Anda di halaman 1dari 46

A.

Sistematika Laporan Ilmiah Sederhana

1. Sistematika penulisan laporan ilmiah


Pada dasarnya laporan ilmiah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh
dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup.
Bagian pelengkap terdiri atas: judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.
Secara rinci sistematika laporan ilmiah sebagai berikut.

a. Halaman judul
Judul adalah nama karangan. Judul harus sesuai dengan isinya karena judul
mencerminkan isi. Judul biasanya berupa kelompok kata (bukan kalimat).
Judul ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) Dirumuskan secara singkat
2) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target
populasi
3) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
4) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap

b. Kata pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang
Mahaesa, penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah, penjelasan
mengenai pelaksanaan informasi bimbingan, ucapan terima kasih, keterbukaan
terhadap kritik, penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, tahun pembuatan, dan nama
penulis organisasi. Tulisan kata pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan
spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto. Pada
Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebut
nama terang.

c. Daftar isi
Daftar isi adalah halaman yang memberikan informasi tentang bab, sub bab, sub-
sub bab dan bagian-bagian penting lain yang disertai dengan letak halamannya.

BAB I

d. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Bab
pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan
mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang
kuat, termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan
pendekatan masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian.
Bab pendahuluan seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui
pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa
yang diharapkan dari padanya. berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian
mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan
penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur
dan dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau
menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).

1) Latar belakang
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang
dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran
tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian
diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi
dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat
dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori
dan praktek dari konsep dalam topik.
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian
sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian
tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat hasil yang
diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih
masih layak untuk diteliti.

2) Identifikasi masalah
Sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik. Dengan identifikasi
masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah.
Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (a) masalahnya dapat dipecahkan,
(b) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (c) bentuk dan jenis data yang
diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (d) teknik pengumpulan data dapat
ditentikan secara tepat, (e) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.

3) Perumusan masalah.
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun
dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang
menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh
mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana,
mengapa dan sebagainya.

4) Tujuan penulisan
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (a) apakah ada
pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X
terhadap Y, (b) apakah ada hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah
menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (c) bagaimanakan persepsi
peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan
persepsi, (d) bagaimanakah langkah-langkah...., maka tujuannya adalah
mengidentifikasi langkah-langkah... .

BAB II PEMBAHASAN

e. Isi/Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian inti makalah, yang disusun berdasarkan urutan
rumusan masalah di atas. Materi pembahasan bisa bersumber dari data penilitian,
merujuk pendapat pakar tertentu, ataupun meurut perkembangan logika kita. Panjang
pendek makalah bergantung kepada seberapa jauh kedalaman pembahasannya.
Isi/pembahasan dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan.
Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil
harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau
gambar).
Dalam bagian ini diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek
yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan
antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian
menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses
dan hasil penyelesaian masalah.
Bagian isi/pembahasan data merupakan bagian yang paling penting dalam
penulisan karya ilmiah karena dalam bagian ini dilakukan kegiatan analisis data,
sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat
baru yang diformulakan (bila ada).

BAB III PENUTUP

f. Penutup
Bagian menguraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan hasi kerja, dan
dampak produk. Penutup merupakan bagian terakhir dari isi pokok laporan penelitian.
sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan
saran.

1) Simpulan
Simpulan merupakan bagian yang berisi jawaban masalah dalam sebuah
penelitian. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil
penelitian dan pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan
semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian
dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam bagian
pendahuluan dan memenuhi semua tujuan penelitian.

2) Saran
Saran merupakan bagian yang berisi temuan jalan keluar dari suatu permasalahan.
Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika
memungkinkan jalan keluarnya juga disampaikan. saran dapat bersifat praktis atau
teoritis. Selain itu, perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan
dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa disertai
pernyataan baru atau pengantar yang tidak relevan
b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar data yang disajikan
c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa saran atai
rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.
d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah operasional
bagi implementasinya.
e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang
dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah
teknisnya.
g. Daftar pustaka
Daftar pustaka adalah daftar buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam
menulis makalah. Adapun urutan/pola daftar pustaka adalah : nama penulis, tahun
terbitnya buku yang dirujuk, judul buku yang dirujuk, kota buku itu diterbitkan, dan
nama penerbit yang menerbitkan buku itu.
Teknik penulisan daftar pustaka ialah sebagai berikut:
1) Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang
dikedepankan, atau nama marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma. Setelah
itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
2) Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang
pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip Kotler
3) Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah
yang diputar dan diikuti oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil. dkk.
4) Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah
yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
5) Gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;
6) Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi
dalam mesin tik atau tulisan tangan;
7) Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit
oleh tanda petik dua;
8) Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
9) Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing,
penerjemah ditulis sesudah edisi;
10) Spasi dalam daftar pustaka satu spasi;
11) Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
12) Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua
atau selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
13) Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang
ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis
panjang;
14) Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang
pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit.

Penulisan Daftar Pustaka :


1. Pustaka acuan berupa buku
Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama
penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau
kota terbit, dan e). Nama penerbit.
Jika tidak terdapat nama penulis  dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah :
a). Nama lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta
keterangnnya, d) tempat terbit, dan e). Nama penerbit.
Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang
diikuti oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah
tanda titik atau setelah titik dua ada jarak satu ketukan.
Contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku.
Badudu, J.S. 1993. Inilah Bahasa Indonesoa yang Benar I. Jakarta : PT Gramedia.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan
Kajian. Cetakan III.Bandung: Eresco.
Surono. 1981. Ikhtisar Seni Sastra. Solo : Tiga Serangkai
Zaidan dkk. 1981. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Balai Pustaka

2. Pustaka acuan berupa majalah atau jurnal


Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam
daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik,
nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta
didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun penerbitannya yang keberapa, tempat terbit
dan nomor halaman.
Misalnya :
Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0.
2 Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.
Kansil, C.L. 2002. “Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesional
dalam Memenuhi Dunia Industri Dalam Transpor. Edisi XX (4) : 57-61.

3. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar


Jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar atau media masa, urutan
pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul
artikel diberi tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis
bawah dan didahuui kata Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan
artikel.
Misalnya :
Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". Dalam Prioritas.
4 mei. Jakarta : halaman 4-5.
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri : halaman 3.

4. Pustaka acuan dari internet


Sumber acuan dari internet atau media online, urutan pencantuman dalam daftar
pustaka adalah nama pengarang, bulan dan tahun, judul, alamat website dan tanggal
diakses.
Misalnya :
Junaedi, Fajar. Agustus 2004. “Berinternet Gratis dengan JUICE”
http://www.juiceboosted.com, diakses 25 Mei 2005
Atau
Hitchcock, S. Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The
Calm before the Storm. http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html,
diakses 22 Juni 2010
Atau
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tes.
http://www.malang.ac.id , diakses 20 Januari 2000
B. Contoh Bagian Tubuh Karya Ilmiah Sederhana
PENYEBAB DAN ANTISIPASI PADA KENAKALAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi tua tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan
dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap
masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja
sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.
Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Padahal
bagi remaja, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya.
Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja
sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua
hendaknya justru menjadi teladan di depan, di tengah membangkitkan
semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak-tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa (Ahmadi,
2006:112). Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak
lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekhawatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas. Kesalahankesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam makalah
ini adalah :
a. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja.
b. Kiat untuk menangkal agar terhindar dari pengaruh kenakalan remaja.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Hal-hal apa sajakah yang dapat menyebabkan timbulnya kenakalan remaja?
b. Bagaimanakah kiat untuk menangkal agar terhindar dari pengaruh
kenakalan remaja?

1.4 Tujuan Penulisan


Makalah ini dimaksudkan untuk membahas :
a. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja
b. Kiat untuk menangkal agar terhindar dari pengaruh kenakalan remaja.

BAB II

PEMBAHASAN

Hasan (2005:79) mengatakan bahwa masalah kenakalan remaja mulai


mendapat perhatian yang khusus sejak dibentuknya suatu peradilan untuk anak-
anak nakal tahun 1899 di Amerika Serikat. Dalam pandangan umum, kenakalan
anak di bawah umur 13 tahun masih dianggap wajar, sedangkan kenakalan anak di
atas usia 18 tahun dianggap merupakan salah satu bentuk kejahatan. Dalam
makalah ini hanya akan dibahas kenakalan yang dilakukan oleh para remaja dalam
usia 13 sampai dengan 18 tahun.

2.1 Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, sebagian di
antaranya adalah sebagai berikut.

1) Pengaruh Kawan Sepermainan


Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-
temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan teratas, misalnya
anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat
bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya.
Di zaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya
membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga para orang tuanya. Orang tua
juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan
tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Akan tetapi, jika
tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya.
Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang
tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai
modal ataupun orang tua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi
frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa
kekecewaannya itu pada narkotik atau obat terlarang dan lain sebagainya.
Pengaruh kawan ini memang cukup besar dalam membentuk watak dan
kepribadian seseorang ketika remaja. Oleh karena itu, para remaja hendaknya
berhati-hati dan bijaksana dalam bergaul. Jangan bergaul dengan kawankawan
yang tidak benar.
Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, akan banyak menimbulkan
masalah bagi orang tuanya. Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat
pergaulan, remaja hendaknya mempunyai teman bergaul yang sesuai. Orang tua
pun hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian
tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Orang tua perlu memberi
pengertian yang jelas, sekaligus berilah teladan.
Dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi
waktu anak untuk keluyuran yang tidak menentu dan sekaligus dapat melatih
anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga.
Para remaja harus berlatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah
sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, remaja harus tahu tentang
batasan teman yang baik.
Beberapa petunjuk tentang kriteria teman baik adalah sebagai berikut:
memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati. Menjaga barangbarang
dan harta kita apabila kita lengah. Memberikan perlindungan apabila kita berada
dalam bahaya. Tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya
dan kesulitan. Membantu sanak keluarga kita.
Sebaliknya, kriteria teman yang tidak baik. Mereka adalah teman yang akan
mendorong seseorang untuk menjadi: Penjudi. Orang yang tidak bermoral.
Pemabuk. Penipu. Pelanggar hukum.

2) Pendidikan

Memberikan pendidikan yang sesuai merupakan salah satu tugas orang tua
kepada anak. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah
sekolah yang bermutu. Adakalanya sekolah yang penanganannya kurang displin
sehingga memungkinkan anak untuk berbuat negatif, misalnya banyaknya jam
kosong akan memicu anak ramai dan berbuat onar di kelas.
Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Namun demikian, kadang-
kadang hobi akan mengalahkan segalanya, termasuk tanggung jawabnya sebagai
pelajar. Padahal tugas utamanya adalah bersekolah, sedangkan hobi adalah
kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utamanya telah selesai
dikerjakan. Jika penyaluran hobi salah sasaran, juga akan mengakibatkan
berkurangnya pengendalian diri.

3) Penggunaan Waktu Luang


Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan
seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada
kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, remaja akan
timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.
Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah.
Namun demikian, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan
dapat terganggu. Sering perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja.
Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan
para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan
dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya,
kawan sebaya sering menganggap iseng dan berbahaya adalah salah satu bentuk
pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan, misalnya ngebut tanpa lampu di
malam hari, mencuri, merusak, minum-minuman keras, obat bius, dan sebagainya.
Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri,
sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam
masyarakat, apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya
maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak
mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan
kawankawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.

4) Uang Saku
Orang tua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian
bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja harus
belajar menghargai nilai uang. Mereka hendaknya berlatih agar mempunyai sifat
tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir. Anak diajarkan hidup
dengan bijaksana dalam mempergunakan uang dengan selalu menggunakan
prinsip hidup ‘Jalan tengah’. Budayakan menabung sebagian dari uang sakunya.
Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk
menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan.
Namun demikian, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan.
Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat
menimbulkan masalah sebagai berikut.

(1) Anak menjadi boros.


(2) Anak tidak menghargai uang.
(3) Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang.

5) Pergaulan Bebas
Pada masa ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul dengan lain jenis.
Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Oleh karena
itu, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Sedangkan, pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat
berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di zaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa
pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak
seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

2.2 Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja


Sebagian besar orang tua di zaman sekarang sangat sibuk mencari nafkah.
Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat mengikuti terus
kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak bersumber
dari pergaulan. Oleh karena itu, para remaja hendaknya memahami pendidikan
hukum, agama, dan sosial. Setelah mendapat pendidikan, maka kemana saja anak
pergi ia akan selalu ingat pesan orang tua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak
menjadi mandiri dan bisa dipercaya, karena dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Selama seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya
sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali
tidak berada di dekatnya. Inti pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Malu Berbuat Jahat


Benteng agar remaja tidak salah langkah dalam hidup ini adalah
menumbuhkan rasa malu melakukan perbuatan yang tidak benar atau jahat. Para
remaja harus tahu perbedaan dan akibat perbuatan baik dan tidak baik. Perbuatan
benar dan tidak benar. Orang tua dan guru memiliki peranan dalam memberikan
penjelasan kepada para remaja. Hal ini akan dapat menghilangkan keraguan anak
dalam mengambil keputusan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.
Penjelasan sebaiknya diberikan sejak dini. Apabila anak sudah dapat
dengan jelas membedakan kebaikan dan keburukan, tahap berikutnya adalah
tumbuhkan rasa malu untuk melakukan kejahatan. Kondisikanlah pikiran remaja
punya rasa malu, merasa tidak pantas melakukan pelanggaran peraturan
masyarakat.
Sikap orang tua bila mengetahui bahwa anaknya melakukan suatu
perbuatan yang tidak pantas maka katakan segera bahwa hal itu memalukan.
Kemudian orang tua memberikan saran agar dia tidak mengulangi perbuatan itu
lagi. Bila perbuata itu masih diulang, berilah sanksi. Berilah hukuman yang
mendidik bila perbuatan itu tetap diulang. Usahakan dengan berbagai cara, agar
anak tidak lagi mengulang perbuatan yang tidak baik itu.

2) Takut Akibat Perbuatan Jahat


Para remaja harus menumbuhkan rasa takut akibat perbuatan jahat.
Remaja harus tahu bahwa akibat perbuatan buruk akan berdampak pada remaja
itu sendiri, orang tua, keluarganya, serta lingkungannya. Menumbuhkembangkan
perasaan malu dan takut melakukan perbuatan yang tidak baik ataupun berbagai
bentuk kejahatan inilah yang akan menjadi pengawas setia dalam diri setiap
orang, khususnya para remaja. Selama dua puluh empat jam sehari, pengawas ini
akan melaksanakan tugasnya.
Kemanapun si remaja pergi, ia akan selalu dapat mengingat dan
melaksanakan kedua hal sederhana ini. la akan selalu dapat menempatkan dirinya
sendiri dalam lingkungan apapun juga sehingga akan mampu membahagiakan
dirinya sendiri, orang tua dan lingkungannya. Orang tua sudah tidak akan merasa
kuatir lagi menghadapi anak-anaknya yang beranjak remaja. Orang tua tidak akan
ragu lagi menyongsong era globalisasi. Orang tua merasa mantap dengan
persiapan mental yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu,
pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat
dinikmati hasilnya di hari tua.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Remaja memang rawan dengan kenakalan. Kenakalan dapat datang dari


berbagai segi, baik dari segi pergaulan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang,
penghargaan uang, dan perilaku seksual. Oleh karena itu, orang tua, masyarakat,
sekolah, dan remaja itu sendiri harus mampu mengendalikan diri untuk
menghindari berbuat negatif. Cara yang dilakukan, yaitu menumbuhkan rasa malu
berbuat jahat dan takut akibat perbuatan jahat.

3.2 Saran

Untuk mengantisipasi berkembangnya kenakalan remaja, makaperan serta


orang tua dalam mengarahkan perilaku anak sangat penting, misalnya dengan
memberikan pemahaman pada anak tentang pentingnya pendidikan keagamaan,
kepatuhan terhadap hukum, toleransi sosial dan lain-lain. Peran orang tua ini
dilakukan saat anak berada di luar sekolah, sehingga diharapkan pembelajaran di
sekolah dan di rumah dapat berjalan seiring.

Rujukan

Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

“Cara Penulisan Daftar Pustaka”. Januari 2010. http://skripsi mahasiswa.blogspot.com/


diakses 19 Februari 2012.

Murniasih, Tri Retno dan Sunardi. 2008. Pelajaran bahasa Indonesia 3: untuk SMP/MTs
kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

“Teknik Penulisan Sebuah Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi”. 2010.
http://www.kosmaext2010.com/ diakses 19 Februari 2012.

Catatan
Untuk bagian pelengkap, seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar
pustaka Anda lengkapi sendiri.

Karya Ilmiah Populer


A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Populer

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,


dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses
transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin banyak ditekuni.
Saat ini kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah, mulai dari koran,
majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma
menyajikan informasi dan ilmu. Perkembangan dunia tulis menulis semakin pesat,
yang diindikasikan dengan maraknya karya tulis yang semakin beragam. Secara garis
besar pada hakikatnya karya tulis terbagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi dan non-fiksi.
Fiksi adalah karya tulis berupa cerita rekaan, tidak berdasarkan kenyataan
(khayalan), contohnya novel. Sedangkan non fiksi adalah karya tulis yang berdasarkan
fakta dan kenyataan. Satu di antara jenis tulisan non-fiksi yang banyak ditemukan
adalah karya tulis ilmiah populer. Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara
lebih jelas, terlebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan,
ilmiah, dan populer itu sendiri. Melalui hal tersebut dapat ditemukan makna yang utuh
tentang jenis tulisan ini. Berikut adalah pemaparan dari ketiga elemen tersebut.

1) Tulisan
Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan
pernyataan gagasan orang lain. Seseorang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah
dikemukakan orang lain disebut penulis, bukan pengarang. Sebab ia memang hanya
mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan
informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah tulisan baru yang lebih utuh.

2) Ilmiah
Ilmiah berarti bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan
metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa
baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain
seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan
konsisten.
Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas
penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa
suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan
juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara
professional. Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah
(paper), artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Defenisi ilmiah ini sendiri
akan mengalami reduksi (pengurangan) makna bila digandengkan dengan kata
populer.
3) Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal
dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah populer
merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah
dicerna oleh pembacanya yang begitu beragam, dan tampilan karya atau layout yang
disajikan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk membacanya.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulankan pengertian karya tulis ilmiah
populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan
dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang
menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya.
Karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur,
mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis
murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah populer
lebih cocok disebut sebagi tulisan daripada karangan. Seperti yang dipaparkan di atas,
secara otomatis akan ada proses reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika
digandengkan dengan kata populer. Namun meski melangalami reduksi, kata-kata
ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan
pencantuman sumber rujukan.

B. Elemen-elemen Teks Karya Ilmiah Populer


Elemen teks karya ilmiah populer dibagi menjadi tiga, yaitu elemen teks,
elemen visual, dan invisible element. Secara umum tujuan adanya berbagai macam
elemen dalam suatu teks adalah untuk menyampaikan informasi dengan lengkap dan
tepat, serta kenyamanan dalam membaca termasuk kemudahan mencari informasi
yang dibutuhkan dan estetika. Pada umumnya, semua karya desain grafis termasuk
karya tulis ilmiah populer menggunakan sebagian atau seluruh elemen teks. Berikut
ini elemen-elemen yang biasa digunakan pada teks karya tulis populer
1) Elemen teks
Elemen teks suatu karya tulis ilmiah pada umumnya terdiri dari

(1) Judul (Head atau Headline)


Suatu tulisan biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang
disebut judul. Judul dibuat ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan
membedakannya dari elemen teks lainnya. Selain dari ukuran, pemilihan sifat yang
tercermin dari jenis huruf yang dipilih juga harus menarik, karena segi estetik pada
judul lebih diprioritaskan. Misalnya dapat menggunakan huruf-huruf yang bersifat
dekoratif dan tidak terlalu formal.

Contoh:
Judul/Headline
(2) Deck
Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang akan dibicarakan pada isi
tulisan (bodytext). Letaknya bervariasi tapi biasanya antara judul dengan isi. Fungsi
deck yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca isi tulisan, dengan ciri: ukuran
hurufnya lebih kecil dari judul tapi tidak sekecil huruf pada isi, jenis huruf yang
digunakan berbeda dengan judul, dapat menggunakan jenis huruf yang sama tetapi
warna deck dibedakan dengan judul dan isi tulisan (bodytext). Ada atau tidaknya deck
dan penataan letaknya dipengaruhi oleh luas area halaman yang tersedia dan panjang
pendeknya artikel.

Contoh :

Deck

(3) Isi (Bodytext)


Isi atau bodytext tulisan, merupakan elemen teks yang paling banyak
memberikan informasi terhadap topik bahasan. Keberhasilan suatu bodytext
ditentukan oleh judul dan deck yang menarik, sehingga pembaca meneruskan
keingintahuan akan informasi yang lengkap, serta gaya penulisan yang menarik
daribahasan tersebut.
Isi/Bodytext

(4) Initial Caps


Merupakan huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf.
Karena lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu initial caps di dalam satu
naskah.
Contoh:

(5) Nomor Halaman (page number)


Nomor halaman bertujuan untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi
tulisan, lebih baik bila disertai dengan daftar isi atau index di halaman depan.

2) Elemen visual
Elemen visual adalah semua elemen bukan teks yang terlihat dalam sebuah
teks . Elemen visual terdiri dari:

(1) Foto
Foto merupakan elemen penting karena dapat menjelaskan isi pesan pada
tulisan yang dibuat. Foto mempunyai kekuatan untuk memberi kesan sebagai ”dapat
dipercaya”. Visualisasi tampilan foto berdampak besar dalam menunjang karya tulis,
sebagaimana hasil penelitian Poynter Institute (sekolah jurnlistik di Amerika), dimana
foto berwarna mendapat perhatian 20% lebih besar dibandingkan foto hitam putih.

Contoh penggunaan

foto

(2) Informational Graphics (Infographics)


Informational graphic atau infographic merupakan fakta-fakta dan data-data
statistik dari hasil survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart),
diagram, tabel, dan peta.

3) Invisible element
(1) Margin
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan
ditempati oleh elemen-elemen teks. Fungsinya untuk mencegah agar elemen-elemen
teks tidak terlalu berhimpit ke pinggir halaman, karena elemen teks dapat terpotong
saat proses pencetakan.
Contoh lembar judul karya ilmiah populer

Halaman

judul

Deck

foto Bodytext

Struktur laporan ilmiah populer sama dengan ilmiah murni, yaitu terdiri
dqari bagian tubuh dan bagian pelengkap. Perbedaan mendasar terletak pada
penggunaan bahasa dan ilustrasi.
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
Petunjuk

Jawablah secara jelas dan singkat menurut pendapat anda dengan menggunakan bahasa
berkaidah!

1. jelaskan apa keterkaitan antara peristiwa 28 Oktober 1928, 18 Agustus 1945, UUD 1945
Bab XV Pasal 36 dan identitas Indonesia sebagai negara berdaulat!

2. Apa yang dimaksud dengan kedudukan bahasa Indonesia secara sosiologis dan yuridis,
jelaskan!

2. Pertimbangan politis apa saja yang mendasari diangkatnya bahasa Melayu sebagai akar
kata bahasa Indonesia, dan apakan penyerapan bahasa Melayu dilakukan secara murni
atau disesuaikan dengan kondisi budaya Indonesia. Perjelas uraian Anda dengan contoh!

3. Language aquisition berkaitan erat dengan proses pemerolehan bahasa pada seseorang.
Jelaskan bagaimana proses pemerolehan bahasa pertama/ibu, bahasa kedua dst. yang
terjadi pada diri Anda, serta dengan alasan yang jelas dan terurai!

PERBAIKI TEKS DI BAWAH INI SESUAI KAIDAH PENULISAN YANG BAKU, PERBAIKI JUGA
KALIMAT YANG ANDA ANGGAP TIDAK EFEKTIF!

4. Hari sangat cerah, Raden mas Singo menggolo, M.Hum Duduk termenung memikirkan
kekasih hatiNya sisilia tabuni yang tak hadir pada hari ulang tahunnya kemrin, yaitu pada
tanggal 25 april 2015, tak datangnya ia disebabkan karena karena Ia sedang menghadiri
KAA diBandung.
Walaupun agak kesal, Ia juga sedikit berbangga hati karena kekasihnya adalah satu-
satunya wakil dari papua yang berjenis kelamin perempuan. Dalam kesalnya Ia juga
berdoa pada Tuhan Yang Mahaesa/Maha Esa selalu melindungi kekasihnya itu.
Jika bertanya pada hati kecilnya, sudah tentu Ia tak rela melepaskan kekasihnya pergi
jauh dari sisinya, tetapi demi amanat Negara dan berkaitan dengan hak dan kewajiban
warga negara indonesia yang tertera dalam undang-undang dasar 1945 da, maka sebagai
warga negara wajib baginya melaksanakan tugas tersebut.

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

Anda mungkin juga menyukai