Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM TENAGA LISTRIK

LATIHAN SOAL PRA UTS

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Elektro W142100046 Lukman Medriavin Silalahi

14

Abstrak Kompetensi
Materi ini akan membahas tentang Setelah membaca modul ini diharapkan :
Latihan soal. 1. Mahasiswa dapat memahami soal-soal uas.
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan secara ringkas proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTA, PLTU, PLTD, PLTPB, dan
PLTN!
jawab :
Berikut adalah penjelasan ringkas tentang proses pembangkitan tenaga listrik pada
beberapa jenis pembangkit listrik:

● Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA):


PLTA memanfaatkan energi air yang mengalir untuk menggerakkan turbin. Proses
dimulai dengan memblokir aliran air menggunakan bendungan atau waduk. Ketika air
dilepaskan melalui pintu air atau terowongan, energi kinetik air tersebut digunakan
untuk memutar turbin. Turbin kemudian menggerakkan generator yang mengubah
energi kinetik menjadi energi listrik.

● Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU):


PLTU menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil,
seperti batu bara atau gas alam, untuk menghasilkan uap air. Uap air yang dihasilkan
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Turbin uap mengubah energi
kinetik menjadi energi mekanik, yang selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik
oleh generator.

● Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD):


PLTD menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utama untuk menghasilkan
energi mekanik. Mesin diesel membakar bahan bakar diesel dalam ruang bakar dan
menghasilkan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan generator. Generator
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 2 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
● Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB):
PLTPB memanfaatkan panas bumi di dalam bumi untuk menghasilkan energi listrik.
Air panas atau uap yang ditemukan di reservoir panas bumi dialirkan ke permukaan
menggunakan sumur-sumur geotermal. Uap air ini kemudian digunakan untuk
menggerakkan turbin, dan turbin menggerakkan generator untuk menghasilkan
energi listrik.

● Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN):


PLTN menggunakan reaksi nuklir yang dikendalikan untuk menghasilkan panas yang
kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Proses ini melibatkan reaksi pembelahan
inti atom dalam reaktor nuklir. Ketika inti atom terbelah, energi panas dilepaskan. Air
yang berada dalam reaktor nuklir dipanaskan oleh energi panas ini, dan uap yang
dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator.

2. PLTU biasanya dibangun di daerah pantai, mengapa demikian?


Jawab :

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memang seringkali dibangun di dekat daerah pantai.
Ada beberapa alasan mengapa hal ini sering terjadi:

• Sumber air pendingin: PLTU membutuhkan sumber air yang cukup untuk digunakan
sebagai pendingin dalam proses penghasilan uap. Air laut yang tersedia di daerah
pantai menyediakan pasokan air yang melimpah. Air laut digunakan dalam sistem
pendinginan dengan cara melewati sistem penukar panas, sehingga suhu air
pendingin meningkat dan uap dapat diproduksi dengan efisiensi yang baik.
• Pembuangan limbah: PLTU menghasilkan limbah berupa abu dan gas buang. Dalam
kasus PLTU batubara, abu yang dihasilkan dapat digunakan untuk konstruksi jalan
atau pengisian lahan reklamasi pantai. Gas buang biasanya melalui cerobong asap,
dan pembuangan gas buang ini dapat lebih efektif di daerah pantai karena angin dan
arus laut dapat membantu menyebarkan emisi dan mengurangi dampaknya.
• Akses transportasi: Bangunan PLTU yang besar dan kompleks membutuhkan akses
transportasi yang baik untuk memasok bahan bakar, suku cadang, dan material
konstruksi. Dengan berlokasi di dekat pantai, dapat memudahkan pengiriman melalui
jalur maritim, yang seringkali lebih efisien dan ekonomis daripada transportasi darat.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 3 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Pembangkit tenaga listrik dan infrastruktur: Daerah pantai umumnya memiliki
infrastruktur yang lebih baik dibandingkan dengan daerah pedalaman. Penyediaan
listrik dan sistem transmisi yang diperlukan untuk menghubungkan PLTU dengan
jaringan listrik nasional biasanya lebih mudah diimplementasikan di daerah yang
sudah memiliki infrastruktur yang memadai.Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan
sebelum melakukan pembangunan Pusat pembangkit listrik, berilah contoh
pembangkit listrik tenaga air!

3. Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pembangunan Pusat
pembangkit listrik, berilah contoh pembangkit listrik tenaga air!
Jawab :

Sebelum melakukan pembangunan pusat pembangkit listrik, ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa contoh faktor yang perlu dipertimbangkan
sebelum membangun pusat pembangkit listrik tenaga air:

1. Lokasi: Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting dalam pembangunan pusat pembangkit
listrik tenaga air. Lokasi harus memiliki pasokan air yang cukup, seperti sungai besar atau
danau, serta topografi yang memungkinkan pembangunan bendungan atau turbin air.

2. Potensi Energi: Perlu dilakukan penilaian potensi energi hidro di lokasi yang dipilih. Potensi
energi hidro ditentukan oleh debit air yang tersedia dan tinggi jatuh yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Penilaian ini melibatkan studi hidrologi dan topografi untuk
mengukur potensi daya yang dapat dihasilkan.

3. Dampak Lingkungan: Pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga air dapat memiliki
dampak lingkungan yang signifikan. Diperlukan analisis dampak lingkungan menyeluruh untuk
memahami konsekuensi pembangunan terhadap ekosistem, kehidupan ikan, flora dan fauna,
serta pengaruh terhadap perubahan aliran sungai dan kualitas air. Langkah-langkah mitigasi
harus diterapkan untuk meminimalkan dampak negatif.

4. Aspek Hukum dan Perizinan: Perizinan dan persyaratan hukum harus dipenuhi sebelum
memulai pembangunan. Ini termasuk perizinan lingkungan, perizinan air, perizinan konstruksi,
dan persetujuan dari otoritas terkait. Menyelidiki persyaratan perizinan lokal dan mengikuti
prosedur hukum yang sesuai sangat penting.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 4 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia: Pembangunan dan operasional pusat pembangkit
listrik tenaga air memerlukan sumber daya manusia yang terlatih dan berkualitas. Pemilihan
dan pelatihan personel yang kompeten dalam teknologi hidro dan operasi pusat pembangkit
listrik perlu diperhatikan.

6. Infrastruktur dan Aksesibilitas: Pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga air


membutuhkan infrastruktur yang memadai, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas
transportasi lainnya. Aksesibilitas ke lokasi konstruksi dan kemudahan logistik harus
dipertimbangkan.

7. Kestabilan Politik dan Keuangan: Stabilitas politik dan keuangan daerah harus dievaluasi
sebelum memulai pembangunan. Investasi jangka panjang dalam pusat pembangkit listrik
tenaga air membutuhkan kepastian politik dan dukungan keuangan yang kuat.

4. Sebutkan perbedaan pokok antara PLTD dengan PLTU yang keduanya menggunakan BBM!
Jawab :
Perbedaan pokok antara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang keduanya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah
sebagai berikut:
• Prinsip Kerja
PLTD menggunakan mesin diesel untuk menggerakkan generator listrik
langsung dengan pembakaran bahan bakar minyak dalam mesin. Sementara itu, PLTU
menggunakan pembakaran bahan bakar minyak atau batu bara untuk menghasilkan
uap, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang terhubung ke
generator listrik.
• Efisiensi
Secara umum, PLTD memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
PLTU. Mesin diesel memiliki efisiensi termal yang lebih tinggi daripada proses
pembakaran batu bara dalam PLTU. Namun, perbedaan ini dapat bervariasi
tergantung pada teknologi dan desain spesifik dari masing-masing jenis pembangkit.
• Kapasitas dan Skala
PLTU umumnya memiliki kapasitas yang lebih besar dan skala yang lebih besar
dibandingkan dengan PLTD. PLTU sering digunakan sebagai pembangkit listrik utama
yang menyediakan daya listrik dalam jumlah besar, sementara PLTD cenderung

