Anda di halaman 1dari 2

Kondisi yang terjadi akibat dari proses menua dapat bermanifestasi dalam rongga mulut

dan mempengaruhi fungsinya. Pada jaringan periodontal, perubahan ditandai dengan terjadinya
deposisi sementum dan resesi gingiva. Seiring bertambahnya usia, perlekatan gigi didaerah
servikal akan terlihat lebih turun ke arah apikal sehingga gigi terlihat memanjang. Pada lansia
juga terjadi atrofi membran mukosa. Penipisan epitelium ditandai dengan gambaran klinis yang
tampak pada mukosa, antara lain mukosa tampak mengkilap, licin, mudah mengalami iritasi dan
pembengkakan, dapat timbul rasa sakit, perdarahan bila terkena trauma serta elastisitas
berkurang. Perubahan yang terjadi pada bibir, yaitu vermillion border menyempit dan sering
terjadinya lesi pada sudut mulut akibat intervensi jamur candida dengan gejala seperti
kekurangan vitamin B.

Pada lidah, bagian dorsal akan terlihat lebih halus karena atrofi papilla, hal ini akan
mengakibatkan berkurangnya fungsi indra pengecapan. Sekresi saliva akan menurun selama
proses menua seiring pertambahan usia. Keluhan mulut kering sering terjadi pada lansia
disebabkan karena perubahan atau degenerasi fungsi kelenjar saliva. Keadaan ini dapat
diperberat oleh penggunaan obat-obatan, rokok, radiasi daerah kepala dan leher, depresi mental,
penyakit autoimun dan penyakit sistemik seperti hipertensi. Perubahan yang terjadi pada gigi
dapat dilihat dengan berubahnya warna gigi menjadi lebih gelap karena email yang semakin
tipis, sementum semakin tebal, pembentukan dentin sekunder, dan permukaan gigi-geligi yang
mulai tampak aus. Menipisnya lapisan email dapat disebabkan oleh atrisi, erosi atau abrasi. Hal
ini akan berlanjut dengan terbentuknya dentin sekunder yang dalam jangka waktu lama
menyebabkan gigi kurang sensitif akan tetapi lebih rapuh sehingga lebih beresiko terhadap
terjadinya karies dan fraktur.

Selain itu, faktor-faktor seperti pergeseran gigi yang menyebabkan susunan gigi tidak
rapi, restorasi yang tidak benar, resesi gingiva, mulut kering, obat-obatan, kebersihan rongga
mulut yang buruk, pola diet tidak baik dan desain gigi tiruan dan cangkolan parsial yang salah
juga menyebabkan lansia cenderung mengalami karies. Karies merupakan masalah rongga mulut
yang serius dan dapat menyebabkan kehilangan gigi sehingga mempengaruhi kesehatan secara
umum dan kualitas hidup lansia. Proses penuaan pada seseorang identik dengan terjadinya
perubahan struktur jaringan rongga mulut terutama kehilangan gigi dan perubahan struktur
mukosa rongga mulut. Terjadinya kehilangan gigi dapat mempengaruhi struktur orofasial,
seperti, jaringan tulang, persarafan, otot-otot, dan berkurangnya fungsi orofasial. Selain itu juga,
mukosa rongga mulut akan mengalami perubahan pada struktur, fungsi, dan juga elastisitas
jaringan mukosa rongga mulut. Kehilangan gigi dapat terjadi karena adanya interaksi faktor
kompleks seperti karies, penyakit periodontal, dan trauma, serta kasus yang paling sering terjadi
diakibatkan karena adanya karies.

M.Nevry, dkk. 2019. Pengaruh kehilangan gigi posterior terhadap kualitas hidup pada kelompok
usia 45-65 tahun. Padjadjaran J Dent Res Student. Vol 3(1):7-12.

Ariela, Alif Fitra. 2019. Pengaruh Status Kesehatan Gigi Lansia Terhadap Kualitas Hidup di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai