Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi ini masyarakat dunia mampu mengetahui berbagai
macam informasi selain berpotensi meningkatkan perkembangan suatu negara
namun, juga dapat menjadi ancaman suatu negara. Salah satu ancaman
tersebut dapat berupa permasalahan dalam bidang ekonomi dan budaya.
Masyarakat Indonesia seakan minim atas kesadaran nasional dan kurang bijak
dalam memfiltrasi informasi yang ada, sebagai contoh dalam mengonsumsi
produk-produk Indonesia khusunya produk yang mengimplementasikan
budaya Indonesia. Umumnya masyarakat justru lebih mengedepankan ‘citra’
sebuah produk yang mana demi dianggap sebagai individu yang lebih modern
dan fleksibel dengan perkembangan zaman. Kecendrungan inilah yang
perlahan mematikan daya saing pasar Indonesia khususnya pasar lokal
Indonesia.
Setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari masa ke masa, kebutuhan manusia akan terus bertambah dan
beranekaragam. Hal itu disebabkan oleh sifat manusia yang tak akan pernah
merasa puas, bertambahnya penduduk, kebudayaan yang semakin maju, dan
taraf hidup yang kian meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan upaya berupa inovasi
dan kreasi dalam memenuhi kebutuhan manusia tidak hanya berupa jasa
namun juga akan inovasi dan kreasi barang sesuai dengan minat masyarakat.
Hal ini dapat diimplementasikan dengan adanya usaha dalam terus
memproduksi barang yang inovatif, kreatif, sesuai dengan minat dan
kebutuhan pasar.

1
Namun dalam hal pemasaran, seorang wirausaha harus menganalisis
kebutuhan pasar terlebih dahulu. Dengan mengetahui akan kebutuhan pasar di
suatu tatanan masyarakat, seorang wirausaha dapat menentukan produk apa
yang akan diproduksi, kuantitas produk, produksi yang akan datang dan
kelebihan maupun kelemahan produksi barang tersebut.
Kebutuhan pasar dapat dipengaruhi oleh beberpapa faktor mulai dari
faktor globalisai, daerah, sumber daya alam maupun kebudayaan di suatu
daerah. Salah satu kebutuhan pasar yang ada di suatu daerah, yakni berdasar
kebudayaannnya.
Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing dan keunikannya
masing-masing. Indonesia dikenal dengan istilah cultural diversity karena
kekayaan kebudayaannya yang tersebar di seluruh penjuru daerah. Indonesia
merupakan negara kepulauan, dengan jumlah pulau 17.504 buah, menurut
data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004. Hal ini
menunjukkan Indonesia memiliki banyak penduduk yang tersebar di seluruh
pelosok Indonesia. Keadaan geografis yang berbeda menyebabkan penduduk
memiliki adat juga kebiasaan yang berbeda-beda. Sehingga setiap daerah
memiliki kekayaan yang berbeda-beda baik budaya, suku, ras, maupun agama.
Salah satu ciri khas setiap daerah yakni adanya keanekaragaman budaya
atau cultural diversity. Kebudayaan-kebudayaan tersebut perlu dilestarikan
yang mana merupakan identitas bangsa. Sehingga diperlukan upaya dalam
melestarikan kebudayaan tersebut. Salah satu upaya tersebut yakni dengan
terus memproduksi dan memperkenalkannnya pada khalayak luas baik
nasional dan internasional. Ada banyak budaya Indonesia yang telah terkenal
hingga mancanegara bahkan, warisan budaya Indonesia yang telah ditetapkan
oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi, yakni Batik, telah menjadi kebanggaan nasional bagi bangsa dan
negara. Agar dapat terus lestari, masyarakat Indonesia dituntut untuk terus
berinovasi dan berkreasi sehingga budaya Indonesia tidak akan lentur seiring
berkembangnya zaman.

2
Motif batik bervariasi macamnya mulai dari sabang sampai merauke.
Mulai dari motif batik tujuh rupa dari Pekalongan, motif batik sogan dari
Solo, Motif batik Gentongan yang berasal dari Madura, motif batik dari
Cirebon yang terkenal, yakni motif batik mega bendung dan lainnya. Setiap
motif batik pun memiliki ciri khasnya masing-masing.
Salah satunya yakni motif batik Kalimantan Timur. Kain motif batik
Kalimantan Timur pun memiliki 20 motif yang berbeda-beda. Batik
Kalimantan Timur, merupakan jenis kain tradisional yang memiliki motif
sulur pakis. Warna-warna dominan yang digunakan dalam pembuatan motif
batik Kalimantan Timur umumnya berupa warna hitam, kuning, merah, ungu
dan hijau. Coraknya pun bervariasi, seperti Lebba Suasa, Hatta, Tabba,
Assepulu Bolong, Coka Manippi dan masih banyak lagi.
Kekhasan motif batik Kalimantan Timur ini dapat dimanfaatkan
wirausahawan sebagai peluang usaha dalam memproduksi barang yang sesuai
dengan kebutuhan pasar Kalimantan Timur. Sebagai batik yang terkenal di
masyarakat Samarinda, batik ini dapat dimanfaat dalam berbagai macam
produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual serta menguntungkan.
Umumnya kain batik digunakan dalam pembuatan batik dan pakaian.
Dalam menjadi wirausahawan yang kreatif dan inovatif, penulis
mengambil ide peluang berupa tas serut yang terbuat dari bahan dasar kain
motif batik samarinda berdasarkan kebutuhan pasar. Tas serut dikenal sebagai
tas trendy yang dapat dimodifikasi dari segi bentuk dan motif dari kainnya
seta ringan dan midah dalam membawa berbagai macam bentuk barang. Tas
serut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tas ransel maupun tas mini
sebagai wadah alat-alat kecantikan ataupun mukenah.
Dengan melihat peluang dari segi sumber daya alam yang diminati oleh
masyarakat khususnya masyarakat Samarinda dan mudah didapatkan serta
fungsi tas serut yang fleksibel, memudahkan akan inovasi dan kreasi dalam
memproduksi barang yang diminati oleh masyarakat sehingga mampu
meminimalisir persainagn di dalam pasar, maka penulis memilih produk ini,

3
produk tas serut yang mengimplementasikan kain batik berupa motif batik
Kalimantan Timur yang sesuai dengan kebutuhan pasar masyarakat
Samarinda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka umusan masalah dari karya
tulis ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan kerajinan tas serut yang terbuat dari kain
batik?
2. Bagaimana Analisis SWOT dari kerajinan tas serut yang terbuat dari kain
batik?
3. Bagaimana minat warga SMAN 10 Samarinda terhadap produk kerajinan
serut yang terbuat dari kain batik?
4. Bagaimana promosi dan pemasaran yang tepat untuk produk kerajinan
serut?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian karya tulis ini berdasarkan rumusan masalah di atas
ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan kerajinan tas serut yang terbuat dari
kain batik.
2. Untuk mengetahui Analisis SWOT dari kerajinan tas serut yang terbuat
dari kain batik.
3. Untuk mengetahui minat warga SMAN 10 Samarinda terhadap produk
kerajinan serut yang terbuat dari kain batik.
4. Untuk mengetahui promosi dan pemasaran yang tepat untuk produk
kerajinan serut.

4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat
kerajinan berdasarkan kebutuhan pasar lokal.
2. Bagi guru, dapat mengetahui tingkat kekreatifan siswa dalam membuat
kerajinan berdasarkan kebutuhan pasar lokal.
3. Bagi masyarakat, dapat menjadi inspirasi dalam berwirausaha.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tas Serut

Tas adalah wadah tertutup yang dapat dibawa bepergian. Tas dibuat


dengan materi berupa kain, kertas, plastik, kulit dan lainnya. Lazimnya, tas
digunakan para pelajar dalam membawa perlengkapan sekolah berupa buku,
kotak pensil, dompet, dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, tas terus
berkembang dengan variasi materi, motif dan bentuk serta fungsi yang sekian
beragam.

Tas terbagi menjadi beberapa jenis antara lain, tas yang dapat
digendong di punggung disebut ransel, sedangkan tas yang besar untuk
memuat pakaian disebut koper (dari bahasa Belanda, koffer). Ada pula tas
yang hanya berbentuk kotak yang biasanya dipergunakan oleh kaum wanita
untuk membawa peralatan kecantikannya, biasanya disebut dengan tas
kecantikan atau beauty case .

