Anda di halaman 1dari 28

TUGAS 2 Mata Kuliah: IDIK4008/Penelitian Tindakan Kelas

Modul 3,4: Jawablah pertanyaan berikut!

1. (a) Identifikasikan beberapa permasalahan yang Anda temui dalam kegiatan


belajar mengajar di kelas tempat Anda mengajar!
(b) Berdasarkan identifikasi tersebut analisislah kemungkinan penyebab masalah tersebut!
(c) Susunlah rumusan masalahnya!
(d) Tentukan kemungkinan solusinya disertai alasan Anda!
(e) Tulislah kemungkinan judul PTK Anda !
Jawab:
(a) Permaalahan yang saya temui dalam kegiatan belajar mengajar dikelas yaitu mulai dari
siswa yang malas-malasan, ngantuk dan sering keluar kelas dengan ijin ingin ke toilet.
(b) Penyebab yang mungkin terjadi
-siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran
-siswa mengantuk
-guru kurang menguasai kelas.
(c) Rumusan masalahnya yaitu apa saja masalah yang ada pada pembelajaran?
(d) Solusinya dengan sebelum memulai pembelajaran guru mempersiapkan bagaimana
keadaan kelas yang kondusif, tempat duduk siswa, mempersiapkan siswa untuk lebih siap
dalam mengikuti pelajaran. Dan juga guru lebih memilih metode dan juga stragi
pembelajaran, dengan begitu yang diharapkan nantinya siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar siswa akan lebih aktif dan juga antusias dalam mengikuti pembelajaran.
(e) Judul PTK yang tepat adalah “Identifikasi Masalah-masalah dalam Proses Kegiatan Belajar
Mengajar pada siswa SD”

2. Cermati judul PTK berikut: “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR


MATERI PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MACTH BERBANTUAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III
SD NUSANTARA TAHUN PELAJARAN 2022/2023”
Berdasarkan judul PTK tersebut, analisislah:
a) Subjek penelitiannya
b) Variabel penelitiannya
c) Kata kunci
d) Instrumen pengumpulan data
e) Teknik analisis datanya
Jawab:
a) Subjek penelitian tersebut adalah siswa kelas III Sd Nusantara.
b) Variable penelitianya yaitu prestasi belajar
c) Kata kunci penelian tersebut adalah Model Pembelajaran Make a Match
d) Instrumen pengumpulan data yaitu melalui observasi, angket, dan hasil belajar siswa.
e) Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif

3. Susunlah skenario pembelajaran yang memuat pembukaan, kegiatan inti, dan penutup, untuk
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dalam PTK! (silakan pilih KD atau Materi yang Anda
kuasai)
Jawab:
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari kamis 17 November 2022 dari pukul
08.00 sampai 09.00 WIB pada materi menenttukan luas layang-layang. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10
menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan
penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) Menyapa dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Melakukan pemanasan berupa menyanyi.
(3) Menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan selanjutnya.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan,
menamai dan mempresentasikan.Pertama guru membagi siswa dalam kelompok 4 dan setiap
kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas
siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian
membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan
pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan,
guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil
temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari
guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi
penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain:
(1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran .
(2) Siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan.

4. Dalam setiap siklus PTK terdapat 4 langkah, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Jelaskan!
Jawab:
Perencanaan yaitu menjelaskan tentang apa penelitianya dengan menentukan judul
penelitian sesuai dengan masalah yang sudah ditemukan, mengapa dilakukan penelitian,
kapan penelitian dilakukan apakah pada semester ganjil atau genap danapakah dengan
urutan materi pada semester tersebut.
Pelaksanaan yaitu pelaksanaan dari perencaaan yang telah dibuat dan diagendakan.
Pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Penelitian pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang sebelumnya disiapkan.
Observasi yaitu pelaksanaan pengamatan dari proses yang dilakukan selama tindakan
berlangsung kemudian mencatat apa yang terjadi sebagai data yang ditemukan.
Refleksi yaitu kegiatan mengemukakan kembalai apa yang sudah dilakukan dalam rangka
mengevaluasi aspek-aspek yang sudah dan yang belum dilakukan.

5. Mengapa perbaikan pembelajaran dilakukan minimal dua siklus dan sebanyak-banyaknya


tiga siklus? Berikan alasan ilmiahnya!
Jawab: perbaikan pembelajaran dilakukan minimal dua siklus dan sebanyak-banyaknya
tiga siklus dikarenakan untuk mengetahui adanya perbaikan dalam pembelajaran dengan
dua siklus sudah bisa dlihat ada atau tidaknya perbaikan pembelajaran tersebut, sebab
jika dilakukan berulang maka waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian akan
semakin panjang dan tentunya akan mempengaruhi proses pembelajaran normal.

6. Susunlah sebuah proposal PTK!


Jawab:
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI ORGAN PEREDARAN DARAH
MANUSIA DAN HEWAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CELEP

TAHUN PELAJARAN 2022/2023.

NAMA : EDI RIYANTO


NIM : 857971009

PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS

TERBUKA YOGYAKARTA TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang berupa ilmu, kesehatan, dan
keselamatan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dalam Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Organ Peredaran Darah Manusia Dan Hewan Menggunakan Media Video Pada
Siswa Kelas V SDN Celep Tahun Pelajaran 2022/2023.”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, saran, dukungan,
dan dorongan dari berbagai pihak Semoga karya ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis dan memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia
pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Purworejo, November 2022

Penulis

ii
3
ii
DAFTAR ISI

ha
l HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pelajaran......................................................................4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pelajaran...................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................5
BAB III PELAKSANAAN PENILITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN.......13
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu..................................13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran..............................................................14
C. Teknik Analisis Data..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan banyak memberikan banyak pelajaran kehidupan bagi manusia
untuk mengembangkan perspektif dalam memandang kehidupan. Pendidikan juga
mengajarkan manusia untuk menjadi sosok yang baik, berbudaya dan memiliki
karakter yang kuat. Menurut (Astawa, 2017) Pendidikan diupayakan dengan
berawal dari manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya
manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas). Tujuan
pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan,
berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya;
mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa
nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan
harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensi yang ada
pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas,
individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan
terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia.
Untuk mecerdaskan atau mendidik manusia maka diperlukan guru yang
cerdas, kreatif, bertanggung jawab dan dapat menuntun siswanya agar menjadi
siswa yang yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi
berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya;
berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Menurut (Kristiawan, 2014) Guru
harus bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar pada setiap satuan pendidikan. Pemanfaatan teknologi tersebut
merupakan inovasi yang baik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
akan menjadi hidup dan menyenangkan dengan adanya penggunaan media
teknolgi-teknologi yang modern. Oleh karena itu sangat penting bagi guru agar
cerdas dan kreatif dalam pemanafaatan teknologi tersebut

1
Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan materi-materi atau konsep-konsep
yang perlu diingat, dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada
proses pembelajaran IPA yang identik dengan menghafal, maka diperlukan suatu
media mengingat untuk memgoptimalkan memori dan daya ingat siswa agar lebih
mudah memahami selama proses pembelajaran.
Namun dalam kenyataan yang ditemui di lapangan, yaitu di SDN Celep
menunjukkkan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum berhasil. Hal ini ditandai
dengan metode pembelajaran yang dilakukan guru monoton yaitu hanya
menggunakan LKS dan buku tanpa adanya penggunaan teknologi modern sebagai
sumber media sehingga menyebabkan siswa terlihat mengantuk, tidak antusias,
tidak ada siswa yang mau bertanya dalam pembelajaran dan juga banyak siswa
yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dengan memperhatikan masalah tersebut, peneliti bermaksud mengadakan
perbaikan proses pembelajaran guna meningkatkan hasil pembelajaran. Perbaikan
yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan media dalam proses
pembelajaran. Media yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media yang
digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil
belajar siswa tentang sistem peredaran darah pada manusia dan hewan. Adapun
media yang tepat digunakan adalah dengan menggunakan media video. Dengan
menggunakan media video peserta didik tidak merasa bosan, kurang antusias dan
ramai selama mengikuti pembelajaran dan akan memperoleh hasil yang
memuaskan, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas ada beberapa permasalahan yang muncul
antara lain:
a. Siswa terlihat mengantuk dan tidak antusias saat proses pembelajaran
b. Tidak ada siswa yang mau bertanya dalam pembelajaran
c. Banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
guru

2
d. Guru mengajar hanya memanfaatkan LKS dan buku
e. Guru belum menggunakan media dalam pembelajaran
f. Hasil pembelajaran siswa kurang memuaskan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan analisis masalah sebagai
berikut :
Dalam proses pembelajaran tidak adanya media pembelajaran yang menarik
dari guru, membuat siswa merasa tidak antusisas sehingga siswa menjadi
mengantuk selama proses pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa
kurang dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga
berefek pada kurang memuaskannya hasil pembelajaran siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Fokus pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi organ peredarandarah
manusia dan hewan menggunakan media video pada siswa kelas V SDN
Celep tahun pelajaran 2022/2023. Alasan menggunakan video pembelajaran
adalah agar siswa dapat mengingat dengan baik materi yang disampaikan
oleh guru, sehingga diharapkan hasil belajar siswa pun menjadi meningkat
dan pembelajaran di kelas menjadi aktif dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran menggunakan media video untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Celepmengenai organ
peredarandarah manusia dan hewan?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Celepmengenai
organ peredaran darah manusia dan hewan menggunakan media video?

3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Mendiskripsikan penggunaan media video untuk meningkatkan hasil belajar
siswa siswa kelas V SDN Celepmengenai organ peredaran darah manusia dan
hewan.
2. Mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Celep mengenai
organ peredarandarah manusia dan hewan.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan kompetensi guru dalam mendidik dan memvariasikan
metode pembelajaran supaya tidak membosankan dengan media video. Hasil
penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi bagi khalayak umum yang
membutuhkan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan baru, pengelaman baru, dan
mengembangkan kompetensi dalam proses pembelajaran supaya lebih
baik lagi.
b) Bagi Guru
Sebagai bahan pembelajaran dan masukan untuk proses pembelajaran
dengan menggunakan media video.
c) Bagi Siswa
Dapat menambah motivasi siswa dalam belajar dan juga memberikan
pengalaman yang bermakna tentang materi pembelajaran yang
disampaikan guru.
d) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi sarana pendidikan bagi guru-guru,
sehingga sekolah pun berkualitas dan memiliki SDM yang unggul
dalam memajukan sekolah bersama.

4
BAB II

KAJIANPUSTAKA

A. Karakteristik Siswa Kelas V SD


Menurut (Sumantri, 2019), setelah usia anak lebih dari 6 tahun, mereka akan
dapat akan dapat berpikir secara konseptual, memecahkan masalah, mengingat, dan
mempergunakan bahasa dengan baik. Dan beberapa apek perkembangan intelektual
pada usia anak-anak adalah :
a. Perkembangan Kognitif : tahap operasi konkret Piaget
Menurut Piaget, terkadang anak usia 5-7 tahun akan memasuki tahapoperasi
konkret, di mana pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai segala
sesuatu. Kondisi ini berlangsung sampai umur 11 tahun.
b. Berpikir Operasional
Dalam tahap ketiga menurut Piaget, anak-anak mampu berpikir operasional :
dapat mempergunakan simbol, mempergunkan berbagai bentuk operasional.
Anak-anak pada tahapoperasional konkret lebih baik daripada anak-anak yang
preoperasional dalam hal klasifikasi, bekerja dengan angka-angka, mengetahui
konsep ruang dan waktu, dan dapat membedakan antara kenyataan dengan hal-
hal yang bersifat fantasi.
c. Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat
mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret. Dengan kata lain
konservasi adalah kemempuan untuk mengenal dan juga mengetahui bahwa jika
dua buah bilangan itu akan tetap sama dalam substansi berat dan volume selama
tidak ditambah atau dikurangi.
Pada usia 6-7 tahun, mereka dapat mengkonservasi substansi. Pada usia 9-10
tahun, dapat mengkonversi berat. Dan pada usia 11 atau 12 tahun, mampu
mengkonversi volume. Pada dasarnya ketiga jenis konversi tersebut adalag
identik, tetapi anak-anak belum mampu untuk mentransfer apa yang mereka
pelajari, yaitu mengkonversi satu tipe (bentuk) kepada bentuk lain yang berbeda.
d. Bagaimana Konservasi Dikembangkan

5
Pada umumnya anak-anak bergerak melalui tiga tahapan dalam menguasai
konservasi. Tahap pertama, anak-anak preoperasional gagal mengkonservasi.
Tahap kedua, merupakan transisional. Anak-anak kembali pada kondisi bahwa
kadang-kadang melakukan konservasi kadang-kadang juga tidak melakukan
konservasi. Tahap ketiga, di mana anak-anak dapat mengkonservasi dan
memberikan alasan secara logis atas jawaban yang diberikan.

B. Pembelajaran IPA di SD
Proses pembelajaran IPA identik dengan menghafalkan konsep yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Gagne (dalam Amalia Sapriati, dkk, 2017)
ada delapan langkah dalam mengajar IPA di SD, yaitu:
1. Mengaktifkan motivasi
Menumbuhkan harapan dengan memberikan motivasi sehingga siswa timbul
motivasi ingin tahu. Dalam pembelajaran IPA, guru dapat melakukan
penjelasan pokok bahasan fokus pada topik pembahasan.
2. Memberi tahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar
Guru sebaiknya memberi tahu siswa secara komperhensif tentang indikator
yang akan dicapainya setelah suatu pelajaran selesai diajarkan/dipelajari.
3. Mengarahkan perhatian
Guru mengemukakan dua bentuk perhatian. Perhatian pertama berfungsi untuk
membuat siswa siap menerima stimulus atau rangsangan belajar. Dalam
pembelajaran IPA guru mengadakan demonstrasi tentang sifat dan kejadian
sambil menginstruksikan pada siswa untuk memperhatikan. Kedua, dari
perhatian persepsi selektif pada tahap ini guru mengarahkan siswa memilih
informasi yang akan diteruskan ke memori jangka pendek. Dalam mengajar
seleksi stimulan yang sesuai dapat dilakukan dengan cara mengeraskan ucapan
suatu kata selama mengajar.
4. Merangsang ingatan
Pada tahapan ini guru harus berusaha menolong siswa dalam mengingat atau
memanggil kembali pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka pendek.
Cara menolong dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada siswa.

6
5. Menyediakan bimbingan belajar
Memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang ke dalam kode
informasi. Bimbingan yang dapat diberikan guru adalah berupa pertanyaan,
gambar, atau ilustrasi.
6. Meningkatkan retensi
Pada tahapan ini guru harus mampu melakukan retensi atau bertahannya materi
yang dipelajari siswa baik dari guru atau siswa lainnya. Usaha yang dapat
dilakukan oleh guru dengan cara mengulang pelajaran yang sama berulang
kali.
7. Membantu transfer belajar
Transfer belajar dengan menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi yang
baru melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok. Guru dapat
membantu transfer belajar kepada siswa.
8. Mengeluarkan perbuatan dan memberi umpan balik
Hasil belajar perlu diperhatikan melalui interaksi sehingga guru dan siswa
mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Adapun beberapa cara yang
dapat dilakukan oleh guru adalah dengan jalan memberikan tes atau dengan
mengamati tingkah laku siswa. Umpan balik, bila sifatnya positif merupakan
pertanda siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.

C. Media Video
1. Pengertian Media Video
Menurut Ronal Anderson (1994:99), media video adalah merupakan
rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara serta unsur
gambar yang diputar dengan suatu alat. Media video merupakan bagian dari
media audiovisual. Dalam media video terdapat dua unsur yaitu unsur audio
dan gambar. Media video digunakan dapat membantu siswa dalam
menerima maksud pesan yang ingin disampaikan.
Video yang digunakan dalam penelitian ini merupakan video yang
diambil dari program youtube. Video ditampilkan melalui komputer yang
dihubungkan dengan LCD.

7
2. Karakteristik media video
Media video memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Ronald Anderson
(1994:103-105) kelebihan dan kekurangan media video antara lain sebagai
berikut.
a. Kelebihan media video:
1) Dapat digunakan untuk klasikal atau individul
Selain secara klasikal, dapat digunakan secara individu. Siswa dapat
melihat tampilan video secara individu di komputer masing-masing.
2) Digunakan secara berulang.
Video dapat diputar berulang-ulang sehingga praktis untuk digunakan
dalam pembelajaran.
3) Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya.
4) Materi-materi pembelajaran yang bersifat dapat membahayakan siswa,
ditampilkan melalui media video.
5) Dapat menyajikan obyek secara detail.
6) Tidak memerlukan ruang gelap.
7) Pemutaran media video dapat dilakukan di dalam kelas dalam kondisi
terang.
8) Dapat di perlambat dan di percepat.
9) Menyajikan gambar dan suara.
b. Kelemahan media video :
1) Sukar untuk dapat direvisi
2) Membutuhkan biaya yang banyak

3. Tujuan media video dalam pembelajaraan


Ronald Anderson (1994:102) mengemukakan tentang tujuan dari
pembelajaran mengunakan media video. Tujuan penggunaan media video
antara lain sebagai berikut.

- Tujuan kognitif media video:


1) Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan

8
rangsangan gerak dan serasi.
2) Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara
sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang
ekominis.
3) Dapat diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan
prinsip-prinsip tertentu.
4) Dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap
atau berbuat dalam suatu penampilan.
- Tujuan afektif :
Video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap
dan emosi.
- Tujuan psikomotorik :
1) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan
contoh ketrampilan yang menyangkut gerak.
2) Siswa dapat langsung mendapat umpan balik terhadap
kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang
menyangkut gerakan tadi.

4. Langkah-langkah penggunaan media video

Langkah-langkah penggunaan media video dalam penelitain ini yaitu


sebagai berikut (Djamarah dan Azwan Zaian 2002:154) :
a. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media
audiovisual sebagai media pembelajaran.
b. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media
yang akan dipakai guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip
pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
c. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai
persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan
media ini.
d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Penyajian bahan
pelajaran dengan memanfaatkan media audiovisual. Guru harus
memiliki keahlian dalam menyajikan materi dan penggunaan media.

9
e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Pemanfaatan media di
sini siswa sendiri mempraktikkannya ataupun guru langsung
memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas.
f. Langkah evaluasi pembelajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar
dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pembelajaran yang dicapai,
sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu
dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

D. Penelitian Yang Relevan


Untuk menunjang penelitian yang dilaksanakan, terdapat penelitian yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut
dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Rinajayani pada tahun 2013. Judul
penelitiannya adalah “ Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV A SD
Bantul Timur Bantul Tahun Pelajaran 2012/2013” (Rinajayani: 2013).
Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media video
telah dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada siswa kelas IV A SD
Bantul Timur tahun pelajaran 2012/2013. Media video dapat diandalkan sebagai
media yang baik untuk pembelajaran karena dengan menggunakan media
tersebut para siswa aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena ada kesamaan variabel
X yaitu Penggunaan Media Video.

E. Kerangka Pikir

Materi pembelajaran IPA di SD bersifat pengetahuan yang wajib


dikuasai siswa. Pembelajaran IPA yang baik menuntut metode dan media
pembelajaran yang digunakan secara bervariasi. Hal ini kemungkinan karena
suatu permasalahan IPA dapat diajarkan secara lebih baik hanya dengan
menggunakan metode dan media tertentu. Selain itu jika guru hanya
menggunakan satu jenis metode atau media saat mengajar, maka akan
dimungkinkan para siswa menjadi
10
lebih cepat bosan atau jemu terhadap pesan yang disajikan. Kurangnya perhatian
guru dalam pemilihan media menjadi salah satu penyebab hasil belajar siswa
yang rendah. Hal inilah yang menimbulkan masalah bagi siswa tersebut.
Penggunaan media video yang menghadirkan gambar dan suara diharapkan
dapat membantu menjelaskan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
khususnya tentang materi sistem peredaran darah pada manusia dan hewan.
Hal ini juga dikuatkan oleh pendapat dari Jean Piaget dalam Muhtar A. Karim
(1996:18) yang menyebutkan bahwa setiap anak yang berusia antara 7-12 tahun
berada pada tahap operasional konkret. Selama tahap ini anak
mengembangkan konsep dengan menggunaan benda-benda konkret untuk
menyelediki hubungan dan model-model ide abstrak.

Kemampuan memahami materi perkembangan teknologi produksi,


komunikasi, dan transportasi serta permasalahan sosial pada siswa kelas V
masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan kesulitan siswa dalam berimajinasi
terhadap materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan
Transportasi, serta Permasalahan Sosial dan kurang perhatian guru dalam
menggunakan variasi media pembelajaran. Guru sering menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran tanpa penggunaan media, memiliki tujuan
agar pembelajaran menjadi cepat selesai dan mencapai target mengajar yang
telah ditetapkan dalam program semester. Hal ini membuat siswa merasa
bosan dan kreativitas siswa kurang dikembangkan secara optimal. Dengan
demikian, gambaran pola tindakan
pemecahan masalah melalui tahapan, dapat digambarkan sebagai berikut:

Keadaan sekarang: Perlakuan/Tindakan: Hasil yang diharapkan:

1. Pembelajaran 1. Penggunaan Pembelajaran


kurang menarik. media video lebih menarik.

2. Hasil tes belajar 2. Tes tertulis Hasil tes belajar


siswa kurang. siswa meningkat.

11
Gambar 1. Kerangka berpikir

12
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut :

“Dengan melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sistem peredaran

darah pada manusia dan hewan menggunakan media video dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi sistem peredaran darah pada manusia dan hewan pada siswa kelas V

kelompok belajar 2 SDN Celep.”

13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu


1) Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V
SDN Celep tahun ajaran 2022/2023, karena sedang pandemi Covid-19 maka
siswa dibagi menjadi 2 kelompok belajar, peneliti meneliti kelompok kedua
yang berjumlah 12 siswa, yang keseluruhan merupakan siswa putra. Siswa kelas
V kelompok belajar 2 memiliki kondisi yang sehat baik secara fisik, sosial,
maupun perkembangan intelektualnya.

2) Tempat Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah di kelas V SDN Celep,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. SDN Celep memiliki total kelas
sebanyak 20 kelas dengan sarana dan prasarana yang cukup mendukung.
Lingkungan sekitar sekolah pun kondusif dan sangat mendukung kegiatan
belajar mengajar.

3) Waktu Penelitian

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. Siklus 1 21 November 2022

2. Siklus II 30 November 2022

4) Pihak yang Membantu


Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, penulis mendapatkan
bantuan dari teman sejawat yaitu Ibu Yuli Armawati, S.Pd dan Kepala Sekolah
SDN Celep Bp Sudiyono, S.Pd.SD serta tutor kuliah Ibu Partinem, M.Pd

14
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Gambar 2. Tahap-tahap PTK menurut Wardani

Menurut (Wardhani, 2019), bahwa PTK dilaksanakan melalui proses


pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan
tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi seperti yang tampak pada gambar.
Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.
Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah. Rencana akan menjadi
acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang
kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana
hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya,
agar tindakan yang kita lakukan dapat kita ketahui kualitasnya (misalnya apakah
sudah sesuai dengan rencana), kita perlu melakukan pengamatan. Berdasarkan
pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus segera
diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Jika pengamatan
dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka refleksi, sebagai langkah
keempat, kita lakukan setelah tindakan berakhir. Kita akan mencoba
melihat/merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi
proses belajar siswa. Yang lebih penting pula kita akan merenungkan alasan kita
melakukan satu tindakan dikaitkan dengan dampaknya. Dengan cara ini kita akan
dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang kita lakukan.
Berdasarkan gambar tahapan di atas, maka penelitian perbaikan yang
dilakukan oleh peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Perizinan dengan Kepala Sekolah
2) Menyusun lembar pengamatan dan soal evaluasi
3) Mengadakan observasi awal
15
4) Membuat RPP
5) Mendiskusikan rencana perbaikan dengan teman sejawat
6) Mempersiapkan media yang mendukung proses pembelajaran
b. Tahap Tindakan/ Pelaksanaan
1) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memipin doa
- Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
- Guru mengulas singkat materi pada pembelajaran sebelumnya
- Guru menyampaikan apersepsi berkaitan dengan materi peredaran
darah pada manusia
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi mengenai peredaran darah pada manusia
- Siswa diminta untuk mengamati video peraran darah pada manusia.
- Guru menstimulus daya analisis siswa dengan mengajukan
pertanyaan
- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
3) Kegiatan Penutup
- Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika kurang jelas
terhadap mengenai materi yang telah dipelajari
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa
- Guru mengucapkan salam
c. Tahap Observasi / Pengamatan
Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu
Ibu Yuli Armawati, S.Pd untuk mengamati proses pembelajaran dengan
tujuan agar hasil pengamatan lebih relevan. Pengamatan difokuskan
pada:

16
1) Lembar observasi terhadap guru untuk mengamati bagaimana
proses pembelajaran yang dilakukan.
2) Hasil belajar siswa, diperoleh dari melihat secara bersama-sama
hasil evaluasi siswa di akhir pertemuan kedua.
d. Tahap Refleksi
Guru bersama teman sejawat merenungi dan berdiskusi untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kekurangan pada siklus I. Jika masih terdapat hal-
hal yang kurang dan belum mencerminkan keberhasilan, maka proses
perbaikan akan dilanjutkan pada siklus II.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa.
3) Menyusun naskah evaluasi siswa
4) Mempersiapkan media pembelajaran
b. Tahap Tindakan/ Pelaksanaan
1) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memipin doa
- Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
- Guru mengulas singkat materi pada pembelajaran sebelumnya
- Guru menyampaikan apersepsi berkaitan dengan materi peredaran
darah pada hewan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi mengenai peredaran darah pada hewan
- Siswa diminta untuk mengamati video peraran darah pada hewan.
- Guru menstimulus daya analisis siswa dengan mengajukan
pertanyaan
- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

17
3) Kegiatan Penutup
- Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika kurang jelas
terhadap mengenai materi yang telah dipelajari
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa
- Guru mengucapkan salam
c. Tahap Observasi / Pengamatan
Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu
Ibu Yuli Armawati, S.Pd untuk mengamati proses pembelajaran dengan
tujuan agar hasil pengamatan lebih relevan. Pengamatan difokuskan
pada:
1) Lembar observasi terhadap guru untuk mengamati bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukan.
2) Hasil belajar siswa, diperoleh dari melihat secara bersama-sama hasil
evaluasi siswa di akhir pertemuan kedua.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih
baik atau meningkat dari siklus I, sehingga kriteria keberhasilan dapat
tercapai dengan maksimal.

C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu
berupa observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatif untuk memberikan paparan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
media video. Analisis deskriptif kuantitatif dipakai untuk menganalisis data berupa
nilai hasil tes pemahaman siswa tentang materi. Cara analisis data dengan mencari
rerata nilai siswa hasil tes. Rumusnya adalah sebagai berikut:

18
Teknik analisis deskriptif kualitatif menggunakan model analisis Miles and
Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 337) yang meliputi tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan dan terus menerus meliputi saat, selama dan setelah pengumpulan
data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Langkah pertama dalam analisis data adalah mereduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya jika diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
Melalui penyajian data yang dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard,
pictogram, dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Selain itu juga memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.
3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan/verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan dalam hipotesis masih bersifat sementara
dan dapat berubah sesuai bukti-bukti berupa data yang telah direduksi dan
disajikan. Setelah data-data yang valid direduksi dan disajikan, serta dipahami
dengan cermat pola hubungannya, maka akan diperoleh suatu kesimpulan akhir
yang kredibel.
19
D. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah petunjuk atau tanda yang diharapkan
muncul sebagai wujud keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran.
Adapun dengan penelitian tindakan kelas ini, penulis berharap akan
ada peningkatan hasil belajar siswa kelas V mengenai sistem
peredaran darah pada manusia dan hewan di SDN Celep. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SDN Celep untuk
mata pelajaran IPA adalah 65. Maka peneliti akan menganggap
penelitaiannya berhasil jika terdapat peningkatan siswa dalam
keterampilan proses saat pembelajaran, dan juga peningkatan hasil
belajar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, I. (2017). Memahami Peran Masyarakat Dan Pemerintah Dalam


Kemajuan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Penjaminan Mutu,
Volume 3 Nomor 2, 198.

Djamarah, S & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka

Cipta. Kristiawan, M. (2014). A Model for Upgrading Teachers

Competence on Operating
Computer as Assistant of Instruction. Global Journal of Human Social Science
Research. Volume 14 Issue 5,----.

Muchtar A Karim dkk. (1996). Pendidikan Matematika I. Jakarta : Depdikbud.

Rinajayani. (2013). Skripsi “Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan

Pemahaman
Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV A SD Bantul Timur Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Ronald, H. Anderson. (1994). Pemilihan dan Pengembangan media Video


Pembelajaran. Jakarta : Grafindo Perss.

Sapriati, A. dkk. (2019). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumantri, M. (2019). Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Tim FKIP UT. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional PGSD. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Wardhani & Wihardit, K. (2019). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan


: Universitas Terbuka

21

Anda mungkin juga menyukai