Anda di halaman 1dari 51

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

MONITORING PERPUSTAKAAN PADA SMA BABUSSALAM

BERBASIS DESKTOP KOTA TANGERANG

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
Junio Legista Endey ( 2018-804-090 )

STIMIK INSAN PEMBANGUNAN


Jl.Raya Serang Km.10 Pos Bitung – Tangerang
Telp. 5949 2836 / Fax. 5949 2837
Website: www.ipem.ac.id E-Mail: info@ipem.ac.id
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan teknologi informasi yang kian cepat,

dibutuhkan suatu informasi yang akurat yang berorientasi pada

komputerisasi. Komputer merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai alat

penghitung dan juga sebagai alat efisiensi kerja yang berguna menghasilkan

suatu informasi yang cepat, tepat dan akurat. Sehingga teknologi komputer

ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah sangat mendasar dan tidak dapat

dipisahkan.

Sistem komputerisasi merupakan penunjang yang sangat berarti

dalam aktivitas kerja suatu instansi dalam menghemat waktu dan tenaga. Hal

ini dapat diyakini akan mempermudah proses pengolahan data dan dapat

mengurangi adanya kesalahan pada saat pengolahan data.

Pada zaman era globalisasi saat ini. pendidikan diindonesia sangat

berkembang pesat. Hal ini tentu saja sangat membutuhkan dukungan sarana

dan prasarana yang mampu membantu dalam proses belajar mengajar demi

tercapainya program tersebut. Salah satu sarana tersebut yaitu berupa buku,

baik berupa buku paket, majalah, surat kabar dan buku bacaan lainnya yang

berhubungan dengan pelajaran yang diberikan.


Perpustakaan merupakan salah satu wadah untuk sarana

penyampaian informasi yang tepat dan sebagai bahan referensi, juga jendela

untuk menambah wawasan dalam bidang ilmu yang dipelajarinya dan

diharapkan juga diperpustakaan dapat dijadikan pedoman bagi semua siswa

dan guru.

Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan siswa, buku-buku yang ada

diperpustakaan yang jumlahnya banyak biasanya akan dimanfaatkan oleh

para siswa untuk dibaca, selain itu apabila siswa tersebut belum selesai

membaca dan ingin dibawa pulang, maka siswa tersebut harus meminta izin

kepada petugas perpustakaan untuk meminjam karena biasanya para siswa

tersebut lebih suka membaca dirumah.

Untuk pengelolaan administrasi perpustakaan yang baik salah

satunya dapat berintegrasi dengan bagian-bagian lain yang terkait. Komputer

dapat membantu dalam pengolahan data perpustakaan. Semua informasi

yang dibutuhkan disimpan dalam sebuah database agar dapat digunakan

sesuai dengan kebutuhan. Selama ini proses administrasi data perpustakaan

di SMA BABUSSALAM masih dilakukan dengan manual. Terutama dalam

hal pembuatan laporan, peminjaman dan pengembalian buku serta rak buku

dan data buku, sehingga dalam penelusuran data peminjaman buku dan

pengembalian serta laporan masih mengalami kesulitan dalam pencarian dan

pencatatan buku. Untuk membantu kelancaran administrasi data


perpustakaan terutama dalam pembuatan laporan serta dalam hal

peminjaman dan pengembalian buku.

Sistem manajemen perpustakaan merupakan bagian yang sangat

mempengaruhi kelancaran dalam proses peminjaman dan pemeliharaan

buku juga memberikan daya tarik minat baca.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis

mengangkat judul penelitian untuk membantu petugas perpustakaan dalam

melayani para pengunjung yaitu yang berjudul. “ANALISA DAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

PERPUSTAKAAN PADA SMA BABUSSALAM KOTA TANGERANG

“ Di harapkan dengan adanya system ini semua permasalahan yang ada

dapat teratasi dengan baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas,

maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada yaitu :

a. Pembuatan dokumen peminjaman dan pengembalian buku

memakan waktu yang cukup lama karena bagian perpustakaan

melakukan input ulang data peminjaman dan pengembalian buku

yang juga beresiko terjadinya kesalahan penginputan data, serta

penyusunan buku yang belum teratur yang mengakibatkan

sulitnya mencari dan menata buku.


b. Pembuatan laporan peminjaman dan pengembalian buku serta

denda dilakukan secara terpisah sehingga membuat bagian

perpustakaan bekerja dua kali.

1.3 Batasan Masalah

Dalam memusatkan masalah yang ada agar tidak menyimpang dari

pokok pembahasan, maka batasan masalah dari penulisan ini sebagai

berikut:

a. Informasi laporan peminjaman buku, pengembalian buku dan

data buku.

b. Informasi data buku, Informasi data anggota, Informasi data

peminjaman buku, Informasi data pengembalian buku, Informasi

data pengguna, Informasi data pengarang buku, Informasi data

penerbit buku, Informasi data rak buku.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas serta hasil dari

penelitian lapangan yang penulis lakukan, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana Sistem pengolahan data perpustakaan yang sedang

berjalan di SMA Babussalam?

b. Bagaimana merancang suatu Sistem Informasi pengelolahan data

perpustakaan yang terintegrasi pada SMA Babussalam?


1.5 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan harus ada tujuan yang ingin diraih

sehingga kegiatan penelitian ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dan

terarah. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisa sistem informasi pengolahan data

perpustakaan yang sedang berjalan di SMA Babussalam.

b. Membuat Sistem Informasi pengolahan data perpustakaan yang

terintegrasi dan mudah digunakan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai

berikut :

a. Bagi Pondok Pesantren Babussalam

1. Dapat digunakan sebagai acuan didalam merancang suatu sistem

informasi monitoring perpustakaan.

2. Dengan adanya sistem informasi monitoring perpustakaan diharapkan

nantinya dapat membantu dalam proses peminjaman dan

pengembalian buku agar berjalan lebih optimal.

b. Bagi STMIK Insan Pembanguan

Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan yang dapat dimanfaatkan

sebagai referensi bagi mahasiswa/i untuk mengetahui bagaimana cara

menganalisis dan merancang sistem informasi monitoring perpustakaan.


c. Bagi Penulis

1. Dapat menambah wawasan dan penguasaan penerapan komputer

dalam perancangan suatu aplikasi bagi penulis  khususnya dan bagi

para mahasiswa lain pada umumnya.

2. Menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan yang

direalisasikan dalam bentuk pembuatan tugas akhir.

3. Menambah ilmu pengetahuan tentang sistem informasi monitoring

perpustakaan dan menerapkannya dalam dunia usaha yang

sesungguhnya.

4. Mendapatkan wawasan yang lebih luas khususnya dalam bidang

sistem informasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian

sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok

yang menekankan pada elemen atau komponennya.

Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefisinikan

sistem sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan

sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen

mendefisinikan sistem sebagai kumpulan elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Sutabri (2012:16), “Suatu sistem pada dasarnya adalah

sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang

berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut I Putu (2014:7), sistem adalah “Sekumpulan prodesur

yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas

bersama-sama”.

Menurut Darmawan dan Fauzi (2013:4), “Sistem sebagai


kumpulan dari bagian apapun baik fisik yang saling berhubungan satu

sama lain dan bekerja sama harmonis untuk mencapai satu tujuan”.

Dengan demikian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu

prosedur yang saling berhubungan satu sama lain diman dalam sebuah

sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran untuk mencapai

tujuan yang diharpakan.

Menurut Tata Sutabri (2012:13) Sistem memiliki karakteristik

atau sifat-sifat tertentu, yang mencerminkan bahwa hal tersebut bisa

dikatakan sebagai sistem, karakteristik yang dimaksud antara lain :

a. Komponen Sistem (Component)

Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem dapat berupa suatu sistem atau bagian-bagian dari

sitem.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingukp sistem merupakan daerah yang membatasi antara

suatau sistem dengan sistem yang lainnya atau sistem dengan

lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem

dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat di pisah-pisah-

pisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)


Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem

yang mempengaruhi oprasi sistm tersebut dengan lingkungan luar

sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lainnya.

Penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu

sistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem

Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa

perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

f. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang mengubah

masukan menjadi keluaran.

g. Keluaran Sistem

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yang berguna, hasil keluaran ini dimasukkan kedalam subsistem

yang lain.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan (goal) dan juga mempunyai sasaran

(objective) , suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran

atau tujuan.
Sistem juga memiliki klasifikasi, Menurut Yakub Pada buku

Sistem Informasi (2012:..) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa

sudut pandang diantaranya :

a. Sistem Abstrak (abstract system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran ide-ide yang

tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang

manusia dengan tuhan merupakan contoh dari abstract system.

b. Sistem Fisik (Physical System)

Sistem fisik adalah sistem yang ada secarafisik, sistem komputer,

sistem akuntansi, sistem produksi, sistem akademik dan sistem

transportasi merupakan contoh dari Physical system.

c. Sistem Tertentu (Deterministic system)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroprasi dengan tingkah laku

yang dapat diprediksi, integrasi antara bagian dapat diselesakian

dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem

komputer yang sudah diprogramkan, merupakan contoh

deterministic system karena program komputer dapat diprediksi

dengan pasti.

d. Sistem Tak Tentu (probabilitas system)

Sistem tak tentu adlah suatu sistem yang kondisinya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem arisan

merupakan contoh dari probabilistic system karena sistem arisan

tidak dapat diprediksikan denganm pasti.


e. Sistem Tertutup (close system)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi,

informasi atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak

berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Didunia ini

sebebarnya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup tetapi yang

ada sistem realitis tertutup, misalnya reaksi kima dalam tabung

terisolasi.

f. Sistem Terbuka (open system)

Sistem ini adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan

dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh

open system, karena perdagangan dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

2.1.2 Pengertian informasi

Menurut Sutabri (2012:29), informasi adalah data yang telah

diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan

dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut I Putu (2014:9), Informasi merupakan hasil pengolahan

data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga

memberikan nilai, arti dan manfaat.

Menurut Drs. Ahmad Aidi., Akt.M.kom (2014:17), Informasi

adalah data yang telah diolah sehingga mempunyai arti bagi pemakai.

Menurut sutarbi (2012, 41), kualitas dari suatu informasi

tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

a. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bisa atau

menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya.

b. Tepat Waktu (Timelines)

Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena

informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

c. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi

informasi untuk setiap orang berbeda-beda.

1. Syarat – Syarat Informasi

Syarat-syarat informasi yang baik yaitu :

a) Ketersediaan (availability), sudah tentu syarat yang mendasar

bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri.

Informasi harus dapat diperoleh (accessible) bagi orang yang

hendak memanfaatkannya.

b) Mudah dipahami (comprehensibility) yaitu informasi harus

mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik itu informasi

yang menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan

yang bersifat strategis.

c) Relevan, adalah informasi yang benar-benar relevan dengan


permasalahan misi dan tujuan organisasi.

d) Bermanfaat karena informasi harus dapat tersaji ke dalam

bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi

yang bersangkutan.

e) Tepat waktu, syarat ini penting pada saat organisasi

membutuhkan informasi ketika manajer membuat keputusan-

keputusan yang krusial.

f) Kehandalan (reliability) yaitu informasi harus diperoleh dari

sumber-sumber yang dapat dihandalkan kebenarannya. Pengolah

data atau pemberi informasi harus dapat menjamin tingkat

kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.

g) Akurat, bahwa informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.

Ini juga berarti informasi harus jelas dan secara akurat

mencerminkan makna yang terkandung dari data pendukung.

h) Konsisten, yaitu informasi tidak boleh mengandung kontradiksi

di dalam penyajiannya karena konsistensi merupakan syarat

penting bagi dasar pengambilan keputusan.

Berdasarkan beberapa pemaparan definisi informasi di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang

telah diolah sedemikian rupa sehingga berguna bagi pemakainya

dengan memenuhi kualitas informasi berupa keakuratan,

relevansi dan tepat waktu sehingga bisa digunakan dalam proses


pengambilan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:48), Sistem Informasi adalah suatu

sistem di dalam suatu organisasi yang memepertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang

bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk

dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

yang diperlukan.

Menurut Sutarman (2012:13) sistem informasi dapat di

definisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan,

menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sebuah

sistem informasi terdiri atas input (data, intruksi) dan output (Laporan,

kalkulasi)”.

Menurut James O’Brien dikutip dari Yakub (2012:17) pada buku

pengantar sistem informasi, sistem Informasi merupakan kombinasi

teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Yakub (2012:20) Sistem informasi merupakan sebuah

susunan yang tersiri dari beberapa komponen atau elemen.

a. Komponen sistem informasi

Komponen-komponen sistem informasi menurut Sutabri (2012:47):


1) Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi

yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2) Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan dibasis data dengan cara tertentu menghasilkan

keluaran yang diinginkan.

3) Blok Keluaran

Product dari sistem, informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi berkualitas dan dokumentasikan untuk semua

tingkatan manajemen serta pemakai sistem.

4) Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirim keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan.

5) Blok Basis data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan

satu sama lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu

disimpan dibasis data untuk keperluan penyediaan informasi.

6) Blok Kendali
Sistem sebagai pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan

fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi,

menggambarkan bagaimana suatu sistem harus dibentuk.

b. Tujuan Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness),

Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan

Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan

Fleksibilitas (Fleksibility).

1) Kegunaan (Usefulness)

Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu,

dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan

personil operasi di dalam organisasi.

2) Ekonomi (Economic)

Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan,

pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang

suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang

dibutuhkan.

3) Keandalan (Realibility)

Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang


tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara
efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau
saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

4) Pelayanan Langganan (Customer Service)

Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah

kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati

oleh para pelanggannya.

5) Kesederhanaan (Simplicity)

Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan

operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya

mudah diikuti.

6) Fleksibilitas (Fleksibility)

Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-

perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam

kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang

diwajibkan oleh organisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dipaparkan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

kumpulan dari komponen-komponen berupa Masukan (Input),

model, keluaran (Output), teknologi, basis data, dan kendali

yang saling berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi


yang berguna bagi organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.4 Pengertian Analisa sistem

a. Pengertian Analisa Sistem

Menurut Sutabri (2012:221) menyatakan bahwa “Analisa

Sistem adalah suatu laporan yang dapat menggambarkan sistem yang

telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta

rancangan system baru yang akan dibuat atau dikembangkan”.

Menurut Kendall, “Sistem informasi manajemen adalah sistem

informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya

interaksi antara manusia dan komputer” (Kendall & Kendall,

2010:3).

Sedangkan menurut Sukamto dan Shalahudin (2015:18)

mendefinisikan analisis sistem sebagai berikut : ”Kegiatan untuk

melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus

dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang

akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

b. Tahap Analisa Sistem

Didalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar

yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini :

1) Identify, yaitu mendefinisikan masalah.

Tugas-tugas yang harus dilakukannya sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi penyebab masalah.


b) Mengidentifikasi titik keputusan.

c) Mengidentifikasi personil-personil kunci.

2) Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

Tugas-tugas yang harus dilakukannya sebagai berikut:

a) Menentukan jenis penelitian.

b) Merencanakan jadwal penelitian.

c) Membuat penugasan penelitian.

d) Membuat agenda wawancara.

e) Mengumpulkan hasil penelitian.

3) Analyze, yaitu menganalisa sistem.

Tugas-tugas yang harus dilakukannya sebagai berikut :

a)Menganalisis kelemahan sistem

b)Menganalisis kebutuhan informasi manajemen

4) Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Tugas-tugas yang harus dilakukannya sebagai berikut :

a) Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan.

b) Meluruskan kesalah pengertian mengenai apa yang telah

ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai

menurut manajemen.

c) Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak

manajemen.
d) Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk

melaukan tindakan selanjutnya.

Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan

bahwa analisa sistem adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap

sistem yang ada untuk dipelajari permasalahannya guna perubahan

yang lebih baik.

2.1.5 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:220) perancangan

sistem adalah sekumpulan aktifitas yang menggambarkan secara rinci

bagaimana sistem akan berjalan. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan

produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan User.

“Proses untuk mendefinisikan suatu model atau rancangan

perangkat lunak dengan teknik dan prinsip tertentu sedemikian hingga

model atau rancangan tersebut dapat diwujudkan menjadi perangkat

lunak” (Verdi Yasin, 2012:179).

Menurut Mohamad Subhan (2012:109) mendeffinisikan

"Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan

rekomendasi hasil analisis sistem". Langkah – langkah tahapan

rancangannya yaitu :

1) Menyiapkan rancangan sistem yang rinci.

2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.


4) Memilih konfigurasi terbaik.

5) Menyiapkan usulan penerapan.

6) Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

2.1.6 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut maimunah dkk (2018:104) SDLC (Sistem


Development Life Cycle) merupakan:
proses mengembangkan atau mengubah suatu sIstem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan
orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya
berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik”.
Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC menurut Sukamto dan

Shalahuddin (2015:26), adalah sebagai berikut:

a. Inisiasi (Initation)

Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek

perangkat lunak.

b. Pengembangan Konsep Sistem (System Concept Development)

Mendefenisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem,

analiss manfaat biaya, manajemen rencana dan pembelajaran

kemudahan sistem.

c. Perancangan (Planing)

Mengembangkan rencana menjemen proyek dan dokumen

perancangan lainnya dengan menyediakan dasar untuk mendapatkan

sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

d. Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis)


Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak dan

mengembangkan kebutuhannya.

e. Desain (Design)

Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang

sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat

memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

f. Pengembangan (Development)

Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap temasuk

bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi sistem yang

dibutuhkan.

g. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)

Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi

kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan

fungsional.

h. Implementasi (Implementation)

Implementasi perangkat lunak pad lingkungan pemakai dan

menjalankan resolusi dari permasalahan yang terdentifikasi dari fase

integerasi dan pengujian.

i. Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoprasikan dan memelihara

sistem informasi pada lingkungan pemakai, termasuk implementasi


akhir dan masuk pada proses peninjauan.

j. Disposisi (Desposition)

Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan

membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas pemakai.

SDLC mempunyai beberapa model dasar yaitu:

a. Model Waterfall

Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak

secara sekuensial atau urut di mulai dari analis, desain, pengkodean,

pengujian dan tahap pendukung.

b. Model
Prototipe

c. Model RAD (Rapid Application Development)

d. Model
Interaktif

e. Model Spiral

Dari beberapa model SDLC diatas maka penulis menggunakan


salah satu model dalam melakukan pengembangan sistem yaitu model
waterfall, dikarenakan penulis melakukan pengembangan sistem
dilakukan secara urut di mulai dari analis, desain, pengkodean,
pengujian dan tahapan pendukung.
2.2 Penelitian Sebelumnya / Relevan

No Nama Judul Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian

1 Abdul ANALISA DAN Penelitianini Tidak adanya


Latip PERANCANGA Berfokus pada fitur pencarian
(2012) N SISTEM Pendaftaran buku dalam
INFORMASI anggota, sistem
PERPUSTAKAA peminjaman,
N PADA SMA pengembalian
NEGRI 6 serta laporan
KABUPATEN Pencatatan,
TANGERANG peminjaman,
pengembalian,
pembuatan
laporan, masih
menggunakan
buku
2 Nita PERANCANGA Peneliti ini Berfokus pada
Wijaya N SISTEM Membahas pendaftar
nti( 20 INFORMASI tentang anggota
12) PERPUSTAKA bagaimana peminjaman
ANPADA mempermudah pengembalian
SMKBHAKTI pendaftar,anggota serta pencarian
ANINDYA , peminjaman, buku
pengembalian Memiliki fitur
buku serta sistem
pencarian Buku pencarian buku
diperpustakan, tetapi hanya
Pencatatan, bisa di akses
peminjaman, oleh admin
pengembalian,
masih
menggunakan
buku
3 Bagus PERANCANGA Penelitian ini Berfokus pada
dwis N SISTEM membahas pencarian buku
aputra INFORMASI tentang di dalam
(2014) PEPRUSTAKA bagaimana perpustakaan
ANBERBASIS mempermudah serta pendataan
WEB PADA dalam hal anggota
MADRASAH penyimpanan perpustakaan,
ALIYAH data perpustakaan Menggunakan
NEGERI 2 dengan aplikasi DFD diagram
PONOROGO database dalam analisis
sistemnya,
Memiliki fitur
sistem
pencarian buku
tetapi hanya
bisa di akses
oleh admin

2.3 Tools yang digunakan

2.3.1. Pengertian UML (Unified Modeling Language)

Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya

bahasa yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat

dan perlu adanya standarisasi. Salah satu perangkat pemodelan adalah UML

(Unified Modeling Language) yaitu satu standar bahasa yang banyak

digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat

analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman

berorientasi objek. Rosa dan Shalahudin (2015:133).

Menurut Adi N (2010) dalam penelitian Maimunah dkk yang


berjudul Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android
Pada Outlet Pizza Hut Delivery (2017:1), “UML(Unified
Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma
‘berorientasi objek’. Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan
yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari
dan dipahami”.

Menurut Rosa dan M. Shalahuddin (2015) yang dikutip oleh


Rachmat, dkk dalam Jurnal yang berjudul Sistem Pakar
Identifikasi Tipe Kepribadian Karyawan Menggunakan Metode
Certainty Factor (2017:22), Definisi UML (Unified Modeling
Language) adalah “Bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung”.
Menurut K. P. Jayant, Renu Garg, Vinod Kumar, Ajaya Rana
dalam International Journal of Advanced In Computer Science
and Software Engineering February, 2014, pp. 148-153 ISSN:
2277128X Vol. 2, Isue. 2 , “ The UML is a visual modeling
language and used for visualize, specify, contrucy and document
the artifacts of a software sistem”. (UML adalah bahasa visual
permodelan dan digunakan untuk visualisasikan, menentukan,
membangun dan artefak dari mendokumentasikan sistem
perangkat lunak).
Menurut Indra Griha Tofik Isa dan Gorge Pri Hartawan dalam
jurnal (jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi, Volume. 5 no. 10 (2017)
ISSN:141), Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga
notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang
membantu pendekskripsian dan desain sistem perangkat lunak,
khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman
berorientasi objek”.
a. Tujuan Dan Fungsi Dari Penggunaan Uml Yaitu:
1. Dapat memberikan bahasa pemodelan visual kepada pengguna dari

berbagai macam pemrograman maupun proses rekayasa.

2. Dapat menyatukan praktek-praktek terbaik yang ada dalam

pemodelan.

3. Dapat memberikan model yang siap untuk digunakan, merupakan

bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan


sistem dan untuk saling menukar model secara mudah.

4. Dapat berguna sebagai blue print, sebab sangat lengkap dan detail

dalam perancangannya yang nantinya akan diketahui informasi yang

detail mengenai coding suatu program.

5. Dapat memodelkan sistem yang berkonsep berorientasi objek, jadi

tidak hanya digunakan untuk memodelkan perangkat lunak saja.

6. Dapat menciptakan suatu bahasa pemodelan yang nantinya dapat

dipergunakan oleh manusia maupun mesin.

b. Unified Modeling Language (UML) mempunyai 9 diagram, tetapi penulis

hanya menggunakan 4 diagram yaitu :

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan adalah “apa” yang

diperbuat sistem dan bukan “bagaimana” sebuah usecase

mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use

Case merupakan sebuah pekerjaan terntentu, misalnya login ke

sistem, meng create sebuah daftar dan sebagiannya. Seorang/sebuah

aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan terntentu.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use

case:
TABEL 2.1 Simbol Use Case Diagram

No Gambar Nama Keterangan


Menspesifikasikan
himpuan peran yang
1. Actor pengguna mainkan ketika
berintraksi dengan use
case.

Hubungan dimana
perubahan yang terjadi
pada suatu elemen mandiri
(independent) akan
2.
mempengaruhi elemen
Depedency yang bergantung padanya
elemen yang tidak mandiri
(independent).

Hubungan dimana obyek


anak (descendent) berbagi
3. Generalization perilaku dan struktur data
dari objek yang ada di
atasnya obyek induk
(ancestor).
Menspesifikasikan bahwa
use case sumber secara
4. Include eksplisit.

Menspesifikasikan bahwa
use case target meperluas
5. perilaku dari use case
sumber pada suatu titik
Extend
yang diberikan.
Apa yang menghubungkan
antara obyek satu dengan
6. Association objek lainnya.

Menspesifikasikan paket
yang menampilkan sistem
7. Sistem secara terbatas.

Deskripsi dari urutan aksi-


aksi yang ditampilkan
8. Use case sistem yang menghasilkan
suatu hasil yang terukur
bagi suatu actor.

Interaksi aturan-aturan dan


elemen lain yang bekerja
9. sama untuk menyediakan
perilaku yang lebih besar
Co llaboration
dari jumlah dan elemen-
elemennya (sinergi).

Elemen fisik yang eksis


saat mencerminkan suatu
10. Note sumber daya komputasi

2. Class diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstasikan akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan

dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan


(atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (Metode/fungsi). Class Diagram

memiliki tiga area pokok:

1) Nama (Stereotype)

2) Atribut

3) Metode

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada class diagram:

TABEL 2.2 Simbol Class Diagram

No Gambar Nama Keterangan

Nama_kelas
1. +atribut Class Kelas pada struktur sistem.
+operasi

Sama dengan konsep


interface dalam
2. Nama_interface
pemrograman berorientasi
objek

Relasi antar kelas dengan


makna umum, asosiasi
3. Association
biasanya juga disertai
dengan multiplicity.

Relasi antarkelas
denganmakna kelas yang
satu digunakan oleh kelas
4. Directed Assosiation
yang lain, asosiasi biasanya
juga disertai dengan
multiplicity.
Relasi antarkelas dengan
makna generalisasi-
5. Generalitation
spesialisasi (umum
khusus).
Relasi antarkelas dengan
6. Dependency makna kebergantungan
antarkelas.
Relasi antarkelas dengan
7. Aggregation makna semua-bagian
(whole-part).

3. Activity Diagram

Activity diagram atau diagram aktifitas adalah diagram UML

yang dapat memodelkan proses-proses apa saja yang terjadi pada

sistem. Activity diagram menyediakan analisis dengan kemampuan

untuk memodelkan proses dalam suatu sistem informasi. Activity

diagram dapat digunakan untuk alur kerja model, use case

individual, atau logika keputusan yang terkandung dalam metode

individual. Activity diagram juga menyediaan pendekatan untuk

proses pemodelan paralel.


Berikut merupakan simbol-simbol Activity Diagram:

TABEL 2.3 Simbol Activity Diagram

No Gambar Nama Keterangan


Memperlihatkan
bagaimana masing-
masing kelas
1. Activity
antarmuka saling
berinteraksi satu
sama lain.
State dari sistem
yang mencerminkan
2. Action
eksekusi dari suatu
aksi.
Bagaimana obyek
3. Initial Node dibentuk atau
diawali.

Activity Final Bagaimana obyek


4. dibentuk dan
Node dihancurkan.
Satu aliran yang
pada tahap tertentu
5. Fork Node
berubah menjadi
beberapa aliran.

4. Squence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar obyek di

dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan

sebagianya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.

Sequence Diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan

dimensi horizontal( objek- objek yang terkait).

Sequence Diagram biasa digunakan untuk menggambarkan

scenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai

respons dari sebuah even untuk menghasilkan output tertentu.


TABEL 2.4 Simbol Squense Diagram

No Gambar Nama Keterangan


Orang, proses atau
sitem lain yang
berinteraksi dengan
sistem informasi yang
akan dibuat di luar
sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol
1. Aktor
dari actor adalah
gambar orang, tapi
actor belum tentu
merupakan orang;
biasanya dinyatakan
menggunakan kata
benda di awal frase
nama actor.

Menyatakan kehidupan
2. Lifeline
suatu obyek.

Menyatakan obyek
Nama objek:
3. nama_kelas
Obyek yang berinteraksi
pesan.
Menyatakan obyek
dalam keadaan aktif
dan berinteaksi, semua
yang terhubung
4. Waktu aktif
dengan waktu aktif ini
adalah sebuah tahapan
yang dilakukan di
dalamnya,
<<create>> Menyatakan suatu
obyek membuat obyek
5. Pesan Tipe Create yang lain, arah panah
mengarah pada obyek
yang dibuat.
1 : nama_metode() Menyatakan suatu
obyek memanggil
operasi/metode yang
ada pada obyek lain
atau dirinya sendiri.

6. Pesan Tipe Call

Menyatakan bahwa
1 : masukan suatu obyek
Pesan Tipe Send mengirimkan
data/masukan/informas
i/ ke obyek lainnya,
7. arah panah mengarah
pada obyek yang
dikirimi.

1 : keluaran Mengalami bahwa


suatu obyek yang telah
menjalankan suatu
operasi atau metode
menghasilkan suatu
8. Pesan Tipe Return
kembalian ke obyek,
tertentu, arah panah
mengarah pada obyek
yang menerima
kembalian.
<<destroy>> Menyatakan suatu
obyek mengakhiri
hidup obyek yang lain,
arah panah mengarah
9. Pesan Tipe Destroy
pada obyek yang
diakhiri, sebaiknya
jika ada create maka
akan destroy.
2.3.2. Definisi Dekstop

Desktop adalah  suatu aplikasi yang dapat berjalan sendiri atau

independen tanpa menggunakan browser atau koneksi internet disuatu

computer

2.3.3 Definisi Microsoft Acces

Microsoft Access adalah aplikasi database yang sangat berguna dari

Suite Office 2010. Ini dirancang untuk di gunakan oleh para professional dan

pelajar. Selama bertahun-tahun, Microsoft Access adalah salah satu aplikasi

yang paling misterius dan tidak dapat di akses, tapi sekarang jauh lebih mudah

di gunakan. Dengan perintah yang kompleks, anda dapat memindahkan dan

meletakan data kedalam template siap pakai. Ini cukup bergun untuk

organisasi-organisasi besar, serta menjadi cukup mudah untuk digunakan untuk

usaha kecil dan organisasi nirlaba. Microsoft acces juga dibantu oleh integrasi

penuhnya dengan aplikasi Oficce lainnya, yang artinya mengimport dari Word

atau Exel tidaklah menyusahkan dan mudah. Seperti semua program Suite

Oficce saat ini, dengan Microsoft Acces anda dapat membuat file yang dapat

secara bersamaan digunakan oleh beberapa orang. Ada juga bantuan untuk

membuat formula dalam database, yang berarti anda tidak perlu menjadi

seorang ahli untuk melakukannya.

2.3.4 Visual Basic 6. 0

Visual Basic adalah software pemrograman yang diciptakan oleh

Microsoft, orientasi VB digunakan untuk pemrograman database. Microsoft

meluncurkan dua versi yaitu versi ENTERPRISE dan PROFESIONAL. Sebelum

VB diluncurkan terdapat software pendahulunya yaitu Basica, Turbo Basic dan

QBasic (Quick Basic). Ketiga software tersebut bekerja under DOS (Disk
Operating Sistem). Seiring dengan perkembangan OS dengan munculnya

Windows (operating sistem berbasis visual) maka diciptakanlah Visual Basic.

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang menawarkan

Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program

perangkat lunak berbasis GUI (Graphical C User Interface) pada sistem

operasi Microsoft Windows.

Visual Basic 6. 0 begitu populer karena menggunakan bahasa basic

untuk pemrogramannya dan merupakan bahasa pemrograman tingkat awal.

Sehingga lebih mudah di mengerti dari pada bahasa pemrograman lain. Selain

itu juga visual basic memiliki sumber yang begitu melimpah di internet.

Dengan alasan ini lah dan pengalaman penulis sendiri, visual basic 6. 0

di pilih sebagai tools yang cocok untuk di pakai dalam penilitian saya.

2.4 Metode Testing

2.4.1 Metode Black Box Testing

Menurut Khan dalam Mustaqbal, dkk (2015:33)”Black-Box Testing

merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari

perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan

melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Menurut Warsito (2015:32), “Blackbox testing adalah metode uji


coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode
pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam
beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau
hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau
akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.
Menurut Manish Kumar dkk, dalam International Journal of
Advamce Research in Computer Science and Management
Studies (ISSN: 2321-7782) Volume 3, Issue 10, October 2015,
“Blackbox testing adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang
kerja internal dari aplikasi yang diuji (AUT). Dikenal juga
sebagai pengujian fungsional atau input output berbasis
pengujian”.

Menurut Himawan dkk (2016:342), “bahwa metode blackbox

testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori,

diantaranya:

a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.

b. Kesalahan dalam struktur data atau akses database internal.

c. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

d. Kesalahan performa.

Menurut Unit Laka (2014) dalam penelitian Arifianto, dkk


(2016:192),“blackbox Testing merupakan pengujian yang
berfokus pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak.
Pengujian blackbox testing disebut juga pengujian behavioral atau
pengujian partisi. Pengujian blackbox memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mendapatkan serangkaian input yang sepenuhnya
menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu
program”.
Menurut Mustaqbal (2015:34), Saat ini terdapat banyak metode

atau teknik untuk melaksanakan Black Box Testing, antara lain:

a. Equivalence Partitioning

b. Boundary Value Analysis/Limit Testing

c. Comparison Testing

d. Sample Testing

e. Robustness Testing
f. Behavior Testing

g. Requirement Testing

h. Performance Testing

i. Uji Ketahanan (Endurance Testing)

j. Uji Sebab-Akibat (Cause-Effect Relationship Testing)

Berdasarkan definisi dari para ahli, maka peneliti menarik kesimpulan

bahwa pengujian black box merupakan metode pengujian pada sistem untuk

mengetahui kinerja perangkat lunak sistem.

2.5 Kerangka Kerja Teoritis

Kerangka Pemikiran merupakan bagian dari penelitian yang

menggambarkan alur pikiran peneliti. Kerangka pemikiran dapat berupa

kerangka teori dan dapat pula berbentuk kerangka penalaran logis. Kerangka

teori itu merupakan uraian ringkas tentang teori dalam menjawab pertanyaan

penelitian.

Kerangka pemikiran itu bersifat operasional, yang diturunkan dari

satu atau beberapa teori, atau dari pertanyaan– pertanyaan yang logis dan

berhubungan dengan masalah penelitian. Pada bagian ini diuraikan

landasan substantive dalam arti teoritik dan metedologi yang akan

diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan

kajian baik pengalaman peneliti atau pelaku penelitian tindakan lain

sendiri yang relevan disamping teori–teori yang lazim termuat dalam

berbagai keputusan. Argumentasi logis dan teroretik diperlukan guna


menyusun kerangka konseptual. Atas kerangka konseptual yang disusun

itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

Latar Belakang Masalah


Pembuatan dokumen peminjaman dan pengembalian buku
memakan waktu yang cukup lama. Karena bagian perpustakaan
harus melakukan input ulang data yang beresiko terjadi salah
input data.Pembuatan laporan peminjaman dan pengembalian
dilakukan secara terpisah dan belum terintegrasi satu sama lain.
Sehingga membuat bagian perpustakaan bekerja dua kali.

Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sistem pengolahan data perpustakaan yang sedang berjalan di SMA
Babussalam?
b. Bagaimana merancang suatu Sistem Informasi pengelolahan data perpustakaan
yang terintegrasi pada SMA Babussalam?

Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisa sistem informasi pengolahan data
perpustakaan yang sedang berjalan di SMA Babussalam.
b. Membuat Sistem Informasi pengolahan data perpustakaan yang terintegrasi dan mudah
digunakan.

Analisis

Teori Pengumpulan Pendekatan Tools Objek


Data
Sistem Sistem UML SMA
Informasi Observasi Development Visual Babussalam
Anilisis dan Wawancara Life Cycle Basic 6. 0
perancangan Studi Pustaka (SDLC) Microsoft
sitem Waterfall acces 2010
Black Box
Testing

Hasil akhir
Analisa dan perancangan sistem informasi monitoring perpustakaan pada sma

babussalam kota tangerang


GAMBAR 2. 2 Kerangka Kerja Teoritis
Penjelasan kerangka kerja teoritis :

a. Latar Belakang Masalah

Tahap ini dilakukan terhadap latar belakang dari masalah yang terjadi secara

umum terhadap permasalahan yang ada berdasarkan sumber dari study

literature maupun bersumber dari PT. ALASINDO PRIMA.

b. Rumusan Masalah

Proses ini dilakukan untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan dan

masalah-masalah dengan pemodelan yang digunakan adalah UML diantaranya

Use Case, Activity Diagram, Class Diagram, Sequance Diagram, Program &

Database. Proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi

dan juga untuk pemecahan masalah yang terjadi.

c. Metodelogi Penelitian

Tahap ini merupakan pemilihan metode penelitian yang digunakan penulis

yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem

d. Hasil

Hasil berupa sistem informasi yang diusulkan yang dapat menjadi solusi dari

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan di

PT. ALASINDO PRIMA


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang di lakukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian

Adapun langkah-langkah peneltian yang dilakukan oleh penulis yaitu :

1. Penetapan permasalahan

Penetapan permasalahan berisikan tentang pernyataan yang bersifat

umum terhadap permasalahan yang dihadapi.

2. Pencarian literatur

Untuk mendukung ide yang didapatkan penulis mencari literatur yang

terkait dengan ide tersebut. Baik berupa buku, artikel, jurnal dan lalin

sebagainya. Pada tahap ini penulis melakukan apa yang disebut dengan

kajian pustaka. Tujuannya adalah untuk mendapatkan landasan teori

mengenai masalah yang diteliti..

3. Merancang masalah yang lebih spesifik

Tahap ini berupa penguraian permasalahan dari permasalahan yang

bersifat umum ke masalah yang bersifat khusus.

4. Membuat desain penelitian


5. Pengumpulan data
6. Analisa data
7. Hasil penelitian
8. Kesimpulan
Desain penelitian berfungsi sebagai pedoman dan penuntun bagi

peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan gambaran yang jelas

tentang apa yang harus di lakukan oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini

sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,

disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan

angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya

informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar

data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data

berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam

bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab

pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.

Metode pendekatan yang digunakan yaitu study kasus karena peneliti

ingin mengatahui gambaran secara mendalam tentang sesuatu yang

berhubungan dengan subjek penelitian yang sedang diteliti.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari SMA

BABUSSALAM yang beralamatkan di AAAAAAAAAAAAA Waktu

penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yaitu bulan maret 2020 sampai

dengan agustus 2020.

Sumber-sumber data yang dibutuhkan dalam hubungannya

dengan pengumpulan data dikelompokkan menjadi:


1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

informan atau objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini data

primer diperoleh melalui wawancara kepada informan yang terkait

dengan bahasan peneliti yang dilengkapi dengan catatan tertulis.

2. Data sekunder adalah data yang di peroleh lewat pihak lain, tidak

langsung di peroleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data

sekunder diperoleh dari buku-buku literature, dan sebagainya, yang

didalamnya memuat informasi-informasi yang diperlukan dalam

penyusunan laporan skripsi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Metode Observasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan meminta data

yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian.

2. Metode Wawancara

Memperoleh keterangan dengan cara memberikan pertanyaan dengan

seorang atau beberapa narasumber yang berkaitan dengan penelitian

pada SMA Babussalam untuk mencari kelengkapan dan kebenaran

suatu data, yang akan dibuat menjadi suatu data, agar menjadi

informasi yang benar dan akurat. Penulis mengajukan beberapa

pertanyaan yang berkaitan dengan proses monitoring perpustakaan.


3. Metode Studi Pustaka

Mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literature seperti

buku, internet, artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan

skripsi ini. Metode ini berfungsi untuk mendapatkan data sekunder.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk melakukan analisis data pada

penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Dalam teknik analisi

kualtitatif terdapat tiga proses yang berlangsung terus-menerus selama

penelitian. Ketiga proses itu adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis,

menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan

melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data

yang di reduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan

penelitian. Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang

lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan


data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin

lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin

banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data

perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit

analisis selanjutnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan,

hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam

bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yan

terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang

relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Penyajian data

yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis

kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data

tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai

proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan

kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan

untuk mengambil tindakan.


3.5 Metode Perancangan Sistem

3.5.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah metode Syistem Development Life Cycle (SDLC) dengan

menggunakan fase waterfall atau sering juga disebut model sekuensial linier

atau alur hidup klasik, kelebihan dari model ini adalah fase-fase yang

dikerjakan secara terpisah sehingga kesalahn dalam setiaf fase dapat

diminimalkan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

GAMBAR 3.2.Ilustrasi Model waterfall

a. Analisa kebutuhan pernagkat lunak

Adalah proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

mengelompokkan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami oleh

user.

b. Desain

Adalah tahapan lanjutan dari sebelumnya dengan mendesain program,

proses desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data,


arsitektur perangkat lunak refrentasi antar muka dan prosedur pemodelan.

c. Pengkodean (coding)

Merupakan proses penerjemahan desain yang telah dibuat sebelumnya

kemudian diterjemahkan kedalam bahasa pemograman yang dimengerti

oleh computer.

d. Pengujian (Testing)

Pada tahap ini pengujian focus pada perangkat lunak secara logic dan

fungsional, memastikan bahwa semua bagian telah diuji. Hal ini dilakukan

untuk mengurang tingkat kesalahan (error) dan memastikan output yang

dihasilakn sesuai dengan yang di harapkan.

e. Pemeliharaan (maintenance)

Pada tahap ini setiap perangkat atau apapun pasti akan mengalami

perubahan ketika sudah di gunakan, baik dalam jangka pendek ataupun

jangka panjang karena dalam pemakaina tertentu dilakukan kegiatan yang

berulang yang bisa menyebabkan error sewaktu-waktu, hal ini tentu perlu

adanya maintenance ataupun pemeliaharan pada sitem tersebut.

3.5.2 Desain Diagram Yang Digunakan

Untuk mendukung pengembangan sistem dengan model waterfall

maka penulis menggunakan alat bantu UML (Unified Modelling Language),

yang selanjutnya model ini ditunagkan ke dalam beberapa diagram yaitu:

a. Use case Diagram

Pemodelan ini untuk mendeskripsikan sebuah interaksi anatar satu actor

atau lebih agar lebih mudah pada saat pendeskripsian antar actor.

b. Class Diagram

Diagram kelas menggunakan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-


kelas yang akan dibuat untuk merancang dan membuat sistem yang akan

diususlkan pada pengolahan data penduduk khususnya dalam penyimpanan

data penduduk.

c. Activity Diagram

Untuk menggambarkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam

pengolahan data penduduk tersebut yaitu menggunakan activity diagram ,

mulai dari titik awal decision hingga sampai ke titik akhir.

d. Sequaence Diagram

Untuk menggambarkan diagram sequence pada pengolahan data penduduk

maka harus diketahi objek-objek yang terlibat dalam sebuah usecase

beserta metode-metode yang dimliki kelas yang diinstansikan menjadi

objek. Sequence digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian

langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian

untuk menghasilkan output pada sistem pengolahan data penduduk di

kantor desa budimulya.

3.5.3 Software Yang Digunakan

Software (perangkat lunak) adalah suatu rangkaian intruksi yang

berfungsi untuk menjalankan hardware (perangkat keras), mengelola data

sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam proses

pengambilan keputusan. Berikut adalah software dan hardware yang

dibutuhkan yaitu :

a. Perangkat lunak (software)

1) Sistem Operasi : Microsoft Windows 10.0 64bit

2) Aplikasi Program : Microsoft Visual Basic 6.0

3) Database : Microsoft Acces 2007


b. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Processor : Intel (R) CPU N3710

2) Monitor : LCD 18 inch”

3) Keyboard : Standard keyboard

4) Ram : 4GB

5) Hardisk : 1.024 GB

6) Printer : Cannon

3.5.4 Teknik/Metode Pengujian Sistem Yang Digunakan

Pengujian program sistem informasi monitoring perpustakaan

dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode

Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan

pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari

metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi

pada program.

Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan

cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian

diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah

program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang

diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut.

Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output

yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang

dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai
dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada

program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan

untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai