksaan tanpa kerusakan organ.
Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.
Edema generalisata yaitu pada lengan, muka, dan perut

2 07/11/2016
preeklampsia berat :
 TD sistolik/diastolik > 160/110 mmHg sedikitnya 6 jam pada 2X
pemeriksaan. tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan
menjalani tirah baring.
 Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3 + dipstik pada sampel urin sewaktu
yang dikumpulkan paling sedikit 4 jam sekali.
 Oliguria < 400 ml / 24 jam.
 Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl
 Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat dehidrogenase.
 Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm3)
 Oligohidroamnion, pertumbuhan janin terhambat, dan abrupsio plasenta.
 Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim ALT dan AST
Keluhan subjektif :
a) Nyeri epigastrium
b) Gangguan penglihatan
c) Nyeri kepala
3 d) Edema paru dan sianosis 07/11/2016
e) Gangguan kesadaran
faktor risiko
1. Usia <20 tahun atau >35 tahun
2. Nulliparitas
3. Kehamilan multipel
4. Mola hydatidiform
5. Diabetes Mellitus
6. Hipertensi kronis
7. Penyakit ginjal
8. Riwayat keluarga dengan preeklamsi

- Dampak preeklampsia pada janin: Intrauterine growth


restriction (IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat,
oligohidramnion, prematur, bayi lahir rendah, dan solusio
plasenta 07/11/2016
4
Penatalaksanaan
Preeklampsia ringan
1. rawat jalan
 Istirahat dengan berbaring aliran darah ke plasenta,ginjal
me↑, tekanan vena pada ekstremitas bawah me↓ dan reabsorpsi
cairan bertambah,istirahat juga mengurangi kebutuhan volume
darah yang beredar dan menurunkan tekanan darah
 Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
 Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam
3 x2 mg PO 7 hari.
 Roborantia
 Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
 Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit,
urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal
5 07/11/2016
2. Rawat inap
Kriteria preeklamsia ringan yg dirawat di RS ;
Bila tidak ada perbaikan TD,kadar proteinuria selama 2
minggu
Adanya 1/lebih tanda2 preeklamsia berat

6 07/11/2016
Preeklampsia berat
1. Perawatan aktif: kehamilan segera diterminasi ditambah pengobatan
medisinal
Indikasi :
a) Ibu
 Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
 Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah /setelah 24 jam perawatan medisinal, (tidak ada perbaikan)

b) Janin
1. Hasil fetal assesment jelek (Nonstress test dan USG)
2. Adanya tanda IUGR (Intrauterine Growth Restriction)

c) Laboratorium
 Adanya “HELLP syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi

7 hepar, trombositopenia) 07/11/2016


2.Perawatan konservatif: kehamilan tetap dipertahankan
ditambah pengobatan medisinal
 Indikasi : bila kehamilan preterm <37 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impending eklamsia dengan
keadaan janin baik.
 Pengobatan medisial : sama dengan perawatan medisial
pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 IM
4 gr bokong kiri,4 gr bokong kanan

8 07/11/2016
Eklamsia
Eklampsia adalah gejala preeklampsia berat yang disertai
dengan kejang tonik klonik generalisata atau menyeluruh
bahkan koma

9 07/11/2016
Penatalaksanaan
Pengobatan medisinal sama seperti preeklamsia berat
kecuali bila timbul kejang-kejang lagi diberikan MgSO4
2gr IV selama 2 menit minimal 20 menit setelah
pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gr hanya diberikan 1
kali saja
 Perawatan bersama :
1) Konsul bagian saraf, penyakit dalam/ jantung, mata,
anestesi dan anak.
2) Perawatan pada serangan kejang : dikamar isolasi yang
cukup terang/ICU.
Pengobatan obstetrik.
Terminasi kehamilan
10 07/11/2016
Eklampsia
PE disertai kejang dan atau koma
Kejang terjadi sebelum, selama dan postpartum
Kejang bisa juga terjadi 48 jam/10 hr post partum
Setiap kejang pada wanita hamil, fikirkan
eklamsia, kecuali ada penyebab kejang lain
Kejang dapat timbul berulang-ulang
DD : epilepsi
Gangguan otak : meningitis, ensefalitis

11 07/11/2016
Hipertensi kronik
hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang
diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam
posisi duduk) yang telah didiagnosis sebelum
kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum
mencapai usia kehamilan 20 minggu.

12 07/11/2016
PE superimposed pada hipertensi kronis
PE superimposed : timbulnya proteinuria pada
wanita dengan riwayat hipertensi kronis
sebelumnya
Hipertensi khronis:
- timbul sebelum hamil
- timbul sebelum hamil 20 minggu
- menetap sampai 12 mgg post partum

13 07/11/2016
Faktor predisposisi
Genetik
Umur < 20 th, >35 th
Riwayat/hipertensi khronis
Riwayat penyakit ginjal
Gemelli
Obesitas

14 07/11/2016
PER dan PEB
 Disebut preekalmpsia berat
Disebut Preeklamsia Ringan apabila
apabila terdapat satu atau lebih
tanda berikut : - TD diastolik 90-110mmHg
- TD ≥160/110mmHg pada 2 - Proteinuria sampai ++
pemeriksaan yang berjarak 4-6 jam, - Tidak ada tanda-tanda lain dari PEB
dengan pasien dalam keadaan
istirahat.
- Proteinuria ≥5g/24 jam, atau
dipstik +3
- Oliguria
- udema paru
- cerebral or visual disturbance
PER dapat dengan cepat
- Pulmonary edema
meningkat menjadi PEB,
- nyeri perut kanan atas dengan risiko kejang
- gangguan fungsi hepar
- Trombositopenia
- IUGR
15 07/11/2016
Obat-obatan
 Prinsip Tx PEB:
1) mencegah kejang
2) kontrol TD
3) terminasi kehamilan
 Obat-obatan:
-MgSO4 mencegah/menghilangkan kejang
-Antihipertensi: jika khawatir perdarahan otak
-Diuretika: jika ada edema paru
 Pencegahan:
- diit rendah garam tidak terbukti mencegah preeklamsi
- aspirin, antioksidan, calcium, minyak ikan
- NAC

16 07/11/2016
Perawatan pasien hipertensi kronik pada kehamilan
 Pasang infus dengan jarum besar, ukur keseimbangan
cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
 Pasang kateter urin untuk memantau urin output dan
proteinuria
 Observasi tanda-tanda vital, refleks dan Djj setiap jam
 Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru
 Oksigenasi
 Jika tekanan diastolik lbh dari 110mmHg berikan
antihipertensi
 Jangan tinggalkan pasien sendirian…!

17 07/11/2016
Komplikasi
Gagal ginjal,
 gagal jantung,
edema paru-paru,
kelainan pembekuan darah,
perdarahan otak,
kematian janin.

18 07/11/2016

Anda mungkin juga menyukai