Anda di halaman 1dari 20

BAB IX

ARUS

DAN
RANGKAIAN LISTRIK
Arus Listrik dalam Logam
Definisi arus listrik :

• Arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang tiap
satuan waktu
• Arah arus listrik berlawanan dengan gerak muatan negatif
• Arus listrik mengalir dari tempat berpotensial tinggi ke berpotensial rendah


V

Sesuai dengan definisi arus listrik di atas, kita tuliskan arus :

dq
i
dt

Bila jumlah muatan tiap satuan volume adalah n dan satuannya e, maka besar rapat
arus muatan p = ne. seandainya laju rata-rata pembawa muatan v, dan setelah waktu
dt, maka volume yang disapu oleh pembawa muatan adalah :
dV  Adt
Sedangkan dq  pdV  pAdt

Akibatnya arus listrik menjadi :

dq
i  pA  neA
dt
Bila kita definisikan rapat arus j = arus/luas penampang, maka

i
j  ne
A

Jadi rapat arus sebanding dengan laju rata-rata pembawa muatan v.


Contoh 1 :

Arus pada kumpulan kawat berubah dengan waktu menurut hubungan : I = 5 + 5t2
dengan I dalam ampere dan t dalam detik.
a. Berapa muatan yang melalui penampang kawat antara t = 5 detik dan t = 10
detik
b. Berapa arus rata-rata interval waktu tersebut
Jawab :
dq
a. i(t )   5  5t 2
dt
10
 5 
10
5 5
q   (5  5t 2 )dt  5t  t 3   (50)  (1000))  ((25)  (125))
5  3 5 3 3
= ( 50+5000/3) - (25+625/3) = 1716.67- 233.33= 1483.34 Coulomb

10
1 1 1483.34
b. irata  
t 5
i.dt 
5
( q ) 
5
 296.67 Coulomb / S
Hukum Ohm
Pada kawat yang diberi medan listrik E, berarti pada pembawa muatan e bekerja
gaya eE, maka sesuai hukum II Newton, seharusnya pembawa muatan bergerak
dipercepat dengan percepatan rata-rata yang dialami muatan-muatan tersebut
ditentukan oleh (eE/m) dimana m massa electron

eE eE L0
v t
m m v0
Dengan demikian rapat arus (J) dapat dinyatakan sebagai:

  Ne 2 L0   
J    E   E
 mv0  hukum Ohm

Ne 2 L0
 konduktivitas listrik
mv0
P Q P Q
A E

i A  A
E
I

V (P) – (Q) = V beda potensial antara P dan Q

sehingga hukum Ohm dapat ditulis dalam bentuk lain :


V
J  E  
I
Maka arus menjadi :
A
i  jA   V
l
A 1
Bila tetapan  V =i R
l R

L
R
A
Tabel Resistivitas pada temperature kamar

Konduktor (Ohm-meter) Isolator (Ohm-meter)

Aluminium 2,63 x 10-8 Gelas 1010 – 1014

Karbon 3500 x 10-8 Mika 1011 – 1015

Tembaga 1,72 x 10-8 Kwarsa 1018

Perak 1,47 x10-8 Kayu 108 – 1011

Wolfram 5,51 x10-8


Contoh 2 :
a. seutas kawat aluminium yang panjangnya 2,5 m, diameternya 2 mm, dan
penampangnya persegi 1cmx 5cm serta mempunyai hambatan jenis 2,63 x 10-8
m. hitunglah hambatan kawat tersebut.
b. Hitung panjang besi yang diameternya 15 mm , agar mempunyai hambatan sama
seperti aluminium tersebut, dimana hambatan jenis besi 10 m .
Jawab :

a. l1(2,63x108 m)(2,5m)
R  4
 1,31x10 4 
A1 5 x10 m

pl2
b. R
A2

r 2 xR 3,14(7,5 x10 3 ) 2 x1,31x10 4


AxR
l    7,2 x10 10 m
  10
Hukum Joule

a i b
arus mengalir dari a ke b, maka potensial V(a) > V (b)

r 
  V = V(a) – V (b)

muatan dq yang bergerak akan mendapat tambahan energi dU = (dq) V, sehingga


dayanya :
dU dq
P V  iV
dt dt
Karena beda potensial V = I R

P  i2R Persamaan ini dikenal sebagai Hukum Joule


Sedangkan besar kalor disipasi (kalor Joule) dalam waktu dt adalah :

dQ  i 2 Rdt
Contoh 3 :
Suatu alat listrik 660 watt dibuat bekerja pada 120 V
a. berapa hambatannya
b. berapa besar arus yang lewat
c. berapa panas persatuan waktu yang dibutuhkan dalam coulomb/detik
d. Jika tegangan turun sampai 110 V, berapa daya ( dalam watt) yang diambil tersebut
Jawab :

a. P = I V = V2// R dan R = V2 / P = (120V)2 / 660W) ≈ 22Ω

P 660W
b. I   5,5 Ampere
V 120V

c. P = 660 Watt = 660 / 4,2 = 157 Coulomb / detik

d. P = I2 R = V2 / R = 1102 /22 = 550 watt


Contoh 4
Kita ingin membuat kompor listrik agar dapat memanaskan 2 liter air dari
temperature kamar (300 C) hingga temperature didih (1000C) dalam waktu 5 menit.
Tegangan listrik yang digunakan 100 Volt), hitunglah :
a. Daya yang diperlukan
b. Arus yang mengalir dalam elemen kompor listrik
c. Resistansi elemen
(Kapasitas kalor air ialah 1 kal/0 C gram, dan 1 kalori = 4,2 Joule)
Jawab :
a. Misalkan pemanasan berjalan dengan daya tetap. Maka daya yang diperlukan ialah
P =Q/t
Massa 2 liter air ialah m = 2 kg
Kapasitas kalor C = 1 kal/0C gram = (4,2 J)/0C (0,001)kg = 4200 J/0C kg
Kalor yang dibutuhkan untuk pemanasan air dari 300C sampai 1000C adalah
Q = M C (T2 – T1 ) = 2 x 4200 x 70 Joule = 5,88 x 105 Joule
Daya
Q 5,88 x10 5
P   1,96 x10 3 watt  1,96 K .watt
t 300
b. Arus yang diperlukan :

P 1,96 x10 3 watt


i  A  19,6 A
V 100
Agar kawat tidak putus, penampangnya harus cukup besar.

c. P = i V = V2 / R = 1,96 x 103 watt

(100) 2 10 4 10
R 3
 3
  5,1
1,96 x10 1,96 x10 1,96
Rangkaian Sederhana
• Baterai dinyatakan dengan sumber ggl () yang dihubungkan
seri dengan hambatan dalam (r).
- +
R  r
R

V =  - i r dan V = i R, maka  = i R + i r
 
i atau i 
Rr R
• Karena energi merupakan besaran yang kekal, maka dalam suatu
rangkaian tertutup atau suatu loop, daya yang diberikan pada arus
haruslah sama dengan daya yang hilang

i  = i2 R + i2 r
Beda Potensial dalam Rangkaian
R  r 2 r2
Va 1 1 Vb
a - + + - b
i

• Jika daya yang diperoleh ditulis positif dan daya yang


hilang ditulis negatif, maka dapat ditulis dalam
persamaan berikut:
i Va – i2 (R + r1 + r2) + i 1 – i 2 = i Vb, atau
Vab = i (R + r1 + r2) – (1 – 2)
• Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam
hubungan seri
Va – Vb = Vab =  i R -  
Rangkaian Seri
R1 R2 R3
i
a b c d

• Rangkaian ketiga resistor tersebut dapat diganti


dengan satu resistor tanpa mengubah keadaan baik
arus maupun tegangannya, sehingga
Vad = Vab + Vbc + Vcd dimana Vab = i R, Vbc = i R2, dan Vcd = i R3
Vad = i (R1 + R2 + R3) atau Vad = i Rek

• Hambatan ekuivalen dalam rangkaian seri


n
Rek = R1 + R2 + R3 atau R ek   R i
i 1
Rangkaian Paralel
R1
i R2
a b
R3

• Tiga buah resistor yang dihubungkan paralel seperti pada


Gambar 11.3. Arus yang melalui tiap resistor dalam rangkaian
paralel tersebut pada umumnya berbeda, tetapi beda
potensial pada ujung-ujung resistor haruslah sama
Vab V V
i1  , i 2  ab , i 3  ab dan i = i1 + i2 + i3
R1 R2 R3
Vab Vab Vab i 1 1 1 1 1
maka i   atau    jadi 
R1 R2 R3 Vab R1 R2 R3 Vab Rek

• Hambatan ekuivalen dalam rangkaian paralel


1 1 1 1 n
1 1
   atau 
Rek R1 R2 R3 R ek i 1 R i
Hukum Kirchoff
• Hukum Kirchoff dapat digunakan untuk menganalisis
rangkaian kompleks tersebut, yaitu:
1. Hukum titik cabang: Jumlah aljabar arus yang
melewati suatu titik cabang suatu jaringan adalah
nol. Dalam bentuk matematik dapat ditulis:  i = 0.
2. Hukum Loop: Jumlah aljabar ggl dalam tiap loop
suatu jaringan sama dengan jumlah aljabar hasil
kali arus dan hambatan dalam loop yang sama.
Dalam bentuk matematik dapat ditulis:   = i R.
• Titik cabang a:  i = 0,
 (+ i1) + (+ i2) + (- i3) = 0, atau i1 + i2 – i3 = 0 ... (1)
• Loop 1:   =  i R
(+ 1) + (- 3) = (+ i1) (R4 + r1 + R1) + (+ i3) (R3 + r3) atau
1 - 3 = i1 (R4 + r1 + R1) + i3 (R3 + r3) .................... (2)
• Loop 2:   =  i R
(+2) + (-3) = (+i2) (R5 + R2 + r2) + (+i3) (R3 + r3), atau
2 - 3 = i2 (R5 + R2 + r2) + (+i3) (R3 + r3) ................ (3)
Analisa Loop
• Dalam metode analisa Loop, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan:
– Arah loop ditentukan secara sembarang.
– Arus dalam loop mempunyai harga yang sama,
tetapi berlainan untuk loop yang lain.
– Arus pada bagian loop antara dua titik cabang
diberi nama dan digunakan sebagai variabel.
– Tanda ggl positif bila searah dengan arah loop dan
negatif bila berlawanan dengan arah loop.
• Loop 1:   =  i R
(+1) + (-3) = I1 (R4 + r1 + R1 + R3 + r3) + (+I2) (R3 + r3),
atau
1 - 3 = I1 (R4 + r1 + R1 + R3 + r3) + I2 (R3 + r3) ........ (1)
• Loop 2:   =  i R
(+2) + (-3) = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + (+I1) (R3 + r3), atau
2 - 3 = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + I1 (R3 + r3), ....... (2)
• Dari persamaan (1) dan (2), harga-harga I1 dan I2 dapat
dihitung. Jadi: i1 = I1, i2 = I2, dan i3 = I1 + I2

Anda mungkin juga menyukai