Anda di halaman 1dari 2

Syahda Maulida Praditya

25000118140261

Kelas E 2018

TUGAS PERSONAL MASTERY

Mata Kuliah Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat

Joanne Kathleen Rowling (J.K Rowling)

J.K Rowling adalah seorang penulis novel asal Inggris yang dikenal melalui karyanya
yang sangat sukses yaitu “Harry Potter” series. Sejak kecil, Rowling telah memiliki cita-cita
sebagai penulis. Ia melalui masa remaja yang sulit, ibunya didiagnosis dengan penyakit
sklerosis multipel, dan meninggal dunia beberapa tahun kemudian. Meskipun begitu, Rowling
tetap dapat meraih gelar sarjananya di Universitas Exeter. Ketika berumur 26 tahun, Rowling
pergi ke Portugal dan bekerja sebagai guru bahasa inggris. Ia menikah dan mempunyai seorang
anak perempuan. Namun tak lama setelah itu, Rowling dan suaminya memutuskan untuk
bercerai. Rowling kembali ke Inggris dan tinggal di sebuah flat kecil bersama anaknya, ia mulai
menulis buku “Harry Potter and The Sorcerer’s Stone” di satu kafe ke kafe lain. Pada tahun
1995, Rowling menyelesaikan buku “Harry Potter” pertamanya dan mengirimkan ke 12
penerbit, dimana mereka semua menolak untuk menerbitkan buku Rowling. Rowling tidak
menyerah, ia tetap berusaha mengirimkan hasil karyanya kepada penerbit lain hingga ia
bertemu Bloomsbury Publisher, sebuah rumah penerbit yang masih baru dan kecil, yang
bersedia untuk mencetak 500 kopi buku Rowling. Sejak saat itu, nama J.K Rowling mendunia.

Personal Mastery J.K Rowling

A. Personal Vision
J.K Rowling memiliki visi dalam hidup yang ingin dicapainya. Ia ingin menjadi seorang
penulis. Ia tidak membiarkan visi itu hanya menjadi angan-angan, ia berusaha dan
berjuang di masa sulitnya untuk tetap menuangkan ide didalam pikirannya ke dalam
lembar-lembar kertas. Terlihat pula bahwa J.K Rowling memiliki komitmen yang kuat
dalam menggapai visi tersebut.
B. Holding Creative Tension
J.K Rowling melalui masa muda yang sulit tetapi tak menghentikannya untuk terus
belajar melanjutkan masa studinya hingga menjadi sarjana. Saat proses menulis buku
“Harry Potter”, ia juga mengalami depresi dan memiliki keinginan untuk mengakhiri
hidup karena masa sulit yang kembali menimpanya. Pun setelah ia selesai menulis buku,
ia dihadapkan oleh kegagalan. Banyak penerbit yang menolak karyanya karena
dianggap sebagai buku anak-anak yang tidak akan laku di pasaran. Namun, hal tersebut
mampu mendorong Rowling untuk tetap bergerak mencapai visinya dan tidak menyerah
dengan keadaan yang dihadapi.
C. Using the Subconscious
Berdasarkan artikel yang saya baca mengenai J.K Rowling, ia dapat menggunakan alam
bawah sadarnya secara baik untuk mendukung visinya sebagai penulis. Walaupun
Rowling sempat mengalami depresi dalam proses penulisan novelnya, ia dapat
mengelola emosi serta perasaannya sehingga depresi tidak menjadi penghalang untuk
terus melanjutkan proses yang ia jalani.
D. Commitment to the Truth
Rowling juga terbuka akan kebenaran yang ia hadapi. Sebelum ia memiliki ide untuk
menulis novel Harry Potter, ia sempat bekerja di sebuah kantor lalu menjadi guru bahasa
inggris. Selama bekerja di kantor tersebut, Rowling mengaku ia lebih tertarik untuk
menulis cerita dikomputernya ketika tidak ada orang yang melihat. Setelah itu, Rowling
menyadari bahwa pekerjaan itu tidak cocok untuknya. Rowling semakin yakin akan
mimpinya sebagai seorang penulis.
E. Structural Conflict: The Power of Your Powerlessness
J.K Rowling harus mengalami penolakan secara sepihak oleh beberapa penerbit yang
menolak untuk menerbitkan bukunya. Meskipun harus menghadapi kegagalan berkali-
kali, Rowling dapat mengubah hal itu menjadi pandangan positif dan semangat baru.

Sumber :

- https://www.insider.com/jk-rowling-harry-potter-author-biography-2017-7#rowling-finally-
signed-a-deal-with-a-small-publisher-that-made-her-pick-a-pen-name-9
- https://www.robinsharma.com/article/jk-rowling-s-secret-success-weapon

Anda mungkin juga menyukai