Osce
Osce
IUD
1. Inform consent, jelaskan. IUD bagus dilakukan pada akhir haid.
Pakai sarung tangan. Duduk di depan pasien.
2. Inspeksi terlebih dahulu. Lalu palpasi.
3. Bimanual untuk menentukan posisi uterus ante atau retrofleksi.
4. Inspekulo. Gunakan ukuran medium pada wanita dewasa. Inspeksi serviks, dinding vagina. Jika ada
discharge bersihkan dgn kapas steril.
5. Ukur kedalaman uterus dgn sonde dan sesuaikan dengan posisi.
6. Copot sarung tangan, ambil bungkus AKDR. Masukkan Tnya ke dalam botol. Hbs itu buka bagian
bawahnya (steril).
7. Pakai sarung tangan steril, ambil akdrnya. Ukur sesuaikan berapa cm dengan kedalaman uterusnya.
8. Masukkan ke dlm uterus. Hbs itu gunting.
9. Buka inspekulo, bimanual untuk menyelipkan benang ke forniks anterior.
6. Pertusis
7. Mumps/viral parotitis
8. Gizi buruk
(marasmus/kwashiorkor/marasmus-kwashiorkor)
9. Obesitas pada anak + kurva WHO dan CDC
10. Diaper rash/diaper dermatitis
11. Meningitis/ensefalitis pada anak
12. Ikterus fisiologis
0 bulan Hepatitis B 0 (nol)
1. IMUNISASI
Jadwal imunisasi IDAI dan Depkes berbeda.
Untuk dokter umum seharusnya memang 1 bulan BCG, Polio 1
menggunakan jadwal imunisasi Depkes karena
inilah yang digunakan di Puskesmas. Namun
untuk ujian lebih baik untuk menghafal 2 bulan DPT-HB-HiB 1 (pentabio), Polio 2
keduanya.
3 bulan DPT-HB-HiB 2 (pentabio), Polio 3
18 bulan DPT-HB-HiB
24 bulan Campak
Kelas 2 SD Td (November)
Kelas 3 SD Td (November)
VAKSIN HEPATITIS B
● Kekebalan aktif terhadap hepatitis B.
● Dosis dan cara pemberian: 0.5 mL IM pada
vastus anterolateral femoris/paha.
● Untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg
positif, berikan vaksin HepB dan 0,5 mL
hepatitis B immune globulin (HBIG) dalam
waktu 12 jam pertama kelahiran. Bayi-bayi ini
harus diuji HBsAg dan antibodi terhadap HBsAg ● Cuci tangan, asepsis antisepsis lokasi yang
(anti-HBs) 1 sampai 2 bulan setelah selesainya akan disuntik. Gunakan sarung tangan
seri HepB, pada usia 9 sampai 18 bulan (lebih ● Lakukan penyuntikan sesuai dengan vaksin
diutamakan kunjungan berikutnya saat anak yang akan disuntik:
sehat). 3 Intramuskular (DPT-HB-HiB): bayi <1 tahun
● Jika status HBsAg ibu tidak diketahui, dalam pada anterolateral femoris (vastus
waktu 12 jam setelah kelahiran berikan vaksin lateralis quadriceps femoris). Anak 1-2
HepB. Untuk bayi dengan berat kurang dari tahun pada anterolateral femoris atau
2.000 gram, berikan HBIG selain vaksin HepB deltoid. Anak 3-18 tahun pada deltoid.
dalam waktu 12 jam setelah kelahiran. Arah jarum 90 derajat.
Menentukan status HBsAg ibu sesegera mungkin 4 Subkutan (campak): pada otot triseps atau otot
dan, jika ibu adalah HBsAg-positif, berikan juga paha anterolateral. Arah jarum 45
HBIG untuk bayi dengan berat 2.000 gram atau derajat.
lebih sesegera mungkin, tetapi tidak ada lebih 5 Intrakutan (BCG): pada lengan atas kanan.
dari usia 7 hari. Arah jarum 10-15 derajat.
● Kontraindikasi: tidak ada kontraindikasi 6 Oral (OPV).
mutlak, seperti anak sakit berat, riwayat alergi ● Catat dan dokumentasikan pemberian vaksin
terhadap ragi. pada buku imunisasi yang dimiliki pasien. Hal
● KIPI: efek lokal (nyeri di tempat suntikan) yang perlu dicatat adalah jenis imunisasi, tanggal
dan sistemik (demam ringan, lesu, perasaan tidak imunisasi, dan paraf.
enak pada saluran cerna) yang akan hilang dalam ● Observasi anak minimal selama 15 menit.
beberapa hari. Jelaskan kembali mengenai kemungkinan KIPI
dan edukasikan kapan pasien harus kembali
PROSEDUR IMUNISASI datang untuk imunisasi selanjutnya.
● Prosedur awal: memberikan salam,
memperkenalkan diri kepada pasien dan orang 2. CAMPAK
tua. ANAMNESIS
● Anamnesis: identitas pasien, riwayat ● Pasien biasanya datang dengan keluhan ruam
imunisasi yang sudah pernah diberikan, apakah kemerahan di kulit, tanyakan ruamnya awalnya
pasien terlambat imunisasi atau tidak, KIPI yang dari mana terlebih dahulu. Ruam pada campak
pernah terjadi pada pasien, apakah membawa biasanya mulai dari belakang telinga baru
buku catatan imunisasi. Berikan penjelasan menyebar ke seluruh tubuh. Ruam dapat disertai
mengenai imunisasi yang akan dilakukan pada dengan gatal ringan.
pasien, kegunaan vaksin, kontraindikasi dan ● Sebelum munculnya ruam biasanya pasien
KIPI. mengalami demam tinggi yang berlangsung
● Pemeriksaan fisik: keadaan umum, tanda- selama 4-7 hari. Gejala prodromal lainnya seperti
tanda vital (jika <2 tahun tidak perlu di tensi malaise (anak tampak lemas), penurunan nafsu
kecuali dengan tensi infant. Di atas 2 tahun di makan, dan adanya 3C (cough, coryza,
tensi dengan menggunakan tensimeter pediatrik), conjunctivitis) —> batuk, pilek, dan mata merah
dan/atau berair. Batuk biasanya merupakan biru 100.000 IU/hari, diberikan 2 dosis.
gejala yang paling lama hilang dari campak - Bayi > 1 tahun: vitamin A kapsul merah
(bahkan ketika ruam dan semua gejala lain sudah 200.000 IU/hari, diberikan 2 dosis.
hilang). ● Sisanya dapat diberikan obat sesuai keluhan
● Biasanya 1-2 hari sebelum bercak merah anak:
muncul dapat ditemukan koplik spots, yaitu - Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
seperti bercak abu-kebiruan pada mukosa pipi pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500
yang berada di gigi molar ke 2, dan koplik spots mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120
bertahan 3-5 hari setelah pertama muncul ruam. mg/5 mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100
● Tanyakan apakah saat muncul mg/1 mL, infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp
bercak demamnya masih tinggi atau tidak. 125 mg, 250 mg. (JANGAN berikan aspirin—
Biasanya pada campak bercak muncul dan bahaya Reye syndrome).
demam masih tinggi dan pasien masih tampak - Batuk: ambroxole 0.5 mg/kgBB/kali
toksik. pemberian, 3x sehari. Sediaan: tablet 30 mg,
● Tanyakan keluhan lainnya yang dapat syrup 15 mg/5 mL, 30 mg/5 mL, tetes/drops 15
menyertai campak seperti diare, penurunan mg/1 mL.
kesadaran, mual muntah, dan lain-lain. ● Edukasi:
● RPD, RPK (tanyakan apakah ada keluarga - Penyakit ini disebabkan karena virus sehingga
yang sedang terkena). dapat sembuh dengan sendirinya, namun tetap
● Riwayat sosial: tanyakan apakah anak suka perlu dijaga imunitas pasien agar tidak menjadi
makan yang banyak vitamin A (wortel, ikan). komplikasi.
● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan - Batuk biasanya akan tetap ada meskipun ruam
(caesar/normal), berat badan saat lahir, sudah hilang.
prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi - Anak diharuskan tetap mandi.
eksklusif.
3. VARICELLA
PEMERIKSAAN FISIK ANAMNESIS
● Keadaan umum, kesadaran ● Anak biasanya datang dengan keluhan
● TTV munculnya melenting-melenting di tubuh.
● Berat badan, tinggi badan Tanyakan sudah berapa lama dan
● Mata, mulut, badan, kaki penyebarannya. Biasanya pada varicella
● Tipe kulit, tekstur, suhu, kelembaban penyebarannya secara sentrifugal, dari wajah
● Pake loop liat lesinya (identifikasi dan badan lalu menyebar ke seluruh tubuh.
makulopapular eritrmatosus berskuama, berbatas Biasanya anak merasakan sangat gatal dan ingin
tegas) menggaruk.
● Rambut, kuku ● Biasanya sebelum munculnya melenting pada
● Punggung, telapak tangan, kaki —> lihat kulit didahului dengan demam ringan 1-2 hari.
apakah ada lesi. Tanyakan apakah ada keluhan lain yang dapat
menyertai varicella seperti batuk, pilek, nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG tenggorokan, sakit kepala, malaise/lemas,
● Darah rutin (leukopenia) anoreksia/penurunan nafsu makan.
● IgM spesifik campak: mulai muncul hari ke- ● Tanyakan kemungkinan dari mana anak
3 setelah munculnya ruam kulit. tertular, apakah ada orang/anak/tetangga rumah
● Tzank smear: untuk menyingkirkan diagnosis atau teman sekolah yang mengalami hal serupa
banding. atau tidak.
● RPD, RPK, riwayat pengobatan.
DIAGNOSIS BANDING ● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan
● Varicella (caesar/normal), berat badan saat lahir,
● Rubella prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi
● Kawasaki syndrome eksklusif.
PENATALAKSANAAN ANAMNESIS
● Biasanya kejang demam berlangsung singkat ● Bronkiolitis merupakan infeksi saluran nafas
dan pada waktu pasien datang kejang sudah bawah (bronkiolus) pada bayi yang biasanya
berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang disebabkan karena RSV (Respiratory Syncytial
obat yang paling cepat untuk menghentikan Virus).
kejang adalah diazepam yang diberikan secara ● Pasien biasanya adalah anak usia bayi (80%
intravena. terjadi pada anak usia 2-6 bulan, meskipun tetap
- Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg (BB dapat mengenai anak hingga usia 4 tahun),
< 10 kg) dan 10 mg (BB > 10 kg). Dapat datang dengan keluhan batuk dan pilek hingga
diulangi 1x lagi jika masih kejang dgn interval 5 sesak, dan biasanya disertai dengan bunyi
menit. mengi/ngik (dapat dibuktikan pada pemeriksaan
- Jika masih kejang: diazepam IV 0,3-0,5 mg/kg fisik).
perlahan-lahan (kecepatan 1-2 mg/menit), maks ● Tanyakan batuk dan pileknya seperti apa,
dose 20 mg. berdahak atau tidak, warna dahak, ada darah
- Jika masih kejang: fenitoin IV 10-20 pada dahak atau tidak, kental atau encer, atau
mg/kg/kali (kecepatan 1 mg/kg/menit). Bila dahak apakah sulit dikeluarkan dan lain-lain.
kejang berhenti, berikan dosis rumatan 4-8 ● Tanyakan apakah terdapat riwayat atopi pada
mgs/kg/hari dibagi 2 dosis dimulai 12 jam keluarga, seperti asma, gatal-gatal pada kulit
setelah dosis awal. (untuk mendiagnosis banding dengan asma
- Bila masih kejang: rawat ruang PICU. bronkial).
- SEDIAAN diazepam: supp 5 mg, 10 mg, ● Tanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin
injeksi 5 mg/2 mL, tab 2 mg, 5 mg. menyertai seperti demam, mual, muntah, diare,
sulit makan dan menyusu/minum, dan lain-lain.
● Berikan obat-obat simptomatik sesuai dengan ● Tanyakan pula apakah anak sebelumnya
keluhan pasien: tersedak atau tidak, bagaimana posisi anak saat
- Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali ibu memberikan minum/asi (untuk mendiagnosis
pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500 banding dengan pneumonia aspirasi).
mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 ● Riwayat imuninasi, riwayat persalinan
mg/5 mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 (caesar/normal), berat badan saat lahir,
mg/1 mL, infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi
125 mg, 250 mg. (JANGAN berikan aspirin— eksklusif.
bahaya Reye syndrome). ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
5. Infeksi
● Tanda-tanda infeksi seperti demam biasanya
tidak muncul pada anak gizi buruk, padahal
infeksi sering terjadi.
● Berikan pada semua anak gizi buruk: antibiotik
spektrum luas dan vaksin campak jika usia ≥ 6
1. Hipoglikemia bulan dan belum divaksin atau > 9 bulan namun
● GDS < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) —> harus sudah pernah divaksin usia < 9 bulan.
diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir ● Pilihan antibiotik:
10% segera. - Jika tidak ada komplikasi atau infeksi nyata:
● F75 segera diberikan, atau 50 mL larutan Kotrimoksazol (25 mg SMX + 5 mg
glukosa atau glukosa 10% (1 sendok teh TMP/kgBB) PO/12 jam selama 5 hari.
munjung gula dalam 50 mL air) oral atau per Sediaan: tablet TMP 80 mg SMX 400 mg, TMP
NGT. 160 mg SMX 800 mg, syrup suspensi TMP 40
● Anak tidak sadar? —> glukosa 10% IV, dosis mg SMX 200 mg, injeksi IV TMP 80 mg SMX
5 mL/kgBB, atau larutan glukosa/gula pasir 400 mg.
50 mL per NGT.
- Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia,
2. Hipotermia atau anak terlihat letargis atau tampak sakit
● Suhu aksilar < 35.5 C. berat), atau jelas ada infeksi:
● Segera beri F75 (jika perlu rehidrasi terlebih ✦ Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam
dahulu). Pastikan anak berpakaian (termasuk selama 2 hari), dilanjutkan dengan Amoksisilin
kepalanya), tutup dengan selimut hangat dan oral (15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari)
letakkan lampu/pemanas di dekatnya (tapi tidak ATAU, jika tidak tersedia amoksisilin, beri
mengarah langsung ke anak). Ampisilin per oral (50 mg/kgBB setiap 6 jam
● Beri antibiotik. selama 5 hari) sehingga total selama 7 hari,
✦ DITAMBAH: Gentamisin (7.5
3. Dehidrasi mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
● Sulit menentukan status dehidrasi pada anak
dengan gizi buruk hanya dengan klinis saja. Jika 6. Mikronutrien tanpa Fe (fase stabilisasi dan
anak gizi buruk mengalami diare cair dengan transisi), dengan Fe (fase rehabilitasi).
gejala dehidrasi yang tidak jelas, anggap ● Semua anak gizi buruk —> defisiensi vitamin
dan mineral. tambahan yang diberikan).
● Meski anemia, jangan berikan zat besi pada ● HINDARI GAGAL JANTUNG: tanda-tanda
fase awal. Tunggu nafsu makan anak baik dan —> HR naik 25x/menit dari baseline dan RR
BB bertambah (biasanya minggu ke-2 atau fase naik 5x/menit dari baseline. Lakukan:
rehabilitasi). Hal ini disebabkan karena Fe - Pengurangan volume makanan menjadi 100
merupakan salah satu zat makanan bagi mL/kgBB/hari selama 24 jam.
pertubuhan bakteri. Jika diberikan pada tahap - Selanjutnya tingkatkan perlahan: 115
awal, di mana diketahui tentunya masih terdapat mL/kgBB/hari selama 24 jam berikutnya —>
infeksi pada anak, didukung dengan berat badan 130 mL/kgBB/hari untuk 48 jam berikutnya —>
yang rendah dan sistem imun yang buruk, maka selanjutnya naik 10 mL per hari sampai anak tdk
pemberian Fe pada awal malah dapat bisa menghabiskannya.
memperparah infeksi. ● Nilai kemajuan kenaikan berat badan:
● Berikan: - Kurang (< 5 g/kgBB/hari).
- Multivitamin. - Sedang (5-10 g/kgBB/hari).
- Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 - Baik (> 10 g/kgBB/hari).
mg/hari).
- Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari). 9. Stimulasi sensoris.
- Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari). ● Berikan:
- Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan - Ungkapan kasih sayang.
naik (mulai fase rehabilitasi). - lingkungan yang ceria.
- Vitamin A: diberikan pada hari ke 1 dengan - Terapi bermain terstruktur selama 15–30 menit
dosis: < 6 bulan 50.000 IU (1/2 kapsul biru), 6- per hari.
12 bulan 100.000 IU (1 kapsul biru), 1-5 tahun - Aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat.
200.000 (1 kapsul merah). - Keterlibatan ibu sesering mungkin.
Edukasi:
● M.tb suruh balik lg setelah 2 bulan pengobatan
● Lengkapin imunisasi ( HIB )
12. IKTERUS FISIOLOGIS
● Bayi tampak kuning pd >24 jam (biasanya hari
kedua/ketiga), hilang dalam 14 hari
● Bayi lahir normal per vagina
● Tdk prematur
● Bayi aktif, menyusu, menangis kuat
● PF: sklera ikterik, badan dan wajah ikterik
( inspeksi, ttv, antropometri)
● Ttv dalam batas normal
● Tidak perlu terapi, jemur di cahaya matahari
pagi, tetap berikan ASI
● Bilirubin direct meningkat
● DD: breastfeeding jaundice, ikterus patologis,
breastmilk jaundice.
DAFTAR ISI PEMERIKSAAN FISIK
1. Blefaritis anterior/posterior ● KU Kesadaran TTV.
2. Konjungtivitis-keratokonjungtivitis ● Pemeriksaan visus, segmen anterior (posterior
3. Hordeolum interna/eksterna jika perlu), dan gerakan bola mata.
4. Pterigium ● Slit lamp examination (dapat disebutkan pada
5. Dakrioadenitis PP):
6. Hifema - Hilangnya bulu mata/madarosis.
7. Kelainan refraksi: miopia, hipermetropia, - Warna bulu mata yang berwarna keputihan
astigmatisma. (poliosis).
8. Dry eye - Skar bulu mata ataupun trikiasis.
9. Katarak - Krusta pada bulu mata dan orifisium kelenjar
10. Glaukoma akut sudut tertutup meibom.
- Tepi palpebra yang tidak rata/ireguler (tylosis).
1. BLEFARITIS ANTERIOR/POSTERIOR
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Blefaritis adalah infeksi pada kelopak mata. ● Darah rutin.
Dibagi menjadi anterior dan posterior. ● Slit lamp examination.
- Anterior: inflamasi di sekitar kulit, bulumata,
dan folikel rambut bulu mata. Dibagi DIAGNOSIS BANDING
juga menjadi varian stafilokokus dan ● Hordeolum interna/eksterna.
varian seboroik. ● Kalazion.
- Posterior: inflamasi pada kelenjar meibom. ● Konjungtivitis bakterial.
● Pasien biasanya datang dengan keluhan mata
merah/terasa panas, gatal, tampak iritasi, PENATALAKSANAAN
keluar kotoran mata terutama di daerah bulu ● Tatalaksana pada blefaritis perlu jangka
mata, mata berair, terasa seperti benda asing, panjang dan diperlukan hygiene yang baik.
fotofobia. Tanyakan sudah berapa lama. Edukasikan pasien dengan baik agar tidak terjadi
● Biasanya blefaritis sudah kronik, sering doctor shopping.
kambuh (perlu ditanyakan kekambuhan). Visus ● 3 tahap esensial:
dapat terganggu jika sekret banyak. 1. Kompres hangat.
● Penyebab terjadinya blefaritis cukup bervariasi 2. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan
seperti rosasea, herpes simpleks dermatitis, handuk lembab hangat.
molluscum contagiosum, dermatitis alergi atau 3. Antibiotik topikal: basitrasin, polimiksin B,
kontak, dermatitis seboroik, infeksi parasit eritromisin, atau campuran dengan kortikosteroid
demodex dan pitiriasis palpebrarum, dan (sebenarnya dapat diberikan antibiotik topikal
dermatitis stafilokokus. apa saja). Dapat pula diberikan antibiotik oral
● Tanyakan yang berhubungan dengan DD: seperti doksisiklin 100 mg 2x sehari selama 7
- Hordeolum: adakah benjolan pada mata yang hari.
nyeri, mengeluarkan seperti nanah, mata merah
berair. ● Antibiotik topikal:
- Kalazion: benjolan pada mata yang tidak nyeri. - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes
- Konjungitivitis bakterial/viral/alergi: sulit mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
dibedakan pada anamnesis, dapat dilihat pada minggu.
pemeriksaan fisik. Biasanya pada konjungtivitis - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes
sekret lebih banyak hingga mata lengket sulit mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
dibuka saat bangun tidur. minggu.
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Jangan
lupa tanyakan riwayat penggunaan kacamata dan R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
pengobatan. S u.c
R/ Doksisiklin tab 100 mg No. XX
S 2 dd tab 1. minggu.
- Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
2. KONJUNGTIVITIS - KERATO minggu.
KONJUNGTIVITIS R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
ANAMNESIS
S u.c
● Pasien biasanya datang dengan keluhan mata
merah, berair, silau saat melihat cahaya, iritasi, ● K. Alergi: hindari pencetus, berikan sodium
gatal. Tanyakan sudah berapa lama. kromoglikat atau steroid seperti deksametason.
● Konjungtivitis bakteri: onset akut, gatal, berair, R/ Sodium kromoglikat ED 2% 10 ml fl No I
sekret hijau kekuningan/purulen, mata sulit s3 dd gtt I ODS atau
membuka saat pagi hari karena lengket, terdapat R/ dexametasone ED 0,1% 10 ml fl No.I
riwayat pajanan tertentu. S3 dd gtt I ODS
● Konjungtivitis viral: onset subakut, gatal,
sekret jernih, fotofobia, terdapat riwayat pajanan ● Edukasi: cara pakai obat tetes mata (mata
tertentu. melihat ke atas, tarik palpebra inferior ke bawah,
● Konjungtivitis alergi: akut/subakut, tidak lalu tetes di dekat saccus conjungtiva
nyeri, tidak ada riwayat pajanan tertentu, sekret inferior), jangan dikucek, jaga kebersihan mata.
cair, biasanya terdapat riwayat alergi lainnya
(rhinitis alergi, asma, dermatitis atopik, dst) dan 3. HORDEOLUM INTERNA/EKSTERNA
riwayat alergi di keluarga. Bentuk ekstrim adalah ANAMNESIS
konjungtivitis vernal (terdapat cobblestone ● Hordeolum biasanya disebabkan karena infeksi
appearance pada PF). stafilokokus, dibagi menjadi interna (Moll dan
● Keratokonjungtivitis artinya terdapat keratitis Zeiss), dan eksterna (Meibom)
juga bersamaan dengan konjungtivitis. Biasanya ● Pasien biasanya datang dengan keluhan
terdapat riwayat pajanan seperti terkena serbuk benjolan di kelopak mata, tanyakan sudah berapa
padi, dan dibuktikan lebih lanjut pada PF. lama dan mata sebelah mana.
● Tanyakan kemungkinan DD: ● Biasanya benjolan nyeri (jika tidak nyeri
- Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri kemungkinan kalazion), disertai adanya kotoran
(hordeolum). mata yang semakin banyak pada pagi hari, sekret
- Adakah benjolan pada kelopak mata yang tidak mata kekuningan, mata berair dan gatal, dan
nyeri (kalazion). terasa ada seperti sesuatu yang mengganjal pada
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. mata.
● Tanyakan apakah sudah pernah berulang atau
PEMERIKSAAN FISIK tidak, sudah diobati atau belum
● KU kesadaran TTV. ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
● Pemeriksaan visus, segmen anterior, segmen
posterior, gerak bola mata. PEMERIKSAAN FISIK
● KU kesadaran TTV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Pemeriksaan visus, segmen anterior posterior,
● Darah lengkap. gerakan bola mata.
● Swab/kultur bakteri.
● Tes fluorecein: positif jika terjadi ulkus PEMERIKSAAN PENUNJANG
kornea. ● Darah rutin.
● Slit lamp.
DIAGNOSIS BANDING
● Konjungitivitis lainnya yang tidak termasuk DIAGNOSIS BANDING
WD. ● Kalazion.
● Hordeolum interna/eksterna. ● Hordeolum interna/eksterna.
● Kalazion. ● Blefaritis.
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
● Virus: kompres dingin; Bakteri: kompres ● Kompres hangat 15-30 menit 3x sehari
hangat.
● Berikan antibiotik baik pada infeksi maupun ● Antibiotik topikal:
non infeksi (untuk mencegah infeksi sekunder).
● Antibiotik topikal: - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes
mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
- Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes minggu.
mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 lakrimal, dapat terjadi akut ataupun kronik
minggu. (sebutkan pada diagnosis).
R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I ● BIasanya pasien datang dengan keluhan nyeri
hebat, unilateral, kemerahan, dan terasa seperti
S u.c berbenjol pada daerah supratemporal orbita.
● Jika dalam 2 hari tidak membaik, dapat Biasanya cepat onsetnya (akut).
dilakukan insisi horizontal (eksterna), insisi ● Pada dakrioadenitis kronik, dapat terjadi
vertikal (interna). bilateral, pembengkakan tidak nyeri kelenjar
lakrimal lebih dari 1 bulan. Bentuk kronik lebih
● Edukasi: jangan kucek2 mata, jaga kebersihan banyak dibanding bentuk akut.
mata, jangan dipegang/ditekan. ● Keluhan lain pada bentuk akut seperti: mata
merah, sekret mata kuning kehijauan, kemerahan
4. PTERIGIUM dan bengkak pada kelopak mata, pergerakan
ANAMNESIS mata yang terbatas, mata sulit
● Pterigium adalah peninggian superfisial yang terbuka, pembengkakan 1/3 lateral dari kelopak
berasal dari konjungtiva perilimbus dan mata superior sehingga palpebra berbentuk
memanjang hingga permukaan kornea. seperti huruf S. Dapat terjadi demam,
● Biasanya pasien datang dengan keluhan lemas/malaise, hingga batuk pilek.
pandangan tertutup (ataupun dapat belum ● Pada bentuk kronik: tidak nyeri, gangguan
tertutup) dan adanya daging tumbuh pada mata, pergerakan mata minimal, ptosis minimal,
kemerahan, mata berair. Biasanya sudah muncul keluhan tidak seberat bentuk akut.
lama dan semakin lama semakin meluas. ● Tanyakan DD seperti:
● Penting untuk menanyakan riwayat pekerjaan, - Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri
apakah sudah pernah dioperasi sebelumnya dan (hordeolum).
muncul kembali, satu mata saja atau pada kedua - Adakah benjolan pada kelopak mata tidak nyeri
mata. (kalazion).
● Tanyakan yang berkaitan dengan DD: - Adakah pembengkakan pada dekat hidung, jika
- Pseudopterigium: riwayat trauma mata ditekan keluar nanah (dakriosistitis).
sebelumny (trauma kimia, panas). ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
- Pinguecula: benjolan kecil pada daerah mata
(konjungtiva perilimbus) yang tidak meluas, PEMERIKSAAN FISIK
berwarna kekuningan, biasanya pada individu ● KU kesadaran TTV.
dengan pajanan sinar matahari sering. ● Pemeriksaan visus, segmen anterior dan
● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. posterior, gerakan bola mata.
Pemeriksaan fisik:
● PF abdomen —> inspeksi, palpasi seperti biasa
(hepar, lien, ginjal), perkusi (seperti biasa, nyeri
ketok CVA, shifting dullness—karena biasanya
ada asites).
● jangan lupa periksa kaki (pitting udem).
● konjungtiva, TTV (tensi tinggi, suhu
meningkat).
Pemeriksaan penunjang:
● darah lengkap, urinalisis (makro —> gross
hematuri; mikro —> silinder eritrosit leukosit
dst).
● ureum kreatinin (faal ginjal).
● dipstick (+2, 200 an).
● GFR —> turun. normal: 1 cc/kgBB/jam.
● swab tenggorokan, ASTO, C3 (turun), C4
PENATALAKSANAAN (normal). kalo IgA nefropati dua2nya turun.
● Tatalaksana secara konservatif merupakan
tatalaksana pilihan bagi kebanyakan pasien yang Penatalaksanaan:
mengalami trauma ginjal, bahkan diketahui R/ captopril 25 mg tab no. X
bahwa tingkat kegagalan terapi konservatif S 1 dd tab 1.
adalah 1% karena dapat menyelamatkan fungsi
ginjal dengan sangat baik. R/ furosemide 40 mg no. X.
● Indikasi tatalaksana konservatif saja adalah S 1 dd tab 1.
pada pasien trauma ginjal yang tidak mengalami
kehilangan darah (hemodinamik stabil), dan Edukasi:
tidak adanya indikasi pembedahan (trauma ● bisa sembuh sendiri, tapi harus rajin kontrol,
ureter, trauma ginjal grade IV-V/mengenai diet rendah protein.
vaskular). Bahkan diketahui meskipun terjadi ● jangan makan banyak garam sampai udem
ekstravasasi urin masih dapat tertangani mereda.
baik dengan tatalaksana konservatif sebesar
90%. 5. BENIGN PROSTATE HYPERTROPHY
● Trauma tumpul ginjal: biasanya 85% pasien (BPH)
tertangani tanpa operasi (kembali lagi tergantung
derajat trauma). Tatalaksana secara ANAMNESIS
konservatif: bed rest dan observasi, berikan obat ● BPH dibagi menjadi 2 tipe, BPH tipe
sesuai dengan keluhan pasien. obstruktif dan tipe iritatif. Tipe obstruktif
● Trauma tajam ginjal: tindakan pembedahan biasanya dia mengeluh pipisnya kurang puas,
dan eksplorasi. kalo pipis nunggunya keluar pipisnya lama,
● Jangan lupa harus dirujuk! kekuatannya melemah. Tipe iritatif adalah
urgensi, frekuensi, dan nokturia.
4. GROMERULONEFRITIS AKUT ● Biasanya terjadi pada usia tua, perhatikan usia
Anamnesis: pasien.
● kencingnya seperti teh (coffee ground ● Untuk memastikan/menyingkirkan DD
appearance) —> merah gelap, coklat gelap. tanyakan adakah demam, urinnya apakah
● biasanya yang keluar post streptococcus —> berwarna merah, apakah sedang batuk pilek, dan
ada batuk pilek (7-14 hari), ada demam lain sebagainya.
sebelumnya, atau pernah luka/jatoh ga ● Tanyakan riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, dan lain sebagainya. ● USG prostat.
● PSA:
PEMERIKSAAN FISIK - kalo lebih dari 4 mcg/ml —> BPH.
● PF Rectal Touche. - kalo lebih dari 10 mcg/ml —> kemungkinan
● Jangan lupa PF nyeri tekan supra pubik untuk CA prostat —> harus biopsi.
menyingkirkan diagnosis banding ISK.
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS BANDING ● Kateterisasi.
● CA prostat. ● Berikan obat BPH:
● ISK (prostitis). R/ Tamsulosin 0.4 mg tab no. X
S 1 dd tab 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Jangan lupa di rujuk.
● Darah rutin.
● Urinalisis.
DAFTAR ISI untuk bedain akut dan kronik lihat IgM anti HBc
1. Hepatitis A (+ hanya di akut) dan IgG anti HBc (+ di
2. Hepatitis B akut dan kronik kronik), dan SGOT SGPTnya. kalo akut
3. Kolelitiasis peningkatannya sangat signifikan, kalo kronik
4. Koledokolitiasis dia peningkatannya sedikit.
5. Kolesistitis akut kalo kronik HbSAg menetap >6 bulan.
6. Kolesistitis kronik
7. Kolangitis Anamnesis:
● gejalanya sama kaya hepatitis A. bahkan ada
1. HEPATITIS A yang ga ada gejala prodromal.
ANAMNESIS ● tanyakan riwayat kontak dengan produk darah,
● Mata kuning, demam, ada gejala prodromal entah transfusi ataupun suntik.
(flu like symptoms —> sakit kepala, pusing mual
muntah sakit otot lemes). saat kuningnya muncul Pemeriksaan penunjang:
demamnya (gejala prodromal) sudah mulai ● darah rutin.
hilang. feses dan urin berwarna gelap, tanya ● IgM anti HAV, HbSAg, IgM anti Hbc, IgG
riwayat makan di tempat yang tidak bersih anti Hbc.
(ikubasi 2 minggu). kalo carrier asimtomatik: semua positif kecuali
anti HbsAg belum terbentuk.
PEMERIKSAAN FISIK ● anti HCV buat singkirin HepC. kalo ternyata
● Pemeriksaan abdomen biasa —> hepatospleno positif —> minta HCV RNA. kalo + dan SGPT
megali ringan, nyeri tekan hepar. periksa murphy naik 2x, langsung dikasi terapi ribavirin kaps 200
sign kalo curiga. mg 5x sehari + peg intron sama kaya di
penatalaksanaan cuma beda di durasinya (kalo
PEMERIKSAAN PENUNJANG genotipnya 1 4 —> 12 bulan, kalo 2 3 —>
● Cek darah rutin. 6 bulan). kontrol terus SGOT SGPTnya.
● SGOT SGPT, gamma GT (GGT —> untuk anti Hbs —> penanda sembuh.
liat gangguan kandung empedu)
● IgM anti HAV, HbSAg, fraksi bilirubin direct pembagian hepatitis B:
indirect. ● HB akut —> HbS Ag +, HbeAg (+/-), IgM anti
Hbc (+), IgG anti HBc (-), anti Hbs (-), HBV
DIAGNOSIS BANDING DNA (untuk tahu berapa copy virus yang ada di
● Hepatitis B akut/kronik. badan, untuk tau kapan harus diterapi atau
● Kolesistitis. ngga) rendah dan tidak terdeteksi.
● HB karier asimtomatik (heatlhy carrier) —>
PENATALAKSANAAN HbsAg + lebih dari 6 bulan, IgM & IgG anti
● Domperidon 10 mg 3x sehari. Hbc +, HbeAg (+ < 10 pangkat 4), SGOT SGPT
● Ibuprofen 400 mg 2x sehari. naik ringan (tidak sampai 2x), bisa normal.
● Ursodeoksikolat (kalo mau). ● HB kronik aktif = karier simtomatik. HbeAg +
> 10 pangkat 4, HBV DNA > 10 pangkat 5.
2. HEPATITIS B AKUT KRONIK
Penatalaksaan:
● B akut —> suportif kaya hepatitis A, gizi scapula dan berlangsung sampai 60 menit tanpa
seimbang, kalo bener2 berat dikasih lamivudin reda. dapat ditemukan distensi abdomen. nyeri
100 mg tab 1x sehari. makin hebat jika menarik nafas dalam dan
● B kronik —> lamivudin 100 mg 1x sehari dan anorexia, mual muntah.
peginterferon alfa-2a 180 mcg 0.5 ml No. 1 1x
seminggu (S q w k) —> selama 24 minggu. Pemeriksaan fisik: ikterus ringan, demam
ringan lama-lama meninggi,teraba masa di
3. KOLELITHIASIS kandung empedu, murphy sign positif.
Anamnesis:
● mual muntah disertai gejala sakit yang Pemeriksaan penunjang: leukosit meningkat,
menjalar ke scapula. onset biasanya pagi atau bilirubin meningkat(<4mg/dl),serum
malam setelah makan berat yang berlemak. transambinase dan fosfatase alkali
gejala menajam dalam 30 menit dan menetap meningkat, usg ditemukan sludge/double layer.
pada 3-5 jam. gejala dapat juga menyerupai
dispepsia, dan anginapectoris DD: kolangitis, kolesistitis kronik,
koledokolitiasis.
DD: angina pectoris & dyspepsia organik
Penatalaksanaan: tirah baring, cairan IV,diet
Pemeriksaan fisik: KU, kesadaran, sklera ringan tanpa lemak dan peri petidin 25-100 IM
ikterik/anemis, abdomen + khusus murphy sign atau 25-50 IV + ab cefipime 1g IV lalu rujuk
untuk pengangkatan kandung empedu.
Pemeriksaan penunjang: - Tramadol 50 mg IV 1x/hari
● darah rutin. - Ceftriaxone 1 g IV 1x/hari
● SGOT SGPT, GGT.
● USG ditemukan hyperechoic dengan shadow 6. KOLESISTITIS KRONIK
posterior. Anamnesis:
● rasa mual sehabis makan lemak tinggi dan
Penatalaksanaan: tramadol 50 mg suc (bila hilang dengan sendawa. biasanya murphy sign +
sakit) dan rujuk bedah. juga dan cepat penuh (seperti dispepsia),
ada riwayat kolesistitis akut berulang.
4. KOLEDOKOLITHIASIS
Anamnesis: Pemeriksaan penunjang: usg ada batu empedu.
● ikterus obstruktif yang nyata(badan kuning,
feses seperti dempul,BAK kuning pekat) disertai DD: dyspepsia, kolelithiasis.
gejala kolelithiasis
Penatalaksanaan: rujuk
Pemeriksaan fisik: sama seperti kolelithiasis.
7. KOLANGITIS
DD: kolelithiasis,kolangitis Anamnesis:
● trias charcot (mengigil, ikterus, murphy sign
PP: GGT meningkat,bilirubin serum meningkat, +), ada kolik bilier (sakit menjalar ke scapula
AFP meningkat dan enzim pankreas amilase dan belakang),jika ada hipotensi, oliguria dan
lipase meningkat, usg. penurunan kesadaran —> kolangitis akut
supuratifa/pentad raynaud.
Penatalaksanaan: rujuk untuk ERCP (endoscopy
retrograde cholangio pancreatography). PP: leukositosis, hiperbilirubinemia2-
4mg/dl,GGT, sgot,sgpt meningkat.usg
5. KOLESISTITIS AKUT
Anamnesis: Penatalaksanaan: cefipim iv 1g+ metronidazole
● nyeri kanan atas dengan nyeri tekan, suhu 500mg iv lalu rujuk.
meningkat dan mengigil. sakit menjalar ke
DIAGNOSIS BANDING
● DD/ bercak putih: vitiligo, pitiriasis versikolor,
pitiriasis alba.
● DD/ bercak merah: psoriasis, tinia circinata,
dermatitis seboroik. EDUKASI
● DD/ nodul: neurofibromatosis, sarkoma ● Hindari kontak dengan orang lain dulu,
kaposi, verruca vulgaris. pelihara
kebersihan kulit, buka ventilasi rumah, tangan
PENATALAKSANAAN: dan kaki
● MH tipe PB: pengobatan selama 6-9 bulan. direndam, disikat dan diminyak supaya tidak
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang kering dan pecah.
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg dan 28 tablet ● Edukasikan mengenai efek samping yang
dapson 100 mg. dapat terjadi
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet dan oleh karena pemberian masing-masing obat serta
Dapson tab 100 mg 1 tablet. bagaimana penganangan yang dapat dilakukan.
- Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x
sehari.
9. SKABIES
RESEP ANAMNESIS
R/ MDT tipe PB blister No. I ● Terdapat 4 tanda kardinal skabies:
S uc (pemakaian diketahui) (1) pruritus nokturna, (2) menyerang manusia
ATAU secara berkelompok, (3) terdapat
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II terowongan/kunikulus dan papul/vesikel pada
S 1 dd Tab II ujung terowongan (jika belum terjadi efloresensi
R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII sekunder), dan (4) ditemukannya tungau.
S 1 dd Tab I Diagnosis ditegakkan ditemukan minimal 2 dari
4 kriteria tersebut.
● MH tipe MB: pengobatan selama 12-18 bulan. ● Biasanya pasien datang dengan keluhan gatal
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang di sela2 jari (finger webs), terutama pada malam
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg, 3 tablet hari. Jangan lupa skabies juga dapat bersifat
klofazimin 100 mg, 28 tablet dapson 100 mg, generalisata, tidak terbatas hanya pada lesi di
dan 28 tablet klofazimin 50 mg. sela-sela jari tangan, namun biasanya bagian
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet, leher dan kepala tidak terkena.
Klofazimin kaps 100 mg 3 tablet, dan Dapson ● Tanyakan adakah di keluarga atau orang
tab 100 mg 1 tablet. sekitar yang juga mengalami hal serupa karena
skabies menyerang sekelompok orang.
- Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x
sehari dan Klofazimin kaps 50 mg 1 tablet. PEMERIKSAAN FISIK
● Lakukan PF kulit seperti biasa.
RESEP ● Gambaran terowongan/kunikulis, dan pada
R/ MDT tipe MB blister No. I ujung terowongan ada papul/vesikel. terlihat
S uc (pemakaian diketahui) erosi, eksoriasi, krusta akibat garukan.
ATAU
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II PEMERIKSAAN PENUNJANG
S 1 dd Tab II ● Pemeriksaan mikroskopis kerokan lesi kulit
R/ Klofazimin 100 mg Tab No. III (harus dilakukan pada daerah yang belum
S 1 dd Tab III mengalami ekskoriasi/efloresensi sekunder
R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII karena garukan).
S 1 dd Tab I ● TTT (tes tinta terowongan).
R/ Klofazimin 50 mg Tab No. XXVII
S 1 dd Tab I DD
● Prurigo nodularis
● Pedikulosis korporis
● Dermatitis kontak iritan/alergik
PENATALAKSANAAN
● Berikan agen skabisidal seperti permetrin,
lindane, atau ivermektin. Jika terdapat infeksi
sekunder perlu diberikan antibiotik. Pilihan
utama: permetrin cream 5%, yang diberikan 1x - Pewarnaan dengan KOH 10% = sel ragi,
dan kemudian diulang 7 hari kemudian blastospora, hifa semu.
(pemberian 1x saja juga tidak memiliki - Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
efektivitas berbeda). Permetrin diberikan Saboroud.
sebelum tidur pada seluruh bagian tubuh dan ● Vulvovaginal candidiasis:
dibiarkan selama 8-12 jam, kemudian - Urinalisis = biasanya terdapat eritrosit, leukosit,
dibersihkan. dan sel ragi.
- Wet mount smears dari mukosa vagina
R/ Permetrin cream 5% 10 gr tb no. I ditemukan hifa, pseudohifa, dan budding sel ragi.
- Pewarnaan dengan KOH 10% dari mukosa
S u.e q.h.s (cuci setelah bangun tidur). vagina.
- Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
● Gatal2 dapat tetap persisten beberapa minggu- Saboroud.
bulan, meskipun tatalaksana sudah adekuat dan
berhasil, sehingga perlu diberikan antihistamin DIAGNOSIS BANDING
oral. ● Kandidiasis kutan/mukokutan: dermatitis
R/ Loratadin 10 mg tab No. X kontak/alergi, tinea (disesuaikan dengan lokasi).
S 1 dd tab I ● VVC: bacterial vaginosis, trikomoniasis,
cystitis bakterial.
● Edukasi: pasien perlu dianjurkan kontrol 2
minggu kemudian, dan 1 bulan setelahnya. PENATALAKSANAAN
● Pada Agustus 2013 FDA telah
10. KANDIDIASIS merekomendasikan untuk tidak menggunakan
Kandidiasis dapat dibagi menjadi: ketokonazole oral sebagai terapi antifungal
● Cutaneous candidiasis. termasuk candidiasis, karena berisiko tinggi
● Chronic mucocutaneous candidiasis. mengalami gangguan hepar berat, insufisiensi
● Genitourinary candidiasis —> vulvovaginal adrenal, dan interaksi obat.
candidiasis (VVC), candida balanitis, candida ● Obat pilihan utama adalah antifungal golongan
cystitis, fungal balls. azole. Golongan ini dibagi menjadi 2: Triazole
● Gastrointestinal candidiasis —> oropharyngeal dan imidazole.
candidiasis, esophageal candidiasis, non- - Triazole: merupakan tipe azole yang paling
esophageal candidiasis. banyak digunakan —> flukonazole, itrakonazole,
● Dan masih banyak lagi ~ posakonazole, vorikonazole.
- Imidazole: klotrimazole,
ANAMNESIS mikonazole, ekonazole, ketokonazole, dan
● Biasanya pasti pasien datang dengan keluhan tiokonazole.
gatal2, kulit kemerahan. Tanyakan bagian tubuh ● Kandidiasis kutan/mukokutan:
mana yang terkena. Gejalanya biasanya tidak - Kandidiasis kutan yang tidak luas dan
spesifik untuk kandida. Bercaknya biasanya sederhana dapat ditangani dengan antifungal
basah dan gatal, semakin gatal pula bila topikal seperti ketokonazole cream 2%,
berkeringat. mikonazole cream 2%, yang dapat diberikan 1-
● Pasien biasanya terdapat DM. 2x selama 7-14 hari.
● Tanyakan mengenai hygiene kebersihan kulit. - Jika lesi luas dan/atau pasien imunokompromis:
● Pada VVC: pasien biasanya Itrakonazole oral 200 mg tablet 1x sehari selama
mengeluhkan gatal pada kemaluan, keluarnya 2 minggu.
cairan dari kemaluan berwarna putih seperti susu - Jika terdapat kandida onikomikosis:
(thick curd-like discharge), nyeri saat berkemih Itraconazole Pulse-dose = Itrakonazole oral 200
(disuria), dan nyeri saat berhubungan mg tablet 2x sehari selama seminggu, lalu 3
(dispareunia). minggu tanpa obat, diulang dalam 3-6 bulan (jadi
dalam 1 bulan/4 minggu minum obat hanya
PEMERIKSAAN FISIK seminggu, lalu 3 minggu sisanya kosong, bulan
● Pemeriksaan fisik kulit secara umum. Jika berikutnya begitu lagi, diulang smpai 3-6 bulan).
VVC: pemeriksaan kulit dan ginekologi
(inspekulo + swab, bimanual). R/ Ketokonazole cream 2% ung 15 g tb no. I
● PF didapatkan adanya satelite lesion. S ue
R/ Mikonazole cream 2% ung 15 g tb no. I
PEMERIKSAAN PENUNJANG S ue
● Darah rutin. R/ Itrakonazole 200 mg tab no. XIV
● Kandidiasis kutan/mukokutan: S 1 dd tab 1
- Wet mount smears = hifa, pseudohifa, dan
budding sel ragi. ● VVC:
- Non-komplikata: Flukonazole 150 mg 1x sehari berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
single dose. ● Darah rutin dan hitung jenis (beberapa kasus
- Komplikata: Flukonazole 150 mg 3 dosis menunjukkan eosinoflia perifer).
diulang setiap 3 hari. ● Biopsi kulit 1-2 cm di atas ujung lesi kulit
- Kasus rekuren: Flukonazole 150 mg 1x sehari yang muncul pertama kali.
selama 10-14 hari, lalu dilanjutkan Flukonazole ● Dermoskopi, untuk membantu
200 mg 1x seminggu selama 6 bulan. mengkonfirmasi diagnosis —> terlihat struktur
- Alternatif pilihan lain: Mikonazole supp 200 oval dengan warna kuning pada bagian
mg intravaginal 1x sehari sebelum tidur selama 3 perifernya dan kecoklatan di bagian tengah
hari. (badan larva).
PEMERIKSAAN FISIK
● PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL, MOVE).
● Biasanya hanya mengenai satu sendi (tapi
dapat pula multipel), didapatkan pada sendi
tanda-tanda inflamasi seperti eritema, bengkak,
hangat pada perabaan, dan nyeri.
● Kadang dapat dijumpai demam.
● Periksa pula pada bagian telinga, jari-jari
tangan, olecranon, apakah terdapat deposit
tophus atau tidak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Darah rutin. ● Fingsi ginjal —> melihat GFR untuk menilai
● CRP dan LED —> biasanya meningkat. apakah pasien dapat diberikan kolkisin atau tidak
● Kadar asam urat serum. Kadar asam urat tidak (GFR > 50).
selalu berhubungan dengan serangan gout,
meskipun 95% terjadi hiperurisemia. DIAGNOSIS BANDING
● Aspirasi dan analisa cairan sendi ● Pseudogout.
(arthrocentesis) —> hitung sel dan diferensial, ● Rheumatic arthritis.
pewarnaan Gram, kultur, analisa mikroskopik. ● Arthritis septik.
- Pada gout: ditemukan kristal
PENATALAKSANAAN
● Tatalaksana gout ditangani dengan 3 tahap: (1) terkena, apakah bilateral, apa terdapat riwayat
menangani serangan akut; (2) profilaksis suka makan jeroan, dan lain-lain.
serangan; dan (3) menurunkan kadar asam urat ● Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
agar mencegah deposit asam urat pada jaringan.
● Tujuan tatalaksana: PEMERIKSAAN FISIK
- Menurunkan kadar asam urat < 6 mg/dL (5 ● PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL,
mg/dL jika gout berat atau dengan serangan yang MOVE) pada sendi yang dikeluhkan. Biasanya
cukup sering/tophus yang banyak). didapati adanya krepitasi. Pada OA jari tangan
- Menurunkan jumlah tophus. dapat ditemukan Heberden dan Bouchard nodes.
- Mengurangi nyeri.
- Tidak ada serangan gout lagi. PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Darah rutin.
● Terapi serangan akut: pilihan berupa NSAID, ● Foto röntgen sesuai lokasi
kolkisin, kortikosteroid, dan ACTH. Pilihan (genu/coxae/manus).
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien ● Arthrocentesis. Untuk menyingkirkan
secara umum. Kolkisin yang merupakan diagnosis banding infeksi.
tatalaksana klasik saat ini sudah tidak
terlalu diindikasikan. DIAGNOSIS BANDING
- NSAID: merupakan DOC untuk gout akut pada ● Rheumatoid arthritis.
pasien tanpa gangguan kesehatan, yaitu ● Gout.
Indometasin ataupun naproksen, ataupun jenis ● Septic arthritis, reactive arthritis.
lain dapat diberikan. Jangan gunakan aspirin
(memperparah/mencetuskan serangan). PENATALAKSANAAN
R/ Naproksen tab 500 mg no. XX ● Tatalaksana non farmakologis: merupakan
S 1 dd tab I (selanjutnya 3 dd tab 1/2). tatalaksana utama pada OA, yaitu edukasi,
menurunkan berat badan, berolahraga,
- Kolkisin: kolkisin sudah jarang diberikan fisioterapi, dan kurangi aktivitas yang
dibandingkan NSAID karena rentang dosis terapi membebankan sendi.
yang sempit dan risiko toksisitas tinggi (namun
dapat pula dikombinasikan dengan NSAID). ● Terapi farmakologis: dapat diberikan berbagai
Kolkisin efektif diberikan dalam 36 jam pertama macam pilihan seperti asetaminofen, NSAID oral
onset serangan. Kolkisin tidak hanya efektif pada ataupun topikal, tramadol, dan infeksi
gout, namun juga pada pseudogout, artropati kortikosteroid intra artikular. Dapat pilih salah
sarcoidosis, artritis psoriasis. Dosis pertama satu atau kombinasi tergantung dengan derajat
diberikan 2 tablet, lalu 1 jam berikutnya keparahan gejala.
berikan 1 tablet. - Parasetamol 500 mg 3x sehari atau meloxicam
R/ Kolkisin tab 0.5 mg No. III tab 15 mg 1x sehari.
S 1 dd tab 2. R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
S 3 dd tab 1.
● Untuk pencegahan: Allupurinol 100 mg 1x R/ Meloxicam 15 mg tab No. XX
sehari. Minggu selanjutnya dosis ditambahkan S 1 dd tab 1.
jadi 200 mg, minggu selanjutnya 300 mg.
Biasanya terjadi penurunan asam urat pada dosis - Jika diberikan NSAID dapat ditambahkan
300 mg. antasida 30 mg 3x sehari.
R/ Antasida doen tab 30 mg No. XX
3. OSTEOARTRITIS S 3 dd tab 1 ac.
ANAMNESIS
● OA merupakan penyakit sendi yang umum 4. FRAKTUR (PENDEKATAN FRAKTUR
terjadi yang disebabkan karena proses SECARA UMUM)
degeneratif pada membran hialin kartilago sendi. ANAMNESIS
● Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri ● Untuk segala jenis fraktur perlu dilakukan
sendi yang terlokalisir, dapat pada sendi panggul, anamnesis yang singkat dan jelas mengenai
lutut, ataupun jari-jari tangan. Nyeri bila mekanisme terjadinya fraktur.
digerakkan, semakin memburuk pada sore hari ● Biasanya pasien datang dengan keluhan
ke malam hari (end of the day), dan terdapat tertentu sesuai dengan lokasi terjadinya fraktur,
kaku pada pagi hari kurang dari 30 menit (tidak misalnya saja kakinya luka atau bengkak setelah
sampai 1 jam). kecelakaan atau terjatuh.
● Tanyakan faktor predisposisi seperti berat ● Tanyakan:
badannya, apa saja aktivitas sehari2nya. - Sejak kapan terjadinya trauma.
● Tanyakan sesuai dengan diagnosis banding - Mekanisme terjadinya trauma (misal
yang diperkirakan seperti sendi mana saja yang bagaimana kecelakaannya, mobil dengan motor
atau motor dengan motor). R/ Tramadol HCl caps 50 mg No. X
- Apakah kepala sempat terbentur atau tidak. S 1 dd caps 1.
- Apakah pasien sempat kehilangan
kesadaran/pingsan. ● Rujuk segera ke spesialis bedah ortopedi untuk
- Siapa yang menolong saat terjadinya dilakukan tatalaksana lebih lanjut.
kecelakaan.
- Lingkungan sekitar saat terjadinya kecelakaan 5. VULNUS
atau trauma. - Vulnus laceratum: luka robek.
- Adakah jejas/luka di tempat lain. - Vulnus punctum: luka tusuk.
- Sudah dilakukan pertolongan apa saja sebelum - Vulnus schissum: luka sayat.
datang ke dokter.
- Keluhan yang dirasakan sekarang. ANAMNESIS
● Lakukan anamnesis singkat terhadap pasien
PEMERIKSAAN FISIK mengenai mekanisme terjadinya luka/trauma
● Primary survey (ABCDE): (mirip dengan fraktur, namun
1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya pertanyaan disesuaikan dengan kondisi luka
jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara ataupun mekanisme terjadinya luka).
obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
ke belakang—pasang guedel), gargling (cairan), PEMERIKSAAN FISIK
atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat). ● Primary survey (ABCDE):
2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada, 1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya
auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara
paru. obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
3. Circulation with hemorrhage control: ke belakang—pasang guedel), gargling (cairan),
TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat).
cairan yang hilang. 2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis. gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada,
5. Exposure/environmental control: buka auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi
pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada paru.
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah 3. Circulation with hemorrhage control:
hipotermi. TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume
cairan yang hilang.
—biasanya pada kasus fraktur OSCE hanya 4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis.
perlu disebutkan saja karena pasien biasanya 5. Exposure/environmental control: buka
dalam kondisi yang baik— pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah
● Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan status hipotermi.
lokalis:
- Look: inspeksi adanya tanda pasti dan tidak —biasanya pada kasus vulnus OSCE hanya perlu
pasti fraktur. disebutkan saja karena pasien biasanya dalam
- Feel: raba fragmen tulang, krepitasi, dan status kondisi yang baik—
pulsasi arteri terkait dan bandingkan dengan sisi
kontralateral. PENATALAKSANAAN
- Move: ROM terbatas, nyeri tekan dan nyeri ● Lakukan hecting.
tarik sumbu.
6. APPENDICITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANAMNESIS
● Foto röntgen sesuai dengan lokasi yang ● Bisa lah gw yakin kita semua bisa amin.
dikeluhakn. Jangan lupa AP dan lateral.
13. TETANUS
ANAMNESIS
● Pasien biasanya datang dengan keluhan kaku
pada rahang (jaw stiffness) dan diikuti dengan
kaku pada otot ekstremitas (trismus). Jangan lupa
pasien biasanya terdapat riwayat luka terbuka
sebelumnya.
● Ingat gejala tetanus dapat muncul dari rentang
1 hari hingga 1 bulan setelah terjadinya luka.
Biasanya gejala awal berupa demam, lemas,
PEMERIKSAAN FISIK kemudian baru muncul gejala klasik tetanus
● PF neurologis rutin. seperti trismus, risus sardonikus (otot wajah
● Tinel sign (dilakukan pada maleolus medialis): hipertonus seperti menyengir), opistotonus
biasanya didapatkan nyeri dan parestesi sesuai (tubuh melekuk dengan dengan leher
dengan persarafannya. hiperekstensi), dan spasme otot. Hal ini semua
● Pemeriksaan sensorik dan motorik. perlu ditanyakan.
● Nyeri biasanya dapat dicetuskan pada posisi ● Tanyakan keluhan2 lain yang dapat
kaki eversi dan dorsofleksi. muncul seperti sulit menelan (disfagia), kesulitan
bernafas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Tetanus memiliki manifestasi luas:
● Darah rutin. Biasanya tidak ada hasil spesifik. - Tetanus lokal: biasanya terjadi pada kasus
● EMG/elektromiografi dan NCS/nerve ringan. Area lokasi yang terkena tetanus sempit
conduction studies. EMG dapat menunjukkan dan terbatas, begitu pula dengan spasme otot
adanya pemanjangan latensi n. tibialis posterior yang terjadi —> rigiditas otot di sekitar luka,
menuju otot yang dipersarafinya yaitu m. kelemahan otot karena lesi LMN, dapat sembuh
abductor hallucis atau m. abductor digiti quinti. dengan sendirinya (self-limited), dan sering
● Pemeriksaan GDS, GDP —> jika dicurigai progresif menjadi tetanus geleralisata.
neuropati diabetikum. Neuropati diabetikum - Tetanus generalisata: otot yang pertama kali
biasanya memberikan gejala yang simetris. mengalami spasme adalah otot wajah dan
● Röntgen ankle. rahang. Hal ini diasumsikan terjadi karena jarak
ini yang paling pendek yang perlu ditempuh oleh
DIAGNOSIS BANDING toksin tetanus. Selanjutnya terjadi spasme otot
● Neuropati diabetikum. menyeluruh yang nyeri, rigiditas otot abdomen,
● Drop foot/peroneal palsy. tangan fleksi dan kaki ekstensi.
- Tetanus sefalik: terjadi jika terdapat luka pada
daerah kepala atau otitis kronis dengan infeksi
● Plantar fascilitis. lokal pada telinga atau mastoid (kontak dengan
● Ankle sprain. udara luar) yang mengandung C. tetani.
Seringkali saraf kranial ikut terlibat —> spasme
PENATALAKSANAAN otot faring atau laring —> kemungkinan dapat
● Tatalaksana utama adalah edukasi untuk terjadi aspirasi ataupun obstruksi jalan nafas —>
mengistirahatkan otot dan pergelangan kaki, prognosis cukup buruk.
kompres dingin dengan es, dan - Tetanus neonatorum.
imobilisasi/pembatasan aktivitas sementara ● Biasanya gejala kejang sangat sensitif yang
hingga gejala membaik. dapat dicetuskan dengan hal-hal kecil seperti
● Dapat diberikan antinyeri umum seperti cahaya dan suara bising, sehingga pasien
NSAID. biasanya tidak dapat berada di ruang yang bising
R/ Naproksen tab 500 mg No. XX dan terang.
DENVER