Tak hanya itu, terdapat tas yang trendy dengan motif dan materi yang
digunakan fleksibel. Tas ini berbeda dengan tas umumnya yang menggunakan
resleting dalam menutup tas. Pada jenis tas ini, terdapat serutan yang
umumnya berada di atas bagian tas. Tas ini disebut dengan tas serut.

Tas serut terbuat dari beragam jenis bahan. Bahan tas serut paling
populer adalah nilon. Nilon sangat kuat dan tahan lama sehingga cocok
dipakai untuk mengangkut tas dengan beban berat. Selain itu, nilon relatif
tahan terhadap jamur dan cepat kering dan menjadi pilihan umum untuk
digunakan outdoor. Namun, nilon dapat dapat rusak bila terkena paparan sinar
matahari dalam waktu lama. Selain itu, tas serut juga terbuat dari material

6
polyster. Bahan ini tidak sekuat nilon. Namun, cukup kokoh dan dapat
membawa barang juga tahan terhadap sinar matahari dan jamur. Polyester pun
tahan air sehingga dapat mencegah barang-barang bawaan yang basah.
Selanjutnya, tas serut juga terbuat dari bahan polypropylene. Ketahanan bahan
ini lebih rendah dari nylon ataupun polyester. Namun polypropylene sangat
cocok dalam membungkus souvenir promosi. Terakhir ada kanvas katun.
Bahan ini sangat kuat. Harganya paling mahal dari bahan dasar pembuatan tas
serut lainnya. Walaupun demikian, untuk tujuan kesadaran lingkungan, bahan
ini menjadi pilihan yang tepat.

Adapun ukuran umum tas serut adalah sekitar 14“ x 18” (lebar


x tinggi). Cukup memberi ruang penyimpanan saat perjalanan singkat atau
berolahraga di tempat gymnastic. Jika bawaan yang bertambah banyak dapat
menggunakan dimensi lebih besar, yakni sebesar 17 “x 20”. Tak selamanya
tas serut berukuran sedang dan besar. Produsen tas serut terkadang
membuat tas serut mini. Tas serut ini ditujukan bagi konsumen pada kalangan
anak-anak.

B. Kain Batik
Batik merupakan warisan budaya nusantara (Indonesia) yang
mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna
filosofis, dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir
masyarakat pembuatnya.
Kain batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan
lilin malam sehingga membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi di atas
kain mori. Batik berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa Jawa,
yang artinya adalah menulis titik. Metode pembuatan batik sendiri bermacam-
macam, seperti cap, cetak, dan printing. Ada juga batik yang dibuat memakai
kuas, namanya batik lukis.

7
C. Kebutuhan Pasar Lokal
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk
memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Kebutuhan
setiap induvidu berbeda-beda, tergantung pada adat istiadat,
profesi, usia, hobi, alam dan peradaban. Namun secara
umum, kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu, kebutuhan primer
dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama atau
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan hidup. Secara umum, kebutuhan primer
dibagi menjadi tiga yaitu, papan, pangan, dan sandang.
Papan ialah kebutuhan manusia untuk memiliki tempat
tinggal. Pangan berupa makanan yang menunjang aktivitas
hidup sehari-hari. Sedangkan, sandang berupa pakaian yang
diperlukan oleh manusia.
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua yang
dipenuhi, setelah kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan
sekunder berupa barang-barang yang dapat menunjang
aktivitas. Contohnya ialah meja, kursi, lemari, sepatu, sisir,
kaos kaki, pensil, dan tas.
Pasar merupakan salah satu dari berbagai macam
institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana
usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-
orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual
menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian.

8
Pasar dapat diklasifikasikan mejadi pasar tradisional
dan pasar modern. Sedangkan, berdasarkan luas jangkauan,
pasar dibagi menjadi pasar internasional, pasar nasional,
pasar daerah, dan pasar lokal.
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual
produk dalam satu kota tempat produk tersebut dihasilkan.
Dapat juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan
penawaran dalam satu kota.
Jadi kebutuhan pasar lokal ialah produk memiliki daya tarik atau
memenuhi permintaan pasar lokal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

No. Waktu Penelitian Tempat Penelitian Keterangan

1. Rabu, 25 Juli 2018 Kelas XII MIPA 5, Pencetusan ide


SMAN 10
Samarinda

2. Jum’at, 7 September - Toko A.Anda Pembelian bahan


2018 - Toko Delima

3. Rabu, 12 September Kelas XII MIPA 5 Pembuatan Desain


2018 Produk

4. Rabu, 19 September Rumah Alifiyah, Pembuatan produk


2018 Perumahan Grand
Tamansari
Samarinda

9
5 Kamis, 4 Oktober 2018 SMAN 10 Penyebaran kuesioner
- Rabu, 10 Oktober Samarinda dan
2018 Asrama Putri SMAN
10 Samarinda
6 Jum’at, 12 Oktober SMAN 10 Analsis Data
2018 Samarinda

10
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah research and development..
Research and development berasal dari bahasa Inggris yang
berarti penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, tujuan
metode research and development adalah untuk meneliti
suatu produk dan mengembangkannya menjadi produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Ciri utama di dalam penelitian R & D, yaitu; melakukan
studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari
temuan - temuan penelitian yang berhubungan dengan
produk yang hendak dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan pada hasil temuan penelitian awal
(pendahuluan). Kemudian, dilakukan pengujian lapangan
dalam situasi senyata mungkin, di mana produk tersebut
nantinya akan dipakai. Adapun langkah-langkah metode
penelitiam research and development, yaitu penelitian dan
pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, uji
coba produk, dan revisi produk akhir.
Metode researh and development digunakan dalam
penelitian ini untuk membuat dan mengembangkan produk
yang telah ada guna memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Produk ini akan dikembangkan menjadi sebuah produk baru
yaitu tas serut khas Kalimantan Timur.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah studi litertur
dan teknik angket. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengolah bahan penelitian. Adapun sumber bacaannya berasal dari sumber-
sumber tertulis seperti jurnal ilmiah, literatur, ensiklopedia, buku referensi

11
serta sumber-sumber lain yang terpercaya, baik dalam bentuk tulisan atau
format digital yang relevan dan berhubungan dengan pembuatan dan
pengembangan kerajinan tas serut ini. Hal itu berupa proses pembuatan,
promosi serta kemasan yang menarik bagi produk ini.
Angket merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden. Tujuannya agar orang yang diberikan tersebut bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Produk akan
ditunjukkan kepada responden beserta kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan. Responden akan mengisi kuesioner dan segera mengumpulkan
kembali kuesionernya. Keuntungan menggunakan angket yaitu efisiensi
waktu, biaya, dan tenaga, hasil dapat segera diumumkan serta dapat
menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
Angket yang akan digunakan ialah jenis angket tertutup. Angket
tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang
atau tanda checklist. Angket berupa jawaban dalam bentuk skala dari 1 (tidak
setuju) sampai 4 (sangat setuju). Adapun beberapa keuntungan angket
tertutup, di antara lain, responden tidak memerlukan waktu yang panjang
untuk mengisinya, juga mudah diisi karena responden memilih jawaban yang
sudah disediakan.

12
D. Prosedur Penelitian

Pembelian
Observasi Pencetusan Ide
Bahan

Penyebaran Pembuatan Pembuatan


Kuesioner Produk Desain Produk

Analisis Data

E. Biaya Pembuatan Produk

No Bahan Jumlah Biaya


1. Kain Batik 1,5 meter Rp42.000
2. Tali serut 2 meter Rp3.000
3. Kancing 2 buah Rp1.800
4. Busa 1 meter Rp20.000
Total Harga Rp66.800

Jadi, biaya pembuatan untuk satu produk ialah Rp66.800

13
14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Produk

1. Deskripsi Produk

Produk dalam penelitian adalah tas serut yang bermotif batik


Kalimantan Timur dengan warna dominan merah. Tas ini tersusun atas 3
lapisan yaitu kain terluar ialah kain batik Kalimantan Timur, kemudian
lapisan kedua adalah busa, dan lapisan terakhir ialah kain spandex
berwarna coklat sebagai pelapis dalam tas. Tas ini memiliki diameter
sebesar 59 cm dan panjang tali tas serut sepanjang 2 meter. Kemudian,
pada bagian atas tas diberi penutup dengan ukuran 14 x 21 cm. Tas ini
dilengkapi tali sepanjang 1,09 m yang dapat dilepas-pasang. Tali tas yang
dapat dilepas-pasang bertujuan agar tas ini tidak hanya dapat menjadi tas
ransel, tetapi juga menjadi tas jinjing. Tas ini juga dilengkapi kancing
kayu sebagai pengait antara penutup dan tas.
Kemudian, produk ini dibungkus dengan kemasan transparan
berbahan plastik yang diberi label produk kami, dan kami berikan pita
untuk menyegel bagian atas kemasan produk dan sekaligus untuk
mempercantik tampilan produk yang kami buat. Kemasan ini bertujuan
untuk melindungi produk kami dan menarik perhatian konsumen.
Kemasan dibuat transparan agar konsumen mampu melihat produk
dengan jelas.

2. Analisis SWOT

Adapun analisis SWOT dari produk kerajinan tas serut sebagai


berikut:
1. Strength
Strength atau kekuatan dari produk ini adalah bahannya mudah
didapat dan bentuknya yang menarik. Bentuk dari produk ini stylish,
elegan sehingga serta dapat digunakan oleh seluruh kalangan. Produk
ini dapat digunakan sebagai wadah alat kosmetik, tempat mukenah dan
sebagainya.

15
2. Weakness
Ukuran produk tas serut ini tergolong sedang sehingga hanya
memuat barang tertentu agar mampu menyesuaikan kapasitas tas.
Biaya bahan yang digunakan dalam pembuatan tas serut ini relatif
mahal. Selain itu, sebagai kerajinan tangan pembuatan produk ini
cukup rumit dan memakan waktu yang lama.

3. Opportunity
Produk ini mempresentasikan kearifan lokal karena dibuat dengan
menggunakan kain batik Kalimantan Timur. Penggunaan kain batik
dengan ciri khas daerah lokal khususnya daerah Kalimantan Timur
masih tergolong sedikit. Hal ini menjadi nilai lebih produk dengan
pasar sasaran, yakni wisatawan asing.

4. Threat
Bersaing dengan produsen tas yang menggunakan desain dan
motif kekinian.

B. Proses Pembuatan Produk


Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Alat Bahan
Gunting Kain Batik
Jarum Kain Spandex
Mesin Jahit Busa
Tali Kepang
Tali Serut
Kancing
Benang

Adapun langkah-langkah pembuatan produk ialah sebagai berikut:


1. Gunting kain batik, busa, dan kain spandex membentuk lingkaran dengan
ukuran yang telah ditentukan.
2. Jahit ketiga bahan tersebut menjadi satu.
3. Gunting sisa kain batik membentuk persegi panjang seukuran keliling
lingkaran sebelumnya, sebagai tempat untuk meletakkan tali serut.

16
4. Jahit dan sambungkan salah satu sisi kain persegi panjang dengan sisi luar
kain yang berbentuk lingkaran
5. Letakkan tali serut di antaranya.
6. Tutup jahitan tersebut dengan menjahit sisi lain kain persegi panjang
dengan sisi dalam kain yang berbentuk lingkaran.
7. Gunting sisa kain batik, busa, dan kain spandex membentuk persegi
panjang dengan ujung melengkung sebagai penutup tas.
8. Jahit ketiga bahan tersebut menjadi satu.
9. Sambungkan penutup tas dengan badan tas.
10. Gunting sisa kain batik sebanyak 2 buah, dan sisa kain spandex sebanyak
4 buah dengan ukuran 109 x 2,8 cm, sebagai tali ransel.
11. Kepang 1 kain batik dengan 2 kain spandex sebelumnya. Lakukan hal
tersebut hingga terbentuk 2 tali ransel.
12. Gunting kain batik sisa menjadi 4 potongan kain persegi panjang dengan
ukuran 4 cm x 2 cm. Lalu, jahit 4 potongan persegi itu di setiap sudut
belakang tas. Kain tersebut akan digunakan menjadi tempat pengait tali
kepang.
13. Jika ingin menggunakan tas ransel, maka kaitkan tali tas kepang dengan
pengait atas dan pengait bawah tas serut dan ikatlah tali tersebut. Lakukan
hal tersebut untuk tali yang satunya.
14. Jika ingin menggunakan tas jinjing maka kaitkan tali tas kepang dengan
kedua pengait atas tas serut dan ikatlah.

C. Pembahasan

Penulis melakukan penyebaran kuisioner kepada 30 responden yang


terdiri dari 9 guru, 6 staff TU, 5 siswa kelas XII, 5 siswa kelas XI, dan 5 siswa
kelas X di SMAN 10 Samarinda. Kuisioner tersebut memuat 10 indikator
penilaian terhadap produk kerajinan tas serut, sebagaimana berikut :
1. Penilaian apakah produk kerajinan sudah sesuai dengan kebutuhan pasar
lokal.
2. Penilaian mengenai teknik pengerjaan yang baik dan rapi pada produk.
3. Penilaian mengenai kemenarikan bentuk dari model produk.
4. Penilaian mengenai kemenarikan kombinasi warna pada produk.
5. Penilaian mengenai ukuran produk yang proporsional dengan
kegunaannya.

17
6. Penilaian mengenai daya tahan produk.
7. Penilaian mengenai nilai estetika pada produk.
8. Penilaian mengenai nilai ergonomis produk meliputi kenyamanan dan
keamanan.
9. Penilaian mengenai inovasi(pengembangan) dari produk sebelumnya.
10. Penilaian mengenai ketertarikan untuk membeli atau memiliki produk.
Setiap indikator tersebut memiliki rentang penilaian 1-4, yang nantinya
penilaian tersebut akan diakumulasikan dan disesuaikan dengan kriteria
penilaian produk baik per indikator maupun secara umum.
Dari kuesioner tersebut didapatkan data-data yang bervariasi yang
kemudian diakumulasikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Nama Kelas/ Nilai Indikator ke- Juml


No.
Responden Jabatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ah
Abdul Rais
1 Guru 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28
Tamrin
Wardatun
2 Guru 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 27
Nisa
Yusmawati
3 Guru 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33
N
4 Mita Lomo Guru 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 33
Fahrul
5 Guru 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37
Effendi
6 Edi Junaidi Guru 2 3 4 3 3 2 3 3 3 1 27
7 Widya Ayu Guru 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 29
Ari
8 Guru 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 32
Suchiana
Etty
9 Guru 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 30
Wahyunani
10 Citra Staff TU 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28
11 Syaiful B. Staff TU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Taufiqy
12 Staff TU 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28
A.A
13 Neneng Staff TU 2 3 2 2 1 4 2 4 1 1 22
14 Sunaryo Staff TU 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 35
Jumriany
15 Staff TU 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 33
Manga

18
Komang XII
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Yuri Mipa 6
Wahyu
17 XII SOS 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
Ramadhan
XII
18 Rana S. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
Mipa 4
XII
19 Fahrezi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Mipa 3
Nadya XII
20 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
Febrianti Mipa 2
XI Mipa
21 Amira 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 30
2
Erma XI Mipa
22 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 36
A.N.N 4
Maharani XI Mipa
23 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33
Dwi 5
Ghefira
XI Mipa
24 Kusumanin 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 27
4
grum
Justika XI Mipa
25 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 34
Ramadhani 6
Dina Aulia X Mipa
26 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 35
Rahma 2
Sherina X Mipa
27 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
Laraswati 3
Alifah X Mipa
28 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 36
Mutia 2
X Mipa
29 Arfricillia 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 37
2
X Mipa
30 Hulwah 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 35
5
Jumlah   98 99 104 102 93 100 101 99 97 84 977

KRITERIA PENILAIAN PRODUK (UMUM) KRITERIA PENILAIAN PRODUK (PER INDIKATOR

Nilai 976- 1200 : Sangat Baik Nilai 98- 120 : Sangat Baik

Nilai 751 – 975 : Baik Nilai 75 - 97 : Baik

Nilai 526 – 750 : Cukup Baik Nilai 52 - 74 : Cukup Baik

Nilai 300 – 525 : Kurang Baik Nilai 30 - 51 : Kurang Baik

19
Berdasarkan tabel yang tertera di atas dengan jumlah nilai per indikator
serta secara umum dengan kriteria yang ada, dapat disimpulkan penilaian
disesuaikan dengan pernyataan per indikator.

Indikator pertama yaitu produk kerajinan sesuai dengan kebutuhan pasar


lokal memperoleh nilai 98. Nilai ini diakumulasikan dari nilai 2 yang diberikan
oleh 5 responden, nilai 3 yang diberikan oleh 12 responden, dan nilai 4 yang
diberikan oleh 13 responden. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per
indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk sangat baik dan sesuai dengan
kebutuhan pasar lokal.

