Anda di halaman 1dari 20

PENYAKIT DIABETES MELLITUS

PADA MASA KEHAMILAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas II

Dosen pengampu Suci Noor Hayati.,S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :

Andre Aulia Ridwan 218004 Tiara Dwi Suntari 218039


Karina Septiani 218018 Melda Wiguna 218022
Nada Ismita Hawa 218024 Neng Milawati 218026
Silvi Maelinda Junaedi 218036 Syahriel Fasha 218038
Windawati 218041

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada Nya
atas segala limpahan karuniaNya kami diberi kekuatan untuk menyusun makalah yang
berjudul “Penyakit Diabetes Mellitus Pada Masa Kehamilan”.

Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan dan
juga pengetahuan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena berbagai keterbatasan yang kami miliki.
Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantu akan sangat
kami harapkan untuk makalah ini. Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca mengenai materi yang kami bahas. Kritik dan saran
membangun juga sangat kami harapkan.

Bandung, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3. Tujuan..................................................................................................................................4
1.4. Manfaat................................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus Gestasional pada masa kehamilan....................................5
2.2 Etiologi Diabetes Mellitus Gestasional..............................................................................6
2.3 Patofisiologi Diabetes Mellitus pada masa kehamilam.....................................................7
2.4 Manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus Gestasional.......................................................9
2.6 Pengaruh Diabetes Mellitus pada masa kehamilan.........................................................11
BAB 3..................................................................................................................................................13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................13
BAB 4..................................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
4.1. Kesimpulan....................................................................................................................18
4.2. Saran..............................................................................................................................18

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes menjadi penyebab kematian wanita tertinggi di dunia salah satu nya pada ibu
hamil yang menjadi resiko tinggi menderita penyakit diabetes gestasional selama
kehamilan, seperti diabetes mellitus pada umumnya pada wanita hamil gangguan
gestasional dapat sangat beresiko. di Indonesia insiden DMG (Diabetes Mellitus
Gestasional) sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG
pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus. Gangguan
karbohidrat yang mengakibatkan kadar gula darah, menurut WHO (Worl Health
Oraganization) meningakatnya angka kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi
akibat dari diabetes mellitus gestasional pada tahun 2019.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama
kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Pengendalian kadar
glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Disarankan agar setelah persalinan
pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan
cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si
ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Pasien-pasien ini
memerlukan diagnosis dan penatalaksanaan prenatal yang khusus
Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Pada wanita hamil,
sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu
dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian.
Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.

3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada makalah ini terdapat beberapa
rumusan masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian dari Diabetes Mellitus Gestasional pada masa kehamilan?
2. Etiologi dari Diabetes Mellitus Gestasional?
3. Bagaimana patofisiologi Diabetes Mellitus pada masa kehamilam?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus Gestasional?
5. Apa klasifikasi dari Diabetes Mellitus Gestasional?
6. Bagaimana pengaruh Diabetes Mellitus pada masa kehamilan?
7. Bagaimana pencegahan Diabetes Mellitus pada kehamilan?
8. Bagaimana Intervensi Diabetes Mellitus pada kehamilan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada makalah ini terdapat
beberapa,tujuan diantaranya:
1. Mengetahui pemahaman dasar tentang diabetes Mellitus Gestasional pada masa
kehamilan
2. Memahami Etiologi Diabetes Mellitus Gestasional
3. Memahami patofisiologi Diabetes Mellitus Gestasional
4. Memahami tanda gejala Diabetes Mellitus Gestasional
5. Membandingkan klasifikasi Diabetes Mellitus Gestasional dan Diabetes Mellitus
6. Mengetahui pencegahan Diabetes Mellitus Gestasional selama kehamilan
7. Mengetahui intervensi dari Diabetes Mellitus Gestasional pada kehamilan
1.4. Manfaat
1. Sebagai referensi dalam memenuhi mata kuliah maternitas II
2. Menambah wawasan mengenai penyakit diabetes mellitus secara umum dan
diabetes mellitus gestasional pada kehamilan

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus Gestasional pada masa kehamilan

Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi, oleh
karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil akhir yang
baik. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang
hamil harus memahami respon fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan
metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi– implikasi psikososial
kehamilan diabetik, sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam
perencanaan pengimplementasian dan pengevaluasian terhadap wanita dan keluarganya.

Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu
hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. dianggap diabetes mellitus (jadi
bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah persalinan. Pada golongan
ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau
intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester
kedua atau ketiga. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar
glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi
glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan
secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan
intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang
hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan
karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.

Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked”
atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk,
riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan
riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali
dapat terjadi 10 kali dari normal.

5
2.2 Etiologi Diabetes Mellitus Gestasional

Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu:

• Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.


• Genetik

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen
ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.

Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai
defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi
sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria
yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses
oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses
pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan
kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita
DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan
kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang
terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses
pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat
diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi
kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada
perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat
menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal
ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi
OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.

Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu
menderita penyakit penyerta tadi.

• Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas
yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-

6
hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

• Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan


epineprin.
• Obat-obatan.

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang
pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat
yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum
soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi
hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang
terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan meningkatnya
berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan menderita penyakit DM.
Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per
hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.

• Wanita obesitas

Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas


menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan
kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM.
Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.

2.3 Patofisiologi Diabetes Mellitus pada masa kehamilam

Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan glukosa darah) diakibatkan


karena Produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada
tingkat seluler. Insulin– insulin yang diproduksi sel– sel beta pulau langerhans di prankeas
bertanggung jawab mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila insulin tidak cukup / tidak
efektif, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia
menyebabkan hiperosmolaritas dalam darah yang menarik cairan intarsel ke dalam sisitem
vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan volume darah. Akibatnya ginjal
menyekresi urine dalam volume besar (poliuria) sebagai upaya untuk mengatur kelebihan
volume darah dan menyekresi glukosa yang tidak digunakan (gliousuria). Dehidrasi seluler,

7
menimbulkan rasa haus berlebihan (polidipsi). Penurunan berat badan akibat pemecahan
lemak dan jaringan otot, pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang membuat
individu makan secara berlebihan (polifalgia). Setelah jangka waktu tertentu, diabetes
menyebabkan perubahan vaskuler yang bermakna. Perubahan ini terutama mempungaruhi
jantung, mata dan ginjal. Komplikasi akibat diabetes mencakup aterosklerosis, premature,
retinopati dan nefropati. Diabetes tipe I dan II biasanysa dikenal sebagai sindrom yang
disebabkan oleh factor genetic. Diabetes biasanya diwariskan sebagai sifat resesif, tetapi
muncul sebagai sifat dominan pada beberapa keluarga. Pewarisan sifat genetik (genotip)
diabetes mellitus tidak selalu berarti bahwa individu akan mengalami intoleransi glukosa
diabetik (fenotip). Banyak individu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun
gejala diabetes sampai mereka mengalami satu atau lebih stressor atau faktor presipitasi.
Contoh stressor tersebut adalah peningkatan usia, periode perkembangan normal, perubahan
hormonal yang cepat, obesitas, infeksi, pembedahan, krisis emosi dan tumor atau infeksi
pangkreas. Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan,
tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi
hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini
meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang


menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat
berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin
hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar
gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan
plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu
tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan
di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu

8
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

2.4 Manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus Gestasional

Manifestrasi yang terdapat pada penyakit Diabetes Mellitus pada masa kehamilan
diantaranya: Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan berat
badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal, pandangan kabur, dan
pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan kabur, mata kabur, Pusing, Mual,
Kurangnya ketahanan pada saat melakukan olah raga, dan mudah infeksi

2.5 Klasifikasi Diabetes Mellitus Gestasional

Kelas Karakteristik Implikasi


Diagnosis sebelum usia
gestasi 30 minggu penting
untuk mencegah makrosomia

Tangani dengan diet kalori


yang adekuat untuk
mencegah penurunan berat
Toleransi glukosa abnormal
badan ibu.
Intoleransi glukosa pada selama masa hamil;
masa hamil hiperglikemia pascaprandial Sasaran yang dicapai :
selama masa hamil glukosa darah pasccaprandial 
<130 mg/dl 1 jam setelah
makan atau < 105 mg/dl 2
jam setelah makan. Apabila
insulin dibutuhkan, tangani
seperti penanganan kelas B
dan C
A Diabetes kimiawi yang Penatalaksanaan sama dengan
didiagnosis sebelum masa penanganan intoleransi
hamil: diatasi hanya melalui glukosa pada kehamilan

9
upaya diet; awitan dapat
terjadi terjadi pada usia
berapapun
Sekresi insulin endogen dapat
Terapi insulin yang
menetap, resiko pada
dilakukan sebelum Masa
neonates dan janin sama
B hamil; awitan pada usia 20
dengan resiko pada kelas C
tahun atau lebih; durasi
dan D begitu juga dengan
kurang 10 tahun
penatalaksanaannya

Awitan pada usia 10 sampai Diabetes karena kurang

20 tahun, atau durasi 10 binsulin dengan awitan pada


C
sampai 20 tahun. Diabetes masa kanak – kanak.

karena kurang insulin  


Makrosomia janin atau
Awitan sebelum usia 10 retardasi pertumbuhan
tahun samapai 20 tahun atau intrauterine dapat terjadi,
durasi 10 sampai 20 tahun mikroaneurisme retina, dot-
D
hemoragi, dan eksudat
 
meningkat selama masa
  hamil., kemudian menurun
setelah melahirkan
Anemi dan hipertensi umum
terjadi, proteinuria meningkat
pada trimester ke 3, menurun
setelah melahirkan. Retardasi
pertumbuhan janin
Nefropati diabetic disertai
E intrauterine umum terjadi,
dengan proteinuria
angka kelangsungan hidup
perinatal sekitar 85%.
Apabila berada dibawah
kondisi optimal, tirah baring
dibutuhkan
F Penyakit Arteri koroner Resiko maternal yang serius

10
Neovaskularisasi disertai
resiko hemoragi vitreus atau
retina tanggal, foto koagulasi
laser bermanfaat aborsi
G Retinopati proliferatif
biasanya tidak dibutuhkan,
disertai proses aktif neo
vaskularisasi, mencegah
usaha mengedan

2.6 Pengaruh Diabetes Mellitus pada masa kehamilan


1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes (diabetic)
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah:
a. Abortus dan partus premature
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
d. Perdarahan post-partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post-partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post-partum sehingga dapat menimbulkan kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post-partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )

11
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
2.7 Pencegahan Diabetes Mellitus pada kehamilan
1. Penerapan pola hidup sehat dari sejak sebelum hamil
- Pengaturan diet, perbanyak konsumsi serat (sayur & buah-buahan
- Selalu aktif, olahraga
2. Penurunan berat badan bila overweight/obese
3. Persiapan kehamilan yang baik
- Usia kehamilan
- Pemeriksaan GD sebelum hamil
4. Menjaga peningkatan berat badan selama hamil

BAB 3

12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes Melitus,
karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
2. Keluhan utama
Biasanya ibu dengan DM mengeluh mual,muntah,penambahan berat badan
berlebih atau tidak adekuat, poliuri, polidipshi, polipagi, nyeri tekan abdomen dan
retinopati.
3. Riwayat penyakit keluarga
Perlu di kaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
4. Riwayat kehamilan sekarang
- Hamil muda, keluhan selama hamil muda
- Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan daraah, keadaan gizi
akibat mual.
5. Riwayat antenatal care meliputi
Dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta pengobatannya yang di
dapat, pada saat antenatal care perlu di observasi secara ketat juga kepatuhan ibu
dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.

B. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.
2. Pola eliminasi
BAK : pasien DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih
BAB : biasanya tidak ada gangguan
3. Pola personal hygieni
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas
4. Pola istirahat tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan
5. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar
meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal
dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap cedera dan
jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidak patuhan diet ibu.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
- Kepala dan rambut : tidak ada ganggguan
- Wajah : pasien pada keadaan hipoglikemi biasanya terlihat pucat
- Mata : pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur
atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh
pandangan redup
- Hidung : pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal,
napas bau keton
- Keadaan mulut : tidak ada gangguan

13
- Telinga : tidak ada gangguan
- Leher : tidak ada gangguan
- Dada dan payudara
 Dada : pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal,
napas bau keton
 Sirkulasi jantung : perlu di kaji peningkatan tekanan darah dan nadi
pasien
 Payudara : pada umumnya tidak ada gangguan
- Ekstremitas dan kulit : pada keadaan hipoglikemi pasien akan berkeringat
dan kulit pasien lembab.
2. Tekanan darah
Ibu dengan DM perlu di observasi tekanan darahnya karena komplikasi dari ibu
dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia
3. Nadi
Pada keadaan hiperlikemi biasanya lemah dan cepat
4. Respirasi
Pada keadaan hiperglikemi atau diabetic ketoadisis biasanya RR meningkat dan
napas bau keton
5. Suhu
Tidak ada gangguan, tapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi hipoglikemi
6. Berat badan
Ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi peningkatan
berat badan waktu hamil yang berlebih

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan
respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakad ekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau ret ardasi
pertumbuhan intra uterin.
5. Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis atau mengancam
pada status kesehatan (maternal atau janin).

1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kriteria evaluasi:
Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah
makan tidak lebih dari 140 mg/dl.

14
Intervensi
Mandiri
 Timbang herat badan setiap kunjungan prenutal.
 Kaji masukkan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
 Tinjau ulang dan berikan in formasi mengenai perubuhan yang diperlukan
pada penatalaksanuan diuhetic.
 Tinjau ulang tentang pentingnya makanun yang teratur hila memukai insulin.
 Pemhatikan adanya mual dan muntah khusasnya pada trimester pertama.
 Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kcpentingan hipo
 atau hiperglikemia.
 In struksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomurtik.
Kolaborasi
 Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.
 Kolahorasi dengan ahli gizi.
 Observasi kadar Glukosa darah.

Rasional
 Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan
penyesuain kcbutuhun kalori.
 Mcmhantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
 Kebutuhan metabolisme dan janin dan ibu membutuhkan perubahan besar
selama gestasi memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
 Makan sedikit dan sering menghinduri hiperglikemia , sesudah makan dan
kelaparan .
 Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat
mengakibatkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
 Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama
karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan
perkembangan janin, hiperglikiemia berefek terjadinya hidramnion
 Penggunaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi
menyebabkan nilai glukosa darah meningkat
 Pembagian material dan rasio waktu makan
 Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan nomoglikemia
 Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar glukosa
darah antara 60 – 100 mg/dl, sebelumnya makan antara 60 – 105 mnt mg/dl. 1
jam sesudah makan di bawah 140 mg/dl. dan 2 jam sesudah makan kurang
dari 200 mg/dl

2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol


diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon
imun,
Kriteria evaluasi:
ㆍ Tetap normotensif.
ㆍ Mempertahankan normoglikemia.

15
ㆍ Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.

Intervensi
Mandiri
 Perhatikan klasifikasi white untuk diabetes. Kaji derajat kontrol diabetik
 Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm
 Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang di lakukan 6 kali
sehari
 Perksa keton dalam urine setiap hari
 Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia
 Pantau adanya edema dn tentukan tinggi fundus uteri
Kolaborasi
 pantau kadar glukosa setiap kunjungan
 siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke 8, 12, 26, 36, dan 38 untuk
menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal dan
perkiraan berat badan janin

Rasional
 klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah beresiko tinggi terhadap
komplikasi kehamilan
 Distensi uterus berlebihn karena makrosonia atau hodramnion dapat
mempresdiposisiskan pada persalinan awal
 Memungkinkan keakuratan tes urine yang lebih besar karena ambang ginjal
terhadap glukosa menurun selama kehamilan
 Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat
mempengaruhi perkembangan janin
 Insidenn hipoglikemia sering terjadi pada trimester ke 3 karena aliran glukosa
darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen plasenta
 Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler. Insiden
hidramnion sebanyak 6 % - 25 % pada kasusu diabetes yang hamil
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan
amnion dan hiperglikemia meningkatkan haluaran urine janin
 Mendeteksi ancaman letoasidosis, menentukan adanya ancaman hipoglikemia
 Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis

3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan tindakan


berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak mengenal
sumber informasi.
Kriteria evaluasi:
- Berpartisipasi dalam penatalaksan aan diabetes selama kehamilan.
- Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium dan aktivitas
yang melibatkan pengontrolan diabetes.
- Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulin.
Intervensi

16
Mandiri
 Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit termasuk
hubungan dengan diet, latihan stress dan kebutuhan insulin
 Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan insulin dan tinjau
ulang alasan menghindari obat hipoglikemia oral
 Jelaskan penambhana berat badan normal
 Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan ringan
 Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetes dan
harapan masa depan
 Anjurkan memperhatikan pengkajian di rumah terhadap kadar glukosa serum,
dosis insulin, diet dan latihan
Rasional
 Diabetes mellitus getasional beresiko terhadap ambilan glukosa yang tidak
efektif dalam sel, penggunaan lemak dalam protein untuk energi secara
berlebihan dan dehidrasi seluler saat air di alirkan dari sel oleh konsentrasi
hipertonik glukosa dalam serum
 Perubahan metabolik prenatal menyebabkan kebutuhan insulin berubah.
Trimeter pertama kebutuhan insulin rendah tetapi menjadi 2 kali dan 4 kali
selama trimester ke 2 dan ke 3. Meskipun insulin tidak melewati plasenta,
agen hipoglikemi oral dapat dan potensial membahayakan janin
 Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebabkan kerusakan
janin dan menghabat penggunaan protein optimal
 Latihan setelah makan dapat membantu mencegah hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpangan glukosa, kecuali terjadi peningkatan glukosa
yang berlebihan, dimana latihan dapat meningkatkan ketoasidosis
 Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut, meningkatkan kerja
sama dan membantu menurunkan komplikasi janin
 Bila di tinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian dapat
membantu bagi evaluasi dan perubahan terapi

17
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan
DM gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka
dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat
hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini
dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu persalinan DM
belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm
gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi
perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya.
sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan secara professional terhadap ibu
hamil dengan DM,  supaya tidak lagi terjadi berbagai komplikasi-komplikasi
yang tidak diinginkan

4.2. Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti
bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan DM, dan paham
bagaimana patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami DM.
sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kampmann, U., Madsen, L. R., Skajaa, G. O., Iversen, D. S., Moeller, N., & Ovesen,
P. (2015). Gestational diabetes: A clinical update. World journal of diabetes, 6(8),
1065–1072. https://doi.org/10.4239/wjd.v6.i8.1065

Plows, J. F., Stanley, J. L., Baker, P. N., Reynolds, C. M., & Vickers, M. H. (2018).
The Pathophysiology of Gestational Diabetes Mellitus. International journal of
molecular sciences, 19(11), 3342. https://doi.org/10.3390/ijms19113342

19

Anda mungkin juga menyukai