Kelompok 4
Anggota :
-Ahmad Riyan Hidayatulloh
-Aditya Aprizal
-Annida Fajriatul Huda
-Fanny Nadya
-Helmia Amri
-Ligar Widiani Sopia
-Pani Nur Padilah
-Noor Aziziyah
definisi kehamilan dengan penyakit jantung
I II III IV
Di negara maju kejadian penyakit jantung rematik berkurang disertai semakin baiknya
penanganan penyakit jantung bawaan pada masa anak-anak atau remaja, maka jenis
penyakit jantung pada kehamilan terbanyak adalah penyakit jantung bawaan maupun sekuele
yang ditinggalkannya.1,2 Your
Sebaliknya di negara yangYour
Text Here sedang
Text berkembang
Here penyakit jantung
Your Text Here
rematik masih merupakan endemic dan tidak mendapatkan penanganan yang memadai.
Di Indonesia, angkaAdd
kematian
Text Hereibu akibat penyakit jantung dalam kehamilan berkisar
antara 1 –2%. Penyakit jantung rematik merupakan jenis penyakit jantung terbanyak, dan lebih
dari 90% biasanya dengan kelainan katup mitral (stenosis katup mitral), disusul penyakit
jantung kongenital dan penyakit otot jantung.
Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder. Kelainan primer akibat kelainan kongenital, katup,
iskemik dan kardiomiopati. Sedangkan sekunder akibat penyakit lainseperti hipertensi, anemia berat, dan lain-
lain.
Add Text Here Add Text Here Add Text Here
Kehamilan Dan Fisiologi Kardiovasuler
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system kardiovaskuler akan memberikan
gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejalapenyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak
dapat ditoleransipada saat kehamilan.
a. Perubahan Hemodinamik
b. Distribusi aliran darah
c. Perubahan hemodinamik dengan exercise
Kelainan Katup Jantung pada Kehamilan
Kelainan katup jantung adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemukan pada saat kehamilan.
Gangguan ini dapat meningkatkan kejadian gagal jantung, morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin
yang dikandung.
a. Stenosis mitral
Adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolic
akibat penyempitan katup mitral. Karena selama kehamilan terjadi peningkatan volume dan curah jantung
maka dapat terjadi sesak nafas dan menurunnya kemampuan aktivitas fisik. Bila frekuensi detak jantung
meningkat maka pengisian saat diastolic turun maka tekanan atrial yang meningkat dapat menimbulkan
kongesti paru dan edema. Risiko maternal pada ibu dengan mitral stenosis yang lain adalah
tromboemboli.
Evaluasi Pasien dengan Penyakit Jantung
Pada pasien dengan penyakit jantung yang telah
terdiagnosis sebelum kehamilannya, harus dicari data-
data mengenai: usia saat pertama kali diagnosis
01 Anamnesa
ditegakkan, gejala-gejala sebelumnya dan komplikasi
yang ada, prosedur diagnostik sebelumnya termasuk
kateterisasi jantung.
Pada pasien tanpa riwayat penyakit jantung
sebelumnya, harus ditanyakan mengenai riwayat
demam rematik atau penyakit-penyakit lainnya yang
berhubungan dengan penyakit jantung seperti demam
scarlet, sistemik lupus eritematosus, penyakit paru-
paru.
Perlu ditanyakan juga mengenai tanda-tanda dan
gejala penyakit jantung seperti sianosis pada waktu
lahir atau waktu aktivitas, “squatting” pada masa
kanak-kanak
Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi mengenai berat badan
dan tinggi badan, kelainan pada wajah, jari-jari dan tubuh yang
02 Pemeriksaan fisik
menunjukkan kelainan kongenital dan perubahan-perubahan
pada kulit seperti sianosis, pucat, angioma.
Inspeksi pada kepala dan wajah untuk mencari adanya
tanda-tanda kelainan kongenital, pengukuran JVP dan
penilaian denyut karotid dan kelenjar thyroid. Inspeksi dan
palpasi pada dada untuk mencari adanya kelainan bentuk
dinding toraks seperti pectus excavatum, precordial
bulging, denyut apeks kordis, thrill.
Pada auskultasi perlu dinilai bunyi jantung I, II, III, IV,
murmur jantung, opening snap, gallop dsb.
1. Laboratorium rutin, seperti hematologis, kimia darah, gula
darah.
03 Pemeriksaan penunjang
2. EKG, bila perlu dapat dilakukan monitor 24 jam.
3. Phonokardiogram, untuk menilai bunyi jantung dan
murmur.
4. Ekokardiografi.
5. Lain-lain, seperti kultur tenggorok (throat culture), C-
reactive protein, ASTO, kultur darah.
b Pengawasan nifas