Anda di halaman 1dari 99

Farmasi A 2013

BERSAMA KITA GAPAI BINTANG DI LANGIT

SABTU, 03 MEI 2014

Laporan Akhir FarDas "SERBUK TABUR" oleh kelompok II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Farmasetika Dasa “SERBUK TABUR” ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Tak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing “ROBERT TUNGADI,
S.Si.,M.Si.,Apt” serta asisten – asisten yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami selama mengikuti praktikum.

Harapan kami semoga laporan akhir ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, April 2014

Kelompok II
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan
obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk pemakaian luar. Penggunaan obat dalam bentuk
serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah
atau sulit meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan campuran
kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit.

Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada ampuran bahan
padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari bahan padat yang kering. Kekurangan
serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian meminum obat yang pahit atau rasa yang
tidak enak, kesulitan untuk menjaaga agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk
dapat dengan mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis.

Pembuatan sediaan serbuk sangat penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan
kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.

I.2 MAKSUD PERCOBAAN

Mahasiswa diharapkan mampu untuk meracik bedak tabur untuk pemakaian luar dan mengetahui cara
penggunaannya.

I.3 TUJUAN PERCOBAAN

1. Praktikan dapat membaca dan memahami resep

2. Praktikan dapat menimbang bahan obat dengan benar.

3. Praktikan dapat meracik sediaan serbuk tabur


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 TEORI UMUM

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III : 23)

Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :

a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen
) dalam mortir.

c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.

d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.

e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.

(FI III 23, Ilmu Resep Teori jilid I)

campuran serbuk dapat terbagi tepat, sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat netral atau
indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg.
Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan mudah
basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)

Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi
ada 100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan
serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)

Aturan pembuatan serbuk tabur yaitu :

1. Serbuk tabur yang mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 44

2. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 100

3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya.

Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talk, kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150o C
selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

· Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :

Ø Adeps lanae, vaselin, emplastrum oxydipumblici dengan cara dilarutkan dalam eter atau aseton
kemudian dikeringkan dengan baik.

Ø Ichytyol dengan cara diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96 % kemudian dikeringkan
dengan talk.

Ø Parafin cair, minyak jarak, dibuat dengan cara dicampur dengan talk sama banyak kemudian sisa talk
ditambahkan sedikit demi sedikit.

Ø Kamfer, menthol, timol, asam salisilat, balsam peru, dibuat dengan cara dilarutkan dengan eter atau
etanol 96 %

Ø Larutan formaldehid, dibuat dengan cara jika dalam jumlah kecil dicampur terakhir dan jika jumlah
banyak dibuat dengan mengganti dengan para formaldehid padat 1/3 x bobotnya.

Ø Minyak atsiri dibuat dengan cara campur terakhir ke dalam campuran serbuk yang telah diayak.

(Farmasetika : 89 )

§ Keuntungan serbuk :

1. Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan

2. Dosis lebih tepat, lebih stabil daipada sediaan cair


3. Memberikan disolusi lebih cepat.

§ Kekurangan serbuk ;

1. Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak/terurai dengan adanya kelembaban/kontak
dengan udara.

2. Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya.

3. Peracikannya cukup lama.

(Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar : 9)

II.2 RESEP

Dr. Raditya Renaldi, Sp. KK

SIK : 1286/FM/GTO/289

Jl. Percetakan No. 272

Telp. 0435 – 566712

Gorontalo, 26-01-2014

R/ Acid Salicyl 1%

ZnO 10 %

Acid Boric 1%

Talkum ad 50 g

Oleum rosari q.s

m.f Pulv. Adsper da in Pot No.I

S. uc m.et.vesp

Pro : Bayi Nugi

Umur : 10 bulan

II.3 NARASI RESEP

% = Persenta = Persen
I = Unus = Satu

10 = Decem = Sepuluh

50 = Quinquaginta = Lima Puluh

Ad = ad = tambahkan

da in = da in = Masukkan dalam

g = grama = gram

m.et.vesp. = mane et vespere = Pagi dan malam

m.f = misce fac = Campur dan buatlah

No. = Numero = Sebanyak

Pot = Pot = Wadah

Pro = Pro = Untuk

R/ = Recipe = Ambillah

S = Signa = Tandai

u.c = usus cognitas = Pemakaian diketahui

a) Bahasa Latin

Iteretur semel, recipe acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ad 50 g, oleum rosari quantum
satis. Misce fac pulvis adspersorious da in pot No. I. Signa usus cognitus mane et vespere. (Ilmu resep :
xiv – xxvii)

b) Bahasa indonesia

Diulangi 1x, ambillah acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ditambahkan sampai 50 g, oleum
rosari secukupnya. Campur dan buatlah serbuk tabur masukkan dalam wadah sebanyak satu. Tandai
pemakaian diketahui pagi dan malam hari.

II.4 FARMAKOLOGI

1. Asam salisilat

Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5–100 %. Asam
salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini
dikombinasikan dengan asam benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang
keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (OOP : 105)

2. Acid Boric

Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorbsi
oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai
racun kumulatif. Oleh karena itu penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi.
(OOP : 251)

3. Talk

Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori yang
menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar. Penggunaannya semakin
sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya
(demam, merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya
penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103)

4. ZnO

Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit atau membran
mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533)

5. Mekanisme kerja

Sediaan serbuk ditaburkan pada permukaan kulit dengan ukuran partikel yang sangat kecil. Absorbsi
obat umumnya disebabkan oleh presentasi langsung obat melalui siratum corneum 10-15 mm.
Komponen lemak dipandang sebagai faktor utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap
rendahnya persentasi obat melalui stratum korneum karena didalam cairan tubuh banyak mengandung
minyak atau lemak. Setelah molekul obat melalui stratum korneum kemudian dapat terus jaringan
epidermis yang lebih dalamdan masuk ke dermis apabila obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka
obat tersebut siap untuk diabsorbsi ke dalam sirkulasi umum. Stratum korneum sebagai jaringan keratin
akan berlaku sebagai buatan semi permeabel dan molekul obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif.

II.4 URAIAN BAHAN

a. Acid Salicyl (FI III : 56)

Nama resmi : Acidud salicylum

Nama lain : Asam salisilat

RM/BM : C7H6O3/138,12
Rumus Molekul :

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak barbau, rasa
agak manis dan tajam

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P,
kalium sitrat P dan natrium sitrat P.

Khasiat : Keratolikum, Antifungi

Kegunaan : Zat Aktif

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

b. Acid Boric (FI III : 49)

Nama resmi : Acidum boricum

Nama lain : Asam borat

RM/BM : H3BO3/61,83

Rumus Molekul :
Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol
(95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.

Khasiat : Antiseptikum ekstern.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

c. Oleum rosari (FI III : 459)

Nama resmi : Oleum rosae

Nama lain : Rose oil, minyak mawar

RM/BM : C10H18O/154,35

Rumus struktur :

Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa khas pada suhu 25o
kental didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur.

Kelarutan : Larut dalam larutan jernih dalam 1 kloroform.

Khasiat : Pengaroma.

Kegunaan : Zat tambahan (Pewangi)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Talk (FI III : 591)

Nama resmi : Talkum

Nama lain : Talk

RM : H8Mg3
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit bebas dari butiran,
warna putih atau serbuk hablur, hablur kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut

Khasiat : Antasidum.

Kegunaan : Zat tambahan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

e. ZnO (FI III : 636)

Nama resmi : Zinci oxydum

Nama lain : Seng oksida

RM/BM : ZnO/81,38

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak larut dalam asam
mineral encer dan dalam larutan alkali hidriksida.

Khasiat : Antiseptikum lokal.

Kegunaan : Zat tamabahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


BAB III

METODE KERJA

III.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Alhokol 70%

2. Cawan porselin

3. Mortir

4. Neraca analitik

5. Pengayak No.40

6. Pipet

7. Sendok tanduk

8. Stemper

9. Sudip

III.2 BAHAN – BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Acid salicyl 1 %

2. Acid boric 1 %

3. Kertas perkamen

4. Lap kasar

5. Oleum rosari q.s

6. Talkum ad 50 g

7. Tisu
8. ZnO 10 %

III.3 CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % agar terhindar dari mikroba organisme.(FI III : 60)

3. Ditimbang semua bahan Acid salycil 0,5 g, ZnO 5 g, Acid boric 0,5 g, Talk 44 g dan Oleum rosari
secukupnya.

4. Digerus terlebih dahulu acid salycil, karena sangat ringan, mudah berterbangan, merangsang
hidung bersin, maka ditetesi dahulu dengan etanol. (Ilmu resep : 46)

5. Ditambahkan acid boric digerus sampai homogen.

6. Ditambahkan zat ZnO yang diayak terlebih dahulu sebelum digerus, karena ZnO merupakan serbuk
yang mengandung zat berlemak. (IMO : 47)

7. Ditambahkan oleum rosari sebanyak 3 tetes, digerus sampai halus dan homogen.

8. Diayak dengan menggunakan ayakan No.40 agar mendapatkan derajat kehalusan yang sangat
tinggi sehingga tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. (Ilmu resep : 42)

9. Dimasukkan ke dalam pot atau wadah serbuk dan diberi etiket biru sebagai penandaan untuk
penggunaan topikal (luar).
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN

a. Serbuk ini berbentuk sangat halus, homogen dan berwarna putih

b. Serbuk yang dibuat mempunyai bau yang khas seperti bunga mawar karena pencampurannya
ditambahkan Oleum rosari.

c. Bentuk sediaan ini dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket biru, karena sediaan ini ditujukan
untuk penggunan luar

IV.2 PERHITUNGAN BAHAN

§ Acid salicyl 1 % = 1/100 x 50 g = 0,5 g

§ ZnO 10 % = 10/100 x 50 g =5g

§ Acid boric 1 % = 1/100 x 50 g = 0,5 g

§ Talk = 50 – (0,5 + 5 + 0,5) = 50 – 6 g = 44 g

IV.3 PEMBAHASAN

Pada resep pertama dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan serbuk berupa serbuk tabur,
adapun bahan – bahan yang digunakan, antara lain :
ª Asam salisilat berkhasiat keratolitik, antifungi. Dalam pengerjaannya harus di tetesi terlebih dahulu
dengan eter atau etanol dikarenakan serbuk ini sangat ringan, mudah beterbangan, dan dapat
merangsang hidung hingga bersin.

ª ZnO berkhasiat sebagai antiseptic local. Dalam pengerjaannya harus diayak terlebih dahulu dengan
ayakan nomor 100 karena persyaratan serbuk tabur adalah harus halus.

ª Acid Boric berkhasiat sebagai antisepticum ekstern.

ª Adapun zat tambahan lainnya antara lain talkum dan oleum rosari.

Adapun pembuatan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, di bersihkan
alat yang digunakan dengan etanol. Di timbang semua bahan (Acid salicyl 0,5 g, ZnO 10 g, Acid boric 0,5
g dan talkum 44 gr. Kemudian

Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk tabur yang ditujukan untuk penggunaan luar (topika), yang
zat aktifnya yaitu Asam Salisilat, ZnO dan Acid boric. Dimana ketiga zat tersebut berkhasiat
bakteriostatis. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi sebagai
pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk tersebut.

Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Asam salisilat yang sebelum di gerus harus ditetesi
terleih dahulu denga etanol, dan ZnO yang harus diayak terlebih dahulu sebelum digerusmpang panas,
lalu tambahkan talk dan oleumr rosari sebagai pengaroma, kemudian diberi etiket biru dan tanda resep
ini harus di ulangi 1 kali. Sediaan ini berfungsi untuk menghilangkan iritasi pada permukaan kulit, infeksi
jamur dan digunakan sebagai antiseptik.
BAB V

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Praktikan dapat membaca dan memahami resep

2. Praktikan dapat menimbang bahan obat dengan benar.

3. Praktikan dapat meracik sediaan serbuk tabur

V.2 SARAN

1. Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-
bahan yang menunjag dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan lancar.

2. Untun praktikan, diharapkan agar lebih mengasah lagi kemampuannya dalam membuat sedian
serbuk tabur, dimana sediaan serbuk tabur merupakan sediaan yang membutuhkan ketelitian serta
keterampilan dalam peracikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Keseharan Republik
Indonesia

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia

Gunawan, S.dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta: Universitas Indonesia

Syamsuni, H.A. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: EGC Buku Kedokteran

Tungadi, Robert. 2014. Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar. Gorontalo: Jurusan Farmasi UNG

Tjay dan Rahardja. 2013. Obat – obat Penting Edisi Keenam. Jakarta: PT. Gramedia

Unknown di 01.08

Berbagi

5 komentar:

Unknown3 Mei 2014 01.13

buat gan gan yang pengen nambah ilmu dalam kefarmasian, selamat membaca dan semoga
bermanfaat...
Balas

Pharmacy Care8 Juli 2017 18.26

terimkasih atas ilmu yang kakak bagikan dalam artikel ini. point yang bisa saya ambil yaitu Sediaan
serbuk tabur dapat menggunakan basis semisolid, dan kakak juga menjelaskan cara pengerjaanya.

salam admin mipa-farmasi.com

Balas

Unknown8 Maret 2018 05.21

nice

Balas

Unknown18 November 2019 05.44

Terima kasih ilmunya salam farmasi

Balas

Unkn13 Maret 2020 08.11

Mau. Tanya penambahan 10% pada setiap bahan itu, litelaturnya ada ga ya

Balas

Beranda
Lihat versi web

PHARMACY'13

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Yuliana Hajar Agusten

Catatan Harianku

Search...

Home » Uncategories » (LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SERBUK TABUR

BY UNKNOWN MINGGU, 16 APRIL 2017

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SERBUK TABUR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayahnya
sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Farmasetika Dasa “SERBUK TABUR” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Tak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing “ROBERT TUNGADI,
S.Si.,M.Si.,Apt” serta asisten – asisten yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami selama mengikuti praktikum.

Harapan kami semoga laporan akhir ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo,
April 2014

Kelompok II

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan
obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk pemakaian luar. Penggunaan obat dalam bentuk
serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah
atau sulit meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan campuran
kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit.

Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada ampuran bahan
padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari bahan padat yang kering. Kekurangan
serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian meminum obat yang pahit atau rasa yang
tidak enak, kesulitan untuk menjaaga agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk
dapat dengan mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis.

Pembuatan sediaan serbuk sangat penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan
kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.

I.2 MAKSUD PERCOBAAN

Mahasiswa diharapkan mampu untuk meracik bedak tabur untuk pemakaian luar dan mengetahui cara
penggunaannya.

I.3 TUJUAN PERCOBAAN

Praktikan dapat membaca dan memahami resep

Praktikan dapat menimbang bahan obat dengan benar.

Praktikan dapat meracik sediaan serbuk tabur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 TEORI UMUM

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III : 23)
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :

a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen )
dalam mortir.

c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.

d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.

e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.

(FI III 23, Ilmu Resep Teori jilid I)

campuran serbuk dapat terbagi tepat, sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat netral atau
indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg.
Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan mudah
basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)

Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)

Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi
ada 100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan
serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)

Aturan pembuatan serbuk tabur yaitu :

1. Serbuk tabur yang mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 44

2. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 100
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya.

Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talk, kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150 o C
selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

· Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :

Ø Adeps lanae, vaselin, emplastrum oxydipumblici dengan cara dilarutkan dalam eter atau aseton
kemudian dikeringkan dengan baik.

Ø Ichytyol dengan cara diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96 % kemudian dikeringkan
dengan talk.

Ø Parafin cair, minyak jarak, dibuat dengan cara dicampur dengan talk sama banyak kemudian sisa talk
ditambahkan sedikit demi sedikit.

Ø Kamfer, menthol, timol, asam salisilat, balsam peru, dibuat dengan cara dilarutkan dengan eter atau
etanol 96 %

Ø Larutan formaldehid, dibuat dengan cara jika dalam jumlah kecil dicampur terakhir dan jika jumlah
banyak dibuat dengan mengganti dengan para formaldehid padat 1/3 x bobotnya.

Ø Minyak atsiri dibuat dengan cara campur terakhir ke dalam campuran serbuk yang telah diayak.

(Farmasetika : 89 )

§ Keuntungan serbuk :

1. Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan

2. Dosis lebih tepat, lebih stabil daipada sediaan cair

3. Memberikan disolusi lebih cepat.

§ Kekurangan serbuk ;

1. Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak/terurai dengan adanya kelembaban/kontak dengan
udara.

2. Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya.

3. Peracikannya cukup lama.

(Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar : 9)

II.2 RESEP
II.3 NARASI RESEP

% = Persenta = Persen

I = Unus = Satu

10 = Decem = Sepuluh

50 = Quinquaginta = Lima Puluh

Ad = ad = tambahkan

da in = da in = Masukkan dalam

g = grama = gram

m.et.vesp. = mane et vespere = Pagi dan malam

m.f = misce fac = Campur dan buatlah

No. = Numero = Sebanyak

Pot = Pot = Wadah

Pro = Pro = Untuk

R/ = Recipe

= Ambillah

S = Signa = Tandai

u.c = usus cognitas = Pemakaian diketahui

a) Bahasa Latin

Iteretur semel, recipe acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ad 50 g, oleum rosari quantum
satis. Misce fac pulvis adspersorious da in pot No. I. Signa usus cognitus mane et vespere. (Ilmu resep :
xiv – xxvii)

b) Bahasa indonesia

Diulangi 1x, ambillah acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ditambahkan sampai 50 g, oleum
rosari secukupnya. Campur dan buatlah serbuk tabur masukkan dalam wadah sebanyak satu. Tandai
pemakaian diketahui pagi dan malam hari.

II.4 FARMAKOLOGI

1. Asam salisilat
Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5–100 %. Asam
salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini
dikombinasikan dengan asam benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang
keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (OOP : 105)

2. Acid Boric

Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorbsi
oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai
racun kumulatif. Oleh karena itu penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi.
(OOP : 251)

3. Talk

Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori yang
menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar. Penggunaannya semakin
sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya
(demam, merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya
penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103)

4. ZnO

Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit atau membran
mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533)

5. Mekanisme kerja

Sediaan serbuk ditaburkan pada permukaan kulit dengan ukuran partikel yang sangat kecil. Absorbsi
obat umumnya disebabkan oleh presentasi langsung obat melalui siratum corneum 10-15 mm.
Komponen lemak dipandang sebagai faktor utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap
rendahnya persentasi obat melalui stratum korneum karena didalam cairan tubuh banyak mengandung
minyak atau lemak. Setelah molekul obat melalui stratum korneum kemudian dapat terus jaringan
epidermis yang lebih dalamdan masuk ke dermis apabila obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka
obat tersebut siap untuk diabsorbsi ke dalam sirkulasi umum. Stratum korneum sebagai jaringan keratin
akan berlaku sebagai buatan semi permeabel dan molekul obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif.

II.4 URAIAN BAHAN

a. Acid Salicyl (FI III : 56)

Nama resmi : Acidud salicylum

Nama lain : Asam salisilat

RM/BM : C 7 H6 O3 /138,12
Rumus Molekul :

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak barbau, rasa agak
manis dan tajam

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform
P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P
dan natrium sitrat P.

Khasiat : Keratolikum, Antifungi

Kegunaan : Zat Aktif

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

b. Acid Boric (FI III : 49)

Nama resmi : Acidum boricum

Nama lain : Asam borat

RM/BM : H3 BO 3 /61,83

Rumus Molekul :

Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan
dalam 5 bagian gliserol P.

Khasiat : Antiseptikum ekstern.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

c. Oleum rosari (FI III : 459)

Nama resmi : Oleum rosae

Nama lain : Rose oil, minyak mawar

RM/BM : C 10 H18 O/154,35

Rumus struktur :

Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa khas pada suhu 25o kental
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur.
Kelarutan : Larut dalam larutan jernih dalam 1 kloroform.

Khasiat : Pengaroma.

Kegunaan : Zat tambahan (Pewangi)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Talk (FI III : 591)

Nama resmi : Talkum

Nama lain : Talk

RM : H8 Mg 3

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit bebas dari butiran, warna putih
atau serbuk hablur, hablur kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut

Khasiat : Antasidum.

Kegunaan : Zat tambahan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

e. ZnO (FI III : 636)

Nama resmi : Zinci oxydum

Nama lain : Seng oksida

RM/BM : ZnO/81,38

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat
laun menyerap karbondioksida dari udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak larut dalam asam mineral encer
dan dalam larutan alkali hidriksida.

Khasiat : Antiseptikum lokal.

Kegunaan : Zat tamabahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

BAB III

METODE KERJA
III.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Alhokol 70%

2. Cawan porselin

3. Mortir

4. Neraca analitik

5. Pengayak No.40

6. Pipet

7. Sendok tanduk

8. Stemper

9. Sudip

III.2 BAHAN – BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Acid salicyl 1 %

2. Acid boric 1 %

3. Kertas perkamen

4. Lap kasar

5. Oleum rosari q.s

6. Talkum ad 50 g

7. Tisu

8. ZnO 10 %

III.3 CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % agar terhindar dari mikroba organisme.(FI III : 60)

3. Ditimbang semua bahan Acid salycil 0,5 g, ZnO 5 g, Acid boric 0,5 g, Talk 44 g dan Oleum rosari
secukupnya.

4. Digerus terlebih dahulu acid salycil, karena sangat ringan, mudah berterbangan, merangsang hidung
bersin, maka ditetesi dahulu dengan etanol. (Ilmu resep : 46)
5. Ditambahkan acid boric digerus sampai homogen.

6. Ditambahkan zat ZnO yang diayak terlebih dahulu sebelum digerus, karena ZnO merupakan serbuk
yang mengandung zat berlemak. (IMO : 47)

7. Ditambahkan oleum rosari sebanyak 3 tetes, digerus sampai halus dan homogen.

8. Diayak dengan menggunakan ayakan No.40 agar mendapatkan derajat kehalusan yang sangat tinggi
sehingga tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. (Ilmu resep : 42)

9. Dimasukkan ke dalam pot atau wadah serbuk dan diberi etiket biru sebagai penandaan untuk
penggunaan topikal (luar).

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN

a. Serbuk ini berbentuk sangat halus, homogen dan berwarna putih

b. Serbuk yang dibuat mempunyai bau yang khas seperti bunga mawar karena pencampurannya
ditambahkan Oleum rosari.

c. Bentuk sediaan ini dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket biru, karena sediaan ini ditujukan
untuk penggunan luar

IV.2 PERHITUNGAN BAHAN

§ Acid salicyl 1 % = 1/100 x 50 g

= 0,5 g

§ ZnO 10 % = 10/100 x 50 g = 5 g

§ Acid boric 1 % = 1/100 x 50 g

= 0,5 g

§ Talk = 50 – (0,5 + 5 + 0,5) = 50 – 6 g = 44 g

IV.3 PEMBAHASAN

Pada resep pertama dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan serbuk berupa serbuk tabur,
adapun bahan – bahan yang digunakan, antara lain :

ª Asam salisilat berkhasiat keratolitik, antifungi. Dalam pengerjaannya harus di tetesi terlebih dahulu
dengan eter atau etanol dikarenakan serbuk ini sangat ringan, mudah beterbangan, dan dapat
merangsang hidung hingga bersin.
ª ZnO berkhasiat sebagai antiseptic local. Dalam pengerjaannya harus diayak terlebih dahulu dengan
ayakan nomor 100 karena persyaratan serbuk tabur adalah harus halus.

ª Acid Boric berkhasiat sebagai antisepticum ekstern.

ª Adapun zat tambahan lainnya antara lain talkum dan oleum rosari.

Adapun pembuatan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, di bersihkan
alat yang digunakan dengan etanol. Di timbang semua bahan (Acid salicyl 0,5 g, ZnO 10 g, Acid boric 0,5
g dan talkum 44 gr. Kemudian

Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk tabur yang ditujukan untuk penggunaan luar (topika), yang
zat aktifnya yaitu Asam Salisilat, ZnO dan Acid boric. Dimana ketiga zat tersebut

berkhasiat bakteriostatis. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi
sebagai pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk
tersebut.

Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Asam salisilat yang sebelum di gerus harus ditetesi
terleih dahulu denga etanol, dan ZnO yang harus diayak terlebih dahulu sebelum digerusmpang panas,
lalu tambahkan talk dan oleumr rosari sebagai pengaroma, kemudian diberi etiket biru dan tanda resep
ini harus di ulangi 1 kali. Sediaan ini berfungsi untuk menghilangkan iritasi pada permukaan kulit, infeksi
jamur dan digunakan sebagai antiseptik.

BAB V

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Praktikan dapat membaca dan memahami resep

2. Praktikan dapat

menimbang bahan obat dengan benar.

3. Praktikan dapat meracik sediaan serbuk tabur

V.2 SARAN

1. Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-bahan
yang menunjag dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar.
2. Untun praktikan, diharapkan agar lebih mengasah lagi kemampuannya dalam membuat sedian serbuk
tabur, dimana sediaan serbuk tabur merupakan sediaan yang membutuhkan ketelitian serta
keterampilan dalam peracikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta: Departemen Keseharan Republik
Indonesia

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia

Gunawan, S.dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima . Jakarta: Universitas Indonesia

Syamsuni, H.A. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: EGC Buku Kedokteran

Tungadi, Robert. 2014. Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar . Gorontalo: Jurusan Farmasi UNG

Tjay dan Rahardja. 2013. Obat – obat Penting Edisi Keenam . Jakarta: PT. Gramedia

Share

RELATED POSTS :

(ISLAMI) PUASA AYYAMUL BIDH

PUASA AYYAMUL BIDH?Puasa apa itu??Nah, kali ini kita akan menelisik keutamaan Puasa Ayyaumul
Bidh, p… Read More...

(ISLAMI) BERKAH AIR HUJAN

Mengambil Berkah dari Air HujanAnas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan
ber… Read More...

(ISLAMI) WUDHUNYA WANITA CANTIK YANG KUKUNYA MENGGUNAKAN KUTEK

WUDHUNYA WANITA YANG KUKUNYA MENGGUNAKAN KUTEKTidak diragukan lagi, bahwa setiap
wanita menyukai ke… Read More...

(ISLAMI) BERWASPADALAH DENGAN 7 SYIRIK KECIL DAN 12 TINGKATAN RIAK

BERWASPADALAH DENGAN 7 SYIRIK KECIL DAN 12 TINGKATAN RIAK.Rasulullah SAW bersabda


bermaksud:"Sesung… Read More...

islami~ ciri-ciri wanita penghuni surga


Inilah Ciri-ciri Wanita Penghuni Surga Sahabat, menjadi wanita penghuni surga sudah barang tentu …
Read More...

0 Response to "(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SERBUK TABUR"

POSTING LEBIH BARUPOSTING LAMABERANDA

LABELS

ISLAMI

Makalah

POPULAR POSTS

(MAKALAH) ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM PERNAPASAN

MAKALAH ANFISMAN (SISTEM PERNAPASAN) Dosen Pengampu : dr. Ahmad Husairi M.Ag, M.Imun
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Alfaidah (1648201110104) Ek...

(MAKALAH FARMAKOLOGI FARMASI) FARMAKOKINETIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ...

(MAKALAH FARMASETIKA FARMASI) UNGUENTA, CREMORES, PASTA

RFARMASETIKA UNGUENTA, CREMORES & PASTA Dosen pengampu : Herda Ariyani, M .Farm ., Apt
DISUSUN OLEH : Kelompok 3 Afifah (NPM...

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) SIFAT ALIR CAIRAN RHEOLOGY

Laporan Resmi Farmasi Fisika (Penentuan Viskositas Larutan Newton Dan Larutan Non Newton) 1.
Penentuan volume picnometer pada suhu percobaan...

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SERBUK TABUR

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesai...

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SALEP

TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat membuat salep Mahasiswa dapat
menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan resep RESEP R...

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) TEGANGAN PERMUKAAN


BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tegangan permukaan atau tegangan bidang batas adalah gaya
yang terdapat pada setiap bidang batas antara...

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) KAPSUL

KAPSUL . Dasar Teori - Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak.
Cangkang kapsul dibuat dari gelatin de...

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) KOEFISIEN PARTISI

KOEFISIEN PARTISI ( Partition Coefficient ) Tujuan percobaan Mengetahui pengaruh pH terhadap


koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah...

(Makalah) kewarganegaraan DEMOKRASI DI INDONESIA

MAKALAH KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI INDONESIA Dosen Pengampu Dr.Hj.Fatimah,M.Hum


Disusun Oleh: Kelompok III Dwi Yanti Norlaila Sari (NPM 16482...

Diberdayakan oleh Blogger.

▼ 2017 (23)

▼ April (17)

(MAKALAH FARMAKOLOGI FARMASI) FARMAKOKINETIK

(MAKALAH FARMASETIKA FARMASI) UNGUENTA, CREMORES, ...

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) TEGANGAN PERMUKAAN

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) PENENTUAN KERAPAT...

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) KOEFISIEN PARTISI

(LAPORAN FARMASI FISIKA FARMASI) SIFAT ALIR CAIRAN...

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) KAPSUL

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SALEP

(LAPORAN FARMASETIKA FARMASI) SERBUK TABUR

(LAPORAN FARFIS FARMASI) STABILITAS OBAT

(INFO)Cara Melakukan perbaikan Memory Card Rusak T...

(ISLAMI) 15 TANDA KEMATIAN MULIA

(ISLAMI) AL-GHUROBA
(ISLAMI) PUASA AYYAMUL BIDH

(ISLAMI) BERKAH AIR HUJAN

(ISLAMI) UNIVERSITAS KEHIDUPAN

SUPLEMEN NUTRISI DALAM TUBUH (KEPERAWATAN)

► Maret (6)

Copyright 2016 Yuliana Hajar Agusten

Design by Mas Sugeng

Kimia Teknologi

cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang
lebih berguna, dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi,

Thursday, November 8, 2018

(Chapter V - Chemical Technology) Laporan Praktikum Bedak

Nama : Antonius Yunian Wicaksono

Semester : II

Jenis praktikum : Pembuatan Bedak

Tanggal praktikum : 20 April 2013

Tujuan :

1. Dapat mengetahui proses pembuatan bedak

2. Mengerti bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan bedak

Dasar Teori
Sediaan alat rias adalah komestika yang digunakan untuk mengalasi kulit wajah sebelum dilekati sediaan
dekoratif sesuai dengan estetika yang dikehendaki . Dimana digunakan untuk memberikan selaput
penutup sangat tipis yang tidak nampak / sangat serasi dengan warna kulit wajah sehingga dapat
berfungsi sebagai pelindung terhadap atau bagi sediaan dekoratif diletakkan . (Ansel.2008)

Bedak adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artistic
untuk meningkatkan penampilan wajah .

Fungsi bedak adalah :

1. Memberikan kesan kelembutan

2. Dapat melekat pada kulit wajah dan menghilangkan kilauan kulit

3. Dapat menutup pori yang lebar , kulit kurang rata dan bintik

Alat dan Bahan

A. Alat :

1. Cawan porselen

2. Pengaduk

3. Ayakan

4. Alu dan Mortal

5. Neraca

B. Bedak

1. Talk : 50 gram
2. Mg Silikat : 20 gr

3. Seng Oksida : secukupnya

4. Asam Salisilat : secukupnya

5. CaCO3 : 20 gram

6. Mg Carbonat : 10 gram

7. Mill : 100 gram

8. Parfum : secukupnya

Cara Kerja

1. Timbang bahan – bahan yang digunakan

2. Haluskan bahan – bahan seperti talk, seng oksida, CaCO3 , Mg Carbonat

dan mill

3. Kemudian dicampur jadi satu dan ditambahkan asam salisilat

4. Setelah tercampur kemudian diayak

5. Tambahan parfum secukupnya

GAMBAR PROSEDUR KERJA

Talk, seng oksida, CaCO3 , Mg carbonat, mill

dihaluskan hingga halus diayak hingga partikel lebih halus

Parfum

Data Pengamatan

Tahap awal adalah pencampuran semua bahan seperti talk, seng oksida, CaCO3, Mg carbonat,
Mill dan terakhir asam salisilat kemudian dihaluskan hingga halus semua .
Kemudian setelah semua halus , selanjutnya adalah pengayakan sehingga butiran – butiran yang
dihasilkan lebih halus dan partikel nya lebih kecil .

Pembahasan

Bedak digolongkan menjadi 2 macam yaitu bedak tabur dan padat . Pada praktek kali ini yang dibuat
adalah bedak tabur . Bahan – bahan yang ada nantinya akan diayak supaya menghasilkan partikel yang
kecil dan halus , proses pengayakan yang dilakukan cukup lama karena ayakan yang dipakai adalah
ayakan yang mempunyai mesh paling kecil .

Bedak yang dibuat ini kemudian diberi parfum , namun pemberiannya harus sedikit saja agar bedak nya
tidak menggumpal .

Kesimpulan

Bedak yang dibuat merupakan bedak tabur, memiliki partikel yang kecil dan halus

Daftar pustaka

· Akin ST.Paulus-SMK KI Theresiana Semarang.2003.Praktikum Kimia Teknologi

· http://www.cosmeticmascara.com/women-love-using-cosmetic-mascara/

· Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

· Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta

Mengetahui Semarang , 21 April 2012

Pembimbing Praktikan

Ir. Ronny Widhu S, MT Antonius Yunian Wicaksono

LAPORAN RESMI KIMIA TERAPAN

BEDAK
AKIN St PAULUS

Disusun Oleh :

Antonius Yunian Wicaksono

112002

AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS

SEMARANG

Anton - November 08, 2018

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

About Me

Anton
View my complete profile

Powered by Blogger.

Ricky kun

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA "BEDAK"

Januari 21, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

"BEDAK"

Oleh :

PRIMUS KRISTIAN KUN


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bedak atau pupur sangat melekat pada manusia di dunia ini. Bedak atau pupur adalah bubuk yang
digunakan sebagai kosmetik untuk kecantikan atau sebagai obat kulit. Saat ini bedak terdiri dari bedak
cair, tabur dan padat. Penggunaan bedak bukan hanya oleh waita muda saja namun dari berbagai
kalangan dari bayi, anak, remaja, dewasa hingga wanita lansia pun tak lepas dari pemakaian bedak.
Bedak yang biasa digunakan oleh anak adalah bedak tak berupa bedak tabur. Fungsinya adalah sebagai
pelindung kulit agar tetap lembut dan segar serta wangi. Sementara untuk remaja dan dewasa banyak
menggunakan bedak tabur, bedak padat dan bedak cair.

Jika penggunaan bedak kecantikan sekarang dianggap sebagai bagian dari perawatan kulit wajah dan
keindahan. Fakta sejarah justru menyatakan sebaliknya pada awalnya, penggunaan bedak bukanlah
ditunjukan untuk perawatan kecantikan dan keindahan kulit, namun lebih menekan pada aspek spritual.
Utuk mengetahui lebih lanjut tentang hal itu, didalam makalah ini akan membahas tentang bedak.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan bedak?

Bagaimana sejarah perkembangan bedak?

Apa saja jenis bedak?

Apa saja komponen penyusun bedak?

Bagaimana cara membuat bedak?

Apa saja karakteristik dari bedak?

Apa saja evaluasi dari bedak?

Apa saja formula dari Bedak ?

Apa produk dari Bedak ?


1.3 Tujuan

Untuk mengetahui apa itu bedak

Untuk mengetahui sejarah perkembangan bedak

Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis bedak

Untuk mengetahui komponen-komponen peyusun bedak

Untuk mengetahui bagaimana cara membuat bedak

Untuk mengetahui karakteristik dari bedak

Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan pada sediaan bedak

Untuk mengetahui formula Bedak

Untuk mengetahui produk Bedak

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bedak

Bedak kecantikan merupakan salah satu bagian dari tata rias wajah ataupun kosmetik yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi wanita. Pengunaan bedak kecantikan
merupakan salah satu cara termudah dan terpratis dalam menyamarkan berbagai kekurangan pada
permukaan kulit wajah seperti bekas jerawat, bekas cacar, flek hitam ataupun warna kulit yang tidak
merata dan dapat terlihat hasilnya dengan segera. Bedak menbantu menberi rona pada wajah dan
menpercantik penampilan. Selain mengencangkan wajah, beberapa bedak dengan tabir surya juga dapat
mengurangi kerusakan kulit akibat sinar matahari dan polusi lingkungan.

Saat ini bedak terdiri dari bedak cair, tabur, dan padat. Pengunaan bedak bukan hanya oleh wanita
muda saja dari namun dari bebagai kalangan bayi,anak, remaja, dewasa hingga wanita lansia pun tak
lepas dari pemakaian bedak. Bedak yang bisa digunakan bedak yang biasa digunakan oleh anak adalah
bedak talk berupa tabur. Fungsinya adalah sebagai pelindung kulit agar lembut dan segar serta wangi.
Sementara untuk remaja dan dewasa mengunakan bedak tabur, bedak padat dan bedak cair.

2.2 Perkembangan Bedak

Bedak menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan orang-orang diberbagai bangsa selama
berabad-abad . awalnya , orang mengunakan bedak bukan untuk tujuan kecantikan tapi lebih karena
spiritual. Menbalur tubuh dengan bedak dianggap bisa menjauhkan diri dari roh-roh halus. Orang-orang
timur jauh mengunakanya khusus untuk acara pernikahan atau pertemuan lainnya. Bangsa mesir
umumnya menbuat obat dari canpuran kapur dengan tanah liat. Namun dalam jumlah yang lebih
sedikit, mereka menambahakan timah putih. Juga umum didunia timur maupun barat kuno. Pengalian
arkeologis situs mesir kuno. Lembah sungai indus, makam yunani, serta makam dinasti china dan han
china.

Pada permulaan abad ke-20 pamor bedak mulai meningkat wujud bedak yang skarang diciptakan
diparis dengan bahan dasar talk tanpa campuran timah. Antony overthon meluncurkan bedak pertama
kalinya untuk orang Afro-Amerikha dengan merk Hing Brown Brand pada saat itu orang kulit putih
melarang orang yang berkulit hitm memakai bedak. Selain itu, perusahan inggris laughton & sons
menciptakan wadah dengan sponsnya. Kemudian, Faktor dari hollywood meluncurka bedak dasar yang
bisa digunakan setiap hari, Pan Cake. Kemudia diikuti oleh Helena Rubinsten yang menbuat bedak
dengan harga terjangkau pada awal 1940-an mengunakan namanya sebagai merk perusahan Johnson &
Jhonson (J&J) mengembangkan dan meraih keuntungan dari bedak bayi Komsumsi bedak terus
meningkat. Di Amerikha serikat menurun sejarwan Gary Dean Best, sebagaimana ditulis Brain
GreenBrerg dan Linda S Watt dalam social Hitory of the United States, Vol. 1.

Pada akhirnya 1920-an saja perempuan amerikha tiap tahun mengunakan 4000 ton bedak itu belum
termasuk produk kosmetik lainnya. Kini, bedak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap orang
yang terutama perempuan. Didalam atau pun diluar rumah dengan santai atau dengan terburu-buru
perempuan menbedaki wajah menjadi pemandangan yang familiar.

2.3 Jenis-jenis Bedak

Bedak dewasa

Ada lima jenis bedak antara lain:


Jenis Bedak loose powder (bedak tabur/bubuk)

Bedak yang biasa dikenal dengan istilah bedak tabur ini bentuknya berupa serbuk yang halus. Bisa
dipakai setelah memakai alas bedak dahulu. Kelebihan dari bedak jenis ini adalah mudah menyerap
minyak berlebih diwajah dan mampu menutupi pori-pori wajah dengan lebih sempurna. kekurangan
dari bedak ini adalah bedak ini muda sekali tumpah, dan kurang pratis. Maksimal pengunaanya adalah 2
tahun.

Jenis Bedak Compact Powder (bedak padat)

Bedak ini bentuknya padat, dan bisa digunakan setelah pemakai alas bedak. Kelebihan dari compact
powder adalah bisa menyerap sekali mengurangi wajah minyak dengan cepat. Ben tuknya yang padat
dan tidak mudah tumpah, sangat pratis untuk dibawah kemana-mana. Bentuknya yang beragam,
menberikan kamu banyak pilihan. Akan tetapi, kekurangan dari bedak ini adalah jika telalu sering dipulas
berualng-ulang dengan bedak padat, akan menbuat wajah kamu terlihat seperti memakai topeng. Untuk
itu, sebaiknya pulaskan bedak ini tipis-tipis saja.maksimal pengunaannya hanya hingga 15 bulan saja.

Jenis Bedak shimmering powder

Jenis ini benttuknya halus, berwara dan memiliki serbuk-serbuk yang berkilauan. Bedak ini biasanya
digunakan sebagai sentuhan terakhir dalam memakai make-up selain itu, shimmring powder juga dapat
di aplikasikan dianggota tubuh yang terbuka seperti pada leher, punggung, dan lengan. Bedak ini
memiliki kelebihan dapat menbuat wajah dan tubuh lebuh berkilau dab bercahaya. Tersedia pula dalam
aneka warna yang bisa disesuaikan dengan tema tata rias kamu. Kekurangannya bedak ini tidak bisa
dipakai sehari-hari dan hanya bisa dipakai pada acara-acara tertantu saja. Pengunaannya maksimal 15
bualn.

Jenis Bedak two way cake powder

Bedak ini bentuknya hampir sama dengan compact powder, hanya saja bedak ini menpunyai fungsi
ganda, yaitu sebagai bedak sekaligus foundation. Two way cake powder bisa langsung diguanakan
setelah memakai pelembab wajah. Jika ingin mengunakannya sebagai bedak, kamu bisa pakai spon
kering untuk memulaskannya. Jika ingin menggunakannya sebagai alas bedak, gunakan spon basa.

Kelebihan dari bedak jenis ini, sangat praktis karena juga bisa berfungsi sebagai alas bedak. Jadi, tidak
usah repot-repot memakai alas bedak. Kekurangannya bedak ini memiliki pilihan warna-warna yang
sangat terbatas dan tidak mampu menutupi flek hitam diwajah dengan sempurna sehingga tidak bisa
maksimal. Masa pemakaian dari bedak adalah 1 tahun.

Jenis bedak meteorite powder

Bedak ini terbentuk bulat-bulat kecil dan berwarna warni. Bisa digunakan sebagai sentuhan akhir meke-
up. Namun , bedak ini masih sedikit beredar di pasaran karena harganya yang lumayan mahal. Cara
memakainya dengan menggunakan kuas besar, bukan dengan spons, dan sapukan ke seluruh wajah.
Kelebihan dari bedak ini adalah bisa membuat wajah tampak lebih bercahaya dan segar. Kekurangannya
terletak diharganya yang sangat mahal, dikarenakan belum banyaknya produsen yang mengeluarkan
produk semacam ini.

Bedak bayi

Bedak bayi biasanya digunakan pada permukaan kulit dan lipatan-lipatan kulit , bedak biasanya
digunakan pada kulit seluruh permukaan tubuh (kecuali wajah) untuk mempercepat penguapan pada
proses berkeringat, dan sebagai water repellent, dan sebagai lubrikan untuk mencegah luka akibat
penggunaan popok. Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik
digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer
sangat diperlukan karena suspense campuran talk 10% memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone
dan timnya mkenyatakan bahwa serbuk talk tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit
lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang
biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer.
Namun beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak menyarankan
penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat ini tidak lagi digunakan untuk
alasan komersial dan medis. Kaessler (172) menjelaskan penggunaan bedak bayi yang mengandung
silicon, allantoin, dan hexachlorophene dalam basis talk. Produk dengan bahan ini dilaporkan memiliki
sifat lembut, sejuk, dan bakteriostatik. Bahan dasar yang umum digunakan pada bedak bayi adalah pati
jagung untuk mengganti talk. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti talk, absorben sehingga
dapat bersifat sebagai moisturizer, dan baik untuk kulit bayi. Namun, bahan ini dapat menggumpal pada
lipatan kulit bayi dan mengakibatkan dekomposisi bakteri.

2.4 Komposisi Bedak

Bedak tabur

Komposisinya :

Talk

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini merupakan bahan dasar dari
segala macam formulasi bedak modern sifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan
kekuatan menutupi yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa
halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan. Ukuran
partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat
melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia
di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi
dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat
penting dalam talk, karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk
akhir.

Kaolin

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus dimurnikan secara baik
untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat
dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula
yang sama

(Al2O3.2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis
penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%.

Kapur (kalsium karbonat)

Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan memiliki kekuatan melapisi yang
baik. Kapur juga sangat baik untuk menberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan. kapur
adalah basa lemah, serbuk mikrokristal tak berbau, tidak mengkilat dan memiliki rasa kapur ketika
bahan dasar ini digunakan secara berlebihan, bedak dapat menberikan rasa kering tapi pengunaan yang
layak adalah sangat menbantu dalam formula bedak wajah.

Magnesium karbonat

Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum
yang baik. Kerapatanya adalah bagian dari lappisan magnesium karbonat kualitas yang mana
menberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.

Logam stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering digunakan dari logam
stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya
keasaman, bau yang tidak diinginkan. Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah
sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam
jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah.

Zink oksidasi, titanium oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formula bedak wajah: zink oksida dan titanium
oksida. Terlalu banyak digunakan bahan dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak
diinginkan terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Zink oksida memiliki
beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada kulit namun penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.

Pati beras

Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling sering digunakan adalah pati beras.
Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat “peach like”pada wajah. Karena partikel sperisnya
memberikan rasa lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang
baik. Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah, memberikan tampilan
yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan
dan memiliki sifat yang sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada
produk. Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya terdekomposisi oleh bakteri,
karena mengandung nutrisi yang cocok untuk bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang
diberikan dari amilum yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa lain
dalam formula bedak wajah.

Silika dan silikat

Silika dan silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat mengalir bebas, walaupun
dengan kelembapan yang tinggi. Silikat juga dapat berfungsi sebagai pembawa parfum. Penggunaan dari
silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu dalam bedak karena mereka memiliki sifat
menyerap yang sangat baik terhadap air dan minyak.

9. Bahan pemberi efek pencerahan

Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk menggantikan guanin.

Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida cukup dapat berdaptasi untuk

digunakan dalam bedak wajah cerah untuk memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.

10. Pewarna

Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang mana menampilkan nuansa
bayangan yang diingingkan. Pewarna digunakan dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik
ataupun anorganik. Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang
digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi dari talk sangat mempengaruhi
jumlah pewarna yang diinginkan.

11. Pengharum

Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam bedak wajah adalah sangat
penting, karena bau dari bedak memiliki peran yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk.
Penggunaan parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang
sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan- bahan dasar
lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit
daripada masalah dalam penyelesaian fomulasi bedak wajah. Ini sangat penting bahwa parfum tidak
mengiritasi, stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap dengan cepat.
Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun bedak karena masalah dengan
keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.

12. Metallic soap

Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang sangat penting untuk semua
produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat
berperan agar cake tetap melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal
soap juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang lembut. Jumlah yang
biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit,
sehingga akan mengurangi sifat “slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah
penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada proses
pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah
karena terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat
penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan
ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat
menyejukkan.

13. Bahan-bahan lain

Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan bedak pada kulit; e.g. emollient
seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate,
petroleum jelly atau mineral oil pada umunnya ditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%.
Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adhesif yang baik, bahan-bahan seperti minyak
mineral yang diekapsulasi dapat digunakan.

14. Modified starch (pati yang dimodifikasi)

Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk bedak. Pati ini tidak berbau dan tidak
menggumpal jika dalam keadaan lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan
ini dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan ini meningkatkan estetis
pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang
free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas
formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan
yang sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat pengawet yang sesuai
dalam formulasi.

15. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica dengan tambahan tertentu
sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan
efek focus yang lembut sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.

16. Pengawet

Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh
konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari
tangannya atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas
dari mikroorganisme. Tipe produkbedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi
penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus
sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol
penggunaan bahan tambahan dalam bedakyang digunakan di sekitar daerah mata, pada umumnya,
batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.

17. Antioksidan

Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi dan
ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau
vitamin E harus digunakan ketika diperlukan.

18. Fumed

Silika Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada sistem. Ini sangat kering
dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar penggunaanya harus sanagt rendah, kurang dari 1%. Micronized
Plastics Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat memberikan efek
kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang
berperan. Jenis ini dapat digunakan antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka
penggunaannya terbatas.

19. Walnut Flour

Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium dioxide/ barium sulfat – coated
mica, direkomendasikan sebagai karakteristik absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium
trisilikat mngandung air yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan sebagai
pembawa parfum.

Bedak padat

Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah identik dengan yang digunakan
dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak padat yang mana tidak terdapat dalam
bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah lepas. Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa
dengan mudah, kemudian bersatu bersama dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi
penggunaan yang normal. Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan. Bedak padat juga
harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan spons bedak; ini harus mudah terlepas
kepada pengguna bedak. Tekanan yang terlalu rendah akan menghasilkan padatan yang sangat mudah
hancur; tekanan yang terlalu besar akan menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah
terlepas.

a. Bahan pengikat

Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh
karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :

1. Pengikat kering Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan untuk
meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.

2. Pengikat minyak Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat
sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Mereka ditemukan digunakan
secara luas dalam banyak formula bedak padat.

3. Pengikat larut air Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gum
seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP (Polyvinylpyrolidone) metil
selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam
medium gum dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan
bakteri.

4. Pengikat tidak larut air Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan kompak.
Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.

5. Pengikat emulsi Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam
bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang digunakan dengan
luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun fase air,
yang mana penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan
kelembaban secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan yang
lebih halus. Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah penggumpalan
yang dapat muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah.

2.5 Cara Pembuatan Bedak

General manufacturing process (Proses pembuatan pada umumnya)

Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah sama, namun pada
jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan
parfume.
(a) penambahan warna

Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah disperse pewarna yang
homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan
dalam campuran bedak. Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk
melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan
pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan yang mengganti keberadaan
hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan
antar partikel. Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.

(b) pembuatan dasar bedak

Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type. Waktu pencampuran
awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch.
Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk
hingga homogen. Pada bedak tabor, penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan
parfum dilakukan dengan penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat
juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan perbaikan,
jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar
platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan
memindahkan sejumlah kecil dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai.
Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna kembali. Campuran yang
telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk
memperoleh serbuk bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya,
untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct powder.

( c) proses pengempaan

Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh compct powder: wet moulding
(pelelehan basah), damp compressing (pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang
paling sering digunakan adalah pengempaan kering. Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin
yang sering digunakan yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram
yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press dimana penekan dapat
mencampur. Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan bedak padat :

1. Kempa Basah

Proses kempa basah metode kempa lembab dan metode kempa kering. Proses kempa basah sekarang
tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab
atau proses kering dalam pembuatan bedak padat. Dalam proses pengempaan, jumlah yang kecil dari
lapisan Paris digunakan dalam kombinasi dalam bedak. Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta
dengan air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu
pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran cocok atau plat gelas di mana
tablet melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.

2. Kempa Lembab

Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur sampai seragam. Campuran
kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat, kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang
sesuai. Serbuk kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi dikeringkan
pada temperatur yang sesuai.

3. Kempa Kering

Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur dan campuran serbuk dapat
dilembabkan dengan pengikat ; campuran kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

2.6 Karakteristik Bedak

Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri – cirri sebagai berikut:

1. Covering powder; kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-pori yang
membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak sempurnah.

2. Slip; kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan memberikan sensasi halus yang
dapat menggunakan tiupan atau sikat.

3. Adhesiveness; kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang dalam waktu yang
singkat untuk menghindari pemakaian kembali.

4. Absorbansy; kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak) tanpa menunjukan
tanda tanda adanya penyerapan.

5. Bloom; kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan menyerupai buah persik.

6. konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah tidak terjadi. Penampilannya
harus transparan.

2.7 Evaluasi pada sediaan bedak

Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory


Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium, dan setelahnya di evaluasi di alam
laboratorium pengawasan mutu. Tiap rumusan yang akan dikembangkan harus dilakukan uji intensive
laboratorium untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi ketika akan diperkenalkan pada
konsumen. Yang paling sering di lakukan pada uji pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu,
dilakukan uji pengujian stabilitas untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama. Waktu
penyimpanan merupakan salah satu factor yang menentukan dalam laboratorium modern. Namun,
mutu produk adalah factor yang utama, dan terlalu cepat (buru-buru) akan menimbulkan masalah.
Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan ketelitian untuk detil menyeluruh

Shade control dan Lighting

Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam pengendalian mutu bedak. Variasi
antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru
dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi
harus sedemikan rupa sehingga shade-nya tidak berbeda dari yang baku. Ada beberapa cara shade
control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan dua prosedur. Pertama adalah perbandingan
penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara
kedua yaitu mengevaluasi warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna kulit
wajah. Harus ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control, dan juga cara
pemakaian dan evaluasi konsumen. Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari
warna bedak memudar.

Dispersi Warna

Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar bedak. Tidak boleh
ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada dispersi bedak yang menyebabkan
pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman pada bedak dapat dengan mudah diperiksa
dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat
ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna
maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

Pay Off

Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar, bedak yang
dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari
bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai
kecenderungan menjadi remuk dan pecah.

Uji Tekanan

Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya kantung-kantung udara
akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa
dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan
bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.

Tes Keretakan

Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah adalah dengan menjatuhkan
bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak
rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal
yang tidak memuaskan.

2.8. Formula Bedak

Formula Bedak tabur (tipe ringan)

Komposisi:

Zn stearat 70

ZnO 10

CaCo3 endap 20

Talkum 63

Ol. Rosae 3 gtt

Perwarna q.s

Prosedur Kerja

Disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan

Ditimbang masing-masing bahan (Zn stearat, CaCo3 endap, dan talkum)

Zno diayak dengan ayakan B30 kemudian ditimabang sesuai dengan keperluan

Dimasukan sebagaian talkum kedalam lumpang dan dimasukan Zn stearat dan digerus hingga Homogen

Dimasukan Zno sedikit dengan Talkum kemudian digerus hingga homogen

Dimasukan CaCo3 dan sedikit talkum kemudian digerus hingga homogen

Ditambahkan sisa talkumsedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen

Setelah homogen ditambahkan perwarna

Setelah homogen ditambahkan 3 tetes Ol. Rosae dan digerus


Dimasukan ke dalam wadah

Formula

Zn stearat 70

ZnO 100

CaCo3 endap 200

Talkum 630

Parfum q.s

Perwarna q.s

Prosedur Kerja:

Disiapkan alat-alat yang akan digunakan

ZnO diayak terlebih dahulu

Ditimbang bahan-bahanyang digunakan

Dimasukkan ZnO terlebih dahulu kedalam mortir, kemudian tambahkan sedikit talkum gerus hingga
homogen

Tambah stearat dan gerus homogen

Lalu ditambahkan CaCO3 dan sisa talkum gerus homogen

Tambahkan parfum 3 tetes aduk hingga rata

Diayak

Dimasukkan ke dalam wadah dan diberikan etiket

Formula

Kompossisi : talkum 74,80 %

Zinc 7,50 %

Magnesium 1,00 %

Karbonat 0,30 %
Black iron oxide 3,00 %

Rediron oxide 3,0 %

Yelow oxide 3,0 %

Mica sulfat dioxide 10,00 %

Prosedur kerja :

Didispersikan pengharum ke dalam magnesium karbonat untuk mempermudah alirannya.

Campurkan talc, zink stearat, magnesium karbonat yang tercampur dengan pengharum, pengawet,
pewarna, dengan blender selama 20-30 menit.

Setelah setengah waktu pencampuran selesai, gunakan hammer mill sampai pewarna terdispersi
sempurna

Kemudian tambahkan campuran ke dalam mixer dan tambahkan low listre pigment, campur selama 15-
25 menit.

Ayak bahan dan tempatkan yang tertutup.

2.9. Produk Bedak

Kemasan dan No REG : Netto 40 gram, POM CD 0903291858

Komposisi :

Tiap 40 gram bedak mengndung : talk, Zn stearat, ZnO fragrance, Cl 77492, Cl 15985, Acidum salicycum
0,08 gram

pabrik kimia farma

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bedak kecantikan merupakan salah satu bagian dari tata rias wajah ataupun kosmetik yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi wanita. Bedak terdiri dari bedak dewasa dan
bedak bayi. Ada banyak bahan yang digunakan dalam pembuatan bedak.

Saran

Kita sebagai mahasiswa farmasi harus tau bagaimana cara membut bedak sesuai dengan tujuan yang
tertera. Dalam pembuatan sediaan ini harus diperhatikan semua aspek yang dapat menpengaruhi
kualitas sediaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://pharmacyaurel.blogspot.com
Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hipolipidemik

Desember 03, 2018

HIPOLIPIDEMIK

A. Pengertian hipolipidemik

Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid dalam darah. (Farmakologi
dan terapi edisi 5, 2007).

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia
disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi
lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan
hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005).

B. Penyebab hiperlipidemia

Tidak semua kolesterol itu penyebab hiperlipidemia. Hanya kolesterol ‘buruk’ saja yang menjadi
penyebabnya.

Ada dua jenis kolesterol, yaitu

low density lipoprotein (LDL)

high density lipoprotein (HDL).

LDL dianggap sebagai kolesterol jahat dan HDL adalah kolesterol baik.

HDL diubah di dalam hati menjadi garam empedu bila kadarnya berlebih, sedangkan LDL tidak demikian.
Kadar LDL tinggi akan menumpuk pada dinding pembuluh darah.

Hiperlipidemia bisa menjadi kondisi…

BACA SELENGKAPNYA

Peran TTK dalam pelayanan swamedikasi


Maret 03, 2019

PERAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI

Oleh :

PRIMUS KRISTIAN KUN

A. Pengertian

1. Swamedikasi

Swamedikasi adalah tindakan yang dilakulan seseorang untuk mengatasi masalah kesehatan dengan
menggunakan obat -obatan yang dapat dikonsumsi tanpa pengawasa dari dokter.

2. Tenaga teknis kefarmasian

Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

B. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan swamedikasi,diantaranya:

Mengetahui jenit obat yang akan dipergunakan atau dikonsumsiMengetahui kegunaan tiap
obatMenggunakan obat secara benar (Cara,Aturan,Lama pemakaian)Mengetahui efek samping obat
yang digunakan

C. Peran Tenaga teknis kefarmasian dalam swamedikasi

Memberi petunjuk pada orang yang swamedikasiMemberikan PIO pada orang yang swamedikasi
( indikasi obat, kontra indikasi, efek samping …

BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Michael Elkan

RICKY QUNKATAALLAH

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Sefmaver@tenaga kesehatan

Kamis, 28 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

LABOLATURIUM FARMASETIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

Nama : Huzaefah.Arsyad

NIM : 723901S.12.069

Dosen.Pembimbing: Rahmayanti Fitriah,s.Farm,MpH,Apt

Bab 1

PENDAHULUAN
A.Maksud Pratikum

Adapun maksud dari kegiatan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar mahasiswa dapat memahami,
mengerti dan mampu membuat sediaan obat dari resep dokter.

B.Tujuan Pratikum

1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep

2. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep.

3. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar

4. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar.

5. Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk,kapsul,salep.

6. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan serbuk,kapsul,salep

7. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep

BAB II

Dasar Teor

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III, 23)

Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah
meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin
kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam. (FI IV, 14)

Serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka pembagian
dilakukan paling banyak 20 bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa
bagian. Dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak menjadi 20 bungkus. (FI III 23, FI
IV 14, )

Serbuk tabur adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Pada umumnya
serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada
bagian yang peka. Serbuk yang mengandung lemak harus diayak dengan pengayak nomor 44. Seluruh
serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.
Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan serbuk sebelum tercampur
homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :

a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen )
dalam mortir.

c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.

d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.

e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. (FI III 23, Ilmu Resep Teori jilid I)

Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat
netral atau indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya
20 mg. Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan
mudah basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)

Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)

Kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk :

Kelebihan :

- Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan

si penderita.

- Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.

- Penyerapan lebih cepat dan sempurna dibanding sediaan padat lainnya.

- Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul dan tablet.

- Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Kelemahan :

- Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket dilidah ( bisa diatasi dengan corrigens
saporis )

- Pada penyimpanan menjadi lembab. ( Ilmu Resep Teori jilid I, hal 24)

Ada tiga kategori kualitas wadah, yaitu :

- Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat, lengas dari luar dan
mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu penggunaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.

- Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukkan pengangkutan, penyimpanan dan
penjualan dalam kondisi normal.

- Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas pada waktu pengurusan,
penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal. (IMO, 26)

Kerusakan sediaan makroskopik dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna,
benyek, atau menggumpal. Sediaan ini dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang
sejuk dan kering, dan terlindung dari sinar cahaya matahari. (FI IV)

Cara mencampur obat - obatan dan bahan – bahan tambahan harus cermat, dan perlu diperhatikan
untuk pembuatan pulveres :

1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk
mencegah sebagaian obat tertinggal dalam pori – pori dinding mortir.

2. Bila bagian – bagian serbuk mempunyai BJ-nya besar kemudian dimasukkan bagian serbuk yang BJ-
nya lebih rendah dan diaduk.

3. Jangan menggerus bahan – bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini untuk menghindari
agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.

4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan – bahan baku serbuk kering.

5. Apabila dalam serbuk terdapat campuran maka dilakukan dengan cara larutkan campuran denagan
spiritus fortior dalam mortir sampai cukup larut, jangan berlebihan setelah diaduk dengan bahan lain
misalnya Saccharum Lactis sampai fortior menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk
menghindari campuran menggumpal lagi.

6. Apabila dalam serbuk terdapat Stibii Pentasulfidum dilakukan dengan cara memasukkan sebagian
Saccharum Lactis atau bahan lain dalam mortir lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahan
Saccharum Lactis atau serbuk lain diaduk dan digerus tanpa ditekan.
7. Bila didalam serbuk terdapat ekstra kental dilakukan dengan cara mengencerkan terlebih dahulu
ekstra kental dalam mortir panas dan ditambahkan dengan cairan penyari spiritus Dilutus lalu
diserbukkan dengan Saccharum Lactis.

8. Bila didalam serbuk terdapat Tinctura atau Extractum Liquidum dilakukan dengan cara, Tinctura atau
Extractum Liquidum diuapkan pelarutnya diatas tangas air hingga hampir kering lalu serbukkan dengan
Saccharum Lactis.

9. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak yang jumlahnya kecil maka
digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum Lactis.

10. Gula minyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gr Saccharum Lactis dengan 1 tetes minyak eteris.
Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen jangan
dengan kertas paraffin.

11. Bila campuran serbuk yang lain menjadi basah atau mencair. Arti basah disini menyerap air atau
keluar air kristalnya, menyerap air ini disebabkan oleh karena campuran serbuk ini lebih higroskopis dari
masing-masing serbuk atau kristal. Selain itu campuran serbuk dapat menyebabkan turunnya titik lebur
masing-masing serbuk.(Anief, 2003)

Serbuk tak terbagi bila ada cairan atau air kristal harus dihilangkan, maka harus diganti dengan
saccharum lactis sama berat, sedangkan pada serbuk bagi tidak perlu karena tidak ada pengaruh pada
dosis.

Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Dalam pembuatan selalu dilakukan obat-obat yang berkhasiat dicampur dengan Talk
atau Bolus Alba, tetapi tidak dengan Oxydi Zinci dan zat lain yang sama.

Syarat-syarat serbuk tabur yaitu :

a. Talk, kaolin, dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas
dari bakteri Clostridium Tetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.

b. Harus melewati ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

c. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

Cara membuat serbuk tabur yang mengandung yaitu :

1. Adeps lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut dalam
Aether atau Aceton, lalu ditambahkan sebagian Talk diaduk sampai Aether atau Aceton menguap,
setelah itu ditambah bahan lainnya.

2. Paraffinum Liquidum dan Oleum Ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya Talk lalu ditambahkan
sedikit semi sedikit dan diaduk, sambil yang melakat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau
kertas film dan diaduk.
3. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spiritus lalu dikeringkan dengan talk, yaitu sambil diaduk
dibiarkan Aether cum Spiritus menguap lalu ditambahkan sisa talk dan serbuk lain, sambil yang melekat
pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film.

4. Minyak-minyak eteris dan Formaldehyde Solutio dicampur terakhir dengan cara memasukkan zat
tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.

Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk keengganan minum obat yang pahit atau rasa
yang tidak enak, kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higrokopis mudah mencair atau menguap
yang dikandungnya dalam waktu serta biaya yang dibutuhkan pada pengolahan dan pembungkusan
dalam keseragaman dosis tunggal. Untuk mencapai efisien yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan
yang homogen dari seluruh komponennya dan harus sempurna ukuran partikelnya.

BAB III

Pelaksanaan Pratikum

RESEP I

I. Resep Asli

Dr.Cornelia Sulla

Jl. A.W Syahranie 226 Samarinda

SIP : 325 / DKK – DU /111/2012

Samarinda , 17 September 2012

R/loco Bedak Yekacil 10

adde

Rose Oil gtt I

S.u.e

Pro : Takbir

Umur : 8 Tahun

1. Kelengkapan resep

o Alamat pasien tidak tertera


o Paraf dokter tidak tertera

2. Penggolongan obat

oO:

o W:

o G:

o B: Balsam Peru(form-in,16),camphora,asam salisat,menthol,Zno,rose

oil(ISO 46 ,383)

1. Komposisi bahan

1. Asam salisilat

2. Balsam Peru

3. Kamper

4. Menthol

5. Zno

6. Rose Oil

1 tetes

7. Talc

I. Uraian Bahan

1) Asam Salisilat

a) Sinonim : Acildum salicylicum (F1 III hal 56.)

b) Khasiat :Keratolitikum,antifungi
c) Farmakologi :

d) Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna / serbuk hablur putih,hampir tidak berbau, rasa manis dan
tajam

e) Kelarutan :larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol ;mudah larut dalam kloroform dalam
eter . larutan dalam larutan ammonium asetat .kalium sitrat dan natrium sitrat

f) Dosis :

g) Inkompatibilitas :

2) Balsam Peru (FI III,102)

a) Sinonim :Balsamum peruvianum

b) Khasiat : antiseptikum ekstem

c) Pemberian: Serbuk kelabu, coklat (F1 III hal 962)

d) Farmakologi : -

e) Kelarutan : larut dalam etanol campur 1 bagian volume dengan 1 bagian volume etanol ;terjaddi
larutan jernih yang dengan penambahan 2 bagian volume etano .larutan menjadi keruh

f) Dosis : -

g) Inkompatibilitas : -

3) Kamper (FI III 130)

a. Sinonim : champora

b. Khasiat : antiritan

c. Famakologi : -

d. Kelarutan : larut dalam 700 bagian air dalam 1 bagian etanol (95%); dalam 0,25 bagian kloroform ;
sangat mudah larut dalam eter ; mudah larut dalam minyak lemak.

e. Pemerian : hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna atau putih; bau khas,tajam,rasa pedas dan
aromatic.

f. Dosis : -

g. Inkompatibilitas :

4) Menthol (FI III 636)


a) Sinonim : mentholum

b) Khsiat : korigen; antiritan

c) Farmakologi : -

d) Kelarutan : sukar larut dalam air ,sangat mudah larut dalam etanol (95%) dalam kloroform dan dalam
eter ; mudah larut dalam paraffin cair dan dalam minyak atsiri.

e) Pemerian : hablur berbentuk jarum atau prisma ;tidak berwarna; bau tajam seperti minyak permen;
rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.

f) Dosis : -

g) Inkomportibilitas : -

5) Zno

a) Sinonim : zinci Oxydum(FI III 636)

b) Khasiat : Antiseptik local adalah obat yang digunakan di permukaan untuk mengurangi adanya
narkoba

c) Farmakologi : -

d) Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) ; larutan dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida

e) Pemerian : Serbuk amorf,sangat halus , putih atau putih kekuningan,tidak berbau tidak berasa,lambat
laun menyerap karbon dioksida dari daun

f) Dosis : -

g) Inkompatibilitas : -

6) Talk (FI III 591)

a) Sinonim : talcum

b) Khasiat : sabagai zat tambahan

c) Farmakologi : -

d) Kelarutan : tidak larut dalam hamper semua pelarut

e) Pemerian : serbuk,sangat halus liar,mudah melekat pada kulit bebas dari butiran,warna putih atau
putih kelabu.

f) Dosis :
g) Iknkompabilitas :

7) Rose Oil

a) Sinonim : minyak mallar / oleum rosae

b) Khasiat : -

c) Kelarutan : larut dalam 1 bagian kloroform , larutan jernih

d) Farmakologi : -

e) Pemerian : cairan tidak berwarnaatau kuning; bau menyerupai bunga mawar rasa khas , pada suhu 25
derajat kental,jika didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi massa hablur

f) Dosis :

g) Inkompabilitas :

II. PENIMBANGAN.

3 Menthol

Menthol 24 mg

Menthol yang ditimbang 40mg

Diencerkan dengan talc 100mg

Penimbangan bahan

a) Asam salisilat

b) Balsam Peru

c) Kamper

d) Menthol

e) Zno

f) Talc

g) Rose Oil 1 tetes

III. CARA KERJA

a) Sediakan alat dan bahan yang digunakan


b) Timbang bahan bahan sesuai perhitungan

c) Ayak zinc oxydum dengan ayakan no.100

d) Ayak talc dengan ayakan no.120 bagi menjadi 3 bagian

e) Campurkan menthol dan kamper ,gerus,setelah mencair tambahkan 1/3 bagian talc hingga
homogen ,kemudian tambahkan sisa talc untuk mengeringkannya

f) Campurkan belerang endapan kedalam campuran gerus ad homogeny

g) Tetesi Rose Oil sebanyak 4 tetes

h) Timbang bobot serbuk dimasukkan kedalam pot sesuai ukuran beri etiket biru

I. PENANDAAN

Etiket = Warna biru

LABOLATURIUM FARMASETIKA

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

APT.HUZAEFAH ARSYAD

NO.1 17/September/2012

Meranti

Untuk pemakaian luar

OBAT LUAR

I. EDUKASI

Ø Indikasi obat ini adalah untuk mengurangi gsatal pada kulit yang disebabkan oleh iritasi

Ø Hindari penggunaan dekat selaput mata dan kulit yang terbuka

Ø Sebaiknya digunakan setelah mandi

Ø Jika pemakaian tidak kunjung sembuh,segera hubungi dokter

RESEP II

1. Resep Asli
Dr.Cornelia Sulla

Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda

SIP : 325 / DKK – DN / III / 2012

Samarinda, 17 September 2012

R/Camplora

Zinci Oxydium

Amylum aa 1

Acid.Sulyc 0.1

Talc.Venel ad 10

M.F.I.a.pulu.adsp.dos.UB

Pro : Tn. Yunus.

a. Resep Standar

RI Chaptura

Zinu Oxydum

b. Keleng Kapan Resep

- Umur pasien tidak tertera

- Paraf dokter tidak tertera

- Alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan obat

- Narkotika :

- Keras :

- Bebas terbatas :

- Bebas : Camplora, zinci, oxydum, amylum, acid, salyc, talc

venet
d. Komposisi Bahan

Tiap 1 pot mengandung

- Champura : 50 mg

- Zinci oxydum : 1000 mg

- Amylum : 1000 mg

- Acid Salye : 100 mg

- Tak.Venet : 7850 mg

1. Uraian Bahan

A. Champora (F I III hal.636)

a. Sinonim : Kompar / Kampes

b. Khasiat : Anti Iritasi

c. Farmakologi :

d. Pemerian : Hablur putih / massa hablur, tidak berwarna / putih, bau khas

tajam, rasa pedas

e. Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air dalam 1 bagian ekanol (95 %) P dalam 0,25 bagian kloform P,
sangat mudah larut dalam eter, mudah larut dalam minyak lemak.

f. Dosis :

g. Inkompatibilitas :

B. Zinci Oxydum (FI III hal 636)

a. Sinonim : Sengokisida (FI III hal. 636 )

b. Khasiat : Antiseptikum local (FI III hal. 637 )

c. Farmakologi :

d. Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih /putih kekuningan, tidak berbau,

tidak keras, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.

a. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) larutan
alkali hidroksida .

b. Dosis :

c. Inkompatibilitas :

2. Amylum Orizae

a. Sinonim : Poti beras (FI III hal 93 )

b. Khasiat : Zat tambahan (FI III , hal 93 )

c. Farmakologi : -

d. Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak terasa,

(FI III hal 93 )

e. Kelarutan : Kesamaan – kebiasaan, batas jasad renik, jadi

pengeringan ( FI III hal 93)

f. Dosis :

g. Inkompatibilitas:

3. Acid Salyc

a. Sinonim : Asam Salisilut (FI III , hal 56 )

b. Khasiat : keratolitkum – antifungsi ( FI III , hal 57 )

c. Farmakologi : Zat ini bekerja keratulitis yaitu dapat melarutkan

lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10 % (0 0p

hal 100 )

d. Pemeran : hablur ringan tidak berwarna / serbuk berwarna putih

hamper tidak berbau, rasa agak manis dan tajam ( FI

III hal 156 )

e. Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ekanol

(95 %), mudah larut dalam kloroform p dan dalam eker

p. larut dalam larutan emanium asetat p. diratium


hydrogen kosfat p, kolium sitrat p dan natrium p. ( FI .

