Nabi Sulaiman mewarisi kenabian dan kerajaan dari ayahnya, Allah SWT. Berfirman:
ٍ
ني ْ َّاس عُلِّ ْمنَا َمْن ِط َق الطَّرْيِ َوأُوتِينَا ِم ْن ُك ِّل َش ْيء إِ َّن َه َذا هَلَُو الْ َف
ُ ِض ُل الْ ُمب َ َو َو ِر
ُ ث ُسلَْي َما ُن َد ُاو َد َوقَ َال يَا أَيُّ َها الن
“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan Dia berkata: “Hai manusia, Kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini
benar-benar suatu karunia yang nyata”. (QS. An-Naml: 16).
Salah satu prajurit Nabi Sulaiman adalah burung hud-hud (sejenis burung pelatuk), Ibnu Abbas
menyebutkan bahwa tugasnya adalah melihat dan mencari dimana letak air berada, dan itu
merupakan tugas tetapnya terutama dikala para prajurit sedang melakukan perjalanan panjang dan
mereka kehabisan air. Burung Hud-hud tersebut diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk melihat
keberadaan air dibawah tanah, ketika ia menemukannya ia akan memberi tahu kepada prajurit yang
lain agar menggalinya dan mengeluarkan air yang ada dibawah lapisan tanah tersebut. Allah
berfirman:
“Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud??,
Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan
azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku
dengan alasan yang jelas“. (QS. An-Naml: 20-21).
Suatu hari tatkala Nabi Sulaiman memeriksa bala tentaranya, beliau tidak menemukan Burung Hud-
hud ditempat tugas dimana semestinya ia berada, maka Nabi Sulaiman AS. mengancam akan
menyiksa atau meyembelihnya kecuali jika ia memiliki alasan yang jelas.
Tak berapa lama kemudian burung Hud-hud kembali dan memberitahu Nabi Sulaiman AS. suatu
berita yang belum pernah beliau ketahui sebelumnya. Hud-hud menjelaskan bahwa ia menemukan
suatu kerajaan di negeri Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu yang memiliki singgasana yang luar
biasa, namun sayang mereka menyekutukan Allah SWT. dan menyembah matahari.
Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Sulaiman dengan Burung Hud-hud diatas, diantaranya adalah
sebagai berikut:
Merubah suatu kemunkaran dengan tangan (menindak dengan tegas) bagi orang-orang yang
memiliki wilayah(kekuasaan) bilamana tidak ada mani’ (penghalang). Dalam kisah diatas Nabi
Sulaiman sebagai orang yang memiliki wilayah mengancam akan menghukum Hud-hud atas
ketidak beradaannya ditempat tugasnya, kecuali jika Hud-hud memberikan alasan yang jelas,
yang disebut juga dengan mani’ (penghalang).
Tidak terburu-buru menghukum bawahan yang bersalah sebelum mendengar penjelasannya,
karena bisa jadi ia memiliki alasan kuat yang belum pernah terbesit dibenak sang atasan sehingga
ia melakukan sesuatu yang seakan-akan itu adalah sebuah kesalahan. Dalam kisah diatas Nabi
Sulaiman dengan tahta dan kekuasaannya tidak langsung menghukum Hud-hud, tapi ia memberi
celah untuk tidak menghukum Hud-hud jika ia memiliki alasan yang jelas.
Seorang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar harus bersifat sabar dan tidak
terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dalam kisah ini Nabi Sulaiman mampu untuk
langsung menghukum Hud-hud tanpa harus menunggu penjelasan apa-apa, namun beliau
memilih untuk bersikap lebih bijaksana dan mendengar dahulu penjelasan darinya.
Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar kita harus memiliki skala prioritas, sehingga
kita bisa mendahulukan hal-hal yang terpenting dahulu sebelum yang lain. Dalam kisah ini Hud-
hud menyebutkan satu kemunkaran yang ada pada kerajaan sang ratu, yaitu menyembah selain
Allah. Biasanya orang-orang yang kafir melakukan banyak kemunkaran seperti minum minuman
keras, berjudi, berzina dan lain-lain, namun Hud-hud tidak menoleh kepada semua kemunkaran
itu karena ada kemunkaran yang lebih besar yang harus diluruskan dahulu, yaitu menyembah
selain Allah SWT.
Demikian beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Nabi Sulaiman AS. Dengan burung
Hud-hud Terutama yang berkaitan dengan amar ma’ruf nahi munkar, dan inilah salah satu tujuan
Al-Qur’an menyebutkan kisah-kisah pada zaman dahulu, yaitu agar kita mengambil pelajaran.
Wallahu a’lam bisshawab
Semoga bermanfaat..
Articles from Situs Pendidikan Islam
A. Mukaddimah
Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-
kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan,
ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan
dan mengambil sesuatu keputusan.
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang
yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri
sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman
yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir
dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang
penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan
kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk
menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra’il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi
oleh adiknya .la beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera
mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda
usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut
anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai
pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra’il.
Absyalum berketetapan hati akan mem berotak terhadap ayahnya dan akan
berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau
adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan
sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada
mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi
serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya, la tidak
jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana
mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya
sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana
berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda
negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang
dapat menambah parahnya keadaan, la mengambil keputusan untuk
menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan
istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan
menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera
menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan
munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-
Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan
keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra’il yang
makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-
makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada di
bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan
segala komandonya.
Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah
kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara
binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa
yang ia perintahkan dan ucapkan.
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu
kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk
diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah
suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau
maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.”
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan
Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang
sedang duduk dengan megah di atas tahtanya, la terkejut melihat sepucuk
surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya, la lalu mengangkat kepalanya
melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah
yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian
diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku,
Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap
dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil
para pem besarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk
memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan
surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan
menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi
tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima
utusanku di istananya.
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim
kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan
kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung
pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk
mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat
beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman
mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan
kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah
bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata
perutusan Balqis bila mereka tiba.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari
istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku
adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan
membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya,
berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba
apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana
barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta
kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam
sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan
dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan
pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira
bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan
pakaiannya.
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut
sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada
akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang
putera.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya
Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh
sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja
dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Aliahlah yang lebih
Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15
sehingga ayat 44
Incoming Searches : kisah di lembah semut | kisah nabi sulaiman dengan peristiwa
lembah semut | hadits nabi tentang Palestina | teks cerita kisah nabi sulaiman | teks
bercerita kisah peristiwa di lembah semut |
Share Tweet
Home
Kisah
Kisah Nabi Sulaiman – Kisah Salah Satu Rasul Dengan Mukjizat yang Mengagumkan
Dalam aqidah ahlussunnah waljama’ah yang benar, ada 25 orang Rasul yang
wajib diimani dan diketahui oleh setiap muslim. Salah satu dari 25 Nabi
sekaligus Rasul tersebut adalah Nabi Sulaiman as.
Selebihnya hanya wajib kita imani (bahwa para nabi dan Rasul tersebut ada)
saja, tidak sampai harus diketahui.
Oleh karena itu, mengetahui kisah atau cerita ke-25 Rasul tersebut
merupakan suatu keharusan. Dengan mempelajari kisah Nabi Sulaiman as,
maka kita sudah menjalankan sebagian keharusan tersebut. Namun, jangan
Baca juga:
Nabi Yusuf
tata cara sholat taubat
Siapakah Nabi Sulaiman as?
Dalam urutan nama-nama Nabi dan Rasul yang sudah sering kita baca
dalam buku-buku cerita Nabi, Nabi Sulaiman as ada di urutan ke-18 sebelum
nabi sesudah Nabi Daud as dan sebelum Nabi Ilyas as.
Ayah kandung dari Nabi Sulaiman as adalah Nabi Daud as. Sebelum Nabi
Sulaiman as diangkat menjadi Rasul dan memegang kerajaan, rasul
sekaligus raja sebelumnya adalah ayahnya sendiri, Nabi Daud as.
Nabi Sulaiman as dan ayahnya Nabi Daud as merupakan dua orang Rasul
yang diutus kepada bani Israil di Palestina pada waktu itu.
Baca juga:
adzan
surah yasin
Ketika Nabi Daud As wafat, kerajaan Bani Israil diberikan kepada Nabi
Sulaiman As. Mulai saat itu, Nabi Sulaiman as lah yang memimpin kerajaan
Bani Israil hingga beliau wafat.
Mukjizat Nabi Sulaiman as
Setiap Rasul pasti diberikan mukjizat oleh Allah SWT, begitu juga dengan
Nabi Sulaiman as. Nabi Sulaiman as dianugerahi beberapa mukjizat oleh
Allah SWT. Beberapa di antaranya adalah mampu menguasai para jin dan
mampu berbicara dengan binatang.
Hal ini tentu tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa seperti kita. Itulah
kenapa hal tersebut dinamakan den
gan mukjizat, karena merupakan hal yang luar biasa dan di luar nalar.
Beberapa mukjizat Nabi Sulaiman as bisa kita lihat dalam dua ayat Alquran
ini.
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman” (An Naml: 15)
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata“ (An Naml: 16).
Juga bisa kita baca dalam ayat di bawah ini.
” Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang
tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah
memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. ” (Al-
anbiya: 81)
Baca juga:
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An Naml: 17)
Sementara dalam surat yang lain, Nabi Sulaiman dikabarkan mampu
mengendalikan angin.
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya
yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan
adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Anbiya: 81)
Dikisahkan juga bahwa yang pembangunan gedung-gedung di masa
kerajaan Nabi Sulaiman as dilakukan oleh para jin (dalam Alquran
menggunakan kata syaithan). Hal ini bisa kita baca dalam surat Al Anbiya:
“Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang
menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu,
dan adalah Kami memelihara mereka itu,” (Al Anbiya: 81)
Nabi Sulaiman as dan Semut
Selain mampu menundukkan para jin, Nabi Sulaiman as juga mampu
menundukkan makhluk lain seperti binatang. Salah satu binatang yang
suaranya didengar oleh Nabi Sulaiman as adalah semut. Hal ini juga
disebutkan dalam Alquran surat An Naml ayat 18-19.
” Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman
dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”(An-Naml : 18)
Nabi Sulaiman as pun tersenyum dengan tertawa karena (mendengar)
perkataan semut itu. Beliau berdoa sebagaimana tertulis dalam ayat
selanjutnya.
“maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS. An-Naml : 19)
“ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-
hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.” (QS. An Naml : 20)
Karena ketidakhadirannya, Nabi Sulaiman as sempat mengancam untuk
menghukum burung hud-hud sebagaimana tertulis dalam ayat selanjutnya.
” Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-
benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan
yang terang”. (QS. An Naml : 21)
Ada juga versi cerita yang mengatakan bahwa setelah Nabi Sulaiman As
membangun Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji, Beliau kemudian
melakukan perjalannya ke Yaman. Setibanya di San’a, Ibu Kota Yaman, ia
memanggil burung hud-hud untuk mencari sumber air di tempat yang
kering dan tandus itu.
Ternyata burung hud-hud tidak kunjung datang. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan menghukum burung Hud-hud jika ketidakhadirannya
karena alasan yang kurang jelas.
Namun tidak lama kemudian, burung hud-hud muncul. Cerita ini masih
tertulis dalam ayat selanjutnya.
” Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari
negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” (QS. An Naml: 22)
Penjelasan dan percakapan antara Nabi Sulaiman as dan burung hud-hud
(agar lebih mudah) akan kita pelajari sama-sama melalui ayat-ayat
selanjutnya dari surat An Naml.
Burung hud-hud mengaku menjumpai seorang wanita yang mempunya
singgasana atau kerajaan yang besar.
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. “ (QS. An Naml:
23)
Namun wanita tersebut dan kaumnya tidak menyembah Allah, melainkan
menyembah matahari.
“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,“ (QS. An Naml: 24)
“agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di
langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang
kamu nyatakan.“ (QS. An Naml: 25)
“Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang
besar“ (QS. An Naml: 26)
Setelah mendengan penjelasan dari burung hud-hud, Nabi Sulaiman as
kemudian menjawab:
“Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-
orang yang berdusta.“ (QS. An Naml: 27)
Ayat seterusnya dari surat An Naml akan menjelaskan kisah Nabi Sulaiman
as dan Ratu Balqis. Oleh karena itu, akan saya buat sub judul sendiri untuk
lebih memudahkan.
Baca juga:
” Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan“ (QS. An
Naml: 28)
Surat itu kemudian sampai dan dibaca oleh Ratu Balqis. Isinya:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah
daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku
berserah diri.”
َّْت حُب ُ ) فَقَا َل إِنِّي أَحْ بَب٣١( َات ْال ِجيَا ُد ُ ض َعلَ ْي ِه بِ ْال َع ِش ِّي الصَّافِن َ ُرِ ) إِ ْذ ع٣٠( ٌَو َوهَ ْبنَا لِدَا ُو َد ُسلَ ْي َمانَ نِ ْع َم ْال َع ْب ُد إِنَّهُ أَ َّواب
َ) َولَقَ ْد فَتَنَّا ُسلَ ْي َمان٣٣( َاق ِ ُّوق َواأل ْعنِ ق َم ْسحًا بِالس َ ِ) ُر ُّدوهَا َعلَ َّي فَطَف٣٢( ب ِ ت بِ ْال ِح َجا ْ ْال َخي ِْر ع َْن ِذ ْك ِر َربِّي َحتَّى تَ َوا َر
( ُك أَ ْنتَ ْال َوهَّاب َ َّ) قَا َل َربِّ ا ْغفِرْ لِي َوهَبْ لِي ُم ْل ًكا ال يَ ْنبَ ِغي أل َح ٍد ِم ْن بَ ْع ِدي إِن٣٤( َاب َ َوأَ ْلقَ ْينَا َعلَى ُكرْ ِسيِّ ِه َج َسدًا ثُ َّم أَن
َرينَ ُمقَ َّرنِينَ فِي ِ ) َوآخ٣٧( ص ٍ اطينَ ُك َّل بَنَّا ٍء َو َغ َّواِ َ) َوال َّشي٣٦( اب َ ص َ َْث أ
ُ ) فَ َس َّخرْ نَا لَهُ الرِّ ي َح تَجْ ِري بِأ َ ْم ِر ِه ُرخَا ًء َحي٣٥
ٍ ) َوإِ َّن لَهُ ِع ْن َدنَا لَ ُز ْلفَى َو ُح ْسنَ َمآ٣٩( ب
ب ٍ ) هَ َذا َعطَا ُؤنَا فَا ْمنُ ْن أَوْ أَ ْم ِس ْك بِ َغي ِْر ِح َسا٣٨( األصْ فَا ِد
Dan Kami karuniakan kepada Dawud (anak bernama) Sulaiman, dia adalah
sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).
(Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata:
“Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari
pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku.” Lalu ia potong kaki
dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan
Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah
karena sakit), kemudian ia bertaubat. Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah
aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang
juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.” Kemudian
Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke
mana saja yang dikehendakinya. Dan (kami tundukkan pula kepadanya)
syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang
lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah kami, maka berikanlah
(kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada
pertanggungan jawab. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang
dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (QS. Shaad: 30-40).
Penjelasan (Tafsir)
Kesimpulan
==========
Nabi sulaiman as adalah putra nabi dawud a.s. Beliau mewarisi kerajaan ayahnya di kalangan
bangsa israil, allah swt telah mengaruniai beberapa mukjizat dan keistimewaan kepada nabi
sulaiman a.s. selain sebagai nabi, rasul allah, dan raja di kalangan umatnya, nabi sulaiman a.s
memiliki keistimewaan lain, yakni :
1. Beliau memiliki kecerdasan akal, adil dan bijaksana di dalam berpikir dan mengambil
keputusan.
