OLEH
TIARA RACHMAWATI
1351810317
SURABAYA
2021
4
DIABETES MELITUS
OLEH
TIARA RACHMAWATI
NIM : 1351810317
2
4
LEMBAR PENGESAHAN
TIARA RACHMAWATI
NIM : 1351810317
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi serta
Farmasi Surabaya
Ninik Mas Ulfa, S.Si., Apt., Sp. Fitria Dewi Yunitasari, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt.
FRS. NIDN. 0701027504 NIDN. 0716068502
Penguji,
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih dengan tulus kepada setiap orang yang telah hadir selama perjalanan studi
Ferry Fernanda, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku plt Direktur Akademi Farmasi
M.A. Hanny Ferry Fernanda, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Wakil Direktur I
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Bapak Umarudin, M.Si., selaku Wakil
Bapak/Ibu selaku pembimbing I Ibu Ninik Mas Ulfa , S.Si., Apt., Sp.FRS dan
Tiara Rachmawati
4
4
DAFTAR ISI
5
4
6
BAB I
PENDAHULUAN
yang memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
baik adalah dapat terjadi kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Salah satu tujuan pelayanan kefarmasian yaitu melindungi pasien dan masyarakat
dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (1)
atau dicegah hal ini berakibat pada ketidak tepatan pelayanan obat yang dapat
1
4
kesalahan terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing, antara lain
salah membaca resep karena tulisan tidak jelas, informasi tidak jelas atau
penggunaan singkatan tidak tepat . Dimana setelah resep di terima maka proses
kesalahan yang terjadi adalah pada saat melakukan pembacaan resep dari
obat yang diresepkan dengan obat yang diberikan oleh instalasi farmasi kepada
kualitas informasi yang rendah . Kesalahan Prescribing error yang sering terjadi
meliputi administrasi resep yang tidak lengkap, tidak ada umur pasien, tidak ada
nama dokter ,dosis salah , tidak ada sip dan penulisan aturan pakai yang tidak
jelas(3).
peresepan dan pemberian obat merupakan dua hal yang sering terjadi dalam
meliputi tulisan resep tidak jelas atau tidak terbaca 6,50%, tidak ada umur pasien
62,87%, tidak ada bentuk sediaan 74,53%, tidak ada dosis sediaan 20,87%.
3
error hal ini menimbulkan kerugian meliputi resep yang tidak rasional, tidak
efektif serta kelebihan. Prescribing eror meliputi dosis yang salah, tidak ada SIP
dokter, resep sulit dibaca , tidak ada nama dokter , tidak ada umur pasien, Satuan
numerik obat salah(3). Kejadian tersebut menimbulkan dampak bagi pasien yang
dapat memperparah penyakit tersebut. Dampak bagi apotek yaitu kerugian bagian
dengan karakteristik hiperglikemia dan menjadi salah satu penyakit kronik dapat
membebani masyarakat baik dari sisi ekonomi maupun kualitas hidup hampir di
seluruh dunia serta menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia(7)
Hasil data yang diperoleh di Apotek Kapuas Farma Surabaya jumlah resep
obat diabetes rata-rata 1 bulan adalah 80 lebar resep DM yang kemungkinan dapat
error terutama pada fase prescribing yang meliputi administrasi dan farmasetis
hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Timbongol pada tahun 2016 di
RSUD Bitung pada periode Juli- Desember 2015. Berdasarkan uraian diata
3
peneliti tertarik
4
kefarmasian yaitu apoteker dan tenaga Teknik kefarmasian yang bekerja di apotek
tersebut.
A.nama pasien,
B.umur pasien
E.nama dokter
I.paraf dokter
teliti dan berhati-hati melakukan tahap prescribing bagi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian
mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Diabetes
2.2.1 Definisi Diabetes
Diabetes adalah hiperglikemia kronik yang disebabkan oleh defisiensi
insulin baik absolut maupun relatif(8). Diabetes melitus (DM) merupakan suatu
2.2.2 Epidemiologi
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang diakui pemerintah
hanya pada efek yang tidak dikehendaki, tetapi juga menjadi beban ekonomi pada
Surabaya pada tahun 2007, diabetes melitus masuk kedalam kategori sepuluh
besar penyakit terbanyak yang terjadi di kota Surabaya dan berada pada posisi ke
dislipidemi dan diet tidak sehat.11 Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes
seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol,
glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan
6
3
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan
merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif
lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat 1hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien
Diabetes.
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua
sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami
penyakitini.
dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor- faktor
konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM Alkohol akan
menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan
mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan
meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari
yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240ml wine atau 720 ml (11)
absolut- Autoimun,Idiopatik
b.Diabetes tipe 2
c.Diabetes gestasional
d. Tipe Lainnya
berkurangnya ketajaman penglihatan atau gangguan lain pada mata yang dapat
adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia
retina. Pada stadium awal retinopati dapat diperbaiki dengan kontrol gula darah
yang baik, sedangkan pada kelainan sudah lanjut hampir tidak dapat diperbaiki
hanya dengan kontrol gula darah, malahan akan menjadi lebih buruk apabila
dilakukan penurunan kadar gula darah yang terlalu singkat. Nefropati diabetika
seperti protein dapat lolos ke dalam kemih (mis. Albuminuria). Akibat nefropati
diabetika dapat timbul kegagalan ginjal yang progresif. Nefropati diabetic ditandai
dengan adanya proteinuri persisten ( > 0.5 gr/24 jam), terdapat retino pati dan
2. Komplikasi Makrovaskular
spesifik pada diabetes, namun pada DM timbul lebih cepat, lebih seing terjadi dan
akibat penyakit
dengan kontrol kadar gula darah yang balk. Tetapi telah terbukti secara
epidemiologi bahwa
pula. kadar insulin puasa > 15 mU/mL akan meningkatkan risiko mortalitas
makrovaskular.(13)
dengan cepat mempunyai resiko yang lebih besar menderita komplikasi dan
yang paling dianjurkan untuk mengetahui kadar glukosa darah adalah metode
enzimatik dengan bahan plasma atau serum darah vena. Alat diagnostik
seperti lemas, kesemutan, gatal, pandangan kabur dan disfungsi ereksi dapat
klasik.
antara prediabetes dan diabetes adalah bagaimana tinggi kadar gula darah.
Pradiabetes adalah ketika kadar gula darah (glukosa) lebih tinggi dari normal
tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Prediabetes
3
tidak harus menghasilkan diabetes jika perubahan gaya hidup yang dijalani adalah
penyaring ini dilakukan pada kelompok dengan resiko menderita DM yang tinggi
yaitu kelompok dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang besar, kelompok dengan
faktor risiko DM tinggi dan kelompok usia >45 tahun (Perkeni, 2015).
darah yang akut dan diabetik ketoasidosis. DM yang terjadi begitu lama dapat
1.Tujuan terapi insulin adalah menjamin kadar insulin yang cukup di dalam tubuh
maupun insulin koreksi dengan kadar yang lebih tinggi (bolus) akibat efek
glikemik makanan.
2.Regimen insulin sangat bersifat individual, sehingga tidak ada regimen yang
bertujuan untuk mengikuti pola fisiologi sekresi insulin orang normal sehingga
lama menderita diabetes melitus, gaya hidup penderita (pola makan, jadwal
latihan, sekolah dsb), target kontrol metabolik, dan kebiasaan individu maupun
keluarganya.
4.Regimen apapun yang digunakan, insulin tidak boleh dihentikan pada keadaan
sakit. Dosis insulin disesuaikan dengan sakit penderita dan sebaiknya dikonsulkan
kepada dokter.
insulin per hari (campuran insulin kerja cepat/ pendek dengan insulin basal).
6.Dosis insulin harian, tergantung pada: Umur, berat badan, status pubertas, lama
menderita, fase diabetes, asupan makanan, pola olahraga, aktifitas harian, hasil
a.Dosis selama fase remisi parsial, total dosis harian insulin <0,5 IU/ kg/ hari.
b.Prepubertas (diluar fase remisi parsial) dalam kisaran dosis 0,7–1 IU/kg/hari.
a.Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh anak dan remaja DMT1 saat:
2.jika olahraga akan dilakukan pada saat puncak kerja insulin maka dosis insulin
3.Pompa insulin harus dilepas atau insulin basal terakhir paling tidak diberikan 90
4.Jangan suntik insulin pada bagian tubuh yang banyak digunakan untuk latihan.
b.Jika glukosa darah tinggi, glukosa darah > 250 mg/dL (14 mmol/L) dengan
3
2.Berikan insulin kerja cepat (rapid acting) sekitar 0,05 U/kg atau 5% dari dosis
total harian.
1.Konsumsi 1,0-1,5 gram karbohidrat per kg massa tubuh per jam untuk olahraga
yang lebih lama atau lebih berat jika kadar insulin yang bersirkulasi tinggi atau
a.Ukur kadar glukosa darah sebelum tidur dan kurangi insulin basal sebelum tidur
(atau basal pompa insulin) sebesar 10-20% setelah olahraga di siang atau sore hari
jika latihannya lebih intensif dari biasanya atau jika aktivitasnya tidak dilakukan
secara reguler.
tinggi.
dosis insulin kerja cepat saat pertengahan atau segera setelah selesai olahraga.
terutama jika kadar glukosa darah sebelum tidur < 125 mg/dL (<7.0
dan cara monitoring gula darah agar aman berolahraga bagi anak dan
remaja :
1.Sebelum berolahraga
d.Jika glukosa darah <90 mg/dL (< 5 mmol/L) dan cenderung turun,
e.Jika glukosa darah 90-250 mg/dL (5-14 mmol/L) tidak diperlukan ekstra
f.Jika glukosa darah >250 mg/dL dan keton urin/darah (+), tunda olah raga
pasien diabetes mellitus, terpenting dari keseluruhan terapi nutrisi adalah hasil
yang dicapai untuk hasil metabolik optimal dan pemecahan serta terapi dalam
dengan karbohidrat yang sedang dan rendah lemak, dengan fokus pada
obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru dengan berat
badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya.
usus cukup baik, sehingga dapat diberikan per oral. Senyawa sulfonilurea dibagi
obat hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Obat ini mempunyai efek utama
ginjal (kreatinin serum > 1,5) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan
3.Glinid Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: repaglinid dan
antidiabetik lainnya
pada pasien dengan gagal jantung klas l-lV karena dapat memperberat
edema/retensi cairan dan juga pada gangguan faal hati. Pada pasien yang
insulin di kelenjar
pancreas
pankreas.
Berikatan dengan
peroxisome proliferators
actived receptor
gamma/PPAR gamma di
resistensi insulin.
yang mencerna
karbohidrat, sehingga
memperlambat
diabetes mellitus tipe 1. Pada diabetes mellitus tipe 1, sel-sel β langerhans kelenjar
3
pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai
berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita diabetes mellitus tipe 2 tidak
3)Ketoasidosis diabetik
dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai
dengan respon kadar glukosa darah. Terapi dengan Obat Hipoglikemik Oral
kombinasi, harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai
mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, dapat
diberikan kombinasi tiga Obat Hipoglikemik Oral dari kelompok yang berbeda,
3
atau kombinasi Obat Hipoglikemik Oral dengan insulin. Pada pasien yang disertai
dengan alasan klinik dimana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, dipilih
terapi dengan kombinasi tiga Obat Hipoglikemik Oral (Anonim, 2006a ).(19).
penelitian ini adalah seberapa sering obat tersebut harus digunakan, yaitu 1 kali
sehari atau dijelaskan dengan kata lain yang menunjukkan frekuensi seperti tiap
tanggal penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu
kota provinsi. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit
dari tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu
6.Pro (diperuntukkan) terdiri dari nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan
menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau
proses dispensing, antara lain salah membaca resep karena tulisan tidak
rawat inap maka proses kesalahan yang terjadi adalah pada saat staf
yang tidak diketahui, terapi obat yang sedang berlangsung, dan faktor
dengan obat yang diberikan oleh instalasi farmasi kepada pasien atau
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
2.dispensing;
4.konseling;
2.nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan paraf;
Kesimpulan
Keterangan :
: Diteliti
3
: Tidak Diteliti
3
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
pengambilan data digunakan metode secara retrospektif .Data diambil pada resep
Surabaya.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh resep obat Diabetes Melitus
kombinasi di Apotek Kapuas Farma Surabaya pada resep periode bulan Januari
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh resep Diabetes Melitus
kombinasi di Apotek Kapuas Farma Surabaya pada periode Januari – Maret 2020.
25
3
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah resep obat Diabetes
26
3
Januari 2020 sampai Maret 2020 kriteria resep obat Diabetes Melitus yang
diambil yaitu :
1.Kriteria Inklusi
a.Resep pasien obat Diabetes Melitus yang ada di Apotek Kapuas Farma
Surabaya.
c.Resep obat Diabetes Melitus yang dikombinasikan selain obat Diabetes Melitus.
2.Kriteria Eksklusi
n= N N = jumlah populasi
1 + 𝑁(𝑒2)
e = batas toleransi 0,05
Estimasi jumlah resep diabetes di apotik kapuas farma Surabaya dalam 1 bulan
𝑛=𝑁
1 + 𝑁(𝑒2)
𝑛 = 80
1 + 80(0,052)
=67
Maka jumlah Resep diabete melitus di Apotek Kapuas Farma selama 3 bulan
(Januari-Maret)
3
N=3 x 67 =201
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah resep minimal yang diteliti adalah 201
resep dalam 3 bulan dan setiap bulan minimal R/ yang diamati adalah 67 resep.
Januari – Maret 2020 yang terletak di jalan Kapuas No.49 Surabaya. Metode
pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, nama dokter, Surat Izin Praktik
(SIP) dokter, alamat praktik dokter, nomor telepon dokter, paraf dokter, tanggal
Pengambilan kesimpulan
2.Resep obat Diabetes Melitus yang dikombinasikan dengan selain obat Diabetes
Melitus
Kesalahan ini dapat terjadi pada fase prescribing, transcribing, dispensing, dan
2.Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
pasien.
penelitian ini yang diamati yaitu kajian administrasi dan kajian farmasetik.
4.Kajian administrasi resep meliputi nama pasien, umur pasien, jenis kelamin
pasien, berat badan pasien, nama dokter, Surat Izin Praktik (SIP) dokter, alamat
praktik dokter, nomor telepon dokter, paraf dokter, dan tanggal penulisan resep.
5.Kajian Farmasetik resep meliputi bentuk sediaan obat, kekuatan sediaan obat,
1.Melakukan observasi pada resep obat Diabetes Melitus di Apotek Kapuas Farma
2.Sampel jumlah resep sudah ditentukan , peneliti mengambil sampel resep obat
Diabetes Melitus dengan teknik simple random sampling secara acak dari
populasi .
3
3.Mencatat data dari lembar resep dimasukkan ke form daftar resep yang Tidak
sesuai data pada periode Januari 2020 sampai Maret 2020 meliputi dosis tidak
sesuai resep sulit dibaca ,tidak ada umur pasien,tidak ada nama dokter,tidak ada
1.Data dari hasil rekapan form data resep yang tidak sesuai di analisis
secara deskriptif kesesuain dosis tidak sesuai resep sulit dibaca ,tidak ada
salah.
3.Pengelolahan dan penyajian hasil penelitian dalam bentuk tabel dan diagram
batang.
Tabel 3. 3 Umur
No.
No. Resep Ada Tidak Jumlah %
1.
2.
No.
No. Resep Ada Tidak Jumlah %
1.
2.
No.
No. Ada Tidak Jumlah %
Resep
1.
2.
No.
No. Ada Tidak Jumlah %
Resep
1.
2.
1.
2.
4. Berat Badan
5. Nama Dokter
6. Nomor Surat Izin Praktek
7. Alamat
8. Nomor Telephone
9. Paraf
10. Tanggal Penulisan Resep
Kajian Farmasetik
1. Nama Obat
2. Kekuatan Obat
TOTAL
DAFTAR PUSTAKA
2. Aulianida Dea, Liestyasari SI, Ch SR. Aprilian Elkel, Lidya and Hasani
Furdiyanti, Nova and Dyahariesti, Niken. Identifikasi Prescribing Error pada
Resep Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga. thesis.,Salatiga
Universitas Ngudi Waluyo;2019.
35
36
12. Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y, et al.
Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di
Indonesia 2019. Perkumpulan Endokrinol Indones. 2019;1–117.
13. Hikmat P komplikasi kronik dan penyakit penyerta pada diabetes. skripsi. UM
school. 201. Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerita pada Diabetes. Med Care
[Internet]. 2015;1–5. Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/09/kompilasi_kronik_dan_penyakit_penyerta_pada_diab
etesi.pdf
15. Han ES, Goleman D, Boyatzis R, Mckee A. Prosiding Seminar Nasional Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Vol. 53, Journal of Chemical
Information and Modeling. 2019. 1689–1699 p.
16. Sitepu YRBTPD melitus T 1. 2019. 89-94, Simanungkalit JN. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional. Y sitepu [Internet]. 2019;1(November):89–94. Available
from: http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/
download/8 3/65
37
17. IDAI. Konsesus Nasional Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 1 [Internet]. 2015.
6–36 p. Available from:
http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2016/06/Konsensus Endokrin DM tipe
1 (2015).pdf
18. IDAI. Diagnosis dan Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak dan
Remaja. Jakarta. 2017;1–15.
19. Wulandari A. Penderita Diabetes Mellitus Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Salatiga Tahun 2008. 2009;
21. Syarif U, Jakarta H. Ika Susanti. Identifikasi Medication Error pada Fase
Prescribing, Transcribing, dan Dispensing di Depo Farmasi Rawat Inap Penyakit
Dalam Gedung Teratai, Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Skripsi. Jakarta ;
UIN Syarif Hidayatullah ;2013.
22. Menteri Kesehatan Republik indonesia no 73 tahun 2016. Berita Negara Republik
Indonesia .Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek ; 2017. Kementeri Kesehat
Republik Indones. 2016;50(50):851–69.