III hal 56 )

f. Dosis :

g. Inkompatibilitas:

4. Talc Venet

a. Sinonim : Tal cum, Talk ( FI III ,hal 591 )

b. Klasiat : Zat tambahan (FI hal 592 )

c. Farmakologi :

d. Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bahan dari butiran warna putih putih kelabu (FI

III hal 591 )

e. Kelarutan : tidak terlarut hamper pada semua pelarut ( FI III hal

591 )

f. Dosis :

g. Inkompatibilitas:

1. Perhitungan Dosis

Tidak perlu dihitung karena obat luar

2. Perhitungan penimbangan

- Champlora : 0,05 = 50 mg

- Amylum : 19 =1000 mg

- Zinci Oxydum : 19 =1000 mg

- Acid Salyc : 0,1 = 100 mg

- Talc Renet : ad 10 = 10 – (0,05 + 1 + 1 + 0,1 )

= 10 . 2,15 £ 7,85 g = 7850 mg

3. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan

b. Ditimbang semua barang yang diperlukan

c. Masukkan champlora lalu tetesi ekanol (95 % ) 2 – 3 tetes gerus ad larut

d. Masukkan sebagian Talc venet kedalam mampang lalu gerus sampai homogeny

e. Masukkan Acid Xamylum kedalam mampang lalu gerus ad homogeny

f. Ayak Zno lalu masukkan kedalam mampang gerus ad hormonya

g. Keluarkan lalu ayak, masukkan kedalam pot yang sesuai

h. Timbang bobot akhir

i. Masukkan kedalam pot lalu beri etiket biru

4. Penadaan

LABOLATURIUM FARMASETIKA

AKADEMI FARASI SAMARINDA

Apt : Huzaefah Arsyad

No.2 Samarinda, 17 september 2012

Tn.Yunus

Taburkan pada bagian yang sakit obat luar

5. Edukasi

a. Obat ini berkhasiat sebagai anti iritasi pada kulit

b. Obat disimpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari jangkauan anak-anak

c. Obat digunakan untuk obat luar

d. Tidak boleh digunakan pada bagian kulit yang terluka

e. Sebaiknya digunakan sesudah mandi (pagi dan malam)

Resep Asli III

Resep Asli

Dr.Cornelia Sulla
Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda

SIP : 325 / DKK – DU / III / 2012

Samarinda, 17 September 2012

R/Ammon.Bromid 0,2

Elacosacch Anisi 0,4

Carmne 2,5 mg

M.F./.a.pulv.at.d.No. +

5.0.m et v.pulv./a.c

Pro : Rabiah.

Umur : 7 tahun

a. Resep Standar

Elakosucchara Anisi (f Bukando 193)

R/2 gram sacchara

1 tetes eloum anisi

b. Kelengkapan resep

- Paraf dokter tidak tertera

- Alamat pasien tidak tertera

c. Penggolongan Obat

- Narkotika :

- Keras : Ammon Bremit

- Bebas terbatas :

- Bebas :

d. Komposisi bahan

- Ammon bromid : 0,2


- Elaeosacch Anisi : 0,4

- Carmine : 2,5

II. Uraian Bahan

1. Ammon Bromid (FI III , hal 87)

a. Sinonim : Amonium Bromida

b. Lukosiat : Sedatrium

c. Farmateknologi : Menurunkan aktifitas mengurangi keregangan dan memenangkan penggunaan


keadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan
ssp misalnya anti kolonergika ( OOP hal 381)

d. Pemerian : hablur / serbuk hablur, tidak berwarna sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau,
higroskopit.

e. Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian etanol (95 %) P

f. Dosis : DL = 1x= -

1hari= 6 mg/kg dibagi dalam 3 dosis

DM = 1x = 1 g

1 hari= 3 g

g. Inkompatibilitas:

2. Carmine

a. Sinonim : karmin ( FI IV . hal 488)

b. Khasiat : Bahan tambahan pewarna (FI IV, hal 488)

c. Farmakologi

d. Pemerian : sebutan / massa hablur keras, merah, tidak berbau dan rasa sedikit

manis, stabil diudara, tetapi tidak mudah menyerap bau. (FI IV. Hal

488)

e. Kelarutan : Mudah / pelan-pelan larut dalam ai, mudah larut dalam air mendidih /

sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam Horoform (FI IV

hal 488)
f. Dosis :

g. Inkompatibilitas:

3. Ellaesach Anisi

a. Sinonim : Oleum anis, minyak adasmany (FI III hal 451)

b. Khasiat : Zat tumbuhan (FI III hal 452)

c. Farmakologi:

d. Pemerian : Cairan, tidak berwarna / warna kuning pucat, bau menyapa buahnya,

rasa manis dan aromatika, menghablun jika diinginkan (F1 III hal452)

e. Kelarutan : dalam ethanol larutan dalam 3 bagian lolemd ethanol (95%) P larutan

meningkatkan opelesensi tidak lebih kuat dari opelesensi yang terjadi

jika 0,5 ml perk nitrat 0,1 N ditambahkan pada campuran 0,5 ml

natrium klorida 0,02 N dan 50 ml air (FI III hal 452)

f. Dosis :

g. Interkompatibilitas:

III. Perhitungan Dosis

1. Ammond Bromnd

DM dewasa : 1kali = 1 gram

1hari = 3 gram

DL : 1x = -

1L = 60 mg / kg (dibagi dalam 3 bungkus)

BB : anak wanita umur 7 tahun 6 bulan = 17,5 kg

7 tahun 6 bulan – 90 bulan = BB = 17,5 kg

BB / bulan =

= 0,194 kg / bulan

BB 7 th (84 bulan) = 0,194 kg / bulan x 84 bulan


= 16,29 kg

DL anak : 1H = 6 mg / kg x 16,29 kg

1 = 979 mg

= 980 mg

1x =

= 326,67 mg

DL anak : 1x = ( )

= 0,368 g = 368 mg

1H =

= 1,105 g

= 1.105 mg

DDR : 1x = 0,2 g x 1 = 0,2 g = 200 mg

1H = 0,29 x 2 = 0,49 = 400 mg

Kesimpulan = DDR subterapi

Rekomendasi : Dosis dinaikkan 1x = 330 mg

1H = 330 mg.2 = 660 mg

IV. PENIMBANGAN

1.Ammon Bromida = 330 mg x 10 = 3.300 mg

2. Ellaeosacch anisi = 400 mg x 10 = 4000 mg

-Oleum Anisi = 2 tetes

- Sacchrum = 4 g

3. Carmine = 2,5 mg x 1 = 25 mg

V. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang bahan – bahan yang akan digunakan sesuai dengan perhitungan


3. Masukkan amori kromida kedalam mortir lalu genis sampai halus

4. Tambahkan sebagian Saccharum dan Carmine

5. Masukkan sisa Saccharum kedalam campuran no.4 lalu genis sampai homogeny

6. Masukkan Oleum anisi 2 tetes bagian sama rata lalu timbang

7. Bagi bahan menjadi 2 bagian sama rata lalu timbang

8. Bagi masing-masing bahan menjadi 5 bagian diatas kertas perkamen

9. Lalu dikemas dan diberi etikel berwarna putih

VI. Penandaan

Etike Putih

LABOLATURIUM FARMASETIKA

AKADEMI FARASI SAMARINDA

Apt : Huzaefah Arsyad

No.3 17 September 2012

Rabiah

2x sehari 1 bungkus

Pagi dan malam sebelum makan

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

3 EDUKASI

- Obat ini digunakan untuk sedativum

- Diminum 2 kali sehari pagi dan malam sebelum makan

BAB IV

Pembahasan

Resep 1

Pada pratikum ini pratikan membuat sediaan berupa serbuk. Dengan zat aktif yang terkandung
dalam sediaan ini adalah Asetosal , Serbuk candu majemuk yang dimana masing – masing zat aktif yang
terkandung termasuk golongan obat yang berbeda – beda antara lain asetosal dan kamfer termasuk
golongan obat Bebas sedangkan Serbuk candu majemuk merupakan golongan obat narkotik ( O ).
Dimana asetosal berkhasiat untuk menghilangkan rasa nyeri dan penurun panas, serbuk candu majemuk
berkhasiat sebagai antitusif ( meredakan batuk kering ) .

Cara pengerjaannya dimana asetosal digerus tersendiri terlebih dahulu sampai halus lalu dicampur
dengan serbuk candu majemuk sehingga didapatkan serbuk yang homogen, lalu timbang bahan menjadi
2 bagian sama banyak yaitu masing – masing 5 bagian sama banyak dan beri etiket putih dan tanda
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER . Dimana sediaan serbuk berfungsi untuk sebagai obat
demam dan penghilang rasa nyeri.

Resep 2

Pada resep ini merupakan sediaan obat luar yaitu obat tabur, yang zat aktif terkandung dalam sediaan
adalah Camphor dan Acid salyc termasuk obat yang tergolong obat bebas dimana masing – masing
berkhasiat sebagai anti iritan atau korigen sedangkan Acid salyc berkhasiat sebagai keratolitikum ( anti
fungi ). Adapun bahan – bahan yang lain berupa Amylum, Zinci,dan Talc venet dimana tergolong obat
bebas.

Adapun cara pengerjaannya perlakuan khusus pada menthol dan acid salyc dilarutkan dengan etanol 95
% kemudian keringkan dengan talcum, sedangkan Zno sendiri diayak terlebih dahulu lalu digerus sampai
halus. Kemudian bahan – bahan bisa dicampurkan lalu gerus sampai diperoleh sediaan serbuk tabur
yang homogen, timbang bobot pot salep sebelum diisi dan sesudah diisi untuk mengetahui bobot akhir
beri etiket biru. Sediaan obat tabur berfungsi untuk mengatasi iritasi yang disebabkan oleh jamur dan
kuman bukan untuk obat dalam.

Resep 3

Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk, yang zat aktifnya yaitu Ammon bromid yang tergolong obat
bebas terbatas dengan khasiat yaitu sebagai sedativum

( penenang ) sedangkan. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi
sebagai pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk
tersebut.

Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Ammon Bromid digerus dalam lumpang panas, lalu
tambahkan SL dan dan hasil pengenceran karmin apabila lumpang telah dingin masukkan Oleum feonic
gerus sampai halus sampai diperoleh sediaan yang homogen, dikemas dan beri etiket putih. Sediaan ini
berfungsi untuk meredakan batuk kering dan kejang pada perut yang disebabkan oleh jamur dan kuman
bukan untuk obat dalam

BAB V

Penutup

A.Kesimpulan

· Resep 1
Pada resep ini merupakan sediaan serbuk yang berkhasiat sebagai obat demam dan penghilang rasa
panas. Diminum 3 x sehari setelah makan dimana obat ini memiliki efek samping pada dosis besar yaitu
terjadi pendarahan jantung dan menurunkan fungsi ginjal.

· Resep 2

Pada resep ini merupakan sediaan serbuk tabur yang berkhasiat untuk mengatasi iritasi yang
disebabkan oleh jamur dan kuman, baik digunakan setelah mandi yaitu pada pagi dan malam hari yaitu
ditaburkan pada bagian yang gatal - gatal. Pemakaian dapat dihentikan apabila terjadi iritasi yang
berlebihan.

· Resep 3

Pada resep ini sediaan berbentuk serbuk yang berkhasiat sedativum. Diminum setiap pagi hari sebelum
makan, pemakaian dapat dihentikan apabila penyakit tak kunjung sembuh.

B.Saran

Praktikan diharapkan di praktikum selanjutnya bisa melaksanakan praktikum lebih baik lagi dan tidak
banyak kesalahan dalam membuat jurnal praktikum, pratikan juga harus bisa membaca resep . Selain itu
berhati hatilah dalam mencampur bahan obat-obatan.Dalam praktikum keseriusan harus di utamakan.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Amonim, 1979. Farmakope Indonesia III. Depkes RI : Jakarta

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI

Anief, Muhammad, 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta

Unknown di 00.02

Berbagi

3 komentar:

Unknown8 Desember 2013 07.37

Blognya ngebantu banget, makasih :D


Balas

Unknown22 Agustus 2014 19.07

tahun ini baru masuk kuliah,, semoga membantu buat kuliah nanti :)

makasih :)

Balas

agnesparadiba30 September 2014 09.21

cara pengerjaan khusus belerang endap bagaimana?

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Eldesi Medisa
Laporan Farmasi – Traveler – Kuliner – Tempat Nongkrong – Art – Events – Culture ♥

MINGGU, 07 JULI 2013

PULVIS (laporan resmi)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA I

IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Eldesi Medisa I.

Nim : K 100 110 038

Kelas : B

Kelompok : B 4

LABORATORIUM FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011
PULVIS

I. Dasar Teori

- Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Serbuk diracik dengan
cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya
sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk
mengandung lemak harus diayak dengan pengayak no. 44. (Anonim, 1979)

- Serbuk (pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang luas, serbuk mudah terdispersi dan lebih
larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tabet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. (Anonim, 1995)

- Kelebihan serbuk :

1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita

2. Lebih stabil terutama untuk obat yang sesuai dengan keadaan penderita

3. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna disbanding sediaan padat lainnya

4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet

5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk
serbuk.

- Kelemahan serbuk :

1. Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa di atasi dengan
corrigens saporis)

2. Pada penyimpanan menjadi lembab

- Cara mencampur serbuk :

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Bentuk kristal/bongkahan digerus halus terlebih dahulu

2. Obat keras dan jumlahnya sedikit dicampur zat tambahan dalam mortir.

3. Obat berlainan warna diaduk bersama agar tampak serbuk merata

4. Obat yang jumlahnya lebih sedikit dimasukkan terlebih dahulu

5. Obat volume kecil dimasukkan terlebih dahulu. (Anonim, 2007)


- Serbuk oral tidak terbagi,

Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relative tidak paten seperti laksan,
antasida, makanan diet, dan beberapa analgetik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman
dengan sendok the atau penakar lain.

- Serbuk tabur

Pada umumnya serbuk tabor harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian peka. Talk, kaolin, bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk
tabor memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetami, Clostridium welchii, dan Bacillus anthracis.

- Serbuk dengan champora

Champora sangat mudah menggumpal lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan eter atau etanol
95% (unuk obat y dikeringkan dengan zat). Cara ini pun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus
atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan menggumpalkan kembali campuran tersebut.

- Serbuk dengan bahan setengah padat

Biasanya terdapat pada bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae, cera
flava, cera alba, paraffin padat, vaselin kuning, dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur
dulu di atas tangas air baru dicampur zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan
aceton dan eter, baru ditambah zat tambahan.

Aturan pembuatan serbuk tabur :

a. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan pengayak no. 60

b. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44.

c. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal di ayakan diayak lagi sampai selurihnya
terayak.

Bagian zat berlemak dibasahi lagi dengan eterlalu diaduk dengan serbuk yang telah terayak. Juga untuk
serbuk yang mengandung ichtyol diakukan seperti tersebut di atas. (Anief, Moh., 1997)

II. Resep

Iter 1x

R/

Ichtyol 0,5

Bolus Alba 2,5


Talk Venetum ad 15

m.f.pulv

S.u.e.

Pro: Fajar

III. Analisis Resep

1. Ichtyol (FI III, hal. 303)

Pemerian : cairan kental, hampir hitam, bau khas.

Kelarutan : dapat dicampur dengan air, dengan gliserol P, dengan minyak lemak, dan dengan lemak,
larut sebagian dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.

Khasiat : antiseptikum ekstern.

2. Bolus Alba (FI III, hal. 335)

Pemerian : serbuk ringan, putih, bebas dari butiran kasar, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, licin.

Khasiat : sebagai penyerap.

3. Talk Venetum (FI III, hal. 591)

Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih,
atau putih kelabu.

Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.

Khasiat : zat tambahan.

IV. Penimbangan Bahan

Ichtyol = 0,5 g + 10 % = 0,05 + 10 % = 0,55 g

Bolus alba = 2,5 g × 10% = 0,25 + 10% = 2,75 g

Talk venetum = 15 × 10/100 = 1,5

= 15 + 1,5 = 16,5

Talk = 16,5 – (0,55 + 2,75)


= 12,14 g

V. Cara Kerja

Diletakkan ichtyol pada mortir kemudian diteteskan spiritus fortior

Dikeringkan dengan sebagian talk venetum

Diaduk hingga kering dan homogen

Ditambahkan bolus alba dan sisa talk

Diaduk hingga merata

Diayak dengan pengayak no. 100

Diletakkan ke dalam wadah dan diberi etiket

VI. Etiket

VII. Copy Resep

VIII. Pembahasan
Dalam resep ini dokter meminta sediaan serbuk tabur yaitu campuran kering dalam obat yang
diserbukkan dan tidak dibolehkan digunakan untuk luka yang terbuka.

Dalam resep ini berisis ichtyol, bolus alba, talk venetum. Ichtyol pada mortir ditetesi terlebih dahulu oleh
spiritus fortiori kemudian dikeringkan dengan talk venetum sebagian.

Ichtyol berkhasiat sebagai antiseptikum ekstern sedangkan bolus alba berkhasiat sebagai penyerap.

Resep ini diberikan kepada Fajar dan obat ini digunakan untuk pemakaian luar dan diberi etiket
berwarna biru.

IX. Kesimpulan

1. Obat ini digunakan sebagai obat gatal

2. Pemakaian pada aderah kulit yang gatal

3. Obat ini diberi etiket berwarna biru karena untuk pemakaian untuk obat luar

4. Dalam resep ditulis iter 1x berarti pasien berhak mengambil resep tersebut sebanya 2 kali.

X. Pustaka

Anief, Moh. 1997, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2007, Ilmu Resep Jilid I, Depkes RI, Jakarta

ELDESI MEDISA di 04.09

Berbagi

7 komentar:

Unknown22 September 2013 00.42

Makasih kak, kebetulan resepnya sama. Sangat membantu :)


Balas

ELDESI MEDISA23 September 2013 02.37

Iya sama-sama dek :D

terimakasih sudah berkunjung :)

Balas

Asy shahid AM16 Oktober 2013 17.20

Wahh.. Surakarta yah :D

Balas

Dika Ramadanu16 Maret 2015 09.36

itu etiketnya ptih mbak? bukn biru?

Balas

Unknown17 November 2017 18.54

Kalo laporan pembahasan tentang pasta ada gk??

Balas

Sera3 Oktober 2018 03.40


Kak itu etiketnya 3 kali sehari darimana ya?

Balas

Unknown30 Oktober 2019 20.25

Kak mau nanya, itu semua bahan kenapa di kali 10% kak?,terus kok talknya di pisah kak?

Balas

Beranda

Lihat versi web

TENTANG SAYA...

ELDESI MEDISA

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Loraetta's Blog

BEDAK TABUR

loraetta loraetta

9 years ago

Advertisements
I.TEORI

PENGERTIAN KOSMETIKA

PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan

(epidermis, rambut, kuku, bibir &organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk :

membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau

menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991).

Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit terdiri dari bermacam-macam jaringan,termasuk pembuluh darah,kelenjar lemak,kelenjar


keringat,organ pembuluh perasa dan urat syaraf,jaringan pengikat dan otot polos dan lemak.

Kulit terdiri dari 3 lapisan yang berbeda:

a.epidermis

b.dermis

c.jaringan subkutan yang berlemak


a.Epidermis

merupakan lapisan kulit luar,tebal 0,16 mm ,pada pelupuk mata sampai 0,8 mm,pada telapak tanagn
dan telapak kaki.

Epidermis terdiri dari 5 lapisan:

1.stratum corneum (lapisan tanduk)

2.stratum lucidium

3.stratum granulosum

4.stratum spinosum

5.stratum germinativum (lapisan sel basal)

Fungsi epidermis adalah untuk pelindung terhadap bakteri .iritasi kimia,alergi dan lain-lain.Meliputi
stratum corneum ada lapisan film lipid teremulsi pH 4,5-6,5 disebut mantel asam dan merupakan film
pelindung.Bila pH nya berubah drastic ,pemasukan oleh bakteri dan macam-macam penyakit kulit akan
meningkat.

b.Dermis

terdiri anyaman kolagen dan elastin ,mengandung pembuluh darah,pembuluh limphe,gelembung


rambut,kelenjar lemak,kelenjar keringat,otot,serabut syaraf dan korpus pacin.

c.jaringan subkutan berlemak,bekerja sebagai isolator panas.Absorbsi obat melalui kulit


dapat.a.langsung menembus epidermis kulit

b.di antara atau menembus sel stratum corneum

c.menembus kelenjar keringat,kelenjar berlemak dan gelembung rambut


Pada kulit yang terluka sering kecepatan dan besar absorbsi obat naik danpengaruh dasar salep pada
absorbsi menjadi kecil.

Kecepatan penetrasi ditentukan oleh aktivitas obat yang tinggi.Dan aktivitas obat dalam dasar
salep,merupakan hasil kerja dari konsentrasi obat dan koefisien aktivitas obat dalam dasar salep .
(Moh Anief,1986)

Keringat yang berbau dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme dalamm tubuh yang kurang
sempurna.Jenis makanan yang berlemak dan berprotein tinggi sering menyebabkan keringat
berbau.Kebiasaan kurang olahraga menyebabkan kegiatan metabolisme menjadi terganggu.Untuk
mengurangi bau keringat dapat dilakukan dengan mengurangi makanan yang berlemak dan berprotein
tinggi dan minum air putih masak yang banyak,yaitu 8-12 gelas/hari.Selain itu perlu juga diimbangi
dengan olahraga teratur.

(Djoko Santosa,dkk,2001)

Serbuk Tabur (Pulvis Adspersorius)

Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.Talk,Kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis.Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 1500 C
selama 1 jam.Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obatan yang berkhasiat dicampur dengan talk atau Bolus
Alba tidak dengan Zinci oxydum.Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

Cara membuat serbuk tabur yang mengandung:

a.Adeps lanae,Vaselinum,Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkna zat tersebut dalam eter
atau aseton,lalu ditambah sebagian talk dan diaduk sampai eter atau aseton menguap
b.Ichtyol diencerkan dulu dengan Ether cum spritu lalu diencerkan dengan talk

c.Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini dicampurkan dulu dengan sama banyak Talk lalu ditambahkan
Talk sedikit demi sedikit dan diaduk

d.Minyak eteris dan Formaldehyd Solutio dicampurkan terakhir dengan cara memasukkan zat tersebut
dalam mortir lalu ditambah campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.

Antiprespiran

Antiprespiran adalah kosmetik untuk menekan produksi keringat,baik ekrin maupun apokrin.Bahan aktif
yang digunakan dapat berupa:

1.Penyumbat salurab keringat atau muara saluran keringat dengan cara:

a)membentuk endapan protein keringat

b)membentuk endapan keratin epidermis

c)membentuk infiltrat dinding saluran keringat

Contoh:garam aluminium (aluminium klorida.aluminium klorhidrat,aluminium klorhidroksi


alantoinat,aluminium dihidroksi alantoinat (aldioxa),aluminium zirkonium klorhidrat).Tawas merupakan
antiperspiran tradisional.

2.Penekan produksi keringat oleh kelenjar keringat,dapat berupa


a)Antikolinergik,misalnya propantelen bromida,skopolamin bromida.Jarang dipaai oleh karena efek
sampingnya.Bila dipakai,maka kosmetik ini termasuk dalam kosmetik medik atau obat topikal.

b)Golongan aldehida yang menekan produksi keringat dengan cara mengurangi peredaran darah kulit
ditempat tersebut. (Anief,Moh,2000)

II.RESEP

2.1. Formula

R/Zn Stearat 70

Zn Oxyd 100
CaCO3 endap 200

Talkum 630

Parfum qs

Pewarna qs

2.2 Penimbangan

Sediaan dibuat sepersepuluh dari aslinya sehingga jumlah yang dibuat = 1000g/10 =100 g

Zn stearat =7 g

Zn Oxyd = 10 g

CaCO3 = 20 g

Talkum = 63 g

Parfum = parfum yang digunakan adalah ol.rosae sebanyak 3 tetes

Pewarna = pewarna yang digunakan adalh strawberry red


2.3 Prosedur

Disiapkan alat-alat yang akan digunakan

ZnO diayak terlebih dahulu

Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan

Dimasukkan ZnO terlebih dahulu ke dalam lumpang,kemudian tambahkan sedikit talkum ,gerus
homogen

Tambahkan Zn stearat dan gerus homogen

Lalu tambahkan CaCO3 dan sisa talkum ,gerus homogen

Tambahkan parfum 3 tetes,aduk hingga merata

Diayak

DiMasukkan kedalam wadah

Diberi etiket

DAFTAR PUSTAKA

Anief.Moh.1986.Ilmu Farmasi.Penerbit Ghalia Indonesia.Jakarta Timur.Halaman 77.

Anief,Moh.2000.Farmasetika.Cetakan kedua.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.Halaman 89.


Joshita dan Juheini.Teknologi Kosmetik.Jurnal Internet.

Santosa,D dan Didik Gunawan.2001.Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit.Jakarta;Penebar


Swadaya.Halaman 41.

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KOSMETIKOLOGI

BEDAK ANTI PRESPIRANT

DISUSUN OLEH

LORAETTA BRETY SEBAYANG

081501032
LABORATORIUM KOSMETIKOLOGI
FARMASI USU

2011

DAFTAR ALAT

Sudip,spatula,perkamen neraca analitik stamfer dan mortir

Serbuk pengayak

Advertisements

Share this:

Categories: Uncategorized

Leave a Comment
Loraetta's Blog

Back to top

Advertisements

Anda mungkin juga menyukai