2. Beliau memahami bahasa binatang seprti burung, semut, dan sebagainya.
3. Beliau berkuasa memerintah bangsa jin.
4. Beliau dapat berpergian ke mana saja dengan mengendarai angin.
5. Beliau adalah seorang raja yang kaya raya dengan istana yang megah bertkilau dan
bertaburan permata.
Di dalam al-qu'an allah swt telah berfirman tentang nabi sulaiman a.s. Yaitu : "Dan sulaiman telah
mewarisi dawud, dan dia berkata: "Hai manusia, kami telah diberikan pengertian tentang suara
burung dan kami diberikan segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar benar suatu karunia
yang nyata." dan di himpunkan untuk sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu
mereka itu di atur dengan tertib (dalam barisan). (An-Naml: 16-17).
Pada suatu ketika nabi sulaiman a.s beserta tentara nya akan melewati suatu tempat yang di situ
dihuni oleh sekelompok bangsa semut. Maka berkatalah raja semut kepada rakyatnya: "Hai
rakyatku menyingkirlah dan masuklah kalian ke dalam lubang, karena nabi sulaiman as dan tentara
nya sebentar lagi akan melewati bumi ini. "tentang ini , allah swt telah berfirman di dalam al-qur'an
yaitu:
"Sehingga ketika mereka sampai di lembah semut. berkatalah seekor semut: "Hai semut semut masuklah ke
dalam sarng sarang mu, agar kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan tentara nya, sedangkan mereka tidak
menyadari. "Maka dia (sulaiman) tersenyum karena mendengar perkataan semut itu. dan dia berdoa: :ya
tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah engkau anugrahkan kepada ku dan
kepada dua orang ibu dan bapakku untuk mengerjakan amal soleh yang engkau ridhai, dan masukkanlah
aku dengan rahmatku kepada golongan hamba-hambamu yang soleh." (An-Naml: 18-19).
Burung itu memberikan tentang negeri saba' yang diperintah oleh seorang ratu yang kaya raya, tetapi dia
beserta rakyat menyembah matahari. Di dalam al-qur'an, allah swt menceritakan hal ini dengan firmannya :
"Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu dia berkata: "Aku te;lah mengetahui sesuatu yang kamu
belum mengetahuinya dan kubawa kepadamau dari negeri saba' suatu berita penting yang diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia di anugrahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain allah, dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu
menghalangi mereka dari jalan allah, sehingga mereka tidak mendapat petunjuk.. (An-Naml: 22-23).
Mendengar kabar itu, nabi sulaiman segera menulis sepucuk surat kepada ratu negeri saba' itu, balqis
namanya.. Isi surat itu adalah seruan dan ajakan nabi sulaiman kepada ratu balqis agar ia beserta seluruh
rakyatnya menyembah hanya kepada allah swt, tuhan yang telah menciptakan alam dan seluruh isinya.
Surat itu kemudian dibawa oleh hud-hud ke negeri saba' untuk diserahkan kepada ratu balqis.
Menerima surat itu, ratu balqis amat terkejut karenya. segara ia membukanya dan membacanya. setelah ia
maklumi isinya, maka bermusyawarahlah ia kepada pada pembesar negeri. Sebagian pembesar negeri
menghendaki agar surat ajakan itu ditolak saja dan menghadapi tentara nabi sulaiman jika ternyata mereka
di perangi. Sedangkan sebagian pembesar negeri yang lain menyarankan agar ratu balqis menerima saja
ajakan nabi sulaiman itu, agar negeri saba' selamat dari kehancuran akibat serangan tentara sulaiman kelak.
Maka terjadilah perdebatan yang cukup sengit di antara kedua pendapat itu. Sehingga ratu balqis kemudian
memutuskan suatu rencana untuk menundukkan nabi sulaiman. Ia mengutus beberapa orang untuk
menghadap nabi sulaiman a.s, dan menyerahkan sepucuk surat serta berbagai hadiah mewah yang amat
besar nilainya. Hadiah-hadiah itu dimaksudkan untuk maluluhkan hati nabi sulaiman as sehingga beliau
mengurungkan niatnya untuk memerangi negeri saba'.
Tetapi yang terjadi ternyata di luar dugaan ratu balqis. Nabi sulaiman a.s dengan tegas menolak pemberian
itu, bahkan memberikan surat balasan kepada ratu balqis yang isinya ancaman, sebagaimana disebutkan di
dalam al-qur'an :
"Maka tatkala utusan itu sampai kepada sulaiman, berkataah ia: "Apakah patut kamu menolongku dengan
harta? sungguh yang diberikan allah kepadaku lebih baik dari pada yang diberikannya kepadamu, tetapi
kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh kami akan mendatangi
mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka
dari negeri itu (saba') dengan terhina dan mereka menjadi tawanan-tawanan yang dihina" (An-Naml: 36-37).
Maka pulanglah para utusan ratu balqis itu dengan membawa kembali haidah hadiahnya ke negeri saba'.
Sampai di negeri nya, mereka menceritakan semua yang mereka lihat dan dengar. Ratu balqis amat takjub
mendengar semua itu. Maka berkatalah ia: "jika demikian, aku sendiri akan datang ke negeri sulaiman, akan
aku saksikan sendiri bagaimana kebesaran kerajaannya."
Rencana keberangkatan ratu balqis itu rupanya diketahui terlebih dahulu oleh nabi sulaiman a.s. Maka
diperintahkannya semua balatentaranya yang terdiri atas manusia, jin, dan binatang, agar mempercantik
istananya dan memprlengkapinya dengan segala perabot yang indah-indah. Kemudian sebagai kejutan, nabi
sulaiman a.s bermaksud memindahkan singgasana ratu balqis yang megah itu dari negeri saba' ke
istananya.
Maka bertanyalah sulaiman kepada tentaranya: " siapakah di antara kalian yang sanggup membawa
singgasana ratu bilqis kemari dengan cepat sebelum ia sampai disini?" salah satu dari bangsa jin yang
bernama ifrit, menjawab: "Aku sanggup membawanya sebelum engkau bangkit dari dudukmu." Tetapi, tiba-
tiba seorang alim dari ahli kitab berkata: "Aku sanggup membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Nabi sulaiman menjawab: "Kalau begitu, lakukanlah!" Maka ketika nabi sulaiman a.s
mengedipkan matanya, singgasana ratu bilqis sudah ada di hadapannya.
Ketika ratu bilqis tiba di istana nabi sulaiman as, dengan sikap seolah olah belum mengetahui, nabi
sulaiman a.s bertanya kepadanya seraya menunjuk ke singgasananya: "Seperti inikah rupa singgsana
anda?" Ratu bilqis terkejut dan menjawab: "ya memang singgasanaku sama persis dengan ini". kemudian
ratu balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana dan melihat lihat keadaannya. Ia benar benar kagum luar
biasa atas kehebatan istana nabi sulaiman a.s. Rasanya belum pernah ia melihat istana indah dan semegah
itu, meskipun istananya sendiri sedemikian hebat.
Di dalam al qur'an allah swt telah mengisahkan pengakuan ratu balqis akan kebesaran dan keagungan
istana nabi sulaiman a.s dengan firmannya: "Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana!" Maka
tatkala ia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan di singkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah sulaiman: "sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Berkatalah balqis: "Ya
tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku, dan aku berserah diri bersama sulaiman
kepada allah, tuhan smesta alam". (An-Naml: 44).
Melihat kebesaran istana nabi sulaiman a.s, ratu balqis menjadi sadar, bahwa kebesaran istananya di negeri
saba' yang dikiranya tiada berbanding, ternyata kecil jika dibandingkan dengan milik nabi sulaiman. Begitu
pula, segala sesuatu yang diberikan allah swt kepada nabi sulaiman a.s, jauh melampaui apa apa yang
dimilikinya. Maka, tanpa ragu lagi ratu balqis kemudian memeluk islam, dan ia akhirnya di kawini oleh nabi
sulaiman a.s.
Nabi sulaiman as telah wafat sambil duduk di atas kursinya dan bersandar pada tongkatnya. Ketika
tongkatnya dimakan rayap dan lapuk, maka robohlah jenazah nabi sulaiman as ke tanah, saat itulah
manusia, jin dan yang lainnya mengetahui, bahwa yang mengawasi pekerjaan mereka selama ini adalah
jenazah nabi sulaiman as. Ketika itu, pekerjaan membangun baitul maqdis telah selesai.
1. Nabi sulaiman as mewarisi kerajaan ayahnya, nabi dawud as, bagi bangsa israil.
2. Nabi sulaiman as mempunyai mukjizat yang banyak, antara lain dapat mengetahui bahasa semua
jenis binatang.
3. Nabi sulaiman as adalah nabi yang paling kaya raya.
4. Dengan kekuasaan yang diberikan allah kepadanya, nabi sulaiman dapat memerintahkan manusia,
jin dan binatang.
5. Kematian Nabi sulaiman as tidak seperti manusia biasa, beliau wafat dalam keadaan duduk di
kursinya dan bersandar pada tongkatnya. Jenazah beliau tidak rusak selama masa yang panjang.
Hikmah di Dalam Kisah Nabi
Sulaiman
FacebookTwitterGoogle+LinkedInStumbleUponTumblrPinterestReddit
Usia Manusia Sudah Diatur oleh Allah - 2.bp.blogspot.com
Nabi Sulaiman merupakan utusan Allah yang diuji dengan kekayaan. Hal tersebut berbeda
dengan nabi lainnya yang diuji dengan kemalangan. Akan tetapi, dengan kekayaan dan
kehebatannya, beliau tetap rendah hati.
Hikmah di dalam kisah Nabi Sulaiman adalah ketaatan beliau kepada Allah. Nabi Sulaiman
tetap patuh sebagai hamba Allah, meskipun segala hal telah beliau miliki. Tidak hanya kaya,
beliau juga seseorang yang disegani. Jin dan setan pun tunduk kepadanya. Sampai-sampai,
Nabi Sulaiman bisa mengutus mereka semua untuk membantu pekerjaan beliau.
Nabi Sulaiman juga dianugerahi kemampuan berbicara dengan binatang. Beliau sangat
menyayangi binatang-binatang tersebut, serta berusaha mengerti dan mewujudkan keinginan
mereka untuk diperhatikan para manusia.
Berikut ini adalah hikmah di dalam kisah Nabi Sulaiman yang dapat kita pelajari.
Allah Tetaplah Mahakaya
Allah mengatakan rizki manusia telah diatur. Maka, tidak aka nada rizki yang tertukar. Hikmah
tersebut dapat diambil dari kisah Nabi Sulaiman dengan ikan paus. Suatu hari beliau melihat
ikan paus yang terdampar di tepi pantai. Ternyata mereka sedang mencari makanan. Lalu Nabi
Sulaiman menyuruh meraka untuk makan di rumah beliau.
Nabi Sulaiman telah memasak banyak makanan untuk mereka. Namun makanan yang banyak
sekali jumlahnya itu tidak dapat mengenyangkan semua paus itu. Akhirnya Nabi Sulaiman
menyadari, betapa pun kayanya beliau, Allah tetaplah sang Mahakaya yang memberikan rizki
untuk semua manusia.
Nabi Sulaiman tetaplah pribadi yang rendah hati, meskipun kekayaan dan kehebatan beliau
tidak tertandingi. Sejak kecil Nabi Sulaiman memang orang yang sangat cerdas. Gaya
kepemimpinan beliau juga sangat santun. Beliau adalah orang selalu mendahulukan
kepentingan rakyat.
Meskipun memiliki beberapa mukjizat, bahkan dapat berbicara dengan binatang, tidak lantas
membuat Nabi Sulaiman mengetahui segalanya. Dari kisah tersebut, Allah memberikan
pelajaran kepada kita bahwa nabi tetaplah manusia biasa, meskipun memiliki keistimewa.
Jika Anda adalah seorang pemimpin, jadilah seperti Nabi Sulaiman. Beliau adalah pemimpin
yang sangat bijaksana. Beliau mau mendengarkan alasan dan pembelaan dari bawahannya
sebelum memberikan hukuman. Nabi Sulaiman tidak pernah mengambil keputusan terburu-
buru. Beliau selalu memutuskan segala sesuatu dengan penuh pertimbangan yang matang.
Usia Manusia Sudah Diatur oleh Allah
Suatu hari dalam perjamuan di rumah Nabi Sulaiman, umatnya didatangi oleh seorang laki-laki
yang tampan. Setelah kepergian lelaki tersebut, umat beliau bercerita bahwa orang tersebut
adalah malaikat maut. Maka, mereka pun berlari ke India agar tidak dapat dicabut nyawanya.
Allah memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa kematian sudah ditentukan oleh-Nya
dan tidak dapat dihindari. Umat tersebut berusaha untuk lari ke luar kota yang sangat jauh.
Akan tetapi, Allah tetap saja memerintahkan Izrail untuk mencabut nyawa mereka.
Untuk tokoh dalam agama Yahudi/Kristen (orang yang sama dalam sudut pandang yang berbeda),
lihat Salomo.
Sulaiman (bahasa Arab: ;سليمان bahasa Ibrani: ;שְׁ ֹלמ ֹהbahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani
Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai") (sekitar 975 – 935 SM)[1] merupakan seorang raja Israel, dan
anak Raja Daud. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah
menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. [butuh rujukan] Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970
SM.[butuh rujukan] Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis, Palestina.
Daftar isi
1Genealogi
2Biografi
o 2.1Raja segala makhluk
o 2.2Interaksi dengan jin, binatang dan lainnya
o 2.3Kebijaksanaan
o 2.4Penobatan sebagai raja
o 2.5Ratu Balqis
o 2.6Wafat
3Lihat pula
4Referensi
Genealogi[sunting | sunting sumber]
Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahuza bin Ya'qub.
Biografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mukjizat Sulayman
— An-Naml 27:15-16
Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk
mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan
istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
"...dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan
perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya, dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja
di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya, dan siapa yang menyimpang antara
mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala."
— Al-Anbiya' 21:81
Kebijaksanaan[sunting | sunting sumber]
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, dia coba
mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua
pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya sangat bijak. Mulanya Nabi Daud memutuskan
pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan
ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya
menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada
pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil
hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan
kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-
masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada
yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang
dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu
kagum dengan kebolehan dia menyelesaikan perselisihan tersebut.
Penobatan sebagai raja[sunting | sunting sumber]
Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit
permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh
kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun,
abangnya Absyalum tidak merelakan dia melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah
mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan
tidak berpengalaman. Absyalum mau mendapatkan takhta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai
menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan
segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan
bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan
keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit
Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan
angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya
menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah
segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai
peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah
jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan
Absyalum mati juga karena dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di
istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa
penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang
dianugerah Allah.
Ratu Balqis[sunting | sunting sumber]
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya
burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil.
Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang
kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang
sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."
Firman Allah, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah
mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba
suatu berita penting yang diyakini.
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah
Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas
dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-
Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut
kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya
kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang
mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan
terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu
Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk
datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Dia segera memerintahkan seluruh tentaranya yang
terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu
Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menyuruh untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke istana dia.
Kisah ini tercantum dalam Surah An-Naml, berikut ini:
38. Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri."
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya."
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI-Kitab "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya), dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
41. Dia berkata: "Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah
dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dengan
terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku" Kemudian Ratu Balqis
dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu
Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap
kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia
(Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca". Berkatalah Balqis;
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia
memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Wafat[sunting | sunting sumber]
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan
dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian dia berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman
wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan
memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah:
"Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah
kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah
bagi jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa
yang menghinakan."
Lihat pula