Anda di halaman 1dari 7

MENGENALKAN TOKOH WAYANG

PUNAKAWAN MELALUI MEDIA MEWARNAI

Oleh:

Dr. Eng. Didik Nurhadiyanto, M.T., Riska Wahyu Putri


Fakultas Teknik
Email: didiknur@uny.ac.id , riska9722fbs2016@student.uny.ac.id

Abstrak

Kondisi anak-anak yang terdapat di dusun Kembang, Magelag saat ini


apabila dilihat dari kesehariannya, mereka belum mengetahui dan mengenal hasil-
hasil kebudayaan yang ada di Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang belum
dikenal atau bahkan sudah mulai terlupakan, salah satunya ialah hasil kebudayaan
dari suku Jawa. Salah satu contoh hasil kebudayaan Jawa yang mulai dilupakan
oleh generasi sekarang atau bahkan sama sekali belum dikenal adalah wayang.
Berdasarkan hal tersebut kegiatan PPM ini dilakukan, walaupun anak-anak
sudah mulai melupakan atau bahkan belum mengenal wayang, mereka masih
memiliki tekad dan antusiasme yang tinggi untuk mempelajari/mengenal kembali
kebudayaan Jawa. Untuk memulai memperkenalkan kebudayaan Jawa terkhusus
wayang dimulai dengan memilih salah satu tokoh/sekelompok tokoh wayang yang
terkenal, yaitu punakawan. Punakawan dipilih dengan alasan banyak hal yang
dapat dipelajari dari kisah-kisahnya dan juga tokoh wayang yang cukup
sederhana untuk dikenalkan kepada anak-anak. Sasaran dari kegiatan ini yaitu
anak-anak dalam usia sekolah dasar-SMP, dengan begitu cara yang digunakan
menyesuaikan dengan kegemaran anak-anak, yaitu dengan mewarnai. Tujuan dari
kegiatan ini yaitu, anak-anak dusun kembang dapat mengenal kembali tokoh-
tokoh wayang, khususnya Punakawan.
Program pengabdian masyarakat dengan cara melestarikan hasil
kebudayan Jawa melalui pengenalan tokoh wayang kepada anak-anak di dusun
Kembang, Jati, Magelang telah terlaksana 3 kali. Hasil dari kegiatan ini anak-anak
mulai mengetahui wujud gambar dan nama-nama tokoh Punakawan.

Kata kunci:budaya Jawa, PPM, wayang Punakawan, generasi muda.


A. PENDAHULUAN
Dusun Kembang merupakan salah satu dusun di Desa Jati, Kecamatan
Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dusun kecil yang terdapat di
kaki gunung Merbabu ini menjadi salah satu tempat yang dijadikann lokasi
PPM. Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dilaksanakan di dusun
Kembang. Ditinjau dari berbagai asspek, dusun Kembang dapat dikategorikan
sebagai dusun dengan predikat cukup. Tempat yang agak pelosok, tetapi dapat
dijangkau dengan cukup mudah, penduduk dusun yang masih terus berusaha
untuk berkembang menjadi lebih baik. Jumlah KK di dusun Kembang
berjumlah 90 KK, dentgan demikian dapat dikatakan bahwa dusun ini
peduduknya cukup padat.

Dengan jumlah penduduk yang cukup padat tersebut, sebagian besar


penduduknya bermata pencarian dengan berkebun, beeternak,dan sebagai
penjual sayuran keliling. Dengan segala keterbatasannya, dusun Kembang
merupakan dusun dengan warga masyarakat yang memilikii antusias cukup
baik dalam belajar menerima sesuatu hal baru. Kebudayaan-kebudayaan juga
masih cukup terjaga, seperti padta acara Merti Dusun cukup tertarik dengan
adanya hiburan tari Rongeng, lelucon Punakawan, dan juga kessenian Gedruk..

Kebudayaan-kebudayaan tersebut memang masih cukup dinikmati leh


masyarakat, tetapi kurang diminat oleh anak-anak generasi sekarang. Jumlah
anak-anak di dusun Kembangpun cukup banyak. Anak-anak ini berusia sekolah
dasar-SMP. Berdasarkan hasil pengamatan selama beberapa hari, anak-anak
ini mmiliki semangt dan antusias yang cukup bai apabila diperkenalkan dengan
sesuatu hal yang baru dan menarik. Berbekal dengan adanya semangat dan
antusiasme anak-anak selaku geerasi muda ini dibentuklah salah satu kegiatan
dengan beberapa tujuan positif. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan yaitu
memperkenalkan kepada anak-anak salah satu hasil kebudayaan dari Jawa,
berhubung kegiatan ini baru sekedar memperkenalkan maka dimulailah dari
sesuatu hal yang sederhana, yaitu memperkenaalkan kembali tokoh wayang
Punakawan.
B. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan di kegiatan PPM “Memperkenalkan Tokoh


Punakawan” ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu persiapan dan pelaksanaan.
Tahap persiapan dalam kegiatan ini yaitu, dilakukan dengan mencari desain-
desain gambar punakawan dari berbagai sumber, mempelajari kisah-kisah
tokoh Punakawan, mempersiapkan kertas HVS, kertas manila, pensil warna,
dan alat tulis lainnya. Saat tahap persiapan dikira cukup, dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan ini direncanakan dapat dilaksanakan 2-3


kali pertemuan. Kegiatannya meliputi mengumpulkan anak-anak dusun
Kembang, lalu menjelaskan bagaimana cara belajarnya, dan memulai
mewarnai.

Setiap anak pasti akan mendapatkan satu desain gambar dengan salah satu
gambar desain tokoh Punakawan. Gambar yang sudah didapatkan lalu
diidentifikasi siapa namanya, dilanjutkan dengan mewarnai, setelah mewarnai
selesai gambar dipotong mengikuti pola, lalu ditempel di kertas manila dan
digunting lagi. Hasil guntingan lalu ditempeli dengan tusuk dari bambu, yang
berfungsi sebagai pegangan.

Jadi, cara yang digunakan untuk memperkenalkan Punakawan yaitu


dengan mewarnai dan membuat miniatur wayang Punakawan, sasaran
kegiatannya adalah anak-anak.

C. Hasil dan Pembahasan


Kegiatan ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dan bertempat di salah
satu rumah warga dusun Kembang. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih
15 anak dusun Kembang, dan pelaksanaannya dibantu oleh TIM.
Kegiatan mewarnai ini dilakukan pada tanggal 28-29 September 2019 dan
tanggal 2 Oktober 2019. Untuk lebih jelasnya kegiatan ini dapat dilihat
pada gambar (1) dan gambar (2).
Gambar (1) anak-anak antusias mewarnai tokoh wayang Punakawan. Gambar (2) anak-anak antusias mewarnai tokoh wayang Punakawan.

Hasil dari kegiatan ini yaitu anak-anak mengikuti dengan antusias


sehingga menghasilkan gambar dan miniatur wayang yang kurang lebih
berjumlah 12 buah. Untuk lebih jelasnya, hasil mewarnai tokoh Punakawan yang
dilakukan oleh anak-anak ini dapat dilihat pada gambar(3) dan gambar (4).

Gambar (3) hasil anak-anak mewarnai Gambar (4) hasil anak-anak mewarnai
Alasan memilih objek wayang dikarenakan Wayang merupakan hasil
kebudayaan asli dari Indonesia, meskipu cerita-ceritanya ada yang mengadopsi
dari tanah India. Pengertian wayang menurut Bausastra Jawa yaitu:
I (□-an, wêwayangan) kn. rêrupan sing kêdadean saka barang lsp. sing
kêtaman ing sorot (pêpadhang); wêdi ing □-ane dhewe pr: tansah ngandhut
sumêlang marga duwe tindak sing ora bênêr. II n. ringgit k: 1 pêpêthaning wong
lsp. sing digawe wlulang (kayu, dluwang) dianggo mujudi crita (lêlakon); 2
lêlakon sing diwujudi pêpêthan kang kasêbut (dianggo tontonan); 3 wong sing
mung dadi piranti (satandang-tanduke dilakokake ing wong liya); mayang:
nglakokake wayang; di-□-ake: dilakokake kaya wayang; □-an: nganakake
(nanggap) tontonan wayang. III kn: daging ing gulu (tmr. sapi lsp).IV mayangi
kn: 1 mubêng-mubêng apuyêngan; 2 solah tingkahe kaya wong edan (wong
mbanyaki). V kn: ar. wuku kang kaping 27.
Pengertian wayang sudah dijelaskan di atas, rangkuman pengertiannya
yaitu, wayang merupakan sebuah hasil kebudayaan berupa benda, wayang dapat
disebut juga dengan ringgit yang memiliki arti karya seni dari kayu yang
digunakan sebagai tokoh pertunjukan.

Manfaat dari kegiatan ini yaitu anak-anak dapat menikmati dan


memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan yang positif. Melalui kegiatan
mewarnai,anak-aak dapat berekspresi secara bebas dan juga dapat mengenal
kembali siapa saja tokoh Punakawan dalam budaya Jawa.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Telah terlaksana program pengabdian kepada masyarakat berupa
memperkenalkan kembali tokoh wayang sebagai hasil kebudayaan
orang Jawa. Kegiatan yang dilakukan di salah satu rumah warga ini
diikuti oleh kurang lebih 15 anak. Setiap anak mewarnai satu gambar
dan mengidentifikasi siapa nama wayang yang diwarnai.
2. Saran
- Dengan diawalinya usaha melestarikan kebudayaan dengan
mewarnai, diharapkan anak-anak dapat meanjutkan mempelajari
dan melestarikan hasil-hasil kebudayaan Indonesia yang lain.
Daftar Pustaka

Bausastra Jawa
LPPM. 2019. Makalah Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNY.
Yogyakarta : UNY.
LPPM.2019. Panduan Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta : UNY.

Anda mungkin juga menyukai