Rowling
Masa Kecil
J.K Rowling lahir di Yate, Inggris pada tanggal 31 Juli 1965. Ia memiliki nama asli
Joanne Rowling. Inisial K yang ada pada nama penanya berasal dari singkatan Kathleen.
Kathleen sendiri merupakan nama dari sang nenek. Ayah Rowling bernama Peter adalah
seorang insinyur pesawat terbang, sedangkan sang ibu yang bernama Anne bekerja sebagai
teknisi sains di Departemen Kimia, tempat Rowling menempuh pendidikan. Rowling juga
memiliki seorang adik yang usianya dua tahun lebih muda dari dirinya bernama Dianne.
Kehidupan rumah tangga keluarganya ternyata tidak begitu harmonis, sang ayah tidak pernah
peduli pada keadaan keluarga, sedangkan ibu Rowling mengalami sakit yang cukup lama.
Alasan tersebut pada akhirnya membuat Rowling memiliki cukup kebencian terhadap sang
ayah, hingga menolak untuk berbicara kepada sang ayah dalam bertahun-tahun. Walaupun
begitu, Rowling sangat menyayangi adiknya. Setelah ayah dan ibu Rowling berpisah, ia
mengajak adiknya untuk ikut bersama ibunya.
Ketika Rowling masih muda ia sudah terbiasa membaca buku sampai-sampai ia
menyebut dirinya kutu buku. Sejak masih kanak-kanak dirinya telah memiliki impian menjadi
seorang penulis yang hasilnya pada umur 6 tahun ia telah menulis kisah tentang kelinci yang
diberi judul Rabbit dan saat berumur sebelas tahun ia mulai menulis novel pertama yang
diberi judul Tujuh Berlian Terkutuk. Pada tahun 1974, Rowling mulai bersekolah di Sekolah
Gereja Inggris yang ada di dekat tempat kelahirannya. Oleh gurunya, Rowling sempat dicap
sebagai murid bodoh karena nilai matematikanya jelek. Berselang satu tahun, Rowling mulai
ikut serta untuk menjadi anggota dari kelompok kepanduan Brownis. Dari sinilah, ia mulai
terinspirasi dan semakin tertarik dengan dunia sihir. Seiring berjalan waktu, imajinasi
Rowling semakin berkembang pada saat ia masuk di sekolah menengah Wyedean School and
College, Sedbury, Gloucestershire, Inggris.
Pendidikan
Setelah lulus ia mencoba mendaftar di Universitas Oxford, hanya saja keinginannya
tersebut tidak dapat diwujudkan. Pada akhirnya, ia melanjutkan pendidikan tingginya di
Universitas Exeter dengan mengambil konsentrasi jurusan yaitu bahasa Perancis. Pada saat
masa awal ia kuliah di Exeter, Rowling merasa bahwa keadaan Exeter tidak sesuai dengan
harapannya. Namun, lambat laun ia mulai menikmati kuliah di Universitas Exeter setelah
bertemu dengan beberapa teman yang satu frekuensi dengan dirinya. Setelah lulus dari
Universitas Exeter, Rowling bersama teman temannya pindah ke sebuah flat di Clapham
Junction. Ia kemudian mengambil kursus untuk menjadi sekretaris dwibahasa. Ia juga
mengambil kerja paruh waktu sebagai pendokumentasi hak asasi manusia di Amnesty
International London. Pada tahun 1990, saat ia berada di dalam sebuah kereta yang sedang
melakukan perjalanan dari Manchester ke London, Rowling mendadak mendapatkan sebuah
ide untuk membuat karakter Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger yang
kemudian ia tulis saat setelah sampai di flatnya.
Tahun-Tahun Menentukan
Pada tahun 1990, Rowling harus menerima bahwa sosok ibu yang dicintai harus
meninggal dunia. Tidak hanya itu, Rowling juga kehilangan pekerjaan tidak lama selepas
Ibunya meninggal. Pada tahun 1991, Rowling memutuskan untuk pindah ke Porto, Portugal.
Ia mengambil pekerjaan menjadi seorang pengajar kelas malam bahasa Inggris sekaligus tetap
menulis di siang harinya. Di Porto, Rowling bertemu dengan wartawan bernama Jorge
Arantes di sebuah bar. Tak lama berselang setelah mereka bertemu, mereka akhirnya
memutuskan untuk menikah dan tepat pada 27 Juli 1993 di Portugal, Jorge Arantes dan
Rowling dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Jessica Isabel Rowling
Arantes. Namun, hubungan rumah tangga Rowling tidak berjalan dengan lancar. Diketahui,
Rowling banyak mengalami kekerasan dalam pernikahannya hingga pada akhirnya berakhir
dengan perceraian. Selepas bercerai, Rowling pun diusir oleh Arantas. Bersama putrinya,
Rowling memutuskan untuk tinggal Skotlandia dengan tujuan tinggal bersama adiknya, Anne
untuk menghabiskan malam natal.
Ditengah keadaaan buruk ini, Rowling berjuang keras menghidupi dirinya dan
putrinya sembari tetap melanjutkan menulis novel Harry Potternya. Bahkan, ia sempat hampir
memutuskan untuk mengakhiri hidup karena depresi yang dialami. Beruntungnya, pada saat
ia hendak bunuh diri, ia selalu teringat pada putrinya yang masih kecil sehingga memutuskan
untuk tetap berjuang. Setelah hampir 7 tahun lamanya, Rowling pada akhirnya berhasil
menyelesaikan buku seri pertama Harry Potter yang diberi judul “Harry Potter and the
Philosopher’s Stone”. Buku ini langsung popular dan laris dibeli banyak orang.
Kesuksesannya setelah menggarap buku pertama, Ia pada akhirnya kembali semangat dalam
menulis. Berkat semangat yang membara tersebut, ia berhasil menyelesaikan novel Harry
Potter sampai tujuh buku. Kehidupan Rowling semakin membaik setelah kesuksesan yang ia
raih dari karya-karya yang dihasilkannya. Pada tahun 2001, Rowling memutuskan untuk
kembali menikah dengan seorang dokter asal Skotlandia yang bernama Neil Murray. Pada
pernikahannya kali ini, Rowling dan pasangannya dikaruniai dua anak yang bernama David
dan Mackenzie. Pasangan ini pada akhirnya bisa hidup bahagia bersama di Skotlandia sampai
sekarang.
Apa yang dapat diteladani dari kisah perjuangan hidup J.K. Rowling?
Jangan pernah menyerah.
Walaupun J.K. Rowling hidup dalam keluarga tidak mampu, dicaci maki oleh
gurunya, dan bahkan dicerai suaminya sehingga dia harus menjaga anaknya sendiri,
Ia tidak pernah menyerah untuk meraih mimpinya untuk menjadi seorang penulis dan
menerbitkan bukunya sendiri.
Berani berimajinasi
Seluruh cerita yang ditulis oleh J.K. Rowling selalu menarik dan penuh hal yang tak
terduga karena Ia sering membaca berbagai hal buku yang mana meningkatkan
imajisani seseorang.
Tetap Konsisten
J.K. Rowling bisa lanjut menuliskan bukunya disela-sela permasalahan hidupnya.
NO.ABSEN: 13