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 5 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
digunakan sebagai pembangkit listrik cadangan atau dalam skala yang lebih kecil,
seperti pembangkit listrik di pulau-pulau terpencil.
• Emisi Gas Rumah Kaca
PLTU batu bara cenderung menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih
tinggi daripada PLTD. Proses pembakaran batu bara dalam PLTU menghasilkan emisi
karbon dioksida (CO2) yang signifikan, sedangkan PLTD yang menggunakan mesin
diesel biasanya memiliki emisi CO2 yang lebih rendah. Namun, perlu dicatat bahwa
kedua jenis pembangkit ini tetap menghasilkan emisi gas rumah kaca.
• Biaya dan Ketersediaan BBB
Secara umum, biaya operasional PLTD cenderung lebih tinggi daripada PLTU
karena biaya bahan bakar minyak yang lebih tinggi. Selain itu, ketersediaan BBM juga
dapat menjadi faktor yang mempengaruhi, terutama di daerah yang terpencil atau
sulit dijangkau.

5. Jelaskan secara singkat prinsip kerja generator pembangkit listrik!


Jawab :
Prinsip kerja generator pembangkit listrik pada dasarnya melibatkan konversi energi
mekanik menjadi energi listrik melalui prinsip induksi elektromagnetik. Berikut adalah
penjelasan umum mengenai prinsip kerja generator:
• Prinsip Induksi Elektromagnetik
Generator menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan
oleh Michael Faraday. Prinsip ini menyatakan bahwa jika suatu kumparan kawat
mengalami perubahan medan magnetik yang melaluinya, maka akan terjadi arus
listrik dalam kawat tersebut
• Komponen Utama
Generator terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk rotor, stator,
dan sistem pengendalian. Rotor adalah bagian yang berputar dan biasanya terdiri dari
kumparan kawat yang ditempatkan di sekitar inti besi yang magnetis. Stator adalah
bagian yang diam dan mengelilingi rotor, biasanya terdiri dari kumparan kawat yang
terhubung ke beban listrik.
• Prinsip Kerja
Generator menggunakan sumber energi mekanik, seperti turbin uap, turbin
gas, atau mesin diesel, untuk memutar rotor. Ketika rotor berputar, medan magnetik
yang dihasilkan oleh arus listrik dalam rotor akan berubah-ubah. Perubahan medan

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 6 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
magnetik ini kemudian menembus kumparan kawat pada stator, yang menghasilkan
arus listrik dalam kawat tersebut.
• Hukum Induksi Ffarada
Prinsip kerja generator didasarkan pada hukum induksi Faraday, yang
menyatakan bahwa besarnya tegangan listrik yang dihasilkan dalam kumparan kawat
adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang melaluinya. Dalam
generator, perubahan medan magnetik yang dihasilkan oleh rotor saat berputar
menghasilkan perubahan fluks magnetik di kumparan kawat stator, yang pada
gilirannya menghasilkan tegangan listrik.
• Pengaturan Tegangan
Generator biasanya dilengkapi dengan sistem pengaturan yang disebut
regulator tegangan untuk mengontrol dan menjaga tegangan listrik yang dihasilkan
dalam batas yang diinginkan. Regulator tegangan dapat mengatur kecepatan rotor,
medan magnetik, atau konfigurasi kumparan untuk mengendalikan tegangan output
generator.

6. Dalam rangkaian listrik, generator berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan arus
bolak-balik (AC) atau arus searah (DC) tergantung pada jenis generator yang digunakan. Arus
listrik yang dihasilkan oleh generator dapat digunakan untuk memasok daya listrik ke berbagai
peralatan dan sistem dalam kehidupan sehari-hari.Faktor-faktor apa saja yang harus
diperhatikan dalam pengembangan pusat pembangkit tenaga listrik?
Jawab :
Pengembangan pusat pembangkit tenaga listrik melibatkan banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk memastikan keberhasilan proyek tersebut. Berikut adalah beberapa faktor
penting yang perlu dipertimbangkan:

1. Sumber Energi: Pilih sumber energi yang sesuai untuk pembangkit listrik, seperti batu bara,
minyak bumi, gas alam, energi surya, angin, hidro, biomassa, atau nuklir. Pertimbangkan
ketersediaan sumber daya, dampak lingkungan, keberlanjutan, dan aspek ekonomi terkait
dengan setiap sumber energi.

2. Kapasitas dan Kebutuhan: Tentukan kapasitas daya yang diperlukan berdasarkan


kebutuhan listrik yang diharapkan. Hal ini harus mempertimbangkan pertumbuhan perkiraan,

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 7 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
permintaan listrik saat ini dan di masa depan, serta kebutuhan industri di wilayah yang
dilayani.

3. Lokasi: Pilih lokasi yang tepat untuk pembangkit listrik. Faktor yang harus dipertimbangkan
meliputi ketersediaan sumber daya, aksesibilitas, ketersediaan air, ketersediaan infrastruktur,
dan aspek lingkungan. Dalam beberapa kasus, lokasi di dekat sumber bahan bakar (misalnya,
pembangkit listrik berbahan bakar fosil) atau di daerah dengan sinar matahari yang melimpah
(misalnya, pembangkit listrik tenaga surya) dapat menjadi pertimbangan penting.

4. Teknologi dan Efisiensi: Pilih teknologi yang sesuai dengan sumber energi yang digunakan
dan tingkat efisiensi yang diinginkan. Teknologi yang canggih dan efisien dapat membantu
mengoptimalkan konversi energi menjadi listrik dengan lebih baik. Tinjau juga opsi untuk
menggunakan teknologi bersih dan ramah lingkungan.

5. Dampak Lingkungan: Evaluasi dampak lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh


pembangkit listrik, termasuk emisi gas rumah kaca, polusi udara, limbah, penggunaan air, dan
kerusakan habitat. Perhatikan pemilihan teknologi dan tindakan mitigasi yang tepat untuk
mengurangi dampak lingkungan negatif dan mempromosikan keberlanjutan.

7. Sebutkan 5 (lima) kelengkapan pada pusat pembangkit listrik dan fungsinya?


Jawab :
Berikut adalah lima kelengkapan penting pada pusat pembangkit listrik beserta fungsinya:

1. Generator: Generator adalah komponen inti dalam pusat pembangkit listrik yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Fungsinya adalah menghasilkan arus listrik
yang kemudian dapat didistribusikan ke jaringan listrik atau digunakan secara lokal.

2. Turbin: Turbin digunakan dalam banyak jenis pembangkit listrik, seperti PLTU, PLTA, dan
PLTG. Fungsinya adalah mengubah energi kinetik dari fluida atau gas (seperti uap, air, atau gas
alam) menjadi energi mekanik yang digunakan untuk menggerakkan generator.

3. Boiler: Boiler digunakan dalam pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar seperti
batu bara, minyak, atau gas alam. Fungsinya adalah menghasilkan uap super panas dengan

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 8 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memanaskan air menggunakan panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. Uap ini
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin.

4. Transformator: Transformator berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari satu level ke
level yang lebih tinggi atau lebih rendah. Pada pusat pembangkit listrik, transformator
umumnya digunakan untuk meningkatkan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator
sehingga dapat ditransmisikan melalui jaringan listrik dengan efisiensi yang lebih baik.

5. Sistem Pengendalian: Sistem pengendalian merupakan sistem yang mengatur dan


mengendalikan operasi pembangkit listrik. Fungsinya adalah memantau dan mengontrol
berbagai parameter, seperti suhu, tekanan, kecepatan rotasi, dan tegangan, untuk
memastikan operasi yang stabil, efisien, dan aman. Sistem pengendalian juga dapat mengatur
koordinasi antara generator dan sistem tenaga lainnya serta menyediakan perlindungan
terhadap gangguan dan kegagalan sistem.

8. Sebutkan 9 masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik, dan mana yang paling
dominan?
Jawab :
Dalam pembangkitan tenaga listrik, terdapat beberapa masalah utama yang sering dihadapi.
Berikut adalah sembilan masalah utama tersebut:

1. Emisi Gas Rumah Kaca: Pembangkitan listrik menggunakan bahan bakar fosil dapat
menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi
terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.

2. Polusi Udara: Pembakaran bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik dapat menghasilkan
polusi udara, termasuk partikel berbahaya dan gas pencemar seperti sulfur dioksida (SO2),
nitrogen oksida (NOx), dan partikulat.

3. Pengelolaan Limbah: Pembangkit listrik, terutama yang menggunakan bahan bakar nuklir,
menghasilkan limbah yang memerlukan pengelolaan yang aman dan tepat. Limbah radioaktif
dari pembangkit nuklir, misalnya, memerlukan pengolahan dan penyimpanan jangka panjang
yang aman.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 9 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Banyak pembangkit listrik masih sangat
bergantung pada bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Ketergantungan ini menghadirkan risiko pasokan yang terkait dengan fluktuasi harga,
kelangkaan, dan kestabilan politik di negara-negara produsen.

5. Rantai Pasokan Bahan Bakar: Mendapatkan, mengimpor, dan mengelola bahan bakar yang
diperlukan untuk pembangkit listrik dapat melibatkan rantai pasokan yang kompleks dan
rentan terhadap gangguan.

6. Kerentanan Terhadap Perubahan Cuaca: Pembangkit listrik yang bergantung pada energi
terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya atau angin, dapat menghadapi tantangan
dalam mengatasi fluktuasi produksi daya yang terkait dengan perubahan cuaca.

7. Investasi Modal yang Besar: Pembangunan dan pengoperasian pusat pembangkit listrik
sering memerlukan investasi modal yang besar. Biaya awal yang tinggi dapat menjadi
hambatan dalam mengembangkan infrastruktur pembangkit listrik baru.

8. Kerentanan terhadap Gangguan Sistem: Gangguan dalam sistem tenaga, seperti


pemadaman listrik yang luas atau kerusakan pada peralatan kritis, dapat mengakibatkan
gangguan pasokan listrik yang signifikan.

9. Keberlanjutan dan Efisiensi Energi: Meskipun keberlanjutan dan efisiensi energi semakin
diperhatikan, masih ada tantangan dalam mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan
dan meningkatkan efisiensi energi di sektor pembangkitan tenaga listrik.

9. Kegiatan pemeliharaan apa saja yang harus dilakukan pada generator DC dan Sinkron di PLTA?
Jawab :
Pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menggunakan generator DC dan
generator sinkron, terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yang perlu dilakukan secara
rutin. Berikut adalah beberapa kegiatan pemeliharaan yang umum dilakukan pada generator
DC dan sinkron di PLTA:

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 10 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pembersihan dan Inspeksi: Melakukan pembersihan secara berkala pada komponen
generator, seperti kumparan, belitan, slip ring, serta inspeksi visual untuk mendeteksi tanda-
tanda keausan, kerusakan fisik, atau kebocoran.

2. Pengujian Kelistrikan: Melakukan pengujian dan pemeriksaan kelistrikan pada komponen


generator, termasuk mengukur resistansi isolasi, resistansi belitan medan, resistansi belitan
rangkaian, dan pengujian kebocoran arus tanah. Tujuannya adalah untuk memastikan kinerja
yang optimal dan mengidentifikasi potensi masalah listrik.

3. Penggantian Sikat: Sikat pada generator sinkron perlu diperiksa secara berkala dan diganti
jika ditemukan tanda-tanda keausan atau kerusakan yang signifikan. Sikat yang baik dan
berfungsi dengan baik penting untuk memastikan transfer listrik yang efisien.

4. Pelumasan: Melakukan pelumasan pada komponen yang membutuhkan, seperti bantalan,


poros, dan slip ring. Pastikan penggunaan pelumas yang sesuai dan menjaga tingkat
pelumasan yang tepat untuk mengurangi gesekan dan keausan berlebih pada komponen-
komponen tersebut.

5. Penggantian Bantalan: Bantalan yang aus atau rusak dapat mengganggu kinerja generator.
Oleh karena itu, bantalan perlu diperiksa secara teratur dan diganti jika ditemukan tanda-
tanda keausan atau kerusakan yang signifikan.

6. Kalibrasi dan Pemeliharaan Sistem Pengendalian: Sistem pengendalian generator perlu


dikalibrasi secara berkala untuk memastikan pengoperasian yang akurat dan stabil. Selain itu,
pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pada komponen sistem pengendalian, seperti regulator
kecepatan dan regulator tegangan, juga harus dilakukan.

7. Pemeliharaan Pendinginan: Sistem pendinginan generator, baik sistem udara maupun


sistem air, perlu dipelihara dengan baik untuk mencegah overheating dan menjaga suhu
operasi yang optimal. Pembersihan, penggantian filter, dan pemeriksaan sistem pendinginan
harus dilakukan secara rutin.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 11 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Pengujian Keandalan dan Beban: Melakukan pengujian keandalan dan beban pada
generator untuk memastikan kinerja yang baik dalam kondisi beban normal dan puncak.
Pengujian ini dapat melibatkan simulasi beban dan pengukuran parameter kinerja generator.

9. Pemantauan Kondisi: Melakukan pemantauan kondisi generator secara terus-menerus


melalui sistem pemantauan yang tepat, seperti pemantauan getaran, suhu, kelembaban, dan
parameter kelistrikan lainnya. Hal ini dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini
dan mengambil tindakan pemeliharaan yang tepat.

10. Jelaskan prosedur pemeriksaan alat ukur listrik dan cara perbaikannya!
Jawab :
Prosedur pemeriksaan alat ukur listrik dapat melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Persiapan: Pastikan alat ukur listrik dalam kondisi mati dan terputus dari sumber listrik
sebelum memulai pemeriksaan. Periksa juga kondisi fisik alat, seperti kabel, probe, atau
sensor, untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan yang signifikan.

2. Verifikasi Kondisi Awal: Periksa dan catat kondisi awal alat ukur listrik, seperti pembacaan
nol pada skala atau layar, kalibrasi yang terakhir dilakukan, serta tanggal dan hasil kalibrasi
terakhir. Ini memberikan dasar untuk membandingkan hasil pemeriksaan selanjutnya.

3. Kalibrasi dan Pembandingan: Jika diperlukan, lakukan kalibrasi alat ukur listrik sesuai
dengan standar yang berlaku. Setelah kalibrasi, bandingkan hasil pengukuran alat dengan
standar referensi yang diketahui akurasinya untuk memverifikasi kinerja alat.

4. Pemeriksaan Fungsional: Gunakan alat ukur listrik untuk menguji fungsi-fungsi yang ada.
Misalnya, jika itu adalah volt meter, uji kemampuannya dalam mengukur tegangan yang
diketahui. Jika itu adalah amper meter, uji kemampuannya dalam mengukur arus listrik yang
diketahui.

5. Pemeriksaan Keamanan: Selama pemeriksaan, periksa juga aspek keamanan alat ukur
listrik. Pastikan perlindungan fisik, seperti tutup terminal yang aman dan tahan terhadap
kontak yang tidak sengaja. Selain itu, pastikan alat ukur dilengkapi dengan fungsi pengaman
tambahan, seperti pelindung overcurrent atau ground fault protection.

202 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 12 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
202 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 13 Lukman Medriavin Silalahi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai