Anda di halaman 1dari 12

“SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

Kelompok 5
MAULIDIA KHAIRANI 18031006
WAHYU PRABAYUDA 18031010
NATASYA ALMEIDRA 18031018
SHELLA NOVIAWATI 18031020
SYARIFAH KHAIRUN NADIA 18031023
INES KURNIASIH 18031027
SHELSY AULORA ELVADILA 18031030
ARPIDA NINGSI 18031039
GUSTRI ALVIANI 18031041
 
Defenisi
Lupus berasal dari bahasa lain yang bearti anjing
hutan atau serigala,sedangkan erythematosus,dalam
bahasa yunani kemerahan merahan.Istilah lupus
erythematosuspernah digunakan pada zaman yunani
kuno untuk menyakan suatu penyakit kulit
kemerahan disekitar pipi yang disebabkan oleh
gigitan anjing hutan.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas,mempengaruhi setiap
organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan
deposisi autoantibodi dan komleks imun, sehingga mengakibatkan
kerusakan jaringan.
Etiologi
Etilogi utama SLE sampai saat ini belum diketahui, namun
beberapa faktor predisposisi dapat berperan dalam
patoginesis terjadinya penyakit ini. Diantara beberapa faktor
predisposisi tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor
yang paling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini.
Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam
penyakit SLE.
1. Faktor genetik
2. Faktor imunologi
3. Faktor lingkungan
Klasifikasi
1. Chronic Cutaneosus Lupus Erythematosus (CCLE)
• Dibagi lagi ke dalam 2 subtipe :
a. Discold Lupus Erythematosus (DLE)
b. Hypertrophic Lupus Erithematosus (HLE)
2. Subacute Cutaneosus Lupus Erythematosus (HLE)
3. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
4. Drug-Induced Lupus erythematosus (DILE)
Patofisiologi
• Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoimun yang berlebihan. Gangguan
imun oregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor
genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang
biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya
matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin,
prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat
antikonvulsan disamping makanan seperti kecambah alfalfa turut
terlibat dalam penyakit SLE-akibat senyawa kimia atau obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoimun diperkirakan terjadi
akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul
penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan
menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi
tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
Manifestasi Klinis
1. Awitan tersembunyi atau akut. Mungkin tak terdiagnosa selama
bertahun tahun
2. Perjalanan klinis adalah salah satu dari eksaserbasi atau remisi.
Gambaran klinis termasuk nefritis, penyakit kardiopulmonal, ruam
kulit, dan banyak bukti tak langsung terjadinya inflamasi sistemik
(demam, keletiham, dan penurunan berat badan)
3. Sistem muskuloskeletal : artralgia dan artritis (sinovitis) merupakan
gambaran yang umum. Pembengkakan sendi, nyeri tekan, dan nyeri
saat pergerakan adalah umum, disertai dengan kekuatan sendi pada
pagi hari.
4. Beberapa tipe maninfestasi kulit yang berbeda yaitu lupus
eritematosus kutan subaku, dan lupus eritematus diskoid
5. Ruam kupu kupu pada batang hidung dan pipi, terjadi pada kurang
dari 50% pasien, mungkin menjadi prekusor pada keterlibatan
sistemik.
6. Lesi memburuk selama eksaserbasi (flares) dan mungkin dicetuskan
oleh cahaya sinar matahari atau ultraviolet buatan.
7. Ulkus oral dapat menyerang mukosa bukal atau langit langit keras
8. Perikarditis adalah maninfestasi klinis jantung yang paling umum
9. Pleuritis atau pleural efusi
.

Penatalaksanaan Medis
1. Mencegah penurunan progresif fungsi organ, mengurangi
kemungkinan penyakit akut, meminimalkan penyakit yang
berhubungan dengan kecacatan, dan mencegah komplikasi
dari terapi yang diberikan.
2. Gunakan obat obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dengan
kortikosteroid untuk meminimalkan kebutuhan
kortikosteroid
3. Gunakan kortikosteroid topikal untuk maninfestasi kutan
akut
4. Gunakan pemberian bolus IV sebagai alternatif untuk
penggunaan dosis oral tinggi tradisional
5. Atasi maninfestasi kutan , muskuloskeletal, dan sistemik
ringan dengasn obat obatan anti malaria
6. Preparat imunosupresif diberikan untuk bentu SLE yang
serius
Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan untuk pasien SLE biasannya sama seperti asuhan keperawatan untuk
pasien penyakit reumatik (lihat penatalaksanaan keperawatan pada Artritisreumatoid). Diagnosis
keperawatan utama berfokus pada keletihan, membuat integritas kulit gangguan citra tubuh, dan
defisiensi pengetahuan. Pekalah terhadap reaksi psikologis pasien akibat perubahan yang terjadi
dan proses penyakit SLE yang tidak terduga; dorong pasien untuk berpatisipasi dalam kelompok
pendukung, yang dapat memberikan informasi mengenai penyakit, tips penatalaksanaan sehari-
hari, dan dukungan sosial. Ingatkan pasien untuk menghidari paparan sinar matahari dan sinar
ultraviolet atau untuk melindungi diri mereka dengan tabir surya dan pakaian. Karena beberapa
sistem organ berisiko tinggi terkena penyakit ini, ingat kan pasien tentang pentingmya menjalani
skrinning rutin secara berkala dan juga aktifitas untuk meningkatkan kesehatan. Rujuk pasien
untuk menemui ahli diet jika perlu. Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya melanjutkan
medikasi yang telah diterapkan, dan memahami perubahan serta kemungkinan efek samping
yang cenderung terjadi akibat penggunaan obat tersebut. Ingatkan pasien tentang pentingnya
menjalani pemantauan karena mereka berisiko tinggi mengalami gangguan sistemik, termasuk
pada ginjal dan kardiovaskuler.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
• Pengkajian Keperawatan
1. Lakukan pengkajian fisik menyeluruh, sistematik,inspeksi kulit terhadap ruam
eritemetasus
2. Amati plak eritemetasus kutan dengan penempelan plaque pada kulit kepala,
wajah, atau leher
3. Perhatikan area yang mengalami hiperpigmentasi atau depigmentasi
bergantung pada fase dan tipe penyakit
4. Tanyakan pasien tentang perubahan kulit, terutama sensitifitas pada sinar
matahari atau cahaya ultraviolet
5. Inspeksi kulit kepala terhadap alopesia
6. Periksa mulut dan tenggorok terhadap ulserasi
7. Periksa terhadap adanya gesekan friksi perikardial dan bunyi paru abnormal
(efusi pleural)
8. Kaji terhadap keterlibatan vaskular yaitu eritemetosus papular dan lesi
purpurik
9. Amati terhadap tanda tanda keterlibatan sendi sering simmetris
Diagnosa Noc Nic
1. Ganggauan citra tubuh b.d perubahan Citra tubuh Mendengar aktif
persepsi diri d.d perasaan negatif    
tentang tubuh, menolak menerima Definisi : persepsi terhadap penampilan dan Definisi : menghadirkan dan mendekatkan
perubahan,takut reaksi orang lain. fungsi tubuh sendiri diri kepada klien dalam merespon pesan
  verbal dan non verbal (klien)
a. 120001 Gambaran internal diri  
dipertahankan pada 1 ditingkatkan ke Aktifitas-aktifitas:
5 a. Buat tujuan interaksi
b. 120003 deskripsi bagian tubuh yang b. Tunjukkan ketertarikan kepada klien
terkena (dampak) dipertahankan pada c. Gunakan pertanyaan maupun
1 ditingkatkan ke 5 pernyataan yang mendorong klien
c. 120016 sikap terhadap menyentuh untuk mengekspresikan perasaan,
bagian tubuh yang terkena (dampak) pikiran dan kekhawatiran
dipertahankan pada 1 ditingkatkan ke d. Tunjukkan kesadaran dan rasa sensitif
5 terhadap emosi yang ditunjukkan
d. 120017 sikap terhadap pengguna klien
strategi untuk meningkatkan e. Dengarkan isi pesan maupun perasaan
penampilan dipertahankan pada 1 yang tidak terungkap selama
ditingkatkan ke 5 percakapan
e. 120007 penyesuaian terhadap f. Sadari kata-kata yang harus dihindari,
perubahan tampilan fisik sama hal nya dengan menghindari
dipertahankan pada 1 ditingkatkan ke pesan non verbal bersamaan dengan
5 bahasa verbal yang mengiringinya
f. 120009 penyesuaian terhadap
perubahan status kesehatan
dipertahankan pada 1 ditingkatkan ke
5
Diagnosa Noc Nic

2. Keusakan integritas kulit b.d Integritas jaringan : kulit & Perlindungan infeksi
faktor psikogenik d.d gangguan membran mukosa  
integritas kulit   Definisi : pencegahan dan deteksi
Definisi : keutuhan struktur dan dini infeksi pada pasien berisiko
fungsi fisiologis dan selaput  
lendir secara normal Aktifitas-aktifitas:
a. Suhu kulit dipertahankan a. Monitor adanya tanda dan
pada 3 ditingkatkan ke 5 gejala infeksi sistemik dan
b. Sensasi dipertahankan pada lokal
3 ditingkatkan ke 5 b. Monitor kerentanan terhadap
c. Elastisitas dipertahankan infeksi
pada 3 ditingkatkan ke 5 c. Ikut tindakan pencegahan
d. Tekstur dipertahankan pada neutropenia yang sesuai
3 ditingkatkan ke 5 d. Hindari kontak dekat dengan
e. Ketebalan dipertahankan hewan peliharaan dan
pada 3 ditingkatkan ke 5 penjamu dengan imunitas
f. Integritas kulit dipertahankan yang membahayakan
pada 3 ditingkatkan ke 5 e. Skrining semua pengunjung
g. Lesi pada kulit dipertahankan terkait penyakit menular
pada 3 ditingkatkan ke 5 f. Pertahankan aspsis untuk
pasien berisiko
SEKIAN TERIMA KASIH

JANGAN PERNAH TAKUT YANG NAMANYA


VIRUS . TETAPI TAKUTLAH KEPADA PENCIPTANYA
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai