Anda di halaman 1dari 8

YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/2020

Mata Kuliah Farmakokinetika Klinik


Kelas / Paket A2A, A2B, A2C dan A2D
Dosen Pengampu Ni Putu Aryati S. S.Farm., M.Farm (Klin)., Apt
Made Krisna Adi Jaya, S.Farm., M.Farm., Apt
Tanggal Pelaksanaan Jumat, 8 Mei 2020
Waktu Pelaksanaan (100 Menit)
Jenis Ujian Closed book

Nama Kelas
Desak Made Dwi Sukmayani A2A

NIM TTD
171200122

SOAL :
1. Jelaskan alasan pertimbangan dalam memberikan saran, apabila kita menyarankan
sediaan IV dalam pemberian terapi, dibandingkan dengan rute pemberian lainnya.
(Pertimbangkan dari farmakokinetiknya)?
Jawab :
Alasan pertimbangan dalam menyarankan sediaan iv dalan pemberian terapi
dibandingkan dengan rute pemberian lain dimana pada profil farmakokinetik iv tidak
terdapat proses absorbsinya. Adapun proses profil farmakokinetik iv meliputi proses
distribusi, metabolisme hingga ekskresi sehingga kadar cmax dalam darah dapat
langsung tercapai. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat
ketempat target berlangsung cepat. Karena cmax dalam darah langsung tercapai maka
tidak melewati t=0.
2. Kondisi pasien yang bagaimana, sediaan IV tidak disarankan dalam penggunaannya
saat pemberian terapi?
Jawab :
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

Adapun beberapa kondisi pasien yang tidak disarankan menggunakan sediaan IV


sebagai berikut :
 Flematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada daerah
yang sama.
 Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
 Flebilitis, tromboflebilitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena,
terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
 Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah. Terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
 Ekstravasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan ekstrasel.
 Pasien yang memiliki keadaan speed shock. Dimana speed shock merupakan
reaksi fisiologis mendadak yang merugikan terhadap pengobatan IV. Beberapa
tanda-tanda speed shock adalah wajah memerah, sakit kepala, perasaan sesak
di dada, denyut nadi tidak teratur, kehilangan kesadaran, dan henti jantung.
3. KASUS
Dokter penyakit dalam meresepkan glimepiride dengan dosis 2 mg secara oral kepada
pasien diabetes mellitus dengan usia 55th BB 70 Kg. Melalui TDM diketahui
glimepiride memiliki nilai Ke = 0,01 jam-1 , Ka = 0,65 jam-1 Vd = 0,126 L/Kg.
Menurut literatur, glimepiride terabsorbsi 99% di saluran GI. Obat ini diberikan 1 kali
sehari 1 tablet selama 30 hari. (Indeks terapi glimepiride berada pada 0,10 mg/L -
0,80 mg/L). Model farmakokinetik mengikuti model oral kompartemen 1 terbuka,
orde 1.

Selama 3 hari pertama pasien minum obat rutin setiap pagi pukul 07.00 setelah makan
(selalu tepat waktu). Pada hari ke 4 pasien lupa minum obat di pagi hari dan akhirnya
memutuskan minum obat siang hari pukul 12.00.
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

Pada hari ke 5, pasien kembali minum obat pukul 07.00 pagi. Karena suatu dan lain
hal, pasien lupa telah minum obat tersebut pada pagi hari, akhirnya pasien kembali
minum obat pukul 12.00 siang pada hari ke 5 tersebut setelah makan siang. 1 Jam
setelahnya pasien merasakan pusing, tangan dan kaki bergetar, jantung berdebar
kencang, lemas, dan tidak sadarkan diri.

Keluarga membawa pasien ke UGD dan mengecek kadar gula darah acak (GDA)
pasien 40 mg/dL.
a. Persamaan farmakokinetik glimepiride pada pasien di atas!
Jawab :

b. Simulasi farmakokinetik glimepiride pada pasien dari hari 1-5 dengan kondisi
di atas dengan menggunakan metode superposisi!
Jawab :
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

METODE SUPERPOSISI obat glimepiride pada pasien dari hari 1-5


YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

Setelah melakukan metode superposisi diperoleh hasil kurva perbandingan


antara waktu (jam) dengan total dosis sebagai berikut :
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

c. Jelaskan bagaimana profil farmakokinetik pasien pada hari ke 4 saat lupa


minum obat di pagi hari dan mengganti dosis hari tersebut ke siang pukul
12.00! Apakah profil masih berada pada indeks terapi/di bawah MEC/di atas
MTC?
Jawab :

Dilihat dari kurva diatas keadaan pasien pada hari ke 4 saat lupa minum obat
di pagi hari dan mengganti dosis hari tersebut ke siang pukul 12.00, obat
glimepiride dapat diberikan karena masih berada di indeks terapi.
d. Jelaskan bagaimana profil farmakokinetik pasien pada hari ke 5 saat 2x
minum obat pagi jam 07.00 dan siang pukul 12.00! Apakah profil masih
berada pada indeks terapi/di bawah MEC/di atas MTC?
Jawab :

Dilihat dari kurva diatas keadaan pasien pada hari ke 5 saat 2x minum obat
pagi jam 07.00 dan siang pukul 12.00, terjadi peningkatan grafik yang
mengakibatkan hari ke 5 terjadi toksisitas efek obat karena melebihi batas
YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
Jl. Seroja gang Jeruk, Tonja - Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: universitasbaliinternasional@gmail.com ; w :www.unbi.ac.id

MTC disebabkan pasien meminum obat glimepiride 2x di pagi pukul 07.00


dan siang pukul 12.00.
e. Apakah yang terjadi pada pasien pada hari ke 5? Bagaimana rekomendasi
seorang farmasis untuk mengatasi problem medis pasien tersebut?
Jawab :

Pada hari ke 5 terjadi toksisitas karena kurva menunjukkan diatas MTC, maka
rekomendasi farmasis menyarankan untuk menurunkan dosis glimepiride
menjadi 1 mg, namun pada hari ke 6 pemberian glimepiride dihentikan
sementara dan dilanjutkan pada hari ke 7 dengan aturan minum 1x sehari 1
mg.

Anda mungkin juga menyukai