Indikator kedua, yaitu produk dibuat dengan teknik pengerjaan yang baik
dan rapi sehingga dapat menentukan kualitas produk memperoleh nilai 99. Nilai
ini berdasarkan akumulasi dari nilai 2 yang diberikan 3 responden, nilai 3 yang
diberikan 15, dan nilai 4 yang diberikan oleh 12 responden. Berdasarkan
kriteria penilaian produk (per indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk sangat
baik dan memiliki teknik pengerjaan yang baik dan rapi.
Indikator ketiga, yaitu produk kerajinan memiliki bentuk atau model yang
menarik atau unik memperoleh nilai 104. Nilai ini diakumulasikan dari nilai 2
yang diberikan 3, nilai 3 yang diberikan oleh 10 responden, dan nilai 4 yang
diberikan oleh 17 responden. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per
indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk sangat baik dan memiliki bentuk
atau model yang menarik atau unik.
Indikator keempat, yaitu produk kerajinan memiliki kombinasi warna
yang menarik memperoleh nilai 102. Berdasarkan akumulasi sebanyak 14
responden memberikan nilai 4, 14 responden membeikan nilai 3 , dan 2
responden memberikan nilai 2. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per
indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk sangat baik dan memiliki kombinasi
warna yang menarik.
Indikator kelima, yakni produk kerajinan mempunyai ukuran yang
proporsional dengan kegunaannya memperoleh nilai 93. Nilai ini berasal

20
akumulasi nilai 4 yang diberikan oleh 14 respoden, nilai 3 yang diberikan 8
respoden, nilai 2 yang diberikan oleh 8 respoden, serta nilai 1 yang diberikan
oleh 1 respoden. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per indikator) yang
sudah ditetapkan, termasuk baik dan produk ini mampu menunjang akivitas
pemilik tas ini.
Indikator keenam, yaitu produk kerajinan kuat dan mempunyai daya
tahan yang lama memperoleh nilai 100. Nilai ini berasal dari akumulasi nilai 4
yang diberikan oleh 14 responden, nilai 3 yang diberikan oleh 12 responden,
serta nilai 2 yang diberikan oleh 4 orang. Berdasarkan kriteria penilaian produk
(per indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk sangat baik dan produk
memiliki daya tahan yang lama.
Indikator ketujuh, yaitu produk kerajinan memiliki nilai estetika untuk
mewujudkan karya kerajinan yang bermutu dan bernilai ekonomis memperoleh
nilai 101. Nilai ini merupakan hasil akumulasi dari nilai 4 yang diberikan oleh
13 responden, nilai 3 yang diberikan oleh 15 responden, dan nilai 2 yang
diberikan 2 responden. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per indikator)
yang sudah ditetapkan, termasuk sangat baik dan produk ini memiliki nilai
estetika yang tinggi.
Indikator kedelapan, yaitu produk kerajinan mempunyai nilai ergonomis
yang meliputi kenyamanan dan keamanan memperoleh nilai 99. Nilai ini
berdasarkan hasil akumulasi dari nilai 4 yang diberikan 12 responden, nilai 3
yang diberikan 15 responden, serta nilai 2 yang diberikan 3 responden.
Berdasarkan kriteria penilaian produk (per indikator) yang sudah ditetapkan,
termasuk sangat baik dan produk ini memiliki nilai ergonomis yang tinggi.
Indikator kesembilan, yaitu produk kerajinan yang dibuat merupakan
produk inovasi dari produk sebelumnya memperoleh nilai 97. Nilai ini
merupakan akumulasi dari nilai 4 yang diberikan oleh 11 responden, nilai 3
yang diberikan oleh 16 responden, nilai 2 yang diberikan oleh 2 responden, dan
nilai 1 yang diberikan oleh 1 responden. Berdasarkan kriteria penilaian produk

21
(per indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk baik dan produk ini merupakan
inovasi yang baik.
Indikator kesepuluh, yaitu saya berminat untuk membeli atau memiliki
produk kerajinan tersebut memperoleh nilai 84. Nilai ini berdasarkan hasil
akumulai dari nilai 4 yang diberikan oleh 4 responden, nilai 3 yang diberikan
oleh 19 responden, nilai 2 yang diberikan oleh 4 responden, dan nilai 1 yang
diberikan oleh 3 responden. Berdasarkan kriteria penilaian produk (per
indikator) yang sudah ditetapkan, termasuk baik dan berminat untuk membeli
atau memiliki produk kerajinan

Penulis menarik kesimpulan apabila nilai indikator masuk ke kategori baik


maka merupakan kelemahan dari produk. Hal ini dikarenakan rata-rata
penilaian yang diberikan respoden pada setiap indikator masuk ke kategori
sangat baik. Oleh karena itu, berdasarkan data di atas kelemahan produk ini
ialah ukuran produk yang kurang proporsional serta kurang mampu menarik
minat responden dengan perincian sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan produk


ini terletak pada kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar lokal, teknik
perngerjaan yang baik dan rapi, bentuk dan model yang menarik, kombinasi
warna yang menarik, daya tahan produk yang lama, nilai estetika dan nilai
ergonomis serta inovasi/ pengembangan produk yang menarik.

Adapun penilaian secara umum, yakni berdasarkan total nilai per indikator
sebanyak 997. Hal ini menunjukkan bahwa produk ini secara umum termasuk
ke dalam kriteria sangat baik.

Selain itu, minat warga SMAN 10 Samarinda ditentukan berdasarkan


akumulasi nilai dari indikator kesepuluh yakni mengenai minat untuk membeli
atau memiliki produk kerajinan tas serut untuk memenuhi kebutuhan pasar
lokal. Sehingga disimpulkan, minat warga SMAN 10 Samarinda terhadap
kerajinan tas serut ini sudah baik.

22
Kemudian, dari segi promosi, penulis menggunakan metode promosi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Metode promosi secara langsung
dilakukan melalui mouth to mouth atau dari mulut ke mulut. Hal ini dinilai
efektif karena seseorang akan menjadi konsumen dari produk ini apabila
mendapatkan rekomendasi dari orang yang terdekat dengan dirinya. Sehingga
diharapkan meningkatkan kepercayaan konsumen baru pada produk ini.
Selanjutnya, metode promosi secara tidak langsung yang dilakukan dengan
media sosial. Promosi dilakukan melalui media sosial LINE, Whatsapp, dan
Facebook. Pemasaran produk ini dipilih berdasarkan keuntungan yang dimiliki,
yaitu minim biaya dan cukup gratis serta tetap mengikuti perkembangan zaman.
Selain itu, produk ini dapat dikenal luas bagi masyarakat.

23
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan bab 4 yang mengacu pada hasil dan pembahasan dapat
ditarik kesimpulan mengenai proses pembuatan, analisis SWOT, minat, dan
promosi. Adapun proses dari pembuatan kerajinan tas serut dengan
mengaplikasikan kain batik Kalimantan relatif rumit dan memakan waktu
yang cukup lama. Hal ini dikarenakan harus memerhatikan ketelitian saat
menjahit kain tas serut. Selain itu, terdapat analisis SWOT yang terdiri dari
Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Kekuatan produk ini terletak
pada bahan yang mudah didapatkan dan bentuknya yang menarik. Lalu,
kelemahan produk ini terletak pada ukuran produk tas yang sedang dan biaya
bahan baku yang digunakan relatif mahal. Kemudian, peluang produk ini,
yakni memiliki ciri khas Kalimantan Timur, sehingga dapat menjadi oleh-oleh
khas Kalimantan Timur. Selanjutnya, ancaman produk ini ialah persaingan
dengan produsen tas lain yang menggunakan motif dan desain yang kekinian.
Jika ditinjau dari segi minat, warga SMAN 10 Samarinda sudah berminat
untuk membeli atau memiliki kerajinan tas serut ini. Disamping itu, promosi
dilakukan dengan cara langsung berupa mouth to mouth dan tidak langsung
dengan menggunakan media sosial.

B. Saran
Saran agar pengembangan produk tas serut semakin baik kedepannya,
antara lain menggunakan kombinasi warna yang lebih menarik dan membuat
produk dengan ukuran yang lebih proporsional. Selain itu, kerapian dalam
pengerjaan kerajinan tas serut ini perlu tingkatkan lagi. Diharapkan dengan
dilakukannya perbaikan mampu menjadi acuan bahan penelitian selanjutnya

24
dan menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam menciptakan produk yang
menghasilkan nilai jual.

25

Anda mungkin juga menyukai