Anda di halaman 1dari 86

BUKU PANDUAN BELAJAR MAHASISWA

MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK III


KODE : KIM 1622
SKS/JS : 3/3
SEMESTER :V
TAHUN AKADEMIK : 2020/2021

PENGASUH : DR. IDA BAGUS NYOMAN SUDRIA, M.Sc


I Putu Eka Septian Adista Putra, SPd., Msi.

Oleh:
Pembuat
WINDA TRI UTAMI 1813031032
INDAH MARIA TIODAY LUMBAN GAOL 1813031033
KADEK DWIAN SASTIKA 1813031044

Reviewer
KOMANG TRISNA AYU CAHYANI 1813031037
NOVA ADELIA 1813031039
NATHASYA IMANUELLA 1813031046

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
PEDOMAN UMUM PERKULIAHAN
1. Perkuliahan dilakukan melalui blended learning.
2. Tugas kuliah meliputi tugas kelompok dan tugas individu.
3. Siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran.
4. Materi dalam buku ajar yang ada hanya berupa informasi ringkas materi perkuliahan yang
harus dielaborasi (ditambah contoh, informasi baru terkait, dan perbaikan/pengembangan
konsepsi) oleh mahasiswa.
5. Tugas kelomppk adalah membuat tugas pra-kuliah (persiapan kuliah), presentasi hasil tugas,
dan penyempurnaan hasil tugas melalui beberapa tahapan. Kelompok dengan nomor ganjil
mengenjakan topik dengan nomor ganjil, kelompok dengan nomor genap mengerjakan topik
dengan nomor genap. Bagian-bagian materi dalam dokumen tugas kelompok bisa dikerjakan
secara perorangan (dengan membagi tugas), kemudian disatukan. Gabungan tugas
perorangan tersebut dalam kelompok, wajib didiskusikan dengan anggota kelompok di
kampus (sekitar 60 menit di luar jam tatap muka di kelas), sehinga dimiliki sebagai hasil
kerja kelompok yang semuanya isinya wajib dipahami/dipertanggungjawabkan oleh setiap
anggota kelompok.
6. Pembelajaran setiap topik mengikuti SAP dan dokumentasi hasil kegiatan mengikuti format
dalam buku panduan belajar mahasiswa. Tahapan-tahapan kegiatan yang secara umum
sebagai berikut.
(a) Mengerjakan tugas pra-kuliah berupa tugas eksplorasi, analisis, dan elaborasi materi
suatu pokok bahasan/topik kajian dari berbagai sumber sebagai DRAF PRODUK
AKTIVITAS BELAJAR AWAL. Topik bahasan diberi nomor secara urut mulai dari
nomor satu. Demikian juga kelompok kerja mahasiswa diberi nomor secara urut mulai
dari nomor 1 (dengan anggota kelompok masimal 3 orang). Untuk lebih menyesuaikan
bobot tugas dengan beban sks, tugas eksplorasi topik dan analisnya sebagai tugas pra-
kuliah disiapkan selama dua minggu. Kelompok ganjil menyiapkan eksplorasi dan
analisis untuk topik dengan nomor ganjil, sementara kelompok genap dengan topik
nomor genap untuk pertemuan berikutnya.
(b) Setiap kelompok ganjil wajib mencari pasangan kelompok genap untuk saling tukar
mereviu dokumen draf awal secara bergantian. Nama-nama anggota baik kelompok
dokumen yang direviu maupun nama-nama anggo kelopok perviu dicantumkan dalam
identitas tugas. Reviu sebaiknya dilakukan menggunakan fasilitas review sesui dengan
jenis file word atau pdf, jika belum bisa menggunakan fasilitas computer reviu tersebut
minta bantuan teman lain atau dosen pengasuh. Hasil reviu oleh kelompok pereviu
dikembalikan segera setelah forum diskusi online di classroom google (paling lambat
hari itu pukul 12.00).
(c) Mengikuti diskusi forum online classroom google selama 60 menit pada hari kedua
sebelum hari tatap muka presentasi di kelas (hari dan waktu pelaksanaan disepakati
Bersama oleh mahasiswa dan dosen) TENTANG MASALAH-MASALAH yang dialami
dalam penyiapan draf produk aktivitas belajar awal. Sebagai kolega, mahasiswa
secara kooperatif memberikan masukan solutif terhadap masalah yang dihadapi teman
(terutama lintas kelompok dari bukan anggota kelompok yang terlibat sebagai pereviu
atau yang direviu). Dosen akan memberikan masukan/arahan pada permasalahan yang
belum terpecahkan dan megarahkan informasi yang cendrung membias. Kemudian setiap
kelompok MENGUNGHAH hasil perbaikan awal draf produk hasil belajar tersebut di
dalam sesi tugas classroom google paling lamabat SATU HARI SEBELUM TATAP

ii
MUKA presentasi di kelas. DRAF PERBAIKAN YANG DIUNGGAH TETAP BERISI
KOMENTAR DARI KELOMPOK PEREVIU (gunakan file yang dikembalikan oleh
kelompok pereviu). Perbaikan informasi/konsespsi-konsepsi dengan mengakomodasi
masukan dari kelompok reviu dicetak ORANGE.
Untuk mengetahui pihak-pihak yang berkontribusi dalam konstruksi konsepsi dalam
dokumen setiap kelompok, isi dokumen diketik (a) berwarna hitam untuk informasi/
konsepsi-konsepsi atau informasi dasar awal oleh kelompok sendiri, (b) biru untuk
informasi/konsepsi-konsepsi perluasan/advant, dan (c) merah untuk konsepsi-konsepsi
atau informasi yang masih belum difahami, selain kuning untuk masukan dari
kelompok pereviu. Warna hijau nanti akan digunakan menandai masukan dari
dosen/pengasuh. File dokomen draf diberi nama secara urut dari nama kelompok
pembuat, kelompok pereviu, draf, topik. Contoh nama file II_V_Draf_Alkali Tanah.
Ingat dokumen yang sama masih akan tetap digunakan untuk direvisi sebagai tugas
pasca-pembelajaran yang juga akan diunggah pada sesi tugas. Namaun dokumen revisi
yang masih mengandung jejak efistimologi ini diberi nama file seperti sebelummnya
dengan mengganti draf menjadi revisi seperti file II_V_Revisi_Alkali Tanah.
(b) Kegiatan M1s.d. M5 dalam kegiatan kuliah tatap muka mengunakan metode diskusi
dengan teknik jigsaw (keahlian sesuai dengan bagian tugas kelompok yang dikerjakan
perorangan) selama 40 menit, dan kemudian disusul dengan presentasi dan diskusi kelas.
Sangat baik jikan presentasi menggunakan power point ringkas (informasi ringkas isian
table dan/atau sesuai format isian) dari isi draf produk hasil belajar awal untuk topik
tugas. Kemudian mempresaentasikannya di kelas sebagai hasil eleborasi yang diikuti
dengan diskusi kelas. Presentasi dilakukan oleh dua kelompok yang ditentukan secara
undian pada saat tatap muka di kelas untuk topik yang bersangkutan dari kelompok
ganjil/genap.
(c) Penyempurnaan produk draf aktivitas belajar tersebut dengan mengakomodasi masukan
dalam diskusi kelas, kemudian produk hasil belajar yang disempurnkan tersebut
DIUNGGAH PALING LAMBAT TIGA HARI SETELAH PERTEMUAN TATAP
MUKA TOPIK TERSEBUT. Ingat dokumen yang diunggah masih menggunakan
dokumen yang dikerjakan secara berkelanjutan. Isi informasi/konsepsi-konsepsi yang
sebagai hasil perbaikan dengan mengakomodasi masukan dalam diskusi kelas diketik
dengan warna ungu. Ingat nama file ini seperti contoh di atas (misalnya:
II_V_Revisi_Alkali Tanah)
7. Mahasiswa Juga membuat tugas individu berupa sebuah makalah ilmiah tentang suatu kajian
Kimia Anorgank II yang merepresentasikan sikap dan berpikir kritis serta kreatif dari
mahasiswa yang dikumpul pada minggu ke-12
8. Mahasiswa harus mengikuti kuliah dengan kehadiran minimal 75% dari total waktu tatap
muka
9. Penilaian sesuai dengan rancangan penilaian dalam format RTM (yang sudah sesuai dengan
kriteria penilaian yang diberlakukan oleh universitas).
10. Kategori penilaian mengikuti pedoman konversi skor skala seratus yang berlaku di
UNDIKSHA yakni A = 85 – 100; B = 70 – 84; C = 55 – 69; D = 40 – 54; and E = 0 – 39.
11. Total waktu perkuliahan minimal 14 kali pertemuan

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... i
PETUNJUK UMUM ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. iv
PENDAHULIAUN.................................................................................................... 1
BAB I SIMPLE IONIC SOLID STRUCTURE....................................................... 3
1. Struktur Padatan Ionik Sederhana, Polihedron Terhubung Oktahedral dan Tetrahedral,
dan Unit Sel Tipe Struktur Padat...........................................................................3
2. Bilangan Koordinasi Atom Penyusun Kristal, Geometri Atom Dalam Satuan Sel, Prinsip
Laves dan Model Ion Goldschmidt ....................................................................... 35
3. Aturan Pauling IV, Polarisasi Menurut Aturan Fajan, Struktur Triangel Ketelaar, Dan
Plot Mooser-Pearson Dan Plot Phillips-Van Vechten ........................................... 58
REFERENCES
Greenwood, N. N. and Earnshaw, A. 2003. Chemistry of the Elements. Second Edition.
Amsterdam: Elsevier, Ltd.
Cotton, F. A., Wilkinson, G., and Gaus, P. L. 1995. Basic Inorganic Chemistry. Third Edition,
New York: John Wiley & Son.
Winter, M. J. 1994. d-Blok Chemistry. Oxford: Oxford University Press.
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford
University Press.
Huheey, J. E., 1985. Inorganic Chemistry. Second Edition. New York: Harper & Row
Publisher.
Norman, N. C. 1997. Periodicity and the s- and p-Block Elements. Oxford: Oxford University
Press.
Sudria, I.B.N. & Siregar, M. (2002). Penuntun Belajar Kimia Anorganik II (Bagian Kedua).
Nurusan Pendidikan Kimia FMIPA IKIP Negeri Singaraja
Silberberg, M.S. (2003). Chemistry The Molecular nature of Matter and Change. Third Edition.
New York : McGraw-Hill Higher Education.
Sumber lain:

iv
PENDAHULUAN
Belajar kimia secara bermakna melibatkan keterkaiatan kajian aspek/level makroskopik,
sub-mikroskopik, dan simbolik. Belajar secara alami mulai data informasi konkrit kemudian
memahami abstrasinya dengan menggunakan metode ilmiah (siklus belajar eksperiensial Kolb).
Sejumlah variasi siklus belajar saintifik telah dikenal, semua mengacu pada pendekatan ilmiah.
Coba kenali siklus-siklus belajar tersebut dan coba terapkan secara bergantian untuk
meningkatkan kualitas belajar sains anda yang sekaligus sebagai penambahan modal dasar anda
sebagai calon guru. Variasi siklus belajar sains antara lain:
 Sklus eksperiensial Kolb:
 Siklus 3E
 Siklus 5E
 Siklus 7E
 Siklus 5M
 Siklus belajar deskriptif
 Siklus belajar empirical abducted
 Siklus belajar hypothetical deductive

BAB I INTRODUCTION OF SOLID CHEMISTRY


I. Materi Pembelajaran dan Indikator Kompetensi
Learning materials Learning competence indicators (LCI)

Solid Structure: 4.1 Describe the structure of simple ionic solids NaCl, CaF2,
 types of simple ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl
ionic solids derived from filling the interstitial gaps in a closed
structure
packed solids
 the Laves
Principle 4.2 Describe octahedral and tetrahedral connected
 Goldschmidt ion polyhedron of interstitial gap filling for dense spherical
model types of CCP and HCP for simple ionic crystal types:
 Pauling I-V Rules NaCl, CaF2, ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS (Wurtzit),
 Fajan’s Rules CdI2, CsCl.
 Ketelaar’s 4.3 Describe cell units of solid structure types: NaCl, CaF2,
Triangel
ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl in
 Mooser-Pearson’s
plot plane and perspective views.
 Plot of Phillips - 4.4 Able to identify the coordination number of the atoms
van Vechten that make up the crystals in the solid ionic type cell units
of NaCl, CaF2, ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS (Wurtzit),
CdI2, CsCl.
4.5 Able to determine the geometry of the atoms in the ionic
solid type cell units NaCl, CaF2, ZnS (Zink blende),
NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, and CsCl.
4.6 Describe the Laves’s principles regarding space filling in

1
the structure of ionic solids.
4.7 Describe Goldschmidt's ion model to explain the structure
of ionic solids.
4.8 Describe the structure, radius ratio and properties of ionic
solids according to the I-V Pauling Rule
4.9 Describe the polarization phenomenon in ionic solids
according to the Fajan’s Rule
4.10 Describing the types of solid structures based on
Ketelaar’s Triangel.
4.11 Describe the map of the structure of ionic solids based
on the Mooser-Pearson plot and the Phillips-van Vechten
plot.

Keterangan: * Dikutip dari SAP; ** dikembangkan dari indicator dalam SAP yang ditambah
proses untuk mewujudkan indikator pencapaian kompetensi
II. Persiapan Mengikulti Kuliah
Buat persiapan kuliah secara kelompok (2-3 orang) di luar jam tatap muka di kelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam SAP yang sudah disepakati
(dapat berkonsultasi pada dosen/pengasuh). Usaha sistematika setiap kajian mengikuti
tahapan siklus belajar yang diikuti. Cantumkan sumber pustaka sesuai dengan penulisan
sumber (nama dan tahun) pada informasi penting yang Anda tulis dalam teks deskripsi
teori maupun pembahasan.

2
A. Struktur Padatan Ionik, polihedron terhubung oktahedral dan tetrahedral dari pengisian celah interstisial untuk tipe
bola padat CCP dan HCP untuk jenis kristal ionik, dan unit sel dari tipe struktur padat dari NaCl, CaF2, ZnS (Zink
blende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl.

Pembuat : Winda Tri Utami / 1813031032


Pereview : Komang Trisna Ayu Cahyani/1813031037
1. Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Struktur padatan ionik tersusun dari kation dan anion yang terikat melalui gaya elektrotatis. Dalam susunan tiga dimensi,
ion-ion yang berlawanan muatan terletak berselingan, terkemas rapat mengadakan kontak maksimum dengan ion-ion
berlawanan muatan dan mengusahakan tolakan minimum antara ion-ion yang sama muatannya. Struktur kristal ionik
dipengaruhi oleh muatan relatif dan ukuran relatif ion-ion yang bersangkutan, Suatu kristal ionik bersifat stabil apabila
setiap kation menyinggung anion-anion di sekelilingnya, demikian pula sebaliknya.

Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok
bahasan/topik 1 dengan penalaran induktif

Variabel dari pengetahuan


No P. Faktual P. Prosedural konseptual/hipotesis P. Konseptual Konsepsi prasyarat
Bebas terikat kontrol
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Struktur padatan ionik  Pengumpulan  Katio Struktur Struktur padatan Struktur  Gaya elektrotatis
tersusun dari kation dan informasi n berdasarkan ionik NaCl, padatan ionik  Kation
anion yang terikat melalui terkait bentuk  Anio pengisian CaF2, ZnS tersusun dari
 Anion
gaya elektrotatis. Dalam struktur celah (Zinkblende), kation dan
susunan tiga dimensi, ion- n interstisial NiAs, ZnS anion yang  Ion
padatan ionik
ion yang berlawanan NaCl, CaF2,  Jenis dalam (Wurtzit), CdI2, terikat melalui  Padatan ionik
muatan terletak berselingan, ZnS struk padatan CsCl. gaya

3
terkemas rapat mengadakan (Zinkblende), tur tertutup Struktur elektrotatis.
kontak maksimum dengan NiAs, ZnS padat NaCl : padatan ionik Dalam susunan
ion-ion berlawanan muatan (Wurtzit), an  Struktu sederhana yang tiga dimensi,
dan mengusahakan tolakan CdI2, CsCl. r berasal dari ion-ion yang
ionik
minimum antara ion-ion  Analisis Rocksa pengisian celah berlawanan
yang sama muatannya. mengenai lt(gara interstisial muatan terletak
Struktur padatan ionik NaCl bentuk struktur m dalam padatan berselingan,
: padatan ionic tertutup. terkemas rapat
cadas)
 Struktur NaCl, CaF2, mengadakan
Rocksalt(garam ZnS CaF2 : kontak
cadas) (Zinkblende), maksimum
NiAs, ZnS  Struktu dengan ion-ion
Struktur padatan ionik (Wurtzit), r berlawanan
CaF2 : CdI2, CsCl. Fluorit. muatan dan
 Perancangan mengusahakan
 Struktur Fluorit. pengetahuan ZnS tolakan
konseptual. (Zinkblende minimum antara
Struktur padatan ionik ZnS ion-ion yang
) dan ZnS
: sama
(Wurtzit):
muatannya.
 Struktur Sfalerit dan NaCl memiliki
 Struktu
Wurtzit. Struktur
r
 Seng sulfida Zns Rocksalt(garam
Sfalerit
tergolong senyawa cadas), CaF2
dan
polimorf, karena memiliki
Wurtzit Struktur Fluorit,
mengkristal dalam
. ZnS memiliki
dua bentuk kisi yang
berbeda, yaitu sfalerit NiAs : Struktur Sfalerit
(seng blende) dan dan Wurtzit,
 Struktu NiAs memiliki
wurtzit.
r Nikel Struktur Nikel
Struktur padatan ionik Arsenid Arsenida, CdI2
NiAs : memiliki
a

4
 Struktur Nikel CdI2 : Struktur
Arsenida. Cadmium
 Struktur Iodida , CsCl
Struktur padatan ionik Cadmiu memiliki
CdI2 : m Struktur Sesium
Iodida. Klorida.
 Struktur Cadmium
Iodida. CsCl :

Struktur padatan ionik  Struktur


CsCl : Sesium
Klorida.
 Struktur Sesium
Klorida.
2. Hexagonal Closed Pack  Pengumpulan  Hexa tipe bola polihedron Polihedron  HCP
(HCP) dan Cubic Closed informasi gonal padat yang terhubung terhubung  CCP
Pack (CCP) merupakan terkait bentuk Clos meliputi oktahedral dan oktahedral dan  Padatan ionik
struktur tumpukan padat struktur HCP tetrahedral dari
ed HCP dan tetrahedral dari
yang paling sederhana. dan CCP pengisian cela
Yang mana HCP disusun Pack CCP interstisial pengisian celah
padatan ionik
dengan sistem layer dua NaCl, CaF2, (HC interstisial
P)  NaCl = Padatan ionik untuk tipe bola
lapis, sedangakan CCP ZnS
disusun dengan sistem layer CCP NaCl, CaF2, ZnS padat CCP dan
(Zinkblende),  Cubi
tiga lapis. NiAs, ZnS  CaF2 = (Zinkblende),
c HCP untuk
Struktur padatan ionik NaCl (Wurtzit), CCP NiAs, ZnS
Clos jenis kristal
: CdI2, CsCl.  ZnS (Wurtzit), CdI2,
ed ionik,
 Struktur CCP  Analisis (Zinkblen CsCl.
Pack Hexagonal
 Ada satu rongga mengenai de) =
bentuk struktur (CCP Closed Pack
oktahedral pada tiap CCP
HCP dan CCP )  NiAs = (HCP) dan
anion X-. Semua
rongga itu diisi oleh padatan ionic  Jenis HCP Cubic Closed
NaCl, CaF2, struk Pack (CCP)
kation M+ , sehingga  ZnS
ZnS merupakan
5
mencapai stoikiometri (Zinkblende), tur (Wurtzit) struktur
MX 1 :1, Bilangan NiAs, ZnS padat = HCP tumpukan padat
koordinasi untuk X- (Wurtzit), an  CdI2 = yang paling
dan M+ masing- CdI2, CsCl. HCP
ionik sederhana.
masing = 6  Perancangan  CsCl = Yang mana
pengetahuan
Kubus HCP disusun
Struktur padatan ionik konseptual.
sederhana dengan sistem
CaF2 :
layer dua lapis,
 Struktur CCP sedangakan
 Menempati semua CCP disusun
rongga tetrahedral dengan sistem
yaitu sebanyak 8 layer tiga lapis.
anion  NaCl = CCP,
Struktur padatan ionik ZnS CaF2 = CCP,
(Zinkblende) : ZnS
(Zinkblende) =
 Struktur CCP CCP, NiAs =
 Kation Zn2+ (bola HCP, ZnS
hitam) mengisi rongga (Wurtzit) =
tetrahedral (hanya HCP, CdI2 =
setengah yang terisi) HCP, CsCl =
Struktur padatan ionik Kubus
NiAs : sederhana

 Struktur HCP
 Kation Ni2+
menempati titik sudut
heksagonal atas (8)
dan tengah (4)

6
Struktur padatan ionik ZnS
Wurtzit :

 Struktur HCP
 S2- (bola kuning) pada
setiap titik sudut kisi
heksagonal atas (8)
dan tengah (4),
sehingga ada (8 x1/8)
+ (4 x ¼ ) = 2 anion
S2- , Zn2+ (bola hitam)
pada rongga
tetrahedral (hanya
setengah yang terisi)
= 2 kation Zn2+ 
Struktur padatan ionik
CdI2 :

 Struktur HCP
 Kation Cd2+
menempati setiap
sudut (8 x1/8),
sehingga setiap unit
sel ada 1 kation Cd2+,
Anion I- menempati
setengah rongga
oktahedral = 2 anion 
Struktur padatan ionik
CsCl :

7
 Bukan struktur
kemasan rapat, karena
unit selnya kubus
sederhana. Anion Cl-
menempati titik sudut
(8), sehingga jumlah
anion per unit sel = (8
x 1/8) = 1 anion Cl-
3.  Unit sel dari NaCl,  Pengumpulan Unit sel unit sel pada bidang dan Unit sel dari  Unit sel
setiap ion Cl- pada informasi tipe pandangan setiap padatan  Kation
kedudukan sudut (titik terkait Unit sel Jenis strukturpada perspektif ionik berbeda  Anion
sudut) harus berbagi dari padatan struktur t tergantung  Ion-ion
dengan delapan unit sel ionik NaCl, padatan Padatan ionik anion  Padatan ionik
dan
lain dan setiap Cl- pada CaF2, ZnS ionik NaCl, CaF2, ZnS kation padatan
(Zinkblende),
pusat muka berbagi  NaCl = 4 (Zinkblende), tersebut, cara
NiAs, ZnS
dengan dua unit sel unit sel NiAs, ZnS menghitung unit
(Wurtzit),
lain, sehingga jumlah CdI2, CsCl.  CaF2 = 4 (Wurtzit), CdI2, sel
keseluruhan ion Cl-  Analisis unit sel CsCl. menggunakan
untuk setiap unit sel mengenai unit  ZnS
rumus empiris.
adalah (8 x 1/8) + (6 x sel dari padatan (Zinkblen
½ ) = 4 Pada sepanjang ionic NaCl, de) = 4
sel satuan terdapat 12 CaF2, ZnS unit sel
ion Na+ yang masing- (Zinkblende),  NiAs = 2
masing berbagi dengan NiAs, ZnS unit sel
empat unit sel lain dan (Wurtzit),
 ZnS
pada pusat unit sel CdI2, CsCl.
(Wurtzit)
terdapat satu ion Na+,  Perancangan
= 2 unit
Jadi jumlah ion Na+ pengetahuan
konseptual. sel
dalam setiap unit sel  CdI2 = 1
adalah (12 x ¼) + (1 x

8
1) = 4. unit sel
 Unit sel dari CaF2,  CsCl = 1
M2+ menempati setiap unit sel
titik sudut (ada 8) dan
pusat muka kubus (ada
6), sehingga jumlah
kation M2+ setiap unit
sel adalah : (8 x 1/8) +
(6 x ½) = 4 kation M2+
setiap unit sel.
 Unit sel dari ZnS
(Zinkblende), Anion S2-
(bola kuning) pada
setiap titik sudut kisi
(8) dan pusat muka (6).
Jumlah anion S2- per
unit sel adalah = (8 x
1/8) + (6 x ½ ) = 4
anion S2-, Kation Zn2+
(bola hitam) mengisi
rongga tetrahedral
(hanya setengah yang
terisi), sehingga ada (8
x ½ ) = 4 kation Zn2+
per unit sel, Jadi setiap
unit sel ada 4 ZnS.
 Unit sel dari NiAs,
Kation Ni2+ menempati
titik sudut heksagonal
atas (8) dan tengah (4),
sehingga tiap unit sel

9
ada (8 x1/8) + (4 x1/4)
= 2 kation Ni2+ per unit
Anion As2- menempati
setengah rongga
oktahedral, sehingga
ada 2 anion per unit,
Jadi ada 2 NiAs setiap
unit sel. 
 Unit sel dari ZnS
Wurtzit, S2- (bola
kuning) pada setiap
titik sudut kisi
heksagonal atas (8) dan
tengah (4), sehingga
ada (8 x1/8) + (4 x ¼ )
= 2 anion S2- setiap unit
sel, Zn2+ (bola hitam)
pada rongga tetrahedral
(hanya setengah yang
terisi) = 2 kation Zn2+
setiap unit sel, Jadi
setiap unit sel ada 2
ZnS.
 Unit sel dari CdI2,
Kation Cd2+ menempati
setiap sudut (8 x1/8),
sehingga setiap unit sel
ada 1 kation Cd2+ ,
Anion I- menempati
setengah rongga
oktahedral = 2 anion

10
perunit sel, Jadi ada 1
CdI2 dalam unit sel.
 Unit sel dari CsCl,
karena unit selnya
kubus sederhana Anion
Cl- menempati titik
sudut (8), sehingga
jumlah anion per unit
sel = (8 x 1/8) = 1 anion
Cl- per unit sel, Kation
Cs+ berada di pusat
badan (1), sehingga ada
1 kation per unit sel,
Jadi setiap unit sel ada
1CsCl.

2. Menanya
Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan prasyarat
(kolum 8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait
1) Bagaimana struktur padatan ionik sederhana NaCl, CaF2, ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl yang berasal dari
pengisian celah interstisial dalam padatan yang dikemas tertutup ?
2) Bagaimana polihedron terhubung oktahedral dan tetrahedral dari pengisian celah interstisial untuk tipe bola padat CCP dan HCP
untuk jenis kristal ionik sederhana: NaCl, CaF2, ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl ?
3) Bagaimana unit sel dari tipe struktur padat: NaCl, CaF2, ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl dalam pandangan
bidang dan perspektif ?

3. Mengumpulkan data
a. Hipotesis

11
Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan konseptual
yang relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.
1) Struktur padatan ionik tersusun dari kation dan anion yang terikat melalui gaya elektrotatis. Dalam susunan tiga
dimensi, ion-ion yang berlawanan muatan terletak berselingan, terkemas rapat mengadakan kontak maksimum dengan
ion-ion berlawanan muatan dan mengusahakan tolakan minimum antara ion-ion yang sama muatannya. NaCl memiliki
Struktur Rocksalt(garam cadas), CaF2 memiliki Struktur Fluorit, ZnS memiliki Struktur Sfalerit dan Wurtzit, NiAs
memiliki Struktur Nikel Arsenida, CdI2 memiliki Struktur Cadmium Iodida , CsCl memiliki Struktur Sesium Klorida.
2) Polihedron terhubung oktahedral dan tetrahedral dari pengisian celah interstisial untuk tipe bola padat CCP dan HCP
untuk jenis kristal ionik, Hexagonal Closed Pack (HCP) dan Cubic Closed Pack (CCP) merupakan struktur tumpukan
padat yang paling sederhana. Yang mana HCP disusun dengan sistem layer dua lapis, sedangakan CCP disusun dengan
sistem layer tiga lapis. NaCl = CCP, CaF2 = CCP, ZnS (Zinkblende) = CCP, NiAs = HCP, ZnS (Wurtzit) = HCP,
CdI2 = HCP, CsCl = Kubus sederhana

b. Variabel
Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.
c. Desain pembuktian setiap hipotesis
Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.
Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1
No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis
VB 1 VT 1
Struktur padatan ionik
NaCl, CaF2, ZnS
Hp no. 1  Kation (Zinkblende), NiAs,
Nama struktur padatan ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl.
ionik
 Anion

12
 Hexagonal Closed NaCl = CCP, CaF2 = CCP,
Pack (HCP) ZnS (Zinkblende) = CCP,
Hp no. 2
 NiAs = HCP, ZnS (Wurtzit)
 Cubic Closed Pack Padatan ionik NaCl, CaF2,
= HCP, CdI2 = HCP, CsCl =
(CCP) ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS
Kubus sederhana
(Wurtzit), CdI2, CsCl.
Hp no. 3 Jumlah unit sel setiap padatan
Unit sel
ionik

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)


Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.
Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data/pengetahuan
faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung
- Tambahan uraikan prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut
sebagai berikut.
Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:
- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,
- tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.
e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2

No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis

13
VB 1 VT 1
Struktur padatan ionik
NaCl, CaF2, ZnS
Hp no. 1  Kation (Zinkblende), NiAs,
Nama struktur padatan ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl.
ionik
 Anion

 Hexagonal Closed NaCl = CCP, CaF2 = CCP,


Pack (HCP) ZnS (Zinkblende) = CCP,
Hp no. 2
 NiAs = HCP, ZnS (Wurtzit)
 Cubic Closed Pack Padatan ionik NaCl, CaF2,
= HCP, CdI2 = HCP, CsCl =
(CCP) ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS
Kubus sederhana
(Wurtzit), CdI2, CsCl.
Hp no. 3 Jumlah unit sel setiap padatan
Unit sel
ionik

f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas
Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota
kelompok ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok
pembuat dan pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data,
mengelaborasi, dan membuat simpulan)
Lanjutan A1
4. Mengasosiasi
Hasil pengolahan data dengan teknik pengumpulan data dan mengidentifikasi terkait penjelasan mengenai struktur kristal, kisi kristal, unit
sel (sel satuan) dan dimensinya.
Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):

14
Struktur padatan ionik tersusun dari kation dan anion yang terikat melalui gaya elektrotatis. Dalam susunan tiga dimensi,
ion-ion yang berlawanan muatan terletak berselingan, terkemas rapat mengadakan kontak maksimum dengan ion-ion
berlawanan muatan dan mengusahakan tolakan minimum antara ion-ion yang sama muatannya. NaCl memiliki Struktur
Rocksalt(garam cadas), CaF2 memiliki Struktur Fluorit, ZnS memiliki Struktur Sfalerit dan Wurtzit, NiAs memiliki Struktur
Nikel Arsenida, CdI2 memiliki Struktur Cadmium Iodida , CsCl memiliki Struktur Sesium Klorida.
Polihedron terhubung oktahedral dan tetrahedral dari pengisian celah interstisial untuk tipe bola padat CCP dan HCP untuk
jenis kristal ionik, Hexagonal Closed Pack (HCP) dan Cubic Closed Pack (CCP) merupakan struktur tumpukan padat yang
paling sederhana. Yang mana HCP disusun dengan sistem layer dua lapis, sedangakan CCP disusun dengan sistem layer tiga
lapis. NaCl = CCP, CaF2 = CCP, ZnS (Zinkblende) = CCP, NiAs = HCP, ZnS (Wurtzit) = HCP, CdI2 = HCP, CsCl = Kubus
sederhana

Simpulan Sub-topik
1) Struktur padatan ionik tersusun dari kation dan anion yang terikat melalui gaya elektrotatis. Dalam susunan tiga dimensi,
ion-ion yang berlawanan muatan terletak berselingan, terkemas rapat mengadakan kontak maksimum dengan ion-ion
berlawanan muatan dan mengusahakan tolakan minimum antara ion-ion yang sama muatannya.. (hipotesis diterima/ditolak)
2) Polihedron terhubung oktahedral dan tetrahedral dari pengisian celah interstisial untuk tipe bola padat CCP dan HCP
untuk jenis kristal ionik, Hexagonal Closed Pack (HCP) dan Cubic Closed Pack (CCP) merupakan struktur tumpukan
padat yang paling sederhana. Yang mana HCP disusun dengan sistem layer dua lapis, sedangakan CCP disusun dengan
sistem layer tiga lapis. (hipotesis diterima/ditolak.

15
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan/topik 1
dengan penalaran deduktif

Variabel dari pengetahuan


No P. Konseptual konseptual/hipotesis P. Prosedurall P. Faktual Metakognitif
bebas terikat kontrol
1. Struktur padatan  Kation NaCl : Struktur  Pengumpulan Struktur padatan Struktur dasar
ionik tersusun dari  Anion  Struktu padatan informasi terkait ionik tersusun dari kristal ion adalah
kation dan anion r ionik bentuk struktur kation dan anion ion yang lebih
yang terikat melalui Rocksa NaCl, padatan ionik yang terikat melalui besar (biasanya
gaya elektrotatis. lt(gara CaF2, ZnS NaCl, CaF2, ZnS gaya elektrotatis.
Dalam susunan tiga (Zinkblend Dalam susunan tiga anion) membentuk
(Zinkblende),

16
dimensi, ion-ion m e), NiAs, NiAs, ZnS dimensi, ion-ion susunan penuh dan
yang berlawanan cadas) ZnS (Wurtzit), CdI2, yang berlawanan ion yang lebih
muatan terletak (Wurtzit), CsCl. muatan terletak kecil (biasanya
berselingan, CaF2 : CdI2, CsCl. Analisis berselingan,
kation) masuk
terkemas rapat mengenai bentuk terkemas rapat
mengadakan kontak  Struktu struktur padatan mengadakan kontak kedalam lubang
maksimum dengan r ionic NaCl, maksimum dengan oktahedral atau
ion-ion berlawanan Fluorit. CaF2, ZnS ion-ion berlawanan tetrahedral di
muatan dan (Zinkblende), muatan dan antara anion.
ZnS
mengusahakan NiAs, ZnS mengusahakan Kristal ionik
tolakan minimum (Zinkblende (Wurtzit), CdI2, tolakan minimum diklasifikasikan
antara ion-ion yang ) dan ZnS CsCl. antara ion-ion yang
kedalam beberapa
sama muatannya. (Wurtzit):  Perancangan sama muatannya.
NaCl memiliki Struktur padatan tipe struktur
pengetahuan
Struktur  Struktu konseptual. ionik NaCl : berdasarkan jenis
Rocksalt(garam r  Struktur kation dan anion
cadas), CaF2 Sfalerit Rocksalt(gara yang terlibat dan
memiliki Struktur dan m cadas) jari-jari ionnya.
Fluorit, ZnS Wurtzit Setiap tipe struktur
memiliki Struktur . Struktur padatan
disebut dengan
Sfalerit dan Wurtzit, ionik CaF2 :
NiAs memiliki NiAs : nama senyawa
Struktur Nikel  Struktur khasnya, jadi
Arsenida, CdI2  Struktu Fluorit. struktur garam
memiliki Struktur r Nikel dapur tidak hanya
Cadmium Iodida , Arseni Struktur padatan
mejelaskan
CsCl memiliki da ionik ZnS :
struktur NaCl
Struktur Sesium
CdI2 :  Struktur tetapi juga
Klorida.
Sfalerit dan senyawa lainnya.
 Struktur Wurtzit.
Cadmiu  Seng sulfida
m Zns tergolong

17
Iodida. senyawa
polimorf,
CsCl :
karena
 Struktur mengkristal
Sesium dalam dua
Klorida. bentuk kisi
yang berbeda,
yaitu sfalerit
(seng blende)
dan wurtzit.
Struktur padatan
ionik NiAs :

 Struktur Nikel
Arsenida.
Struktur padatan
ionik CdI2 :

 Struktur
Cadmium
Iodida.
Struktur padatan
ionik CsCl :

 Struktur
Sesium
Klorida.
2. Polihedron  Hexagona  NaCl = Struktur  Pengumpulan Hexagonal Closed HCP dan CCP
terhubung l Closed CCP HCP dan informasi terkait Pack (HCP) dan merupakan struktur

18
oktahedral dan Pack  CaF2 = CCP bentuk struktur Cubic Closed Pack tumpukan padat
tetrahedral dari (HCP) CCP padatan HCP dan CCP (CCP) merupakan yang paling
pengisian celah  Cubic  ZnS ionik padatan ionik struktur tumpukan sederhana. Yang
(Zinkblen NaCl, CaF2, ZnS padat yang paling mana HCP disusun
interstisial untuk Closed NaCl,
(Zinkblende), sederhana. Yang dengan sistem layer
tipe bola padat CCP Pack de) = CaF2, ZnS NiAs, ZnS mana HCP disusun dua lapis,
dan HCP untuk (CCP) CCP (Zinkblend (Wurtzit), CdI2, dengan sistem layer sedangakan CCP
jenis kristal ionik,  NiAs = e), NiAs, CsCl. dua lapis, disusun dengan
Hexagonal Closed HCP ZnS  Analisis sedangakan CCP sistem layer tiga
Pack (HCP) dan  ZnS (Wurtzit), mengenai bentuk disusun dengan lapis.
Cubic Closed Pack (Wurtzit) CdI2, CsCl. struktur HCP dan sistem layer tiga
= HCP CCP padatan lapis.
(CCP) merupakan
 CdI2 = ionic NaCl, Struktur padatan
struktur tumpukan CaF2, ZnS ionik NaCl :
HCP
padat yang paling (Zinkblende),  Struktur CCP
 CsCl =
sederhana. Yang NiAs, ZnS  Ada satu
Kubus
mana HCP disusun (Wurtzit), CdI2, rongga
sederhana
dengan sistem layer CsCl. oktahedral
dua lapis,  Perancangan pada tiap
sedangakan CCP pengetahuan anion X-.
konseptual.
disusun dengan Semua rongga
sistem layer tiga itu diisi oleh
lapis. NaCl = CCP, kation M+ ,
CaF2 = CCP, ZnS sehingga
(Zinkblende) = mencapai
CCP, NiAs = HCP, stoikiometri
MX 1 :1,
ZnS (Wurtzit) =
Bilangan
HCP, CdI2 = HCP,
koordinasi
CsCl = Kubus
untuk X- dan
sederhana M+ masing-

19
masing = 6
Struktur padatan
ionik CaF2 :

 Struktur CCP
 Menempati
semua rongga
tetrahedral
yaitu
sebanyak 8
anion 
Struktur padatan
ionik ZnS (Zink
blende) :

 Struktur CCP
 Kation Zn2+
(bola hitam)
mengisi
rongga
tetrahedral
(hanya
setengah yang
terisi)
Struktur padatan
ionik NiAs :

 Struktur HCP
 Kation Ni2+

20
menempati
titik sudut
heksagonal
atas (8) dan
tengah (4)
Struktur padatan
ionik ZnS
Wurtzit :

 Struktur HCP
 S2- (bola
kuning) pada
setiap titik
sudut kisi
heksagonal
atas (8) dan
tengah (4),
sehingga ada
(8 x1/8) + (4
x¼)=2
anion S2- ,
Zn2+ (bola
hitam) pada
rongga
tetrahedral
(hanya
setengah yang
terisi) = 2
kation Zn2+ 
Struktur padatan

21
ionik CdI2 :

 Struktur HCP
 Kation Cd2+
menempati
setiap sudut
(8 x1/8),
sehingga
setiap unit sel
ada 1 kation
Cd2+, Anion I-
menempati
setengah
rongga
oktahedral = 2
anion 
Struktur padatan
ionik CsCl :

 Bukan
struktur
kemasan
rapat, karena
unit selnya
kubus
sederhana.
Anion Cl-
menempati
titik sudut (8),
sehingga
jumlah anion

22
per unit sel =
(8 x 1/8) = 1
anion Cl-
3. Unit sel dari setiap Unit sel  NaCl = 4 Padatan  Pengumpulan  Unit sel dari Unit sel adalah
padatan ionik unit sel ionik informasi terkait NaCl, setiap
berbeda  CaF2 = 4 NaCl, Unit sel dari ion Cl- pada
tergantung anion unit sel CaF2, ZnS padatan ionik kedudukan
NaCl, CaF2, ZnS sudut (titik
dan kation padatan  ZnS (Zinkblend
(Zinkblende), sudut) harus
tersebut, cara (Zinkblen e), NiAs, NiAs, ZnS
menghitung unit de) = 4 ZnS berbagi dengan
(Wurtzit), CdI2,
sel menggunakan unit sel (Wurtzit), delapan unit sel
CsCl.
 NiAs = 2 lain dan setiap
rumus empiris. CdI2, CsCl.  Analisis
unit sel mengenai unit sel Cl- pada pusat
 ZnS dari padatan ionic muka berbagi
(Wurtzit) NaCl, CaF2, ZnS dengan dua unit
= 2 unit (Zinkblende), sel lain,
sel NiAs, ZnS sehingga
 CdI2 = 1 (Wurtzit), CdI2, jumlah
CsCl. keseluruhan ion
unit sel
 Perancangan Cl- untuk setiap
 CsCl = 1
pengetahuan unit sel adalah
unit sel konseptual. (8 x 1/8) + (6 x
½ ) = 4 Pada
sepanjang sel
satuan terdapat
12 ion Na+
yang masing-
masing berbagi
dengan empat
unit sel lain dan

23
pada pusat unit
sel terdapat
satu ion Na+,
Jadi jumlah ion
Na+ dalam
setiap unit sel
adalah (12 x ¼)
+ (1 x 1) = 4.
 Unit sel dari
CaF2, M2+
menempati
setiap titik
sudut (ada 8)
dan pusat muka
kubus (ada 6),
sehingga
jumlah kation
M2+ setiap unit
sel adalah : (8 x
1/8) + (6 x ½) =
4 kation M2+
setiap unit sel.
 Unit sel dari
ZnS
(Zinkblende),
Anion S2- (bola
kuning) pada
setiap titik
sudut kisi (8)
dan pusat muka
(6). Jumlah

24
anion S2- per
unit sel adalah
= (8 x 1/8) + (6
x ½ ) = 4 anion
S2-, Kation
Zn2+ (bola
hitam) mengisi
rongga
tetrahedral
(hanya
setengah yang
terisi), sehingga
ada (8 x ½ ) = 4
kation Zn2+ per
unit sel, Jadi
setiap unit sel
ada 4 ZnS.
 Unit sel dari
NiAs, Kation
Ni2+ menempati
titik sudut
heksagonal atas
(8) dan tengah
(4), sehingga
tiap unit sel ada
(8 x1/8) + (4
x1/4) = 2 kation
Ni2+ per unit
Anion As2-
menempati
setengah

25
rongga
oktahedral,
sehingga ada 2
anion per unit,
Jadi ada 2 NiAs
setiap unit sel. 
 Unit sel dari
ZnS Wurtzit,
S2- (bola
kuning) pada
setiap titik
sudut kisi
heksagonal atas
(8) dan tengah
(4), sehingga
ada (8 x1/8) +
(4 x ¼ ) = 2
anion S2- setiap
unit sel, Zn2+
(bola hitam)
pada rongga
tetrahedral
(hanya
setengah yang
terisi) = 2
kation Zn2+
setiap unit sel,
Jadi setiap unit
sel ada 2 ZnS.
 Unit sel dari
CdI2, Kation

26
Cd2+
menempati
setiap sudut (8
x1/8), sehingga
setiap unit sel
ada 1 kation
Cd2+ , Anion I-
menempati
setengah
rongga
oktahedral = 2
anion perunit
sel, Jadi ada 1
CdI2 dalam
unit sel.
 Unit sel dari
CsCl, karena
unit selnya
kubus
sederhana
Anion Cl-
menempati titik
sudut (8),
sehingga
jumlah anion
per unit sel = (8
x 1/8) = 1 anion
Cl- per unit sel,
Kation Cs+
berada di pusat
badan (1),

27
sehingga ada 1
kation per unit
sel, Jadi setiap
unit sel ada 1
CsCl.

a. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
No Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Faktual

1. Struktur padatan ionik tersusun dari  Pengumpulan informasi Struktur padatan ionik tersusun dari
kation dan anion yang terikat terkait bentuk struktur kation dan anion yang terikat melalui
melalui gaya elektrotatis. Dalam padatan ionik NaCl, CaF2, gaya elektrotatis. Dalam susunan tiga
susunan tiga dimensi, ion-ion yang ZnS (Zinkblende), NiAs, dimensi, ion-ion yang berlawanan
berlawanan muatan terletak ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl. muatan terletak berselingan, terkemas
berselingan, terkemas rapat  Analisis mengenai bentuk rapat mengadakan kontak maksimum
mengadakan kontak maksimum struktur padatan ionic dengan ion-ion berlawanan muatan
dengan ion-ion berlawanan muatan NaCl, CaF2, ZnS dan mengusahakan tolakan minimum
dan mengusahakan tolakan (Zinkblende), NiAs, ZnS antara ion-ion yang sama muatannya.
minimum antara ion-ion yang sama (Wurtzit), CdI2, CsCl. Struktur padatan ionik NaCl :
muatannya. NaCl memiliki Struktur  Perancangan pengetahuan  Struktur Rocksalt(garam cadas)
Rocksalt(garam cadas), CaF2 konseptual.
memiliki Struktur Fluorit, ZnS Struktur padatan ionik CaF2 :
memiliki Struktur Sfalerit dan
Wurtzit, NiAs memiliki Struktur  Struktur Fluorit.
Nikel Arsenida, CdI2 memiliki Struktur padatan ionik ZnS :
Struktur Cadmium Iodida , CsCl
memiliki Struktur Sesium Klorida.  Struktur Sfalerit dan Wurtzit.
 Seng sulfida Zns tergolong
senyawa polimorf, karena
mengkristal dalam dua bentuk

28
kisi yang berbeda, yaitu sfalerit
(seng blende) dan wurtzit.
Struktur padatan ionik NiAs :

 Struktur Nikel Arsenida.


Struktur padatan ionik CdI2 :

 Struktur Cadmium Iodida.


Struktur padatan ionik CsCl :

 Struktur Sesium Klorida.

2. Polihedron terhubung oktahedral  Pengumpulan informasi Hexagonal Closed Pack (HCP) dan
dan tetrahedral dari pengisian celah terkait bentuk struktur HCP Cubic Closed Pack (CCP) merupakan
interstisial untuk tipe bola padat dan CCP padatan ionik struktur tumpukan padat yang paling
NaCl, CaF2, ZnS sederhana. Yang mana HCP disusun
CCP dan HCP untuk jenis kristal
(Zinkblende), NiAs, ZnS dengan sistem layer dua lapis,
ionik, Hexagonal Closed Pack sedangakan CCP disusun dengan
(Wurtzit), CdI2, CsCl.
(HCP) dan Cubic Closed Pack  Analisis mengenai bentuk sistem layer tiga lapis.
(CCP) merupakan struktur struktur HCP dan CCP Struktur padatan ionik NaCl :
tumpukan padat yang paling padatan ionic NaCl, CaF2,  Struktur CCP
sederhana. Yang mana HCP disusun ZnS (Zinkblende), NiAs,  Ada satu rongga oktahedral
dengan sistem layer dua lapis, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl. pada tiap anion X-. Semua
sedangakan CCP disusun dengan  Perancangan pengetahuan rongga itu diisi oleh kation M+ ,
konseptual. sehingga mencapai stoikiometri
sistem layer tiga lapis. NaCl = CCP,
CaF2 = CCP, ZnS (Zinkblende) = MX 1 :1, Bilangan koordinasi
CCP, NiAs = HCP, ZnS (Wurtzit) = untuk X- dan M+ masing-
HCP, CdI2 = HCP, CsCl = Kubus masing = 6
sederhana Struktur padatan ionik CaF2 :

29
 Struktur CCP
 Menempati semua rongga
tetrahedral yaitu sebanyak 8
anion 
Struktur padatan ionik ZnS (Zink
blende) :

 Struktur CCP
 Kation Zn2+ (bola hitam)
mengisi rongga tetrahedral
(hanya setengah yang terisi)
Struktur padatan ionik NiAs :

 Struktur HCP
 Kation Ni2+ menempati titik
sudut heksagonal atas (8) dan
tengah (4)
Struktur padatan ionik ZnS Wurtzit :

 Struktur HCP
 S2- (bola kuning) pada setiap
titik sudut kisi heksagonal atas
(8) dan tengah (4), sehingga ada
(8 x1/8) + (4 x ¼ ) = 2 anion
S2- , Zn2+ (bola hitam) pada
rongga tetrahedral (hanya
setengah yang terisi) = 2 kation
Zn2+ 

30
Struktur padatan ionik CdI2 :

 Struktur HCP
 Kation Cd2+ menempati setiap
sudut (8 x1/8), sehingga setiap
unit sel ada 1 kation Cd2+, Anion
I- menempati setengah rongga
oktahedral = 2 anion 
Struktur padatan ionik CsCl :

 Bukan struktur kemasan rapat,


karena unit selnya kubus
sederhana. Anion Cl- menempati
titik sudut (8), sehingga jumlah
anion per unit sel = (8 x 1/8) = 1
anion Cl-

3. Unit sel dari setiap padatan ionik  Pengumpulan informasi  Unit sel dari NaCl, setiap ion Cl-
terkait Unit sel dari padatan pada kedudukan sudut (titik
berbeda tergantung anion dan kation
ionik NaCl, CaF2, ZnS sudut) harus berbagi dengan
padatan tersebut, cara menghitung (Zinkblende), NiAs, ZnS delapan unit sel lain dan setiap Cl-
unit sel menggunakan rumus empiris. (Wurtzit), CdI2, CsCl. pada pusat muka berbagi dengan
 Analisis mengenai unit sel dua unit sel lain, sehingga jumlah
dari padatan ionic NaCl, keseluruhan ion Cl- untuk setiap
CaF2, ZnS (Zinkblende),
unit sel adalah (8 x 1/8) + (6 x ½ )
NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2,
CsCl. = 4 Pada sepanjang sel satuan
 Perancangan pengetahuan terdapat 12 ion Na+ yang masing-
konseptual. masing berbagi dengan empat
unit sel lain dan pada pusat unit
sel terdapat satu ion Na+, Jadi
jumlah ion Na+ dalam setiap unit

31
sel adalah (12 x ¼) + (1 x 1) = 4.
 Unit sel dari CaF2, M2+
menempati setiap titik sudut (ada
8) dan pusat muka kubus (ada 6),
sehingga jumlah kation M2+
setiap unit sel adalah : (8 x 1/8) +
(6 x ½) = 4 kation M2+ setiap
unit sel.
 Unit sel dari ZnS (Zinkblende),
Anion S2- (bola kuning) pada
setiap titik sudut kisi (8) dan
pusat muka (6). Jumlah anion S2-
per unit sel adalah = (8 x 1/8) + (6
x ½ ) = 4 anion S2-, Kation Zn2+
(bola hitam) mengisi rongga
tetrahedral (hanya setengah yang
terisi), sehingga ada (8 x ½ ) = 4
kation Zn2+ per unit sel, Jadi
setiap unit sel ada 4 ZnS.
 Unit sel dari NiAs, Kation Ni2+
menempati titik sudut heksagonal
atas (8) dan tengah (4), sehingga
tiap unit sel ada (8 x1/8) + (4
x1/4) = 2 kation Ni2+ per unit
Anion As2- menempati setengah
rongga oktahedral, sehingga ada 2
anion per unit, Jadi ada 2 NiAs
setiap unit sel. 
 Unit sel dari ZnS Wurtzit, S2-
(bola kuning) pada setiap titik
sudut kisi heksagonal atas (8) dan

32
tengah (4), sehingga ada (8 x1/8)
+ (4 x ¼ ) = 2 anion S2- setiap unit
sel, Zn2+ (bola hitam) pada rongga
tetrahedral (hanya setengah yang
terisi) = 2 kation Zn2+ setiap unit
sel, Jadi setiap unit sel ada 2 ZnS.
 Unit sel dari CdI2, Kation Cd2+
menempati setiap sudut (8 x1/8),
sehingga setiap unit sel ada 1
kation Cd2+ , Anion I- menempati
setengah rongga oktahedral = 2
anion perunit sel, Jadi ada 1 CdI2
dalam unit sel.
 Unit sel dari CsCl, karena unit
selnya kubus sederhana Anion Cl-
menempati titik sudut (8),
sehingga jumlah anion per unit
sel = (8 x 1/8) = 1 anion Cl- per
unit sel, Kation Cs+ berada di
pusat badan (1), sehingga ada 1
kation per unit sel, Jadi setiap unit
sel ada 1 CsCl.

b. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi
pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!

Pustaka rujukan:
Kirna, I Made dan I Dewa Ketut Sastra Widana. 2003. Kimia Anorganik Fisik. Singaraja : Program DUE-Like Jurusan Pendidikan Kimia.

33
Callister & Rethwisch.2007.Fundamentals of Materials Science and Engineering An Integrated Approach Third Edition.United States:John
Wiley & Sons Inc.
Thefactfactor.com. (2020, 1 Februari). Tetrahedral Voids and Octahedral Voids. Diakses pada 5 Oktober 2020, dari
https://thefactfactor.com/facts/pure_science/chemistry/physical-chemistry/tetrahedral-voids-octhedral-
voids/8066/
Tilley, Richard J.D. 2006. Crystals and Crystals Structure. John Wiley & Sons, Ltd.

34
B. Bilangan Koordinasi dan Geometri Atom Penyusun Kristal, ZnS (Zinkblende), CsCl, NaCl, CaF 2, NiAs, (Wurtzit), CdI 2 dan Prinsip
Laves tentang Mengisi Ruang dalam Struktur Padatan ionik serta Model ion Goldschmidt untuk menjelaskan struktur padatan ion

Pembuat : Indah Maria Tioday Lumban Gaol/1813031033

Pereview : Nova Adelia/ 1813031039

1. Mengamati (pengamatan fenomena awal)

Struktur kristal ionik tersusun dari kation dan anion yang terikat melalui gaya elektrostatis. Dalam susunan tiga dimensi, ion-ion yang
berlawanan muatan terletak berselingan, terkemas rapat mengadakan kontak maksimum dengan ionion berlawanan muatan dan
mengusahakan tolakan minimum antara ion-ion yang sama muatannya. Struktur kristal ionik dipengaruhi oleh muatan relatif dan ukuran
relatif ion-ion yang bersangkutan. Suatu kristal ionik bersifat stabil apabila setiap kation menyinggung anion-anion di sekelilingnya, demikian
pula sebaliknya. Bilangan koordinasi merupakan jumlah ion yang mengelilingi ion dengan muatan berlawanan dalam kisi kristal. Struktur
yang paling stabil untuk suatu benda padat adalah yang penggunaan ruangnya paling efisien. Ketika suatu senyawa membentuk padatan
Kristal, atom, ion atau molekulnya berkumpul sedekat mungkin. Jenis dari struktur padatan ionic yaitu NaCl, CaF 2, ZnS (Zink blende), NiAs,
ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl.

Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pokok bahasan/topik 1 dengan
penalaran induktif

Variabel dari pengetahuan konseptual/hipotesis Konsepsi


No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual
bebas terikat kontrol prasyarat

35
4.4 Bilangan koordinasi  Mengidentifikasi Tipe struktur Bilangan Padatan ionic NaCl, Bilangan koordinasi  Bilangan
struktur kristal NaCl bilangan NaCl, CaF2, ZnS koordinasi : CaF2, ZnS (zink pada setiap struktur koordinasi
untuk kation dan koordinasi atom (zink blende), blende), NiAs, ZnS padatan ionic  Kation
 NaCl (kation
anion adalah 6. Tipe penyusun kristal NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, tergantung dengan  Anion
dan anion
struktur AX. pada satuan sel (Wurtzit), CdI2, CsCl tipe struktur yang  Tipe struktur
adalah 6)
tipe ionik padat. CsCl dimilikinya,
 Mengidentifikasi  CaF2 (kation sehingga jumlah
variabel bebas, adalah 8 dan bilangan koordinasi
variabel terikat, anion adalah yang dimiliki oleh
dan variabel 4) kation dan anion
kontrol pada setiap struktur
 ZnS (zink
 Perumusan padatan ionic ada
Bilangan koordinasi blende) yaitu
pengetahuan yang sama dan
struktur kristal CaF2 kation dan
konseptual berbeda. Bilangan
untuk kation adalah 8 anion adalah
koordinasi :
dan anion adalah 4. 4
Tipe struktur AX2.  NaCl (kation
Bilangan koordinasi  NiAs (kation
dan anion
struktur kristal ZnS dan anion
adalah 6)
(zink blende) untuk adalah 6.)
kation dan anion  CaF2 (kation
 ZnS
adalah 4. Tipe adalah 8 dan
(Wurtzit)
struktur AX. anion adalah 4)
Bilangan koordinasi yaitu kation

struktur kristal NiAs dan anion  ZnS (zink

untuk kation dan adalah 4. blende) yaitu

36
anion adalah 6. Tipe  CdI2 (kation kation dan
struktur AX. adalah 6 dan anion adalah 4
Bilangan koordinasi
anion adalah
struktur kristal ZnS  NiAs (kation
3)
(Wurtzit) untuk dan anion

kation dan anion  CsCl (kation adalah 6.)

adalah 4. Tipe dan anion


 ZnS (Wurtzit)
struktur AX. adalah 8).
yaitu kation
Bilangan koordinasi
dan anion
struktur kristal CdI2
adalah 4.
untuk kation adalah 6
dan anion adalah 3.  CdI2 (kation
Tipe struktur AX2 adalah 6 dan
Bilangan koordinasi
anion adalah 3)
struktur kristal CsCl
untuk kation dan  CsCl (kation
anion adalah 8. Tipe dan anion
sruktur AX. adalah 8).

4.5 Senyawa NaCl adalah  Mengidentifikasi Kation dan Geometri atom Padatan NaCl, Geometri padatan  Geometri
senyawa ionik yang geometri atom pada Anion dari sebagai berikut : CaF2, ZnS (Zinc NaCl CaF2, ZnS  Kation
terdiri dari ion Na+ unit sel tipe ionik padatan ionik :  NaCl adalah blende), NiAs, ZnS (Zinc blende),  Anion

dan ion Cl . Pada kisi padat NaCl, CaF2,  NaCl yaitu oktahedral. (Wurtzite), CdI2, NiAs, ZnS
+ + –
kristal setiap ion Na ZnS (Zinc blende), Na dan Cl  CaF2 adalah dan CsCl (Wurtzite), CdI2,
dikelilingi oleh 6 ion NiAs, ZnS  CaF2 yaitu kubus dan CsCl
Cl– dengan geometri (Wurtzite), CdI2, Ca2+ dan F– sederhana dan dipengaruhi oleh

37
oktahedral dan setiap dan CsCl  ZnS tetrahedral. kation dan anion
ion Cl– dikelilingi (zincblende  ZnS adalah pembentuk padatan
 Mengidentifika
oleh 6 ion Na+ dengan atau tetrahedral. ioniknya. Geometri
si variabel bebas,
geometri oktahedral. sfalerit)  NiAs adalah penyusun atom
Senyawa CaF2 adalah variabel terikat,
yaitu atom trigonal yaitu :
senyawa ionik yang dan variabel
Zn dan S prismatik.  Geometri
tersusun dari ion-ion kontrol
 NiAs yaitu  CdI2 adalah padatan CaF2
Ca2+ dan F–. Pada kisi  Perumusan 2+
Ni dan tetrahedral adalah kubus
kristal CaF2 setiap ion pengetahuan
As2- terdistorsi. sederhana.
Ca dikelilingi oleh 8 konseptual
 CdI2 yaitu  CsCl adalah  Geometri
ion F– dengan
Cd2+dan kubus padatan ZnS
geometri kubus -
anion I sederhana. (zincblende atau
sederhana. Sedangkan
 CsCl yaitu sfalerit) adalah
setiap ion F–
Cs+ dan Cl– oktahedral.
dikelilingi oleh 4 ion
 Geometri
Ca2+ dengan geometri
padatan NiAs
tetrahedral.
adalah trigonal
ZnS (zincblende atau
prismatik.
sfalerit) adalah
 Geometri
senyawa kovalen
padatan CdI2
yang terdiri dari atom
adalah
Zn dan S. Pada kisi
tetrahedral
kristal ZnS setiap
terdistorsi.
atom Zn dikelilingi
 Geometri atom
oleh 4 atom S dan

38
setiap atom S CsCl adalah
dikelilingi oleh 4 kubus sederhana.
atom Zn. Geometri
atom penyusun kristal
ZnS adalah
tetrahedral.
Geometri atom
penyusun kristal NiAs
adalah trigonal
prismatik. Kation Ni2+
menempati titik sudut
heksagonal atas (8)
dan tengah (4),
sehingga tiap unit sel
ada (8 x1/8) + (4
x1/4) = 2 kation Ni 2+
per unit sel. Anion
As2- menempati
setengah rongga
oktahedral, sehingga
ada 2 anion per unit
sel.
Senyawa CdI2
merupakan senyawa
kompleks yang

39
memiliki bilangan
koordinasi 4 dan
geometri di sekitar
atom pusat adalah
tetrahedral terdistorsi.
Kation Cd2+
menempati setiap
sudut (8 x1/8),
sehingga setiap unit
sel ada 1 kation Cd2+.
Anion I- menempati
setengah rongga
oktahedral = 2 anion
perunit sel. Jadi ada 1
CdI2 dalam unit sel
CsCl merupakan
senyawa ionik yang
terdiri dari ion-ion
Cs+ dan Cl–. Pada kisi
kristal, setiap Cs+
dikelilingi oleh 8 ion
Cl– dan setiap ion Cl–
dikelilingi oleh 8 ion
Cs+ dengan geometri
kubus sederhana.

40
4.6 Struktur yang paling  Mengumpulkan Macam-macam Kestabilan Prinsip laves Penggunaan  Kestabilan
stabil untuk suatu informasi awal APF struktur kristal ruang yang paling  Prinsip laves
benda padat adalah mengenai prinsip  HCP efisien bisa  Sistem kristal
yang penggunaan laves  FCC membentuk
ruangannya paling  Mengidentifikasi struktur yang
efisien. Seperti prinsip laves paling stabil
Hexagonal Close- tentang pengisian untuk suatu
packed (HCP) dan ruang dalam benda padat.
Face-centered Cubic struktur ion
(FCC) yang memiliki  Merumuskan
APF 0.74 pengetahuan
konseptual sebab-
akibat keterkaitan
VB dengan VT
dalam bentuk
satu kaliamt
4.7 Model Ionik oleh  Mengidentifikasi Struktur padatan Model Ionik oleh Model Ionik oleh Dalam aturan  Kerapatan
Goldschmidt model ion Goldschmidt Goldschmidt Goldschmidt bisa
 Polarisasi
menyatakan bahwa Goldschmidt menyatakan digunakan untuk
ion pada dasarnya untuk bahwa ion pada menjelaskan
bermuatan, tidak menjelaskan dasarnya struktur padatan
dapat dimampatkan, struktur padatan bermuatan, tidak ion dari model
dan tidak dapat ion dapat ionik Goldschmidt.
dipolarisasi. Model  Mengidentifikasi dimampatkan, dan .
yang lebih canggih variabel bebas, tidak dapat

41
mengasumsikan ion variabel terikat, dipolarisasi.
terdiri dari dua dan variabel
bagian: kontrol
 Inti pusat, keras,  Perumusan
dan tidak dapat pengetahuan
diganggu, tempat konseptual
sebagian besar
kerapatan elektron
terkonsentrasi.
 Bola luar yang
lunak dan dapat
dipolarisasikan,
yang mengandung
sangat sedikit
kerapatan elektron.

2. Menanya

Rumuskan masalah investigasi terkait dengan fenomena awal tersebut (informasi dalam kolom 2) dan juga isi pengetahuan prasyarat (kolum
8) untuk mengkaji rumusan maslah terkait

4.4 Bagaiamana bilangan koordinasi atom penyusun kristal pada satuan sel tipe ionik padat NaCl, CaF 2, ZnS (Zink blende), NiAs, ZnS
(Wurtzit), CdI2, CsCl?

4.5 Bagaimana geometri atom penyusun kristal NaCl, CaF2, ZnS (Zinkblende), CsCl, NaCl, CaF 2, NiAs, ZnS(Wurtzit), dan CdI2

4.6 Bagaimana prinsip Laves tentang mengisi ruang dalam struktur padatan ionik?

42
4.7 Bagaimana model ion Goldschmidt untuk menjelaskan struktur padatan ion?

3. Mengumpulkan data

a. Hipotesis

Tuliskan rumuskan hipotesis dalam kolom 8 untuk setiap rumusan masalah investigasi sebagai target/ sasaran pengetahuan konseptual
yang relevan dengan temuan informasi awal terkait dalam kolom 1.

4.4 Bilangan koordinasi pada setiap struktur padatan ionic tergantung dengan tipe struktur yang dimilikinya, sehingga jumlah bilangan
koordinasi yang dimiliki oleh kation dan anion pada setiap struktur padatan ionic ada yang sama dan berbeda. Bilangan koordinasi :
NaCl (kation dan anion adalah 6), CaF2 (kation adalah 8 dan anion adalah 4), ZnS (zink blende) yaitu kation dan anion adalah 4,
NiAs (kation dan anion adalah 6), ZnS (Wurtzit) yaitu kation dan anion adalah 4, CdI2 (kation adalah 6 dan anion adalah 3) dan CsCl
(kation dan anion adalah 8).

4.5 Geometri padatan NaCl CaF2, ZnS (Zinkblende), CsCl, NaCl, CaF2, NiAs, ZnS(Wurtzit), dan CdI2 dipengaruhi oleh kation dan anion
pembentuk padatan ioniknya. Geometri penyusun atom yaitu : geometri padatan CaF 2 adalah kubus sederhana, geometri padatan ZnS
(zincblende atau sfalerit) adalah oktahedral, geometri padatan NiAs adalah trigonal prismatik, geometri padatan CdI 2 adalah
tetrahedral terdistorsi dan geometri atom CsCl adalah kubus sederhana.

4.6 Penggunaan ruang yang paling efisien bisa membentuk struktur yang paling stabil untuk suatu benda padat.

4.7 Dalam aturan Goldschmidt bisa digunakan untuk menjelaskan struktur padatan ion dari model ionik Goldschmidt.

b. Variabel

Identifikasi dan tulis variable bebas (dalam kolom 4), variable terikat (dalam kolom 5), dan variabel kontrol (dalam kolom 6) yang
membangun setiap hipotesis. Setiap hipotesis minimal memlilki satu (bisa lebih dari satu) variabel bebas, terikat, atau kontrol.

c. Desain pembuktian setiap hipotesis

Buat desain/rancangan pembuktian setiap hipotesis dengan memberikan variasi nilai setiap variable bebas mengikuti table berikut.

43
Tabel A2.Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1

No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis

Tipe struktur Bilangan koordinasi Variasi lainnya:


Padatan ionic NaCl, CaF2,
Variasi lainnya: Variasi lainnya:
ZnS (zink blende), NiAs,
 NaCl (kation dan anion adalah 6)
ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl
 CaF2 (kation adalah 8 dan anion
adalah 4)

 NaCl = AX.  ZnS (zink blende) yaitu kation dan


 CaF2 = AX2 anion adalah 4
Hp no. 4.4  ZnS (zink blende) =AX.
 NiAs=AX.  NiAs (kation dan anion adalah 6.)

 ZnS (Wurtzit) = AX.  ZnS (Wurtzit) yaitu kation dan


 CdI2 = AX2 anion adalah 4.
 CsCl = AX.
 CdI2 (kation adalah 6 dan anion
adalah 3)

 CsCl (kation dan anion adalah 8).

Hp no.4.5 Kation dan Anion dari padatan ionik Geometri atom sebagai berikut

Variasi lainnya: Variasi lainnya:

 NaCl yaitu Na+ dan Cl–  NaCl adalah oktahedral.

44
 CaF2 yaitu Ca2+ dan F–  CaF2 adalah kubus sederhana dan
 ZnS (zincblende atau sfalerit) yaitu atom tetrahedral.
Zn dan S  ZnS adalah tetrahedral.
2+ 2-
 NiAs yaitu Ni dan As  NiAs adalah trigonal prismatik.
 CdI2 yaitu Cd2+dan anion I-  CdI2 adalah tetrahedral terdistorsi.
 CsCl yaitu Cs+ dan Cl–  CsCl adalah kubus sederhana.

Hp no. 4.6 Macam-macam APF

 HCP Kestabilan struktur kristal Prinsip laves

 FCC
Model Ionik oleh Goldschmidt
menyatakan bahwa ion pada dasarnya Model Ionik oleh
Hp no. 4.7 Struktur padatan
bermuatan, tidak dapat dimampatkan, Goldschmidt
dan tidak dapat dipolarisasi.

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)

Identifiksi pengetahuan prosedural konkrit dan abstrak dalam kolom 3 untuk setiap pembuktian hipotesis terkait.

Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:

- Isi kolom 3 Tabel A1 dengan pengetahuan cara kerja (eksperimen) yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data/pengetahuan
faktual (yang Anda kutif sebagai data sekunder) terkait dengan hipotesis yang didukung

- Tambahan uraikan prosedur singkat cara kerja (eksperimen) yang digunakan untuk mendapatkan data/pengetahuan faktual tersebut
sebagai berikut.

Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:

45
- sebagian sudah dilakuakn pada identifikasi variabel dan pembuatan desain pembuktian hipotesis (kolom 4,5, dan 6) Tabel A1,

tambahan lagi teknik analisis data untuk menemukan hubungan variable bebas dan variable terikat sebagai berikut.

e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2

No.
Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)
Hipotesis

Tipe struktur Bilangan koordinasi Variasi lainnya:


Padatan ionic NaCl, CaF2,
Variasi lainnya: Variasi lainnya:
ZnS (zink blende), NiAs,
 NaCl (kation dan anion adalah 6)
ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl
 CaF2 (kation adalah 8 dan anion
adalah 4)

 NaCl = AX.  ZnS (zink blende) yaitu kation dan


 CaF2 = AX2 anion adalah 4
Hp no. 4.4  ZnS (zink blende) =AX.
 NiAs=AX.  NiAs (kation dan anion adalah 6.)

 ZnS (Wurtzit) = AX.  ZnS (Wurtzit) yaitu kation dan


 CdI2 = AX2 anion adalah 4.
 CsCl = AX.
 CdI2 (kation adalah 6 dan anion
adalah 3)

 CsCl (kation dan anion adalah 8).

Hp no.4.5 Kation dan Anion dari padatan ionik Geometri atom sebagai berikut

46
Variasi lainnya: Variasi lainnya:

 NaCl yaitu Na+ dan Cl–  NaCl adalah oktahedral.


 CaF2 yaitu Ca2+ dan F–  CaF2 adalah kubus sederhana dan
 ZnS (zincblende atau sfalerit) yaitu atom tetrahedral.
Zn dan S  ZnS adalah tetrahedral.
2+ 2-
 NiAs yaitu Ni dan As  NiAs adalah trigonal prismatik.
 CdI2 yaitu Cd2+dan anion I-  CdI2 adalah tetrahedral terdistorsi.
 CsCl yaitu Cs+ dan Cl–  CsCl adalah kubus sederhana.

Hp no. 4.6 Macam-macam APF

 HCP Kestabilan struktur kristal Prinsip laves

 FCC
Model Ionik oleh Goldschmidt
menyatakan bahwa ion pada dasarnya Model Ionik oleh
Hp no. 4.7 Struktur padatan
bermuatan, tidak dapat dimampatkan, Goldschmidt
dan tidak dapat dipolarisasi.

. Kegiatan kuliah tata muka di kelas

Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota
kelompok ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok
pembuat dan pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data,
mengelaborasi, dan membuat simpulan)

Lanjutan A1

47
4. Mengasosiasi

Hasil pengolahan data dengan teknik :

Mengamati fakta yang saling berkaitan dan membangun argumen berdasarkan data yang diperoleh antar topik.

Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):

Dalam sebuah struktur kristal, geometri koordinasi atom adalah pola geometri dari atom yang terkoordinasi di mana definisi dari
koordinasi atom bergantung pada model ikatan yang digunakan. Sebagai contoh, dalam struktur ionik garam batu setiap atom natrium
memiliki enam ion klorida tetangga yang berdekatan dalam geometri oktahedral dan masing-masing klorida memiliki enam dekat ion
natrium tetangga dalam geometri oktahedral. Dalam logam dengan struktur kubik berpusat badan (bcc), setiap atom memiliki delapan
tetangga terdekat dalam geometri kubik. Dalam logam dengan struktur kubik berpusat muka (fcc), setiap atom memiliki dua belas
tetangga terdekat dalam geometri kuboktahedral.

Prinsip laves tentang pengisiang ruang yakni struktur yang paling stabil untuk suatu benda padat adalah yang penggunaan
ruangnya paling efisien. Ketika suatu senyawa membentuk padatan Kristal, atom, ion atau molekulnya berkumpul sedekat mungkin. Ini
diikuti oleh logam dan gas inert - struktur padat. Namun, penyimpangan termasuk BCC logam. Senyawa ionik berusaha untuk mengikuti
prinsip-prinsip tersebut, tetapi sampai batas tertentu dimodifikasi oleh arah tertentu interaksi ikatan, perbedaan ukuran dan perhatian
stoikiometri. Model Ionik oleh Goldschmidt menyatakan bahwa ion pada dasarnya bermuatan, tidak dapat dimampatkan, dan tidak dapat
dipolarisasi. Model yang lebih canggih mengasumsikan ion terdiri dari dua bagian: Inti pusat, keras, dan tidak dapat diganggu, tempat
sebagian besar kerapatan elektron terkonsentrasi. Bola luar yang lunak dan dapat dipolarisasikan, yang mengandung sangat sedikit
kerapatan elektron.

Dimana struktur paling stabil adalah struktur yang memiliki fungsi kenyamanan paling rendah energinya, maka memiliki APF
yang paling besar. Dalam kristalografi, faktor pengepakan atom (APF), efisiensi pengepakan atau fraksi pengemasan adalah fraksi volume
dalam struktur kristal yang ditempati oleh partikel penyusun. Itu adalah kuantitas tak berdimensi dan selalu kurang dari satu. Dalam sistem
atom, berdasarkan konvensi, APF ditentukan dengan mengasumsikan bahwa atom adalah bola kaku. Jari-jari bola dianggap nilai

48
maksimum sehingga atom tidak saling tumpang tindih. Untuk kristal satu komponen (yang hanya berisi satu jenis partikel), pecahan
pengepakan dinyatakan secara matematis dengan

Nparticle Vparticle
APF =
Vunit cell

Di mana Npartikel adalah jumlah partikel dalam sel satuan, V partikel adalah volume tiap partikel, dan sel Vunit adalah volume yang
ditempati oleh sel satuan. Dapat dibuktikan secara matematis bahwa untuk struktur satu komponen, susunan atom yang paling padat
memiliki APF sekitar 0,74 (lihat dugaan Kepler), yang diperoleh dari struktur padat. Untuk struktur multi-komponen (seperti dengan
paduan interstisial), APF dapat melebihi 0,74. Seperti Hexagonal Close-packed (HCP) dan Face-centered Cubic (FCC) yang memiliki
APF 0.74. Untuk struktur tumpukan-rapat heksagonal, derivasi serupa. Di sini sel satuan (setara dengan 3 sel satuan primitif) adalah
prisma heksagonal yang mengandung enam atom (jika partikel dalam kristal adalah atom). Memang, tiga adalah atom di lapisan tengah (di
dalam prisma); Selain itu, untuk lapisan atas dan bawah (pada dasar prisma), atom pusat dibagi dengan sel yang berdekatan, dan masing-
masing dari enam atom pada simpul dibagi dengan lima sel yang berdekatan lainnya. Untuk sel satuan kubik berpusat wajah, jumlah
atomnya adalah empat. Sebuah garis dapat ditarik dari sudut atas kubus secara diagonal ke sudut bawah pada sisi kubus yang sama, yang
sama dengan 4r. Menggunakan geometri, dan panjang sisi, a dapat dikaitkan dengan r sebagai:  =2r 2.

Simpulan Sub-topik

4.4 Bilangan koordinasi pada setiap struktur padatan ionic tergantung dengan tipe struktur yang dimilikinya, sehingga jumlah bilangan
koordinasi yang dimiliki oleh kation dan anion pada setiap struktur padatan ionic ada yang sama dan berbeda. Bilangan koordinasi :
NaCl (kation dan anion adalah 6), CaF2 (kation adalah 8 dan anion adalah 4), ZnS (zink blende) yaitu kation dan anion adalah 4,
NiAs (kation dan anion adalah 6), ZnS (Wurtzit) yaitu kation dan anion adalah 4, CdI2 (kation adalah 6 dan anion adalah 3) dan CsCl
(kation dan anion adalah 8). (hipotesis diterima/ditolak)

4.5 Geometri padatan NaCl CaF2, ZnS (Zinkblende), CsCl, NaCl, CaF2, NiAs, ZnS(Wurtzit), dan CdI2 dipengaruhi oleh kation dan anion
pembentuk padatan ioniknya. Geometri penyusun atom yaitu : geometri padatan CaF 2 adalah kubus sederhana, geometri padatan ZnS

49
(zincblende atau sfalerit) adalah oktahedral, geometri padatan NiAs adalah trigonal prismatik, geometri padatan CdI 2 adalah
tetrahedral terdistorsi dan geometri atom CsCl adalah kubus sederhana. (hipotesis diterima/ditolak)

4.6 Penggunaan ruang yang paling efisien bisa membentuk struktur yang paling stabil untuk suatu benda padat. (hipotesis diterima/ditolak)

4.7 Dalam aturan Goldschmidt bisa digunakan untuk menjelaskan struktur padatan ion dari model ionik Goldschmidt. (hipotesis
diterima/ditolak)

Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format tabel A3

Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pokok bahasan/ topic 1 dengan
penalaran deduktif.

Variabel dari pengetahuan


P. Prosedural P. Prosedural Metakognitif
No P. Konseptual konseptual/hipotesis
bebas terikat kontrol
4.4 Bilangan koordinasi pada Tipe Bilangan Padatan ionic  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi
setiap struktur padatan struktur koordinasi NaCl, CaF2, bilangan koordinasi bilangan
ionic tergantung dengan NaCl, : ZnS (zink atom penyusun kristal koordinasi atom
tipe struktur yang CaF2, ZnS blende), pada satuan sel tipe penyusun kristal
 NaCl
dimilikinya, sehingga (zink NiAs, ZnS ionik padat. pada satuan sel
(kation
jumlah bilangan blende), (Wurtzit),  Mengidentifikasi tipe ionik padat.
dan anion
koordinasi yang dimiliki NiAs, ZnS CdI2, CsCl variabel bebas,  Mengidentifikasi
adalah 6)
oleh kation dan anion pada (Wurtzit), variabel terikat, dan variabel bebas,
setiap struktur padatan CdI2, CsCl  CaF2 variabel kontrol variabel terikat,
ionic ada yang sama dan (kation  Perumusan dan variabel
berbeda. Bilangan adalah 8 pengetahuan kontrol

50
koordinasi : dan anion konseptual  Perumusan
adalah 4) pengetahuan
 NaCl (kation dan
konseptual
anion adalah 6)  ZnS
(zink
 CaF2 (kation adalah 8
blende)
dan anion adalah 4)
yaitu
 ZnS (zink blende) kation
yaitu kation dan anion dan anion
adalah 4 adalah 4

 NiAs (kation dan  NiAs


anion adalah 6.) (kation
dan anion
 ZnS (Wurtzit) yaitu
adalah 6.)
kation dan anion
adalah 4.  ZnS
(Wurtzit)
 CdI2 (kation adalah 6
yaitu
dan anion adalah 3)
kation
 CsCl (kation dan dan anion
anion adalah 8). adalah 4.

 CdI2
(kation
adalah 6

51
dan anion
adalah 3)

 CsCl
(kation
dan anion
adalah 8).

4.5 Geometri padatan NaCl Kation Geometri Padatan  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi


CaF2, ZnS (Zinc blende), dan Anion atom NaCl, CaF2, geometri atom pada unit geometri atom pada
NiAs, ZnS (Wurtzite), dari sebagai ZnS (Zinc sel tipe ionik padat unit sel tipe ionik
CdI2, dan CsCl padatan berikut : blende), NaCl, CaF2, ZnS (Zinc padat NaCl, CaF2,
dipengaruhi oleh kation ionik :  NaCl NiAs, ZnS blende), NiAs, ZnS ZnS (Zinc blende),
dan anion pembentuk  NaCl adalah (Wurtzite), (Wurtzite), CdI2, dan NiAs, ZnS
padatan ioniknya. Geometri yaitu oktahedr CdI2, dan CsCl (Wurtzite), CdI2,
+
penyusun atom yaitu : Na dan al. CsCl dan CsCl
 Mengidentifikasi
 Geometri padatan Cl–  CaF2
variabel bebas,  Mengidentifika
CaF2 adalah kubus  CaF2 adalah
variabel terikat, dan si variabel bebas,
sederhana. yaitu kubus
variabel kontrol variabel terikat,
 Geometri padatan ZnS Ca2+ sederhan
 Perumusan dan variabel
(zincblende atau sfalerit) dan F– a dan
pengetahuan konseptual kontrol
adalah oktahedral.  ZnS tetrahedr
 Perumusan
 Geometri padatan (zincble al.
pengetahuan
NiAs adalah trigonal nde atau  ZnS
konseptual
prismatik. sfalerit) adalah
 Geometri padatan CdI2 yaitu tetrahedr

52
adalah tetrahedral atom Zn al.
terdistorsi. dan S  NiAs
 Geometri atom CsCl  NiAs adalah
adalah kubus sederhana. yaitu trigonal
Ni2+ dan prismati
As2- k.
 CdI2  CdI2
yaitu adalah
Cd2+dan tetrahedr
anion I- al
 CsCl terdistor
yaitu si.
Cs+ dan  CsCl
Cl– adalah
kubus
sederhan
a.
4.6 Penggunaan ruang yang Macam- Kestabilan Prinsip laves  Mengumpulkan  Mengumpulkan
paling efisien bisa macam APF struktur informasi awal informasi awal
membentuk struktur yang  HCP kristal mengenai prinsip mengenai prinsip
paling stabil untuk suatu  FCC laves laves
benda padat.  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi
prinsip laves tentang prinsip laves
pengisian ruang dalam tentang pengisian
struktur ion ruang dalam

53
 Merumuskan struktur ion
pengetahuan  Merumuskan
konseptual sebab- pengetahuan
akibat keterkaitan VB konseptual sebab-
dengan VT dalam akibat keterkaitan
bentuk satu kaliamt VB dengan VT
dalam bentuk satu
kaliamt
4.7 Dalam aturan Goldschmidt Struktur Model Ionik Model Ionik  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi
bisa digunakan untuk padatan oleh oleh model ion model ion
menjelaskan struktur Goldschmid Goldschmidt Goldschmidt untuk Goldschmidt
padatan ion dari model t menjelaskan struktur untuk menjelaskan
ionik Goldschmidt. . menyatakan padatan ion struktur padatan
bahwa ion  Mengidentifikasi ion
pada variabel bebas,  Mengidentifikasi
dasarnya variabel terikat, dan variabel bebas,
bermuatan, variabel kontrol variabel terikat,
tidak dapat  Perumusan dan variabel
dimampatka pengetahuan kontrol
n, dan tidak konseptual  Perumusan
dapat pengetahuan
dipolarisasi. konseptual

54
Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan prosedural,
dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.

No P. Konseptual P. Prosedural P. Faktual


4.4 Bilangan koordinasi pada setiap  Mengidentifikasi bilangan Bilangan koordinasi struktur kristal NaCl
struktur padatan ionic tergantung koordinasi atom penyusun kristal untuk kation dan anion adalah 6. Tipe struktur
dengan tipe struktur yang pada satuan sel tipe ionik padat. AX.
dimilikinya, sehingga jumlah  Mengidentifikasi variabel bebas,
bilangan koordinasi yang dimiliki variabel terikat, dan variabel
oleh kation dan anion pada setiap kontrol
struktur padatan ionic ada yang  Perumusan pengetahuan konseptual
sama dan berbeda. Bilangan
koordinasi :
 NaCl (kation dan anion adalah
6)
 CaF2 (kation adalah 8 dan
anion adalah 4)
 ZnS (zink blende) yaitu kation
dan anion adalah 4
 NiAs (kation dan anion adalah
6.)
 ZnS (Wurtzit) yaitu kation dan
anion adalah 4.
 CdI2 (kation adalah 6 dan anion
adalah 3)
 CsCl (kation dan anion adalah
8).
4.5 Geometri padatan NaCl CaF2, ZnS  Mengidentifikasi geometri atom Bilangan koordinasi struktur kristal CaF 2
(Zinc blende), NiAs, ZnS (Wurtzite), pada unit sel tipe ionik padat NaCl, untuk kation adalah 8 dan anion adalah 4.
CdI2, dan CsCl dipengaruhi oleh CaF2, ZnS (Zinc blende), NiAs, ZnS Tipe struktur AX2.
kation dan anion pembentuk padatan (Wurtzite), CdI2, dan CsCl
ioniknya. Geometri penyusun atom  Mengidentifikasi variabel bebas,
yaitu : variabel terikat, dan variabel
 Geometri padatan CaF2 adalah kontrol

55
kubus sederhana.  Perumusan pengetahuan
 Geometri padatan ZnS konseptual
(zincblende atau sfalerit) adalah
oktahedral.
 Geometri padatan NiAs adalah
trigonal prismatik.
 Geometri padatan CdI2 adalah
tetrahedral terdistorsi.
 Geometri atom CsCl adalah
kubus sederhana.
4.6 Penggunaan ruang yang paling  Mengumpulkan informasi awal Bilangan koordinasi struktur kristal ZnS (zink
efisien bisa membentuk struktur mengenai prinsip laves blende) untuk kation dan anion adalah 4. Tipe
yang paling stabil untuk suatu  Mengidentifikasi prinsip laves struktur AX.
benda padat. tentang pengisian ruang dalam
struktur ion
 Merumuskan pengetahuan
konseptual sebab-akibat keterkaitan
VB dengan VT dalam bentuk satu
kaliamt
4.7 Dalam aturan Goldschmidt bisa  Mengidentifikasi model ion Bilangan koordinasi struktur kristal NiAs
digunakan untuk menjelaskan Goldschmidt untuk menjelaskan untuk kation dan anion adalah 6. Tipe struktur
struktur padatan ion dari model ionik struktur padatan ion AX.
Goldschmidt. .  Mengidentifikasi variabel bebas,
variabel terikat, dan variabel
kontrol
 Perumusan pengetahuan konseptual

Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi
pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!

Pustaka rujukan:
Alex Moss. 2003. Solid State Structure. www.alchemyst.f2o.org
Moore, Lesley E. Smart, Elaine A. 2005. Solid State Chemistry: An Introduction. Boca Raton, Florida: Taylor & Francis, CRC.
Wllis, Athur B. 1995. Teaching General Chemistry: A Material Science Companion. Washington, DC: American Chemistry Society. ISBN

56
Glusker J. P., and Trueblood, K. N., 1985. Crystal Structure Analysis – a Primer. Second Edition, Oxford: Oxford University Press.
Clyde Day, M. Jr. and Selbin, J. 1993. Theoretical Inorganic Chemistry. Edisi Indonesia: Kimia Anorganik Teori, Penerjemah: Drs. Wisnu
Susetyo, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Callister & Rethwisch.2007.Fundamentals of Materials Science and Engineering An Integrated Approach Third Edition.UnitedStates:John
Wiley & Sons Inc.
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford University Press.
Housecroft, Catherine E. and Alan G. Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry Hird Edition.
http://www.chembio.uoguelph.ca/educmat/chm2060_preuss/L16-2013.pdf
https://wanibesak.wordpress.com/2011/06/02/struktur-kristal-beberapa-senyawa-ionik/

57
C. Aturan Pauling IV, Polarisasi Menurut Aturan Fajan, Struktur Triangel Ketelaar, Dan Plot Mooser-Pearson Dan Plot Phillips-Van Vechten

Pembuat: Kadek Dwian Sastika (1813031044)


Pereview: Nathasya Imanuella (1813031046)
Mengamati (pengamatan fenomena awal)
Aturan Pauling dibuat oleh Linus Pauling pada tahum 1929 yang digunakan untuk memperkirakan rasionalisasi struktur kristal
senyawa ionic. struktur kristal. Dimana pada aturan Pauling ini, terdapat lima (5) aturan yakni Aturan pauling yaitu pertama mengenai
rasio jari-jari, aturan kedua mengenai prinsip valensi elektrostatis, aturan ketiga mengenai berbagi sudut, tepi, dan permukaan polyhedron,
aturan keempat mengenai kristal yang mengandung kation berbeda, dan aturan kelima mengenai prinsip kesederhanaan.
Sebagian besar penggabungan logam dan non-logam mempunyai karakter senyawa ionik, terdapat beberapa kekecualian.
Kekecualian ini terjadi apabila elektron terluar dari anion tertarik begitu kuatnya ke arah kation sehingga mengakibatkan terbentuknya
ikatan kovalen hingga derajat kovalensi tertentu, artinya rapatan anion terdistorsi ke arah kation. Distorsi (penyimpangan) dari bentuk
ideal anion yaitu speris (bola) ini disebut sebagai polarisasi. Semakin besar sifat polarisasi anion semakin besar derajat ikatan
kovalensinya. Aturan yang dikemukakan oleh Kasimir Fajans digunakan untuk memprediksi apakah ikatan kimia akan kovalen atau ionik,
dan bergantung pada muatan realitf dan ukuran relatif kation dan anion.
Segitiga ikatan atau segitiga van Arkel – Ketelaar (dinamai menurut Anton Eduard van Arkel dan J. A. A. Ketelaar) adalah
segitiga yang digunakan untuk menunjukkan senyawa yang berbeda dalam berbagai derajat ikatan ionik, logam dan kovalen Segitiga
ikatan menunjukkan bahwa ikatan kimia bukan hanya ikatan tertentu dari jenis tertentu. Sebaliknya, jenis ikatan saling berhubungan dan
senyawa yang berbeda memiliki tingkat karakter ikatan yang berbeda (misalnya, ikatan kovalen dengan karakter ionik yang signifikan
disebut ikatan kovalen polar).
Pada plot yang di diterbitkan oleh Mooser dan Pearson pada tahun 1959 mengenai adanya memplot struktur kearah
elektronegatifvitas lebih konsisnten daripada autaran rasio radius dalam memprediksi bilangan koordinasi dan struktur Kristal. Dimana
dalam mendasari plot ini ada dua yaitu kelektronegatifan dan bilangan kuantum. Sedangkan pada Phillips dan Van Vechten plot menegnai
mekanis penuh yang diberikan oleh rata-rata energi gap kovalen (EH) dan rata-rata energi gap ionik (C). Dimana pada plot ini bila nilai
ionisitasnya satu maka sepenuhnya kristal ion, sedangkan bernilai nol maka kristal berikatan kovalen sepenunya.
Tabel A.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk pok bahasan/topik 1 dengan
penalaran induktif
Variabel dari pengetahuan
Konsepsi
No P. Faktual P. Prosedural konseptual/hipotesis P. Konseptual
prasyarat
bebas terikat kontrol
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (1) (2)
1. 1 Aturan Pauling dibuat oleh Linus  Pengumpulan Bagian- Karakteristik Aturan Aturan Pauling  Struktur

58
Pauling pada tahum 1929. informasi awal bagian mengenai Pauling menegenai strutur zat padat
Diantaranya yaitu : mengenai struktur aturan struktur Kristal kristal yaitu pertama  Ikatan
 Autran 1 : Polihedron Kristal senyawa Pauling. senyawa ionic mengenai rasio jari- kimia
koordinaai dari anion ionic menurut  Aturan  Terdiri dari jari, aturan kedua
terbentuk di sekitar setiap kation dan mengenai prinsip
aturan Pauling pauling 1
kation, dimana jarak antara anion valensi elektrostatis,
kation dan anion (r+ dan r-)
 Memilih bagian-  Aturan aturan ketiga
 Adanya
ditentukan oleh jumlah r+ dan bagian aturan mengenai berbagi
pauling 2 ikatan
r- , dan bilangaan koordinasi Pauling (VB) elektrostatis sudut, tepi, dan
sesuai  Aturan permukaan
ditentukan oleh oleh rasio  Ion – ion
jari-jari kation dan anion. karakteristik pauling 3 tersusun polyhedron, aturan
 Autran 2 : Kestabilan mengenai struktur  Aturan secara keempat mengenai
struktur ion tercapai ketika Kristal senyawa pauling 4 teratur, kristal yang
jumlah kekuatan ikatan ionic (VT  Aturan bergantian mengandung kation
elektrostatik sama dengan  Perancangan dan berulang berbeda, dan aturan
pauling 5
muatan ion Valensi secara kelima mengenai
pengetahuan
elektrostatik (muatan ion / periodik prinsip
konseptual. kesederhanaan.
bilangan koordinasi).  Membentuk
 Autran 3 : Jalinan sisi dan geometri
muka dari dua polihedral tertentu
anion dalam suatu kristal akan
menurunkan kestabilan
kristal.
 Autran 4 : Dalam kristal yang
mengandung kation-kation
yang berbeda dengan nilai
valensi besar dan bilangan
koordinasi kecil, maka
cenderung tidak menjalin
elemen polyhedral satu
dengan yang lain. Jalinan
polihedral dari kation yang
bermuatan tinggi, akan
menyebabkan jarak antar
kation cukup dekat sehingga
akan menimbulkan tolakan

59
yang kuat.
 Autran 5 : Jumlah konstituen
yang berbeda secara esensial
dalam kristal cenderung kecil.
Dengan kata lain, struktur
kristal cenderung sesederhana
mungkin
2. 2 Aturan yang dirumuskan oleh  Pengumpulan Jenis-jenis karakteristik Aturan Polarisasi menurut  Ikatan
Kazimierz Fajans pada tahun informasi awal muatan kepolarisasian Fajans aturan Fajan yaitu kimia
1923, dapat digunakan untuk mengenai aturan Fajans kation akan lebih  Polarisasi
memprediksi apakah ikatan  Kation
polarisasi mempolarisasi jika
kimia diharapkan sebagian (+)
 Pengumpulan  Kation jejarinya kecil dan
besar bersifat ionik atau  Anion
informasi tentang dengan jari- muatannya besar.
kovalen, dan bergantung pada
aturan fajans (-) jari kecil Anion yang
muatan relatif dan ukuran
kation dan anion. Adapaun mengenai dan muatan jejarinya besar dan
Menurut aturan Fajans polarisasi besar maka muatannya besar
mengenai polarisasi, yaitu  Memilih jenis daya (lebih negatif) akan
a. Kation dengan ukuran muatan (VB) mempolaris lebih mudah
semakin kecil dan muatan sesuai asi semakin dipolarisasi oleh
positif semakin tinggi, karakteristik besar. kation. Dan
maka akan mempunyai kepolarisasian  Anion polarisasi lebih
daya mempolarisasi aturan Fajans dengan jari- disukai oleh kation
semakin tinggi. (VT) jari besar yang bukan
b. Anion dengan ukuran dan  Perancangan dan muatan bekonfigurasi gas
muatan negatif semakin mulia
pengetahuan besar maka
besar, maka akan semakin
konseptual akan lebih
mudah terpolarisasi.
mudah
c. Polarisasi lebih disukai
oleh kation yang bukan
unutk
bekonfigurasi gas mulia terpolarisasi
.
 Kation yang
bukan
memiliki

60
konfigurasi
seperti gas
mulia, daya
mempolaris
asinya
besar.

3. Tipe struktur padatan yang di  Pengumpulan Jenis-jenis Tipe struktur Triangle Struktur suatu padatan - Jenis ikatan
lambang dengan bentuk segitga informasi awal ikatan padatan Ketelaar kristal dapat - Jenis
yang dikenal dengan Triangle mengenai Tipe - Ikatan  Padatan ditentukan dengan Struktur
Ketelaar, dikelompokan awal Struktur Padat ion logam menggunakan triangle padatan
oleh Van Arkel kemjudian - Ikatan  Padatan ion Ketelaar berdasarkan
berdasarkan
dikembangan oleh Ketelaar. kovalen  Padatan jenis ikatannya.
Triangel Ketelaar - Ikatan Dimana di sisi kanan
Dengan masing-masing sudut kovalen
 Pemilahan jenis- logama segitiga merupakan
disimbolkan dengan jenis ikatan jenis ikatan (VB) ikatan ion, sebelah
logam, ikatan ion, dan ikatan
dapat kiri merupakan ikatan
kovalen. contoh
memunculkan kovalen dan di
tipe-tipe struktur bagaian atas
Padat berdasarkan merupakan ikatan
Triangel Ketelaar logam
 Perancangan
Sisi kanan dari segitiga adalah pengetahuan
ikatan ionik. Sisi kiri segitiga konseptual.
adalah ikatan kovalen. Sedangkan
ujung atas dari segitiga adalah
ikatan logam. Cara membaca
diagram tersebut adalah sebagai
berikut. Dari kiri ke kanan artinya
pengaruh ikatan kovalen menurun
dan mulai ada pengaruh ikatan
ion. Semakin kanan pengaruh
ikatan ion semakin besar dan
pengaruh ikatan kovalen semakin

61
rendah. Dari sisi kiri bawah ke
atas, pengaruh ikatan kovalen
menurun dan mulai ada pengaruh
ikatan logam yang membentuk
padatan. Semakin atas semakin
besar pengaruh ikatan logamnya
dan ikatan kovalen tidak
berpengaruh lagi. Begitu pula
yang terjadi pada sisi kanan
bawah ke atas, semakin menuju
atas, semakin besar pengaruh
ikatan logam, dan semakin kecil
pengaruh ikatan ionnya.
4.  Peta struktur yang memplot  Pengumpulan Jenis-jenis Peta struktur Struktur Menurut plot Mooser- - Plot
struktur kearah informasi awal plot padatan ionik padatan Pearson menyatakan strukutur
elektronegatifvitas lebih mengenai jenis plot struktur kearah padatan
konsisnten daripada aturan -jenis Plot  Plot  Struktur zat kelektronegatifan lebih ion
rasio radius dalam Mooser- padat dapat konsisnten dari pada - Bilangan
Mooser-Pearson
memprediksi bilangan Pearson digunakn rasio radius dalam koordinasi
dan plot Phillips- memprediksi suatu
koordinasi dan struktur kristal.  plot memprediksi
Plot ini di terbitkan oleh van Vechten Phillips- bilangan koordinasi
Mooser dan Pearson pada  Pemilahan jenis- kekuatan dan struktur kristal
van
tahun 1959. Dapat digunakan jenis plot (VB) Vechten ikatan kovalen (adanya ikatan
dengan baik untuk dapat yang terjadi. kovallen). Dan yang
memprediksi ikatan kovalen memunculkan mendasari plot ini
yang terjadi. Di mana ide peta struktur  Struktur yaitu
dasar dari plot ini yaitu: padatan ionic ionik zat kelektronegatiifan dan
a. Semakin besar perbedaan (VT). padat dapat biangan kuantum
elektronegativitas,  Perancangan utama.
diramalkan
semakin ionic senyawa Sedangkan pada plot
pengetahuan dengan
tersebut. Ionisitas yang Phillips dan Van
lebih tinggi menghasilkan
konseptual. menggunak Vechten menggunakan
bilangan koordinasi yang an absorbsi absorpsi cahaya
lebih tinggi karena anion cahaya tampak untuk
suka mengelilingi kation tampak. meramalkan ikatan.
(dan sebaliknya). Dan dipengaruhi rata-

62
b. Bilangan kuantum utama rata energi gap kovalen
yang lebih tinggi (EH) dan rata-rata
menghasilkan hibridisasi energi gap ionik (C).
sp yang lebih sedikit, Bila nilai dari
ikatan arah yang lebih ionisitasnya satu maka
sedikit, dan oleh karena menunjukkan kristal
itu bilangan koordinasi ion sepenuhnya dan
yang lebih tinggi. sebaliknya bila bernilai
nol maka menunjukan
Pada Phillips dan Van Vechten kristakl sepenuhnya
memperkenalkan dua berikatan kovalen
koordinat kuantum mekanis
penuh yang diberikan oleh
rata-rata energi gap kovalen
(EH) dan rata-rata energi gap
ionik (C), Struktur ionik zat
padat dapat diramalkan
dengan menggunakan
absorbsi cahaya tampak. yang
dapat di rumuskan sebagai
berikut:
Eg2 = EH2 + C2
Kemudian untuk factor
ionisitasnya (sifat ion dalam
ikatan) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
fi = C2/Eg2
Dimana variasi nilai yang
di hasilkan factor
ionitasnya 1 (satu) maka
menunjukan kristal ion
sepenuhnya, sedangkan jika
nilai fi 0 (nol) maka
menunjukan kristal yang

63
sepenuhnya terikat kovalen.

5. Menanya
1) Apa saja aturan pauling mengenai struktur kristal ?
2) Bagaimana polarisasi menurut aturan Fajans?
3) Bagaimana jenis-jenis struktur padat berdasarkan Triangel Ketelaar
4) Bagaimana peta struktur padatan ionic berdasarkan plot Mooser-Pearsondan plot Phillips-van Vechten
6. Mengumpulkan data
1) Aturan pauling pertama mengenai rasio jari-jari, aturan kedua mengenai prinsip valensi elektrostatis, aturan ketiga
mengenai berbagi sudut, tepi, dan permukaan polyhedron, aturan keempat mengenai kristal yang mengandung kation
berbeda, dan aturan kelima mengenai prinsip kesederhanaan.
2) Poliarisasi menurut aturan Fajans yaitu ketika Kation yang memiliki jari-jari kecil dan muatan yang besar merupakan
kation yang lebih mudah mempolarkan. Sedangkan Anion yang memiliki jari-jari besar dan muatan yang besar adalah
anion yang mudah dipolarkan serta Polarisasi lebih mudah terjadi pada kation yang tidak memiliki konfigurasi gas mulia.
3) Jenis jenis struktur padat berdasarkan triangle Ketelaar dapat dibagai menjadi tiga yaitu ikatan ion (sebalah kanan), ikatan
kovalen (sebelah kiri) dan ikatan metalik (bagian atas) yang dapat di gambarkan dengan bentuk segitiga Sama sisi.
4) Menurut plot Mooser-Pearson menyatakan plot struktur kearah kelektronegatifan lebih konsisnten dari pada rasio radius
dalam memprediksi suatu bilangan koordinasi dan struktur Kristal. Dan yang mendasari plot ini yaitu kelektronegatiifan
dan biangan kuantum. Sedangkan pada plot Phillips dan Van Vechten dipengaruhi rata-rata energi gap kovalen (EH) dan
rata-rata energi gap ionik (C). Bila nilai dari ionisitasnya satu maka menunjukkan kristal ion sepenuhnya dan sebaliknya
bila bernilai nol maka menunjukan kristakl sepenuhnya berikatan kovalen

Tabel A2. Desain pembuktian hipotesis untuk topik 1

No Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)


Karakteristik mengenai struktur Kristal
Bagaian-bagain aturan Pauling
Hp 1 senyawa ionik Aturan Pauling
Variasi nilai Variasi nilai

64
 Aturan pauling 1  Terdiri dari kation dan anion
 Aturan pauling 2  Adanya ikatan elektrostatis
 Aturan pauling 3  Ion – ion tersusun secara
 Aturan pauling 4 teratur, bergantian dan
 Aturan pauling 5 berulang secara periodik
 Membentuk geometri tertentu
karakteristik kepolarisasian aturan
Jenis-jenis muatan Fajans
Hp 2 Aturan Fajans
Variasi Nilai:
:  Kation dengan jari-jari kecil dan
muatan besar maka daya
mempolarisasi semakin besar.
 Kation (+)  Anion dengan jari-jari besar dan
 Anion (-) muatan besar makaakan lebih
mudah unutk terpolarisasi.
 Kation yang bukan memiliki
konfigurasi seperti gas mulia,
daya mempolarisasinya besar.

Jenis-jenis ikatan Tipe struktur padatan

 Variasi nilainya:
Hp 3  Padatan logam Triangle Ketelaar
 Ikatan ion
 Padatan ion
 Ikatan kovalen
 Padatan kovalen
 Ikatan logam

Jenis-jenis plot Peta struktur padatan ionik Struktur padatan

65
Variasi nilainya: Variasi nilainya.
 Struktur zat padat dapat digunakn
 Plot Mooser-Pearson memprediksi kekuatan ikatan
kovalen yang terjadi.
Hp 4  Plot Phillips-Van Vechten
 Struktur ionik zat padat dapat
diramalkan dengan menggunakan
absorbsi cahaya tampak

d. Pengetahuan prosedural (terbatas pada penggunaan data sekunder)


Identifikasi pengetahuan prosedural konkrit meliputi:
Identifikasi pengetahuan prosedural abstrak meliputi:
1. Menggunakan analisis data dengan mengidentifikasi jenis-jenis plot (VB) dan kemudian dapat menentukan Peta struktur padatan
ionik (VT).
e. Tabel pengumpulan data (terbatas pada data sekunder) cukup dengan menyalin Tabel A2

No Variabel bebas (VB) Variabel terikat (VT) Variabel kontrol (VK)


Karakteristik mengenai struktur
Bagaian-bagain aturan Pauling
Kristal senyawa ionik
Variasi Nilai:
 Terdiri dari kation dan anion
 Aturan pauling 1
Hp 1  Adanya ikatan elektrostatis Aturan Pauling
 Aturan pauling 2  Ion – ion tersusun secara teratur,
 Aturan pauling 3 bergantian dan berulang secara
 Aturan pauling 4 periodik
 Membentuk geometri tertentu
 Aturan pauling 5
Hp 2 Jenis-jenis muatan karakteristik kepolarisasian Aturan Fajans
aturan Fajans

66
Variasi Nilai:
:  Kation dengan jari-jari kecil dan
muatan besar maka daya
mempolarisasi semakin besar.
 Kation (+)  Anion dengan jari-jari besar dan
 Anion (-) muatan besar makaakan lebih
mudah unutk terpolarisasi.
 Kation yang bukan memiliki
konfigurasi seperti gas mulia,
daya mempolarisasinya besar.

Jenis-jenis ikatan Tipe struktur padatan

 Variasi nilainya:
Hp 3  Padatan logam Triangle Ketelaar
 Ikatan ion
 Padatan ion
 Ikatan kovalen
 Padatan kovalen
 Ikatan logam

Jenis-jenis plot Peta struktur padatan ionik

Variasi nilainya: Variasi nilainya.


 Struktur zat padat dapat digunakn
 Plot Mooser-Pearson memprediksi kekuatan ikatan
Hp 4 kovalen yang terjadi.
Struktur padatan
 Plot Phillips-Van Vechten
 Struktur ionik zat padat dapat
diramalkan dengan menggunakan
absorbsi cahaya tampak

67
f. Pengumpulan data cukup dengan mengisi Tabel A2 dan juga mengisi rangkumannya dalam kolom 4, 5, dan 6 dalam Tabel A1
II. Kegiatan kuliah tata muka di kelas
Diskusi kelas draf rancangan investigasi topik A s.d. G. oleh mengikuti teknik diskusi kelompok jigsawo selama 40 menit dengan anggota
kelompok ahli sesuai dengan sub-topik yang dikerjakan dan direviu oleh perorangan mahasiswa dalam kelompoknya. pasangan kelompok
pembuat dan pereviu. Menyamakan persepsi tentang draf investigasi dan melanjutkan kegiatan mengasosiasi (menganalisis data,
mengelaborasi, dan membuat simpulan)
Lanjutan A1
5. Mengasosiasi
Hasil pengolahan data dengan teknik pengumpulan data
Aturan Pauling dibuat oleh Linus Pauling pada tahum 1929. Diantaranya yaitu : Aturan yaitu Polihedron koordinaai dari anion
terbentuk di sekitar setiap kation, dimana jarak antara kation dan anion (r+ dan r-) ditentukan oleh jumlah r+ dan r- , dan bilangaan
koordinasi ditentukan oleh oleh rasio jari-jari kation dan anion. Autran 2 yaitu Kestabilan struktur ion tercapai ketika jumlah kekuatan
ikatan elektrostatik sama dengan muatan ion Valensi elektrostatik (muatan ion / bilangan koordinasi). Autran 3 yaitu Jalinan sisi dan
muka dari dua polihedral anion dalam suatu kristal akan menurunkan kestabilan kristal. Autran 4 yaitu Dalam kristal yang mengandung
kation-kation yang berbeda dengan nilai valensi besar dan bilangan koordinasi kecil, maka cenderung tidak menjalin elemen polyhedral
satu dengan yang lain. Jalinan polihedral dari kation yang bermuatan tinggi, akan menyebabkan jarak antar kation cukup dekat sehingga
akan menimbulkan tolakan yang kuat. Autran 5 yaitu Jumlah konstituen yang berbeda secara esensial dalam kristal cenderung kecil.
Dengan kata lain, struktur kristal cenderung sesederhana mungkin
Aturan yang dirumuskan oleh Kazimierz Fajans pada tahun 1923, dapat digunakan untuk memprediksi apakah ikatan kimia
diharapkan sebagian besar bersifat ionik atau kovalen, dan bergantung pada muatan relatif dan ukuran kation dan anion. Adapaun Menurut
aturan Fajans mengenai polarisasi, yaitu
a. Kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin tinggi, maka akan mempunyai daya mempolarisasi semakin tinggi.
b. Anion dengan ukuran dan muatan negatif semakin besar, maka akan semakin mudah terpolarisasi .
c. Polarisasi lebih disukai oleh kation yang bukan bekonfigurasi gas mulia

Segitiga ikatan atau segitiga van Arkel – Ketelaar (dinamai menurut Anton Eduard van Arkel dan J. A. A. Ketelaar) adalah
segitiga yang digunakan untuk menunjukkan senyawa yang berbeda dalam berbagai derajat ikatan ionik, logam dan kovalen Segitiga
ikatan menunjukkan bahwa ikatan kimia bukan hanya ikatan tertentu dari jenis tertentu. Sebaliknya, jenis ikatan saling berhubungan dan
senyawa yang berbeda memiliki tingkat karakter ikatan yang berbeda (misalnya, ikatan kovalen dengan karakter ionik yang signifikan
disebut ikatan kovalen polar). Senyawa berbeda yang mematuhi aturan oktet (unsur-sp) dan hidrogen dapat ditempatkan pada segitiga.

68
Namun, unsur-d tidak dapat dianalisis menggunakan segitiga van Arkel-Ketelaar, karena elektronegativitasnya sangat tinggi sehingga
dianggap sebagai konstanta. Dengan menggunakan elektronegativitas - dua elektronegativitas rata-rata senyawa pada sumbu x dan
perbedaan elektronegativitas pada sumbu y, kemudian dapat menilai ikatan dominan antara senyawa. Ikatan segitiga diperoleh dari
interaksi elemen golongan utama, seperti pada gambar dibawah ini

Terungkap bahwa gagasan tentang "segitiga ikatan" dengan ekstrem logam, ionik, dan kovalen sangat kaya, dan dapat diperluas
dengan banyak cara. Segitiga van Arkel asli memiliki: kovalen di kiri bawah, ionik di atas dan kovalen di kanan bawah, sedangkan
Ketelaar memiliki: kovalen di kiri bawah, logam di atas dan, ionik di kanan bawah.

Pada struktur yang memplot kearah elektronegatifvitas lebih konsisnten dari pada aturan rasio radius dalam memprediksi bilangan
koordinasi dan struktur kristal. Plot ini di terbitkan oleh Mooser dan Pearson pada tahun 1959. dapat digunakan untuk memprediksi ikatan
kovalen yang terjadi Di mana ide dasar dari plot ini yaitu:
a. Semakin besar perbedaan elektronegativitas, semakin ionic senyawa tersebut. Ionisitas yang lebih tinggi menghasilkan bilangan
koordinasi yang lebih tinggi karena anion suka mengelilingi kation (dan sebaliknya).
b. Bilangan kuantum utama yang lebih tinggi menghasilkan hibridisasi sp yang lebih sedikit, ikatan arah yang lebih sedikit, dan oleh
karena itu bilangan koordinasi yang lebih tinggi.

69
Contonya Garis pada diagram Mooser-Pearson memisahkan senyawa MX dengan struktur CsCl, NaCl, dan tetrahedral (wurtzite
dan zincblende). Perhatikan bahwa wurtzite memiliki ionisitas lebih tinggi daripada zincblende dalam plot.
Pada Phillips dan Van Vechten memperkenalkan dua koordinat kuantum mekanis penuh yang diberikan oleh rata-rata energi gap
kovalen (Eh) dan rata-rata energi gap ionik (C).

Struktur ionik zat padat dapat diramalkan dengan menggunakan absorbsi cahaya tampak. yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
Eg2 = EH2 + C2
Kemudian untuk factor ionisitasnya (sifat ion dalam ikatan) dapat dirumuskan sebagai berikut:
fi = C2/Eg2
Dimana variasi nilai yang di hasilkan factor ionitasnya 1 (satu) maka menunjukan kristal ion sepenuhnya, sedangkan jika nilai fi 0 (nol)
maka menunjukan kristal yang sepenuhnya terikat kovalen.

Simpulan Sub-topik
1. Aturan pauling pertama mengenai rasio jari-jari, aturan kedua mengenai prinsip valensi elektrostatis, aturan ketiga mengenai berbagi
sudut, tepi, dan permukaan polyhedron, aturan keempat mengenai kristal yang mengandung kation berbeda, dan aturan kelima
mengenai prinsip kesederhanaan. (hipotesis diterima/ditolak)

2. Poliarisasi menurut aturan Fajans yaitu ketika Kation yang memiliki jari-jari kecil dan muatan yang besar merupakan kation yang
lebih mudah mempolarkan. Sedangkan Anion yang memiliki jari-jari besar dan muatan yang besar adalah anion yang mudah
dipolarkan serta Polarisasi lebih mudah terjadi pada kation yang tidak memiliki konfigurasi gas mulia. (hipotesis diterima/ditolak)

70
3. Jenis jenis struktur padat berdasarkan triangle Ketelaar dapat dibagi menjadi tiga yaitu ikatan ion (sebalah kanan), ikatan kovalen
(sebelah kiri) dan ikatan metalik (bagian atas) yang dapat di gambarkan dengan bentuk segitiga sama sisi. (hipotesis diterima/ditolak)
4. Menurut plot Mooser-Pearson menyatakan plot struktur kearah kelektronegatifan lebih konsisnten dari pada rasio radius dalam
memprediksi suatu bilangan koordinasi dan struktur kristal. Dan yang mendasari plot ini yaitu kelektronegatiifan dan biangan
kuantum. Sedangkan pada plot Phillips dan Van Vechten dipengaruhi rata-rata energi gap kovalen (EH) dan rata-rata energi gap ionik
(C). Bila nilai dari ionisitasnya satu maka menunjukkan kristal ion sepenuhnya dan sebaliknya bila bernilai nol maka menunjukan
kristakl sepenuhnya berikatan kovalen. (hipotesis diterima/ditolak)
Perlu juga dibuat tabel jenis pengetahuan dan variabel terkait mengikuti penalaran deduksi dengan format Tabel A3
Tabel A3.1 Jenis pengetahuan dan variabel-variabel dari pengetahuan konseptual/ hipotesis untuk sub-pok bahasan/topik 1 dengan
penalaran deduktif
Pengetahuan Variabel Pengetahuan Pengetahuan Faktual Metakognitif
No.
Konseptual bebas terikat kontrol Prosedural
1 Aturan pauling Bagian- Karakteristik Aturan  Pengumpulan Aturan pauling dibuat Aturan Pauling
menegenai strutur bagian mengenai struktur Pauling informasi oleh Linus Pauling pada terdapat lima
kristal yaitu pertama aturan Kristal senyawa awal tahum 1929. Diantaranya aturan yang dibuat
mengenai rasio jari- Pauling. ionic mengenai yaitu : oleh Linus Pauling
jari, aturan kedua  Terdiri dari  Autran 1 : pada tahun 1929
 Aturan struktur
mengenai prinsip kation dan Polihedron untuk memprediksi
valensi elektrostatis, pauling 1 Kristal koordinaai dari anion dan
anion
aturan ketiga  Aturan senyawa terbentuk di sekitar merasionalisasi
 Adanya ikatan
mengenai berbagi ionic setiap kation, dimana struktur kristal
pauling 2 elektrostatis
sudut, tepi, dan menurut jarak antara kation senyawa ionik
 Aturan  Ion – ion
permukaan tersusun secara aturan dan anion (r+ dan r-)
polyhedron, aturan pauling 3 teratur, Pauling ditentukan oleh
keempat mengenai  Aturan bergantian dan  Memilih jumlah r+ dan r- ,
kristal yang pauling 4 berulang secara bagian- dan bilangaan
mengandung kation bagian aturan koordinasi
 Aturan periodik
berbeda, dan aturan ditentukan oleh oleh
pauling 5  Membentuk Pauling (VB)
kelima mengenai rasio jari-jari kation
geometri sesuai
prinsip dan anion.
tertentu karakteristik
kesederhanaan.  Autran 2 :
mengenai Kestabilan struktur
struktur ion tercapai ketika
Kristal jumlah kekuatan

71
senyawa ikatan elektrostatik
ionic (VT) sama dengan muatan
 Perancangan ion Valensi
pengetahuan elektrostatik (muatan
ion / bilangan
konseptual.
koordinasi).
 Autran 3 : Jalinan
sisi dan muka dari
dua polihedral anion
dalam suatu kristal
akan menurunkan
kestabilan kristal.
 Autran 4 : Dalam
kristal yang
mengandung kation-
kation yang berbeda
dengan nilai valensi
besar dan bilangan
koordinasi kecil,
maka cenderung
tidak menjalin
elemen polyhedral
satu dengan yang
lain. Jalinan
polihedral dari kation
yang bermuatan
tinggi, akan
menyebabkan jarak
antar kation cukup
dekat sehingga akan
menimbulkan
tolakan yang kuat.
 Autran 5 : Jumlah
konstituen yang
berbeda secara
esensial dalam kristal

72
cenderung kecil.
Dengan kata lain,
struktur kristal
cenderung
sesederhana mungkin
2 Polarisasi menurut Jenis-jenis karakteristik Aturan  Pengumpulan Aturan yang dirumuskan Polariasasi semakin
aturan Fajan yaitu muatan kepolarisasian Fajans informasi oleh Kazimierz Fajans besar apabila anion
kation akan lebih aturan Fajans awal pada tahun 1923, dapat dan kation memiliki
 Kation digunakan untuk muatan yang besar,
mempolarisasi jika mengenai
(+) memprediksi apakah sedangkan pada
jejarinya kecil dan  Kation dengan polarisasi
 Anion ikatan kimia diharapkan ukuran jejari anion
muatannya besar. jari-jari kecil  Pengumpulan sebagian besar bersifat besar dan kation
Anion yang (-) dan muatan informasi ionik atau kovalen, dan kecil. Dan kation
jejarinya besar dan besar maka tentang bergantung pada muatan bukan
muatannya besar daya aturan fajans relatif dan ukuran kation berkonfigurasi
(lebih negatif) akan mempolarisasi mengenai dan anion. Adapaun seperti gas mulia
lebih mudah semakin besar. polarisasi Menurut aturan Fajans
dipolarisasi oleh  Anion dengan  Memilih mengenai polarisasi, yaitu
kation. Dan jari-jari besar jenis muatan a. Kation dengan ukuran
polarisasi lebih dan muatan (VB) sesuai semakin kecil dan
disukai oleh kation besar karakteristik muatan positif
yang bukan makaakan kepolarisasia semakin tinggi, maka
bekonfigurasi gas akan mempunyai daya
lebih mudah n aturan
mempolarisasi
mulia unutk Fajans (VT) semakin tinggi.
terpolarisasi.  Perancangan b. Anion dengan ukuran
 Kation yang pengetahuan dan muatan negatif
bukan konseptual semakin besar, maka
memiliki akan semakin mudah
terpolarisasi.
konfigurasi
c. Polarisasi lebih
seperti gas disukai oleh kation
mulia, daya yang bukan
mempolarisasi bekonfigurasi gas
nya besar. mulia

73
3 Struktur suatu padatan Jenis-jenis Tipe struktur Triangle  Pengumpula Tipe struktur padatan Triangle Ketelaar
kristal dapat ikatan padatan Ketelaar n informasi yang di lambang dengan dilambangkan
ditentukan dengan - Ikatan  Padatan awal bentuk segitga yang dengan segitiga
menggunakan triangle ion logam mengenai dikenal dengan Triangle sama sisi, yang
Ketelaar berdasarkan - Ikatan Ketelaar,
 Padatan Tipe Struktur mana masing-
jenis ikatannya. kovalen dikelompokan awal
Dimana di sisi kanan - Ikatan ion Padat masing sudut di
berdasarkan oleh Van Arkel berikan makna
segitiga merupakan logama  Padatan kemudian dikembangan
ikatan ion, sebelah kiri Triangel seperti di kanan
kovalen oleh Ketelaar. Dengan
merupakan ikatan Ketelaar bawah sebagai
masing-masing sudut ikatan ioni,
kovalen dan di  Pemilahan
disimbolkan dengan bagian kiri
bagaian atas jenis-jenis
jenis ikatan logam,
merupakan ikatan ikatan (VB) sebagai ikatan
ikatan ion, dan ikatan
logam dapat kovalen dan
kovalen. contoh
memunculka bagian atas
n tipe-tipe sebagai ikatan
struktur logam
Padat
berdasarkan
Triangel Sisi kanan dari segitiga
Ketelaar adalah ikatan ionik. Sisi
 Perancangan kiri segitiga adalah
pengetahuan ikatan kovalen.
konseptual. Sedangkan ujung atas
dari segitiga adalah
ikatan logam. Cara
membaca diagram
tersebut adalah sebagai
berikut. Dari kiri ke
kanan artinya pengaruh
ikatan kovalen menurun
dan mulai ada pengaruh
ikatan ion. Semakin
kanan pengaruh ikatan
ion semakin besar dan

74
pengaruh ikatan kovalen
semakin rendah. Dari sisi
kiri bawah ke atas,
pengaruh ikatan kovalen
menurun dan mulai ada
pengaruh ikatan logam
yang membentuk
padatan. Semakin atas
semakin besar pengaruh
ikatan logamnya dan
ikatan kovalen tidak
berpengaruh lagi. Begitu
pula yang terjadi pada
sisi kanan bawah ke atas,
semakin menuju atas,
semakin besar pengaruh
ikatan logam, dan
semakin kecil pengaruh
ikatan ionnya.
4 Menurut plot Mooser- Jenis-jenis Peta struktur Struktur  Pengumpula  Peta struktur yang Ketika factor
Pearson menyatakan plot padatan ionik padatan n informasi memplot struktur ionisitas bernilai
plot struktur kearah  Plot awal kearah nol maka akan
kelektronegatifan lebih Mooser-  Adanya mengenai elektronegatifvitas menunjukan
konsisnten dari pada Pearson kelektronegatif lebih konsisnten adanya kristal yang
jenis -jenis
rasio radius dalam  plot an dan daripada aturan rasio berikatan kovalen
memprediksi suatu Plot Mooser- radius dalam sepenuhnya,
Phillips- bilangan
bilangan koordinasi Pearson dan memprediksi sedangkan jika
van kuantum
dan struktur kristal plot Phillips- bilangan koordinasi benilai 1 maka
Vechten
(adanya ikatan van Vechten dan struktur kristal. akan menunjukan
 Koordinat
kovallen). Dan yang  Pemilahan Plot ini di terbitkan kristal berikatan
mendasari plot ini yaitu kuantum dan jenis-jenis oleh Mooser dan ion sepenuhnya.
kelektronegatiifan dan factor plot (VB) Pearson pada tahun
biangan kuantum ionisitas. dapat 1959. dapat
utama. memunculka digunakan dengan
Sedangkan pada plot n peta baik untuk
Phillips dan Van memprediksi ikatan
struktur

75
Vechten menggunakan padatan ionic kovalen yang terjadi.
absorpsi cahaya (VT). Di mana ide dasar
tampak untuk  Perancangan dari plot ini yaitu:
meramalkan ikatan. pengetahuan a. Semakin besar
Dan dipengaruhi rata- perbedaan
konseptual.
rata energi gap kovalen elektronegativitas
(EH) dan rata-rata , semakin ionic
energi gap ionik (C). senyawa tersebut.
Bila nilai dari Ionisitas yang
ionisitasnya satu maka lebih tinggi
menunjukkan kristal menghasilkan
ion sepenuhnya dan bilangan
sebaliknya bila bernilai koordinasi yang
nol maka menunjukan lebih tinggi
kristakl sepenuhnya karena anion suka
berikatan kovalen mengelilingi
kation (dan
sebaliknya).
b. Bilangan
kuantum utama
yang lebih tinggi
menghasilkan
hibridisasi sp
yang lebih
sedikit, ikatan
arah yang lebih
sedikit, dan oleh
karena itu
bilangan
koordinasi yang
lebih tinggi.

Pada Phillips dan Van


Vechten
memperkenalkan dua
koordinat kuantum

76
mekanis penuh yang
diberikan oleh rata-
rata energi gap
kovalen (EH) dan
rata-rata energi gap
ionik (C), Struktur
ionik zat padat dapat
diramalkan dengan
menggunakan
absorbsi cahaya
tampak. yang dapat
di rumuskan sebagai
berikut:
Eg2 = EH2 + C2
Kemudian untuk
factor ionisitasnya
(sifat ion dalam
ikatan) dapat
dirumuskan sebagai
berikut:
fi = C2/Eg2
Dimana variasi
nilai yang di
hasilkan factor
ionitasnya 1 (satu)
maka menunjukan
kristal ion
sepenuhnya,
sedangkan jika nilai
fi 0 (nol) maka
menunjukan kristal
yang sepenuhnya
terikat kovalen.

77
c. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan
prosedural, dan faktual (secara lebih ringkas per sub-pokok bahasan). Kalau ditabelkan akan kembali sama dengan Tabel A2.
No. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Faktual
1. Aturan pauling menegenai strutur  Pengumpulan informasi awal Aturan pauling dibuat oleh Linus Pauling
kristal yaitu pertama mengenai rasio mengenai struktur Kristal senyawa pada tahum 1929. Diantaranya yaitu :
jari-jari, aturan kedua mengenai prinsip ionic menurut aturan Pauling  Autran 1 : Polihedron koordinaai dari
valensi elektrostatis, aturan ketiga
 Memilih bagian-bagian aturan anion terbentuk di sekitar setiap kation,
mengenai berbagi sudut, tepi, dan
permukaan polyhedron, aturan keempat Pauling (VB) sesuai karakteristik dimana jarak antara kation dan anion (r+
mengenai kristal yang mengandung mengenai struktur Kristal senyawa dan r-) ditentukan oleh jumlah r+ dan r- ,
kation berbeda, dan aturan kelima ionic (VT dan bilangaan koordinasi ditentukan oleh
mengenai prinsip kesederhanaan.  Perancangan pengetahuan oleh rasio jari-jari kation dan anion.
konseptual.  Autran 2 : Kestabilan struktur ion tercapai
ketika jumlah kekuatan ikatan elektrostatik
sama dengan muatan ion Valensi
elektrostatik (muatan ion / bilangan
koordinasi).
 Autran 3 : Jalinan sisi dan muka dari dua
polihedral anion dalam suatu kristal akan
menurunkan kestabilan kristal.
 Autran 4 : Dalam kristal yang
mengandung kation-kation yang berbeda
dengan nilai valensi besar dan bilangan
koordinasi kecil, maka cenderung tidak
menjalin elemen polyhedral satu dengan
yang lain. Jalinan polihedral dari kation
yang bermuatan tinggi, akan menyebabkan
jarak antar kation cukup dekat sehingga
akan menimbulkan tolakan yang kuat.
 Autran 5 : Jumlah konstituen yang
berbeda secara esensial dalam kristal
cenderung kecil. Dengan kata lain,

78
struktur kristal cenderung
sesederhana mungkin

2 Polarisasi menurut aturan Fajan  Pengumpulan informasi awal Aturan yang dirumuskan oleh Kazimierz
yaitu kation akan lebih mengenai polarisasi Fajans pada tahun 1923, dapat digunakan
mempolarisasi jika jejarinya kecil  Pengumpulan informasi tentang untuk memprediksi apakah ikatan kimia
dan muatannya besar. anion yang diharapkan sebagian besar bersifat ionik atau
aturan fajans mengenai polarisasi
kovalen, dan bergantung pada muatan relatif
jejarinya besar dan muatannya besar  Memilih jenis muatan (VB) sesuai dan ukuran kation dan anion. Adapaun
(lebih negatif) akan lebih mudah karakteristik kepolarisasian aturan Menurut aturan Fajans mengenai polarisasi,
dipolarisasi oleh kation. Dan Fajans (VT) yaitu
polarisasi lebih disukai oleh kation  Perancangan pengetahuan a. Kation dengan ukuran semakin kecil dan
yang bukan bekonfigurasi gas mulia konseptual muatan positif semakin tinggi, maka akan
mempunyai daya mempolarisasi semakin
tinggi.
b. Anion dengan ukuran dan muatan negatif
semakin besar, maka akan semakin mudah
terpolarisasi.
c. Polarisasi lebih disukai oleh kation yang
bukan bekonfigurasi gas mulia
3 Struktur suatu padatan kristal dapat  Pengumpulan informasi awal Tipe struktur padatan yang di lambang
ditentukan dengan menggunakan triangle mengenai Tipe Struktur Padat dengan bentuk segitga yang dikenal dengan
Ketelaar berdasarkan jenis ikatannya. berdasarkan Triangel Ketelaar Triangle Ketelaar, dikelompokan awal
Dimana di sisi kanan segitiga merupakan oleh Van Arkel kemjudian dikembangan oleh
 Pemilahan jenis-jenis ikatan (VB)
ikatan ion, sebelah kiri merupakan ikatan Ketelaar. Dengan masing-masing sudut
kovalen dan di bagaian atas merupakan dapat memunculkan tipe-tipe
struktur Padat berdasarkan disimbolkan dengan jenis ikatan logam,
ikatan logam ikatan ion, dan ikatan kovalen. contoh
Triangel Ketelaar
 Perancangan pengetahuan
konseptual.

Sisi kanan dari segitiga adalah ikatan ionik.


Sisi kiri segitiga adalah ikatan kovalen .
Sedangkan ujung atas dari segitiga adalah

79
ikatan logam. Cara membaca diagram
tersebut adalah sebagai berikut. Dari kiri ke
kanan artinya pengaruh ikatan kovalen
menurun dan mulai ada pengaruh ikatan ion.
Semakin kanan pengaruh ikatan ion semakin
besar dan pengaruh ikatan kovalen semakin
rendah. Dari sisi kiri bawah ke atas, pengaruh
ikatan kovalen menurun dan mulai ada
pengaruh ikatan logam yang membentuk
padatan. Semakin atas semakin besar
pengaruh ikatan logamnya dan ikatan kovalen
tidak berpengaruh lagi. Begitu pula yang
terjadi pada sisi kanan bawah ke atas,
semakin menuju atas, semakin besar pengaruh
ikatan logam, dan semakin kecil pengaruh
ikatan ionnya.
4 Menurut plot Mooser-Pearson  Pengumpulan informasi awal  Peta struktur yang memplot struktur
menyatakan plot struktur kearah mengenai jenis -jenis Plot kearah elektronegatifvitas lebih konsisnten
kelektronegatifan lebih konsisnten dari Mooser-Pearson dan plot daripada aturan rasio radius dalam
pada rasio radius dalam memprediksi Phillips-van Vechten memprediksi bilangan koordinasi dan
suatu bilangan koordinasi dan struktur struktur kristal. Plot ini di terbitkan oleh
 Pemilahan jenis-jenis plot (VB)
kristal (adanya ikatan kovallen). Dan Mooser dan Pearson pada tahun 1959.
yang mendasari plot ini yaitu dapat memunculkan peta struktur dapat digunakan dengan baik untuk
kelektronegatiifan dan biangan kuantum padatan ionic (VT). memprediksi ikatan kovalen yang terjadi.
utama.  Perancangan pengetahuan Di mana ide dasar dari plot ini yaitu:
Sedangkan pada plot Phillips dan Van konseptual. a. Semakin besar perbedaan
Vechten menggunakan absorpsi cahaya elektronegativitas, semakin ionic
tampak untuk meramalkan ikatan. Dan senyawa tersebut. Ionisitas yang lebih
dipengaruhi rata-rata energi gap kovalen tinggi menghasilkan bilangan
(EH) dan rata-rata energi gap ionik (C). koordinasi yang lebih tinggi karena
Bila nilai dari ionisitasnya satu maka anion suka mengelilingi kation (dan
menunjukkan kristal ion sepenuhnya dan sebaliknya).
sebaliknya bila bernilai nol maka b. Bilangan kuantum utama yang lebih
menunjukan kristakl sepenuhnya tinggi menghasilkan hibridisasi sp
berikatan kovalen yang lebih sedikit, ikatan arah yang
lebih sedikit, dan oleh karena itu

80
bilangan koordinasi yang lebih tinggi.

Pada Phillips dan Van Vechten


memperkenalkan dua koordinat kuantum
mekanis penuh yang diberikan oleh rata-
rata energi gap kovalen (EH) dan rata-rata
energi gap ionik (C), Struktur ionik zat
padat dapat diramalkan dengan
menggunakan absorbsi cahaya tampak.
yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
Eg2 = EH2 + C2
Kemudian untuk factor ionisitasnya (sifat
ion dalam ikatan) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
fi = C2/Eg2
Dimana variasi nilai yang di hasilkan
factor ionitasnya 1 (satu) maka
menunjukan kristal ion sepenuhnya,
sedangkan jika nilai fi 0 (nol) maka
menunjukan kristal yang sepenuhnya
terikat kovalen.

d. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa rancangan verifikasi dan metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi
pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
Metakognitif dibutuhkan untuk megetahui lebih jelas mengenai alasan penjelasan dari pengetahuan konseptual yang berkaitan dengan
variabel bebas dan variabel terikat
Pustaka rujukan:
Akram La Kilo. 2018. KIMIA ANORGANIK: Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo: UNG Press. ISBN : 978-602-6204-97-0.
ChemistryLibreTexts. 2020. Polarizability. Diakses pada 08 oktober 2020.
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Physical_and_Theoretical_Chemistry_Textbook_Maps/Supplemental_Modules_(Physi
cal_and_Theoretical_Chemistry)/Physical_Properties_of_Matter/Atomic_and_Molecular_Properties/Polarizability.

81
ChemistryLibreTexts. 2020. Structure Maps. Diakses pada 08 Oktober 2020.
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Inorganic_Chemistry/Book
%3A_Introduction_to_Inorganic_Chemistry/09%3A_Ionic_and_Covalent_Solids_-_Energetics/9.02%3A_Structure_Maps.
Mark R. Explores how Chemical Structure & Reactivity Naturally Emerge from the Periodic Table of the Elements. The Chemogenesis Web
Book. Diakses pada 08 Oktober 2020. https://www.meta-synthesis.com/webbook.html
Pilania, G., Gubernatis, J. & Lookman, T. (2015). Classification of octet AB-type binary compounds using dynamical charges: A
materials informatics perspective. Sci Rep 5, 17504 https://doi.org/10.1038/srep17504
Walter, J., & Cohen, M. (1971). Electronic Charge Densities In Semiconductors. Lawrence Berkeley National Laboratory. LBNL Report
#: UCRL-20504. Retrieved from https://escholarship.org/uc/item/9nd3633

82

Anda mungkin juga menyukai