Anda di halaman 1dari 6

Pemerintah menetapkan peraturan untuk konservasi energi.

Konservasi energi adalah upaya


sistematis, terencana, dan terpadu untuk melestarikan dan meningkatkan pemanfaatan sumber
daya energi dalam negeri. Meskipun sumber daya primer yang digunakan saat ini sebagian besar
berasal dari sumber daya tak terbarukan, meningkatkan jumlah energi primer yang dibutuhkan
tidak akan menjadi masalah besar selama jumlah sumber daya primer yang dibutuhkan masih
mencukupi. Permintaan listrik sampai tahun 2050 di semua skenario masih didominasi oleh sektor
rumah tangga. Sebagai konsumen energi utama, perubahan perilaku di tingkat rumah tangga sangat
penting. Indonesia memiliki banyak penduduk, yang berdampak pada konsumsi energinya.
Penelitian ini menganalisis tentang potensi persentase penghematan energi listrik sektor rumah
tangga terhadap penghematan listrik secara nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa piranti
listrik yang biasa digunakan pada rumah tangga masih memiliki potensi untuk dilakukan
penghematan. Piranti listrik yang sering digunakan pada rumah tangga dan memiliki potensi
penghematan yang besar adalah alat pendingin ruangan (AC). Bila setiap pelanggan rumah tangga
melakukan penghematan konsumsi energi listriknya sebesar 30%, maka pasokan listrik nasional
yang dapat dihemat adalah sekitar 2.29 MW atau setara dengan 2.60 Miliar rupiah.

1. Introduction
Tren konsumsi energi rumah tangga di Indonesia telah meningkat. Laporan yang diterbitkan oleh
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan bahwa seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi, permintaan energi berbahan fosil terus meningkat,
yang menjadi faktor utama dalam peningkatan konsumsi energi rumah tangga.

Jenis energi yang dominan digunakan di sektor rumah tangga pada tahun 2050 adalah listrik.
Pangsa permintaan listrik naik dari 60% pada tahun 2018 menjadi 90% pada tahun 2050. Naiknya
permintaan listrik didorong oleh meningkatnya penggunaan alatalat elektronik di rumah tangga
seperti AC, refrigrator (kulkas), mesin pompa air, termasuk kompor listrik induksi. Permintaan
listrik sampai tahun 2050 di semua skenario masih didominasi oleh sektor rumah tangga, kemudian
sektor industri dan komersial [4].

Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peraturan untuk konservasi energi. Konservasi energi
adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu untuk melestarikan dan meningkatkan
pemanfaatan sumber daya energi dalam negeri [5].

Sebagai konsumen energi utama, perubahan perilaku di tingkat rumah tangga sangat penting.
Indonesia memiliki banyak penduduk, yang berdampak pada konsumsi energinya.
Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya perubahan perilaku di tingkat rumah tangga dalam
mengelola konsumsi energi khususnya energi listrik menjadi kunci dalam upaya menjaga
keberlanjutan lingkungan dan sumber daya energi di Indonesia.
2. Methods
2.1 Identifikasi Jumlah dan Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan Rumah Tangga
Pada tahap ini didapatkan informasi mengenai karakteristik pelanggan, jumlah pelanggan,
dan jumlah energi listrik yang diprediksi untuk tahun berikutnya.
2.2 Studi Literatur Penggunaan Listrik Rumah Tangga
Mengenai penghematan penggunaan listrik rumah tangga dengan melakukan identifikasi
kebutuhan energi listrik rumah tangga sebagai gambaran kebutuhan listrik secara umum.
2.3 Simulasi Pengaruh Penghematan Listrik Rumah Tangga
Dilakukan penetapan skenario batas penghematan energi listrik dengan menggambarkan
berbagai cara untuk menghemat energi, seperti mengurangi waktu pemakaian, penurunan daya
beban, dan penggantian peralatan listrik yang lebih hemat. Dalam penelitian ini, batas
penghematan energi dari kebutuhan normal ditetapkan sebesar 10%, 30%, 40%, dan 50%.
Perhitungan penghematan konsumsi energi listrik, dengan mengikuti formula sebagai
berikut:
(𝑇𝐾 𝑥 𝑅𝑃)
𝑇= (1)
𝑊
Dimana:
T = Waktu pemakaian yang harus dikurangi
TK = Total kebutuhan perangkat setiap hari
RP = Rencana skenario penghematan (%)
W = Besar watt perangkat per jam

3. Result and Discussion


3.1 Karaktersitik Pelanggan Listrik
Berdasarkan data dari statistik ketenagalistrikan tahun 2022, pada akhir Desember 2022 total
kapasitas terpasang dari jumlah unit pembangkit PLN dan pembangkit non PLN mencapai
64.924,80 MW,
Tabel 1 Distribusi Penjualan Energi Listrik per Sektor

Sektor MWh %
Industri 88.483,30 32,32
Rumah Tangga 116.095,06 42,41%
Bisnis 50.532,19 18,46%
Lainnya (Sosial,Gedung, pemerintah, dan 18.650,93 6,81%
penerangan jalan umum)
Total 273.761,48 MWh

Banyaknya penjualan energi listrik di sektor rumah tangga ini memberikan informasi yang
menunjukkan bahwa sektor ini mengkonsumsi hampir 50% dari kebutuhan listrik nasional. Data
ini menunjukkan bahwa ada peluang besar untuk menghemat energi listrik.

3.2 Kebutuhan Energi Listrik


Tabel 2 Jumlah Pelanggan per Sektor [2]

Sektor Pelanggan %
Industri 179.553 0,21
Rumah Tangga 78.327.897 91,47%
Bisnis 4.640.585 5,42%
Sosial 1.920.615 2,24%
Gedung Kantor Pemerintahan 236.629 0,28%
Penerangan Jalan Umum 330.919 0,39%

Pada tahun 2022, ada sekitar 78 juta rumah tangga yang menggunakan PLN, jumlah ini
akan terus meningkat karena populasi terus meningkat dan beberapa wilayah baru akan memiliki
jaringan listrik. Oleh karena itu, metode penghematan listrik harus dilakukan secara menyeluruh,
artinya program penghematan listrik pemerintah harus dapat mencapai semua pelanggan ini.
Persentase penghematannya berbeda-beda, tetapi program penghematan listrik ini dapat
diterapkan pada setiap rumah tangga. Pada penelitian sebelumnya, rumah tangga yang
menggunakan peralatan listrik boros seperti AC mungkin dapat melakukan program ini untuk
menghemat hingga 30% dari konsumsi listrik rumah tangganya.
3.3 Skenario Penghematan Listrik
Program penghematan listrik bertujuan untuk mengurangi persentase penggunaan listrik
bulanan. Nilai penghematan ini mengacu pada beberapa studi sebelumnya yang menghitung
peluang penghematan rumah tangga hingga tiga puluh persen [8].

Tabel 3 Konsumsi Energi Listrik Sektor Rumah Tangga [9], [10].

Jumlah Jumlah Jumlah


Perangkat Watt
Unit Penggunaan (jam) Watt/Hari
AC 800 1 6 4800
Kulkas 150 1 24 3600
Lampu 12 6 12 864
Televisi 120 1 4 480
Komputer 200 1 4 800
Charge HP 10 2 2 40
Kipas Angin 100 1 4 400
Rice Cooker 300 1 3 900
Pompa Air 100 1 6 600
Total/Hari 12484
Tabel 3 adalah data rata-rata konsumsi energi listrik rumah tangga selama 24 jam. Data
survei menunjukkan bahwa 2 piranti listrik yang mengkonsumsi listrik terbesar dalam rumah
tangga adalah pemakaian kulkas, dan AC dengan konsumsi listrik sebesar 3600 - 4800 watt/hari.
Piranti listrik yang lain dengan konsumsi listrik yang besar adalah penggunaan rice cooker,
lampu dan komputer.

Selanjutnya data konsumsi listrik harian rumah tangga disimulasikan dengan menurunkan
waktu pemakaian. Nilai penurunan ini ditetapkan dengan mempertimbangkan fungsi piranti tetap
optimal dan kenyamanan pelanggan tidak terganggu. Hasil simulasi penghematan listrik sebesar
30% disajikan dalam Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Konsumsi Energi Listrik melalui Pengurangan Waktu Pemakaian 30%

Jumlah Pengurangan Pengurangan


Perangkat Watt
Unit Waktu (jam) Watt
AC 800 1 1.8 1440
Kulkas 150 1 24 3600
Lampu 12 6 3.6 259.2
Televisi 120 1 1.2 144
Komputer 200 1 1.2 240
Charge HP 10 2 0.6 12
Kipas Angin 100 1 1.2 120
Rice Cooker 300 1 0.9 270
Pompa Air 100 1 1.8 180
Total/Hari 6265.2

Target penghematan energi listrik ditujukan pada piranti listrik dengan konsumsi besar
untuk menghasilkan nilai penghematan yang optimal. Total penghematan energi listrik yang
diperoleh sekitar 6265.2 Watt/hari atau sekitar 30% sesuai dengan skenario penghematan awal.

Tabel 5 Skenario dan Potensi Penghematan Energi Listrik

Skenario 10 30 40 50
(saving %)
∑ Watt 7995.6 6218.8 5330.4 4442
∑ saving Watt/d (Watt) 4488.4 6265.2 7153.6 8042

∑ saving MW/y (MW) 1.64 2.29 2.61 2.94

∑ Rp/y (Milliar- Rp.) 1.86 2.60 2.97 3.33

Selanjutnya berdasarkan data perhitungan penghematan energi listrik 30% dapat dibuat
skenario penghematan dengan volume yang lain (10%, 40%, dan 50%) disajikan pada Tabel 5 dan
Gambar 1. Data ini dapat memberi gambaran tentang potensi upaya penghematan sesuai dengan
kondisi rumah tangga yang akan melakukan penghematan energinya.
Pada kasus penghematan dengan target 30%, Penghematan yang dilakukan akan
menghasilkan penghematan sekitar 2.29 MW atau setara dengan 2.60 Miliar rupiah.
Upaya nyata yang harus dilakukan pemerintah dalam menyukseskan program
penghematan dapat berhasil adalah mensosialisasikan program ini dengan seluas- luasnya ke
seluruh pelanggan listrik rumah tangga yang berjumlah sekitar 78 juta keluarga. Diperlukan
adanya kebijakan yang mendukung upaya penghematan ini, juga ditunjang bantuan piranti
teknologi yang efisien yang dapat menjangkau ke seluruh pelanggan sehingga program dapat
dijalankan dengan optimal [7].
4. Conclusion and Recommendation
Hasil identifikasi piranti listrik yang mempunyai potensi penghematan yang besar adalah
AC dan kulkas. Perhitungan simulasi penghematan rumah tangga sebesar 30% dari total konsumsi
listrik rumah tangga, menyatakan bahwa pasokan listrik nasional yang dapat dihemat adalah
sekitar 2.29 MW atau setara dengan 2.60 Miliar rupiah.
Untuk mencapai penghematan energi, tidak hanya dari masyarakat yang melakukan upaya
tersebut. Tetapi peran pemerintah pun diperlukan khususnya Kementerian ESDM perlu
mendorong pemerintah dan jajarannya dengan mengadakan program untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menghemat listrik. Salah satunya dengan menjadikannya sebagai
gerakan nasional. Dengan demikian, upaya penghematan energi menjadi imperatif dan
konsekuensial. Selain itu, dari pihak masyarakat dapat memperhatikan penggunaan piranti listrik
seperti memastikan kulkas tertutup rapat setelah digunakan agar lebih hemat listrik, pemilihan dan
pembelian piranti listrik hemat energi (sesuai peringkat) mempertimbangkan tanda SNI.

Anda mungkin juga menyukai