Anda di halaman 1dari 68

BUKU PANDUAN BELAJAR MAHASISWA

MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK II


KODE : KIM 6314
SKS/JS : 3/3
SEMESTER : IV
TAHUN AKADEMIK: 2019/2020

PENGASUH : DR. IDA BAGUS NYOMAN SUDRIA, M.Sc


I Putu Eka Septian Adista Putra, SPd., Msi.

NAMA : ...................................................
NIM : ...................................................

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020

i
PEDOMAN UMUM PERKULIAHAN
1. Perkuliahan dilakukan melalui blended learning.
2. Tugas kuliah meliputi tugas kelompok dan tugas individu.
3. Siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran.
4. Materi dalam buku ajar yang ada hanya berupa informasi ringkas materi perkuliahan yang
harus dielaborasi (ditambah contoh, informasi baru terkait, dan perbaikan/pengembangan
konsepsi) oleh mahasiswa.
5. Tugas kelomppk adalah membuat tugas pra-kuliah (persiapan kuliah), presentasi hasil
tugas, dan penyempurnaan hasil tugas melalui beberapa tahapan. Kelompok dengan
nomor ganjil mengenjakan topik dengan nomor ganjil, kelompok dengan nomor genap
mengerjakan topik dengan nomor genap. Bagian-bagian materi dalam dokumen tugas
kelompok bisa dikerjakan secara perorangan (dengan membagi tugas), kemudian
disatukan. Gabungan tugas perorangan tersebut dalam kelompok, wajib didiskusikan
dengan anggota kelompok di kampus (sekitar 60 menit di luar jam tatap muka di kelas),
sehinga dimiliki sebagai hasil kerja kelompok yang semuanya isinya wajib
dipahami/dipertanggungjawabkan oleh setiap anggota kelompok.
6. Pembelajaran setiap topik mengikuti SAP dan dokumentasi hasil kegiatan mengikuti
format dalam buku panduan belajar mahasiswa. Tahapan-tahapan kegiatan yang secara
umum sebagai berikut.
(a) Mengerjakan tugas pra-kuliah berupa tugas eksplorasi, analisis, dan elaborasi materi
suatu pokok bahasan/topik kajian dari berbagai sumber sebagai DRAF PRODUK
AKTIVITAS BELAJAR AWAL. Topik bahasan diberi nomor secara urut mulai dari nomor
satu. Demikian juga kelompok kerja mahasiswa diberi nomor secara urut mulai dari
nomor 1 (dengan anggota kelompok masimal 3 orang). Untuk lebih menyesuaikan
bobot tugas dengan beban sks, tugas eksplorasi topik dan analisnya sebagai tugas pra-
kuliah disiapkan selama dua minggu. Kelompok ganjil menyiapkan eksplorasi dan
analisis untuk topik dengan nomor ganjil, sementara kelompok genap dengan topik
nomor genap untuk pertemuan berikutnya.
(b) Setiap kelompok ganjil wajib mencari pasangan kelompok genap untuk saling tukar
mereviu dokumen draf awal secara bergantian. Nama-nama anggota baik kelompok
dokumen yang direviu maupun nama-nama anggo kelopok perviu dicantumkan dalam
identitas tugas. Reviu sebaiknya dilakukan menggunakan fasilitas review sesui dengan
jenis file word atau pdf, jika belum bisa menggunakan fasilitas computer reviu
tersebut minta bantuan teman lain atau dosen pengasuh. Hasil reviu oleh kelompok
pereviu dikembalikan segera setelah forum diskusi online di classroom google (paling
lambat hari itu pukul 12.00).
(c) Mengikuti diskusi forum online classroom google selama 60 menit pada hari kedua
sebelum hari tatap muka presentasi di kelas (hari dan waktu pelaksanaan disepakati
Bersama oleh mahasiswa dan dosen) TENTANG MASALAH-MASALAH yang dialami
dalam penyiapan draf produk aktivitas belajar awal. Sebagai kolega,
mahasiswa secara kooperatif memberikan masukan solutif terhadap masalah yang
dihadapi teman (terutama lintas kelompok dari bukan anggota kelompok yang terlibat
sebagai pereviu atau yang direviu). Dosen akan memberikan masukan/arahan pada
permasalahan yang belum terpecahkan dan megarahkan informasi yang cendrung
membias. Kemudian setiap kelompok MENGUNGHAH hasil perbaikan awal draf
produk hasil belajar tersebut di dalam sesi tugas classroom google paling lamabat
SATU HARI SEBELUM TATAP MUKA presentasi di kelas. DRAF PERBAIKAN YANG

ii
DIUNGGAH TETAP BERISI KOMENTAR DARI KELOMPOK PEREVIU (gunakan file yang
dikembalikan oleh kelompok pereviu). Perbaikan informasi/konsespsi-konsepsi
dengan mengakomodasi masukan dari kelompok reviu dicetak ORANGE.
Untuk mengetahui pihak-pihak yang berkontribusi dalam konstruksi konsepsi dalam
dokumen setiap kelompok, isi dokumen diketik (a) berwarna hitam untuk informasi/
konsepsi-konsepsi atau informasi dasar awal oleh kelompok sendiri, (b) biru untuk
informasi/konsepsi-konsepsi perluasan/advant, dan (c) merah untuk konsepsi-
konsepsi atau informasi yang masih belum difahami, selain kuning untuk masukan
dari kelompok pereviu. Warna hijau nanti akan digunakan menandai masukan dari
dosen/pengasuh. File dokomen draf diberi nama secara urut dari nama kelompok
pembuat, kelompok pereviu, draf, topik. Contoh nama file II_V_Draf_Alkali Tanah.
Ingat dokumen yang sama masih akan tetap digunakan untuk direvisi sebagai tugas
pasca-pembelajaran yang juga akan diunggah pada sesi tugas. Namaun dokumen
revisi yang masih mengandung jejak efistimologi ini diberi nama file seperti
sebelummnya dengan mengganti draf menjadi revisi seperti file II_V_Revisi_Alkali
Tanah.
(b) Kegiatan M1s.d. M5 dalam kegiatan kuliah tatap muka mengunakan metode diskusi
dengan teknik jigsaw (keahlian sesuai dengan bagian tugas kelompok yang dikerjakan
perorangan) selama 40 menit, dan kemudian disusul dengan presentasi dan diskusi
kelas.
Sangat baik jikan presentasi menggunakan power point ringkas (informasi ringkas isian
table dan/atau sesuai format isian) dari isi draf produk hasil belajar awal untuk topik
tugas. Kemudian mempresaentasikannya di kelas sebagai hasil eleborasi yang diikuti
dengan diskusi kelas. Presentasi dilakukan oleh dua kelompok yang ditentukan secara
undian pada saat tatap muka di kelas untuk topik yang bersangkutan dari kelompok
ganjil/genap.
(c) Penyempurnaan produk draf aktivitas belajar tersebut dengan mengakomodasi
masukan dalam diskusi kelas, kemudian produk hasil belajar yang disempurnkan
tersebut DIUNGGAH PALING LAMBAT TIGA HARI SETELAH PERTEMUAN TATAP MUKA
TOPIK TERSEBUT. Ingat dokumen yang diunggah masih menggunakan dokumen yang
dikerjakan secara berkelanjutan. Isi informasi/konsepsi-konsepsi yang sebagai hasil
perbaikan dengan mengakomodasi masukan dalam diskusi kelas diketik dengan warna
ungu. Ingat nama file ini seperti contoh di atas (misalnya: II_V_Revisi_Alkali Tanah)
7. Mahasiswa Juga membuat tugas individu berupa sebuah makalah ilmiah tentang suatu
kajian Kimia Anorgank II yang merepresentasikan sikap dan berpikir kritis serta kreatif dari
mahasiswa yang dikumpul pada minggu ke-12
8. Mahasiswa harus mengikuti kuliah dengan kehadiran minimal 75% dari total waktu tatap
muka
9. Penilaian sesuai dengan rancangan penilaian dalam format RTM (yang sudah sesuai
dengan kriteria penilaian yang diberlakukan oleh universitas).
10. Kategori penilaian mengikuti pedoman konversi skor skala seratus yang berlaku di
UNDIKSHA yakni A = 85 – 100; B = 70 – 84; C = 55 – 69; D = 40 – 54; and E = 0 – 39.
11. Total waktu perkuliahan minimal 14 kali pertemuan

iii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................. i
PETUNJUK UMUM .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................. iv
PENDAHULIAUN................................................................................................................... 1
BAB I LOGAM ALKALI ........................................................................................................ 5
1. Sejarah, keberadaan dan isolasi .......................................................................... x
2. Penggunaan unsur-unsur alkali ........................................................................... x
3. Sifat-sifat unsur-unsur alkali ................................................................................ x
4. Hidrida, pembuatan, dan sifat-sifatnya ............................................................... x
5. Halida, pembuatan, dan sifat-sifatnya ................................................................. x
6. Oksida, pembuatan dan sifat-sifatnya ................................................................. x
7. Hidroksida, pembuatan dan sifat-sifatnya ........................................................... x
8. Jenis persenyawaan lainnya yang mengandung alkali ......................................... x
Tugas ....................................................................................................................... x
Daftar Pustaka Rujukan ............................................................................................ x
BAB II ………………………………………………………………………………………………….............................. x
1. xxx ....................................................................................................................... x
2. xxx ....................................................................................................................... x
3. xxxx ..................................................................................................................... x
4. xxxxx .................................................................................................................... x
5. xxx........................................................................................................................ x
6. xxx ....................................................................................................................... x
7. vvv ....................................................................................................................... x
8. Jenis persenyawaan lainnya yang mengandung alkali ......................................... x
Tugas ....................................................................................................................... x
Daftar Pustaka Rujukan ............................................................................................ X
REFERENCES
Greenwood, N. N. and Earnshaw, A. 2003. Chemistry of the Elements. Second Edition.
Amsterdam: Elsevier, Ltd.
Cotton, F. A., Wilkinson, G., and Gaus, P. L. 1995. Basic Inorganic Chemistry. Third Edition,
New York: John Wiley & Son.
Winter, M. J. 1994. d-Blok Chemistry. Oxford: Oxford University Press.
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford University
Press.
Huheey, J. E., 1985. Inorganic Chemistry. Second Edition. New York: Harper & Row Publisher.

iv
Norman, N. C. 1997. Periodicity and the s- and p-Block Elements. Oxford: Oxford University
Press.
Sudria, I.B.N. & Siregar, M. (2002). Penuntun Belajar Kimia Anorganik II (Bagian Kedua).
Nurusan Pendidikan Kimia FMIPA IKIP Negeri Singaraja
Silberberg, M.S. (2003). Chemistry The Molecular nature of Matter and Change. Third Edition.
New York : McGraw-Hill Higher Education.
Sumber lain:

v
PENDAHULUAN
Belajar kimia secara bermakna melibatkan keterkaiatan kajian aspek/level makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik. Belajar secara alami mulai
data informasi konkrit kemudian memahami abstrasinya dengan menggunakan metode ilmiah (siklus belajar eksperiensial Kolb). Sejumlah variasi siklus
belajar saintifik telah dikenal, semua mengacu pada pendekatan ilmiah. Coba kenali siklus-siklus belajar tersebut dan coba terapkan secara bergantian
untuk meningkatkan kualitas belajar sains anda yang sekaligus sebagai penambahan modal dasar anda sebagai calon guru. Variasi siklus belajar sains
antara lain:
 Sklus eksperiensial Kolb:
 Siklus 3E
 Siklus 5E
 Siklus 7E
 Siklus 5M
 Siklus belajar deskriptif
 Siklus belajar empirical abducted
 Siklus belajar hypothetical deductive

BAB I UNSUR-UNSUR LOGAM ALKALI DAN PERSENYAWAANNYA


I. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
1. Memahami sejarah Melalui penelusuran informasi, presentasi, diskusi, dan latihan
penemuan, pengayaan informasi mahasiswa mampu:
keberadaan di alam, 1.1 Menjelaskan sejarah singkat penemuan unsur-unsur alkali.
isolasi, penggunaan, 1.2 Mengidentifikasi keberadaaan alkali (unsur-unsur dan/atau
dan sifat-sifat unsur persenyawaan yang mengandungnya) dan distribusi di alam
logam alkali, serta (kerak bumi dan lainnya)
mengindentifikasi 1.3 Menjelaskan cara-cara isolasi unsur-unsur alkali.
jenis-jenis, sifat-sifat 1.4 Mengidentifikasi penggunaan unsur-unsur alkali.
dan pembuatan dari 1.5 Menjelaskan sifat-sifat unsur-unsur alkali.
jenis persenyawaan 1.6 Mengidentifikasi jenis-jenis, sifat-sifat (fisika dan kimia), dan
yang mengandung pembuatan dari jenis persenyawaan yang mengandung alkali

1
alkali.
Keterangan: * Dikutip dari SAP; ** dikembangkan dari indicator dalam SAP yang ditambah proses untuk mewujudkan indikator pencapaian kompetensi

II. Persiapan Mengikulti Kuliah


Buat persiapan kuliah secara kelompok (2-3 orang) di luar jam tatap muka di kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran dan strategi
pembelajaran dalam SAP yang sudah disepakati (dapat berkonsultasi pada dosen/pengasuh). Usaha sistematika setiap kajian mengikuti tahapan
siklus belajar yang diikuti. Cantumkan sumber pustaka sesuai dengan penulisan sumber (nama dan tahun) pada informasi penting yang Anda tulis
dalam teks deskripsi teori maupun pembahasan.

I. Kegiatan Pra-kuliah tatap muka


A. Sejarah Penemuan, Keberadaan dan Isolasi Unsur Mangan (Dewa Ayu Komang Widi Adnyani_1813031009)
1. Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Lakukan pengamatan di sekitar dan/atau menemukan informasi awal dalam sumber-sumber pustaka (bahan ajar dan sumber lain) untuk
mengisi kolom (2) dalam Tabel N.1. (yakni A.1 atau B.1 sesuai dengan sub-pokok bahasan)
Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok bahasan/topik 1 dengan penalaran
induktif
Variabel dari pengetahuan konseptual/hipotesis Konsepsi
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual
bebas terikat kontrol prasyarat
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(1) Event Tahun
SEJARAH UNSUR MANGAN
1 Pengrajin kayu  Pengurutan event mangan dioksida Abad ke-16 Kurang Event yang Secara signifikan Unsur
menemukan mangan tahun temuan disebut manganesum (perhatika signifikan berhubungan Johan Gottlieb Gahn merupakan
pada abad ke 16  Penentuan n dua N bukan satu) oleh dengan adalah yang pertama suatu zat yang
dimana mangan signifikansi pembuat kaca, mungkin sebagai unsur mengisolasi sampel tidak dapat

2
dioksida temuan korupsi dan gabungan dari dua mangan. logam mangan tak dipisahkan
disebut manganesum  kata, karena alkemis dan murni pada tahun menjadi zat-zat
pembuat kaca akhirnya harus 1774, dengan yang lebih
membedakan magnesia mereduksi sederhana
dioksidanya dengan cara
negra (bijih hitam) dari magnesia
menggunakan kimia.
alba (bijih putih, juga dari
karbon.
Magnesia, juga berguna dalam
pembuatan kaca).
Michele Mercati pada Michele Mercati menyebut Kurang
abad ke 16 menyebut magnesia negra manganesa , dan signifikan
magnesia negra akhirnya logam yang diisolasi
manganesa , dan darinya dikenal sebagai mangan
akhirnya logam yang
diisolasi darinya dikenal
sebagai mangan
Carl Wilhelm Scheele Pada pertengahan abad ke-18, Pertengahan Kurang
pada pertengahan abad kimiawan Swedia Carl Wilhelm abad ke- signifikan
ke-18 menggunakan Scheele menggunakan mangan 18
mangan dioksida untuk dioksida untuk membuat klor.
membuat klor. Produksi klor dan pemutih
Produksi klor dan hipoklorit adalah konsumsi
pemutih hipoklorit terbesar bijih mangan. Scheele
adalah konsumsi dan kimiawan lain menyadari
terbesar bijih mangan.. bahwa mangan dioksida
mengandung unsur baru, tetapi
mereka tidak mampu
mengisolasinya.
Johan Gottlieb Gahn Johan Gottlieb Gahn adalah yang 1774 Signifikan
pada tahun 1774 pertama mengisolasi sampel
mengisolasi managan logam mangan tak murni pada

3
dengan mereduksi tahun 1774, dengan mereduksi
dioksidanya dioksidanya menggunakan karbon.
menggunakan karbon.
KEBERADAAN UNSUR MANGAN
2. Mineral mangan  Mengidentifikasi Keberadaan mangan di alam Terkandung Unsur Managn memiliki Unsur
tersebar secara luas keberadaan unsur  Pyrolusite (MnO2) tidaknya mangan sifat yang sangat merupakan
dalam banyak bentuk;  Brounite (Mn2O3)
mangan unsur reaktif sehingga suatu zat yang
oksida, silikat, karbonat  Housmannite (Mn3O4)
adalah senyawa yang  Mencari informasi mangan keberadaannya di tidak dapat
tentang  Mangganite (Mn 2O3.H2O) alam tidak dalam dipisahkan
paling umum.
 Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10]
Penemuan sejumlah keberadaan unsur Terkandung unsurnya melankan menjadi zat-zat
 Rhodochrosite (MnCO3)
besar senyawa mangan mangan dan dalam bentuk yang lebih
di dasar lautan tidaknya mineranya yaitu, sederhana
merupakan sumber
unsur Pyrolusite (MnO2), dengan cara
mangan dengan
mangan Brounite (Mn2O3), kimia.
kandungan 24%,
Housmannite
bersamaan dengan
(Mn3O4),
unsur lainnya dengan
Mangganite (Mn
kandungan yang lebih
2O3.H2O)
sedikit. Mangan dialam
, Psilomelane
[(BaH2O)2.Mn5O10],
Rhodochrosite
(MnCO3)
ISOLASI UNSUR MANGAN
3. Mangan diperoleh  Penelusuran Bahan yang digunakan Unsur yang Metode yang Undur mangan  Reduksi
dengan ekstraksi informasi dihasilkan digunakan dapat diisolasi  Proses
oksida-oksidanya dari menganeai dengan tiga metode alumino
tambang bijihnya. isolasi unsur Unsur yang yaitu dengan thermic
Prosesnya ada mangan dihasilkan metode reduksi,  Elektrolisis
beberapa cara antara  Mengidentifikasi dari proses alumino  Destilasi
lain: cara mengisolasi mangan thermic, dan
 Reduksi dengan unsur mangan. elektrolisis
karbon

4
Oksida mangan
yang telah
diekstraksi
dicampur dengan
karbon lalu
dipanaskan,
sehingga terjadi
reaksi:
Mn3O4 + 4C →
3Mn + 4CO
MnO +2C → Mn +
2CO
  Proses alumino
thermic
Bijih dicuci
dengan
mengalirkan air
dan dipanggang
dengan dialiri
udara lalu
dipanaskan terus
sampai
pijar(merah)
dimana MnO2
akan berubah
menjadi Mn3O4
MnO2 → Mn3O4
+ O2
Oksida yang
terbentuk
dicampur dengan
bubuk aluminium
dalam krus, lalu
ditimbuni dengan
bubuk magnesium
dan barium

5
peroksida.
Reduksi terjadi
dalam
pemanasan
3Mn3O4 + 8Al →
4Al2O3 + 9Mn
 Metode
elektrolisa:
Mangan secara
besar-besaran
diprodiuksi
dengan cara ini:
Bijih digiling dan
dipekatkan
dengan proses
gravity
Bijih yang sudah
dipekatkan
dipanggang
(elumino proses)
sampai terbentuk
Mn3O4
Mn3O4 diubah
menjadi MnSO4
Mn3O4
dipanaskan
bersama H2SO4
encar maka
terbentuk MnSO4
(larut) dan MnO2
(tak larut). MnO2
dapat dipijarkan
lagi menjadi
Mn3O4 dan
proses diulang
seperti diatas.

6
Elektrolisa larutan
MnSO4
dielektrolisa
menggunakan
katoda merkuri.
Mangan
dibebaskan pada
katoda ini
membentuk
amalgam.
Selanjutnya
amalgam
didestilasi dimana
Hg akan menguap
lebih dulu dan
tinggal mangan.
2. Menanya
Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan prasyarat (kolum
8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait
1) Bagaimana sejarah penemuan dari unsur Mangan?
2) Bagaimana keberadaan dari unsur Mangan ?
3) Bagaimana cara mengisolasi dari unsur Mangan?

3. Mengumpulkan data
a. Hipotesis
Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan konseptual yang
relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.
1) Secara signifikan Johan Gottlieb Gahn adalah yang pertama mengisolasi sampel logam mangan tak murni pada tahun 1774, dengan mereduksi
dioksidanya menggunakan karbon.

7
2) Managn memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga keberadaannya di alam tidak dalam unsurnya melankan dalam bentuk mineranya yaitu,
Pyrolusite (MnO2), Brounite (Mn2O3), Housmannite (Mn3O4), Mangganite (Mn 2O3.H2O), Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10], Rhodochrosite
(MnCO3)
3) Unsur mangan dapat diisolasi dengan tiga metode yaitu dengan metode reduksi, proses alumino thermic, dan elektrolisis
b. Variabel
Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.
c. Desain pembuktian setiap hipotesis
Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
VB 1: Event yang berhubungan dengan
Signifikansi pada temuan
sejarah unsur vanadium
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- mangan dioksida Kurang signifikan
disebut manganesum (perhatikan
dua N bukan satu) oleh pembuat Event yang berhubungan dengan unsur
Hp no. 1 kaca, mungkin
Michele Mercatisebagai
menyebutkorupsi dan
magnesia Kurang signifikan
- vanadium
negra manganesa , dan akhirnya
logam yang diisolasi darinya dikenal Kurang signifikan
- Pada pertengahan abad ke-18,
kimiawan Swedia Carl Wilhelm
Scheele menggunakan mangan
dioksida untuk membuat klor.
Produksi klor dan pemutih hipoklorit

8
- Johan Gottlieb Gahn adalah yang Signifikan
pertama mengisolasi sampel logam
mangan tak murni pada tahun 1774,
dengan mereduksi dioksidanya
menggunakan karbon.
Hp no. 2
VB 2: bentuk mineral unsur mangan Terkandung dan tidaknya unsur mangan Keberadaan unsur mangan di kerak bumi
Variasi nilainya: dan dalam mineralnya
Variasi nilainya:
- Pyrolusite (MnO2)
Terkandung

- Brounite (Mn2O3)
Terkandung

- Housmannite (Mn3O4)
Terkandung

- Mangganite (Mn 2O3.H2O)


Terkandung

- Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10] Terkandung

9
- Rhodochrosite (MnCO3) Terkandung

Hp no. 3 VB 3: bahan yang digunakan Unsur yang dihasilkan

Variasi nilainya: Variasi nilainya:


- Mn3O4
- MnO2 Metode yang digunakan
Unsur mangan

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)


Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.
Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data/pengetahuan
faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung
- Tambahan uraikan prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut sebagai
berikut.
1) Mangan diperoleh dengan ekstraksi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya. Prosesnya ada beberapa cara antara lain:
- Reduksi dengan karbon
Oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lalu dipanaskan, sehingga terjadi reaksi:
Mn3O4 + 4C → 3Mn + 4CO
MnO +2C → Mn + 2CO
-  Proses alumino thermic
Bijih dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu dipanaskan terus sampai pijar(merah) dimana MnO2
akan berubah menjadi Mn3O4
MnO2 → Mn3O4 + O2

10
Oksida yang terbentuk dicampur dengan bubuk aluminium dalam krus, lalu ditimbuni dengan bubuk magnesium dan barium
peroksida. Reduksi terjadi dalam pemanasan
3Mn3O4 + 8Al → 4Al2O3 + 9Mn
- Metode elektrolisa:
Mangan secara besar-besaran diprodiuksi dengan cara ini:
Bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity
Bijih yang sudah dipekatkan dipanggang (elumino proses) sampai terbentuk Mn3O4
Mn3O4 diubah menjadi MnSO4
Mn3O4 dipanaskan bersama H2SO4 encar maka terbentuk MnSO4 (larut) dan MnO2 (tak larut). MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi
Mn3O4 dan proses diulang seperti diatas.
Elektrolisa larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan dibebaskan pada katoda ini membentuk amalgam.
Selanjutnya amalgam didestilasi dimana Hg akan menguap lebih dulu dan tinggal mangan.

- Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:


- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,
- tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.

e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
Hp no. 1 VB 1: Event yang berhubungan dengan Event yang berhubungan dengan unsur
Signifikansi pada temuan vanadium
sejarah unsur vanadium
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- mangan dioksida Kurang signifikan
disebut manganesum (perhatikan
dua N bukan satu) oleh pembuat
kaca, mungkin sebagai korupsi dan

11
- Michele Mercati menyebut magnesia Kurang signifikan
negra manganesa , dan akhirnya
logam yang diisolasi darinya dikenal Kurang signifikan
- Pada pertengahan abad ke-18,
kimiawan Swedia Carl Wilhelm
Scheele menggunakan mangan
dioksida untuk membuat klor.
Produksi klor dan pemutih hipoklorit
- Johan Gottlieb Gahn adalah yang Signifikan
pertama mengisolasi sampel logam
mangan tak murni pada tahun 1774,
dengan mereduksi dioksidanya
menggunakan karbon.
Hp no. 2
VB 2: bentuk mineral unsur mangan Terkandung dan tidaknya unsur mangan Keberadaan unsur mangan di kerak bumi
Variasi nilainya: dan dalam mineralnya
Variasi nilainya:
- Pyrolusite (MnO2)
Terkandung

- Brounite (Mn2O3)
Terkandung

- Housmannite (Mn3O4)
Terkandung

- Mangganite (Mn 2O3.H2O) Terkandung

12
- Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10]
Terkandung

- Rhodochrosite (MnCO3) Terkandung

Hp no. 3 VB 3: bahan yang digunakan Unsur yang dihasilkan

Variasi nilainya: Variasi nilainya:


- Mn3O4
- MnO2 Metode yang digunakan
Unsur mangan

f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
B. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Penggunaan unsur alkali
C. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik sifat-sifat unsur-unsur alkali
D. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan hidrida dari alkali
E. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Persenyawaan Halida dari alkali
F. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan Oksida dan hidroksida dari alkali
G. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik garam-garam dari asam oksi dengan alkali
*catatan: draf awal dibuat oleh kelompok pembuat yang diserahkan kepada kelompok pereviu. Kemudian diskusi forum di classroom google dilakukan
pada hari kedua sebelum tatap muka di kelas. Kelompok pereviu (bisa bagi tugas mereviu satu/dua dua sub-pokok bahasan peranggota)

13
menyerahkan dokumen hasil reviu yang utuh kepada kelompok pembuat. Ingat jadwal masing-masing kegiatan dan batas akhir pengumpulan isian
tugas sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah diputuskan.

II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas


Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota kelompok
ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok pembuat dan
pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data, mengelaborasi, dan membuat
simpulan)
Lanjutan A1
4. Mengasosiasi
Hasil pengolahan data dengan teknik kesesuaian terhadap sejarah, keberadaan dan isolasi dari unsur vanadium dan niobium
Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):
Secara signifikan Johan Gottlieb Gahn adalah yang pertama mengisolasi sampel logam mangan tak murni pada tahun 1774, dengan mereduksi
dioksidanya menggunakan karbon. Managn memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga keberadaannya di alam tidak dalam unsurnya melankan
dalam bentuk mineranya yaitu, Pyrolusite (MnO2), Brounite (Mn2O3), Housmannite (Mn3O4), Mangganite (Mn 2O3.H2O), Psilomelane
[(BaH2O)2.Mn5O10], Rhodochrosite (MnCO3). Unsur mangan dapat diisolasi dengan tiga metode yaitu dengan metode reduksi, proses alumino
thermic, dan elektrolisis

Simpulan Sub-topik
1) Secara signifikan Johan Gottlieb Gahn adalah yang pertama mengisolasi sampel logam mangan tak murni pada tahun 1774, dengan
mereduksi dioksidanya menggunakan karbon. (hipotesis diterima)
2) Managn memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga keberadaannya di alam tidak dalam unsurnya melankan dalam bentuk mineranya
yaitu, Pyrolusite (MnO2), Brounite (Mn2O3), Housmannite (Mn3O4), Mangganite (Mn 2O3.H2O), Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10],
Rhodochrosite (MnCO3). (hipotesis diterima)

14
3) Unsur mangan dapat diisolasi dengan tiga metode yaitu dengan metode reduksi, proses alumino thermic, dan elektrolisis. (hipotesis
diterima)
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan/topik 1 dengan
penalaran deduktif
Variabel dari pengetahuan
P.
No P. Konseptual konseptual/hipotesis P. Faktual Metakognitif
Prosedurall
bebas terikat kontrol

a. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi pengetahuan-
pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...

Pustaka rujukan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

15
Mengasosiasi untuk sub-topik B s.d G mengikuti nlangkah yang sama dengan A1 (hingga pustaka rujukan).
Selanjutnya setiap anggota kelompok keahlian kembali menyerahkan hasil diskusi untuk dikompilasi dalam kelompok asal (pasangan kelompok
pembuat dan periviu)

5. Mengkomunikasikan
 Sepasang kelopmpok asal (kelompok pembuat dan kelompok pereviu ditunjuk secara acak) mempresentasikan kegiatan investigasinya di kelas
untuk memperoleh tanggapan dan masukan oleh semua mahasiswa lintas keahlian perorangan dan oleh pengasuh.

III. Kegiatan Pasca-tatap muka di kelas


 Kelompok pembuat dengan pengawasan kelompok pereviu kembali mengerjakan tugas pasca-tatap muka yakni melengkapi dan/atau memperbaiki
dokumen kinerja kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik terebut dengan mengakomodasi masukan dalam kegiatan tatap muka diskusi di kelas
dan/atau sebelumnya yang masih perlu dilakukan untuk menyempurnakannya. Perbaikan tidak perlu menghapus deskripsi sebelumnya. Cukup
dengan menambahkan perbaikannya dengan hurup berwarna (ungu) seperti ketentuan yang telah disepakati.
 Dokumen juga disertai rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan) sesuai dengan hasil kegiatan belajar Anda dengan Pendekatan
Saintifk melalui penalaran induktif yang dilanjutkan dengan penalaran deduktif.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………
 Dokumen juga sangat baik jika disertai dengan contoh-contoh problem/soal beserta solusinya sebagai pengayaan dan refleksi pemahaman konsepsi
ilmiah yang berhasil dikonstruksi.
 Trakhir kelopok pembuat mengunggah revisi akhir dokumen kinerja kegiatan belajar tersebut dalam sesi tugas classroom google dengan batas waktu
sesuai jadwal yang telah disepakati. Nama file untuk pokok bahasan ini sesuai dengan nomor kelompok pembuat diikuti dengan nomor kelompok
previu, revisi, dan kemudian nama topik seperti “II_V_Revisi_Alkali”

B. Sifat-sifat dan Penggunaan Logam Mangan (Ni Luh Putu Suartini_1813031012)

16
1. Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Lakukan pengamatan di sekitar dan/atau menemukan informasi awal dalam sumber-sumber pustaka (bahan ajar dan sumber lain)
untuk mengisi kolom (2) dalam Tabel N.1. (yakni A.1 atau B.1 sesuai dengan sub-pokok bahasan)
Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok bahasan/topik 1
dengan penalaran induktif
Variabel dari pengetahuan
No P. Faktual P. Prosedural konseptual/hipotesis P. Konseptual Konsepsi prasyarat
bebas terikat kontrol
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Dalam satu  Mencari literatur Unsur-unsur Sifat-sifat Logam Logam mangan  Sifat fisika
golongan (dari atas yang berisii sifat- transisi unsur transisi mangan mempunyai titik  Titik didih
ke bawah) logam sifat logam golongan VII: golongan VII didih sebesar  Titik leleh
mangan memiliki mangan dalam 2060℃, titik leleh  Densitas
sifat titik didih, satu golongan  Mn sebesar 1244℃,  Konfigurasi
titik leleh, densitas  Mengidentifikasi  Tc densitas sebesar elektronik
dan konfigurasi sifat-sifat logam  Re 7.43 g/cm3 dan
elektronik yang mangan dalam konfigurasi
paling kecil satu golongan elektroniknya
dibandingkan [18Ar] 3d54s2 yang
dengan logam- merupakan
logam lain yang karakteristik paling
ada pada golongan kecil diantara
VII yaitu dengan logam golongan
titik didih sebesar VII lainnya.
2060℃, titik leleh
sebesar 1244℃,
densitas sebesar
7.43 g/cm3 dan

17
konfigurasi
elektroniknya
[18Ar] 3d54s2

2 Logam mangan  Mencari literatur Sifat-sifat Penggunaan Logam Logam mangan  Sifat fisika
digunakan sebagai yang bersisi logam mangan logam mangan banyak digunakan  Sifat kimia
bahan pembuatan tentang kegunaan mangan sebagai bahan
baja karena logam dari logam pembuatan baja
mangan memiliki mangan dalam karena sifatnya
sifat yang keras, kehidupan sehari- yang keras, dapat
mudah teroksidasi hari mengikat belerang
oleh udara,  Mengidentifikasi sehingga
bereaksi lambat kegunaan logam mencegah
dengan air, mampu mangan dalam terjadinya FeS
mengikat oksigen, kehidupan sehari- yang dapat
nitrogen dan hari merapuhkan baja.
sulfur. Selain itu, mangan
juga mampu
Logam mangan mengikat oksigen
sebagian besar sehingga dapat
(kira-kira 95%) mencegah
terjadinya rongga-
digunakan untuk
rongga
membuat paduan (gelembung) pada
baja, misalnya baja yang
feromagnetik terbentuk setelah
(mengandung kira- proses pendinginan
kira 80% Mn) dilakukan.
karena logam
mangan memiliki

18
sifat yang keras,
mudah teroksidasi
oleh udara,
bereaksi lambat
dengan air, mampu
mengikat oksigen,
nitrogen dan sulfur.

Logam mangan  Mencari literatur Sifat-sifat Penggunaan Logam Logam mangan  Sifat fisika
dapat digunakan yang bersisi logam mangan logam mangan dapat digunakan
sebagai tentang kegunaan mangan sebagai
desinfektan, dari logam desinfektan,
penghapus kuman mangan dalam penghapus kuman
(germicide) seperti kehidupan sehari- (germicide) karena
campuran air hari sifat oksidator
mandi bagi  Mengidentifikasi yang dimiliki oleh
penderita penyakit kegunaan logam logam mangan.
kulit. mangan dalam
kehidupan sehari-
hari
Paduan manganin  Mencari literatur Sifat-sifat Penggunaan Logam Paduan manganin  Sifat fisika
yang terdiri dari yang bersisi logam mangan logam mangan yang terdiri dari
Cu (84%), Mn tentang kegunaan mangan Cu (84%), Mn
(12%), dan Ni dari logam (12%), dan Ni
(4%) dapat mangan dalam (4%), bersifat
digunakan sebagai kehidupan sehari- tahan terhadap
bahan pembuatan hari pengaruh listrik
alat-alat ukur.  Mengidentifikasi dan terhadap

19
kegunaan logam perubahan
mangan dalam temperature
kehidupan sehari- sehingga sangat
hari cocok digunakan
sebagai bahan
pembuatan alat-
alat ukur.

3. Menanya
Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan
prasyarat (kolum 8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait
4) Bagaimana titik didih, titik leleh, densitas dan konfigurasi elektronik logam mangan dalam satu golongan?
5) Bagaimana penggunaan logam mangan dalam kehidupan sehari-hari?
n) ………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Mengumpulkan data
a. Hipotesis
Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan
konseptual yang relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.
1) Logam mangan mempunyai titik didih sebesar 2060℃, titik leleh sebesar 1244℃, densitas sebesar 7.43 g/cm 3 dan
konfigurasi elektroniknya [18Ar] 3d54s2 yang merupakan karakteristik paling kecil diantara logam golongan VII lainnya.

20
2) Logam mangan banyak digunakan sebagai bahan pembuatan baja karena sifatnya yang keras, dapat mengikat belerang
sehingga mencegah terjadinya FeS yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, mangan juga mampu mengikat oksigen sehingga
dapat mencegah terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada baja yang terbentuk setelah proses pendinginan dilakukan.
Selain digunakan sebagai bahan pembuatan baja, logam mangan juga dapat digunakan sebagai desinfektan, penghapus
kuman seperti pada campuran air mandi bagi penderita penyakit kulit, hal ini dikarenakan sifat logam mangan yang mudah
teroksidasi. Selain itu, Paduan manganin yang terdiri dari Cu (84%), Mn (12%), dan Ni (4%), bersifat tahan terhadap
pengaruh listrik dan terhadap perubahan temperatur sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pembuatan alat-alat
ukur.

b. Variabel
Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.
c. Desain pembuktian setiap hipotesis
Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.

Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1

No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
Hp no. 1 VB 1: Unsur-unsur Sifat-sifat unsur Logam mangan
transisi golongan VII golongan VII
Variasi nilainya: Variasi nilainya:

21
Titik didih: 2060℃
Titik leleh: 1244℃
- Mangan (Mn) Densitas: 7.43 g/cm3
Konfigurasi elektronik:
[18Ar] 3d54s2

Titik didih: 4567℃


Titik leleh: 2200℃
- Teknesium (Tc) Densitas: 11.5 g/cm3
Konfigurasi elektronik:
[36Kr] 4d65s1
Titik didih: 5650℃
Titik leleh: 3180℃
- Renium (Re) Densitas: 21 g/cm3
Konfigurasi elektronik:
[54Xe] 4f145d56s2
VB 1: (jika ada)
Variasi nilainya:

VB 1: Sifat-sifat logam Penggunaan logam


mangan mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- Keras
Hp no. 2 Logam mangan
- Mudah teroksidasi
oleh udara Bahan pembuatan baja
-
- Bereaksi lambat

22
dengan air
- Mampu
mengikat
oksigen, nitrogen
dan sulfur
Desinfektan dan
- Mudah
penghapus kuman
teroksidasi
(germicide)
- Tahan terhadap Bahan pembuatan alat-
pengaruh listrik alat tulis
dan terhadap
perubahan Bahan pembuatan alat-
temperatur alat ukur

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)


Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.
Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan
data/pengetahuan faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung
- Tambahan uraian prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut
sebagai berikut. (penemu), Ceritakan prosedur.

1) Prosedur menentukan densitas (massa jenis)

23
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Neraca 1 buah
2 Gelas arloji 1 buah
3 Gelas kimia 200 mL 1 buah
4 Mangan Sesuai keperluan
5 Air 150 mL
Prosedur kerja:
1. Menimbang massa zat yang ingin diukur
2. Mencari volume yang ingin diukur, baik secara langsung maupun melalui perhitungan
3. Membagi antar massa zat dengan volume zat secara langsung atau melalui perhitungan
4. Densitas dihitung dengan menggunakan rumus:
ρ = m/V

Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:


- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,
- tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..
e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1

24
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
VB 1: Unsur-unsur Sifat-sifat unsur
transisi golongan VII golongan VII
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
Titik didih: 2060℃
Titik leleh: 1244℃
- Mangan (Mn) Densitas: 7.43 g/cm3
Konfigurasi elektronik:
[18Ar] 3d54s2

Titik didih: 4567℃ Logam mangan


Titik leleh: 2200℃
- Teknesium (Tc) Densitas: 11.5 g/cm3
Hp no. 1 Konfigurasi elektronik:
[36Kr] 4d65s1
Titik didih: 5650℃
Titik leleh: 3180℃
- Renium (Re) Densitas: 21 g/cm3
Konfigurasi elektronik:
[54Xe] 4f145d56s2
VB 1: (jika ada)
Variasi nilainya:

Hp no. 2 VB 1: Sifat-sifat logam Penggunaan logam Logam mangan


mangan mangan

25
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- Keras
- Mudah teroksidasi
oleh udara
-
- Bereaksi lambat Bahan pembuatan baja
dengan air
- Mampu
mengikat
oksigen, nitrogen
dan sulfur
Desinfektan dan
- Mudah
penghapus kuman
teroksidasi
(germicide)
- Tahan terhadap Bahan pembuatan alat-
pengaruh listrik alat tulis
dan terhadap
perubahan Bahan pembuatan alat-
temperatur alat ukur

f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
H. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Penggunaan unsur alkali
I. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik sifat-sifat unsur-unsur alkali
J. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan hidrida dari alkali
K. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Persenyawaan Halida dari alkali
L. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan Oksida dan hidroksida dari alkali

26
M. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik garam-garam dari asam oksi dengan alkali
*catatan: draf awal dibuat oleh kelompok pembuat yang diserahkan kepada kelompok pereviu. Kemudian diskusi forum di classroom google
dilakukan pada hari kedua sebelum tatap muka di kelas. Kelompok pereviu (bisa bagi tugas mereviu satu/dua dua sub-pokok bahasan
peranggota) menyerahkan dokumen hasil reviu yang utuh kepada kelompok pembuat. Ingat jadwal masing-masing kegiatan dan batas
akhir pengumpulan isian tugas sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah diputuskan.
II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas
Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota
kelompok ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan
kelompok pembuat dan pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis
data, mengelaborasi, dan membuat simpulan)

Lanjutan A1
6. Mengasosiasi
Hasil pengolahan data dengan teknik mencari literatur kemudian mengidentifikasi sifat-sifat logam mangan beserta penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari, didapat bahwa dalam satu golongan (dari atas ke bawah) mangan mempunya sifat/karakteristik yang
meliputi titik didih, titi leleh, densitas dan konfigurasi elektronik yang paling kecil dibandingan dengan unsur segolongan lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, logam mangan banyak digunakan sebagai bahan pembuatan baja karena sifatnya yang keras, mudah
teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air dan mudah mengikat oksigen, nitrogen dan sulfur.

Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):

27
Logam-logam golongan VII diantaranya yaitu Mangan (Mn), Teksenium (Tc) dan Renium (Re). Logam golongan VII
mempunya titik didih, titik leleh, densitas dan konfigurasi elektronik yang berbeda-beda. Untuk mangan mempunyai titik didih:
2060℃, titik leleh: 1244℃, densitas: 7.43 g/cm3 dan konfigurasi elektronik: [18Ar] 3d54s2. Teksenium mempunyai titik didih: 4567℃,
titik leleh: 2200℃, densitas: 11.5 g/cm3 dan konfigurasi elektronik: [36Kr] 4d65s1. Renium mempunyai titik didih: 5650℃, titik leleh:
3180℃, densitas: 21 g/cm3 dan konfigurasi elektronik: [54Xe] 4f145d56s2.
Dalam kehidupan sehari-hari, logam mangan banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat baja. Hal ini disebabkan oleh
sifat mangan yang keras, mudah teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air dan mudah mengikat oksigen, nitrogen dan sulfur.
Sifatnya yang mudah mengikat belerang (sulfur) akan mencegah terjadinya FeS yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, sifatnya yang
mampu mengikat oksigen sehingga dapat mencegah terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada baja yang terbentuk setelah proses
pendinginan dilakukan. Selain digunakan sebagai bahan pembuatan baja, logam mangan juga dapat digunakan sebagai desinfektan,
penghapus kuman seperti pada campuran air mandi bagi penderita penyakit kulit, hal ini dikarenakan sifat logam mangan yang mudah
teroksidasi. Selain itu, Paduan manganin yang terdiri dari Cu (84%), Mn (12%), dan Ni (4%), bersifat tahan terhadap pengaruh listrik
dan terhadap perubahan temperatur sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pembuatan alat-alat ukur.

Simpulan Sub-topik
1) Logam mangan mempunyai titik didih sebesar 2060℃, titik leleh sebesar 1244℃, densitas sebesar 7.43 g/cm3 dan konfigurasi
elektroniknya [18Ar] 3d54s2 yang merupakan karakteristik paling kecil diantara logam golongan VII lainnya. (hipotesis diterima)

28
2) Logam mangan banyak digunakan sebagai bahan pembuatan baja karena sifatnya yang keras, dapat mengikat belerang sehingga
mencegah terjadinya FeS yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, mangan juga mampu mengikat oksigen sehingga dapat mencegah
terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada baja yang terbentuk setelah proses pendinginan dilakukan.
Selain digunakan sebagai bahan pembuatan baja, logam mangan juga dapat digunakan sebagai disinfektan, penghapus kuman seperti
pada campuran air mandi bagi penderita penyakit kulit, hal ini dikarenakan sifat logam mangan yang mudah teroksidasi. Selain itu,
Paduan manganin yang terdiri dari Cu (84%), Mn (12%), dan Ni (4%), bersifat tahan terhadap pengaruh listrik dan terhadap
perubahan temperatur sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pembuatan alat-alat ukur. (hipotesis diterima)

29
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan /topik 1
dengan penalaran deduktif
Variabel dari pengetahuan
P. P.
No konseptual/hipotesis P. FaktualMetakognitif
Konseptual Prosedurall
bebas terikat kontrol

c. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
d. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi
pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………...

30
Pustaka rujukan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………..
Mengasosiasi untuk sub-topik B s.d G mengikuti nlangkah yang sama dengan A1 (hingga pustaka rujukan).
Selanjutnya setiap anggota kelompok keahlian kembali menyerahkan hasil diskusi untuk dikompilasi dalam kelompok asal (pasangan
kelompok pembuat dan periviu)

7. Mengkomunikasikan
 Sepasang kelopmpok asal (kelompok pembuat dan kelompok pereviu ditunjuk secara acak) mempresentasikan kegiatan
investigasinya di kelas untuk memperoleh tanggapan dan masukan oleh semua mahasiswa lintas keahlian perorangan dan oleh
pengasuh.

III. Kegiatan Pasca-tatap muka di kelas


 Kelompok pembuat dengan pengawasan kelompok pereviu kembali mengerjakan tugas pasca-tatap muka yakni melengkapi dan/atau
memperbaiki dokumen kinerja kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik terebut dengan mengakomodasi masukan dalam kegiatan
tatap muka diskusi di kelas dan/atau sebelumnya yang masih perlu dilakukan untuk menyempurnakannya. Perbaikan tidak perlu

31
menghapus deskripsi sebelumnya. Cukup dengan menambahkan perbaikannya dengan hurup berwarna (ungu) seperti ketentuan yang
telah disepakati.
 Dokumen juga disertai rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan) sesuai dengan hasil kegiatan belajar Anda dengan
Pendekatan Saintifk melalui penalaran induktif yang dilanjutkan dengan penalaran deduktif.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
 Dokumen juga sangat baik jika disertai dengan contoh-contoh problem/soal beserta solusinya sebagai pengayaan dan refleksi pemahaman
konsepsi ilmiah yang berhasil dikonstruksi.
 Trakhir kelopok pembuat mengunggah revisi akhir dokumen kinerja kegiatan belajar tersebut dalam sesi tugas classroom google dengan
batas waktu sesuai jadwal yang telah disepakati. Nama file untuk pokok bahasan ini sesuai dengan nomor kelompok pembuat
diikuti dengan nomor kelompok previu, revisi, dan kemudian nama topik seperti “II_V_Revisi_Alkali”.

I. Kegiatan Pra-kuliah tatap muka


N. Sejarah Penemuan, Keberadaan dan Isolasi Unsur Alkali
4. Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Lakukan pengamatan di sekitar dan/atau menemukan informasi awal dalam sumber-sumber pustaka (bahan ajar dan sumber lain) untuk
mengisi kolom (2) dalam Tabel N.1. (yakni A.1 atau B.1 sesuai dengan sub-pokok bahasan)
Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok bahasan/topik 1 dengan penalaran
induktif
Variabel dari pengetahuan konseptual/hipotesis Konsepsi
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual
bebas terikat kontrol prasyarat

32
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
 
 Mn2O7 merupakan Penelurusan informasi Bahan baku Persenyawaan Proses Mereaksikan H2SO4 pekat Persamaan
anhidrida HMnO4 yang mengenai pembuatan pembuatan oksida pembuatan dengan KMnO4 murni reaksi
dibuat dengan oksida mangan senyawa oksida mangan dapat menghasilkan
mereaksikan H2SO4 mangan
anhidrat dari HMnO4 yaitu
pekat dengan KMnO4
Mn2O7.
murni
 MnO42- dapat dibuat 
Mereaksikan MnO2
dengan memadukan
MnO2 dengan dengan hidroksida dapat
hidroksida di udara. menghasilkan MnO42
 Mn2O3 (bentuk α) dapat 
diperoleh dengan Dengan memanaskan
memanaskan MnO2 MnO2 pada suhu 1070 K
pada suhu 1070 K. akan memperoleh Mn2O3
 MnO dapat diperoleh (bentuk α).
dengan mereduksi

oksida mangan yang Merduksi oksida mangan
lebih tinggi seperti yang lebih MnO2 dan
MnO2 dan Mn2O3 Mn2O3 dengan H2 pada
dengan H2 pada suhu
suhu tinggi akan
tinggi.
memperoleh MnO
 Suatu senyawa mangan 
MnO2 dapat dihasilkan
oksida yang penting
adalah dalam bentuk dengan mereduksi MnO4-
bilangan oksidasi +4 dalam larutan netral atau
yaitu senyawa mangan basa yang nantinya akan
dioksida atau MnO2 meghasilkan endapan
berwarna coklat tua yaitu

33
MnO2. Berikut reaksinya:

MnO4- (aq) + 2H2O + 3e 


MnO2(s) + 4OH-(aq)

Setiap persenyawaan Mengidentifikasi sifat- Persenyawaan Tingkat Unsur mangan  Oksida mangan memiliki
oksida mangan memiliki sifat dari oksida oksida mangan oksidasi dan bilangan oksidasi yang
tingkat oksidasi dan warna mangan warna dari bervariasi
yang berbeda-beda. Mn2O7: +7
persenyawaan
MnO2: +4
oksdida
Mn2O3: +3
mangan MnO :+2
 Persenyawaan oksida
mangan memiliki warna
yang beragam
Mn2O7: hijau
MnO42-: hijau gelap
MnO43-: biru
MnO2: hitam
MnO42-: hijau gelap
Mn2O3: hitam
MnO: hijau

MnO4- : violet tua

Dalam bidang non Mengidentifikasi Persenyawaan Penggunaan Unsur mangan Bijih MnO2 yang memiliki Elektrokimia
metalurgi, MnO2 dapat penggunaan oksida oksdia mangan oksida kualitas tinggi biasanya
digunakan dalam mangan mangan diperoleh secara elektrolisis
pembuatan baterai sel dari oksidasi anodic
kering. mangan(II) yang dapat
digunakan untuk pembuatan

34
baterai sel kering, dengan
persamaan reaksi
MnO2 + H+ + e-  MnO(OH)

5. Menanya
Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan prasyarat (kolum
8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait
6) Bagaimana cara pembuatan dari persenyawaan oksida mangan?
7) Bagaimana sifat-sifat dari persenyawaan oksdia mangan?
8) Bagaimana penggunaan dari persenyawaan oksida mangan?
3. Mengumpulkan data
a. Hipotesis
1)Oksida mangan memiliki beberapa persenyawaan. Adapun pembuatan dari persenyawaan oksdia mangan, yaitu
-
Mereaksikan H2SO4 pekat dengan KMnO4 murni dapat menghasilkan anhidrat dari HMnO 4 yaitu Mn2O7.
-
Mereaksikan MnO2 dengan hidroksida dapat menghasilkan MnO 42
-
Dengan memanaskan MnO2 pada suhu 1070 K akan memperoleh Mn 2O3 (bentuk α).
-
Merduksi oksida mangan yang lebih MnO2 dan Mn2O3 dengan H2 pada suhu tinggi akan memperoleh MnO
-
MnO2 dapat dihasilkan dengan mereduksi MnO4- dalam larutan netral atau basa yang nantinya akan meghasilkan endapan berwarna
coklat tua yaitu MnO2. Berikut reaksinya:

MnO4- (aq) + 2H2O + 3e  MnO2(s) + 4OH-(aq)

35
2) Persenyawaan dari oksida mangan memiliki tingkat oksidasi dan warna yang berbeda-beda.
- Oksida mangan memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi
 Mn2O7: +7
 MnO2: +4
 Mn2O3: +3
 MnO :+2
- Persenyawaan oksida mangan memiliki warna yang beragam
 Mn2O7: hijau
 MnO42-: hijau gelap
 MnO43-: biru
 MnO2: hitam
 MnO42-: hijau gelap
 Mn2O3: hitam
 MnO: hijau
 MnO4- : violet tua
3) Bijih MnO2 yang memiliki kualitas tinggi biasanya diperoleh secara elektrolisis dari oksidasi anodic mangan(II) yang dapat digunakan untuk
pembuatan baterai sel kering, dengan persamaan reaksi:
MnO2 + H+ + e-  MnO(OH)

Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan konseptual yang
relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.
b. Variabel
Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.
c. Desain pembuktian setiap hipotesis
Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1

36
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
VB 1: Bahan baku
pembuatan senyawa oksida Persenyawaan oksida mangan
mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
Hp no. 1 - H2SO4 dan KMnO4 - Mn2O7 Proses pembuatan
2
- MnO2 dan hidroksida - MnO4
- MnO2 - Mn2O3
- MnO2 - MnO
- MnO4 -
- MnO2
Tingkat oksidasi dan warna
VB: Persenyawaan oksida
dari persenyawaan oksdida
mangan mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- Bilangan oksidasi: +7
- Mn2O7 Warna: hijau
-

- Bilangan oksidasi: +6
- MnO42- Warna: hijau gelap
-

Hp no. 2 Unsur mangan


- Bilangan oksidasi: +5
- MnO43- Warna: biru
-

- Bilangan oksidasi: +4
- MnO2 Warna:
-

- Bilangan oksidasi: +3
- Mn2O3 Warna:hitam
-

- Bilangan oksidasi: +2
- MnO Warna: hijau
-

Hp no. 3 VB: Persenyawaan oksdia VT: Penggunaan oksida Unsur mangan


mangan mangan

37
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- MnO2 - Baterai sel kering
- -

- -

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)


Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.
Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data/pengetahuan
faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung
- Tambahan uraikan prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut sebagai
berikut.
1) Pembuatan persenyawaan oksida mangan
- Mn2O7
Mereaksikan H2SO4 pekat dengan KMnO4 murni dapat menghasilkan anhidrat dari HMnO 4 yaitu Mn2O7.
- MnO42
Mereaksikan MnO2 dengan hidroksida dapat menghasilkan MnO 42
- Mn2O3
Dengan memanaskan MnO2 pada suhu 1070 K akan memperoleh Mn 2O3 (bentuk α).
- MnO
Merduksi oksida mangan yang lebih MnO2 dan Mn2O3 dengan H2 pada suhu tinggi akan memperoleh MnO
-
MnO2

38
MnO2 dapat dihasilkan dengan mereduksi MnO4- dalam larutan netral atau basa yang nantinya akan meghasilkan endapan berwarna
coklat tua yaitu MnO2. Berikut reaksinya:

MnO4- (aq) + 2H2O + 3e  MnO2(s) + 4OH-(aq)

2) Penentuan bilangan oksidasi. Contoh menentukan biloks Mn pada MnO 2


(Mn x 1) + (O x 2) = 0
Mn + (-2 x 2) = 0
Mn - 4 = 0
Mn = 4
(biloks Mn = +4)
Cara yang sama juga dapat digunakan untuk menentukan biloks Mn pada persenyawaan lainnya, namun tetap harus
mengikuti aturan penentuan biloks.

Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:


- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,
- tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2
f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
O. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Penggunaan unsur alkali
P. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik sifat-sifat unsur-unsur alkali
Q. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan hidrida dari alkali

39
R. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik Persenyawaan Halida dari alkali
S. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik persenyawaan Oksida dan hidroksida dari alkali
T. Ulang isian langkah-langkah belajar untuk sub-topik A untuk sub-topik garam-garam dari asam oksi dengan alkali
*catatan: draf awal dibuat oleh kelompok pembuat yang diserahkan kepada kelompok pereviu. Kemudian diskusi forum di classroom google dilakukan
pada hari kedua sebelum tatap muka di kelas. Kelompok pereviu (bisa bagi tugas mereviu satu/dua dua sub-pokok bahasan peranggota)
menyerahkan dokumen hasil reviu yang utuh kepada kelompok pembuat. Ingat jadwal masing-masing kegiatan dan batas akhir pengumpulan isian
tugas sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah diputuskan.
II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas
Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota kelompok
ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok pembuat dan
pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data, mengelaborasi, dan membuat
simpulan)
Lanjutan A1
8. Mengasosiasi
Hasil pengolahan data dengan teknik pengumpulan data
Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):

Simpulan Sub-topik
3) Setiap persenyawaan dari oksida mangan memiliki cara yang berbeda-beda dalam pembuatannya.
-
Mereaksikan H2SO4 pekat dengan KMnO4 murni dapat menghasilkan anhidrat dari HMnO 4 yaitu Mn2O7.
-
Mereaksikan MnO2 dengan hidroksida dapat menghasilkan MnO 42
-
Dengan memanaskan MnO2 pada suhu 1070 K akan memperoleh Mn 2O3 (bentuk α).

40
-
Merduksi oksida mangan yang lebih MnO2 dan Mn2O3 dengan H2 pada suhu tinggi akan memperoleh MnO (hipotesis diterima/ditolak)
-
MnO2 dapat dihasilkan dengan mereduksi MnO4- dalam larutan netral atau basa yang nantinya akan meghasilkan endapan berwarna
coklat tua yaitu MnO2. Berikut reaksinya:

MnO4- (aq) + 2H2O + 3e  MnO2(s) + 4OH-(aq)

(hipotesis diterima/ditolak)
4) Persenyawaan dari oksida mangan memiliki tingkat oksidasi dan warna yang berbeda-beda.
- Oksida mangan memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi
 Mn2O7: +7
 MnO2: +4
 Mn2O3: +3
 MnO :+2
- Persenyawaan oksida mangan memiliki warna yang beragam
 Mn2O7: hijau
 MnO42-: hijau gelap
 MnO43-: biru
 MnO2: hitam
 MnO42-: hijau gelap
 Mn2O3: hitam
 MnO: hijau
(hipotesis diterima/ditolak)

5) Bijih MnO2 yang memiliki kualitas tinggi biasanya diperoleh secara elektrolisis dari oksidasi anodic mangan(II) yang dapat digunakan untuk
pembuatan baterai sel kering, dengan persamaan reaksi:
MnO2 + H+ + e-  MnO(OH)
(hipotesis diterima/ditolak)

41
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan/topik 1 dengan
penalaran deduktif
Variabel dari pengetahuan
P.
No P. Konseptual konseptual/hipotesis P. Faktual Metakognitif
Prosedurall
bebas terikat kontrol

e. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
f. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi pengetahuan-
pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...

Pustaka rujukan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Mengasosiasi untuk sub-topik B s.d G mengikuti nlangkah yang sama dengan A1 (hingga pustaka rujukan).

42
Selanjutnya setiap anggota kelompok keahlian kembali menyerahkan hasil diskusi untuk dikompilasi dalam kelompok asal (pasangan kelompok
pembuat dan periviu)

9. Mengkomunikasikan
 Sepasang kelopmpok asal (kelompok pembuat dan kelompok pereviu ditunjuk secara acak) mempresentasikan kegiatan investigasinya di kelas
untuk memperoleh tanggapan dan masukan oleh semua mahasiswa lintas keahlian perorangan dan oleh pengasuh.

III. Kegiatan Pasca-tatap muka di kelas


 Kelompok pembuat dengan pengawasan kelompok pereviu kembali mengerjakan tugas pasca-tatap muka yakni melengkapi dan/atau memperbaiki
dokumen kinerja kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik terebut dengan mengakomodasi masukan dalam kegiatan tatap muka diskusi di kelas
dan/atau sebelumnya yang masih perlu dilakukan untuk menyempurnakannya. Perbaikan tidak perlu menghapus deskripsi sebelumnya. Cukup
dengan menambahkan perbaikannya dengan hurup berwarna (ungu) seperti ketentuan yang telah disepakati.
 Dokumen juga disertai rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan) sesuai dengan hasil kegiatan belajar Anda dengan Pendekatan
Saintifk melalui penalaran induktif yang dilanjutkan dengan penalaran deduktif.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………
 Dokumen juga sangat baik jika disertai dengan contoh-contoh problem/soal beserta solusinya sebagai pengayaan dan refleksi pemahaman konsepsi
ilmiah yang berhasil dikonstruksi.
 Trakhir kelopok pembuat mengunggah revisi akhir dokumen kinerja kegiatan belajar tersebut dalam sesi tugas classroom google dengan batas waktu
sesuai jadwal yang telah disepakati. Nama file untuk pokok bahasan ini sesuai dengan nomor kelompok pembuat diikuti dengan nomor kelompok
previu, revisi, dan kemudian nama topik seperti “II_V_Revisi_Alkali”.

43
I. Kegiatan Pra-kuliah tatap muka
D. HALIDA DAN OKSOHALIDA KOMPLEKS MANGAN
6. Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Lakukan pengamatan di sekitar dan/atau menemukan informasi awal dalam sumber-sumber pustaka (bahan ajar dan sumber lain) untuk
mengisi kolom (2) dalam Tabel N.1. (yakni A.1 atau B.1 sesuai dengan sub-pokok bahasan)
Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok bahasan/topik 1 dengan penalaran
induktif
Variabel dari pengetahuan
Konsepsi
No P. Faktual P. Prosedural konseptual/hipotesis P. Konseptual
prasyarat
bebas terikat kontrol
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Mangan dapat membentuk senyawa Mengidentifikasi Biloks  Senyawa Mangan Beberapa biloks dari mangan  Bilangkan
halida jika berikatan dengan unsur senyawa halida dari mangan halida dapat menghasilkan senyawa oksidasi
halogen, F, Cl,Br dan I. unsur mangan mangan halida, pada biloks +2 mangan  Senyawa
Biloks Florida Klorida Bromi Iodida Variasi adalah
da
yang menghasilkan senyawa
biloks dari suatu zat
dihasilkan fluorida diantaranya MnF4
unsur kimia yang
+4 MnF4 - - - yang berwarna biru. Pada
mangan terdiri dari
 Warna biloks +3, dihasilkan senyaw
Biru dua atau
senyawa MnF3 dengan warna merah- lebih unsur
+3 MnF3 - - - halida ungu. Pada biloks +2,
Merah dihasilkan senyawa MnF2
-ungu yang berwarna merah muda
pucat, MnCl2 yang berwarna
merah muda, MnBr2 yang
berwarna rose, dan MnI2 yang
berwarna merah muda.

44
+2 MnF2 MnCl2 MnBr2 MnI2 Variasi bilangan biloks dari
unsur mangan dapat
Merah Merah Rose Merah
muda muda muda menghasilkan senyawa dan
pucat warna yang dihasilkan
berbeda-beda .

Pembuatan MnF3 Mencari informasi Unsur Pembuatan Mangan MnF3 dibuat dengan  Senyawa
MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan terkait pembuatan halogen senyawa mereaksikan larutan dari MnF 2 adalah suatu
dari MnF2 dalam hidrogen fluorida. senyawa halida dari yang diajak dalam hidrogen fluorida zat kimia
mangan berikatan dengan florin pada suhu 520K. yang terdiri
Dengan persamaan reaksi: dari dua atau
MnF2 + ½ F2  MnF3 lebih unsur
 Reaksi kimia
adalah
Pembuatan MnF4 MnF4 dibuat dengan fluorinasi Senyawa
 MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2 MnF2 dengan kripton adalah suatu
dengan kripton difluorida atau dengan F 2 difluorida atau dengan F2 zat kimia yang
 MnF4 dapat dibuat dengan mereaksikan pada larutan hidrogen terdiri dari dua
antimon pentafluorida fluorida dibawah sinar atau lebih
ultraviolet. Selain dengan unsur
fluorinasi, MnF4 juga dapat
dibuat dengan mereaksikan
antimon pentafluorida
dengan K2MnF6 sebagai
bagian dari sintesis unsur
fluor. Dengan persamaan
reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 +
2KSbF6

45
Pembuatan MnCl2 MnCl2 dapat diperoleh dari  Senyawa
MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara reaksi antara MnO2 dengan adalah suatu
MnO2 dengan asam hidroklorida asam hidroklorida pada zat kimia
temperatur rendah dan akan yang terdiri
terurai pada temperatur diatas dari dua atau
-400C. Dengan persamaan lebih unsur
reaksi:  Reaksi kimia
 2MnO2 (s) + 8HCl (aq)
2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
 2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) +
Cl2 (g)
Senyawa oksohalida mangan umumnya Mengidentifikasi Biloks  Senyawa Mangan Beberapa biloks mangan Senyawa
terbentuk pada fluorida dan klorida saja. senyawa oksohalida mangan oksohalida dapat membentuk beberapa adalah suatu
Bilangan Florida Klorida dari unsur mangan senyawa oksohalida. Pada zat kimia yang
mangan
Oksidasi Variasi biloks +7 terbentuk senyawa terdiri dari dua
Mangan yang
biloks dari Mn3OF yang berwarna hijau atau lebih
unsur dihasilkan dan senyawa MnO3Cl yang unsur
+7 Mn3OF MnO3Cl
mangan juga berwarna hijau. Pada
 Warna
Hijau Hijau biloks +6, terbentuk senyawa
senyawa MnO2Cl2 yang berwarna
Hijau tua Vol green liq oksohalida cokelat dan pada biloks +5
+6 - MnO2Cl2 terbentuk senyawa MnOCl3.

Cokelat Variasi biloks dari unsur


mangan menghasilkan
+5 - MnOCl3
persenyawaan oksohalida dan
Vol liq warna yang dihasikan
berbeda-beda.

Pembuatan MnO3F dan MnO3Cl Mencari informasi Senyawa Pembuatan Mangan MnO3F dan MnO3Cl dibuat Senyawa

46
Senyawa oksohalida, MnO3F dan MnO3Cl terkait pembuatan oksohalida senyawa dengan mereaksikan KMnO4 adalah suatu
dibuat dengan mereaksikan KMnO4 dengan senyawa oksohalida mangan oksohalida dengan HSO3X (X= F atau Cl) zat kimia yang
HSO3X dari mangan mangan pada temperatur yang rendah terdiri dari dua
Pembuatan MnO2Cl2 MnO2Cl2 dibuat melalui proses atau lebih
Senyawa oksohalida MnO2Cl2 dibuat dengan reduksi antara KMnO4 unsur
mereduksi KMnO4 dengan SO2 dengan SO2 pada temperatur
yang rendah dalam HSO3Cl.
Beberapa senyawa kompleks mangan Mengidentifikasi Biloks  Senyawa Mangan Senyawa kompleks dari  Bilangan
dijelaskan dalam bilangan oksidasi yang senyawa kompleks mangan kompleks mangan dapat dibentuk dari oksidasi
dimilikinya sebagai pusat senyawa dari mangan mangan bilangan oskidasi yang  Senyawa
kompleks. Variasi yang
dimilikinya. Pada bilangan  Senyawa
Biloks Senyawa Warna biloks dari dihasilkan kompleks
oksidasi +2, terbentuk
kompleks unsur  Warna
mangan senyawa senyawa [Mn(H2O6)]2+ yang
+2 [Mn(H O )]2+
2 6 Merah muda
berwarna merah muda. Pada
bilangan oksidasi +3
+3 [Mn(H2O6)]2+ Violet
terbentuk senyawa
2+
atau [Mn(H2O6)] atau
K3[Mn(C2O4)3].H2O yang
K3[Mn(C2O4)3].H2O
bewarna violet. Pada
+4 K2[MnX6] Cokelat bilangan oksidasi +4
terbentuk senyawa K2[MnX6]
(X = F, Cl, IO3, CN)
dengan X = F, Cl, IO3, CN)
+6 K2MnO4 Hijau yang berwarna cokelat. Pada
bilangan oksidasi +6
+7 KMnO4 Ungu terbentuk senyawa K2MnO4
yang berwarna hijau dan
pada tingkat oksidasi +7
terbentuk senyawa KMnO4

47
yang berwarna ungu.

Variasi biloks dari unsur


mangan menghasilkan
persenyawaan kompleks
mangan dan warna yang
dihasilkan berbeda-beda.

7. Menanya
Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan prasyarat (kolum
8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait
9) Bagaimana senyawa halida dari unsur mangan?
10) Bagaimana pembuatan senyawa halida dari unsur mangan?
11) Bagaimana senyawa oksohalida dari unsur mangan?
12) Bagaimana pembuatan senyawa oksohalida dari unsur mangan?
13) Bagaimana senyawa kompleks dari mangan?
3. Mengumpulkan data
a. Hipotesis
Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan konseptual yang
relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.
1) Beberapa biloks dari mangan dapat menghasilkan senyawa halida, pada biloks +2 mangan menghasilkan senyawa fluorida diantaranya MnF 4 yang
berwarna biru. Pada biloks +3, dihasilkan senyaw MnF3 dengan warna merah-ungu. Pada biloks +2, dihasilkan senyawa MnF 2 yang berwarna
merah muda pucat, MnCl2 yang berwarna merah muda, MnBr 2 yang berwarna rose, dan MnI2 yang berwarna merah muda atau dengan kata lain
Variasi bilangan biloks dari unsur mangan dapat menghasilkan senyawa dan warna yang berbeda-beda.
2) Beberapa senyawa halida yang diketahui adalah MnF 3, MnF4 dan MnCl2.

48
- MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan dari MnF 2 dalam hidrogen fluorida dengan florin pada suhu 520K. Dengan persamaan reaksi:
MnF2 + ½ F2  MnF3
- MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2 dengan kripton difluorida atau dengan F 2 pada larutan hidrogen fluorida dibawah sinar ultraviolet. Selain
dengan fluorinasi
- MnF4 juga dapat dibuat dengan mereaksikan antimon pentafluorida dengan K 2MnF6 sebagai bagian dari sintesis unsur fluor. Dengan
persamaan reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 + 2KSbF6
- MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara MnO 2 dengan asam hidroklorida pada temperatur rendah dan akan terurai pada temperatur diatas
-400C. Dengan persamaan reaksi:
2MnO2 (s) + 8HCl (aq) 2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) + Cl2 (g)
3) Beberapa biloks mangan dapat membentuk beberapa senyawa oksohalida. Pada biloks +7 terbentuk senyawa Mn 3OF yang berwarna hijau dan
senyawa MnO3Cl yang juga berwarna hijau. Pada biloks +6, terbentuk senyawa MnO 2Cl2 yang berwarna cokelat dan pada biloks +5 terbentuk
senyawa MnOCl3. Dengan kata lain variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan persenyawaan oksohalida dan warna yang berbeda-beda.
4) Beberapa senyawa oksohalida mangan yang diketahui adalah MnO 3F, MnO3Cl, dan MnO2Cl2.
- MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan mereaksikan KMnO4 dengan HSO3X (X= F atau Cl) pada temperatur yang rendah.
- MnO2Cl2 dibuat melalui proses reduksi antara KMnO 4 dengan SO2 pada temperatur yang rendah dalam HSO 3Cl.
5) Senyawa komples dari mangan dapat dibentuk dari bilangan oskidasi yang dimilikinya. Pada bilangan oksidasi +2, terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+
yang berwarna merah muda. Pada bilangan oksidasi +3 terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+ atau K3[Mn(C2O4)3].H2O yang bewarna violet. Pada
bilangan oksidasi +4 terbentuk senyawa K 2[MnX6] dengan X = F, Cl, IO3, CN) yang berwarna cokelat. Pada bilangan oksidasi +6 terbentuk senyawa
K2MnO4 yang berwarna hijau dan pada tingkat oksidasi +7 terbentuk senyawa KMnO 4 yang berwarna ungu. Dengan kata lain variasi biloks dari
unsur mangan menghasilkan persenyawaan kompleks mangan dan warna yang berbeda-beda.
b. Variabel
Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.

49
c. Desain pembuktian setiap hipotesis
Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
VT : senyawa
VB 1: biloks mangan halida Warna senyawa
mangan yang
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
+4 MnF4 Biru
Hp no. 1 MnF3 Merah-ungu Mangan
+3
MnF2 Merah muda
MnCl2 pucat
Merah muda
+2
MnBr2 Rose
MnI2 Merah muda
Hp no. 2 VB: unsur halogen yang Mangan
VT: pembuatan senyawa
diajak berikatan
Variasi nilainya: Variasi nilainya:
- F MnF3 dibuat dengan
mereaksikan larutan dari
MnF2 dalam hidrogen
fluorida dengan florin
pada suhu 520K. Dengan
persamaan reaksi:
MnF2 + ½ F2  MnF3

50
MnF4 dibuat dengan
fluorinasi MnF2 dengan
kripton difluorida atau
dengan F2 pada larutan
hidrogen fluorida dibawah
sinar ultraviolet
MnF4 juga dapat dibuat
- F dengan mereaksikan
antimon pentafluorida
dengan K2MnF6 sebagai
bagian dari sintesis unsur
fluor. Dengan persamaan
reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 +
2KSbF6
MnCl2 dapat diperoleh dari
reaksi antara MnO2 dengan
asam hidroklorida pada
temperatur rendah dan
akan terurai pada
- Cl temperatur diatas -400C.
Dengan persamaan reaksi:
 2MnO2 (s) + 8HCl (aq)
2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
 2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) +
Cl2 (g)
VT: Senyawa
VB: biloks mangan oksohalida Warna senyawa
Hp no. 3 mangan Mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya
Mn3OF Hijau

51
+7 MnO3Cl Hijau
+6 MnO2Cl2 Cokelat
+5 MnOCl3 -
VB: Senyawa oksohalida VT: Pembuatan senyawa
Hp no. 4
mangan oksohalida mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya
MnO3F dibuat dengan
- MnO3F mereaksikan KMnO4 dengan
HSO3F
Mangan
MnO3Cl dibuat dengan
- MnO3Cl mereaksikan KMnO4 dengan
HSO3Cl

MnO2Cl2 dibuat melalui proses


reduksi antara KMnO4 dengan
- MnO2Cl2 SO2 pada temperatur yang
rendah dalam HSO3Cl.
VT: senyawa
VB: biloks mangan kompleks Warna senyawa
mangan
Variasi nilainya: Variasi nilainya
+2 [Mn(H2O6)]2+ Merah muda
+3 [Mn(H2O6)]2+ Violet
Hp no. 5 Mangan
K2[MnX6] Cokelat
+4 (X = F, Cl, IO3,
CN)
+6 K2MnO4 Hijau
+7 KMnO4 Ungu

52
d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)
Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.
Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data/pengetahuan
faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung
- Tambahan uraikan prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut sebagai
berikut.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………... (tambahkanperkiraan alat dan
bahan yang digunakan)
Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:
- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,
- tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2
f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas
Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota kelompok
ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok pembuat dan
pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data, mengelaborasi, dan membuat
simpulan)
Lanjutan A1
10. Mengasosiasi

53
Hasil pengolahan data dengan teknik mengelompokkan senyawa yang dibentuk unsur mangan berdasarkan bilangan oksidasinya.
Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):
Beberapa biloks dari mangan dapat menghasilkan senyawa halida, pada biloks +2 mangan menghasilkan senyawa fluorida diantaranya MnF 4 yang
berwarna biru. Pada biloks +3, dihasilkan senyaw MnF3 dengan warna merah-ungu. Pada biloks +2, dihasilkan senyawa MnF 2 yang berwarna
merah muda pucat, MnCl2 yang berwarna merah muda, MnBr 2 yang berwarna rose, dan MnI2 yang berwarna merah muda. Beberapa senyawa
halida yang diketahui adalah MnF3, MnF4 dan MnCl2.
- MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan dari MnF 2 dalam hidrogen fluorida dengan florin pada suhu 520K. Dengan persamaan reaksi:
MnF2 + ½ F2  MnF3
- MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2 dengan kripton difluorida atau dengan F 2 pada larutan hidrogen fluorida dibawah sinar ultraviolet. Selain
dengan fluorinasi
- MnF4 juga dapat dibuat dengan mereaksikan antimon pentafluorida dengan K 2MnF6 sebagai bagian dari sintesis unsur fluor. Dengan
persamaan reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 + 2KSbF6
- MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara MnO 2 dengan asam hidroklorida pada temperatur rendah dan akan terurai pada temperatur diatas
-400C. Dengan persamaan reaksi:
2MnO2 (s) + 8HCl (aq) 2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) + Cl2 (g)
Beberapa biloks mangan juga dapat membentuk beberapa senyawa oksohalida. Pada biloks +7 terbentuk senyawa Mn 3OF yang berwarna hijau
dan senyawa MnO3Cl yang juga berwarna hijau. Pada biloks +6, terbentuk senyawa MnO 2Cl2 yang berwarna cokelat dan pada biloks +5 terbentuk
senyawa MnOCl3. Beberapa senyawa oksohalida mangan yang diketahui adalah MnO 3F, MnO3Cl, dan MnO2Cl2.
- MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan mereaksikan KMnO4 dengan HSO3X (X= F atau Cl) pada temperatur yang rendah.
- MnO2Cl2 dibuat melalui proses reduksi antara KMnO 4 dengan SO2 pada temperatur yang rendah dalam HSO 3Cl.
Senyawa kompleks dari mangan dapat dibentuk dari bilangan oskidasi yang dimilikinya. Pada bilangan oksidasi +2, terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+
yang berwarna merah muda. Pada bilangan oksidasi +3 terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+ atau K3[Mn(C2O4)3].H2O yang bewarna violet. Pada

54
bilangan oksidasi +4 terbentuk senyawa K 2[MnX6] dengan X = F, Cl, IO3, CN) yang berwarna cokelat. Pada bilangan oksidasi +6 terbentuk senyawa
K2MnO4 yang berwarna hijau dan pada tingkat oksidasi +7 terbentuk senyawa KMnO 4 yang berwarna ungu.
Simpulan Sub-topik
1) Beberapa biloks dari mangan dapat menghasilkan senyawa halida, pada biloks +2 mangan menghasilkan senyawa fluorida diantaranya MnF 4
yang berwarna biru. Pada biloks +3, dihasilkan senyaw MnF3 dengan warna merah-ungu. Pada biloks +2, dihasilkan senyawa MnF 2 yang
berwarna merah muda pucat, MnCl 2 yang berwarna merah muda, MnBr 2 yang berwarna rose, dan MnI2 yang berwarna merah muda. Dengan
kata lain, variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan persenyawaan halida mangan dan warna yang berbeda-beda. (hipotesis
diterima/ditolak)

2) Beberapa senyawa halida yang diketahui adalah MnF 3, MnF4 dan MnCl2.
- MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan dari MnF 2 dalam hidrogen fluorida dengan florin pada suhu 520K. Dengan persamaan reaksi:
MnF2 + ½ F2  MnF3
- MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2 dengan kripton difluorida atau dengan F 2 pada larutan hidrogen fluorida dibawah sinar ultraviolet. Selain
dengan fluorinasi
- MnF4 juga dapat dibuat dengan mereaksikan antimon pentafluorida dengan K 2MnF6 sebagai bagian dari sintesis unsur fluor. Dengan
persamaan reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 + 2KSbF6
- MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara MnO 2 dengan asam hidroklorida pada temperatur rendah dan akan terurai pada temperatur diatas
-400C. Dengan persamaan reaksi:
2MnO2 (s) + 8HCl (aq) 2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) + Cl2 (g)
(hipotesis diterima/ditolak)
3) Beberapa biloks mangan dapat membentuk beberapa senyawa oksohalida. Pada biloks +7 terbentuk senyawa Mn 3OF yang berwarna hijau dan
senyawa MnO3Cl yang juga berwarna hijau. Pada biloks +6, terbentuk senyawa MnO 2Cl2 yang berwarna cokelat dan pada biloks +5 terbentuk

55
senyawa MnOCl3. Dengan kata lain, variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan persenyawaan oksohalida mangan dan warna yang
berbeda-beda. (hipotesis diterima/ditolak)
4) Beberapa senyawa oksohalida mangan yang diketahui adalah MnO 3F, MnO3Cl, dan MnO2Cl2.
- MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan mereaksikan KMnO4 dengan HSO3X (X= F atau Cl) pada temperatur yang rendah.
- MnO2Cl2 dibuat melalui proses reduksi antara KMnO 4 dengan SO2 pada temperatur yang rendah dalam HSO 3Cl.
(hipotesis diterima/ditolak)
5) Senyawa komples dari mangan dapat dibentuk dari bilangan oskidasi yang dimilikinya. Pada bilangan oksidasi +2, terbentuk senyawa
[Mn(H2O6)]2+ yang berwarna merah muda. Pada bilangan oksidasi +3 terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+ atau K3[Mn(C2O4)3].H2O yang bewarna
violet. Pada bilangan oksidasi +4 terbentuk senyawa K 2[MnX6] dengan X = F, Cl, IO 3, CN) yang berwarna cokelat. Pada bilangan oksidasi +6
terbentuk senyawa K2MnO4 yang berwarna hijau dan pada tingkat oksidasi +7 terbentuk senyawa KMnO 4 yang berwarna ungu. Dengan kata
lain, variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan persenyawaan kompleks mangan dan warna yang berbeda-beda. (hipotesis
diterima/ditolak)

56
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan/topik 1 dengan
penalaran deduktif
Variabel dari pengetahuan
No P. Konseptual konseptual/hipotesis P. Prosedurall P. Faktual Metakognitif
bebas terikat kontrol
Beberapa biloks dari mangan Biloks  Senyawa Mangan Mengidentifikasi Mangan dapat membentuk senyawa
dapat menghasilkan senyawa mangan halida senyawa halida dari halida jika berikatan dengan unsur
halida, pada biloks +2 mangan mangan unsur mangan halogen, F, Cl,Br dan I.
Variasi Biloks Florida Klorid Bromi Iodida
menghasilkan senyawa fluorida yang a da
biloks dari
diantaranya MnF4 yang berwarna dihasilkan
unsur
biru. Pada biloks +3, dihasilkan mangan +4 MnF4 - - -

senyaw MnF3 dengan warna  Warna


Biru
merah-ungu. Pada biloks +2, senyawa
halida +3 MnF3 - - -
dihasilkan senyawa MnF2 yang
berwarna merah muda pucat, Merah
MnCl2 yang berwarna merah -ungu
muda, MnBr2 yang berwarna rose, +2 MnF2 MnCl2 MnBr2 MnI2
dan MnI2 yang berwarna merah
muda. Merah Merah Rose Merah
muda muda muda
Variasi bilangan biloks dari unsur pucat
mangan dapat menghasilkan
senyawa dan warna yang
dihasilkan berbeda-beda .

MnF3 dibuat dengan mereaksikan Unsur Pembuatan Mangan Mencari informasi Pembuatan MnF3
larutan dari MnF2 dalam hidrogen halogen senyawa terkait pembuatan MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan

57
fluorida dengan florin pada suhu yang diajak senyawa halida dari MnF2 dalam hidrogen fluorida.
520K. Dengan persamaan reaksi: berikatan dari mangan
MnF2 + ½ F2  MnF3
MnF4 dibuat dengan fluorinasi Pembuatan MnF4
MnF2 dengan kripton difluorida  MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2
atau dengan F2 pada larutan dengan kripton difluorida atau dengan
hidrogen fluorida dibawah sinar F2
ultraviolet. Selain dengan  MnF4 dapat dibuat dengan
fluorinasi, MnF4 juga dapat dibuat mereaksikan antimon pentafluorida
dengan mereaksikan antimon
pentafluorida dengan K2MnF6
sebagai bagian dari sintesis unsur
fluor. Dengan persamaan reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 + 2KSbF6
MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi Pembuatan MnCl2
antara MnO2 dengan asam MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara
hidroklorida pada temperatur MnO2 dengan asam hidroklorida
rendah dan akan terurai pada
temperatur diatas -400C. Dengan
persamaan reaksi:
 2MnO2 (s) + 8HCl (aq) 2MnCl3 (aq)
+ 4H2O + Cl2 (g)
 2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) + Cl2 (g)

Beberapa biloks mangan dapat Biloks  Senyawa Mangan Mengidentifikasi Senyawa oksohalida mangan umumnya
membentuk beberapa senyawa mangan oksohalida senyawa terbentuk pada fluorida dan klorida saja.
oksohalida. Pada biloks +7 mangan oksohalida dari Bilangan Florida Klorida
terbentuk senyawa Mn3OF yang Variasi Oksidasi
yang unsur mangan Mangan
berwarna hijau dan senyawa biloks dari
MnO3Cl yang juga berwarna hijau. unsur

58
Pada biloks +6, terbentuk senyawa mangan dihasilkan +7 Mn3OF MnO3Cl
MnO2Cl2 yang berwarna cokelat
Hijau Hijau
dan pada biloks +5 terbentuk  Warna
senyawa MnOCl3. senyawa Hijau tua Vol green liq
oksohalida
Variasi biloks dari unsur mangan +6 - MnO2Cl2
menghasilkan persenyawaan
Cokelat
oksohalida dan warna yang
dihasikan berbeda-beda. +5 - MnOCl3

Vol liq

MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan Senyawa Pembuatan Mangan Mencari informasi Pembuatan MnO3F dan MnO3Cl
mereaksikan KMnO4 dengan oksohalida senyawa terkait pembuatan Senyawa oksohalida, MnO3F dan MnO3Cl
HSO3X (X= F atau Cl) pada mangan oksohalida senyawa oksohalida dibuat dengan mereaksikan KMnO4
temperatur yang rendah mangan dari mangan dengan HSO3X
MnO2Cl2 dibuat melalui proses Pembuatan MnO2Cl2
reduksi antara KMnO4 dengan SO2 Senyawa oksohalida MnO2Cl2 dibuat
pada temperatur yang rendah dengan mereduksi KMnO4 dengan SO2
dalam HSO3Cl.
Senyawa kompleks dari mangan Biloks  Senyawa Mangan Mengidentifikasi Beberapa senyawa kompleks mangan
dapat dibentuk dari bilangan mangan kompleks senyawa kompleks dijelaskan dalam bilangan oksidasi yang
oskidasi yang dimilikinya. Pada mangan dari mangan dimilikinya sebagai pusat senyawa
Variasi yang kompleks.
bilangan oksidasi +2, terbentuk
biloks dari dihasilkan Biloks Senyawa Warna
senyawa [Mn(H2O6)]2+ yang unsur  Warna kompleks
berwarna merah muda. Pada mangan senyawa +2 [Mn(H2O6)]2+ Merah muda
bilangan oksidasi +3 terbentuk
senyawa [Mn(H2O6)]2+ atau
+3 [Mn(H2O6)]2+ Violet
K3[Mn(C2O4)3].H2O yang bewarna
violet. Pada bilangan oksidasi +4

59
terbentuk senyawa K2[MnX6] atau
dengan X = F, Cl, IO3, CN) yang
K3[Mn(C2O4)3].H2O
berwarna cokelat. Pada bilangan
oksidasi +6 terbentuk senyawa +4 K2[MnX6] Cokelat

K2MnO4 yang berwarna hijau dan (X = F, Cl, IO3, CN)


pada tingkat oksidasi +7
+6 K2MnO4 Hijau
terbentuk senyawa KMnO4 yang
berwarna ungu.
+7 KMnO4 Ungu
Variasi biloks dari unsur mangan
menghasilkan persenyawaan
kompleks mangan dan warna
yang dihasilkan berbeda-beda.

g. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Faktual
Mengidentifikasi senyawa halida dari unsur Beberapa biloks dari mangan dapat menghasilkan
Variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan
senyawa halida mangan dan warna yang dihasilkan mangan senyawa halida, pada biloks +2 mangan menghasilkan
berbeda-beda. senyawa fluorida diantaranya MnF4 yang berwarna
biru. Pada biloks +3, dihasilkan senyaw MnF3 dengan
warna merah-ungu. Pada biloks +2, dihasilkan
senyawa MnF2 yang berwarna merah muda pucat,
MnCl2 yang berwarna merah muda, MnBr 2 yang
berwarna rose, dan MnI2 yang berwarna merah
muda.

60
MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan dari MnF 2 Mencari informasi terkait pembuatan senyawa Pembuatan MnF3
dalam hidrogen fluorida dengan florin pada suhu 520K. halida dari mangan MnF3 dibuat dengan mereaksikan larutan dari MnF 2
Dengan persamaan reaksi: dalam hidrogen fluorida.
MnF2 + ½ F2  MnF3
MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF2 dengan kripton Pembuatan MnF4
difluorida atau dengan F2 pada larutan hidrogen  MnF4 dibuat dengan fluorinasi MnF 2 dengan kripton
fluorida dibawah sinar ultraviolet. Selain dengan difluorida atau dengan F2
fluorinasi, MnF4 juga dapat dibuat dengan mereaksikan  MnF4 dapat dibuat dengan mereaksikan antimon
antimon pentafluorida dengan K2MnF6 sebagai bagian pentafluorida
dari sintesis unsur fluor. Dengan persamaan reaksi:
K2MnF6 + 2SbF5  MnF4 + 2KSbF6
MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara MnO 2 dengan Pembuatan MnCl2
asam hidroklorida pada temperatur rendah dan akan MnCl2 dapat diperoleh dari reaksi antara MnO 2 dengan
terurai pada temperatur diatas -40 0C. Dengan asam hidroklorida
persamaan reaksi:
 2MnO2 (s) + 8HCl (aq) 2MnCl3 (aq) + 4H2O + Cl2 (g)
 2MnCl3 (aq)  2MnCl2 (aq) + Cl2 (g)

Mengidentifikasi senyawa oksohalida dari


Variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan Beberapa biloks mangan dapat membentuk
oksohalida mangan dan warna yang dihasilkan unsur mangan beberapa senyawa oksohalida. Pada biloks +7
berbeda-beda. terbentuk senyawa Mn3OF yang berwarna hijau dan
senyawa MnO3Cl yang juga berwarna hijau. Pada
biloks +6, terbentuk senyawa MnO 2Cl2 yang
berwarna cokelat dan pada biloks +5 terbentuk
senyawa MnOCl3.
Pembuatan MnO3F dan MnO3Cl Mencari informasi terkait pembuatan senyawa MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan mereaksikan

61
Senyawa oksohalida, MnO3F dan MnO3Cl dibuat dengan oksohalida dari mangan KMnO4 dengan HSO3X (X= F atau Cl) pada temperatur
mereaksikan KMnO4 dengan HSO3X yang rendah
Pembuatan MnO2Cl2 MnO2Cl2 dibuat melalui proses reduksi antara KMnO 4
Senyawa oksohalida MnO2Cl2 dibuat dengan mereduksi dengan SO2 pada temperatur yang rendah dalam
KMnO4 dengan SO2 HSO3Cl.
Mengidentifikasi senyawa kompleks dari
Variasi biloks dari unsur mangan menghasilkan Senyawa kompleks dari mangan dapat dibentuk dari
mangan
persenyawaan kompleks mangan dan warna yang bilangan oskidasi yang dimilikinya. Pada bilangan
dihasilkan berbeda-beda. oksidasi +2, terbentuk senyawa [Mn(H2O6)]2+ yang
berwarna merah muda. Pada bilangan oksidasi +3
terbentuk senyawa [Mn(H 2O6)]2+ atau
K3[Mn(C2O4)3].H2O yang bewarna violet. Pada
bilangan oksidasi +4 terbentuk senyawa K2[MnX6]
dengan X = F, Cl, IO 3, CN) yang berwarna cokelat.
Pada bilangan oksidasi +6 terbentuk senyawa
K2MnO4 yang berwarna hijau dan pada tingkat
oksidasi +7 terbentuk senyawa KMnO4 yang
berwarna ungu.

h. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi pengetahuan-
pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...

Pustaka rujukan:
Greenwood, N. N. and Earnshaw, A. 2003. Chemistry of the Elements. Second Edition. Amsterdam: Elsevier, Ltd.
Sudria, I.B.N. & Siregar, M. (2002). Penuntun Belajar Kimia Anorganik II (Bagian Kedua). Nurusan Pendidikan Kimia FMIPA
IKIP Negeri Singaraja
Sugiyarto. Kristian.H. 2003. Kimia Anorganik II

62
Selanjutnya setiap anggota kelompok keahlian kembali menyerahkan hasil diskusi untuk dikompilasi dalam kelompok asal (pasangan kelompok
pembuat dan periviu)

11. Mengkomunikasikan
 Sepasang kelopmpok asal (kelompok pembuat dan kelompok pereviu ditunjuk secara acak) mempresentasikan kegiatan investigasinya di kelas
untuk memperoleh tanggapan dan masukan oleh semua mahasiswa lintas keahlian perorangan dan oleh pengasuh.

III. Kegiatan Pasca-tatap muka di kelas


 Kelompok pembuat dengan pengawasan kelompok pereviu kembali mengerjakan tugas pasca-tatap muka yakni melengkapi dan/atau memperbaiki
dokumen kinerja kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik terebut dengan mengakomodasi masukan dalam kegiatan tatap muka diskusi di kelas
dan/atau sebelumnya yang masih perlu dilakukan untuk menyempurnakannya. Perbaikan tidak perlu menghapus deskripsi sebelumnya. Cukup
dengan menambahkan perbaikannya dengan hurup berwarna (ungu) seperti ketentuan yang telah disepakati.
 Dokumen juga disertai rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan) sesuai dengan hasil kegiatan belajar Anda dengan Pendekatan
Saintifk melalui penalaran induktif yang dilanjutkan dengan penalaran deduktif.
 Dokumen juga sangat baik jika disertai dengan contoh-contoh problem/soal beserta solusinya sebagai pengayaan dan refleksi pemahaman konsepsi
ilmiah yang berhasil dikonstruksi.
 Trakhir kelopok pembuat mengunggah revisi akhir dokumen kinerja kegiatan belajar tersebut dalam sesi tugas classroom google dengan batas waktu
sesuai jadwal yang telah disepakati. Nama file untuk pokok bahasan ini sesuai dengan nomor kelompok pembuat diikuti dengan nomor kelompok
previu, revisi, dan kemudian nama topik seperti “II_V_Revisi_Alkali”.

63

Anda mungkin juga menyukai