Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GAMBAR TEKNIK

JURUSAN GEO PERTAMBANGAN “SMK HERMON TMK”


Kata Pengantar
Puji syukur Dengan Kehadirat ALLAH yang maha
kuasa yang telah memberikan saya semagat yang luar biasa bagi
penulis yang telah selesai dengan mata pelajaran agama Judulnya “
Laporan Makalah Gambar Teknik “.
Saya Meminta Maaf Kalau Dalam Materi Makalah Ini Yang Tak
Sesuai Yang Anda Inginkan Dan Trimakasih Anda Telah Menerima
Makalah Yang Saya Buat Dengan Tenaga Saya Sendiri.
T’rima Kasih Sekali Lagi Kepada Bapak Ibu Guru Yang
Telah Memberikan Ilmu Yang Pasti Untuk Kita Mengetahuhi Segala
Yang Ada Di Dunia Sekian Dan T’rimaksi Kepada Bapak Ibu Guru.

daftar isi
Halaman Judul
Halaman pengesaan
Halaman motto
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I pendahuluan
1.1 kata pengantar
1.2 waktu dan tempat
1.3 rumusan masalah
BAB II DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN THEODOLIT
2.2 MACAM MACAM THEODOLIT
2.3 fungsi theodolit
2.4 Bagian ‘’ theodolit dan fungsinya
2.5 gambar theodolit
BAB III PEMBAHASAN
3.1 cara kerja theodolit
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan
4.2 saran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya
seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah
pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil
pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar
dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi
biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi
teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur
yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan theodolit.

1.2 WAKTU DAN TEMPAT


a. waktu
1. Pukul 18 : 00 wit sampai 07 : 00 wit (diareal warnet)
2. Pukul 19 : 00 wit sampai 06 : 00 wit ( diareal sekolah)

1.3 rumusan masalah


1. Macam macam theodolit
2. Fungsi theodolit
3. Cara kerja theodalit
4. Pengertian theodolit

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengerti theodolit

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai
pada satuan sekon (detik).

2.2 macam macam theodolit


Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :

Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat
lingkaran nonius 1.Theodolite Reiterasi

dan tabung sumbu pada kiap.

Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci
plat nonius.

2.Theodolite Repetisi

Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.

Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

3. Theodolite Elektro Optis

Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis
dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala
lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan
system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima
gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus
ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis akan
ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

2.3 fungsi theodolit


Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut
dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas
dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau
perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington
1997).

Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang
dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576,
lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap
vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade
pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut
horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran.
Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah
lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan
sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti
dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada
1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia
buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat
Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala
arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga
dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
2.4 Bagian ‘’ theodolit dan fungsinya
BAGIAN – BAGIAN THEODOLITE

1. Pembantu Visir

2. Lensa Obyektif

3. Klem Sumbu II

4. Sumbu II

5. Nivo Teropong

6. Ronsel Lensa Tengah

7. Reflektor Sinar

8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A

9. Klem Horisontal

10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal

11. Penggerak Halus Limbus

12. Skrup Penyetel ABC

13. Plat Dasaran / Tatakan

14. Kepala Statif

15. Kaki Statif

16. Penggantung Unting – unting

17. Baut Instrumen

18. Nivo Alhidade Horisontal

19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal

20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B

21. Skrup Penggerak Halus Vertikal

22. Lensa Okuler

23. Ring Pelindung Diafragma


24. Mikroskop pemb. Lingkaran Vertikal

25. Tabung Sinar

26. Piringan Lingkaran Vertikal

FUNGSI BAGIAN – BAGIAN THEODOLITE

1. Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu


mengarahkan teropong ke target , untuk membantu pembidikan secara kasar.

2. Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek / target .Lensa positif
yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil

3. Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II

4. Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap sumpu putar


horizontal.

5. Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada kebanyakan
theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.

6. Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat
klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).

7. Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkannya ke


mikroskop pembacaan lingkaran horisontal, sehinga bisa terbaca

8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A : berfungsi sebagai tempat pembacaan arah


horizontal.

9. Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci lingkaran horizontal.

10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi menggerakkan teropong arah
horisontal dengan perlahan pada saat klem horisontal dikunci

11. Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat
klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).

12. Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota guna pembuatan
sumbu I vertikal.

13. Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga seluruh bagian alat

14. Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat Theodolite.
15. Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya pesawat
Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi supaya kaki statif menancap ke
tanah dengan kuat agar pesawat tidak jatuh.

16. Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali unting-unting.

17. Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif

18. Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I vertical secara halus,
setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.

19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi menyeimbangkan nivo Alhidade
horizontal.

20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop yang digunakan untuk


membaca sudut lingkaran horisontal

21. Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong arah vertikal
secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.

22. Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.

23. Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma

24. Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan Iingkaran vertikal.

25. Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertikal

26. Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala
lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi oleh alhidade vertical.

2.5 Gambar theodolit


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 cara kerja theodolit


Theodolit atau Theodolite adalah suatu alat yang digunakan dalam teknik sipil bangunan
yang dirancang khusus untuk mengukur sudut yakni sudut tegak yang disebut sudut
vertical dan sudut mendatar yang disebut sudut horizontal. Sudut – sudut tersebut
sangat penting dalam menentukan jarak tegak dan jarak mendatar di antara 2 buah titik
lapangan.

Seseorang yang ingin menggunakan theodolit tentu harus sudah tahu cara penggunaan
theodolit. Berikut ini langkah – langkah menggunakan theodolit.

• Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah pesawat terikat
dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat tersebut baru diangkat dan Anda
dapat meletakkannya di atas patok yang sudah diberi paku

• Tancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya. Kemudian
lihat paku dibawah menggunakan centring. Jika paku sudah terlihat, kedua kaki tripod
tersebut baru diletakkan di tanah.

• Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah terlihat, ketiga kaki
di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan alat juga tidak mudah
goyang. Kemudian, lihat paku lewat centring. Jika paku tidak tepat, kejar pakunya dengan
sekrup penyetel. Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo kotak tidak berada di tengah maka
alat posisinya miring. Untuk mengetahui posisi alat yang lebih tinggi, lihat gelembung
pada nivo kotak. Jika nivo kotak berada di timur, posisi alat tersebut akan lebih tinggi di
timur sehingga kaki sebelah timur dapat dipendekkan.

• Setelah posisi gelembung di nivo kotak berada di tengah,alat sudah dalam keadaan
waterpass namun masih dalam keadaan kasar. Cara mengaluskannya, gunakan nivo
tabung. Di bawah theodolit terdapat 3 sekrup penyetel. Sebut saja sekrup A, B, dan C.
Untuk menggunakan nivo tabung sejajarkan nivo tabung dengan 2 sekrup penyetel.
Misalnya sekrup A dan B. Kemudian, lohat posisi gelembungnya. Jika tidak di tengah,
posisi alat berarti masih belum level dan harus ditengahkan. Setelah nivo tabung berada
di tengah baru kemudian diputar 90 derajat atau 270 derajat dan nivo tabung bisa
ditengahkan dengan sekrup C. Setelah ada di tengah, berarti posisi kotak dan nivo tabung
sudah sempurna

• Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah tepat di atas
patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu dengan mengendorkan baut
pengikat yang terdapat di bawah alat ukur. Geser alat agar tepat berada di atas paku
namun jangan diputar karena jika diputar dapat mengubah posisi nivo.
• Setelah posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung perlu diulangi
seperti langkah di atas agar posisinya di tengah lagi.

• Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu 0°00’00” dan jangan lupa mengunci sekrup
penggerak horizontal.

• Nyalakan layar dengan tombol power. Kemudian setting sudut horizontal pada
0°00’00” dan tekan tombol [0 SET] dua kali. Tekan tombol [V/%] untuk menampilkan
pembacaan sudut vertikal.

Sekarang, Theodolite sudah siap untuk digunakan dan Anda bisa mulai bekerja dengan
alat ini.

BAB iV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara
lain :

 Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon tertutup, dimana titik awal
dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.
 Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan
azimut dai suatu daerah.
 Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik – titik poligon yang
akan diplotkan ke kertas gambar.
 Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor
manusia, faktor alat dan faktor alam.

4.2 saran
 Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi.
 Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
 Pemilihan lokasi patok dengan tanah yang mendukung.

Anda mungkin juga menyukai