Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis kasus yang kami ambil dengan judul asuhan
keperawatan pada pasien Benigna prostate hiperplasia (BPH) di ruangan
mawar Rsu Kabupaten Tangerang dapat disimpulkan :

Benigna prostate hiperplasia (BPH) didefinisikan sebagai


pertumbuhan prostat yang cukup untuk mengobstruksi (menghambat) jalan
keluar uretra, yang menyebabkan gejala saluran kemih bawah (LUTS) yang
mengganggu, infeksi saluran kemih (ISK), hematuria, atau gangguan fungsi
saluran kemih atas. Namun demikian, istilah benigna prostate hiperplasia
(BPH), yang didefinisikan sebagai pertumbuhan histologis nonmaligna
elemen glanduler prosta (Black & Hawks, 2014).

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 22


Januari 2019 Tn.A mengatakan terdapat luka operasi pada perut bagian
bawah, pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri yang dirasakan
seperti tertekan dengan skala 8, nyeri hilang timbul ± 15 menit sekali, nyeri
saat BAK, paien mengatakan hanya dapat tiduran ditempat tidur, tidak bisa
bergerak bebas seperti biasanya karna timbulnya rasa nyeri saat bergerak.
Tampak ada luka post open prostektomy didaerah suprapubic dengan
panjang luka ± 16 cm, luka bersih, luka tampak kemerahan. Pasien tampak
nyeri, pasien tampak meringis kesakitan, Wajah pasien tampak tegang,
Pasien tampak adanya perban luka operasi, Pasien tampak terpasang kateter,
Pasien tampak terpasang drainase, Aktivitas pasien tampak dibantu
keluarga, Pasien tampak bedrest ditempat tidur.

1
Diagnosa yang diangkat pada Tn.A yaitu gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan luka post operasi, nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik (pembedahan), gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak, peralatan terapi.

Pada diagnosa nyeri akut saat pengkajian didapatkan hasil skala nyeri
8 pada tanggal 22 Januari 2020. Pada hari pertama, intervensi dilakukan
tanggal 23 Januari 2020 dengan evaluasi skala nyeri 7. Intervensi kembali
dilakukan untuk kedua kalinya pada tanggal 24 Januari 2020 dengan
evaluasi skala nyeri yaitu 6. Hari terakhir intervensi dilakukan pada tanggal
25 Januari 2020 dengan evaluasi skala nyeri yaitu 4.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa


Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan menguasai
berbagai materi tentang pasien dengan BPH serta memahami asuhan
keperawatan pada pasien dengan BPH.
5.2.2 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan untuk petugas
kesehatan khususnya perawat agar dapat memberikan dan
meningkatkan pelayanan keperawatan pada pasien dengan BPH.

2
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan mampu menjadi sarana sumber informasi, bacaan serta
acuan tentang pengetahuan asuhan keperawatan pada pasien dengan BPH.

Anda mungkin juga menyukai