p.60 2014 PDF
p.60 2014 PDF
TENTANG
7. Peraturan..
-2-
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3..
-3-
Pasal 3
Pasal 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2014
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ZULKIFLI HASAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 September 2014
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
ttd.
KRISNA RYA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P. 60 /Menhut-II/2014
TENTANG
KRITERIA PENETAPAN KLASIFIKASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia, merupakan satu kesatuan ekosistem alami yang
utuh dari ekosistem pegunungan di hulu hingga ekosistem pantai di hilir.
Kekayaan sumber daya alam maupun buatan di dalam DAS merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu disyukuri, dilindungi dan diurus
daya dukungnya dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan kondisi saat ini ada
DAS yang harus dipertahankan daya dukungnya namun banyak pula DAS
yang sudah harus dipulihkan daya dukungnya.
C. Dasar..
1
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Kriteria
Kriteria-kriteria evaluasi kondisi DAS dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan:
1. Tingkat obyektivitas kondisi teknis pengelolaan DAS;
2. Perkembangan sosial politik serta peraturan perundang-undangan yang
terkait;
3. Tingkat ketersediaan atau kemutakhiran data pendukung;
4. Tingkat akseptabilitas para pihak;
5. Tingkat daya guna dan hasil guna.
BAB II..
2
BAB II
KRITERIA UNTUK MENETAPKAN KLASIFIKASI DAS
B. Metode..
3
B. Metode dan Prosedur Penerapan
Kriteria dan sub kriteria terpilih pada Tabel 1 di atas dalam penerapannya
memerlukan parameter-parameter yang harus dihitung dimana hasilnya
dikualifikasikan dalam beberapa kelas, dan di masing-masing kelas diberi skor
yang mencerminkan kualifikasi indikator, yaitu dari sangat rendah hingga
sangat tinggi. Metode dan prosedur penerapan kriteria/sub kriteria dijelaskan
secara lengkap berikut ini.
1) Kondisi Lahan
Kriteria Kondisi lahan meliputi 3 (tiga) sub kriteria berikut ini:
Cara/rumus perhitungan:
LK x 100%
PLLK = -----------------
A
Keterangan rumus:
PLLK= Persentase luas lahan kritis
LK = Luas lahan kritis dan sangat kritis (ha)
A = Luas DAS (ha)
Keterangan tambahan:
- LK diperoleh dari hasil inventarisasi lahan kritis oleh BPDAS dengan
kriteria sesuai SK Dirjen RRL No. 041/Kpts/V/1998. Kelas kekritisan
lahan yang dimasukkan dalam perhitungan ini adalah kategori kritis
dan sangat kritis.
b) Persentase..
4
b) Persentase Penutupan Vegetasi
Kriteria penilaian Persentase Penutupan Vegetasi disajikan pada Tabel 3
berikut ini.
LV x 100%
PPV = ----------------
A
Keterangan rumus:
PPV = Persentase Penutupan Vegetasi
LV = Luas penutupan lahan vegetasi (ha)
A = Luas DAS (ha)
Keterangan tambahan:
LV diperoleh dari hasil interpretasi citra satelit, foto udara dan data
Badan Pertanahan Nasional, BAPLAN Kementerian Kehutanan,
BAPPEDA.
c) Indeks..
5
c) Indeks Erosi (IE)
Cara/rumus perhitungan Indeks Erosi adalah:
Ai
IE = ( ----- x IEi) ..................(1)
A
PEi = R . K . Ls . C . P ..............(3)
Keterangan rumus:
IE = Indeks erosi DAS
PEi = prediksi erosi dengan USLE pada land unit ke i (ton/ha/tahun)
IEi = Indeks erosi pada land unit ke i
A = Luas DAS (ha); Ai = luas land unit ke i
T = Erosi yang diperbolehkan dalam DAS (tergantung solum tanah)
Ti = Erosi yang diperbolehkan pada land unit ke i
R = Erosivitas hujan
K = Erodibilitas tanah
Ls = Panjang dan kemiringan lereng (slope-length)
C = Pengelolaan vegetasi (crop management)
P = Teknik konservasi tanah (conservation practices)
DEi - Dmini
Ti = --------------------- + SFR...................(4)
RL
Keterangan rumus:
Ti = erosi yang diperbolehkan pada unit lahan ke i
DEi = Kedalaman ekuivalen = Di x faktor kedalaman tanah
Di = solum tanah (mm) pada unit lahan ke i
Dmini = kedalaman minimum = kedalaman zona perakaran (mm)
pada unit lahan ke i
SFR = laju pembentukan tanah = 0,5 mm
RL = umur guna tanah, nilainya berkisar 200-250 tahun
Keterangan tambahan:
Nilai faktor kedalaman tanah dipengaruhi oleh jenis tanah. Faktor
Kedalaman Tanah pada Berbagai Jenis Tanah disajikan di dalam Tabel 4
berikut:
Tabel 4..
6
Tabel 4. Faktor Kedalaman Tanah pada Berbagai Jenis Tanah
No. USDA Sub Order dan Kode Faktor Kedalaman Tanah
1. Aqualfs (AQ) 0.9
2. Udalfs (AD) 0.9
3. Ustalfs (AU) 0.9
4. Aquents (EQ) 0.9
5. Arents (ER) 1.0
6. Fluvents (EV) 1.0
7. Orthents (EO) 1.0
8. Psamments (ES) 1.0
9. Andepts (IN) 1.0
10. Aquepts (IQ) 0.95
11. Tropepts (IT) 1.0
12. Alballs (MW) 0.75
13. Aqualls (MQ) 0.9
14. Rendolls (MR) 0.9
15. Udolls (MD) 1.0
16. Ustolls (MU) 1.0
17. Aquox (OQ) 0.9
18. Humox (OH) 1.0
19. Orthox (OO) 0.9
20. Ustox (OU) 0.9
21. Aquods (SQ) 0.9
22. Ferrods (SI) 0.95
23. Hummods (SH) 1.0
24. Arthods (SO) 0.95
25. Aquults (UQ) 0.8
26. Humults (UH) 1.0
27. Udults (UD) 0.8
28. Ustults (UU) 0.8
29. Uderts (VD) 1.0
30. Ustearts (VU) 1.0
Tabel 5..
7
Tabel 5. Kriteria Baku Kerusakan Tanah Lahan Kering Akibat Erosi Air
(Nilai Ti)
Tebal Tanah (cm) Ambang Kritis Erosi (Ti)
ton/ha/th mm/10 th
<20 >0,1 - <1 >0,2 - <1,3
20 - <50 1 - <3 1,3 - <4
50 - <100 3 - <7 4,0 - <9,0
100 - 150 7-9 9,0 - 12
>150 >9 >12
CP = ( Ai x CPi )
A
Dimana,
Tabel 7..
8
Tabel 7. Variasi Nilai C dan P
No. Jenis Perlakuan Nilai CP
1 2 3
1. Teras bangku 0.37
- Konstruksi bagus 0.04
- Konstruksi sedang 0.15
- Konstruksi jelek 0.35
2. Teras tradisional 0.40
3. Teras koluvial pada strip rumput atau 0.50
bambu 0.04
- Konstruksi bagus 0.40
- Konstruksi jelek 0.30
4. Hillside ditch atau field pits 0.60
5. Rotasi Crotalaria sp. (legume) 0.30
6. Mulsa (sersah atau jerami 6 ton/ha/th) 0.50
7. Mulsa (sersah atau jerami 3 ton/ha/th) 0.50
8. Mulsa (sersah atau jerami 1 ton/ha/th) 0.80
9. Kontur cropping, kemiringan < 8 % 0.50
10. Kontur cropping, kemiringan 9 - 20 % 0.75
11. Kontur cropping, kemiringan > 20 % 0.90
12. Teras bangku dengan tanaman kacang tanah 0.009
13. Teras bangku dengan tanaman maize dan 0.006
mulsa jerami 4 ton/ha
14. Teras bangku dengan tanaman sorgum- 0.012
sorgum
15. Teras bangku dengan tanaman maize 0.048
16. Teras bangku dengan kacang tanah 0.053
17. Strip rumput Bahia (3 tahun) pada tanaman 0.00
Citonella
18. Strip rumput Brachiaria (3 tahun) 0.00
19. Strip rumput Bahia (1 tahun) pada tanaman 0.02
kedele
20. Strip crotalaria pada tanaman kedele 0.111
21. Strip crotalaria pada tanaman padi gogo 0.34
22. Strip crotalaria pada tanaman kacang tanah 0.398
23. Strip "maize" dan kacang tanah, mulsa dari 0.05
sersah
24. Teras gulud dengan penguat rumput 0.50
25. Teras gulud, dengan tanaman bergilir padi 0.013
dan maize
26. Teras gulud, sorgum-sorgum 0.041
27. Teras gulud, singkong 0.063
28. Teras gulud, maize-kacang tanah 0.006
29. Teras gulud , pergiliran kacang tanah - kedele 0.105
30. Teras gulud, padi gogo-maize 0.012
31. Teras bangku, maize - singkong/kedele 0.056
32. Teras bangku, sorgum-sorgum 0.024
33. Teras bangku, kacang tanah 0.009
34. Teras bangku, tanpa tanaman 0.039
35. Strip Crotalaria pada tanaman sorgum- 0.264
sorgum
9
No. Jenis Perlakuan Nilai CP
1 2 3
36. Strip Crotalaria pada tanaman kacang 0.405
tanah/singkong
37. Strip Crotalaria pada tanaman padi 0.193
gogo/singkong
38. Strip rumput pada tanaman padi gogo 0.841
39. Alang-alang permanen 0.02
40. Semak belukar 0.01
Qa = 0,25 x Qrata
Keterangan rumus:
Qmax = debit harian rata-rata tahunan tertinggi
Qa = debit andalan (debit yang dapat dimanfaatkan/berarti)
Qrata = debit harian rata-rata bulanan lebih dari 10 tahun
10
b) Koefisien Aliran Tahunan
Cara/rumus perhitungan:
kxQ
C = -------------
CH x A
Keterangan rumus:
C = koefisien aliran tahunan
k = faktor konversi = (365x86.400)/10
A = luas DAS (ha)
Q = debit rata-rata tahunan (m3/det)
CH = curah hujan rerata tahunan (mm/th)
c) Muatan Sedimen
Cara/rumus perhitungan:
MS = k x Cs x Q (ton/tahun)
Keterangan rumus:
MS = Muatan sedimen
k = Faktor konversi (365 x 86,4)
Cs = konsentrasi sedimen gr/liter (rata-rata tahunan)
Q = debit rata-rata tahunan (m3 /det)
11
Keterangan tambahan:
Hasil perhitungan MS yang menggunakan rumus: k x Cs x Q (ton/tahun)
perlu dibagi dengan luas DAS yang bersangkutan (ha) untuk memperoleh
nilai ton/ha/tahun.
MS = PE x SDR
d) Banjir
Banjir dalam hal ini diartikan sebagai meluapnya air sungai, danau atau
laut yang menggenangi areal tertentu (biasanya kering) yang secara
signifikan menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi
terhadap manusia dan lingkungannya.
Tabel 13..
12
Tabel 13. Kriteria Penilaian Kejadian Banjir
No. Frekuensi Banjir Skor Kualifikasi Pemulihan
1. Tidak pernah 0,50 Sangat rendah
2. 1 kali dalam 5 tahun 0,75 Rendah
3. 1 kali dalam 2 tahun 1,00 Sedang
4. 1 kali tiap tahun 1,25 Tinggi
5. Lebih dari 1 kali dalam 1 1,50 Sangat Tinggi
tahun
Keterangan rumus:
IPA = Indeks penggunaan air
Total kebutuhan air = kebutuhan air untuk irigasi + DMI +
penggelontoran kota
DMI = domestic, municiple & industry
Qa = debit andalan
a) Tekanan..
13
a) Tekanan Penduduk terhadap Lahan
Cara/rumus perhitungan:
Keterangan rumus:
IKL = Indeks ketersediaan lahan
A = Luas baku lahan pertanian di dalam DAS
P = Jumlah KK petani di dalam DAS
Keterangan rumus:
TKP = tingkat kesejahteraan penduduk di dalam DAS
KK miskin = jumlah kepala keluarga miskin di dalam DAS
Tot.KK = jumlah total kepala keluarga di dalam DAS
Keterangan tambahan:
Garis kemiskinan ditetapkan menggunakan data yang tersedia di BPS,
yaitu 320 – 400 kg setara beras/kapita/tahun.
Sedangkan..
14
Sedangkan apabila parameter yang digunakan adalah rata-rata
pendapatan per kapita per tahun, maka standar penilaian yang
digunakan seperti yang terlihat di dalam Tabel 17 berikut ini:
a) Klasifikasi Kota
Cara perolehan data:
Data yang diperlukan adalah keberadaan kota di dalam wilayah DAS
serta kategori dari kota tersebut. Informasi keberadaan kota tersebut
diperoleh dari peta RTRWP/K dan/atau hasil pengamatan.
Keterangan..
15
Keterangan tambahan:
Kalau dalam satu DAS terdapat lebih dari satu kelas kota, maka dipakai
kelas kota yang tertinggi (skor tertinggi)
Kriteria Penilaian Keberadaan Kota terlihat di dalam Tabel 19 berikut ini:
a) Kawasan Lindung
Dilakukan dengan mengukur luas liputan vegetasi di dalam kawasan
lindung. Dengan demikian sub kriteria ini sebenarnya juga untuk
melihat kesesuaian peruntukan lahan mengingat kawasan lindung
sebagian besar terdiri atas Kawasan Hutan.
Cara..
16
Cara/rumus perhitungan:
Keterangan rumus:
PTH = persentase luas liputan vegetasi terhadap luas Kawasan Lindung
di dalam DAS
Keterangan tambahan:
Yang termasuk kawasan lindung adalah Hutan Lindung dan Hutan
Konservasi (Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Buru, Tahura,
Taman Wisata Alam dan Taman Nasional) dan kawasan lindung lainnya.
Data diperoleh dari BKSDA, BTN, BPN dan BPKH.
b) Kawasan Budidaya
Sub Kriteria ini memfokuskan pada lahan dengan kelerengan 0-25%
pada Kawasan Budidaya. Kelas kelerengan 0-25% ini adalah paling
sesuai untuk budidaya tanaman sehingga akan cocok berada pada
Kawasan Budidaya. Penghitungan dilakukan dengan mengukur luas
total lahan dengan kelerengan 0-25% yang berada pada Kawasan
Budidaya. Semakin tinggi persentase luas unit lahan dengan kelerengan
dimaksud pada kawasan budidaya maka kualifikasi pemulihan DAS
semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah persentase luas unit lahan
dengan kelerengan dimaksud pada Kawasan Budidaya, atau dengan kata
lain semakin tinggi persentase luas unit lahan dengan kelerengan >25%
pada kawasan budidaya maka kualifikasi pemulihan DAS semakin tinggi.
Cara/rumus perhitungan:
Keterangan..
17
Keterangan rumus:
LKB = persentase luas lahan dengan kemiringan lereng 0-25% terhadap
luas Kawasan Budidaya di dalam DAS
Tabel 23..
18
Tabel 23. Kriteria Penetapan Klasifikasi DAS
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
1. LAHAN (40)
a Persentase Lahan Kritis LK X 100 % ≤5 Sangat 0,50 LK = Luas lahan kritis dan sangat
(20) Rendah kritis dlm DAS
A 5 < PLLK ≤ 10 Rendah 0,75 MenurutSK Dirjen No. 41/98
10 < PLLK ≤ 15 Sedang 1 A = Luas DAS (ha)
15 < PLLK ≤ 20 Tinggi 1,25
PLLK > 20 Sangat Tinggi 1,50
b Persentase Penutupan LV x 100 % 80 <PPV≤ 100 Sangat 0,50 LV = Luas penutupan lahan
vegetasi(10) Rendah vegetasi
A 60 <PPV≤ 80 Rendah 0,75 Berkayu hasil interpretasi citra
40 <PPV≤ 60 Sedang 1 Satelit, foto udara dan data BPN
20 <PPV≤ 40 Tinggi 1,25 (ha)
PPV≤ 20 Sangat Tinggi 1,50 A = Luas DAS (ha)
c Indeks Erosi /IE (10) IE = ( A i x IE i) IE ≤ 0,5 Sangat 0,50 PEi = Prediksi Erosi dg USLE
Rendah (RKLSCP)
A 0,5 < IE ≤ 1 Rendah 0,75 Pada land unit ke i
1 < IE ≤ 1,5 Sedang 1 T = Erosi yang diperkenankan
IEi = PEi/Ti 1,5 < IE ≤ 2 Tinggi 1,25 (tergantung tebal solum tanah)
IE > 2 Sangat Tinggi 1,50 I = unit lahan ke I
Ai = Luas land unit ke I (ha)
A = Luas DAS (ha)
19
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
atau
Nilai Pengelolaan Lahan CP = Ai x CPi CP ≤ 0,1 Sangat IE = Nilai tertimbang Indeks Erosi
dan Tanaman (CP) A Rendah 0,50 DAs
0,1 < CP ≤ 0.3 Rendah 0,75 Data diambil dari table nilai
0,3 < CP ≤ 0.5 Sedang 1 kombinasi Pengelolaan lahan (P)
0,5 < CP ≤ 0.7 Tinggi 1,25 dan Pengelolaan tanaman (C)
CP > 0.7 Sangat Tinggi 1,50 Ai = luas unit lahan ke I (ha)
A = luas DAS (ha)
CPi = nilai CP pada unit lahan ke i
CP = nilai tertimbang CP DAS
2. TATA AIR(20)
a Koefisien Rejim Aliran / Q max KRA ≤ 5 Sangat 0,50 Q max = debit bulanan tertinggi
KRA (5) Qa Rendah dlm. tahun-
5 < KRA ≤ 10 Rendah 0,75 tahun terakhir
10 < KRA ≤ 15 Sedang 1 Q a (debit andalan) = 0,25 Q rata-
rata bulanan
15 < KRA ≤ 20 Tinggi 1,25 Q rata-rata = debit bulanan rata-
rata
KRA > 20 Sangat Tinggi 1,50 Diperlukan data debit bulanan
lebih Dari 10 tahun
Perlu regionalisasi menurut iklim
20
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
b Koefisien Aliran / C (5) kxQ C ≤ 0,2 Sangat 0,50
CH xA Rendah
0,2 < C ≤ 0,3 Rendah 0,75 A = Luas DAS (ha)
0,3 < C ≤ 0,4 Sedang 1 Q = debit rata-rata tahunan
(m3/det)
0,4 < C ≤ 0,5 Tinggi 1,25 CH = ch rerata tahunan (mm/th)
C > 0,5 Sangat Tinggi 1,50
c Muatan Sedimen (MS) kCs.Q (mm/th) ≤ 5 Sangat 0,50 k = Konversi = 365 x 86400
(4) atau Rendah det/hr
PE . SDR 5 < MS ≤ 10 Rendah 0,75 Cs = Konsentrasi sedimen gr/l
10 < MS ≤ 15 Sedang 1 (rata-rata tahunan)
15 < MS ≤ 20 Tinggi 1,25 Q = debit rata-rata tahunan
(m3/det)
MS > 20 Sangat Tinggi 1,50 A = Luas DAS (ha)
SDR (sediment delivery ratio) =
fungsi luas DAS
d Banjir (2) Frekuensi -tdk pernah Sangat 0,50 Data diperoleh dari laporan
banjir Rendah kejadian
-1x dlm 5 th Rendah 0,75 Bencana banjir atau pengamatan
-1x dlm 2 th Sedang 1 Langsung
-1x tiap th Tinggi 1,25
> 1 x/th Sangat Tinggi 1,50
21
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
E Indeks Penggunaan Air IPA ≤ 0,25 Sangat 0,50 Total Kebutuhan air =
/IPA (4) Tot. kebut. Air Rendah Irigasi + DMI + penggelontoran
Qa 0,25 < IPA ≤ 0,50 Rendah 0,75 Kota
0,50 < IPA ≤ 0,75 Sedang 1
0,75 < IPA ≤ 1,00 Tinggi 1,25 Qa = debit andalan, data ini
diperoleh dari
IPA > 1,00 Sangat Tinggi 1,50 instansi pengairan
A Tekanan Penduduk thd. IKL = A/P IKL > 4 Sangat 0,50 A = Luas baku lahan pertanian di
Lahan dinyatakan Rendah dlm DAS
dengan indeks (ha/kk) 2 < IKL ≤ 4 Rendah 0,75 P = Jumlah kk petani di dlm DAS
ketersediaan lahan 1 < IKL ≤ 2 Sedang 1 KL = Indeks Ketersediaan Lahan
pertanian (10) 0,5 < IKL ≤ 1 Tinggi 1,25
0 < IKL ≤ 0,5 Sangat Tinggi 1,50
B Tingkat Kesejahteraan % Kel Miskin TKP ≤ 5 Sangat rendah 0,50 Garis kemiskinan ditetapkan
Penduduk (7) Di dlm DAS = 5 < TKP ≤10 Rendah 0,75 menggunakan konsep Bank
10 < TKP ≤ 20 Sedang 1 Dunia (data tersedia di BPS) atau
Sayogyo
kk miskin X 100% 20 < TKP ≤ 30 Tinggi 1,25
Jml tot kk DAS TKP > 30 Sangat Tinggi 1,50
Atau :
22
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
Rata-rata TKP > Rp. 5 jt Sangat 0,50 Rerata Pend.per kapita per tahun=
Pendapatan Per Rendah
Kapita per Rp.4 jt<TK P≤Rp.5 Rendah 0,75 ∑ Pend. Per kapita Kab.
tahun jt ∑Kab.
Rp.3 jt<TKP≤Rp.4 jt Sedang 1
Rp.2 jt<TKP≤Rp.3 jt Tinggi 1,25
Rp.0 jt<TKP≤Rp.2 jt Sangat Tinggi 1,50
C Keberadaan dan Ada atau tidak Kelas 1 Sangat 0,50 Deskripsi kelas keberadaan
penegakan Peraturan ada norma Rendah norma:
Sosial pro konservasi Kelas 2 Rendah 0,75 1 = ada norma dan dipraktekan
SDA (3) secara luas
Konservasi di Kelas 3 Sedang 1 2 = ada norma dan dipraktekan
Wil. DAS secara terbatas
Kelas 4 Tinggi 1,25 3 = ada norma ttp tdk
Kelas 5 Sangat tinggi 1,50 dipraktekkan
4 = tidak ada norma pro
konservasi
5 = ada norma, kontra konservasi
Data diperoleh dari para tokoh
masyarakat dan laporan dari
intansi terkait.
23
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
4. Investasi
Bangunan Air(10)
A. Klasifikasi kota (5) Diidentifikasi - Tdk. Ada Sangat 0,50 Peta RTRWP/K dan/atau hasil
Kota yang ada Rendah pengamatan
di dalam DAS - Kota Kecil Rendah 0,75 dlm satu DAS
- Kt. Madya Sedang 1 Terdapat lebih dari satu klas kota,
- Kota Besar Tinggi 1,25 maka dipakai skor tertinggi
- Kota Sangat Tinggi 1,50
Metropolitan
B. Klasifikasi Nilai Besarnya nilai 0< IBA ≤ Rp.15 M Sangat 0,50 Data nilai investasi diperoleh dari:
Bangunan Air (IBA) Rendah Kementerian PU, Dinas Pengairan,
(5) Investasi Rp.15<IBA≤30M Rendah 0,75 atau Balai Pengelolaan Sumber
Bangunan Air Rp.30<IBA≤ 45 M Sedang 1 Daya Air
(Waduk, Irigasi) Rp.45<IBA≤ 60 M Tinggi 1,25
IBA >Rp. 60 M Sangat Tinggi 1,50
5. Pemanfaatan Ruang
Wilayah (10)
a Kawasan Lindung Persentase PTH>70% Sangat Rendah 0,50 Data dari BKSDA, BTN, BPN dan
(5) Luas tutupan BPKH
hutan 45<PTH≤70% Rendah 0,75
di dalam 30<PTH ≤45 % Sedang 1 Kawasan Lindung = hutan lindung
24
Kriteria/sub kriteria Cara/rumus Kriteria Penilaian Keterangan
perhitungan Kelas Kualifikasi Skor
Pemulihan
1 2 3 4 5 6
kawasan dan
Lindung di 15 <PTH≤30 % Tinggi 1,25 Kawasan konservasi sistem
dalam PTH≤15 % Sangat Tinggi 1,50 Penyangga kehidupan (Cagar
DAS Alam, Suaka Margasatwa, Taman
Buru, Tahura, Taman Nasional)
b Kawasan Budidaya Persentase luas LKB >70 % Sangat Rendah 0,50 Kawasan Budidaya yang memiliki
(5) kelerengan Landai (0-25%)
Kaw Budidaya 45 < LKB < 70 Rendah 0,75 kualifikasi pemulihannya rendah
dg kemiringan 30 < LKB < 45 Sedang 1
Lereng 0-25% 15 < LKB < 30 Tinggi 1,25
LKB < 15 Sangat Tinggi 1,50
Catatan : Untuk sub kriteria yang tidak diperoleh nilai bobotnya dibagikan ke sub kriteria lain dalam kriteria yang
bersangkutan.
BAB III..
25
BAB III
PENENTUAN KLASIFIKASI DAS
26
No. Kriteria Bobot Nilai Kelas Kualifikasi Skor Hasil
Perhitungan
(3 x 7)
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Penduduk (10)
Keberadaan dan 5
Penegakan Peraturan 5
Investasi Bangunan
Air
Klasifikasi Kota
Klasifikasi Nilai
Bangunan Air
Pemanfaatan Ruang
Wilayah
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Jumlah
Jumlah Nilai Tertimbang
Tabel 25..
27
Tabel 25. Contoh Pengisian dan Perhitungan penilaian DAS “X”
Hasil
Kualifika
No. Kriteria/Sub Kriteria Bobot Nilai Kelas Skor Perhitungan
si
(3 x 7)
1 2 3 4 5 6 7 8
Lahan 40
1. a. Persentase Lahan kritis
b. Persentase Penutupan 20 8% 5-10% Rendah 0,75 15
Vegetasi 10 50 % 40-60% Sedang 1,00 10
c. Indeks erosi (IE) 10 0,8 0,5-1,0 Rendah 0,75 7,5
2. Tata Air 20
a. Koefisien rejim aliran 5 11 10-15 Sedang 1,00 5
b. Koefisien aliran 5 0,25 0,2-0,3 Rendah 0.75 3,75
c. Muatan sedimen 4 17 (mm/th) 15-20 Tinggi 1,25 5
d. Banjir 2 1 kali 1x/5th Rendah 0,50 1
e. Indeks penggunaan air 4 1 0,75-1 Tinggi 1,00 4
5. Kebijakan pembangunan 10
wilayah
a. Kawasan lindung 5 60 % 45-70% 0,75 3,75
b. Kawasan budi daya 5 40 % 30-45% 1 5,00
BAB IV..
28
BAB IV
EVALUASI
ttd. ttd.
29