Anda di halaman 1dari 5

Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi yang dikarang oleh penulis Inggris J.

K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan seorang penyihir remaja


bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald Weasley dan Hermione Granger, yang
merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dalam novel-novel ini
berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat bernama Lord
Voldemort, yang berambisi untuk menjadi makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir,
menguasai orang-orang nonpenyihir, dan membinasakan siapapun yang menghalangi
jalannya, terutama Harry Potter.

Sejak dirilisnya novel pertama, Harry Potter and the Philosopher's Stone (di
Indonesia diterbitkan dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah) pada tanggal 30
Juni 1997, seri ini telah mendapatkan popularitas besar, berbagai pujian kritis,
dan kesuksesan komersial di seluruh dunia.[1] Beberapa kritikus juga melontarkan
kritikan negatif, terutama karena temanya yang gelap. Hingga Juli 2013, seri ini
telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai novel
seri paling laris sepanjang masa, dan telah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa.[2][3]
Empat novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan
penjualan tercepat dalam sejarah.

Dengan memuat banyak genre, termasuk fantasi dan bildungsroman (dengan unsur
misteri, cerita seru, petualangan, dan roman), seri ini telah melahirkan banyak
makna dan referensi budaya.[4][5][6][7] Menurut Rowling, tema utama dalam seri ini
adalah kematian.[8] Terdapat juga tema lainnya, seperti prasangka dan korupsi.[9]

Penerbit awal novel-novel Harry Potter adalah Bloomsbury di Britania Raya dan
Scholastic Press di Amerika Serikat. Di samping itu, seri ini telah diterbitkan
oleh berbagai penerbit di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh
Gramedia Pustaka Utama. Keseluruhan novel, dengan novel ketujuh dibagi menjadi dua
bagian, telah diadaptasi menjadi delapan seri film oleh Warner Bros. Pictures, dan
menjadi film seri paling sukses sepanjang masa. Seri Harry Potter juga telah
menghasilkan berbagai merek dagang yang berhubungan dengan cerita, menjadikan merek
Harry Potter bernilai lebih dari $15 milyar.[10] Selain itu, terkait dengan
kesuksesan novel dan film-filmnya, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang
sejarah kesusasteraan.[11] Harry Potter juga dijadikan sebagai tema taman hiburan
seperti The Wizarding World of Harry Potter di Islands of Adventure, Universal
Parks & Resorts.

Daftar isi [sembunyikan]


1 Plot
1.1 Tahun-tahun awal
1.2 Kembalinya Voldemort
2 Karya tambahan
3 Struktur dan genre
4 Tema
5 Penciptaan dan publikasi
5.1 Terjemahan
5.2 Penyelesaian seri
6 Prestasi
6.1 Dampak budaya
6.2 Kesuksesan komersial
6.3 Penghargaan dan pengakuan
7 Penerimaan
7.1 Kritik sastra
7.2 Dampak sosial
7.3 Kontroversi
8 Adaptasi
8.1 Film
8.2 Permainan
8.3 Buku audio
9 Atraksi
9.1 Amerika Serikat
9.2 Britania Raya
10 Lihat juga
11 Referensi
12 Bacaan lanjutan
13 Pranala luar
Plot[sunting | sunting sumber]
! Informasi lebih lanjut: Dunia fiksi Harry Potter
Complete set of the seven books of the Harry Potter series.
Set lengkap ketujuh novel Harry Potter.
Novel ini mengisahkan tentang Harry Potter, seorang anak laki-laki yatim piatu yang
pada usia sebelas tahun mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir, hidup dalam
dunia biasa nonsihir, atau Muggle.[12] Kemampuan sihirnya adalah bawaan dan ia
diundang untuk menghadiri sekolah yang mengajarkan tentang keterampilan dan
pengetahuan sihir.[13] Harry kemudian menjadi pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts,
dan di sana sebagian besar kisah novel berlangsung. Di Hogwarts, Harry melalui
masa-masa remajanya, ia belajar untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya:
sihir, sosial dan emosional, termasuk permasalahan remaja biasa seperti cinta,
persahabatan, dan ujian sekolah, serta ujian terbesar untuk mempersiapkannya dalam
menghadapi konfrontasi yang ada di depannya.[14]

Setiap novel mengisahkan tentang satu tahun kehidupan Harry,[15] dengan peristiwa
novel yang berlangsung antara tahun 1991-1998.[16] Kisah novel ini juga mengandung
banyak kilas balik, yang sering dialami oleh Harry saat melihat kenangan karakter
lain melalui benda sihir yang disebut Pensieve.

Lingkungan pengisahan yang dibuat oleh Rowling benar-benar terpisah dari realitas,
namun masih terkait erat satu sama lainnya. Jika tanah fantasi Narnia adalah dunia
alternatif dan Dunia Tengah Lord of the Rings adalah dunia magis, maka dunia sihir
Harry Potter secara paralel ada di dalam dunia nyata yang mengandung versi magis
dari unsur-unsur biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Harry Potter, banyak
institusi dan lokasi yang dikenali, misalnya London.[17] Dunia Harry Potter terdiri
dari sekumpulan jalan-jalan tersembunyi yang diabaikan manusia biasa, tempat minum
kuno, puri di wilayah sepi, dan kastil terpencil yang tidak terlihat oleh populasi
Muggle.[13]

Tahun-tahun awal[sunting | sunting sumber]

Model kastil Hogwarts, tempat Harry mempelajari pendidikan sihir dan menjadi latar
tempat hampir di keseluruhan cerita novel.
Dalam bab pertama di novel pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah, dikisahkan bahwa
peristiwa yang luar biasa telah terjadi di dunia sihir, suatu peristiwa yang sangat
luar biasa, bahkan para Muggle melihat tanda-tandanya. Latar belakang mengenai
peristiwa luar biasa ini dan sosok Harry Potter diungkapkan secara bertahap
sepanjang seri. Setelah bab pendahuluan, kisah novel melompat bertahun-tahun
kemudian, saat sebelum ulang tahun kesebelas Harry Potter, dan pada titik ini,
latar belakang Harry Potter mulai terungkap.

Kontak pertama Harry dengan dunia sihir adalah melalui seorang manusia setengah
raksasa bernama Rubeus Hagrid, penjaga dan juru kunci di Hogwarts. Hagrid
mengungkapkan tentang sejarah masa lalu Harry.[18] Melalui cerita Hagrid, Harry
mengetahui bahwa saat ia bayi, ia menyaksikan pembunuhan orangtuanya oleh seorang
penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang kemudian juga berupaya untuk
membunuhnya.[18] Untuk alasan yang tidak diketahui, mantra yang dilontarkan oleh
Voldemort untuk membunuh Harry berbalik kepadanya. Harry selamat dengan menyisakan
bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya sebagai bukti atas serangan
tersebut, dan Voldemort menghilang. Setelah selamat dari serangan Voldemort, Harry
menjadi seorang legenda hidup dalam dunia sihir. Namun, atas perintah dari seorang
penyihir terhormat dan terkenal bernama Albus Dumbledore, Harry yang yatim piatu
dititipkan pada kerabat Muggle nya yang tidak menyenangkan, keluarga Dursley.
Keluarga Dursley bersedia untuk merawat Harry, namun memutuskan untuk merahasiakan
hal-hal magis darinya dengan harapan bahwa Harry akan tumbuh "normal".[18]

Dengan bantuan Hagrid, Harry bersiap untuk menjalani tahun pertamanya di Hogwarts.
Harry pun mulai menjelajahi dunia sihir, pembaca akan diperkenalkan pada berbagai
lokasi utama yang digunakan di sepanjang seri. Harry bertemu dengan sebagian besar
karakter utama dalam seri, termasuk dua tokoh yang kelak akan menjadi sahabat
baiknya: Ron Weasley, seorang penyihir yang berasal dari keluarga penyihir murni,
kuno, namun miskin, dan Hermione Granger, seorang penyihir cerdas yang berasal dari
keluarga nonpenyihir atau Muggle.[18][19] Di Hogwarts, Harry juga bertemu dengan
guru ramuan Severus Snape, yang menunjukkan kebencian dan ketidaksukaannya pada
Harry. Plot buku pertama diakhiri dengan konfrontasi antara Harry dan Lord
Voldemort untuk kedua kalinya; Voldemort berupaya untuk memperoleh kembali
keabadian dengan cara mendapatkan kekuatan dari Batu Bertuah, zat yang
memberikannya kehidupan yang kekal, dan Harry beserta teman-temannya berusaha untuk
menggagalkannya.[18]

Seri dilanjutkan dengan Harry Potter dan Kamar Rahasia, yang mengisahkan tentang
tahun kedua Harry di Hogwarts. Harry dan teman-temannya menyelidiki misteri 50
tahun yang lalu terkait dengan peristiwa mencekam yang kembali terjadi di sekolah.
Adik perempuan Ron, Ginny Weasley, menjalani tahun pertamanya di Hogwarts, dan
menemukan sebuah buku harian yang ternyata merupakan buku harian milik Voldemort
saat ia masih bersekolah di Hogwarts. Ginny dikuasai oleh Voldemort melalui buku
hariannya dan menuntunnya untuk membuka jalan ke "Kamar Rahasia", melepaskan
monster kuno yang menyerang para siswa di Hogwarts. Novel ini menggali tentang
sejarah Hogwarts dan legenda seputar Kamar Rahasia. Untuk pertama kalinya, Harry
mengetahui bahwa prasangka rasial mengenai "darah murni" dan "darah kotor" juga ada
dalam dunia sihir, dan bahwa saat Voldemort berkuasa, penyihir keturunan Muggle
atau "berdarah campuran" sering dijadikan sasaran teror. Harry juga mengetahui
bahwa ia bisa berbicara Parseltongue (bahasa ular), pemilik kemampuan tersebut
sangat jarang dan sering dikaitkan dengan Ilmu hitam. Novel ini berakhir setelah
Harry menyelamatkan kehidupan Ginny dengan membunuh Basilisk dan menghancurkan buku
harian tersihir yang menjadi sumber masalah.

Novel ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban, mengisahkan tentang tahun ketiga
Harry di Hogwarts. Ini adalah satu-satunya novel Harry Potter yang tidak
menampilkan Voldemort dalam ceritanya. Sebaliknya, Harry mengetahui bahwa ia
menjadi target Sirius Black, seorang pembunuh yang melarikan diri dari penjara
sihir, dan diyakini ikut terlibat dalam kematian orangtua Harry. Setelah Harry
dilemahkan oleh dementor makhluk sihir hitam yang memiliki kekuatan untuk melahap
jiwa manusia yang ditempatkan di Hogwarts untuk melindungi sekolah, Harry bertemu
dengan Remus Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang kemudian terungkap
bahwa ia merupakan manusia serigala. Lupin mengajarkan Harry langkah-langkah
pertahanan tingkat atas terhadap sihir hitam, terutama dementor, yang umumnya belum
dipelajari oleh siswa seusianya. Harry kemudian mengetahui bahwa Lupin dan Black
dahulunya adalah sahabat ayahnya, dan Black dijebak oleh teman mereka yang lainnya,
Peter Pettigrew.[20] Dalam novel ini, terungkap bahwa tidak satupun guru Pertahanan
Terhadap Ilmu Hitam yang bertahan lebih dari satu tahun ajaran, dan hal ini
selanjutnya berulang dalam novel-novel berikutnya.

Kembalinya Voldemort[sunting | sunting sumber]


"The Elephant House", a small, painted red caf where Rowling wrote a few chapters
of Harry Potter and the Philosopher's Stone.
"The Elephant House" kafe di Edinburgh tempat Rowling menulis bab-bab pertama
Harry Potter.
Selama tahun keempat Harry di Hogwarts (dikisahkan dalam Harry Potter dan Piala
Api), Harry secara tidak terduga terpilih sebagai peserta Turnamen Triwizard;
kontes sihir berbahaya di mana Harry harus bersaing melawan penyihir-penyihir
"jagoan" dari sekolah-sekolah sihir lainnya, dan juga siswa dari Hogwarts sendiri.
[21] Selama turnamen, Harry dipandu oleh Profesor Alastor "Mad-Eye" Moody, yang
kemudian diketahui adalah seorang penipu salah satu pendukung Voldemort bernama
Barty Crouch, Jr yang menyamar. Pada titik ini, terjadi pergeseran pengisahan dari
yang sebelumnya hanya berupa firasat, dugaan, dan ketidakpastian, menjadi suatu
konflik terbuka. Rencana Voldemort dengan menyusupkan Crouch ke dalam turnamen
untuk membawa Harry padanya berhasil. Meskipun pada akhirnya Harry berhasil lolos
dari Voldemort, Cedric Diggory, wakil Hogwarts lainnya dalam Turnamen Triwizard,
terbunuh, dan Voldemort kembali memasuki dunia sihir dengan fisik utuh.

Dalam buku kelima, Harry Potter dan Orde Phoenix, Harry kembali berhadapan dengan
Voldemort yang baru bangkit. Dalam menanggapi kemunculan Voldemort, Dumbledore
kembali mengaktifkan Orde Phoenix, yaitu perkumpulan rahasia yang bergiat dari
rumah keluarga Sirius Black yang bertujuan untuk menghadapi pelahap maut Voldemort
dan melindungi siapapun yang menjadi target Voldemort, terutama Harry. Meskipun
Harry dan Dumbledore telah menjelaskan tentang kembalinya Voldemort, Kementerian
Sihir dan kebanyakan masyarakat sihir lainnya menolak mempercayai bahwa Voldemort
telah kembali.[22] Dalam upaya untuk melawan dan mendiskreditkan Dumbledore,
Kementerian menunjuk Dolores Umbridge sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts. Umbridge
lalu mengubah Hogwarts menjadi rezim diktator dan melarang siswa mempelajari cara-
cara untuk mempertahankan diri dalam melawan sihir hitam.[22]

