Anda di halaman 1dari 28

HIPOTIROID DAN HIPERTIROID

KELOMPOK 1 A :

FIONA ZULFA S. 17031048 SYARIFAH KHAIRUN N. 18031023


NOVITA TRIYULIANDRI 18031003 ELI DINIKA 18031024
FALIATASYA AMANDA 18031004 SRI YULIANA 18031025
BAHRIATUL KHOIRIYAH 18031005 MARZIAH USTNA 18031026
MAULIDIA KHAIRANI 18031006 INES KURNIASIH 18031027
MIRA SAYUNI 18031009 SHELSY AULORA E. 18031030
MUHAMMAD MUKHLIS 18031011 NOVIA PUTRI 18031031
ADE TYA DINATA 18031012 MARANATHA Y.A.A. 18031033
SARI FITRI W. 18031014 ARPIDA NINGSI 18031039
NADILA KHAIRIYAH 18031017 DEWI SANTRI 18031043
NUR ANNYSA AMUDE 18031019 MURTHADA HABIBI 18031044
RUWI DONALIA T.S 18031021
HIPERTIROID

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar


tiroid memproduksi hormone tiroid secara
berelebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif.
Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik
secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut
thyrotoxicosis. Hipertiroidisme, suatu kondisi dimana
terdapat kelebihan produksi hormone tiroid, kondisi ini
disebabkan oleh peningkatan fungsi tiroid dengan
alasan apapun (Hadi Purwanto. 2016).
ETIOLOGI HIPERTIROID

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi


kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TFR karena umpan balik
negative TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TFR akan
rendah karena umpan balik negative dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan
TRH yang berlebihan (Hadi Purwanto. 2016).
Cont…
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid:
• Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali
lebih sering dari pada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana
Graves antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.

• Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
Toxic Nodular oleh TSH sehingga memproduksi hormone tiroid berlebihan.
Goiter

• Sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana
pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kelmudian gejala hipotiroid.
Tiroiditis (radang
kelenjar tiroid)
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala penderita hipertiroid diantaranya:
1. Umum: tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB menurun,
tumbuh cepat, toleransi obat, hiperdefekasi, lapar.
2. Gastrointestinal: makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegaly.
3. Muscular: rasa lemah.
4. Genetourinaria: oligomenorea, amenorea, libido turun, infertile,
ginekomasti.
5. Kulit: rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis.
6. Psikis dan saraf: labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis
periodic dispneu.
7. Jantung: hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung.
8. Darah dan limfatik: limfositosis, anemia, splenomegaly, leher
membesar.
9. Skelet: osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nteri tulang (Hadi
Purwanto. 2016).
KOMPLIKASI
Masalah
Jantung

Krisis Osteoporosi
Tirotoksik s

Kulit
Masalah
Bengkak
Mata
dan Merah
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Hipertiroid
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala: imsomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan
koordinasi, kelelahan berat
b. Tanda: atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda: distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
a. Gejala: perubahan pola berkemih (polyuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, polyuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
Cont…
4. Integritas/ ego
a. Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
b. Tanda: ansietas peka ransang
5. Makanan / cairan
a. Gejala: hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
b. Tanda: kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan peningkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (nafas
aseton)
6. Neurosensori
a. Gejala: pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot perasetia,
gangguan penglihatan.
b. Tanda: disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu, kacau mental, refleks tendon dalam (TRD menurun; koma),
aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / kenyamanan
a. Gejala: abdomen yang terganggu atau nyeri (sedang/berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
Cont…
8. Pernafasan
a. Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan /tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda: sesak nafas, batuk dengan atau tanpa sputum purulent (infeksi),
frekuensi pernafasan meningkat
9. Keamanan
a. Gejala: kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda: demam , diaphoresis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, paratesia atau paralysis otot termasuk
otot pernafasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Sekualitas
a. Gejala: rabas wanita (cenderung infeksi), masalah impotent pada pria
b. Tanda: glukosa darah meningkat 100-200 mg/dl atau lebih, aseton
plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan
kolesterol meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan
kelelahan fisik, penyakit ditandai dengan gangguan
kosentrasi tidak mampu mempertahankan aktivitas
fisik pada tingkat yang biasanya, kekurangan
energi, kelelahan
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan Indikator Awal Akhir

1. Resiko tinggi Perfusi Manajemen resiko


penurunan Jaringan: jantung
curah jantung Kardiak • Prioritaskan hal-hal
berhubungan • Indeks Cukup berat Ringan (4) yang mengurangi risiko
dengan jantung (2) (jantung) dengan
hipertiroid • Aritmia Cukup berat Ringan (4) kolaborasi bersama
tidak (2) pasien dan keluarga
terkontrol, • Takikardia Cukup berat Ringan (4) • Intruksikan pasien dan
keluarga untuk
keadaan (2)
memonitor tekanan
hipermetabol • Denyut Cukup berat Ringan (4)
darah dan denyut
isme, jantung apikal (2) jantung secara rutin
peningkatan dengan berolahraga,
beban kerja sebagaimana mestinya
jantung • Instruksikan pasien dan
kelurga mengenai tanda
dan gejala
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan Indikator Awal Akhir

• Dukung pasien
untuk menjaga
asupan kalori
sampai tahap
pencapaian
• Identifikasi
metode pasien
dalam
menghadapi
stress
• Lakukan terapi
relaksasi, jika
tepat
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Indikator Awal Akhir

2. Keletihan Kelelahan: efek Manajemen energi


berhubungan yang • Kaji status fisiologis
dengan
peningkatan mengganggu pasien yang
kelelahan fisik, • Penurunan Cukup berat Ringan (4) menyebabkan
penyakit energy (2) kelelahan sesuai
ditandai dengan • Nafsu makan Sedang (3) Ringan (4) dengan perkembangan
gangguan menurun • Anjurkan pasien
kosentrasi tidak
mampu • Komorbiditas Cukup berat Ringan (4) mengungkapkan
mempertahanka kesehatan (2) perasaan secara verbal
n aktivitas fisik fisik mengenai keterbatasan
pada tingkat • Perubahan Cukup berat Ringan (4) yang dialami
yang biasanya, status nutrisi (2) • Pilih intervensi untuk
kekurangan
energi, • Gangguan Cukup berat Ringan (4) mengurangi kelelahan
kelelahan. aktivitas fisik (2) baik secara
farmakologis maupun
non farmakologis
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Indikator Awal Akhir

• Monitor intake / asupan


nutrisi untuk mengetahui
sumber energy yang
adekuat
• Kurangi
ketidaknyamanan fisik
yang dialami pasien yang
bisa mempengaruhi
fungsi frognitif,
pemantauan diri,
pengaturan aktifitas
pasien
• Bantu pasien untuk
memantau secara mandiri
dengan mencatat/ intake /
asupan kalori dan energy
yang digunakan sesuai
kebutuhan
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Indikator Awal Akhir

• Instruksikan pasien /
orang terdekat dengan
pasien mengenai
kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan
kekambuhan yang
mungkin nanti akan
muncul kembali)
• Monitor respon
oksigen pasien
(misalnya, tekanan
nadi, tekanan darah,
respirasi) saat
perawtan maupun saat
melakukan perawatan
mandiri
HIPOTIROID
Hipotiroid merupakan gangguan fungsi tiroid yang paling
sering ditemukan. Terdapat 2 macam kondisi hipotiroid, yang
pertama adalah hipotiroid primer, suatu gangguan dari kelenjar
tiroid yang menyebabkan produksi dari Thyroxine (T4) dan
Triiodothyronine (T3) menurun, umumnya di ikuti dengan
meningkatnya tadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Yang
kedua adalah kondidi hipertiroid sekunder/sentral, terjadi oleh
karena adanya gangguan pada hipofise ataupun hipotalamus,
umumnya diikuti dengan kadar TSH yang rendah, namun pada
beberapa penderita didapatkan kadar TSH yang normal atau
bahkan tinggi walaupun secara biologis TSH tersebut bersifat
inaktif (Askandar Tjokroprawiro. 2015).
ETIOLOGI HIPOTIROID
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,
hopofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi
kelenjar tiroid, maka kadar hormone tiroid (HT) rendah yang
disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negative. Apabila hipotiroid terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH, TRH dari hipotalamus tinggi karena
tidak adanya umpan balik negative baik dari TSH maupun HT.
Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus
akan menyebabkan rendahnya kadar HT,TSH, dan TRH (Hadi
Purwanto. 2016).
Cont…
Beberapa penyebab dari hipotiroid:
• Merupakan kelainan kronik, dimana terjadi destruksi autoimun dari kelenjar tiroid yang ditandai dengan adanya infiltrasi
limfosit, pembesaran kelenjar tiroid serta ditemukannya antibody terhadap tiroglobulin (Anti-Tg) dan tiroid peroksidae (Anti-
Tiroiditis Kronik TPO).
Autoimun

• Spekrum dari defek genetic yang menyebabkan hipertiroid pada manusia terdiri dari defek pada kelenjar tiroid, hipofise
ataupun hipotalamus, defek sintesis dari T4 ataupun TSH, defek membrane dari sel transporter hormone tiroid ataupun defek
dari reseptor di jaringan perifer, defek dari daur ulang yodium (defek dari dehalogenase iodotyrosine) pada kelenjar tiroid
Defek Genetik
maupun jaringan perifer, dayang terakhir hipotiroid yang merupakan bagian dari suatu sindroma kongenital.

• Radioterapi untuk mengobati penyakit-penyakit tiroid seperti Graves’, toksik nodular goiter, non-toksik nodular goiter serta
penyakit-penyakit non-tiroid seperti limfoma non-hodgkin maupun tumor solid daerah kepala-leher dapat menimbulakn
hipotiroid.
Radioterapi

• Obat anti-tiroid yang digunakan pada penderita tirotoksikosis, human recombinant cytokine seperti interferon-α serta
interleukin-2, amiodarone tyrosine kinase inhibitors serta litium karbonat merupakan obat-obatan yang dapat menyebabkan
hipotiroid .
Obat-Obatan
MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala dari hipotiroid dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
gejala umum dan gejala yang timbul akibat penyakit yang mendasari
timbulnya kondisi hipotiroid.
1. Tanda gejala umum: tidak tahan udara dingin, kulit kering, berat
badan meningkat, nafsu makan menurun, konstipasi, depresi,
mudah mengantuk, suara menjadi parau, gangguan menstruasi,
lemah badan, gerakan lambat, bicara lambat, wajah bengkak,
brakikardi, hiporefleksia (Askandar Tjokoprawiro, 2015).
2. Tanda gejala yang timbul akibat penyakit yang mendasari:
pembesaran kelenjar gondok yang difus tanpa disertai nyeri
penyebab dari tiroiditis autoimun kronik dan knsumsi obat-obatan
anti-tiroid. Pembesaran kelenjar gondok yang difus disertai rasa
nyeri penyebab dari tiroiditis de quervain’s. nyeri kepala dan
gangguan visual penyebab dari tumor hipofise atau tumor
hipotalamus (Askandar Tjokoprawiro, 2015).
KOMPLIKASI
Gondok

Cacat Gangguan
Lahir Jantung

Gangguan
Infertilitas
Mental

Peripheral
Myxedema Neuropath
y
PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPERTIROID DAN
HIPOTIROID

1. Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid


2. Pemeriksaan antibodi terhadap antigen tiroid
3. Pemeriksaan radiologis
4. Rontgen
5. USG
6. Radioisotop
7. Pemeriksaan histopatologis (FNAB)
8. Pemeriksaan potong beku
9. Pemeriksaan hormon tiroid dan TSH paling sering menggunakan radioimmuno-
assay (RIA) dan caraenzyme-linked immuno-assay (ELISA) dalam serum atau
plasma darah.
10. Pemeriksaan T4 total dikerjakan pada semua penderita penyakit tiroid, kadar
normal pada orang dewasa 60-150 nmol/L atau 50-120 ng/dL;
11. T3 sangat membantu untuk hipertiroidisme,kadar N dewasa 1,0-2,6 nmol/L atau
0,65-1,7 ng/dL;
12. TSH sangat membantu untuk mengetahui hipotiroidisme primer di mana basal
TSH meningkat 6mU/L. Kadang-kadang meningkat sampai 3 kalinormal.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS HIPERTIROID DAN
HIPOTIROID
Foto Rontgen leher
a. Memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaranstruma retrosternal
(umumnya secara klinis pun sudahbisa diduga)
b. untuk evaluasi kondisi jalan nafas sehubungan denganintubasi anastesi
USG
c. Membedakan antara padat, cair, dan beberapa bentukkelainan, tetapi belum
dapat membedakan dengan pastiganas atau jinak.
USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk:
d. Menentukan jumlah nodul
e. Membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik,
f. Mengukur volume dari nodul tiroid
g. Mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidakmenangkap
iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.
h. Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapatdilakukan,
pemeriksaan USG sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.
i. Mengetahui lokasi dengan tepat untuk biopsi terarah
j. Sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Hipotiroid
a. Data subjektif
1. Riwayat pengakaman perubahan status sosial atau mental
2. Mengalami sakit dada atau palpitasi
3. Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
4. Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
5. Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
6. Perubahan asupan makanan dan berat badan
7. Perubahan eliminasi feses, frekuensi dan banyaknya
8. Intoleransi terhadap cuaca panas
9. Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas
hidup sehari-hari
10. Perubahan menstruasi auto libido
11. Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan efek
samping obat (Berddero, Marry, dkk. 2009)
Cont…
b. Data objektif
1. Status mental: perhatian pendek, emosi labil, tremor, hyperkinesia
2. Perubahan kardivaskular: tekanan darah sistolik meningkat, tekanan
diastolik menurun, takikardia walaupun waktu istirahat, disrimia dan
murmur
3. Perubahan pada kulit: hangat, kemerahan dan basah
4. Perubahan pada rambut: halus dan menipis
5. Perubahan pada mata: lidlag glovelag diplopia, dan penglihatan kabur
6. Perubahan nutrisi/metabolik: berat badan menurun, nafsu makan dan
asupan makan bertambah serta kolesterol dan trigliserida serum
menurun
7. Perubahan musculoskeletal: otot lemah, tonus otot kurang dan sulit
berdiri dari posisi duduk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot
ditandai dengan pola nafas abnormal, penurunan tekanan
ekspirasi, perubahan kedalaman pernafasan, penurunan
kapasitas vital,dyspnea, peningkatan diameter anterior dan
posterior, fase ekspirasi memanjang
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorsi nutrient, ketidakmampuan
mencerna makanan, ketidakmampuan makan ditandai
dengan nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badan
turun, diare, membrane mukosa pucat, kelemahan otot
untuk mengunyah dan menelan
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan Indikator Awal Akhir

1. Pola nafas tidak Status Manajemen jalan napas


efektif • Posisikan pasien untuk
berhubungan
Pernafasan:
dengan keletihan Ventilasi memaksimalkan
otot ditandai • Frekuensi Cukup berat Ringan (4) ventilasi
dengan pola pernapasan (2) • Lakukan pisioterapi
nafas abnormal, dada, sebagaimana
penurunan • Kapasitas Sedang (3) Ringan (4)
tekanan vital mestinya
ekspirasi, • Gangguan Cukup berat Ringan (4) • Motivasi klien untuk
perubahan bernafas pelan, dalam,
kedalaman
ekspirasi (2)
berputar dan batuk
pernafasan, • Dispnea saat Cukup berat Ringan (4)
• Instruksikan bagaimana
penurunan istirahat (2) agar bisa melakukan
kapasitas
vital,dyspnea, batuk efektif
peningkatan • Monitor status
diameter anterior pernafasan,
dan posterior,
fase ekspirasi sebagaimana mestinya
memanjang
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Indikator Awal Akhir

2. Nutrisi kurang dari Status nutrisi Manajemen nutrisi


kebutuhan
berhubungan • Asupan gizi Cukup berat Ringan (4) • Monitor kalori dan
dengan (2) asupan makanan
ketidakmampuan
• Asupan Cukup berat Ringan (4) • Tentukan status gizi
mengabsorsi
nutrient, makanan (2) pasien dan kemampuan
ketidakmampuan • Energy Cukup berat Ringan (4) untuk memenuhi
mencerna
(2) kebutuhan gizi
makanan,
ketidakmampuan • Rasio berat Cukup berat Ringan (4) • Ciptakan lingkungan
makan ditandai
badan/ tinggi (2) yang optimal pada saat
dengan nyeri mengkonsumsi
abdomen, badan
menghindari
makanan
makanan, berat • Anjurkan pasien terkait
badan turun, diare, dengan kebutuhan
membrane mukosa
pucat, kelemahan
makanan tertentu
otot untuk berdasarkan
mengunyah dan perkembangan atau usia
menelan.

Anda mungkin juga menyukai