Anda di halaman 1dari 5

Nama :Nukmana Baharsyah Putra Sormin

NIM :180402144
Mata Kuliah :Sistem Kendali

Bilangan Kompleks
Sebuah bilangan disebut kompleks jika bilangan tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan
nyata (real); atau bilangan tsb adalah khayal (imaginer) Misalnya bilangan kompleks yang dinyatakan
dengan 5+3i maka angka 5 merupakan bagian real sedangkan angka 3 disebut bagian imajiner dari bi-
langan kompleks tersebut. Dalam penulisan bilangan kompleks i= atau i2= −1. Perlu
diperhatikan bahwa bagian imajiner suatu bilangan kompleks bukanlah imajiner.
Bilangan kompleks dapat dinyatakan sebagai pasangan antara bagian real dan bagian imajinernya. Jadi
misalnya 5+3i dapat dituliskan sebagai (5,3).

Bilangan kompleks dapat ditambah, dikurang, dikali, dan dibagi seperti bilangan riil; namun bilangan
kompleks juga mempunyai sifat-sifat tambahan yang menarik. Misalnya, setiap persamaan aljabar
polinomial mempunyai solusi bilangan kompleks, tidak seperti bilangan riil yang hanya memiliki
sebagian.

➢ Bagian real dan bagian imajiner

➢ Keduannnya konstan

➢ Jika bagian nyata dan atau bagu imajiner adalah variabel,kuantitas kompleks disebut variable
kompleks kunatitas atau keadaan yang diukur dan dikendalikan.

Fungsi Kompleks
Fungsi dengan variabel kompleks dinyatakan misalnya dalam bentuk f(z) dengan z adalah bilangan
kompleks. Secara umum fungsi dengan variabel kompleks mempunyai bagian real dan imajiner yang
juga merupakan fungsi.
Misalkan f(z) = z2, karena z = x + iy maka
Bagian real dan bagian imajiner suatu fungsi kompleks secara umum merupakan fungsi dari variabel x
dan y. Bagian real dinyatakan dengan u(x, y) dan bagian imajiner dinyatakan dengan fungsi v(x, y). Jadi
suatu fungsi kompleks f(z) = u(x, y) + i v(x, y). Dengan demikian untuk fungsi kompleks di atas yang
dinyatakan dengan f(z) = z2, maka u(x, y) = x2-y2 dan v(x, y) = 2xy.

Contoh
Tentukan bagian real dan bagian imajiner fungsi kompleks f(z) =
dengan z = x + iy.

Dengan demikian bagian real dan imajinernya adalah

Transformasi Laplace
Transformasi Laplace adalah suatu transformasi yang melibatkan operasi pengintegralan, mengubah
fungsi 𝑓(𝑡) menjadi suatu fungsi baru yang dinotasikan sebagai

Misalkan 𝑓(𝑡) adalah fungsi yang terdefinisi untuk 𝑡 ≥ 0, maka transformasi Laplace dari 𝑓 adalah
fungsi baru dengan variabel bebas 𝑠, yaitu 𝐹(𝑠) yang didefinisikan sebagai berikut

Untuk semua nilai 𝑠 yang mengakibatkan integral tak wajar di atas konvergen
CONTOH 1 :
Misalkan 𝑓 𝑡 = 1 untuk 𝑡 ≥ 0 maka

Limit di atas mempunyai nilai berhingga hanya jika 𝑠 > 0, dengan demikian

PARTIAL FRACTION EXPANSION

Diberikan fungsi rasional Jika

maka r (x) dengan


Maka

Integral pertama mudah ditangani. Maka selanjutnya pada masalah integral fungsi rasional

diasumsikan Kita akan membicarakan integral dalam hal setiap faktor q (x) adalah
polinom dengan derajat paling tinggi 2, yaitu linear atau kuadratik. (Ingat faktor x2 adalah faktor linear
berulang dua kali).
KENDALI INDUSTRI BAGIAN 1
PENDAHULUAN
➢ Klasifikasi kendali industri
1. kendali dua posisi atau on-off
2. kendali proporsional
3. kendali proporsional plus integral
4. kendali proporsional plus derivatif
5. kendali proporsional plus intergral plus derivative
➢ klasifikasi kendali menurut jenis daya yang digunakan
- kendali pneumatic
- kendali hidrolik , atau
- kendali elektronik
➢ Jenis kendali apa yang digunakan harus diputuskan berdasarkan sifat plant dan kodisi operasi,
termasuk pertimbangan seperti keamanan biaya, ketersedian, keandalan, akurasi, berat , dan
ukuran

AKSI PENGENDALIAN DUA POSISI ( ON – OFF )


- Elemen penggerak hanya memiliki dua posisi tetap → on dan off
- sederhana dan murah
- Misalkan sinyal luaran dari pengendali ( kendali) adalah u(t) dan sinya kesalahan e(t) . Dalam kontrol
dua posisi, sinyal u(t) tetap pada nilai maksimum atau nilai minimum, tergantung pada apakah sinyal
kesalahan bernilai positif atau negatif sehingga

u(t) = U1, untuk e(t) > 0


= U2 , Untuk e(t) < 0
- U1 dan U2 adalah konstanta
- Nilai minimum U2 biasanya adalah 0 atau -U1
- Pengendali dua posisi umumnya berupa perangkat listrik, dan solenoid velve yang dioperasikan denga
listrik yang banyak digunakan dalam kendali tersebut
- pengendali proporsional pneumatis dengan gain yang sangat tinggi bertindak sebagai pengendali dua
posisi dan kadang- kadang disebut pneumatik dua posisi

AKSI PENGENDALIAN DUA POSISI ( ON-OFF)


Pengontrol on/off merupakan salah satu jenis aksi pengontrolan yang banyak digunakan pada
pengontrol otomatis karena sederhana dan relatif murah. Terdapat dua parameter respon sistem kendali
yang harus dipertimbangkan pada aplikasi pengontrol on/off. Pertama adalah frekuensi osilasi respon
yang menentukan osilasi aktuator dan memengaruhi umur ketahanan komponen aktuator. Kedua adalah
amplitudo (deviasi) osilasi respon yang menentukan akurasi dan efisiensi energi pengontrolan. Makalah
ini membahas kajian pengaruh parameter waktu tunda histeresis, T dan penguatan, M pengontrol on/off
tersebut terhadap respon kendali umpan balik. Kajian dilakukan melalui simulasi MATLAB. Hasil
simulasi dibandingkan dengan implementasi menjadi sistem fisis yang dibangun dengan suatu
mikrokontroler digital, aktuator saklar elektronik, dan rangkaian elektronik proses dan komponen
umpan balik dari komponen pasif resistor dan kapasitor (RC). Hasil simulasi menunjukkan bahwa
semakin besar nilai T maka waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai keadaan mantap
semakin lama, frekuensi osilasi keluaran semakin kecil, amplitudo osilasi respon semakin besar pula.
Semakin besar nilai parameter M, maka waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai keadaan
mantap semakin cepat, amplitudo respon semakin besar dan frekuensi osilasi semakin kecil.
Berdasarkan pengujian, dapat disimpulkan bahwa respon pengontrolan umpan balik dengan
menggunakan pengontrol on/off dapat diatur sesuai kriteria pengontrolan dengan mengatur parameter
delay histeresis dan penguatan pengontrol on/off.

Anda mungkin juga menyukai