Anda di halaman 1dari 37

Beberapa Pelajaran dari Kisah Sulaiman

Alaihissalam. Dan Burung Hud-hud


Nama beliau adalah Sulaiman bin Daud alaihimassalam, seorang nabi dan anaknya nabi. Nasabnya
bersambung kepada Nabi Ishaq bin Ibrahim alaihimassalam sebagaimana yang disebutkan oleh
Ibnu Katsir dalam kitab ‘Al-Bidayah wan Nihayah’.
Nabi sulaiman bukan hanya seorang Nabi, tapi  juga seorang raja yang memiliki singgasana dan
bala tentara yang luar biasa dari kalangan manusia, jin, setan, angin, dan hewan-hewan. Selain itu
Nabi Sulaiman juga dapat memahami bahasa burung.

Nabi Sulaiman mewarisi kenabian dan kerajaan dari ayahnya, Allah SWT. Berfirman:

ٍ
‫ني‬ ْ ‫َّاس عُلِّ ْمنَا َمْن ِط َق الطَّرْيِ َوأُوتِينَا ِم ْن ُك ِّل َش ْيء إِ َّن َه َذا هَلَُو الْ َف‬
ُ ِ‫ض ُل الْ ُمب‬ َ ‫َو َو ِر‬
ُ ‫ث ُسلَْي َما ُن َد ُاو َد َوقَ َال يَا أَيُّ َها الن‬

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan Dia berkata: “Hai manusia, Kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini
benar-benar suatu karunia yang nyata”. (QS. An-Naml: 16).
Salah satu prajurit Nabi Sulaiman adalah burung hud-hud (sejenis burung pelatuk), Ibnu Abbas
menyebutkan bahwa tugasnya adalah melihat dan mencari dimana letak air berada, dan itu
merupakan tugas tetapnya terutama dikala para prajurit sedang melakukan perjalanan panjang dan
mereka kehabisan air. Burung Hud-hud tersebut diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk melihat
keberadaan air dibawah tanah, ketika ia menemukannya ia akan memberi tahu kepada prajurit yang
lain agar menggalinya dan mengeluarkan air yang ada dibawah lapisan tanah tersebut. Allah
berfirman:

ٍ َ‫يدا أَو أَل َ ْذحَب نَّه أَو لَيأْتِييِّن بِسْلط‬


ٍ ِ‫ان ُمب‬ ِ ِ ِ
‫ني‬ ُ َ َ ْ ُ َ ْ ً ‫ َع َذابًا َشد‬+ُ‫ُعذ َبنَّه‬ َ ِ‫َّد الطَّْيَر َف َق َال َما يِل َ اَل أ ََرى اهْلُْد ُه َد أ َْم َكا َن م َن الْغَائب‬
ِّ َ ‫أَل‬  .‫ني‬ َ ‫َوَت َفق‬

“Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud??,
Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan
azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku
dengan alasan yang jelas“. (QS. An-Naml: 20-21).
Suatu hari tatkala Nabi Sulaiman memeriksa bala tentaranya, beliau tidak menemukan Burung Hud-
hud ditempat tugas dimana semestinya ia berada, maka Nabi Sulaiman AS. mengancam akan
menyiksa atau meyembelihnya kecuali jika ia memiliki alasan yang jelas.

Tak berapa lama kemudian burung Hud-hud kembali dan memberitahu Nabi Sulaiman AS. suatu
berita yang belum pernah beliau ketahui sebelumnya. Hud-hud menjelaskan bahwa ia menemukan
suatu kerajaan di negeri Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu yang memiliki singgasana yang luar
biasa, namun sayang mereka menyekutukan Allah SWT. dan menyembah matahari.
Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Sulaiman dengan Burung Hud-hud diatas, diantaranya adalah
sebagai berikut:

 Merubah suatu kemunkaran dengan tangan (menindak dengan tegas) bagi orang-orang yang
memiliki wilayah(kekuasaan) bilamana tidak ada mani’ (penghalang). Dalam kisah diatas Nabi
Sulaiman sebagai orang yang memiliki wilayah mengancam akan menghukum Hud-hud atas
ketidak beradaannya ditempat tugasnya, kecuali jika Hud-hud memberikan alasan yang jelas,
yang disebut juga dengan mani’ (penghalang).
 Tidak terburu-buru menghukum bawahan yang bersalah sebelum mendengar penjelasannya,
karena bisa jadi ia memiliki alasan kuat yang belum pernah terbesit dibenak sang atasan sehingga
ia melakukan sesuatu yang seakan-akan itu adalah sebuah kesalahan. Dalam kisah diatas Nabi
Sulaiman dengan tahta dan kekuasaannya tidak langsung menghukum Hud-hud, tapi ia memberi
celah untuk tidak menghukum Hud-hud jika ia memiliki alasan yang jelas.
 Seorang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar harus bersifat sabar dan tidak
terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dalam kisah ini Nabi Sulaiman mampu untuk
langsung menghukum Hud-hud tanpa harus menunggu penjelasan apa-apa, namun beliau
memilih untuk bersikap lebih bijaksana dan mendengar dahulu penjelasan darinya.
 Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar kita harus memiliki skala prioritas, sehingga
kita bisa mendahulukan hal-hal yang terpenting dahulu sebelum yang lain. Dalam kisah ini Hud-
hud menyebutkan satu kemunkaran yang ada pada kerajaan sang ratu, yaitu menyembah selain
Allah. Biasanya orang-orang yang kafir melakukan banyak kemunkaran seperti minum minuman
keras, berjudi, berzina dan lain-lain, namun Hud-hud tidak menoleh kepada semua kemunkaran
itu karena ada kemunkaran yang lebih besar yang harus diluruskan dahulu, yaitu menyembah
selain Allah SWT.

Demikian beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Nabi Sulaiman AS. Dengan burung
Hud-hud Terutama yang berkaitan dengan amar ma’ruf nahi munkar, dan inilah salah satu tujuan
Al-Qur’an menyebutkan kisah-kisah pada zaman dahulu, yaitu agar kita mengambil pelajaran.
Wallahu a’lam bisshawab
Semoga bermanfaat..
Articles from Situs Pendidikan Islam

Kisah Nabi Sulaiman As. (Lengkap)

2012-10-22 03:10:55 pendidikan islam

A. Mukaddimah

Sulaiman (bahasa Arab:uW^; bahasa Ibrani: nh^Dw; bahasa Ibrani Standar:


Selomo; bahasa Ibrani Tiberia: Selbmbh, bermakna “damai”) (sekitar 975-935 SM)
merupakan seorang raja Israel, dan anak Raja Daud. Namanya disebutkan
sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan
dan ketajaman pikirannya,
la diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM.

la wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina. Sulaiman diagungkan sebagai salah


satu dari empat raja yang berhasil menaklukkan sebagian besar bumi, diantaranya
adalah Dzul Qarnain, Bukhtanasar dan Namrudz.

B. Kisah Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-
kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan,
ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan
dan mengambil sesuatu keputusan.

Nabi Sulaiman Raja Dari Segala makhluk

Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup

umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan


Israil. la berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan
makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa
semua binatang

Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong


manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan
pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya
dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan
sebagainya.

Nabi Sulaiman Seorang Yang Bijaksana

Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra’il ia selalu


mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk
menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam
masyarakat, la memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri
sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-
urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera
mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia
harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan
memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan
lebih tua usia daripadanya.

Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu


terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya, dalam
persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili
perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari
kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di
waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang
sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan
yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa
memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan
perkarangan kawannya itu.

Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti


rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing
peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus
menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi
yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan
tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya
itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut
pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik
perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak
jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi
keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan
kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai
kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima
kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak

ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang


sepatutnya.”

Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang
yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri
sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman
yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir
dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.

Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang
penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan
kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.

Nabi Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya

Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk
menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra’il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi
oleh adiknya .la beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera
mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda
usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut
anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai
pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra’il.

Absyalum berketetapan hati akan mem berotak terhadap ayahnya dan akan
berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau
adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan
sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada
mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi
serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya, la tidak
jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana
mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya
sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.

Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani


Isra’il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari
mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk
melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari
tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke
seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada
penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara
bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya
kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra’il
menggantikan Daud ayahnya.

Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana
berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat

pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai


meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra’il menggantikan
Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau
dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di
mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan
Absyalum.

Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda
negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang
dapat menambah parahnya keadaan, la mengambil keputusan untuk
menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan
istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan
menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera
menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan
munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-
Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan
keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.

Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah,


akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi
terhadap puteranya dan dikirim kanlah sepasukan tentera dari para
pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut
kembali istana kerajaan Bani Isra’il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan
kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana,
agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan
darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum,
puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-
hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah
inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak
dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan
menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.

Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan


kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan
setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra’il selama empat puluh tahun
wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai
pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.

Kekuasaan Nabi Sulaiman Meliputi Jin dan Makhluk Lain

Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra’il yang
makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-
makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada di
bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan
segala komandonya.

Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan

tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan


gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang
tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
la juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan
apa saja

Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah
kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara
binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa
yang ia perintahkan dan ucapkan.

Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah


yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke
sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut
lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-
kawannya: “Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam
sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh
Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.

Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan


itu. la memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada
Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap
maksud yang terkandung dalam suara semut itu. la merasa takjud bahawa
binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu
sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah


haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman.
Setibanya di San’a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis
burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering
tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak
berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk
melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang
tanpa alasan dan uzur yang nyata.

Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil


menundukkan kepala ketakutan:: “Aku telah melakukan penerbangan
pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui
oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan
mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku
melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan
permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal
Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan
dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya,
tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan
terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan
benar.”

Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu
kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk
diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah
suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau
maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.”
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan
Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang
sedang duduk dengan megah di atas tahtanya, la terkejut melihat sepucuk
surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya, la lalu mengangkat kepalanya
melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah
yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian
diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku,
Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap
dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil
para pem besarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk
memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan
surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.

Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka


tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk
berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau
perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami
menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa
kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala
perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi
segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu
dam keselamatan kerajaanmu.”
Ratu Balqis menjawab: “Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu
mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar
masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat
berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu
menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan
kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut
pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan
menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang
secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil
menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan
dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan
segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta
milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah
merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah
manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang
mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan
mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang

yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan
menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi
tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima
utusanku di istananya.

Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim
kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan
kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung
pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk
mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat
beliau kepadanya.

Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman
mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan
kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah
bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata
perutusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah


tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud
dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya,
berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini
kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki
dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan
nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di
samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi
kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia
tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka
bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa
ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta
benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh
benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah
yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami
dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah
kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat
yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu
dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina
yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi
tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”

Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka


alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan
yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja
kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.

Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia


memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa
yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman
yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah
diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balgis sebelum

orangnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari
istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku
adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan
membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya,
berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba
apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana
barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-


orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah
berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-
pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada
tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah
tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin
bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di
istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.

Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta
kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam
sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan
dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan
pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira
bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan
pakaiannya.

Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap


pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu
adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.”

“Oh, Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap


kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman,
“aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-
Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan
rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu
dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut
sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada
akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang
putera.

Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan


Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu
alam bisshawab.

• Wafatnya Nabi Sulaiman

Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan


kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia
sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang
mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi
Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur
jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh
anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka
tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai
seksaan yang menghinakan.

Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya
Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh
sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja
dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Aliahlah yang lebih
Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15
sehingga ayat 44

Incoming Searches : kisah di lembah semut | kisah nabi sulaiman dengan peristiwa
lembah semut | hadits nabi tentang Palestina | teks cerita kisah nabi sulaiman | teks
bercerita kisah peristiwa di lembah semut |
 Share Tweet

Home

Kisah

Kisah Nabi Sulaiman – Kisah Salah Satu Rasul Dengan Mukjizat yang Mengagumkan

Kisah Nabi Sulaiman – Kisah


Salah Satu Rasul Dengan
Mukjizat yang Mengagumkan
BY PENULIS HASANA JUNE 5, 2017 KISAH

Dalam aqidah ahlussunnah waljama’ah yang benar, ada 25 orang Rasul yang
wajib diimani dan diketahui oleh setiap muslim. Salah satu dari 25 Nabi
sekaligus Rasul tersebut adalah Nabi Sulaiman as.

Sebenarnya jumlah Nabi sepanjang hidup umat manusia dalam suatu


riwayat berjumlah sekitar 124.000 orang. Jumlah Rasul sendiri adalah 313
orang. Namun dalam aqidah kita, yang wajib kita ketahui hanya 25 orang
nabi dan rasul saja.

Selebihnya hanya wajib kita imani (bahwa para nabi dan Rasul tersebut ada)
saja, tidak sampai harus diketahui.

Oleh karena itu, mengetahui kisah atau cerita ke-25 Rasul tersebut
merupakan suatu keharusan. Dengan mempelajari kisah Nabi Sulaiman as,
maka kita sudah menjalankan sebagian keharusan tersebut. Namun, jangan

lupa juga membaca kisah rasul yang lain. 

Baca juga:

 Nabi Yusuf
 tata cara sholat taubat
Siapakah Nabi Sulaiman as?
Dalam urutan nama-nama Nabi dan Rasul yang sudah sering kita baca
dalam buku-buku cerita Nabi, Nabi Sulaiman as ada di urutan ke-18 sebelum
nabi sesudah Nabi Daud as dan sebelum Nabi Ilyas as.

Ayah kandung dari Nabi Sulaiman as adalah Nabi Daud as. Sebelum Nabi
Sulaiman as diangkat menjadi Rasul dan memegang kerajaan, rasul
sekaligus raja sebelumnya adalah ayahnya sendiri, Nabi Daud as.

Nabi Sulaiman as dan ayahnya Nabi Daud as merupakan dua orang Rasul
yang diutus kepada bani Israil di Palestina pada waktu itu.

Keteladanan dan Keistimewaan Nabi


Sulaiman as
Sejak masih kanak-kanak hingga remaja, Nabi Sulaiman sudah
memperlihatkan kecerdasan, kecakapan dan kemampuan berpikir yang baik
terutama dalam pengambilan keputusan. Nabi Sulaiman as diceritakan juga
sering Menengahi berbagai perselisihan yang terjadi antar penduduk di
kalangan Bani Israil.

Beliau juga seringkali ikut bersama ayahnya dalam persidangan untuk


menangani berbagai perselisihan yang terjadi di kalangan Bani Israil. Nabi
Sulaiman as memang sengaja diajak bersama sebagai proses kaderisasi jika
suatu saat Nabi Dauh as wafat.

Dalam sejarah, diketahui bahwa Nabi Sulaiman as memang yang paling


pandai di antara saudaranya yang lain.

Ada satu kejadian yang menunjukkan kematangan Nabi Sulaiman dalam


menengahi perselisihan. Dalam sebuah persidangan ada dua orang datang
meminta Nabi Daud as memutuskan perkara mereka, anggaplah si A dan si
B.

Kebun si A telah dimasuki oleh kambing-kambing si B saat malam hari


sehingga isi kebun yang telah dirawat sekian lama itu habis dirusak dan
dimakan. Padahal sudah masuk masa panen. Si B sendiri mengakui kejadian
tersebut.

Dalam permasalahan itu, Nabi Daud memutuskan si B wajib menyerahkan


kambing-kambingnya kepada si A sebagai ganti rugi.
Nabi Sulaiman merasa keputusan tersebut kurang tepat.

Beliau kemudian berkata kepada ayahnya kurang lebih seperti ini:

“Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan tersebut kurang tepat.


Menurutku sebaiknya karena kambing si B telah memakan tanaman si A,
maka si B wajib memugarkan (dengan ditanam kembali misalnya) kembali
tanaman tersebut sehingga seperti sedia kala. Dan selama si B mengerjakan
demikian, maka si A wajib menjaga kambing-kambing si B, merawatnya dan
mengambil manfaat seperlunya.”

Kuputusan tersebut diterima dengan baik oleh kedua orang yang


menggugat dan digugat. Kejadian ini menjadikan Nabi Sulaiman as semakin
dikagumi kecerdasannya.

Baca juga:

 adzan
 surah yasin

Kerajaan Nabi Sulaiman as


Seperti dijelaskan sebelumnya, sejak masih muda, Nabi Sulaiman telah
disiapkan oleh Nabi Daud untuk menggantikannya mengepalai kerajaan
Bani Israil.

Kakak Nabi Sulaiman, Absyalum, tidak rela dilangkahi oleh adiknya. Ia


beranggapan dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota sebagai
pewaris pertama kerajaan Bani Israil.

Absyalum kemudian melakukan propaganda untuk menggulingkan


pemerintahan ayahnya. Dia mengumpulkan masyarakat yang telah
dipengaruhi untuk menduduki instana.

Rencana Absyalum berhasil. Absyalum menguasai kerajaan selama


beberapa waktu. Namun dengan berbagai usaha, kerajaan tersebut bisa
direbut kembali oleh Nabi Daud as.

Ketika Nabi Daud As wafat, kerajaan Bani Israil diberikan kepada Nabi
Sulaiman As. Mulai saat itu, Nabi Sulaiman as lah yang memimpin kerajaan
Bani Israil hingga beliau wafat.
Mukjizat Nabi Sulaiman as
Setiap Rasul pasti diberikan mukjizat oleh Allah SWT, begitu juga dengan
Nabi Sulaiman as. Nabi Sulaiman as dianugerahi beberapa mukjizat oleh
Allah SWT. Beberapa di antaranya adalah mampu menguasai para jin dan
mampu berbicara dengan binatang.

Hal ini tentu tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa seperti kita. Itulah
kenapa hal tersebut dinamakan den

gan mukjizat, karena merupakan hal yang luar biasa dan di luar nalar.

Beberapa mukjizat Nabi Sulaiman as bisa kita lihat dalam dua ayat Alquran
ini.

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman” (An Naml: 15)
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata“ (An Naml: 16).
Juga bisa kita baca dalam ayat di bawah ini.

” Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang
tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah
memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. ” (Al-
anbiya: 81)
Baca juga:

 doa sesudah wudhu


 doa qunut subuh
Nabi Sulaiman as Mampu Berbicara dan
Mengendalikan Makhluk Lain (dengan izin Allah)
Seperti disebutkan sebelumnya, Nabi Sulaiman as dianugerahi banyak sekali
kelebihan dan mukjizat oleh Allah SWT. Salah satunya adalah mampu
menundukkan makhluk lain seperti jin dan burung.

Hal ini seperti termaktub dalam surat An Naml ayat 17:

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An Naml: 17)
Sementara dalam surat yang lain, Nabi Sulaiman dikabarkan mampu
mengendalikan angin.

“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya
yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan
adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Anbiya: 81)
Dikisahkan juga bahwa yang pembangunan gedung-gedung di masa
kerajaan Nabi Sulaiman as dilakukan oleh para jin (dalam Alquran
menggunakan kata syaithan). Hal ini bisa kita baca dalam surat Al Anbiya:

“Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang
menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu,
dan adalah Kami memelihara mereka itu,” (Al Anbiya: 81)
Nabi Sulaiman as dan Semut
Selain mampu menundukkan para jin, Nabi Sulaiman as juga mampu
menundukkan makhluk lain seperti binatang. Salah satu binatang yang
suaranya didengar oleh Nabi Sulaiman as adalah semut. Hal ini juga
disebutkan dalam Alquran surat An Naml ayat 18-19.

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:

” Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman
dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”(An-Naml : 18)
Nabi Sulaiman as pun tersenyum dengan tertawa karena (mendengar)
perkataan semut itu. Beliau berdoa sebagaimana tertulis dalam ayat
selanjutnya.

“maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS. An-Naml : 19)

Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud


Suatu hari Nabi Sulaiman as mengumpulkan tentaranya dari berbagai jenis
makhluk. Namun saat dilakukan pengecekan, burung hud-hud tidak ada
dalam kelompok. Hal ini seperti tersebut dalam Alquran:

“ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-
hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.” (QS. An Naml : 20)
Karena ketidakhadirannya, Nabi Sulaiman as sempat mengancam untuk
menghukum burung hud-hud sebagaimana tertulis dalam ayat selanjutnya.
” Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-
benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan
yang terang”. (QS. An Naml : 21)
Ada juga versi cerita yang mengatakan bahwa setelah Nabi Sulaiman As
membangun Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji, Beliau kemudian
melakukan perjalannya ke Yaman. Setibanya di San’a, Ibu Kota Yaman, ia
memanggil burung hud-hud untuk mencari sumber air di tempat yang
kering dan tandus itu.

Ternyata burung hud-hud tidak kunjung datang. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan menghukum burung Hud-hud jika ketidakhadirannya
karena alasan yang kurang jelas.

Namun tidak lama kemudian, burung hud-hud muncul. Cerita ini masih
tertulis dalam ayat selanjutnya.

” Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari
negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” (QS. An Naml: 22)
Penjelasan dan percakapan antara Nabi Sulaiman as dan burung hud-hud
(agar lebih mudah) akan kita pelajari sama-sama melalui ayat-ayat
selanjutnya dari surat An Naml.
Burung hud-hud mengaku menjumpai seorang wanita yang mempunya
singgasana atau kerajaan yang besar.

“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. “ (QS. An Naml:
23)
Namun wanita tersebut dan kaumnya tidak menyembah Allah, melainkan
menyembah matahari.

“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,“ (QS. An Naml: 24)
“agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di
langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang
kamu nyatakan.“ (QS. An Naml: 25)
“Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang
besar“ (QS. An Naml: 26)
Setelah mendengan penjelasan dari burung hud-hud, Nabi Sulaiman as
kemudian menjawab:

“Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-
orang yang berdusta.“ (QS. An Naml: 27)
Ayat seterusnya dari surat An Naml akan menjelaskan kisah Nabi Sulaiman
as  dan Ratu Balqis. Oleh karena itu, akan saya buat sub judul sendiri untuk
lebih memudahkan.

Baca juga:

 tata cara shalat istikharah


 tanda tanda kiamat

Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis


Agar lebih afdhal, cerita selanjutnya akan saya runut berdasarkan cerita
yang tertulis dalam surat An Naml. Selain ayat dalam Bahasa Arab, saya juga

mencantumkan arti sekaligus tafsir (Jalalain). Silakan melanjutkan. 

Nabi Sulaiman as kemudian melanjutkan dan meminta kepada burung hud-


hud uuntuk mengantarkan surat kepada wanita/ratu tersebut (yang
dimaksud adalah Ratu Balqis).

” Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan“ (QS. An
Naml: 28)
Surat itu kemudian sampai dan dibaca oleh Ratu Balqis. Isinya:

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah
daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku
berserah diri.”

Dalam ayat selanjutnya, Ratu Balqis memberitahukan kepada pembesar-


pembesar di negerinya terkait surat tersebut.

“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan


kepadaku sebuah surat yang mulia.“ (QS. An Naml: 29)
“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya) kandungan isi surah
itu, (‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).” (QS.
An Naml: 30)
َ‫أَاَّل تَ ْعلُوا َعلَ َّي َو ْأتُونِي ُم ْسلِ ِمين‬
(Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku, sebagai orang-orang yang berserah diri’)“. (QS. An Naml: 31)
ِ ‫اط َعةً أَ ْمرًا َحتَّ ٰى تَ ْشهَد‬
‫ُون‬ ِ َ‫نت ق‬ ُ ‫ت يَا أَيُّهَا ْال َمأَل ُ أَ ْفتُونِي فِي أَ ْم ِري َما ُك‬
ْ َ‫قَال‬
Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Nabi
Sulaiman a.s (Tadabbur surah Shaad ayat
30 – 40)
 
2
Oct by sepdhani

Allah Ta’ala telah menganugerahkan nikmat-nikmat yang sangat banyak dan


besar kepada Dawud a.s dan Sulaiman a.s yang tidak henti-henti. Kedua ayah-
beranak ini, menyatukan antara kekuasaan agung (kerajaan) di dunia dengan
kenabian dan risalah. Dawud a.s dikarunia anak bernama Sulaiman, yang oleh
Allah Ta’ala digelari ‘Awwab’ (sebaik-baik hamba) sebagaimana dikisahkan
Allah dalam Al-Quran pada ayat-ayat berikut,

َّ‫ْت حُب‬ ُ ‫) فَقَا َل إِنِّي أَحْ بَب‬٣١( ‫َات ْال ِجيَا ُد‬ ُ ‫ض َعلَ ْي ِه بِ ْال َع ِش ِّي الصَّافِن‬ َ ‫ُر‬ِ ‫) إِ ْذ ع‬٣٠( ٌ‫َو َوهَ ْبنَا لِدَا ُو َد ُسلَ ْي َمانَ نِ ْع َم ْال َع ْب ُد إِنَّهُ أَ َّواب‬
َ‫) َولَقَ ْد فَتَنَّا ُسلَ ْي َمان‬٣٣( ‫َاق‬ ِ ‫ُّوق َواأل ْعن‬ِ ‫ق َم ْسحًا بِالس‬ َ ِ‫) ُر ُّدوهَا َعلَ َّي فَطَف‬٣٢( ‫ب‬ ِ ‫ت بِ ْال ِح َجا‬ ْ ‫ْال َخي ِْر ع َْن ِذ ْك ِر َربِّي َحتَّى تَ َوا َر‬
( ُ‫ك أَ ْنتَ ْال َوهَّاب‬ َ َّ‫) قَا َل َربِّ ا ْغفِرْ لِي َوهَبْ لِي ُم ْل ًكا ال يَ ْنبَ ِغي أل َح ٍد ِم ْن بَ ْع ِدي إِن‬٣٤( ‫َاب‬ َ ‫َوأَ ْلقَ ْينَا َعلَى ُكرْ ِسيِّ ِه َج َسدًا ثُ َّم أَن‬
‫َرينَ ُمقَ َّرنِينَ فِي‬ ِ ‫) َوآخ‬٣٧( ‫ص‬ ٍ ‫اطينَ ُك َّل بَنَّا ٍء َو َغ َّوا‬ِ َ‫) َوال َّشي‬٣٦( ‫اب‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ْث أ‬
ُ ‫) فَ َس َّخرْ نَا لَهُ الرِّ ي َح تَجْ ِري بِأ َ ْم ِر ِه ُرخَا ًء َحي‬٣٥
ٍ ‫) َوإِ َّن لَهُ ِع ْن َدنَا لَ ُز ْلفَى َو ُح ْسنَ َمآ‬٣٩( ‫ب‬
‫ب‬ ٍ ‫) هَ َذا َعطَا ُؤنَا فَا ْمنُ ْن أَوْ أَ ْم ِس ْك بِ َغي ِْر ِح َسا‬٣٨( ‫األصْ فَا ِد‬

Dan Kami karuniakan kepada Dawud (anak bernama) Sulaiman, dia adalah
sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).
(Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata:
“Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari
pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku.” Lalu ia potong kaki
dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan
Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah
karena sakit), kemudian ia bertaubat. Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah
aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang
juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.” Kemudian
Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke
mana saja yang dikehendakinya. Dan (kami tundukkan pula kepadanya)
syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang
lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah kami, maka berikanlah
(kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada
pertanggungan jawab. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang
dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (QS. Shaad: 30-40).

Penjelasan (Tafsir)

Dalam Tafsir al-Jalalain, dijelaskan sebagai berikut:

Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya di waktu sore,  yakni sesudah


matahari tergelincir kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti. Lafal Ash-
Shaafinaat adalah bentuk jamak dari lafal Shaafinah, artinya kuda yang kalau
berhenti berdiri pada tiga kaki, sedangkan kaki yang keempatnya berdiri pada
ujung teracaknya atau berjinjit. Lafal ini berasal dari kata Shafana Yashfinu
Shufuunan (dan cepat pada waktu berlari) lafal Al-Jiyaad adalah bentuk jamak
dari lafal Jawaadun, artinya kuda balap. Maksud ayat, bahwa kuda-kuda itu bila
berhenti tenang, dan bila berlari sangat cepat. Tersebutlah bahwa Nabi
Sulaiman memiliki seribu ekor kuda, kuda-kuda itu ditampilkan di hadapannya
setelah ia selesai melakukan shalat Zuhur, karena ia bermaksud untuk berjihad
dengan memakai kuda sebagai kendaraannya untuk melawan musuh. Sewaktu
penampilan kuda baru sampai sembilan ratus ekor ternyata waktu Magrib telah
tiba, sedangkan ia belum melakukan shalat asar. Hal ini membuatnya berduka
cita. (QS. Shaad: 31)

Maka ia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai” artinya, mempunyai


maksud bersenang-senang terhadap barang yang baik, yakni kuda hingga aku
lupa untuk berzikir kepada Rabbku, lupa melakukan shalat asar sehingga
tertutuplah matahari dari pandangan mata. Artinya sehingga matahari itu
tenggelam dan tidak kelihatan lagi. (QS. Shaad: 32).

Ia berkata, “Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”, yaitu kuda-kuda yang


ditampilkan tadi kemudian mereka membawanya kepada Nabi Sulaiman lalu ia
membabat kuda-kuda itu dengan pedangnya pada kaki-kakinya. Lafal As-
Suuq ini adalah bentuk jamak dari lafal Saaqun (dan pada lehernya) artinya
Nabi Sulaiman menyembelih semua kuda-kuda itu kemudian memotong
kakinya sebagai kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena kuda-
kuda itu ternyata membuatnya lalai dari shalat; kemudian ia menyedekahkan
daging-dagingnya. Akhirnya Allah menggantikan kudanya dengan kendaraan
yang jauh lebih baik dan lebih cepat larinya, yaitu kendaraan angin; angin dapat
diperintah untuk bertiup dengan membawanya ke mana saja yang ia kehendaki.
(QS. Shaad: 33).

Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman. Kami telah mencobanya


dengan suatu ujian, yaitu kerajaannya dirampas oleh orang lain. Demikian itu,
karena ia pernah menikahi seorang perempuan yang ia sukai, hanya perempuan
itu termasuk orang yang menyembah berhala, tanpa sepengetahuan Nabi
Sulaiman. Dan tersebutlah bahwa kebesarannya itu terletak pada cincinnya
kemudian pada suatu hari ketika ia bermaksud untuk pergi ke kamar mandi, ia
melepaskan cincinnya itu. Lalu ia menitipkannya kepada salah seorang dari
istrinya yang bernama Aminah, sebagaimana biasanya. Setelah ia pergi tiba-tiba
datanglah makhluk jin yang menyerupai Nabi Sulaiman, kemudian jin itu
mengambil cincin itu dari Aminah dan langsung memakainya, dan Kami
dudukkan pada singgasananya sesosok jasad, yaitu jin tersebut, yang bernama
Shakhr atau jin lainnya, kemudian jin itu menduduki singgasana Nabi Sulaiman.
Ketika itu juga ia dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya. Lalu muncullah
Nabi Sulaiman dalam bentuk yang tidak seperti biasanya, yakni tanpa pakaian
kebesaran, ia melihat bahwa di singgasananya telah duduk seseorang. Kemudian
ia berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Aku adalah Sulaiman.” Akan
tetapi orang-orang mengingkarinya kemudian ia kembali, yakni kembali dapat
merebut kebesarannya setelah selang beberapa hari; yaitu setelah ia berhasil
merebut cincin kebesarannya, lalu memakainya dan duduk di atas
singgasananya kembali. (QS. Shaad: 34).

Ia berkata, “Ya Rabbku! Ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku


kerajaan yang tidak patut dimiliki. Maksudnya, belum pernah dimiliki oleh
seorang jua pun sesudahku. Artinya, yang tidak layak dimiliki oleh orang
selainku. Pengertian ungkapan ini sama dengan makna yang terkandung di
dalam firman-Nya yang lain, yaitu, ‘Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk sesudah Allah?’ (Q.S. Al-Jatsiyah, 23) yakni selain
Allah sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi. (QS. Shaad: 35).

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berembus dengan baik


menurut perintahnya,  yakni berembus dengan lembut ke mana saja yang ia
kehendaki,  sesuai dengan keinginan Nabi Sulaiman. (QS. Shaad: 36).
Dan Kami tundukkan pula kepadanya setan-setan, semuanya ahli
bangunan,  yakni pandai membuat bangunan-bangunan yang menakjubkan dan
aneh, dan penyelam, ahli menyelam di dalam laut untuk mengambil mutiara-
mutiara yang terkandung di dalamnya. (QS. Shaad: 37).

Dan setan yang lain, setan-setan yang lainnya, yang terikat, dirantai dalam


belenggu,  yaitu, tangan mereka masing-masing diikatkan ke kepalanya dengan
memakai belenggu. (QS. Shaad: 38).

Dan Kami berfirman kepada Sulaiman, inilah anugerah Kami; maka


berikanlah.Maksudnya, berikanlah sebagian daripadanya kepada orang yang
kamu sukai, atau tahanlah,  maksudnya tidak memberikannya dengan tiada
pertanggungjawaban, artinya tanpa ada hisab bagimu dalam hal ini. (QS.
Shaad: 39).

Jangan sekali-kali mengira bahwa semua yang dianugerahkan Allah kepada


Nabi Sulaiman itu hanya di dunia aja, sedangkan di akhirat tidak diperoleh.
[1] Bahkan di akhirat nanti beliau akan mendapatkan kebaikan yang sangat
besar. Maka dari itu Allah berfirman, Dan sesungguhnya dia mempunyai
kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik, artinya
beliau termasuk orag-orang yang didekatkan di sisi Allah dan dimuliakan
dengan berbagai macam karamah oleh Allah. (QS. Shaad: 40).

Hikmah dan Pelajaran

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di,[2] dalam tafsirnya menjelaskan


tentang hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Dawud:

1. Sesungguhnya Nabi Sulaiman s termasuk bagian dari keutamaan Nabi


Dawud a.s dan termasuk anugerah Allah Ta’ala kepadanya, di mana Allah
telah menganugerahkan Sulaiman kepadanya; dan sesungguhnya di
antara nikmat Allah yang paling besar kepada hambaNya adalah kalau Dia
mengaruniakan padanya seorang anak yang shalih. Jika anak shalih itu
adalah seorang yang berilmu, maka itu adalah cahaya di atas cahaya.
2. Pujian dan sanjungan Allah Ta’ala kepada Nabi Sulaimans yang terdapat
dalam FirmanNya, “Dia adalah sebaik-baik hamba, sesungguhnya dia
adalah seorang yang sangat taat.” (QS. Shaad: 44).
3. Betapa banyaknya kebaikan Allah Ta’ala dan karuniaNya kepada hamba-
hambaNya, di mana Dia anugerahkan kepada mereka amal shalih dan
akhlak mulia, kemudian Dia memuji mereka karenanya. Dan Dia adalah
Yang Maha Pemberi karunia dan Maha Pemberi.
4. Sesungguhnya setiap sesuatu yang melalaikan seorang hamba dari Allah,
maka ia adalah suatu kesialan dan dicela. Maka hendaklah ia
menínggalkannya dan beralih kepada apa yang lebih bermanfaat.
5. Kaidah yang terkenal mengatakan, “Barangsiapa yang meninggalkan
sesuatu karena Allah, niscaya Allah menggantikannya dengan yang lebih
baik darinya.” Nabi Sulaiman: menyembelih kuda yang sangat gagah lagi
berlari kencang yang sangat disukai oleh jiwa, adalah demi
mengutamakan cinta kepada Allah. Maka dari itu Allah menggantikannya
dengan yang lebih baik dari itu, yaitu menundukkan kepadanya angin
sepoi nan lembut  yang bertiup berdasarkan perintahnya, kemana saja ia
suka dan ia maksud. Bertiupnya di waktu pagi satu bulan dan di waktu
sore satu bulan pula. Dan Allah juga menundukkan setan-setan kepadanya
yang mempunyai kemampuan mengerjakan pekerjaan- pekerjaan berat
yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.
6. Bahwasanya penundukan setan-setan tidak mungkin terjadi bagi
seseorang pun setelah Nabi Sulaimans.
7. Bahwasanya Nabi Sulaiman adalah seorang raja sekaligus seorang N
Beliau bisa melakukan apa saja yang beliau inginkan, akan tetapi ia tidak
menghendaki kecuali keadilan; beda dengan seorang nabi yang hamba,
karena kehendak nabi yang hamba mengikuti perintah Allah. Maka ia
tidak mengerjakan dan tidak pula meninggalkan kecuali berdasarkan
perintah, seperti halnya nabi kita, Nabi Muhammad saw. Kondisi seperti
ini lebih sempurna.

Kesimpulan

Nikmat-nikmat agung yang diberikan kepada Sulaiman a.s ini menunjukkan


agungnya karunia Allah Ta’ala, dan Sulaiman adalah seorang nabi dan rasul,
termasuk orang-orang shalih sama seperti ayahnya, Dawud a.s. Ia tidak pernah
melakukan apapun selain kebaikan yang sesuai dengan tuntutan risalah,
menyeru manusia untuk menyembah Allah Ta’ala dan besyukur kepada-Nya. Ia
memohon kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun dalam doanya, ini
tidaklah bermaksud agar Allah tidak memberikan permohonan itu kepada siapa
pun selain dia, tapi hanya sebagai bentuk kesungguhan daam permintaan untuk
diberi kekuasaan.[3]

==========

[1] Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Kariim ar-Rahman Fi


Tafsir Kalam al-Manan, jilid 6, hal. 171
[2] Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Kariim ar-Rahman Fi
Tafsir Kalam al-Manan, jilid 6, hal. 176

[3] Prof. DR. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, jilid 3, hal. 251

Nabi sulaiman as adalah putra  nabi dawud a.s. Beliau mewarisi kerajaan ayahnya di kalangan
bangsa israil, allah swt telah mengaruniai beberapa mukjizat dan keistimewaan kepada nabi
sulaiman a.s. selain sebagai nabi, rasul allah, dan raja di kalangan umatnya, nabi sulaiman a.s
memiliki keistimewaan lain, yakni :

1. Beliau memiliki kecerdasan akal, adil dan bijaksana di dalam berpikir dan mengambil
keputusan.
2. Beliau memahami bahasa binatang seprti burung, semut, dan sebagainya.
3. Beliau berkuasa memerintah bangsa jin.
4. Beliau dapat berpergian ke mana saja dengan mengendarai angin.
5. Beliau adalah seorang raja yang kaya raya dengan istana yang megah bertkilau dan
bertaburan permata.

Di dalam al-qu'an allah swt telah berfirman tentang nabi sulaiman a.s. Yaitu : "Dan sulaiman telah
mewarisi dawud, dan dia berkata: "Hai manusia, kami telah diberikan pengertian tentang suara
burung dan kami diberikan segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar benar suatu karunia
yang nyata." dan di himpunkan untuk sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu
mereka itu di atur dengan tertib (dalam barisan). (An-Naml: 16-17).

Pada suatu ketika nabi sulaiman a.s beserta tentara nya akan melewati suatu tempat yang di situ
dihuni oleh sekelompok bangsa semut. Maka berkatalah raja semut kepada rakyatnya: "Hai
rakyatku menyingkirlah dan masuklah kalian ke dalam lubang, karena nabi sulaiman as dan tentara
nya sebentar lagi akan melewati bumi ini. "tentang ini , allah swt telah berfirman di dalam al-qur'an
yaitu: 

"Sehingga ketika mereka sampai di lembah semut. berkatalah seekor semut: "Hai semut semut masuklah ke
dalam sarng sarang mu, agar kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan tentara nya, sedangkan mereka tidak
menyadari. "Maka dia (sulaiman) tersenyum karena mendengar perkataan semut itu. dan dia berdoa: :ya
tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah engkau anugrahkan kepada ku dan
kepada dua orang ibu dan bapakku untuk mengerjakan amal soleh yang engkau ridhai, dan masukkanlah
aku dengan rahmatku kepada golongan hamba-hambamu yang soleh." (An-Naml: 18-19).

Ratu Balqis dan Nabi Sulaiman


Ketika nabi sulaiman a.s sedang mengatur tentaranya yang terdiri atas manusia, jin, dan binatang, beliau
mendapati salah seekor bururng anggota tentaranya tidak ada dalam barisan. Burung itu bernama hud-hud.
Maka bertanyalah nabi sulaiman a.s: "Ke manakah gerangan hud-hud?" Tiba-tiba, tak lama setelah itu
datanglah hud-hud dengan penuh hormat menghadap nabi sulaiman a.s. Seraya melaporkan sebab-sebab
keterlambatannya.  

Burung itu memberikan tentang negeri saba' yang diperintah oleh seorang ratu yang kaya raya, tetapi dia
beserta rakyat menyembah matahari. Di dalam al-qur'an, allah swt menceritakan hal ini dengan firmannya :

"Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu dia berkata: "Aku te;lah mengetahui sesuatu yang kamu
belum mengetahuinya dan kubawa kepadamau dari negeri saba' suatu berita penting yang diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia di anugrahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain allah, dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu
menghalangi mereka dari jalan allah, sehingga mereka tidak mendapat petunjuk.. (An-Naml: 22-23).

Mendengar kabar itu, nabi sulaiman segera menulis sepucuk surat kepada ratu negeri saba' itu, balqis
namanya.. Isi surat itu adalah seruan dan ajakan nabi sulaiman kepada ratu balqis agar ia beserta seluruh
rakyatnya menyembah hanya kepada allah swt, tuhan yang telah menciptakan alam dan seluruh isinya.
Surat itu kemudian dibawa oleh hud-hud ke negeri saba' untuk diserahkan kepada ratu balqis. 

Menerima surat itu, ratu balqis amat terkejut karenya. segara ia membukanya dan membacanya. setelah ia
maklumi isinya, maka bermusyawarahlah ia kepada pada pembesar negeri. Sebagian pembesar negeri
menghendaki agar surat ajakan itu ditolak saja dan menghadapi tentara nabi sulaiman jika ternyata mereka
di perangi. Sedangkan sebagian pembesar negeri yang lain menyarankan agar ratu balqis menerima saja
ajakan nabi sulaiman itu, agar negeri saba' selamat dari kehancuran akibat serangan tentara sulaiman kelak.

Maka terjadilah perdebatan yang cukup sengit di antara kedua pendapat itu. Sehingga ratu balqis kemudian
memutuskan suatu rencana untuk menundukkan nabi sulaiman. Ia mengutus beberapa orang untuk
menghadap nabi sulaiman a.s, dan menyerahkan sepucuk surat serta berbagai hadiah mewah yang amat
besar nilainya. Hadiah-hadiah itu dimaksudkan untuk maluluhkan hati nabi sulaiman as sehingga beliau
mengurungkan niatnya untuk memerangi negeri saba'.

Tetapi yang terjadi ternyata di luar dugaan ratu balqis. Nabi sulaiman a.s dengan tegas menolak pemberian
itu, bahkan memberikan surat balasan kepada ratu balqis yang isinya ancaman, sebagaimana disebutkan di
dalam al-qur'an :

"Maka tatkala utusan itu sampai kepada sulaiman, berkataah ia: "Apakah patut kamu menolongku dengan
harta? sungguh yang diberikan allah kepadaku lebih  baik dari pada yang diberikannya kepadamu, tetapi
kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh kami akan mendatangi
mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka
dari negeri itu (saba') dengan terhina dan mereka menjadi tawanan-tawanan yang dihina" (An-Naml: 36-37).

Maka pulanglah para utusan ratu balqis itu dengan membawa kembali haidah hadiahnya ke negeri saba'.
Sampai di negeri nya, mereka menceritakan semua yang mereka lihat dan dengar. Ratu balqis amat takjub
mendengar semua itu. Maka berkatalah ia: "jika demikian, aku sendiri akan datang ke negeri sulaiman, akan
aku saksikan sendiri bagaimana kebesaran kerajaannya."

Rencana keberangkatan ratu balqis itu rupanya diketahui terlebih dahulu oleh nabi sulaiman a.s. Maka
diperintahkannya semua balatentaranya yang terdiri atas manusia, jin, dan binatang, agar mempercantik
istananya dan memprlengkapinya dengan segala perabot yang indah-indah. Kemudian sebagai kejutan, nabi
sulaiman a.s bermaksud memindahkan singgasana ratu balqis yang megah itu dari negeri saba' ke
istananya.

Maka bertanyalah sulaiman kepada tentaranya: " siapakah di antara kalian yang sanggup membawa
singgasana ratu bilqis kemari dengan cepat sebelum ia sampai disini?" salah satu dari bangsa jin yang
bernama ifrit, menjawab: "Aku sanggup membawanya sebelum engkau bangkit dari dudukmu." Tetapi, tiba-
tiba seorang alim dari ahli kitab berkata: "Aku sanggup membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Nabi sulaiman menjawab: "Kalau begitu, lakukanlah!" Maka ketika nabi sulaiman a.s
mengedipkan matanya, singgasana ratu bilqis sudah ada di hadapannya.

Ketika ratu bilqis tiba di istana nabi sulaiman as, dengan sikap seolah olah belum mengetahui, nabi
sulaiman a.s bertanya kepadanya seraya menunjuk ke singgasananya: "Seperti inikah rupa singgsana
anda?" Ratu bilqis terkejut dan menjawab: "ya memang singgasanaku sama persis dengan ini". kemudian
ratu balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana dan melihat lihat keadaannya. Ia benar benar kagum luar
biasa atas kehebatan istana nabi sulaiman a.s. Rasanya belum pernah ia melihat istana indah dan semegah
itu, meskipun istananya sendiri sedemikian hebat.

Di dalam al qur'an allah swt telah mengisahkan pengakuan ratu balqis akan kebesaran dan keagungan
istana nabi sulaiman a.s dengan firmannya: "Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana!" Maka
tatkala ia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan di singkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah sulaiman: "sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Berkatalah balqis: "Ya
tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku, dan aku berserah diri bersama sulaiman
kepada allah, tuhan smesta alam". (An-Naml: 44).

Melihat kebesaran istana nabi sulaiman a.s, ratu balqis menjadi sadar, bahwa kebesaran istananya di negeri
saba' yang dikiranya tiada berbanding, ternyata kecil jika dibandingkan dengan milik nabi sulaiman. Begitu
pula, segala sesuatu yang diberikan allah swt kepada nabi sulaiman a.s, jauh melampaui apa apa yang
dimilikinya. Maka, tanpa ragu lagi ratu balqis kemudian memeluk islam, dan ia akhirnya di kawini oleh nabi
sulaiman a.s.

Nabi Sulaiman Wafat


Kematian nabi sulaiman as berlainan dengan manusia biasa. Allah swt menghendakki kematiannya dengan
keajaiban. Nabi sulaiman as wafat dalam keadaan ia sedang duduk di kursi dengan memegang tongkatnya
sambil seolah olah mengawasi kesibukan jin jin yang sedang bekerja keras. Di dalam al qur'an kematian
nabi sulaiman as itu diterangkan oleh allah swt dengan firmannya:
"Maka tatkala kami telah menetapkan kematian sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka
kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu
bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang
menghinakan. (Saba': 14).

Nabi sulaiman as telah wafat sambil duduk di atas kursinya dan bersandar pada tongkatnya. Ketika
tongkatnya dimakan rayap dan lapuk, maka robohlah jenazah nabi sulaiman as ke tanah, saat itulah
manusia, jin dan yang lainnya mengetahui, bahwa yang mengawasi pekerjaan mereka selama ini adalah
jenazah nabi sulaiman as. Ketika itu, pekerjaan membangun baitul maqdis telah selesai.

Kesimpulan dan Hikmah Kisah Nabi Sulaiman :

1. Nabi sulaiman as mewarisi kerajaan ayahnya, nabi dawud as, bagi bangsa israil.
2. Nabi sulaiman as mempunyai mukjizat yang banyak, antara lain dapat mengetahui bahasa semua
jenis binatang.
3. Nabi sulaiman as adalah nabi yang paling kaya raya.
4. Dengan kekuasaan yang diberikan allah kepadanya, nabi sulaiman dapat memerintahkan manusia,
jin dan binatang.
5. Kematian Nabi sulaiman as tidak seperti manusia biasa, beliau wafat dalam keadaan duduk di
kursinya dan bersandar pada tongkatnya. Jenazah beliau tidak rusak selama masa yang panjang.
Hikmah di Dalam Kisah Nabi
Sulaiman

 Admin Umroh December 21, 2017

 0 601  2 minutes read

FacebookTwitterGoogle+LinkedInStumbleUponTumblrPinterestReddit

 
Usia Manusia Sudah Diatur oleh Allah - 2.bp.blogspot.com

Nabi Sulaiman merupakan utusan Allah yang diuji dengan kekayaan. Hal tersebut berbeda
dengan nabi lainnya yang diuji dengan kemalangan. Akan tetapi, dengan kekayaan dan
kehebatannya, beliau tetap rendah hati.
Hikmah di dalam kisah Nabi Sulaiman adalah ketaatan beliau kepada Allah. Nabi Sulaiman
tetap patuh sebagai hamba Allah, meskipun segala hal telah beliau miliki. Tidak hanya kaya,
beliau juga seseorang yang disegani. Jin dan setan pun tunduk kepadanya. Sampai-sampai,
Nabi Sulaiman bisa mengutus mereka semua untuk membantu pekerjaan beliau.
Nabi Sulaiman juga dianugerahi kemampuan berbicara dengan binatang. Beliau sangat
menyayangi binatang-binatang tersebut, serta berusaha mengerti dan mewujudkan keinginan
mereka untuk diperhatikan para manusia.

Berikut ini adalah hikmah di dalam kisah Nabi Sulaiman yang dapat kita pelajari.
Allah Tetaplah Mahakaya

Allah Tetaplah Mahakaya – 1.bp.blogspot.com

Allah mengatakan rizki manusia telah diatur. Maka, tidak aka nada rizki yang tertukar. Hikmah
tersebut dapat diambil dari kisah Nabi Sulaiman dengan ikan paus. Suatu hari beliau melihat
ikan paus yang terdampar di tepi pantai. Ternyata mereka sedang mencari makanan. Lalu Nabi
Sulaiman menyuruh meraka untuk makan di rumah beliau.
Nabi Sulaiman telah memasak banyak makanan untuk mereka. Namun makanan yang banyak
sekali jumlahnya itu tidak dapat mengenyangkan semua paus itu. Akhirnya Nabi Sulaiman
menyadari, betapa pun kayanya beliau, Allah tetaplah sang Mahakaya yang memberikan rizki
untuk semua manusia.

Tetaplah Rendah Hati

Tetaplah Rendah Hati – lenterahidup.com

Nabi Sulaiman tetaplah pribadi yang rendah hati, meskipun kekayaan dan kehebatan beliau
tidak tertandingi. Sejak kecil Nabi Sulaiman memang orang yang sangat cerdas. Gaya
kepemimpinan beliau juga sangat santun. Beliau adalah orang selalu mendahulukan
kepentingan rakyat.

Meskipun memiliki beberapa mukjizat, bahkan dapat berbicara dengan binatang, tidak lantas
membuat Nabi Sulaiman mengetahui segalanya. Dari kisah tersebut, Allah memberikan
pelajaran kepada kita bahwa nabi tetaplah manusia biasa, meskipun memiliki keistimewa.

Jika Anda adalah seorang pemimpin, jadilah seperti Nabi Sulaiman. Beliau adalah pemimpin
yang sangat bijaksana. Beliau mau mendengarkan alasan dan pembelaan dari bawahannya
sebelum memberikan hukuman. Nabi Sulaiman tidak pernah mengambil keputusan terburu-
buru. Beliau selalu memutuskan segala sesuatu dengan penuh pertimbangan yang matang.
Usia Manusia Sudah Diatur oleh Allah

Usia Manusia Sudah Diatur oleh Allah – 2.bp.blogspot.com

Suatu hari dalam perjamuan di rumah Nabi Sulaiman, umatnya didatangi oleh seorang laki-laki
yang tampan. Setelah kepergian lelaki tersebut, umat beliau bercerita bahwa orang tersebut
adalah malaikat maut. Maka, mereka pun berlari ke India agar tidak dapat dicabut nyawanya.

Allah memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa kematian sudah ditentukan oleh-Nya
dan tidak dapat dihindari. Umat tersebut berusaha untuk lari ke luar kota yang sangat jauh.
Akan tetapi, Allah tetap saja memerintahkan Izrail untuk mencabut nyawa mereka.

Demikianlah hikmah di dalam kisah Nabi Sulaiman. Karena kebijaksanaan dan kemualiannya,


seorang ratu dari negeri yang sangat kaya raya bernama Bilqis bersedia bertemu dan
berkunjung ke istana Nabi Sulaiman.
Bilqis dan kaumnya adalah penyembah matahari. Nabi Sulaiman mengundang Bilqis ke
istananya. Selama berjalan mengelilingi kediaman Nabi Sulaiman yang megah, Bilqis dinasihati
untuk beriman kepada Allah. Setelah melihat kebijaksanaan beliau, Bilqis beriman kepada
Tuhan Nabi Sulaiman. Akhirnya, Bilqis mengucapkan sahadat dan bersedia Islam. Beberapa
saat kemudian Nabi Sulaiman dan Bilqis menikah.
Bagikan kisah Nabi Sulaiman ini kepada rekan terkasih. Kisah tersebut mengajarkan kepada
kita agar tidak sikap sombong kepada siapa pun. Berapa pun kekayaan yang dimiliki manusia,
kita tetaplah hamba Allah. Kesombongan hanya akan membawa kehancuran.
Sulaiman
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Untuk tokoh dalam agama Yahudi/Kristen (orang yang sama dalam sudut pandang yang berbeda),
lihat Salomo.

Sulaiman (bahasa Arab: ‫;سليمان‬ bahasa Ibrani: ‫ ;שְׁ ֹלמ ֹה‬bahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani
Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai") (sekitar 975 – 935 SM)[1] merupakan seorang raja Israel, dan
anak Raja Daud. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah
menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. [butuh rujukan] Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970
SM.[butuh rujukan] Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis, Palestina.

Daftar isi

 1Genealogi
 2Biografi
o 2.1Raja segala makhluk
o 2.2Interaksi dengan jin, binatang dan lainnya
o 2.3Kebijaksanaan
o 2.4Penobatan sebagai raja
o 2.5Ratu Balqis
o 2.6Wafat
 3Lihat pula
 4Referensi

Genealogi[sunting | sunting sumber]
Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahuza bin Ya'qub.

Biografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mukjizat Sulayman

Raja segala makhluk[sunting | sunting sumber]


Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya
wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israel. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun
juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa
semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin.
Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak,
hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
Interaksi dengan jin, binatang dan lainnya[sunting | sunting sumber]
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai
keistimewaan, termasuk mampu berbicara dan memahami bahasa hewan sehingga semua makhluk itu
mengikuti kehendaknya.
"...dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya
mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman, dan
Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata."

— An-Naml 27:15-16
Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk
mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan
istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
"...dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan
perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya, dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja
di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya, dan siapa yang menyimpang antara
mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala."

— Al-Anbiya' 21:81

Kebijaksanaan[sunting | sunting sumber]
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, dia coba
mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua
pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya sangat bijak. Mulanya Nabi Daud memutuskan
pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan
ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya
menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada
pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil
hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan
kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-
masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada
yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang
dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu
kagum dengan kebolehan dia menyelesaikan perselisihan tersebut.
Penobatan sebagai raja[sunting | sunting sumber]
Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit
permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh
kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun,
abangnya Absyalum tidak merelakan dia melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah
mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan
tidak berpengalaman. Absyalum mau mendapatkan takhta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai
menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan
segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan
bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan
keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit
Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan
angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya
menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah
segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai
peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah
jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan
Absyalum mati juga karena dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di
istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa
penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang
dianugerah Allah.
Ratu Balqis[sunting | sunting sumber]
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya
burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil.
Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang
kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang
sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."
Firman Allah, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah
mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba
suatu berita penting yang diyakini.
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah
Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas
dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-
Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut
kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya
kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang
mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan
terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu
Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk
datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Dia segera memerintahkan seluruh tentaranya yang
terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu
Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menyuruh untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke istana dia.
Kisah ini tercantum dalam Surah An-Naml, berikut ini:
38. Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri."

39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya."
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI-Kitab "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya), dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
41. Dia berkata: "Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah
dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dengan
terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku" Kemudian Ratu Balqis
dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu
Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap
kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia
(Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca". Berkatalah Balqis;
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia
memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Wafat[sunting | sunting sumber]
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan
dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian dia berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman
wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan
memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah:
"Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah
kematiannya itu melainkan rayap  yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah
bagi jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa
yang menghinakan."
Lihat pula

Anda mungkin juga menyukai