A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah proses pendidikan yang
unik.Pendidikan yang tidak hanya membutuhkan kesediaan guru sebagai
penddik tetapi juga kemampuan dalam mengembangkan semua potensi
anakdidik. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru dalam proses
pembelajran adalah media.
Media pembelajaran sangat penting artinya karena mempunyai peranan
dalam mengembangkan kemampuan seni anak. Seni sendiri sangat penting
dalam stimulasi perkembangan anak karena salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan kemampuan dan
kreativitas pada anak usia dini adalah kegiatan seni rupa, Artinya anak belajar
seni bukan ditujukan untuk menjadikan mereka seniman, karena cara cipta
oleh anak melalui prosudur yang khusus (Pamadhi H, Sukardi E, 2009:4.19)
Seni untuk anak usia dini tidak sama dengan seni untuk orang dewasa.
Seni mempunyai kekhasan bagi anak usia dini. Pengembangan seni rupa
untuk anak mempunyai karakteristik tersendiri dalam cara pembinaanya.
Secara konseptual pendidikan seni di TK di arahkan pada perolehan bukan
pada hasil karya seninya tetapi indikasi adanya sikap keindahan ini adalah
timbulnya kemauan dan kemampuan aktif, kreatif anak untuk menghayati,
menghargai, menyenangi kegiatan belajar seni, menyenangi karya seni dan
alam lingkungan ciptaan Tuhan. Melalui kegiatan berolah seni rupa tentunya
akan dapat membentuk sikap dan kemampuan kreatif anak. Dikemukakan
bahwa keberadaan seni dalam pendidikan adalah (a) sebagai sarana
pembentukan kemampuan kreatif, (b) sarana pengembangan kemampuan
berapresiasi, (c) sebagai wahana berekspresi, (d) sarana pembentukan
keterampilan, dan (e) sebagai sarana pembentukan kepribadian (Pamadhi,
2009:4.21). Dapat disimpulkan bahwa hasil yang diharapkan dalam
3
hanya dapat meniru gambar yang sudah ada sehingga proses pembelajaran
terlihat menonton dan membuat anak terasa bosan untuk mengikuti proses
pembelajaran padahal lingkungan dapat dijadikan sumber inspirasi bagi anak.
Oleh karena itu memfasilitasi perkembangan kreativitas anak disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan anak . .Dalam salah satu kegiatan seni
yaitu mencap dengan media keengganan anak tampak. Sebagian besar anak
tidak mendengarkan saat guru memberi penjelasan. Guru hanya memberi
demontrasi kemudian menyuruh anak untuk melakukan kegiatannya sendiri.
Anak melakukan kegiatannya sendiri sehingga banyak yang tidak bisa
menyelesaikan kegiatannyan bahka ada yang langsung menyerah sebelum
mencoba mengerjakan. Media yang dipakai pun monoton yaitu stempel anak
atau mencap dengan jari.
Melihat kondisi demikian, penulis merasa perlu untuk membuat kegiatan
pembelajaran seni yang menarik dan sesuai dengan karakteristik cara belajar
anak. Kegiatan tersebut adalah kegiatan mencap menggunakan media bahan
alam atau stempel bahan alam (stela). Melalui kegiatan pembelajaran mencap
dengan stela (stempel bahan alam), pembelajaran menjadi lebbih menarik
karena anak lebih tertarik untuk berekspresi
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan
mencap dengan stempel bahan alam (Stela) pada anak Kelompok B2 TK
MTA Jumantono, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar semester
1 tahun pelajaran 2016/2017?”
3. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan ini adalah: “meningkatkan kemampuan mencap dengan
stempel bahan alam (Stela) pada anak Kelompok B2 TK MTA Jumantono,
5
b. Kegiatan hari ke-1, dari 15 anak yang memperoleh nilai kurang ada 10
anak (66,67%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (20%) dan nilai baik
ada 2 anak (13,33%).
c. Kegiatan hari ke-3, dari 15 anak yang memperoleh nilai kurang ada 10
anak (66,67%). Nilai sedang/cukup ada 2 anak (13,33%) dan nilai baik
ada 3 anak (20%).
d. Kegiatan hari ke-4, dari 15 anak yang memperoleh nilai kurang ada9
anak (60%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (26,67%) dan nilai baik
ada 2 anak (13,33%).
e. Kegiatan hari ke-5, dari 15 anak yang memperoleh nilai kurang ada 9
anak (60%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (26,67%) dan nilai baik
ada 2 anak (13,33%)
Rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5 kegiatan pada
pembelajaran sebelum dilakukan perbaikan adalah
1 =0
1 = 0
2 = 38/5= 7,6 = 50,67%
3 = 12/5= 2,4 = 16%
4 =25/5 = 5 = 33,33%
Dari lembar observasi kemampuan dapat diketahui beberapa fakta
yang muncul dalam pembelajaran. Beberapa anak masih tampak
belum bisa aktif dalam mengikuti kegiatan, karena disamping kurang
bisa memahami penjelasan guru serta langkah langkah kegiatan
setelah guru memberikan demonstrasi, masih tampak beberapa anak
yang melakukan kegiatannya sendiri.
Proses pembelajaran yang masih belum berjalan dengan lancar
salah satunya adalah karena kurang optimalnya kinerja guru. Hal itu
membuat proses pembelajaran dengan kegiatan mencap dengan media
stela di siklus I ini menjadi belum seperti yang diharapkan. Dalam
menjelaskan langkah kegiatan mencap dengan media stela guru masih
18
1 = 0
Dari hasil pengamatan dan penilaian pada kegiatan pra siklus dapat
disimpulkan: 1) Sebagian anak belum aktif dan berminat dalam
pengembangan kemampuan mencap, 2) Sebagian anak kurang tertarik
atau bosan dengan media pembelajaran yang kurang bervariasi, 3) Dari
15 anak, 14,67% yang mendapat nilai baik, dan hanya sejumlah 30%
yang dapat menyelesaikan tugas mencap secara tuntas (anak yang
mendapatkan nilai 3 dan 4)
b. Siklus I
Pembelajaran sudah berjalan sesuai rencana dengan baik,
menggunakan media pembelajaran serta kegiatan yang cukup. Tetapi
dalam penggunaan media pembelajaran belum maksimal. Banyak anak
yang tidak aktif dalam menggunakan media yaitu ketika guru sudah
memberikan penjelajasan langkah kegiatan dan menunjukkan
demonstrasi kegiatan anak tidak segera mengikuti langkah seperti yang
sudah didemonstrasikan guru. Anak hanya diam dan tidak mau bertanya
serta tidak mau mengerjakan sampai guru mendekat dan memberi
bimbingan pada anak tersebut. Hasil karya anak sudah ada kemajuan
tetapi masih banyak anak yang belum bisa memberi penyelesaian yang
rapi .Sebenarnya secara umum anak-anak cukup menikmati kegiatan
pembelajaranya melalui kegiatan mencap dengan media stela ini. Baru
tampak beberapa anak yang sudah dapat melakukan tugas mencap
dengan media stela dengan benar secara mandiri. Sementara itu juga
tampak anak-anak yang masih bermain-main sendiri dengan temannya
tidak mengerjakan tugasnya.
Berdasarkan pengamatan dan penilaian siklus I selama 5 hari dapat
disimpulkan: 1) Anak sudah mulai berminat dan tertarik dalam mengikuti
seluruh kegiatan, 2) Tingkat kejenuhan dan kebosanan anak mulai
berkurang karena anaksudah mulai tertarikdengan pengunaan media yang
23
lebih variatif dan tidak seperti biasanya, 3) Dalam siklus I ini sudah
menunjukkan peningkatan anak yang memperoleh nilai baik, 4) Dari 15
anak, sudah 33,33% yang dapat menyelesaikan tugas berhitung dengan
baik dan benar. Baru sebanyak 49,33% anak yang mencapai nilai cukup
dan baik, padahal untuk mencapai indikator keberhasilan pembelajaran
harus ada >80% anak yang mencapai nilai cukup dan baik
c. Siklus II
Anak semakin antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pengembangan kemampuan mencap dengan media stela. Motivasi belajar
dan rasa percaya diri anak semakin meningkat.
Anak-anak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, mereka tidak
saling menyalahkan satu sama lain dan mereka berpikir bagaimana
menyelesaikan tugas dari guru dengan cepat dan tepat. Masih ada anak
yang harus dimotivasi untuk melakukan tugas. Anak hanya diam saja
tidak melakukan apapun kecuali disuruh guru atau teman. Tetapi ketika
sudah melihat teman bekerja sama anak tersebut segera mengikuti
kegiatan teman-temannya tersebut. Sudah tidak ada anak yang
mendominasi kegiatan belajar karena keaktivannya maupun kemampuan
kerjasama yang tinggi. Selain itu guru juga memberi penguatan kepada
mereka untuk selalu mentaati aturan yang telah mereka buat dan sepakati
bersama.
Jumlah anak yang mencapai nilai kemampuan mencap dengan baik
semakin meningkat, ini menunjukkan keberhasilan guru dan anak dalam
mengoptimalkan penerapan media stela untuk mengembangkan
kemampuan mencap.
Berdasarkan hasil pengamatan penilaian siklus II ini yang
dilaksanakan dalam waktu yang sama dengan siklus I yaitu 5 hari, maka
dapat disimpulkan: 1) Dari 15 anak, sudah terdapat 60% yang dapat
24
DAFTAR PUSTAKA
Pamadhi, Hajar & Evan Sukardi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Pekerti, dkk.Widia. 2008. Metode Pengembangan dan Seni. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdikarya
Sumantri, Mulyani & Johar Permana 2001. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
CV. Maulana