TEAM LEADER
Prof. Jamhari Makruf
PROJECT MANAGER
Dr. Fuad Jabali
PENULIS
Dian Indraswari
Inaya Rakhmani
EDITOR/PROOFREADER
Utami Sandyarani
Dani
Dita Kirana
HAK CIPTA
CONVEY INDONESIA © 2018 86 halaman; 21 cm x 29,7 cm
61 International Youth
Leadership Camp –
Social Trust Fund UIN Jakarta —
Beragam Warna, Memakna Sama
65 Boardgames for
Peace Training —
Belajar dari Permainan, Bersama
Merajut Perdamaian
Christophe Bahuet
COUNTRY DIRECTOR UNDP INDONESIA
Dalam konteks ini, menjaga Indonesia yang damai dan toleran memerlukan langkah-
langkah spesifik yang tidak hanya mengatasi tetapi juga mencegah ekstremisme kekerasan.
Pemerintah Indonesia telah menanggapi ancaman tersebut dan meningkatkan upaya
dengan menerapkan pendekatan kontra-terorisme (hard approach) maupun pencegahan
(soft approach). Pemerintah juga telah merumuskan Rencana Aksi Nasional, sebagai
tanggapan atas seruan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun
2016 kepada Negara-negara Anggota PBB untuk menyusun rencana khusus untuk
kontra-terorisme dan pencegahan ekstremisme kekerasan. Para aktor non-negara juga
memberikan kontribusi yang berharga untuk kedua tujuan tersebut melalui penelitian,
peningkatan kesadaran dan keterlibatan di tingkat komunitas.
Publikasi ini menyajikan temuan-temuan utama dan pesan-pesan kunci yang didapatkan
dari berbagai kegiatan yang diimplementasikan proyek CONVEY. Selain itu, publikasi
ini juga menceritakan kisah sukses dan tantangan dalam mencegah ekstremisme ke-
kerasan di berbagai daerah dan komunitas. Semoga kisah dalam buku ini memperluas
wawasan kita dan dapat menjadi inspirasi.
BERJIDAT HITAM , berjenggot dan bercelana cingkrang, langkah Wildan yang ingin
pergi ke Lombok terhenti di Bandara Juanda Surabaya. Dirinya ditahan lalu diintero-
grasi petugas keamanan, sementara teman seperjalanannya dibiarkan berlalu seperti
halnya para penumpang lain. Ini bukanlah perjalanan pertama kalinya naik pesawat.
Tapi baru kali ini dia mendapatkan perlakuan buruk. Setelah sesaat baru dia menyadari
kalau jidat hitam, jenggot dan celana cingkrang yang dipakainya adalah ancaman bagi
keselamatan para penumpang pesawat. Demikian para petugas keamanan melihatnya.
Bukan bermaksud apologetik, tapi kalau saja para petugas keamanan tahu
dengan baik kompleksitas munculnya sikap intoleran, ekstremisme dan
kekerasan di kalangan pemuda, dan bagaimana cara menanganinya dengan
baik. Kalau saja mereka menyadari bahwa pengetahuan yang baik dan
keterhubungan antar lembaga adalah dua hal yang selama ini hilang dari
program dan kebijakan yang terkait dengan penanggulangan radikalisme dan
kekerasan. Kalau saja mereka merasakan apa yang dirasakan pak Kasino,
seorang petugas keamanan di kota yang sama Surabaya, setelah mengikuti
program pelatihan penanganan radikalisme dan kekerasan yang diadakan
CONVEY. Kalau saja mereka mau menghubungi NC, PPIM dan UNDP
sebagai lembaga yang memintanya naik pesawat datang ke Mataram. Kalau
saja CONVEY diadakan sejak dulu.
Kalau saja lebih banyak orang yang bisa membaca kisah-kisah yang ada di
buku ini…
M A H AT M A G A N D H I .
BERBAGAI penelitian memperlihat- sekolah maupun di perguruan tinggi. Opini adalah persepsi, sedangkan si-
kan bagaimana institusi pendidikan Menurut PPIM, dua lembaga terse- kap lebih kepada keterlibatan mereka
menjadi tempat penyebaran paham but menjadi penting sebagai sumber [pada aksi-aksi intoleransi dan radi-
radikal di Indonesia, khususnya di Pendidikan Agama yang memperkuat kalisme],” jelas Saiful Umam, Di-
antara generasi muda.1 Hal ini turut nilai kewarganegaraan, yang mencak- rektur PPIM. Pada level opini, hasil
menjadi perhatian Pusat Pengkajian up kebebasan, persamaaan, keadilan, survei menunjukan bahwa siswa/
Islam dan Masyarakat (PPIM), UIN dan toleransi. Pada survei ini, PPIM mahasiswa cenderungmemiliki pan-
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai menggunakan instrumen yang inova- dangan keagamaan yang intoleran.
lembaga yang fokus melakukan ka- tif, yakni Implicit Association Test (IAT) “Siswa dan mahasiswa lebih toleran
jian strategis tentang kehidupan yang pernah digunakan di Indonesia kepada penganut agama lain dari pada
dan pendidikan keagamaan untuk sebelumnya dalam hal toleransi dan kelompok yang dipersepsikan berbeda
mempengaruhi kebijakan dan pe- radikalisme. Instrumen ini menelusuri paham keagamaannya [meski sama-
rubahan masyarakat di Indonesia.2 persepsi dan perilaku yang terkait sama beragama Islam]. Mereka lebih
“KementerianAgama sering menggu- toleransi dan radikalisme yang tidak bisa menerima orang Kristen daripada
nakan hasil survei kami untuk beberapa selalu disadari oleh seseorang,4 teru- orang Ahmadiyah, Syiah, atau sempalan
kebijakan. Sebelumnya PPIM juga per- tama mengingat sensitivitas isu ini lainnya,” tambah Saiful.
nah melakukan penelitian mengenai yang seringkali membatasi seseorang
buku ajar yang mengandung konten untuk mengekspresikan pendapatnya. Sementara itu, hasil survei nasional
radikal, intoleran,” cerita Tati Rohayati, menunjukkan perlunya berpikir ulang
salah satu anggota tim peneliti PPIM. mengenai peran guru dalam tumbuh-
Berbekal pengalaman riset dalam isu
Deteksi Dini Intoleransi nya sikap intoleran. Hal ini tentu saja
keagamaan dalam masyarakat, PPIM Fokus survei ini antara lain ma- membangkitkan kekhawatiran akan
bekerja sama dengan Convey Indone- salah-masalah khilafiyah (perbedaan pengaruh sikap intoleran guru dan
sia3 menjalankan Survei Nasional ten- pendapat) antar umat Islam, pandan- dosen terhadap sikap siswa/maha-
tang Sikap Keberagamaan di Sekolah gan tentang kelompok Ahmadiyah siswa didiknya. “Guru menjadi faktor
dan Universitas di Indonesia. dan Syiah, serta pandangan tentang pentingdalam pembentukan seseorang
kebebasan beragama. PPIM mengu- dalam proses menjadi intoleran dan
Sur vei ini ber tujuan melihat kur sikap toleransi dan keberagamaan radikal. Hal ini harus menjadi perha-
pandangan dan sikap keberagamaan pada dua tingkat: opini dan sikap. tian kita bersama untuk meningkatkan
siswa/mahasiswa dan guru/dosen di “Masing-masing ada sikap dan opini. kapasitas dan kemampuan guru dalam
1. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di “Lampu Kuning Meningkatnya Radikalisme di Sekolah-Sekolah Indonesia” yang dapat diak-
ses di: http://setara-institute.org/lampu-kuning-meningkatnya-radikalisme-di-sekolah-sekolah-indonesia/
2. Untuk lebih banyak informasi mengenai PPIM UIN, lihat: https://ppim.uinjkt.ac.id/id/tentang-ppim/
3. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
4. Untuk mempelajari IAT lebih lanjut, lihat: https://implicit.harvard.edu/implicit/education.html
5. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di “Terorisme Menyasar Generasi Muda”. Lihat: http://mediaindonesia.com/news/
read/103385/terorisme-menyasar-generasi-muda/2017-05-05
Bawah—
Hasil survei dan rekomendasi yang dipaparkan
Temuan Kunci
PPIM kepada publik pada Rabu, 8 Novem- PPIM 2016.
ber 2017 ini mendapat sambutan baik dari
pemerintah. Direktur Pendidikan Islam Kemen-
terian Agama, Kamaruddin Amin, menunjuk-
kan komitmennya untuk melakukan reformasi
SUMBER FOTO: Harian Umum Media Indonesia.
kurikulum menuju Pendidikan Agama Islam
yang moderat. “Kami telah melakukan[nya],
dan sedang melakukan langkah-langkah antisipasi
untuk mengarusutamakan pemahaman agama
yang moderat untuk mengantisipasi gerakan radi-
kalisme,” jelas Kamaruddin.6 Perjalanan PPIM
untuk mendeteksi dini penyebaran paham yang
intoleran terhadap perbedaan terus berlanjut.
6. Lihat: https://tirto.id/survei-uin-jakarta-intoleransi-tumbuh-di-banyak-sekolah-dan-kampus-czQL
Kaum Muda Muslim: Sikap dan Perilaku ten- universitas, serta kegiatan di luar kelas seperti
tang Kekerasan Ekstremisme yang dijalank- ekstra-kurikuler. Selain itu, media sosial men-
an pada September hingga November 2017. jadi tempat yang sangat disukai oleh generasi
“Rentangusia antara 16-30 tahun itulah anak- milenial untuk mencari jawaban dan mengatasi
anak yang melakukan aksi-aksi yang sifatnya soft keraguan terkait agama. Bahkan, CSRC melihat
skill power yang dilakukan oleh anak-anak muda adanya peran media sosial dalam mereduksi
[aksi intoleransi]. Aksi-aksi yang cenderung radikal peran Pendidikan Agama Islam dalam keluarga
dalam perspektif atau nuansa agama,” ujar Junaidi dan peran guru di sekolah.4
Simun, sekretaris tim sekaligus peneliti CSRC.
1. Lihat “LIPI: Radikalisme Meningkat Karena Kekecewaan pada Demokrasi”. Bisa diakses di: https://nasional.tempo.co/read/1062204/
2. Informasi lebih lengkap mengenai CSRC bisa diperoleh di “Visi dan Misi CSRC”. Lihat: http://www.csrc.or.id/index.php/profil/visi-
misi
3. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
4. Lebih lanjut mengenai hal ini bisa dibaca di “Jokowi: Metode Dakwah Medsos Efektif Bagi Generasi Milenial,” lihat: http://republika.
co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/10/19/oy2t7p384-jokowi-metode-dakwah-medsos-efektif-bagi-generasi-milenial
Membaca
Makna Tersirat
Pada survei yang dilakukan Pusat ingin melihat apa kontribusi dari buku- karena luasnya cakupan literatur yang
Pengkajian Islam dan Masyarakat buku tersebut terhadap pikiran-pikiran dipelajari. “Buku teks pelajaran yang
(PPIM), UIN Syarif Hidayatullah generasi milenial, pelajar dan mahasiswa dibaca di dalam kelas, kemudian juga
Jakarta di tahun 2016, ditemukan se- terutama terkait dengan pemahaman buku-buku keislaman yang dipakai di
banyak 48.57% siswa dan mahasiswa mereka mengenai Islam dan politik, luar kelas di dalam kegiatan-kegiatan
mencari konten terkait agama me- mengenai radikalisme,” ujar Profesor keaktivisan [sic] keislaman seperti [or-
lalui buku.1 Di saat sama, buku dan Noorhaidi, Direktur Pasca Sarjana ganisasi] Rohani Islam [Rohis], lalu
literatur keislaman adalah salah satu UINYogyakarta sekaligus koordinator diskusi-diskusi keislaman, bedah buku,
media signifikan dalam penyemaian dalam studi ini. Profesor Noorhaidi termasuk juga buku-buku populer, novel,
Ideologi Islamis di Indonesia,2 yang telah hampir 20 tahun mendalami isu majalah, pamflet, yang bisa diakses
juga berpeluang mengarah pada radikalisme dan ekstremisme agama dan dibaca oleh para pelajar,” papar
kekerasan. Masalah ini perlu diper- Islam. Penelitian ini melibatkan 16 Noorhaidi.
hatikan terutama karena lemahnya orang peneliti, di mana 12 orang di
kontrol terhadap literatur keislaman antaranya adalah Doktor yang juga Tim peneliti memperlihatkan
dan ketidaktahuan publik mengenai lama berkecimpung dalam isu ini. bagaimana produksi literatur
sisipan ideologi di dalamnya. Ini adalah kisah tim peneliti dalam keislamanmemiliki kaitan dengan
proses pencarian jawaban. gerakan dan organisasi Islam di In-
Sejak Juli 2017 hingga Januari 2018, donesia. Dalam hal ini, Solo men-
Pasca Sarjana Universitas Islam jadi kota yang sangat dominan dalam
Buku dan Bayangan
Negeri(UIN) Sunan Kalijaga Yo- produksi Literatur Islam, diikuti Yo-
Tentang Dunia
gyakarta melakukan studi Lanskap gyakarta, Jakarta, dan Bogor. Hal ini
Literatur Keislaman di Sekolah Studi ini berbeda dari pemetaan berarti produksi literatur Islam ini
Menengah Atas (SMA) dan Pergu- literatur keislaman di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi gerakan
ruan Tinggi (PT). “Intinya [kami] yang telah ada sebelumnya, terutama organisasi Islam di wilayah tertentu.
1. Untuk informasi lebih lanjut mengenai studi ini, lihat “Pintu-pintu Radikalisme”. Bisa diakses di: https://kolom.tempo.co/
read/1043723/pintu-pintu-radikalisme
2. Untuk informasi lebih lanjut, lihat “Perang Narasi terhadap Radikalisme”. Bisa diakses di: http://mediaindonesia.com/news/
read/103386/perang-narasi-terhadap-radikalisme/2017-05-05
produksi Literatur Islam, diikuti Yogyakarta, bahwa corak ideologi ini juga digunakan oleh
Jakarta, dan Bogor. Hal ini berarti produksi beberapa ustad yang berpengaruh bagi kaum
literatur Islam ini sedikit banyak dipengaruhi muda, contohnya ustad Felix J. Siauw. Populari-
gerakan organisasi Islam di wilayah tertentu. tasnya dapat dilihat melalui akun media sosial,
Buku-buku ini sampai ke tangan siswa dan bahkan setelah pemikirannya tentang Hizbut
mahasiswa melalui agen dan Pameran Buku Tahrir Indonesia (HTI) yang kontroversial.4
Islam (Islamic Book Fair). Kegiatan tersebut “Misalnya di situ ada konsep jihad yang terus
terbukti menarik perhatian publik dari tahun ke menerus, perang terus menerus antara orang Islam
tahun, misalnya Islamic Book Fair 2017 menarik dan non-Islam. Kalau itu dipahami dan diya-
400.000 - 450.000 orang selama sepuluh hari.3 kini oleh umat Islam di Indonesia akan bahaya,”
Meski demikian, pergeseran tren penggunaan jelas Profesor Jamhari, salah satu anggota tim
media cetak ke digital juga menjadikan aplikasi peneliti.5
smartphone dan media sosial sebagai alat baru
bagi penerbit. Bagi Noorhaidi, pendekatan yang halus dan
populer justru memiliki risiko karena tidak dis-
Literatur Islamisme populer kini menjadi pili- adari. “Anak-anak muda itu kalau ada buku me-
han yang paling banyak dikonsumsi siswa dan narik, cover-nya bagus,“Yuk Berhijab” misalnya...
mahasiswa. Sebaliknya, corak ideologi Jihadi Wah, mereka beli aja. Ngga tahu ada pesan-pesan
dan Tahriri, yang biasanya disebarkan oleh terselubung di dalamnya yang sangat ideologis gitu.
kelompok Hizbut Tahrir dan simpatisannya Jadi penelitian ini terutama memberi tahu bahwa
tidak dikonsumsi secara luas oleh siswa dan pesta buku itu beserta ideologi yang dibawanya
mahasiswa jika dibandingkan corak ideologi itu kita kategorikan sebagai yang mulai paling
lainnya. Namun, tim memberi catatan penting, sedikit pengaruhnya di Jihadi kemudian gerakan
3. Informasi lebih lanjut bisa diakses di “Islamic Book Fair 2018 Kembali Gelar Pameran Buku Terbesar di JCC”. Lihat: https://nasional.
sindonews.com/read/1245747/15/islamic-book-fair-2018-kembali-gelar-pameran-buku-terbesar-di-jcc-1507201427
4. Untuk informasi lebih lanjut, lihat “Serangan Balik Ustaz Felix” di: https://news.detik.com/kolom/d-3731203/serangan-balik-ustaz-
felix
5. Untuk wawancara lebih lengkat, lihat “Generasi Milenial Minati Buku-Buku Agama” di: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/
islam-nusantara/18/01/11/p2cnmv335-generasi-milenial-minati-bukubuku-agama
Kiri —
Sampul Muka
Diseminasi
Hasil Penelitian
Literatur Keislaman
Generasi Milenial.
SUMBER FOTO: Tim peneliti UIN Yogyakarta.
Bertempur untuk
Perdamaian di
Dunia Daring
“The internet is the Internet, seperti medium lainnya, adalah pedang bermata
most liberating tool for dua. Ruang-ruang maya yang mampu ia fasilitasi
merefleksikan dan, dalam situasi tertentu, memperparah
humanity ever invented,
kekerasan atas nama agama dan konflik sosial. Ini adalah
and also the best for kisah yang menceritakan usaha Pusat Studi Budaya dan
surveillance. It’s not one Perubahan Sosial (PSBPS), Universitas Muhammadiyah
or the other. It’s both” Surakarta membekali dirinya dengan kemampuan riset
dunia daring—untuk memahami betul apa yang dihadapi
JOHN PERRY BARLOW
lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat yang
berjuang untuk agenda demokrasi. Upaya mereka sejalan
dengan kekhawatiran Pemerintah Kota Surakarta, yang
merasa temuan PSBPS harus diketahui Pemerintah
Pusat agar kebijakan-kebijakan yang disusun—dan
diturunkan ke daerah—untuk meminimalisasi radikalisme
di dunia daring sesuai dengan realita yang ada. Hanya
melalui kerja sama inilah ruang demokratis daring
untuk membangun perdamaian dapat diwujudkan.
Kiri —
Jumlah Pengunjung
Laman Organisasi
Islam.
1. Untuk informasi lebih lanjut mengenai ini, lihat “How ISIS is spreading its message online”. Bisa diakses di: http://www.bbc.com/
news/world-middle-east-27912569
2. Hal ini terlihat dalam “Aduan Konten Hoax dan Radikalisme Meningkat Tajam di 2017”. Bisa diakses di: https://www.cnnindonesia.
com/teknologi/20170810151445-185-233765/aduan-konten-hoax-dan-radikalisme-meningkat-tajam-di-2017
3. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia, lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
4. Untuk informasi lebih lanjut, lihat “Ketum MUI: Jangan Gunakan Nama “Muslim” untuk Sebar Hoax”. Bisa diakses di: https://nasional.
kompas.com/read/2018/02/28/13055981/ketum-mui-jangan-gunakan-nama-muslim-untuk-sebar-hoax
Merajut Kebinekaan
Melalui Pendidikan
RISET Maarif Institute (2011), Setara Kebinekaan dan Kehidupan Inklusif di isasi. “Di satu sisi bagaimana OSIS
Institute (2015), dan Wahid Founda- Sekolah Menengah Atas dan Madrasah bisa menumbuhkan kebinekaan dan
tion (2016) secara konsisten menun- Aliyah”. Sejak 2011, Maarif Institute di sisi lain bagaimana OSIS menjadi
jukkan bagaimana generasi muda telah melakukan kajian dan intervensi penghalau radikalisme,” ungkap Pipit
menjadi target penyebaran paham sosial berdasarkan riset yang berfokus Aidul Fitriyana, salah satu anggota
radikal melalui institusi pendidikan. pada aktualisasi nilai-nilai demokrasi, tim dalam studi. Ia menggambarkan
Temuan menunjukan fenomena ini Hak Asasi Manusia (HAM), dan ke- kebinekaan sebagai kondisi yang utuh
paling banyak terjadi di tingkat Seko- binekaan. Studi ini dilakukan selama di mana agama, adat istiadat, warisan
lah Menengah Atas (SMA) dan Ma- tiga bulan di enam Kota/Kabupaten, sejarah yang plural harus dihormati
drasah Aliyah (MA). Infiltrasi paham yakni Kota Padang (Sumatera Barat), dengan penuh toleransi. Konsep
radikal di sekolah tak terlepas dari Kabupaten Sukabumi, Kabupaten ini menjadi penting, karena Maarif
peran OSIS, misalnya melalui men- Cirebon (Jawa Barat), Kota Surakarta Institute percaya bahwa intoleransi
tor keagamaan yang berafiliasi pada (Jawa Tengah), Kabupaten Karan- dan radikalisme berkaitan erat. “Kata
organisasi radikal.1 gasem (Bali), dan Kota Pontianak Mogghadam kan terorisme itu berasal
(Kalimantan Barat). dari pemikiran yang sempit. Nah, pe-
Oleh karena itu, tahun ini Maarif mikiran yang sempit kami definisikan
Institute for Culture and Humanity Melalui studi kebijakan pembinaan sebagai intoleransi. Jadi dari intoler-
(Maarif Institute) bekerja sama dengan kesiswaan (OSIS), Maarif Institute ansi ke radikalisme yang ujungnya ke
Convey Indonesia2 dalam program ingin melihat bagaimana paham teror isme,” jelas Pipit. Di samping
“Penguatan Kebijakan Pembinaan Ke- kebinekaan berperan dalam kon- konsep kebinekaan, Maarif Institute
siswaan (OSIS) dalam Memperkuat testasi pengelolaan kegiatan organ- ingin melihat bagaimana sekolah dan
1. Untuk informasi lebih lanjut, lihat “Rohis, OSIS dan Isu Radikalisme” di: https://www.cnnindonesia.com/nasion-
al/20170723100656-20-229719/rohis-osis-dan-isu-radikalisme
2. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
radikalisasi memberi semangat bahwa kan siswa juga menjawabnya tidak segala bentuk perbedaan. Mereka harus
generasi berikutnya, khususnya OSIS bebas kan,” Pipit menjelaskan. Un- dibiasakan untuk berdebat. Guru di sini
dan sekolah, sesungguhnya memiliki tuk mengatasinya, Maarif Institute juga harus mau berpikiran terbuka dan
peran strategis dalam membina ke- melibatkan orang-orang setempat. tidak bersikap diktator,” tutup Totok
binekaan. Hal ini membantu membangun Suprayitno, Kepala Badan Penelitian
rasa percaya para informan terha- dan Pengembangan, Kementerian
Sementara itu, memahami secara dap Maarif Institute dan riset yang Pendidikan dan Kebudayaan, setelah
mendalam peran OSIS, guru, dan tengah dijalankan. menyaksikan paparan riset.
kebijakan sekolah dalam pencegahan
radikalisme tentu bukan hal yang mu- Hasil studi ini telah dilanjutkan pada
dah. Dalam riset ini, Maarif Institute publik dan pemerintah melalui semi-
mengalami berbagai tantangan, salah nar diseminasi pada 26 Januari 2018
satunya sekolah yang tertutup dan lalu.3 Kementerian Pendidikan dan
hanya menjelaskan kondisi di perm Kebudayaan serta Kementerian Aga-
ukaan. Pada beberapa kesempatan ma telah mengapresiasi dan menga
wawancara dengan siswa, pihak takan siap membantu sosialisasi hasil
sekolah bahkan turut mendampingi studi dan advokasi kebijakan.4 “Hal
para siswa. “Bahkan sampai [direkam ini diharapkan mampu menjadi bekal
dalam video]. Peneliti kami kan bilang untuk mencegah penyebaran paham
tidak perlu, (...) soalnya kalau begitu radikal. Siswa harus dibiasakan pada
3. Untuk informasi lebih lanjut, lihat “Rohis, OSIS dan Isu Radikalisme” di: https://www.cnnindonesia.com/nasion-
al/20170723100656-20-229719/rohis-osis-dan-isu-radikalisme
4. Kemendikbud dengan tim ahli pendidikan tengah menggodok teknis penerapan pendidikan karakter. Lihat: http://www.mediaindone-
sia.com/news/read/142648/sekolah-rentan-ancaman-radikalisme/2018-01-27
Bertumbuh, Berdaya
dan Berjuang Bersama
DAERAH perbatasan di Indonesia adalah lokasi yang dayaan ekonomi yang berfokus pada wilayah perbatasan,
rawan bagi penyebaran radikalisme.1 Hal ini tidak terlepas Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dari konteks sejarah terkait konflik sosial dan politik, (LP2M), IAIN, Manado melihat kurangnya basis riset
seperti Kalimantan Barat yang rentan sebagai pintu ma- atau data pada program ini—sehingga tidak tepat sasa-
suk radikalisme akibat konflik di Marawi, Filipina.2 Tak ran. Untuk itulah, LP2M bekerja sama dengan Convey
hanya itu, daerah perbatasan menjadi semakin rawan Indonesia4 dalam Evaluasi Program Pemberdayaan Sosial
ketika kondisi ekonominya berada di garis kemiskinan.3 Ekonomi dan Pemberantasan Radikalisme di Daerah
Meskipun banyak lembaga menjalankan program pember- Perbatasan.
1. Untuk lebih banyak informasi mengenai lima daerah sasaran penelitian soal radikalisme di Indonesia, lihat: http://www.nu.or.id/post/
read/84450/ini-lima-daerah-sasaran-penelitian-soal-radikalisme-di-indonesia
2. Untuk konteks sosial politik kawasan perbatasan Kalimantan Barat dan penyebaran terorisme, lihat: http://news.metrotvnews.com/
read/2017/09/05/754188/bnpt-memperketat-pengawasan-di-wilayah-perbatasan-kalbar
3. Profil Kemiskinan di Indonesia dapat diakses di: https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/01/03/1378/profil-kemiskinan-di-indone-
sia-september-2016.html
4. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
Praktik Terbaik: Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kepulauan Nunukan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lokal Provinsi Kalimantan Utara, dan the Indonesian Muslim
Evaluasi dilakukan LP2M terhadap program-program Crisis Center (IMC2). Melalui Diskusi Kelompok Fokus
pemberdayaan ekonomi yang dilaksanakan oleh, di anta- (Focus Group Discussion—FGD) dan wawancara den-
ranya, Gerakan Bakti Negeri (GBN) Kabupaten Nunukan, gan pemangku kepentingan di tiga wilayah perbatasan,
Majlis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Kabupaten LP2M melihat adanya permasalahan pada pendekatan
5. Untuk informasi lebih lanjut mengenai contoh kegiatan pengabdian masyarakat LP2M, lihat: http://www.sastalpost.com/berita-bupa-
ti-dana-add-2018-proritaskan-program-yang-dibutuhkan-masyarakat.html
6. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati melihat kemiskinan dan kesenjangan sosial sebagai pemicu gerakan
radikal. Untuk informasi lebih lanjut lihat: http://www.beritasatu.com/politik/339477-kemiskinan-dan-kesenjangan-sosial-pemicu-
utama-radikalisme.html
Psikologi Terapan:
Mengawal dan Menjaga
Efektivitas Program
Deradikalisasi di Penjara
1. Tujuan The Division for Applied Social Psychology Research (DASPR), Universitas Indonesia dapat dilihat di: http://dasprui.com/
visimisi.html
2. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey. Dapat diakses di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
3. Lebih lanjut mengenai Program Deradikalisasi menurut Kementerian Hukum dan HAM, lihat: http://www.balitbangham.go.id/detail-
post/program-deradikalisasi-sebagai-upaya-pencegahan-terjadinya-tindakan-terorisme-di-indonesia
4. Data Ditjenpas menunjukkan keempat lembaga pemasyarakatan memiliki sebaran jumlah narapidana terorisme terbanyak. Lihat:
http://smslap.ditjenpas.go.id/
Keterlibatan pihak lain di luar narapi- narapidana dalam pembinaan narapidana dalam
lembaga pemasyarakatan maupun
dana terorisme juga menjadi semakin
penting, terutama karena ada risiko
terorisme dalam proses reintegrasi sosial saat
kembali di tengah masyarakat nanti.
penyebaran paham radikal terhadap
narapidana lain yang tinggal di lem-
” Program CMT-LMT ini mendapat
baga pemasyarakatan. “Kami melihat antusiasme tinggi dari Direktorat
langsung para narapidana umum yang tersebut dianggap tidak memberikan Jenderal Pemasyarakatan, Kemen-
tadinya kasus narkoba, kasus pencurian, pengaruh berarti dalam perubahan terian Hukum dan HAM Republik
mereka berubah jadi radikal karena pola pikir narapidana terorisme. Indonesia (Ditjenpas) dan para
terpapar dengan narapidana terorisme. Sederhananya, paham satu tidak peserta pelatihan. “Ternyata banyak
Yang tadinya merasa berdosa, merasa in- cukup hanya dilawan dengan pa- permintaan dari lapas-lapas terutama
gin menebus kesalahan seperti itu mereka ham lain. Menurut Faisal, program yang dibawah Ditjenpas juga ada per-
belajar agama tapi belajar agamanya deradikalisasi harus lebih berfokus mintaan kegiatan CMT-LMT tadi itu di
sama narapidana terorisme,” lanjut pada pengembangan kapasitas, banyak lapas karena sangat diperlukan
Faisal. seperti mengajarkan keterampilan- dan bagus kegiatannya,” kata Faisal.
keterampilan sosial yang membantu Menurut Faisal, kegiatan yang inklusif
mantan narapidana teroris bertahan dan melibatkan berbagai pihak men-
Pamong Sebagai Aktor hidup di masyarakat nantinya. Berkai- ciptakan interaksi dan menarik dan
Deradikalisasi tan dengan hal tersebut, DASPR juga konstruktif. “Jadi lima hari full ini
Selanjutnya, DASPR menemukan menjalankan program Best Practice sangat menarik bagi narapidana umum
bahwa program deradikalisasi sela- Support, untuk memastikan adanya dan juga narapidana terorisme sehingga
ma ini banyak terfokus pada edukasi dukungan bagi praktik-praktik yang mereka juga berbaur, saling melakukan
ulang mengenai ideologi negara, khu- berhasil dan cocok bagi narapidana games bareng-bareng. Ujung-ujungnya
susnya wawasan kebangsaan. Fokus teroris. Dari berbagai program yang terjadi ekosistem yang menarik dan
5. Disampaikan oleh DASPR pada Kegiatan Diseminasi Hasil Studi, Kamis, 8 Februari 2018. Lihat: https://www.voaindonesia.com/a/
pemerintah-perlu-evaluasi-program-deradikalisasi-di-lapas-/4244745.html
6. Komisi III DPR memiliki wewenang dalam tiga ruang lingkup, yaitu Hukum, HAM, dan Keamanan. Lihat: http://www.dpr.go.id/akd/index/
id/Tentang-Komisi-III
juga ini tidak hanya ditujukan untuk pihak dalam menjaga keberlanjutan penyesuaian kebijakan dan pendeka-
narapidana, petugas lapas pun ikut program deradikalisasi. Untuk itu, tan program deradikalisasi yang lebih
serta sebagai peserta,” jelas Faisal. DASPR telah mengadakan disemi- berkelanjutan.
Keberhasilan ini menarik perhatian nasi hasil studi untuk publik pada 8
Ditjenpas untuk mereplikasi program Februari 2018 dan meneruskan data
CMT-LMT di lebih banyak lembaga temuan pada pemangku kepentin-
pemasyarakatan lainnya di Indonesia. gan. “Naskah kebijakan ini akan kami
tembus ke Ditjenpas, BNPP [Badan
Best Practice Support yang dilakukan Nasional Pengelola Perbatasan], dan
DASPR diharapkan dapat men- juga Komisi III DPR. Sehingga mereka
jadi contoh yang baik bagi lembaga bisa melakukan alterasi terhadap kira-
pemerintah dan lainnya dalam me- kira Undang-Undang terorisme ini perlu
nyusun program deradikalisasi yang ditambah pasal sekian, sekian, sekian
inklusif, partisipatif, dan berorien- yang tujuannya untuk penanganan
tasi pada pengembangan kapasitas napi dalam lapas,” tutup Faisal de
sosial setelah narapidana kembali ngan jernih. DASPR secara stretegis
ke masyarakat. Terlepas dari hal itu, dan teratur terus menjalankan riset
Faisal juga menekankan perlunya terapan perubahan perilaku manu-
komitmen dan kolaborasi berbagai sia yang dapat jadi bukti valid bagi
Memelihara Perdamaian:
Merangkul Mantan
Narapidana Teroris Melalui
Perekonomian Lokal
“True individual freedom cannot exist without economic
security and independence. People who are hungry and out
of a job are the stuff of which dictatorships are made”
F R A N K L I N D . R O O S E V E LT .
APA yang bisa membantu seorang gat rentan kembali pada jalur militan reka, apakah ini layak dibantu. Karena
mantan narapidana teroris (napiter) yang seringkali menawarkan alternatif mereka [eks-napiter] ini ada yang maju
dan kombatan belajar hidup damai untuk kehidupan yang lebih baik. Di secara ekonomi, ada yang tidak. Mereka
kembali di masyarakat? Rupanya, sisi lain, program pemberdayaan eko- bantu yang tidak maju secara ekonomi,
jawabannya adalah pekerjaan dan nomi yang telah ada, menurut Deputi tapi mereka tidak tahu soal radikalis-
pendapatan. Itulah yang dilaku- Direktur AIDA, Laode Arham, belum menya,” tutur Laode.
kan oleh Aliansi Indonesia Damai sepenuhnya menghubungkan ke-
(AIDA) dan the Indonesian Strategic mandirian mantan narpidana dengan Selain itu, pengukuran ini juga pent-
Policy Institute (ISPI) melalui pro- perekonomian lokal yang ada. Oleh ing untuk memahami kebutuhan para
gram pemberdayaan ekonomi bagi karena itu, AIDA dan ISPI, bekerja mantan narapidana. Selama ini, kegi
mereka. Dalam proses kembalinya sama dengan Convey Indonesia, men- atan menurut Laode terlalu belum
para mantan narapidana teroris dan jalankan Evaluasi Program Pember- diikuti dengan pembinaan berkelan-
kombatan ke tengah masyarakat, salah dayaan Ekonomi Mantan Napiter dan jutan. Tidak semua mantan narapi-
satu tantangan utama yang mereka Kombatan.3 Program ini dijalankan dana memiliki minat dan bakat dalam
hadapi adalah persoalan ekonomi. di tiga daerah yang dianggap rawan bidang kewirausahaan. “Orang yang
terorisme dan ektremisme kekerasan tidak punya kemampuan berwirausaha,
Meski Pemerintah Indonesia dan (violent extremism), 4 yaitu Jabodeta- [harus] dikasih bantuan kewirausa-
berbagai lembaga masyarakat telah bek, Lamongan dan Poso. haan,” ujar Laode.
menjalankan program pemberdayaan
ekonomi, tak sedikit mantan narapi- Hasil evaluasi program menunju- Hasilnya, hanya 2% atau tujuh orang
dana yang masih kesulitan mencari kan bahwa proses pengukuran de- yang bisa mengubah bantuan tunai
kerja1. Memastikan bahwa mantan rajat radikalisme dan kemampuan khusus—berupa pemberian barang
narapidana teroris dan kombatan ekonomi pada tahap awal maupun (belanja modal)—menjadi modal eko-
mandiri secara ekonomi sangatlah tahap akhir program masih lemah. nomi yang produktif. Sehingga, pro-
penting. Pasalnya, kemiskinan dan Padahal, pengukuran ini diperlukan gram pemberdayaan ekonomi perlu
kesenjangan ekonomi merupakan untuk menentukan siapa target yang mempertimbangkan berbagai alter-
beberapa pemicu maraknya radika- paling tepat untuk menerima program natif minat dan keterampilan para
lisme di Indonesia.2 Tanpa keter- dan seperti apa pendekatan yang ha- penerima manfaat. Kegiataan apapun
ampilan dan kesempatan kerja yang rus digunakan. “Tantangannya adalah yang dijalankan mantan narapidana
memadai, mantan narapidana san- menentukan tingkat radikalisme me juga membutuhkan pembinaan lan-
1. Baru-baru ini, Harian Umum Kompas pun memberitakan bagaimana mantan napiter gagal mendaftar sebagai pekerja lepas di dunia
daring akibat stigma yang melekat pada dirinya. Cerita Mantan Teroris Gagal Kerja Ojek “Online” akibat Stigma.” Lihat: https://nasi-
onal.kompas.com/read/2017/06/03/16420351/cerita.mantan.teroris.gagal.kerja.ojek.online.akibat.stigma.
2. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati melihat kemiskinan dan kesenjangan sosial sebagai pemicu gerakan
radikal. Untuk informasi lebih lanjut lihat: http://www.beritasatu.com/politik/339477-kemiskinan-dan-kesenjangan-sosial-pemicu-
utama-radikalisme.html
3. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
4. Data dikumpulkan oleh Convey Indonesia.
jutan. “Misalnya napiter seperti Mutar ada eks-napiter yang bekerja di bidang kegiatan ini telah berhasil mengini-
Chairi yang tinggal di Citayam, dia kan pariwisata, maka dia akan dibina oleh siasi interaksi yang bermanfaat antara
gagal dalam program pemberdayaan Dinas Pariwisata. Kalau misalnya di mantan narapidana teroris dengan
ekonomi. Tapi dia bisa sustain dirinya bidang kuliner, kaya warung kopi, apa, lembaga pemerintah, organisasi lokal,
sendiri dengan program pembinaan gitu, dia akan dibina oleh UMKM,” dan lembaga lainnya. Interaksi ini
anak TK [Taman Kanak-Kanak] dan ujar Laode. juga telah memberi perspektif baru
TPA [Tempat Penitipan Anak],” cerita pada para pemangku kepentingan
Laode.Kegiatan pembinaan TK dan Lembaga pemerintah dan organ- untuk membuka lebih banyak jalan
TPA sendiri menjadi penting, teru- isasi lokal menurut AIDA dan ISPI dalam pemberdayaan ekonomi. Ke
tama mengingat kemungkinan ada memainkan peran yang signifikan depannya, AIDA dan ISPI berharap
unsur intoleransi dalam pengajaran tak hanya untuk memfasilitasi kes- pelibatan yang telah terbangun dapat
di TK.5 empatan kerja, tapi juga membantu terus berlanjut. Mereka percaya bah-
keberlanjutan pemberdayaan eko- wa hanya dengan kolaborasi berbagai
nomi. Misalnya, salah satu mantan pihak, upaya merangkul mantan nara-
Pemerintah Hadir Melalui narapidana teroris, Mochtar Chairi, pidana teroris dan kombatan dapat
Perekonomian Lokal menggeluti bidang dakwah dan ma- meninggalkan efek jangka panjang.
AIDA dan ISPI juga melakukan peli suk dalam komunitas da’i organisasi Menurut mereka, pemberdayaan eko-
batan lanjutan (serial engagement), Islam moderat Nadlatul Ulama dan nomi harus sensitif terhadap tran-
sebuah wadah untuk mempertemu- Muhammadiyah. “Bidang yang di- sisi mantan napiter ke masyarakat,
kan peserta program dengan lembaga geluti oleh dia, diintegrasikan dengan di mana para mereka tidak berjuang
pemerintah dan berbagai organisasi aktor-aktor lokal, pemerintah maupun sendirian dalam proses menuju ke-
lokal. Wadah ini membuat pelaksa- non-pemerintah. Nah, kita itu kemarin mandirian ekonomi. “Pemberdayaan
na program sadar mengenai situasi baru sampai di tahap awal, dari taha- ekonomi ini harus terintegrasi dengan
dan kebutuhan nyata di lapangan. pan itu untuk bagaimana mengintegra- program-program sosial pemerintah. Art-
Salah satu hasilnya, menurut Laode, sikan dia dengan aktor-aktor lokal itu,” inya mereka merasa pemerintah hadir
Pemerintah Daerah Poso sepakat un- cerita Laode. dalam hidup mereka,” tutup Laode.
tuk melakukan koordinasi dengan
Satuan Kinerja Daerah (SKD) dalam Evaluasi yang dilakukan AIDA dan
memfasilitasi kesempatan kerja bagi ISPI terhadap Program Pemberda
mantan narapidana. “Misalnya kalau yaan Ekonomi menunjukkan bahwa
5. Riset PPIM UIN Syarif Hidayatullah mengenai Kurikulum TK pada tahun 2016 menemukan adanya unsur intoleransi pada buku teks.
Lihat: http://www.uinjkt.ac.id/id/riset-ppim-uin-jakarta-buku-ajar-pai-harus-jadi-bagian-politik-kebudayaan-nasional/
Menyembuhkan Luka
Lama: Proses Penyatuan
Kembali Mantan Aktivis
NII, dan Deportan
ISIS ke Masyarakat
Seseorang rentan terhadap indoktrinasi paham-paham
kekerasan adalah ketika mereka terisolasi dari masyarakat.
Hal ini terlihat di antara para deportan ISIS berdasarkan
pengamatan Robi Sugara, Direktur Indonesian Muslim
Crisis Center (IMCC). Dalam hal ini, memahami alasan di
belakang seseorang terlibat gerakan kekerasan dan alasan
keluar sangat penting untuk memastikan proses penyatuan
kembali ke masyarakat berjalan baik, agar mereka tidak
masuk kembali dalam lingkaran kekerasan yang sama.
DI INDONESIA , lembaga pemerintah dan lain- nitas dan pemerintah daerah. IMCC menaruh
nya telah melaksanakan program reintegrasi perhatian pada permasalahan ini melalui riset
sosial—atau proses penyatuan kembali ke ma- reintegrasi sosial mantan aktivis organisasi pro-
syarakat—khususnya bagi mantan narapidana kekerasan dan teror di Indonesia, yakni Negara
terorisme dan kombatan1. Meski demikian, the Islam Indonesia (NII), dan Islamic State of
Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC), Islam and Syria (ISIS). Selain itu, IMCC juga
sebagai lembaga yang telah menggeluti per- melakukan riset pembanding terhadap mantan
masalahan kelompok militan selama tahunan, anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
melihat program yang telah ada belum dilaku- yang walaupun tidak pro-kekerasan namun
kan efektif. Studi dan pemetaan awal amat cenderung dianggap dan diperlakukan serupa
penting untuk meningkatkan keterlibatan komu- dengan dua kelompok lainnya.
1. Ketua SETARA Institute Hendardi menilai reintegrasi sosial mantan teroris adalah langkah tepat. Untuk informasi lebih lanjut lihat:
https://www.antaranews.com/berita/622668/hendardi-nilai-reintegrasi-sosial-mantan-teroris-langkah-tepat.
Kiri —
Mantan simpatisan ISIS
bertemu keluarganya
di Pusat Deradikalisasi
(Pusded) BNPT, Sentul.
Riset ini dipimpin oleh Robi Sugara, Direktur Menebus Dosa atas Luka Mendalam
IMCC, yang juga telah terlibat pencegahan
radikalisme sejak tahun 2007. Robi terlibat Secara garis besar, bergabungnya anggota tiga
dalam proses intervensi terhadap pihak-pihak kelompok ini menunjukkan ada kesamaan
yang terkait dalam terorisme di Indonesia. Kali motivasi, yakni kekecewaan terhadap kondisi
ini, IMCC bekerja sama dengan Convey Indo- sosial dan ekonomi serta keinginan akan ke-
nesia2 menjalankan studi yang berfokus untuk hidupan yang sejahtera. Selain itu, perkenalan
menghasilkan basis data mantan anggota NII, pada kelompok-kelompok ini kepada ketiga
Gafatar, dan deportan ISIS di Indonesia, serta organisasi juga dimediasi oleh orang terdekat,
menghasilkan rekomendasi kebijakan atas ke- seperti keluarga dan teman yang mereka per-
giatan reintegrasi sosial yang didorong oleh caya. Dalam konteks keanggotaan NII, IMCC
pemerintah. menemukan bahwa proses bergabungnya ang-
gota pada dasarnya dipicu oleh doktrin menge
Menurut Robi, untuk menyusun strategi yang nai konsep surga, hijrah (berpindah tempat),
tepat, diperlukan pemahaman menyeluruh negara Islam, mati syahid (berjuang di jalan
mengenai proses bergabung dan keluarnya se- Allah), jihad (menegakkan agama), dan ban-
seorang pada sebuah kelompok. Untuk mem- tuan ekonomi di negara Islam. Hal tersebut
pelajari hal ini, IMCC mewawancarai 20 orang menarik bagi mereka karena memiliki penge-
mantan aktivis NII di Bandung dan Sidoarjo, 16 tahuan Islam yang terbatas dan juga berposisi
orang mantan anggota Gafatar di Tasikmalaya marjinal di masyarakat. Hal ini misalnya dapat
dan Bogor, serta 18 orang deportan dan returnee terlihat dari kisah salah satu mantan anggota
ISIS di Depok, Bogor, Purwakarta, Tegal, dan NII, seorang preman yang merasa mendapat
Majalengka. pencerahan dari konsep-konsep keislaman dan
2. Convey merupakan program yang bertujuan membangun perdamaian di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebi-
jakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Convey Indonesia,
lihat Tentang Convey di: https://conveyindonesia.com/tentang-convey.html
3. Eks Anggota Gafatar Ingin Jadikan Kalimantan “Pilot Project” Ketahanan Pangan. Lihat: https://nasional.kompas.com/
read/2016/01/26/17440241/Eks.Anggota.Gafatar.Ingin.Jadikan.Kalimantan.Pilot.Project.Ketahanan.Pangan
4. Untuk informasi lanjutan mengenai kenapa ISIS begitu popular di media sosial, lihat: https://www.wired.com/2016/03/isis-winning-
social-media-war-heres-beat/
5. Memenjarakan Gafatar. Lihat: https://tirto.id/memenjarakan-gafatar-ckkq.
di sebuah pesantren in Kota Depok dan diikuti terkecuali para mantan aktivis. Testimoni dari
oleh 20 orang, dan mendapat apresiasi dari seorang anak yang menjadi yatim saat ia dua
para peserta. Seorang returnee ISIS bernama tahun membangunkan kesadaran para hadirin
Nurshadrina yang berangkat pada saat usianya bahwa dampak gerakan terorisme bisa me-
baru 16 tahun merasa terbuka matanya setelah ninggalkan luka mendalam di generasi selan-
mengikuti kegiatan. “Yang bikin menarik itu jutnya. Namun, luka ini tidak hanya dialami
sebenarnya contoh di returnees. Mereka itu kan para korban kekerasan, para pelaku kekerasan
(...) kurang dapat perspektif. Kita ikutkan pro- sesungguhnya juga memiliki luka tersendiri,
gram di re-entry kan berinteraksi dengan banyak karena pada hakekatnya mereka adalah korban.
orang. Dia terkesan banget jadi sekarang kan dia Robi percaya bahwa keterlibatan pemerintah,
mulai bisnis kan jadi dia terkesan bahwa... Oh, khususnya BNPT, penting untuk memastikan
Indonesia itu indah. Oh, Indonesia itu ternyata luka ini bisa disembuhkan. Ia percaya bahwa
kaya,” papar Robi. memahami para mantan aktivis tersebut sangat
penting untuk memastikan langkah-langkah
Setelah riset ini rampung, IMCC memaparkan tepat untuk menyembuhkan luka-luka yang ada.
hasil temuan untuk publik melalui kegiatan dis-
eminasi pada 19 Februari 2018. Tak hanya hasil
riset yang menuai pujian, kegiatan diseminasi
pun bermanfaat karena selain mengundang
mantan anggota organisasi dari NII, dan ISIS,
IMCC juga melibatkan orang yang terkena
dampak aksi kekerasan dari kelompok ini. Robi
menceritakan bagaimana pembacaan musika-
lisasi puisi yang dilakukan seorang anak yang
kehilangan ibunya akibat bom Kuningan tahun
2009 menggerakkan hati mereka yang hadir, tak
LIDAH api bergerak, kayu terbakar berderak, bau asap terasa mendesak. Setiap orang yang per-
nah bergabung dalam Pramuka, jika mendengar hymne diatas, pasti akan terbayang keceriaan
Pramuka dan kehangatan api unggun. Diselingi jagung atau ubi bakar, setiap anggota akan
bercerita, tentang apa saja. Inilah yang juga yang dialami ketujuhpuluh anggota Pramuka yang
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC).
Kegiatan ini mendapatkan dukungan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN
Jakarta serta United Nation Development Programme (UNDP).
Camp pertama untuk Pramuka diselenggarakan Resort Cansebu, Megamendung Bogor, tanggal
10-12 Nopember 2017. Adapun camp kedua dilaksanakan di Resort Karisma, Pandeglang pada
tanggal 24-26 Nopember 2017. Tujuhpuluh anggota Pramuka yang hadir dan menerima man-
faat dari pelatihan ini. Tujuan kegiatan ini adalah merevitalisasi gerakan pramuka, serta untuk
meningkatkan peran Pramuka dalam membangkitkan rasa nasionalisme dan anti-ekstremisme.
“Kami mengundang Pramuka melalui gugus depan, juga mengurus ijin sekolah dan dari orangtua.
Peserta sangat antusias, padahal biasanya acara Pramuka itu 5 hari dan acara ini cuma 3 hari.
Namun diskusi tentang keberagaman itu merupakan hal baru dalam Pramuka diangkat,” kata Aan
Rukmana, staf PIEC dan sekretaris program ini.
Kegiatan diawali dengan assesment oleh tim Tanda Tanya untuk Karang Taruna
PIEC, kemudian diselenggarakan FGD untuk
membahas hasil assessment. “Tidak mungkin Suasana dalam ruang pertemuan di Resort Anyone
keduanya digabung.Tidak mungkin juga keduanya Pangrango, Salabintana, Sukabumi itu tampak
dibuat model berkemah. Pertimbangan usia (de- tegang dan memanas. Udara luar yang sejuk ti-
wasa dan remaja) serta karakter organisasi yang dak mampu menurunkan suhu yg panas. Empat who stops
beda akhirnya disepakati ada training terpisah. hari pertemuan sebelumnya cukup cair. Peserta
Karangtaruna memungkinkan orang bergabung telah akrab dengan panitia dan narasumber.
learning
hingga usia 35 tahun, sedangkan Pramuka berisi Materi hari terakhir tersebut memang cukup
anak-anak SMA,” kata Aan. FGD Pramuka sensitive. Tampak resistensi dari para peserta.
mengundang perwakilan Kemenag, Kemen- Salah seorang peserta melontarkan pertanyaan is old,
dikbud, Kemenpora, para pembina Pramuka, cukup pedas ke narasumber, “Pak Suratno ini
Kemendikbud, Kwarnas, Kwarcab, hingga sekolah dimana? Di Jerman ya? Sudah terinfiltrasi
Kwanting. Adapun Karang Taruna melibatkan dari barat?” Dr. Phil. Suratno adalah narasum- whether
Kemendes Kemensos, Kemenpora (Karang ber tentang CONVEY dari PIEC Universitas
Taruna). “Tidak hanya FGD, modul juga dibuat Paramadina.
dipisah. Penyusunan modul, kami dibantu oleh
at twenty
dosen-dosen Fakultas Falsafah dan Peradaban Uni- “Jawa Barat dipilih karena propinsi ini diang-
versitas Paramadina lainnya. Kami memerlukan gap wilayah yang cukup konservatif,” kata Dr. or eighty.
waktu dua minggu untuk menulis modul. Kami Sunaryo, Koordinator program ini. “Berdasar-
juga menyepakati yang penting dalam isu CVE kan pertimbangan desa dan kota, maka dipili-
adalah preventing, bukan counter,” Dr. Sunaryo hlah Bogor dan Pandeglang untuk Pramuka dan
menegaskan kembali. Sukabumi serta Serang untuk Karangtaruna.
Mengupayakan Perdamaian,
Sinergi Penjaga Keamanan
Salah satu ciri yang membedakan Pusham Surabaya
dengan LSM lainnya adalah, biasanya lembaga-
lembaga HAM berhadapan dengan aktor negara dan
menganggap perangkat negara sebagai lawan. Pusham
justru menggandeng alat negara untuk bersama-sama
memerangi CVE dan menegakkan nilai-nilai HAM” (Johan
Avie, Koordinator Program Pusham Surabaya).
KAMIS, 21 Desember 2017. Desa “Deklarasi ini penanda bahwa, desa Wirotaman memiliki luas hanya seki-
Wirotaman, kecamatan Ampelgad- Wirotaman merupakan wilayah yang tar 7,5 km persegi. Sebagian besar
ing, kabupaten Malang setiap hari toleran,“ kata staf Pusham Surabaya, warga bekerja di sektor pertanian.
biasanya sepi. Jarak Wirotaman ke Anton Kurniawan, “Deklarasi ini di- Meski kecil, desa ini memiliki pen-
kota Malang sekitar 60 kilometer, inisiasi oleh Kapolres Malang, tujuan- duduk dari berbagai agama dan aliran
melewati jalan naik turun berbukit- nya untuk mencegah berkembangnya kepercayaan. Bangunan rumah iba-
bukit. Desa yang berbatasan dengan paham radikalisme dan terorisme di dah tersedia beragam mulai dari mas-
kabupaten Lumajang ini hanya ber- kabupaten Malang”. Suasana terasa jid, pura hingga gereja. AKBP Yade
penduduk 4.100 jiwa. Namun siang semarak, semua tokoh dan perwakilan Setiawan Ujung, Kapolres Malang
itu terasa berbeda. Panas matahari desa hadir juga para pejabat setempat mengatakan, “DesaWirotaman adalah
yang terasa membakar, tidak meny- seperti Kapolres, Dandim, perwakilan contoh dimana masyarakat yang ber-
urutkan semangat warga desa. Hari Bupati, Camat dan Kepala Desa. Di- beda agama dapat hidup berdampin-
itu mereka memiliki perhelatan besar. awali dengan pengalungan selempang gan secara damai. Model kerukunan
Jam satu para tamu dipersilakan ke pada sepasang pemuda-pemudi yang dan toleransi umat beragama di Desa
tempat makan yang telah disiapkan terpilih sebagai duta keberagaman. Wirotaman ini dapat dijadikan contoh
dan dijamu. Pada sisi lain desa, para Poin-poin deklarasi kemudian dida- oleh desa dan kecamatan lainnya di
pemuda sibuk menyiapkan acara raskan secara bersama-sama, dengan Kabupaten Malang”.
deklarasi Keberagaman jam tiga di dipimpin oleh Kapolres Malang, yang
balai desa. juga merupakan penggagas kegiatan
ini. Selain deklarasi, juga diresmikan
gapura damai Wirotaman.
Menyatukan Mu’min,
Membumikan Islam
Rahmatan Lil ‘Alamin
SULHIATI, rekan Mei berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia mengisahkan bahwa Lombok adalah
wilayah mayoritas Islam dan dia hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang diluar komunitas
muslim. Peserta lain juga mengalami hal yang sama, sebagai penganut agama Kristen Protestan. Seumur
hidup, dia hanya bergaul dalam komunitas dan lingkungan Kristen. Dia tidak pernah memiliki pengala-
man berteman dengan kawan non Kristen, hingga memiliki prasangka tertentu terhadap orang Islam. Di
Maluku ini, pertama kali dia membangun pertemanan dan membuka dialog tentang konsep dalam Islam
yang sensitif sehingga dapat meluruskan prasangka yang selama ini dimiliki.
Kisah dramatis dialami seorang peserta dari Kalimantan Timur. Dia berasal dari pelosok, dan merasa pusing
jika naik mobil. Dia mengendari motor selama 13 jam dari desanya menuju bandara terdekat. Ironisnya
sampai bandara, pesawatnya telah berangkat sehingga dirinya terpaksa mencari jadwal penerbangan yang
lain. Awalnya dia juga agak gentar berangkat ke Ambon, karena yang dia dengar orang-orang Maluku itu
preman dan sangat kasar. Namun ketika tiba di bandara Pattimura Ambon dan dijemput panitia, khusus
menggunakan motor, dia merasa sangat terharu. Interaksi dengan para panitia yang mayoritas orang
Maluku, juga menghapuskan prasangka yang ada dihatinya selama ini.
Cuaca cerah hari pertama ternyata tidak ber- Hari ketiga peserta mempelajari tentang peran
lanjut di hari berikutnya. Peserta sudah berada media sosial dan kearifan budaya lokal dalam
di pantai Hunimua. Laut tiba-tiba bergolak, menangkis intoleransi, radikalisme, dan tero
angin kencang berhembus dan rintik-rintik risme. Hari keempat peserta melakukan out-
hujan lambat laut menderas. Sore itu rencana bound dan menanam pohon sebagai simbol
digelar acara menonton film bersama di pinggir perdamaian di tanah yang rencananya akan
pantai. Acara terpaksa diganti dengan diskusi di dibangun kampus IAIN yang baru. Hari ke-
tenda, dengan topik dinamika gerakan intole lima, peserta diajak melihat prosesi panas pela
ransi, radikalisme, terorisme, dan kekerasan pendidikan. Pela-gandong adalah kekayaan ke-
ekstrimisme serta masa depan keberagaman di budayaan lokal di Ambon yang memperkuat
Beragam Warna,
Memakna Sama
PERJALANAN ini diinisiasi oleh Social Trust khawatir karena hari pertama peserta pasti capek.
Fund (STF) UIN Jakarta, Pusat Pengkajian Mereka harus sudah berkumpul di kampus UIN
Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta Jakarta dari jam 7 pagi. Terlebih lagi ada kun-
dan United Nations Development Programme jungan ke vihara. Namun perkiraan kami salah,
(UNDP) dengan judul InternationalYouth Lead- ternyata mereka sangat bersemangat mengikuti
ership Camp 2018. Di dalam bus, selain panitia, acara. Terlebih pak Irfan membawakan materi
ada duapuluh delapan peserta berasal dari Af- dengan cara yang sangat menarik,” kata Elvi
ganistan, Brunei Darussalam, Gambia, Kanada, Fetrina atau akrab dipanggil Vita, penanggung-
Malaysia, Palestina, Thailand,Yaman dan Indo- jawab acara.
nesia. Strengthening theValue of Islam Rahmatan
lil’Alamin (Mercy to the Entire Universe) Among Irfan Amalee memberikan materi secara parti-
Young Muslim adalah tema yang dipilih untuk sipatoris dimana peserta diajak untuk berperan
kegiatan ini. Kunjungan ini dimaksudkan untuk aktif selama sessi berlangsung. Misalnya Irfan
mengenalkan toleransi terhadap umat yang meminta peserta untuk mendefinisikan arti
berbeda agama. ekstrimisme. Peserta menulis di meta plan dan
menempelkan di papan yang tersedia. Berikut-
“Awalnya mau kunjungan ke pesantren. Namun nya ada permainan dimana peserta harus mene-
dibatalkan, mengingat salah satu ciri khas Islam In- bak trauma dan mimpi teman sebelah, dengan
donesia adalah bisa berbaur dengan kelompok non hanya melihat mata dan ekspresinya. Kemudian
muslim. Akhirnya diputuskan ke vihara Sleeping didiskusikan apakah tebakan tersebut benar atau
Buddha di Bogor. Peserta merasa senang karena tidak. Boardgame sempat diperkenalkan dan
mereka belum pernah melihat vihara sebelum- peserta mencoba bermain di kelompok masing-
nya,” kata Muhammad Zuhdi, koordinator masing selepas sessi berlangsung. Iqra Yunus
program ini,”Vihara dipilih karena jarang ada Palejwala, peserta dari Canada mengatakan,
di negara-negara asal peserta. Kalau gereja, “Saya sangat senang dengan metode games ini
biasanya sudah ada banyak di mana-mana”. karena sangat membantu memahami materi secara
Peserta tampak antusias dengan kunjungan lebih mudah. Games membantu menghubungkan
ini. Mereka aktif bertanya pada penjaga vihara, isu sehingga lebih praktis dan dapat diterapkan.”
yang sebelumnya juga mempraktekkan cara
berdoa ala Buddha. Setelah puas berfoto dan Materi hari kedua tidak kalah menariknya. Hari
melihat-lihat, peserta kemudian meneruskan kedua ini diisi oleh J.M. Muslimin dari UIN
perjalanan menuju Ciawi. dengan tema Difference Schools of Thoughts in
Islam and Responses to Radical Thoughts. “Peserta
tidak cukup puas dengan diskusi di kelas, pak
Agama Untuk Menerangi JM terus diikuti hingga ke ruang makan karena
Bukan Memerangi penasaran. Selain karena topiknya menarik, pak
Hari telah gelap ketika peserta mulai mema- JM juga membawakan materi dengan cara pem-
sukki Minahasa Room di Jambu Luwuk, Ciawi. bawaan yang bagus” kata Vita. Panitia meran-
Sesi pembukaan dan materi pertama dimulai. cang dua sessi untuk satu orang narasumber.
Irfan Amalee dari Peace Generation memberikan Menurut Vita, awalnya ada kekhawatiran jika
materi tentang Understanding Radicalism and akan membosankan. Namun ternyata justru
Its Threats To The World Peace. “Kami awalnya terasa kurang karena menariknya materi dan
narasumber yang membawakan. Mereka tidak saling membantu. Islam juga mempromosikan
sekedar memberikan dalil tapi lebih memban- perdamaian dan harmoni, baik dengan sesama
gun argumentasi. Hari berikutnya, para peserta muslim maupun non muslim. Menurutnya,
mendapatkan materi dari Yeni Ratna Yuningsih penting untuk berdamai dengan dengan diri
tentang Penguatan Nilai-Nilai Rahmatan Iil sendiri, sebelum dapat berdamai dengan orang
A’alamin dan Peran Pemuda dalam Mempro- lain dan berkeinginan mengubah dunia secara
mosikan Perdamaian oleh Syafiq Hasyim. keseluruhan.
Meski demikian, ada juga beberapa pengala- kan sehingga memahami bahwa Islam adalah
man yang kurang mengenakkan bagi peserta pembawa kedamaian. Islam bukan hanya identik
saat awal tinggal di Indonesia. “Saya pernah dengan ISIS, yang gemar melakukan kekerasan.
ditanya pengamen,“Are you from ISIS?”. Hanya Peserta dari Indonesia juga menegaskan bahwa
karena saya memakai niqab (cadar). Hal tersebut pemuda adalah agent of social change. Mereka
tidak pernah saya alami di Canada, meski muslim juga berjanji untuk melakukan sharing Islam
adalah minoritas disana” kata Iqra, yang sedang Rahmatan Iil A’alamin ini ke kawan-kawannya
mempelajari bahasa Arab di UIN. Pamodou di kampus.
juga pernah mengalami diskriminasi. Dia diusir
oleh bapak kostnya hanya karena berkulit gelap, “Malam terakhir di camp, peserta hujan airmata.
sehingga disangka berasal dari Nigeria, yang Awalnya direncanakan ada api unggun, namun
sering mendapatkan prasangka sebagai para terpaksa batal karena hujan. Panitia outbond
pengedar narkoba. akhirnya membuat acara Muhasabah, semacam
kegiatan introspeksi diri. Peserta diberikan per-
Pengalaman yang mereka alami di Indonesia tanyaan: Apa yg telah kita lakukan selama ini,
dan negeri asal mereka, makin memperkaya pada tubuh kita, kehidupan, agama, juga pada
materi diskusi selama acara. orang lain. Salah satu peserta dari Gambia yang
berbadan besar, Mam Mass Sey terlihat terisak-
Mohamed Doumbouy, mahasiswa dari Uni- isak dalam renungannya,” kisah Emi, panitia.
versitas Esa Unggul dan berasal dari Republic Acara ditutup dengan pertunjukkan kreativitas
of Guinea mengemukakan kegembiraannya peserta. Ada dua kelompok yang membawakan
dapat mengikuti IYLC karena bertambah pen- lagu Michael Jackson, yang rupanya sangat
getahuan dan pengalaman. Dia berjanji akan menginspirasi dan membekas di hari mereka.
membagikan pengetahuan baru tentang Islam
dan perdamaian yang telah didapatkan. Abdul, Ciputat, Februari 2018
peserta dari Afganistan berharap untuk kegiatan
berikut, peserta non muslim perlu juga dilibat-
Belajar dari
Permainan,
Kiri—
Tampak packaging
permainan “Galaxy
Obscura”.
Bersama
Merajut
Perdamaian
“WE DO NOT STOP Beberapa orang duduk melingkar, mengitari meja
PLAYING BECAUSE panjang. Mereka menghadap tumpukan kartu warna-
warni dan bertemu dengan Marcon, Fundus, Dorky, Primal
WE GROW OLD,
dan Siena. Kelima nama ini bukanlah manusia, namun
WE GROW OLD karakter dalam Boardgame. Game ini bercerita tentang
BECAUSE WE STOP membangun galaksi, dimana ada planet dan aliens. Adapun
PLAYING!” tugas peserta adalah mengumpulkan spesies. Peserta
harus memutuskan tiga langkah antara ambil, lihat atau
BENJAMIN FRANKLIN buang. Mereka harus berjuang, menyingkirkan virus dan
(1706-1790) mengumpulkan 24 poin supaya menang. Kadangkala
peserta mendapatkan kartu crystal sebagai penambah
kesempatan bermain. Game ini bernama “Galaxy Obscurio”.
ERIC QUALMAN
RONNY PITOJO dari SabangMe rumah Day, salah seorang panitia di yan cair, sehingga bisa dibentuk karak-
rauke menjelaskan bahwa target Jakarta, karena jadwal penerbangan ternya” jelas Ronny.
peserta kompetisi ini adalah anak- yang terbatas. Semua kawannya sudah
anak muda berusia 15-25 tahun. Ada pulang ke asal masing-masing. Dia
548 pendaftar yang mengirimkan total bertanya pada Day, “Kak Anne itu
Karya Anak Kini,
1552 karya, mewakili 31 provinsi dari khan Chinese ya, tapi mengapa baik
Kompetisi Milenial Islami
Aceh hingga Papua. “Setiap kategori banget?”. Anne adalah panitia yang Kegiatan yang berjudul Kompetisi
terpilih 10 orang finalis yang diundang menjemput di bandara Soekarno Hat- Milenial Islami ini adalah gerakan
ke Jakarta untuk mengikuti mini work- ta dan mengantar Wahyu ke tempat yang fokus untuk mengajarkan Islam
shop selama dua hari satu malam, pada acara. Ronny mengemukakan bahwa yang sejuk ke anak-anak milenial. Tu-
hari Sabtu-Minggu, 2-3 Desember 2017. komentar tersebut menyadarkan akan juan lomba ini adalah untuk mengin-
Kami menyebut 50 orang finalis ini se- pentingnya interaksi dan inklusivitas spirasi anak-anak muda untuk mem-
bagai Duta Islam Sejuk,” jelas Ronny. dalam setiap kegiatan yang diseleng- buat konten-konten Islam sejuk dan
Sayangnya, tanpa diketahui panitia garakan SabangMerauke. anti ektremisme (atau radikalisme).
sebelumnya, Senin tanggal 4 Desem- Peserta menginap semalam di Jakarta
ber 2017 adalah permulaan Ujian SabangMerauke adalah sebuah dan mendapatkan materi selama dua
Tengah Semester (UTS) dan ada 3 organisasi non profit yang didirikan hari penuh.
orang peserta yang terpaksa batal pada tahun 2012. Lembaga ini me-
hadir karena harus mengikuti bim nyelenggarakan program pertukaran Ada empat sesi yang dipelajari di hari
bingan belajar, sehingga total peserta pelajar, membawa anak dari berbagai pertama. Sesi pertama menghadir-
yang mengikuti workshop adalah pelosok Indonesia ke Jakarta, untuk kan Ustadz Aan Rukmana dari Uni-
47 orang. tinggal di keluarga yang memiliki latar versitas Paramadina dengan materi
belakang berbeda baik dari sisi etnis, “Apa itu Islam sejuk,” lalu dilanjut-
Ronny juga mengisahkan satu peser- suku, maupun agama selama kurang kan “Bagaimana Membentengi Diri
ta yang bernama Wahyu, dari Aek lebih 3 minggu. Tujuan program per- dari Hal-Hal Radikal” oleh Febby
Nabara, Sumatera Utara. Dia belum tukaran pelajar ini adalah untuk mem- Firmansyah Isran, salah satu korban
pernah sama sekali bepergian jauh berikan pengalaman toleransi secara bom hotel JW Marriot tahun 2003.
sendirian. “Jangankan ke Jakarta, langsung, karena SabangMerauke Materi kedua adalah “Bagaimana
ke Medan sendiripun dia belum per- percaya bahwa toleransi tidak dapat Anak Muda Berperan dalam Mem-
nah,” kata Ronny. Wahyu menem- hanya diajarkan, tetapi harus dialami bangun Perdamaian di Indonesia”
puh 8 jam perjalanan darat dari Aek dan dirasakan. Program pertukaran dengan pembicara Ahmad Fuadi
Nabara ke Medan, lalu menginap pelajar ini pertama kali dilaksanakan (penulis novel mega bestseller Negeri
semalam sebelum naik pesawat ke pada tahun 2013. Targetnya adalah 5 Menara) dan Tidar Rachmadi (Pro-
Jakarta. Perjuangan Wahyu untuk ke pelajar SMP dengan rentang usia gram Leader di XL Future Leader).
Jakarta, tidaklah sia-sia karena ber- 12-15 tahun. “Mengapa umur segitu, Ahmad Fuadi mengatakan anak-anak
hasil menjadi juara favorit untuk ka karena sudah mulai bisa mengendalikan muda sebaiknya jangan fokus pada
tegori Meme dalam lomba ini.Wahyu emosi, bisa berpisah dengan orangtua hal-hal negatif tetapi mengisi
masih harus menginap semalam di sementara waktu. Namun masih luma-
Lagu Cinta,
Untuk Agama dan Bangsa
Menolak Propaganda Negatif, kesamaan visi antara band J-Rocks, Reborn dan
lewat Media Kreatif PPIM UIN Jakarta. Sebuah pesan bersama yang
disampaikan adalah keinginan untuk membuat
Selasa, 23 Januari 2018, jarum jam baru berge- Indonesia yang lebih damai, toleran, memahami
ser ke arah 13.45 WIB, ketika tiba-tiba proyeksi keberagaman serta saling menghargai.
gambar di layar dalam ruangan bernuansa kayu
itu tampak bergetar hebat. Lantai terasa ber- Saiful Umam Ph.D, Direktur Eksekutif PPIM
goyang, listrik mendadak padam. “Gempaaa!” UIN Jakarta, memberikan sambutan dan
teriak karyawan dan pengunjung Queens Heads. menyatakan bahwa generasi milenial rentan
Sebagian lari menghambur keluar. Untung terhadap isu toleransi, keberagaman dan radi-
tidak berapa lama, listrik kembali menyala. kalisme. Kaum muda umumnya masih bersikap
Tim Reborn Studios bisa kembali bekerja. moderat, namun penyebaran intoleransi melalui
Siang itu mereka menyiapkan perhelatan be- media sosial, sasaran utamanya adalah mereka.
sar, dengan acara utama launching single lagu Lagu J-Rocks tentang Wudhu mengajak anak-
terbaru J-Rocks, sebagaimana tersebut diatas anak muda untuk lebih bersahabat, percaya,
yang berjudul “Wudhu”. menghargai dan tidak lagi saling mencurigai.
Meski sempat dilanda gempa, kegiatan berjalan Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran
lancar adanya. Dibuka dengan menyanyikan aplikasi android MuslimNgeFriend. Aplikasi ini
lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersa- adalah semacam website namun lebih mudah
ma-sama oleh panitia dan 61 orang jurnalis dari diakses melalui smartphone. Puncak acara adalah
berbagai media baik cetak maupun online, juga rilis secara resmi lagu J-Rocks secara live ke pub-
TV meliputi JTV, TV9, TVRI, MNC Muslim, lik. Selesai lagu dinyanyikan, seluruh anggota
RTV, TV Muhammadiyah serta radio yaitu J-Rocks mengepalkan tangannya ke atas sebagai
Bens Radio, Gen FM, RRI Pro 2, Prambors, penanda Radikalisme No Way. Acara diakhiri
Delta dan sebagainya. Deden Ridwan, pimpinan dengan dialog antara J-Rocks dan wartawan.
Reborn Studios mengatakan bahwa J-Rocks
adalah pilihan ideal, dengan mempertimbang- Yenny Wahid selaku Ketua Wahid Foundation
kan kualitas musik, segmen penggemar, konsis- yang turut hadir dalam acara ini memberikan
tensi dalam berkarya, serta yang terpenting ada apresiasi terhadap J-Rocks yang mengarasemen
MENINGKATNYA jumlah kasus kekerasan yanto, pada tahun 2017 The Political Literacy
bernuansa agama di Indonesia semakin Institute bekerja sama dengan CONVEY untuk
mencemaskan berbagai pihak dalam lapisan membangun narasi Islam damai melalui Buletin
masyarakat1, termasuk The Political Literacy Muslim Muda Indonesia (MMI).
Insitute (The Policy Institute). The Political Lit-
eracy Institute merupakan sebuah lembaga yang Buletin MMI merupakan buletin mingguan
berjuang memperkuat partisipasi politik warga yang didistribusikan setiap hari Jumat di 240
untuk membangun demokrasi yang lebih sehat, masjid di enam kota:Tangerang Selatan, Jakarta,
dan ini mereka lakukan melalui kajian komu- Depok, Kota Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
nikasi politik. Lembaga yang didirikan pada Buletin ini memberikan alternatif narasi da-
12 Desember 2008 oleh sekelompok aktivis kwah mengenai ajaran Islam yang damai dan
muda, intelektual, serta jurnalis progresif2 ini jauh dari kekerasan. Menurut Muhammad
menyadari adanya irisan antara agama dan Hanifuddin, koordinator Buletin MMI, dakwah
politik dalam permasalahan ekstremisme dan Islam damai menjadi sangat penting di tengah
radikalisasi Islam di Indonesia. Di bawah kepe- maraknya narasi dakwah yang kerap mengarah
mipinan akademisi publik Dr. Gun Gun Her pada kekerasan yang, baginya, justru berlawanan
1. Tokoh masyarakat di berbagai daerah melakukan aksi penolakan terhadap radikalisasi Islam. Untuk informasi lebih lanjut lihat: https://
news.okezone.com/read/2017/06/16/519/1718229/tokoh-masyarakat-jawa-timur-tolak-paham-radikalisme
2. Profil The Political Literacy Institute dapat diakses di: http://thepoliticalliteracy.blogspot.co.id/2012/09/sekilas-political-literacy-
institute.html
3. Buletin HTI dianggap membawa muatan kebencian, dan anggota DKM Masjid Nurul Huda di Sidoarjo tegas menolak penyebaran-
nya. Untuk informasi lebih lanjut lihat: https://arrahmahnews.com/2017/05/06/buletin-sesat-hti-menjamur-di-masjid-masjid-dua-
orang-ditangkap-di-sidoarjo/
4. Data masjid dapat diakses pada Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama melalui: http://simas.kemenag.go.id/
5. Laporan CSRC di tahun 2017 menunjukkan bagaimana mahasiswa menjadi sasaran gerakan radikalisme sebagai representasi
segmen kelas menengah yang terdidik yang akan mewrnai kehidupan pengambil kebijakan dan birokrasi di masa yang akan datang.
Lihat: http://www.csrc.or.id/index.php/publikasi/penelitian/232-memotret-pemahaman-islam-radikal
6. Monitoring dan Evaluasi dijalankan pada 5 Januari 2018 di enam wilayah distribusi dan diikuti oleh pengurus Masjid dan pembaca
buletin.
S E L A I N peluncuran buku, juga besar kajian yang ada adalah tentang buku seperti perpustakaan hidup itu
diadakan pemutaran film Jalan Pu- bagaimana orang-orang masuk ke sendiri. Buku ini berisi pengalaman
lang karya Arifuddin Lako atau akrab dalam ekstremisme dan jarang sekali langsung delapan orang tokoh yang
dipanggil Iin Broer, mantan nara- riset tentang bagaimana orang keluar terdiri dari mantan napiter, pendeta,
pidana teroris (napiter) Poso. Acara dari ekstremisme. Menurutnya sangat Inong Bale Aceh, aktivis kebebasan
ini diselenggarakan oleh Pusat Studi disayangkan karena pertama, proses beragama dan bahkan mantan tentara
Agama dan Demokrasi (PUSAD) tersebut bisa dipelajari. Kedua, men- anak dari Ambon. Kisah mereka hi-
Yayasan Wakaf Paramadina beker- jadi bekal dalam membantu menarik jrah ke Binadamai terbilang unik. Ada
jasama dengan PPIM UIN Jakarta keluar orang yang sudah didalam dan yang karena telah menjalani hukum
dan UNDP. terakhir adalah adanya teladan yang an, misalnya mengalami perubahan
dapat menghambat orang masuk ke selepas dari penjara. Beberapa karena
Diatas panggung tampak kursi-kursi dalamnya. Buku ini tidak hanya ber- pengaruh orang-orang terdekat, se
merah berjajar diduduki oleh Sid- fokus pada pelaku, namun juga pada perti kyai atau pendeta, keluarga dan
ney Jones (IPAC, pembahas), Ihsan korban yang dapat berdamai dengan sebagainya.
Ali-Fauzi (PUSAD Paramadina, masa lalu.
editor), Jacky Manuputty (LAIM Jacky Manuputty, yang saat ini men-
Ambon, penulis) dan Zainal Abi- Zainal Abidin Bagir selaku modera- jabat Asisten Utusan Khusus Presiden
din Bagir (CRCS-UGM, penulis, tor, mengatakan bahwa tepat memilih untuk Dialog dan Kerjasama Antar
moderator). Ihsan membuka acara perpustakaan nasional sebagai tem- Iman dan Antar Peradaban, posisinya
dengan mengatakan bahwa sebagian pat kegiatan. Kisah-kisah yang ada di unik dalam buku ini, karena beliau