Anda di halaman 1dari 11

KRITIK TERHADAP TEORI

DEKONSTRUKSI DERRIDA

Mangihut Siregar
Program Studi Magister Ilmu Politik FISIP
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Email: msiregar22@yahoo.com

Abstrak

Pemikiran Derrida dipengaruhi pandangan Nietzche, Martin Heidegger dan Freud yang menghilangkan
pusat. Derrida melakukan suatu metode yang baru dengan membaca teks dengan menggeser pusat atau
inti ke pinggir dan mengubah teks yang dari pinggir ke inti. Metode ini luput dari perhatian strukturalis
yang melihat adanya bahasa yang ideal dan maknanya stabil serta pasti. Pembacaan biasa selalu mencari
makna yang sebenarnya atau paling benar dari teks tersebut. Derrida mengkritik pandangan ini karena
menurutnya dalam setiap teks terdapat makna-makna yang tersembunyi di belakangnya. Melalui teori
dekonstruksi, Derrida melihat bahwa teks tidak lagi sebagai tatanan yang utuh melainkan arena pergulatan
yang terbuka. Kepastian tunggal yang selalu dicari dan diagung-agungkan manusia modern merupakan
suatu keniscayaan. Satu-satunya yang dapat dikatakan pasti hanyalah ketidakpastian. Oleh sebab itu
kepastian menurut Derida adalah ketidakpastian. Teori dekonstruksi yang dipopulerkan oleh Derrida
memberi pengaruh yang sangat luar biasa dalam ilmu pengetahuan filsafat, bahasa dan juga ilmu-ilmu
sosial lainnya. Teori ini tidak pernah puas akan kebenaran yang sudah ada dan selalu curiga akan kemapanan.
Dekonstruksi bertujuan mencari hal-hal yang tidak baik dan bukan hal-hal yang baik. Apabila tujuannya
mencari yang tidak baik, kapankah tercapai kebaikan atau kemapanan itu?

Kata Kunci : dekonstruksi, metode, teori, strukturalis, postrukturalis

Abstract

The Derrida ‘s thinking influenced views of Nietzche, Martin Heidegger and Freud who eliminate the
central. Derrida use a new method by reading text with shifting the central or core to the edge/margin
and change the text from the edge to the core. This method miss from structuralist point of view who see
the ideal language and stabil meaning and certainly. Common reading always looking for the truly
meaning or most correct from those text. Derrida critics this view according to him in each text found a
hidden meaning behind them. Through deconstruction theory, Derrida see that text does any longer as
intact/complete order but open wrestle arena. Single certainty always seek and glorified by modern men
as necessity only. Therefore certainty according to Derrida adalah is unnecessary. Theory of deconstruction
popularized by Derrida convey remarkable influence in philosophy science, linguistic and also other
social science. This theory never satisfied on existing truth and always curious to the establishment.
Deconstruction purpose seek things that are not good. Whenever the objective seek things does not
good, when are the virtue or establishment be reached?

Keywords : deconstruction, method, theory, structuralist, poststructuralist

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 65


Mangihut Siregar

LATAR BELAKANG PEMBAHASAN

Istilah dekonstruksi dipopulerkan oleh Jacques Dekonstruksi yang dipopulerkan Derrida pada
Derrida. Pemikiran Derrida berkaitan dengan awalnya merupakan suatu tindakan atau lebih
masalah bahasa yaitu dekonstruksi strukturalisme popular suatu metode. Metode dekonstruksi
Saussure juga isu-isu perdamaian dan keadilan merupakan suatu tindakan dari subjek untuk
yang universal yang hanya menerima satu bentuk mempertanyakan, membongkar suatu objek yang
keadilan yang selalu dielu-elukan bangsa Barat. tersusun dari berbagai unsur (Noris, 2003: 5).
Menurut pandangan strukturalisme bahwa bahasa Pembongkaran yang dilakukan merupakan suatu
mempunyai makna yang stabil dan pasti. Yang tindakan yang radikal karena berani menghancurkan
diutamakan bahasa adalah aturan (langue) sedangkan yang sudah tertata rapi, dianggap paling benar dan
keberagaman bahasa, bentuk bahasa lain (parole) sudah diagung-agungkan pada masa itu. Keberanian
tidak diperlukan. Cara berpikir strukturalisme yang dimiliki dengan argumentasi yang kuat
yang demikian ditentang Derrida dengan istilah menjadikan Derrida sebagai salah satu tokoh
dekonstruksi. postrukturalis dan postmodernis yang sangat
Pada awalnya dekonstruksi merupakan cara disegani.
atau metode membaca teks. Metode dekonstruksi Istilah dekonstruksi sangat sulit untuk
bukan mencari inkonsistensi logis, argumentasi didefenisikan. Derrida sendiri pun seperti yang
yang lemah seperti yang biasa dilakukan kaum pernah ditanyakan seorang wartawan kepadanya
modernisme. Yang dilacak Derrida adalah unsur yang mengakui tidak mampu membuat defenisinya
secara filosofis menjadi penentu atau unsur yang (1995: 406). Pernyataan ini membuktikan untuk
memungkinkan teks itu menjadi filosofis. Umumnya mendefenisikan dekonstruksi adalah sangat sulit.
dalam setiap teks pemaparannya argumentatif, Untuk itu, dalam tulisan ini akan dicoba membuat
rasional dan terjalin rapi antara satu sama yang lain. suatu defenisi dekonstruksi yang diutarakan oleh
Akan tetapi yang dilacak Derrida bukan penataan Barker (2004: 402) yaitu, memisahkan, membongkar,
yang secara sadar, prosedur yang logis melainkan untuk menemukan dan menelanjangi berbagai
tatanan yang tidak disadari, yang merupakan asumsi, strategi retoris dan ruang kosong teks.
asumsi-asumsi tersembunyi yang terdapat di balik Pengungkapan oposisi biner hierarkis untuk
teks. Dengan kata lain, Derrida ingin menelanjangi menunjukkan: satu bagian dari pasangan biner
tekstualitas laten dalam sebuah teks. tersebut dipandang tidak penting; pasangan biner
Melalui dekonstruksi, Derrida menjadi tokoh tersebut menjamin kebenaran; dan masing-masing
yang sangat sentral bagi kaum postrukturalis bagian dari pasangan biner saling berdampak.
sekaligus postmodernisme. Hal-hal kecil yang Dekonstruksi bukanlah hanya membongkar
kurang diperhatikan kaum strukturalis menjadi saja sampai habis dan membiarkannya begitu
pokok perhatian Derrida. Realitas yang dianggap saja. Seperti yang dikatakan Piliang (2012: 239),
objektif, homogen, singular, didekonstruksi agar dekonstruksi berguna untuk kemajuan
sehingga realitas itu terlihat dengan jelas menjadi masyarakat maka diperlukan suatu tindakan baru,
plural, heterogen, dan fragmentaris. Melalui tindakan itu disebut rekonstruksi. Rekonstruksi
dekonstruksinya, Derrida meninggalkan artinya penataan secara terus-menerus struktur,
modernisme dan membunuh kedua pahlawan yang juga didekonstruksi secara terus-menerus.
narasi mitos dan logos. Dengan demikian proses dekonstruksi harus

66 Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019


Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida

dilanjutkan oleh rekonstruksi. Penataan bukan Bidang pertama sebagai penanda untuk menjelaskan
hanya sekali dilakukan tetapi secara terus-menerus. bentuk atau ekspresi, dan bidang yang kedua
Oleh sebab itu dalam dekonstruksi diperlukan merupakan petanda, yaitu menjelaskan konsep
tenggang waktu (time span) bagi hidupnya struktur atau makna (Piliang, 2012: 349). Penanda sifatnya
beserta konsensus yang membangunnya. Untuk material dan konkrit yaitu wujud bentuk atau
memahami timbulnya teori dekonstruksi yang ekspresi bahasa, sedangkan petanda sesuatu yang
dipopulerkan Derida, pembaca harus mengerti bersifat abstrak dan tak tertangkap indera yang
sejarah strukturalisme. bertujuan menjelaskan konsep atau makna di balik
penanda yang konkrit.
BAHASA DAN MAKNA Tanda berhubungan dengan konvensi sosial yang
MENURUT KAUM STRUKTURALIS sudah ada dalam masyarakat. Misalnya seseorang
menangis tentu karena mengalami kesedihan.
Strukturalisme merupakan aliran pemikiran Gambaran kesedihan diwujudkan dalam air mata,
yang berkembang di awal abad XX. Istilah struktur tanda ini merupakan suatu konvensi sosial yang
pada awalnya dikenal dalam ilmu alam, misalnya: mengatur pengkombinasian tanda dan maknanya.
struktur alam, struktur tubuh, struktur kimia, dan Hubungan antara penanda dan petanda yang
lain-lain. Namun demikian, dalam perkembangan sudah menjadi konvensi sosial ini disebut dengan
selanjutkan, strukturalisme bukan hanya dikenal signifikasi.
dalam ilmu alam tetapi juga berkembang ke Suatu tanda mendapat maknanya disebabkan
ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Beberapa tokoh perbedaannya dengan tanda-tanda lain. Tanda
yang juga menganut paham strukturalisme di adalah segala sesuatu yang mengandung makna,
antaranya: Emile Durkheim dalam ilmu sosiologi, yang mempunyai dua unsur, yaitu penanda (bentuk)
Karl Marx dalam ilmu budaya, Sigmund Freud dan petanda (makna). Tanda mobil mempunyai
dalam ilmu psikologi, Claude Levi-Strauss dalam makna sebagai alat untuk transportasi yang
ilmu antropologi, dan Ferdinand de Saussure dalam mempunyai empat roda berbeda dengan sepeda
ilmu linguistik. Pada tulisan ini fokus yang dibahas motor atau beca. Tanda mobil, sepeda motor dan
adalah pendapat Saussure tentang strukturalisme. becak ditetapkan begitu saja tanpa diketahui mengapa
Inti dari strukturalisme yaitu adanya sistem kenderaan empat roda disebut mobil, kenderaan
atau struktur yang mengatur kehidupan manusia. dua roda disebut sepeda motor dan kenderaan tiga
Sistem merupakan seperangkat bagian-bagian atau roda disebut beca. Penyebutan ini sudah menjadi
unsur-unsur yang saling berkaitan (Lubis, 2014: konvensi sehingga bahasa sebagai sistem tanda
38). Bagi strukturalisme yang diutamakan adalah bersifat arbitrer.
memahami struktur dalam yang tidak terjangkau Arbitrer merupakan konsep semiotika yang
oleh indra manusia, sedangkan fenomena permukaan menyatakan bahwa hubungan antara penanda dan
dan juga makna yang tersembunyi tidak penting. petanda hanya berdasarkan kesepakatan sosial
Makna atau kebenaran ditemukan apabila dan bukan hubungan alamiah. Suatu tanda mendapat
berhubungan dengan struktur atau sistem bahasa maknanya karena perbedaannya dengan tanda
yang digunakan. lain. Apabila penanda dan petanda bersifat
Makna diperoleh melalui tanda. Tanda menurut arbitrer maka hubungan antar kata, antar kalimat
Saussure merupakan kesatuan yang tak dapat dan seterusnya juga bersifat arbitrer. Pandangan
dipisahkan dari dua bidang seperti selembar kertas. kaum modernis ini ditentang oleh Derrida, dengan

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 67


Mangihut Siregar

pernyataan bahwa pikiran atau logos tidak pernah sebuah struktur sistematis yang tidak berasal-
berkorespondensi dengan kenyataan, dan klaim muasal dari pribadi tertentu (Barker, 2014: 273).
kebenaran masih dipertanyakan (Hardiman, Makna dalam hal ini bukan hasil dari intensi para
2003: 183). subjek pelaku melainkan dari bahasa itu sendiri.
Logosentrisme merupakan ciri pemikiran Barat Seperti yang diargumentasikan Saussure bahwa
dan anti pada mitos. Pada zaman modern, logos makna dihasilkan lewat sebuah sistem perbedaan
menguasai pikiran manusia, di mana manusia yang terstruktur sehingga pemaknaan merupakan
mencari dalil-dalil kebenaran yang absolut. hasil dari aturan dan konvensi yang mengatur
Kebenaran absolut yaitu kebenaran yang tunggal, bahasa yang disebut dengan langue. Saussure
umum dan universal. Dampak dari pemahaman membedakan langue dengan parole. Langue
ini adalah pengetahuan yang menindas karena merupakan seperangkat aturan atau sistem
memaksa manusia masuk ke dalam sistem dan bahasa. Parole merupakan bahasa seperti terwujud
menimbulkan dogmatisme dan melegitimasi dalam tuturan dan tulisan (Lubis, 2014: 54).
kekuasaan rasio (Santoso, 2012: 251). Fokus kajian strukturalisme berada pada
Berbicara tentang tanda, strukturalisme langue bukan parole. Hal ini terjadi dikarenakan
melihatnya sesuatu yang sudah baku dan absolut. langue berdasarkan atas sistem yang homogen,
Orang yang menangis menandakan kesedihan; orang stabil dan sifatnya objektif sedangkan parole
yang tertawa menandakan kesenangan; orang yang subjektif (Lubis, 2014: 83). Langue merupakan
meringis menandakan kesakitan, dan lain-lain. sistem tanda yang sudah baku dan bukan ditentukan
Tidak mungkin orang yang sedih tertawa; tidak oleh subjek tetapi sepenuhnya ditentukan oleh
mungkin orang yang sehat meringis; dan tidak sistem bahasa itu sendiri. Parole mengacu pada
mungkin orang yang senang menangis. Demikianlah penggunaan bahasa seseorang yang membedakan
pandangan strukturalisme yang melihat hubungan dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu parole
antara penanda dan petanda selalu sinkron dan sifatnya individu, merupakan hasil konstruksi,
sudah baku. tidak konvensional dan sifatnya heterogen.
Menurut aliran strukturalis, manusia bukan Kaum strukturalis melihat segala keadaan yang
makhluk yang bebas melainkan makhluk yang terikat terjadi ditentukan oleh struktur. Dunia diibaratkan
oleh struktur yang ada (Lubis, 2014: 50). Segala sebagai suatu sistem yaitu hubungan dari realitas
gerak-gerik manusia sudah terikat dengan struktur atau benda-benda itu sendiri. Hubungan itu
sehingga manusia ibarat robot yang bergerak sesuai bermakna apabila berhubungan dengan struktur
dengan sistem yang mengendalikannya. Demikian atau sistem dalam keseluruhan (Norris, 2003:9).
juga dengan bahasa, kemunculannya bukan dari Individu sudah terkungkung dalam sistem atau
individu-individu melainkan individu berbahasa aturan yang ada. Setiap orang berbahasa harus
sesuai dengan struktur yang sudah ada. Dalam sesuai dengan kaidah bahasa umum yang sudah
pengertian ini struktur itu seakan-akan pemberian disepakati. Bahasa menjadi pemberian (given)
Tuhan dan manusia mengikuti atau menerima bukan datang dari individu (konstruksi). Bahasa
pemberian itu. Padahal struktur yang ada diawali boleh ada disebabkan adanya sistem perbedaan
konstruksi dari individu-individu menjadi suatu (system of difference) dan intinya adalah oposisi
yang mapan dan diterima secara bersama. biner (binary opposition).
Strukturalisme melihat gejala hanya mempunyai Oposisi biner merupakan inti dari pemikiran
makna sejauh terhubung dengan gejala lain dalam struktural Saussurean. Menurut Lubis (2014: 53),

68 Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019


Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida

oposisi biner merupakan sebuah sistem yang bukan untuk mencari kebenaran atau yang paling
terdiri dari dua kategori yang berelasi, yang dalam benar dan menghancurkan yang salah tetapi
bentuknya paling murni membentuk keuniversalan. mendekonstruksi secara terus menerus tanpa henti.
Menurut pandangan ini, oposisi berjalan Pandangan yang diutarakan Derrida sangat
berdampingan artinya sesuatu kategori hanya bertentangan dengan filsafat Barat yang mencari
dapat dipahami apabila direlasikan dengan apa yang benar, tepat, indah dan seterusnya.
kelompok lain. Contoh dari oposisi itu: penanda/ Pandangan ini merupakan logosentrisme yang
petanda, tuturan/tulisan, langue/parole, baik/buruk, menyebabkan ketertutupan filsafat dan juga ilmu
benar/salah, hadir/absen, makna/bentuk, depan/ pengetahuan manusia. Derrida ingin membongkar
belakang, dsb. Pandangan oposisi biner bahwa ketertutupan ini dengan cara membebaskan tulisan
istilah yang pertama lebih penting (superior) dari sesuatu yang memperbudaknya (Ritzer, 2012:
sedangkan yang kedua kurang penting (imperior). 608). Istilah yang digunakan untuk pembongkaran
Oposisi biner yang terdapat dalam bahasa ketertutupan ini adalah dekonstruksi logosentrisme.
hampir sama dengan oposisi biner dalam tradisi Logosentrisme merupakan salah satu ciri dari
filsafat Barat. Karena kesamaan ini sehingga Derrida kaum modernisme. Filsafat modernis mendewakan
menyebutnya oposisi biner adalah milik logos atau rasionalis, individualis, dan universalis. Kaum
“kebenaran dari kebenaran” (Norris, 2003: 10). modernis mengagung-agungkan logos dan
Kebenaran yang dimaksud yaitu yang pertama menjauhkan mitos. Dengan penguasaan logos,
lebih benar dari yang kedua, dengan pengertian kaum modernis berpandangan kehidupan manusia
lain istilah yang pertama selalu memiliki semakin sempurna. Pandangan ini ditolak oleh
keistimewaan sedangkan yang kedua dilecehkan. kaum post-modernisme dengan alasan: pertama,
Pengertian oposisi biner hampir sama dengan dalam praktiknya, kemajuan-kemajuan yang
ideologi. Ideologi membuat garis batas yang jelas spektakuler seperti yang diharapkan gagal tercapai;
di antara oposisi konseptual seperti kebenaran dan kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu
kekeliruan, pusat dan pinggiran, makna dan tidak melepaskan diri dari penyalahgunaan otoritas;
bermakna. Menurut Derrida pemikiran ini harus ketiga, ada kontradiksi antara teori dan fakta
dihancurkan karena satu pengertian tergantung dalam perkembangan ilmu-ilmu modern; keempat,
pada pengertian yang lain (Sarup, 2011: 54). adanya kekeliruan akan anggapan bahwa ilmu
pengetahuan modern dapat menyelesaikan segala
permasalahan hidup manusia. Dalam kenyataannya,
METODE DAN TEORI DEKONSTRUKSI banyak kelaparan, kemiskinan, kerusakan lingkungan
akibat turunan dari ilmu pengetahuan dan teknologi;
Penerapan dekonstruksi yang dilakukan Derrida kelima, ilmu-ilmu modern mengesampingkan
yaitu menitikberatkan pada hal-hal yang kecil. dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi
Hal ini sangat berbeda dengan strukturalisme dan manusia disebabkan lebih mementingkan atribut
filsafat Barat yang fokus pada pusat (logosentrisme). fisik individu (Santoso, 2012: 248).
Menurut Derrida, sesuatu teks selalu ada yang Logosentrisme menurut Derrida sekurang-
disembunyikan atau ditutup-tutupi (Ritzer, 2004: kurangnya memiliki dua ciri yaitu, pertama,
205). Untuk menyingkap yang ditutupi itu perlu prosedur-prosedur yang sudah ada harus diakui
diadakan suatu cara yaitu dekonstruksi. Dengan sebagai suatu orientasi yang paling umum; dan
demikian dekonstruksi yang dimaksud oleh Derrida yang kedua, prosedur-prosedur yang sudah ada

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 69


Mangihut Siregar

harus diakui sebagai suatu orientasi yang paling 2012: 609). Dari pernyataan ini terlihat Derrida
umum; dan yang kedua, prosedur-prosedur yang ingin membebaskan masyarakat dari perbudakan
sudah ada harus diterima secara umum dan tidak logosentrisme. Derrida menginginkan masyarakat
perlu lagi dipertanyakan atau dipermasalahkan bebas dari kekuasaan penguasa intelektual yang
(Hadiwinata, 1994: 23). Apabila prosedur-prosedur menciptakan pemikiran dominan. Melalui
yang sudah ada harus diakui dan tidak perlu lagi kebebasan yang dimiliki, sehingga semua
dipertanyakan, berarti manusia itu tidak perlu masyarakat menjadi penulis yang merdeka.
membuat inovasi-inovasi. Kebenaran itu tunggal, Manusia diharapkan selalu menciptakan
sudah mutlak, berlaku umum dan sudah final. inovasi-inovasi baru dan selalu mempermasalahkan
Kebenaran yang seperti ini sangat berbahaya kebenaran. Kebenaran tidak harus dibatasi dalam
karena akan menyembunyikan kepentingan kebenaran tunggal, umum, dan universal melainkan
kekuasaan antara yang satu dengan yang lain. bersifat plural, partikular, dan relatif. Adanya
Salah satu contoh dari pemikiran Derrida kebenaran yang plural menjadikan suatu kejadian
tentang logosentrisme yaitu teater kekejaman ditafsirkan setiap manusia dengan berbagai tafsiran.
(theatre of cruelty). Konsep ini dia bandingkan Makna dimaknai dengan bermacam makna.
dengan teater tradisional yang didominasi oleh Tanda tidak selalu berhubungan antara penanda
logika berpikir representasional. Apa yang terjadi (bentuk) dengan petanda (makna).
di pentas mewakili apa yang terjadi dalam kehidupan Ketidak setujuan Derrida akan pandangan
nyata (Ritzer, 2012: 608). Suatu teater akan kaum strukturalisme sangatlah beralasan. Menurut
diperankan oleh beberapa pemeran, baik pemeran kaum strukturalisme, tanda merupakan kesatuan
utama, pemeran tambahan dan yang paling penting yang tak dapat dipisahkan dari dua bidang seperti
adalah skenario dan sutradara. Semua peran diatur selembar kertas. Bidang pertama sebagai penanda
sesuai dengan skenario yang sudah ditentukan untuk menjelaskan bentuk atau ekspresi, dan
sutradara. Pertunjukan yang demikian ditentukan bidang yang kedua merupakan petanda, yaitu
oleh sutradara yang mengatur, mengawasi dan menjelaskan konsep atau makna (Piliang, 2012:
menciptakan makna peran yang dimainkan 349). Penanda sifatnya material dan konkrit yaitu
pemerannya. Sutradara sama dengan penguasa wujud bentuk atau ekspresi bahasa, sedangkan
sedangkan pemeran sama dengan budak interpretif petanda sesuatu yang bersifat abstrak dan tak
(interpretive slave) yang sudah ditakdirkan tuannya tertangkap indera yang bertujuan menjelaskan
(Derrida, 1979: 235). konsep atau makna di balik penanda yang konkrit.
Pertunjukan dipentas menurut pandangan Kaum strukturalis melihat tanda itu baku dan
strukturalis merupakan gambaran kehidupan nyata. tunggal. Orang yang menangis dipastikan karena
Hal ini ditentang oleh Derrida, di mana lakon perasaannya sedih, dan orang yang senyum berarti
yang diperankan para pemain tidak secara otomatis senang. Dalam kehidupan sehari-hari sering orang
merepresentasikan kehidupan di masyarakat. Apa menangis bukan karena sedih melainkan karena
yang terjadi di pentas hanyalah keinginan pemesan senang atau terharu. Contoh ini sering terlihat
atau penulis naskah (sutradara), belum tentu sama apabila orang yang sudah lama berpisah karena
kenyataannya di masyarakat. Derrida menginginkan sesuatu hal, dan pada suatu waktu mereka saling
timbul suatu pentas di mana panggung tidak dikuasai bertemu. Orang seperti ini sering untuk menunjukkan
oleh sutradara tetapi aktor bebas memerankan kesenangannya atau keterharuannya saling
keinginannya tanpa ada yang mengaturnya (Ritzer, berpelukan dan menangis. Penanda menangis

70 Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019


Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida

bukan hanya petanda kesedihan melainkan sudah Menurut Derrida, penanda (signifier) tidak
menjadi kesenangan. Menangis menurut pandangan berkaitan langsung dengan petanda (signified).
kaum strukturalis hanya sebagai petanda kesedihan, Penanda dengan petanda tidak memiliki
namun dalam empiriknya bukanlah demikian. korespondensi secara langsung. Hal ini sangat
Penanda menangis bukan hanya petanda kesedihan bertentangan dengan pendapat Saussure yang
tetapi juga petanda kesenangan. Dalam hal ini menyatakan bahwa penanda berkaitan langsung
makna menangis bukan tunggal, boleh sedih, senang, dengan petanda. Menurut Saussure hubungan antara
kepura-puraan, bermain peran, dan lain-lain. penanda dan petanda ibarat dua sisi mata uang
Contoh yang lain mengenai tanda yaitu warna yang sama. Derrida tidak setuju akan pernyataan
lampu lalu lintas di perempatan jalan atau sering ini, menurutnya tanda sebagai struktur perbedaan,
disebut lampu merah. Warna lampu di perempatan sebagian darinya selalu “tidak di sana” sebagian
ada tiga yaitu, merah, kuning, dan hijau. Ketiga lagi selalu “bukan yang itu”. Penanda dan petanda
warna tersebut mempunyai makna tersendiri terus berpisah dan menyatu kembali dengan
sesuai dengan konvensi, merah berhenti, kuning kombinasi-kombinasi baru (Lubis, 2014: 90).
hati-hati, dan hijau jalan kira-kira demikian Hal ini dapat dilihat melalui contoh kata (tanda) di
pengertian masyarakat umumnya tentang rambu kamus. Kata yang ada di kamus merujuk pada
lalu lintas yang ada di perempatan jalan. Dalam tanda lain, dan tanda lain merujuk lagi ke tanda
pengertian kaum struktural, ketiga tanda itu sudah lain, begitu seterusnya. Oleh sebab itu suatu
baku dan tidak boleh diganggu gugat lagi. penanda akan terus berubah menjadi suatu petanda,
Dalam kehidupan sehari-hari ketiga tanda di dan sebaliknya suatu petanda akan berubah menjadi
atas (merah, kuning, dan hijau) bukan hanya suatu penanda. Dengan demikian tidak akan pernah
menunjuk pada satu tanda. Tanda merah menurut suatu penanda sampai kepada petanda akhir
pandangan kaum struktural harus berhenti, apabila (Sarup, 2003: 54).
ada yang berjalan terus padahal lampu sudah Mengenai bahasa, kaum strukturalis melihat
berwarna merah berarti suatu tindakan pelanggaran. bahwa setiap individu tidak memiliki kebebasan
Orang yang melanggar rambu lalu lintas akan untuk berbahasa. Hal ini terjadi karena individu
ditilang. Secara empirik banyak orang yang tidak berbahasa sesuai dengan sistem atau aturan
berhenti walau lampu sudah menandakan merah, bahasa yang ada, setiap orang hanya mengikuti
misalnya mobil ambulan, pemadam kebakaran, aturan tersebut. Untuk itu Ferdinand de Saussure
polisi yang menjalankan tugas, dan lain-lain. membedakan antara langue dengan parole.
Mereka tidak pernah ditilang karena bukan Perbedaan langue dengan parole sebagai berikut
melanggar lalulintas. Oleh sebab itu tanda merah (Lubis, 2014: 82 – 83):
dalam lampu lalu lintas bukan hanya harus
berhenti tetapi ada tanda yang lain. Benarlah yang A. Sifat-sifat langue adalah:
dikatakan Derida, selalu saja ada celah di antara 1. Berada dalam bentuk keseluruhan kesan yang
penanda dan petanda, antara teks dan maknanya. tersimpan dalam otak setiap orang, tetapi tidak
Pencarian makna absolut merupakan suatu terpengaruh oleh kemampuan penyimpannya.
kemustahilan. Pencarian makna selalu berupa 2. Produk sosial dari kemampuan bahasa dan
jejak setelah jejak, istilah yang dipergunakan juga merupakan keseluruhan konvensi yang
Derrida (signifier of signifier) penanda dari pada ditentukan kelompok sosial yang memungkinkan
penanda (Piliang, 2012: 124). untuk menggunakan kemampuan itu.

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 71


Mangihut Siregar

3. Langue bersifat pasif karena merupakan hasil memperlambat kendaraannya. Namun demikian
penerimaan seseorang dari orang lain yang ada apabila diperhatikan perilaku setiap pengemudi
dalam masyarakat, sedangkan parole bersifat aktif. dalam memaknai lampu warna kuning, ada berbagai
4. Langue merupakan hasil kesepakatan atau macam. Sekelompok orang memaknai warna kuning
konvensi. hati-hati dan mengurangi kecepatan kendaraannya.
Sekelompok lain memaknainya biasa saja, yang
B. Sifat-sifat Parole adalah: penting belum warna merah jalan terus seperti
1. Parole selalu bersifat individual, bervariasi, biasa. Sementara kelompok lain mempercepat
berubah-ubah dan dapat mengandung hal-hal laju kendaraannya mumpung masih warna kuning.
yang baru. Parole tidak mengenal sistem sehingga Kesempatan yang tinggal sedikit sebelum warna
tidak dapat dikaji secara ilmiah berdasarkan merah sehingga pengemudi memacu kendaraannya
pendekatan positivisme ilmiah atau melalui semaksimal mungkin. Pemaknaan yang bermacam-
metode strukturalisme. macam ini mengakibatkan perilaku yang
2. Parole terjadi dari pilihan individual (unik, khas) bermacam-macam pula. Hal-hal yang demikian
yang tidak terhitung jumlahnya. sangat diperhatikan Derrida yang luput dari kajian
3. Parole bukan kolektif, semua wujud dan strukturalisme.
pengungkapannya bersifat sesaat dan heterogen Pemikiran yang lain yang diutarakan Derrida
dan merupakan perilaku individu. untuk menjelaskan dekonstruksi yaitu dikotomi
Kaum strukturalisme hanya tertarik untuk kehadiran dan absen. Kedua keadaan itu (hadir
mengkaji langue sebagai objek kajiannya dan absen) tidak mungkin terlaksana secara
dikarenakan langue didasarkan atas sistem yang bersamaan. Apabila hadir berarti tidak mungkin
homogen, stabil dan bersifat objektif, sedangkan absen dan begitu juga sebaliknya. Pemikiran Barat
parole diabaikan. Melalui struktur (aturan pada umumnya lebih menghargai hadir daripada
gramatikal) kaum strukturalisme merasa menemukan absen. Pemikiran ini dihubungkan dengan konsep
pemaknaan bahasa. Makna bahasa tidak berkaitan berbicara lebih unggul daripada menulis (Zehfuss,
dengan realitas eksternal. Setiap individu yang 2013: 186). Berbicara dipandang lebih penting
berbahasa hanya sekedar mengikuti struktur dari menulis karena orang yang berbicara hadir
bahasa yang sudah ada pada alam bawah sadarnya secara langsung dengan pendengar. Pembicara
sehingga individu tidak mempunyai kebebasan dapat melihat bagaimana respon pendengar akan
dalam berbahasa. Derrida menentang pandangan informasi yang disampaikan. Demikian juga
strukturalisme yang melihat adanya struktur yang sebaliknya, pendengar dapat melihat pembicara
stabil, makna yang universal. Derrida dan juga baik gaya berbicara, gestur tubuh, emosi dan intonasi
kaum post-struktural lainnya bukan hanya yang dilakukan. Apabila pendengar kurang
terfokus pada langue justru memberi ruang pada memahami apa yang disampaikan pembicara,
parole (Lubis, 2014: 84). pendengar boleh menanyakan atau meminta untuk
Pemikiran Derrida akan parole dapat dilihat diulangi apa yang dimaksud pembicara.
akan sikap masyarakat dalam pemaknaan lampu Berbeda dengan pembicara yang hadir dalam
tanda lalu lintas seperti yang sudah dijelaskan di pembicaraan, penulis tidak perlu hadir untuk
bagian atas. Menurut kaum strukturalisme, tanda menyampaikan maksudnya kepada pembaca.
warna kuning dalam rambu lalu lintas adalah Maksud penulis cukup diwakilkan melalui sebuah
hati-hati dengan kata lain pengemudi harus tulisan, email, whatsApp, SMS, dan lain-lain.

72 Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019


Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida

Kelebihan dari tulisan ini, si penulis tidak harus Differance berasal dari kata Perancis di mana
hadir dalam pembicaraan, sedangkan kelemahannya pengucapannya persis sama dengan difference.
maksud dari penulis sering berbeda dengan Differrance berasal dari kata differer, yakni: to differ
penafsiran pembaca. Melalui argumentasi ini, yang berarti membedakan, to defer yang berarti
berbicara sepertinya lebih baik daripada menulis. menunda. Di satu sisi differance merujuk pada
Pembicara dan pendengar sama-sama hadir dalam sesuatu yang menjadi lain, yang tidak sama, yang
waktu yang sama dan tempat yang sama. Melalui bisa dibedakan. Pengertian yang lain yaitu menunda
kehadiran tersebut kedua belah pihak dapat saling atau suatu jalan memutar (Zehfuss, 2013: 189).
mengerti apa yang mereka bicarakan. Differance menghasilkan differences (perbedaan),
Bahasa lisan di Barat diasumsikan sebagai sehingga memungkinkan adanya dikotomi. Tanda
wakil atau representasi dari diri-batin atau dapat seperti yang dikatakan Derrida (1982: 9)
dikatakan jiwanya makna. Pemikiran yang merepresentasikan kehadiran sesuatu itu dalam
menganggap bahwa makna-makna bisa hadir ketidakhadirannya. Pada saat sesuatu itu tidak
dalam interaksi manusia merupakan prinsip yang dapat ditunjukkan, kita menelusuri jalan memutar
ada pada pusat (center) yang ditentang Derrida. dari sign itu. Sign menangguhkan kehadiran, tidak
Oleh sebab itu tulisan merupakan satu bentuk ada yang sekedar hadir atau tidak hadir. Yang ada
komunikasi di mana makna-maknanya selalu menurut Derrida adalah differences (perbedaan)
ditunda. Makna yang hadir dalam tanda-tanda dan dan traces of traces (jejak dari jejak).
mitos-mitos dan struktur-struktur yang Proses differance yang dijelaskan Derrida
menghasilkan makna-makna justru selalu absen merupakan penolakan terhadap makna atau petanda
dari kinerja komunikasi (Chaffee, 2012: 208). yang absolut, makna transendental, makna universal
Pemahaman Barat yang menyatakan berbicara yang diklaim Saussure dan juga kaum strukturalis.
lebih baik daripada menulis ditentang oleh Derrida. Differance adalah permainan perbedaan-perbedaan,
Menurut Derrida (1998: 43), berbicara dan menulis jejak-jejak dari perbedaan-perbedaan, penjarakan
tidak jauh berbeda. Kedua kata itu sama-sama (spacing) yang dengan cara itu unsur-unsur dikaitkan
membentuk apa yang disebutnya sistem menulis satu sama lain (Norris, 2003: 11). Oleh karena itu
pada umumnya (system of writing in general). petanda absolut akan selalu berupa jejak dan di
Dengan kata lain bahwa berbicara merupakan belakang jejak ada jejak, demikian seterusnya.
sebuah bentuk tulisan pada umumnya, yaitu sistem Kebenaran mutlak merupakan suatu kemustahilan,
untuk merekam dan dengan demikian menghasilkan yang pasti menurut Derrida ketidakpastian,
makna (Zehfuss, 2013: 188). permainan. Semuanya harus ditangguhkan sambil
Tulisan merupakan bentuk permainan bebas bermain bebas dengan perbedaan.
dari unsur-unsur bahasa dan komunikasi. Dalam
bahasa makna akan berproses secara terus menerus
dan tidak akan pernah sampai kepada kebenaran KRITIK TERHADAP
mutlak (logos). Derrida melihat bahwa tulisan TEORI DEKONSTRUKSI
merupakan jejak, bekas-bekas tapak kaki yang
harus ditelusuri terus menerus sampai menemukan Dari uraian di atas terlihat bagaimana Derrida
siapa yang empunya kaki. Proses berpikir, menulis menghancurkan pandangan yang mengangung-
dan berkarya berdasarkan jejak inilah yang disebut agungkan logos dan pusat pada masyarakat
Derrida sebagai differance (Norris, 2003: 11). modern. Modernisme yang diharapkan dapat

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 73


Mangihut Siregar

menyelesaikan masalah kehidupan manusia ternyata untuk mencari kebenaran atau yang paling benar
dalam praktiknya gagal, tidak berhasil seperti yang dan menghancurkan yang salah tetapi
diharapkan. Derrida berhasil membunuh mitos mendekonstruksi secara terus menerus tanpa henti.
sekaligus menguburkan logos. Tujuan dekonstruksi adalah mencari kekurangan,
Namun demikian timbul pertanyaan lebih lanjut ketidakadilan, kebohongan dan lain-lain yang
akan dekonstruksi Derrida: pertama, menurut tidak diinginkan masyarakat. Apabila kekurangan
Derrrida, berbicara dan menulis tidak jauh berbeda. yang selalu dicari-cari, kapan tercapai ketenangan,
Keduanya sama-sama membentuk apa yang keteduhan, kenyamanan dalam masyarakat?
disebutnya sistem menulis pada umumnya (system
of writing in general). Berbicara merupakan sebuah
bentuk tulisan pada umumnya, yaitu sistem untuk KESIMPULAN
merekam dan dengan demikian menghasilkan
makna. Tulisan merupakan bentuk permainan Dekonstruksi yang dipopulerkan Derrida
bebas dari unsur-unsur bahasa dan komunikasi. menjadi suatu metode sekaligus teori kritis.
Dalam bahasa makna akan berproses secara terus Derrida menjungkirbalikkan pandangan positivisme
menerus dan tidak akan pernah sampai kepada dan kebudayaan modern yang mengangung-
kebenaran mutlak (logos). agungkan filsafat atau logos. Terlebih terhadap
Derrida melihat bahwa tulisan merupakan jejak, penganut strukturalisme yang menganggap manusia
bekas-bekas tapak kaki yang harus ditelusuri terus tunduk terhadap sistem atau struktur yang ada.
menerus sampai menemukan siapa yang empunya Segala gerak-gerik manusia diatur oleh struktur
kaki. Proses berpikir, menulis dan berkarya yang sudah ada. Struktur seakan-akan benda
berdasarkan jejak inilah yang disebut Derrida hidup yang sanggup mengendalikan kehidupan
sebagai differance. Melalui proses differance, manusia. Struktur menjadi pemberian (given) dan
Derrida menolak adanya makna absolut, makna manusia hanya menerima.
transendental, makna universal seperti yang Derrida mengkritik pandangan strukturalisme
dipahami kaum strukturalisme. Apabila makna dan ingin membebaskan masyarakat dari perbudakan
bebas ditafsir setiap orang maka dapat dikatakan logosentrisme. Derrida menginginkan masyarakat
tidak ada makna. Makna selalu ditunda dengan bebas dari kekuasaan penguasa intelektual yang
demikian segala sesuatu tidak bermakna. menciptakan pemikiran dominan. Melalui kebebasan
Dekonstruksi yang dilahirkan Derrida melahirkan yang dimiliki, sehingga semua masyarakat menjadi
persoalan baru berbentuk: indeterminasi, dan penulis yang merdeka.
ketidakpastian makna. Walaupun dekonstruksi yang dipopulerkan
Kedua, penerapan dekonstruksi yang dilakukan Derrida sangat membawa dampak yang luar biasa
Derrida yaitu menitikberatkan pada hal-hal yang bagi ilmu-ilmu sosial secara umum, namun teori ini
kecil. Hal ini sangat berbeda dengan strukturalisme juga mempunyai kelemahan. Kebebasan yang
dan filsafat Barat yang fokus pada pusat dimiliki setiap orang untuk menafsir makna sehingga
(logosentrisme). Menurut Derrida, sesuatu teks makna selalu tertunda dengan kata lain tidak ada
selalu ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi. makna dan tidak ada kepastian. Makna atau
Untuk menyingkap yang ditutupi itu perlu diadakan kebenaran atau apapun istilahnya selalu tertunda
suatu cara yaitu dekonstruksi. Dengan demikian bahkan relatif. Selain itu, kelemahan yang lain
dekonstruksi yang dimaksud oleh Derrida bukan yaitu sangat sulit ditemukan ketenangan, keteduhan

74 Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019


Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida

dan kenyamanan karena segala sesuatu tanpa Piliang, Yasraf Amir. 2012. Semiotika dan
henti-henti selalu didekonstruksi. Hipersemiotika: Kode, gaya & matinya
makna. Bandung: Matahari.
Ritzer, George. 2004. Teori Sosial Postmodern.
Muhammad Taufik (Pentj.). Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Kreasi Wacana.
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2012.
Barker, Chris. 2004. Cultural Studies: Teori & Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Praktik. Nurhadi (Pentj.). Yogyakarta: Santoso, Heri. 2012. “Metode Dekonstruksi
Kreasi Wacana. Jacques Derrida: Kritik atas Metafisika dan
Barker, Chris. 2014. Kamus Kajian Budaya. B. Epistemologi Modern”. Dalam Santoso,
Hendar Putranto (Pentj.). Yogyakarta: Listiyono, dkk. Epistemologi Kiri.
PT Kanisius. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Chaffee, Daniel dan Charles Lemer. 2012. Sarup, Madan. 2003. Post-Structuralism and
“Strukturalisme dan Post-strukturalisme”. Post-Modernism: Sebuah Pengantar Kritis.
Dalam Turner, Bryan S. (ed). Teori Sosial: Medhy Aginta Hidayat (Pentj.). Yogyakarta:
Dari Klasik Sampai Postmodern. E. Jendela.
Setiyawati A. dan Roh Shufiyati (pentj.). Sarup, Madan. 2011. Panduan Pengantar untuk
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Memahami Postrukturalisme & Posmodernisme.
Derrida, Jacques. 1978. Writing and Difference. Medhy Aginta Hidayat (Pentj.) Yogyakarta:
Chicago: University of Chicago Press. Jalasutra.
Derrida, Jacques. 1982. Margins of Philosophy. Zehfuss, Maja. 2013. “Jacques Derrida”. Dalam
Alan Bass (Pentj.). Chicago: The University Jenny Edkins – Nick Vaughan Williams (ed).
of Chicago Press. Teori-teori Kristis: Menantang Pandangan
Derrida, Jacques. 1995. Points …..Interviews, Utama Studi Politik Internasional. Teguh
1974-1994, ed. Elisabeth Weber, Peggy Wahyu Utomo (Pentj.). Yogyakarta: Pustaka
Kamuf dan kawan-kawan (Pentj). Stanford: Pelajar.
Stanford University Press.
Derrida, Jacques. 1998. Of Grammatology.
Gayatri Chakravorty Spivak (pentj.), edisi
koreksi. Baltimore: The Johns Hopkins
University Press.
Hadiwinata, Bob Sugeng. 1994. “Theatrum
Politicum: Postmodernisme dan Krisis
Kapitalisme Dunia”. Dalam Jurnal
Kebudayaan Kalam. No. 1 Th. 1994.
Jakarta: Yayasan Kalam dan Penerbit
Pustaka Grafiti.
Hardiman, F. Budi. 2003. Melampaui Positivisme
dan Modernitas: Diskursus Filosofis tentang
Metode Ilmiah dan Problem Modernitas.
Yogyakarta: Kanisius.
Lubis, Akhyar Yusuf, 2014. Teori dan
Metodologi: Ilmu Pengetahuan Sosial
Budaya Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa.
Norris, Christopher, 2003. Membongkar Teori
Dekonstruksi. Inyiak Ridwan Muzir (Pentj.).
Yogyakarta: Penerbit Ar-ruzz.

Journal of Urban Sociology | Volume 2 / No. 1 / April 2019 75

Anda mungkin juga menyukai