Harry kemudian membentuk "Laskar Dumbledore", sebuah kelompok belajar rahasia di


mana Harry bertugas untuk mengajari teman-temannya keterampilan sihir Pertahanan
terhadap Ilmu Hitam tingkat tinggi yang telah ia pelajari. Harry mengetahui bahwa
ada ramalan penting mengenai dirinya dan Voldemort, dan ramalan inilah yang telah
memicu Voldemort untuk membunuh orang tua Harry.[23] Harry juga mengetahui bahwa ia
dan Voldemort memiliki koneksi yang tidak diinginkan, dan menyakitkan setiap kali
koneksi itu muncul, yang membuat Harry bisa menyaksikan tindakan Voldemort secara
telepati. Dalam klimaks novel ini, Harry dan teman-temannya bertempur secara
langsung menghadapi Pelahap Maut. Meskipun kedatangan tepat waktu para anggota Orde
Phoenix menyelamatkan nyawa Harry dan teman-temannya, Sirius Black terbunuh dalam
pertarungan ini.[22]

Dalam buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran, Voldemort mulai
melancarkan perang terbuka. Di Hogwarts, Harry dan teman-temannya yang beranjak
remaja secara relatif terlindungi dari bahaya. Mereka terlibat dalam berbagai
permasalahan remaja, dan Harry akhirnya mulai berkencan dengan Ginny Weasley. Di
awal-awal cerita, Harry menemukan buku ramuan tua yang penuh dengan coretan dan
instruksi-instruksi tidak resmi dari sang pemilik buku yang misterius; si "Pangeran
Berdarah Campuran". Buku ini dengan cepat menjadi sumber kesuksesan Harry dalam
kelas ramuan, namun karena berbagai mantra ilegal yang tertulis di dalamnya, buku
ini juga menjadi sumber kekhawatiran, terutama dari Hermione. Pada tahun ini, Harry
juga mengikuti pelajaran privat dengan Dumbledore, yang menunjukkan pada Harry
berbagai kenangan tentang kehidupan awal Voldemort. Selama pelajaran privatnya,
terungkap bahwa untuk mempertahankan hidupnya, Voldemort telah membagi jiwanya
menjadi potongan-potongan, menciptakan serangkaian horcrux, benda dengan kekuatan
jahat yang tersembunyi di berbagai lokasi, dan salah satunya adalah buku harian
yang dihancurkan Harry dalam buku kedua.[24] Musuh Harry yang arogan, Draco Malfoy,
berusaha untuk membunuh Dumbledore di sepanjang novel. Upaya Malfoy ini memuncak
dengan terbunuhnya Dumbledore oleh Profesor Snape; si "Pangeran Berdarah Campuran"
yang sebenarnya.

Novel terakhir dalam seri, Harry Potter dan Relikui Kematian, dimulai langsung
setelah peristiwa dalam buku keenam. Voldemort sukses menguasai dan mengontrol
Kementerian Sihir. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk tidak kembali ke
Hogwarts dan memulai upaya mereka untuk menemukan dan menghancurkan horcrux
Voldemort yang tersisa. Untuk memastikan keselamatan mereka sendiri serta keluarga
dan teman-teman mereka, ketiganya terpaksa mengisolasi diri mereka di lokasi-lokasi
yang tidak terlacak. Dalam petualangan mereka mencari horcrux, mereka bertiga
mengetahui detil tentang masa lalu Dumbledore, tentang benda lainnya yang disebut
hallow yang bisa digunakan untuk menangkal horcrux, serta motif Snape yang
sebenarnya ia bekerja untuk Dumbledore sejak pembunuhan ibu Harry.

Buku ketujuh ini memuncak dalam Pertempuran Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione
beserta anggota Orde Phoenix, para guru, dan siswa Hogwarts, bertempur untuk
mempertahankan Hogwarts dari Voldemort, Pelahap Mautnya, dan berbagai makhluk gaib.
Beberapa karakter utama tewas dalam pertempuran gelombang pertama. Setelah
mengetahui bahwa ia sendiri adalah horcrux, Harry menyerahkan dirinya kepada
Voldemort, yang melontarkan kutukan maut padanya. Namun, para pejuang Hogwarts
tidak menyerah. Meskipun mereka meyakini bahwa Harry telah tewas, mereka terus
berjuang. Harry, yang sebenarnya berhasil kembali dari situasi antara hidup dan
kematian dan kemudian berpura-pura mati, akhirnya menghadapi Voldemort, yang semua
horcruxnya telah hancur. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort terbunuh oleh
kutukannya sendiri yang berbalik. Di akhir novel, terdapat sebuah epilog yang
menceritakan tentang kehidupan para karakter yang bertahan hidup dan
keberlangsungan dunia sihir.

Anda mungkin juga menyukai