Anda di halaman 1dari 2

Nelayan adalah kelompok masyarakat yang rawan kemiskinan dikarenakan pekerjaannya

yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim, Sehingga dilakukan pemberlakuan
pembatasan kegiatan atau social distancing untuk mengatasi penyebaran pandemi virus
corona (Covid-19) yang dilakukan di daerah pesisir.

Perayaan hari nelayan secara nasional yang seharusnya dilaksanakan dengan penuh suka cita
pada Senin (6/4/2020), ternyata menjadi momen yang prihatin dan getir bagi para nelayan
dan pelaku usaha perikanan skala kecil di Indonesia akibat covid. Keprihatinan itu harus
dihadapi, karena nelayan merasakan dampak negatif yang signifikan akibat pandemic
COVID-19 yang sedang melanda Indonesia sekarang. Situasi itu mengakibatkan pendapatan
harian mengalami penurunan yang tajam dan mengancam keberlangsungan hidup mereka.
Warga di pedesaan dan pulau-pulau kecil berinisiatif menyuarakan agar orang kota atau
warga kampung mereka yang merantau jangan kembali dulu, demi keamanan pulau dari
pandemi Corona.

Oleh sebab itu, dalam menanggapi kondisi tersebut pemerintah mengeluarkan sejumlah
bantuan. Salah satunya memanfaatkan dana desa untuk digunakan bantuan sosial pada
masyarakat yang terkena dampak akibat pandemi virus corona dan masyarakat yang
tergolong masyarakat miskin. SelainSelain itu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan agar
dana desa dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian desa agar dapat menstabilkan
perekonomian masyarakat di desa akibat pandemi virus corona ini. PencegahanPencegahan
persebaran virus corona (Covid-19) terus dilakukan semua pihak. Tidak hanya di darat, tapi
juga sampai nelayan dan masyarakat di tepi pantai.

Jika tanpa memahami nilai-nilai pengetahuan/kearifan lokal serta persepsi dan perspektif
yang dimiliki masyarakat, maka akan sulit untuk melibatkan partisipasi masyarakat dan
mewujudkan development for people, and no one left behind. Pemberdayaan pengetahuan
dan kearifan lokal dinilai penting untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir yang juga
tidak lepas dari dampak pandemi COVID-19 karena pengetahuan dan kearifan lokal harus
menjadi titik awal  pembangunan berkelanjutan.
Di tengah situasi global dan nasional karena pandemi virus corona, pemberdayaan
pengetahuan dan kearifan lokal untuk pengelolaan pesisir berkelanjutan juga dipandang
memiliki nilai strategis dalam mendukung prioritas nasional pengembangan wilayah,
terutama untuk mengurangi kesenjangan dan pembangunan lingkungan hidup, perubahan
iklim dan ketahanan bencana, termasuk pemulihan pasca bencana wabah corona.

Menyikapi situasi global dan nasional terkait pandemi virus corona ini, pemberdayaan
pengetahuan dan kearifan lokal untuk pengelolaan pesisir berkelanjutan, pun dipandang
memiliki nilai strategis dalam mendukung prioritas nasional pengembangan wilayah,
terutama untuk mengurangi kesenjangan dan pembangunan lingkungan hidup, perubahan
iklim dan ketahanan bencana, termasuk pemulihan pasca bencana wabah korona

Pendekatan ini sejatinya sudah sejak lama diterapkan oleh masyarakat nelayan lokal sebagai
bagian dari pengetahuan dan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian sumberdaya dan
lingkungan pesisir.

Berdamai dengan Covid-19, hakikatnya adalah bagaimana cara menyiasati dan menangkal
virus tersebut, dengan pola hidup lebih bersih dan sehat, sambil terus beraktivitas dan juga
melakukan penelitian dan inovasi guna menemukan vaksinnya.

Tak kalah penting, era new normal juga untuk memulihkan kembali pusat perekonomian dan
aktivitas ekonomi masyarakat, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai