Ditulis Oleh:
Wahyu (210411061)
PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah sebuah jenis pembangkit
listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan
uap air yang kemudian akan digunakan untuk memutar turbin dan
menghasilkan listrik. Prosesnya dimulai dari batubara yang dibakar dalam
boiler untuk menghasilkan uap air yang kemudian menggerakkan turbin.
Turbin ini kemudian menggerakkan generator yang menghasilkan listrik.
PLTU biasanya memiliki kapasitas yang besar dan dapat digunakan untuk
memasok listrik untuk industri dan kota-kota besar.
a) Gardu induk: Gardu induk adalah gardu listrik yang berfungsi sebagai
titik awal atau penerima listrik dari pembangkit listrik. Gardu induk
biasanya terletak di dekat pembangkit listrik atau pusat distribusi
listrik.
c) Gardu trafo: Gardu trafo adalah gardu listrik yang terdiri dari trafo dan
peralatan pendukung lainnya. Gardu trafo berfungsi untuk
menurunkan atau menaikkan tegangan listrik sebelum disalurkan ke
konsumen.
2. Perbedaan utama antara gardu induk di unit pembangkit dan gardu induk di
ujung penerima saluran transmisi adalah sebagai berikut:
e) Fungsi: Gardu induk di unit pembangkit berfungsi sebagai titik awal atau
penerima listrik dari pembangkit listrik, sedangkan gardu induk di ujung
penerima saluran transmisi berfungsi sebagai titik penerima listrik dari
gardu induk sebelumnya dan sebagai titik awal untuk gardu distribusi.
3. Dalam memilih tipe gardu induk untuk suatu daerah, terdapat beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a) Beban listrik: Faktor ini berkaitan dengan besarnya beban listrik yang
akan dilayani oleh gardu induk. Semakin besar beban listrik, maka
semakin besar pula kapasitas gardu induk yang diperlukan.
b) Jarak: Faktor jarak antara gardu induk dengan konsumen juga perlu
dipertimbangkan. Semakin jauh jarak antara gardu induk dengan
konsumen, maka semakin tinggi pula tegangan listrik yang dibutuhkan
dan semakin besar pula biaya yang diperlukan.
4. Transformator daya atau trafo daya adalah suatu komponen penting dalam
sistem tenaga listrik yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan. Prinsip kerja trafo daya didasarkan
pada induksi elektromagnetik.
Trafo daya terdiri dari dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder, yang terpisah oleh inti besi. Tegangan listrik di
kumparan primer menghasilkan medan magnetik yang akan menimbulkan
tegangan listrik di kumparan sekunder melalui induksi elektromagnetik.
Besarnya tegangan listrik di kumparan sekunder tergantung pada rasio antara
jumlah lilitan kumparan primer dan sekunder.
Perbedaan antara trafo daya dan generator pembangkit listrik terletak pada
sumber daya listrik yang digunakan. Trafo daya mengubah tegangan listrik
yang telah ada, sedangkan generator pembangkit listrik menghasilkan energi
listrik dari sumber daya seperti bahan bakar atau energi terbarukan seperti air,
angin, atau sinar matahari. Selain itu, trafo daya umumnya digunakan untuk
mengatur tegangan listrik sedangkan generator pembangkit listrik
menghasilkan energi listrik.
Meskipun terdapat perbedaan tersebut, baik trafo daya maupun generator
pembangkit listrik sama-sama mengandalkan prinsip induksi elektromagnetik
dalam menghasilkan energi listrik.
b) Arus hubung singkat: Arus hubung singkat terjadi ketika dua atau lebih
kabel listrik terhubung secara langsung. Hal ini dapat menyebabkan
lonjakan arus listrik yang berpotensi merusak trafo atau bahkan
menyebabkan kebakaran.
c) Kualitas tegangan yang buruk: Tegangan listrik yang tidak stabil atau
terlalu rendah dapat menyebabkan trafo distribusi bekerja dengan tidak
optimal dan bahkan rusak.
e) Umur pakai yang sudah habis: Setiap trafo distribusi memiliki umur pakai
yang terbatas. Jika trafo sudah melebihi batas umur pakainya, maka
komponen internalnya mungkin sudah rusak atau terlalu aus, yang dapat
menyebabkan trafo berhenti beroperasi atau bahkan terbakar.
6. Arester atau disebut juga surge arrester, adalah suatu perangkat yang
digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari gangguan tegangan yang
berlebihan atau lonjakan tegangan yang tiba-tiba. Pada gardu induk dan trafo
daya, arester dipasang untuk melindungi peralatan listrik dari gangguan
tegangan berlebihan yang dapat merusak atau bahkan menghancurkan
peralatan tersebut.
Gangguan tegangan yang paling umum adalah sambaran petir, yang dapat
menimbulkan lonjakan tegangan yang sangat tinggi dalam waktu singkat. Jika
tegangan yang berlebihan ini tidak segera diatasi, maka dapat merusak
peralatan listrik atau bahkan menyebabkan kebakaran.
Dengan dipasangnya arester, gangguan tegangan berlebihan dapat diarahkan
melalui arester dan kemudian dialirkan ke tanah. Arester bekerja dengan cara
mengalihkan arus listrik melalui perangkat yang mengandung bahan
penghantar tegangan tinggi, seperti gas atau varistor. Ketika tegangan
berlebihan melewati arester, bahan penghantar tersebut akan bereaksi dan
mengalihkan arus ke tanah, sehingga peralatan listrik terlindungi dari
gangguan tegangan berlebihan.
Dengan demikian, arester pada gardu induk dan trafo daya memiliki fungsi
penting dalam melindungi peralatan listrik dari kerusakan yang disebabkan
oleh gangguan tegangan berlebihan.
C. Jawaban Latihan Jaringan Distribusi
1. Jaringan distribusi listrik terbagi menjadi jaringan tegangan menengah (TM)
dan jaringan tegangan rendah (TR) untuk menyalurkan listrik dari gardu
distribusi ke konsumen.
3. Jaringan distribusi sistem ring adalah suatu jaringan distribusi listrik dimana
setiap titik beban atau pelanggan terhubung secara langsung dengan dua jalur
atau lebih, membentuk suatu lingkaran atau cincin. Pada gambar di bawah ini,
terlihat contoh sederhana dari jaringan distribusi sistem ring.
Sumber listrik
|
|
V
Trafo
|
|
V
_________
| |
V V
Line 1 Line 2
| |
V V
Beban 1 Beban 2
a) Ketersediaan daya yang lebih baik: Dalam sistem ring, jika ada satu
jalur yang mengalami gangguan, maka aliran listrik masih dapat
disuplai melalui jalur lainnya. Hal ini membuat ketersediaan daya
pada pelanggan lebih baik dibandingkan dengan sistem radial.
c) Penyeimbangan beban yang lebih baik: Pada sistem ring, beban dapat
dibagi secara merata pada setiap jalur, sehingga beban pada setiap
jalur tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Namun, sistem ring juga memiliki kekurangan, yaitu:
b) Pengendalian sistem yang lebih sulit: Dalam sistem ring, terdapat lebih
banyak peralatan dan jalur, sehingga pengendalian sistem menjadi
lebih sulit dibandingkan dengan sistem radial.
Pada bagian atas tiang, terdapat kawat penompang yang digunakan untuk
menopang kabel jaringan distribusi tegangan menengah. Sedangkan pada
bagian bawah tiang, terdapat isolator dan kawat penahan yang digunakan
untuk menahan kabel jaringan distribusi tegangan rendah.
Selain itu, tiang jaringan distribusi juga dilengkapi dengan aksesori seperti
penyangga isolator, cross arm, dan cross stay yang digunakan untuk
menopang dan menahan kabel jaringan distribusi.
Penggunaan tiang jaringan distribusi yang menompang jaringan distribusi
tegangan menengah dan tegangan rendah secara bersamaan memungkinkan
untuk menghemat biaya, karena hanya perlu menggunakan satu tiang untuk
menopang kedua jenis kabel. Selain itu, penggunaan tiang ini juga
memudahkan proses instalasi dan perawatan kabel, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem distribusi listrik.
b. Sekring (Fuse)
Sekring pada trafo distribusi bekerja untuk melindungi trafo dari arus
berlebihan yang dapat merusak atau bahkan merusak trafo. Sekring bekerja
dengan cara memutuskan aliran listrik ketika arus listrik melebihi batas yang
ditentukan.