Anda di halaman 1dari 25

Sistem kelistrikan di

sumbagut
Struktur Sistem Kelistrikan sumatera nagian utara

Suatu sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri atas tiga unsur, yaitu

pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemakaian tenaga listrik.dan dapat dilihat

unsur tersebut pada gambar 2.1. dibawah ini.

Pusat

Gambar 2.1. Pembagian sistem kelistrikan secara umum.

Pembangkitan tenaga listrik terdiri atas berbagai jenis pusat tenaga listrik,

seperti pusat listrik air (PLTA), pusat listrik tenaga (PLTU), Pusat listrik tenaga

nuklir (PLTN), pusat listrik tenaga gas (PLTG), dan pusat listrik tenaga diesel

(PLTD).

Letak pusat tenaga listrik, terutama berlaku bagi pusat listrik tenaga air,

sering jauh dari pusat-pusat pemakaian tenaga listrik, seperti kota dan industri.

Dengan demikian, energi listrik yang dibangkitkan di pusat tenaga listrik, sering

harus disalurkan, atau di transmisikan melalui jarak-jarak yang jauh ke pusat-

pusat pemakaian tenaga listrik. Tiba di kota energi listrik itu harus dibagikan, atau

di distribusikan kepada para pemakai atau pelanggan.


Transmisi listrik menghubungkan pusat pembangkit dengan sistem

distribusi. Pusat pembangkit dalam sistem tenaga listik terdiri dari beberapa unit

pembangkit yang kerap kali tersebar luas pada pelayanan interkoneksi tersebut.

Unit pembangkit ini terdiri dari berbagai macam pembangkit sesuai dengan

masukan energi primer pembangkit tersebut. Energi primer yang digunakan antara

lain batubara, panas bumi, nuklir, air, gas, minyak, matahari, dan sebagainya.

Masing-masing jenis energi primer ini memiliki harga yang bervariasi, untuk itu

perlu dilakukan pengoperasian pembangkit-pembangkit sehingga dapat bekerja

terus-menerus dalam memenuhi kebutuhan beban.

Proses Penyediaan Tenaga Listrik.

Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik

ini disalurkan (ditransmisikan) lalu didistribusikan kepada para konsumen tenaga

listrik. Proses penyediaan tenaga listrik bagi para konsumen ini secara singkat

digambarkan oleh Gambar.2.2.

Gambar. 2.2. Sistem Interkoneksi dalam Proses Penyediaan Tenaga Listrik


Dalam proses penyediaan tenaga listrik yang pada gambar diatas terdapat

seperti ribuan kilometer kabel pengantar, ribuan batang tiang listrik, ribuan unit

trafo dan gardu, jutaan unit KWH meter, ratusan petugas gangguan 24 jam untuk

menjaga keandalan sistem, dan lain-lain.

Pembangkitan Energi Listrik.

Pusat Pembangkitan energi listrik sebagian besar dilakukan dengan cara

memutar generator singkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan

bolak balik tiga fasa.energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator

sinkron didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak

mula (prime mover). Mesin penggerak generator yang banyak dipergunakan

dalam praktik, yaitu : mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas.

Mesin-mesin penggerak generator ini mendapat energi dari :

a. Proses pembakaran bahan bakar (mesin-mesin termal)

b. Air terjun (turbin air)

Jadi sesungguhnya mesin penggerak generator melakukan konversi energi

primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Proses konversi energi

primer menjadi energi mekanik menimbulkan “produk” sampingan berupa limbah

dan kebisingan yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah

lingkungan.
Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyediaan tenaga listrik yang

terbesar adalah biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab

itu, berbagai teknik untuk menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik

dari segi unit pembangkit secara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga

listrik secara terpadu.

Pusat listrik adalah tempat dimana proses pembangkitan tenaga listrik

dilakukan. Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses

konversi energi primer (bahan bakar atau potensi tenaga air) menjadi energi

mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini diubah

menjadi energi listrik generator, maka dalam pusat listrik umumnya terdapat :

a. Instalasi Energi Primer : yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga

air.

b. Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu instalasi yang berfungsi

sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak

generator. Mesin penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta

turbin uap, mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.

c. Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi

mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.

d. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari :

i. Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu Instalasi yang menyalurkan

energi listrik yang dibangkitkan generator.

ii. Instalasi Tegangan Rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan

instalasi penerangan.
One Line Diagram Sistem Kelistrikan Sumbagut
Jenis-jenis Pusat Listrik.

Berdasarkan uraian diatas di dalam praktik terdapat jenis-jenis pusat listrik

sebagai berikut :

a. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pusat listrik ini menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer.

b. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar minyak atau bahan bakar

gas sebagai sumber energi primer.

c. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar batubara, minyak, atau gas

sebagai sumber energi primer.

d. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai

sumber energi primer.

e. Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pusat listrik ini merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Gas buang

dari PLTG dimanfaatkan untuk menghsailkan uap dalam ketel uap

penghasil uap untuk penggerak turbin uap.


f. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan PLTU yang tidak

mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari

dalam bumi.

g. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Pusat Lisrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan PLTU yang menggunakan

uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi primernya. Uranium

menjadi proses fission (fisi) didalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi

panas yang digunakan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini

selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator.

Proses Pembangkitan Energi Listrik

Proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsipnya merupakan konversi

energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya

energi mekanik ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang

demikian ini menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :

a. Penyediaan Energi Primer

Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar.

Penyediaan bahan bakar meliputi pengadaan, transportasi, dan

penyimpanannya, terutama yang memerlukan perhatian terhadap risiko

kebakaran.

Energi primer untuk PLTA adalah air. Pengadaannya dari sungai

dan hujan, sedangkan penyimpanannya di waduk. Untuk PLTA,


konservasi hutan pada daerah aliran sungai (DAS) sangat penting agar

hutan berfungsi sebagai penyimpan air sehingga tidak timbul banjir di

musim hujan dan tidak terjadi kekeringan di musim kemarau.

b. Penyediaan Air Pendingin

Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat listrik termal

seperti PLTU dan PLTD dengan daya terpasang diatas 25 MW banyak

yang dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air pendingin. Untuk

unit-unit PLTD yang kecil, dibawah 3 MW, pendinginya dapat

menggunakan udara dengan menggunakan radiator.

c. Masalah limbah

PLTU batu bara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan

asap yang mengandung gas SO2, CO2, dan NOx. Semua PLTU

mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down). PLTD dan

PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak

menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat yang masuk kesungai

penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.

d. Masalah Kebisingan

Pusat listrik termal menimbulkan suara keras yang merupakan

kebisingan bagi masyarakat yang tinggal didekatnya. Tingkat kebisingan

harus di jaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.

e. Operasi

Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu biaya

penyediaan tenaga listrik sebagian besar (±60%) untuk operasi pusat


listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu, perlu

dilakukan operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik

beroperasi dalam suatu interkoneksi, (yaitu pusat listrik yang beroperasi

dengan pusat-pusat listrik melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini

harus mengikuti pola operasi sistem interkoneksi.

f. Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :

I. Mempertahankan efesiensi

II. Mempertahankan keandalan

III. Mempertahankan umur ekonomis

Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharan terutama adalah :

I. Bagian-bagian yang bergeser, seperti : bantalan, cicin pengisap

(piston ring), dan engsel-engsel.

II. Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang

berbeda, seperti : penukar panas (heat exchanger) dan ketel uap.

III. Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung

listrik.

g. Gangguan dan kerusakan

Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga

(PMT) membuka (trip) di luar kehendak operator sehingga terjadi

pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah

peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan


tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat,

sebaliknya gangguan (misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi

berkali-kali akhirnya dapat mengakibatkan alat (misalnya transformator)

menjadi rusak.

h. Pengembangan dan pembangkitan

Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada

dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan

karena beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit

pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari

operasi. Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk

penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat

dilakukan dengan menambah unit pembangkit dalam gedung pusat listrik

yang telah ada tersebut.

i. Perkembangan Teknologi Pembangkitan

Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya mengarah pada

perbaikan efesiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan

penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat

keras (hardware) seperti komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat

lunak (software) seperti pengembangan model-model matematika untuk

optimasi.
Sistem Interkoneksi.

Pusat listrik yang besar, diatas 100 MW, umumnya beroperasi dalam

sistem interkoneksi. Pada sistem interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan

banyak pusat beban (yang disebut gardu induk, disingkat (GI) yang di hubungkan

satu sama lain oleh saluran transmisi. Di setiap GI terdapat beban berupa jaringan

distribusi yang melayani para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta

konsumen ini merupakan suatu subsistem distribusi. Subsistem dari setiap GI

umumnya tidak mempunyai hubungan listrik satu sama lain (lihat gambar 1.2).

Gambar 2.3. Sebagian dari sistem interkoneksi, yaitu : sebuah pusat listrik,

dua buah GI beserta subsistem distribusinya.

Sistem interkoneksi .yang terdiri dari sebuah pusat listrik, dua buah GI

beserta subsistem distribusinya. Karena operasi pusat-pusat listrik dalam sistem

interkoneksi saling mempengaruhi satu sama lain, maka perlu ada koordinasi
operasi. Koordinasi operasi ini dilakukan oleh pusat pengaturan beban.

Koordinasi terutama meliputi :

a. Koordinasi pemeliharaan.

b. Pembagian beban yang ekonomis.

c. Pengaturan frekuensi.

d. Pengaturan Tegangan.

e. Prosedur mengatasi gangguan.

Sistem Interkoneksi dan Sistem yang Terisolir.

Sistem Interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa

pusat listrik dan gardu induk (GI) yang diinterkoneksikan (dihubungkan satu sama

lain) melalui saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh Gardu

Induk (GI).

Sebuah sistem interkoneksi yang terdiri dari sebuah PLTA, sebuah PLTU,

sebauh PLTG, dan sebuah PLTGU serta 7 buah GI yang satu sama lain

dihubungkan oleh saluran transmisi. Di setiap PLTG tedapat beban berupa

subsistem distribusi. Secara listrik, masing-masing subsistem distribusi tidak

terhubung satu sama lain. Dalam sistem Interkoneksi, semua pembangkitan perlu

dikoordinir agar dicapai biaya pembangkitan yang minimum, tentunya dengan

tetap perhatian mutu serta keandalan. Mutu dan keandalan penyediaan tenaga

listrik menyangkut frekuensi, tegangan, dan gangguan. Demikian pula masalah

penyaluran daya yang juga perlu diamati dalam sistem interkoneksi agar tidak ada

peralatan penyaluran (transmisi) yang mengalami beban lebih.


Pembangkiatan dalam sistem interkoneksi merupakan pembangkitan

terpadu dari semua pusat listrik yang ada dalam sistem pembagian beban antara

pusat-pusat listrik pada sistem interkoneksi yang menghasilkan aliran daya dalam

saluran transmisi dan juga menghasilkan profil tegangan dalam sistem.

Keseluruhan sistem harus dijaga agar tegangan,arus, dan dayanya masih terdapat

dalam batas-batas yang diizinkan

Frekuensi sistem diatur dengan mengatur daya aktif (daya nyata) yang

dibangkitkan dalam pusat listrik. Karena frekuensi dalam setiap bagian-bagian

sama, maka daya aktif (daya nyata) yang dibangkitkan untuk mengatur frekuensi

tidak terikat pada letak pusat listriknya, kecuali jika timbul masalah aliran daya.

Pengaturan tegangan memerlukan pengaturan daya reaktif dalam sistem.

Karena tegangan tidak sama besarnya dalam bagian-bagian sistem, maka

pembangkitan daya reaktif untuk pengaturan tegangan harus memperhatikan

tempat dalam system yang memerlukan pengaturan tegangan. Daya reaktif ini

tidak selalu harus dibangkitkan oleh generator melainkan bisa juga dibangkitkan

oleh kapasitor atau reaktor.

Sistem yang terisolir adalah sistem yang hanya mempunyai sebuah pusat

listrik saja dan tidak ada interkoneksi antara pusat listrik serta tidak ada hubungan

dengan jaringan umum (interkoneksi milik PLN). Sistem yang terisolir misalnya

dapat di industri pengolah kayu yang berada di tengah hutan atau pada

pengeboran minyak lepas pantai yang berada di tengah laut. Pada sistem yang

terisolir umumnya digunakan PLTD atau PLTG. Pada sistem yang terisolir,

pembagian beban hanya dilakukan diantara unit-unit pembangkit di dalam satu


pusat listrik sehingga tidak ada masalah penyaluran daya antar pusat listrik seperti

halnya pada sistem interkoneksi. PLN juga mempunyai banyak sistem yang

terisolir berupa sebuah PLTD dengan jaringan distribusi yang terbatas pada satu

desa, yaitu pada daerah yang baru mengalami elektrifikasi.

Operasi pembangkitan, baik dalam sistem interkoneksi maupun dalam

sistem yang terisolir, memerlukan perencanaan pembangkitan terlebih dahulu

yang diantaranya adalah :

a. Perencanaan Operasi Unit-unit Pembangkit.

b. Penyediaan Bahan Bakar.

c. Koordianasi Pemeliharaan.

d. Penyediaan Suku Cadang

e. Dan lain, lain.

Sebagai langkah pertama dari perencanaan operasi pembangkitan

diperlukan terlebih dahulu suatu perkiraan beban yang harus dilayani.

Dalam sistem interkoneksi, terdapat banyak pusat listrik dan GI, yang satu

sama lain dihubungkan dengan saluran transmisi. Setiap kejadian operasi di salah

satu pusat listrik, GI, atau saluran transmisi dalam sistem interkoneksi akan

mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, harus ada koordinator

operasi yang disebut pusat pengaturan beban.


Saluran Transmisi.

Energi listrik dibawa oleh konduktor, yaitu melalui saluran transmisi dari

pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kepada para pemakai. Agar penyediaan

tenaga listrik memadai maka perlu memenuhi beberapa persyaratan dasar. Di

antaranya dapat disebut :

a. Menyediakan setiap saat, di tempat yang diperlukan, daya dan energi

sebanyak yang diinginkan yang diperlukan oleh pelanggan;

b. Mempertahankan suatu tingkat tegangan yang stabil, yang tidak boleh

melebihi ± 10 persen dari nilai nominal;

c. Mempertahankan suatu frekuensi yang stabil, yang tidak boleh berubah

lebih dari ± 1,0 herz;

d. Menyediakan energi listrik dengan harga yang wajar;

e. Memenuhi standar keamanan dan keandalan; dan

f. Tidak mengganggu lingkungan.

Desain saluran transmisi akan tergantung dari beberapa hal seperti ;

a. Jumlah daya yang harus di transmisikan;

b. Jarak dan jenis lapangan yang harus dilalui;

c. Biaya yang tersedia; dan

d. Pertimbangan-pertimbangan lain, misalnya masalah-masalah urban.


Sistem Distribusi.

Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan

adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik

yang paling banyak mengalami gangguan, sehingga masalah utama dalam operasi

sistem distribusi adalah mengatasi gangguan.

Sistem distribusi kebanyakan merupakan jaringan yang diisi dari sebuah

Gardu Induk (GI). Jaringan distribusi yang diisi dari sebuah GI pada umumnya

tidak dihubungkan secara listrik dengan jaringan distribusi yang di isi dari GI lain,

sehingga masing – masing jaringan distribusi beroperasi secara terpisah satu sama

lain. Sistem distribusi terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan

Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Baik JTM maupun JTR pada umumnya

beroperasi secara radial. Dalam sistem yang perkembanganya masih baru,

bebannya relative masih rendah sehingga tidak diperlukan sistem trasmisi

(penyaluran). Dalam pengoperasian sistem distribusi, masalah yang utama adalah

mengatasi gangguan karena jumlah gangguan dalam sistem distribusi adalah

relative banyak dibandingkan dengan jumlah gangguan pada bagian sistem yang

lain. Disamping itu masalah tegangan, bagian – bagian instalasi yang berbeban

lebih dan rugi-rugi daya dalam jaringan merupakan masalah yang perlu dicatat

dan dianalisa secara terus-menerus, untuk di jadikan masukan bagi perencanaan

pengembangan sistem dan juga untuk melakukan tindakan-tindakan

penyempurnaan pemeliharaan dan penyempurnaan Operasi Sistem Distribusi.


Pusat Pembangkitan Energi Listrik

Pusat-pusat pembangkit energi listrik di area Sumatera Utara yang tersebar

di daerah Propinsi Sumatera Utara. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1,

sebagian besar Pembangkit Energi Listrik di area Sumatera Utara yang

interkoneksi dan terisolir.

Banda

Sigli
Bireuen Lhoksemauwe

Idie

Langsa

Area 2 Tualang Cut

Brandan

Binjai

Gambar 4.1 Letak-Letak Pembangkit di Area Sumatera Utara.

Data pembangkit.

Besar daya yang dibangkitkan pada masing-masing lokasi sesuai dengan

data operasi PT. PLN (Persero) P3BS UPB Sumbagut terdapat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pembangkitan listrik Sumatera Utara.

Daya Pembangkitan
No. Pusat Pembangkit Unit
(MW)

I Sektor Belawan
1 PLTU Belawan #1 30
#2 45
#3 50
#4 50
2 PLTGU Belawan GT 1.1 105
GT 1.2 90
ST 1.0 105
GT 2.1 100
GT 2.2 120
ST 2.0 130
PLTG Belawan Lot 3 90
Daya Pembangkitan
No. Pusat Pembangkit Unit
(MW)

II Sektor Medan
3 PLTG Paya Pasir #1 0
#2 14
#3 0
#4 17
#5 16.5
TM 2500 #6
NTC #7 34
4 PLTG Glugur #1 0
#2 0
TM 2500 (2.1) #3 11
5 PLTD Titi Kuning #1 2.5
#2 2.5
#3 2.5
#4 3.5
#5 2.5
#6 2.5
III Sektor Pandan
6 PLTMH 5
7 PLTA Sipan #1 33
#2 17
8 PLTA Renun #1 40
#2 40
Sektor Labuhan
IV Angin
PLTU Labuhan
9 Angin #1 65
#2 65
Sektor Leung
V Bata
10 PLTD Cot Trueng #1 2.7
#2 2.7
#3 2.7

11 PLTD Leung Bata 41.7


12 PLTD Pulo Pisang 2
Penyaluran Tenaga listrik (Transmisi dan Distribusi)

Banyaknya Penghantar yang digunakan untuk Penyaluran Tenaga Listrik,

berdasarkan operasi yang dilakukan PLN. Ditunjukkan seperti pada Tabel 4.2

berikut ini.

Tabel 4.2 Penyaluran Tenaga Listrik Pengoperasian PLN Sumatera Utara.


ASSET YANG DIKELOLA
KONDUKTOR 150 kV
No. PENGHANTAR
Jumlah Route Sirkit Tower
Sirkit Km Kms Bh
1. DATA SUTT 150 KV WILAYAH KERJA UPT BANDA ACEH
I. TRAGI LANGSA
Langsa ‐ Pangkalan
1 Brandan 1. 150kV 2 78.27 78.27 236
Langsa ‐ Pangkalan
2 Brandan 2. 150kV - ‐ 78.27 ‐
Langsa ‐ Tualang Cut
3 150kV 1 24.12 24.12 76
Langsa ‐ Lhokseumawe
4 150kV 1 128.49 ‐
5 Langsa ‐ IDIE 150kV 1 46.3 46.3 149
IDIE ‐ Lhokseumawe
6 150kV 1 82.19 82.19 255

Jumlah I. 6 230.88 437.64 716

II. TRAGI BANDA ACEH

7 Lhokseumawe ‐ Juli 2 61.3 61.3 197


Bireuen 1. 150kV

ASSET YANG DIKELOLA


KONDUKTOR 150 kV
No. PENGHANTAR
Jumlah Route Sirkit Tower
Sirkit Km Kms Bh
Lhokseumawe ‐ Juli
8 Bireuen 2. 150kV - ‐ 61.3 ‐
Juli Bireueun ‐ Sigli 1.
9 150kV 2 99.2 99.2 316
Juli Bireueun ‐ Sigli 2.
10 150kV - ‐ 99.2 ‐
Sigli ‐ Banda Aceh 1.
11 150kV 2 91.9 91.9 280
Sigli ‐ Banda Aceh 2.
12 150kV - 91.9 ‐

Jumlah II. 6 252.4 504.8 793

Jumlah I s/d VI 12 483.28 942.44 1,509


2. DATA SUTT 150 KV WILAYAH KERJA UPT MEDAN

I. TRAGI GLUGUR
Glugur ‐ Paya Geli 1.
1 150kV 150 kV. 2 11.92 11.92 41

Glugur ‐ Paya Geli 2.


2 150kV 150 kV. ‐ ‐ 11.92 ‐

Titi Kuning ‐ Sei Rotan


3 1. 150kV 2 17.2 17.2 54

Titi Kuning ‐ Sei Rotan


4 2. 150kV ‐ ‐ 17.2 ‐

Titi Kuning ‐ Brastagi 1.


5 150kV 2 52.32 52.32 141

Titi Kuning ‐ Brastagi 2.


6 150kV ‐ ‐ 52.32 ‐

Paya Pasir ‐ Mabar 1.


7 150kV. 2 5.93 5.93 21

Paya Pasir ‐ Mabar 2.


8 150kV. ‐ ‐ 5.93 ‐

Titi Kuning ‐ GIS Listrik


9 1 2 7.93 7.93 ‐

Titi Kuning ‐ GIS Listrik


2 ‐ 7.93 ‐
Jumlah I. 10 95.31 190.61 257

ASSET YANG DIKELOLA


KONDUKTOR 150 kV
No. PENGHANTAR
Jumlah Route Sirkit Tower
Sirkit Km Kms Bh
II. TRAGI PAYA PASIR
Belawan (BLWTU) ‐
1 Paya Pasir 1. 150kV. 2 6.2 23.72 22

Belawan (BLWTU) ‐
2 Paya Pasir 2. 150kV. ‐ ‐ 23.72 ‐

Belawan (BLWTU) ‐
3 Labuhan 150kV 1 2.948 7.76 10

Labuhan ‐ Lamhotma
4 150kV 1 3.2 11.44 11

KIM ‐ Sei Rotan 1


5 150kV 2 20.74 11.15 64

KIM ‐ Sei Rotan 2


6 150kV ‐ ‐

Belawan (BLWCC) ‐ Sei


7 Rotan 1. 150kV 2 26.39 53.49 84

Belawan (BLWCC) ‐ Sei


8 Rotan 2. 150kV ‐ ‐ 36.51 ‐

Jumlah II. 8 59.48 53.86 191

III. TRAGI SEI ROTAN

Paya Pasir ‐ Sei Rotan


1 1. 150kV. 2 23.72 23.72 74

Paya Pasir ‐ Sei Rotan


2 2. 150kV. ‐ ‐ 23.72 ‐

Sei Rotan ‐ Tanjung


7.76 7.76 27
3 Morawa 150kV 1

Sei Rotan ‐ Denai


4 150kV 1 ‐ 11.44 ‐

5 Tamora ‐ Denai 150 kV 1 ‐ 11.15 ‐


6 Denai ‐ ( Incomer) 0 7.42 ‐ 25
Sekian Dan Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai