KELOMPOK 1 A :
• Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
Toxic Nodular oleh TSH sehingga memproduksi hormone tiroid berlebihan.
Goiter
• Sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana
pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kelmudian gejala hipotiroid.
Tiroiditis (radang
kelenjar tiroid)
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala penderita hipertiroid diantaranya:
1. Umum: tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB menurun,
tumbuh cepat, toleransi obat, hiperdefekasi, lapar.
2. Gastrointestinal: makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegaly.
3. Muscular: rasa lemah.
4. Genetourinaria: oligomenorea, amenorea, libido turun, infertile,
ginekomasti.
5. Kulit: rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis.
6. Psikis dan saraf: labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis
periodic dispneu.
7. Jantung: hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung.
8. Darah dan limfatik: limfositosis, anemia, splenomegaly, leher
membesar.
9. Skelet: osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nteri tulang (Hadi
Purwanto. 2016).
KOMPLIKASI
Masalah
Jantung
Krisis Osteoporosi
Tirotoksik s
Kulit
Masalah
Bengkak
Mata
dan Merah
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Hipertiroid
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala: imsomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan
koordinasi, kelelahan berat
b. Tanda: atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda: distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
a. Gejala: perubahan pola berkemih (polyuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, polyuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
Cont…
4. Integritas/ ego
a. Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
b. Tanda: ansietas peka ransang
5. Makanan / cairan
a. Gejala: hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
b. Tanda: kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan peningkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (nafas
aseton)
6. Neurosensori
a. Gejala: pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot perasetia,
gangguan penglihatan.
b. Tanda: disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu, kacau mental, refleks tendon dalam (TRD menurun; koma),
aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / kenyamanan
a. Gejala: abdomen yang terganggu atau nyeri (sedang/berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
Cont…
8. Pernafasan
a. Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan /tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda: sesak nafas, batuk dengan atau tanpa sputum purulent (infeksi),
frekuensi pernafasan meningkat
9. Keamanan
a. Gejala: kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda: demam , diaphoresis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, paratesia atau paralysis otot termasuk
otot pernafasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Sekualitas
a. Gejala: rabas wanita (cenderung infeksi), masalah impotent pada pria
b. Tanda: glukosa darah meningkat 100-200 mg/dl atau lebih, aseton
plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan
kolesterol meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan
kelelahan fisik, penyakit ditandai dengan gangguan
kosentrasi tidak mampu mempertahankan aktivitas
fisik pada tingkat yang biasanya, kekurangan
energi, kelelahan
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan Indikator Awal Akhir
• Dukung pasien
untuk menjaga
asupan kalori
sampai tahap
pencapaian
• Identifikasi
metode pasien
dalam
menghadapi
stress
• Lakukan terapi
relaksasi, jika
tepat
Cont…
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Indikator Awal Akhir
• Instruksikan pasien /
orang terdekat dengan
pasien mengenai
kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan
kekambuhan yang
mungkin nanti akan
muncul kembali)
• Monitor respon
oksigen pasien
(misalnya, tekanan
nadi, tekanan darah,
respirasi) saat
perawtan maupun saat
melakukan perawatan
mandiri
HIPOTIROID
Hipotiroid merupakan gangguan fungsi tiroid yang paling
sering ditemukan. Terdapat 2 macam kondisi hipotiroid, yang
pertama adalah hipotiroid primer, suatu gangguan dari kelenjar
tiroid yang menyebabkan produksi dari Thyroxine (T4) dan
Triiodothyronine (T3) menurun, umumnya di ikuti dengan
meningkatnya tadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Yang
kedua adalah kondidi hipertiroid sekunder/sentral, terjadi oleh
karena adanya gangguan pada hipofise ataupun hipotalamus,
umumnya diikuti dengan kadar TSH yang rendah, namun pada
beberapa penderita didapatkan kadar TSH yang normal atau
bahkan tinggi walaupun secara biologis TSH tersebut bersifat
inaktif (Askandar Tjokroprawiro. 2015).
ETIOLOGI HIPOTIROID
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,
hopofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi
kelenjar tiroid, maka kadar hormone tiroid (HT) rendah yang
disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negative. Apabila hipotiroid terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH, TRH dari hipotalamus tinggi karena
tidak adanya umpan balik negative baik dari TSH maupun HT.
Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus
akan menyebabkan rendahnya kadar HT,TSH, dan TRH (Hadi
Purwanto. 2016).
Cont…
Beberapa penyebab dari hipotiroid:
• Merupakan kelainan kronik, dimana terjadi destruksi autoimun dari kelenjar tiroid yang ditandai dengan adanya infiltrasi
limfosit, pembesaran kelenjar tiroid serta ditemukannya antibody terhadap tiroglobulin (Anti-Tg) dan tiroid peroksidae (Anti-
Tiroiditis Kronik TPO).
Autoimun
• Spekrum dari defek genetic yang menyebabkan hipertiroid pada manusia terdiri dari defek pada kelenjar tiroid, hipofise
ataupun hipotalamus, defek sintesis dari T4 ataupun TSH, defek membrane dari sel transporter hormone tiroid ataupun defek
dari reseptor di jaringan perifer, defek dari daur ulang yodium (defek dari dehalogenase iodotyrosine) pada kelenjar tiroid
Defek Genetik
maupun jaringan perifer, dayang terakhir hipotiroid yang merupakan bagian dari suatu sindroma kongenital.
• Radioterapi untuk mengobati penyakit-penyakit tiroid seperti Graves’, toksik nodular goiter, non-toksik nodular goiter serta
penyakit-penyakit non-tiroid seperti limfoma non-hodgkin maupun tumor solid daerah kepala-leher dapat menimbulakn
hipotiroid.
Radioterapi
• Obat anti-tiroid yang digunakan pada penderita tirotoksikosis, human recombinant cytokine seperti interferon-α serta
interleukin-2, amiodarone tyrosine kinase inhibitors serta litium karbonat merupakan obat-obatan yang dapat menyebabkan
hipotiroid .
Obat-Obatan
MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala dari hipotiroid dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
gejala umum dan gejala yang timbul akibat penyakit yang mendasari
timbulnya kondisi hipotiroid.
1. Tanda gejala umum: tidak tahan udara dingin, kulit kering, berat
badan meningkat, nafsu makan menurun, konstipasi, depresi,
mudah mengantuk, suara menjadi parau, gangguan menstruasi,
lemah badan, gerakan lambat, bicara lambat, wajah bengkak,
brakikardi, hiporefleksia (Askandar Tjokoprawiro, 2015).
2. Tanda gejala yang timbul akibat penyakit yang mendasari:
pembesaran kelenjar gondok yang difus tanpa disertai nyeri
penyebab dari tiroiditis autoimun kronik dan knsumsi obat-obatan
anti-tiroid. Pembesaran kelenjar gondok yang difus disertai rasa
nyeri penyebab dari tiroiditis de quervain’s. nyeri kepala dan
gangguan visual penyebab dari tumor hipofise atau tumor
hipotalamus (Askandar Tjokoprawiro, 2015).
KOMPLIKASI
Gondok
Cacat Gangguan
Lahir Jantung
Gangguan
Infertilitas
Mental
Peripheral
Myxedema Neuropath
y
PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPERTIROID DAN
HIPOTIROID