Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Datangi Gedung DPRD, Warga Bekasi Protes Integrasi KS-NIK


dengan BPJS Kesehatan Kompas.com - 12/12/2019, 13:35 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Puluhan warga Kota Bekasi yang mengatasnamakan diri sebagai
"Harimau Patriot" menggeruduk gedung DPRD Kota Bekasi, Kamis (12/12/2019) siang.Mereka
hendak memprotes DPRD Kota Bekasi berkaitan dengan polemik Kartu Sehat berbasis Nomor
Induk Kependudukan (KS-NIK).

Sebagai informasi, KS-NIK tengah jadi polemik karena harus diintegrasikan dengan BPJS
Kesehatan. Diketahui, KS-NIK gratis, tak seperti BPJS Kesehatan yang ada iuran bulanannya
sehingga warga keberatan atas hal tersebut. Sedangkan DPRD Kota Bekasi setuju jika KS-NIK
diintegrasikan dengan BPJS Kesehatan. "Kami minta Ketua DPRD Kota Bekasi mendukung
program KS-NIK! Kami hanya meminta, Ketua DPRD menemui kami di sini! Kami tidak mau diskusi
di dalam, kami akan jemput ke dalam kalau memang keinginan beliau," seru pendemo di halaman
gedung DPRD Kota Bekasi.

Baca juga: Wali Kota Bekasi: Integrasi Kartu Sehat ke BPJS Kesehatan Tidak Efisien "Kartu
Sehat saat ini dibutuhkan sekali bagi warga Kota Bekasi.

Tapi dengan entengnya, Ketua DPRD bilang bahwa sudah tidak perlu lagi. Kami minta
klarifikasi!" seru pendemo lagi. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, puluhan warga Harimau
Patriot terdiri dari berbagai pemuda, bapak-bapak, hingga emak-emak. Mereka mengacungkan
spanduk bertuliskan "KS-NIK Pro Rakyat", "Rakyat butuh KS-NIK", "KS-NIK Harga Mati". Mereka
berulang kali menyetel tembang ciptaan Iwan Fals dan menyanyikannya serempak, seperti nomor
"Surat untuk Wakil Rakyat", "Tikus Kantor", dan " Bongkar". Puluhan polisi dan anggota Satpol PP
mengepung mereka yang terus mendesak masuk mendekati kantor dewan bersama mobil
komandonya.

Dalam orasinya, para pengunjuk rasa terus mendesak Ketua DPRD kota Bekasi, Chairoman
Juwono Putro menemui mereka. "Jika dalam 10 menit Ketua DPRD tidak menemui kami, kami yang
akan masuk ke dalam! Setuju?" seru pimpinan orasi. "Setuju!" sahut pengunjuk rasa.

Hingga pukul 12.54 WIB, Chairoman belum juga tampak batang hidungnya. Dua perwakilan
pengunjuk rasa memutuskan masuk ke kantor dewan untuk menjemput politikus PKS itu. Namun,
tak jelas kapan Chairoman menyampaikan bahwa program KS-NIK sudah tak perlu lagi, seperti
yang diklaim para pengunjuk rasa. Pemerintah Kota Bekasi saat ini tengah menyusun skema baru
menyiasati keharusannya mengintegrasikan program KS-NIK ke dalam BPJS Kesehatan. Skema ini
masih dirancang dan rencananya akan diterapkan pada 2020. Namun, Pemkot Bekasi masih
menempuh jalur hukum dengan menggugat Peraturan Presiden RI Nomor 82 Tahun 2018 yang
mengatur soal integrasi jaminan kesehatan daerah ke nasional, yang dianggap sejenis "monopoli"
pemerintah pusat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Datangi Gedung DPRD, Warga Bekasi Protes
Integrasi KS-NIK dengan BPJS

Kesehatan", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/12/13353691/datangi-gedung-dprd-
warga-bekasi-protes-integrasi-ks-nik-dengan-bpjs?page=2.
Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian
dan tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar
dan beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan
belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara
Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia Bagian Timur dan
Indonesia Bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan.
Realitas itu menyebabkan pula kewargaan penduduk Indonesia berbeda-beda dari
segi kebudayaan. Pengelompokkan kewargaan serupa itu diwujudkan dalam satuan-satuan
etnik. Menurut kajian Hildred Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis
bahasa yang setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di
dalamnya bahasa-bahasa yang digunakannya.
Di era reformasi ini, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada
modal bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya
berbau kemajemukan,
Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang
menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah
ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan
pentingnya kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui
pemahaman integrasi nasional.
1.2 Rumusan Masalah

 Penolakan Integrasi KS-NIK dengan BPJS Kesehatan

1.3 Tujuan Penulisan

 Menganalisa berita yang di dapatkan


 Mengatahu kasus integrasi yang sedang terjadi
BAB II
ANALISA BERITA
Analisa berita
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai