Anda di halaman 1dari 14

Nama : Nauva Ulvah Khoeriah (218025)

Kelas : 2A – S1 Keperawatan
Reporting Tutorial Maternitas
Pengertian Kehamilan
Menurut (Saifuddin, 2009) dalam (Walyani, 2015) menjelaskan bahwa kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung 15 minggu (minggu ke-13
hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40).
Tanda dan Gejala Kehamilan
Walaupun saat ini memungkinkan untuk mendiagnosis kehamilan sebelum muncul
tanda-tanda fisik kehamilan, beberapa tanda dan gejala kehamilan dapat diobservasi atau
diketahui dalam beberapa minggu setelah konsepsi. Tanda-tanda kehamilan secara tradisional
dibagi kedalam 3 kelompok : tanda perkiraan, tanda kemungkinan, dan tanda positif.
Tanda Perkiraan
Tanda perkiraan (presumptive signs) kehamilan meliputi tanda dan gejala yang
memperkirakan, tetapi tidak membuktikan bahwa wanita tersebut hamil. Tanda perkiraan
tidak cukup mendiagnosis kehamilan, tetapi tanda ini seringkali merupakan petunjuk awal
terjadinya kehamilan. Tanda perkiraan terdiri atas :
 Berhentinya siklus menstruasi secara mendadak pada wanita yang sebelumnya
memiliki siklus menstruasi yang dapat diprediksikan. Seorang waita terkadang dapat
kehilangan siklus menstruasi karena beberapa alasan, seperti ketidakseimbangan
hormonal, penyakit kronik dan sistemik, stress psikologis dan emosional, rasio lemak
tubuh yang rendah dan sebagai efek samping dari beberapa pengobatan. Jika dua kali
siklus menstruasi tidak datang secara berturut-turut, pertimbangkan adanya
kehamilan; amenora atau berhentinya siklus menstruasi dalam periode panjang.
 Perdarahan terus-menerus selama kehamilan adalah kondisi abnormal, biasanya
disebabkan oleh komplikasi kehamilan atau gangguan pada sistem reproduksi yang
tidak terdiagnosis
 Mual dan muntah. Sekitar 50% wanita akan mengalami distress gastrointestinal
dengan derajat berbeda-beda pada awal kehamilan. Morning Sickness merujuk pada
mual yang khasnya terjadi di pagi hari dan mereda setelah beberapa jam. Keadaan ini
juga dapat terjadi secara episodik selama siang hari atau sebagai respons dari rasa
lapar. Tanda ini paling umum terjadi pada usia kehamilan 6 minggu sampai 16
minggu.
 Sering berkemih. Awal perubahan hormonal akibat kehamilan dapat menyebabkan
iritabilitas kandung kemih dan meningkatkan sensitivitas bagian bawah kandung
kemih dan daerah trigonum. Pada saat uterus membesar, uterus mendorong kandung
kemih, membuat ibu merasa bahwa kandung kemihnya penuh. Saat usia kehamilan
bertambah, uterus semakin membesar dan keluar dari rongga panggul, dan sensasi
penuh pada kandung kemih akan berkurang. Pengaruh hormonal juga akan menurun
seiring dengan waktu.
 Nyeri tekan payudara. Banyak wanita dapat memperkirakan menstruasi dengan
derajat nyeri tekan payudara yang mereka alami. Perubahan payudara dawal
kehamilan dapat terasa seperti perubahan yang berlebihan dan dapat disertai dengan
perasaan kesemutan.
 Persepsi gerakan janin atau ‘quickening’. Quickening adalah istilah lama yang
berasal dari suatu pemikirna bahwa nyawa ditiupkan ke janin saat berusia sekitar 20
minggu. Quickening merujuk pada persepsi pertama gerakan janin yang dirasakan
ibu. Dapat dikatakan bahwa pada saat itu, janin ‘menjadi hidup’ dan seringkali
merupakan bukti pertama yang memastikan kehamilan.
 Perubahan vagina. Setelah sekitar 8 sampai 10 minggu usia kehamilan, perubahan
warna membran mukosa vagina dapat diobservasi. Peningkatan kadar hormon
mempertebal mukosa vagina, dan meningkatkan vaskularisasinya, terutama didaerah
serviks sehingga membuat jaringan berubah warna menjadi ungu-kebiruan. Penemuan
ini diistilahkan dengan tanda chadwick, yang paling jelas terlihat pada primigravida
(wanita yang baru pertama kali hamil) dan dengan mudah dibedakan dengan warna
pink normal di vagina dan serviks. Bagaimana pun tanda ini hanya merupakan suatu
tanda perkiraan kehamilan, karena kondisi lain yang menimbulkan kongesti panggul
juga dapat menyebabkan perubahan warna.
 Sekresi vagina juga meningkat sebagai respons terhadap kehamilan. Organ lain di
panggul menunjukkan perubahan akibat kehamilan dan strukturnya juga mengalami
perubahan sebagai persiapan persalinan dan kelahiran.
 Keletihan (fatigue). Keletihan ekstrem atau kehilangan energi merupakan sebuah
gejala umum diawal kehamilan walaupun penyebabnya belum secara jelas diketahui.
Tanda Kemungkinan
Tanda kemungkinan (problem sign) kehamilan merupakan penemuan objektif yang
pada umumnya dideteksi saat usia gestasi 12 minggu sampai 16 minggu. Penemuan ini, jika
dikombinasi dengan gejala perkiraan, memperkuat dugaan kehamilan.
 Perubahan abdomen. Peningkatan ukuran uterus menyebabkan pertambahan lingkar
abdomen secara bertahap. Pada usia 12 minggu, tinggi fundus uterus pada ibu hamil
dapat dipalpasi tepat diatas daerah simfisis pubis. Pada usia 15 minggu, tinggi fundus
uterus dapat di palpasi di pertengahan simfisis dan umbilikus, dan pada usia gestasi 20
minggu, tinggi fundus uterus dapat di palpasi di daerah setinggi umbilikus. Ketika
kehmilan mencapai aterm, fundus uterus dapat ditemukan setinggi prosesus
xiphoideus. Pembesaran abdomen dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti
tumor, edema, dan akumulasi lemak tubuh. Kondisi tersebut pada umumnya tidak
menyebabkan perubahan ukuran uterus secara progresif dan dapat diprediksikan.
 Perubahan uterus. Dalam 12 minggu pertama kehamilan, uterus menjadi lebih bulat,
membesar, lunak, dan berbentuk seperti rongga. Tanda hegar menggambarkan
perlunakan ekstrem segmen bawah uteri sampai ke daerah yang dapat dikompresi
hampir setipis kertas.
 Sketsa janin. Pada usia gestasi sekitar 24 minggu, sketsa janin trdeteksi oleh
pemeriksa berpengalaman sebagai bukti keberadaan janin. Bagian punggung,
ekstremitas, dan bagian kepala janin menjadi lebih jelas seiring dengan pertambahan
usia kehamilan. Tumor uterus atau tumor panggul lain biasanya tidak memiliki sketsa
yang berbeda seperti sketsa pada janin, tetapi perlu dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis kehamilan.
 Ballotement. Dari usia gestasi 16 sampai 24 minggu kehamilan, ukuran janin lebih
kecil dibandingkan jumlah cairan amnion. Selama pemeriksaan vagina, tepukan
mendadak bagian presentasi janin membuat janin bergerak naik di dalam cairan
amnion, lalu melambung balik ke posisi awal, dan menepuk tangan pemeriksa
(ballotement). Jika pemeriksaan ini dilakukan oleh pemeriksa berpengalaman,
ballotement (dari kata perancis, balloter, melambung, seperti sebuah bola) adalah
tanda kemungkinan kehamilan yang pling pasti.
 Perubahan serviks. Pada sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai melunak dan lubang
eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat perlunakan, seperti lobus
telingan atau bibir (dikenal dengan istilah tanda goodell). Sebagai perbandingan,
konsistensi serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama dengan ujung hidung.
 Kontraksi Braxton Hicks. Mulai dari beberapa minggu awal kehamilan, uterus
berkontraksi setiap 5 sampai 10 menit. Kontraksi ini, yang dikenal dengan brakton
hicks, nama seorang ahli obstetri terkenal dari inggris pada sekitar tahun 1800, tidak
selalu dirasakan oleh wanita, kontraksi tersebut biasanya tidak menimbulkan nyeri
dan dapat di palpasi di beberapa akhir bulan kehamilan. Dengan gerakan kontraksi
yang dilanjutkan dengan relaksasi, otot uterus memanjang sehingga memperbesar
uterus untuk mengakomodasi janin yang sedang tumbuh.
Tanda Positif
Sementara sebagian besar kehamila didiagnosis berdasarkan pemeriksaan hCG atau
berdasarkan keberadaan satu atau lebih tanda kehamilan yang telah dijelaskan sebelumnya,
maish terdapat tiga tanda positif kehamilan. Tanda-tanda berikut merupakan satu-satunya
cara mendeteksi keberaaan janin :
 Deteksi suara denyut jantung janin
 Gerakan janin yang dirasakan oleh pemeriksa
 Visualisasi janin
Perubahan Fisiologis Kehamilan
Semenjak awal konsepsi, banyak perubahan yang mulai terjadi pada tubuh wanita
hamil. Sistem reproduksi mengalami perubahan paling ekstrem untuk mengakomodasi
pertumbuhan janin, semua sistem tubuh lain juga harus beradaptasi. Sebagian besar
perubahan tersebut kembali ke keadaan semula selama periode pascapartum.
Perubahan Fisik Tubuh Seiring dengan Pertumbuhan Uterus
Antara minggu ke-12 sampai 14 kahamilan, pertumbuhan uterus keluar dari rongga
panggul dan dapat dipalpasi di atas simfisis pubia. Uterus tumbuh secara progresif hingga
mencapai daerah umbilikus pada usia kehamilan sekitar 20 minggu dan hampir mengenai
prosesus xiphoideus saat kehamilan aterm.
Pengaruh pada Postur Tubuh
Karena berat uterus pada kehamilan aterm dan isinya dapat mencapai 6 kg. wanita
hamil sering kali menyandarkan punggungnya untuk mempertahankan keseimbangan tubuh
(equilibrium). Kemiringan batang tubuh ke belakang ini merupakan karakteristik kehamilan
dan menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen punggung dan paha. Kondisi ini
menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang cukup banyak dan sering dirasakan di akhir
kehamilan.
Peningkatan kadar progesteron juga turut menimbulkan relaksasi ligamen yang
menopang sendi. Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, relaksasi sendi sakroiliaka dan
simfisis pubis turut menciptakan instabilitas pelvis dalam kadar tertentu, menghasilkan
ketegangan tambahan pada otot punggung dan paha. Perubahan ini menyebabkan gaya
berjalan seperti bebek/ waddling gain dengan postur tubuh seperti lordosis yang sering
terlihat pada kehamilan akhir dan awal periode pascapartum.
Perubahan Metabolisme
Perubahan metabolic tubuh wanita hamil terjadi akibat peningkatan tuntutan pada
janin yang sedang tumbuh. Penambahan berat badan, yang dikaitkan dengan keberadaan
janin, plasenta, membran janin, dan cairan amnion, secara minimal dipengaruhi oleh
perubahan metabolisme.
Kehamilan menghasilkan pengaruh bermakna pada metabolisme karbohidrat. Pada
umumnya, kadar gula darah puasa lebih rendah, dan terjadi peningkatan kebutuhan insulin
pada banyak wanita hami. Mekanisme ini sebenarnya dapat menginduksi diabetes mellitus
gestasional yang dapat menghasilkan bayi besar (makrosomia) dan komplikasi lain.
Produk konsepsi mengandung lebih banyak protein dibandingkan lemak atau
karbohidrat, dan kadar protein plasma berubah. Selama kehamilan konsentrasi albumin
menurun dan kadar fibrinogen meningkat, sementara kadar immunoglobulin entah bagaimana
mengalami penurunan. Pada pertengahan kedua kahamilan, terdapat pemingkatan plasma
lipid, termasuk lipida total, kolestrol, fosfolipid, asam lemak bebas, dan lipoprotein.
Perubahan Payudara
Dalam bulan kedua kehamilan, kedua payudara membesar, lebih padat, dan lebih
keras dan klien dapat merasakan adanya ketegangan, kesemutan dan berat. Puting menonjol,
dan areola area berpigmen di sekitar puting, menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5
cm sampai 6 cm. Areola sekunder dapat terbantuk pada wanita yang belum pernah menyusui
bayi. Kelenjar kecil di sekitar areola membesar dan menonjol. Suplai darah ke jaringan
payudara meningkat, dan permukaan pembuluh darah menjadi lebih telihat.
Perubahan ini mempersiapkan jaringan untuk laktasi; kolostrum, prekursor barair
(berwarna kuning) sebelum ASI, dapat keluar. Kolostrum akan diproduksi selama masa
kehamilan dan berperan penting dalam mekanisme pertahanan immunologi bayi. Tersusun
dari protein, lemak, dan mineral. Kolostrum juga mengandung immunoglobulin A (IgA),
yang melindungi sistem gastrointestialnbayi dengan mencegah masuknya bakteri ke
permukaan mukosa.
Perubahan payudara sangat jelas terlihat pada primigravida dan tidak sepenuhnya
kembali ke betuk sebelum hamil dan menyusui bayi, perubahan peyudara tidk terlalu jelas
terlihat.
Perubahan Sistem Reproduksi
Semua organ internal sistem reproduksi mengalami adaptasi yang signifikan selama
kehamilan.
Uterus
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, uterus melunak, menjadi lebih bulat, dan ukuran
serta volumenya meningkat untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan
amnion.
Uterus membentuk serat otot baru selama beberapa bulan pertama kehamilan dan
serat otot yang sudah ada mengalami pembesaran dan pempanjangan secara bermakna.
Hipertropi uterus ini mungkin disebabkan oleh stimulasi estrogen pada serat otot. Jaringan
fibroelastis terbentuk di antara serat otot yang sudah ada dan membentuk jaringan di sekitar
berbagai berkas otot. Jaringan ini memperkuat dinding uterus dan memungkinkan uterus
berkontraksi selama persalinan.
Serat otot disusun dalam tiga lapisan:
 Lapisan eksternal (paling luar) menyerupai kerudung, melengkung di atas fundus.
 Lapisan tengah jaringan yang saling bertautan yang menyangga pembuluh darah.
 Lapisan internal serat sirkular di sekitar ostium dan lubang internal.
Serviks mulai melunak pada sekitar minggu ke-8 gestasi karena peningkatan
vaskularisasi, edema, dan hyperplasia kelenjar serviks. Kelenjar mukosa serviks
berproliferasi dan terdistensi dengan lendir. Daerah tersebut membentuk struktur yang
menyerupai sarang lebah, mengisi sekitar setengah dari seluruh struktur seviks. Kondisi ini
membentuk sumbat mukosa yang menutupi uterus sehingga mencegah kontaminasi dari
bakteri vagina. Di akhir kehamilan, plak mukosa ini dilepaskan, disertai dengan keluarnya
sedikit darah, yang dikenal dengan bloody show. Peristiwa ini sering kali mendahului proses
persalinan, tetapi tidak memprediksi akan datangnya kelahiran.
Perubahan Sistem Sirkulasi Darah
Kisaran minimal nilai hematologik untuk wanita yang tidak hamil adalah 12 gram
haemoglobin, 3,75 juta eritrosit, dan 35% hematokrit. Jika terdapat cadangan zat besi yang
memadai di dalam tubuh atau jika zat besi cukup disuplai dari diet, nilai hematologik tersebut
akan relatif stabil selama kehamilan.
Volume darah bertambah sekitar 50% selama kahamilan, dan sumsum tulang
belakang meningkatkan produksi sel darah merah. Dengan demikian, konsentrasi sel darah
merah yang aktual kurang lebih sama dengan konsentrasi dalam kondisi tidak hamil. Meski
demikian, komponen plasma darah meningkat lebih cepat dibandingkan massa sel darah
merah, menghasilkan penurunan kadar hematokrit yang dimulai di awal kehamilan.
Kebutuhan Zat Besi
Banyak wanita mengalami keadaan anemia difisiensi zat besi ambang akibat
menstruasi Asupan diet yang buruk dapat memperburuk keadaan ini. Ketika wanita hamil,
kondisi anemia dapat lebih buruk akibat peningkatan volume darah dan produksi sel darah
merah. Perubahan ini meningkatkan kebutuhan akan simpanan zat besi tubuh. Anemia
difisiensi zat besi sering terjadi pada wanita sebelum hamil, terutama jik asupan diet zat besi
tidak memadai. Keadaan ini pada umumnya terjadi pad klien yang mempunyai pola makan
buruk atau mereka yang secara finansial tidak mampu menyediakan sumber diet yang
adekuat. Peningkatan kebutuhan zat besi harus dipertimbangkan selama asuhan prenatal, dan
suplemen zat besi perlu diberikan sesuai indikasi.
Jantung
Peningkatan volume darah memiliki pengaruh yang berhubungan dengan kerja
jantung. Jantug memiliki sekitar 50% darah tambahan yang dipompakan melalui aorta per
menit. Penambahan curah jantung ini mencapai puncaknya pada akhir trimester kedua dan
menurun kembali ke curah jantung sebelum hamil pada beberapa minggu terakhir kehamilan.
Segera setelah melahirkan, kembali terjadi peningkatan yang tajam. Pada wanita yang
memiliki jantung normal, peningkatan ini tidak mengkhawatiran. Namun, pada wanita yang
memiliki penyakit jantung ini dapat menambah keseriusan komplikasi.
Palpitasi jantung tidak jarang terjadi. Pada beberapa bulan awal kehamilan, palpitasi
umumnya terjadi karena gangguan saraf simpatik, pada akhir kehamilan, palpitasi jantung
dihubungkan dengan tekanan intraabdomen akibat pembesaran uterus.
Tekanan Darah
Tekanan darah arteri wanita hamil dipngaruhi oleh posisi tubuhnya. Tekanan arteri
braktalis paling tinggi terjadi saak klien duduk dan paling rendah saat ia berada dalam posisi
lateral recumbent (berbaring miring). Umumnya, tekanan darah arteri menurun selama
trimester keduadan awal trimester ketiga kehamilan dan setelah itu meningkat secara
perlahan.
Tekanan darah sistolik sedikit menurun selama kehamilan, semantara tekanan
diastolik menurun secara lebih bermakna. Perubahan ini terjadi akibat peningkatan curah
jantung dan penurunan tahanaan perifer yang merupakan ciri khas kehamilan. Mendekati
akhir kehamilan, tonus vasokonstriktor pada umumnya meningkat, menghasilkan
peningkatan normal tekanan darah menuju ke nilai sebelum hamil. Keadaan harus
dipertimbangkan saat merawat wanita hamil yang mengalami preeklamsia yang sudah
mengalami peningkatan tekanan darah.
Perubahan Sistem Respirasi
Perubahan utama sistem respirasi dalam kehamilan disebabkan oleh pengaruh
mekanisme pembesaran uterus, peningkatan total konsumsi oksigen tubuh dan efek stimulan
pernapasan dari progesterone. Meningkatnya usia kehamilan menyebabkan uterus yang
membesar menekan dan mendorong organ paru ke atas dan meningkatkan posisi diaftagma.
Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan intratoraks dan penurunan volume redisu paru
sehingga menghasilkan penurunan kapasitas residual fungsional paru(functional residual
capacity, FRC). Penurunan volume cadangan ekspirasi dan volume residu paru menghasilkan
pengurangan FRC. Pergerakan diafragma dan otot toraks tidak terganggu oleh uterus yang
membesar, dengan demikian kapasitas peningkatan vital paru tidak berubah.
Ventilasi dan Konsumsi Oksigen
Selama kehamilan, total konsumsi oksigen tubuh meningkat sekitar 15% sampai 20%,
terutama karena peningkatan uterus beserta isinya. Dibutuhkan lebih banyak oksigen untuk
peningkatan kerja ginjal dan jantung, dengan sedikit peningkatan dibutuhkan untuk
kebutuhan kerja otot pernapasan dan payudara. Selama kehamilan, peningkatan curah jantung
dan ventilasi alveolar lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan konsumsi oksigen. Oleh karena itu walaupun terjadi peningkatakan
total konsumsi oksigen, oksigen arteriovena berbeda dan tekanan PCO 2 menurun,
mengindikasikan terjadinya hiperventilasi. Progesteron meningkatkan ventiasi, membuat
pusat pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap CO2.
Hiperventilasi yang terjadi pada masa hamil menyebabkan tekanan pada PCO2
menurun sampai pada level 27 sampai 32 mmHG, menhasilkan alkalosis respirasi. Terdapat
peningkatan yang sesuai dalam PO2 arterial sampai sekitar 106sampai 108 mmHg di trimester
pertama kehamilan, dengan kecenderungan mengalami sedikit penurunan seiring dengan
pertambahan usia kehamilan. Untuk mengonpensasi alkalosis, terjadi peningkatan ekskresi
bikarbonat ginjal. Menghasilkan nilai Ph antara 7,40 dan 7,45.
Dispnea dalam Kehamilan
Dispnea umum terjadi pada khamilan. Sementara frekuensi pernafasan tidak berudah
selama kehamilan terdapat peningkatan ventilasi per menit(minute ventilation),
merefleksikan sekitar 40% peningkatan volume tidal paru pada saat aterm. Peningkatan
ukuran uterus dan pergeseran organ-organ abdomen juga dapat memengaruhi respirasi,
sementara resistensi jalan napas pada umumnya tidak berubah. Hal ini mungkin juga
berhubungan dengan besarnya perbadaan kadar PCO2 saat tidak hamil dan hamil pada wanita
yang rentan. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam pemeriksaan fungsi paru antara
wanita hamil yang mengalami dispnea dan mereka yang tidak mengalami gejala dispnea.
Perubahan Sistem Gastraintestinal
Selain morning sickness, beberapa perubahan gejala sistem gastraintestinal terjadi
selama kehamilan.
Mulut dan Gusi
Pembengkakan vaskular pada gusi disebut epulis kehamilan. Kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak dengan peningkatan kecenderungan berdarah setelah menyikat gigi.
Perubahan ini tidak menyebabkan peningkatan insiden kerusakan gigi dan biasanya dapat
kembali kekeadaan semula secara spontan setelah melahirkan. Suplemen vitamin c pada diet
ibu hamil dapat menurunkan insiden gusi berdarah konsultasi dengan dokter gigi harus
dilakukan jika pendarahan gusi menjadi masalah menetap setelah melahirkan.
Lambung dan usus
Lambung dan usus tergeser ke atas seiring dengan pertambahan ukuran uterus.
Perubahan posisi ini dapat mengubah hasil pemeriksaan fisik pada penyakit tertentu, seperti
apendiksitis. Apendiks entah bagaimana umumnya tergeser kearah lateral dan ke atas dan
kadang kala tingginya dapat setinggi panggul kanan. Kondisi ini dapat meningkatkan refluks
lambung dan menghasilkan sensasi nyeri ulu hati (heartburn).
Motilitas dan tonus otot. Motilitas saluran gastrointestinal menurun, menghasilkan
lamanya waktu pengosongan lambung dan lamanya waktu transit usus. Relaksasi keseluruhan
sistem otot halus pada saluran gastrointestinal terjadi di bawah pengaruh progesteron.
Konstipasi dan nyeri ulu hati sering kali terjadi.
Tonus otot disekitar lambung dan esofagus berubah, menghasilkan penurunan tekanan
intraesofagus, peningkatan tekanan intragastrik, dan pertambahan peristaltis esofagus. Semua
perubahan ini menyebabkan refluks esofagus.
Pencernaan
Nafsu makan dapat menurun diawal kehamilan akibat adanya rasa mual. Ketika
sistem pencernaan telah beradaptasi dengan kondisi barunya, nafsu makan meningkat. Karena
pergeseran organ dan penurunan tonus otot waktu pengosongan lambung menurun, dan rasa
kenyang meningkat. Wanita mungkin membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit tapi
sering, dibandingkan makan besar tiga kali sehari. Penyuluhan tentang diet harus berfokus
pada kualitas makanan dibandingkan kuantitas guna menyediakan nutrisi yang optimal.
Adapun diet serat dan cairan yang adekuat dapat membantu mengurnagi konstipasi.
Hati dan Kandung Empedu
Tidak terjadi perubahan karakteristik dalam morfologi hati selama kehamilan normal,
tetapi beberapa pemeriksaan laboratorium untuk fungsi hati mengalami perubahan :
 Aktivitas total fosfatase basa dalam serum menjadi dua kali lipat, mencapai level yang
dianggap tidak normalpada keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
isoenxzim fosfatase yang dihasilkan plasenta
 Aktivitas serum kolinesterase secara normal menurun selama kehamilan
 Aktivitas aminopeptidase serum meningkat secara signifikan
 Fungsi kandung empedu dipengaruhi oleh; penurunan tonus dan distensi,
menyebabkan pemanjangan waktu pengosongan dan tidak sempurnanya evakuasi
hasil metabolisme. Hal ini dapat meningkatkan predisposisi terjadinya batu empedu
selama kehamilan
Perubahan Sistem Perkemihan
Bersamaan dengan meningkatnya frekuensi eliminasi urine, sistem ginjal juga
mengalami beberapa perubahan fisiologis :
 Jumlah urine selama kehamilan pada umumnya meningkat dan memiliki berat jenis
yang lebih rendah
 Terdapat penurunan ambang batas ginjal untuk molekul glukosa dan pemeriksaan
gula dalam urine mungkin akan positif, bahkan tanpa ada gejala lain diabetes.
Sementara “spilling sugar” atau laktosuria umum terjadi, keadaan ini harus diperiksa
dalam rangkaian asuhan pranatal.
 Pemeriksaan fungsi ginjal dapat mengalami perubahan, meliputi :
- Penurunan kreatinin plasma
- Penurunan konsentrasi urea
- Penurunan konsentrasi urine
 Ureter mengalami dilatasi secara bermakna dalam kehamilan, terutama di ureter
sebelah kanan
 Aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus mulai meningkat pada awal
kehamilan, mencapai puncaknya pada pertengahan kehamilan sekitar 40% diatas level
keadaan tidak hamil. Kondisi ini berlangsung sampai kehamilan mencapai aterm.
Mekanisme pasti dari perubahan kondisi ini belum diketahui, walaupun sebagian
disebabkan oleh peningkatan volume plasma selama kehamilan, perubahan ginjal
mencapai puncaknya secara relatif diawal kehamilan, sebelum terjadi peningkatan
volume plasma darah yang maksimal.
 Konsentrasi plasma renin, substrat renin, angiotensin I dan II meningkat selama
kehamilan. Kadar renin tetap meningkat selama kehamilan, sebagian penngkatan
renin tersebut ada dalam bentuk enzim berbeda yang memiliki bobot molekular tinggi
atau ada dalam bentuk enzim yang tidak aktif. Uterus dan ginjal dapat memproduksi
renin, dan konsentrasi renin yang tinggi ditemukan dalam cairan amnion. Peran renin
dalam cairan amnion masih belum sepenuhnya dipahami.
 Pada umumnya kandung kemih berfungsi secara efisin selama kehamilan.
Peningkatan frekuensi berkemih yang dialami wanita hamil dalam beberapa bulan
pertama kehamilan disebabkan oleh pengaruh hormonal dan tertekannya kandung
kemih oleh uterus yang membesar. Secara mekanis, peningkatan frekuensi berkemih
terjadi kembali saat lightening sebelum terjadinya persalinan. Infeksi saluran kemih,
terutama sistitis sering terjadi selama kehamilan dan dapat disebabkan oleh stasis
urine dan ketidakadekuatan pengosongan kandung kemih.
Perubahan Sistem Endokrin
Plasenta
Fungsi plasenta sebagai kelenjar endokrin utama selama kehamilan, menyekresi 4
hormon vital untuk mempertahankan kehamilan. Villi korionik awal dari ovum yang
terimplantasi menyekresi hCG, yang memperpanjang masa hidup korpus luteum. Hasilnya
adalah kontinuitas produksi estrogen dan progesteron, yang penting untuk mempertahankan
endometrium. Selama kehamilan, hCG terdapat dalam darah ibu dan diekskresikan melalui
urine ibu, memungkinkan diagnosis kehamilan dilakukan dengan pemeriksaan melalui urine.
Sel korionik plasenta menghasilkan hormon spesifik lain, Human Chorionic
Somatommatropin, yang juga dikenal dengan Human Placental Lactogen (hPL). Hormon ini
dapat dideteksi dalam sel plasenta minggu ke tiga setelah ovulasi dan ditemukan dalam serum
ibu pada minggu ke enam. Hormon ini mempengaruhi pertumbuhan sel somatik janin dan
memfasilitasi persiapan payudara untuk laktasi.
Selain itu, plasenta mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari ovarium
dan setelah dua bulan pertama gestasi, menjadi penghasil utama kedua hormon tersebut.
Peningkatan kedua hormon ini dalam tubuh ibu diduga bertanggung jawab etrhadap
banyaknya perubahan penting yang terjadi selama kehamilan, seperti pertumbuhan uterus dan
perkembangan payudara. Dalam payudara, perkembangan sistem duktus ditingkatkan oleh
hormon estrogen, dan perkembangan sistem lobulus alveolar ditingkatkan oleh progesteron.
Hipofisis
Kelenjar hipofisis membesar selama kehamilan, tetapi tidak penting untuk
mempertahankan kehamilan. Lobus anterior pada kelenjar yang kecil ini, berlokasi didasar
otak terus di produksi selama kehamilan. Disi lain, gonadotropin tidak lagi dilepaskan secara
siklik. Estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh plasenta menghambat pelepasan
gonadotropin dari kelenjar hipofisis.
Lobus posterior dari kelenjar hipofisis menyekresi hormon oksitoksis, oksitosin, yang
memiliki efek stimulasi kuat pada otot uterus. Ekstrak kelenjar hipofisis yang mengandung
oksitosin secara luas digunakan dalam bidang obstetri untuk kegunaan sebagai berikut :
 Stimulasi atau meningkatkan kontraksi selama persalinan
 Menstimulasi uterus agar berkontraksi setelah melahirkan sehingga mengurangi
perdarahan pascapartum
 Untuk menstimulasi laktasi
Kelenjar Tiroid
Selama kehamilan, kelenjar tiroid membesar sedikit sampai moderat. Hipertrofi
jaringan tiroid tidak dihubungkan dengan peningkatan aktivitas tiroid, walaupun laju
metabolisme basal meningkat selama kehamilan. Kondisi ini merefleksikan peningkatan
konsumsi oksigen sebagai hasil dari aktivitas metabolisme produk konsepsi.
Parameter lain untuk pengukuran fungsi tiroid menunjukkan perubahan. Kadar iodin
yang berikatan dengan protein serum, butyl extractable iodine da tiroksin (T4) meningkat,
dan peningkatan kadar tersebut dipertahankan sampai sesaat setelah kelahiran. Peningkatan
tersebut tidak disebabkan oleh peningkatan aktivitas tiroid, tetapi karena peningkatan kadar
protein pengikat tiroid yang normalnya terdapat didalam darah. Dengan demikian, walaupun
jumlah hormon tiroid yang bersirkulasi dan oleh karena itu konsentrasi total hormon
meningkat, jumlah aktual hormon yang tidak terikat atau hormon yang tersedia tetap dalam
batas normal.
Nilai laboratorium dari pemeriksaan hormon triiodotironin (T3) selama kehamilan
menurun, yang mengindikasikan peningkatan pengikatan hormon triiodotironin yang
bersirkulasi. Peningkatan serupa dalam kadar protein pengikat tiroid terlihat pada klien non
hamil setelah pemberian estrogen, dan kemungkinan bahwa dalam kehamilan, peningkatan
adalah suatu refleksi tingginya kadar hormon yang bersirkulasi.
Adrenal
Korteks adrenal mengalami hipertrofi selama kehamilan, dan aktivitasnya meningkat.
Sekresi aktual kortisol oleh adrenal tidak berubah, walaupun metabolisme kortisol berubah
sebagai akibat dari pengaruh estrogen. Terdapat peningkatan produksi aldosteron oleh
kelenjar adrenal. Peningkatan akadar aldosteron dimulai pada awal kehamilan dan
berlangsung selama masa kehamilan. Hasil dari peningkatan tersebut menyebabkan
penurunan kemampuan ginjal untuk mengatur kadar garam selama kehamilan, menyebabkan
retensi cairan dan edema yang samar ataupun yang jelas.
Ovarium
Ovarium, kecuali untuk mempertahankan aktivitas korpus luteum selama kehamilan,
relatif tidak aktif. Kadar gonadotropin rendah, karena pelepasannya dihambat oleh estrogen
dan progesteron yang dihasilkan plasenta. Dengan demikian, aktivitas folikel dalam ovarium
ditekan, dan tidak terjadi ovulasi sampai kelahiran.
Perubahan Sistem Integumen
Perubahan hormonal yang hebat selama kehamilan seringkali menyebabkan
perubahan pada kulit dan sistem integumen yang lain.
Striae Gravidarum
“Tanda Peregangan” yang diistilahkan dengan striae gravidarum adalah tanda
memanjang berwarna pink sampai merah, yang seringkali ditemukan pada abdomen dan
payudara wanita hamil. Setiap saat kulit adalah subjek peregangan yang cepat (lonjakan
pertumbuhan, penambahan berat badan secara tiba-tiba, perkembangan tumor yang cepat),
jaringan ikat dibawah kulit dapat meregang, mengalami ruptur, dan atrofi, menimbulkan
jaringan parut yang khas. Striae biasanya memudar ke warna perak kebiruan setelah
melahirkan. Striae tidak dapat dihindari dan cenderung diturunkan dalam suatu keluarga.
Perubahan Pigmen
Banyak wanita akan memiliki sebuah garis kehitaman dri daerah mons pubis sampai
umbilikus selama kehamilan. Daerah peningkatan pigmentasi tersebut diistilahkan dengan
linea nigra dan memudar setelah melahirkan. Kloasma atau ‘topeng kehamilan’ merupakan
peningkatan pigmentasi wajah, terutama tampak jelas pada daerah hidung dan pipi. Kloasma
juga dialami oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi oral atau mereka yang mengalai
beberapa gangguan kolagen vaskular (lupus sistemik). Walaupun cenderung memudar setelah
kehamilan, beberapa wanita tetap memiliki pigmentasi tambahan ini. Wanita yang memiliki
kulit berwarna gelap akan mengalami perubahan kulit yang leih jelas dibandingkan dengan
wanita yang memiliki warna kulit terang.
Spider Hemangioma
Wanita yang memiliki warna kulit terang cenderung mengalami noda kemerahan
seperti api yang bersumber dari pusat tubuh dan berkembang ke kaki. Kondisi ini mungkin
disebabkan oleh peningkatan estrogen yang bersirkulasi. Keadaan ini tidak memiliki makna
klinis dan cenderung memudar setelah kelahiran.
Kelenjar Keringat
Kelenjar sebase/kelenjar keringat, kelenjar minyak dan folikel rambut lebih aktif
selama kehamilan karena peningkatan hormon. Wanita hamil dapat diberi jaminan bahwa
peningkatan perspirasi merupakan keadaan normal dan akan kembali ke keadaan normal
setelah melahirkan.
Respons Imunologi dalam Kehamilan
Selama kehamilan sistem imun wanita akan tetap utuh, dan melindungi wanita serta
janinnya dari infeksi. Tempat utama pertahanan imunologi maternal yang diatur untuk
merespons janin adalah uterus, limfatik regional, dan permukaan plasenta.

Daftar Pustaka
Reeder, Sharon J, dkk. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai