PENDAHULUAN
1
salah satu perbankan yaitu Bank Mandiri Cabang Tasikmalaya-Otista di
Jawa Barat dengan Nomor Laporan Kepolisian LPB/8/I/2019/JABAR,
tanggal 03 Januari 2019. Pelapor bernama Pelapor R DJOKO
POERWANTO, S.E., M.M; menjadi saksi dengan Kasus Dugaan
terjadinya Tindak Pidana Perbankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
49 ayat 1 huruf a UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU RI
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang terjadi di Bank Mandir KCP
Tasikmalaya-Otista kepada korban nasabah bernama KH. ACEP
RIDWAN, MZ bahwa uangnya berkurang ditabungan yang seharusnya
sejumlah kurang lebih Rp. 1.400.000.000,- namum yang tertinggal
didalam Rekening nasabah tersebut tersisa sebesar kurang lebih Rp.
342.000.000 pada tanggal 21 November 2018 sekitar jam 11.00 Wib, di
Kantor Bank Mandiri Cab. Kota Tasikmalaya-Otista dan KH. ACEP
RIDWAN MZ melaporkan kepada Saksi secara tertulis. Nasabah an. K.H.
ACEP RIDWAN M.Z melaporkan pada tanggal 14 Desember 2018 pada
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cab. Kota Tasikmalaya dalam bentuk
tertulis yang dituangkan dalam Formulir Keluhan Nasabah dengan
melampirkan Copy Buku Tabungan dan Copy KTP.
Bahwa dengan adanya hasil yang Saksi peroleh tersebut diatas,
telah sesuai dan benar sebagaimana Laporan nasabah KH. ACEP
RIDWAN, MZ kepada Saksi. posisi saldo akhir sebelum dana milik KH.
ACEP RIDWAN, MZ berkurang yaitu sekitar bulan Juli 2018 tercatat
sebesar Rp. 1.289.388.598,- dan posisi saldo akhir setelah KH. ACEP
RIDWAN, MZ melaporkan kepada Saksi dalam hal ini Bank Mandiri Cab.
Tasikmalaya-Otista sekitar bulan Desember 2018 sebesar Rp.
342.742.235,- sehingga jumlah dana yang berkurang pada rekening KH.
ACEP RIDWAN, MZ periode antara bulan Juli s/d bulan Desember 2018
adalah sebesar Rp. 946.646.363,-.
bahwa transaksi yang Saksi temukan sebagaimana data pada Bank
Mandiri yang tercatat dalam Rekening Koran milik an. K.H. ACEP
2
RIDWAN M.Z dengan No Rek 1310007900865 berdasarkan hasil
investigasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
- Berdasarkan data Transaksi dengan cara penarikan tunai melalui mesin
ATM dengan menggunakan Kartu ATM sebanyak 95 kali dengan total
dana penarikan sebesar Rp. 163.100.000,-,
-Berdasarkan data Transaksi dengan cara transfer via
ATM/pemindahbukuan sebanyak 60 kali dengan total dana Rp
606.270.000,-
- Berdasarkan data Transaksi dengan cara penarikan tunai melalui Teller
sebanyak 1 kali dengan total dana Rp 100.000.000,-
- Berdasarkan data Transaksi dengan cara penarikan melalui mesin EDC
(Elektronic Data Capture) di Merchant sebanyak 12 kali dengan total
dana Rp 46.577.000,-
bahwa yang mengalihkan dana tersebut adalah Sdr. BIAN SUKMA
(tersangka) dengan cara melakukan penggantian kartu ATM beberapa kali,
yang merupakan pegawai PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk bagian CSA
(Customer Service Administration).
Mencermati apa yang diuraikan dari hasil penyidikan sebagaimana
dipaparkan merujuk kepada ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 49
ayat (1) a UU Nomor 10/98 perubahan UU No. 7/92 tentang Perbankan,
bahwa perbuatan pegawai bank yang dengan sengaja membuatatau
menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam
proses laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank diancam dengan pidana penjara
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dan palingbanyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar
rupiah).
3
kelompok tertentu secara melawan hukum yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan bank mengalami permasalahan struktural. Perbuatan
tersebut dapat dilakukan baik oleh komisaris, direksi, pegawai, pihak
terafiliasi, pemilik/pemegang saham bank, atau pihak lain sehingga dapat
menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat (distrust) terhadap
sistem perbankan.
perbankan ?
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
usaha sebagai Bank Umum atau Bank Penkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank
tersendiri”), diancam dengan pidana penjara min 5 th & max 15 th serta dendan
Pasal 47 UUP
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41,41A dan 42, dengan sengaja memaksa
dalam pasal 40 , diancam dengan pidana penjara min 2 th & max 4 th serta
menurut pasal 40, diancam dengan pidana penjara min 2 th & max 4 th serta
Pasal 47 A UUP
6
pasal 47 A dan 44A diancam dengan pidana penjara 2 th & max 7 th serta
(Pasal 40, 41, 41A, & 42 merupakan pasal-pasal yang mengatur mengenai
dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) & (2) dan pasal 34 ayat (1) &(2), diancam
dengan pidana penjara min 2 th & max 10 th serta dendan min Rp 5 M dan
Max Rp 100M.
pasal 30 ayat (1) & (2) dan pasal 34 ayat (1) & (2) , diancam dengan pidana
kurungan min 1 th & max 2 th dan atau denda min Rp 1 M dan max Rp 2 M.
sengaja :
pencatatan;
7
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau
diancam dengan pidana penjara min 5 th max 15th serta denda min Rp 10 M
sengaja :
berharga.
lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit
wesel, surat promes, cek & kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya
ataupun
bank ;
8
Diancam dengan pidana penjara min 3 th & max 8 th serta denda min Rp 5 M
sengaja :
diancam dengan pidana penjara min 3 th & max 8 th serta denda min Rp 5 M &
max Rp 100 M.
bank
pasal 50 :
diancam dengan pidana penjara min 3 th max 8 th serta denda min Rp 5 M &
max Rp 100 M.
pasal 50A :
pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh dewan komisaris, direksi atau
9
mengakibatkan bank tidak melaksanakan…., diancam dengan pidana penjara
cth :
bisa dilakukan dengan berbagai cara baik dalam bidang hukum perdata, hukum
administrasi dan hukum pidana maupun dalam bentuk lain. Khusus penegakan
hukum dalam bidang hukum pidana bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
10
Pendayagunaan semua cara untuk memberantas kejahatan di bidang
b. The circumstance under which they had been commited were such as
keuangan.
b. Sistem pengawasan dari pihak bank yang efektif dan ini bisa dilakukan kalau
undang-undang perbankan.
11
Pasal 48 Ayat (1) UU Perbankan menyebutkan bahwa Anggota Dewan
Komisaris, Direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan
(1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana
Direksi, atau pegawai bank yang lalai memberikan keterangan yang wajib
dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Ayat (1) dan Ayat (2) dan
Pasal 34 Ayat (1) dan Ayat (2), diancam dengan pidana kurungan sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun danpaling lama 2 (dua) tahun dan atau denda
12
b. Ketidaktahuan teknik dalam pengawasan internal bank (lemahnya
profesionalisme)
(PKP) di lakukan melalui kerja sama orang luar dan orang dalam bank.
Uniknya, orang dalam tersebut terdiri dari para young urban profesional
(YUPPIES), dengan ciri-ciri yang sama, yaitu muda, pintar, gesit, workaholic,
tinggi.
Selain yang berwenang OJK ada yang disebut Deteksi Fraud , yaitu :
dll.
13
Adapun Upaya Pencegahan
reputasi, kepatuhan )
Tujuannya :
Prinsip Dasar :
keputusan
bank efektif
14
∙ Responsibility, kepatuhan terhadap per UUan dan prinsip pengelolaan
sehat
2. Manajemen Resiko
umum)
membantu PJK memproteksi diri secara dini dari ancaman masuknya dana
15
illegal kedalam system keuangan (PJK sebagai garda terdepan pencegahan
pencucian uang)
Wajib dilakukan:
transaksi nasabah
Tujuan
sehat
16
5. Penugasan compliance director
bank terhadap peraturan BI/OJK , peraturan per UUan yang berlaku dan
b. memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang dari
OJK
c. memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif atas kegiatan yang
bank
17
7. Pengelolaan SDM
18
BAB III
A. Kesimpulan
19
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tindak
pidana di bidang perbankan terdiri dari tiga belas (13) macam. Dari
ketiga belas macam itu, kemudian di kelompokan lagi menjadi lima
kelompok utama, yaitu Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan,
Tindak pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, Tindak pidana yang
berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan bank, Tindak pidana yang
berkaitan dengan usaha bank, dan Tindak pidana yang dengan sikap
atau tindakan dari pemegang saham. Pengurus, pegawai, dan pihak
terafilisasi.
B. Saran
1. Tindak pidana di bidang perbankan harus lebih diperjelas dan lebih
transparan dikemukakan kepada semua pihak termasuk nasabah bank yang
bersangkutan;
2. Untuk menekan angka tindak kejahatan di bidang perbankan maka
sebaiknya pemerintah dan lembaga terkait harus terus mengawasi semua
pihak yang terlibat, baik pihak dalam maupun pihak luar.
3. Upaya yang harus dilakukan agar UU No.10 Tahun 1998 dapat
mengatasi kejahatan dan pelanggaran di bidang perbankan yaitu,
memperluas formulasi perbuatan pidana, jenis sanksi dan
pertanggungjawaban pidana. Mengingat kejahatan di bidang perbankan
merupakan extraordinary crimes, maka untuk memudahkan pembuktian
harus diterpkan sistem pembuktian terbalik.
20