Nim :218030
Kelas :S1-2A
STEP 1
1. Dampak bila haid tidak teratur yaitu bisa mempengaruhi tingkat kesuburan, dapat
menyebakan kanker rahim, juga dapat mengindikasikan penyakit rahim lainnya (nauva)
2. Karena memiliki efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan (inay)
3. Siklus menstruasi tidak teratur,Kista ovarium,Kehamilan ektopik,Rasa sakit ketika
pemasangan IUD, Perforasi uterus ( helmia)
4. Jenis penyakit yg bisa terjadi jika pola haid tidak teratur yaitu :
a. gangguan tiroi
b. sindrom ovarium polikistik (adanya kelainan pada hormon dan sistem metabolisme
tubuh sehingga fungsi indung telur terganggu
c. pemakaian alat kontrasepsi
d. ketidakseimbangan hormon
e. amenorrhea (gangguan reproduksi wanita)
f. kanker rahim
g. kista (putri)
5. Mungkin karena ada perubahan siklus haid dan adanya perubahan hormon di karenakan ibu
menggunakan KB yang tidak cocok. (Indri)
6. Mengapa penggunaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi siklus haid karena pada saat
seseorang menggunakan kb contohnya kb suntik nah itu ada penekanan hormon yg
menyebkan seseorang tersebut terganggu siklus haidnya (putri)
7. Kenapa ibu tidak cocok menggunakan kb? Izin menjawab pil KB yang mengandung
estrogen dianggap tidak tepat digunakan oleh ibu menyusui, karena estrogen menekan
produksi ASI. Selain itu, sejumlah kecil hormon sintetis dalam kontrasepsi ini dapat masuk
ke dalam ASI, tetapi tidak ada bukti bahwa hormon yang masuk dalam ASI ini berbahaya
bagi bayi. ( helmia)
8. faktor penyebab ketidakteratutan haid yaitu diakibatkan oleh penggunaan pil KB dan alat
kontrasepsi IUD (spiral), gejala menjelang menopause, hormon tidak seimbang ( Alifvia)
9. Kenapa saat awal kb suntik tidak mengalami haid karena itu merupakan efek samping dari
kb suntik (putri)
10. Kenapa menstruasi ibu terganggu setelah diberikan KB : Ini juga merupakan hal yang
normal. Memang tugas alat KB hormonal adalah omengganggu hormon normal sehingga
menstruasinya jadi tidak seperti sebelumnya (inay). Efek samping tersebut bisa disebabkan
karena kandungan progestin yang ada pada KB. Dimana progestin bekerja dengan menekan
ovulasi untuk membuat selaput lendir rahim menjadi tipis atau bahkan tidak tumbuh yang
pada akhirnya akan mencegah kehamilan. Selaput lendir yang tipis atau bahkan tidak
tumbuh tersebut akan mempengaruhi keluhan menstruasi yang berkurang atau bahkan tidak
ada menstruasi (nauva)
11. Mengapa swtelah kb ada peningkatan Bb ?Karena Jika ada wanita yang mengalami kenaikan
berat badan saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal, ada kemungkinan hal tersebut
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.Faktor internal dapat berupa riwayat obesitas
dari keluarga, sementara faktor eksternalnya adalah kandungan hormon pada alat
kontrasepsi.Penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi dapat
menyebabkan pengendapan lemak pada jaringan tubuh. Sementara itu, hormon progesteron
dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Progesteron mempermudah penumpukan
karbohidrat dan gula menjadi lemak. (Inay)
STEP 4
KELUARGA
BERENCANA (KB)
TUJUAN
MANFAAT
JENIS-JENIS
KONTRASEPSI
c) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal
ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu
senggama.
d) Indikasi
Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
e) Kontraindikasi
Sikluls haid yang tidak teratur.
Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
Kurve suhu badan yang tidak teratur.
Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa
diketahui secara tepat.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal
ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari
dengan menggunakan alat kontrasepsi.Pada puncak masa subur, yaitu
menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih
banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat
ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur
dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.Lendir dari servirks tidak
dapat diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah
senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan
memalsukan lendir servik.
4) Metode symtothermal
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA )
yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
Metode ini mengamati tiga indikator kesuburann yaitu perubahan suhu basal
tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari
aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika
menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan
yang lainnya akan saling melengkapi.
a) Kelebihan
Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi
yang dibutuhkan.
Aman.
Ekonomis.
Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah
belajar metode simptothermal dengan benar.
b) Kekurangan
Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit,
pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir
serviks.
Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami
istri.
Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
c) Efek samping
Tidak ada efek samping yang berbahaya selain terjadinya kehamilan
d) Indikasi
Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal,karena dapat
mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
e) Kontraindikasi
Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
Wanita yang mempunyai penyakit.
Pasca perjalanan.
f) Cara kerja
Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau
petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal
tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat
menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal
tubuh maupun lendir serviks.
Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya
setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan
mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan
metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini
menandakan periode subur sedang berlangsung.
Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari
berurutan dan hari puncak lendir subur.
Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal,
periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode
subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.
5) Coitus interputus
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out
method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.Metode
Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum
terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna
wanita. Coitus interuptus atau senggama terputus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadinya ejakulasi (Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Halaman 438)
a) Kelebihan
Alamiah.
Efektif bila dilakukan dengan benar.
Tidak mengganggu produksi ASI.
Tidak ada efek samping.
Tidak membutuhkan biaya.
Tidak memerlukan persiapan khusus.
Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Dapat digunakan setiap waktu.
b) Kekurangan
Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah
interupsi coitus.
Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
c) Efek samping
Jika tidak dilakukan dengan benar akan terjadi kehamilan
d) Indikasi
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode lain.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
e) Kontraindikasi
Suami dengan ejakulasi dini.
Suami dengan ejakulasi dini.
Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
Pasangan yang tidak komunikatif.
Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
f) Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma
dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk
mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling
membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus
mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama
terputus.
Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan
kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan
sperma dari ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya
dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
3) Diafragma
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan
bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior
dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.Diafragma
dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama. Bila sanggama
dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan spermisid
setiap sebelum sanggama berikutnya. Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama
6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan,
diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama
selesai, lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
a) Kelebihan
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan
sebelumnya
Dapat dipakai selama haid
b) Kekurangan
Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
Wanita perlu memegang/manipulasi genitalia nya sendiri
Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk
spermisidnya
Insersi relatif sukar
Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
Beberapa wanita mengeluh kebasahan yang disebabkan oleh
spermisidnya
c) Efek samping
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana semestinya. Kadang kadang reaksi alergi dan iritasi vagina,
infeksi
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus :
Prolapsus uteri, cystocele/rectocele yang besar, retroversi atau anteflexi
uterus yang berlebihan, septum vagiina
Infeksi traktus urinarius yang berulang ulang
Alergi terhadap latex atau spermisid
Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)
Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID,
Herpes,
baru mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
Postpartumn (bayi aterm) 6-12 minggu
Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari
dan
melaksanakan teknik insersi yang benar
f) Cara kerja
Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan
saluran telur (tuba falopi)
Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
4) Kap serviks
Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan dengan
diafragma,kap serviks lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih
kecil, umumnya lebih kaku, menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan
karena pegas. Zaman dahulu kap serviks terbuat dari logam/plastik, sekarang
yang banyak adalah dari karet.
a) Kelebihan
Dapat digunakan selama menyusui
Efektif, meskipun tanpa spermiside, bila dibiarkan di serviks untuk
waktu > 24
jam, pemberian spermiside sebelum bersenggama menambah
efektifitasnya
Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama
Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional
dari vagina misalnya sistokel, rektokel, prolapsus uteri, tonus otot
vagina yang kurang baik
Jarang terlepas selama sanggama
b) Kekurangan
Angka kegagalan tinggi
Peningkatan risiko infeksi (cervisitis, cystitis)
Membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan
Ketidaknyamanan ketika pemakaian, penggunaannya cukup sulit
Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah
tergantung pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau
perubahan berat badan
Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
Beberapa wanita merasa nyeri dan pasangannya merasa tidak nyaman
Tidak dapat mencegah penyebaran IMS (infeksi menular seksual), HIV
AIDS
c) Efek samping
Timbulnya sekret yan sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu
lama
didalam vagina
Menyebabkan iritasi pada daerah vagina, serviks karen akontak yang
terlalu lama dengan karet (kap) dan spermiside nya
Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika
pemakaian cervical caps dilakukan pada saat menstruasi Bertambahnya
abnormalitas serviks yang berhubungan dengan HPV
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi), pap smear abnormal
Postpartum 6-12 minggu
Radang serviks (cervicitis) yang kronis, infeksi adneksa atau neoplasma
serviks
Otot vagina yang sensitive, erosi atau laserasi serviks
Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstrasi
Riwayat TSS, Riwayat PID, atau alergi dengan karet atau spermiside
f) Cara kerja
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma
agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma
tambahan untuk membunuh sperma-sperma yang tidak tertahan pada kaps
serviks.
5) Spermisida vagina
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung zat-zat kimia yang
kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa
bergerak ke dalam traktus genitalia interna. Secara mekanis untuk menghalangi
spermatozoa dan secara kimiawi untuk immobilisasi/mematikan spermatozoa.
a) Kelebihan
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
Sebagai pendukung metode lain
Mudah digunakan, tidak memerlukan resep atau pemeriksaan medik
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
b) Kekurangan
Angka kegagalan relatif tinggi (disebabkan oleh pemakaian yang tidak
onsisten).
Harus digunakan segera sebelum sanggama, bahkan ada sper misid
vaginal yang
perlu waktu 5-30 menit agar spermisid-nya sudah bekerja
Karena harus diletakkan dalam di vagina, ada wanita yang segan
melakukannya.
Harus diberikan berulang-kali untuk sanggama yang berturut-turut.
Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa
wanita.
c) Efek samping
Reaksi alergi, baik pada wanita maupun pria.
Suppositoria tidak meleleh atau tidak membentuk busa di dalam vagina.
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan
kesehatan, pribadi atau sosial.
Penghentian sexual foreplay akan menghambat/menghalangi
Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner.
Alergi terhadap isi spermisid, alergi lokal kronis, kontak dermatitis
genitalia, eksema genitalia, psoriasis genitalia, dl
Penghentian sexual foreplay akan mengganggu sanggama
Fertilitas tinggi
Dispareunia atau vaginismus
Vaginitis akut/subakut oleh karena sebab apapun, termasuk
pengobatan.
Penyakit menular aktif/tersangka.
Kondiloma akuminata, dermatitis simpleks, pruritus, herpes genitalia.
Urethritis, sistitis, disuria, pyuria.
f) Cara kerja
Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah
Memperlambat motilitas sperma
Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
g) Bahan
Zat pembawa/pengangkut (vehicle, carrier) yang inert Jelly, krim,
foam/busa, tablet busa, suppositoria yang akan meleleh, suppositoria
busa, soluble film.
Zat spermisid yang aktif. Surfactants (Surface acting, bakterisidal,
derajat keasaman yang tinggi.
2. Kontrasepsi hormonal
a. Kontrasepsi oral kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di tambahkan
untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini adalah untuk
mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan korpus luteum.
1) Kelebihan
Efektivitasnya dapat di percaya
Frekuensi koitus tidak perlu di atur
Siklus haid tidak teratur
Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
2) Kekurangan
Pil harus di minum setiap hari
Motivasi harus kuat
Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
Harganya relative mahal
3) Efek samping
a) Efek karena kelebihan estrogen. Ada rasa mual, kadang di sertai muntah,
diare dan rasa perut kembung. Selain itu menyebabkan retensi cairan karena
kurangnya pengeluaran air dan natrium. Retensi cairan ini dapat
menyebabkan bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada akseptor di
anjurkan untuk kurangi konsumsi garam. Efek samping lainnya berupa sakit
kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis
estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan
tetapi biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil di
hentikan.Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting
dan withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
b) Efek karena kelebihan progesterone. Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu
makan meningkat disertai bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan
jerawat dan alopesia karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di
pakai dalam pil.
c) Efek samping yang berat. Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini
dapat terjadi apabila di dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti
merokok, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.
d) Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat
datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.
e) Indikasi
f) Kontraindikasi
Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
Diabetes mellitus
Kehamilan
Depresi
Migraine
Mioma uteri
Hipertensi
Oligomenorea dan amenorea
g) Cara kerja/metode
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1
paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket
21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari
sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang bulan akan terjadi pada hari-
hari dimana kita sedang berhenti minum pil. Tetapi mulai dengan paket baru
meskipun datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik yang
berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang bulan.
Dengan cara ini kita akan terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah
hari pertama, kita bisa mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari pertama
datang bulan. Tetapi kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada
dua minggu pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB
yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita harus minum pil
setiap hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim setiap hari.
Cobalah memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan
membantu bila kita selalu mulai minum pil dari paket terbaru pada hari yang
sama.
b. Pil progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi wanita
yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping pada
pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui karena tidak
mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil ini
sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui. Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi
secara sempurna. Pada beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan
secara normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya pada
mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan
dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup
sangat sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
1) Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
2) Datang bulan terlambat
3) Sering pusing
c. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil yang
mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan hormone ini
ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan menekan
laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial memberikan banyak
efek samping, yang meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara, mual,
sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral, yaitu
mencakup sebagai berikut :
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh darah
pada paru atau jantung.
d. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan
secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000).
1) Jenis jenis kontrasepsi suntik
Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang
diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah
pantat).
2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat atau bokong).
3) Kelebihan
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat
kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan
usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak
payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyawati, 2013).
4) Kekurangan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Galaktorea
d) Jerawat
e) Rambut Rontok
f) Perubahan Berat Badan
g) Perubahan libido.
5) Efek samping
a) Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
b) Berat badan yang bertambah. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas.
Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena
retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor
makan lebih banyak dari pada biasanya.
c) Sakit kepala. Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN
dan terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor
d) System kardiovaskular . Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan
darah atau system pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak
ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah resiko
timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain. Perubahan dalam
metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik pada DMPA
maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler. HDL kolesterol rendah menyebabkan timbulnya
arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
6) Indikasi
7) Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Ca Mammae
c) Ca Traktus Genitalia
d) Pendarahan Abnormal Uterus
8) Cara kerja
a) Primer: Mencegah ovulasi. Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi
sentakan LH (LH surge). Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-
releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada
kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
hipo-estrogenik.Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi
sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
b) Sekunder:
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier
terhadap spermatozoa
Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi
Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam
tuba fallopii
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan
ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai
anak. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan
ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan
getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium
belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam
a. Kelebihan
1) Tidak terganggu faktor lupa
2) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
3) Mengurangi kunjungan ke klinik
4) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
5) menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya
1%.
b. Kekurangan
c. Efek samping
1) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian
atau seluruhnya
2) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim
d. Indikasi
1) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
2) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
3) Memberikan ASI
4) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
5) Berada dalam masa pasca aborsi
6) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
7) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
8) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang
tidak boleh menggunakan
9) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
3) Pernah menderita radang rongga panggul
4) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
5) Riwayat kehamilan ektopik
6) Penderita kanker alat kelamin
f. Cara kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati
(2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uteru
4. Alat kontrasepsi bawah kulit
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastik- silikon (polydimethylsiloxane) dan disusukkan di bawah kulit
(Manuaba, 1998).
a. Jenis jenis
1) Norplant . Terdiri dari 6 batang silastik lembut yang berongga dengan panjang
3,4 cm dengan diameter 2,4 cm. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit
adalah sebanyak 6 kapsul dan masing- masing kapsul berisi 36 mg
levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam
darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin
yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada
AKDR yang bioaktif (Prawirohardjo, 2007).
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih telur dengan panjang kira- kira 40 mm,
dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3–keto- desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun. 18
3) Jedena dan indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 3 tahun (Hartanto, 2004) .
b. Kelebihan
1) Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
2) Perdarahan yang terjadi lebih ringan
3) Tidak menaikan tekanan darah
4) Risiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
5) Dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat reversible
c. Kekurangan
Ada beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan sistem norplant.
1) Norplant menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan hingga 80% pengguna,
terutama selama tahun pertama penggunaan, dan beberapa wanita atau
pasangannya tidak dapat menerima perubahan ini. Estrogen endogen hampir
normal, dan tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, progestin tidak secara
teratur diputus untuk memungkinkan pengelupasan endometrium. Akibatnya,
pengelupasan endometrium terjadi pada interval yang tidak dapat diramalkan.
http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf
http://repository.unimus.ac.id 12
https://www.academia.edu/36306792/LAPORAN_PENDAHULUAN_MOW ()