Anda di halaman 1dari 5

POTENSI DAN PERENCANAAAN GEOWISATA

BERDASARKAN ASPEK GEODIVERSITY,


CULTURALDIVERSITY, DAN BIODIVERSITY DI DESA WISATA
PENGANTEN, KECAMATAN KLAMBU, KABUPATEN
GROBOGAN

SEMINAR

GARINDRA YOGISWARA
21100116120020

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
SEPTEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki banyak tempat yang memiliki keberagaman
geodiversity, culturaldiversity, dan Biodiveristy yang merupakan syarat suatu
tempat menjadi geopark menurut UNESCO. Aspek-aspek tersebutlah yang
menjadi pilar utama diakuinya suatu tempat dengan segala potensi geowisata
untuk dijadikan suatu “geopark”. Banyak tempat di Indonesia yang belum
dikembangkan dikelola secara maksimal. Saat ini, pemerintah juga sedang
memaksimalkan geowisata sebagai media promosi dan salah satu sumber
pemasukan daerah.
Berdasarkan tinjauan langsung di lapangan, Salah satu daerah yang
memiliki potensi tersebut yakni Desa Penganten, Kecamatan Klambu, Kabupaten
Grobogan yang memiliki potensi geowisata dengan adanya aspek Geodiversity
berupa batugamping klastik dan terumbu di kawasan karst Perbukitan Zona
Rembang bagian barat, Gua Karst “Layapan” yang masih sangat jarang
dikunjungi, serta keberadaan 3 mata air sebagai sumber pengairan yang melimpah
bagi keseharian warga dan sebagai sarana wisata. Kemudian, desa ini juga
memiliki keberagaman kultural (culturaldiversity) berupa tradisi “Sedekah Bumi
Apitan” dan makam yang sering dikunjungi, yaitu makam keturunan Sunan
Katong yang menjadi salah satu cerita rakyat (forklore) di Desa ini. Selain itu,
desa ini juga memiliki keanekaragaman biodiversity berupa beberapa macam
jenis flora.
Belum dimanfaatkannya potensi-potensi tersebut sebagai salah sumber
pendapatan daerah serta sejalan dengan visi Desa Penganten sebagai Desa Wisata
2020, maka perlu adanya pemanfaatan dan pemaksimalan potensi desa tersebut
terutama dari aspek geowisata melalui kajian secara geologi, perencanaan, dan
desain geowisata Desa Penganten mengenai karakteristik setiap geosite serta
Geodiveristy, Biodiveristy, dan Culturaldiversity.
Dengan adanya kajian melalui seminar ini, diharapkan Penerapan konsep,
perencanaan, dan pengembangan geowisata dapat diterapkan di setiap tempat
yang memiliki potensi tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari penulisan karya ilmiah ini meliputi :
1. Memahami penerapan ilmu geowisata
2. Memahami aspek geodiversity, culturaldiversity, dan biodiversity dalam
perencanaan dan pengembangan geowisata

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini meliputi :
1. Menerapkan ilmu geowisata pada daerah yang berpotensi
2. Menerapkan aspek geodiversity, culturaldiversity, dan biodiversity dalam
perencanaan dan pengembangan geowisata
3. Mengaplikasikan secara nyata ilmu geowisata terhadap perencanaan dan
pengembangan daerah baru yang potensial sebagai geowsiata

1.3 Ruang Lingkup


Karya ilmiah ini menitikberatkan pada aspek-aspek pendukung dari
suatu wilayah yang dianggap layak sebagai geowsiata, meliputi karakteristik
geosite, geodiversity, culturaldiversity, serta biodiversity. Beberapa aspek ini
dipilih karena menjadi acuan UNESCO untuk menentukan suatu tempat layak
sebagai geopark. Studi kasus dilakukan pada wilayah berpotensi sebagai
geowisata yang perencanaan dan pengembangannya yang masih sangat minim,
yaitu Desa Penganten, Klambu, Grobogan, Jawa Tengah.

1.4 Metodologi
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan studi
pustaka dari data sekunder yang dianggap terpercaya dari publikasi, karya tulis,
maupun buku. Kemudian, studi kasus menggunakan data primer dari analisis
langsung dari lapangan.

1.5 Diagram Alir

Anda mungkin juga menyukai