Anda di halaman 1dari 7

SPEKULASI, PROYEKSI, DAN BISNIS/INVESTASI DALAM ISLAM

A. Pengertian

PENGERTIAN SPEKULASI

Kata “spekulasi” berasal dari bahasa latin speculate yang merupakan


bentuk kalimat lampau dari speculari yang artinya “melihat kedepan, mengamati,
dan menela'ah”. Kata speculari itu sendiri merupakan turunan dari kata specula,
yang berasal dari specere yang artinya “untuk melihat”. Dari “specula” inilah asal
kata dalam Bahasa latin “speculatio, speculationis” suatu aktifitas penyelidikan
filosofi. Kalimat ini masih digunakan saat ini dalam dunia filosofi sebagai suatu
kegiatan berteori tanpa didukung dengan suatu dasar fakta yang kuat sebagaimana
halnya dalam dunia keuangan modern, dimana seorang speculator melaksanakan
suatu transaksinya dengan tanpa didukung oleh suatu transaksinya dengan dasar
statistik.

SPEKULASI DALAM ISLAM

Graha, mendefenisikan spekulasi ditinjau dari kegiatan investasi adalah


investasi yang dilakukan analisa keuangan secara seksama, menjanjikan
keamanan modal dan kepuasan atas tingkat imbalan hasil. Kegiatan yang tidak
memenuhi persyaratan adalah tindakan spekulatif.

Spekulasi keuangan dalam artian sempit yaitu termasuk memberi,


memiliki, dan menjual instrument keuangan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari fluktuasi harga, dimana pembelian tersebut bukannya untuk
digunakan sendiri atau untuk memperoleh penghasilan yang timbul dari deviden
atau bunga. Dengan demikian, Islam telah membuka kegiatan yang sangat luas
dalam berbisnis melalui bai'al-murabaha, bai'as-salam, al-ijarah al-mudharabah,
al-musyarakah dan lain-lain.

INVESTASI

Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk


memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
Menurut Abdul Halim, “Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu “return (hasil)
dan risiko”. Dalam Berinvestasi berlaku hokum semakin tinggi return yang
ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung investor.
Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan
semua modalnya.

Investasi dalam islam tidak bisa ditentukan keuntungannya. Jika


keuntungan bisa ditentukan bisa dipastikan itu investasi yang keliru, misalnya ada
sebuah investasi yang memberikan jaminan keuntungan 5% perbulan. Investasi
seperti inilah yang bisa dikategorikan sebagai riba. Karena siapakah yang bisa
mengetahui masa depan ? . Bahkan yang terjadi adalah saling merugikan antara
investor dan pihak perusahaan pengelola dana karena menjanjikan sesuatu yang
tidak pasti.

Dalam hukum Islam istilah investasi disebut mudharabah adalah


menyerahkan modal uang kepada orang yang berniaga sehinga ia mendapatkan
prosentase keuntungan. Investasi sendiri melibatkan dua orang, pertama pihak
yang memiliki modal tetapi tidak pandai dalam melakukan usaha / bisnis, kedua
pihak yang tidak mempunyai modal tetapi pandai dalam melakukan usaha / bisnis.
Kontrak investasi dalam Islam dikategorikan sebagai kontrak amanah, yaitu kedua
pihak dihukumkan sebagai rekan bisnis yang saling membantu (pembagian
untung dan rugi) berdasarkan modal dari keduanya atau kita kenal dengan
musyarakah. Artinya, tidak ada pihak yang menjadi penjamin atas pihak yang
lainnya.

Dan investasi dikatakan syah apabila memenuhi kriteria berikut :

a Pelaku (investor)
b Akad perjanjian
c Obyek transaksi

B. Bisnis dan Investasi dalam Islam

Ajaran islam mendorong pemeluknya untuk selalu menginvestasi tabungannya.


Di samping itu, dalam melakukan investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil
yang akan datang. Hasil investasi dimasa yang akan datang sangat dipengaruhi
banyak faktor, baik faktor yang dapat diprediksikan maupun tidak. Faktor- faktor
yang dapat diprediksikan atau di hitung sebelumnya adalah: berapa banyaknya
modal; berapa nisbah yang disepakati; berapa kali modal dapat diputar.

Menurut Antonio (2000), perbedaan tersebut dapat ditelaah dari defenisi


hingga makna masing-masing, yaitu:

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena


berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehaan
kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung
resiko karena perolehaan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan
tetap.

Masa yang akan datang adalah suatu yang sulit dipastikan. Pada saat yang tidak
pasti inilah, kemudian orang memiliki kecondongan untuk berupaya menjadi
sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti. Sebaliknya, jika seseorang berupa
menjadikan sesuatu yang pasti menjadi tidak pasti maka akan terjadi kegiatan
gharar. Riba dan gharar adalah dua kegiatan yang sama-sama dilarang oleh islam.

Bisnis dilakukan dalam bentuk berbagai sektor, baik sektor riil maupun
keuangan. Bisnis sektor riil lebih mengedepankan pada aspek kewujudan obyek
yang dibisniskan. Namun bisnis sektor keuangan lebih cendrung pada unsur
spekulasi. Apalagi jika dilakukan di pasar uang maupun pasar modal. Tindakan
ini dalam islam disebut dengan judi. Bagaimana gambaran tentang terjadinya
judi? perhatikan berikut ini:

Aspek Jual beli Judi


Aliran investasi (perlu Ya Ya
modal)
Tidak pasti Ya Ya
Kaitan dengan sektor Ya Tidak
riii/agrerat supply naik
Judi dapat didefenisikan statement untung-untungan, yaitu untung-utungan
yang cendrung terfokus pada spekulasi yang irasional, tidak logis, dan tidak
berdasar. Fokus perlarangan terletak pada tidak berpengaruhnya aktivitas judi
terhadap agregat supply/ tidak produktif. Jadi letak haramnya judi karena adanya
larangan penimbunan barang (hadist) dikarenakan berdampak pada berkurangnya
agregat supply barang dan jasa.

C. Spekulasi dalam Investasi

Sebagai institut keuangan modren, pasar keuangan tidak terlepas dari


beberapa kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi.
Dalam pasar modal ini, dibedakan anatara spekulan dengan pelaku bisnis
(investor) dari derajat ketidakpastian yang dihadapi.untuk itu perlu dilihat dahulu
karakter dari masing-masing investasi dan spekulasi:

1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar


modal sebagai sarana untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan
terbuka (Tbk) yang diyakininya baik dan menguntungkan, bukan
untuk tujuan mencari capital gain melalui short selling.
2. Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun
diantara keduanya ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasar
diantara keduanya terletak pada ‘spirit’ yang menjiwainya, bukan
pada bentuknya.
3. Spekulasi adalah kegiatan game of change sedangkan bisnis adalah
game of skiil.
4. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok
orang dalam masyarakat tanpa mereka memberikan konstibusi
apapun, baik yang bersifat positif maupun produktif.
5. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan.
Fakta menunjukan bahwa aktifitas para spekulan inilah yang
menimbulkan krisis di wall street tahun 1992 yang mengakibatkan
depresi yang luar biasa bagi perekonomian dunia ditahun 1930-an.
6. Spekulasi adalah outcome dari sikap mental ‘ingin cepat kaya’ jika
seseorang telah terjebak pada sikap mental ini, maka ia akan berusaha
dengan menghalalkan segala macam cara tanpa memperdulikan
rambu-rambu agama dan etika.

Karena itu, ajaran Islam secara tegas melarang tindakan spekulasi ini,
sebab bertentangan dengan nilai-nilai illahiyah dan insaniyyah.
Pengimplementasian larangan syari’ah dalam bentuk aturan main untuk mencegah
spekulasi, gharar dan maysir dengan cara menetapkan minimum holding periode.
Keuntungan: dapat meredam spekulasi, saham tidak dapat diperjualbelikan setiap
saat. Kelemahan: investasi di pasar modal menjadi tidak likuid.

D. Proyeksi Bisnis atau Investasi

Bisnis hakikatnya adalah merancang masa depan untuk memperoleh nilai


tambah. Masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti. Untuk mengetahui sesuatu
yang tidak pasti, maka pelaku bisnis dapat melakukan peramalan. Padahal
sesungguhnya, antara peramalan dan judi adalah dua hal yang berbeda.

Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum


terjadi pada waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yang
dibuat dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan atau
meminimumkan kesalahan meramal. Proyeksi (forecast) menjadi sangat penting
karena penyusunan suatu rencana diantaranya didasarkan pada suatu proyeksi atau
forecast.

Rasulullah membolehkan peramalan, hal ini dijelaskan oleh Imam Malik


dalam Kitab Al-Muwaththa’ dalam bab jual beli ‘Ariyah Yahya meriwayatkan
kepadaku dari Malik, dari Nafi’, dari abdullah bin Umar, dari Zaid, dari Tsabit,
bahwa Rasulullah SAW, memperbolehkan pemilik pohon yang berbuah untuk
menjualnya dengan cara menaksirnya (bikharshiha). Teknik Proyeksi adalah suatu
cara untuk menentukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuatu dimasa yang akan
datang.

Jenis-jenis proyeksi :
 Proyeksi bisnis dengan metode rata-rata dan pemulusan.
 Proyeksi bisnis dengan analisis korelasi.
 Proyeksi bisnis dengan analisis regresi sederhana.
 Proyeksi bisnis dengan analisis regresi berganda.
 Metode proyeksi dengan BOX-JENKINS(ARIMA).
 Proyeksi pembangunan dengan analisis input-output.
 Metode proyeksi kualitatif.

Kelangsungan hidup organisasi (khususnya organisasi bisnis) di masa


yang akan datang diantaranya tergantung pada lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan kontrol dan sosial.


2. Lingkungan teknologi.
3. Lingkungan ekonomi makro.

E. Spekulasi dan Resiko

Allah berfiman, ”Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti
apa-apa yang diusahakannya esok”.

Dalam spekulasi pelaku mengandalkan nasib untung-untungan (game of


change) dengan risiko yang besar dan tidak jarang merugikan pihak lain.
Sedangkan risiko adalah kemungkinan yang wajar akan terjadinya kondisi untung
dan rugi yang mengikuti setiap aktivitas bisnis. Risiko ini dalam agama dianggap
sebagai kondisi yang wajar karena dalam kegiatan apa saja dapat dipastikan akan
adanya risiko yang timbul seperti yang terjadi dalam prinsip bisnis.

F. Perbedaan Investasi dan Spekulasi

Tindakan investasi adalah "menyimpan uang atau modal di sebuah sektor atau
perusahaan dengan harapan akan mendapatkan keuntungan”. Sementara itu,
definisi spekulasi adalah “tindakan dalam bisnis tak lazim, berkaitan dengan
pencetakan profit dari fluktuasi harga. Atau memasuki suatu bisnis yang
melibatkan risiko-risiko yang tidak biasa, guna beroleh kesempatan meraup
keuntungan yang luar biasa besar”.

Bisnis atas investasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipastikan hasilnya.
Karena mengandung gharar dan riba. Serta Spekulasi ini disebut maisir yang
diharamkan karena mengandung ketidakjelasan antara untung dan rugi.

Dalam Surat al-Maidah ayat 90 Allah Swt berfiman ”Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

Imam Safi`i dalam kitab Qalyubi wa Umairah: : “gharar itu adalah apa-apa
yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling
mungkin muncul adalah yang paling kita takuti”.

Anda mungkin juga menyukai