PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bersumber dari Abu Hurairah ra, bahwasanya baginda Rasul SAW bersabda :
“Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada
naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : pemimpin yang adil, pemuda yang senantiasa
beribadah kepada Allah Ta’ala, seseorang yang mengingat Allah di tempat yang
sepi sampai meneteskan air mata, seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan
(dipertautkan) dengan masjid, dua orang saling mencintai karena Allah, yang
keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang ketika diajak
[dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :
“sesungguhnya saya takut kepada Allah”, dan seseorang yang mengeluarkan
sedekah sedang ia merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya”.
Dari hadist diatas dijelaskan oleh baginda Rasul, terdapat tujuh golongan
yang akan mendapatkan naungan dari Allah SWT dihari kiamat, adapun salah satu
dari golongan tersebut adalah para pemimpin yang adil. Ini menandakan bahwa
masalah kepemimpinan adalah masalah yang amat urgen dihadapan Allah SWT.
1
berkembang tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini
timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah baginda Nabi
Muhammad SAW wafat.
من ولي من أمر المسلمين شيئا فأمر عليهم أحدا محاباة فعليه لعنة هللا ال
. جهنمز يقبل هللا منه صرفا و ال عدال حتى يدخله
Artinya :
Barang siapa yang memimpin urusan kaum muslimin, lalu ia memberikan tanggung
jawab kepada seseorang disebabkan ia mencintainya, maka Allah SWT
melaknatnya, dan tidak akan diterima Allah semua amal dan semua keadilannya,
sampai ia masuk kedalam neraka.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz mendapatkan kesuksesan dan kejayaan pada
masa kepemimpinannya ketika mengikuti apa yang diajarkan oleh Baginda Rasul.
2
Berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh para khalifah dari Bani
Umayyah pada umumnya.
Umar bin Abd al-Aziz menjabat sebagai khalifah dalam kurun waktu kurang
dari tiga tahun (717-720), atau lebih tepatnya dua tahun lima bulan. Walaupun
waktu kepemimpinan beliau bisa dikatakan amat pendek, akan tetapi perubahan
yang beliau lakukan sangat signifikan dampaknya. Berbeda dengan apa yang telah
dilakukan oleh khalifah-khalifah Bani Umayyah sebelumnya, yang hanya lebih
banyak sibuk dengan berfoya-foya dan memperkaya diri sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Siapakah Khalifah Umar bin Abdul Aziz ?
2. Reformasi apa saja yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam
kepemimpinannya, yang berbeda dengan prinsip-prinsip Bani Umayyah pada
umumnya ?
3. Bagaimana kebijakan-kebijakan kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul
Aziz ?
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. KEHIDUPAN UMAR BIN ABDUL AZIZ
1. Biografi singkat Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Khalifah Umar bin Abdul Aziz lahir pada tahun 63 H dikota Halwan. Beliau
adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin al-Hakam bin al-Ash bin Umayyah
bin Abdi Syams. Ibunya adalah Laila binti Ashim bin Umar bin al-Khattab atau
lebih dikenal dengan sebutan Ummu Ashim. Diriwayatkan bahwa ketika Abdul
Aziz bin Marwan hendak menikahi Ummu Ashim, Abdul Aziz berkata kepada
pengasuhnya, “kumpulkanlah untuk-ku empat ratus dinar dari hartaku yang paling
bersih, karena aku akan menikahi keluarga yang baik”. Ayah dari Ummu Ashim
adalah Ashim putra Umar bin al-Khattab, yang menikah dengan seorang wanita
mulia dari Bani Hilal.
Rasulullah pernah bersaksi bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah Penganut
kebaikan di masanya. Tentang hal ini Abbas bin Rasyid berkata : “Umar bin Abdul
Aziz pernah mengunjungi guruku, ketika ia mau pulang, guruku berkata kepadaku”
: “keluarlah kamu bersamanya dan iringilah ia”. Tiba-tiba kami menemukan seekor
ular hitam yang sudah mati. Maka Umar-pun turun dari keledainya kemudian ia
menguburkan ular tersebut. Setelah itu tiba-tiba terdengar ada suara yang berteriak
“ya Kharqa, ya Kharqa, aku pernah mendengar Rasululah saw bersabda kepada ular
ini” : “kamu akan mati di tanah lapang, dan kamu akan dikuburkan oleh penduduk
bumi yang paling baik saat itu”. Maka Umar berkata : “aku memohon kepada-mu,
jika kamu bisa menampakkan dirimu, maka perlihatkanlah dirimu kepadaku”.
Suara itu berkata, “aku adalah salah seorang dari sembilan orang yang membaiat
4
Rasulullah saw di lembah ini. Dan aku pernah mendengar Rasulullah saw
mengatakan perkataan tadi kepada ular ini”. Maka Umar-pun menangis hingga ia
hampir terjatuh dari tunggangannya. Kemudian Ia berkata : “aku memohon kepada-
mu, jangan beritahukan hal ini kepada siapa-pun hingga aku dikuburkan”.
Diriwayatkan suatu ketika hewan peliharaan ayah Umar bin Abdul Aziz
menendang wajah Umar hingga ia terluka, maka mulai saat itu luka tersebut
menjadi tanda identik diwajahnya. Dan ketika ayahnya mengusap darah dari
wajahnya, ia berkata dengan gembira : “aku sangat bahagia, jika kamu adalah orang
yang terluka wajahnya di antara Bani Umayah”.
Diriwayatkan bahwa Umar pernah menangis ketika masih kecil, saat itu ia
telah hafal al-Qur’an. Maka Ibunya berkata : “apa yang menyebabkanmu
5
menangis?”. Umar berkata : “aku ingat terhadap al-Qur’an, maka aku menangis”.
Ibunyapun menangis karenanya.
Di antara ilmu yang berhasil dicapainya adalah ia telah menulis sanad hadits
dan meriwayatkannya dari sekelompok sahabat Nabi dan dari beberapa tabi’in, di
antaranya adalah Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Ibnu
Abi Salamah al-Makhzumi, Saib bin Zaid, Abdullah bin Salam. Ia pun telah
menerima hadits dari beberapa sahabat senior, diantaranya adalah Ubadah bin
Shamit, Tamim ad-Daari, al-Mughiroh bin Syu’bah, Aishah ra, Umi Hani dan
Khaulah binti al-Hakam.
6
Umar diangkat menjadi khalifah pada tanggal 10 Shafar tahun 99 H, pada
hari wafatnya khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Khalifah Sulaiman telah
mewasiatkan kekhilafahan kepada Umar ketika ia ditimpa sakit demam. Saat itu
puteranya Ayub masih kanak-kanak, belum baligh. Anaknya yang lain, Daud bin
Sulaiman hilang di konstantinopel. Khalifah Sulaiman tidak menemukan yang lain
sebagai calon khalifah kecuali Umar bin Abdul Aziz. Berikut ini adalah teks surat
pengangkatan Umar sebagai Khalifah, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, ini adalah surat (keputusan) dari hamba Allah
“Sulaiman” sebagai Amirul Mukminin kepada Umar bin Abdil Aziz. Aku telah
mengangkatnya sebagai Khalifah setelahku. Kemudian setelahnya aku angkat
Yazid bin Abdil Malik. Maka dengarlah ia, taatilah, bertakwalah kepada Allah,
jangalah kalian berselisih karena jika berselisih kalian akan jadi mangsa musuh-
musuh kalian”.
7
dan kami ridho kepadamu. Maka uruslah urusan kami dengan kebaikan dan
keberkatan”.
8
B. KEPEMIMPINAN UMAR BIN ABDUL AZIZ
1. Gebrakan reformasi Umar bin Abdul Aziz (Reformasi Ekstrim)
Umar Bin Abdul Aziz muncul di persimpangan sejarah umat Islam di bawah
kepemimpinan dinasti Bani Umayyah. Pada penghujung abad pertama hijriyah,
dinasti ini memasuki usianya yang keenam puluh, atau dua pertiga dari usianya,
dan telah mengalami pembusukan internal yang serius. Umar sendiri adalah
bagian dari dinasti ini, hampir dalam segala hal. Walaupun pada dasarnya ia
seorang ulama yang telah menguasai seluruh ilmu ulama-ulama Madinah, tapi
secara pribadi ia juga merupakan simbol dari gaya hidup dinasti Bani Umayyah
yang korup, mewah dan boros.
Itu membuatnya tidak cukup percaya diri untuk memimpin, ketika keluarga
kerajaan memintanya menggantikan posisi Abdul Malik Bin Marwan setelah
beliau wafat. Bukan saja karena persoalan internal kerajaan yang kompleks, tapi
juga karena ia sendiri merupakan bagian dari persoalan tersebut. Ia adalah bagian
dari masa lalu. Tapi pilihan atas dirinya, bagi keluarga kerajaan, adalah sebuah
keharusan. Karena Umar adalah tokoh yang paling layak untuk posisi ini.
9
Begitu selesai dilantik Umar segera memerintahkan mengembalikan
seluruh harta pribadinya, baik berupa uang maupun barang, ke kas negara,
termasuk seluruh pakaiannya yang mewah. Ia juga menolak tinggal di istana, ia
tetap menetap di rumahnya. Pola hidupnya berubah secara total, dari seorang
pencinta dunia menjadi seorang zahid yang hanya mencari kehidupan akhirat yang
abadi. Sejak berkuasa ia tidak pernah lagi tidur siang, mencicipi makanan enak.
Akibatnya, badan yang tadinya padat berisi dan kekar berubah menjadi kurus dan
ceking.
10
di neraka seperti daging ini hanya untuk memuaskan keserakahan kalian?,
berhentilah menekan atau merayu saya, sebab saya tidak akan pernah mundur dari
jalan reformasi ini”.
Langkah pembersihan diri, keluarga dan istana ini telah meyakinkan publik
akan kuat political will untuk melakukan reformasi dalam kehidupan bernegara,
khususnya dalam pemberihan KKN. Sang pemimpin telah telah menunjukkan
tekadnya, dan memberikan keteladanan yang begitu menakjubkan.
Itulah yang kemudian terjadi di masa Umar Bin Abdul Aziz. Jumlah
pembayar zakat terus meningkat, sementara jumlah penerima zakat terus
11
berkurang, bahkan habis sama sekali. Para amil zakat berkeliling di pelosok-
pelosok Afrika untuk membagikan zakat, tapi tak seorang pun yang mau
menerima zakat. Artinya, para mustahiq zakat benar-benar habis secara absolut.
Sehingga negara mengalami surplus. Maka redistribusi kekayaan negara
selanjutnya diarahkan kepada subsidi pembayaran utang-utang pribadi (swasta),
dan subsidi sosial dalam bentuk pembiayaan kebutuhan dasar yang sebenarnya
tidak menjadi tanggungan negara, seperti biaya perkawinan. Suatu saat akibat
surplus yang berlebih, negara mengumumkan bahwa “negara akan menanggung
seluruh biaya pernikahan bagi setiap pemuda yang hendak menikah di usia muda”.
a. Menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali bin Abu Thalib dan keluarganya
yang disebut dalam khutbah-khutbah Juma’at dan digantikan dengan
beberapa potongan ayat suci al-Quran.
b. Merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah
dan mengembalikannya ke Baitulmal.
c. Memecat pegawai-pegawai yang tidak cakap, menyalahgunakan kekuasaan
dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga khalifah.
d. Menghapuskan pengawal pribadi khalifah sebagaimana yang dilakukan oleh
khalifah terdahulu. Hal ini mempermudah beliau untuk bergaul rakyat biasa
tanpa adanya sekat. Berbeda dengan khalifah terdahulu yang mempunyai
pengawal pribadi dan pasukan-pasukan pengawal istana yang menyebabkan
rakyat sulit bertemu.
e. Memperhatikan nasib kalangan menengah kebawah, hal ini dibuktikan
dengan menaikkan gaji buruh sampai sama dengan gaji pejabat.
12
f. Dalam bidang pembinaan umat, beliau lebih menitik beratkan kepada
penghayatan terhadap ajaran agama. Khalifah umar memerintahkan umatnya
untuk mendirikan sholat secara berjamaah dan beliau juga mengadakan
khalaqah-khalaqah dimasjid-masjid sebagaimana yang dilakukan dizaman
Rasulullah SAW dan para sahabat.
g. Dalam bidang ilmu pengetahuan, beliau mengarahkan para cendikiawan
muslim untuk menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai
bahasa, seperti yunani, latin dan lain-lain kedalam bahasa arab, agar bisa
dipelajari oleh umat islam.
h. Dalam bidang dakwah islamiyah, beliau mengutus 10 orang pakar hukum
islam ke Afrika utara serta mengutus beberapa orang mubaligh kepada raja-
raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajarkan islam.
Disamping itu beliau menghapuskan Jizyah yang dikenakan kepada orang
yang bukan muslim, dengan harapan lebih banyak lagi orang yang memeluk
islam.
13
BAB III
PENUTUP
1. Umar bin Abdul Aziz adalah salah seorang dari Khalifah dari dinasti Bani
Umayyah, yang bersifat zuhud dan adil, berbeda dengan kebanyakan khalifah
dinasti Bani Umayyah yang lebih senang berfoya-foya.
2. Terdapat tiga kebijakan ekstrim yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul
Aziz ketika beliau diangkat :
a. Melakukan pembersihan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan istana
b. Melakukan gerakan penghematan
c. Redistribusi kekayaan negara
3. Adapun program kerja dari kahlifah Umar bin Abdul Aziz baik yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang, adalah :
a. Menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali bin Abu Thalib dan keluarganya
yang disebut dalam khutbah-khutbah Juma’at dan digantikan dengan
beberapa potongan ayat suci al-Quran.
b. Merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah
dan mengembalikannya ke Baitulmal.
c. Memecat pegawai-pegawai yang tidak cakap, menyalahgunakan kekuasaan
dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga khalifah.
d. Menghapuskan pengawal pribadi khalifah sebagaimana yang dilakukan
oleh khalifah terdahulu. Hal ini mempermudah beliau untuk bergaul rakyat
biasa tanpa adanya sekat. Berbeda dengan khalifah terdahulu yang
mempunyai pengawal pribadi dan pasukan-pasukan pengawal istana yang
menyebabkan rakyat sulit bertemu.
e. Memperhatikan nasib kalangan menengah kebawah, hal ini dibuktikan
dengan menaikkan gaji buruh sampai sama dengan gaji pejabat.
f. Dalam bidang pembinaan umat, beliau lebih menitik beratkan kepada
penghayatan terhadap ajaran agama. Khalifah umar memerintahkan
umatnya untuk mendirikan sholat secara berjamaah dan beliau juga
14
mengadakan khalaqah-khalaqah dimasjid-masjid sebagaimana yang
dilakukan dizaman Rasulullah SAW dan para sahabat.
g. Dalam bidang ilmu pengetahuan, beliau mengarahkan para cendikiawan
muslim untuk menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai
bahasa, seperti yunani, latin dan lain-lain kedalam bahasa arab, agar bisa
dipelajari oleh umat islam.
h. Dalam bidang dakwah islamiyah, beliau mengutus 10 orang pakar hukum
islam ke Afrika utara serta mengutus beberapa orang mubaligh kepada raja-
raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajarkan islam.
Disamping itu beliau menghapuskan Jizyah yang dikenakan kepada orang
yang bukan muslim, dengan harapan lebih banyak lagi orang yang memeluk
islam.
15
Daftar Pustaka
16