KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Farmasetika Dasa “SERBUK TABUR” ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Tak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing “ROBERT TUNGADI,
S.Si.,M.Si.,Apt” serta asisten – asisten yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami selama mengikuti praktikum.
Harapan kami semoga laporan akhir ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan
obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk pemakaian luar. Penggunaan obat dalam bentuk
serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah
atau sulit meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan campuran
kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit.
Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada ampuran bahan
padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari bahan padat yang kering. Kekurangan
serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian meminum obat yang pahit atau rasa yang
tidak enak, kesulitan untuk menjaaga agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk
dapat dengan mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis.
Pembuatan sediaan serbuk sangat penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan
kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.
Mahasiswa diharapkan mampu untuk meracik bedak tabur untuk pemakaian luar dan mengetahui cara
penggunaannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III : 23)
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen
) dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.
campuran serbuk dapat terbagi tepat, sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat netral atau
indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg.
Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan mudah
basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)
Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi
ada 100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan
serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)
2. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 100
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talk, kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150o C
selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Ø Adeps lanae, vaselin, emplastrum oxydipumblici dengan cara dilarutkan dalam eter atau aseton
kemudian dikeringkan dengan baik.
Ø Ichytyol dengan cara diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96 % kemudian dikeringkan
dengan talk.
Ø Parafin cair, minyak jarak, dibuat dengan cara dicampur dengan talk sama banyak kemudian sisa talk
ditambahkan sedikit demi sedikit.
Ø Kamfer, menthol, timol, asam salisilat, balsam peru, dibuat dengan cara dilarutkan dengan eter atau
etanol 96 %
Ø Larutan formaldehid, dibuat dengan cara jika dalam jumlah kecil dicampur terakhir dan jika jumlah
banyak dibuat dengan mengganti dengan para formaldehid padat 1/3 x bobotnya.
Ø Minyak atsiri dibuat dengan cara campur terakhir ke dalam campuran serbuk yang telah diayak.
(Farmasetika : 89 )
§ Keuntungan serbuk :
§ Kekurangan serbuk ;
1. Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak/terurai dengan adanya kelembaban/kontak
dengan udara.
II.2 RESEP
SIK : 1286/FM/GTO/289
Gorontalo, 26-01-2014
R/ Acid Salicyl 1%
ZnO 10 %
Acid Boric 1%
Talkum ad 50 g
S. uc m.et.vesp
Umur : 10 bulan
% = Persenta = Persen
I = Unus = Satu
10 = Decem = Sepuluh
Ad = ad = tambahkan
da in = da in = Masukkan dalam
g = grama = gram
R/ = Recipe = Ambillah
S = Signa = Tandai
a) Bahasa Latin
Iteretur semel, recipe acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ad 50 g, oleum rosari quantum
satis. Misce fac pulvis adspersorious da in pot No. I. Signa usus cognitus mane et vespere. (Ilmu resep :
xiv – xxvii)
b) Bahasa indonesia
Diulangi 1x, ambillah acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ditambahkan sampai 50 g, oleum
rosari secukupnya. Campur dan buatlah serbuk tabur masukkan dalam wadah sebanyak satu. Tandai
pemakaian diketahui pagi dan malam hari.
II.4 FARMAKOLOGI
1. Asam salisilat
Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5–100 %. Asam
salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini
dikombinasikan dengan asam benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang
keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (OOP : 105)
2. Acid Boric
Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorbsi
oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai
racun kumulatif. Oleh karena itu penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi.
(OOP : 251)
3. Talk
Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori yang
menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar. Penggunaannya semakin
sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya
(demam, merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya
penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103)
4. ZnO
Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit atau membran
mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533)
5. Mekanisme kerja
Sediaan serbuk ditaburkan pada permukaan kulit dengan ukuran partikel yang sangat kecil. Absorbsi
obat umumnya disebabkan oleh presentasi langsung obat melalui siratum corneum 10-15 mm.
Komponen lemak dipandang sebagai faktor utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap
rendahnya persentasi obat melalui stratum korneum karena didalam cairan tubuh banyak mengandung
minyak atau lemak. Setelah molekul obat melalui stratum korneum kemudian dapat terus jaringan
epidermis yang lebih dalamdan masuk ke dermis apabila obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka
obat tersebut siap untuk diabsorbsi ke dalam sirkulasi umum. Stratum korneum sebagai jaringan keratin
akan berlaku sebagai buatan semi permeabel dan molekul obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif.
RM/BM : C7H6O3/138,12
Rumus Molekul :
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak barbau, rasa
agak manis dan tajam
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P,
kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
RM/BM : H3BO3/61,83
Rumus Molekul :
Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol
(95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
RM/BM : C10H18O/154,35
Rumus struktur :
Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa khas pada suhu 25o
kental didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur.
Khasiat : Pengaroma.
RM : H8Mg3
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit bebas dari butiran,
warna putih atau serbuk hablur, hablur kelabu.
Khasiat : Antasidum.
RM/BM : ZnO/81,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak larut dalam asam
mineral encer dan dalam larutan alkali hidriksida.
METODE KERJA
1. Alhokol 70%
2. Cawan porselin
3. Mortir
4. Neraca analitik
5. Pengayak No.40
6. Pipet
7. Sendok tanduk
8. Stemper
9. Sudip
1. Acid salicyl 1 %
2. Acid boric 1 %
3. Kertas perkamen
4. Lap kasar
6. Talkum ad 50 g
7. Tisu
8. ZnO 10 %
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % agar terhindar dari mikroba organisme.(FI III : 60)
3. Ditimbang semua bahan Acid salycil 0,5 g, ZnO 5 g, Acid boric 0,5 g, Talk 44 g dan Oleum rosari
secukupnya.
4. Digerus terlebih dahulu acid salycil, karena sangat ringan, mudah berterbangan, merangsang
hidung bersin, maka ditetesi dahulu dengan etanol. (Ilmu resep : 46)
6. Ditambahkan zat ZnO yang diayak terlebih dahulu sebelum digerus, karena ZnO merupakan serbuk
yang mengandung zat berlemak. (IMO : 47)
7. Ditambahkan oleum rosari sebanyak 3 tetes, digerus sampai halus dan homogen.
8. Diayak dengan menggunakan ayakan No.40 agar mendapatkan derajat kehalusan yang sangat
tinggi sehingga tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. (Ilmu resep : 42)
9. Dimasukkan ke dalam pot atau wadah serbuk dan diberi etiket biru sebagai penandaan untuk
penggunaan topikal (luar).
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
b. Serbuk yang dibuat mempunyai bau yang khas seperti bunga mawar karena pencampurannya
ditambahkan Oleum rosari.
c. Bentuk sediaan ini dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket biru, karena sediaan ini ditujukan
untuk penggunan luar
IV.3 PEMBAHASAN
Pada resep pertama dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan serbuk berupa serbuk tabur,
adapun bahan – bahan yang digunakan, antara lain :
ª Asam salisilat berkhasiat keratolitik, antifungi. Dalam pengerjaannya harus di tetesi terlebih dahulu
dengan eter atau etanol dikarenakan serbuk ini sangat ringan, mudah beterbangan, dan dapat
merangsang hidung hingga bersin.
ª ZnO berkhasiat sebagai antiseptic local. Dalam pengerjaannya harus diayak terlebih dahulu dengan
ayakan nomor 100 karena persyaratan serbuk tabur adalah harus halus.
ª Adapun zat tambahan lainnya antara lain talkum dan oleum rosari.
Adapun pembuatan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, di bersihkan
alat yang digunakan dengan etanol. Di timbang semua bahan (Acid salicyl 0,5 g, ZnO 10 g, Acid boric 0,5
g dan talkum 44 gr. Kemudian
Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk tabur yang ditujukan untuk penggunaan luar (topika), yang
zat aktifnya yaitu Asam Salisilat, ZnO dan Acid boric. Dimana ketiga zat tersebut berkhasiat
bakteriostatis. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi sebagai
pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk tersebut.
Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Asam salisilat yang sebelum di gerus harus ditetesi
terleih dahulu denga etanol, dan ZnO yang harus diayak terlebih dahulu sebelum digerusmpang panas,
lalu tambahkan talk dan oleumr rosari sebagai pengaroma, kemudian diberi etiket biru dan tanda resep
ini harus di ulangi 1 kali. Sediaan ini berfungsi untuk menghilangkan iritasi pada permukaan kulit, infeksi
jamur dan digunakan sebagai antiseptik.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
V.2 SARAN
1. Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-
bahan yang menunjag dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan lancar.
2. Untun praktikan, diharapkan agar lebih mengasah lagi kemampuannya dalam membuat sedian
serbuk tabur, dimana sediaan serbuk tabur merupakan sediaan yang membutuhkan ketelitian serta
keterampilan dalam peracikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Keseharan Republik
Indonesia
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia
Gunawan, S.dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta: Universitas Indonesia
Tungadi, Robert. 2014. Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar. Gorontalo: Jurusan Farmasi UNG
Tjay dan Rahardja. 2013. Obat – obat Penting Edisi Keenam. Jakarta: PT. Gramedia
Unknown di 01.08
Berbagi
5 komentar:
buat gan gan yang pengen nambah ilmu dalam kefarmasian, selamat membaca dan semoga
bermanfaat...
Balas
terimkasih atas ilmu yang kakak bagikan dalam artikel ini. point yang bisa saya ambil yaitu Sediaan
serbuk tabur dapat menggunakan basis semisolid, dan kakak juga menjelaskan cara pengerjaanya.
Balas
nice
Balas
Balas
Mau. Tanya penambahan 10% pada setiap bahan itu, litelaturnya ada ga ya
Balas
Beranda
Lihat versi web
PHARMACY'13
Unknown
Catatan Harianku
Search...
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayahnya
sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Farmasetika Dasa “SERBUK TABUR” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Tak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing “ROBERT TUNGADI,
S.Si.,M.Si.,Apt” serta asisten – asisten yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami selama mengikuti praktikum.
Harapan kami semoga laporan akhir ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki masih sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Gorontalo,
April 2014
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan
obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk pemakaian luar. Penggunaan obat dalam bentuk
serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah
atau sulit meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan campuran
kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit.
Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada ampuran bahan
padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari bahan padat yang kering. Kekurangan
serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian meminum obat yang pahit atau rasa yang
tidak enak, kesulitan untuk menjaaga agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk
dapat dengan mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis.
Pembuatan sediaan serbuk sangat penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan
kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.
Mahasiswa diharapkan mampu untuk meracik bedak tabur untuk pemakaian luar dan mengetahui cara
penggunaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III : 23)
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen )
dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.
campuran serbuk dapat terbagi tepat, sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat netral atau
indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg.
Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan mudah
basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)
Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi
ada 100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan
serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)
2. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 100
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya.
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talk, kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150 o C
selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Ø Adeps lanae, vaselin, emplastrum oxydipumblici dengan cara dilarutkan dalam eter atau aseton
kemudian dikeringkan dengan baik.
Ø Ichytyol dengan cara diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96 % kemudian dikeringkan
dengan talk.
Ø Parafin cair, minyak jarak, dibuat dengan cara dicampur dengan talk sama banyak kemudian sisa talk
ditambahkan sedikit demi sedikit.
Ø Kamfer, menthol, timol, asam salisilat, balsam peru, dibuat dengan cara dilarutkan dengan eter atau
etanol 96 %
Ø Larutan formaldehid, dibuat dengan cara jika dalam jumlah kecil dicampur terakhir dan jika jumlah
banyak dibuat dengan mengganti dengan para formaldehid padat 1/3 x bobotnya.
Ø Minyak atsiri dibuat dengan cara campur terakhir ke dalam campuran serbuk yang telah diayak.
(Farmasetika : 89 )
§ Keuntungan serbuk :
§ Kekurangan serbuk ;
1. Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak/terurai dengan adanya kelembaban/kontak dengan
udara.
II.2 RESEP
II.3 NARASI RESEP
% = Persenta = Persen
I = Unus = Satu
10 = Decem = Sepuluh
Ad = ad = tambahkan
da in = da in = Masukkan dalam
g = grama = gram
R/ = Recipe
= Ambillah
S = Signa = Tandai
a) Bahasa Latin
Iteretur semel, recipe acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ad 50 g, oleum rosari quantum
satis. Misce fac pulvis adspersorious da in pot No. I. Signa usus cognitus mane et vespere. (Ilmu resep :
xiv – xxvii)
b) Bahasa indonesia
Diulangi 1x, ambillah acid salicyl 1 %, ZnO 10 %, acid boric 1 %, talkum ditambahkan sampai 50 g, oleum
rosari secukupnya. Campur dan buatlah serbuk tabur masukkan dalam wadah sebanyak satu. Tandai
pemakaian diketahui pagi dan malam hari.
II.4 FARMAKOLOGI
1. Asam salisilat
Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5–100 %. Asam
salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini
dikombinasikan dengan asam benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang
keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (OOP : 105)
2. Acid Boric
Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorbsi
oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai
racun kumulatif. Oleh karena itu penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi.
(OOP : 251)
3. Talk
Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori yang
menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar. Penggunaannya semakin
sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya
(demam, merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya
penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103)
4. ZnO
Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit atau membran
mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533)
5. Mekanisme kerja
Sediaan serbuk ditaburkan pada permukaan kulit dengan ukuran partikel yang sangat kecil. Absorbsi
obat umumnya disebabkan oleh presentasi langsung obat melalui siratum corneum 10-15 mm.
Komponen lemak dipandang sebagai faktor utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap
rendahnya persentasi obat melalui stratum korneum karena didalam cairan tubuh banyak mengandung
minyak atau lemak. Setelah molekul obat melalui stratum korneum kemudian dapat terus jaringan
epidermis yang lebih dalamdan masuk ke dermis apabila obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka
obat tersebut siap untuk diabsorbsi ke dalam sirkulasi umum. Stratum korneum sebagai jaringan keratin
akan berlaku sebagai buatan semi permeabel dan molekul obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif.
RM/BM : C 7 H6 O3 /138,12
Rumus Molekul :
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak barbau, rasa agak
manis dan tajam
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform
P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P
dan natrium sitrat P.
RM/BM : H3 BO 3 /61,83
Rumus Molekul :
Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak
asam dan pahit.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan
dalam 5 bagian gliserol P.
Rumus struktur :
Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa khas pada suhu 25o kental
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur.
Kelarutan : Larut dalam larutan jernih dalam 1 kloroform.
Khasiat : Pengaroma.
RM : H8 Mg 3
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit bebas dari butiran, warna putih
atau serbuk hablur, hablur kelabu.
Khasiat : Antasidum.
RM/BM : ZnO/81,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat
laun menyerap karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak larut dalam asam mineral encer
dan dalam larutan alkali hidriksida.
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alhokol 70%
2. Cawan porselin
3. Mortir
4. Neraca analitik
5. Pengayak No.40
6. Pipet
7. Sendok tanduk
8. Stemper
9. Sudip
1. Acid salicyl 1 %
2. Acid boric 1 %
3. Kertas perkamen
4. Lap kasar
6. Talkum ad 50 g
7. Tisu
8. ZnO 10 %
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % agar terhindar dari mikroba organisme.(FI III : 60)
3. Ditimbang semua bahan Acid salycil 0,5 g, ZnO 5 g, Acid boric 0,5 g, Talk 44 g dan Oleum rosari
secukupnya.
4. Digerus terlebih dahulu acid salycil, karena sangat ringan, mudah berterbangan, merangsang hidung
bersin, maka ditetesi dahulu dengan etanol. (Ilmu resep : 46)
5. Ditambahkan acid boric digerus sampai homogen.
6. Ditambahkan zat ZnO yang diayak terlebih dahulu sebelum digerus, karena ZnO merupakan serbuk
yang mengandung zat berlemak. (IMO : 47)
7. Ditambahkan oleum rosari sebanyak 3 tetes, digerus sampai halus dan homogen.
8. Diayak dengan menggunakan ayakan No.40 agar mendapatkan derajat kehalusan yang sangat tinggi
sehingga tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. (Ilmu resep : 42)
9. Dimasukkan ke dalam pot atau wadah serbuk dan diberi etiket biru sebagai penandaan untuk
penggunaan topikal (luar).
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
b. Serbuk yang dibuat mempunyai bau yang khas seperti bunga mawar karena pencampurannya
ditambahkan Oleum rosari.
c. Bentuk sediaan ini dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket biru, karena sediaan ini ditujukan
untuk penggunan luar
= 0,5 g
§ ZnO 10 % = 10/100 x 50 g = 5 g
= 0,5 g
IV.3 PEMBAHASAN
Pada resep pertama dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan serbuk berupa serbuk tabur,
adapun bahan – bahan yang digunakan, antara lain :
ª Asam salisilat berkhasiat keratolitik, antifungi. Dalam pengerjaannya harus di tetesi terlebih dahulu
dengan eter atau etanol dikarenakan serbuk ini sangat ringan, mudah beterbangan, dan dapat
merangsang hidung hingga bersin.
ª ZnO berkhasiat sebagai antiseptic local. Dalam pengerjaannya harus diayak terlebih dahulu dengan
ayakan nomor 100 karena persyaratan serbuk tabur adalah harus halus.
ª Adapun zat tambahan lainnya antara lain talkum dan oleum rosari.
Adapun pembuatan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, di bersihkan
alat yang digunakan dengan etanol. Di timbang semua bahan (Acid salicyl 0,5 g, ZnO 10 g, Acid boric 0,5
g dan talkum 44 gr. Kemudian
Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk tabur yang ditujukan untuk penggunaan luar (topika), yang
zat aktifnya yaitu Asam Salisilat, ZnO dan Acid boric. Dimana ketiga zat tersebut
berkhasiat bakteriostatis. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi
sebagai pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk
tersebut.
Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Asam salisilat yang sebelum di gerus harus ditetesi
terleih dahulu denga etanol, dan ZnO yang harus diayak terlebih dahulu sebelum digerusmpang panas,
lalu tambahkan talk dan oleumr rosari sebagai pengaroma, kemudian diberi etiket biru dan tanda resep
ini harus di ulangi 1 kali. Sediaan ini berfungsi untuk menghilangkan iritasi pada permukaan kulit, infeksi
jamur dan digunakan sebagai antiseptik.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
2. Praktikan dapat
V.2 SARAN
1. Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-bahan
yang menunjag dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar.
2. Untun praktikan, diharapkan agar lebih mengasah lagi kemampuannya dalam membuat sedian serbuk
tabur, dimana sediaan serbuk tabur merupakan sediaan yang membutuhkan ketelitian serta
keterampilan dalam peracikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta: Departemen Keseharan Republik
Indonesia
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia
Gunawan, S.dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima . Jakarta: Universitas Indonesia
Tungadi, Robert. 2014. Modul Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar . Gorontalo: Jurusan Farmasi UNG
Tjay dan Rahardja. 2013. Obat – obat Penting Edisi Keenam . Jakarta: PT. Gramedia
Share
RELATED POSTS :
PUASA AYYAMUL BIDH?Puasa apa itu??Nah, kali ini kita akan menelisik keutamaan Puasa Ayyaumul
Bidh, p… Read More...
Mengambil Berkah dari Air HujanAnas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan
ber… Read More...
WUDHUNYA WANITA YANG KUKUNYA MENGGUNAKAN KUTEKTidak diragukan lagi, bahwa setiap
wanita menyukai ke… Read More...
LABELS
ISLAMI
Makalah
POPULAR POSTS
MAKALAH ANFISMAN (SISTEM PERNAPASAN) Dosen Pengampu : dr. Ahmad Husairi M.Ag, M.Imun
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Alfaidah (1648201110104) Ek...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ...
RFARMASETIKA UNGUENTA, CREMORES & PASTA Dosen pengampu : Herda Ariyani, M .Farm ., Apt
DISUSUN OLEH : Kelompok 3 Afifah (NPM...
Laporan Resmi Farmasi Fisika (Penentuan Viskositas Larutan Newton Dan Larutan Non Newton) 1.
Penentuan volume picnometer pada suhu percobaan...
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesai...
TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat membuat salep Mahasiswa dapat
menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan resep RESEP R...
KAPSUL . Dasar Teori - Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak.
Cangkang kapsul dibuat dari gelatin de...
▼ 2017 (23)
▼ April (17)
(ISLAMI) AL-GHUROBA
(ISLAMI) PUASA AYYAMUL BIDH
► Maret (6)
Kimia Teknologi
cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang
lebih berguna, dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi,
Semester : II
Tujuan :
2. Mengerti bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan bedak
Dasar Teori
Sediaan alat rias adalah komestika yang digunakan untuk mengalasi kulit wajah sebelum dilekati sediaan
dekoratif sesuai dengan estetika yang dikehendaki . Dimana digunakan untuk memberikan selaput
penutup sangat tipis yang tidak nampak / sangat serasi dengan warna kulit wajah sehingga dapat
berfungsi sebagai pelindung terhadap atau bagi sediaan dekoratif diletakkan . (Ansel.2008)
Bedak adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artistic
untuk meningkatkan penampilan wajah .
3. Dapat menutup pori yang lebar , kulit kurang rata dan bintik
A. Alat :
1. Cawan porselen
2. Pengaduk
3. Ayakan
5. Neraca
B. Bedak
1. Talk : 50 gram
2. Mg Silikat : 20 gr
5. CaCO3 : 20 gram
6. Mg Carbonat : 10 gram
8. Parfum : secukupnya
Cara Kerja
dan mill
Parfum
Data Pengamatan
Tahap awal adalah pencampuran semua bahan seperti talk, seng oksida, CaCO3, Mg carbonat,
Mill dan terakhir asam salisilat kemudian dihaluskan hingga halus semua .
Kemudian setelah semua halus , selanjutnya adalah pengayakan sehingga butiran – butiran yang
dihasilkan lebih halus dan partikel nya lebih kecil .
Pembahasan
Bedak digolongkan menjadi 2 macam yaitu bedak tabur dan padat . Pada praktek kali ini yang dibuat
adalah bedak tabur . Bahan – bahan yang ada nantinya akan diayak supaya menghasilkan partikel yang
kecil dan halus , proses pengayakan yang dilakukan cukup lama karena ayakan yang dipakai adalah
ayakan yang mempunyai mesh paling kecil .
Bedak yang dibuat ini kemudian diberi parfum , namun pemberiannya harus sedikit saja agar bedak nya
tidak menggumpal .
Kesimpulan
Bedak yang dibuat merupakan bedak tabur, memiliki partikel yang kecil dan halus
Daftar pustaka
· http://www.cosmeticmascara.com/women-love-using-cosmetic-mascara/
· Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Pembimbing Praktikan
BEDAK
AKIN St PAULUS
Disusun Oleh :
112002
SEMARANG
Share
No comments:
Post a Comment
Home
About Me
Anton
View my complete profile
Powered by Blogger.
Ricky kun
"BEDAK"
Oleh :
PENDAHULUAN
Bedak atau pupur sangat melekat pada manusia di dunia ini. Bedak atau pupur adalah bubuk yang
digunakan sebagai kosmetik untuk kecantikan atau sebagai obat kulit. Saat ini bedak terdiri dari bedak
cair, tabur dan padat. Penggunaan bedak bukan hanya oleh waita muda saja namun dari berbagai
kalangan dari bayi, anak, remaja, dewasa hingga wanita lansia pun tak lepas dari pemakaian bedak.
Bedak yang biasa digunakan oleh anak adalah bedak tak berupa bedak tabur. Fungsinya adalah sebagai
pelindung kulit agar tetap lembut dan segar serta wangi. Sementara untuk remaja dan dewasa banyak
menggunakan bedak tabur, bedak padat dan bedak cair.
Jika penggunaan bedak kecantikan sekarang dianggap sebagai bagian dari perawatan kulit wajah dan
keindahan. Fakta sejarah justru menyatakan sebaliknya pada awalnya, penggunaan bedak bukanlah
ditunjukan untuk perawatan kecantikan dan keindahan kulit, namun lebih menekan pada aspek spritual.
Utuk mengetahui lebih lanjut tentang hal itu, didalam makalah ini akan membahas tentang bedak.
BAB II
PEMBAHASAN
Bedak kecantikan merupakan salah satu bagian dari tata rias wajah ataupun kosmetik yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi wanita. Pengunaan bedak kecantikan
merupakan salah satu cara termudah dan terpratis dalam menyamarkan berbagai kekurangan pada
permukaan kulit wajah seperti bekas jerawat, bekas cacar, flek hitam ataupun warna kulit yang tidak
merata dan dapat terlihat hasilnya dengan segera. Bedak menbantu menberi rona pada wajah dan
menpercantik penampilan. Selain mengencangkan wajah, beberapa bedak dengan tabir surya juga dapat
mengurangi kerusakan kulit akibat sinar matahari dan polusi lingkungan.
Saat ini bedak terdiri dari bedak cair, tabur, dan padat. Pengunaan bedak bukan hanya oleh wanita
muda saja dari namun dari bebagai kalangan bayi,anak, remaja, dewasa hingga wanita lansia pun tak
lepas dari pemakaian bedak. Bedak yang bisa digunakan bedak yang biasa digunakan oleh anak adalah
bedak talk berupa tabur. Fungsinya adalah sebagai pelindung kulit agar lembut dan segar serta wangi.
Sementara untuk remaja dan dewasa mengunakan bedak tabur, bedak padat dan bedak cair.
Bedak menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan orang-orang diberbagai bangsa selama
berabad-abad . awalnya , orang mengunakan bedak bukan untuk tujuan kecantikan tapi lebih karena
spiritual. Menbalur tubuh dengan bedak dianggap bisa menjauhkan diri dari roh-roh halus. Orang-orang
timur jauh mengunakanya khusus untuk acara pernikahan atau pertemuan lainnya. Bangsa mesir
umumnya menbuat obat dari canpuran kapur dengan tanah liat. Namun dalam jumlah yang lebih
sedikit, mereka menambahakan timah putih. Juga umum didunia timur maupun barat kuno. Pengalian
arkeologis situs mesir kuno. Lembah sungai indus, makam yunani, serta makam dinasti china dan han
china.
Pada permulaan abad ke-20 pamor bedak mulai meningkat wujud bedak yang skarang diciptakan
diparis dengan bahan dasar talk tanpa campuran timah. Antony overthon meluncurkan bedak pertama
kalinya untuk orang Afro-Amerikha dengan merk Hing Brown Brand pada saat itu orang kulit putih
melarang orang yang berkulit hitm memakai bedak. Selain itu, perusahan inggris laughton & sons
menciptakan wadah dengan sponsnya. Kemudian, Faktor dari hollywood meluncurka bedak dasar yang
bisa digunakan setiap hari, Pan Cake. Kemudia diikuti oleh Helena Rubinsten yang menbuat bedak
dengan harga terjangkau pada awal 1940-an mengunakan namanya sebagai merk perusahan Johnson &
Jhonson (J&J) mengembangkan dan meraih keuntungan dari bedak bayi Komsumsi bedak terus
meningkat. Di Amerikha serikat menurun sejarwan Gary Dean Best, sebagaimana ditulis Brain
GreenBrerg dan Linda S Watt dalam social Hitory of the United States, Vol. 1.
Pada akhirnya 1920-an saja perempuan amerikha tiap tahun mengunakan 4000 ton bedak itu belum
termasuk produk kosmetik lainnya. Kini, bedak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap orang
yang terutama perempuan. Didalam atau pun diluar rumah dengan santai atau dengan terburu-buru
perempuan menbedaki wajah menjadi pemandangan yang familiar.
Bedak dewasa
Bedak yang biasa dikenal dengan istilah bedak tabur ini bentuknya berupa serbuk yang halus. Bisa
dipakai setelah memakai alas bedak dahulu. Kelebihan dari bedak jenis ini adalah mudah menyerap
minyak berlebih diwajah dan mampu menutupi pori-pori wajah dengan lebih sempurna. kekurangan
dari bedak ini adalah bedak ini muda sekali tumpah, dan kurang pratis. Maksimal pengunaanya adalah 2
tahun.
Bedak ini bentuknya padat, dan bisa digunakan setelah pemakai alas bedak. Kelebihan dari compact
powder adalah bisa menyerap sekali mengurangi wajah minyak dengan cepat. Ben tuknya yang padat
dan tidak mudah tumpah, sangat pratis untuk dibawah kemana-mana. Bentuknya yang beragam,
menberikan kamu banyak pilihan. Akan tetapi, kekurangan dari bedak ini adalah jika telalu sering dipulas
berualng-ulang dengan bedak padat, akan menbuat wajah kamu terlihat seperti memakai topeng. Untuk
itu, sebaiknya pulaskan bedak ini tipis-tipis saja.maksimal pengunaannya hanya hingga 15 bulan saja.
Jenis ini benttuknya halus, berwara dan memiliki serbuk-serbuk yang berkilauan. Bedak ini biasanya
digunakan sebagai sentuhan terakhir dalam memakai make-up selain itu, shimmring powder juga dapat
di aplikasikan dianggota tubuh yang terbuka seperti pada leher, punggung, dan lengan. Bedak ini
memiliki kelebihan dapat menbuat wajah dan tubuh lebuh berkilau dab bercahaya. Tersedia pula dalam
aneka warna yang bisa disesuaikan dengan tema tata rias kamu. Kekurangannya bedak ini tidak bisa
dipakai sehari-hari dan hanya bisa dipakai pada acara-acara tertantu saja. Pengunaannya maksimal 15
bualn.
Bedak ini bentuknya hampir sama dengan compact powder, hanya saja bedak ini menpunyai fungsi
ganda, yaitu sebagai bedak sekaligus foundation. Two way cake powder bisa langsung diguanakan
setelah memakai pelembab wajah. Jika ingin mengunakannya sebagai bedak, kamu bisa pakai spon
kering untuk memulaskannya. Jika ingin menggunakannya sebagai alas bedak, gunakan spon basa.
Kelebihan dari bedak jenis ini, sangat praktis karena juga bisa berfungsi sebagai alas bedak. Jadi, tidak
usah repot-repot memakai alas bedak. Kekurangannya bedak ini memiliki pilihan warna-warna yang
sangat terbatas dan tidak mampu menutupi flek hitam diwajah dengan sempurna sehingga tidak bisa
maksimal. Masa pemakaian dari bedak adalah 1 tahun.
Bedak ini terbentuk bulat-bulat kecil dan berwarna warni. Bisa digunakan sebagai sentuhan akhir meke-
up. Namun , bedak ini masih sedikit beredar di pasaran karena harganya yang lumayan mahal. Cara
memakainya dengan menggunakan kuas besar, bukan dengan spons, dan sapukan ke seluruh wajah.
Kelebihan dari bedak ini adalah bisa membuat wajah tampak lebih bercahaya dan segar. Kekurangannya
terletak diharganya yang sangat mahal, dikarenakan belum banyaknya produsen yang mengeluarkan
produk semacam ini.
Bedak bayi
Bedak bayi biasanya digunakan pada permukaan kulit dan lipatan-lipatan kulit , bedak biasanya
digunakan pada kulit seluruh permukaan tubuh (kecuali wajah) untuk mempercepat penguapan pada
proses berkeringat, dan sebagai water repellent, dan sebagai lubrikan untuk mencegah luka akibat
penggunaan popok. Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik
digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer
sangat diperlukan karena suspense campuran talk 10% memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone
dan timnya mkenyatakan bahwa serbuk talk tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit
lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang
biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer.
Namun beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak menyarankan
penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat ini tidak lagi digunakan untuk
alasan komersial dan medis. Kaessler (172) menjelaskan penggunaan bedak bayi yang mengandung
silicon, allantoin, dan hexachlorophene dalam basis talk. Produk dengan bahan ini dilaporkan memiliki
sifat lembut, sejuk, dan bakteriostatik. Bahan dasar yang umum digunakan pada bedak bayi adalah pati
jagung untuk mengganti talk. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti talk, absorben sehingga
dapat bersifat sebagai moisturizer, dan baik untuk kulit bayi. Namun, bahan ini dapat menggumpal pada
lipatan kulit bayi dan mengakibatkan dekomposisi bakteri.
Bedak tabur
Komposisinya :
Talk
Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini merupakan bahan dasar dari
segala macam formulasi bedak modern sifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan
kekuatan menutupi yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa
halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan. Ukuran
partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat
melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia
di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi
dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat
penting dalam talk, karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk
akhir.
Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus dimurnikan secara baik
untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat
dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula
yang sama
(Al2O3.2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis
penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%.
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan memiliki kekuatan melapisi yang
baik. Kapur juga sangat baik untuk menberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan. kapur
adalah basa lemah, serbuk mikrokristal tak berbau, tidak mengkilat dan memiliki rasa kapur ketika
bahan dasar ini digunakan secara berlebihan, bedak dapat menberikan rasa kering tapi pengunaan yang
layak adalah sangat menbantu dalam formula bedak wajah.
Magnesium karbonat
Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum
yang baik. Kerapatanya adalah bagian dari lappisan magnesium karbonat kualitas yang mana
menberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.
Logam stearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering digunakan dari logam
stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya
keasaman, bau yang tidak diinginkan. Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah
sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam
jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah.
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formula bedak wajah: zink oksida dan titanium
oksida. Terlalu banyak digunakan bahan dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak
diinginkan terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Zink oksida memiliki
beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada kulit namun penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
Pati beras
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling sering digunakan adalah pati beras.
Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat “peach like”pada wajah. Karena partikel sperisnya
memberikan rasa lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang
baik. Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah, memberikan tampilan
yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan
dan memiliki sifat yang sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada
produk. Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya terdekomposisi oleh bakteri,
karena mengandung nutrisi yang cocok untuk bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang
diberikan dari amilum yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa lain
dalam formula bedak wajah.
Silika dan silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat mengalir bebas, walaupun
dengan kelembapan yang tinggi. Silikat juga dapat berfungsi sebagai pembawa parfum. Penggunaan dari
silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu dalam bedak karena mereka memiliki sifat
menyerap yang sangat baik terhadap air dan minyak.
Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida cukup dapat berdaptasi untuk
digunakan dalam bedak wajah cerah untuk memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.
10. Pewarna
Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang mana menampilkan nuansa
bayangan yang diingingkan. Pewarna digunakan dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik
ataupun anorganik. Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang
digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi dari talk sangat mempengaruhi
jumlah pewarna yang diinginkan.
11. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam bedak wajah adalah sangat
penting, karena bau dari bedak memiliki peran yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk.
Penggunaan parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang
sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan- bahan dasar
lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit
daripada masalah dalam penyelesaian fomulasi bedak wajah. Ini sangat penting bahwa parfum tidak
mengiritasi, stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap dengan cepat.
Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun bedak karena masalah dengan
keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang sangat penting untuk semua
produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat
berperan agar cake tetap melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal
soap juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang lembut. Jumlah yang
biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit,
sehingga akan mengurangi sifat “slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah
penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada proses
pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah
karena terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat
penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan
ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat
menyejukkan.
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan bedak pada kulit; e.g. emollient
seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate,
petroleum jelly atau mineral oil pada umunnya ditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%.
Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adhesif yang baik, bahan-bahan seperti minyak
mineral yang diekapsulasi dapat digunakan.
Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk bedak. Pati ini tidak berbau dan tidak
menggumpal jika dalam keadaan lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan
ini dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan ini meningkatkan estetis
pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang
free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas
formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan
yang sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat pengawet yang sesuai
dalam formulasi.
15. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica dengan tambahan tertentu
sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan
efek focus yang lembut sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
16. Pengawet
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh
konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari
tangannya atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas
dari mikroorganisme. Tipe produkbedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi
penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus
sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol
penggunaan bahan tambahan dalam bedakyang digunakan di sekitar daerah mata, pada umumnya,
batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.
17. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi dan
ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau
vitamin E harus digunakan ketika diperlukan.
18. Fumed
Silika Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada sistem. Ini sangat kering
dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar penggunaanya harus sanagt rendah, kurang dari 1%. Micronized
Plastics Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat memberikan efek
kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang
berperan. Jenis ini dapat digunakan antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka
penggunaannya terbatas.
Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium dioxide/ barium sulfat – coated
mica, direkomendasikan sebagai karakteristik absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium
trisilikat mngandung air yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan sebagai
pembawa parfum.
Bedak padat
Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah identik dengan yang digunakan
dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak padat yang mana tidak terdapat dalam
bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah lepas. Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa
dengan mudah, kemudian bersatu bersama dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi
penggunaan yang normal. Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan. Bedak padat juga
harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan spons bedak; ini harus mudah terlepas
kepada pengguna bedak. Tekanan yang terlalu rendah akan menghasilkan padatan yang sangat mudah
hancur; tekanan yang terlalu besar akan menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah
terlepas.
a. Bahan pengikat
Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh
karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :
1. Pengikat kering Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan untuk
meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.
2. Pengikat minyak Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat
sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Mereka ditemukan digunakan
secara luas dalam banyak formula bedak padat.
3. Pengikat larut air Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gum
seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP (Polyvinylpyrolidone) metil
selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam
medium gum dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan
bakteri.
4. Pengikat tidak larut air Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan kompak.
Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.
5. Pengikat emulsi Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam
bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang digunakan dengan
luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun fase air,
yang mana penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan
kelembaban secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan yang
lebih halus. Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah penggumpalan
yang dapat muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah.
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah sama, namun pada
jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan
parfume.
(a) penambahan warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah disperse pewarna yang
homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan
dalam campuran bedak. Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk
melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan
pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan yang mengganti keberadaan
hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan
antar partikel. Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type. Waktu pencampuran
awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch.
Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk
hingga homogen. Pada bedak tabor, penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan
parfum dilakukan dengan penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat
juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan perbaikan,
jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar
platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan
memindahkan sejumlah kecil dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai.
Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna kembali. Campuran yang
telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk
memperoleh serbuk bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya,
untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct powder.
( c) proses pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh compct powder: wet moulding
(pelelehan basah), damp compressing (pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang
paling sering digunakan adalah pengempaan kering. Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin
yang sering digunakan yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram
yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press dimana penekan dapat
mencampur. Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan bedak padat :
1. Kempa Basah
Proses kempa basah metode kempa lembab dan metode kempa kering. Proses kempa basah sekarang
tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab
atau proses kering dalam pembuatan bedak padat. Dalam proses pengempaan, jumlah yang kecil dari
lapisan Paris digunakan dalam kombinasi dalam bedak. Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta
dengan air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu
pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran cocok atau plat gelas di mana
tablet melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.
2. Kempa Lembab
Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur sampai seragam. Campuran
kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat, kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang
sesuai. Serbuk kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi dikeringkan
pada temperatur yang sesuai.
3. Kempa Kering
Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur dan campuran serbuk dapat
dilembabkan dengan pengikat ; campuran kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.
Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri – cirri sebagai berikut:
1. Covering powder; kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-pori yang
membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak sempurnah.
2. Slip; kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan memberikan sensasi halus yang
dapat menggunakan tiupan atau sikat.
3. Adhesiveness; kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang dalam waktu yang
singkat untuk menghindari pemakaian kembali.
4. Absorbansy; kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak) tanpa menunjukan
tanda tanda adanya penyerapan.
5. Bloom; kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan menyerupai buah persik.
6. konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah tidak terjadi. Penampilannya
harus transparan.
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam pengendalian mutu bedak. Variasi
antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru
dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi
harus sedemikan rupa sehingga shade-nya tidak berbeda dari yang baku. Ada beberapa cara shade
control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan dua prosedur. Pertama adalah perbandingan
penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara
kedua yaitu mengevaluasi warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna kulit
wajah. Harus ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control, dan juga cara
pemakaian dan evaluasi konsumen. Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari
warna bedak memudar.
Dispersi Warna
Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar bedak. Tidak boleh
ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada dispersi bedak yang menyebabkan
pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman pada bedak dapat dengan mudah diperiksa
dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat
ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna
maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.
Pay Off
Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar, bedak yang
dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari
bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai
kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
Uji Tekanan
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya kantung-kantung udara
akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa
dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan
bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.
Tes Keretakan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah adalah dengan menjatuhkan
bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak
rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal
yang tidak memuaskan.
Komposisi:
Zn stearat 70
ZnO 10
CaCo3 endap 20
Talkum 63
Perwarna q.s
Prosedur Kerja
Zno diayak dengan ayakan B30 kemudian ditimabang sesuai dengan keperluan
Dimasukan sebagaian talkum kedalam lumpang dan dimasukan Zn stearat dan digerus hingga Homogen
Formula
Zn stearat 70
ZnO 100
Talkum 630
Parfum q.s
Perwarna q.s
Prosedur Kerja:
Dimasukkan ZnO terlebih dahulu kedalam mortir, kemudian tambahkan sedikit talkum gerus hingga
homogen
Diayak
Formula
Zinc 7,50 %
Magnesium 1,00 %
Karbonat 0,30 %
Black iron oxide 3,00 %
Prosedur kerja :
Campurkan talc, zink stearat, magnesium karbonat yang tercampur dengan pengharum, pengawet,
pewarna, dengan blender selama 20-30 menit.
Setelah setengah waktu pencampuran selesai, gunakan hammer mill sampai pewarna terdispersi
sempurna
Kemudian tambahkan campuran ke dalam mixer dan tambahkan low listre pigment, campur selama 15-
25 menit.
Komposisi :
Tiap 40 gram bedak mengndung : talk, Zn stearat, ZnO fragrance, Cl 77492, Cl 15985, Acidum salicycum
0,08 gram
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bedak kecantikan merupakan salah satu bagian dari tata rias wajah ataupun kosmetik yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi wanita. Bedak terdiri dari bedak dewasa dan
bedak bayi. Ada banyak bahan yang digunakan dalam pembuatan bedak.
Saran
Kita sebagai mahasiswa farmasi harus tau bagaimana cara membut bedak sesuai dengan tujuan yang
tertera. Dalam pembuatan sediaan ini harus diperhatikan semua aspek yang dapat menpengaruhi
kualitas sediaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://pharmacyaurel.blogspot.com
Komentar
Hipolipidemik
HIPOLIPIDEMIK
A. Pengertian hipolipidemik
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid dalam darah. (Farmakologi
dan terapi edisi 5, 2007).
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia
disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi
lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan
hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005).
B. Penyebab hiperlipidemia
Tidak semua kolesterol itu penyebab hiperlipidemia. Hanya kolesterol ‘buruk’ saja yang menjadi
penyebabnya.
LDL dianggap sebagai kolesterol jahat dan HDL adalah kolesterol baik.
HDL diubah di dalam hati menjadi garam empedu bila kadarnya berlebih, sedangkan LDL tidak demikian.
Kadar LDL tinggi akan menumpuk pada dinding pembuluh darah.
BACA SELENGKAPNYA
Oleh :
A. Pengertian
1. Swamedikasi
Swamedikasi adalah tindakan yang dilakulan seseorang untuk mengatasi masalah kesehatan dengan
menggunakan obat -obatan yang dapat dikonsumsi tanpa pengawasa dari dokter.
Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Mengetahui jenit obat yang akan dipergunakan atau dikonsumsiMengetahui kegunaan tiap
obatMenggunakan obat secara benar (Cara,Aturan,Lama pemakaian)Mengetahui efek samping obat
yang digunakan
Memberi petunjuk pada orang yang swamedikasiMemberikan PIO pada orang yang swamedikasi
( indikasi obat, kontra indikasi, efek samping …
BACA SELENGKAPNYA
RICKY QUNKATAALLAH
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
Sefmaver@tenaga kesehatan
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIKA DASAR
Nama : Huzaefah.Arsyad
NIM : 723901S.12.069
Bab 1
PENDAHULUAN
A.Maksud Pratikum
Adapun maksud dari kegiatan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar mahasiswa dapat memahami,
mengerti dan mampu membuat sediaan obat dari resep dokter.
B.Tujuan Pratikum
7. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep
BAB II
Dasar Teor
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan, karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. (FI III, 23)
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah
meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin
kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam. (FI IV, 14)
Serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka pembagian
dilakukan paling banyak 20 bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa
bagian. Dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak menjadi 20 bungkus. (FI III 23, FI
IV 14, )
Serbuk tabur adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Pada umumnya
serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada
bagian yang peka. Serbuk yang mengandung lemak harus diayak dengan pengayak nomor 44. Seluruh
serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.
Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan serbuk sebelum tercampur
homogen seluruhnya. (FI III 23, FI IV 14, IMO 47)
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah ( konstituen )
dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah homogen.
e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. (FI III 23, Ilmu Resep Teori jilid I)
Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat tambahan yang berkhasiat
netral atau indiferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai berat serbuk tiap bungkusnya
20 mg. Penggunaan Saccharum Album ada keuntungannya sebagai korigen rasa, tetapi serbuk akan
mudah basah karena higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan Mannitum atau Saccharum Lactis. (IMO, 35)
Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus
halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang
cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat
mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan
pengering lain yang cocok. (FI III 23, IMO, 37)
Kelebihan :
- Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
si penderita.
- Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul dan tablet.
- Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Kelemahan :
- Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket dilidah ( bisa diatasi dengan corrigens
saporis )
- Pada penyimpanan menjadi lembab. ( Ilmu Resep Teori jilid I, hal 24)
- Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat, lengas dari luar dan
mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu penggunaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
- Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukkan pengangkutan, penyimpanan dan
penjualan dalam kondisi normal.
- Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas pada waktu pengurusan,
penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal. (IMO, 26)
Kerusakan sediaan makroskopik dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna,
benyek, atau menggumpal. Sediaan ini dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang
sejuk dan kering, dan terlindung dari sinar cahaya matahari. (FI IV)
Cara mencampur obat - obatan dan bahan – bahan tambahan harus cermat, dan perlu diperhatikan
untuk pembuatan pulveres :
1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk
mencegah sebagaian obat tertinggal dalam pori – pori dinding mortir.
2. Bila bagian – bagian serbuk mempunyai BJ-nya besar kemudian dimasukkan bagian serbuk yang BJ-
nya lebih rendah dan diaduk.
3. Jangan menggerus bahan – bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini untuk menghindari
agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan – bahan baku serbuk kering.
5. Apabila dalam serbuk terdapat campuran maka dilakukan dengan cara larutkan campuran denagan
spiritus fortior dalam mortir sampai cukup larut, jangan berlebihan setelah diaduk dengan bahan lain
misalnya Saccharum Lactis sampai fortior menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk
menghindari campuran menggumpal lagi.
6. Apabila dalam serbuk terdapat Stibii Pentasulfidum dilakukan dengan cara memasukkan sebagian
Saccharum Lactis atau bahan lain dalam mortir lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahan
Saccharum Lactis atau serbuk lain diaduk dan digerus tanpa ditekan.
7. Bila didalam serbuk terdapat ekstra kental dilakukan dengan cara mengencerkan terlebih dahulu
ekstra kental dalam mortir panas dan ditambahkan dengan cairan penyari spiritus Dilutus lalu
diserbukkan dengan Saccharum Lactis.
8. Bila didalam serbuk terdapat Tinctura atau Extractum Liquidum dilakukan dengan cara, Tinctura atau
Extractum Liquidum diuapkan pelarutnya diatas tangas air hingga hampir kering lalu serbukkan dengan
Saccharum Lactis.
9. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak yang jumlahnya kecil maka
digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum Lactis.
10. Gula minyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gr Saccharum Lactis dengan 1 tetes minyak eteris.
Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen jangan
dengan kertas paraffin.
11. Bila campuran serbuk yang lain menjadi basah atau mencair. Arti basah disini menyerap air atau
keluar air kristalnya, menyerap air ini disebabkan oleh karena campuran serbuk ini lebih higroskopis dari
masing-masing serbuk atau kristal. Selain itu campuran serbuk dapat menyebabkan turunnya titik lebur
masing-masing serbuk.(Anief, 2003)
Serbuk tak terbagi bila ada cairan atau air kristal harus dihilangkan, maka harus diganti dengan
saccharum lactis sama berat, sedangkan pada serbuk bagi tidak perlu karena tidak ada pengaruh pada
dosis.
Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Dalam pembuatan selalu dilakukan obat-obat yang berkhasiat dicampur dengan Talk
atau Bolus Alba, tetapi tidak dengan Oxydi Zinci dan zat lain yang sama.
a. Talk, kaolin, dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas
dari bakteri Clostridium Tetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.
b. Harus melewati ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
1. Adeps lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut dalam
Aether atau Aceton, lalu ditambahkan sebagian Talk diaduk sampai Aether atau Aceton menguap,
setelah itu ditambah bahan lainnya.
2. Paraffinum Liquidum dan Oleum Ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya Talk lalu ditambahkan
sedikit semi sedikit dan diaduk, sambil yang melakat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau
kertas film dan diaduk.
3. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spiritus lalu dikeringkan dengan talk, yaitu sambil diaduk
dibiarkan Aether cum Spiritus menguap lalu ditambahkan sisa talk dan serbuk lain, sambil yang melekat
pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film.
4. Minyak-minyak eteris dan Formaldehyde Solutio dicampur terakhir dengan cara memasukkan zat
tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk keengganan minum obat yang pahit atau rasa
yang tidak enak, kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higrokopis mudah mencair atau menguap
yang dikandungnya dalam waktu serta biaya yang dibutuhkan pada pengolahan dan pembungkusan
dalam keseragaman dosis tunggal. Untuk mencapai efisien yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan
yang homogen dari seluruh komponennya dan harus sempurna ukuran partikelnya.
BAB III
Pelaksanaan Pratikum
RESEP I
I. Resep Asli
Dr.Cornelia Sulla
adde
S.u.e
Pro : Takbir
Umur : 8 Tahun
1. Kelengkapan resep
2. Penggolongan obat
oO:
o W:
o G:
oil(ISO 46 ,383)
1. Komposisi bahan
1. Asam salisilat
2. Balsam Peru
3. Kamper
4. Menthol
5. Zno
6. Rose Oil
1 tetes
7. Talc
I. Uraian Bahan
1) Asam Salisilat
b) Khasiat :Keratolitikum,antifungi
c) Farmakologi :
d) Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna / serbuk hablur putih,hampir tidak berbau, rasa manis dan
tajam
e) Kelarutan :larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol ;mudah larut dalam kloroform dalam
eter . larutan dalam larutan ammonium asetat .kalium sitrat dan natrium sitrat
f) Dosis :
g) Inkompatibilitas :
d) Farmakologi : -
e) Kelarutan : larut dalam etanol campur 1 bagian volume dengan 1 bagian volume etanol ;terjaddi
larutan jernih yang dengan penambahan 2 bagian volume etano .larutan menjadi keruh
f) Dosis : -
g) Inkompatibilitas : -
a. Sinonim : champora
b. Khasiat : antiritan
c. Famakologi : -
d. Kelarutan : larut dalam 700 bagian air dalam 1 bagian etanol (95%); dalam 0,25 bagian kloroform ;
sangat mudah larut dalam eter ; mudah larut dalam minyak lemak.
e. Pemerian : hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna atau putih; bau khas,tajam,rasa pedas dan
aromatic.
f. Dosis : -
g. Inkompatibilitas :
c) Farmakologi : -
d) Kelarutan : sukar larut dalam air ,sangat mudah larut dalam etanol (95%) dalam kloroform dan dalam
eter ; mudah larut dalam paraffin cair dan dalam minyak atsiri.
e) Pemerian : hablur berbentuk jarum atau prisma ;tidak berwarna; bau tajam seperti minyak permen;
rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.
f) Dosis : -
g) Inkomportibilitas : -
5) Zno
b) Khasiat : Antiseptik local adalah obat yang digunakan di permukaan untuk mengurangi adanya
narkoba
c) Farmakologi : -
d) Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) ; larutan dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
e) Pemerian : Serbuk amorf,sangat halus , putih atau putih kekuningan,tidak berbau tidak berasa,lambat
laun menyerap karbon dioksida dari daun
f) Dosis : -
g) Inkompatibilitas : -
a) Sinonim : talcum
c) Farmakologi : -
e) Pemerian : serbuk,sangat halus liar,mudah melekat pada kulit bebas dari butiran,warna putih atau
putih kelabu.
