Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA
Tanggal: 26 MARET 2020

Disusun Oleh
Nama : Ridwan

NIM :1948201016

PRODI S1 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


I. Judul
Sediaan serbuk dan salep
II. Waktu
Selasa, 24 Maret 2020

III. Tujuan praktikum


Membantu mahasiswa dalam memahami dan memberi penejelasan
tentang pembutan serbuk dan salep, serta proses pembuatan dan kegunaan
dari masing bahan-bahan yang digunakan.

IV. Dasar teori


Menurut FI Edisi III hal 23 serbuk adalah campuan dua homogen
atau lebih obat yang diserbukan.serbuk diracik dengan cara mencampur
bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat
yang sedikit. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut
tidak dapat ditimbang maka harus dilakukan pengencean dengan zat
tambahan yang cocok, obat sebuk kasar terutama simplisia nabati.
PULVERES (serbuk bagi) adalah serbuk yaang dibagi lebih kurang
sama, dibungkus mnenggunkan bahan pengemas yang cocok unuk sekali
minum. Untuk serbuk yang mudah meleleh atau atsiri harus dibungkus
menggunakan kertas perkamen atau keras ang menggandung lilin
kemudian dilapisi lagi dengan keras logam.
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih
sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh
atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang
mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam. (FI IV, 14)
Serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin
pembagian yang sama maka pembagian dilakukan paling banyak 20
bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam
beberapa bagian. Dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling
banyak menjadi 20 bungkus. (FI III 23, FI IV 14, )
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus
halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
penambah ( konstituen ) dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa
serbuk sudah homogen.
d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. (FI III 23,
Ilmu Resep Teori jilid I)

Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah


zat tambahan yang berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum
Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg.
Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa,
tetapi serbuk akan mudah basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan
kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan Saccharum Album sebagai
zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO,
35)

Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk


kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk Kristal lebih baik
menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok. Obat bermassa lembek misalnya
ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai secukupnya dan
diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk
obat mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan
pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok. (FI III 23,
IMO, 37)

Kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk :

Kelebihan :

 Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
 Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
 Penyerapan lebih cepat dan sempurna dibanding sediaan padat lainnya.
 Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar
menelan kapsul dan tablet.
 Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul
dapat dibuat dalam bentuk serbuk.

Kelemahan :

 Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket dilidah
( bisa diatasi dengan corrigens saporis )
 Pada penyimpanan menjadi lembab. ( Ilmu Resep Teori jilid I, hal 24)
Salep (unguents) adalah preparat setengah padat untuk pemakaian
luar. Preparat farmasi setengah padat seperti salep, sering memerlukan
penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba, pada formulasi untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang terkontaminasi. Pengawet-
pengawet ini termasuk hidroksibenzoat, fenol-fenol, asam benzoat, asam
sorbat, garam amonium kuartener, dan campuran-campuran lain. Preparat
setengah padat menggunakan dasar salep yang mengandung atau menahan
air, yang membantu pertumbuhan mikroba supaya lebih luas daripada
yang mengandung sedikit uap air, dan oleh karena itu merupakan masalah
yang lebih besar dari pengawetan (Chaerunnisa, 2009).

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan


digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispend
homogen dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau
tengik. Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salap yang mengandung
obat keras atau obat narkotik , kadar bahan obat adalah 10 %. Kecuali
dinyatakan sebagai bahan dasar digunakan Vaselin putih . Tergantung dari
sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar
berikut: dasar salep senyawa hidrokarbon Vasellin putih, vaselin kuning
atau campurannya dengan malam putih, dengan Malam kuning atau
senyawa hidrokarbon lain yang cocok; dasar salep serap lemak bulu
domba dengan campuran 8 bagian kolesterol 3 bagian stearik alcohol 8
bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian
Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; dasar salap yang dapat dicuci
dengan air. Emulsi minyak dan air; dasar salap yang dapat larut dalam air
Polietilenglikola atau campurannya.Homogenitas jika dioleskan pada
sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan
susunan yang homogen (Anif, 2000).

Pada penyakit kulit, obat yang digunakan berupa salep, krim atau lotion
(kocokan). Kulit yang utuh dan sehat sukar sekali ditembus obat, tetapi
resorpsi berlangsung lebih mudah bila ada kerusakan. Efek sistemis yang
menyusul kadang-kadang berbahaya, seperti dengan kortikosteroida
(kortison, betameson, dan lain-lain), terutama bila digunakan dengan cara
occlusi, artinya ditutup dengan plastik. Reseorpsi dapat diperbaiki pula
dengan tambahan zat-zat keratolis dengan daya melarutkan lapisan tanduk
kulit, misalnya asam salisilat, urea dan resorsin 3% (Ansel, 1989).

Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube. Botol dapat
dibuat dari gelas tidak berwarna, warna hijau, amber atau biru atau buram
dan porselen putih. Botol plastik juga dapat digunakan. Wadah dari gelas
buram dan berwarna berguna untuk salep yang mengandung obat yang
peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari kaleng atau plastik, beberapa
diantaranya diberi tambahan kemasan dengan alat bantu khusus bila salep
akan digunakan untuk dipakai melalui rektum, mata, vagina, telinga atau
hidung (Anif, 1993).

V. Alat dan bahan


1. Alat
 Mortir dan stamper
 Anak timbangan
 Keras perkamen
 Plastik klip
 Sudip
 Spatel
 Kain planel
 Timbangan analitik
 Pot salep
2. Bahan
 Acetaminophenum
 Acidum ascorbicum
 Laktosum
 Asam benzoat
 Asamsalisilat
 Lanolin
 Vaselin album
 Alkohol 95 %
 Sulfur perpepicatum

VI. Resep
1. Resep I

Dr.murdiani
Jl.kesambi 43 cirebon
SIP. 2862/DUM/2012
No. Tgl.6 maret 2010
R/ Acetaminophenum 250 mg
Asam ascorbat 25 mg
Sach lactis qs
Mf pulv dtd No. XII
S 3 dd 1 p

Pro : lita (6 th)


Alamat :

I. Kelengkapan resep
 Paraf dokter
 Alamat pasien
 No resep
II. Resep standar

III. Pengolngan obat
 acetaminophenum : obat bebas
 acidum ascorbicum : obat bebas

IV. Monografi
 Acetaminophenum
Sinonim : paracetamol
Pemerian : serbk hablur putih atau putih tidak berbau rasa agak
pahit
Khasiat : analgetikum dan antipiretikum
Sumber : Fi edisi III hal 37
 Sacarm lactis
Sinonim : laktosum, laktosa
Pemerian : serbk hablur ptih tidak berbau rasa agak manis
Khasiat : zat tambahan
Sumber : Fi edisi III hal 338-339
 Acidum ascorbicum
Sinonim : asam askorbat, vitamin C
Pemerian : serbuk hablur putih agak kuning tidak berbau rasa asam.
Khasiat : antiskorbut
Sumber : FI EDISI III hal 47

V. OTT

VI. Usul

VII. Perhitungan DM

VIII. Perhitungan penimbangan obat
 Acetaminophenum : 250 × 12 : 3000 mg
 Acidum ascorbicum : 25 × 12 : 300 mg
 Lactosum : qs
Acetaminophenum + as. Ascobat : 3300 mg
3300 mg/12 : 275 mg
Misal 1 p : 300 mg
Perhitungan laktosum 350 – 275 mg : 75 mg
75 mg × 12 : 900 mg

IX. Penimbangan obat


 acetaminophenum : 3000 mg
 acidum ascorbicum : 300 mg
 Lactosum qs : 900 mg
X. Cara pembuataan
 Siapkan alat dan bahan
 Setarakan timbangan
 Timbang acetaminophenum sebanyak 3000 mg
 Timbang acidum ascorbicum sebannayak 300 mg
 Timbang laktsosum sebanyak 900 mg
 Masukan laktosum sedikit demi sedikit ke dalam mortir sebagai
pelapis gerus ad homogen
 Masukan acidum ascorbicum sebanyak 300 mg kedalam morti
gerus ad homogen
 Masukan acetaminophenum sebanyak 3000 mg kedalam morti
gerus ad homogen
 Masukan sisa laktosum kedalam mortir gerus ad homogen
 Pindahkan zat ke ketas perkamen bagi menjadi ke dalam 10
bungkus
 Beri etiket dan label
 Serahkan ke pengawas

XI. Kemasaan
 Plastik klip
XII. Etiket
 Putih
APOTEK STIKES MUH.KG
Jln. Raya Cirendang-Cipari No. D4
Apoteker : Ahmad Wildan WW M.Farm., Apt
XIII. Label SIPA :446/KPTD..1-SIPA/DPMPTSP/XI/2019
SIA :466/KPTS.1-SIA/DPMPTSP/XI/2019
No. 02 Tgl. 15/04/2020

Nama : lia (6 th)

Sehari 3 X 1 bungkus
(OBAT DALAM)

