Anda di halaman 1dari 20

“ROOT CASE ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA HOME

INDUSTRI : PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah K3

Diusun oleh kelompok 1 :

1. Anis Saniyyah S.A (SK117004)

2. Dita Puspitasari (SK117009)

3. Dwi Kristiyanti (SK117010)

4. Indri Hapsari (SK117016)

5. Lailatul ijazah (SK117020)

6. Rani Wulandari (SK117035)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HOME INDUSTRI DENGAN
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

A. KASUS
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten kudus
jawa tengah dengan luas bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik
ini berada di tepi jalan raya yang merupakan akses utama di kota kudus.
Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya terdapat berbagai
macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan tembakau dan rokok
diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau, penyimpanan tembakau,
produksi tembakau, pelintingan rokok, pengepakan rokok, ruang laboratorium
uji tembakau, dll. Ruangan sektor A7 merupakan salah satu ruangan di
perusahan rokok PT. NOJORONO yang terbagi menjadi beberapa bagian
tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan, pengepakan rokok dan
pengawasan. Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang.
Dalam fasilitas dalam pabrik belum terpenuhi seperti tidak menggunakan
APD dengan lengkap seperti masker dan sarung tangan sehingga resiko
terjadi kecelakaan dalam bekerja atau mengalami hal yang tidak diinginkan.
B. PENGKAJIAN (Anamnesa)
1. Identitas
Jumlah pekerja berjumlah 100 orang
a. Pendidikan : Pendidikan terakhir rata-rata SMP dan
SMA
b. Jenis kelamin : Perempuan 45% dan Laki-laki 55%
c. Usia Karyawan : Usia Mulai dari 25tahun hingga 39 tahun
2. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
a. 68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
b. 15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
c. Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
3. Tanda-tanda vital
a. TD:
1) < 110/70 mmHg : 5 orang (5%)
2) 110/70mmHg-130/90mmHg : 75 orang (75%)
3) >130/90 mmHg : 20 orang (20%)
b. Nadi:
1) 60-80x/menit : 90 orang (90%)
2) 80-100x/menit : 10 orang (10%)
c. RR:
1) 16-24x/menit : 90 orang (90%)
2) >24x/ menit : 10 orang (10%)
d. Suhu tubuh:
1) 36,5°C-37°C : 100 orang (100%)
4. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
a. ISPA : 20 orang/ kasus (20%)
b. PPOK : 5 orang (5%)
c. Diare : 5 orang (5%)
d. Batuk : 35 orang (35%)
e. Demam : 15 orang (15%)
f. Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
5. Riwayat penyakit komunitas
Data diambil dari 68 orang pekerja (68%) yang mengeluhkan sering
batuk-batuk, kami melakukan pengkajian dengan memberikan kuisioner
kepada 68 pekerja tersebut
6. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari perusahaan, makan
siang rutin dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
7. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja didapat dari minuman yang
dibawa oleh para pekerja dari rumah.
8. Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya
dilakukan pada malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja
mereka adalah 9 jam mulai pukul 8 pagi-5 sore.
9. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja Sebanyak 35 orang dari 55
orang (63,6%) pekerja bagian pelintingan rokok mengatakan pernah sakit
“anyang-anyangan”, hal ini ternyata disebabkan oleh 20 orang (57,1%)
kurang sering minum air putih saat bekerja, 15 orang (42,8%) menahan
BAK karena jarak kamar mandi dengan ruang pelintingan agak jauh.
Sedangkan pada bagian penegepakan sebanyak 15 orang dari 35 orang
pekerja (42,8%) mengeluhkan sakit “anyang-anyangan” hal ini
disebabkan karena 10 orang (66,6%) kurang sering minum air putih saat
bekerja, 5 orang (33,3%) menahan BAK karena jarak kamar mandi
dengan ruangan agak jauh. Sehingga menimbulkan penyakit kekurangan
cairan dan gangguan eliminasi urin.
10. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 55 orang dari 55
orang (100%) jumlah pekerja pelintingan rokok mengeluhkan sering
merasa pegal di daerah leher dan punggungnya. Saat dilakukan observasi
secara langsung ternyata sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja duduk
dengan posisi duduk yang salah/ terlalu membungkuk, 25 orang (43,5%)
tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya/ berada
dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang lama. Sedangkan
dibagian pengepakan dari 35 orang pekerja 25 orang (71,4%)
mengeluhkan sering merasa pegal di daerah leher dan punggungnya 10
orang (28,6%) tidak ada keluhan. Penyebabnya 15 orang (60%) duduk
dengan posisi duduk yang salah, 10 orang (40%) tidak menggerak-
gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya atau berada dalam posisi
duduk yang sama dalam waktu yang lama. Untuk bagaian pengawasan
tidak ada keluhan.
11. Pola pemenuhan kebersihan diri
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35
orang pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah
bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur
yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja
dibagian pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja,
sisanya 15 orang (27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang
kurang benar.
12. Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran atau
perselisihan karena mereka menganggap semua pekerja saling bersaudara
karena sudah bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar pekerja
saling membantu dan memberikan dukungan bila ada masalah.

C. Analisa Data

NO
DATA ETIOLOGI PROBLEM
.

DS: Pajanan pada polutan Resiko kontaminasi


1. - Pekerja mengatakan atmosfer (00180)
mengeluhkan sering
batuk-batuk disertai
dahak dan riak.
- Pekerja mengatakan
kondisi lingkungan
didalam pabrik
sedikit memadai
- Pekerja mengatakan
sirkukasi udara
didalam pabrik
kurang dan terasa
engap.
DO:
- Pekerja tampak
batuk-batuk saat
bekerja
- Pekerja tampak ada
yang mengalami
sesak nafas
DS: Kurang dukungan sosial Perilaku kesehatan
2. - Pekerja mengatakan cenderung beresiko
jarang melakukan (00188)
cuci tangan setelah
melakukan
pekerjaannya atau
sebelum makan
karena keterbatasan
kamar mandi dan
fasilitas yang
kurang mendukung
(tidak ada sabun
cuci tangan di
kamar mandi).
- Pekerja mengatakan
fasilitas tempat cuci
tangan hanya
berada di kamar
mandi saja tidak
disediakan didalam
pabrik tempat
pembuatan rokok
DO:
- Pekerja tampak
tidak mencuci
tanganya setelah
bekerja atau saat
akan makan.
- Pekerjatampak
mencuci tangan tapi
dengan prosedur
yang kurang benar.
- Pekerja tampak
melakukan
kebersihan
lingkungan namun
belum diterapkan
kebiasaan mencuci
tangan dengan baik
dan benar.
DS: Imobilisasi Resiko cedera akibat
3. - Pekerja mengatakan posisi perioperatif
sering mengalami (00087)
pegal di daerah
punggung dan leher.
DO:
- Pekerja tampak
merasa pegal di
daerah leher dan
punggungnya.
- pekerjatampak
duduk dengan
posisi duduk yang
salah/ terlalu
membungkuk.
- Pekerja tampak
tidak menggerak-
gerakkan badannya
untuk merelaksasi
tubuhnya/ berada
dalam posisi duduk
yang sama dalam
waktu yang lama.
4. DS : Kurang informasi Defisiensi pengetahuan
- Pekerja mengatakan (00126)
tidak menggunakan
masker dan sarung
tangan
- Pekerja mengatakan
tidak mengetahui
pentingnya K3 bagi
kesehatan dan
keselamatan mereka
- Pekerja mengatakan
tidak terlalu
memeperhatikan
pentingnya
penggunaan masker
dan sarung tangan
DO :
- Pekerja tampak
tidak memakai
sarung tangan dan
masker
- Pekerja tampak
kurang mengetahui
pentingnya K3
5. DS : Perubahan membrane Gangguan pertukaran
- Pekerja alveolar-kapiler gas (00030)
mengeluhkan
saatbatuk
dadanyaterasa berat
saat bernafas.
DO :
- 5 orang pekerja
yang sering batuk
positif didiagnosa
PPOK dan ISPA20
orang

D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kontaminasi berhubungan dengan pajanan pada polutan atmosfer
(00180)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial (00188)
3. Resiko cedera akibat posisi perioperatif berhubungan dengan imobilisasi
(00087)
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (00126)
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membrane
alveolar-kapiler (00030)
E. Diagnosa Prioritas
1. Resiko kontaminasi berhubungan dengan pajanan pada polutan atmosfer
(00180)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membrane
alveolar-kapiler (00030)
3. Resiko cedera akibat posisi perioperatif berhubungan dengan imobilisasi
(00087)
4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial (00188)
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (00126)
F. Intervensi Keperawatan

No Diagnose keperawatan NOC NIC

Resiko kontaminasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen lingkungan :


1. berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam keselamatan pekerja (6489)
pajanan pada polutan diharapkan resiko kontaminasi 1. Identifikasi bahaya dan
atmosfer (00180) dapat teratasi dengan kriteria stressor di lingkungan
hasil : kerja misalnya bahaya
Perilaku keamanan pribadi fisik, biologis, kimiawi,
(1911) dll
1. Menggunakan alat 2. Identifikasi standar
pelindung selama kegiatan kesehatan kerja dan
beresiko tinggi administrasi kesehatan
ditingkatkan dari tidak (OSHA) dan kepatuhan
pernah menunjukkan (1) tempat kerja terhadap
ke sering menunjukkan (4) standar
2. Memilih pakaian yang 3. Informasikan pekerja
tepat untuk aktifitas terkait zat yang
ditingkatkan dari tidak berbahaya yang mungkin
pernah menunjukkan (1) mengenai mereka
ke sering menunjukkan (4) 4. Mulai lakukan
3. Menggunakan alat bantu modifikasi lingkungan
dengan tepat ditingkatkan untuk menghilangkan
dari tidak pernah atau menumbulkan
menunjukkan (1) ke sering bahaya
menunjukkan (4) 5. Inisiasi program skrining
4. Menghindari zat yang ditempat kerja untuk
membuat alergi mendeteksi secara dini
ditingkatkan dari tidak penyakit dan cedera
pernah menunjukkan (1) terkait perkerjaan
ke sering menunjukkan (4) 6. Koordinasikan
5. Menggunakan strategi perawatan tindak lanjut
untuk mencegah untuk cedera dan
kontaminasi lingkungan penyakit pekerjaan
ditingkatkan dari tidak
pernah menunjukkan (1)
ke sering menunjukkan (4)
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan
gas berhubungan keperawatan 3x24 jam Manajemen jalan nafas
dengan Perubahan diharapkan gangguan (3140)
membrane alveolar- pertukaran gas dapat teratasi
1. Posisikan klien untuk
kapiler (00030) dengan kriteria hasil :
memaksimalkan
Status pernafasan (0415)
vemtilasi
1. Frekuensi pernafasan
2. Lakukan fisioterapi dada
ditingkatkan dari devisiasi
3. Buang sekret dengan
yang cukup berat dari
memotivasi klien untuk
kisaran normal (2) ke
melakukan batuk efektif
devisiasi sedang dari
atau penyedotan lender
kisaran normal (3)
4. Instruksikan bagaimana
2. Kepatenan jalan napas
agar bisa melakukan
ditingkatkan dari devisiasi
batuk efektif
yang cukup berat dari
5. Ajarkan klien bagaimana
kisaran normal (2) ke
menggunakan inhaler
devisiasi sedang dari
sesuai resep
kisaran normal (3)
6. Kelola nebulizer
3. Batuk ditingkatkan dari
ultrasonic
berat (2) ke ringan (4)
7. Monitor status
4. Suara napas tambahan
pernafasan dan
ditingkatkan dari berat (2)
oksigenasi
ke ringan (4)

3. Resiko cedera akibat Setelah dilakukan tindakan Identifikasi resiko (6610)


posisi perioperatif keperawatan 3x24 jam 1. Kaji ulang data yang
berhubungan dengan diharapkan resiko cedera didapat dari pengkajian
imobilisasi (00087) dapat teratasi dengan kriteria risiko secara rutin
hasil : 2. Identifikasi adanya
Kontrol resiko (1902) sumber-sumber agensi
1. Mengidentifikasi factor untuk membantu
resiko ditingkatkan dari menurunkan resiko
jarang menunjukkan (2) ke 3. Intruksikan factor resiko
sering menunjukkan (4) dan rencana untuk
2. Mengenali kemampuan mengurangi factor resiko
untuk merubah perilaku 4. Pertimbangkan criteria
ditingkatkan dari jarang yang berguna dalam
menunjukkan (2) ke sering memprioritaskan area-
menunjukkan (4) area untuk mengurangi
3. Menyesuaikan strategi factor resiko
control resiko ditingkatkan 5. Implementasikan
dari jarang menunjukkan aktivitas-aktiviatas
(2) ke sering menunjukkan pengurangan risiko
(4) 6. Rencanakan tindak lanjut
4. Menjalankan strategi strategi dan aktvitas
control resiko yang sudah pengurangan risiko
ditetapkan ditingkatkan jangka panjang
dari jarang menunjukkan
(2) ke sering menunjukkan
(4)
5. Memodifikasi gaya hidup
untuk mengurangi resiko
ditingkatkan dari jarang
menunjukkan (2) ke sering
menunjukkan (4)
4. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Modifikasi perilaku (4360)
cenderung beresiko keperawatan 3x24 jam 1. Dukung untuk
berhubungan dengan diharapkan perilaku kesehatan mengganti kebiasaan
kurang dukungan cenderung beresiko dapat yang tidak diinginkan
sosial (00188) teratasi dengan kriteria hasil : dengan kebiasaan yang
Perilaku promosi kesehatan diinginkan
(1602) 2. Identifikasi perubahan
1. Menggunakan perilaku perilaku dengan istilah
yang menghindari resiko yang khusus
ditingkatkan dari jarang 3. Pertimbangkan
menunjukkan (2) ke sering mengenai lebih
menunjukkan (4) mudahnya untuk
2. Memonitor lingkungan meningkatkan perilaku
terkait dengan resiko dari pada menurunkan
ditingkatkan dari jarang perilaku
menunjukkan (2) ke sering 4. Kembangkan program
menunjukkan (4) perubahan perilaku
3. Melakukan perilaku 5. Fasilitasi keterlibatan
kesehatan secara rutin dari perawatan kesehatan
ditingkatkan dari jarang lain
menunjukkan (2) ke sering 6. Dokumentasi dan
menunjukkan (4) komunikasikan proses
4. Mendukung kebijakan modifikasi sesuai
public yang sehat kebutuhan
ditingkatkan dari jarang 7. Dukung pembelajaran
menunjukkan (2) ke sering mengenai perilaku yang
menunjukkan (4) diinginkan dengan
5. Menggunakan dukungan menggunakan teknik
social untuk meningkatkan modeling
kesehatan ditingkatkan
dari jarang menunjukkan
(2) ke sering menunjukkan
(4)
5. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan (5510)
pengetahuan keperawatan 3x24 jam 1. Targetkan sasaran pada
berhubungan dengan diharapkan defisiensi kelompok beresiko
kurang informasi pengetahuan dapat teratasi tinggi
(00126) dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi factor
Pengetahuan : manajemen internal dan eksternal
penyakit akut (1844) yang dapat
1. Factor-faktor penyabab meningkatkan motivasi
yang berkontribuasi untuk perilaku sehat
ditingkatkan dari 3. Tentukan pengetahuan
pengetahuan terbatas (2) kesehatan dan gaya
ke pengetahuan banyak (4) hidup perilaku saat ini
2. Perjalanan penyakit pda klien
biasanya ditingkatkan dari 4. Letakkan iklan yang
pengetahuan terbatas (2) menarik di tempat
ke pengetahuan banyak (4) strategis untuk
3. Tanda dan gejala penyakit mendapatkan perhatian
ditingkatkan dari audience
pengetahuan terbatas (2) 5. Tekankan penggunaan
ke pengetahuan banyak (4) kesehatan positif yang
4. Strategi untuk mencegah langsung jangka panjang
komplikasi ditingkatkan yang bisa diterima
dari pengetahuan terbatas 6. Berikan ceramah untuk
(2) ke pengetahuan banyak menyampaikan
(4) informasi dalam jumlah
5. Pilihan pengobatan yang besar
tersedia ditingkatkan dari 7. Lakukan demonstrasi
pengetahuan terbatas (2) ulang
ke pengetahuan banyak (4) 8. Libatkan klien dalam
6. Penggunaan obat-obat perencanaan dan rencana
resep yang benar implementasi gaya hidup
ditingkatkan dari 9. Rencanakan tindal lanjut
pengetahuan terbatas (2) jangka penjamg
ke pengetahuan banyak (4) Jangka panjang untuk
mrmperkuat perilaku
kesehatan
G. Implementasi Keperawatan
1. Resiko kontaminasi berhubungan dengan pajanan pada polutan atmosfer
(00180)

Hari / tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


& jam

1. Mengidentifikasi bahaya
Rabu dan stressor di lingkungan Subjektif :
8/04/2020 kerja misalnya bahaya 1. Pekerja
fisik, biologis, kimiawi, dll mengatakanfaam
08.00 WIB 2. Mengidentifikasi standar dengan pencegahan
kesehatan kerja dan keselamatan kerja
administrasi kesehatan
Objektif :
(OSHA) dan kepatuhan
tempat kerja terhadap 1. Karyawan tampak
standar faham tentang
3. Menginformasikan pekerja pencegaan
08.300 WIB terkait zat yang berbahaya keselamatan kerja
yang mungkin mengenai
mereka
4. Memulai lakukan
09.00 WIB modifikasi lingkungan
untuk menghilangkan atau
menumbulkan bahaya
5. Meinisiasi program
skrining ditempat kerja Planning : pertaankan
untuk mendeteksi secara intervensi
dini penyakit dan cedera
terkait perkerjaan
6. Mengkoordinasikan
perawatan tindak lanjut
untuk cedera dan penyakit
pekerjaan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membrane
alveolar-kapiler (00030)
Hari/ Implementasi Evaluasi paraf
tanggal
& jam
Rabu
8/04/202 1. Memposisikan klien untuk Subjektif :
0 memaksimalkan vemtilasi 1. Pekerja mengatakan
2. Melakukan fisioterapi dada faham dengan
09.30 3. Membuang sekret dengan pencegahan
WIB memotivasi klien untuk keselamatan kerja
melakukan batuk efektif 2. Pekerja mengatakan
atau penyedotan lender faham tentang
4. Menginstruksikan pentingnya melakukan
bagaimana agar bisa batuk efektif dan
melakukan batuk efektif penyedotan lender
5. Menganjarkan klien
10.00 bagaimana menggunakan Objektif :
WIB inhaler sesuai resep
1. Karyawan tampak
6. Mengkelola nebulizer
faham tentang
ultrasonic
pencegaan keselamatan
7. Memonitor status
kerja
pernafasan dan oksigenasi

Planning : pertahankan
intervensi

3. Posisi perioperatif berhubungan dengan imobilisasi (00087)

Hari / Implementasi Evaluasi Paraf


tanggal &
jam
1. Mengkaji ulang data yang
Rabu didapat dari pengkajian risiko Subjektif :
8/04/2020 secara rutin 1. Pekerja
2. Mengidentifikasi adanya mengatakan faham
10.20 WIB sumber-sumber agensi untuk tentang pencegahan
membantu menurunkan resiko keselamatan kerja
3. Mengintruksikan factor resiko
11.20 WIB Objektif :
dan rencana untuk mengurangi
factor resiko 1. Pekerja tampak
4. Mempertimbangkan criteria faham tentang
yang berguna dalam pencegaan
11.50 WIB memprioritaskan area-area keselamatan kerja
untuk mengurangi factor resiko
5. Mengimplementasikan
aktivitas-aktiviatas
pengurangan risiko Planning : pertaankan
6. Merencanakan tindak lanjut intervensi
strategi dan aktvitas
pengurangan risiko jangka
Panjang

4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang


dukungan sosial (00188)

Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf


tanggal &
jam
Rabu 1. Mendukung untuk mengganti Subjektif :
8/04/2020 kebiasaan yang tidak 1. Pekerja
diinginkan dengan kebiasaan mengatakan faham
yang diinginkan tentang pencegahan
13.00 WIB 2. Mengidentifikasi perubahan keselamatan kerja
perilaku dengan istilah yang Objektif :
khusus 1. Pekerja tampak
3. Mempertimbangkan mengenai faham tentang
13.20 WIB lebih mudahnya untuk pencegahan
meningkatkan perilaku dari keselamatan kerja
pada menurunkan perilak
4. Mengembangkan program
perubahan perilaku
5. Memfasilitasi keterlibatan dari Planning : pertaankan
perawatan kesehatan lain intervensi
6. Mendokumentasi dan
komunikasikan proses
modifikasi sesuai kebutuha
7. Mendukung pembelajaran
mengenai perilaku yang
diinginkan dengan
menggunakan teknik modeling

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (00126)

Hari / Implementasi Evaluasi paraf


tanggal &
jam

1. Mentargetkan sasaran pada


Rabu kelompok beresiko tinggi Subjektif
8/04/2020 2. Mengidentifikasi factor 1. Pekerja mengatakan
13.3 WIB internal dan eksternal yang fahamtentang
dapat meningkatkan motivasi kesehatan dan gaya
untuk perilaku sehat hidup perilaku
3. Menententukan pengetahuan
Objektif :
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pda klien 2. Pekerja faham
4. Meletakkan iklan yang tentang kesehatan
menarik di tempat strategis dan gaya hidup
13.40 WIB untuk mendapatkan perhatian perilaku
audience
5. Menekekankan penggunaan
kesehatan positif yang
langsung jangka panjang
13.50 WIB yang bisa diterima
Planning : pertaankan
6. Memberikan ceramah untuk
intervensi
menyampaikan informasi
dalam jumlah besar
7. Melakukan demonstrasi
ulang
8. Melibatkan klien dalam
perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup
9. Merencanakan tindal lanjut
jangka penjamg
ROOT CAUSE ANALISIS (RCA) HOME INDUSTRI
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

A. Langkah Root Cause Analisis (RCA)


Adapun langkah-langkah Root Cause Analisis (RCA), sebagai berikut:
1. Insiden yang akan di analisis : pencegahan keselamatan kerja
2. Tim Investigator : Perawat kelompok 1
3. pengumpulan data
a. Observasi: Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah
kabupaten kudus jawa tengah dengan luas bangunan pabrik
keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik ini berada di tepi jalan raya yang
merupakan akses utama di kota kudus. Terdiri dari beberapa
ruangan sektor yang didalamnya terdapat berbagai macam
pekerjaan industri yang berhubungan dengan tembakau dan rokok
diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau, penyimpanan
tembakau, produksi tembakau, pelintingan rokok, pengepakan
rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll.
b. Dokumentasi: PT. NOJORONO yang terbagi menjadi beberapa
bagian tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan, pengepakan
rokok dan pengawasan. Jumlah pekerja di ruangan sektor A7
sebanyak 100 orang
c. Interview
1) Berapa kali pekerja sering mengalami batuk ?
Jawaban : sering tetapi karyawan tidak ada yang mengalami
keadaan parah sampai harus dibawa ke RS
2) Sudah berapa lama home industi berdiri ?
Jawaban : 10 tahun
3) Bagaimana penanganan penanganan pertama ketika pekerja
mengalami batuk?
Jawaban : Saat pekerja mengalami batuk mereka pergi ke
klinik kesehatan didalam pabrik untuk dilakukan penanganan
seperti menggunakan masker, teknik etika dalam batuk dan
obat batuk.
4) Sudahkah pekerja menerima pelatihan pencegahan keselamatan
kerja ?
Jawaban : sudah ,namun belum sepenuhnya terpenuhi
5) ApakahPT. NOJORONO tidak menyediakan pelatihan
pencegahan keselamatan kerja?
Jawaban : tidak
d. Kronologi Kejadian
a. Kronologi kejadian
Pekerja mengatakan sering batuk-batuk disertai dahak dan
sesak nafas. Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja
Sebanyak 35 orang dari 55 orang (63,6%) pekerja bagian
pelintingan rokok mengatakan pernah sakit “anyang-
anyangan”, hal ini ternyata disebabkan oleh 20 orang (57,1%)
kurang sering minum air putih saat bekerja, 15 orang (42,8%)
menahan BAK karena jarak kamar mandi dengan ruang
pelintingan agak jauh. Sedangkan pada bagian penegepakan
sebanyak 15 orang dari 35 orang pekerja (42,8%) mengeluhkan
sakit “anyang-anyangan” hal ini disebabkan karena 10 orang
(66,6%) kurang sering minum air putih saat bekerja, 5 orang
(33,3%) menahan BAK karena jarak kamar mandi dengan
ruangan agak jauh.
b. Timeline
Pertolongan pertama saat pekerja batuk - batuk
c. Tabular Timeline
Pada hari Selasa 8 April 2020 salah satu pekerja sedang
melakukan pekerjaannya tiba tiba pekerja tersebut batuk dan
sesak nafas karena beliau tidak memakai masker saaat bekerja.
Saat itu beliau berteriak meminta pertolongan sampai karyawan
lainnya dating dan menolongnya
d. Time Person Grids
1) Sebelum kejadian : pekerja sedang melakukan
pekerjaanya
2) Selama kejadian : tiba tiba pekerja batuk batuk dan
tidak tau apa yang arus dilakukannya tetapi beliau
berteriak untuk meminta tertolongan kepada karyawan
lain
3) Sesudah kejadian : perawat melakukan tindakan
pelatihan pencegahan keselamatan kerja.

B. Identifikasi Masalah (Care Management Problem / CMP)


Tidak ada masalah ketika pekerja diberikan pelatihan pencegahan
keselamatan kerja ole perawat.

C. Analisis Informasi

Tools untuk identifikasi proximate dan underlying cause.


1. Why ( why-why chart )
a. Sudah berapa lama pekerja mengalami batuk-batuk?
Jawaban : Pengurus PT. NOJORONO mengatakan kurang terlalu
memperhatikan karyawan nya kalau mengalami batuk-batuk.
b. Tindakan apa yang dilakukan oleh karyawan saat mengalami batuk-
batuk?
Jawaban : Karyawan hanya diam saja.
2. Analisis Perubahan / Change Analysis
Setelah kami interview kepada karyawan dan pengurus PT.
NOJORONO hasil yang ditemukan yaitu karyawan mengalami batuk-
batuk dengan intensitas yang tinggi namun pengurus PT tidak ada yang
perduli dan bahkan tidak ada yang mengetahui bawa karyawan nya
banyak yang mengalami batuk berdahak.
3. Analisis Hambatan / Barrier Analysis
Pengurus karyawan baru mengetahui setelah karyawan banyak yang
mengeluh sakit batuk-batuk
4. Fish Bone
Masalah terjadi karena karyawan banyak yang batuk-batuk dan
pengurus PT bingung dengan keadaan ini apakah terjadi sebuah
kecelakaan pada pabrik atau mesin yang kurang dari pengawasan
keamanan sehingga membuat semua karyawan tiba-tiba batuk

Anda mungkin juga menyukai