f) Dosis :
g) Iknkompabilitas :
7) Rose Oil
b) Khasiat : -
d) Farmakologi : -
e) Pemerian : cairan tidak berwarnaatau kuning; bau menyerupai bunga mawar rasa khas , pada suhu 25
derajat kental,jika didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi massa hablur
f) Dosis :
g) Inkompabilitas :
II. PENIMBANGAN.
3 Menthol
Menthol 24 mg
Penimbangan bahan
a) Asam salisilat
b) Balsam Peru
c) Kamper
d) Menthol
e) Zno
f) Talc
e) Campurkan menthol dan kamper ,gerus,setelah mencair tambahkan 1/3 bagian talc hingga
homogen ,kemudian tambahkan sisa talc untuk mengeringkannya
h) Timbang bobot serbuk dimasukkan kedalam pot sesuai ukuran beri etiket biru
I. PENANDAAN
LABOLATURIUM FARMASETIKA
APT.HUZAEFAH ARSYAD
NO.1 17/September/2012
Meranti
OBAT LUAR
I. EDUKASI
Ø Indikasi obat ini adalah untuk mengurangi gsatal pada kulit yang disebabkan oleh iritasi
RESEP II
1. Resep Asli
Dr.Cornelia Sulla
R/Camplora
Zinci Oxydium
Amylum aa 1
Acid.Sulyc 0.1
Talc.Venel ad 10
M.F.I.a.pulu.adsp.dos.UB
a. Resep Standar
RI Chaptura
Zinu Oxydum
c. Penggolongan obat
- Narkotika :
- Keras :
- Bebas terbatas :
venet
d. Komposisi Bahan
- Champura : 50 mg
- Amylum : 1000 mg
- Tak.Venet : 7850 mg
1. Uraian Bahan
c. Farmakologi :
d. Pemerian : Hablur putih / massa hablur, tidak berwarna / putih, bau khas
e. Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air dalam 1 bagian ekanol (95 %) P dalam 0,25 bagian kloform P,
sangat mudah larut dalam eter, mudah larut dalam minyak lemak.
f. Dosis :
g. Inkompatibilitas :
c. Farmakologi :
d. Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih /putih kekuningan, tidak berbau,
a. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) larutan
alkali hidroksida .
b. Dosis :
c. Inkompatibilitas :
2. Amylum Orizae
c. Farmakologi : -
f. Dosis :
g. Inkompatibilitas:
3. Acid Salyc
hal 100 )
e. Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ekanol
III hal 56 )
f. Dosis :
g. Inkompatibilitas:
4. Talc Venet
c. Farmakologi :
591 )
f. Dosis :
g. Inkompatibilitas:
1. Perhitungan Dosis
2. Perhitungan penimbangan
- Champlora : 0,05 = 50 mg
- Amylum : 19 =1000 mg
3. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
d. Masukkan sebagian Talc venet kedalam mampang lalu gerus sampai homogeny
4. Penadaan
LABOLATURIUM FARMASETIKA
Tn.Yunus
5. Edukasi
b. Obat disimpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari jangkauan anak-anak
Resep Asli
Dr.Cornelia Sulla
Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda
R/Ammon.Bromid 0,2
Carmne 2,5 mg
M.F./.a.pulv.at.d.No. +
5.0.m et v.pulv./a.c
Pro : Rabiah.
Umur : 7 tahun
a. Resep Standar
b. Kelengkapan resep
c. Penggolongan Obat
- Narkotika :
- Bebas terbatas :
- Bebas :
d. Komposisi bahan
- Carmine : 2,5
b. Lukosiat : Sedatrium
d. Pemerian : hablur / serbuk hablur, tidak berwarna sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau,
higroskopit.
e. Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian etanol (95 %) P
f. Dosis : DL = 1x= -
DM = 1x = 1 g
1 hari= 3 g
g. Inkompatibilitas:
2. Carmine
c. Farmakologi
d. Pemerian : sebutan / massa hablur keras, merah, tidak berbau dan rasa sedikit
manis, stabil diudara, tetapi tidak mudah menyerap bau. (FI IV. Hal
488)
e. Kelarutan : Mudah / pelan-pelan larut dalam ai, mudah larut dalam air mendidih /
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam Horoform (FI IV
hal 488)
f. Dosis :
g. Inkompatibilitas:
3. Ellaesach Anisi
c. Farmakologi:
d. Pemerian : Cairan, tidak berwarna / warna kuning pucat, bau menyapa buahnya,
rasa manis dan aromatika, menghablun jika diinginkan (F1 III hal452)
e. Kelarutan : dalam ethanol larutan dalam 3 bagian lolemd ethanol (95%) P larutan
f. Dosis :
g. Interkompatibilitas:
1. Ammond Bromnd
1hari = 3 gram
DL : 1x = -
BB / bulan =
= 0,194 kg / bulan
DL anak : 1H = 6 mg / kg x 16,29 kg
1 = 979 mg
= 980 mg
1x =
= 326,67 mg
DL anak : 1x = ( )
= 0,368 g = 368 mg
1H =
= 1,105 g
= 1.105 mg
IV. PENIMBANGAN
- Sacchrum = 4 g
3. Carmine = 2,5 mg x 1 = 25 mg
V. CARA KERJA
5. Masukkan sisa Saccharum kedalam campuran no.4 lalu genis sampai homogeny
VI. Penandaan
Etike Putih
LABOLATURIUM FARMASETIKA
Rabiah
2x sehari 1 bungkus
3 EDUKASI
BAB IV
Pembahasan
Resep 1
Pada pratikum ini pratikan membuat sediaan berupa serbuk. Dengan zat aktif yang terkandung
dalam sediaan ini adalah Asetosal , Serbuk candu majemuk yang dimana masing – masing zat aktif yang
terkandung termasuk golongan obat yang berbeda – beda antara lain asetosal dan kamfer termasuk
golongan obat Bebas sedangkan Serbuk candu majemuk merupakan golongan obat narkotik ( O ).
Dimana asetosal berkhasiat untuk menghilangkan rasa nyeri dan penurun panas, serbuk candu majemuk
berkhasiat sebagai antitusif ( meredakan batuk kering ) .
Cara pengerjaannya dimana asetosal digerus tersendiri terlebih dahulu sampai halus lalu dicampur
dengan serbuk candu majemuk sehingga didapatkan serbuk yang homogen, lalu timbang bahan menjadi
2 bagian sama banyak yaitu masing – masing 5 bagian sama banyak dan beri etiket putih dan tanda
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER . Dimana sediaan serbuk berfungsi untuk sebagai obat
demam dan penghilang rasa nyeri.
Resep 2
Pada resep ini merupakan sediaan obat luar yaitu obat tabur, yang zat aktif terkandung dalam sediaan
adalah Camphor dan Acid salyc termasuk obat yang tergolong obat bebas dimana masing – masing
berkhasiat sebagai anti iritan atau korigen sedangkan Acid salyc berkhasiat sebagai keratolitikum ( anti
fungi ). Adapun bahan – bahan yang lain berupa Amylum, Zinci,dan Talc venet dimana tergolong obat
bebas.
Adapun cara pengerjaannya perlakuan khusus pada menthol dan acid salyc dilarutkan dengan etanol 95
% kemudian keringkan dengan talcum, sedangkan Zno sendiri diayak terlebih dahulu lalu digerus sampai
halus. Kemudian bahan – bahan bisa dicampurkan lalu gerus sampai diperoleh sediaan serbuk tabur
yang homogen, timbang bobot pot salep sebelum diisi dan sesudah diisi untuk mengetahui bobot akhir
beri etiket biru. Sediaan obat tabur berfungsi untuk mengatasi iritasi yang disebabkan oleh jamur dan
kuman bukan untuk obat dalam.
Resep 3
Resep ini pratikan membuat sediaan serbuk, yang zat aktifnya yaitu Ammon bromid yang tergolong obat
bebas terbatas dengan khasiat yaitu sebagai sedativum
( penenang ) sedangkan. Adapun zat tambahan sediaan tersebut adalah SL dan karmin yang berfungsi
sebagai pemanis dan pewarna serbuk untuk mengetahui homogen atau tidaknya sediaan serbuk
tersebut.
Cara pengerjaannya yaitu perlakuan khusus pada Ammon Bromid digerus dalam lumpang panas, lalu
tambahkan SL dan dan hasil pengenceran karmin apabila lumpang telah dingin masukkan Oleum feonic
gerus sampai halus sampai diperoleh sediaan yang homogen, dikemas dan beri etiket putih. Sediaan ini
berfungsi untuk meredakan batuk kering dan kejang pada perut yang disebabkan oleh jamur dan kuman
bukan untuk obat dalam
BAB V
Penutup
A.Kesimpulan
· Resep 1
Pada resep ini merupakan sediaan serbuk yang berkhasiat sebagai obat demam dan penghilang rasa
panas. Diminum 3 x sehari setelah makan dimana obat ini memiliki efek samping pada dosis besar yaitu
terjadi pendarahan jantung dan menurunkan fungsi ginjal.
· Resep 2
Pada resep ini merupakan sediaan serbuk tabur yang berkhasiat untuk mengatasi iritasi yang
disebabkan oleh jamur dan kuman, baik digunakan setelah mandi yaitu pada pagi dan malam hari yaitu
ditaburkan pada bagian yang gatal - gatal. Pemakaian dapat dihentikan apabila terjadi iritasi yang
berlebihan.
· Resep 3
Pada resep ini sediaan berbentuk serbuk yang berkhasiat sedativum. Diminum setiap pagi hari sebelum
makan, pemakaian dapat dihentikan apabila penyakit tak kunjung sembuh.
B.Saran
Praktikan diharapkan di praktikum selanjutnya bisa melaksanakan praktikum lebih baik lagi dan tidak
banyak kesalahan dalam membuat jurnal praktikum, pratikan juga harus bisa membaca resep . Selain itu
berhati hatilah dalam mencampur bahan obat-obatan.Dalam praktikum keseriusan harus di utamakan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Muhammad, 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Unknown di 00.02
Berbagi
3 komentar:
tahun ini baru masuk kuliah,, semoga membantu buat kuliah nanti :)
makasih :)
Balas
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Unknown
Eldesi Medisa
Laporan Farmasi – Traveler – Kuliner – Tempat Nongkrong – Art – Events – Culture ♥
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMASETIKA I
IDENTITAS MAHASISWA
Kelas : B
Kelompok : B 4
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
2011
PULVIS
I. Dasar Teori
- Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Serbuk diracik dengan
cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya
sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk
mengandung lemak harus diayak dengan pengayak no. 44. (Anonim, 1979)
- Serbuk (pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang luas, serbuk mudah terdispersi dan lebih
larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tabet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. (Anonim, 1995)
- Kelebihan serbuk :
1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Lebih stabil terutama untuk obat yang sesuai dengan keadaan penderita
3. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna disbanding sediaan padat lainnya
4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk
serbuk.
- Kelemahan serbuk :
1. Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa di atasi dengan
corrigens saporis)
2. Obat keras dan jumlahnya sedikit dicampur zat tambahan dalam mortir.
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relative tidak paten seperti laksan,
antasida, makanan diet, dan beberapa analgetik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman
dengan sendok the atau penakar lain.
- Serbuk tabur
Pada umumnya serbuk tabor harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian peka. Talk, kaolin, bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk
tabor memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetami, Clostridium welchii, dan Bacillus anthracis.
Champora sangat mudah menggumpal lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan eter atau etanol
95% (unuk obat y dikeringkan dengan zat). Cara ini pun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus
atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan menggumpalkan kembali campuran tersebut.
Biasanya terdapat pada bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae, cera
flava, cera alba, paraffin padat, vaselin kuning, dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur
dulu di atas tangas air baru dicampur zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan
aceton dan eter, baru ditambah zat tambahan.
a. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan pengayak no. 60
b. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44.
c. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal di ayakan diayak lagi sampai selurihnya
terayak.
Bagian zat berlemak dibasahi lagi dengan eterlalu diaduk dengan serbuk yang telah terayak. Juga untuk
serbuk yang mengandung ichtyol diakukan seperti tersebut di atas. (Anief, Moh., 1997)
II. Resep
Iter 1x
R/
Ichtyol 0,5
m.f.pulv
S.u.e.
Pro: Fajar
Kelarutan : dapat dicampur dengan air, dengan gliserol P, dengan minyak lemak, dan dengan lemak,
larut sebagian dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.
Pemerian : serbuk ringan, putih, bebas dari butiran kasar, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, licin.
Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih,
atau putih kelabu.
= 15 + 1,5 = 16,5
V. Cara Kerja
VI. Etiket
VIII. Pembahasan
Dalam resep ini dokter meminta sediaan serbuk tabur yaitu campuran kering dalam obat yang
diserbukkan dan tidak dibolehkan digunakan untuk luka yang terbuka.
Dalam resep ini berisis ichtyol, bolus alba, talk venetum. Ichtyol pada mortir ditetesi terlebih dahulu oleh
spiritus fortiori kemudian dikeringkan dengan talk venetum sebagian.
Ichtyol berkhasiat sebagai antiseptikum ekstern sedangkan bolus alba berkhasiat sebagai penyerap.
Resep ini diberikan kepada Fajar dan obat ini digunakan untuk pemakaian luar dan diberi etiket
berwarna biru.
IX. Kesimpulan
3. Obat ini diberi etiket berwarna biru karena untuk pemakaian untuk obat luar
4. Dalam resep ditulis iter 1x berarti pasien berhak mengambil resep tersebut sebanya 2 kali.
X. Pustaka
Anief, Moh. 1997, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Berbagi
7 komentar:
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Kak mau nanya, itu semua bahan kenapa di kali 10% kak?,terus kok talknya di pisah kak?
Balas
Beranda
TENTANG SAYA...
ELDESI MEDISA
Loraetta's Blog
BEDAK TABUR
loraetta loraetta
9 years ago
Advertisements
I.TEORI
PENGERTIAN KOSMETIKA
PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir &organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk :
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
a.epidermis
b.dermis
merupakan lapisan kulit luar,tebal 0,16 mm ,pada pelupuk mata sampai 0,8 mm,pada telapak tanagn
dan telapak kaki.
2.stratum lucidium
3.stratum granulosum
4.stratum spinosum
Fungsi epidermis adalah untuk pelindung terhadap bakteri .iritasi kimia,alergi dan lain-lain.Meliputi
stratum corneum ada lapisan film lipid teremulsi pH 4,5-6,5 disebut mantel asam dan merupakan film
pelindung.Bila pH nya berubah drastic ,pemasukan oleh bakteri dan macam-macam penyakit kulit akan
meningkat.
b.Dermis
Kecepatan penetrasi ditentukan oleh aktivitas obat yang tinggi.Dan aktivitas obat dalam dasar
salep,merupakan hasil kerja dari konsentrasi obat dan koefisien aktivitas obat dalam dasar salep .
(Moh Anief,1986)
Keringat yang berbau dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme dalamm tubuh yang kurang
sempurna.Jenis makanan yang berlemak dan berprotein tinggi sering menyebabkan keringat
berbau.Kebiasaan kurang olahraga menyebabkan kegiatan metabolisme menjadi terganggu.Untuk
mengurangi bau keringat dapat dilakukan dengan mengurangi makanan yang berlemak dan berprotein
tinggi dan minum air putih masak yang banyak,yaitu 8-12 gelas/hari.Selain itu perlu juga diimbangi
dengan olahraga teratur.
(Djoko Santosa,dkk,2001)
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.Talk,Kaolin dan bahan
mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan Welchii
dan Bacillus anthracis.Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 1500 C
selama 1 jam.Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obatan yang berkhasiat dicampur dengan talk atau Bolus
Alba tidak dengan Zinci oxydum.Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
a.Adeps lanae,Vaselinum,Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkna zat tersebut dalam eter
atau aseton,lalu ditambah sebagian talk dan diaduk sampai eter atau aseton menguap
b.Ichtyol diencerkan dulu dengan Ether cum spritu lalu diencerkan dengan talk
c.Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini dicampurkan dulu dengan sama banyak Talk lalu ditambahkan
Talk sedikit demi sedikit dan diaduk
d.Minyak eteris dan Formaldehyd Solutio dicampurkan terakhir dengan cara memasukkan zat tersebut
dalam mortir lalu ditambah campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
Antiprespiran
Antiprespiran adalah kosmetik untuk menekan produksi keringat,baik ekrin maupun apokrin.Bahan aktif
yang digunakan dapat berupa:
b)Golongan aldehida yang menekan produksi keringat dengan cara mengurangi peredaran darah kulit
ditempat tersebut. (Anief,Moh,2000)
II.RESEP
2.1. Formula
R/Zn Stearat 70
Zn Oxyd 100
CaCO3 endap 200
Talkum 630
Parfum qs
Pewarna qs
2.2 Penimbangan
Sediaan dibuat sepersepuluh dari aslinya sehingga jumlah yang dibuat = 1000g/10 =100 g
Zn stearat =7 g
Zn Oxyd = 10 g
CaCO3 = 20 g
Talkum = 63 g
Dimasukkan ZnO terlebih dahulu ke dalam lumpang,kemudian tambahkan sedikit talkum ,gerus
homogen
Diayak
Diberi etiket
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KOSMETIKOLOGI
DISUSUN OLEH
081501032
LABORATORIUM KOSMETIKOLOGI
FARMASI USU
2011
DAFTAR ALAT
Serbuk pengayak
Advertisements
Share this:
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
Loraetta's Blog
Back to top
Advertisements