Anda di halaman 1dari 41

Nama :Putri Hilda Octaviani

Nim :218030

Kelas :S1-2A

STEP 1

1. Apa itu aseptor KB? (Indri)


Aseptor kb adalah orang yang mengikuti pelaksanaan program kb (Putri) . Izin
menambahkan Saya inayaturrohmah, izin menjawab aseptor kb adalah anggota masayarakat
yang mengikuti gerakan kB degan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi
(inayaturrohmah). saya izin menambahkan menurut sasaran ada tiga fase yaitu fase menunda
kehamilan, fase penjarangan mencegah kehamilan dan fase mengakhiri kehamilan (Alifvia)
2. Apa itu kontrasepsi IUD? (Alifvia)
Saya helmia izin menjwab dari pertanyaan alifvia perangkat kontrasepsi berukuran kecil,
sering berbentuk 'T', mengandung tembaga atau levonorgestrel, yang dimasukkan ke dalam
rahim.(helmia). Izin menambahkan . Bentuk kontrasepsi jangka panjang reversibel yang
merupakan metode pengendalian kelahiran yang efektif. IUD adalah metode penundaan
kehamilan.(indri)
3. Apa itu DMPA? (Maram)
DMPA adalah pengobatan hormonal yang bertujuan sebagai metode kontrol kelahiran
(nauva). izin menambahkan . Mungkin obat buat hormon progesteron.(Indri)
4. Apa itu kontrasepsi ? (Indri)
saya izin menjawab kontrasepsi itu adalah alat untuk mencegah kehamilan (Alifvia)

STEP 2 (PROBLEM DEFINISI ATAU PERNYATAAN )

1. Apa dampak haid jika siklus haid tidak teratur? ( helmia)


2. Mengapa DMPA di berikan 3bulan sekali? (Indri)
3. Bagaimana efek samping menggunakan kb IUD ? (Putri)
4. Jenis penyakit yang bisa terjadi karena pola haid yang tidak teratur? (Nauva)
5. Kenapa pasien mengalami perdarahan atau bercak? ( helmia )
6. Mengapa penggunaaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi siklus haid? (Inay)
7. Kenapa ibu tidak cocok menggunakan kb? (Indri)
8. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan ketidakteraturan haid ? (Nauva)
9. Kenapa saat awal disuntik KB tidak mengalami haid? ( helmia)
10. Kenapa menstruasi ibu terganggu setelah di berikan kb? (Alifvia)
11. Kenapa ibu mengalami peningkatan BB setelah mengikuti program kb? (Maram)

step 3 (menjawab pertanyaan dari step 2 )

1. Dampak bila haid tidak teratur yaitu bisa mempengaruhi tingkat kesuburan, dapat
menyebakan kanker rahim, juga dapat mengindikasikan penyakit rahim lainnya (nauva)
2. Karena memiliki efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan (inay)
3. Siklus menstruasi tidak teratur,Kista ovarium,Kehamilan ektopik,Rasa sakit ketika
pemasangan IUD, Perforasi uterus ( helmia)
4. Jenis penyakit yg bisa terjadi jika pola haid tidak teratur yaitu :
a. gangguan tiroi
b. sindrom ovarium polikistik (adanya kelainan pada hormon dan sistem metabolisme
tubuh sehingga fungsi indung telur terganggu
c. pemakaian alat kontrasepsi
d. ketidakseimbangan hormon
e. amenorrhea (gangguan reproduksi wanita)
f. kanker rahim
g. kista (putri)
5. Mungkin karena ada perubahan siklus haid dan adanya perubahan hormon di karenakan ibu
menggunakan KB yang tidak cocok. (Indri)
6. Mengapa penggunaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi siklus haid karena pada saat
seseorang menggunakan kb contohnya kb suntik nah itu ada penekanan hormon yg
menyebkan seseorang tersebut terganggu siklus haidnya (putri)
7. Kenapa ibu tidak cocok menggunakan kb? Izin menjawab pil KB yang mengandung
estrogen dianggap tidak tepat digunakan oleh ibu menyusui, karena estrogen menekan
produksi ASI. Selain itu, sejumlah kecil hormon sintetis dalam kontrasepsi ini dapat masuk
ke dalam ASI, tetapi tidak ada bukti bahwa hormon yang masuk dalam ASI ini berbahaya
bagi bayi. ( helmia)
8. faktor penyebab ketidakteratutan haid yaitu diakibatkan oleh penggunaan pil KB dan alat
kontrasepsi IUD (spiral), gejala menjelang menopause, hormon tidak seimbang ( Alifvia)
9. Kenapa saat awal kb suntik tidak mengalami haid karena itu merupakan efek samping dari
kb suntik (putri)
10. Kenapa menstruasi ibu terganggu setelah diberikan KB : Ini juga merupakan hal yang
normal. Memang tugas alat KB hormonal adalah omengganggu hormon normal sehingga
menstruasinya jadi tidak seperti sebelumnya (inay). Efek samping tersebut bisa disebabkan
karena kandungan progestin yang ada pada KB. Dimana progestin bekerja dengan menekan
ovulasi untuk membuat selaput lendir rahim menjadi tipis atau bahkan tidak tumbuh yang
pada akhirnya akan mencegah kehamilan. Selaput lendir yang tipis atau bahkan tidak
tumbuh tersebut akan mempengaruhi keluhan menstruasi yang berkurang atau bahkan tidak
ada menstruasi (nauva)
11. Mengapa swtelah kb ada peningkatan Bb ?Karena Jika ada wanita yang mengalami kenaikan
berat badan saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal, ada kemungkinan hal tersebut
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.Faktor internal dapat berupa riwayat obesitas
dari keluarga, sementara faktor eksternalnya adalah kandungan hormon pada alat
kontrasepsi.Penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi dapat
menyebabkan pengendapan lemak pada jaringan tubuh. Sementara itu, hormon progesteron
dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Progesteron mempermudah penumpukan
karbohidrat dan gula menjadi lemak. (Inay)
STEP 4

KELUARGA
BERENCANA (KB)

TUJUAN

MANFAAT

JENIS-JENIS
KONTRASEPSI

EFEK KOMPLI INDIKA METOD JANGK


KELEBIH BAHAN
SAMPI KASI SI/KON E/CARA A
AN DAN
NG TRAIND KEKURA PEMAK
IKASI NGAN AIAN
STEP 5

1. Apa pengertian dari kb


2. Apa tujuan seseorang menggunakan kb
3. Bagaimana manfaat penggunaan kb ?
4. Bagiamana jenis2 kontrasepsi beserta efek samping, komplikasi, indikasi/kontradikasi,
metode kontrasepsi, kelebihan dan kekurangan, kandungan atau bahan dari setiap alat
kontrasepsi, dan jangka pemakaian kb
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah kelahiran dan jarak kelahiran dengan memakai kontrasepsi (Mochtar,
2007).Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. (Harnawati, 2008).
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran
anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
mencegah dan menunda kehamilan.(Sulistyawati, 2013).
keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(Sulistyawati, 2013).

Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,


mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. Manfaat Keluarga Berencana
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah melalui
program KB. Keluarga Berencana dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
1. Kehamilan terlalu dini . Wanita yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17
tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena tubuhnya belum
sepenuhnya tumbuh cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagi pula, bayinya
pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu lambat. Wanita yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung
dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ibu mempunyai problem
kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
3. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakkan jaraknya. Kehamilan dan persalinan
menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh wanita. Kalau ibu belum pulih dari satu
persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan
berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian menghadang.
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan. Wanita yang sudah punya lebih dari 4 anak
dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan bila
ibu terus saja hamil dan bersalin lagi (Prawirohardjo, 2007).
D. Jenis-jens kontrasepsi
1. Kontrasepsi sederhana
a. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Metode kalender
Metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yang diperoleh dari informasi
yang dikumpulkan dari sejumlah menstruasi secara berurutan. Untuk
mengidentifikasi hari subur, dilakukan pencatatan siklus menstruasi dengan
durasi minimal enam dan dianjurkan dua belas siklus. Untuk menjamin
efektivitas maksimum, metode kalender sebaiknya dikombinasikan dengan
indikator-indikator lainnya (Glaiser, 2005).
a) Kelebihan
Menurut teori Hartanto (2004) yaitu :
 Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan
tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat
kontrasepsi.
 Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya
memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
 Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya.
Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk
ketat berpantang selama masa subur.
b) Kekurangan
Teori lain dalam buku Wikhjosastro H (2005) mengemukakan Kerugian
metode kalender, yaitu :
 Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa menggunakannya dengan benar
  Memerlukan pemberian asuhan (non – medis) yang sudah terlatih
 Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk menghindari
kehamilan
c) Efek samping
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa
berpantang terlalu lebar (lama).
d) Indikasi
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan
pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur
haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan
pada tahun-tahun menjelang menopaus. Yang bisa menggunakan /
Indikasi menurut Handayani (2010): Wanita/pasangan :
 Dari Semua usia subur
  Dari semua paritas, termasuk wanita nullipara
 karena alasan religious atau filosofis tidak bisa menggunakan metode lain
 Tidak bisa memakai metode lain
 Bersedia menahan nafsu birahi lebih dari seminggu setiap siklu Bersedia
dan terdorong untuk mengamati, mencatat dan menginterpretasikan
tanda-tanda kesuburan.
e) Kontraindikasi
 Yang seharusnya tidak menggunakan/kontak indikasi Perempuan yang
dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi
 Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah (abortus),
kecuali MOB
 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang)
selama waktu tertentu dalam siklus haid.
 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

2) Metode suhu basal


Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Menjelang ovulasi, suhu badan akan
turun (pada hari ke-12 dan ke-13 siklus haid). Pada hari ke-14, terjadi ovulasi,
lalu pada hari ke-15 dan ke-16 siklus haid, suhu akan naik lagi sampai lebih
tinggi dari suhu sebelum ovulasi. Dengan cara tadi, masa berpantang akan lebih
pendek, tetapi efektivitas metode pantang berkala akan meningkat. (Sofian
Amru. 2011.Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: Buku Kedokteran Halaman
199).Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit
turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi
berikutnya.
a) Kelebihan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa
subur.
 Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara
mendeteksi ovulasi.
 Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender
serviks.
 Berada dalam kendali wanita.
 Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
b) Kekurangan
 Membutuhkan motivasi
 Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
 Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress,
alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
 Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap
hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
 Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk
mencapai kehamilan
 Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah
mendeteksi pasca ovulasi.

c) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal
ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu
senggama.
d) Indikasi
 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
 Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
e) Kontraindikasi
 Sikluls haid yang tidak teratur.
 Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
 Kurve suhu badan yang tidak teratur.
 Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa
diketahui secara tepat.

3) Metode lendir serviks


Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus
menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa
pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Metode lendir serviks adalah metode
mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur
ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak
melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama
periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa
subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
a) Kelebihan
 Mudah digunakan.
 Tidak memerlukan biaya.
 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami
lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
b) Kekurangan
 Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat
kelaminnya.
 Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan
tanda-tanda kesuburan.
 Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
c) Efek samping
 Komplikasi yang langsung tidak ada
 Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.
d) Indikasi
 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun
tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
 Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
 Perempuan kurus atau gemuk.
 Perempuan yang merokok.
 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang,
varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri,
endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus,
malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan
metode lain.
 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
 Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap
siklus haid
 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat,
dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
e) Kontraindikasi
 Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya
membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
 Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus),
kecuali MOB.
 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
 Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang)
selama waktu tertentu dalam siklus haid.
 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
f) Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
 Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
 Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal
ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari
dengan menggunakan alat kontrasepsi.Pada puncak masa subur, yaitu
menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih
banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat
ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur
dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.Lendir dari servirks tidak
dapat diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah
senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan
memalsukan lendir servik.

4) Metode symtothermal
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA )
yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
Metode ini mengamati tiga indikator  kesuburann yaitu perubahan suhu basal
tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari
aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika
menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan
yang lainnya akan saling melengkapi.
a) Kelebihan
 Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi
yang dibutuhkan.
 Aman.
 Ekonomis.
 Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
 Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
 Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah
belajar metode simptothermal dengan benar.
b) Kekurangan
 Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit,
pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
 Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir
serviks.
 Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami
istri.
 Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
c) Efek samping
Tidak ada efek samping yang berbahaya selain terjadinya kehamilan
d) Indikasi
 Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
 Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal,karena dapat
mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
 Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan. 
e) Kontraindikasi
 Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
 Wanita yang mempunyai penyakit. 
 Pasca perjalanan.
f) Cara kerja
 Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau
petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal
tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat
menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal
tubuh maupun lendir serviks.
 Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya
setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
  Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan
mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan
metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini
menandakan periode subur sedang berlangsung.
 Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari
berurutan dan hari puncak lendir subur.
 Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal,
periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode
subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.
5) Coitus interputus
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out
method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.Metode
Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum
terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna
wanita. Coitus interuptus atau senggama terputus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadinya ejakulasi (Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Halaman 438)
a) Kelebihan
 Alamiah.
 Efektif bila dilakukan dengan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak ada efek samping.
 Tidak membutuhkan biaya.
 Tidak memerlukan persiapan khusus.
 Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
 Dapat digunakan setiap waktu.
b) Kekurangan
 Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
 Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah
interupsi coitus.
 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
 Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
c) Efek samping
Jika tidak dilakukan dengan benar akan terjadi kehamilan
d) Indikasi
 Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
 Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain.
 Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.
 Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode lain.
 Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
 Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
 Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
e) Kontraindikasi
 Suami dengan ejakulasi dini.
 Suami dengan ejakulasi dini.
 Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
 Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
 Pasangan yang tidak komunikatif.
 Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
f) Cara kerja
 Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma
dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk
mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling
membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus
mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama
terputus.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan
kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan
sperma dari ejakulasi sebelumnya.
 Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya
dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
 Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
 Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
 Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

6) Metode amenorea laktasi


Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method
(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya.Pada periode menyusui sering wanita
menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga
ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus
memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak
melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama
bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
a) Kelebihan
 Ekonomis.
 Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
 Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
 pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
 tidak mengganggu kesehatan,
 merangsang seorang wanita untuk menyusui
b) Kekurangan
 Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
 Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
 tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi
dari PMS
c) Efek samping
 Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6
bulan
 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS
 Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
d) Indikasi
 Wanita yang menyusui secara eksklusif.
 Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
  Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.
e) Kontraindikasi
 Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
 Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
 Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
 Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
 Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
 Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine,
anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium
atau anti koagulan.
 Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
 Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
f) Cara kerja
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau
menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang
berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka
kadar prolaktin meningkat hormon gonadotrophin
melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan
mengurangi kadarestrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.Selama menyusui,
penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana
hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH
dan menghambat ovulasi.Ini adalah metode yang efektif bila kriteria
terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada
malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
b. Kontrasepsi dengan alat
1) Kondom
 Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna
wanita. Kira-kira 1 cm dari ujung kondom dibiarkan kosong untuk menampung
air mani yang keluar, kondom mencegah agar air mani tidak masuk ke dalam
rahim. Setelah mengalami ejakulasi tetapi sebelum ereksi sama sekali hilang,
pria yang memakainya harus menekan pinggir kondom KB pada penisnya agar
air mani yang tertampung tidak tumpah dari Kondom. Pada setiap kali sanggama
harus menggunakan kondom yang baru.
a) Kelebihan
 Mencegah kehamilan
 Memberi perlindungan terhadap penyakit hubungan seksual
 Dapat diandalkan, relatif murah
 Sederhana, ringan, disposable, reversible
 Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up
b) Kekurangan
 Angka kegagalan realtif tinggi
 Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks
guna memasang kondom
 Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus setiap
sanggama
 Keuntungan-keuntungan kontraseptif tersebut akan diperoleh, jika
kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap sanggama,
karena umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang
tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati – hati.
c) Efek samping dan komplikasi
 Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas glans
penis
 Alergi terhadap karet
d) Indikasi
 Pria dengan ereksi yang tidak baik
 Riwayat syok septik
 Tidak bertanggung jawab secara sexual
 Interupsi sexual foreplay menghalangi minat sexual
 Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner sexual
e) Kontraindikasi
2) Wanita (Barier Intra-vagina)
Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita
dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
a) Kelebihan
 Mencegah kehamilan
 Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
b) Kekurangan
 Angka kegagalan relatif tinggi
 Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang
alatnya
 Perlu dipakai secara konsisten, hati hati, selalu pada setiap sanggama.
c) Efek samping
d) Indikasi
e) Kontraindikasi

3) Diafragma
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan
bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior
dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.Diafragma
dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama. Bila sanggama
dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan spermisid
setiap sebelum sanggama berikutnya.  Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama
6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan,
diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama
selesai, lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
a) Kelebihan
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan
sebelumnya
 Dapat dipakai selama haid
b) Kekurangan
 Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
 Wanita perlu memegang/manipulasi genitalia nya sendiri
 Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk
spermisidnya
 Insersi relatif sukar
 Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
 Beberapa wanita mengeluh kebasahan yang disebabkan oleh
spermisidnya
c) Efek samping
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana semestinya. Kadang kadang reaksi alergi dan iritasi vagina,
infeksi
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
 Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus : 
 Prolapsus uteri, cystocele/rectocele yang besar, retroversi atau anteflexi
uterus yang berlebihan, septum vagiina
 Infeksi traktus urinarius yang berulang ulang
 Alergi terhadap latex atau spermisid
 Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)
 Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID,
Herpes,
 baru mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
 Postpartumn (bayi aterm) 6-12 minggu
 Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari
dan
 melaksanakan teknik insersi yang benar
f) Cara kerja
 Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan
saluran telur (tuba falopi)
 Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
4) Kap serviks
Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.  Dibandingkan dengan
diafragma,kap serviks lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih
kecil, umumnya lebih kaku, menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan
karena pegas.  Zaman dahulu kap serviks terbuat dari logam/plastik, sekarang
yang banyak adalah dari karet.
a) Kelebihan
 Dapat digunakan selama menyusui
 Efektif, meskipun tanpa spermiside, bila dibiarkan di serviks untuk
waktu > 24
 jam, pemberian spermiside sebelum bersenggama menambah
efektifitasnya
 Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama
 Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional
dari vagina misalnya sistokel, rektokel, prolapsus uteri, tonus otot
vagina yang kurang baik
 Jarang terlepas selama sanggama
b) Kekurangan
 Angka kegagalan tinggi
 Peningkatan risiko infeksi (cervisitis, cystitis)
 Membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan
 Ketidaknyamanan ketika pemakaian, penggunaannya cukup sulit
 Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah
tergantung pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau
perubahan berat badan
 Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
 Beberapa wanita merasa nyeri dan pasangannya merasa tidak nyaman
 Tidak dapat mencegah penyebaran IMS (infeksi menular seksual), HIV
AIDS

c) Efek samping
 Timbulnya sekret yan sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu
lama
 didalam vagina
 Menyebabkan iritasi pada daerah vagina, serviks karen akontak yang
terlalu  lama dengan karet (kap) dan spermiside nya
 Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
 Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika
pemakaian cervical caps dilakukan pada saat menstruasi Bertambahnya
abnormalitas serviks yang berhubungan dengan HPV
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
 Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi), pap smear abnormal
 Postpartum 6-12 minggu
 Radang serviks (cervicitis) yang kronis, infeksi adneksa atau neoplasma
serviks
 Otot vagina yang sensitive, erosi atau laserasi serviks
 Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstrasi
 Riwayat TSS, Riwayat PID, atau alergi dengan karet atau spermiside
f) Cara kerja
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma
agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma
tambahan untuk membunuh sperma-sperma yang tidak tertahan pada kaps
serviks.
5) Spermisida vagina
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung zat-zat kimia yang
kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa
bergerak ke dalam traktus genitalia interna. Secara mekanis untuk menghalangi
spermatozoa dan secara kimiawi untuk immobilisasi/mematikan spermatozoa.
a) Kelebihan
 Efektif seketika (busa dan krim)
 Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
 Sebagai pendukung metode lain
 Mudah digunakan, tidak memerlukan resep atau pemeriksaan medik
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

b) Kekurangan
 Angka kegagalan relatif tinggi (disebabkan oleh pemakaian yang tidak
 onsisten).
 Harus digunakan segera sebelum sanggama, bahkan ada sper misid
vaginal yang
 perlu waktu 5-30 menit agar spermisid-nya sudah bekerja
 Karena harus diletakkan dalam di vagina, ada wanita yang segan
melakukannya.
 Harus diberikan berulang-kali untuk sanggama yang berturut-turut.
 Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa
wanita.
c) Efek samping
 Reaksi alergi, baik pada wanita maupun pria.
 Suppositoria tidak meleleh atau tidak membentuk busa di dalam vagina.
d) Indikasi
e) Kontraindikasi
 Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan
kesehatan, pribadi atau sosial.
 Penghentian sexual foreplay akan menghambat/menghalangi
 Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner.
 Alergi terhadap isi spermisid, alergi lokal kronis, kontak dermatitis
genitalia, eksema genitalia, psoriasis genitalia, dl
 Penghentian sexual foreplay akan mengganggu sanggama
 Fertilitas tinggi
 Dispareunia atau vaginismus
 Vaginitis akut/subakut oleh karena sebab apapun, termasuk
pengobatan.
 Penyakit menular aktif/tersangka.
 Kondiloma akuminata, dermatitis simpleks, pruritus, herpes genitalia.
 Urethritis, sistitis, disuria, pyuria.
f) Cara kerja
 Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah
 Memperlambat motilitas sperma
 Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
g) Bahan
 Zat pembawa/pengangkut (vehicle, carrier) yang inert Jelly, krim,
foam/busa, tablet busa, suppositoria yang akan meleleh, suppositoria
busa, soluble film.
 Zat spermisid yang aktif. Surfactants (Surface acting, bakterisidal,
derajat keasaman yang tinggi.
2. Kontrasepsi hormonal
a. Kontrasepsi oral kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di tambahkan
untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini adalah untuk
mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan korpus luteum.
1) Kelebihan
 Efektivitasnya dapat di percaya
 Frekuensi koitus tidak perlu di atur
 Siklus haid tidak teratur
 Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
2) Kekurangan
 Pil harus di minum setiap hari
 Motivasi harus kuat
 Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
 Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
 Harganya relative mahal
3) Efek samping
a) Efek karena kelebihan estrogen. Ada rasa mual, kadang di sertai muntah,
diare dan rasa perut kembung. Selain itu menyebabkan retensi cairan karena
kurangnya pengeluaran air dan natrium. Retensi cairan ini dapat
menyebabkan bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada akseptor di
anjurkan untuk kurangi konsumsi garam. Efek samping lainnya berupa sakit
kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis
estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan
tetapi biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil di
hentikan.Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting
dan withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
b) Efek karena kelebihan progesterone. Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu
makan meningkat disertai bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan
jerawat dan alopesia karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di
pakai dalam pil.
c) Efek samping yang berat. Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini
dapat terjadi apabila di dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti
merokok, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.
d) Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat
datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.
e) Indikasi
f) Kontraindikasi
 Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
 Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
 Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
 Diabetes mellitus
 Kehamilan
 Depresi
 Migraine
 Mioma uteri
 Hipertensi
 Oligomenorea dan amenorea
g) Cara kerja/metode
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1
paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket
21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari
sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang bulan akan terjadi pada hari-
hari dimana kita sedang berhenti minum pil. Tetapi mulai dengan paket baru
meskipun datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik yang
berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang bulan.
Dengan cara ini kita akan terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah
hari pertama, kita bisa mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari pertama
datang bulan. Tetapi kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada
dua minggu pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB
yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita harus minum pil
setiap hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim setiap hari.
Cobalah memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan
membantu bila kita selalu mulai minum pil dari paket terbaru pada hari yang
sama.
b. Pil progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi wanita
yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping pada
pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui karena tidak
mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil ini
sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui. Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi
secara sempurna. Pada beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan
secara normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya pada
mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan
dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup
sangat sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
1) Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
2) Datang bulan terlambat
3) Sering pusing
c. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil yang
mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan hormone ini
ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan menekan
laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial memberikan banyak
efek samping, yang meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara, mual,
sakit kepala dan penurunan libido.

Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral, yaitu
mencakup sebagai berikut :

A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung empedu.

C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh darah
pada paru atau jantung.

H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.

E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.

S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

d. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan
secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000).
1) Jenis jenis kontrasepsi suntik
Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang
diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah
pantat).
2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat atau bokong).
3) Kelebihan
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat
kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan
usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak
payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyawati, 2013).
4) Kekurangan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Galaktorea
d) Jerawat
e) Rambut Rontok
f) Perubahan Berat Badan
g) Perubahan libido.
5) Efek samping
a) Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
b) Berat badan yang bertambah. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas.
Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena
retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor
makan lebih banyak dari pada biasanya.
c) Sakit kepala. Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN
dan terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor
d) System kardiovaskular . Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan
darah atau system pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak
ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah resiko
timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain. Perubahan dalam
metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik pada DMPA
maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler. HDL kolesterol rendah menyebabkan timbulnya
arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
6) Indikasi
7) Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Ca Mammae
c) Ca Traktus Genitalia
d) Pendarahan Abnormal Uterus
8) Cara kerja
a) Primer: Mencegah ovulasi. Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi
sentakan LH (LH surge). Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-
releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada
kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
hipo-estrogenik.Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi
sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
b) Sekunder:
 Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier
terhadap spermatozoa
 Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi
 Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam
tuba fallopii
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan
ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai
anak. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan
ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan
getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium
belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam
a. Kelebihan
1) Tidak terganggu faktor lupa
2) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
3) Mengurangi kunjungan ke klinik
4)  Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
5) menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya
1%.
b. Kekurangan
c. Efek samping
1) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian
atau seluruhnya
2) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim
d. Indikasi
1) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
2) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
3) Memberikan ASI
4) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
5) Berada dalam masa pasca aborsi
6) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
7) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
8)  Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang
tidak boleh menggunakan
9) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
3) Pernah menderita radang rongga panggul
4) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
5) Riwayat kehamilan ektopik
6) Penderita kanker alat kelamin
f. Cara kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati
(2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uteru
4. Alat kontrasepsi bawah kulit
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastik- silikon (polydimethylsiloxane) dan disusukkan di bawah kulit
(Manuaba, 1998).
a. Jenis jenis
1) Norplant . Terdiri dari 6 batang silastik lembut yang berongga dengan panjang
3,4 cm dengan diameter 2,4 cm. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit
adalah sebanyak 6 kapsul dan masing- masing kapsul berisi 36 mg
levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam
darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin
yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada
AKDR yang bioaktif (Prawirohardjo, 2007).
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih telur dengan panjang kira- kira 40 mm,
dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3–keto- desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun. 18
3) Jedena dan indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 3 tahun (Hartanto, 2004) .
b. Kelebihan
1) Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
2) Perdarahan yang terjadi lebih ringan
3) Tidak menaikan tekanan darah
4) Risiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
5) Dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat reversible
c. Kekurangan
Ada beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan sistem norplant.
1) Norplant menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan hingga 80% pengguna,
terutama selama tahun pertama penggunaan, dan beberapa wanita atau
pasangannya tidak dapat menerima perubahan ini. Estrogen endogen hampir
normal, dan tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, progestin tidak secara
teratur diputus untuk memungkinkan pengelupasan endometrium. Akibatnya,
pengelupasan endometrium terjadi pada interval yang tidak dapat diramalkan.

2) Implant harus dipasang (disisipkan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan


yang dilakukan oleh tenaga terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau
menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang
mengalami komplikasi adalah kira- kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi
paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam menyisipkan
Norplant.
3) Karena penyisipan dan pengangkatan Norplant membutuhkan prosedur bedah
minor, biaya pemulaian dan penghentian akan lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrasepsi oral atau metode perintang.
4) Implant dapat dilihat di bawah kulit.
5) Implant tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual seperti herpes, papilomavirus manusia, HIV, gonore, atau klamidia.
Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus
mempertimbangkan untuk menambah metode perintang guna mencegah infeksi
(Cunningham, 2006).
d. Efek samping
efek samping dari implant adalah sakit kepala, kadang- kadang terjadi perubahan
pola libido dan berat badan, timbulnya akne. Oleh karena jumlah progestrin yang
dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak
sesering pada penggunaan pil KB (Brache et al., 2002).
e. Indikasi
1) Wanita- wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.
2) Wanita- wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.
f. Kontraindikasi
1) Kehamilan atau disangka hamil
2) Penderita penyakit hati
3) Kanker payudara
4) Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis)
5) Varikosis
6) Riwayat kehamilan ektopik
7) Diabetes melitus
8) Kelainan kardiovaskuler (Prawirohardjo, 2007)
g. Cara kerja
Kapsul pembungkus yang digunakan Norplant adalah polidimetisiloksanesilastik
yang diproduksi oleh Dow Corning Corporation Midland Michigan, USA. Jenis
kapsul yang menggunakan bahan ini misalnya katup jantung, saluran drainase dan
protese payudara. Diameter luar kapsul pembungkus Norplant ialah 2,4 mm
(Mochtar, 1998). Kecepatan pelepasan kapsul ditentukan oleh daerah permukaan
total dan ketebalan dinding kapsul.
Levonorgestrel berdifusi melalui dinding pipa ke dalam jaringan di sekitarnya,
tempat levonorgestrel diabsorbsi oleh sistem sirkulasi dan secara sistematis
didistribusi, menghindari kadar awal yang tinggi di dalam sirkulasi seperti yang
terjadi pada steroid yang diberikan per oral atau suntikan. Dalam 24 jam setelah
penyisipan, konsentrasi levonorgestrel dalam plasma berkisar antara 0,4 sampai 0,5
ng/mL, cukup tinggi untuk mencegah konsepsi (Speroff, 2003).
Norplant juga mempunyai dosis kombinasi sebesar 216 mg menghasilkan
pembebasan ke dalam plasma sekitar 85 μg/ hari untuk 6 sampai 8 hari pertama dan
menghasilkan kontrasepsi yang efektif. Pada 9 bulan setelah pemasangan, laju
pelepasan adalah sekitar 50 μg/ hari, yang secara bertahap menurun menjadi 25
sampai 30 μg/ hari pada 60 bulan saat kontrasepsi ini harus dikeluarkan
(Prawirohardjo, 2007).
Mekanisme bagaimana Norplant mencegah konsepsi hanya dapat dijelaskan
sebagian. Ada tiga model kerja yang mungkin berlangsung, yang serupa dengan
model kerja yang menyebabkan efek kontrasepsi pada pil yang hanya mengandung
progestin, yaitu :
1) Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan hormon luteinisasi (LH,
luteinizing hormone), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting
untuk ovulasi. Pada 2 tahun pertama penggunaan, hanya sekitar 10% wanita
mengalami ovulasi, tetapi per 5 tahun penggunaan, lebih dari 50% wanita
mengalami ovulasi.
2) kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mukus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk
sawar untuk penetrasi sperma (Cunningham, 2006).
3) Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi meskipun demikian, tidak ada
bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna norplant
(Prawirohardjo, 2007).
5. Kontrasepsi mantap
a. Vasektomi
Vasektomi adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah pelirnya
sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini dilakukan di
Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk melakukannya. Tindakan
operasi ini hanya berlangsung beberapa menit. Operasi ini tidak mengubah
kemampuan untuk melakukan hubungan seksual ataupun untuk merasakan
kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau
semen tetapi cairan tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria
tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-
betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang telah biasa dipakai.
1) Kelebihan
a) Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja dan dimana
saja.
b) Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.
c) Hasil yang diperoleh (efektivitas) hampir 100%.  Biaya murah.
2) Kekurangan
a) Cara ini tidak langsung efektif.
b) Karena namanya masih merupakan tindakan operasi maka para pria masih
merasa takut.
c) Walaupun pada prinsipnya dapat disambungkan kembali, namun masih
diperlukan banyak tenaga terlatih untuk melakukannya.
3) Efek samping
a) Kulit membiru atau lecet pembengkakan dan rasa sakit.
b) Timbulnya anti body dan masalah psikologis.
4) Indikasi
a) Memenuhi syarat “kontap” sukarela bahagia kesehatan sudah diperiksa.
b) Untuk tujuan kontrasepsi yang permanen.
c) Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan
pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kwalitas keluarga.
5) Kontraindikasi
Kontra indikasi relatif adalah beberapa kelainan setempat yaitu peradangan kulit /
jamur di daerah krotum hydroceletestis, orchitis / epidemitis.
b. Tubektomi
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi tetap
merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30 menit.Petugas
kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian memotong atau
mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur kerahim. Tindakan ini
tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk melakukan hubungan seksual ataupun
menikmati hubungan seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS,
termasuk AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-
penyakit tersebut.
1) Kelebihan
a) Motivasi hanya dilakukan 1 kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang-ulang
b) Efektivitas hampir 100%
c) Tidak mempengaruhi libido seksual
d) Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
e) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
f) Tidak bergantung pada faktor senggama
g) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
h) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
i) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
j) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium).
2) Kekurangan
a) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
b) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
c) Klien dapat menyesal dikemudian hari
d) Risiko komplikasi kecil (meningkat bila digunakan anestesi umum)
e) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
f) Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual (IMS)
3) Efek samping
a) Reaksi alergi anestesi
Penanggulangan KIE:Menjelaskan sebab terjadinya bahwa adanya reaksi
hipersensitif atau alergi karena masuknya larutan anestesi lokal ke dalam
sirkulasi darah atau pemberian anestesi lokal yang melebihi dosis. Reaksi ini
dapat terjadi pada saat dilakukan tindakan operasi baik operasi besar atau kecil.
b) Infeksi atau abses pada luka
Penanggulangan KIE:Menjelaskan sebab terjadinya karena tidak terpenuhinya
standar sterilitasi alat operasi dan pencegahan infeksi, atau kurang
sempurnanya teknik perawatan luka pasca operasi.Gejala ini umumnya terjadi
karena kurang diperhatikannya strerilitas alat dan ruangan, kurang
sempurnanya persiapan operasi teknik dan perawatan luka pasca operasi
c) Perforasi rahim
Penanggulangan KIE :Menjelaskan sebab terjadinya dikarenakan elevator
rahim didorong terlalu kuat kearah yang salah, teknik operasi yang cukup sulit
dan peralatan yang kurang memadai, serta keadaan anatomi tubuh yang rumit
(biasanya posisi rahim hiperretrofleksi, adanya perlengketan pada rahim, pasca
keguguran). Terangkan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta
anatomi tubuh manusia.
d) Perlukaan kandung kencing
Penanggulangan KIE :Menjelaskan sebab terjadinya dikarenakan tidak
sempurnanya pengosongan kandung kencing. Terangkan mengenai teknik yang
dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia.
e) Perlukaan usus
Penanggulangan KIE :Menjelaskan sebab terjadinya karena tindakan yang
tidak sesuai prosedur, teknik operasi yang cukup sulit dan peralatan yang
kurang memadai, serta keadaan anatomi tubuh yang rumit. Terangkan
mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia.
f) Perdarahan mesosalping
Penanggulangan KIE :Menjelaskan sebab terjadinya karena terpotongnya
pembuluh darah di daerah mesosalping.
4) Indikasi
a) Usia > 26 tahun.
b) Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 thn.
c) Yakin telah mempunyai keluarga besar yang sesuai dengan kehendak
d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
e) Pascapersalinan.
f) Pascakeguguran.
g) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
h) Indikasi medis adalah penyakit yang berat dan kronik seperti penyakit jantung
(termasuk derajat 3 dan 4) ginjal, paru dan penyakit kronik lainnya. Penyakit
jantung, gangguan pernafasan, diabetes mellitus tidak terkontrol, hipertensi,
maligna, anemia gravis, tumor ginekologik, infeksi panggul 3 bulan terakhir,
riwayat penyakit operasi yang sulit observasi (Santoso, 2006).
i) Indikasi obsetri adalah keadaan dimana risiko kehamilan berikutnya
meningkat. Meskipun secara medis tidak menunjukkan apa-apa seperti
multiparitas (banyak anak) dengan usia relatif lanjut (grandemultigravida)
yakni paritas umur 35 tahun atau lebih, seksio sesarea dua kali atau lebih.
j) Indikasi genetik adalah penyakit herediter yang membahayakan keselamatan
dan kesehatan anak seperti : Huntington`s chorea, Tayschs disease dan lain-
lain.
k) Indikasi kontrasepsi adalah indikasi yang murni ingin menghentikan
(mengakhiri) kesuburan artinya pasangan tersebut tidak menginginkan
kelahiran anak lagi.
l) Indikasi ekonomi adalah pasangan suami istri menginginkan sterilisasi karena
merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya
anak dalam keluarga
5) Kontraindikasi
a) Hamil (sudah dideteksi atau dicurigai).
b) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).
c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol).
d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan.
f) Belum memberikan persetujuan tertulis.
6) Komplikasi
a) Komplikasi selama operasi
 Perdarahan dan syok.
 Sesak nafas (apnoe).
b) Komplikasi pasca bedah
 Nyeri perut, perut kembung, nyeri dada.
 Infeksi dan febris.
 Disparenea karena pertumbuhan jaringan granulasi pada bekas luka
kolpotomi

http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf

http://repository.unimus.ac.id 12
https://www.academia.edu/36306792/LAPORAN_PENDAHULUAN_MOW ()

Anda mungkin juga menyukai