2. Resep II

Dr.endang suganda
Jl.siliwangi 45 kuningan
SIP. 2862/DUM/2012
No. Tgl.20 maret 2020
R/ salep whitefield 15
Adde
Sulfur pp 3 %
M.d.s dioleskan

Pro : kinanti (18 th)

I. Kelengkapan resep
 Paraf dokter
 No resep
 Alamat pasien
II. Resep standar
ACIDI BENZOICI SALICYLICI UNGUENTUM
SALEP ASAM BENZOAT SALOSILAT
SALEP WHITFIELD
Tiap 10 g mengandung:
Acidum Benzoicum 500 mg
Acidum Salicylicum 500 mg
Lanolin 4, 5 g
Vaselinum flavum hingga 10 g
III. Pengolngan obat
 Acidum Benzoicum : obat bebas
 Acidum Salicylicum : obat bebas
 Sulfur prepicatum : obat bebas
IV. Monografi
 Acidum Benzoicum
Sinonim : asam benzonat
Pemerian : serbk hablur dan ringan tidak berwarna tidak berbau
Khasiat : antieptik internal, anti jamur
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih
kurang 3 bagian etanol (95%) p, dalam 8 bagian klorofom p dan 3
bagian eter p
Sumber : Fi edisi III hal 49
 Acidum Salicylicum
Sinonim : asam salisilat
Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarn putih
hampir tidak berbau
Khasiat : keratolitikum, anti fungi
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian etanol 95%
mudah dalam larut dalam klorofom
Sumber : Fi edisi III hal 56-57
 Lanolin
Sinonim : lemak bulu domba
Pemerian : zat serupa lemak liat lekat kuning muda, atau kuning
pucat
Khasiat : zat tambahan
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,agak sukar larut dalam
etanol 95 % mudah larut dalam klorfom
Sumber : Fi edisi III hal 61
 Sulfur Prepicatum
Sinonim : belerang endap
Pemerian : tidak berbbau tidak berasa
Khasiat : antiskabies
Kelarutan : otomatis tidak larut dalam air sangat mudah larut dalam
karodiuksufadsukar larut dalam minyak zaitun
Sumber : Fi edisi III hal 5911
 Vaselin flavum
Sinonim : vaselin kuning
Pemerian : masa lunak lengket,bening, kunig muda,sampai kuning
Khasiat : zat tambahan
Kelarutan : memenuhi syarat yang tertera pada vaselin album
Sumber : Fi edisi III hal 633

V. OTT

VI. Usul

VII. Perhitungan DM

VIII. Perhitungan penimbangan obat
15
 Asam benzonat : x 0,5 g : 0,75 gr
10
15
 Asam salicilycum : x 0,5 g : 0,75 gr
10
15
 Lanolin : x 4,5 gr :6,75 gr
10
15
 Vaselin flavum : x 10 gr :15 gr :15 gr – (6,75 +0,75+0,75)
10
: 15 gr – 8,25 : 6,75 gr
3
 Sulfur pp : x 15: 0,46 gr
97
IX. Penimbangan obat
 Asam benzonat : 0,75 gr : 750 mg
 Asam salycilicum : 0,75 gr : 750 mg
 Lanolin : 6,75 gr : 6,750 mg
 Sulfur pp : 0,46 gr : 460 mg
 Vaselin flavum : 6,75 gr : 6,750 mg
X. Cara pembuataan
 Siapkan alat dan bahan
 Setarakan timbangan
 Timbang masing masing bahan
 Masukan acidum benzonicum dan acidum salicilicum tetesi etanol
95 % gerus halus ad homogen, kemudian masukan sedikit vaselin
flavum ad homogen (masa 1)
 Masukan sulfur pp lal masukan sisa vselin flavum gerus ad
homogen
 Masukan masa 1 gerus ad homogen
 Masukan lanolin gerus ad homogen
 Pindahkan ke dalam pot salep
 Beri etiket dan label
 Serahankan ke pengawas
XI. Kemasaan
 Pot salep
XII. Etiket
 Biru

APOTEK STIKES MUH.KG


XIII. Label
Jln. Raya Cirendang-Cipari No. D4
Apoteker : Ahmad Wildan WW M.Farm., Apt
SIPA :446/KPTD..1-SIPA/DPMPTSP/XI/2019
SIA :466/KPTS.1-SIA/DPMPTSP/XI/2019
No. Tgl. 26/03/2020

Nama : kinanti (18 th)

DIOLESKAN
(OBAT LUAR)

VII. PEMBAHASAN
Resep I

Dalam praktikum kali ini yaitu melakukan compounding resep


serbuk parasetamol. Resep puyer acidum ascorbicum ini akan dibuat untuk
usia 18 tahun maka dilakukan penggerusan untuk didapatkan sediaan
serbuk agar dapat memudahkan diminum dalam bentuk puyer dan juga
diberikan tambahan pemberian rasa berupa Saccharum Lactis agar
meminimalisasi rasa pahit dari parasetamol. Selain itu saccharum lactis
mempunyai sifat netral dan tidak berpengaruh pada bahan zat aktif.

Yang pertama kali dilakukan adalah membaca resep yang


diberikan, dalam praktikum kali ini kita akan membuat 12 bungkus puyer
parasetamol. Setelah itu menghitung dosis parasetamol dan saccharum
lactis. Diberikan resep paracetamol 3000 mg, setelah dihitung didapatkan
hasilnya yaitu digunakan acidum ascorbicum 300 mg. Saccharum lactis
diberikan secukupnya, maksudnya secukupnya tetap saja harus dihitiung
agar dosis tidak menjadi kurang ataupun lebih,setelah itu didapatkan
perhitungan saccharum lactis yaitu 900 mg untuk 12 bungkus puyer.

Paracetamol / Vitamin C digunakan dalam perawatan, kontrol,


pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala berikut ini:
Nyerisendi,Nyeri,periode,Demam,Dingin,Flu,Curang,Kerusakan
sel,Penyembuhan luka,Perbaikan jaringan,Produksi sel darah merah

Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat


terjadi dalam obat-obat yang mengandung Paracetamol / Vitamin C. Ini
bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek samping ini
memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini
langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek
samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.,Perasaan
sakit,Kulit memerahReaksi alergi,Sesak napas,Fitur wajah
bengkak,Kerusakan hati,Kelainan sel darah,Mual,Ruam,Toksisitas hati

Jika Anda memerhatikan efek samping lain yang tidak ada diatas, hubungi
dokter Anda untuk nasihat medis. Anda juga dapat melaporkan efek
samping ke otoritas administrasi makanan dan obat-obatan setempat Anda.

Resep II

Didalam peracikan obat kali ini dihasilkan obat dalam bentuk


sediaan unguentum (Salep)/ semisolid. Salep berwarna putih kekuningan
karena didalamnya mengandung Adeps Lanae dan Vaselin Album. Salep
tidak berbau tengik dan homogen. Salep dimasukkan kedalam pot dan
diberi etiket warna biru.

Saran untuk pasien : menjaga kebersihan badan, tidak membiasakan tubuh


dalam keadaan lembab

EFEK SAMPING

Biasanya reaksi lokal dengan peradangan ringan. Sangat jarang terjadi


perlukaan di kulit, lecet, atau terjadi keracunan salisilat karena diserap oleh
kulit. Meskipun jarang namun pernah terjadi keracunan salisilat topical
terutama pada bayi dan anak yang dioleskan berlebihan atau kulit yang
dioleskan ditutup rapat.

Gejala keracunan salisilat meliputi pusing, gelisah, sakit kepala, nafas


cepat, telinga berdengung, bahkan kematian. Asam salisilat dan asam
benzoate adalah iritan lemah, dapat menimbulkan iritasi dan dermatitis.

Perhatian : Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya, wajah,
kelamin. Hindari penggunaan dalam jangka waktu lama untuk daerah yang
luas.
CARA PEMBERIAN :

Untuk anak-anak oleskan dua kali sehari sampai lesi kulit membaik,
biasanya selama 4 minggu.

Gangguan hati dan ginjal : tidak perlu menurunkan dosis

VIII. Kesimpulan
1. Obat ini berkhasiat sebagai obat anti jamur
2. Obat serbuk ini diberikan bila diperlukan 1 bungkus, maksimal 3 kali
sehari
3. Obat serbuk ini diberi etiket berwarna putih karena untuk pemakaian
dalam dan pemakaian oral
4. Obat serbuk ini diberi etiket berwarna biru karena untuk pemakaian luar

IX. Saran

Praktikan diharapkan di praktikum selanjutnya bisa melaksanakan


praktikum lebih baik lagi dan tidak banyak kesalahan dalam membuat
jurnal praktikum, pratikan juga harus bisa membaca resep . Selain itu
berhati hatilah dalam mencampur bahan obat-obatan.Dalam praktikum
keseriusan harus di utamakan.
DAFTAR PUSTAKA

Amonim, 1979. Farmakope Indonesia III. Depkes RI : Jakarta

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI

Anief, Muhammad, 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Ansel, H.C. 21989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas


Indonesia Press

Depkes. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta : Depkes RI

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai