Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG
Jl. Soekarno – Hatta Tlogosari Semarang

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2019/2020


LEMBAR JAWABAN

Mata Kuliah : Manajemen Nama : Choirul Ilham Syah


Infrastruktur
Hari / : Senin, 27 April 2020 NIM : C.531.18.0019
Tanggal
Kelas : Sore

JAWABAN :
1.

 Pada tahun 2010-2011,di era Indonesia Connected seluruh desa ada akses telepon,menuju
strategi TIK Nasional 2010-2014,serta dibuatnya Kepmen kominfo 2010 tentang tim
koordinasi keamanan informasi Nasional,dan E-Goverment Master Plan,
 Pada tahun 2012,Di seluruh kecamatan ada akses internetnya,penguatan
kelembagaan,penguatan komitmen penyediaan Sumber Daya,serta dilakukannya
penguatan SDM TIK,
 Pada tahun 2013-2014,akhirnya seluruh ibukota provinsi terhubung oleh jaringan serat
optik,seluruh kabupaten/kota ada akses broadband,serta melakukan peningkatan E-
Layanan,E-Healthty,dan E-Education untuk semua,
 Pada tahun 2015-2017,peningkatan akses pada broadband diatas kecepatan 5Mb,serta
peningkatan daya saing bangsa dan industri inovatif,
 Pada tahun 2018-2020,pada era ini masyarakat madani mulai seluruh kabupaten/kota
memiliki E-Goverment secara baik dan lengkap,serta Indonesia yang menuju yang lebih
kompetitif.
2. A.) Hitung IKE pada masing-masing bangunan!
1.Bangunan luas 100m²
Nama jumlah Standar Penggunaan/hari Rata-rata Rata-rata IKE(kwh/m²
peralatan satuan watt penggunaan pertahun)
Lampu teras 3 15 14 18,9
TV 4 53 8 50,88
Lampu RT 1 15 11,5 5,175
Kipas angin 1 36 9,5 10,26
Lampu RT 5 10 9 13,5
Jet punp 2 200 3 36
Kulkas 2 60 24 86,4
Rice cooker 2 70 3 12,6
Setrika 1 56 8 13,44
Lampu 6 15 15 40,5
lainnya
Jumlah 287,655 3.451,86 34,518
Jadi jumlah IKE pada bangunan luas 100m yaitu dengan jumlah 34,518
2. Bangunan luas 120m²
Nama Jumlah Standar satuan Penggunaan/har Rata-rata Rata-rata IKE(kwh/m²
peralatan watt i penggunaan pertahun)
Lampu teras 3 23 11 22,77
TV 1 45 7,5 10,125
Lampu RT 1 23 7 4,83
Kipas angin 2 60 6 21,6
AC 1 120 8,2 29,52
Lampu RT 1 20 10 6
Kipasangin RT 1 45 4 5,4
Lampu KT 2 1 20 9,3 5,58
AC KT 2 1 160 5,3 25,44
Kipasangin 1 45 4 5,4
KT2
Lampu KT3 1 20 6 3,6
Jet pump 1 30 4 36
Kulkas 1 160 24 115,2
RC 1 50 3 4,5
Setrika listrik 1 50 0,5 0,75
Lampu lainnya 2 20 1,2 1,44
Jumlah 298,155 3.577,86 29,81
Jadi jumlah IKE pada bangunan luas 120m² yaitu dengan jumlah 29,81

B.) Hitung biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing bangunan tersebut dalam satu tahun!
1. Rata-rata penggunaan/pertahun X Biaya listrik/kwh (bangunan luas 100m²)
3.451,86/pertahun X Rp3500,00
= Rp12.081.510

2. Rata-rata penggunaan/pertahun X Biaya listrik.kwh (bangunan luas 120m²)


3.577,86/pertahun X Rp3500,00
= Rp12.522.510

C.) Jadi kesimpulannya adalah pada bangunan luas 100m² IKE nya adalah 34,518 dengan biaya yang
harus dibayarkan pertahun adalah Rp12.081.510 jauh lebih murah dibandingkan dengan jumlah
pada bangunan luas 120m² IKE nya adalah 29,81 dengan total biaya yang harus dibayarkan
adalah sebesar Rp12.522.510. Artinya semakin besar luas pada bangunan,maka akan semakin
banyak biaya yang harus dikeluarkan pengguna karena kebutuhan listrik akan semakin banyak.

3. Aspek Manajemen Infrastruktur menurut Gany1998, dan Grigg 1988 yaitu:


1. Aspek Koordinasi : Kordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan
sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau
simpang siur.
2. Aspek Keterlibatan : Suatu kota dengan program pengentasan permasalahan hanya dapat
terwujud,jika ada sistem dapat memastikan seluruh komponen pengentasan dengan keterlibatan
berbagai pihak stakeholder dari sektor-sektor terkait.
3. Aspek Harmonisasi : Infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara sistem
ekonomi dan sosial dalam tantangan kehidupan manusia dan lingkungan.
4. Aspek integrasi : Salah satu aspek pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja sebuah kota
perlu diperhatikan ketersediaan,tidak hanya dalam hal kapasitasnya saja namun harus
mempertimbangkan aspek integrasi antar jenis infrastruktur.
5. Aspek Kebutuhan Untuk Ilmu : Scenario rencana pengembangan kawasan strategis dan
infrastruktur kota memadukan berbagai ilmu baik segi geografis dengan ilmu
perencanaan,pengelolaan,pengendalian hubungan potensi sumber daya dan fungsional
keruangan.
6. Aspek Politik : Keseluruhan aspek dalam manajemen infrastruktur belum lengkap apabila
tidak adanya suatu peraturan yang menjaga dan pengawasan melalui regulasi yang dibentuk
pada jaur politik.

4. Nodes : merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitas
saling bertemu dan dapat diubah ke arah aktivitas lain.Misalnya persimpangan lalu
lintas,stasiun,lapangan terbang,jembatan,kota secara keseluruhan dalam skala makro
besar;pasar,taman,square,tempat suatu bentuk perputaran,pergerakan,dan sebagainya.Node juga
merupakan suatu tempat dimana orang mempunyai perasaan “masuk” dan “keluar” dalam tempat
yang sama.Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas
(Marcus Zahnd 19959)
Linkage : artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang
lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini
bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan
sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan
bagian-bagian kota dan disain “spatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum
dapat berupa: site line, arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang
secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam sebuah lingkungan spasial.
5. Tujuan SGD`s tahun 2030 memiliki program 100-0-100 merupakan sebuah program
menuju pemenuhan target 3 sektor antara lain pemenuhan 100% akseslayak air
minum,pengurangan kawasan kumuh menjadi 0% dan pemenuhan 100% akses sanitasi layak pada
tahun 2019.Pemerintah menjamin penguasaan sumber daya air bagi kepentingan masyarakat
banyak target tersebut juga sesuai RPJMN2015-2019.
 Strategi yang dibutuhkan :
- Koordinasi : peningkatan sinergi pusat daerah dan antara dinas melalui
a. Sinkronisasi rencana pembangunan nasional dan daerah,
b. Memastikan indikator pembangunan air minum dan sanitasi masuk dalam rencana
pembangunan daerah,
c. Kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan.
- Finansial : Membuka berbagai skema pendanaan inovatif APBN,APBD,DAK,Dana
Desa,Hibah Air Minum dan Sanitasi
- Advokasi : Melakukan advokasi kepada kepala daerah untuk memprioritaskan
pembangunan air minum dan sanitasi

Anda mungkin juga menyukai