Anda di halaman 1dari 152

IMPLIKASI KONSEP

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM


NURCHOLISH MADJID (CAK NUR) DI ERA GLOBAL

DISERTASI
Diajukan untuk Ujian Terbuka

oleh
Sjech Dullah
NIM 3110102037

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
SIDANG MUNAQASAH TERTUTUP

Sjech Dullah 1
Disertasi berjudul “IMPLEMENTASI KONSEP SEKOLAH
BERWAWASAN GENDER (STUDI KASUS PADA SMA NEGERI 2
UNGGUL SEKAYU SUMATERA SELATAN)” yang ditulis oleh :

Nama : Indah Wigati


Nim : 1392025
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah dikoreksi dengan seksama dan dapat disetujui untuk diajukan dalam
sidang munqasah tertutup pada Program Pascasarjana UIN Raden Fatah
Palembang.

TIM PENGUJI:

1. Prof. Dr. Abdullah Id, M.Ed ...................................................


NIP. 196509271991031004 Tgl. 8 Desember 2016

2. Prof.Dr. Fuad Abdurrahman, M.Pd ....................................................


NIP. 194812171976031002 Tgl. 8 Desember 2016

3. Dr. R.R.Rina Antasari ....................................................


NIP.196307121989032004 Tgl. 8 Desember 2016

4. Prof. Dr.Hatamar R, M.Ag ....................................................


NIP.196509151992031005 Tgl.8 Desember 2016

5. Dr. Dr. Akmal Hawi, M.Ag ....................................................


NIP. 196107031988031002 Tgl. 8 Desember 2016

Palembang, 15 September 2016


Ketua Sekretaris

Prpf. Dr Duski Ibrahim, M.Ag Dr. Muhammad Adil, M.A


NIP. 196304131995031001 NIP. 197306041999031006

2 Sjech Dullah
BAB I kelanjutan hidup suatu masyarakat
PENDAHULUAN dan peradaban. Dengan kata lain
nilai-nilai keutuhan dan kesatuan
suatu masyarakat tidak akan
A. Latar Belakang terpelihara yang akhirnya
Pendidikan Islam secara umum menyebabkan kehancuran bagi
telah dimulai melalui proses warisan masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai
penerus atau enkulturasi dan yang dipindahkan adalah nilai-nilai
sosialisasi perilaku sosial dan yang diambil dari nash (al-Qur‟an
individual yang telah menjadi model dan al-Hadist), qiyas, kemaslahatan
anutan masyarakat secara baku. umum, kesepakatan atau ijma‟ ulama
Proses pembudayaan untuk dan ahli pikir Islam yang sesuai
menanamkan nilai tertentu kepada dengan al-Qur‟an dan Hadist, serta
anak didik baik dalam keluarga, mendidik anak agar beramal di dunia
sekolah, maupun masyarakat. untuk memetik hasilnya di akhirat“.
Berawal dari pembudayaan tersebut, Pendidikan Islam telah
pendidikan merupakan upaya berkembang dari zaman ke zaman.
fasilitatif yang memungkinkan Langkah-langkah pembaruan,
terciptanya situasi atau lingkungan pemahaman, penafsiran, dan
dimana potensi-potensi dasar anak perumusan-perumusan masalah-
menjadi tuntutan perkembangan masalah ke-Islaman dengan sebuah
zaman. Langgulung mengemukakan rekonstruksi historis dalam
bahwa pendidikan Islam,1 mengaktualisasikan pendidikan Islam
menyiapkan generasi muda untuk dalam kehidupan modern sudah
memegang peranan-peranan tertentu dilakukan. Isu yang paling santer
dalam masyarakat pada masa yang disosialisasikan adalah membuka
akan datang. Peranan ini berkaitan kembali pintu ijtihad dan
dengan kelanjutan hidup masyarakat menggunakan potensi akal sebesar-
sendiri, memindahkan ilmu besarnya. Gerakan ini bersandar atas
pengetahuan yang bersangkutan cita-cita tentang idealisasi kemajuan
dengan peranan-peranan tersebut dari pendidikan Islam yang dialami oleh
generasi tua kepada generasi muda. dunia Islam. Gerakan ini ingin
Memindahkan nilai-nilai yang mencapai zaman keemasan tersebut
bertujuan untuk memelihara dengan metodologi yang sama
keutuhan dan kesatuan masyarakat dengan zamannya yakni kebebasan
yang menjadi syarat mutlak bagi intelektual.
Demikian juga di Indonesia,
1
gerakan ini bersandar atas cita-cita
Hasan Langgulung, Asas-Asas
Pendidikan Islam, Jakarta: Radar Jaya Opset, 2003, tentang idealisasi kemajuan Islam
hal 7
yang pernah dialami oleh dunia Rahmad mengemukakan
Islam. Gerakan ini ingin mencapai bahwa jika diklasifikasikan konsep
zaman keemasannya dengan pembaruan pendidikan Islam
metodologi yang sama dengan zaman Nurcholish Madjid (Cak Nur)
itu yakni pendidikan Islam merupakan sebentuk corak
mengalami modernisasi. pendidikan progressif plus
Di Indonesia usaha modernis spiritualitas. Hal ini dibuktikan
ilmu pengetahuan melalui pendidikan dengan memperhatikan dua orientasi
Islam berkelanjutan hingga sekarang, pendidikan ketuhanan dan
namun dunia pendidikan Islam masih kemanusiaan. Prinsip-prinsip
saja dihadapkan pada beberapa pemikiran Nurcholish Madjid (Cak
masalah. Hal ini dapat dilihat dari Nur) yang kerap menekankan sikap
masih konservatifnya logika umat terbuka, fleksibel, kritis dalam
Islam dalam berfikir, bertindak, dan berpikir. Gagasan tentang demokrasi,
tidak kreatif dalam melahirkan desakralisasi, dan sekularisasi, dan
gagasan yang bersifat progresif demi cita-cita masyarakat madani yang
memajukan ilmu pengetahuan di dunia toleran dan plural.
pendidikan Islam.2 Hal tersebut Kesemua modalitas ini
disebabkan, karena tujuan pendidikan kemudian diwujudkan sebagai
Islam hanya diorientasikan kepada agenda pembaruan pendidikan Islam
kehidupan akhirat semata dan di Indonesia yang masih mencari jati
cenderung bersifat defensif. diri untuk menemukan format yang
Untuk menyelamatkan kaum tepat guna mengintegrasikan antara
muslimin dari gagasan-gagasan kemampuan afektif melalui
sekularistik Barat yang akan pendidikan karakter dengan
mengancam standar-standar moralitas kemampuan kognitif dan
tradisional pendidikan Islam. Melihat psikomotorik melalui kecakapan
kondisi tersebut, seorang pemikir hidup (life skill). Selama ini
pendidikan Islam di Indonesia, pendidikan di Indonesia masih
Nurcholish Madjid sapaan akrab mengutamakan pendekatan
beliau adalah Cak Nur memberikan pendidikan yang berorientasi pada
ide pembaruan yang pada akhirnya kecakapan hidup untuk melahirkan
juga mengarah pada perbaikan generasi yang mampu bersaing di era
pendidikan Islam yang masih banyak global tanpa menanamkan nilai-nilai
mengalami masalah bersifatn karakter bangsa.3
multidimensional.
3
Rahmad, Jalaluddin. dalam buku Nurcholis
2
Nurcholish Madjid, Islam Dokrin dan Madjid, Nurcholis Madjid (Jejak Pemikiran dari
Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, Pembaharu Sampai Guru Bangsa), Yogyakarta:
1992, hal 21 Pustaka Pelajar, 2003, hal 97

2 Sjech Dullah
Untuk membangun kembali menawarkan ide dengan mengacu
masyarakat Indonesia yang kian hari pada konsep "Negara Kota Madinah"
kian terpuruk perlu sebuah format yang dibangun Nabi Muhammad
sosial baru untuk tetap mampu SAW pada tahun 622 M.
menjawab berbagai tantangan global. Kontribusinya bagi pemikiran
Sebab, era teknologi dan era pendidikan Islam sebagai gerakan
informasi menuntut adanya landasan sistematis menuju masyarakat
sosial yang kuat untuk dapat madani.
berkiprah dan berkompetisi dalam Peran masyarakat madani di
kancah di era global. Indonesia dalam perkembangan
Konsep masyarakat madani, pendidikan Islam melalui Universitas
walau bukan sama sekali baru, Paramadina merupakan fenomena
merupakan konsep yang masih perkembangan abad mutakhir yang
bersifat universal. Istilah masyarakat menghendaki adanya suatu sistem
madani lahir dengan latar belakang pendidikan yang komprehensif.
(background) masyarakat yang Ditinjau dari perkembangan
berbeda dengan masyarakat masyarakat dewasa ini menghendaki
Indonesia. Perlu adanya upaya adanya pembinaan anak didik yang
sistematis untuk mengadopsi dan dilaksanakan secara seimbang antara
mensosialisasikan konsep masyarakat nilai, sikap, pengetahuan, kecerdasan,
madani dalam mengubah pemikiran keterampilan, kemampuan
dan sikap hidup masyarakat. komunikasi, dan kesadaran akan
Persoalan ini adalah persoalan ekologi lingkungannya.
budaya sehingga tidak mudah dan Asas pendidikan yang
memerlukan tindakan dan demikian itu merupakan suatu syarat
penyusunan konsep yang tepat. Salah untuk proses pembudayaan yang
satu tokoh yang turut akan mempersiapkan tenaga kerja
memperkenalkan konsep masyarakat yang sesuai dengan minat dan
madani di Indonesia adalah bakatnya untuk mendapatkan
Nurcholish Madjid. Beliau dikenal pekerjaan sebagai mata pencaharian
juga sebagai bapak bangsa, tidak dalam berkehidupan berbangsa dan
sedikit pemikirannya turut bernegara. Diharapakan pula hasil
mempengaruhi corak pemikiran pendidikan di Indonesia mampu
intelektual bangsa Indonesia, mulai menjawab tantangan global secara
dari ide sekularisasi hingga konstruktif terhadap perubahan-
masyarakat madani. perubahan yang terjadi di sekitarnya.4
Masyarakat madani
disejajarkan dengan istilah civil
society dari Barat, Beliau 4
Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan
Islam, Jakarta: Radar Jaya Opset, 2003, hal 23

Sjech Dullah 3
Melihat perkembangan persoalan kemajuan peradaban dan
pendidikan secara global saat ini umat Islam, kemampuan manusia
pemerintah harus masih banyak harus menjadi perhatian utama,
melakukan perbaikan. Hal ini tampak karena ia menjadi penentu kemajuan
pada sedikitnya presentase yang tersebut .5
dialokasikan dalam bidang Pembangunan sumber daya
pendidikan masih sangat minim. manusia Indonesia khususnya bagi
Perhatian dalam bidang mental dan umat Islam adalah suatu jawaban
institusional juga tidak mendapat yang tepat. Jalur pendidikan
tempat yang sewajarnya. Hal ini (khususnya pendidikan Islam)
tampak pada pemikiran mengenai merupakan salah satu jalur
tujuan, sistem, dan institusionalisasi pembinaan yang potensial dan mutlak
pendidikan tidak dirumuskan dan diperlukan, sebagaimana dimaklumi
belum ditata berdasarkan konsep dan bahwa pendidikan merupakan unsur
paradigma yang merupakan hasil utama dalam pembinaan sumber daya
penelitian yang mendalam. Alhasil, manusia.
desakan negara-negara modern yang Kajian pendidikan berhubungan
berdampak pada era globalisasi langsung dengan pengembangan
memaksakan dunia pendidikan di sumber daya manusia yang
Indonesia untuk mengubah sistem belakangan ini lebih mampu
pendidikan yang sesuai dengan mempercepat kemajuan peradaban
keinginan dan kebutuhan masyarakat daripada sumber daya alam. Hal ini
secara global. Sedangkan pada dibuktikan dengan ketidakmampuan
praktiknya, pendidikan memiliki bangsa Indonesia untuk
peranan yang sangat penting bahkan menyesuaikan diri terhadap
paling penting dalam perubahan-perubahan, kalau tidak
mengembangkan peradaban Islam terseret pada arus globalisasi maka
dan mencapai kejayaan umat Islam. sebaliknya cenderung untuk tetap
Nata mengutip pendapatn Alvin bertahan pada pola yang sudah ada.
Tofler mengemukakan bahwa, Selain itu tidak adanya sikap korektif
Peradaban baru di tengah-tengah umat Islam untuk mengakui adanya
kehidupan kita membawa serta gaya cacat dan kekurangan yang
keluarga baru, perubahan cara kerja, melemahkan umat, padahal
cara hidup, ekonomi baru, konflik kelemahan tersebut sudah seharusnya
politik baru dan di atas segalanya, ditanggulangi.
membawa perubahan dan kesadaran. Melalui lembaga pendidikan
Fajar peradaban baru ini adalah suatu masyarakat akan melestarikan
kenyataan yang paling gegap gempita
5
dalam zaman kita sekarang. Dalam Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung : Wacana Ilmu, 1997, hal 51

4 Sjech Dullah
nilai-nilai, etika, dan kekuatan Selanjutnya Noercholish
spiritual yang tercerna dalam sejarah Madjid (Cak Nur) mengemukakan,
diharapkan akan mampu kaum pembaru melakukannya dengan
melanggengkan masyarakat, masa tiga konsep model pendekatan
depan pun juga sedikit banyak pembaruan pendidikan. Islamisasi
terbebankan pada dunia pendidikan.6 ilmu yaitu meng-Islamkan
Fadjar mengemukakan, suatu pendidikan sekuler modern.
usaha pembaharuan pendidikan Pendidikan ini dilakukan dengan cara
hanya bisa terarah dengan mantap menerima pendidikan sekuler modern
apabila didasarkan pada konsep dasar kemudian mencoba untuk “meng-
filsafat dan teori pendidikan yang Islamkannya”, yakni mengisinya
mantap. Filsafat pendidikan yang dengan konsep-konsep kunci tertentu
mantap hanya dapat dikembangkan di dari Islam. Hal ini bertujuan untuk
atas dasar asumsi-asumsi dasar yang membentuk paradigma nilai-nilai
kokoh dan jelas tentang manusia Islam dalam berbagai disiplin ilmu,
(hakikat) kejadiannya, potensi- menggunakan perspektif Islam untuk
potensi bawaannya. Tujuan hidup mengubah kandungan orientasi
dan misinya di dunia ini baik sebagai kajian-kajian keilmuan.
individu maupun sebagai anggota Menyederhanakan silabus-
masyarakat, hubungan dengan silabus tradisional, strategi ini
lingkungan dan alam semesta dan diarahkan sepenuhnya dalam rangka
akhiratnya hubungan dengan Maha pendidikan tradisional itu sendiri.
Pencipta.7 Pembaruan ini lebih menekankan
Kondisi ini membuat umat pada bidang bahasa, kesusastraan
Islam banyak melakukan strategi Arab, dan prinsip-prinsip tafsir al-
pendidikan dengan upaya integrasi Qur‟an. Integrasi ilmu yaitu
keilmuan yang tidak menyatukan cabang-cabang ilmu
mendikotomikan antara ilmu pengetahuan klasik dengan cabang
pengetahuan umum dan agama, ilmu pengetahuan modern. Dengan
namun belum membuahkan hasil demikian, proses solusi seperti ini
yang optimal. Semua ini dapat membutuhkan waktu yang relatif
dianalisis dari pendekatan pembaruan lama dalam mendalami ilmu
pendidikan Islam yang dilakukan pengetahuan, sebab semakin padat
oleh kaum pembaru. dan banyak materi-materi yang harus
dipelajari. 8
Menurut Saefuddin, perubahan
6
Malcom Walters, Globalization, London: dalam realitas merupakan suatu
Routledge, 1995, hal 19
7
Malik Fadjar, Visi Pembaharuan
8
Pendidikan Islam, Jakarta: Alfa Grafitama, 1998, Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di
hal 47 Indonesia: 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1995, hal 7

Sjech Dullah 5
hukum alam dan juga merupakan ketika yang menjadi bagian global
realitas keagungan Tuhan yang harus dalam kehidupan manusia adalah
disikapi secara fleksibel. Perubahan fenomena ekonomi global dan
yang terus bergulir akan mengubah informasi. Bahkan, pola relasi
perspektif yang memandang dunia ini menggantikan hierarki sebagai modal
penuh keteraturan menjadi dunia utama untuk menyelesaikan semua
yang turbulen. Hal tersebut problema kehidupan.10
diindikasikan dengan perubahan fase Begitu juga dengan dunia
newtonian menjadi fase quantum dan pendidikan tidak akan lepas dari
economical capital menjadi unsur perubahan, maka sangat wajar
intellectual capital. Perubahan- jika dari perspektif filosofis
perubahan ini juga akan berimbas pembelajaran (learning) oleh Peter
pada realitas konsumtif menuju M. Senge diartikan dengan study and
realitas reinventor, bahkan juga practice constanly. Hal tersebut tidak
membangun realitas kompetitif terlepas dari hukum alam yang akan
regional menjadi realitas kompetitif merongrong pendidikan untuk
global.9 menapak tangga yang lebih tinggi
Perubahan tersebut akan dan juga runtut untuk menempatkan
membawa rancangan mekanisme atau eksistensinya sesuai dengan tuntutan
aturan tersendiri yang akan menjadi realitas. Akan tetapi, walaupun dalam
suatu sistem nilai-nilai (systems of realitas tersebut terus mengalir
values) yang “luhur” dan juga perubahan-perubahan yang menuntut
menjadi pegangan setiap individu, hal lain pada dunia pendidikan dan
keluarga, kelompok komunitas juga pada manusia, curiosity harus
masyarakat tertentu, dan atau tetap menjadi spirit dalam hidup
gilirannya bangsa dan negara manusia. Artinya, kedinamisan
tertentu. realitas harus diimbangi dengan
Hal ini pernah disinyalir oleh gerakan konstruktif-solutif.
John Naisbitt dan Patricia Aburdence Menurut Russel, seperti yang
dalam Mas‟ud, yang menyatakan dikutip oleh Mas‟ud, bahwa “it is
bahwa abad ke-21 merupakan era better to be clearly wrong than
baru. Ternyata, ramalan dua vaguely right”, xsikap seperti itu
futurolog dunia tersebut menjadi seharusnya yang dibangun dalam
“kebenaran tak terbantahkan” bahwa tatanan kehidupan dalam lingkaran
perubahan realitas telah menjadi era pendidikan dan manusia sendiri
dengan nilai yang baru. Suatu era untuk memunculkan suatu sikap

9 10
Saefuddin, Islam Sumber Nilai Abdurrahman Mas‟ud, Dinamika
Pembangunan Seutuhnya: Iman, Ilmu, Amal, Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka
Bandung: ITB Bandung, 1986, hal 19 Pelajar, 2002, hal 22

6 Sjech Dullah
optimistik-selektif dan juga untuk diakronis. Kajiannya berpusat pada
menumbuhkan spirit dalam mencari sejarah ide-ide, sejarah tokoh pemikir
problem solving untuk menjawab besar, sejarah sistem pendidikan,
tuntutan realitas terhadap pendidikan sejarah lembaga-lembaga, sejarah
(way of life long education). perundang-undangan, dan kebijakan
Tuntutan realitas terhadap umum dalam bidang pendidikan
pendidikan dapat diasumsikan bahwa Islam. Sementara itu, pendekatan
sebenarnya esensi dari pendidikan itu yang digunakan umumnya bersifat
sendiri. Pengalihan (transmisi) diakronis yang dianggap statis,
kebudayaan (ilmu pengetahuan, sempit, dan terlalu melihat ke dalam.
teknologi, ide-ide, etika dan nilai- Sejalan dengan perkembangan
nilai spiritual secara estetika) dari zaman dan kemajuan dalam
generasi yang lebih tua kepada pendidikan Islam beserta segala
generasi yang lebih muda dalam macam masalah yang timbul atau
setiap bermasyarakat dan berbangsa. ditimbulkannya, penanganan serta
Proses transmisi ini diharapkan pendekatan baru dalam sejarah
mampu untuk menjadi nilai hidup pendidikan Islam dirasakan sebagai
dalam mempersiapkan Sumber Daya kebutuhan yang mendesak oleh para
Manusia (human resources) generasi sejarawan pendidikan Islam
berikutnya untuk menghadapi Indonesia. Para sejarawan melihat
perubahan era baru. hubungan timbal balik antara
Pendidikan Islam Indonesia pendidikan dan masyarakat, antara
sudah mempunyai usia sesuai dengan penyelenggara pendidikan dengan
alur usia masyarakat pelakunya pemerintah sebagai representasi
sendiri, sejak dari pendidikan bangsa dan negara yang merumuskan
informal dalam keluarga, sampai kebijakan (policy) umum bagi
pada pendidikan formal dan non- pendidikan nasional.
formal dalam masyarakat agraris Produk (output) dari
maupun industri. Rentang waktu pendidikan menimbulkan mobilitas
yang dilalui oleh pendidikan Islam sosial (vertikal maupun horizontal),
Indonesia sebagai bagian dari sejarah masalah-masalah yang timbul dalam
sosial kemanusiaan mempunyai pendidikan Islam yang dampaknya
hubungan erat dengan peradaban (positif ataupun negatif) dirasakan
manusia itu sendiri dan juga rentang terutama oleh masyarakat sebagai
waktu perjalanan manusia di muka konsumen pendidikan. Fenomena
bumi. pendidikan Isalam yang berkemabng
Selama pendidikan Islam sekarang ini, merupakan lingkaran
masih menggunakan pendekatan setan yang kita tidak bisa keluar
konvensional yang umumnya bersifat

Sjech Dullah 7
dengan hanya mengandalkan satu pendidikan Islam khususnya sejarah
pendekatan yang bersifat diakronis. pendidikan Islam baru tidak cukup
Apalagi dalam pendidikan dengan cara-cara diakronis saja. Perlu
Islam yang sampai sekarang masih ada pendekatan metodologis yang
mempunyai masalah serius yang baru, yaitu dengan pendekatan
dihadapi oleh sebagian besar interdisipliner atau multidisiplin. 11
konseptor pendidikan Islam, yang Dalam pendekatan inter-
rendahnya tingkat kemampuan disipliner dilakukan kombinasi
memahami pendidikan Islam sebagai pendekatan diakronis sejarah dengan
suatu “ilmu” dan pendidikan Islam sinkronis ilmu-ilmu sosial. Pada era
sebagai suatu “lembaga pendidikan”. sekarang ini, ilmu-ilmu sosial
Harus diakui, memahami pendidikan tertentu seperti antropologi,
Islam sebagai suatu sistem ilmu sosiologi, dan politik telah memasuki
pengetahuan dan membedakan “perbatasan” (sejarah) pendidikan
pengertiannya tidak semudah seperti dengan “ilmu-ilmu terapan” yang
memahami objek “ilmu” bersifat disebut antropologi pendidikan,
abstrak, sedangkan “lembaga sosiologi pendidikan, dan politik
pendidikan” bersifat konkret. pendidikan. Pendekatan ini
Menurut Sange, pada awal dimanfaatkan secara optimal dan
perkembangan, gagasan modernisme maksimal bagi hubungan dialogis
pendidikan Islam terdapat dua “simbiosis mutualistis” antara sejarah
kecenderungan pokok yang dengan ilmu-ilmu sosial.
mendasari upaya ke arah modernisme Terlepas dari aspek pendekatan
organisasi-organisasi Islam tersebut. dalam memahami pendidikan Islam,
Di satu pihak adopsi terhadap sistem pada pihak lain terdapat upaya yang
dan lembaga pendidikan modern bertitik tolak justru dari sistem dan
hampir menyeluruh dalam anatomi kelembagaan pendidikan Islam.
pendidikan Islam. Titik tolak Lembaga pendidikan Islam yang
modernisasi pendidikan Islam di sini sebenarnya telah ada sejak waktu
adalah sistem kelembagaan lama dimodernisasi. Sistem
pendidikan modern (Belanda), bukan pendidikan pesantren dan surau yang
sistem dan lembaga pendidikan Islam merupakan lembaga pendidikan
tradisional. Islam asli (pribumi) dimodernisasi.
Differensiasi antara dua Misalnya, dengan mengambil atau
lembaga pendidikan Islam tersebut mencontoh aspek-aspek tertentu dari
merupakan pemilahan dalam upaya sistem pendidikan modern,
modernisasi pendidikan Islam itu
sendiri. Sehubungan dengan hal
11
tersebut pendekatan dalam mengkaji Peter M Senge, The Fifth Discipline, Los
Angeles: Currency Doubleday, 1994, hal 94

8 Sjech Dullah
khususnya dalam kurikulum, teknik telah “teralienasi diri” karena ia
metode pengajaran, dan sebagainya. sudah asing dengan daya ciptaannya
Mengambil atau mencontoh sendiri. Abad modern adalah abad
aspek-aspek tertentu dari sistem kreativitas umat manusia yang
pendidikan modern, khususnya dalam ditandai oleh berkembangnya sains
kandungan kurikulum, teknik, dan teknologi, abad ini lebih
metode pengajaran, dan sebagainya. menitikberatkan proses hidup dan
Modernisasi pendidikan Islam dilihat pembangunan bagi hajat hidup umat
dari perubahan perkembangan manusia pada landasan kreatif yang
kebudayaan dan peradaban dunia dibentuk manusia.
sekarang ini, memang sulit dielakkan. Kreativitas manusia berperan
Sistem dan kelembagaan pesantren penting dalam era ini sehingga
sulit untuk bisa maju tanpa manusia menjalankan aktivitasnya
modernisasi. Modernisasi sistem dan dengan mudah, bahkan segala
kelembagaan pesantren berlangsung aktivitas hidupnya pun sudah mulai
bukan tanpa problem (problem) atau bergeser ke arah mekanik-
kritik (critic), bahkan dalam beberapa otomatistik. Akan tetapi, alam
tahun terakhir kritik yang modern adalah fakta keniscayaan
berkembang di tengah masyarakat yang harus dihadapi oleh manusia
muslim, khususnya di kalangan sendiri. Oleh karena itu, sektor
pemikir pendidikan Islam sendiri kehidupan pada saatnya nanti akan
kelihatannya semakin vokal. mengalami modernisasi baik infra-
Terlepas dari ada atau tidaknya system maupun supra-system-nya
kritik tersebut, dalam kasus-kasus yang berlaku dan berkembang di
tertentu, modernisasi pendidikan masyarakat terutama pada
Islam terbukti banyak membawa penyelenggaraan sistem pendidikan
dampak positif yang akhirnya mampu Islam yang akan menuntut pola
mengembangkan potensi pendidikan perubahan dan penyesuaian antara
Islam dan potensi pengembangan pendidikan Islam dengan arus
masyarakat sekitar. Hampir sudah perubahan zaman.
tidak ada lagi tapal batas (under less) Pada dasarnya Indonesia
dan dinding pemisah yang sulit sebagai salah satu negara yang
ditembus oleh perkembangan sains berkembang memerlukan perubahan
dan teknologi modern. Manusia (modernisasi) di berbagai bidang
sendiri sebagai pencipta sains dan kehidupan baik sosial, ekonomi,
teknologi seolah-olah kelelahan politik, budaya maupun pendidikan.
menuntunnya. Fenomena itu sudah barang tentu
Dengan demikian, meminjam mengharuskan Indonesia berkiblat
istilah Friedrich Engels, manusia pada negara-negara yang sudah maju.

Sjech Dullah 9
Modernisasi merupakan suatu usaha yang bersifat profanistik termasuk di
melakukan dan mengikuti perubahan dalamnya urusan pendidikan. Islam
ke arah kemajuan iptek yang nantinya tidak konfrontatif dan tidak mungkin
melestarikan adat istiadat menghindari diri (isolatif) dari
kemanusiannya. pembangunan, yaitu adanya
Frame ini yang kemudian modernisasi yang diindikasikan oleh
memunculkan suatu definisi kemajuan ilmu pengetahuan dan
pendidikan yang holistik seperti yang teknologi, tetapi di lain pihak terjadi
dikemukakan Crow and Crow yang pula krisis nilai-nilai kemanusiaan
dikutip oleh Ihsan (2005), bahwa hingga titik yang paling rendah. Akan
pendidikan adalah proses yang tetapi, Islam mengasimilasi
berisikan berbagai macam kegiatan modernisasi tersebut dengan
yang cocok bagi individu untuk menyaring nilai-nilai yang masuk
kehidupan sosialnya dan membantu dalam sistem pendidikannya. Salah
meneruskan adat dan budaya serta satu contohnya adalah modernisasi
kelembagaan sosial dari generasi ke yang dilakukan oleh Islam Indonesia
generasi. Akan tetapi, memasuki era dalam pendidikannya adalah dengan
global banyak praktisi pendidikan mendirikan sekolah Islam, suatu
Islam yang salah kaprah terhadap bentuk pendidikan Islam yang
pemahaman dan tujuan modernisasi. sepenuhnya mengadopsi bentuk dan
Praktisi pendidikan Islam yang kurikulum sekolah kolonial Belanda.
notabene merupakan subjek dari Munculnya model ini bukan
masyarakat modern cenderung untuk berarti bentuk pendidikan Islam yang
mengatur perilaku dan menerima lama menjadi hilang. Yang lama
keyakinannya tidak lewat masih tetap ada dan berdampingan
pertimbangan rasionalitas dan hal-hal dengan bentuk pendidikan Islam
yang bersifat praktis. Cenderungnya yang baru. Dengan demikian, di
mereka tidak menyadari bahwa kalangan masyarakat Muslim ada tiga
pragmatisme telah mendiskreditkan bentuk lembaga pendidikan Islam,
peran agama sebagai pengatur yaitu pesantren, madrasah (kurikulum
perilaku hidup manusia. Selain itu, lebih berat ke pendidikan agama
ada persepsi bahwa agama hanya dengan bangku dan papan tulis), dan
mengurusi moral dalam masyarakat sekolah Islam yang ketiganya
modern dan mereduksi aspek yang bertahan sampai sekarang.
ada implikasinya dengan hal-hal yang Modernisasi ini menuntut
profanistik. untuk melakukan pembenahan baik
Sebenarnya agama tidak hanya pembenahan eksternal maupun
mengurusi dimensi moral, tetapi pembenahan internal. Sebab,
peran agama sangat multidimensi masyarakat modern pada saat ini

10 Sjech Dullah
berada dalam pilihan yang sangat dan objek pendidikan Islam. Jika
dilematis, apakah mereka tetap Sumber Daya Manusia (SDM) sudah
konsisten dengan nuansa mampu ditingkatkan, bahkan telah
tradisionalnya atau ikut terhadap mampu juga mereka penuhi,
tuntutan zaman yang serba transparan pendidikan Islam akan hidup survive
ini. Apalagi pendidikan yang dengan lingkungan sekitarnya.12
merupakan suatu sistem mekanik Pendidikan Islam meng-
dalam peradaban manusia yang di indikasikan sangat mempunyai akar
dalamnya memuat nilai, norma, dan sejarah yang panjang dalam
ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
kelangsungan peradaban manusia Pendidikan Islam berkembang
sendiri tidak bisa dipisahkan dengan sejalan dengan muncul dan pesatnya
masyarakat yang mempunyai mata ajaran Islam. Dengan demikian, tidak
rantai antara satu generasi dengan bisa dihindarkan, pendidikan Islam
generasi berikutnya. berjalan sepadan dengan meluasnya
Sesederhana apapun peradaban ajaran-ajaran Islam di seantero dunia
suatu masyarakat, di dalamnya ini. Bahkan, bisa kita klaim bahwa
berlangsung proses pendidikan. berkembang atau tidaknya
Dengan kata lain, proses pendidikan pendidikan Islam sangat bergantung
telah ada sepanjang sejarah umat pada perkembangan pendidikan
manusia. Apalagi pendidikan Islam Islam, hal ini juga berarti pendidikan
dalam perspektif ontologi merupakan Islam tidak bisa dilepaskan dari akar
suatu sistem yang mengupayakan induknya yaitu Agama Islam.
pemanusiaan manusia (humanisasi) Modernisasi mutlak diperlukan
dengan cara yang manusiawi untuk dalam abad ini sebab dunia menuju
mencapai nilai-nilai kemanusiaan pada tatanan global yang di dalamnya
yang tinggi. Langkah yang harus banyak menyimpan makna yang
diambil oleh manusia terlebih praktisi belum terungkap. Modernisasi
pendidikan Islam untuk beradaptasi pendidikan Islam merupakan
dengan lingkungannya. keniscayaan yang harus segera
Mereka harus ikut andil dalam diwujudkan untuk menyeimbangkan
perubahan pendidikan Islam untuk perkembangan masyarakat dengan
terus menyesuaikan sistem bias sains dan teknologi modern yang
pendidikannya dengan arus zaman intensitasnya melaju sangat cepat.
dengan dasar nilai normatif Islam, Apalagi di abad ke-21 perkembangan
yaitu Al-Quran dan hadist. Perubahan madrasah di Indonesia bisa dikatakan
yang paling mendasar adalah
perubahan pada Sumber Daya 12
Ali Nizar dan Sumedi. Antologi
Manusia (SDM) yang menjadi subjek Pendidikan Islam, Yogyakarta: PPS UIN Sunan
Kalijaga dan Idea Press, 2010, hal 21

Sjech Dullah 11
berada di persimpangan jalan. Tidak mudah untuk
Madrasah atau lembaga pendidikan mengevaluasi dan menyeleksi nilai-
dapat mengambil pilihan menempuh nilai modern yang ditawarkan oleh
jalan tertentu yang mengandung pihak luar kepada bangsa Indonesia
implikasi dan konsekuensi tertentu. dengan mudah mengakses berbagai
Hal ini tidak hanya berkaitan dengan bentuk jenis budaya yang
disfungsi madrasah dengan sekolah berkembang di negara-negara maju
umum lainnya, tetapi juga dengan yang pada gilirannya cukup
eksistensi madrasah itu sendiri di memberikan pengaruh yang tidak
masa depan. kecil terhadap perilaku keseharian
Di era global ini, masyarakat mereka, baik pengaruh positif
Indonesia mengalami perkembangan maupun negatif. 13
yang sangat cepat. Era ini memiliki Beberapa hal yang
potensi untuk ikut mengubah hampir melatarbelakangi uraian di atas, maka
seluruh sistem kehidupan pembahasan akan dititikberatkan
masyarakat. Globalisasi yang pada implikasi konsep pemikiran
berlangsung dan melanda masyarakat pendidikan Islam Nurcholish Madjid
muslim Indonesia sekarang ini (Cak Nur) di era global. Pada
menampilkan sumber dan watak yang hakikatnya setiap manusia
berbeda. Proses globalisasi yang mempunyai kewajiban untuk mencari
terjadi pada saat ini adalah bersumber ilmu dan mencari tahu apa yang
dari Barat dan terus memegang belum diketahuinya.
supremasi dan dominasi dalam
berbagai lapangan kehidupan
masyarakat dunia umumnya. B. Rumusan Masalah
Dominasi dalam bidang-bidang Penelitian disertasi yang
ini bukan hanya menghasilkan berjudul “Implikasi Konsep
globalisasi ekonomi dan Pemikiran Pendidikan Islam
sainsteknologi, tetapi juga dalam Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era
bidang-bidang lain seperti budaya, global”, masalahnya dirumuskan
sosial, gaya hidup, dan seterusnya. dalam kalimat pertanyaan sebagai
Masuk dan berkembangnya nilai- berikut.
nilai modern (Barat) adalah melalui 1. Bagaimanakah konsep
globalisasi media televisi serta pemikiran pendidikan Islam
media-media elektronik lainnya. Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Misalnya, telekomunikasi dan di era global?
internet nyatanya tidak mudah
disadari oleh siapapun.
13
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan
Islam. Bandung : Angkasa, 2003, hal 182-183

12 Sjech Dullah
2. Bagaimanakah implikasi D. Manfaat Penelitian
konsep pemikiran pendidikan Disertasi sebuah penelitian
Islam Nurcholish Madjid (Cak kualifikasi pendidikan formal, oleh
Nur) di Universitas sebab itu diharapkan dapat
Paramadina? memberikan manfaat kepada semua
3. Bagaimanakah implikasi pihak, terutama;
konsep pemikiran pendidikan 1) Kepada peneliti lain,
Islam Nurcholish Madjid (Cak diharapkan dapat menjadi
Nur) dalam konsep pendidikan sumbangan pemikiran
Islam Indonesia? pendidikan Islam untuk
melanjutkan penelitian
implikasi konsep pemikiran
C. Tujuan Penelitian pendidikan Islam Nurcholis
Tujuan penelitian ini adalah Madjid (Cak Nur) di era
untuk memahami masa lalu dan global;
mencoba memahami masa kini atas 2) Kepada pembaca diharapkan
dasar persitiwa atau perkembangan di pula dapat dijadikan bacaan
masa lampau. Keberhasilan sebuah tambahan terhadap pemikiran
penelitian didasari oleh tujuan pendidikan secara nasional
penelitian yang dapat dicapai dengan khususnya peran Nurcholish
tepat dan baik, penulis menetapkan Madjid (Cak Nur) dalam
tujuan dalam penelitian ini adalah; mengaplikasikan
1) Untuk mengetahui dan perkembangan pemikiran
menganalisis konsep pemikiran pendidikan Islam dan
pendidikan Islam Nurcholish melakukan pembaruan dunia
Madjid (Cak Nur) di era pendidikan Islam di Indonesia;
global; 3) Kepada peserta didik
2) Untuk mengetahui implikasi diharapkan dapat mengetahui
konsep pemikiran pendidikan perkembangan pendidikan
Islam Nurcholish Madjid (Cak Islam di Indonia dan
Nur) di Universitas penerapannya masa kini;
Paramadina; dan 3) Kepada pemerhati pendidikan
3) Untuk mengetahui implikasi diharapkan dapat menambah
konsep pemikiran pendidikan informasi dan masukan
Islam Nurcholish Madjid (Cak terhadap kemajuan pendidikan
Nur) dalam konsep pendidikan Islam masa kini sebgai usaha
Islam Indonesia? membangun pendidikan bagi
masyarakat luas secara
berkelanjutan; dan

Sjech Dullah 13
4) Bagi pemerintah diharakan
dapat memotivasi akademisi
pendidikan Islam untuk
berbuat lebih giat lagi berpikir
arief dan bijaksana dalam
menghadapi masalah-masalah
pendidikan Islam di era global.

14 Sjech Dullah
BAB II B. Konsep Pendidikan Islam
KAJIAN TEORETIK Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Pendidikan Islam sangatlah
beragam, hal ini terlihat dari definisi
A. Konsep Implikasi pendidikan Islam yang dikemukakan
Implikasi adalah suatu oleh beberapa tokoh-tokoh
penggabungan dua pernyataan pendidikan. Omar mendefinisikan
dengan operator, contoh “jika selesai pendidikan Islam sebagai proses
pendidikan menengah, maka mengubah tingkah laku individu pada
sebaiknya melajutkan ke pendidikan kehidupan pribadi, masyarakat, dan
tinggi”. Istilah implikasi tidak sering alam sekitarnya dengan cara
terdengar dalam kegiatan sehari-hari. pembelajaran sebagai suatu aktivitas
Istilah ini lebih sering digunaka asasi dan sebagai profesi di antara
dalam dunia penelitian atau dalam profesi-profesi asasi dalam
kajian sesuatu. masyarakat.
Sebenarnya makna implikasi Pengertian tersebut mem-
sendiri sering kita gunakan dalam fokuskan perubahan tingkah laku
masyarakat, istilah implikasi manusia yang konotasinya pada
bermakna dampak dari sesuatu. pendidikan etika. Selain itu,
Implikasi positif dampaknya tentu pengertian tersebut menekankan pada
positif. Dalam Kamus Besar Bahasa aspek-aspek produktivitas dan
Indonesia Implikasi sebagai kreatifitas manusia dalam peran dan
keterlibatan, atau sebagai sesuatu profesinya dalam kehidupan
yang tersirat atau terlibat.14 bermasyarakat dan alam semesta.
Dalam dunia penelitian Menurut Ibrahimy yang
digunakan sebagai dampak atau dikutip Omar mengemukakan
konsekuensi langsung temuan yang pengertian pendidikan Islam:15
dihasilkan dalam penelitian atau bisa
juga sebagi kesimpulan temuan dari Islamic education in true sense
suatu penelitian. Implikasi juga bisa of the term, is a system of
berarti penelitian yang telah education which enables a man
dilakukan, maka hasil penelitian to lead his life according to the
harus dibandingkan dengan hasil islamic ideology, so that he
penelitian sebelumnya. may easily mould his life in
according with tenent of islam.

15
Mohammad Omar Al-Toumy Al-
14
Hasan Alwi, Editor. “Kamus Besar Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:
Bahasa Indonesia (KBBI)” Jakarta: PN Balai Bulan Bintang, Terjemahan Hasan Langgulung,
Pustaka, 2010, hal 514 1979, hal 26.

Sjech Dullah 15
Pendidikan dalam pandangan “Hai orang-orang yang
yang sebenarnya adalah suatu sistem beriman, apabila dikatakan
pendidikan yang memungkinkan kepadamu : “Berlapang-
seseorang dapat mengarahkan lapanglah dalam majelis”,
kehidupannya sesuai dengan cita-cita maka lapangkanlah, niscaya
Islam, sehingga dengan mudah ia Allah akan memberi
dapat membentuk hidupnya sesuai kelapangan untukmu. Dan
dengan ajaran Islam. apabila dikatakan: “Berdirilah
Pengertian itu mengacu pada kamu,maka berdirilah, niscaya
perkembangan kehidupan manusia masa Allah akan meninggikan
depan tanpa menghilangkan prinsip- orang-orang yang beriman di
prinsip Islami yang diamanahkan oleh antaramu dan orang-orang
Allah kepada manusia, sehingga yang diberi ilmu pengetahuan
manusia mampu memenuhi kebutuhan beberapa derajat. Dan Allah
dan tuntutan hidupnya seiring dengan Maha Mengetahui apa yang
perkembangan ilmu pengetahuan dan kamu kerjakan.”
teknologi.
Sedangkan Al-Jamali yang Sebagai model, maka
dikutip Omar memberikan pengertian Rasulullah saw sebagai uswatun
pendidikan Islam sebagai upaya hasanah (QS. Al-Ahzab 33:21) yang
mengembangkan, mendorong, serta dijamin Allah memiliki akhlaq mulia
mengajak manusia untk lebih maju (QS. Al-Qalam 68:4);
dengan berlandaskan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia,
sehingga terbentuk pribadi yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan
dengan akal, perasaan, dan perbuatan.
Definisi tersebut memiliki tiga “Sesungguhnya telah ada pada
prinsip pendidikan Islam, yaitu (diri) Rasulullah itu suri
merupakan proses perbantuan teladan yang baik bagimu
pencapaian tingkat keimanan dan (yaitu) bagi orang yang
berilmu (QS. Al-Mujadilah 58:11). mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab 33:21)

16 Sjech Dullah
“Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti
yang agung” (QS. Al-Qalam
68:4)
“Manusia telah dijadikan
(bertabiat) tergesa-gesa. Kelak
Dalam diri manusia terdapat
akan aku perlihatkan
potensi baik dan buruk (QS. Asy-
kepadamu tanda-tanda (azab)-
Syam 91:7-8), potensi negatif seperti
Ku. Maka janganlah kamu
lemah (QS. An-Nisa‟ 4: 28), tergesa-
minta kepadaku mendatangkan-
gesa (QS. Al-Anbiya 21: 37),
nya dengan segera.”
berkeluh kesah (QS. Al-Maarij 70:
(QS. Al-Anbiya 21: 37)
19), dan ruh Allah yang ditiupkan
kepadanya pada saat penyempurnaan
penciptaannya (QS. At-Tin 95: d.
Oleh karena itu pendidikan ditujukan “Sesungguhnya manusia
sebagai pembangkit potensi baik diciptakan bersifat keluh kesah
yang ada pada anak didik dan lagi kikir”(QS. Al-Maarij 70: 19)
mengurangi potensinya yang jelek.16

“Sesungguhnya Kami telah


menciptakan manusia dalam
“Dan jiwa serta bentuk yang sebaik-
penyempurnaannya (ciptaannya), baiknya.”(QS. At-Tin 95: 4)
maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya.” Pendidikan Islam adalah
(QS. Asy-Syam 91:7-8) ajaran-ajaran tentang nilai-nilai dan
norma-norma kehidupan yang edial,
yang bersumber dari Al-quran dan
Al-Hadist. Pemikiran pendidikan
Islam yaitu cara atau perbuatan
“Allah hendak memberikan memikir yaitu menggunakan akal
keringanan kepadamu, dan budi untuk memutuskan suatu
manusia dijadikan bersifat persoalan dengan mempertimbang-
lemah.” (QS. An-Nisa‟ 4: 28) kan segala sesuatu secara bijaksana.
16
Dalam konteks ini pemikiran dapat
Mohammad Omar Al-Toumy Al-
Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: diartikan sebagai upaya cerdas
Bulan Bintang. Terjemahan Hasan Langgulung, (ijtihady) dari proses kerja akal dan
1979, hal 27

Sjech Dullah 17
kalbu untuk melihat fenomena dan nilai dan norma-norma kependidikan,
berusaha mencari penyelesaiannya sebagaimana yang dapat dipahami
secara bijaksana.17 dan dianalisis serta
Secara umum pendidikan dikembangkan dari sumber otentik
Islam berarti suatu proses perubahan ajaran Islam, yaitu al-Qur‟an dan al-
sikap dan tingkah laku seseorang atau Sunnah.
sekelompok orang (peserta didik) Pendidikan Islam dalam
dalam usaha mendewasakan manusia tafsir pendidikan (dalam) Islam
(peserta didik). Hal ini dilalkukan berdasarkan sudut pandang, bahwa
melalui upaya pengajaran dan latihan, Islam adalah ajaran-ajaran, sestem
serta proses perbuatan dan cara-cara budaya dan peradaban yang tumbuh
mendidik. Dengan berpijak pada dan berkembang serta didukung oleh
definisi diatas. maka yang dimaksud umat Islam sepanjang sejarah, sejak
dengan pemikiran pendidikan Islam zaman Nabi Muhammad SAW,
adalah proses kerja akal dan kalbu sampai masa sekarang. Dari sini kita
yang dilakukan secara bersungguh- dapat pahami bahwa pendidikan
sungguh. Melihat berbagai persoalan dalam Islam adalah “proses dan
yang ada dalam pendidikan Islam dan praktek penyelenggaraan pendidikan
berupaya untuk membangun sebuah dikalangan umat Islam yang
peradaban pendidikan yang mampu berlangsung secara
menjadi wahana bagi pembinaan dan berkesinambungan dari generasi ke
pengembangan peserta didik secara generasi dalam rentangan sejarah
paripurna. Islam”.
Pendidikan Islam dalam Pendidikan Islam dalam arti
tafsir pendidikan (menurut) Islam penyelenggara lembaga pendidikan
adalah suatu pandangan yang didasari Islam adalah pendidikan yang di-
pengertian bahwa Islam adalah selengaraka oleh individu, Organisasi
ajaran tentang nilai- nilai dan norma- massa Islam, yayasan dan sebagainya
norma kehidupan yang ideal, yang seperti al-Khaerat, DDI,
bersumber dari al-Qur‟an dan al- Muhammadiyah, NU dan lain-lain.
Sunnah.18 Pendidikan Islam dalam arti
Dalam hal ini pendidikan pewarisan ajaran Islam, dalam
menurut Islam, dapat dipahami kenyataan dapat dilihat dari
sebagia ide-ide, konsep-konsep, nilai- pendekatan kurikulum, maka yang
dimaksud dengan pendidkan Islam
17 Sukandi. 2003. Prof. Dr. Nurcholish adalah pendidikan Islam yang
Madjid Jejak Pemikiran Dari Pembaharu Sampai
Guru Bangsa. Jakarta : PT. Gunung Kalbu.
diselenggarakan oleh madrasah
diniyah dan pondok pesantren. Sebab
18 Tadjab, et al, Dasar-dasar Kependidikan hanya di kedua kelembagaan inilah
Islam. Surabaya: Karya Aditama,1996, hal. 1.

18 Sjech Dullah
kurikilum agama Islam dilaksanakan madrasah, sekolah Islam20 dan
secara utuh. Kurikulum dikedua pondok pesantern yang memasukkan
lembaga tersebut hanya terdiri dari ilmu-ilmu umum (sains) bahkan
ilmu-ilmu keislaman yang bersumber pondok modern gontor mewajibkan
dari al-Qur‟an dan al-Sunnah, serta santri secara aktif dapat menguasai
kitab-kitab Islam klasik. Kementrian bahasa Inggris, tentu hal ini
Agama juga menyelenggara- dimaksud mengejar ketertinggalan
kan pendidikan dengan lembaganya dari kemajuan bangsa-bangsa eropa
yaitu jenjang pendidikan rendah yang didukung oleh kemampuan
(madrasah ibtidaiyah), menengah dalam bidang sains dan teknologi
(madrasah tsanawiyah dan aliyah), dengan berusaha tidak sampai
dan perguruan tinggi (Institut Agama kehilangan jati diri sebagai muslim.
Islam dan Sekolah tinggi agama Pedidikan Islam modern
Islam), Yang kurikulumnya adalah menurut Hasan Langgulung
asimilasi kurikulum sekolah umum mengacu pada dua pola, yaitu bersifat
sepenuhnya dan ilmu-ilmu Islam asimilatif dan adoftif. Pola pertama
(Bahasa Arab, Fiqh, Aqidah Ahlaq, dilakukan dengan cara
Al-Qur‟an dan Hadist). mengasimilasi sisitem pendidikan
Pendidikan Islam di Indonesia Islam dengan system pendidikan
sangat beragam, menurut Karel barat, sedang yang kedua adalah
Adrian Steenbrink perubahan dan dengan mengadobsi system
perkembangan pendidikan Islam di pendidikan barat kedalam sistem
Indonesia atas dasar kebutuhan pendidikan Islam. Perubahan seperti
zamannya. 19 ini menurut winarno Surachmad
Hal tersebut juga tergambar merupakan perubahan yang bersifat
dalam pergulatan pemikiran meliorisme, maksudnya bahwa
pendidikan antara mempertahankan perubahan dibidang pendidikan
pola lama yang asli (pondok belum menyentuh perubahan yang
pesantren) yang hanya mengajarkan mendasar.
ilmu-ilmu Islam klasik dan mengikuti Untuk mendefinisikan
perkembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam perlu mengkaji
dan sains dengan melakukan kembali pendidikan Islam pada
pembaharuan diberbagai bidang. tataran ontologis agar dapat
Alasan pembaruan yang melakukan perumusan dan jati diri
mengarah pada muatan kurikulum, pendidikan Islam dalam arti
bentuk lembaganya menghasilkan pendidikan (menurut) Islam, hal ini
bentuk-bentuk lembaga seperti;
20
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam;Tradisi
19
Jalaluddin,Teologi Pendidikan. dan modernisasi menuju milennium baru. Jakarta:
Jakarta:Raja Grafindo Perkasa, 2002, hal. 2. Logos Wacana Ilmu, 2002, hal. 69-78.

Sjech Dullah 19
penting untuk menghindari Pendekatan-pendekatan di
ketimpangan-ketimpangan dalam atas berangkat dari kebenaran
melakukan perubahan-perubahan berpusat pada Tuhan (teosentris),
dalam pendidikan Islam, sebagaiman sarat etik, yang berbeda sekali
terlihat dalam beragamnya lembaga- dengan konsep barat sekuler), netral
lembaga pendidikan yang etik, kebenaran berpusat pada
mengatasnamakan pendidikan Islam. manusia (antroposentris). Demikian
Dilain pihak hal ini juga penting pula titik berangkatnya pendekatan
untuk membedakan dengan konsep Islam dari suatu kebenaran yang
pendidikan barat yang jelas-jelas diyakini (diimani) yang berbeda
berangkat dari filsafat sekuler yang sekali dengan konsep barat (sekuler),
berpusat pada antroposentris (kafir) titik berangkatnya dari ketidak
yang nyata-nyata bertentangan percayaan.
dengan konsep tauhid Islam yang Secara khusus pemikiran
harus menjadi kerangka seluruh pendidikan Islam memiliki tujuan
usaha pendidikan menjadikan sangat komplek diantaranya
22
manusia mukmin. Karena obyek dan adalah:
subyek pendidikan adalah manusia , 1) Untuk membangun kebiasaan
maka pencarian makna realitas berpikir ilmiah, dinamis dan
penciptaan manusia (tataran kritis terhadap persoalan-
ontology) menurut Islam harus persoalan di seputar
dirumuskan dengan pendekatan yang pendidikan islam.
juga telah baku dalam tradisi Islam 2) Untuk memberikan dasar
(metode deduktif) yaitu;21 berfikir inklusif terhadap
1) Pendekatan kewahyuan (al- ajaran islam dan akomodatif
Qur‟an dan al-Hadis) dari sisi terhadap perkembangan ilmu
tekstual dan kontekstual; dan pengetahuan yang
2) Empirik keilmuan dan dikembangkan oleh
rasional filosofis yang hanya intelektual di luar islam.
di gunakan untuk menalar 3) Untuk menumbuhkan
pesan-pesan Tuhan yang semangat berijtihad,
absolute, baik melalui ayat- sebagaimana yang ditujukan
ayatnya yang bersifat tekstual oleh Rosulullah dan para
(al-Qur‟an dan al-Hadis), kaum intelektual muslim pada
maupun ayat-ayatnya yang abad pertama sampai abad
bersifat kontekstual (kauniyah). pertengahan, terutama dalam

21 22
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Al-Rasyidin dan Samsul
Nuansa-nuansa psikologi Islam(Jakarta:Raja Nizar,Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Ciputat
Grafindo Persada,2001, hal.70-73. Press, 2005, hal. 23.

20 Sjech Dullah
merekonstruksi sistem menjawab tantangan perubahan
pendidikan islam yang lebih zaman serta era modernitas.
baik. Sehubungan dengan itu, Abdullah
4) Untuk memberikan kontribusi (1996) mencermati ada empat model
pemikiran bagi pengembangan pemikiran keislaman.
sistem pendidikan nasional. Model pemikiran pendidikan
Islam Tekstualis Salafi ini berupaya
Dalam kajian pemikiran memahami ajaran-ajaran dan nilai-
(filsafat) pendidikan Islam, beberapa nilai mendasar yang terkandung
ahli pendidikan Islam dalam Al-Qur‟an dan Sunah. Ajaran
menggarisbawahi adanya tiga alur yang berusaha melepaskan diri dan
pemikiran dalam menjawab persoalan kurang begitu mempertimbangkan
pendidikan. Pertama, kelompok yang situasi kongkrit dinamika
berusaha membangun konsep pergumulan masyarakat muslim (era
(filosofis) pendidikan Islam, klasik maupun kontemporer) yang
disamping melalui al-Qur‟an dan al- mengitarinya. Masyarakat ideal yang
Hadits sebagai sumber utama, juga diidam-idamkan adalah masyarakat
mempertimbangkan kata sahabat, salaf, yakni struktur masyarakat era
kemaslahatan sosial, nilai-nilai dan kenabian Muhammad SAW dan para
kebiasaan sosial, serta pandangan- sahabat yang menyertainya.
pandangan pemikir Islam. Rujukan utama pemikirannya
Kedua, kelompok yang adalah kitab suci Al-Qur‟an dan
berusaha mengangkat konsep kitab-kitab Hadits. Tanpa
pendidikan Islam dari al-Qur‟an dan menggunakan pendekatan keilmuan
al-Hadits, sehingga konsep yang lain. Sehingga model pemikiran
filsafatnya hanya berasal dari kedua ini terlihat kurang peka terhadap
sumber ajaran Islam tersebut. perubahan dan hanya menjadikan
Ketiga, kelompok yang masyarakat salaf sebagai parameter
berusaha membangun pemikiran dalam menjawab tantangan dan
(filsafat) pendidikan Islam melalui al- perubahan zaman serta era
Qur‟an dan al-Hadit, dan bersedia modenitas.
menerima setiap perubahan dan Dalam pandangan pemikiran
perkembangan budaya baru yang model tradisional mazhabi, ajaran-
dihadapinya untuk ditransformasikan ajaran dan nilai-nilai mendasar yang
menjadi budaya yang Islami. terkandung dalam Al-Qur‟an dan
Di sisi lain, pengembangan Sunah dipahami melalui bantuan
pemikiran (filosofis) pendidikan khazanah pemikiran Islam klasik,
Islam juga dapat dicermati dari pola tetapi sering kali kurang begitu
pemikiran Islam yang berkembang memperhatikan situasi historis dan

Sjech Dullah 21
sosiologis masyarakat setempat di pola-pola pemikiran sebelumnya
mana ia turut hidup di dalamnya. yang dianggap sudah relatif mapan.
Hasil pemikiran ulama‟ Model pemikiran Islam
terdahulu dianggap sudah pasti dan modernis berupaya memahami
absolute tanpa mempertimbangkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai mendasar
dimensi historisitasnya. Masyarakat yang terkandung dalam Al-Qur‟an
muslim yang diidealkan adalah dan Al-Sunnah dengan hanya semata-
masyarakat muslim era klasik, mata mempertimbangkan kondisi dan
dimana semua persoalan keagamaan tantangan sosio-historis dan kultural
dianggap telah terkupas habis oleh yang dihadapi oleh masyarakat
para ulama atau cendikiawan muslim Muslim kontemporer, tanpa
terdahulu. mempertimbangkan muatan-muatan
Pola pikirnya selalu bertumpu khazanah intelektual muslim era
pada hasil ijtihad ulama‟ terdahulu klasik yang terkait dengan persoalan
dalam menyelesaikan persoalan keagamaan dan kemasyarakatan.
ketuhanan, kemanusiaan, dan Model ini tidak sabar dalam
kemasyarakatan pada umumnya. menekuni dan mencermati pemikiran
Kitab kuning menjadi rujukan pokok, era klasik, malahan lebih bersikap
dan sulit untuk keluar dari mazhab potong kompas, yakni ingin langsung
atau pemikiran keislaman yang memasuki teknologi modern tanpa
terbentuk beberapa abad lalu. Model mempertimbangkan khazanah
pemikiran ini lebih menonjolkan intelektual muslim dan bangunan
wataknya yang tradisional dan budaya masyarakat muslim yang
mazhabi. terbentuk berabad-abad. Obsesi
Watak tradisionalnya pemikirannya adalah pemahaman
diwujudkan dalam bentuk sikap dan langsung terhadap nash Al-Qur‟an
cara berfikir serta bertindak yang dan langsung loncat ke peradaban
selalu berpegang teguh pada nilai- modern.
nilai, norma dan adat kebiasaan. Pola Kalangan Neo Modernis untuk
pikir yang ada secara turun tenurun memahami ajaran-ajaran dan nilai-
dan tidak mudah terpengaruh oleh nilai mendasar dalam Al-Qur‟an dan
situasi sosio historis masyarakat yang Al-Sunnah. Kalangan ini harus
sudah mengalami perubahan dan berupaya mengikutsertakan dan
perkembangan sebagai akibat dari mempertimbangkan khazanah
kemajuan ilmu pengetahuan dan intelektual muslim klasik serta
teknologi. Watak mazhabinya mencermati kesulitan-kesulitan dan
diwujudkan dalam bentuk kemudahan-kemudahan yang
kecenderungannya untuk mengikuti ditawarkan oleh dunia teknologi
aliran, pemahaman atau doktrin, serta modern. Model ini selalu

22 Sjech Dullah
mempertimbangkan Al-Qur‟an dan popular digunakan dalam praktik
Al-Sunah, khazanah pemikiran Islam pendidikan Islam ialah term at-
klasik, serta pendekatan-pendekatan tarbiyah.23
keilmuan yang muncul pada abad ke Penggunaan istilah at-Tarbiyah
19 dan 20 M. berasal dari kata rabb, dasarnya
Jargon yang sering menunjukkan makna tumbuh,
dikumandangkan adalah “al- berkembang, memelihara, merawat,
Muhafazah „ala al-Qadim al-Salih wa mengatur, dan menjaga kelestarian
al-Akhzu bi al-Jadid al-Aslah”, yakni atau eksistensinya. At-Tarbiyah
memelihara hal-hal yang baik yang berasal dari tiga kata, yaitu “rabba-
telah ada sambil mengembangkan yarbu yang berarti bertambah,
nilai-nilai baru yang lebih baik. tumbuh, dan berkembang; rabiya-
Pengembangan pemikiran pendidikan yarba berarti menjadi besar; dan
Islam tidak dilakukan dengan rabba-yarubbu berarti memperbaiki,
mendikotomikan pendidikan, antara menguasai urusan, menuntun, dan
pendidikan umum dengan pendidikan memelihara”. Secara filosofis
Islam. Islam tidak mengajarkan mengisyaratkan bahwa proses
pengikutnya untuk memilah-milah pendidikan Islam adalah bersumber
ilmu pengetahuan, karena semua pada pendidikan yang diberikan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada Allah sebagai “pendidik” seluruh
dasarnya bagian dari sunatullah dan ciptaan-Nya, termasuk manusia.
tunduk pada ketentuan Allah SWT. Pengertian pendidikan Islam
Untuk melakukan Islamisasi yang dikandung dalam term at-
sains tidak dilakukan secara revolusi, tarbiyah terdiri atas empat unsur
tapi dikembangkan secara evolusi pendekatan, yaitu (1) memelihara
dan bertahap. Dengan catatan bahwa dan mejaga fitrah anak didik
sebelumnya sudah dipersiapkan menjelang dewasa (balgh), (2)
berbagai sarana pendukung, baik mengembangkan seluruh potensi
kurikulum, proses pembelajaran, menuju kesempurnaan, (3)
sistem evaluasi, media pembelajaran mengarahkan seluruh fitrah menuju
sampai pada tatakelola pendidikan. kesempurnaan, dan (4) melaksanakan
pendidikan secara bertahap.24
1. Istilah-Istilah dalam Istilah at-Ta‟lim telah
Pendidikan Islam digunakan sejak periode awal
pelaksanaan pendidikan Islam.
Istilah pendidikan Islam pada
umumnya mengacu pada term at- 23
Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan
tarbiyah, at-ta‟dib, dan at-ta‟lim. Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dari ketiga istilah tersebut term yang 24


Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sjech Dullah 23
Menurut para ahli, kata ini lebih Tarbiyah tidak memiliki akar yang
bersifat universal dibanding dengan kuat dalam khazanah bahasa Arab.
al-Tarbiyah maupun at-Ta‟dib, Timbulnya istilah ini dalam dunia
seperti yang dikemukakan oleh Islam merupakan terjemahan dari
Rasyid Ridha. Rasyid Ridha bahasa Latin „educatio” atau bahasa
mengartikan at-Ta‟lim sebagai proses Inggris “education”. 25
transmisi berbagai ilmu pengetahuan Kedua kata tersebut dalam
pada jiwa individu tanpa adanya batasan pendidikan Barat lebih
batasan dan ketentuan tertentu. banyak menekankan pada aspek pisik
Makna al‟ta‟lim tidak hanya terbatas dan material. Sementara pendidikan
pada pengetahuan lahiriyah, akan Islam, penekanannya tidak hanya
tetapi mencakup pengetahuan teoritis, aspek tersebut, akan tetapi juga pada
mengulang secara lisan, pengetahuan aspek psikis dan immaterial. Dengan
dan keterampilan yang dibutuhkan demikian, istilah al-Ta‟dib
dalam kehidupan, perintah untuk merupakan terma paling tepat dalam
melaksanakan pengetahuan dan khazanah bahasa Arab karena
pedoman untuk berperilaku. mengandung arti ilmu, kearigan,
Menurut al-Attas, istilah yang keadilan, kebijaksanaan, pengajaran,
paling tepat untuk menunjukkan dan pengasuhan yang baik sehingga
pendidikan Islam adalah at-ta‟dib. makna at-Tarbiyah dan at-Ta‟lim
Konsep ini didasarkan pada hadist sudah tercakup dalam terma at-
Nabi yang artinya “Tuhan telah Ta‟dib.
mendidikku, maka Ia sempurnakan Dari uraian tersebut dapat
pendidikanku” (H.R. al-„Askary dari disimpulkan bahwa pendidikan Islam
„Ali r.a). Kata addaba dalam hadis adalah suatu sistem yang
tersebut dimaknai at-Attas sebagai memungkinkan seseorang (peserta
“mendidik”. Lebih lanjut ia didik) dapat mengarahkan
ungkapkan bahwa, penggunaan kehidupannya sesuai dengan ideologi
istilah at-Tarbiyah terlalu luas untuk Islam. Pendidikan Islam Nurcholish
mengungkap hakikat dan operasional Madjid mencakup kehidupan
pendidikan Islam. manusia seutuhnya, tidak hanya
Kata at-Tarbiyah yang memperhatikan segi akidah saja, juga
memiliki arti pengasuhan, tidak memperhatikan segi ibadah
pemeliharaan, dan kasih sayang tidak saja, tidak pula segi akhlak saja.
hanya digunakan untuk manusia, Jauh lebih luas dan lebih dalam
akan tetapi juga digunkan untuk daripada itu semua, dengan kata lain
melatih dan memelihara binatang bahwa pendidikan Islam harus
atau makhlu Allah lainnya. Oleh
25
karenanya, penggunaan istilah at- Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

24 Sjech Dullah
mempunyai perhatian yang lebih luas Ungkapan di atas dapat
dan lebih dalam dari ketiga segi di dipahami bahwa konsep pendidikan
atas. Hal ini menjadi titik tekan Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Nurcholish Madjid sebab proses berupaya mencakup seluruh dimensi,
pendidikan nasional pada umumnya eksistensi, substansi dan relasi
dan pendidikan Islam khususnya manusia. Konsep pendidikan yang
memberi fokus yang lebih besar pada demikian ini hanya akan terwujud
salah satu segi dari ketiga segi bila proses dan pelaksanaan
tersebut. pendidikan berjalan secara terus
Menurut Nurcholish Madjid menerus dan pemahaman pendidikan
konsep pendidikan Islam adalah bukan hanya proses belajar dan
sebagai berikut.26 mengajar di sekolah belaka.
a) Pendidikan Islam mencakup Pemahaman tentang pendidikan
semua dimensi manusia Islam yang demikian ini pada
sebagaimana ditentukan Islam. gilirannya akan menimbulkan
b) Pendidikan Islam menjangkau kesadaran umat Islam bahwa
kehidupan di dunia dan pendidikan bukan hanya di sekolah
kehidupan di akhirat secara atau madrasah belaka.
seimbang. Pendidikan Islam dengan
c) Pendidikan Islam mem- sendirinya mengembangkan potensi
perhatikan manusia dalam fisik dengan kurikulum yang
semua gerak kegiatannya, serta mengarah pada pembinaan dan
mengembangkan padanya daya pemeliharaan fisik para siswa.
hubungan dengan orang lain. Dimensi fisik menjadi sangat penting
d) Pendidikan Islam berlanjut karena untuk pertama kalinya yang
sepanjang hayat, mulai dari dilihat dari seseorang tentang sehat
manusia sebagai janin dalam dan tidaknya adalah fisik atau
kandungan ibunya sampai jasmani itu. Dengan terpeliharanya
kepada berakhirnya hidup di kesehatan jasmani, maka dapat
dunia ini. diharapkan terwujudnya kesehatan
e) Dengan melihat ungkapan di dimensi lain.
atas maka kurikulum Sejak zaman dahulu, mulai dari
pendidikan Islam akan manusia purba, kekuatan tubuh,
menghasilkan manusia yang keperkasaan badan dan kesehatannya
memperoleh hak di dunia dan selalu menjadi perhatian utama.
hak di akhirat nanti. Bahkan ketiganya menjadi alat
perbandingan antara satu orang dengan
26
Madjid, Nurcholish. 1995. Islam Agama yang lainnya, antara satu bangsa
Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru dengan yang lainnya. Dalam
Islam Indonesia. Jakarta: Paramadina.

Sjech Dullah 25
kehidupan modern inipun perhatian
terhadap kesehatan dan kebugaran
tubuh masih sangat besar bahkan
menjadi semakin besar saja. Berbagai
kegiatan untuk menumbuh-
kembangkan anak-anak di bawah
umur lima tahun (balita), juga ikut Maka apakah mereka tidak
ditingkatkan. Kesegaran dan memperhatikan unta?
kebugaran tubuh dengan berbagai Bagaimana dia diciptakan?
macam jenis kegiatan olahraga seperti Dan langit, bagaimana ia
fitnes, aerobik, atau senam kecantikan ditinggikan? Dan gunung-
semakin diminati. Hanya patut gunung, bagaimana ia
diperhatikan terhadap peningkatan ditegakkan? Dan bumi,
berbagai kebugaran dan olahraga bagaimana ia dihamparkan?27
tubuh ini adalah jangan sampai
melupakan dimensi lainnya. Dalam Ilmu pengetahuan dan
melakukan olahraga atau lainnya teknologi merupakan bukti dari hasil
dimensi keimanan, akhlak, estetika, kerja intelektual manusia. Oleh
dan sosial harus tetap diperhatikan. karena itu, pendidikan Islam dengan
Sebagai manusia yang sehat sendirinya harus memperhatikan
tentu dia akan menggunakan akal dimensi intelektual sebagai fokus.
pikiran-nya (intelektual) . Dimensi Dewasa ini terdapat sebagian
akal atau intelektual pada intinya juga masyarakat yang memuja akal secara
potensi dasar yang dimiliki para berlebihan. Dengan modal
siswa. Pendidikan Islam selain intelektual, ilmu pengetahuan dan
memperhatikan terpeliharanya teknologi berkembang pesat.
kesehatan jasmani, juga Berbagai karya canggih dihasilkan
mengembangkan intelektualnya. manusia, bahkan kadang-kadang
Pendidikan Islam dalam perjalanan telah sampai kepada perasaan bangga
sejarahnya juga telah memberi bukti diri dan lupa kepada Allah yang
bahwa kemajuan peradaban hanya menciptakan dirinya. Pendidikan
dapat digapai manakala penggunaan Islam sangat menentang sikap yang
dan maksimalisasi daya pikir menjadi demikian ini.
bagian yang tak terpisahkan dari Dengan teknologi super
kesadaran agama. Ajaran Islam canggih manusia menciptakan
sangat mendukung bahkan berbagai senjata pembunuh dan
menekankan dengan keras terhadap perusak manusia itu sendiri, bahkan
pembinaan dan peningkatan potensi
intelektual. Firman Allah; 27
Al-Qur‟an Surat Al-Ghasyiyah: 17-20

26 Sjech Dullah
mampu menghancurkan seluruh d) Pendidikan Islam berusaha
bumi. Dengan sendirinya dapat untuk melatih manusia untuk
dikatakan bahwa kemajuan ilmu memikirkan segala sesuatu dan
pengetahuan dan teknologi yang memeriksa bagian-bagiannya
tidak dikendalikan oleh keyakinan serta memahami apa yang
agama dan moral akan dapat dikatakan kepadanya lalu
digunakan untuk saling memikirkannya dan tidak
menghancurkan. Memang dengan menerimanya tanpa bukti yang
ilmu pengetahuan dan teknologi jelas.
kehidupan manusia akan menjadi e) Akal dilatih berdasarkan
lebih mudah. pengalaman, penginderaan dan
Kekayaan alam yang kemudian memberikan
terkandung di bumi, darat, laut dan kebebasan kepadanya untuk
udara dapat diolah dan digunakan mengarahkan dan menyusun
untuk memperoleh kemudahan dan semua temuan penginderaan.
kesenangan bagi manusia. Akan tetapi f) Pendidikan akal juga tertuju
dengan ilmu pengetahuan dan kepada pendidikan dan
teknologi maju pula manusia dapat pembinaan munculnya hati
mencuri, merampok, dan melanggar nurani.
hak orang lain dengan mudah. Bagi g) Allah menghimbau manusia
Nurcholish Madjid (Cak Nur) dalam untuk membaca terus menerus
upaya pengembangan potensi baik membaca Al-qur‟an atau
intelektual dapat dilakukan dengan alam termasuk membaca
memperhatikan petunjuk Al-Qur‟an:28 dengan merenungkan para
a) Jangan mengikuti persangkaan penghuni langit dan bumi.
dan perkiraan terhadap yang h) Pendidikan Islam mengajak
berkaitan dengan pikiran. orang untuk membuka
b) Hendaknya di dalam sistem pikirannya dengan arti bahwa
pendidikan ditanamkan sifat ia terdidik untuk hidup di
terpuji secara terus-menerus dalam masanya dan di dalam
dalam menghadapi segala semua masa, artinya ia tidak
persoalan keseharian. terpikir kaku, statis, fanatik,
c) Akal mempunyai hak untuk dan mendua.
mengkritisi dengan berani dan
bebas. Potensi berikutnya yang harus
mendapat perhatian cukup besar
dalam pendidikan Islam adalah
28
Madjid, Nurcholish. 1995. Islam Agama keimanan. Dimensi keimanan ini
Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru untuk bangsa Indonesia merupakan
Islam Indonesia. Jakarta: Paramadina.

Sjech Dullah 27
sebuah dimensi yang sangat penting keseimbangan serta menjamin
untuk diperhatikan. Hal ini secara ketentraman batin.
eksplisit tercantum dalam dasar Dimensi akhlak dalam
negara. Dalam implementasinya pendidikan menduduki posisi yang
keimanan dijabarkan dalam mata sangat penting. Akhlak itu sendiri
pelajaran agama yang merupakan pada dasarnya merupakan kelakuan
kurikulum nasional dan harus yang timbul dari hasil perpaduan
diberikan kepada para siswa. antara hati nurani, pikiran, perasaan,
Pendidikan agama merupakan bekal bawaan dan kebiasaan yang menyatu
utama manusia Indonesia untuk membentuk suatu kesatuan tindak
mengarungi kehidupan akhlak yang dihayati dalam
bermasyarakat. Pendidikan agama kenyataan hidup keseharian. Dari
bukannya menjadi tanggung jawab kelakuan itu lahirlah perasaan moral
ulama belaka karena bila hal ini yang terdapat dalam diri manusia
terjadi maka akan terjadi sebagai fitrah, sehingga ia mampu
ketimpangan. membedakan mana yang baik dan
Pendidikan Islam merupakan mana yang buruk. Dari sinilah timbul
tanggung jawab seluruh manusia bakat akhlaqi yang merupakan
Indonesia, karena telah dijamin kekuatan jiwa dari dalam yang
dalam dasar negara. Manusia mendorong manusia untuk
Indonesia yang menolak dimensi melakukan yang baik dan mencegah
keimanan untuk dikembangkan pada perbuatan yang buruk.
dasarnya dia tidak siap menjadi Allah memberi augerah kepada
warga negara yang baik. Paling tidak manusia dorong-dorongan atau
dimensi keimanan ini mampu motivasi yang menjadi daya dalam
meredam aksi kekerasan dan menggariskan tujuan dan cita-cita
berbagai kejahatan. hidup manusia mendapatkan
Fungsi keimanan atau agama keseimbangan dan keserasian
yang ditumbuhkan sejak kecil dan internal. Hal ini dimaksudkan untuk
menyatu ke dalam kepribadian akan mempersiapkan diri dalam rangka
membawa ketentraman dan adaptasi secara mulus dengan
kebahagiaan batin. Keimanan yang lingkungan eksternal.
diajarkan Islam sangat penting Motivasi tersebut ada yang
artinya bagi kesehatan mental dan telah dibawa sejak lahir tanpa
kebahagiaan hidup manusia. dipelajari yang sering dikenal dengan
Keimanan tersebut akan selalu dorongan primer. Dorongan ini
memupuk dan mengembangkan menjamin kelangsungan hidup
fungsi-fungsi jiwa dan memelihara manusia seperti dorongan jasmani
dan biologis yang berhubungan

28 Sjech Dullah
dengan anggota tubuh dari dalam. membuat penampilannya tampak
Ada pula dorongan perolehan yang indah dan anggun. Selera makan akan
didapatkan dari pengalaman, bangkit ketika melihat hidangan
pendidikan, pelatihan melalui dengan aroma sedap yang disajikan
hubungan pergaulan dengan orang dengan tatanan yang apik. Segala
lain atau karena adanya hubungan yang indah, cantik, manis dan serasi
timbal balik dengan orang lain. akan memberi kesegaran kepada hati
Dengan kata lain dapat manusia baik itu anak-anak, remaja
dikatakan bahwa dimensi kejiwaan maupun orang dewasa.
mendapat perhatian yang cukup besar Allah menciptakan alam yang
dalam Al-qur‟an. Namun patut penuh dengan rahasia keindahan
diperhatikan dewasa ini masalah disekeliling manusia, sehingga ia
kejiwaan itulah yang banyak sangat terpesona ketika
menganggu ketentraman batin memandangnya. Sebagian dari
manusia. Gangguan ketentraman mereka mulai berpikir dan bertanya
batin ini dapat menyebabkan tentang rahasia keindahan yang
berbagai penyakit dan gangguan terkandung di alam ini. Dalam Al-
kejiwaan yang membias pula pada Qur‟an sendiri terdapat banyak ajaran
penyakit jasmani (psikosomatis). yang merangsang hati, pikiran dan
Pendidikan Islam sangat perasaan manusia kepada keindahan.
berkepentingan dengan Dengan demikian, seharusnya
pengembangan dimensi kejiwaan manusia muslim tergerak hatinya
melalui upaya mewujudkan untuk lebih bergairah kepada
kepribadian yang sehat. kehidupan yang serba menarik dan
Dimensi estetika dalam indah.
pendidikan Islam juga harus Dalam pendidikan Islam,
dikembangkan secara nyata. Sejarah dimensi sosial kemasyarakatan ini
umat Islam telah membuktikan penting, untuk membentuk manusia
bahwa sebuah peradaban yang muslim yang tumbuh secara sosial
dijiwai nilai-nilai agama menjadi dan menjadikan manusia yang saleh.
sangat monumental dan terkesan bagi Manusia muslim dituntut untuk
hati sanubari manusia. Alangkah menjadi seseorang yang beriman dan
gersangnya jiwa manusia yang tidak beramal saleh. Untuk beramal saleh
mengenal keindahan. Padahal mensyaratkan manusia harus
manusia dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan orang lain atau
senantiasa condong kepada segala masyarakat.
yang indah. Dari uraian di atas, dapat
Setiap manusia memiliki selera dipahami bahwa konsep pendidikan
dalam memilih pakaian yang Nurcholish Madjid memiliki cakupan

Sjech Dullah 29
wilayah yang sangat luas. Semakin canggih alat yang
Pengembangan dimensi pada diri dipergunakan manusia semakin
manusia yang berjumlah tujuh di atas tergantung padanya. Padahal
harus dikembangkan secara selaras penggunaan ilmu pengetahuan dan
dan seimbang tanpa melebihkan salah teknologi seharusnya tetap
satu di antaranya. Hal ini menuntut dikendalika oleh agama atau
dibukanya berbagai jenis lembaga keimanan dan ketakwaan kepada
pendidikan atau mengoptimalkan Allah.
lembaga pendidikan yang ada dengan Dengan berkembangnya
penekanan pada pengembangan wacana pembaharuan pendidikan
ketujuh dimensi tersebut. Islam integrasi ideal antara keduanya
Dalam konsep selanjutnya diupayakan dapat dicapai.
Nurcholish Madjid menyatakan Pengalaman dan pengembangan ilmu
bahwa pendidikan Islam menjangkau pengetahuan yang berorientasi
kehidupan di dunia dan akhirat secara ukhrawi bukanlah hal yang utopis.
seimbang. Pendidikan Islam yang Pendidikan Islam memiliki peranan
dilaksanakan seharusnya tidak hanya yang cukup strategis dalam
berorientasi keduniaan belaka, mewujudkan harapan ini dengan
melainkan juga berorientasi mengacu pada konsep pendidikan
keakhiratan. Hal ini merupakan yang menjangkau kehidupan di dunia
protes bagi pelaksanaan pendidikan dan akhirat secara seimbang.
yang terkesan sekuler tanpa Konsep Nurcholish Madjid
memperhatikan agama dalam proses tentang pendidikan Islam juga
belajar mengajar atau agama menghendaki proses pendidikan yang
dianggap remeh dalam proses terus menerus sepanjang hayat.
pembelajaran dibanding dengan mata Pendidikan Islam dimulai dari
pelajaran lainnya. manusia sebagai janin dalam
Sikap yang demikian inilah kandungan ibunya sampai kepada
yang sering ditemukan dalam berakhirnya hidup di dunia. Konsep
pendidikan umum. Sementara dalam pendidikan yang demikian memiliki
pendidikan agama aspek keakhiratan implikasi yang sangat luas bagi
menjadi primadona, sehingga di masyarakat. Pendidikan yang dimulai
antara jangkauan keduniaan dan dari janin mengandung pengertian
keakhiratan berjalan tidak seimbang. bahwa ketika manusia dalam
Ilmu pengetahuan dan kandungan wajib diberikan
teknologi dijadikan alat oleh manusia pendidikan. Dalam hal ini tekniknya
untuk mengeksploitasi sumber daya disesuaikan dengan ajaran Islam.
alam dan sumber daya manusia untuk Islam sendiri menganjurkan
kepentingan manusia sendiri. kepada kedua orang tua janin

30 Sjech Dullah
tersebut, ketika sang istri sedang manusia. Kurikulum pendidikan
hamil untuk senantiasa harus menjangkau kebahagiaan di
memperbanyak berbuat baik dunia dan di akhirat secara seimbang.
menjauhi kejahatan dan perbuatan Dan kurkulum pendidikan Islam
dosa. Disamping itu juga dianjurkan harus meliputi jangka waktu yang
untuk memperbanyak doa kepada sangat panjang dari ketika manusia
Allah agar sang janin dilahirkan masih janin sampai akhir hayat.
dalam keadaan selamat dan menjadi
anak yang saleh. 2. Landasan-Landasan
Setelah lahir, janin tumbuh Pendidikan Islam
memasuki masa kanak-kanak, Landasan berarti tumpuan,
menginjak remaja, dan memasuki dasar atau alas, karena itu landasan
masa dewasa. Bersamaan dengan merupakan tempat bertumpu atau
berlangsungnya masa-masa yang titik tolak atau dasar pijakan. Titik
demikian ini, pendidikan juga terus tolak atau dasar pijakan ini dapat
dilaksanakan. Dalam hal ini dapat bersifat material (contoh: landasan
dilihat dalam pendidikan dasar, pesawat terbang); dapat pula bersifat
lanjutan dan pendidikan tinggi. konseptual (contoh: landasan
Selesai dari pendidikan tinggi proses pendidikan). Landasan yang bersifat
pendidikan tidak lantas terhenti, akan koseptual identik dengan asumsi,
tetapi masih terus berlangsung. adapun asumsi dapat dibedakan
Pendidikan pada masa pasca menjadi tiga macam asumsi, yaitu
pendidikan tinggi merupakan aksioma, postulat, dan premis
pengembangan keilmuan yang telah tersembunyi.29
dikuasai demi kesejahteraan umat Pendidikan antara lain dapat
manusia baik di dunia maupun di dipahami dari dua sudut pandang,
akhirat. Jadi sangat tidak tepat bila pertama dari sudut praktek sehingga
dikatakan bahwa pendidikan selepas kita mengenal istilah praktek
dari pendidikan tinggi adalah pendidikan, dan kedua dari sudut
berhenti atau berakhir. studi sehingga kita kenal istilah studi
Dengan melihat pemahaman pendidikan. Praktik pendidikan
pendidikan yang demikian ini, maka adalah kegiatan seseorang atau
dalam upaya penyusunan kurikulum sekelompok orang atau lembaga
dengan sendirinya menyesuaikan dalam membantu individu atau
dengan cakupan dan jangkauan serta sekelompok orang untuk mencapai
jangka waktu pelaksanaannya. tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan
Kurikulum pendidikan Islam dalam praktek pendidikan dapat
digunakan harus mencangkup
pengembangan ketujuh dimensi 29
Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sjech Dullah 31
berupa pengelolaan pendidikan Alqur‟an ialah firman Allah
(makro maupun mikro), dan dapat berupa wahyu yang disampaikan oleh
berupa kegiatan pendidikan jibril kepada nabi Muhammad SAW.
(bimbingan, pengajaran dan atau Didalamnya terkandung ajaran pokok
latihan). yang dapat dikembangkan untuk
Landasan religius pendidikan, keperluan seluruh aspek kehidupanb
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber melalui ijtihad. Ajaran yang
dari religi atau agama yang menjadi terkandung dalam Al-qur‟an itu
titik tolak dalam rangka praktik terdiri dari dua prinsip besar, yaitu
pendidikan dan atau studi yang berhubungan dengan masalah
pendidikan. Jadi pada intinya keimanan yang disebut aqidah, dan
pengertian dari pendidika Islam yang berhubungan dengan amalyang
sebagai Landasan Pendidikan Islam disebut syari‟ah.
adalah asumsi-asumsi yang Secara lengkap Al-qur`an
bersumber dari syari‟at Islam yang didefinisikan sebagai firman Allah
menjadi titik tolak dalam rangka yang diturunkan kepada hati
praktik pendidikan Islam dan atau Rasulullah, Muhammad Ibn
studi pendidikan Islam. Abdillah, melalui ruh al-Amin
Setiap usaha, kegiatan dan dengan lafal-lafalnya yang berbahasa
tindakan yang di sengaja untuk arab dan maknanya yang benar, agar
mencapai suatu tujuan harus menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia
mempunyai landasan tempat berpijak adalah Rasulullah, dan sebagai
yang baik dan kuat. Oleh karena itu undang-undang bagi manusia dan
pendidikan agama Islam sebagai memberi petunjuk kepada mereka,
suatu usaha membentuk manusia, serta menjadi sarana pendekatan dan
harus mempunyai landasan bagi ibadah kepada Allah dengan
semua kegiatan didalamya. membacanya. Dan Ia terhimpun
dalam sebuah mushaf, diawali
2.1 Al-qur`an, As-sunnah, Ijtihad dengan surat Al-fatihah dan diakhiri
Landasan pendidikan Islam itu dengan surat An-naas, disampikan
secara garis besar ada tiga yaitu Al- kepada kita secara mutawatir baik
qur`an, As-sunnah, Ijtihad, dan secara lisan maupun tulisan dari
ditambah dengan perundang- generasi ke generasi, dan ia
undanganan yang berlaku di Negara terpelihara dari berbagai perubahan
Republik Indonesia.30 atau pergantian.
Islam adalah agama yang
membawa misi umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan
30
Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan pengajaran. Al-Qur`an merupakan
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

32 Sjech Dullah
landasan paling dasar yang dijadikan amal dan kehidupan manusia, baik
acuan dasar hukum tentang pribadi maupun masyarakat.
Pendidikan Agama Islam. Didalam al-qur‟an terdapat
Ajaran-ajaran yang berkenaan banyak yang berisi prinsip-prinsip
denga iman tidak banyak dibicarakan berkenaan dengan kegiatan atau
dalam Al-qur‟an, tidak sebanyak usaha pendidikan itu. Sebagai contoh
ajaran yang berkenaan dengan amal dapat dibaca kisah Lukman
perbuatan. Ini menunjukkan bahwa mengajari anaknya dalam surat
amal itulah yang paling banyak Lukman ayat 12 s.d. 19;32
dilaksanakan, sebab semua amal
perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan Allah, dengan
dirinya sendiri, degan manusia
sesamanya (masyarakat), dengan
alam dan lingkungannya, dengan
makhluk lainnya, termasuk dalam
ruang lingkup amal shaleh
(Syaria‟ah). 31 ٣١
Istilah-istilah yang biasa
digunakan dalam membicarakan ilmu
tentang syari‟ah, yaitu ibadah. Ibadah
atau perbuatan yang langsung ٣١
berhubungan dengan Allah,
mu‟amalah untuk perbuatan yang
berhubungan selain dengan Allah.
Akhlak untuk tindakan yang
menyangkut etika dan budi pekerti
dalam pergaulan.
Pendidikan karena termasuk ٣١
dalam usaha atau tindakan untuk
membentuk manusia, termasuk
kedalam ruamg lingkup mu‟amalah.
Pendidikan sangat penting karena ia
ikut menentukan corak dan bentuk ٣١
31
Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
23
Fadjar, Malik. 1998. Visi Pembaharuan
32
Pendidikan Islam. Jakarta: Alfa Grafitama. Alquran, S Luqman, ayat 12 s.d. 19

Sjech Dullah 33
٣١ 15. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mem-
persekutukan dengan aku
sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu
(٣١ mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia
12. Dan Sesungguhnya telah Kami dengan baik, dan ikutilah jalan
berikan hikmat kepada orang yang kembali kepada-
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah Ku, kemudian hanya kepada-
kepada Allah. dan Barangsiapa Kulah kembalimu, Maka
yang bersyukur (kepada Kuberitakan kepadamu apa
Allah), Maka Sesungguhnya ia yang telah kamu kerjakan.
bersyukur untuk dirinya 16. (Luqman berkata): "Hai
sendiri; dan Barangsiapa yang anakku, Sesungguhnya jika ada
tidak bersyukur, Maka (sesuatu perbuatan) seberat biji
Sesungguhnya Allah Maha sawi, dan berada dalam batu
Kaya lagi Maha Terpuji". atau di langit atau di dalam
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman bumi, niscaya Allah akan
berkata kepada anaknya, di mendatangkannya
waktu ia memberi pelajaran (membalasinya).
kepadanya: "Hai anakku, Sesungguhnya Allah Maha
janganlah kamu mempersekutu- Halus lagi Maha mengetahui.
kan Allah, Sesungguhnya 17. Hai anakku, dirikanlah shalat
mempersekutukan (Allah) dan suruhlah (manusia)
adalah benar-benar kezaliman mengerjakan yang baik dan
yang besar". cegahlah (mereka) dari
14. Dan Kami perintahkan kepada perbuatan yang mungkar dan
manusia (berbuat baik) kepada bersabarlah terhadap apa yang
dua orang ibu- bapanya; menimpa kamu. Sesungguhnya
ibunya telah mengandungnya yang demikian itu Termasuk
dalam Keadaan lemah yang hal-hal yang diwajibkan (oleh
bertambah- tambah, dan Allah).
menyapihnya dalam dua tahun. 18. Dan janganlah kamu
bersyukurlah kepadaku dan memalingkan mukamu dari
kepada dua orang ibu manusia (karena sombong) dan
bapakmu, hanya kepada-Kulah janganlah kamu berjalan di
kembalimu. muka bumi dengan angkuh.

34 Sjech Dullah
Sesungguhnya Allah tidak kemampuan yang dimiliki seseorang
menyukai orang-orang yang seoptimal mungkin melalui sharing
sombong lagi membanggakan of information untuk menjadi yang
diri. bukan saja pintar, tetapi juga kreatif,
19. Dan sederhanalah kamu dalam inovatif, kritis, dan memiliki
berjalan dan lunakkanlah ketahanan mental hidup yang kuat.
suaramu. Sesungguhnya Sedangakan pendidikan agama
seburuk-buruk suara ialah adalah usaha yang berupa bimbingan
suara keledai. dan asuhan terhadap anak didik
supaya kelak dapat memahami dan
Dari penjelasan ayat di atas itu mengamalkan ajaran-ajaran agama
berarti bahwa kegiatan pendidikan Islam serta menjadikannya sebagai
harus mendukung tujuan hidup way of live.
tersebut. Oleh karena itu tujuan Untuk itu bagi guru-guru yang
pendidikan Islam harus betul-betul memiliki rasa
menggunakan Al-Qur‟an sebagai tanggungjawab sekaligus sebagai
sumber utama dalam merumuskan penanggungjawab harus memiliki
berbagai teori tentang pendidikan kebijaksnaan dalam arti tidak hanya
Islam. Dengan kata lain, pendidikan aspek kognitif saja yang dipentingkan
islam harus berlandaskan ayat-ayat pada diri anak di sekolah, dan bukan
al-qur‟an yang penafsirannya dapat hanya aspek psikomotor saja, tetapi
dilakukan berdasarkan ijtihad juga aspek afektif yang sangat
disesuaikan dengan perubahan dan penting dan aspek afektif ini sangat
pembaharuan. sulit. Dan bila aspek afektif ini sudah
Pendidikan merupakan bagian mendarah daging dan membudaya
terpenting dari kehidupan manusia. dalam diri kehidupan anak-anak,
Pendidikan merupakan rangkaian maka dalam penguasaan aspek
kegiatan menuju “pendewasan” guna kognitif dan psikomotor akan
menuju kehidupan yang lebih berarti. diwarnai oleh aspek afektif, yang
Pengembangan SDM atau human setiap saat guru harus
resources development terutama memperingatkannya.
terfokus pada ketrampilan sikap dan Alhadist atau as-sunnah
kemampuan produktif manusia didefinisikan sebagai sesuatu yang
sebagai sumber untuk dimanfaatkan. didapatkan dari Nabi Muhammad
Idealnya pendidikan itu dapat s.a.w. yang terdiri dari ucapan,
mengembangkan dan mewujudkan perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau
manusia (Human Caapati budi, atau biografi, baik pada masa
Development). Artinya tugas sebelum kenabian ataupun
pendidikan adalah untuk membuka sesudahnya.

Sjech Dullah 35
Suatu hal yang sudah kita pendidikan. Oleh karena itu, sunnah
ketahui bersama bahwa Rasulullah merupakan landasan kedua bagi cara
Muhammad s.a.w. diutus ke bumi ini, pembinaan pribadi manusia muslim.
salah satunya adalah untuk Sunnah selalu membuka
memperbaiki moral atau akhlak umat kemungkinan penafsiran
manusia. berkembang. Itulah sebabnya,
Rasulullah Muhammad s.a.w. mengapa ijtihad perlu ditingkatkan
juga seorang pendidik, yang telah dalam memahaminya termasuk
berhasil memebentuk masyarakat sunnah yang berkaitan dengan
rabbaniy, masyarakat yang terdidik pendidikan.
secara Islami. Robert L. Gullick, Jr. Ijtihad adalah istilah para
dalam bukunya Muhammad the fuqawah, yaitu berfikir dengan
educator, sebagaimana dikutip oleh menggunakan seluruh ilmu yang
Jalaluddin Rahmat,33 dimiliki oleh ilmuan syari‟ah Islam
Muhammad betul-betul untuk menetapkan atau menentukan
seorang pendidik yang membimbing sesuatu hukum atau syari‟at Islam
manusia menuju kemerdekaan dan dalam hal-hal yang ternyata belum
kebahagiaan yang lebih besar serta ditegaskan hukumnya oleh Al-qur‟an
melahirkan ketertiban dan kesetabilan dan As-sunnah. Ijtihad dalam hal ini
yang mendorong perkembangan dapat saja meliputi seluruh aspek
budaya Islam, suatu revolusi sejati kehidupan termasuk aspek
yang memiliki tempo tidak pendidikan, tetapi tetap berpedoman
tertandingi, dan gairah yang pada Al-qur‟an dan As-sunnah.
menantang. Hanya konsep Ijtihad harus mengikuti kaidah-
pendidikan yang paling dangkalah kaidah yang diatur oleh para
yang berani menolak keabsahan mujtahid tidak boleh bertentangan
meletakan Muhammad diantara dengan isi Al-qur‟an dan As-sunnah
pendidik-pendidik besar sepanjang tersebut. Karena itu ijtihad dipandang
masa, karena, dari sudut pragmatis, sebagai salah satu sumber hukum
seorang yng mengangkat prilaku Islam yang sangat dibutuhkan
manusia adalah seorang pangeran sepanjang masa setelah Rasul Allah
diantara seorang pendidik. wafat. Sasaran ijtihad adalah segala
Jadi jelas, bahwa perkataan, sesuatu yang diperlukan dalam
perbuatan, ketepatan, dan sifat kehidupan, yang senantiasa
Rasulullah s.a.w. sarat dengan berkembang. Ijtihad bidang
pendidkan sejalan denga
33 perkembangan zaman yang semakin
Rahmad, Jalaluddin dalam buku
Nurcholis Majjid, Nurcholis Madjid (Jejak maju, terasa semakin urgen dan
Pemikiran dari Pembaharu Sampai Guru Bangsa), mendesak, tidak saja dibidang materi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal 97

36 Sjech Dullah
atau isi, melainkan juga dibidang denga lingkungan dan kehidupan
sistem dlam arti yang luas. sosia sekarang? kalau ajaran itu
Ijtihad dalam pendidikan Islam memang prinsip, yang tak boleh
harus tetap bersumber dari Al-qu‟an diubah,maka lingkungan dan
dan As-sunnah yang diolah oleh akal kehidupan sosiallah yang perlu
yang sehat dari para ahli pendidikan diciptakan dan disesuaikan dengan
islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam prinsip itu. Sebaliknya, jika dapat
hal-hal yang berhubungan lansung ditafsir, maka ajaran-ajaran itulah
dengan kebutuhan hidup di suatu yang menjadi lapangan ijtihad.
tempat pada kondisi dan situasi Kita hidup sekarang di zaman
tertentu. Teori-teori pendidikan baru dan dilingkungan yang jauh berbeda
hasil ijtihad harus dikaitkan dengan dengan zaman dan lingkungan ketika
ajaran islam dan kebutuhan hidup. ajaran Islam itu diterapkan untuk
Ijtihad di bidang pendidikan pertama kali. Di samping itu kita
ternyata semakin perlu sebab ajaran yakin pula bahwa ajaran Islam itu
islam yang terdapat dlam Al-qur‟an berlaku di segala zaman dan tempat,
dan sunnah adalah bersifat pokok- disegala situasi dan kondisi
pokok dan prinsinya saja. Bila lingkungan sosial. Kenyataan yang
ternyata ada yang agak terperinci, dialihkan oleh peralihan zaman dan
maka perincian itu adalah sekedar perkembangan ilmu pengetahuan
contoh dalam menerapkan yang yang menyebabkan kebutuhan
prinsip itu. Sejak diturunkan sampai manusia semakin banyak. Kebutuhan
Muhammad SAW wafat, ajaran itu ada yang primer dan ada yang
Islam telah tumbuh dan berkembang skunder. Kebutuhan primer adalah
melalui ijtihad yang dituntut oleh kebutuhan pokok yang mendasar
perubahan situasi dan kondisi sosial yang bila tidak dipenuhi, kehidupan
yang tumbuh dan berkembang pula. akan rusak. Kebutuhan sekunder
Sebaliknya ajaran Islam sendiri telah ialah kebutuhan pelengkap yang
berperan mengubah kehidupan kalau tidak terpenuhi, tidak sampai
manusia menjadi kehidupan muslim. merusak kehidupan secara total.
Pergantian dan perbedaan Bagi makhluk individu
zaman terutama karean kemajuan sekaligus makhluk sosial, manusia
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tentu saja mempunyai kebutuhan
bermuara kepada perubahan individu dan kebutuhan sosial
kehidupan sosial telah menuntu menurut tingkatan-tingkatannya.
ijtihad dalam bentuk penelitian dan Dalam kehidupan bersama, mereka
pengkajian kembali prinsip-prinsip mempunyai kebutuhan bersama
ajaran islam. Apakah ia boleh untuk kelanjutan kelompoknya.
ditafsirkan dengan yang lebih derasi Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi

Sjech Dullah 37
berbagai aspek kehidupan individu untuk mewujudkan kehidupan bangsa
dan sosial, seperti sistem politik, yang baik. Dari falsafah dan
ekonomi, sosial dan pendidikan yang pandangan hidup bangsa inilah
tersebut terakhir adalah kebutuhan berhulu semua idea dan gagasan
yang terpenting karena ia pembangunan bangsa.
menyangkut pembinaan generasi Kegiatan pendidikan dan
mendatang dalam rangka memenuhi pengajaran yang merupakan tugas
kebutuhan-kebutuhan yang tersebut setiap warga negara dan pemerintah,
sebelumnya. harus berlandaskan filsafah dan
Sistem pembinaan disuatu pandangan hidup bangsa ini, dan
pihak dituntut agar senatiasa sesuai harus dapat membina warga negara
denag perkembangan zaman, ilmu yang berfilsafat dan berpandangan
dan teknlogi yang berkembang cepat. hidup yang sama. Oleh karena itu
Di pihak lain dituntu agar tetap landasan pendidikannya harus sesuai
bertahan dalam hal kesesuaiannya dengan filsafah dan pandangan hidup
dengan ajaran Islam. Hal ini itu. Dan sebagai penganut suatu
merupakan masalah yang senantiasa agama yang taat, seluruh aspek
menuntut mujtahid muslim di bidang kehidupannya harus disesuaikan
pendidikan untuk selalu berijtihad denga ajaran agamanya. Maka warga
sehingga teori pendidikan Islam negara yang setia pada bangsa dan
senantiasa relevan dengan tuntutan taat pada agama, harus dapat
zaman, ilmu dan teknologi tersebut. menyesuaikan filsafah dan dan
Sedang di Indonesia ijtihad di bidang pandangan hidup pribadinya dengan
pendidikan itu harus pula dijaga agar ajaran agama serta filsafat dan
sejalan dengan falsafah hidup bangsa. pandangan hidup bangsanya. Bila
Bangsa Indonesia sebagai ternyata ada ketidaksesuaian atau
suatu bangsa yang terdri dari pertentangan maka para mutahid
berbagai suku mempunyai filsafah dibidang pendidikan harus berusaha
dan pandangan hidup yang beragam. mencari jalan keluarnya dengan
Sebagai suatu bangsa mereka harus menggunakan ijtihad yang digariskan
menganut satu falsafah dan oleh agama dengan ketentuan bahwa
pandangan hidup bangsa. Falsafah ajaran agama yang prinsip tidak
dan pandnagan hidup itu, diramu dari boleh dilanggar atau ditinggalkan.
nilai-nilai yang dianut oleh masing- Filsafat dan pandangan hidup
masing suku bangsa yang bergabung bangsa Indonesia adalah Pancasila
menjadi bangsa Indonesia itu. yang digali dan diramu dari berbagai
Falsafah dan pandangan hidup itu, filsafat dan pandangan hidup yang
harus mengandung pikiran-pikiran terdapat dlam kelompok-kelompok
yang terdalam dari gagasan bangsa

38 Sjech Dullah
masyarakat yang bergabung dalam yang menuntut penguasa
masyarakat besar bangsa Indonesia. pengetahuan khusus tentang ajaran
agama yang bersangkutan”.35
2.2 Pendidikan Islam Berlandaskan Pendidikan merupakan bagian
Undangan-Undang penting dari kehidupan yang
Pendidikan Islam Berlandaskan sekaligus membedakan manusia
UUD 1945, Pasal 29 Ayat 1 berbunyi dengan makhluk hidup lainnya.
“Negara berdasaarkan atas Hewan juga “belajar” tetapi lebih
Ketuhanan Yang Maha Esa.” Ayat 2 ditentukan oleh instinknya,
berbunyi “Negara menjaminin sedangkan manusia belajar berarti
kemerdekaan tiap-tiap penduduk merupakan rangkaian kegiatan
untuk memeluk agamanya masing- menuju pendewasaan guna menuju
masing dan beribadaah menurut kehidupan yang lebih berarti. Anak-
agamanya dan kepercayan itu”.34 anak menerima pendidikan dari orang
Pasal 29 UUD 1945 ini diberikan tuanya dan manakala anak-anak ini
jaminan kepada warga Negara sudah dewasa dan berkeluarga
Republik Indonesia untuk memeluk mereka akan mendidik anak-anaknya,
agama dan beribadah sesuai agama begitu juga di sekolah dan perguruan
yang dipeluknya bahkan mengadakan tinggi, para siswa dan mahasiswa
kegiatan yang dapat menjunjung bagi diajar oleh guru dan dosen.
pelaksanaan ibadat. Dengan Pandangan klasik tentang
demikian pendidikan Islam yang pendidikan, pada umumnya
searah dengan bentuk ibadat yang di dikatakan sebagai pranata yang dapat
yakininya diizinkan dan dijamin oleh menjalankan tiga fungi sekaligus.
negara. Pertama, mempersiapkan generasi
Pasal 11 Ayat 1 berbunyi muda untuk untuk memegang
“Jenis pendidikan yang termasuk peranan-peranan tertentu pada masa
jalur pendidikan sekolah terdiri atas mendatang. Kedua, mentransfer
pendidikan umum, pendidikan pengetahuan, sesuai dengan peranan
kejuruan, pendidikan luar biasa, yang diharapkan. Ketiga, mentransfer
pendidikan kedinasan, pendidikan nilai-nilai dalam rangka memelihara
keagaman, pendidikan akademik, dan keutuhan dan kesatuan masyarakat
pendidikan professional”. Pasal 11 sebagai prasyarat bagi kelangsungan
Ayat 6 berbunyi; “Pendidikan hidup masyarakat dan peradaban.
keagamaan merpupakan pendidikan Butir kedua dan ketiga di atas
yang mempersiapkan peserta didik memberikan pengertian bahwa
untuk dapat menjalankan peranan pandidikan bukan hanya transfer of
34 35
Diknas. 2003. Sistem Pendidikan Diknas. 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka. Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Sjech Dullah 39
knowledge tetapi juga transfer of terkandung di dalamnya terdiri dari
value. Dengan demikian pendidikan dua prinsip besar yaitu yang
dapat menjadi helper bagi umat berhubungan dengan masalah
manusia. keimanan yang disebut dengan
Landasan pendidikan akidah dan yang berhubungan dengan
marupakan salah satu kajian yang aktivitas manusia yang disebut
dikembangkan dalam berkaitannya dengan syari‟ah.
dengan dunia pendidikan. Pada Ajaran-ajaran yang berkenaan
makalah ini berusaha memuat dengan iman dalam Al-qur‟an tidak
tentang landasan hukum, landasan sebanyak ajaran yang berkenaan
filsafat, landasan sejarah, landasan dengan amal perbuatan. Hal ini
sosial budaya, landasan psikologi, menunjukkan bahwa amal itulah
dan landasan ekonomi. yang paling banyak dilaksanakan,
Sedangkan landasan sebab semua amal perbuatan manusia
pendidikan Islam menurut dalam hubungannya dengan Allah,
Nurcholish Madjid adalah Al-Qur‟an, dengan sendirinya sendiri, dengan
As-Sunnah, dan ijtihad. Pendapat ini sesamanya (masyarakat), dan dengan
berbeda dengan pandangan alam lingkungannya termasuk dalam
Azyumardi yang selain tiga sumber lingkup aktivitas manusia. Istilah-
tersebut juga memasukkan kata-kata istilah yang sering digunakan dalam
sahabat, kemaslahatan masyarakat membicarakan tentang syari‟ah ini
dan nilai-nilai atau tradisi sosial. adalah ibadah yaitu perbuatan yang
Hampir senada dengan Nurcholish berhubungan langsung dengan Allah.
Madjid bagi Yusuf Amir Feisal dasar Mu‟amalah yaitu perbuatan yang
pendidikan Islam adalah Al-qur‟an, berhubungan dengan selain Allah dan
As-sunnah sebagai hukum tertulis), akhlak yaitu tindakan yang
hukum yang tidak tertulis dan hasil menyangkut etika dan budi pekerti
pemikiran manusia tentang hukum, dalam pergaulan.
misalnya Pancasila, UUD 1945 atau Pendidikan pada dasarnya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun adalah proses atau tindakan untuk
2003 tentang Sistem Pendidikan membentuk kepribadian manusia.
Nasional (Sisdiknas). Dengan pemahaman demikian, maka
Al-qur‟an adalah firman Allah pendidikan menjadi sangat strategis
berupa wahyu yang disampaikan oleh karena ia ikut berperan aktif dalam
Jibril kepada Nabi Muhammad. Di menentukan corak dan bentuk
dalamnya terkandung ajaran pokok aktivitas dan kehidupan manusia
yang dapat dikembangkan untuk secara pribadi maupun sosial. Dalam
keperluan seluruh aspek kehidupan Al-qur‟an terdapat banyak ajaran
melalui ijtihad. Ajaran yang yang berisi prinsip-prinsip tentang

40 Sjech Dullah
pendidikan. Misalnya ayat 13 sampai takut kepada (azab) akhirat dan
ayat 19 surat Luqman. Ayat-ayat mengharapkan rahmat
tersebut menggariskan prinsip-prinsip Tuhannya? Katakanlah
materi pendidikan yang mencakup "Adakah sama orang-orang
masalah keimanan, akhlak, inadah, yang mengetahui dengan
sosial dan ilmu pengetahuan. Dengan orang-orang yang tidak
demikian Al-qur‟an sebagai kitab mengetahui?" Sesungguhnya
suci agama Islam harus dijadikan orang yang berakallah yang
landasan dan sumber utama dapat menerima pelajaran.
pendidikan Islam. Firman Allah; (Az-Zumar :9)

Landasan pendidikan Islam


selanjutnya adalah As-Sunnah. As-
Sunnah merupakan sumber ajaran
Islam yang kedua termasuk
pendidikan. Seperi Al-qur‟an,
“ ...dan (ingatlah) ketika As-sunnah juga berisi akidah dan
Luqman berkata kepada syari‟ah. Sunnah berisi petunjuk dan
anaknya, di waktu ia memberi pedoman demi kemaslahatan hidup
pelajaran kepadanya: "Hai manusia dalam segala aspeknya,
anakku, janganlah kamu untuk membina umat Islam menjadi
mempersekutukan Allah, manusia seutuhnya atau muslim yang
Sesungguhnya mempersekutu- beriman dan bertaqwa.
kan (Allah) adalah benar- Rasulullah sendiri adalah guru
benar kezaliman yang besar ". dan pendidik utama yang menjadi
profil setiap guru muslim. Beliau
mendidik dengan menggunakan
rumah Al-Arqam bin Al-Arqam,
memanfaatkan tawanan perang untuk
ۗ mengajar membaca dan mengirim
ۗ para sahabat ke daerah-daerah yang
baru masuk Islam. Semua itu adalah
pendidikan dalam rangka
pembentukan manusia muslim dan
“...apakah kamu Hai orang masyarakat Islam. Oleh karena itu,
musyrik yang lebih beruntung) as-Sunnah dijadikan sebagai landasan
ataukah orang yang beribadat kedua dalam pendidikan Islam.
di waktu-waktu malam dengan Salah satu hadist Rasulullah
sujud dan berdiri, sedang ia yang dapat dijadikan sebagai

Sjech Dullah 41
landasan sekaligus dorongan urgen dan mendesak baik yang
semangat dalam pendidikan Islam menyangkut masalah isi atau materi,
adalah, seperti yang diriwayatakan sistem dan orientasinya. Ijtihad
dari Abu Hurairah RA. pendidikan harus tetap bersumber
Bahwasanya Rasulullah pada Al-qur‟an dan As-sunnah yang
bersabda, barang Siapa yang berjalan diolah oleh akal sehat dari para ahli
di suatu jalan untuk menuntut ilmu pendidikan Islam. Ijtihad tersebut
pengetahuan maka Allah akan haruslah dalam hal-hal yang
memudahkan baginya jalan menuju berhubungan langsung dengan
surga (HR. Bukhari). kebutuhan hidup di suatu tempat
Sebagai landasan berikutnya pada kondisi dan situasi tertentu.
yang lebih bersifat praktis dan Teori-teori pendidikan baru hasil
aplikatif adalah ijtihad para ulama. ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran
Dalam hal ini adalah hasil ijtihad Islam dan kebutuhan hidup umat
para pakar pendidikan Islam. Ijtihad Islam. Misalnya ijtihad Ali Khalil
itu sendiri dalam pemahaman umum tentang dimensi-dimensi manusia
adalah berpikir dengan menggunakan yang harus dikembangkan dalam
seluruh ilmu dan kemampuan yang pendidikan Islam. Dia mengatakan:
dimiliki oleh ilmuwan tertentu untuk “....Dimensi-dimensi manusia yang
menetapkan atau menentukan sesuatu (harus) diperhatikan pendidikan
atau hukum yang ternyata belum Qur‟ani adalah dimensi jasad,
ditegaskan hukumnya oleh Al-qur‟an dimensi akal, dimensi akidah,
atau As-sunnah. Ijtihad tersebut dapat dimensi akhlak, dimensi kejiwaan,
meliputi berbagai aspek kehidupan dimensi estetika dan dimensi sosial
termasuk pendidikan dengan tetap kemasyarakatan“.
berpedoman kepada Al-qur‟an dan Ijtihad di bidang pendidikan
As-sunnah. Dengan kata lain ternyata semakin penting. Hal ini
pelaksanaan ijtihad harus tetap disebabkan ajaran Islam yang terdapat
mengikuti koridor yang telah diatur dalam Al-qur‟an dan As-sunnah
oleh para mujtahid dengan tidak masih bersifat pokok dan prinsip. Bila
boleh bertentangan dengan ternyata ada yang agak terperinci
kandungan Al-qur‟an dan As-sunnah. maka perincian itu adalah sekedar
Oleh karena itu, ijtihad dipandang contoh dalam menerapkan yang
sebagai salah satu landasan prinsip dan dasar tersebut. Sejak masa
pendidikan Islam. Rasulullah ajaran Islam telah tumbuh
Ijtihad dalam pendidikan Islam dan berkembang melalui Ijtihad yang
sebagai upaya untuk mengikuti dan dituntut oleh perubahan zaman, situasi
mengarahkan perkembangan zaman dan kondisi sosial yang harus tumbuh
yang terus berubah, terasa semakin dan berkembang. Sebaliknya ajaran

42 Sjech Dullah
Islam sendiri telah berperan 3. Kurikulum Pendidikan Islam
mengubah kehidupan manusia Secara etimologis, istilah
menjadi berkepribadian Islam. kurikulum (curriculum) berasal dari
Dengan kata lain dapat bahasa Yunani yaitu curir yang
dikatakan bahwa secara umum tujuan artinya “pelari” dan curene yang
pendidikan Islam adalah berarti “tempat berpacu”. Istilah
membimbing dan membentuk kurikulum berasal dari dunia
manusia menjadi hamba Allah yang olahraga, terutama dalam bidang
saleh, teguh imannya, taat beribadah atletik pada zaman Romawi Kuno di
dan berakhlak terpuji. Dalam Yunani. 36
implementasi kehidupan, keseluruhan Dalam bahasa Prancis, istilah
gerak dan tindakan apapun yang kurikulum berasal dari kata courier
dilakukannya dengan niat mencapai yang berarti berlari (to run).
rida Allah, memenuhi segala Kurikulum berarti suatu jarak yang
perintah-Nya dan menjauhi segala harus ditempuh oleh seorang pelari
larangan-Nya. dari garis start sampai dengan garis
Undang-Undang Nomor 2 finish untuk memperoleh medali atau
Tahun 1989 ini dapat disimpulkan penghargaan. Jarak yang harus di
bahwa pendidikan keagamaan tempuh tersebut kemudian diubah
bermaksud mempersiapkan peserta menjadi program sekolah dan semua
didik untuk dapat menjalankan orang yang terlibat di dalamnya.
perannya sebagai pemeluk agama Program tersebut berisi mata
yang benar-benar memadai. Di antara pelajaran (courses) yang harus
syarat dan prasyarat agar peserta ditempuh oleh peserta didik selama
didik dapat menjalankan peranannya kurun waktu tertentu, seperti SD/MI
dengan baik diperlukan pengetahuan (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun).
ilmu pendidikan Islam. Mengingat SMA/MA (tiga tahun) dan
ilmu ini tidak hanya menekan pada seterusnya.
segi teoritis saja, tetapi juga peraktis, Secara terminologis istilah
Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu kurikulum (dalam pendidikan) adalah
praktis maka peserta didik di sejumlah mata pelajaran yang harus
harapkan dapat menguasai ilmu ditempuh atau diselesaikan peserta
tersebut secara penuh baik teoritis didik di sekolah untuk memperoleh
maupun peraktis, sehingga ia benar- ijazah. Tujuan pendidikan yang ingin
benar mampu memainkan pranannya di capai itulah yang menentukan
dengan tepat dalam hidup dan
kehidupan.
36
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar
Kependidikan., Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sjech Dullah 43
kurikulum dan isi pendidikan yang ilmu pengetahuan, pengertian-
diberikan. pengertian, kecakapan-kecakapan
Selain itu tujuan pendidikan yang manakah pengalaman-
dapat mempengaruhi stategi pengalaman yang baru akan
pemilihan teknik penyajian dibimbing. Kebijakan ini menentukan
pendidikan yang dipergunakan untuk scope dari kurikulum sekolah. 37
memberikan pengalaman belajar pada Kurikulum dalam pendidikan
anak didik dalam mencapai tujuan Islam, dikenal dengan manhaj yang
pendidikan yang sudah dirumuskan. bermakna jalan yang terang, atau
Dengan kurikulum dan isi pendidikan jalan terang yang dilalui oleh
inilah kegiatan pendidikan itu dapat manusia pada berbagai bidang
dilaksanakan secara benar seperti apa kehidupannya. Kurikulum
yang telah dirumuskan. pendidikan Islam dari segi bahasa
J.G Sailor merangkum bermakna jalan yang terang yang
beberapa batasan mengenai dilalui seseorang, baik orang itu guru
pengertian kurikulum berdasarkan atau juru latih, atau ayah atau yang
pengertian beberapa ahli diantaranya: lainnya, meliputi semua unsur-unsur
Menurut Lewis dan Meil, kurikulum proses pendidikan .
adalah seperangkat bahan pelajaran, Semua unsur-unsur rencana
rumusan hasil belajar, penyediaan pendidikan yang diikuti oleh guru,
kesempatan belajar, kewajiaban dan atau pendidik, atau institusi
pengalaman peserta didik. Taba pendidikan dalam mengajar dan
berpendapat bahwa kurikulum tidak mendidik murid-muridnya. meliputi
peduli bagaimana rancangan tujuan-tujuan pendidikan, perkara-
detailnya dan terdiri atas unsur-unsur perkara kajian, kemestian-kemestian
tertentu, ia memberi petunjuk tentang pelajaran dan semua kegiatan dan
beberapa pilihan dan susunan isinya. alat-alat yang menguatkannya.
Akibatnya ia memerlukan Metode-metode yang digunakan
suatu program pengevaluasian hasil- dalam mengajarkan pelajaran dan
hasilnya. Menurut Stratemayer Sc, melatih murid-murid dan
kurikulum dianggap sebagai hal yang membimbingnya, menjaga peraturan
meliputi bahan pelajaran dan di antara mereka dan pada pergaulan
kegiatan kelas yang dilakukan anak mereka pada umumnya.
dan pemuda keseluruhan pengalaman Proses-proses dan alat-alat
di dalam dan di luar sekolah atau penilaian, jika diaplikasikan dalam
kelas yang disponsori oleh sekolah, kurikulum pendidikan Islam, maka
dan seluruh pengalaman hidup murid. kurikulum berfungsi sebagai
Adapun batasan yang diterima
37
pendidikan harus menetapkan ke arah Nuryanti. Filsafat Pendidikan Islam
Tentang Kurikulum, Jakarta : Hunafa, 2008, hal 191

44 Sjech Dullah
pedoman yang digunakan oleh Bagian syariah meliputi segala
pendidik untuk membimbing peserta hal yang berkaitan dengan amal
didiknya ke arah tujuan tertinggi perbuatan manusia dalam kehidupan
dalam pendidikan Islam. Melalui sehari-hari yang berkaitan dengan
akumulasi sejumlah pengetahuan, peraturan hukum Allah dalam
keterampilan dan sikap. Dalam hal mengatur hubungan manusia dengan
ini proses pendidikan Islam bukanlah Allah dan antara sesama manusia.
suatu proses yang dapat dilakukan Aspek pergaulan hidup manusia
secara serampangan, tetapi dengan sesamanya sebagai pokok
hendaknya mengacu kepada ajaran Islam Yang penting
konseptual manusia paripurna (insan ditempatkan pada prioritas kedua
kamil) yang strateginya telah dalam urutan kurikulum ini.
tersusun secara sistematis dalam Bagian akhlak merupakan
kurikulum pendidikan Islam. suatu amalan yang bersifat
Dari beberapa pendapat di atas melengkapkan kedua perkara di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam (keimanan dan keislaman) dan
kurikulum tidak hanya dijabarkan mengajar serta mendidik manusia
sebagai serangkain ilmu pengetahuan mengenai cara pergaulan dalam
yang harus di ajarkan oleh pendidik kehidupan bermasyarakat.
(guru) kepada anak didik dan anak Ketiga ajaran pokok tersebut di
didik mempelajarinya, akan tetapi atas akhirnya dibentuk menjadi
segala kegiatan yang bersifat Rukun Iman, Rukun Islam dan
kependidikan yang dipandang perlu, Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula
karena mempunyai pengaruh lahirlah beberapa hukum agama,
terhadap anak didik, dalam rangka berupa ilmu tauhid, ilmu fiqih dan
mencapai tujuan pendidikan baik ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga
yang bersifat islami maupun bersifat kelompok ilmu agama ini kemudian
umum. dilengkapi dengan pembahasan dasar
Bagian aqidah (keimanan) hukum Islam, yaitu Al-Qur‟an dan
menyentuh hal-hal yang bersifat Al-Hadist serta ditambah lagi dengan
iktikad (kepercayaan). Termasuk sejarah Islam.
mengenai iman setiap manusia Hal yang perlu didahulukan
dengan Allah, Malaikat, Kitab-kitab, dalam kurikulum pendidikan Islam
Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada yang pertama ialah Al-Qur‟an dan
dan Qadar Allah swt. Masalah Al-Hadist. Kedua ialah bidang ilmu
keimanan mendapat prioritas pertama yang meliputi kajian tentang manusia
dalam penyusunan kurikulum karena sebagai individu dan juga sebagai
pokok ajaran inilah yang pertam anggota masyarakat. Menurut istilah
perlu ditanamkan pada anak didik. moden bidang ini dikenali sebagai

Sjech Dullah 45
kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). negara yang demokratis serta
Bidang-bidangnya termasuklah bertanggung jawab. Untuk
psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi mendukung pencapaian tujuan
dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu tersebut pengembangan
mengenai alam atau sains natural (al- kompetensi peserta didik
ulum al-Kauniyyah), yang meliputi disesuaikan dengan potensi,
bidang-bidang seperti astronomi, perkembangan, kebutuhan, dan
biologi dan lain-lain. Sedangkan kepentingan peserta didik serta
mengenai sistem pengajaran dan tuntutan lingkungan.
teknik penyampaian adalah terserah b) Menyeluruh dan ber-
kepada kebijakan guru melalui kesinambungan dimaksud-kan
pengalamannya dengan cara adalah saling berhubunga atau
memperhatikan bahan yang tersedia, jalin menjalin antara berbagai
waktu serta jadual yang sudah tingkat dan jenis program
ditetapkan oleh pihak tertentu pendidikan. Substansi
(sekolah masing-masing). kurikulum mencakup
Dalam perkembangannya keseluruhan dimensi
kurikulum pendidikan Islam juga kompetensi, bidang kajian
harus menyesuakan prinsip-prinsip keilmuan dan mata pelajaran
kurikulum secara umum, sebagai yang direncanakan dan
berikut.38 disajikan secara
a) Berpusat pada potensi, berkesinambungan antar semua
perkembangan, kebutuhan, dan jenjang pendidikan.
kepentingan peserta didik dan c) Tanggap terhadap
lingkungannya. Kurikulum perkembangan ilmu
dikembangkan berdasarkan pengetahuan, teknologi, dan
prinsip bahwa peserta didik seni, artinya kurikulum
memiliki posisi sentral untuk disesuaikan dengan minat dan
mengembangkan bakat anak didik sehingga
kompetensinya agar menjadi terjadi interaktif anatara
manusia yang beriman dan pengajaran denagan daya
bertakwa kepada Tuhan Yang berpikir anak. Kurikulum
Maha Esa, berakhlak mulia, dikembangkan atas dasar
sehat, berilmu, cakap, kreatif, kesadaran bahwa ilmu
mandiri dan menjadi warga pengetahuan, teknologi dan
38
seni berkembang secara
Iman Tholkhah dan Ahmad Barizi, dinamis, dan oleh karena itu
Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai Benang
Tradisi Dan Integrasi Dan Integrasi Keilmuan semangat dan isi kurikulum
Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo mendorong peserta didik untuk
Persada, 2004.

46 Sjech Dullah
mengikuti dan memanfaatkan terpadu, serta disusun dalam
secara tepat perkembangan keterkaitan dan kesinambungan
ilmu pengetahuan, teknologi, yang bermakna dan tepat
dan seni. antarsubstansi.
d) Relevan dengan kebutuhan f) Belajar sepanjang hayat,
kehidupan, artinya prinsip artinya kurikulum diarahkan
relevensi adalah kesesuaian, kepada proses pengembangan,
keserasian pendidikam dengan pembudayaan dan
tuntutan masyarakat. pemberdayaan peserta didik
Pengembangan kurikulum yang berlangsung sepanjang
dilakukan dengan melibatkan hayat. Kurikulum mencerminkan
pemangku kepentingan keterkaitan antara unsur-unsur
(stakeholders) untuk menjamin pendidikan formal, nonformal
implikasi pendidikan dengan dan informal, dengan
kebutuhan kehidupan, memperhatikan kondisi dan
termasuk di dalamnya tuntutan lingkungan yang
kehidupan kemasyarakatan, selalu berkembang serta arah
dunia usaha dan dunia kerja. pengembangan manusia
Oleh karena itu, seutuhnya. Sekolah tidak saja
pengembangan keterampilan memberi pengetahuan dan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan yang diperlukan
keterampilan sosial, pada saat peserta didik tamat
keterampilan akademik, dan dari sekolah namun juga
keterampilan vokasional memberikan bekal kemampuan
merupakan keniscayaan. untuk dapat menumbuh
e) Beragam dan terpadu kembangkan dirinya di luar
maksudnya kurikulum sekolah dan berjalan terus
dikembangkan dengan menerus sepanjang hayat.
memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, Kurikulum dikembangkan
kondisi daerah, dan jenjang dengan memperhatikan kepentingan
serta jenis pendidikan, tanpa nasional dan kepentingan daerah
membedakan suku, budaya dan untuk membangun kehidupan
adat istiadat, serta status sosial bermasyarakat, berbangsa dan
ekonomi dan gender. bernegara. Kepentingan nasional dan
Kurikulum meliputi substansi kepentingan daerah harus saling
komponen muatan wajib mengisi dan memberdayakan sejalan
kurikulum, muatan lokal, dan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
pengembangan diri secara dalam kerangka Negara Kesatuan

Sjech Dullah 47
Republik Indonesia. Kurikulum maupun sebagai khalifah Allah di
Pendidikan Islam bertujuan bumi dengan baik.
menanamkan kepercayaan dalam Perkembangan jiwa anak didik
pemikiran dan hati genarasi muda, menjadi tolak ukur bagi materi
pemulihan akhlak dan pelajaran yang diberikan.
membangunkan jiwa rohani. Ia juga Penyesuaian metode, materi dan
bertujuan untuk memperoleh sarana pendidikan dengan
pengetahuan secara berterusan, perkembangan jiwa merupakan suatu
gabungan pengetahuan dan kerja, hal yang sangat penting dalam proses
kepercayaan dan akhlak dan belajar mengajar. Penekanan pada
penerapan amalan teori dalam hidup. perhatian terhadap perkembangan
Sedangkan kurikulum jiwa merupakan salah satu indikasi
pendidikan Islam, menurut bahwa corak pemikiran pendidikan
Nurcholish Madjid harus mencakup Nurcholish Madjid (Cak Nur)
tujuh dimensi. Tujuh dimensi cenderug bercorak psikologis.
manusia tersebut di atas masing- Nurcholish Madjid (Cak Nur)
masing perlu diperhatikan dengan berpendapat bahwa pada dasarnya
sungguh-sungguh. Pengembangan tujuan pendidikan Islam adalah
yang dilakukan harus seimbang, membentuk manusia muslim yang
selaras dan serasi. Dengan demikian, sehat mentalnya. Sedangkan
kurikulum yang dikembangkan kesehatan mental merupakan salah
dalam pendidikan Islam adalah satu sub ilmu jiwa (psikologi).
kurikulum yang memiliki cakupan Bila dilihat dari riwayat
cukup luas dengan porsi yang pendidikan Nurcholish Madjid (Cak
seimbang. Nur) juga mendukung asumsi di atas.
Dengan demikian dapat Sebagaimana diketahui bahwa
dikatakan bahwa kurikulum perjalanan pendidikannya, khususnya
pendidikan Islam bagi Nurcholish di Kairo, Nurcholish Madjid (Cak
Madjid harus mencakup seluruh Nur) mendalami disiplin ilmu jiwa.
dimensi manusia. Hal ini mencakup Oleh karena itu, dengan melihat teks
seluruh ilmu agama, ilmu tertulis dan teks biografi
pengetahuan modern dan teknologi intelektualnya serta praktik
yang paling canggih. Sedangkan konsultasi psikoterapi, tidak terlalu
prinsipnya adalah seluruh kandungan berlebihan bila dikatakan bahwa
tersebut diberikan secara seimbang, pemikiran pendidikan Nurcholish
selaras dan serasi. Kurikulum yang Madjid cenderung bercorak
demikian ini, diharapkan umat Islam psikologis. Berbeda dengan al-
mampu menjalankan fungsinya di Ghazali yang cenderung sufistik,
dunia ini baik sebagai hamba Allah Ibnu Khaldun yang cenderung

48 Sjech Dullah
sosiologis dan Ibnu Taimiyah yang bangsa. Karena kenyataannya bahwa
cenderung filosofis. pendidikan pada hakikatnya
merupakan hasil filsafat dan
4. Tujuan Pendidikan Islam kepercayaan suatu bangsa.
Komponen pertama dari Demikian juga menentukan
kurikulum adalah sesuatu yang akan tujuan pendidikan islam tentu sangat
dicapai oleh peserta didik melalui dipengaruhi oleh akidah umat islam
proses pendidikan. Menurut Rahman itu sendiri dan sumber ajarannya
ada dua istilah tujuan pendidikan yakni alquran dan sunnah. Untuk itu
yaitu:39 Tujuan khusus pendidikan setiap usaha menentukan kebijakan
Islam yaitu untuk mengembangkan apapun dalam pendidikan islam harus
manusia sedemikian rupa sehingga selalu berangkat dari sumber
semua pengetahuan yang utamanya.
diperolehnya akan menjadi organ
pada keseluruhan pribadi yang kritis 5. Perangkat Pendidikan Islam
dan kreatif. Tujuan umum pendidikan Materi atau bahan ajar bisa
Islam yaitu memungkinkan manusia berupa kitab kuning (seperti di
memanfaatkan sumber-sumber alam pesantren-pesantren salaf), buku-
untuk kebaikan umat manusia dan buku, jurnal-jurnal, laporan-laporan
untuk menciptakan keadilan, hasil penelitian, dan apa saja yang
kemajuan, dan keraturan dunia. dapat digunakan sebagai konteks
Tujuan pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan
merupakan arah yang selalu yang telah ditentukan. Materi pada
diusahakan oleh pendidik agar masa sekarang diatur dalam bentuk-
tercapai. Tujuan ini sangat penting nama-nama mata pelajaran atau mata
artinya karena pada hakikatnya kuliah sesuai dengan nomenklatur
tujuan itu berfungsi sebagai keilmuannya.
pengakhir dan pengarah usaha, Dari mata pelajaran atau mata
merupakan titik pangkal untuk kuliah tersebut terdapat sekian
mencapai tujuan-tujuan yang lebih banyak literatur yang berfungsi
tinggi dan memmberi nilai pada sebagai bahan atau sumber
usaha-usaha tersebut. Pada pembelajaran. Kemudian pembahasan
prinsipnya tujuan pendidikan suatu kerangka materi seperti tersebut akan
komunitas atau bangsa biasanya digunakan untuk melihat seperti apa
bersumber dari filsafat hidup dan bahan atau sumber pendidikan
kepercayaan yang dianut oleh suatu menurut Rahman. Misalnya, Rahman
dengan mengacu kepada Al-qur‟an
39
Budhy Munawar Rahman. Satu Menit meminta manusia supaya
Pencerahan Nurcholish Madjid, Depok : Imania,
2013, hal 56-57
mempelajari apa yang terdapat pada

Sjech Dullah 49
diri manusia itu sendiri, alam semesta dan diterapkan dalam proses
dan sejarah umat manusia.40 pembelajaran.
Metode dalam pendidikan Metode pendidikan islam yang
diperlukan untuk mengatur proses dikehendaki oleh Umat Islam pada
pembelajaran mulai dari persiapan hakikatnya adalah methode of
sampai dengan melakukan evaluasi. education through the teaching of
John P. Miller, seorang ahli metode islam (metode pendidikan melalui
pembelajaran dari Ontario Institute ajaran Islam) atas semua bidang ilmu
for Studies in Education yang banyak pengetahuan dan keterampilan
.41
melakukan kritik terhadap metode menurut ajaran islam
pembelajaran. Menurut Miller Dalam kaitannya dengan
banyak peserta didik yang tidak metode pendidikan yang digagas oleh
tertarik belajar dikelas, bahkan Nurcholish Madjid, menunjukkan
mereka merasa tersiksa. Oleh karena bahwa jika ditinjau dari sudut
itu, disusunlah model pembelajaran sekularisasi, maka gagasan
yang menarik bagi peserta didik Nurcholish Madjid tidak dapat
dengan diberi nama Humanizing The sepenuhnya diterapkan di kalangan
Classroom: Models of Teaching in perguruan tinggi, apalagi dengan
Affective Education. Melvin L. metode pendidikan umat Islam
Silberman mengemukakan 101 terutama abad pertengahan yang
strategi pembelajaran yang dapat hanya sekedar mengulang-ulang
mengaktifkan peserta didik. pelajaran sampai hafal. Mengingat
Fazlur Rahman banyak masyarakat kampus saat ini sudah
melakukan kritik terhadap metode menganut paham tekstualis literalis
pendidikan umat Islam terutama abad pada sumber ajaran Islam. Sebagai
pertengahan yang hanya sekedar contoh di Program Studi Falsafah dan
mengulang-ulang pelajaran sampai Agama Universitas Paramadina
hafal. Metode semacam ini disebut masih menerapkan kajian tekstualis
metode mekanis. Sebaliknya, literalis pada sumber ajaran Islam.
Rahman menyarankan kepada umat Jika ditinjau dari sudut
Islam agar menuntut dan universalisme, maka konsep
mengembangkan ilmu pengetahuan Nurcholish Madjid sudah diterapkan
dengan melakukan observasi, dalam konsep pendidikan saat ini. Di
analisis, dan eksperimen. Disamping Universitas Paramadina mulai
itu, Rahman juga mengemukakan menerima hadirnya pemikiran-
metode gerakan ganda. Metode ini pemikiran lain tentang pendidikan
dapat dipahami, dirumuskan kembali Islam.
40 41
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kemdikbud. 2012. Dokumen Kurikulum
Kependidika., Jakarta: PT Rineka Cipta 2013. Jakarta: PN Balai Pustaka

50 Sjech Dullah
Evaluasi digunakan untuk Kemampuan memanfaatkan sumber-
mengetahui seberapa jauh tujuan sumber alam untuk kebaikan manusia
pendidikan telah dicapai peserta dari segi keberhasilannya
didik. Evaluasi hasil belajar yang menciptakan keadilan, kemajuan,
baik adalah evaluasi yang dapat serta keteraturan dunia.
mengevaluasi semua proses
pendidikan mulai dari awal sampai 6. Ruang Lingkup Pendidikan
akhir, yang dapat mengevaluasi baik Islam
aspek kognitif, afektif maupun Merujuk pada hakekat
psikomotor. William E. Blank pendidikan Islam yang tidak lain
mengemukakan suatu jenis evaluasi adalah realisasi fungsi rububiyah
yang disebut dengan evaluasi Allah terhadap manusia dalam rangka
performansi. menyiapkan dan membimbing serta
Menurut Blank hanya dengan mengarahkanya. Agar nantinya
evaluasi performansi seorang mampu melaksanakan tugas
pendidik dapat mengetahui bahwa kekhalifahan sekaligus abad dimuka
peserta didiknya telah mencapai bumi dengan sebaik-baiknya, maka
tujuan pendidikan yang telah sudah menjadi tugas dan tanggung
ditentukan. Evaluasi jenis ini akan jawab manusia (orang tua dan
digunakan untuk melihat pemikiran generasi tua pada umumnya) untuk
pendidikan neomodernisme Rahman. melaksanakan tugas tersebut yang
Misalnya, sebagaimana telah meliputi empat cakupan yang
dikemukakan di atas bahwa tujuan menjadi ruang lingkup pendidikan
pendidikan menurut Rahman adalah Islam. 42
untuk mengembangkan manusia Ruang Lingkup “Takhliq”
sedemikian rupa sehingga semua adalah tahap konsepsi, yaitu tahap
pengetahuan yang diperolehnya akan atau proses terbentuknya struktur dan
menjadi pribadi yang kritis dan kerangka serta kelengkapan-
kreatif. kelengkapan dasar ciptaan maupun
Memungkinnya memanfaatkan potensi-potensi pembawaan manusia
sumber-sumber alam untuk kebaikan (anak), atau potensi fitrah. Tahap ini
umat manusia dan untuk menciptakan dapat dikatakan sebagai tahap
keadilan, kemajuan dan keteraturan pembentukan potensi fitrah. Pada
dunia. Untuk mengetahui seberapa tahap ini, fungsi pendidikan Islam
jauh tujuan pendidikan ini telah ialah mempersiapkan segala sesuatu
dicapai oleh peserta didik, maka yang memungkinkan dan diperlukan
perlu dilakukan evaluasi terhadap
performansi peserta didik terutama 42
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model
dari sifat kritis dan kreatif. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Sjech Dullah 51
untuk terbentuknya anak/generasi itu fungsi kependidikan pada tahap ini
baru yang sehat dan memiliki potensi meliputi tugas.
fitrah yang murni dan kuat. Pemberian dan pemenuhan
Tugas kependidikan adalah segala kebutuhan hidup anak, baik
menjaga dan mengarahkan agar fisik (makan, gerak, istirahat, dan
proses penciptaan generasi baru sebagainya) maupun psikhis (rasa
tersebut secara alami (menurut aman, kasih saying, dan sebagainya).
sunnatullah) dan tidak melanggar Pemberian kesempatan dan fasilitas
batas-batas dan ketentuan yang Allah yang seluas-luasnya kepada anak
tetapkan. Dalam hal ini ada dua untuk secara intensif mengenal,
ketentuan hukum yang harus berkomunikasi, baik fisik, psikhis,
diperhatikan, yaitu: (1) hukum yang social dan budayanya, agar semua
berhubungan dengan makanan , aspek (qalbiyah, aqliyah dan
sebagai pembentuk sel tubuh, dan (2) jismiyah) dapat tumbuh kembang.
hukum yang berhubungan dengan Ruang lingkup pendidikan Islam
pernikahan yang melegalisasi proses pada tahap ini adalah pendidikan
pemebentukan janin. Ruang lingkup keimanan( tarbiyah imaniyah),
pendidikan Islam pada tahap ini pendidikan al-quran.
adalah: pendidikan seksual (gizi dan Pendidikan ibadah, pendidikan
reproduksi) atau tarbiyah moral (tarbiyah kkhuluqiyah),
syahwaniyah, pendidikan kesehatan pendidikan jasmani (tarbiyah
dan jasmani atau tarbiyah jismiyah, jismiyah), pendidikan rasio (tarbiyah
pendidikan fiqh (munakahat). aqliyah), pendidikan kejiwaan
Ruang Lingkup “Taswiyah” (tarbiyah nafsiyah), Pendidikan sosial
tahap penyempurnaan, yaitu proses kemasyarakatan (tarbiyah ijtimaiyah).
tumbuh kembangnya potensi fitrah Ruang Lingkup “Taqdir”
anak secara bertahap dan berangsur- adalah tahap penentuan, yaitu tahap
angsur sampai sempurna. Dalam tahap proses tumbuh kembang potensi
ini, secara umum fungsi kependidikan individual yang akan menentukan
Islam adalah mempersiapkan kondisi kapasitas dan kapabilitas dan
dan situasi serta memberikan kualitas masing-masing. Sekaligus
perlakuan dan tindakan yang menunjukkan dan menentukan
diperlukan agar seluruh potensi fitrah pembagian bidang tugas,
anak dapat tumbuh kembang dan kewenangan dan tanggung jawab
aktual secara fungsional, sehingga masing-masing dalam kehidupan
anak mampu hidup dalam dan masyarakat.
meneyesuaikan diri dengan kehidupan Pada tahap ini fungsi
masyarakat dan lingkungannya. Untuk pendidikan Islam adalah
mempersiapkan segala kondisi dan

52 Sjech Dullah
situasi serta mmemberikan perlakuan cetak. Pengertian globalisasi menurut
dan tindakan yang diperlukan agar bahasa yaitu suatu proses yang
semua potensi, bakat, dan minat mendunia. Globalisasi dapat
individual yang ada pada setiap anak menjadikan suatu negara lebih kecil
bisa tumbuh kembang secara optimal. karena kemudahan komunikasi
Mengarahkannya secara fungsional antarnegara dalam berbagai bidang
pada bidang tugas dan lapangan kerja seperti pertukaran informasi dan
yang sesuai dengan kapasitas, perdagangan.
kapabilitas dan kualitas masing- Berdasarkan batasan kata
masing. globalisasi di atas, maka kata “di Era
Dengan demikian tugas dan Global” dalam disertasi ini diartikan
ruang lingkup kependidikan Islam implikasi konsep pemikiran
pada tahap ini menghendaki pendidikan Nurcholish Madjid (Cak
pendidikan yang bersifat kejuruan, Nur) di era global, yaitu sebagai
keahlian dan profesionalisme dalam dampak atau konsekuensi langsung
semua bidang kehidupan. temuan yang dihasilkan dalam
penelitian atau bisa juga sebagi
kesimpulan temuan dari suatu
C. Konsep Era Global penelitian.
Kata Globalisasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu Globalization
“having the shape of a sphere or ball
a spherical object|nearly orbicular in
shape|little globular houses like mud-
wasp nests”. Globalisasi yaitu
gabungan dari kata global yang
berarti mendunia dan lization yang
berarti proses. Secara Umum kata
Globalisasi dapat diartikan adalah
suatu proses yang menyeluruh atau
mendunia dimana setiap orang tidak
terikat oleh negara atau batas-batas
wilayah.43 Artinya setiap individu
dapat terhubung dan saling bertukar
informasi dimanapun dan kapanpun
melalui media elektronik maupun
43
Asy‟ari, K.H. Hasyim. 2002. Paradigma
Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan
Demokrasi. Jakarta: Kompas.

Sjech Dullah 53
54 Sjech Dullah
BAB III mampu membentuk dan
METODOLOGI PENELITIAN mempengaruhi keyakinan teologis,
keyakinan teologis, teori, maupun
tempat seseorang berpijak untuk
A. Kerangaka Teori melihat realitas.
Penelitian dalam disertasi ini Dalam perjalanannya ,
berfokus pada paradigma penelitian paradigma yang mendapatkan
tokoh yang telah menginspirasi dukungan dari pengikutnya dapat
“Ghazw Al-Fikri” dan menjadi salah menjadi dominan atau paradigm lain.
satu alternatif paradigma penelitian. Namun dominasi suatu paradigma
Dalam penelitian ini kajian terhadap atas paradigma lainnya sebenarnya
pemikiran pendidikan Nurcholish bukanlah masalah besar atau
Madjid (Cak Nur) menggunakan salahnya suatu paradigma atas yang
kerangka teori Shiftrong of lainnya,45 tetapi lebih disebabkan
Paradigma Thomas Kuhn, yakni karena pendudkung paradigma
perubahan paradigma terjadi apabila dominan itu lebih memiliki kekuatan
suatu masyarakat (keilmuan) atau power dari pendudkung
merasakan bahwa paradigma lama paradigma lainnya.
sudah tidak mampu lagi menjelaskan Terjadinya peralihan
realita sehingga mengalami krisis paradigma dari normal sain
atau anomali. (paradigma lama) menuju paradigma
Pada saat semacam itulah baru didahului dengan adanya
orang berpikir terhadap pandangan anomali (kelainan) yang dirasakan
alternatif (Shifftrong of oleh seseorang bahwa paradigma
44
Paradigma). Amin Abdullah lama (normal sain) yang dianutnya
membuktikan bahwa paradigma ini tidak dapat memberikan jawaban
tidak hanya terjadi dalam wacana yang memuaskan. Hal ini berakibat
sain dan ilmu-ilmu kemanusiaan juga terjadinya krisis berpikir yang
ada wacana keagamaan. berujung pada revolusi sain yang
Paradigma adalah suatu mengakibatkan suatu alternatif yang
keyakinan dasar atau pandangan dapat memberikan jawaban yang
dunia yang membicarakan seseorang memuaskan. Ketika didapat
dalam memilih metode atau cara-cara paradigma alternatif (paradigma
yang secara ontology dan baru) maka, Shiftrong of Paradigma
epistimologis fondamentalis. Ia tak terhindarkan.

42 45,
Kuhn, Peran Paradigma dalam Rev Guba and Lineola, Compettif Paradigma
inQualittaive Research, dalam Denstu in Leniola,
44
Thomas olusi Sain. Bandung: Remaja Handbook of Qualitative Research (California:
Karya,1987, hal 106-107 Sage, hal 105

Sjech Dullah 55
Proses inilah yang terjadi pada 1. Pemikiran Nurcholis Madjid
diri seorang Nurcholish Madjid (Cak dalam Pendidikan Islam
Nur), sehingga ia memiliki
paradigma tersendiri dalam Pemikran Nurcholis Madjid
pandangan pendidikan Islam di berdasarkan dari rasionalisasi ini,
Indonesia yang destruktif. mengenai pentingnya ketiga konsep
tersebut dalam perspektif pendidikan
Islam, maka penulis mencoba
B. Beberapa Kajian Terdahulu menyajikannya dalam makalah yang
yang Relevan berjudul ”Filsafat Pendidikan Islam:
Ada beberapa kajian yang Kajian Tokoh Islam Indonesia II
hampir sama dengan kajian disertasi (Nurcholis Madjid)” disajikan Sabtu,
yang berjudul “Implikasi Konsep 28 Desember 2013, oleh Nurkholish
Pemikiran Pendidikan Islam Castello. 46
Nurcholish Madjid (Cak Nur)” Dilihat dari biografi dan
terutama membahas tentang pendidikannya dari kecil sampai
“Pemikiran Pendidikan Islam”. dewasa dan latar belakang
Ketiga kajian pemikiran pendidikan lingkungan keluarganya, membuat
Islam yang dimakssud adalah diri Nurcholis Madjid merasa
makalah yang berjudul ”Filsafat terpanggil untuk memberikan
Pendidikan Islam: Kajian Tokoh sumbangsih dalam mengembangkan
Islam Indonesia II (Nurcholis pemikirannya tentang keilmuan
Madjid)” oleh Nurkholish Castello. terhadap pembaruan di dunia
Pendidikan Islam di Era Global keislaman dan pendidikan, serta
“Revitalisasi Pendidikan Islam di keadaan masyarakat Islam di zaman
Era Global” oleh Moch. Marjuki, Modern. Pemikirannya tentang
dan Pandangan Nurholish Madjid sekularisasi, Nurcholis Madjid secara
tentang Islam Modern di Indonesia: serta merta memiliki tujuan untuk
Makalah Modernitas oleh Jainudin. memperbaiki keadaan masyarakat
Ketiga kajian ini terbatas Islam kearah yang modern tetapi
hanya membahas modenisasi tidak menghilangkan nilai Islami.
pendidikan Islam, sedangkan Karena, melihat pada masyarakat
disertasi ini mengkaji implikasi tradisional yang masih cenderung
konsep pemikiran pendidikan Islam fanatik dan tidak menerima keadaan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) dalam yang kontemporer atau kekinian dan
konteks pembaruan pendidikan Islam juga apabila menerima pun mereka
Indonesia masa kini khususnya di menjadi tidak terarah atau justru
Universitas Paramadina. 46
http://gfvghfhy.blogspot.com/. 14 Mei
2017 14:07:01 GMT.

56 Sjech Dullah
terhegemoni oleh moderenisasi kaum 2. Pendidikan Islam di Era Global
barat yang mengarah kepada liberal. “Revitalisasi Pendidikan
Perubahan pemikiran Islam di Era Global ” oleh
Nurcholis yang modern, berawal dari Moch. Marjuki
pendidikannya di Amerika. Makalah Disampaikan dalam
Diintegrasikan dengan pola fikir Seminar Nasional; Peningkatan Mutu
Islami yang berakhir pada Pendidikan Madrasah dan Pendidikan
implementasi nilai-nilai Barat. Agama Islam di Sekolah Umum.
Sementara asal usul gagasan Bertempat di hotel Patra Graha
sekularisasi dikerenakan evolusi Pertamina Cilacap. Penyaji adalah
agama Kristen yang bertransisi Dosen di beberapa PT Swasta di
menuju rasionalisasi agama karena Semarang, baca: Tilaar, H.A.R.,
konflik tentang konsep Tuhan dan Beberapa Agenda Reformasi
hidup mereka yang tidak jelas. Pendidikan Nasional; Dalam
Akhirnya nilai-nilai Islam Perspektif Abad ke- 21, (Magelang:
dikesampingkan dalam kehidupan Tera Indonesia, 1999).47
sosial melahirkan sekularisasi, Dari uraian makalah ini, ada
inklusifisme dan pluralisme dalam beberapa hal yang dapat dismpulkan,
Islam yang modern. yakni dalam menghadapi globalisai,
Semua pemikiran tokoh dibutuhkan SDM yang berkualitas
pembaruan Islam dan khususnya tinggi. Proses pendidikan merupakan
dalam makalah ini adalah pemikiran cara yang strategis untuk
Nurcholis Madjid menunjukkan agar menciptakan Sumber Daya Manusia
umat Islam bisa lebih maju dan bisa yang berkualitas, dalam arti SDM
menerima hal yang rasional untuk yang menguasai IPTEK dan IMTAQ
menghadapi perkembangan manusia yang dibutuhkan di era globalisasi
dan zaman pada saat ini, dan yang dan liberalisasi.
perlu digaris bawahi adalah Hal ini akan terwujud salah
gagasan/pemikiran yang telah mereka satunya dengan melakukan revitalisasi
buat harus bisa kita filter dan kritisi pendidikan Islam. Pendidikan Islam
dengan mengambil hal yang baik, harus mempunyai orientasi ke depan
(secara rasionalis dan agamis), sehingga dapat mengikuti irama
ataupun sesuai dengan nilai-nilai perubahan. Pendidikan Islam
ajaran Islam, tidak serta merta dianggap tepat untuk mewujudkan
menerima begitu saja. SDM yang handal.

47
Tilaar, H.A.R., Beberapa Agenda
Reformasi Pendidikan Nasional; Dalam Perspektif
Abad 21, (Magelang: Tera Indonesia, 1999), hlm. 52.

Sjech Dullah 57
3. Pandangan Nurholish Madjid sekularisme. Cak Nur menjelaskan
tentang Islam Modern di mengapa menolak sekularisme karena
Indonesia: Makalah Modernitas kaitanya dengan ateisme dan ateisme
oleh Jainudin. adalah puncak sekularisme. Tujuan
Islam modern adalah sebuah dari penelitian skripsi ini adalah,
pemikiran keagamaan yang hakekat Islam modern, munculnya
menafsirkan Islamsecara rasional Islam modern di Indonesia serta
untuk menyesuaikan diri dengan bagaimana pandangan Nurholish
keadaan jaman. Sedangkan modern Madjid tentang Islam modern di
diartikan era atau kondisi yang Indonesia. Dalam penelitian ini
bersifat kema juan secara tekhnis dan menggunakan metode peneltian
paradigmatis yang terjadi pada kualitatif dengan metode deskriptif
masyarakat yang dapat kemudian analisis yaitu menelaah dari
mempengaruhi cara pandang sumber data serta menguraikan dan
terhadap realitas kehidupan. Di jaman menjelaskan apa yang terjadi pada
modern seorang muslim bukan saja masa lalu dan di masa yang akan
dituntut untuk mengenal paham Islam datang berdasarkan sumber dari
tradisionalis akan tetapi juga pengump ulan data yang ada. Metode
memahami aspek ilmu pengetahuan yang diambil dari penelitian ini
modern. Maka modernitas bertujuan bercorak pada kepustakaan (library
bukan untuk menggantikan paham research). Kemudian sumber data
Islam modern dengan westernisasi yang dipakai dalam penelitian ini
melainkan untuk memperbaharui adalah diambil dari data primer dan
paradigma Islam sehingga menjadi sekunder. Hasil kontribusi penelitian
bangsa Indonesia yang maju. skripsi ini meliputi, Islam modern
Nurholish Madjid merupakan merupakan ajaran Islam yang
cendekiawan muslim modernis yang menghargai akan pluralisme. Hal ini
menghendaki seorang muslim merupakan salah satu ajaran pokok
senantiasa modern. Menurut Cak Nur umat Islam yang sangat relevan
modernisasi adalah rasionalisasi yang dengan jaman modern. 48
ditopang oleh dimensi dimensi moral, Berdasarkan data primer
dengan berpijak pada prinsip iman ditemukan dalam tulisan ini, perlunya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. sebuah perubahan dikalangan kaum
Selanjutnya Cak Nur menolak muslimin di Indonesia. Islam modern
sepenuhnya pengertian modernisasi merupakan tema baru dalam konteks
adalah westernisasi sebab Cak Nur 48
Susanto, Edi. 2011. Ringkasan Disertasi
tidak menghendaki westernisasi Tidak Diterbitkan “Pemikiran Nurcholish Madjid
(kebudayaan modern milik Barat) Tentang Pendidikan Agama Islam Multikultural
Pluralistik”. Program Pascasarjana Institut Agama
yang dimaksudkan adalah factor Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. hal 5.

58 Sjech Dullah
perubahan perubahan keagamaan, global yang membahas tentang
sosial, dan politik di Indonesia. Umat fenomena multikultural pluralistik
Islam Indonesia harus menanggapi dan artikel-artikel lain yang ada
dan mengambil sikap gagasan kaitannya dengan permasalahan
modernisasi untuk dipelajari. Kedua penelitian. Data sekundernya adalah
mereka muslim modern perlu karya tulis baik berupa buku maupun
mengambil sikap dan ikut serta artikel yang membahas tentang
dalam proses pembangunan yang konsep pemikiran pendidikan Islam
modern demi kemajuan bangsa dan Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era
negara. global terutama yang berkaitan
langsung dengan pemikiran
pendidikan Islam yang bersifat
C. Metode Penelitian umum, baik karya pemikiran
Penelitian ini menggunakan pendidikan Islam luar maupun
tiga metode penelitian, yakni metode penulis pemikiran pendidikan Islam
strukturalis, historis, dan analisis Indonesia.
ideologis49 yang digunakan untuk
menganalisis teks-teks implikasi 1. Subjek Penelitian
konsep pemikiran pendidikan Islam Subjek penelitian ditentukan
Nurcholish Madjid (Cak Ndur) di era agar dalam melakukan pencarian
global. Melalui penelitian ini sumber-sumber historis konsep
diharapkan memperoleh pemahaman pemikiran pendidikan Islam
implikasi konsep pemikiran Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era
pendidikan Islam Nurcholish Madjid global dapat terarah dan tepat
(Cak Nur) di era global dan sasaran. Pemilihan subjek penelitian
pengendalian fenomena dalam atas dasar dan pertimbangan seperti
kondisi yang terjadi di masa lampau berikut ini.
seputar pemikiran pendidikan Islam a) Bernilai, artinya konsep
Nurcholish Madjid (Cak Nur). pemikiran pendidikan Islam
Penelitian ini merupakan studi Nurcholish Madjid (Cak
kombinatif antara studi pustaka Nur) bersifat unik, relevan,
(library research) dan penelitian dan aktual.
lapangan. Studi pustaka b) Orisinalitas data, artinya
menggunakan data primer, yaitu konsep pemikiran pendidikan
konsep pemikiran pendidikan Islam Islam Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era (Cak Nur) benar-benar asli
dan bukan rekayasa.
49
Riyanto, Yatim. 1996. Pengantar c) Praktis dan Efesien, artinya
Metodologi Kepustakaan. Bandung: Remadja
Rosda.
pemikiran pendidikan Islam

Sjech Dullah 59
Nurcholish Madjid (Cak Nur) mengungkapkan dalam metode
terjangkau dan mempunyai triangulasi diartikan sebagai metode
hubungan yang erat dengan yang menggabungkan berbagai
konsep pemikiran pendidikan metode untuk mengklarifikasi data
Islam Indonesia lainnya. yang sudah diolah. Triangulasi data
d) Kesatuan, artinya unsur-unsur yaitu mengecek keabsahan data yang
yang dijadikan bahan sudah diolah dengan berbagai teknik
penelitian mempunyai satu pengolahan data dari berbagai
kesatuan ide yang sama dan sumber data.50
jelas. Dalam penelitian ini, teknik
triangulasi data merupakan teknik
2. Interpretasi (Penafsiran) yang peneliti gunakan dengan tujuan
Interpretasi adalah menafsirkan untuk memperkuat data-data yang
fakta, merangkai fakta konsep penelitian dapatkan dengan
pemikiran pendidikan Islam menggunakan teknik penelitian yang
Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era lainnya. Dengan kata lain, teknik
global sampai menjadi satu kesatuan triangulasi data yang digunakan
yang harmonis dan masuk akal. dalam penelitian ini adalah dengan
Dari berbagi fakta yang ada cara menggabungkan teknik
kemudian disusun agar mempunyai observasi, wawancara, dan
bentuk dan struktur. Fakta yang ada dokumentasi yang bertujuan semakin
ditafsirkan sehingga ditemukan memperkuat data-data penelitian
struktur logisnya berdasarkan fakta
yang ada, untuk menghindari suatu 4. Tahapan Penelitian
penafsiran yang menyimpang akibat Proses tahapan dalam
pemikiran yang sempit, sehingga penelitian metode strukturalis,
pada akhirnya akan memunculkan historis, dan analisis ideologis yang
penafsiran yang baru dan relevan digunakan untuk menganalisis
dengan pemikiran pendidikan Islam implikasi konsep pemikiran
Indonesia kekinian. pendidikan Islam Nurcholis Madjid
(Cak Nur) di era global, dapat dilihat
3. Triangulasi Penelitian diagram di bawah ini. 51
Langkah berikutnya adalah
melakukan triangulasi terhadap data
yang sudah dikumpulkan, baik data 50
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif.
yang diperoleh dari hasil wawancara Bandung : Alfabeta, 2009, hal 330
dengan informan maupun data primer 51
Asep Saepul Hamdi, E. Bahruddin,
dan sekunder lainnya. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasinya Dalam
Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2015, hal 201

60 Sjech Dullah
Penelitian Historis
dengan metode
naratif

Sudut Pandang Kerangka Makna


Peneliti Berpikir Umum Historis

1. Primer : Teks Asli, Data Visual, Informan


Sumber Data 2. Sekunder : Review, Catatan, dll Hermeneutik

Spesifik Metode Objek Studi dan


Jenis Data
Metodologi
Asumsi Cliometrics
Berdasarkan
Epistemologi
Memahami
Objek Studi Cara Pandang
Fenomena
Konteks
Histori

Sumber Bahruddin, 2015:201

D. Pendekatan Penelitian Pendekatan studi naskah


Penelitian ini berupaya untuk diharapkan pembahasan tidak ke luar
mengungkap konsep pemikiran dari fokus utama dengan sumber-
Nurcholish Madjid (Cak Nur)di era sumber aslinya, untuk menganalisis
global diambil dari berbagai tentang landasan konsep pemikiran
karyanya. Pendekatan yang pendidikan Islam Nurcholish Madjid
digunakan adalah studi naskah. Studi (Cak Nur) di era global. Kedua teks
naskah ini difokuskan pada ini menjadi sumber sekaligus dasar
pembahasan tentang konstruksi pembentukan kepribadian Nurcholish
implikasi pemikiran pendidikan Madjid (Cak Nur) yang sangat
Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur) mempengaruhi perjalanan hidupnya,
dengan menganalisis secara kritis termasuk pemikiran dan praktik
tulisan-tulisan Nurcholish Madjid pendidikannya.
secara langsung.52 Untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal dalam
52
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian kaitannya dengan konteks sejarah
Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor. hal 57

Sjech Dullah 61
yang menjadi latar belakang sumber-sumber lainnya serta
disusunnya berbagai karya dan membuat inferensi dari dokumen-
praktik Nurcholish Madjid (Cak dokumen tertentu. Dokumen
Nur). Langkah-langkah yang dimaksud adalah dokumen yang
dilakukan dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah yang
adalah mengumpulkan data diteliti seperti (a) surat, pengumuman
penelitian dari berbagai sumber. resmi, (b) brosur dan booklet, (c)
Pengumpulan data penelitian ini dokumen administratif, (d) pedoman
dilakukan dengan cara melalui akademik, artikel, dan media masa.
kajian kepustakaan (library Melalui kajian kepustakaan
research), wawancara, dan (library research) adalah sumber data
observasi. yang dikumpulkan, lalu dikelompok-
kelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu sumber data primer dan sumber
E. Pengumpulan Data Penelitian data sekunder. Sumber data primer
Pengumpulan data merupakan adalah sumber data yang terdiri dari
langkah yang paling strategis dalam karya-karya Nurcholish Madjid (Cak
penelitian. Menurut Sugiyono, Nur) sendiri yang secara langsung
pengumpulan data dapat dilakukan berbicara tentang topik pendidikan
dalam berbagai setting, berbagai yang berasal dari karya-karya yang
sumber, dan berbagai cara. Ditinjau lain yang mendukung data primer.
dari setting-nya, pengumpulan data Data sekunder adalah sumber data
dapat dilakukan melalui studi, pelengkap, baik yang mengarah pada
seminar, perpustakaan, dan dapat sejarah sosial intelektual Nurcholish
juga pada waktu diskusi. Berdasarkan Madjid (Cak Nur), maupun karya-
sumber data, pengumpulan data dapat karya yang mendukung isi atau
menggunakan sumber primer dan materi karya-karya pemikiran
sumber sekunder.53 pendidikan Islam yang berkembang
masa kini. 54
1. Studi Pustaka
2. Wawancara
Studi pustaka untuk
membuktikan dan memperifikasi Langkah kedua adalah
data dan secara spesifik digunakan wawancara, hasil wawancara
sebagai pengumpulan data utama digunakan untuk mencari informasi
penelitian di samping teknik lainnya yang dirasa masih belum lengkap
sebagai pendukung informasi dan dan mencukupi, juga untuk

53
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian 54 Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian
Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor. hal 76 Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor. hal 80

62 Sjech Dullah
.melakukan konfirmasi terhadap dalam bentuk ornamen yang
pemikiran yang telah tertuang merupakan gagasan Nurcholish
dalam karya-karya Nurcholish Madjid (Cak Nur) sendiri. Dengan
Madjid (Cak Nur). Wawancara ini pengamatan ini diharapkan dapat
dilakukan kepada tokoh-tokoh mencatat peristiwa dalam situasi
pelaku pendidikan yang digagas yang berkaitan dengan pengetahuan
Beliau dan dijadikan sebagai proporsional maupun pengetahuan
pembanding terhadap data opini yang langsung diperoleh dari data
yang sudah ada untuk dijadikan dan sebagai recheck data yang ada.
sumber informasi yang belum ada Dalam kegiatan observasi juga
dan belum relevan dengan topik dilakukan diskusi dengan beberapa
penelitian. Pelaku pendidikan yang informan baik yang sejalan dengan
diwawancari adalah tokoh-tokoh konsep pemikiran Nurcholish Madjid
pendidiri yayasan, pendiri (Cak Nur) maupun dengan yang
universitas, dan dosen. tidak. Pertama wawancara dilakukan
kepada Mohammad Abduhzen,
3. Observasi sekretaris Institute for Education
Langkah ketiga adalah Reform (IER) Universitas
observasi, pengamatan langsung Paramadina, selain sekretris IER
dilakukan untuk mengamati beliau adalah dosen filsafat
fenomena yang terjadi di lapangan Universitas Paramadina. Kedua
(yayasan dan universitas) pada saat wawancara kepada seorang Pengurus
proses penelitian sedang berjalan. Yayasan Universitas Paramadina.
Pengamatan dilakukan dengan cara Hasil wawancara diharapkan dapat
mengaitkan dua hal, yaitu informasi memberikan kerangka dasar guna
(apa yang terjadi) dengan konteks menarik inti penting dari suatu
(hal-hal yang berkaitan di sekitarnya) peristiwa, kegiatan, dan perilaku
sebagai proses pencarian makna. pelaku pendidikan universitas dan
Observasi ini menyangkut pula yayasan.
pengamatan aktivitas atau kondisi
perilaku maupun pengamatan non-
perilaku yang ada di lapangan. F. Analisis Data Penelitian
Dalam kegiatan observasi Secara skematis analisis data
dilakukan pengamatan tentang penelitian melalui proses
aktivitas kampus, kegiatan belajar pengumpulan data, reduksi data,
mengajar, mengamati karya-karya sajian data, dan verifikasi data
Nurcholis Madjid (Cak Nur), baik dapat dilihat pada gambaran di
dalam bentuk karya cetak maupun bawah ini.
karya lainnya yang diwujudkan ke

Sjech Dullah 63
PENGUMPULAN
DATA

PENYAJIAN
DATA
REDUKSI DATA

KESIMPULAN /
VERIFIKASI DATA

Gambar 2
Skema Analisis Pengumpulan Data

Reduksi data ditandai dengan Di samping itu, proses analisis


proses editing, yakni menentukan dan menggunakan analisis isi (content
memilih hal-hal pokok yang sesuai analysis). Analisis isi (content
dengan fokus penelitian, analysis) diperlukan untuk
menyempurnakan catatan yang pembahasan mendalam terhadap isi
kosong, memperjelas sandi-sandi dan suatu informasi tertulis atau tercetak
coretan-coretan sehingga dapat dalam media massa tentang konsep-
menghilangkan keraguan, mengubah konsep pemikiran pendidikan Islam
kependekan-kependekan menjadi yang digagas oleh Nurcholish
kalimat penuh dan sempurna, dan Madjid.
mericek konsistensi data. Metode analisis isi merupakan
Display data ditandai dengan suatu teknik untuk mengambil
proses unitizing, organizing, dan kesimpulan dengan mengidentifikasi
categorizing yakni menyajikan data berbagai karakteristik khusus suatu
dalam bentuk kategori, baik dalam pesan secara objektif, sistematis, dan
bentuk matrik, grafik dan sebagainya. generalis. Objektif berarti menurut
Pengambilan kesimpulan yang lebih aturan atau prosedur yang apabila
akurat. Data yang telah dikumpulkan dilaksanakan oleh orang (peneliti)
di lapangan di edit, dikelompokkan lain dapat menghasilkan kesimpulan
berdasarkan kategori jawaban, yang serupa. Sistematis artinya
sehingga diketahui titik masalahnya penetapan isi atau kategori dilakukan
untuk kemudian disimpulkan dan menurut aturan yang diterapkan
digeneralisasikan serta menghasilkan secara konsisten, meliputi
teori. penjaminan seleksi dan

64 Sjech Dullah
pengkodingan data agar tidak bias. BAB II Tujuan penelitian,
Generalis artinya penemuan harus kegunaan penelitian,
memiliki referensi teoritis. Informasi tinjauan pustaka,
yang didapat dari analisis isi dapat kerangka teori,
dihubungkan dengan atribut lain dari metodologi penelitian,
dokumen dan mempunyai relevansi keterbatasan dan batasan
teoritis yang tinggi. studi, dan sistematika
Dengan menggunakan analisis penulisan.
isi dapat digunakan untuk BAB III Kajian pustaka, berisi
menganalisis semua bentuk tentang teori-teori yang
komunikasi, baik surat kabar, digunakan dalam
majalah, buku, berita radio, iklan pembahasan penelitian
televisi maupun semua bahan-bahan ini.
dokumentasi yang lain. BAB IV Metodologi penelitian,
Analisis isi digunakan oleh berisi tentang teknik
peneliti karena data yang tersedia pengumpulan data, teknik
sebagian besar terdiri dari bahan- analisis data, dan
bahan yang terdokumentasi (buku- sistematika penulisan.
buku karya Nurcholish Madjid dan Hasil penelitian dan
buku-buku karya orang lain yang pembahasan, merupakan
berisi tentang pemikiran pendidikan inti dari penulisan
Islam yang digagas oleh Nurcholish laporan penelitian ini
Madjid). yang merupakan
deskripsi dari hasil
penelitian.
G. Sistematika Penulisan BAB V Simpulan dan saran,
Penelitian yang merupakan bagian
Untuk memperoleh suatu akhir dari penulisan
gambaran yang jelas mengenai laporan ini.
penulisan laporan penelitian ini,
maka dijabarkan sedemikian rupa
dalam bentuk sistematika
pembahasan yang dikelompokkan ke
dalam 6 bab, sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, yang terdiri
dari : latar belakang
masalah, rumusan dan
pembatasan masalah,

Sjech Dullah 65
66 Sjech Dullah
BAB IV disertasi tentang filsafat dan khalam
HASIL PENELITIAN Ibnu Taimiya.55
DAN PEMBAHASAN Nurcholish Madjid (Cak Nur)
kecil semula bercita-cita menjadi
masinis kereta api. Namun, setelah
dewasa malah menjadi kandidat
A. Hasil Penelitian masinis dalam bentuk lain, menjadi
1. Sosok Tokoh Pemikiran pengemudi lokomotif yang
Pendidikan Islam Nurcholish membawa gerbong bangsa.
Madjid (Cak Nur) Sebenarnya menjadi masinis
lokomotif politik adalah pilihan yang
Nurcholish Madjid, yang lebih masuk akal. Nurcholish muda
populer dipanggil Cak Nur, itu hidup di tengah keluarga yang lebih
merupakan ikon pembaruan kental membicarakan soal politik
pemikiran dan gerakan Islam di ketimbang mesin uap. Keluarganya
Indonesia. Ia cendekiawan muslim berasal dari lingkungan Nahdlatul
milik bangsa. Gagasan tentang Ulama (NU) dan ayahnya, Kiai Haji
pluralisme telah menempatkannya Abdul Madjid, adalah salah seorang
sebagai intelektual muslim terdepan. pemimpin partai politik Masyumi.
Terlebih di saat Indonesia sedang Saat terjadi “geger” politik NU keluar
terjerumus di dalam berbagai dari Masyumi dan membentuk partai
kemorosotan dan ancaman sendiri, ayahnya tetap bertahan di
disintegrasi bangsa. Masyumi.
Cak Nur lahir dan dibesarkan Pendidikan Nucholish Madjid
di lingkungan keluarga kiyai (Cak Nur) dimulai dari sekolah
terpandang di Mojoanyar, Jombang, rakyat di Mojoanyar pada pagi hari,
Jawa Timur, pada 17 Maret 1939. sedangkan sore hari ia sekolah di
Ayahnya, KH Abdul Madjid, Madrasah Ibtidaiyah di Mojoanyar.
dikenal sebagai pendukung Setelah menamatkan pendidikan
Masyumi. Setelah melewati dasar dan Ibtidaiyah, ia melanjutkan
pendidikan di berbagai pesantren, belajar di pesantren Darul Ulum di
termasuk Gontor, Ponorogo, Rejoso, Jombang. Pada sisi lain
menempuh studi kesarjanaan IAIN secara kultural lingkungan
Jakarta (1961-1968), tokoh HMI ini Nurcholish Madjid (Cak Nur) adalah
menjalani studi doktoralnya di lingkungan Nahdatul Ulamak (NU)
Universitas Chicago, Amerika yang tradisionalis, maka Nurcholish
Serikat (1978-1984), dengan
55
Abudin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja
Grapindo, hal147

Sjech Dullah 67
Madjid (Cak Nur)-pun mendapat Persatuan Mahasiswa Islam Asia
perlakuan dari lingkungannya secara Tenggara (PEMIAT) tahun 1967-
sinis, dikucilkan dan dicemooh. 1969, sebagai Wakil Sekretaris
Pada saat ia belajar di Jendral Internasional Islamic
pesantren Darul Ulum oleh kawan Federation of Student Organization
sebayanya, Nurcholish Madjid (Cak (IIFSO) pada tahun 1969-1971.
Nur) diejek dengan julukan sebagai Nurcholis Madjid (Cak Nur)
anak Masyumi kesasar. Sikap dan bekerja sebagai dosen di
perlakuan temannya ini membuat ia almamaternya, mulai tahun 1972
tidak bertahan lama di pesantren sampai 1976. Setelah berhasil meraih
Darul Ulum, lalu ia memutuskan gelar Doktor pada tahun 1985, ia
untuk pindah pendidikan di ditugaskan memberikan kuliah
Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah tentang filsafat di Fakultas
(KMI) Pesantren Darussalam di Pascasarjana IAIN Syarif
Gontor Ponorogo. 56 Hidayatullah. Beliau juga, sejak
Setelah menyelesaikan tahun 1978 sebagai peneliti di
pendidikan di Gontor ia melanjutkan Lembaga Ilmu Pengetahuan
studi ke Institut Agama Islam (IAIN) Indonesia (LIPI). Selain itu Beliau
Syaraf Hidayatullah Jakarta. Beliau sebagai dosen tamu Universitas
mengambil Fakultas Adab, Jurusan McGill, Montreal, Canada. Pada
Sastra Arab, tamat tahun 1968. tahun 1990 di dampingi oleh istrinya
Selanjutnya Beliau meneruskan yang mengikuti program Eisenhower
pendidikan Doktor di Universitas Fellowship.57
Cicago, Illinois, Amerika Serikat Perkenalan Nurcholish Madjid
dalam bidang Islamic Though (Cak Nur) dengan lingkungan dan
(Pemikiran Islam) selesai pada tahun pemikiran kaum modernis lebih
1984. intens dan intim setelah studi di
Semasa menjadi mahasiswa, Jakarta. Selama di Jakarta ia bertemu
Nurcholis Madjid (Cak Nur) banyak dan berkenalan langsung, baik
melakukan kegiatan di berbagai melalui tulisan maupun bertatap
organisasi. Ketua umum Himpunan muka langsung melalui ceramah
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang dengan tokoh-tokoh Masyumi.
Ciputat disandangnya pada tahun 60- Sebaliknya tokoh dan pendukung
an, tahun 1966-1969 dan 1969-1971 Masyumi-pun mengenal pribadi dan
dipercaya menjabat Ketua Umum pandangan Nurcholish Madjid (Cak
Pengurus Besar HMI. Beliau juga Nur) sehingga Beliau digelari
pernah dipercaya menjadi Presiden dengan “Natsir Muda”. Muhammad
56
NurcholishMadjid, Islam Kerakyatan dan 57 NurcholishMadjid, Islam Kerakyatan
Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 1996 hal 29. dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 1996 hal 29.

68 Sjech Dullah
Natsir selain seorang negarawan yang kepribadian yang kuat, tabah, dan
handal, Beliau juga seorang pemikir rela berkorban untuk
dan arsitek pendidikan Islam yang memperjuangkan kebenaran
serius dikala itu (Zaman Kolonial). walaupun harus dibayar mahal.
Pendidikan adalah media yang Gagasan beliau juga dipengaruhi oleh
strategis untuk memberdayakan perlawanan terhadap penjajahan
bangsa untuk memberdayakan anak Belanda yang telah menyengsarakan
bangsa, khusunya umat Islam, agar ia rakyat, dan juga sikap pasrah umat
mampu menolong dirinya sendiri, Islam terhadap ilmu pengetahuan,
kemajuan bangsa, dan Negara.58 tidak menguasai majemen, dan cita-
Muhammad Natsir adalah cita yang tinggi. Gagasan dan
penggagas dan pembaru pendidikan semangat pembaruan pendidikan
Islam, ia juga praktisi dan pelaku Islam Natsir berpengaruh kuat
pendidikan Islam yang cukup terhadap gagasan dan pembaruan
berhasil. Ia tidak puas dengan pemikiran pendidikan Islam
pendidikan Islam tradisional terutama Nurcholish Madjid (Cak Nur), maka
pesantren dan madrasah yang hanya hal inilah Beliau disebut Natsir
mementingkan ilmu-ilmu agama saja, Muda.
peluang tamatannya tidak dapat Kenyataannya, pemikiran
merebut peluang kerja pada sektor Nurcholish Madjid (Cak Nur) bukan
seperti tamatan pendidikan umum saja dipengaruhi oleh Muhammad
lainnya. Sebagai pemikir dan arsitek Natsir, tetapi juga dipengaruhi oleh
pendidikan, Natsir melihat bahwa pemikiran Mukti Ali, Deliar Noer,
untuk mengatasi masalah pendidikan Harun Nasution, sebagai tokoh
Islam di tanah air yaitu merombak pembaruan pendidikan Islam saat itu,
sistem yang dikotomis kepada sistem dan juga mereka pemimpin
yang berintegrasi anatara ilmu Islam terkemuka Masyumi. Pengaruh awal
dengan ilmu-ilmu umum. Merombak yang paling dominan, yang mewarnai
kurikulum yang dikotomis kepada pemikiran Nurcholish Madjid (Cak
kurikulum yang integrated dan Nur) tidak bisa dilepaskan dari
mempersipkan tenaga guru yang pengaruh pendidikan lingkungan
berkometmen terhadap kemajuan rumah tangga dan keluarga, dan
bangsa dan Negara. pengaruh paling menonjol terletak
Gagasan dan pemikiran pada sosok Abdul Madjid, sang ayah
pebdidikan Islam Natsir dipengaruhi seorang petani dari Jombang.
oleh faktor kecerdasan, karakter, dan Corak Pemikiran Nurcholish
Madjid (Cak Nur) dapat dipetakan
58
Abudin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaruan dalam konstruksi kesatuan gagasan
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja tentang ke-Islaman, ke-Indonesiaan,
Grapindo, hal 17

Sjech Dullah 69
dan kemodernan. Bentuk atau corak Konsep ini tentu akan menjumpai
pemikiran pendidikan Nurcholish hambatan-hambatan karena
Madjid (Cak Nur) adalah dialektika peristilahan pendidikan Islam yang
antara nilai universal dari sebuah masih umum. Adanya tarik menarik
ajaran Islam dengan nilai-nilai asli antara aspek filsafat dan teologi yang
budaya Indonesia dan nilai-nilai sulit dilepaskan dari Pendidikan
kemodernan. Gagasan pemikiran Islam. Dimensi filsafat mungkin
Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang koheren dengan nilai-nilai Islam,
menggambarkan upaya kontekstualisasi sedangkan teologi lebih bersifat
Islam dengan nilai ke-Indonesiaan ekslusif, hanya menjustifikasikan hal-
yang sekaligus mencerminkan teologi hal yang tekstual bersumber dari Al
ke-Indonesiaan. Qur‟an dan Hadits.59
Sebagai seorang cendekiawan Secara umum dasar filsafat
muslim terkemuka di Indonesia, membawa konsekuensi bahwa
Nurcholish Madjid (Cak Nur) banyak rumusan pendidikan Islam harus
memberikan formulasi pemikirannya beranjak dari ontologi, epistemologi,
terhadap dunia Islam yang bersifat dan aksiologi yang digali dari
pembaruan. Dengan berkiblat kepada pemikiran manusia muslim dan
pemikiran Ibnu Taimiyah dan Fazlur sepenuhnya tidak bertentangan
Rahman sebagai tokoh yang dengan nilai-nilai asasi ajaran Islam.
mempengaruhi pola pemikiran Ironisnya, dunia pendidikan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) Indonesia belum mampu dan siap
bahwasannya konsep pembaruan ini mengolah anak didik kearah yang
terdapat tiga hal dasar yang menjadi lebih baik. Pendidikan Indonesia
tolokukur proses pembaruan Islam ke jarang memberikan rangsangan agar
depan. Di antaranya konsep anak didik memiliki keinginan
modernisasi, sekularisasi, dan terhadap sesuatu yang besar serta
inklusivisme. Ketiga hal tersebut memiliki tekad yang bulat dalam
menjadi pola pikir keIslaman yang mewujudkan keinginannya menjadi
membawa pada jalur pembaruan tindakan-tindakan yang nyata.
pendidikan Islam di Indonesia. Dengan demikian, kurikulum
Nurcholis Madjid (Cak Nur) hendaknya menjamin kemungkinan-
adalah sosok pemikir pendidikan kemungkinan, diantaranya terdapat
Islam ada sebuah wacana untuk dua kemungkinan yaitu : profesional
mencari formulasi ideal seiring ilmiah (teoritis) dan profesional
perkembangan IPTEK, metodologi teknologis (praktis).
dan permasalahan sosial-budaya yang
perlu mendapat pencerahan dari 59 Abdurrahman Wahid, dkk. Zaman BaruIslam
dunia pendidikan Islam khususnya. Indonesia, Bandung Zaman Wacana Mulia, 1998, hal 47

70 Sjech Dullah
Berdasarkan uraian di pemikiran adalah ke-Islaman, ke-
atas bahwa Nurcholish Madjid (Cak Indonesiaan, dan kemodernan.
Nur) disebut Natsir Muda karena Setelah Nurcholish Madjid
pemikiran Pendidikan Islam Beliau (Cak Nur) menyelesaikan studinya di
dipengaruhi oleh pemikiran yang Amerika Serikat, pemikirannya
berasal dari kalangan Masyumi semakin menunjukkan
terutama Muhammad Natsir, kematangannya. Ia bersama rekan-
sekalipun Nurcholish muda berasal rekannya mendirikan Yayasan Wakaf
dari keluarga Nahdatul Ulama (NU). Paramadina yang terinspirasi oleh
Nurcholis Madjid (Cak Nur) dapat ayat “Rahmatan Lil Alaamin” dan
dikatakan sebagai ilmuan muslim kata Para dan Madina, kegiatan
yang iseklopedik, karena gagasan utamanya adalah Klub Kajian Agama
pemikiran pendidikan Islamnya (KKA). Hasil pemikiran dan
dengan kajian aspek keyakinannya, gagasanya membuahkan hasil
politik, ekonomi, pendidikan, pemikiran Beliau yaitu berdirinya
lingkungan, dan lainnya. kampus Universitas Paramadina,
Bertolak dari ajaran Al-quran sampai saat ini lembaga formal ini
yang modern dijabarkan dengan As- terus berkembang dan berwawasan
sunnah, maka pemikiran dan gagasan modern.
Nurcholis Madjid (Cak Nur) dapat Pola pikir Nurcholish Madjid
dikategorikan bercorak modern. Al- (Cak Nur) yaitu ingin melepaskan
quran menghargai akal manusia, diri dari nilai-nilai tradisional dan
menuntut manusia berpikir, bekerja mencari nilai-nilai yang berorientasi
keras, melakukan sesuatu yang ke masa depan yang berdasarkan Al-
bermanfaat, produktif, inovatif, quran dan Al-Hadist. Implikasi
terbuka, menghargai waktu, Konsep Pemikiran Pendidikan Islam
berwawasan global, dan di Era Global adalah inti dari yang
berpandangan jauh ke depan. ingin dijawab sebgai temuan
Gagasan dan pemikiran penelitian, sebagai mana rumusan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) dalam masalah dalam pendahuluan disertasi
bidang pendidikan berkaitan dengan ini, yaitu “Bagaimanakah implikasi
kelembagaan pendidikan (pesantren), konsep pemikiran pendidikan Islam
tujuan pendidikan, strategi Nurcholish Madjid di era global?”.
pembelajaran, tanggung jawab orang Kesadaran politik Nurcholish
tua, masyarakat, dan pemerintah muda terpicu oleh kegiatan orang
(sekolah). Nurcholish Madjid (Cak tuanya yang sangat aktif dalam
Nur) seorang modernis, skularis, urusan pemilu. Politik praktis mulai
universalisme, pluralisme, yang dikenalnya saat menjadi mahasiswa.
paling diperjuangkan beliau dalam Ia terpilih sebagai Ketua Himpunan

Sjech Dullah 71
Mahasiswa Islam (HMI) cabang digelari oleh orang-orang Masyumi
Ciputat, tempat Nurcholish menimba sebagai “Natsir muda”.
ilmu di Fakultas Sastra dan Pemikirannya yang paling
Kebudayaan Islam Institut Agama menggegerkan khalayak, terutama
Islam Negeri Syarief Hidayatullah, para aktivis gerakan Islam, adalah
Jakarta. Pengalamannya bertambah saat pemimpin umum majalah
saat menjadi salah satu calon Ketua Mimbar Jakarta ini melontarkan
Umum Pengurus Besar HMI. Kendati pernyataan “Islam Yes, Partai Islam
memimpin organisasi mahasiswa No”. Ia menganggap ketika itu partai-
ekstrakurikuler yang disegani pada partai Islam sudah menjadi “Tuhan”
awal zaman Orde Baru, Nurcholish baru bagi orang-orang Islam. Partai
tidak menonjol di lapangan sebagai atau organisasi Islam dianggap sakral
demonstran. Bahkan namanya juga dan orang Islam yang tak memilih
tidak berkibar di lingkungan politik partai Islam dalam pemilu dituding
sebagai pengurus Komite Aksi melakukan dosa besar.
Mahasiswa Indonesia (KAMI), Bagi kalangan UN sendiri
kumpulan mahasiswa yang dianggap mengharamkan memilih Partai
berperan menumbangkan Presiden Masyumi. Padahal orang Islam
Sukarno dan mendudukkan Mayor tersebar di mana-mana, termasuk di
Jenderal Soeharto sebagai partai milik penguasa Orde Baru,
penggantinya. Prestasi Nurcholish Golkar. Pada waktu itu sedang
Madjid (Cak Nur) lebih terukir di tumbuh obsesi persatuan Islam, kalau
pentas pemikiran. Terutama tidak bersatu, Islam menjadi lemah.
pendapatnya tentang soal demokrasi, ketika Nurcholish Madjid (Cak Nur)
pluralisme, humanisme, dan menawarkan tradisi baru bahwa
keyakinannya untuk memandang dalam semangat demokrasi tidak
modernisasi atau modernisme bukan harus bersatu dalam organisasi
sebagai Barat, modernisme bukan keyakinan, tetapi dalam konteks yang
westernisme. Modernisme dilihat lebih luas, yaitu kebangsaan.
Nurcholish Madjid (Cak Nur) sebagai Nurcholish Madjid (Cak Nur)
gejala global, seperti halnya merupakan icon pembaruan
demokrasi. pemikiran pendidikan dan gerakan
Pemikirannya tersebar melalui Islam di Indonesia. Gagasannya
berbagai tulisan yang dimuat secara tentang pluralisme telah
berkala di tabloid Mimbar menempatkannya sebagai intelektual
Demokrasi, yang diterbitkan HMI. Muslim terdepan, terlebih di saat
Gagasan Presiden Persatuan Indonesia sedang terjerumus di dalam
Mahasiswa Islam Asia Tenggara ini berbagai kemorosotan dan ancaman
memukau banyak orang, hingga ia disintegrasi bangsa.

72 Sjech Dullah
Sebagai tokoh pembaru dan Madjid (Cak Nur) Paramadina telah
cendikiawan Muslim Indonesia, menyimpang dari teks-teks Al-Quran
seperti halnya K.H Abdurrahman dan Al-Sunnah.
Wahid (Gus Dur). Nurholish Madjid Gagasan yang paling
(Cak Nur) sering mengutarakan kontroversial adalah ketika Nurholish
gagasan-gagasan yang dianggap Madjid (Cak Nur) menyatakan "Islam
kontroversial terutama gagasan Yes, Partai No?", sementara dalam
mengenai pembaruan pendidikan waktu yang bersamaan sebagian
Islam di Indonesia. Pemikirannya masyarakat Islam sedang gandrung
dianggap sebagai sumber pluralisme untuk berjuang mendirikan kembali
dan keterbukaan mengenai partai-partai yang berlabelkan Islam.
pendidikan Islam Indonesia, terutama Konsistensi gagasan ini tidak pernah
setelah berkiprah dalam Yayasan dan berubah ketika setelah terjadi
Universitas Paramadina untuk reformasi dan terbukanya kran untuk
mengembangkan visi dan misi membentuk partai yang berlabel
pendidikan Islam yang moderat. agama Islam.
Namun demikian, Nurholish
Madjid (Cak Nur) juga berjasa ketika 2. Konsep Pemikiran Pendidikan
bangsa Indonesia mengalami krisis Islam Nurcholish Madjid (Cak
kepemimpinan pada tahun 1998. Nur)
Ialah yang sering diminta nasihat Nurcholish Madjid (Cak Nur)
oleh Presiden Soeharto terutama adalah salah satu tokoh pembaru
dalam mengatasi gejolak pasca yang banyak mengemukakan gagasan
kerusuhan Mei 1998 di Jakarta pembaruan pendidikan Islam. Beliau
setelah Indonesia dilanda krisis hebat beranggapan perlu adanya
yang merupakan imbas krisis 1997. peningkatan kualitas intelektual
Atas saran beliau, akhirnya Presiden pembaruan pemikiran pendidikan
Soeharto mengundurkan diri dari Islam terutama kalangan remaja,
jabatannya untuk menghindari santri, dan mahasiswa. Tidak hanya
gejolak yang lebih parah. menguasai ilmu pendidikan agama
Ide dan gagasan Nurholish saja, melainkan ikut bersaing dalam
Madjid (Cak Nur) tentang dunia ilmu modern di segala bidang
sekularisasi dan pluralisme tidak sebagaimana yang pernah dicapai
sepenuhnya diterima dengan baik di kaum muslimin abad pertengahan.
kalangan masyarakat Islam Gagasan tentang pembaruan
Indonesia. Masyarakat Islam yang pendidikan Islam pesantren adalah
menganut paham tekstualis literalis bagian dari cita-cita modernisasi
tentang sumber ajaran Islam Nurcholish Madjid. Perspektif
menganggap bahwa paham Nurholish historis menempatkan pesantren pada

Sjech Dullah 73
posisi yang cukup istimewa dalam mempelajarinya harus, yaitu dengan
khazanah perkembangan pendidikan menitikberatkan pemahaman makna
sosial-budaya dan pendidikan agama dan ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam masyarakat Indonesia. Tidak dalamnya. Ini memerlukan
berlebihan apabila pesantren kemampuan pembelajaran yang lebih
diposisikan sebagai salah satu elemen besar, seperti pembelajaran kesatuan
determinan dalam struktur piramida tentang ayat-ayat atau surat-surat
sosial masyarakat Indonesia. Adanya yang dibacanya dengan
posisi penting yang disandang menghubungkan dengan ayat dan
pesantren menuntutnya untuk surat-surat lain. Pembelajaran seperti
memainkan peran penting dalam ini mungkin mirip dengan
setiap proses pembangunan melalui pembelajaran tafsir, tetapi dapat
potensi pendidikan maupun diberikan tanpa sebuah buku atau
pengembangan masyarakat. kitab tafsir melainkan cukup dengan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) Al-Qur‟an secara langsung.
begitu bersemangat mengembangkan Melalui pertolongan sebuah
gagasanya tentang pembaruan bahan bacaan atau buku pegangan.
pendidikan pesantren. Gagasan dan Penggunaan cara ini sangat
pemikiranya tentang pendidikan bergantung pada kemampuan para
pesantren dapat dilihat dari karyanya pengajar dam pembelajar dalam
yang berjudul “ Bilik-Bilik Pesantren mengembangka pembelajaran secara
Sebuah Potret Perjalanan”, dalam lebih luas.
bukunya ini Nurcholish Madjid (Cak Selain itu, baik sekali
Nur) berpendapat bahwa pesanten memanfaatkan mata pembelajaran
berhak lebih baik dan lebih berguna lain untuk disisipi pandangan-
mempertahankan fungsi pokoknya pandangan pendidikan agama lain.
semula, yaitu sebagai tempat Menanamkan kesadaran dan
menyelenggarakan pendidikan Islam. penghargaan yang lebih wajar pada
Hal ini sangat diperlukan suatu hasil-hasil seni budaya Islam atau
tinjauan kembali, sehingga ajaran- untuk menumbuhkan kepekaan
ajaran pendidikan Islam yang rohani, termasuk kepekaan rasa
diberikan kepada setiap pribadi ketuhanan yang menjaadi inti rasa
menjadi jawaban yang komprehensif keagamaan. 60
atas persoalan hidup individu. Selain Selanjutnya Nurcholish Madjid
itu tentu saja harus disertai (Cak Nur) menganjurkan agar
kemampuan ilmu pengetahuan pesantren tanggap akan kebutuhan
pendidikan dam pembelajaran Islam.
Ilmu pendidikan Islam 60
Abuddin Nata. Tokoh-tokoh Pembaruan
bersumber dari Al-Qur‟an, tentunya Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2005, hal 327

74 Sjech Dullah
anak didiknya kelak dengan ”menemukan” kebenaran yang
hubungannya terhadap memang dari semula telah ada dan
perkembangan zaman pendidikan. berfungsi dalam lingkungan di luar
Pesantren dituntut memberikan diri manusia. 61
pembelajaran tidak hanya tentang Maksud Nurcholish Madjid
pendidikan agama saja, tetapi juga (Cak Nur) ini adalah bahwa di
pendidikan umum, tentunya harus sekeliling manusia banyak hal yang
sesuai dengan bakat dan potensi yang bisa dipikirkan di luar pembelajaran
dimiliki anak didik. Menurut agama, jadi munafik kiranya kita
Nurcholish Madjid (Cak Nur) ilmu sebagai manusia jika tidak
pengetahuan (science) adalah mempelajari hal-hal tersebut,
prasyarat untuk mewujudkan salah termasuk juga temuan IPTEK orang
satu yang diciptakan dalam alam ini, Barat atau mungkin non-muslim.
yaitu untuk manfaat manusia. Ilmu Karena yang kita bicarakan bukan
pengetahuan itu diberikan Allah pada koridor pendidikan agama
melalui kegiatan manusia itu sendiri semata, melainkan ilmu pengetahuan.
dalam usaha memahami alam raya Tidaklah salah jika ilmu pengetahuan
ini. Hal ini berbeda dengan wahyu umum atau science masuk dalam
yang diberikan dalam bentuk kurikulum sekolah-sekolah Islam
pembelajaran atau wahyu lewat para atau pesantren.
utusan Allah. Usaha memahami alam Ttidak semua pemikiran
sekitarnya, manusia harus seorang tokoh bisa diterima semua
mengerahkan dan mencurahkan kalangan, begitu juga dengan
akalnya. Maka alam akan menjadi Nurcholish Madjid (Cak Nur).
objek pemahaman sekaligus sumber Pemikiran beliau tentang modernisasi
pembelajaran hanya untuk mereka pendidikan Islam ini dikritisi oleh
yang berfikir saja (Q.S Ali Imron : “fundamentalis” yang kontra
190). terhadap pemikiran Nurcholish
Bentuk kegiatan memahami Madjid (Cak Nur), terutama di
akal itu ialah akal („aql), tidak pesantren mereka beranggapan
sebagai kata benda konkret, bahwa pesantren harus menjadi
melainkan sebagai kata benda abstrak tempat pendidikan yang murni
atau mashdar dari kata kerja „aqala- berdasarkan Al-Qur‟an dan As-
ya‟qilu yang (artinya berfikir), yaitu sunah. Meski ada perbedaan pendapat
kegiatan mempelajari atau antara “fundamentalis”, mereka
memahami. Akal bukanlah alat pada
manusia utuk “menciptakan”
61 Rahman Munawwar, Budhy. Ensiklopedi
kebenaran, melainkan untuk Nurcholish Madjid Pemikiran Islam di Kanvas
“memahami” atau bahkan Peradaban, Jakarta : Yayasan Wakaf Paramadina,
1999, hal 999-1000

Sjech Dullah 75
benar-benar berusaha untuk bahwa kaum muslim Indonesia
menegaskan kembali ajaran sekarang ini telah mengalami
tradisional. Umat Islam yang kejumudan kembali dalam pemikiran
meyakini bahwa study yang hati-hati dan pengembangan ajaran-ajaran
terhadap prinsip-prinsip yang Islam, dan kehilangan kekuatan
diabadikan dalam Al-Qur‟an dan As- secara psikologis perjuangannya. 62
sunah akan menghasilkan ajaran- Nurcholish Madjid (Cak Nur)
ajaran yang relevan dengan adalah pemikir pendidikan Islam
kebutuhan-kebutuhan dunia saat ini. yang mempunyai pengaruh kuat dan
Pendidikan Islam dilihat dari luas dalam sejarah intelektualisme
segi sosial dan pemerintahan tidak Islam Indoneia. Pemikirannya
perlu mengadopsi atau meniru sistem membawa dampak yang amat luas
orang Barat bahkan non-muslim. dalam kehidupan pendidikan Islam
Dengan modernisasi pendidikan di dan lebih dari itu ia bahkan menjadi
sekolah-sekolah Islam atau pesantren rujukan serta kiblat kaum intelektual
yang otomatis dimasuki mata muslim Indonesia. Salah satu bukti
pelajaran yang di adopsi dari dunia betapa kuatnya pengaruh Nurcholish
barat dihawatirkan akan terjadi Madjid (Cak Nur), ia berhasil
lunturnya pemahaman-pemahaman mengembangkan wacana intelektual
anak didik terhadap Al-qur‟an dan dikalangan masyarakat Islam secara
As-sunah. Sangat rawan jika para modern, terbuka, egaliter, dan
siswa dan santri disuguhi ilmu-ilmu demokratis.
umum yang presentasinya cenderung Berbicara tentang peranan
menuju arah keduniawian. Selain pendidikan Nurcholish Madjid (Cak
bisa mencederai keyakinan mereka, Nur), dengan sendirinya tidak akan
juga dihawatirkan dapat merusak bisa mengesampingkan berbagai
citra pesantren sebagai satu-satunya kebijakan pendidikannya semasa
tempat pendidikan Islam. beliau masih hidup. Pada masa beliau
Pandangan Nurcholish Madjid masih hidup paling tidak terdapat
(Cak Nur), pendidikan Islam harus beberapa pemikiran Nurcholis
mengalami pembaruan. Pembaruan Madjid (Cak Nur) yang membawa
harus dimulai dari dua hal yang pengaruh besar pada rekonstruksi
saling erat hubungannya, yaitu pemikiran pendidikan Islam dan
melepaskan diri dari nilai-nilai dinamisasi semangat ke-Islaman di
tradisional, dan mencari nilai-nilai Indonesia.
yang berorientasi ke masa depan.
Dorongan melakukan pembaruan
inilah yang menurut Nurcholish
62
Madjid, mengandung konotasi, Islam, Yogyakarta: Pustaka RM Burrell,
Fundamentalisme Pelajar, 1995, hal 31

76 Sjech Dullah
2.1. Konsep Pendidikan Islam karena banyak persoalan yang
Liberal Nutcholish Madjid sebenarnya tidak bisa diterima oleh
(Cak Nur) akal, akan tetapi harus diyakini
Abad Skolastik banyak kebenaranya. Maka prinsip
menyisakan problem kemanusiaan rasionalisme itu kemudian menjadi
(humanism) yang amat parah. mazhab baru dalam sejarah
Konstruksi pengetahuan manusia pengetahuan Barat dari dogmatism
banyak didominasi oleh pandangan- eksklusif menuju rasionalisme-
pandangan filosofi perenalisme dan empiris (positivistic).
esensialisme. Dan kenyataan itu Terbukanya pintu “pencerahan”
kemudian telah ditumpangi oleh (Aufklarung) di Eropa kemudian
kepentingan sekelompok manusia banyak melahirkan pemikir-pemikir
dalam konteks agama Kristen di kritis-rasional yang berusaha
Eropa, kelompok tersebut adalah para mengembalikan nilai-nilai humanism
pendeta yang konon diyakini untuk kembali diakui oleh publik
membawa misi dari Tuhan untuk dunia. Prinsip-prinsip fundamental
melegalkan sekaligus menyakralkan dalam era modernis meliputi
segala aspek terjang mereka. Nilai- kebebasan individu, rasionalisme,
nilai kemanusiaan paling dan empirisme. Ketiganya kemudian
fundamental berupa kebebasan menjadi ciri khas abad modern
berekspresi, aktualisasi diri dan setelah pencerahan.
potensi serta keinginan untuk Pendidikan di abad modern
menjelajahi segala hal di luar dogma merupakan pengejawantahan dari
agama semakin dikebiri. Prinsip paradigma pendidikan liberal yang
bahwa kebenaran hanya datang dari pada mulanya bermuara pada
Gereja melalui bapk-bapak pendeta rasionalisme dan kebebasan individu,
menjadikan manusia semakin yaitu suatu konstruksi filosofi tentang
terkekang kebebasanya. beragam konsep pendidikan yang
Lahirlah kemudian filosof lebih mengutamakan pada tiga aspek,
Rene Descartes (1596-1650) yang yaitu individualism, rasionalisme
telah membuka pintu gerbang dan empirisme. Dengan tiga aspek
pencerahan (aufklarung) di Eropa. tersebut, secara otomatis seluruh
Dari filosof rasional yang satu ini nilai-nilai humanitas diakui oleh
lahirlah kemudian paradigma baru publik dunia.
dalam merumuskan epistemology Dalam implementasinya,
pengetahuan di Barat yang pendidikan liberal banyak
berdasarkan akal dan realitas empiris. mengakomodir seluruh potensi
Dogma-dogma gereja menjadi bulan- manusia. Nuansa kebebasan menjadi
bulanan bagi filsafat rasionalisme spirit pendidikan liberal. Hakekat

Sjech Dullah 77
manusia dalam perspektif yang satu Menariknya, Dr. Mansour
ini lebih ditempatkan pada posisi Faqih mengkritik ideologi pendidikan
sebagai subyek. Manusia menjadi liberal yang katanya hampir sejalan
pelaku aktif bagi seluruh dengan ideologi konservatif, karena
kehidupanya. Inilah prinsip yang ideologi liberal sepenuhnya
paling fundamental dari ajaran menganggap, bahwa pendidikan itu
humanism. murni sebagai proses aktualisasi diri
Lahirnya ide ideologi dan potensi-potensi kemanusiaan,
pendidikan liberal bermula dari bukan sebagai pergumulan ideologi
filsafat rasionalisme renedescartes, politik tertentu. Sederhananya,
segala hal yang berkenaan dengan pendidikan itu dinilai a-
kehidupan manusia selalu politik. Pandangan seperti itu jelas
dikembalikan pada suatu prinsip senafas dengan tradisionalisme
bahwa manusia adalah makhluk (konservatifisme) pendidikan. Dan
rasional (animal rational). Sepertim persoalan yang paling riskan adalah,
pandangan Plato (427-347 SM) yang pendidikan bisa dijadikan sebagai
mengatakan bahwa manusia adalah “kambing hitam” atau bisa
hewan berakal (animal rational) Ash- diboncengi oleh kepentingan politik
Shadr yang dikutip oleh Ma‟arif. tertentu.64
Prinsip inipun sebenarnya tidak jauh Jika ditarik ke dalam konteks
berbeda dengan khazanah keilmuan aliran filsafat pendidikannya, mazhab
Islam yang lebih memposisikan pendidikan liberal sebenarnya lahir
manusia sebagai hewan yang dari konstruksi filsafat pendidikan
bebicara (al-hayawan al-nathiq).63 progresifisme dan eksistensialisme.
Dengan prinsip kebebasan Karena, berpandangan progresif dan
individu (individualism), pengertian mengindahkan aspek-aspek eksistensial
pendidikan lebih bersifat dinamisme manusia, maka mazhab pendidikan
dengan mengutamakan persaingan inipun kemudian lebih humanis dan
sehat dan rasional. Maka pendidikan maju.
liberal yang modernis itu bisa juga Ideologi pendidikan liberal
disebut pendidikan professional. bermuara pada konsep modernisasi di
Sementara prinsip epistemologinya Barat. Salah satu faktor modernitas
yang sepenuhnya mengutamakan adalah pengakuan sepenuhnya
pada rasionalisme dan empirisme terhadap kebebasan individu. Di
(posivistik). samping kebebasan individu,
modernisasi juga mengedepankan

63
Mu‟arif, 2008. Liberalisasi Pendidikan 64
Mu‟arif, 2008. Liberalisasi Pendidikan
(Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa). (Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa).
Jakarta : Pinus Book Publisher, hal 29 Jakarta : Pinus Book Publisher, 30

78 Sjech Dullah
kebebasan kuasa akal manusia juga mengakui atas hak-hak individu
(rasionalis). Ideologi pendidikan manusia. Maksudnya, setiap manusia
liberal berkiblat pada aliran filsafat memiliki kebebasan memilih dan
eksistensialis dan progresifisme. bertindak sesuai dengan hatinya,
Ideologi liberalisme ini berakar pada orang lain tidak punya hak atas
cita-cita individualisme Barat. tindakan dan pilihannya. Oleh karena
Menurut cita-cita ini gambaran itu ideologi pendidikan liberal
manusia ideal adalah manusia bernuansa kebebasan manusia secara
rasionalis liberal, yakni semua individual.
manusia mempunyai potensi sama Menurut Strate yang dikutip
dalam intelektual, baik tatanan alam Mu‟arif, manusia atau keadaan
ataupun sosial dapat ditangkap oleh kebebasan untuk membentuk dirinya
akal, serta individu-individu di dunia dengan kemamauan dan
atomistis dan atonom. Oleh karena tindakannya. Kehidupan manusia itu
itu, ideologi pendidikan liberal tidak mungkin tidak mengandung arti
bisa lepas dari dasar filosofnya yakni bahkan tidak masuk akal, tetapi
disebut aliran filsafat positivisme manusia dapat hidup seperti ini, maka
yang mana seperti pendewaan manusia dapat menangani
terhadap scientific method serta masalahnya sendiri dan
adanya pemisahan antara fakta mengandalkan pilihan dan tindakan
dengan nilai menuju pemahaman supaya dapat hidup di dunia.
obyektif. 65 Ideologi pendidikan liberal juga
Adapun positivisme itu sendiri mengalami beberapa anomali yang
merupakan paradigma keilmuan yang memerlukan penambahan-
berakar dari filsafat rasionalisme. penambahan. Kebebasan manusia
Dalam konteks potensi, akal menurut paradigma ini bermuara
manusialah yang dipandang paling pada prinsip individualisme sebagai
urgen dalam ideologi pendidikan konsekuensi dari arus modernisasi
liberal. Manusia dipandang sebagai Barat yang cenderung kering dari
binatang yang rasional (animal kehidupan religiusitas.66
rasional) merupakan kelainan Dalam ideologi ini cenderung
tersendiri bagi ragam eksistensi yang terjadi pendikotomian antara
ada. Manusia tidak bisa disamakan pendidikan Islam dan pendidikan
dengan eksistensi lainnya yang tidak umum, dikarenakan Agama tidak
berakal. Di samping pendewaan akal dijadikan suatu bagian dari ilmu
manusia, ideologi pendidikan liberal pengetahuan.

65 66
Arif Rahman, Politik Ideology Mu‟arif, Liberalisasi Pendidikan
Pendidikan. Yogyakarta : Laksbang Mediatama, (Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa).
2008, hal 13 Jakarta : Pinus Book Publisher, 2008, hal 46

Sjech Dullah 79
Pendidikan di abad maupun pendidikan non-formal
modern seperti sekarang ni merupakan seperti berbagai macam pelatihan.
pengejawantahan dari ideologi Kemudian liberlisme juga merupakan
pendidikan liberal yang pada prinsip dasar neokolonialisme yang
mulanya bermuara pada rasionalisme tidak hanya berlaku dalam domain
dan kebebasan individu, yaitu suatu ekonomi, melaikan sudah merambat
konstruksi filosfis tentang beragam ranah pendidikan. Pada mulanya
konsep pendidikan yang lebih liberalisme merupakan dasar
mengutamakan pada tiga aspek ekonomi klasik yang dimotori oleh
individualisme, rasionalisme, dan salah satu tokoh yaitu Adam Smith
empirisme. Dengan tiga aspek lewat karyanya Wealth of Nation.68
tersebut secara otomatis seluruh nilai- Sistem ekonomi klasik tersebut
nilai humanis di akui oleh publik mempunyai kaitannya dengan
dunia.67 "kebebasan (proses) alami" yang
Ideologi liberal tidak jauh dipahami oleh sementara tokoh-tokoh
berbeda dengan konservatif, yaitu ekonomi sebagai ekonomi liberal
sama-sama berpendirian bahwa klasik. Konsep kebijakan dari
pendidikan adalah politik, ekonomi (globalisasi) liberal ialah
dan excellen haruslah merupakan sistem ekonomi bergerak kearah
target utama pendidikan. Kaum menuju pasar bebas dan sistem
liberal beranggapan bahwa masalah ekonomi berpaham perdagangan
masyarakat dan pendidikan adalah bebas dalam era globalisasi yang
dua masalah yang berbeda. Mereka bertujuan menghilangkan kebijakan
tidak melihat kaitan pendidikan ekonomi proteksionisme.
adalah struktur kelas dan dominasi Ideologi liberalisme berpijak
politik dan budaya serta diskriminasi pada tiga keyakinan, yaitu kebebasan
gender di masyarakat luas. individu (personal liberty),
Pendidikan justru dimaksudkan pemilikan pribadi (private property),
sebagai media untuk dan inisiatif individu serta usaha
mensosialisasikan dan mereproduksi swasta (private interprise). Ketiga
nilai-nilai tata susila keyakinan dan inilah yang juga merambah pada
nilai-nilai dasar agar masyarakat luas sektor pendidikan sehingga
berfungsi secara baik. Pendekatan menjadikan pendidikan ditentukan
liberal inilah yang mendominasi oleh pasar. Dalam hal tersebut bisa
segenap pemikiran tentang dilihat dari Peraturan Presiden
pendidikan formal seperti sekolah, Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
2007 tentang Daftar Bidang Usaha
67
Mu‟arif, Liberalisasi Pendidikan
68
(Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa). Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan
Jakarta : Pinus Book Publisher, 2008, hal 71 Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2011, hal 11

80 Sjech Dullah
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang memiliki uang sajalah yang
yang Terbuka dengan Persyaratan di dapat mengakses pendidikan, dan
Bidang Penanaman Modal. Dalam yang tidak memiliki uang maka akan
peraturan tersebut menegaskan tersingkir.
dimulainya pendidikan dasar hingga Di dalam pasal lain yang
perguruan tinggi, dan pendidikan terdapat pada RUU BHP juga
non-formal dapat dimasuki oleh mengindikasikan terjadinya
modal Asing dengan batasan liberalisasi pendidikan, yaitu Pasal 1
kepemilikan maksimal 49 persen. Hal ayat 6–9:70Pendiri adalah Pemerintah,
tersebut sudah sangat jelas pemerintah daerah, atau masyarakat
mengindikasikan terjadinya yang mendirikan badan hukum
komersialisasi pendidikan atau bisa pendidikan. Masyarakat adalah
dikatakan komoditas dagang. kelompok warga negara Indonesia
Liberalisasi pendidikan tidak non-pemerintah yang mempunyai
cukup sampai di situ, karena hal itu perhatian dan peranan dalam bidang
juga dapat dilihat dari RUU BHP pendidikan. Satuan pendidikan
(Badan Hukum Pendidikan) yang adalah kelompok layanan pendidikan
telah disahkan pada 17 Desember yang menyelenggarakan pendidikan
2008. Adapun penegasan dalam BHP formal. Pendidikan formal adalah
dapat diamati pada Pasal 4 ayat 1. 69 jalur pendidikan terstruktur dan
Pengelolaan dana secara mandiri oleh berjenjang yang meliputi pendidikan
badan hukum pendidikan didasarkan dasar, pendidikan menengah, dan
pada prinsip nirlaba. Prinsip kegiatan pendidikan tinggi.
yang tujuan utamanya tidak mencari Dalam pasal ini, dijelaskan
laba, sehingga seluruh sisa hasil bahwa pendiri RUU BHP adalah
usaha dari kegiatan badan hukum pemerintah, baik itu pemerintah
pendidikan, harus ditanamkan daerah maupun masyarakat. Adapun
kembali ke dalam badan hukum kata masyarakat dalam hal ini, sangat
pendidikan untuk meningkatkan membuka peluang bagi investor
kapasitas dan/atau mutu layanan Asing untuk menanamkan modalnya,
pendidikan. walaupun di dalam pasal selanjutnya
Dalam pasal ini, jelas bahwa dijelaskan bahwa masyarakat adalah
institusi pendidikan layaknya akan kelompok warga negara Indonesia
menjadi sebuah perusahaan, non-pemerintah.
walaupun dihiasi dengan prinsip RUU BHP jika diuraikan lebih
nirlaba, ketika institusi pendidikan jauh merupakan amanah dari UU No.
dijadikan layaknya perusahaan, maka 20 Tahun 2003 tentang Sistem
69 70
Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan
Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2011, hal 73 Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2011, hal 75.

Sjech Dullah 81
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) jawab sepenuhnya pemerintah dalam
pada pasal 53, yang bidang pendidikan. Ketidak-
71
bunyinya, penyelenggara dan atau sanggupan tersebut terbukti dengan
pendidikan formal yang didirikan menerapkannya Otonomi Pendidikan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan kebijakan RUU BHP. 72 Dengan
dan atau oleh masyarakat berbentuk adanya Otonomi Pendidikan itulah
badan hukum pendidikan, dan inilah bisa jadi merupakan kedok untuk
asal muasal RUU BHP. mengurangi tanggung jawab
Jika berbicara tentang RUU pemerintah di bidang pendidikan
BHP dan relasinya dengan komitmen sesuai dengan semagat pasar bebas
pemerintah terhadap amanat founding atau liberalisme, dikarenakan jika
father bangsa Indonesia, tentunya pemerintah masih memberikan
sangat jauh dari harapan, walaupun subsidi sepenuhnya di bidang
ada beberapa pasal yang mengarah pendidikan maka itu tidak sesuai
kepada kemajuan pendidikan dengan prinsip liberalisme.
Nasional, yaitu salah satunya ingin Berdasarkan uraian di atas
bersaing di tingkat Internasional dapat diasumsikan bahwa pengaruh
dengan memajukan dan liberal ini kelihatan dalam pendidikan
meningkatkan kualitas pendidikan. yang mengutamakan prestasi melalui
Adapun indikasi terbentuk dan proses persaingan. Baik persaingan
disahkanya RUU BHP itu sendiri, antar siswa maupun persaingan antar
diantaranya bahwa pendidikan sekolah. Ini adalah implikasi dari
Nasional supaya mampu bersaing di paham pendidikan liberal. Pengaruh
tingkat Internasional. Pemerintah pendidikan liberal juga dapat dilihat
memberikan kewenangan dalam berbagai training
sepenuhnya terhadap lembaga management, kewiraswastaan, dan
pendidikan (Otonomi Pendidikan), training-training yang lain.
baik dari segi keuangan, administrasi, Positivisme sebagai suatu
personalia dan sebagainya. paradigma ilmu sosial yang dominan
Globalisasi menuntut adanya dewasa ini juga menjadi dasar bagi
kompetisi transparansi dan aturan model pendidikan liberal.
sesuai dengan sistem. Positivisme pada dasarnya adalah
Dari argumen yang dibangun ilmu sosial yang dipinjam dari
oleh pemerintah mengenai pandangan, metode dan teknik ilmu
terbentuknya/disahkannya RUU BHP alam memahami realitas. Oleh karena
dapat dikatakan atas dasar itu riset sosial ataupun pendidikan
ketidaksanggupan/tidak tanggung dan pelatihan harus didekati dengan
71 72
Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan
Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2011, hal 89 Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2011, hal 91

82 Sjech Dullah
positivisme yang melibatkan unsur- teratur, jumud dan taqlid banyak
unsur seperti obyektivitas, empiris, memunculkan tokoh pemikiran
tidak memihak, detachment, rasional pembaruan di Indonesia, salah
dan bebas nilai. Pengetahuan selalu satunya adalah Nurcholis Madjid.
menganut hukum ilmiah yang Menurut Nurcholis Madjid bahwa
bersifat universal, prosedur harus pembaruan harus dimulai dari dua hal
dikuantifisir dan diverifikasi dengan yang saling erat hubungannya, yaitu
metode scientific. Dengan kata lain, melepaskan diri dari nilai-nilai
positivisme mensyaratkan pemisahan tradisional dan mencari nilai-nilai
fakta dan nilai dalam rangka menuju yang berorientasi pada masa depan.
pada pemahaman obyektif atas Argumentasi Nurcholis Madjid
realitas sosial. (Cak Nur) tersebut berkembang dari
pandangannya tentang historisitas
2.1.1 Pendidikan Islam Modernisasi pendidikan Islam yang sempat
Modernisasi sebagai gerakan mengalami puncak kejayaannya.
pembaruan yang berawal p Masa kekhalifaan sampai runtuhnya
mbaruan pemikiran pendidikan kerajaan-kerajaan awal Islam di
di Eropa menawarkan cara pandang zaman klasik yang kesemuanya
baru terhadap fenomena kebudayaan. memiliki kultur pengembangan ilmu
Modernisasi muncul sebagai sejarah pengetahuan yang sangat kuat. Kultur
pendidikan penaklukan nilai-nilai ini terjadi karena di zaman itu (zaman
lama abad pertengahan oleh nilai- klasik Islam) terjadi usaha-usaha
nilai baru modernisasi. Kekuatan yang serius dalam hal interpretasi
rasional digunakan untuk teks-teks kitab suci yang dampak
memecahkan segala persoalan positifnya masih terasa hingga
pendidikan kamanusiaan dan menguji sekarang. Untuk memberikan sebuah
kebenaran pendidikan lain seperti batasan asumsi tentang modernisasi
wahyu dan mitos tradisional. pendidikan, kita lihat pendapat
Umat Islam harus selalu Nurcholis Madjid (Cak Nur).
berupaya menggali dasar-dasar dalam Nurcholis Madjid adalah sosok
doktrin Islam (al-Qur‟an dan as- pemikir Islam yang mempunyai
Sunnah) sebagai landasan pengaruh kuat dan luas dalam sejarah
memecahkan setiap dilema historis- intelektualisme di Indonesia.
empiris yang terjadi. Dengan cara Pemikirannya membawa dampak
pembaruan atau lebih konkritnya yang amat luas dalam kehidupan
upaya interpretasi teks-teks Kitab keagamaan umat Islam. Dalam
Suci, akan menjadikan Islam selalu pendidikan Islam ada sebuah wacana
sesuai dengan perkembangan zaman. untuk mencari formulasi ideal seiring
Melihat kondisi bangsa ini yang tidak perkembangan IPTEK, metodologi

Sjech Dullah 83
dan permasalahan sosial-budaya yang Ada tiga sifat dasar dalam
perlu mendapat pencerahan dari pengembangan kemanusiaan dalam
dunia pendidikan Islam khususnya. segi insani, yaitu mengembangkan
Konsep ini tentu akan menjumpai keimanan, keilmuan dan pengamalan.
hambatan-hambatan karena Nurcholis Madjid berpendapat
peristilahan pendidikan Islam yang manusia haruslah bekerja sebagai
masih umum. Adanya tarik menarik bentuk keberadaannya. Artinya
antara aspek filsafat dan teologi yang manusia ada karena kerja dan kerja
sulit dilepaskan dari Pendidikan itulah yang membuat/mengisi
Islam. Dimensi filsafat mungkin eksistensi manusia. Nurcholis
koheren dengan nilai-nilai Islam, Madjid merupakan tokoh pemerhati
sedangkan teologi lebih bersifat Islam dan perkembangannya dari
ekslusif, hanya menjustifikasikan hal- berbagai sudut pandang yang telah ia
hal yang tekstual bersumber dari Al konsepsikan. Ia mengadopsi secara
Qur‟an dan Hadits. Secara umum teoritis pemikiran ke-Islaman barat
dasar filsafat membawa konsekuensi dan Islam timur, untuk mendapatkan
bahwa rumusan pendidikan Islam wajah keIslaman yang bersifat
harus beranjak dari ontologi, keindonesiaan. Sehingga, untuk
epistemologi, dan aksiologi yang menginterpretasi keilmuan keIslaman
digali dari pemikiran manusia Indonesia, perlu membentuk tiga
muslim dan sepenuhnya tidak landasan pemikiran yaitu ketuhanan,
bertentangan dengan nilai-nilai asasi kemanusiaan dan keadilan.
ajaran Islam. Modernitas sebagai gerakan
Ironisnya, dunia pendidikan pembaharuan yang berawal di Eropa
Indonesia belum mampu dan siap menawarkan cara pandang baru
mengolah anak didik kearah yang terhadap fenomena kebudayaan.
lebih baik. Pendidikan Indonesia Modernitas muncul sebagai sejarah
jarang memberikan rangsangan agar penaklukan nilai-nilai lama abad
anak didik memiliki keinginan pertengahan oleh nilai-nilai baru
terhadap sesuatu yang besar serta modernis. Kekuatan rasional
memiliki tekad yang bulat dalam digunakan untuk memecahkan segala
mewujudkan keinginannya menjadi persoalan kemanusiaan dan menguji
tindakan-tindakan yang nyata. kebenaran lain seperti wahyu dan
Dengan demikian, kurikulum mitos tradisional. Untuk memberikan
hendaknya menjamin kemungkinan- sebuah batasan asumsi tentang
kemungkinan, diantaranya terdapat modernisasi, Nurcholish madjid
dua kemungkinan yaitu : profesional berpendapat bahwa modernisasi
ilmiah (teoritis) dan profesional adalah pengertian yang identik, atau
teknologis (praktis). hampir identik, dengan pengertian

84 Sjech Dullah
rasionalisasi. Dan hal ini berarti Way of Life, yang juga akan menganut
proses perombakan pola berfikir dan cara berfikir Islami, menurut Nurcholis
tata kerja lama yang tidak aqliyah Madjid, pemaknaan terhadap substansi
(rasional), dan menggantikannya modernis harus berorientasi kepada
dengan pola berfikir dan tata kerja nilai-nilai besar Islam. Sehingga, akan
baru yang aqliyah. Kegunaannya memperkuat keyakinan kita bahwa
ialah untuk memperoleh daya guna modernisasi berarti rasionalisasi untuk
dan efisiensi yang maksimal. Jadi memperoleh daya guna dalam berpikir
sesuatu dapat disebut modern kalau dan bekerja secara maksimal,
ia bersifat rasional, ilmiah dan merupakan perintah Tuhan yang
bersesuaian dengan hukum-hukum imperatif dan mendasar. Karena,
yang berlaku dalam alam. manusia pada prinsipnya akan selalu
Modernisasi merupakan produk mengalami perubahan dalam setiap
perkembangan ilmu pengetahuan, kurun waktu, maka modernitas
maka pendidikan Islam menurut merupakan kelanjutan wajar dan logis
Nurcholis Madjid (Cak Nur), adalah dari sejarah perkembangan manusia
pendidikan agama yang sangat modern yang lambat atau cepat pasti akan
bahkan terlalu modern untuk muncul. Penyebutan tahap
zamannya. Pendidikan Islam adalah perkembangaan sejarah manusia yang
pendidikan agama yang secara sejati sedang berlangsung sekarang ini
memiliki hubungan organik dengan sebagai “Zaman Modern” bukannya
ilmu pengetahuan dan mampu tanpa masalah. Masalah itu timbul
menjelaskan kedudukan ilmu karena inti dan hakikat zaman
pengetahuan dalam kerangka sekarang bukanlah kebaruan
keimanan. Maka kaum muslim (“modern” berarti baru), seolah-olah
hendaknya yakin bahwa Pendidikan sesudah tahap ini tidak ada lagi tahap
Islam bukan saja tidak menentang ilmu berikutnya. Disamping perkataan
pengetahuan, tetapi justru menjadi “modern” mengisyaratkan penilaian
pengembangannya dan tidak melihat tertentu yang cenderung positif
perpisahan antara iman dan ilmu. (“modern” berarti maju dan baik). bagi
Islam merupakan agama yang Nurcholis Madjid, menjadi modern
pertama menyeru pada perubahan, atas juga berarti progresif dan dinamis, jadi
apa dan bagaimana perlunya tidak dapat bertahan kepada sesuatu
perubahan secara hanif untuk menuju yang telah ada, karena itu bersifat
pada kebenaran yang hakiki, dengan merombak tradisi-tradisi yang tidak
mengakui adanya perubahan menuju benar, tidak rasional, tidak ilmiah,
modernisasi sistem kehidupan. tidak sesuai dengan hukum alam.
Sebagai seorang Muslim yang dengan Ditegaskan dalam sebuah
sepenuhnya meyakini Islam sebagai pengertian modernitas merupakan

Sjech Dullah 85
perspektifisme (cara pandang) Modernisasi merupakan produk
masyarakat terhadap suatu konsep perkembangan ilmu pengetahuan,
bermasyarakat dengan landasan nilai- maka pendidikan Islam menurut
nilai kemanusiaan. Merupakan Nurcholis Madjid (Cak Nur), adalah
pembentukan segala aspek kehidupan pendidikan agama yang sangat modern
manusia, yakni menuju keadilan bagi bahkan terlalu modern untuk
kemanusiaan dibentuk dengan sifat zamannya. Pendidikan Islam adalah
dasar manusia yang hanif (baik). pendidikan agama yang secara sejati
Nurcholish Madjid, menyatakan memiliki hubungan organik dengan
bahwa inklusivisme atau keterbukaan ilmu pengetahuan dan mampu
adalah konsekuensi dari menjelaskan kedudukan ilmu
perikemanusiaan, merupakan suatu pengetahuan dalam kerangka
pandangan yang melihat secara keimanan. Maka kaum muslim
positif dan optimis, yaitu pandangan hendaknya yakin bahwa Pendidikan
bahwa manusia pada dasarnya adalah Islam bukan saja tidak menentang ilmu
baik. Pemaknaan modernisasi sebagai pengetahuan, tetapi justru menjadi
proses pembentukan muslim yang pengembangannya dan tidak melihat
hanif, maka sikap ini kembali kepada perpisahan antara iman dan ilmu.
pembentukan tradisi Islam. Tradisi Argumentasi Nurcholis Madjid
inilah yang akan membentuk pola (Cak Nur) tersebut berkembang dari
pikir dan ideologi keagamaan yang pandangannya tentang historisitas
jelas, sehingga keselarasan kultur pendidikan Islam yang sempat
terhadap keagamaan akan terjalin mengalami puncak kejayaannya.
dinamis. Masa kekhalifaan sampai runtuhnya
Modernisasi sebagai gerakan kerajaan-kerajaan awal Islam di
pembaruan yang berawal pembaruan zaman klasik yang kesemuanya
pemikiran pendidikan di Eropa memiliki kultur pengembangan ilmu
menawarkan cara pandang baru pengetahuan yang sangat kuat. Kultur
terhadap fenomena kebudayaan. ini terjadi karena di zaman itu (zaman
Modernisasi muncul sebagai sejarah klasik Islam) terjadi usaha-usaha
pendidikan penaklukan nilai-nilai yang serius dalam hal interpretasi
lama abad pertengahan oleh nilai- teks-teks kitab suci yang dampak
nilai baru modernisasi. Kekuatan positifnya masih terasa hingga
rasional digunakan untuk sekarang. Untuk memberikan sebuah
memecahkan segala persoalan batasan asumsi tentang modernisasi
pendidikan kamanusiaan dan menguji pendidikan, kita lihat pendapat
kebenaran pendidikan lain seperti Nurcholis Madjid (Cak Nur).
wahyu dan mitos tradisional. Pengertian yang mudah
tentang modernisasi pendidikan

86 Sjech Dullah
Islam ialah pengertian yang identik, Hakikat zaman modern
atau hampir identik dengan menurut Nurcholis Madjid (Cak Nur)
pengertian rasionalisasi. Hal itu bukan karena kebaruannya yang
berarti proses perombakan pola seolah-olah tidak ada lagi tahap yang
berpikir dan tata kerja lama yang berikutnya. Modern mengisyaratkan
tidak akliah (rasional), dan penilaian tertentu yang cenderung
menggantikannya dengan pola positif (modern berarti maju dan
berpikir dan tata kerja baru baik). Bagi Nurcholis Madjid (Cak
yang akliah. Kegunaanya ialah Nur), menjadi modern juga berarti
untuk memperoleh daya guna dan progresif dan dinamis, jadi tidak
efisiensi yang maksimal. Jadi sesuatu dapat bertahan kepada sesuatu yang
dapat disebut modern, kalau ia telah ada, karena itu bersifat
bersifat rasional, ilmiah dan merombak tradisi-tradisi yang tidak
bersesuaian dengan hukum-hukum benar, tidak rasional, tidak ilmiah,
yang berlaku dalam alam. tidak sesuai dengan hukum alam
Sebagai seorang muslim yang dalam pandangan pendidikan Islam.
dengan sepenuhnya meyakini Zaman sekarang yang di sebut
pendidikan Islam sebagai way of Life, zaman modern bukanlah akhir dari
yang juga akan menganut cara perkembangan peradaban manusia,
berpikir Islami, menurut Nurcholish ataupun klimaks dari segala
Madjid (Cak Nur), pemaknaan pemanfatan fungsi inderawi manusia
terhadap substansi modernis harus terutama fungsi akal. Boleh jadi
berorientasi kepada nilai-nilai besar setelah zaman modern ini akan ada
terutama pendidikan Islam. Dengan zaman lain yang otoritas dan
demikian akan memperkuat tingkatan ilmu pengetahuannya lebih
keyakinan kita bahwa modernisasi berkembang dan canggih dalam
berarti rasionalisasi untuk pendidikan Islam yang kita rasakan
memperoleh daya guna dalam sekarang. Hal ini merupakan
berpikir dan bekerja secara maksimal konsekuensi logis dinamika
merupakan perintah Tuhan yang kehidupan dan pendidikan manusia.
imperatif dan mendasar. Manusia Peradaban manusia telah beberapa
pada prinsipnya akan selalu kali mengalami revolusi dari revolusi
mengalami perubahan dalam setiap Industri (teknologis) di Inggris,
kurun waktu, maka modernisasi Perancis (sosial-politik), dan juga
merupakan kelanjutan wajar dan revolusi Rusia.
logis dari sejarah perkembangan Kemodernan menurut konsep
manusia yang lambat atau cepat pasti Pendidikan Islam Nurcholis Majid
akan muncul. (Cak Nur) adalah relatif sifatnya,
sebab terikat oleh ruang dan waktu.

Sjech Dullah 87
Sesuatu yang dikatakan modern dapat memasuki atau tepatnya ingin
dipastikan menjadi kolot (tidak melakukan usaha-usaha menuju
modern lagi) di masa yang akan proses modernisasi dalam bidang
datang, sedangkan yang modern pendidikan. Bangsa-bangsa non-
secara mutlak adalah yang benar Barat akan dihadapkan secara
secara mutlak, yakni Tuhan. Jadi dilematis antara usaha
modernisasi berada dalam suatu mempertahankan keaslian budaya
proses penemuan kebenaran yang mereka dengan sistem modernisasi
relatif menuju penemuan kebenaran pendidikan yang sepenuhnya
yang mutlak, yaitu Allah. dianggap telah menyatu dengan
Perspektif kemodrenan budaya Barat.
pendidikan Islam dengan segala Masalahnya semakin kompleks,
implikasi sosialnya merupakan usaha ketika dihadapkan dengan asumsi
kritis manusia dalam memenuhi sosial bahwa karena modernisasi
tuntutan hidupya. Karena hal ini pendidikan apapun merupakan
merupakan usaha manusia dengan produk Barat. Bangsa-bangsa
sendirinya ia menjadi relatif, sebab (terutama bangsa non-Barat) yang
pada dasarnya kebenaran insani ingin menjadi modern harus terlebih
apapun bentuknya menjadi relatif, dulu ter-Barat-kan. Artinya harus
dan kebenaran mutlak adalah milik menggantikan pendidikan lokal
Allah. Tidak seorang manusiapun mereka dengan pendidikan dan
berhak mengatakan kebenaran insani kebudayaan yang mirip Barat atau
sebagai kebenara mutlak, sebaliknya, mengalami westernisasi, karena
karena menyadari kerelatifan westernisasi adalah pintu menuju
manusia, setiap orang harus modernisasi.
menerima dan mendengarkan Seperti yang dilakukan oleh
kebenaran dari orang lain. Dengan Mustafa Kemal Attaturk
demikian akan terjadi suatu proses (Kemalisme) yang menciptakan
kemajuan yang terus menerus dalam Turki Baru di atas puing-puing
pendidika kehidupan manusia sesuai kekuasaan Turki Usmani dan
dengan fitrah dan wataknya yang melakukan upaya kearah
hanif yakni mencari dan merindukan Westernisasi dan modernisasi dalam
kebenaran. segala bidang termasuk modernisasi
Modernisasi sering dikaitkan pendidikan Islam.
erat dengan dunia Barat, karena Dalam memposisikan
secara kebetulan momentum zaman pendidikan Islam dengan modernisasi
modern dimulai oleh Eropa Barat. yang oleh kebanyakan orang dinilai
Hal ini akan menjadi masalah bagi dikotomis, mestinya kembali melihat
bangsa-bangsa bukan Barat ketika pendidikan Islam dalam semangatnya

88 Sjech Dullah
yang lebih dalam. Pendidikn Islam Januari 1970 dalam makalahnya yang
justru sangat membuka peluang dan berjudul “Keharusan Pembaharuan
memberi tempat pada modernisasi. Pemikiran Islam dan Masalah
Dalam hal ini masyarakat Islam bisa Integrasi Umat.“ Dan Indonesia saat
saja hidup di alam kemodrenan ini sedang dilanda oleh beberapa
dengan tetap mempertahankan dan gejala yang menurut orang Barat
memegang teguh nilai-nilai diidentifikasi sebagai ekstrimisme
pendidikan agama yang di anut. atau fundamentalisme tetapi ketika
Menjadi modern itu tidak harus Islam mulai migrasi menuju civil
menghalangi seseorang untuk tetap liberties kecemasan itu berkurang.
teguh dan kaffah dalam menjalankan Dengan wacana bebas bukan hanya
ajaran agamanya. kejelasan-kejelasan yang diperoleh,
tapi juga proses penisbian, relasi dan
2.1.2 Pendidikan Islam Sekularisasi fisasi bahkan lebih radikal dari itu
Kemajuan suatu bangsa akan adalah proses devaluasi.
berhasil apabila masalah-masalah Sekulerisasi menurutnya,
ditindak lanjuti setelah modernitas itu ”Bukan penerapan sekularisme dan
sendiri telah berhasil diwujudkan mengubah kaum muslimin menjadi
dalam bentuk kemudahan hidup dan sekularis.” Tetapi dimaksudkan untuk
kemakmuran, seperti di barat. menduniawikan nilai-nilai yang
Sehingga, hal ini membuat Nurcholis sudah semestinya bersifat duniawi
Madjid mengajukan pernyataan dan melepaskan umat Islam dari
bahwa, apakah Islam relevan bagi kecenderungan untuk
kehidupan modern? Masalahnya mengukhrowikan-nya. Dalam hal ini,
adalah kaum muslim menutup dirinya yang dimaksudkan ialah setiap
dengan skriptualisme yang amat kuat, bentuk perkembangan yang
dengan dalih menjaga kemurnian dan membebaskan. Proses pembebasan
keaslian Kitab Suci dan secara tidak ini diperlukan karena umat Islam,
langsung hal ini menghalangi akibat perjalanan sejarahnya sendiri
kemodernan atau pembaharuan dalam tidak sanggup lagi membedakan
Islam. Oleh sebab itu, dialog-dialog nilai-nilai yang disangkanya Islami.
umat muslim akan berusaha Nampaknya Nurcholish Madjid ingin
mengenali siapa yang murni dan menjelaskan bahwa antara
mana yang tambahan. sekularisasi dan sekularisme
Nurcholish Madjid merupakan dua hal yang berbeda.
menyampaikan gagasan sekularisasi “sekularisasi” cenderung kepada
dengan menganjurkan keharusan “proses” sedangkan “sekularisme”
pembaharuan pemikiran Islam merupakan bentuk kepercayaan yang
pertama kalinya pada tanggal 2 dianggap sebagai padangan agama

Sjech Dullah 89
atau berusaha melepaskan (perennial philosophy) yang digagas
ketergantungan manusia dari asuhan Nurcholish Madjid adalah jelas
agama. bersifat Islam, atau belum bersifat
Sekularisasi dimaksudkan universal jika dilihat dari sudut
untuk lebih memantapkan tugas epistimologi agama-agama. Sehingga
duniawi manusia sebagai “khalifah „teologi inklusifnya‟ seolah-olah
Allah di bumi” yang berfungsi hanya merupakan proyeksi Islam atas
memberikan ruang bagi kebebasan agama lain.
manusia untuk menetapkan dan Walaupun memang berbagai
memilih sendiri cara dan tindakan- konsep yang dikemukakan
tindakan dalam rangka perbaikan- Nurcholish Madjid pada awalnya
perbaikan hidupnya di atas bumi ini. hanya untuk konsumsi atau untuk
Secara menyeluruh oleh Fazlur memperluas pandangan umat Islam
Rahman mengenai ide dan gagasan Indonesia (yang belakangan
sekularisasi merupakan proses cenderung menyempit ke arah
pemakaian hukum-hukum dan anggapan bahwa agamanya sendiri
lembaga-lembaga sosial politik tanpa yang paling benar), namun agar bisa
rujukan ajaran-ajaran Islam, yakni memberi sumbangan dalam proses
tanpa bersumber dari atau kaitannya dialog antar Iman, maka konsep-
dengan prinsip-prinsip al-Qur‟an dan konsepnya perlu diperlebar lagi
Sunnah Nabi. dengan memberi perhatian terhadap
Pada awalnya Nurcholis agama-agama lain, dan tidak hanya
Madjid ingin menunjukkan banyak berangkat dari idiom-idiom Islam.
pengertian tentang sekularisasi yang Kritik yang sangat keras
dimodifikasi dari pemikiran Barat dikemukakan oleh Nur Khalik
dengan memahamkannya melalui Ridwan, peneliti lulusan IAIN Sunan
makna filosofis dan prinsipil bukan Kalijaga, Yogyakarta. Melalui buku
aplikasinya menurut syari‟ah. Lebih Pluralisme Borjuis (Kritik atas Nalar
lanjut, Budhy Munawar Rahman, Pluralisme Cak Nur). Khalik
„anak asuhnya‟ dalam pemikiran- melakukan kajian kritis atas gagasan
pemikiran keagamaan, mengkritik ide pluralisme Nurcholish Madjid. Bagi
pluralisme Nurcholish Madjid yang khalik menganggap pemikiran
berawal dari sekularisme berujung Nurcholish Madjid, seperti memiliki
inklusifisme merujuk dalam bukunya tingkat liberalisasi tinggi, serta
Islam Pluralis. Rahman mengatakan didukung penguasaan hasanah Islam
bahwa titik tolak kesatuan pandangan klasik dan modern, telah menjadi
tentang agama-agama (yang dalam semacam rezim kebenaran atau
istilah Firthjof Schuon mungkin hegemoni intelektual bercorak
boleh disebut filsafat perennial logosentris. Pribadinya cenderung

90 Sjech Dullah
dikultuskan, dan gagasannya terjadi kekurangan dan lunturnya
“disakralkan”. Maka dari itu, haram pemahaman-pemahaman anak didik
bagi kaum muslimin untuk terhadap Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
mengadopsi konsep civil society, Maka itu sangat rawan jika para
karena konsep ini adalah konsep santri diberi ilmu-ilmu umum yang
kufur, yakni tidak didasarkan pada presentasinya cenderung menuju ke
apa yang diturunkan Allah SWT, jadi arah keduniawian. Selain bisa
sekularisasi ataupun paham mencederai keyakinan mereka, juga
inklusifisme dari satu sisi memang dapat merusak citra pesantren sebagai
memiliki kesamaan dengan satu-satunya tempat pendidikan
pemberantasan bid‟ah, khurafat dan agama.
praktik syirik. Pemikiran Nurcholis Madjid
Pemikiran tentang kehidupan terhadap pembaharuan dunia
yang tidak didasarkan pada apa yang keislaman dan khususnya terhadap
diturunkan Allah adalah kufur dan pendidikan Islam memberikan corak
thaghut yang harus diingkari dan pemikiran tersendiri. Bahwasanya,
harus dihancurkan. Pada hakekatnya menurut Nurcholis Madjid umat
sekularisasi meletakkan Islam harus meninggalkan konsep
tanggungjawab ke dalam manusia pemikiran tradisi lama dan
untuk membina sistem nilai yang menggantinya dengan tradisi baru
mengalami perubahan ataupun (kemodernan). Islam adalah agama
evolusi merujuk pada pengalaman yang terlalu modern untuk setiap
hidup dan sosial masyarakat Kristen. zamannya, maka perlu adanya
Dengan tegas, bahwa manusia perubahan mindset pada umat Islam
sekuler akan mengesampingkan jika umat Islam ingin maju.
konsep-konsep Islam yang telah Meninggalkan pola pikir lama yang
mutlak kebenarannya dengan jumud, taqlid dan absolute dengan
rasionalisasi sosial yang memungkiri sesuatu yang dinamis dan Islamis.
adanya eksistensi Tuhan di balik Menurut penulis Islam yang
kehidupan duniawi ini. berlandaskan Al Qur‟an dan Hadits
Islam merupakan agama yang memang harus bisa menjawab dan
sempurna, dari segi sosial, mengatasi setiap permasalahan umat.
pemerintahan bahkan pendidikan Islam tidak bisa dibawa hanya secara
tidak perlu mengadopsi atau meniru teks saja namun juga konteks. Ini
sistem orang barat bahkan non- mengembalikan Al Qur‟an dan
muslim. Dengan modernisasi Hadits pada fitrahnya agar selalu
pesantren yang otomatis dimasuki update terhadap permasalahan umat.
mata pelajaran yang diadopsi dari Memisahkan antara urusan duniawi
dunia barat ditakutkan akan dan ukhrowi yang sekarang ini

Sjech Dullah 91
ternyata umat Islam masih suka apa saja yang baik dan positif, maka
membaurkan antara keduanya. umat Islam akan tertinggal dan
Madjid ingin menegaskan bahwa semestinya memandang sesuatu
manusia sebagai khalifah fil „ardl kepada makna dan fungsinya dengan
bertugas untuk menjaga, memelihara berbagai jalan yang baik. Penulis
dan memanfaatkan alam semesta ini menyadari bahwa umat Islam
serta mengembalikan semua pada haruslah berfikir inklusif. Ilmu
fitrahnya. Jadi, kecenderungan pengetahuan harus selalu diupdate,
menduniawikan yang ukhrowi atau agar peran manusia sebagai khalifah
sebaliknya menjadi terkikis. Menurut Allah SWT dibumi bisa mencapai
penulis sekularisasi antara duniawi pada derajat tertinggi fitrah manusia.
dan ukhrowi secara peran memang Dengan ketiga azaz dasar nilai-
bisa diiyakan. Tetapi, Allah SWT nilai kehidupan dan keagamaan yaitu
menganjurkan bahwa keduanya harus ketuhanan, kemanusiaan dan
berjalan secara seimbang, tidak keadilan, madjid berharap ada
dibenarkan untuk berjalan sendiri- perubahan kedepan pada pendidikan
sendiri. Madjid berupaya keras agar Islam. Karena dari pendidikanlah
manusia beralih kepada fungsi yang umat Islam ini akan berubah.
sesungguhnya. Dalam hadits Mengesampingkan sesuatu yang
dijelaskan“bekerjalah untuk duniamu kecil ataupun besar dan
seakan engkau hidup selamanya dan menghilangkan sikap diskriminatif
bekerjalah untuk akheratmu seakan pada pribadi tertentu, akan membuat
engkau mati besok”. Konsep ini kebenaran dan keyakinan menuju
menurut penulis yang ditekankan pada kebahagiaan. Penulis
oleh Nurcholis Madjid. Bahwa, memandang sikap-sikap pribadi yang
manusia haruslah bekerja dengan ekstrim dan fundamental seiring
ikhlas dan keimanan untuk menjaga perkembangan zaman semestinya
dan mempertahankan eksistensinya mereka sadari dan diubah. Bahwa
di alam dunia, dan berilmu pemahaman agama tidaklah statis
pengetahuan sebagai syarat akan namun haruslah dinamis, agar
sifat-sifat ketuhanan yang dimiliki landasan agama selalu berguna dan
manusia. sesuai dengan zamannya. Bukan
Nurcholish Madjid memandang berarti meragukan keontetikan
Islam sebagai agama yang terbuka firman-firman Tuhan, tetapi perlu
(inklusif) dan harus menghentikan adanya pendekatan kritis-progresif
sikap tertutup (ekslusif) meskipun terhadap wacana-wacana permasalahan
mereka punya alasan tersendiri akan umat kontemporer. Dan itu bisa
hal itu. Tetapi, madjid menegaskan dilakukan jika umat Islam bisa
jika umat Islam tidak mau menerima berfikir modernis, sekularis dan

92 Sjech Dullah
inklusif dengan landasan ketuhanan, kaum muslimin. Mengenai
kemanusiaan dan keadilan. banyaknya sikap kontra terhadap ide
Salah satu pemikiran Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang mengatakan bahwa Beliau tidak
mendapatkan banyak reaksi keras pernah menganjurkan sekularisme
adalah tentang sekularisasi dalam dalam pendidikan Islam melainkan
pendidikan Islam. Nurcholish Madjid hanya sekularisasi”.
(Cak Nur) mengatakan bahwa Sekularisasi yang dimaksud
sekularisasi yang dimaksudkan tampaknya mengarah kepada
tidaklah diarahkan untuk penerapan ketelitian dan kecerdasan kaum
sekularisme. Pendapat Beliau yang muslim dalam mengatasi persoalan-
dimaksud dengan sekularisasi adalah persoalan yang dihadapi. Mereka
setiap bentuk liberating development. harus mampu membedakan mana
Proses pembebasan ini urusan dunia dan mana urusan
diperlukan karena umat Islam dalam akhirat. Umat Islam harus dapat
perjalanan sejarahnya tidak sanggup berpikir secara bebas dan kreatif,
lagi membedakan nilai-nilai Islami. karena dengan begitu memungkinkan
Sekularisasi harus dipahami sebagai umat Islam untuk mampu berijtihad
sebuah proses perkembangan yang dalam mengatasi permasalahan
membebaskan dan menginginkan sekularisasi tidaklah dimaksudkan
umat Islam melaksanakan upaya sebagai penerapan sekularisme.
mengaitkan universalisme Islam Dari penegasan tersebut,
dengan kenyataan-kenyataan dewasa nampaknya Nurcholish Madjid (Cak
ini. Relevan pula dengan fungsi Nur) ingin menjelaskan bahwa antara
mereka sebagai khalifah Allah di atas sekularisasi dan sekularisme
bumi. merupakan dua hal yang berbeda.
Sekularisasi tidaklah Sekularisasi cenderung pada sebuah
dimaksudkan sebagai penerapan proses, dan sekularisme dengan isme-
sekularisme dan mengubah muslim nya merupakan bentuk kepercayaan
menjadi sekularis. Tetapi yang dianggap sebagai padanan
dimaksudkan untuk menduniawikan agama. Seperti yang ada pada dua
nilai-nilai yang semestinya bersifat ideologi besar dunia, sosialisme-
duniawi dan melepaskan umat Islam komunis dan kapitalisme-sekuler
dari kecenderungan untuk yang dalam prosesnya berusaha
mengukhrawikannya. Dengan melepaskan ketergantungan manusia
demikian, kesediaan mental untuk dari asuhan agama.
selalu menguji kebenaran suatu nilai Dengan mengutip pendapat
di hadapan kenyataan, baik moral, Talcoot Parson, Nurcholish Madjid
ataupun material yang menjadi sifat (Cak Nur) mengakui bahwa

Sjech Dullah 93
sekularisasi sebagai suatu proses dengan proses sekularisasi terlebih
sosiologis, lebih banyak dahulu. Justru ajaran Tauhid itu
mengisyaratkan pengertian merupakan pangkal tolak proses
pembebasan masyarakat dari sekularisasi secara besar-besaran.
belenggu takhayul dalam beberapa Padahal sekularisasi menurut
aspek kehidupannya, dan tidak berarti konsep pemikiran Nurcholish Madjid
penghapusan orientasi keagamaan tidaklah dimaksudkan sebagai
dalam norma dan nilai penerapan sekularisme dan
kemasyarakatan. mengubah kaum muslimin menjadi
Penegasan lebih jelas tentang sekularis. Tetapi dimaksudkan untuk
penggunaan istilah sekularisasi, menduniawikan nilai-nilai yang
Nurcholish Madjid (Cak Nur) sudah semestinya duniawi, dan
mengatakan:73 melepaskan umat Islam dari
Di antara reaksi-reaksi atas kecenderungan untuk meng-ukhrawi-
kerja tentang pembaruan yang pernah kannya. Dengan demikian, kesediaan
dikemukan oleh Nurcholish Madjid mental untuk selalu menguji dan
pada awal 1970, ialah menguji kembali kebenaran suatu
ketidaksetujuan terhadap istilah nilai di hadapan kenyataan-kenyataan
Sekularisasi. Meskipun dalam kertas material, moral ataupun historis,
kerja itu sudah ditegaskan bahwa menjadi sifat kaum muslimin. Lebih
sekularisasi tidaklah dimaksudkan lanjut, sekularisasi dimaksudkan
sebagai penerapan sekularisme yang untuk lebih memantapkan tugas
merupakan sebuah paham tersendiri duniawi manusia sebagai “khalifah
dengan fungsi hampir mendekati Allah di bumi”. Fungsi sebagai
agama. khalifah Allah itu memberikan ruang
Beberapa cendekiawan muslim bagi adanya kebebasan manusia
tetap mengajukan keberatan itu untuk menetapkan dan memilih
dengan alasan bahwa sekularisasi sendiri cara dan tindakan-tidakan
tanpa sekularisme adalah mustahil. dalam rangka perbaikan-perbaikan
Hal ini jelas dilarang, yaitu hidupnya di atas bumi ini. 74
penerapan sekularisme dengan Secara sosiologis, sekularisasi
konsekuensi penghapusan adalah manifestasi pandangan
kepercayaan kepada adanya Tuhan. manusia sebagai khalifah Allah.
Sedangkan yang diperintahkan Dunia dan alam diserahkan kepada
banyak sekali. Agama Islam pun, kebebasan dan tanggungjawab
apabila diteliti benar-benar, dimulai manusia, untuk dimanfaatkan. Maka

73 74
Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan Budhy Rahman Munawwar. Satu Menit
dan Keindonesiaan. Bandung : Mizan, 2013, hal Pencerahan Nurcholish Madjid, Jakarta : Imania,
268-270 2013, hal 97

94 Sjech Dullah
seperti yang dikatakan Nurcholish diperlukan secara kontinyu usaha-
Madjid, sekularisasi adalah usaha membangkitkan kembali ilmu
pembebasan dari asuhan agama, pengetahuan yang telah hilang di
sebagai cara beragama secara masa-masa kejayaan masyarakat salaf
dewasa, beragama dengan penuh untuk memahami kembali pesan-
kesadaran dan pengertian, tidak pesan agama.
sekedar konvensional belaka. Matinya ilmu pengetahuan
Dalam hal penggunaan istilah dalam Islam menurut Nurcholish
sekularisasi di atas, Nurcholish Madjid adalah akibat melemahnya
Madjid (Cak Nur) seakan ingin kondisi sosial politik dan ekonomi
memberikan sebuah pemahaman dunia Islam, disebabkan percekcokan
tentang pentingnya membedakan yang tidak habis-habisnya dikalangan
agama dan paham keagamaan. mereka tidak dalam bidang-bidang
Menurut Nurcholish Madjid (Cak pokok melainkan dalam bidang-
Nur), agama dan paham keagamaan bidang kecil seperti masalah fiqih
adalah sesuatu yang berbeda. Agama dan peribadatan. Perdebatan itu justru
adalah sesuatu yang mutlak karena diakhiri dengan menutup sama sekali
berasal dari Tuhan, yang maha pintu ijtihad, dan mewajibkan setiap
mutlak, tetapi pemahaman orang taqlid kepada para pemimpin
keagamaan, cara manusia memahami atau pemikir keagamaan yang telah
agama tersebut terdapat unsur-unsur ada, yang berakibat mematikan
yang berbeda dalam lingkungan daya kreatifitas individual dan sosial kaum
dan kemampuan manusia untuk muslim.
melaksanakannya. Daya dan Dalam hubungan ini, dapatlah
kemampuan manusia adalah bernilai kita mengerti mengapa Nurcholish
manusiawi, karena ia berada pada diri Madjid (Cak Nur) menyesalkan
manusia itu sendiri. keputusan para pemuka Islam untuk
Pemahaman keagamaan menutup pintu ijtihad. Sehingga yang
menurut Nurcholish Madjid (Cak terjadi ialah umat Islam kehilangan
Nur) lahir dari usaha-usaha keras kreatifitas dalam kehidupan duniawi,
(ijtihad) yaitu melalui pembaruan dan mengesankan seolah-olah mereka
pendidikan Islam manusia terhadap telah memilih untuk tidak berbuat,
pesan-pesan yang disampaikan dengan kata lain mereka telah
Tuhan. sehingga jelas kehilangan semangat ijtihad.
mengisyaratkan adanya intervensi Umat Islam sekarang, menurut
manusia dalam mamahami agama itu Nurcholis Madjid (Cak Nur)
sendiri. Pemahaman terhadap agama cenderung memahami pendidikan
itu kata Nurcholish Madjid (Cak Nur) Islam hanya dari satu sisi ilmu
tidak boleh disaklarkan, sehingga tradisional Islam saja, yakni ilmu

Sjech Dullah 95
fiqih yang hanya membidangi segi- mendedikasikan seluruh
segi formal peribadatan dan hukum, pemikirannya pada konteks Islam,
sehingga tekanan orientasinya sangat peradaban dan ke-Indonesiaan, yang
eksoteristik, mengenai hal-hal diakui oleh pengamat masalah Islam
lahiriah. Sementara ilmu-ilmu di Indonesia, harno Leonardus,
tradisional pendidikan Islam lain, bervisi jauh ke depan dan dilandasi
yakni Falsafah, Kalam, dan Tasawuf oleh kecintaannya terhadap agama, Tuhan
masih kalah mendalam dan meluas. dan Bangsanya. Melalui satu bab dalam
Tampaknya Nurcholish Madjid karyanya “Islam, Doktrin dan
(Cak Nur) menginginkan umat Islam Peradaban: Sebuah Telaah Kritis
tidak secara parsial tentang Masalah keimanan,
memahamipendidikan Islam dengan Kemanusiaan dan Kemoder nan”
hanya menekankan pada masalah misalnya Cak-Nur menyatakan : Kita
fiqhiyah. Apalagi fiqih itu sendiri tak bangsa Indonesia sering menyebut
lebih merupakan usaha-usaha ulama negeri kita sebagai sebuah
dalam mengkontektualisaikan ajaran masyarakat majemuk (plural),
Islam. Secara logis karena ulama itu disebabkan hampir semua agama,
sendiri adalah manusia, maka tafsiran khususnya agama-agama benar
ulama tersebut tidak bisa dilepaskan (Islam, Kristen, Hindu dan Budha)
dari sifat kemanusiaannya, dan tak terwakili di kawasan ini.
pantas dianggap absolut. Bergandengan dengan itu kita sering
Mengabsolutkan pikiran ulama sama menunjuk dengan perasaan bangga
artinya mengobsolutkan sesuatu yang sulit disembunyikan kepada
selain Tuhan secara theologis bisa kadar toleransi keagamaan yang
berakibat pada kesyirikan kepada tinggi pada bangsa kita. Bahkan tidak
Allah. jarang sikap itu disertai sedikit
banyak anggapan bahwa kita adalah
2.1.3 Pendidikan Islam unik di tengah bangsa-bangsa di
Universalisme dunia. Dan, sudah tentu Pancasila
acapkali disebut sebagai salah satu
Konsep Universalisme Nurcholish
bahan dasar, jika bukan yang
Madjid, mempertimbangkan
terpenting bagi keadaan-keadaan
beberapa hal, yaitu; pertama, Cak-
positif itu.
Nur (panggilan akrab Nurcholish
Anggapan atau pandangan di
Madjid) merupakan cendikiawan
atas menurut Cak-Nur tidak salah, tapi
Muslim Indonesia yang banyak
hendaknya diimbangi kemampuan
membicarakan tentang universalisme
untuk menumbuhkan dan memelihara
Islam dalam upaya pembentukan
segi-segi positif yang telah ada
kosmopolitanisme budaya di
dengan lebih terarah dan sadar.
Indonesia. Kedua, Cak-Nur telah
96 Sjech Dullah
Untuk itu diperlukan pengertian seperti ini kemudian diharapkan
mengenai persoalan tentang pluralitas meredam pemahaman keagamaan
secara lebih substansif dan tidak bersifat ekslusif yang memiliki
berhenti sebatas jargon-jargon sosio- kecenderungan kuat untuk
politis semata. Artinya ikatan mempertahankan klaim kebenaran
kebersamaan yang dapat satu agama atas yang lainnya.
mempersatukan umat beragama tidak Pandangan seperti inilah yang
seharusnya dipahami sebatas jargon- kemudian menjadi syarat bagi
jargon positif yang tidak memiliki pembentukan budaya yang
dasar dalam pemahaman sebagian kosmopolit di Indonesia. Jelas bahwa
besar umat beragama. Untuk itu, pemikiran keagamaan Cak-Nur
menurut Cak-Nur, umat Islam secara umum cenderung bertolak-
Indonesia harus sadar bahwa Islam belakang dengan mainstream (arus
adalah sebuah agama universal utama) pemikiran umat Islam.
rahmatan li al-alamin (rahmat bagi Sehingga pemikirannya bukanlah
sekalian alam). Kesadarn ini dapat pemikiran yang dapat menjadi trend
diwujudkan dalam bentuk sikap pemikiran Islam di Indonesia, pada
toleransi, keadilan dan kejujuran dan satu sisi pemikiran Cak-Nur dihujat
berbagai prinsip dasar yang masih dan dikritik, namun pada sisi lain
Nampak dalam perikehidupan umat pemikirannya justru sangat
Islam hingga kini, tanpa mengurangi berpengaruh dalam benak elit
keyakinan seorang muslim terhadap akademik moderat yang dibangun
kebenaran agamanya. Hal itulah yang Cak-Nur, terutama lewat Yayasan
Nampak jelas dan sangat fenomenal Paramadina dan teknologi
dalam kehidupan generasi muslim inklusifnya. Karena itu figure Cak-
klasik (salaf). Dasar-dasar kesadaran Nur sebagai sosok fenomenal di
seperti inilah yang ditekankan Cak- Indonesia, yaitu sosok yang memiliki
Nur untuk menumbuhkan kekuatan pribadi dan pemikiran, yang
pemahaman yang positif terhadap mampu mempengaruhi perubahan
universalisme Islam. pemikiran agama dan islam
Pandangan Cak-Nur yang khususnya di Indonesia.
melihat keragaman sebagai Pembahasan tentang universalisme
keniscayaan, yang kemudian harus Islam pada bahasan ini diarahkan
disikapi dengan merujuk sebagai sepenuhnya untuk melihat narasi
keniscayaan, yang kemudian harus universalisme Islam berdasarkan
disikapi dengan merujuk pada karya-karya dan pemikiran Cak-Nur
universalisme yang dapat terutama yang termuat dalam Islam
menjembatani perbedaan-perbedaan Doktrin dan Peradaban : Sebuah
dataran luar agama, pandangan Telaah Kritis tentang Masalah

Sjech Dullah 97
Keimanan, Kemanusiaan dan menjadikan Umat Islam di Indonesia
Kemodernan. Namun bukan berarti dapat bersifat terbuka (Insklusif),
pembahasan ini menutup yang berguna dalam menghadapi era
kemungkinan pertautannya dengan global, yang membuat umat manusia
pemikir-pemikir lain yang juga hidup dalam sebuah desa buana (global
memiliki perhatian terhadap village). Dalam desa buana itu,
universalisme Islam. Setelah manusia akan semakin intim dan
menjelaskan beberapa alasan yang mendalam mengenal satu sama lain,
menterbelakangi pentingnya upaya tetapi sekaligus juga mudah terbawa
mengungkap kembali universalisme pada konfrontasi langsung. Adapun
Islam dan juga landasan normative landasan pemikirannya tentang
universalisme Islamnya, kemudian universalisme Islam adalah
Cak-Nur mulai menguraikan pemahaman tentang makna Islam
beberapa ajaran universalisme Islam, sebagai agama yang dinilainya
yang tertuang terutama dalam memiliki tiga makna pokok, yaitu :
karyanya Islam, Doktrin dan Islam sebagai agama alam semesta, islam
Peradaban. sebagai agama kemanusiaan sejagad,
Dari uraian tentang konsep dan islam sebagai agama sekalian
universalisme tersebut, secara umum para Nabi.
ada dua hal yang melatarbelakangi
pemikiran (mind set) bagi Cak-Nur 2.1.4 Pendidikan Islam Pluralisme
untk mengemukakan kembali paham
Konsep Pluralisme Cak Nur
universalisme Islam:
bertumpu pada pada gagasan Islam
Pertama, menghapus adanya kesan
sebagai agama universal dan tetap
seolah-olah Islam tidak bersifat
berputar di orbit komunal partikular
universal. Beberapa anggapan itu
karena masih melihat kebenaran
misalnya, Islam hanya diperuntukkan
agama lain dengan perspektif agama
bagi bangsa tertentu misalnya arab.
sendiri.
Kenyataan ini diperkuat oleh
Cak Nur mengusung pemikiran
gambaran secara sosiologis bahwa
pluralisme positif. Pluralisme positif
negara-negara yang rakyatnya
merupakan semangat yang menjadi
mayoritas beragama Islam termasuk
salah satu hakikat Islam. Pluralisme
negara dunia ketiga, misalnya
oleh Islam yang tidak pernah hilang
Indonesia, Pakistan, Bangladesh,
itu sekarang harus dengan penuh
bahkan negara-negara Islam di Afrika
kesadaran diterapkan dalam pola-pola
Utara, Sudan, Somalia, Aljazair dan
yang sesuai dengan tuntutan zaman
lainnya;
moderen, demi memenuhi tugas suci
Kedua, ada kepentingan local
Islam sebagai agama tauhid
dalam konteks keIndonesiaan untuk
(ketuhanan YME) untuk ikut serta
98 Sjech Dullah
menyelamatkan umat manusia dan bahkan bisa dicampuri oleh kyai
kemanusiaan di zaman mutakhir ini. langsung. Sehingga banyak pesantren
Pendekatan lain yang dibawa yang tutup pasca wafatnya sang kyai.
Cak Nur adalah pendekatan Dalam proses pembelajaran
neomodernis. Dalam bingkai para santri mempelajari kitab-kitab
neomodernis inilah sebenarnya Cak klasik dimana kitab-kitab tersebut
Nur meletakkan pondasi pemikiran dapat mengidentifikasikan kazanah
Islam. Gagasannya jauh kedepan keilmuan yang yang bernuansa
karena ia amat menyadari bahwa kultural, akhlak, ilmu, karomah,
untuk mengubah karakter umat integritas keimanan, kefaqihan, dan
Islam, dan bangsa Indonesia secara sebagainya. Masjid juga menjadi hal
lebih umum diperlukan waktu sekitar utama dalam sistem pembelajaran
25 tahun. pesantren. Disini, masjid bukan
Disini Cak Nur melihat potensi hanya fijadikan sebagai sarana
pesantren di Indonesia. Dilihat dari kegiatan saja, namun juga sebagai
historisnya, pesantren sebagai sistem pusat belajar mengajar.
pendidikan tradisional dan tertua Dari sikap terhadap tradisi
telah memainkan peran cukup pesantren kepada jenis salafi dan
penting dalam membentuk kualitas khalafi. Jenis salafi merupakan jenis
sumber daya manusia Indonesia. pesantren yang tetap
Pada era 70-an Cak Nur telah mempertahankan pengajaran kitab-
memprediksi pesantren sebagai kitab Islam klasik sebagai inti
sesuatu yang dapat dijadikan pendidikannya. Berbeda dengan
alternatif terhadap sistem pendidikan pesantren khalafi yang tampaknya
yang ada. menerima hal-hal baru yang dinilai
Pesantren di Indonesia lebih baik disamping tetap
populer dengan sebutan pondok mempertahankan tradisi lama yang
pesantren. Pesantren terdiri dari 5 baik.
pokok elemen, yaitu: kyai, santri, Pada kondisi objektif tersebut,
masjid, pondok dan pengajaran kitab- guna menjadikan pesantren lebih
kitab klasik. Keberadaan kyai dalam ideal, Nurcholis menawarkan perlu
pesantren laksana jantung bagi adanya rekonstruksi tujuan
kehidupan manusia. Intensitas kyai pesantren, adanya pembaharuan
memperlihatkan peran yang otoriter pesantren serta membaharui
karena kyailah perintis, pendiri, manajemen pesantren.
pengasuh, pemimpin bahkan pemilik Faktor pertama kurangnya
tunggal sebuah pesantren. Segala kemampuan pesantren dalam
urusan yang berkaitan langsung merespon dan mengikuti
dengan pesantren menjadi dan perkembangan zaman terletak pada

Sjech Dullah 99
lemahnya visi dan tujuan yang digunakan sebagai sistem nilai yang
dibawa pendidikan pesantren. dikenal sebagai Ahl-al-sunnah wa al-
Pada dasarnya tujuan dari jamaah , yaitu, Teologi Al-Asy‟ari,
pendidikan pesantren adalah Fiqh Madzhab, dan Tasawuf Praktis.
mencipta dan mengembangkan Pendidikan Islam menurut
kepribadian muslim yang bermanfaat Nurcholis Madjid harus dapat
bagi agama, masyarakat dan negara, memberikan arah pengembangan dua
serta membentuk manusia yang dimensi bagi peserta didik, yakni
memiliki kesadaran tinggi bahwa dimensi ketuhanan dan dimensi
ilmu pengetahuan Islam kemanusiaan. Jika diklasifikasikan,
sesungguhnya meliputi lingkup yang maka konsep pembaharuan
amat luas,yaitu tentang Tuhan, pendidikan Islam Nurcholis Madjid
manusia dan alam termasuk merupakan sebentuk corak
matematika, astronomi dan ilmu pendidikan progresif plus
bumi matematis sebagaimana spiritualitas. Hal ini dibuktikan
terbukti dari banyaknya istilah-istilah dengan memperhatikan dua orientasi
moderen (barat) di bidang-bidang itu pendidikan di atas dan prinsip-prinsip
berasal dari para ilmuan muslim. pemikiran Nurcholis Madjid yang
Tujuan akhirnya adalah beriman, kerap menekankan sikap terbuka,
berilmu dan beramal. fleksibel, kritis dalam berpikir;
Nurcholish Madjid menyatakan gagasan tentang demokrasi;
bahwa dalam aspek kurikulum, desakralisasi atau sekularisasi; atau
pelajaran agama masih dominan cita-cita masyarakat madani yang
dilingkungan pesantren. Pada toleran dan plural. Kesemua
umumnya pembagian keahlian modalitas ini kemudian diwujudkan
lulusan atau produk pendidikan sebagai agenda pembaharuan
pesantren berkisar pada bidang- pendidikan Islam melalui
bidang berikut: Nahwu-sharaf, Tafsir, seperangkat metodologi yang
Hadits, Bahasa Arab dan Tasawuf beberapa di antaranya telah penulis
Nurcholish Madjid menekankan identifikasi sebagai metode berpikir
agar dalam penerapan kurikulum rasional, metode pemecahan masalah,
dipesantren adanya check and eksperimen, kontemplasi, diskusi,
balance. Perimbangan ini dan penguasaan bahasa asing.
dimaksudkan agar pengetahuan Kegiatan menanamkan nilai-
keislaman dan pengetahuan umum nilai, sesungguhnya akan membentuk
agar dapat berjalan sejalan satu pendidikan keagamaan. Nilai-nilai
dengan yang lainnya. itu antara lain: Islam, iman, ihsan,
Ada tiga aspek yang mengakar taqwa, ikhlas, tawakal, syukur dan
dalam kultur pesantren yang sabar. Kemudian nilai-nilai akhlak

100 Sjech Dullah


yang akan mendorong kepada Dengan pembaharuan pendidikan
kemanusiaan antara lain: pesantren yang bisa mengintegralkan
silaturrahmi, persaudaraan, adil, baik antara pendidikan umum dan agama
sangka, rendah hati, tepat janji, bisa diharapkan akan terwujudnya
lapang dada, dapat dipercaya, dan para santri intelek.
sebagainya.
Fokus utama yang menjadi 2.1.5 Pendidikan Islam
pemikiran Nurcholish Madjid, terkait Multikultural
dengan pembaharuan pemikiran Secara bahasa, pendidikan mult
Islam, ialah bagaimana ikultural berasal dari dua kata, yaitu
memperlakukan ajaran Islam yang “pendidikan” dan “multikultural”.
merupakan ajaran universal dan Pendidikan adalah proses
dalam hal ini dikaitkan sepenuhnya pengubahan sikap dan tata laku
dengan konteks (lokalitas) Indonesia. seseorang atau kelompok orang di
Bagi Nurcholish Madjid, Islam usaha mendewasakan manusia
hakikatnya sejalan dengan semangat melalui upaya pengajaran dan
kemanusiaan universal. Hanya saja, pelatihan; proses, cara, perbuatan
sekalipun nilai-nilai dan ajaran Islam mendidik. Sedangkan multikultural
bersifat universal, pelaksanaan sebenarnya merupakan kata dasar
tersebut harus disesuaikan dengan yang mendapatawalan. Kata dasar itu
pengetahuan dan pemahaman tentang adalah kultur yang berarti
lingkungan sosio-kultural masyarakat kebudayaan, kesopanan, atau
yang bersangkutan. Dalam konteks pemeliharaan. Sedangkan awalannya
Indonesia, maka harus juga dipahami adalah multi yang berarti
kondisi riil masyarakat dan banyak, ragam, atau aneka.
lingkungan secara keseluruhan Multikultural dapat diartikan
termasuk lingkungan politik dalam pula sebagai keragaman kebudayaan,
kerangka konsep “Negara bangsa”. atau aneka kesopanan. Sedangkan
Dari berbagai pemaparan secara istilah, pendidikan
tentang tawaran konsep pendidikan multikultural berarti proses
Nurcholis Madjid yang hampir pengembangan seluruh potensi
sebagian besar mengerucut pada manusia yang menghargai
pembaharuan pesantren, saya rasa pluralitas dan heterogenitasnya
sangan relevan jika diterapkan pada sebagai konsekuensi keragaman
saat ini. Hal ini karena, masih banyak budaya, etnis, suku, dan aliran
pesantren di Indonesia yang masih (agama).75
termajinalkan. Kaum santri yang
masih dikonotasikan udik dan tidak 75
Ainurrofiq Dawam, Pendidikan
intelek. Multikultural. Yogjakarta: Penerbit INSPEAL, 2006,
hal 74

Sjech Dullah 101


Secara sederhana, Azra, dalam keadaan berdaya untuk
mendefinisikan pendidikan menggunakan kemapuan,
multikultural kemauan, dan sebagainya.
sebagai pendidikan untuk atau tentan 2. Mempunyai keinginan untuk
g keragaman kebudayaan dalam berkembang ke arah dewasa.
meres-pon perubahan demografi dan 3. Peserta didik mempunyai latar
kultural lingkungan masyarakat belakang yang berbeda-beda.
tertentu atau bahkan dunia secara 4. Peserta didik melakukan
keseluruhan. Menurut Banks, penjelajahan terhadap alam
pendidikan multikultural memiliki sekitarnya dengan potensi-
beberapa dimensi yang saling potensi dasar yang dimiliki
berkaitan satu dengan yang lain. secara individual.
Pertama, Content Intergration, yaitu
mengintegrasikan berbagai budaya Mengenai fokus pendidikan
dan kerealisasi dan teori dlam mata multikultural, Tilaar yang dikutip
pelajaran/disiplin ilmu. Kedua, the oleh Maksum mengungkapkan
knowledge construction process, bahwa dalam program pendidikan
yaitu membawa siswa untuk multikultural, fokus tidak lagi
memahami implikasi budaya ke diarahkan semata-mata kepada
dalam sebuah mata pelajaran kelompok rasial, agama dan kultur
(disiplin). Ketiga, an equity dominan atau mainstream. Dalam
paedagogy, yaitu menyesuaikan konteks teorits, belajar dari model-
metode pengajaran dengan cara model pendidikan multikultural yang
belajar siswa dalam rangka pernah ada dan sedang
memfasilitasi prestasi akademik dikembangkan oleh negara-negara
siswa yang beragam baik dari segi maju, dikenal lima pendekatan.
ras, budaya ataupun sosial. Keempat, Pertama, pendidikan mengenai
prejudice reduction, yaitu perbedaan kebudayaan atau
mengidentifikasi karakteristik ras multikulturalisme. Kedua, pendidikan
siswa dan menetukan metode mengenai perbedaan kebudayaan atau
pengajaran mereka.76 Secara umum pemahaman kebudayaan. Ketiga,
peserta didik memiliki lima ciri pendidikan bagi pluralisme
antara lain: kebudayaan. Keempat, pendidikan
1. Peserta didik dalam keadaan dwi-budaya. Kelima, pendidikan
sedang berdaya, maksudnya ia multikultural sebagai pengalaman
moral manusia. 77 Ali maksum
76 77A
Ali Maksum, Pluralisme dan li Maksum, Pluralisme dan
Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan
Islam Indonesia, Jakarta:Aditya Media Publishing, Islam Indonesia, Jakarta:Aditya Media Publishing,
2008, hal 2. 2008.

102 Sjech Dullah


menggambarkan bahwa bangsa dapat dilihat lebih jelas bahwa
Indonesia adalah bangsa yang upaya untuk mendukung
masyarakatnya sangat majemuk atau sekolah-sekolah yang tyerpisah
pluralis. Kemajuan bangsa Indonesia secraa etnik merupakan
dapat dilihat dari dua prespektif, antietnis terhadap tujuan
yaitu horizontal, kemajemukan pendidikan multikultural.
bangsa kita dapat dilihat dari d. Pendidikan multiltural
perbedaan agama, etnis, bahasa meningkatkan kompetensi
daerah, geografis, pakaian, makanan, dalam beberapa kebudayaan.
dan budaya. Vertikal, kemajemukan e. Kemungkinan bahwa
bangsa kita dapat dilihat dari pendidikan meningkatkan
perbedaan tingkat pendidikan, kesadaran tentang kompetensi
ekonomi, pemukiman, pekerjaan, dan dalam beberapa kebudayaan.
tingkat sosial budaya.
Men-design pendidikan 2.1.6 Pendidikan Islam
multikultural dalam tatanan Substantivistik
masyarakat yang penuh permasalahan Nurcholish Madjid (Cak Nur)
antara kelompok, budaya, suku, dan dikategorikan sebagai kelompok
lain sebagainya, seperti Indonesia, pemikir substantivistik dalam
mengamdung tantangan yang tidak pendidika Islam. Hal itu
ringan.78 dimaksudkan sebagai penekanan
Ada beberapa pendekatan terhadap pemikirannya bahwa
dalam proses pendidikan substansi atau makna iman dan
multikultural. peribadatan lebih penting daripada
a. Tidak lagi menyamakan formalitas dan simbolisme
pandangan pendidikan dengan keberagamaan serta ketaatan yang be
persekolahan, atau pendidikan rsifat literal kepada teks wahyu.
multikultural dengan program- Pesan-pesan al-Qur‟an dan Hadīth
program sekolah formal. yang mengandung esensi abadi dan
b. Menghindari pandangan yang bermakna universal, ditafsirkan
menyamakan kebudayaan kembali berdasarkan tuntutan kaum
dengan kelompok etnik. muslim serta dikontekstualisasikan
c. Interaksi insentif dengan dengan kondisi-kondisi sosial dan
orang-orang yang sudah pendidikan Islam yang berlaku pada
memiliki kompetensi maka masanya.
Pemikiran substantivistik
78 Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Ali Maksum, Pluralisme dan
Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan mengelaborasi apa yang disebutnya
Islam Indonesia, Jakarta:Aditya Media Publishing, paralelisme atau kemanunggalan ke-
2008.

Sjech Dullah 103


Islaman dan ke-Indonesiaan dalam umat Islam yang berada di negara-
pendidikan. Sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya
pendukung dan sumber utama nilai- muslim.
nilai ke-Indonesiaan, pendidikan Di Indonesia, yang mayoritas
Islam harus tampil produktif dan penduduknya beragaman Islam, maka
konstruktif terutama dalam mengisi nilai-nilai ke-Islaman yang
nilai-nilai ke-Indonesiaan dalam seharusnya lebih dikembangkan
kerangka Pancasila, yang menjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
kesepakatan luhur dan merupakan Sehingga orientasi kehidupan umat
kerangka acuan bersama bangsa Islam semestinya tidak hanya
Indonesia. mengarah pada pendidikan kesalihan
Dalam bidang politik, kaum pribadi dengan orientasi keakhiratan
substantivistik berupaya menekankan saja, melainkan harus menjaga
manifestasi substansial dari nilai-nilai keseimbangan antara kehidupan
pendidikan Islam dalam akvitas dunia dan akhirat.
politik. Bukan hanya dalam
penampilan akan tetapi juga dalam 3. Konsep Pendukung Pemikiran
format pemikirannya. Menurut Pendidikan Islam Nurcholish
Madjid (Cak Nur), eksistensi dan Madjid (Cak Nur)
artikulasi nilai-nilai pendidikan
3.1 Integrasi ke-Islaman dan ke-
Islam. Dalam iklim politik Indonesia
Indonesiaan
lebih penting dan sangat memadai
untuk mengembangkan pendidikan Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Islam dalam wajah kulturalisasi menyadari bahwa pluralisme internal
masyarakat Indonesia modern. sebagai kondisi obyektif bangsa
Pendidikan Islam seharusnya Indonesia tidak dapat dihadang,
mengambil bentuk kulturalisasi, bahkan dihindari. Oleh karena itu
bukan politisasi. Dengan demikian Beliau berpendap at bahwa
gerakan-gerakan pendidikan Islam pengembangan pendidikan Islam di
sebaiknya menjadi gerakan budaya Indonesia memerlukan pemahaman
ketimbang menjadi gerakan politik. dan strategi yang matang. Ia
Pemikiran Madjid (Cak Nur) mengajukan gagasan tentang
tentang pendidikan Islam tampaknya perlunya integrasi ke-Islaman dan ke-
terinspirasi dari pengalamannya Indonesiaan. Menurutnya, meskipun
berada di dunia Barat, pendidikan nilai-nilai dan ajaran Islam bersifat
etika dan nilai-nilai kesalihan sosial universal, pelaksanaannya itu sendiri
diterapkan dengan baik. Sehingga menuntut pengetahuan dan
dalam kehidupan bermasyarakat pemahaman tentang lingkungan
kelihatan lebih “Islami” daripada sosio-kultural masyarakatnya secara

104 Sjech Dullah


keseluruhan, termasuk didalamnya berpikir dan bekerja menurut fitrah
lingkungan politik dalam kerangka atau sunnatullah yang hāq.
konsep nation-state (negara bangsa). Sunnatullah telah mengejawantahkan
Gagasan integrasi ke-Islaman dirinya dalam hukum alam, sehingga
dan ke-Indonesiaan yang ditawarkan untuk menjadi modern, manusia
Nurcholish Madjid (Cak Nur) sejalan harus mengerti terlebih dahulu
dengan konsep pribumisasi Islam-nya hukum yang berlaku dalam alam itu
Abdurrahman Wahid. Keduanya (perintah Allah) melalui pendidikan
sebenarnya merupakan bentuk dalam Islam.
akulturasi pendidikan Islam. Dalam Pemahaman manusia terhadap
hal ini, Nurcholish Madjid (Cak Nur) hukum-hukum alam melahirkan ilmu
mengatakan perlunya frame of pengetahuan, sehingga modern
reference (kerangka referensi) yang berarti ilmiah. Dan ilmu pengetahuan
jelas mengenai ke-Indonesiaan. Dia diperoleh manusia melalui
merasa optimis bahwa semangat pendidikan dan akalnya (rasionya),
nasionalitas adalah modal yang baik sehingga modern berarti ilmiah,
untuk mengarah pada terwujudnya berarti pula rasional.
konvergensi nasional. Konvergensi
nasional yang dimaksud yaitu suatu 3.2 Penerimaan Pancasila dalam
bentuk saling pengertian yang Pendidikan Islam
berakar dalam semangat untuk saling Mengenai penerimaan
memberi dan menerima. Melalui Pancasila sebagai ideologi Indonesia,
pendidikan Islam, diharapkan sikap pemikiran Nurcholish Madjid (Cak
untuk saling memberi dan menerima Nur) mengapresiasi peran besar dari
itu bermuara pada kemantapan NU dan Muhammadiyah sehingga
masing-masing kelompok, golongan, Pancasila dapat diterapkan dalam
maupun agama. pendidikan Islam di Indonesia yang
Dengan adanya integrasi ke- merupakan penduduk mayoritas
Islaman dan ke-Indonesiaan bangsa beragama Islam. Tinggal bagaimana
Indonesia, Nurcholish Madjid (Cak caranya untuk mengisi dan
Nur) optimis Indonesia siap menjalankan Pancasila secara lebih
menghadapi dan menerima baik dan konsisten. Mengingat bahwa
modernisasi pendidikan. Modernisasi Pancasila adalah sebuah ideologi
berarti rasionalisasi untuk terbuka, maka lebar kesempatan
memperoleh daya guna dalam untuk semua kelompok sosial guna
berpikir dan bekerja yang maksimal. mengambil bagian secara positif
Hal itu merupakan perintah Allah untuk mengisi dan melaksanakannya.
yang imperatif dan mendasar. Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Modernisasi pendidikan Islam berarti mengatakan bahwa kaum muslim

Sjech Dullah 105


Indonesia dapat menerima Pancasila yang moderat. Pengalaman dari
setidak-tidaknya dengan dua beberapa negara yang berusaha
pertimbangan. Nilai-nilainya mendirikan negara Islam memberikan
dibenarkan oleh pendidikan Islam pelajaran bahwa konsep tersebut
dan fungsinya sebagai nota hanya akan mengecilkan dan
kesepakatan antara berbagai mempersempit peranan pendidikan
golongan untuk mewujudkan Islam sendiri sebagai sebuah sistem.
kesatuan berbangsa dan beragama. Perdebatan mengenai penerimaan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) Pancasila seharusnya sudah dianggap
membenarkan pernyataan selesai pada saat Indonesia
Mohammad Hatta, salah seorang menyatakan kemerdekaannya.
penandatanganan Piagam Jakarta, Apalagi nilai-nilai yang dikandung
yang nilai-nilainya kelak disebut dalam Pancasila tidak ada yang
Pancasila itu, yang merumuskan bertentangan nilai-nil ai yang
bahwa sila Ketuhanan Yanag Maha dikembangkan dalam pendidikan
Esa adalah sila primer dan utama Islam.
yang menyinari dan menjadi sumber
dalam kehidupan manusia. Begitu 3.3 Pernyataan ”Islam Yes, Partai
pula pendapat Hamka yang Islam No!”
menyatakan bahwa Ketuhanan Yang Modernisasi politik Nurcholish
Maha Esa itulah yang secara mutlak Madjid (Cak Nur) melalui pendidikan
memberi arti bagi Pancasila dan sila Islam, Beliau mengetengahkan
apapun dalam kehidupan manusia. pendapat “Islam yes, partai Islam
Ketuhanan atau tauhid itulah yang no!”. Menurut Beliau, jika partai-
mendasari dimensi-dimensi moral partai Islam merupakan wadah ide-
yang akan menopang setiap ide yang hendak diperjuangkan
peradaban manusia dan menjadi berdasarkan Islam, jelas bahwa ide-
intisari agama-agama yang dibawa ide tersebut sudah tidak menarik
oleh para nabi. Menurutnya, umat untuk masa sekarang, karena ide-ide
Islam tidak perlu menuntut adanya tersebut sekarang sedang menjadi
negara Islam, karena yang terpenting absolut, memfosil, dan kehilangan
adalah substansinya, bukan bentuk dinamika.
formalnya. Dia lebih setuju terhadap Kenyataannya, partai-partai
konsep dan eksistensi negara Islam yang ada gagal dalam
nasional, dalam hal ini negara membangun citra positif dan simpatik
Pancasila. dan bahkan yang terjadi adalah
Pendapat Nurcholish Madjid sebaliknya. Misalnya semakin
(Cak Nur) tersebut merupakan banyaknya umat Islam yang
perwujudan dari cara berfikirnya melakukan korupsi. Cak Nur tidak

106 Sjech Dullah


setuju dijadikannya Islam sebagai Islam Nurcholis Madjid (Cak
ideologi politik. Baginya yang Nur)
terpenting adalah membentuk Peranan umat Islam Indonesia
masyarakat yang sudah ada ini terhadap pemikiran pendidikan Islam
menjadi lebih Islami melalui Nurcholish Madjid (Cak Nur)
pendidikan kultural yang bisa terpusat pada tiga hal. Mendukung
79
dilakukan. negara Nasional Republik Indonesia
Sebagaimana telah diketahui, (NKRI), dalam hal ini Pancasila
partai Islam yang bermunculan dipandang sebagai kontrak sosial
setelah Indonesia merdeka. Partai- yang mengikat seluruh masyarakat.
partai tersebut bertarung pada pemilu Mengembangkan pemahaman
tahun 1955 dan banyak yang pendidikan Islam terhadap agama
mengalami kegagalan. Hingga Islam sebagai sumber kesadaran
akhirnya pada masa Soeharto partai- makna hidup yang tangguh bagi
partai tersebut difusilkan dalam satu masyarakat yang sedang mengalami
partai, yaitu PPP. Setelah terbukanya perubahan dinamis. Mengembangkan
pintu reformasi, partai Islam prasarana sosio-kultural untuk
bermunculan kembali, namun tetap mendukung proses pembangunan
kalah oleh partai nasionalis. Posisi pendidikan Islam Indonesia menuju
yang lebih baik diterima oleh PKB masyarakat industri yang maju. Hal
dan PAN yang menggunakan ini harus dijadikan pemahaman umat
Pancasila sebagai ideologi partainya. Islam Indonesia sehingga akan
Meskipun di satu sisi keduanya menghasilkan proses saling
diuntungkan dengan adanya basis menguatkan antaragama dan
massa yang besar (NU dan masyarakat.
Muhammadiyah), namun di sisi lain Nurcholish Madjid (Cak Nur)
penggunaan ideologi Pancasila pada menegaskan pendiriannya bahwa
dua partai tersebut menunjukkan Pancasila adalah sebuah ideologi
sikap terbuka keduanya dalam terbuka dan demokratis, sehingga
menyikapi keberagaman Indonesia, Pancasila harus dapat dipahami
hal inilah yang yang perlu pembaruan secara benar agar tidak berubah
dalam pendidikan Islam. menjadi rumusan-rumusan dogma
3.4 Peranan Umat Islam Indonesia yang mati dan kaku. Sikap yang tepat
terhadap Pemikiran Pendidikan terhadap Pancasila akan menutup
kesenjangan antara konsep keumatan
dan kenegaraan, tidak lain harus
melalui konsep pendidikan Islam
79
Ahmad Gaus. Api Islam Nurcholish yang benar, karena mayoritas
Madjid: Jalan Hidup Seorang Visioner. Jakarta :
Gramedia
penduduk Indonesia beragama Islam.

Sjech Dullah 107


Dengan hilangnya kesenjangan, maka setempat. Pendidikan Islam yang
dapat diharapkan pada diri umat universal hanya bisa ditangkap dalam
Islam rasa ikut memiliki Indonesia bentuk nilai, sehingga ketika ia turun
sepenuhnya. Kondisi ini selanjutnya dan jatuh ke tangan manusia menjadi
akan melandasi perkembangan bentuk dalam pengertian budaya.
hubungan antara Islam dengan Dalam pengertian budaya inilah
Indonesia, yaitu bahwa ke-Islaman Islam dapat muncul dalam berbagai
adalah ke-Indonesiaan dan ke- corak dan warna.
Indonesiaan adalah sebagian besar Dengan demikian, integrasi
ke-Islaman. antara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) akan dapat terwujud jika umat Islam
secara lebih lanjut mengatakan mampu memaknai dan memahami
bahwa keparalelan ke-Islaman dan Pancasila dengan benar. Hal itu
ke-Indonesiaan adalah pengakuan sebenarnya tidak sulit untuk
akan absahnya pandangan yang diwujudkan asalkan dasar dari nilai-
melihat perlunya membuat nilai yang terkandung dalam
interpretasi. Jika bukan adaptasi Pancasila menjadi materi Pendidikan
ajaran-ajaran universal Islam untuk Islam Indonesia. Selain itu, umat
memenuhi tuntutan-tuntutan nyata Islam yang berkembang di Indonesia
Indonesia, maka perkembangan adalah umat Islam yang rasionalis
selanjutnya, Indonesia akan menjurus dan menerima bahwa Pancasila satu-
menjadi sebuah “negara santri.” Ini satunya idiologi Negara Republik
tidak berarti Pancasila akan terhapus Indonesia.
atau terganti, akan tetapi nilai-nilai Islam pada dasarnya sudah
Pancasila akan mengejawantah dalam berakulturasi dan mengakar dalam
bentuk nilai-nilai kesantrian yang budaya Indonesia jauh sebelum
kosmopolit dan nasional. 80 kemerdekanaan. Sehingga
Menurut Nurcholish Madjid momentum kebebasan dan demokrasi
(Cak Nur) pendidikan Islam yang berkembang setelah jatuhnya
Indonesia adalah pendidikan Soeharto seharusnya dapat
partikulir dan universal. Di satu pihak dimanfaatkan oleh umat Islam untuk
Islam bersifat universal yang terbebas semakin mengukuhkan nilai-nilai
dari pengaruh budaya lokal dan di pendidikan yang diajarkan melalui
pihak lain, pendidikan Islam harus agama dalam kehidupan masyarakat
hadir di bumi yang penyebaran dan modern. 81
penerimaannya oleh umat manusia
terbungkus oleh budaya-budaya
80 81
Nurcholish Madjid. Islam, Kerakyatan Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan
dan Keindonesiaan. Bandung : Mizan, 1997, hal 57 dan Keindonesiaan. Bandung : Mizan, 2013

108 Sjech Dullah


3.5 Tanggung Jawab Pendidikan cinta kasih orang tua tetapi juga pada
Islam di Indonesia peningkatan potensi positif anak agar
Pemikiran Nurcholish Madjid menjadi manusia dengan kualitas
(Cak Nur) tentang tanggung jawab setinggi-tingginya. Dalam hal ini
pendidikan Islam yang terdiri dari orang tua tidaklah mampu
orang tua, pendidik atau pemerintah, menjadikan anaknya “baik” karena
dan masyarakat tidak sesuai dengan potensi kebaikan itu justru ada pada
praktik pendidikan. Khusus orang tua diri anak, yaitu nature yang memang
sebagai penanggung jawab sudah menjadi fitrah anak itu sendiri.
pendidikan Islam, hampir semua Tetapi orang tua harus mengarahkan
pemikir pendidikan Islam sepakat dan mengembangkan potensi yang
akan tanggung jawabnya. Orang tua dimiliki anak. Selanjutnya orang tua
baik ayah maupun ibu merupakan berkewajiban meluruskan anak dari
salah satu pihak yang memiliki sifat yang mengingkari fitrah
tanggung jawab pendidikan Islam kebaikan tersebut“.83
yang paling dominan khususnya pada Kondisi riil masyarakat dan
anak-anaknya. pemerintah Indonesia pada era
Pendidikan keluarga ini juga global lebih mengedepankan
bagi Nurcholish Madjid (Cak Nur) modernisasi dalam segala segi
terhadap keluarganya, dimana beliau kehidupan. Pendidikan di
membekali pendidikan Islam kepada masyarakat lebih banyak mencontoh
istrinya (Omi Komariah) dan dua diluar tuntutan Islam, dan mirisnya
orang anaknya Nadia Madjid dan orang tua tidak mampu meluruskan
Ahmad Mikail. Nurcholish Madjid anak dari sifat yang mengingkari
(Cak Nur) dan istrinya mendidik fitrah kebaikan, karena orang tua
kedua anaknya dengan belajar secara takut dianggap anak tidak modern.
alami dan orang tua hanya Kondisi riil masyarakat dan
meluruskan dan mengarahkannya ke pemerintah Indonesia di era global
arah yang sesuai dengan fitrah lebih mengedepankan modernisasi
kebaikan. dalam segala segi kehidupan.
Terungkap Beliau Sementara proses modernisasi itu
82
mengemukakan, wujud cinta kasih sendiri secara inheren
orang tua untuk menumbuh- mengakibatkan nilai-nilai yang
kembangkan kualitas anaknya bukan bersifat spiritual semakin
hanya bersifat fisik semata. Wujud termarginalkan termasuk akhlak
mulia yang menjadi muara bagi
82 berbagai norma agama yang
Madjid, Nurcholish. 1996. Islam,
Kerakyatan, dan Keindonesiaan: Pikiran- Pikiran
Nurcholish Muda: Bandung: Mizan. 83
Nurcholish Madjid. Masyarakat Religius.
Jakarta : Paramadina, 1997, hal 82

Sjech Dullah 109


sebagian besar bersifat spiritual. mengarah kepada pembaruan
Dengan demikian, masyarakat pendidikan Islam di segala bidang.
semakin sulit untuk diharapkan Universitas Paramadina memfokuskan
menjadi kolega dalam upaya kepada pengembangan program studi
pembentukan manusia berakhlak engineering science dengan disiplin
mulia. ilmu diharapkan mampu
Pemikiran yang semacam ini, menyongsong perkembangan zaman.
jenis pendidikan yang tepat adalah Program studi ilmu-ilmu sosial dan
pendidikan non-formal atau in- falsafah yang mendukung program
formal, sedangkan untuk pendidikan studi science tersebut, yaitu Fakultas
formal akan menghadapi kesulitan Ilmu dan Rekayasa di Universitas
yang sangat besar, hal ini Paramadina.
disebabkan keterbatasan sarana, Selain itu, konsep pemikiran
waktu, dan pendukung. Kenyataan pendidikan Islam Nurcholish Madjid
ini menjadikan semakin lebarnya (Cak Nur) tentang falsafah dan
jurang pemisah antara kondisi yang budaya sudah diterapkan dan
seharusnya dengan kondisi yang difokuskan menjadi pusat
ada, terutama pada tataran wacana kebudayaan dan peradaban di
pemikiran tersebut layak untuk Universitas Paramadna. Sebagai
diapresiasi. tempat persemaian manusia baru
Indonesia, juga sebagai sebagai
wujud bahwa Fakultas Falsafah dan
Peradaban menjadi tolok ukur titik
awal konsep pendidikan Islam
Nurcholish Madjid (Cak Nur). Hal ini
menunjukkan bahwa dalam hal
B. Pembahasan pemikiran tentang teknologi dan
filsafat, ternyata Universitas
1. Implimentasi Pemikiran Paramadina tetap konsisten
Pendidikan Islam Nurcholish menggunakan konsep pemikiran
Madjid (Cak Nur) di pendidikan Nurcholish Madjid (Cak
Universitas Paramadina Nur).
Paramadina Dari hasil wawancara
Dalam aspek konsep (07/02/2014) mengungkapkan
pemikiran pendidikan Islam bahwa, konsep pemikiran pendidikan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
diimplementasikan di era global masih tetap digunakan, terutama
dinilai merupakan implikasi menyangkut gagasan beliau untuk
pemikiran pendidikan Islam yang menjadikan Universitas Paramadina

110 Sjech Dullah


sebagai pusat kebudayaan dan yang ditopang oleh pengenalan
peradaban, sebagai tempat terhadap persoalan filosofis. Program
persemaian manusia baru Indonesia. ini memberikan konteks kepada
Hal ini terbukti dengan adanya pengembangan ilmu agama terkait
program beasiswa kuliah gratis bagi dengan perubahan zaman yang
anak kurang mampu, Paramadina menuntut usaha-usaha ijtihad,
Fellowship yang memberikan sehingga di kampus sering diadakan
implikasi masuknya pemikiran diskusi keagamaan“.85
tarbiyah dari Partai Keadilan Konsep pemikiran pendidikan
Sejahtera, salah satu kegiatannya Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
melaksanakan diskusi keagamaan”. 84 tidak seutuhnya diterapkan di
Hasil konfirmasi dengan Universitas Paramadina.
bentuk pola pikir liberal pendidikan Konsekuensi akibat dari
Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur) berkembangan pemikiran Pendidikan
dimaksud adalah melepaskan diri dari Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
nilai-nilai tradisional dan ingin terutama untuk mencapai
mencapai nilai-nilai yang berorientasi perkembangan dunia pendidikan
ke masa depan yang berdasarkan Al- Islam di era global.
Qur‟an dan As-Sunnah. Hasil wawancara diperkuat
Pengembangan budaya dan tradisi juga oleh penjelasan seorang dosen
diskusi keagamaan ala pesantren dari Program Studi Filsafah dan
mencerupakan penerapan pemikiran Agama Universitas Paramadina yang
pendidikan Islam K.H. Achmad mengungkapkan bahwa kampus ini
Dahlan dan K.H. Hasyim Asya‟ari. sudah mengalihkan marketnya
Ini membuktikan bahwa dengan lebih menonjolkan aspek
pengembangan budaya dan tradisi kampus umum dan modern yang
diskusi keagamaan dan ideologi mengikuti perkembangan zaman serta
Nurcholish Madjid (Cak Nur) tidak visi dan misi yang digagas oleh
seutuhnya diterapkan di Universitas pengelola perguruan tinggi ini.”.86
Paramadina. Menanggapi hal tersebut,
Hal yang sama juga di Bapak M. Wahyuni Nafis, M.A.,
sampaikan oleh Asrina Ketua Ketua Badan Kajian Islam Yayasan
Lembaga Penelitian Universitas Paramadina mengungkapkan, melalui
Paramadina dalam suatu wawancara, Yayasan Paramadina yang didirikan
(15/01/2014) mengungkapkan bersama teman-temannya inilah Cak
bahwa, Program Studi Falsafah
dan Agama mempelajari ilmu Islam, 85
Wawancara (15/01/2014), dengan
Asrina Ketua Lembaga Penelitian Universitas
84
Wawancara (07/02/2014), dengan Paramadina
86
Abduh Zen dosen Filsafat Wawancara, 08/02/2014

Sjech Dullah 111


Nur bergerak dalam kajian-kajian Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
yang mengarah kepada gerakan tidak seutuhnya diterapkan di
intelektual muslim Indonesia. Beliau Universitas Paramadina. Setelah
berhasil menarik kalangan kelas pimpinan Anis Baswedan, seorang
menengah dan elit masyarakat dari pemikir tarbiyah dari Partai Keadilan
pejabat pemerintah, pengusaha, Sejahtera, Universitas Paramadina
budayawan, artis, pemuda, berdiri Kesatuan Aksi Mahasiswa
mahasiswa dan beragam kaum Muslim Indonesia yang memiliki 2
professional lainnya untuk mengikuti (dua) komisariat. Komisariat Kampus
berbagai kegiatan pengkajian Islam Paramadina Bidakara dan Komisariat
dan Kemasyarakatan, agar bangsa Kampus Paramadina Sampoerna.
Indonesia jadi modern. Modernisasi Kelompok aksi mahasiswa ini
bagi Cak Nur, lebih identik dengan membuka filtrasi pemikiran ke
rasionalisasi dalam arti bahwa Paramadina dengan memasukkan
modernisasi merupakan satu proses pemikiran tarbiyah melalui forum
menghilangkan pola pikir yang tidak diskusi pendidikan Islam. Ditinjau
rasionalistik digantikan dengan pola dari sudut sekularisasi, maka konsep
baru yang lebih rasionalistik. Pendidikan Islam Nurcholish Madjid
Menjadi modern berarti (Cak Nur) tidak diterapkan dengan
mengembangkan kemampuan baik di kalangan Kampus Universitas
berfikir secara ilmiah, bersikap Paramadina. Masyarakat kampus
dinamis dan progresif dalam menganut paham tekstualis literalis
mendekati kebenaran-kebenaran pada sumber ajaran Pendidikan
universal. Sedangkan sekularisasi Islam. Program Studi Falsafah dan
adalah proses sosiologis, sekularisasi Agama Universitas Paramadina
bukanlah upaya “memisahkan” masih menerapkan kajian tekstualis
duniawi dan ukhrawi, melainkan literalis pada sumber pendidikan
sebagai sarana bagi umat Islam untuk Islam. Ditinjau dari sudut
membedakan di antara keduanya. universalisme, maka konsep
Untuk mengkaji hal tersebutlah maka pemikiran pendidikan Islam
Cak Nur menjadikan Yayasan ini Nurcholish Madjid (Cak Nur)
sebagai lembaga kajian Islam yang diterapkan sepenuhnya dalam konsep
modern”.87 pendidikan saat ini. Kampus
Menanggapi hasil wawancara Universitas Paramadina mulai
dengan Bapak Wahyuni Nafis, Ketua menerima hadirnya pemikiran-
Badan Kajian Islam Yayasan pemikiran lain tentang pendidikan
Paramadina dapat disimpulkan Islam dan sudah menerima kehadiran
bahwa ideologi pemikiran pendidikan mahasiswa yang beragama lain.
87
Wawancara, 09/02/2014

112 Sjech Dullah


Sebagai seorang pemikir Universitas Chicago tempat Beliau
pendidikan Islam, gagasan-gagasan memperoleh gelar doktor. Tidak hanya
Nurcholish Madjid (Cak Nur) merangsang profesionalisme, tetapi
seringkali mendahului zamannya, juga bertujuan menyuntikkan
sehingga dinilai sebagai visioner kepekaan religius serta cara berpikir
dan kontroversial, bahkan sangat dan perilaku yang etis, bermoral, dan
abstrak, sehingga memerlukan toleran. Lebih jauh Paramadina dalam
dukungan untuk mewujudkannya. mewujudkan keunggulan berbasis
Keberadaan Yayasan Wakaf intelektual, etis, dan toleran seluruh
Paramadina, Universitas mahasiswa harus mengikuti mata
Paramadina, dan Madania Boarding kuliah pendidikan Islam dengan tema
School dapat dipandang sebagai “Islam agama pasrah, Allah,
sarana dalam mewujudkan dan kenabian, konsep keselamatan Islam,
menyosialisasikan gagasan-gagasan wahyu, sejarah Islam, petunjuk
pemikiran pendidikan Islam Cak penafsiran Al-quran, Muhammad dan
Nur secara formal. as-sunnah, hari akhir, kematian, takdir,
Karakter pendidikan Islam yang dinamika manusia, sholat; teori,
ingin dikembangkan oleh Paramadina praktik, dan maknanya, puasa
adalah sebentuk wawasan dan perilaku Ramadhan, zakakont, kesetiakawanan
ke-Islaman yang sangat mementingkan sosial, keluarga dan implikasi dalam
dimensi kesejarahan. Apresiatif al-quran, tafsir atas konsep al-kitab
terhadap khazanah intelektual dalam al-quran, Islam di Nusantara,
pendidikan Islam dan berbagai Islam dan Isu-Isu ke-Islaman”.88
dinamikanya, baik yang klasik maupun Selain Universitas Paramadina,
modern. Pembentukan wawasan dan SBI Madania, yang merupakan
sikap ke-Islaman yang terbuka, santun, metamorphose dari SMU Madania
kritis dan apresiatif terhadap Boarding School, merupakan
perbedaan ekspresi pendidikan implikasi dari gagasan multikultural
keagamaan. Tema-tema kajian di pluralistik Nurcholish Madjid (Cak
Paramadina bertitik tolak dari ajaran Nur). SBI Madania ini memiliki
universal pendidikan Islam yang siswa yang tidak hanya beragama
sangat menekankan titik kesamaan Islam, banyak yang menganut agama
(kalimat sawa‟) antara semua pengikut lain. Kekhasan lainnya dari lembaga
semua nabi dan rasul. pendidikan yang dikelola oleh
Universitas Paramadina juga Yayasan Madania adalah dalam
dapat dipandang sebagai obsesi Cak kurikulumnya memberikan bobot
Nur dalam membentuk dan
pengembangan lembaga riset dan 88
Tahqiq dan Ibrahim. Pendidikan Agama
pendidikan kelas satu dengan model Islam di Paramadina, Jakarta : Paramadina, 2007,
hal 107

Sjech Dullah 113


tambahan yang relevan dengan akan datang berkunjung melihat dan
kehidupan modern serta mencerahkan mungkin bertanya kepada guru
intelektualitas dan spiritualitas para agama, apa artinya pohon natal.
siswanya. Kurikulum pendidikan Disana kita jumpai Budha yang
Islam diarahkan menjadi media sedang melakukan meditasi, tampilan
penyadaran umat, sehingga tumbuh ka‟bah dan lain-lain. Semua anak
pemahaman yang tidak eksklusif. bisa melihat simbol-simbol
Membangun harmonisasi keagamaan yang sangat ekspresif dan
kehidupan masyarakat plural yang penuh nilai kesakralan. Itu jadi
menghasilkan corak paradigma yang pengalaman tersendiri bagi anak-
tidak rigid dan toleran. Pada sisi lain, anak. Karena masih bersifat
SMA Madania juga menyediakan eksperimen, kami belum tahu apa
guru-guru agama sesuai dengan yang terjadi. Akan tetapi, dari segi
agama yang dianut peserta didik. sikap, anak-anak jadi sangat terbuka.
Sejalan dengan hal ini, Budhy Siswa-siswa SD yang masih
Munawar Rachman mengungkapkan, fresh pikirannya dan masih belum
memang ada suatu eksperimen yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran
dilakukan di Paramadina di TK, SD, yang suka mengklaim orang lain
SMP, dan SMA dengan sistem active kafir, misalnya, akan bisa menerima
learning sejak SD, setiap anak temannya yang berbeda agama
biasanya mendapatkan pendidikan dengan baik. Yang menarik, orang
agama sesuai agamanya masing- tua yang melihat anaknya datang ke
masing. Juga ada sistem moving class spiritual fair kadang juga kaget,
ketika pelajaran agama, mereka “Kok anak saya diberitahu tentang
pindah ke kelas agama masing- agama lain?”. Jadi, masalahnya
masing. Ada macam-macam kelas bukan sebatas persoalan guru yang
agama terpisah-pisah: Christian belum siap, tetapi orang tua juga. Ini
class, Catholic class, Islamic class masalah besar; kami ditantang untuk
dan lain-lain. Jadi pasal 13 ayat 1 A menyiapkan guru yang siap mendidik
RUU Sisdiknas sudah kami lakukan sekaligus bisa menjadi orang tua.
di Madania. Nah, karena kami mau Kami tidak mungkin mengajarkan
menekankan pluralisme agama, di wawasan pluralisme, tetapi guru-
masa-masa tertentu, misalnya tugas gurunya bukan pluralis. Bahaya
bukan sekali, kami adakan spiritual sekali dan akan merusak ide besar
atau religion fair atau “pekan raya kami. Makanya, orang tua juga harus
agama”. mendapatkan training atau semacam
Setiap kelas-kelas agama akan
berhias diri, simbol-simbol agama
juga ditamplikan dan setiap anak

114 Sjech Dullah


acara bulanan dimana mereka bisa Sebagaimana diakui Budhy
memahami pluralisme.89 Munawar, komunitas Paramadina
Eksperimental pemberian selama ini hanya dipahami sebagai
pendidikan Islam yang dilaksanakan para alumni KKA dan pengajian
oleh Madania yang pluralistik Paramadina.
multikultural sebagaimana Para stake holder ide-ide
dinyatakan di atas. Hal ini jelas Nurcholish dan Paramadina tidak
menunjukkan betapa besar dan sulit ditemukan dimana-mana
membekasnya pengaruh konsep kendatipun mereka mungkin tidak
pemikiran Nurcholish Madjid (Cak pernah bertemu dengan Nurcholish
Nur) untuk menampilkan nilai-nilai Madjid atau datang ke Paramadina.
substansi Islam sesuai dengan Berkat sosialisasi gagasan melalui
kerangka ke-Islaman yang seminar, buku, dan ekspose media
dipahaminya dalam tatanan massa, jaringan ide Paramadina
masyarakat yang plural- berserakan dalam kesadaran banyak
multikulturalistik ini. orang yang menjadi semacam “massa
Pada sisi lain, ditinjau dari mengambang”.
perspektif James A. Banks, Pelaksanaan kajian-kajian
kurikulum pendidikan Islam di semacam kursus, pelatihan, dan
Madania sudah sangat bernuansa diskusi bulanan tidak ada petunjuk
multikultural-pluralistik. Sudah bahwa dosen Paramadina harus
melampaui additive level, yakni telah memiliki pandangan yang sama
menggunakan transformative level, dengan Nurcholish Madjid.
dalam arti sudah menjadi kekhasan Semuanya sepakat pada satu hal yang
tersendiri dari SBI Madania. menjadi prinsip Paramadina, yaitu
Demikianlah, beberapa upaya menjunjung tinggi kebebasan
diseminasi dan sosialisasi secara berpendapat dan menghargai
formal terhadap gagasan pendidikan perbedaan. Diseminasi nonformal
islam Nurcholish Madjid (Cak Nur). gagasan Nurcholish ditemukan dalam
Upaya diseminasi dan pelaksanaan Nurcholish Madjid
sosialisasi non-formal pemahaman Memorial Lecture (NMML) yang
pemikiran pendidikan Islam antara kemudian berkembang menjadi
lain dilakukan penerbitan buku-buku Nurcholish Madjid Society
90
karya Nurcholish Madjid (Cak Nur). (NCMS).
Dengan penerbitan buku tersebut,
maka pemikiran Cak Nur
tersosialisasi dan tersebar secara luas.
89 90
Taufik Hidayat. Merajut Semangat Taufik Hidayat. Merajut Semangat
Pluralisme, Yogyakarta: UGM, 2008, hal 30-31 Pluralisme, Yogyakarta: UGM, 2008, hal 32

Sjech Dullah 115


2. Karakteristik Pemikiran pendidikan Islam di Indonesia.
Pendidikan Islam Nurcholish Dengan demikian, pembaruan
Madjid (Cak Nur) pemikiran pendidikan Islam
Karakteristik pemikiran Nurcholish Madjid (Cak Nur) adalah
Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang kritik alqur‟an, nilai etika, dan
berhubungan dengan modernisasi budaya mencerminkan semangat
pendidikan Islam. Modernisasi dalam menggagas muatan
91
adalah perspektif yang pemikirannya.
mengemukakan misi pendidikan Pemikiran Nurcholis Madjid
Islam yang strategis sebagaimana (Cak Nur) tentang pendidikan
dijelaskan dalam al-qur‟an. Pesantren terhadap kehidupan sosial
Pendidikan Islam adalah universal masyarakat merupakan pendidikan
dan selalu sesuai dengan lingkungan religius yang menjadi ciri khas
kultural apapun. Kandungan Al- Indonesia. Pesantren mempunyai
qur‟an dan warisan-warisan asli pengaruh besar terhadap kehidupan
Islam terletak dalam bingkai sosial masyarakat serta mencerdaskan
pemahaman yang holistik, dinamis, anak-anak bangsa tanpa melupakan
dan bertanggung jawab. Melalui moral dan iman. Kondisi pesantren
pendekatan seperti itu, pendidikan seperti ini membuat banyak tokoh
Islam mengandung persoalan- Islam ikut berperan dalam
persoalan mengenai tauhid, nilai-nilai menuangkan ide dalam pembaharuan
etika, peradaban, dan aspek pesantren untuk kehidupan sosial
kemoderenan. masyarakat. Nurcholis Madjid
Salah satu hal yang cukup (Caknur) yang merupakan
signifikan konsistensi gagasan cendekiawan muslim serta penulis
pemikiran Nurcholish Madjid (Cak karya-karya tentang pembaharuan
Nur) terletak dalam mengkaji al- banyak menyumbangkan pemikiran-
qur‟an. Beliau memiliki kesadaran pemikirannya untuk perkembangan
tinggi untuk menginterpretasikan al- pesantren. Implementasi dari
qur‟an dalam konteks ajaran pemikiran Nurcholis Madjid (Cak
kebudayaan. Beliau pulalah Nur) tentang pendidikan pesantren
merekonstruksikan Islam sebagai dan pengaruhnya terhadap kehidupan
keyakinan kreatif, positif, progresif, bermasyarakat.
dan sekaligus merefleksikan Pentingnya peran pesantren
keyakinan tersebut. Betapapun peran dalam kehidupan bermasyarakat
Nurcholish Madjid (Cak Nur) tidak membut Nurcholis Madjid (Cak Nur)
bisa dinafikan dalam realitas tergerak untuk menciptakan suatu
pembentukan dan pematangan suatu 91
Madjid, Nurcholish. 2013. Islam,
wacana pembaruan pemikiran Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan.

116 Sjech Dullah


pendidikan Islam yang ideal untuk Tentu saja, sesuai dengan filsafat
membentuk pola pikir yaitu kebebasan ala J.S Mill, kebebasan
intelektualisme. Pola piker yang yang tidak mengganggu kebebasan
dapat mengantarkan manusia ke orang lain.93
dalam dua tendensi yang sangat erat Kata liberal itu sendiri harus
hubungannya, yaitu melepaskan diri dijelaskan terlebih dahulu, apa yang
dari nilai nilai tradisional dan dimaksud dengan liberal. Bila liberal
mencari nilai-nilai yang berorientasi yang dimaksud adalah makna asli
kemasa depan yang berdasarkan al- liberal itu sendiri yaitu adanya
qur‟an dan as-sunah.92 kebebasan berpikir. Dalam lingkup
Peningkatan kualitas akademis, saya kira Paramadina
intelektual pembaruan pemikiran adalah kampus liberalisasi bukan
pendidikan Islam Cak Nur tidak liberal atau liberalisme. Semua
hanya di kalangan santri (pesantren) paham dari yang kiri ekstrem sampai
saja, juga di kalangan pemuda, dan kanan ekstrem, dilindungi
mahasiswa. Santri, pemuda dan kebebasannya di Paramadina. Di
mahasiswa diharapkan tidak saja Paramadina, dalam hal gerakan
hanya menguasai ilmu pendidikan memang terdapat tradisi yang
agama, melainkan ikut bersaing berbeda dengan kampus lain. Politik
dalam dunia ilmu modern di segala kampus yang terjadi di kampus-
bidang. Gagasan tentang pembaruan kampus besar, di Paramadina
pendidikan Islam pesantren adalah cenderung tidak ada. Banyak
bagian dari cita-cita modernisasi faktornya, salah satunya adalah
Nurcholish Madjid (Cak Nur). ketidakadaan pemikiran itu sendiri.
Perspektif historis menempatkan Selain itu, kampus Paramadina yang
pesantren pada posisi yang cukup sudah terlanjur dicap liberal
istimewa dalam khazanah membuat pemikiran-pemikiran yang
perkembangan pendidikan sosial- berbeda sulit masuk kesana.
budaya dan pendidikan agama dalam Disamping karena biaya ngampus di
masyarakat Indonesia. Paramadina yang tidak kecil,94
Selain pesantren yang menjadi membuat gagasan Cak Nur hanya
cita-cita modernisasi Cak Nur adalah bisa disaingi mayoritasnya oleh anak-
modernisasi kampus. Kampus adalah anak hedon yang tentu saja apatis
wadah intelektual semua pendapat terhadap pemikiran dan gerakan
dan ekspresi harus dijaga, agar politik.
gagasan yang bagus tidak
terdominasi karena berbagai faktor.
93
Jurnal Ilmiah Paramadina,
92
Madjid, Nurcholish. 2013. Islam, http://gradschool.paramadina.ac.id/
94
Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan. Pedoman Umum Paramdina Hal 11

Sjech Dullah 117


Namun perubahan terjadi dengan lebih menonjolkan aspek
setelah penerus Cak Nur, tokoh- kampus umum dan modern, daripada
tokoh muda yang membuat banyak sebagai kampus Cak Nur. Strategi ini
perubahan berarti di Paramadina. tidak mengherankan, karena kampus
Salah satunya adalah membuka Paramadina sering disalah pahami
Paramadina Fellowship (PF) yaitu sebagai kampus liberal ala Cak Nur.
program beasiswa kuliah gratis Masyarakat Indonesia pun kini mulai
sekaligus tempat tinggal bagi anak mengenal Paramadina sebagai
kurang mampu. Program yang kampus populer di kalangan
dimulai pada tahun 2008 ini menuai masyarakat terutama sejak
banyak apresiasi positif. Karena meluncurkan Indonesia Mengajar
selain memberikan kesempatan yang diapresiasi banyak pihak.
belajar kepada anak kurang mampu,
tapi juga menambahkan daya saing 3. Keunikan Pemikiran Pendidikan
prestasi mahasiswa Paramadina.95 Islam Nurcholish Madjid (Cak
Dampak lainnya adalah Nur)
infiltrasi pemikiran ke Paramadina, Dilihat dari sosok dan karakter
salah satunya adalah pemikiran pemikiran pendidikan Islam
pendidikan Islam tarbiyah (PKS) nurcholish Madjid (Cak Nur), ada
dengan didirikannya KAMMI komsat beberapa keunikan dari hasil
gabungan yang meliputi kampus pemikiran Beliau sebagai berikut.
Paramadina Bidakara, dan 1. Yang berhubungan dengan
Sampoerna. Ketua komisariatnya modernisasi pendidikan Islam
adalah mahasiswa penerima beasiswa Nurcholish Madjid (Cak Nur)
PF, jurusan Teknik Informatika. adalah perspektif yang
Selain itu, ada juga mahasiswa PF mengemukakan misi
yang aktif di pengajian Majlis pendidikan Islam yang
Rasulullah. Kajian tentang ekonomi strategis berdasarkan Al-qur‟an
syariah pun tidak ketinggalan. Celana dan Al-hadist.
ngatung dan jenggot tipis jilbab lebar 2. Gagasan tentang pembaruan
kini mulai bermunculan di pendidikan Islam pesantren
Paramadina walaupun tidak dominan. adalah bagian dari cita-cita
Secara umum, Paramadina modernisasi Nurcholish
mulai menerima hadirnya pemikiran- Madjid (Cak Nur).
pemikiran lain. Selain adanya 3. Pembaruan pemikiran
infiltrasi pemikiran melalui jaringan pendidikan Islam Cak Nur
beasiswa, Paramadina juga mulai tidak hanya di kalangan santri
mengalihkan marketisasi mereka (pesantren) saja, juga di
95
http://gradschool.paramadina.ac.id

118 Sjech Dullah


kalangan pemuda, dan kampus Paramadina Bidakara,
mahasiswa. dan Sampoerna.
4. Pembaruan pemikiran 9. Paramadina juga mulai
pendidikan Islam Nurcholish mengalihkan marketisasi
Madjid (Cak Nur) adalah kritik mereka dengan lebih
alqur‟an, nilai etika, dan menonjolkan aspek kampus
budaya yang mencerminkan umum dan modern.
semangat dalam menggagas 10. Paramadina dijadikan pusat
muatan pemikirannya. kebudayaan dan peradaban
5. Pola pikir yang dapat sebagai tempat persemaian
mengantarkan manusia ke manusia baru Indonesia.
dalam dua tendensi yang 11. Proram studi falsafah dan
sangat erat hubungannya, yaitu agama mempelajari pendidikan
melepaskan diri dari nilai nilai agama Islam yang ditopang
tradisional dan mencari nilai- oleh pengenalan terhadap
nilai yang berorientasi ke masa persoalan filosofis. 96
depan yang berdasarkan Al- 12. Paramadina didirikan lebih
qur‟an dan Al-hadist. diutamakan bergerak dalam
6. Modernisasi kampus adalah kajian-kajian untuk
wadah intelektual semua mengarahkan kepada gerakan
pendapat dan ekspresi harus intlektual muslim Indonesia.
dijaga, agar gagasan yang 13. Paramadina berhasil merekrut
bagus tidak terdominasi karena kalangan menegah dan elit
berbagai faktor. masyarakat dari pejabat sampai
7. Kampus Paramadina mulai kalangan artis untuk mengikuti
menerima kehadiran kajian ke-Islaman dan
mahasiswa beragama lain dan kemasyarakatan agar Indonesia
memfokuskan pengembangan menjadi modern.
program studi engineering
science dengan disiplin ilmu 4. Implikasi Konsep Pemikiran
yang mampu menyongsong Pendidikan Islam Nurcholish
perkembangan zaman. Madjid (Cak Nur) di Era Global
8. Infiltrasi pemikiran ke Implikasi konsep pemikiran
Paramadina, salah satunya pendidikan Islam yang Nurcholish
adalah pemikiran pendidikan Madjid (Cak Nur) dalam konteks
Islam tarbiyah (PKS) dengan pendidikan Islam di Indonesia, antara
didirikannya KAMMI komsat
gabungan yang meliputi
96
Hasil Wawancara dan Observasi di
Universitas Paramadina, Februai 2014

Sjech Dullah 119


lain melalui hakikat, landasan, lain, yang seperti ini adalah dimensi
tujuan, dan tanggung jawab. sosial.”
Nurcholish Madjid (Cak Nur) Ketujuh dimensi tersebut
memandang bahwa hakikat dalam pendidikan Islam harus
pendidikan Islam mencakup semua dikembangkan secara seimbang. Hal
dimensi manusia. Dimensi manusia, ini membawa konsekuensi bahwa
menurut Nurcholish Madjid (Cak spesialisasi displin ilmu-ilmu ke-
Nur) ada tujuh yaitu dimensi fisik, Islaman semakin diperluas
intelektual, keimanan, agama, akhlak, (diversifikasi). Dimensi fisik
kejiwaan, estetika dan sosial. Ketujuh membutuhkan spesialisasi
dimensi tersebut secara berurutan kedokteran, farmasi, olahraga dan
memiliki keterkaitan yang tidak sebagainya. Dimensi intelektual
mungkin dipisahkan. membutuhkan spesialisasi berbagai
Seseorang untuk pertama disiplin ilmu. Dimensi keimanan
kalinya akan melihat dimensi fisik. membutuhkan spesialisasi disiplin
Setelah dilihat bahwa fisiknya ilmu-ilmu agama. Dimensi akhlak
sempurna dan sehat. Maka membutuhkan spesialisasi disiplin
selanjutnya akan melihat ilmu-ilmu moral, etika dan
intelektualnya dan seterusnya. seterusnya.
Keterkaitan ketujuh dimensi ini dapat Hal ini jelas sangat mendukung
diilustrasikan secara sederhana upaya pembaruan pendidikan Islam.
misalnya “Seseorang yang sehat pasti Karena itu dapat dipahami bahwa
butuh makan, ini adalah dimensi konsep pendidikan Nurcholish
fisik, untuk memenuhi kebutuhan Madjid (Cak Nur) memiliki implikasi
makan, maka dia berfikir bagaimana dengan pembaruan pendidikan Islam.
memperoleh makanan, ini adalah Pendidikan Islam menurut
dimensi intelektual, setelah itu Nurcholish Madjid (Cak Nur)
makanan yang diperoleh harus dilihat memiliki cakupan dan jangkauan
halal apa haram, ini adalah dimensi yang panjang dan jauh. Pendidikan
keimanan (Agama). Islam harus dilaksanakan sepanjang
Cara memperoleh makanan hayat dan menjangkau kehidupan
dengan cara yang baik atau buruk, ini dunia dan akhirat secara seimbang.
adalah dimensi akhlak, makanan Konsep pendidikan yang demikian
yang akan dinikmati tentu sesuai ini meskipun terlalu ideal bagi
dengan seleranya, ini adalah dimensi pembaruan pendidikan Islam di
estetika. Pada akhirnya waktu dia Indonesia, namun secara mumum
memperoleh makanan pasti masih memiliki implikasi. Dikatakan
berhubungan dengan orang lain dan terlalu ideal, karena pada
tidak boleh melanggar hak-hak orang kenyataannya pendidikan Islam

120 Sjech Dullah


apalagi pendidikan umum kurang dimensi-dimensi lain yang harus
memperhatikan pendidikan dikembangkan.
nonformal dan pendidikan informal, Kondisi yang demikian inilah
sebagian besar yang menjadi yang menyebabkan elaborasi
perhatian adalah pendidikan formal. pemikiran Nurcholish Madjid (Cak
Pendidikan Islam juga Nur) tersebut kurang berhasil. Bila
dipahami semakin sempit, artinya pemikiran tersebut hanya
pendidikan Islam hanya dipahami diperuntukkan bagi wacana
sebagai lembaga pendidikan formal, pendidikan Islam maka pemikiran
sementara yang nonformal kurang tersebut memang sudah cukup layak,
diperhatikan. Dalam masalah ini akan tetapi sulit untuk
konsep Nurcholish Madjid (Cak Nur) diimplementasikan dalam kebijakan
terasa terlalu ideal. pendidikan Islam .
Upaya formalisasi dengan Landasan pendidikan Islam
ijazah atau sertifikat formal, semakin Nurcholish Madjid (Cak Nur) adalah
memperkecil arti konsep ini, al-quran, as-sunnah, dan ijtihat para
ditambah dengan semakin pakar pendidikan Islam. Konsep ini
berkurangnya kepedulian masyarakat masih cukup relevan dengan upaya
terhadap proses pendidikan Islam pembaharuan pendidikan Islam.
juga mendukung asumsi ini. Namun Sumber utama ajaran pendidikan
demikian, sebagai sebuah wacana Islam berupa al-qur‟an, as-sunnah,
konsep Nurcholish Madjid (Cak Nur) dan Ijtihat adalah merupakan
masih layak untuk diapresiasi bahkan pandangan umum yang diterima oleh
dijadikan tantangan bagi umat Islam seluruh umat Islam. Demikian juga
Indonesia pada umumnya. tentang konsep tujuan pendidikan
Pemikiran Nurcholish Madjid Islam masih cukup relevan dengan
(Cak Nur) tentang tujuh dimensi pembaharuan pendidikan Islam.
manusia yaitu dimensi fisik, akal, Hanya saja tujuan tersebut masih
iman, akhlak, kejiwaan, estetika, dan terlalu filosofis, sehingga kurang
sosial kemasyarakatan merupakan aplikatif. Tujuan pendidikan yang
sebuah elaborasi yang kurang sempurna adalah yang tersusun
berhasil. Sebagaiamana diketahui secara filosofis, yang kemudian
bahwa dalam pemikiran pendidikan dijabarkan dalam tujuan yang bersifat
Islam di Indonesia secara umum yang konsepsional, dan dijabarkan lagi
menjadi titik berat adalah domain dalam bentuk tujuan pendidikan
kognitif dan psikomotor, sedangkan Islam yang operasional.
domain afektif kurang mendapat Konsep tentang dasar dan
perhatian. Padahal bagi Nurcholish tujuan pendidikan Islam Nurcholish
Madjid (Cak Nur) masih terdapat Madjid (Cak Nur) cukup layak untuk

Sjech Dullah 121


dikaji lebih lanjut. Hal ini terbukti terlalu ideal. Kondisi riil masyarakat
dengan praktik pendidikan Islam bukanlah penilaian utama terhadap
Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang relevan dan tidaknya konsep dengan
diwujudkan dalam berbagai bentuk pembaruan, yang penting bagi umat
kebijakan pendidikan. Kebijakan Islam adalah konsep itu menjadi
pendidikan ini tentu menjadi bagian tantangan sekaligus harapan yang
penting dalam upaya pembaharuan harus diwujudkan dalam kehidupan
pendidikan Islam. masyarakat Islam seutuhnya.
Konsepsi Nurcholish Madjid Konsep tentang kurikulum
(Cak Nur) tentang lingkungan dan merupakan sebuah terobosan yang
tanggung jawab pendidikan Islam cukup berarti, karena pada masa
juga masih cukup relevan dengan sebelumnya pendidikan Islam hanya
pembaharuan pendidikan Islam. berkutat pada kurikulum tradisional.
Hanya saja seperti dikemukakan di Secara nasional kurikulum yang
atas masih terlalu ideal dan kurang digagasnya sangat relevan dan
memperhatikan kondisi riil fnleksibel dengan pembaruan
masyarakat. Lingkungan pendidikan pendidikan Islam di Indonesia,
bagi Nurcholish Madjid (Cak Nur) sehingga bisa menerima perubahan-
adalah keluarga, sekolah dan perubahan sesuai dengan
masyarakat. perkembangan zaman. Ada kalanya
Tanggungjawab pendidikan kurikulum membuat bingung para
Islam seharusnya diemban oleh pengajar dalam menyampaikan
ketiga unsur tersebut, tetapi pada materi, sehingga hakikat pendidikan
dasarnya yang paling berubah tidak mengikuti
bertanggungjawab adalah orang tua. perkembangan masa pertumbuhan
Konsep tentang lingkungan dan anak didik.
tanggungjawab di atas bila dikaitkan Pembaruan pendidikan Islam
dengan pembaruan pendidikan Islam di Indonsia telah berlangsung sejak
masih cukup relevan. Hal ini dapat awal abad ke-20. Pembaruan tersebut
dilihat dari berbagai konsep yang merupakan konsekuensi logis dari
disampaikan oleh para pakar perkembangan masyarakat untuk
pendidikan Islam. Hampir sebagian menyesuaikan diri dengan kemajuan
besar dari mereka senada dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
konsep yang dikemukakan Pembaruan pendidikan Islam dapat
Nurcholish Madjid (Cak Nur). dilihat dari berbagai aspek, di
Namun sekali lagi, kondisi riil antaranya adalah aspek landasan
masyarakat kurang mengapresiasi (filosofis), aspek konseptual, dan
konsepsi tersebut, sehingga tidak aspek operasional.
berlebihan bila dikatakan konsep itu

122 Sjech Dullah


Landasan pemikiran manusia adalah benihnya. Apabila
pendidikan Nurcholish Madjid (Cak benih tumbuhan itu akan menjadi
Nur) dapat dikatakan berimplikasi subura tentunya akan membuahkan
pada pembaharuan pendidikan Islam hasil yang gemilang dan luar biasa
di Indonesia. Implikasi di sini baiknya.
dipahami sebagai proses dialektis Demikian juga dengan
antara pemikiran dan realitas dalam pendidikan Islam, pembinaan yang
berbagai konteks, seperti konteks dilakukan dengan baik dalam
politik, konteks ideologi, maupun lingkungan yang baik akan
konteks teoretik. Sebagaimana menghasilkan manusia yang baik
dikemukakan di atas bahwa landasan pula. Pendidikan Islam harus
pemikiran pendidikan Nurcholish memperhatikan perkembangan anak
Madjid (Cak Nur) pada dasarnya didik, sesuai dengan perkembangan
dilandasi oleh pandangan konsep fisik, intelektual, agama, jiwa, dan
tersebut tentang hakikat manusia. sosialnya. Hal ini sangat penting
Manusia adalah subyek diperhatikan karena sifat dasar yang
sekaligus obyek pendidikan, harus dikembangkan bukan hanya
Nurcholish Madjid Cak Nur) melihat berdimensi tunggal, melainkan
manusia harus diperhatikan sifat berdimensi multidimensional.
dasar, dimensi utama, dan kebutuhan Pemikiran sifat dasar yang
manusia. Hal inilah yang menjadi demikian ini merupakan sebuah
landasan sehingga konsep pemikiran pemikiran yang dimiliki implikasi
pendidikan Nurcholish Madjid (Cak tinggi dengan pembaharuan
Nur) berimplikasi pada pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia.
pendidikan Islam Indonesia. Pembaharuan pendidikan Islam juga
Sifat dasar manusia menurut melihat bahwa sifat dasar manusia
Nurcholish Madjid (Cak Nur) adalah memiliki potensi-potensi baik dan
membawa potensi-potensi sejak lahir. buruk yang harus dikembangkan
Potensi tersebut bisa baik bisa juga lewat pendidikan yang baik dan
buruk. Potensi-potensi itu secara teratur. Pendidikan yang baik dan
alamiah akan berkembang dengan teratur hanya dapat dilaksanakan
sendirinya sesuai dengan berjalannya manakala telah tersedia lembaga
manusia yang bersangkutan. Dengan pendidikan yang baik, guru yang
demikian, pendidikan mempunyai berkompeten, lingkungan yang
peranan sangat besar dalam mendukung, kurikulum yang sesuai
membentuk kepribadian manusia. dengan kebutuhan, dan pembelajaran
Pendidikan dapat diibaratkan sebagai yang meningkatkan kreativitas anak
upaya merawat tumbuh-tumbuhan, didik.
sedangkan potensi yang dimiliki

Sjech Dullah 123


Berbicara tentang manusia dimensi yang harus dikembangkan
yang berdimensi banyak, dalam secara serasi dan seimbang memiliki
pandangan Nurcholish Madjid (Cak implikasi cukup tinggi dengan
Nur) ada tujuh dimensi dalam diri pembaruan pendidikan Islam.
manusia. Ketujuh dimensi tersebut Dimensi pada diri manusia
adalah diemensi fisik, intelektual, berimplikasi pada kebutuhan manusia
keimanan, akhlak, kejiwaan, estetika, atau kebutuhan manusia merupakan
dan sosial kemasyarakatan. Seluruh konsekuensi logis dari dimensi yang
dimensi dasar ini merupakan elemen- dimiliki manusia. Dalam pandangan
elemen yang memiliki peranan sangat Nurcholish Madjid kebutuhan
besar dalam diri manusia. Dengan manusia secara garis besar terbagi
kata lain seseorang harus memberi menjadi dua yaitu kebutuhan yang
perhatian yang seimbang dan sama bersifat jasmani dan kebutuhan yang
besar terhadap ketujuh dimensi ini. bersifat rohani. Kebutuhan jasmani
Pemikiran yang demikian memiliki mencakup makan, minum, istirahat
implikasi cukup tinggi juga dengan dan kebutuhan biologis, sedangkan
pembaharuan pendidikan Islam. kebutuhan rohani misalnya
Dalam pembaruan pendidikan kebutuhan agama, rasa kasih sayang,
Islam terdapat pergeseran orientasi rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas,
yang pada awalnya hanya rasa sukses, dan rasa ingin tahu,
memperhatikan dimensi manusia dalam konsep pendidikan semua
yang bersifat rohaniah dan kurang kebutuhan tersebut harus terpenuhi.
perhatian terhadap dimensinya yang Pembaruan pendidikan Islam
bersifat jasmaniah. Perbedaan pada dasarnya juga bermaksud untuk
perhatian ini karena menyangkut memenuhi seluruh kebutuhan
orientasi keakhiratan dan keduniaan. manusia. Kebutuhan biologis
Padahal keduanya harus mendapat perhatian juga dalam
dikembangkan secara seimbang. pendidikan Islam khususnya
Walaupun demikian, telah terjadi mengenai etika dan cara pemenuhan
rahasia umum bahwa pendidikan kebutuhan tersebut. Hal ini
Islam yang masih tradisional kurang dimaksudkan agar tidak terjadi hal-
bisa menerima mata pelajaran yang hal yang tidak diinginkan atau
banyak bermanfaat di dunia belaka. melampaui batas. Demikian juga
Pembaruan pendidikan Islam jelas dengan kebutuhan yang bersifat
menghendaki adanya keseimbangan rohaniah, pendidikan Islam sangat
dalam pengembangan seluruh memperhatikan. Misalnya, kebutuhan
dimensi dalam diri manusia. Dengan akan agama merupakan salah satu
demikian pandangan fisiologis kebutuhan yang harus dipenuhi
Nurcholish Madjid tentang tujuh dalam pendidikan Islam, sebab

124 Sjech Dullah


apalah artinya pendidikan Islam yang tidak mungkin dipisahkan dari
dilaksanakan bila tidak memenuhi kehidupan manusia sehari-hari.
kebutuhan agama seseorang. 97 Seseorang untuk pertama kalinya
Dari uraian di atas dapat akan melihat dimensi fisik. Setelah
dikatakan bahwa landasan pemikiran dilihat bahwa fisiknya sempurna dan
pendidikan Nurcholish Madjid sehat. Maka selanjutnya akan melihat
memiliki implikasi yang cukup tinggi intelektualnya dan seterusnya.
dengan upaya pembaruan pendidikan Keterkaitan ketujuh dimensi
Islam di Indonesia. Implikasi tersebut ini dapat diilustrasikan secara
bukan berarti tidak terdapat sederhana seperti berikut ini
perbedaan, melainkan juga terdapat ”seseorang yang sehat pasti butuh
sedikit perbedaan nuansa namun makan, ini adalah dimensi fisik.
tetap memiliki semangat yang sama. Untuk memenuhi kebutuhan makan,
Aspek konsep pemikiran maka dia berfikir bagaimana
pendidikan Nurcholish Madjid (Cak memperoleh makanan, ini adalah
Nur) juga memiliki implikasi dengan dimensi intelektual. Setelah itu,
pembaruan pendidikan Islam di makanan yang diperoleh harus dilihat
Indonesia, hanya saja masih terlalu halal apa haram, ini adalah dimensi
ideal. Implikasi tersebut dapat dilihat keimanan (Agama).
pada konsep pendidikan Beliau Cara memperoleh makanan
terutama tentang hakikat pendidikan, dengan cara yang baik atau buruk, ini
landasan dan tujuan, serta lingkungan adalah dimensi akhlak. Berikutnya,
dan tanggung jawab yang bermuara makanan yang akan dinikmati tentu
pada pendidikan Islam merupakan sesuai dengan seleranya, ini adalah
wahana strategis bagi pembentukan dimensi estetika. Akhirnya waktu dia
manusia yang berakhlak mulia. memperoleh makanan pasti
Nurcholish Madjid (Cak Nur) berhubungan dengan orang lain dan
memandang bahwa pendidikan tidak boleh melanggar hak-hak orang
mencakup semua dimensi manusia. lain, iIni adalah dimensi sosial”. Hal
Dimensi manusia, seperti ini merupakan konsekuensi atau
dikemukakan di atas ada tujuh yaitu akibat langsung bagi pembentukan
dimensi fisik, intelektual, keimanan, manusia yang berakhlak mulia.
agama, akhlak, kejiwaan, estetika dan Ketujuh dimensi tersebut
sosial. Ketujuh dimensi tersebut dalam pendidikan Islam harus
secara berurutan memiliki dikembangkan secara seimbang. Hal
konsekuensi atau akibat langsung ini membawa konsekuensi bahwa
spesialisasi displin ilmu-ilmu ke-
97
Sutrisno. Pendidikan Islam yang
Islaman semakin diperluas
Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, (diversifikasi). Dimensi fisik
2006 hal 47

Sjech Dullah 125


membutuhkan spesialisasi sementara yang non-formal kurang
kedokteran, farmasi, olahraga dan diperhatikan. Konsep Nurcholish
sebagainya. Dimensi intelektual Madjid (Cak Nur) terasa terlalu ideal
membutuhkan spesialisasi berbagai yaitu upaya formalisasi dengan ijazah
disiplin ilmu. Dimensi keimanan atau sertifikat formal semakin
membutuhkan spesialisasi disiplin memperkecil arti konsep ini,
ilmu-ilmu agama. Dimensi akhlak ditambah dengan semakin
membutuhkan spesialisasi disiplin berkurangnya kepedulian masyarakat
ilmu-ilmu moral, etika dan terhadap proses pendidikan Islam.
seterusnya. Hal ini jelas sangat Sebagai sebuah wacana konsep
mendukung upaya pembaruan Nurcholish Madjid (cak Nur) masih
pendidikan Islam. Karena itu dapat layak untuk diapresiasi bahkan
dipahami bahwa konsep pendidikan dijadikan tantangan bagi umat Islam
Nurcholish Madjid (Cak Nur) khususnya, dan bangsa Indonesia
memiliki implikasi dengan pada umumnya.
pembaruan pendidikan Islam. Konsep berikutnya adalah
Pendidikan Islam menurut tentang landasan dan tujuan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) pendidikan Islam. Landasan
memiliki cakupan dan jangkauan pendidikan Islam bagi Nurcholish
yang panjang dan jauh. Pendidikan Madjid (Cak Nur) adalah al-quran,
Islam harus dilaksanakan sepanjang as-sunnah, dan ijtihat para pakar
hayat dan menjangkau kehidupan pendidikan Islam. Konsep ini masih
dunia dan akhirat secara seimbang. cukup relevan dengan upaya
Konsep pendidikan yang demikian pembaruan pendidikan Islam.
ini meskipun terlalu ideal bagi Sebagaimana diketahui bahwa
pembaruan pendidikan Islam di sumber utama ajaran Islam yang
Indonesia, namun secara umum berupa al-qur‟an dian as-sunnah, dan
masih memiliki implikasi. Dikatakan selanjutnya ijtihat adalah merupakan
terlalu ideal, karena pada pandangan umum yang diterima oleh
kenyataannya pendidikan Islam seluruh umat Islam.
apalagi pendidikan umum kurang Demikian juga tentang konsep
memperhatikan pendidikan non- tujuan pendidikan Islam masih cukup
formal dan pendidikan in-formal. relevan dengan pembaruan
Sebagian besar yang menjadi pendidikan Islam. Hanya saja tujuan
perhatian adalah pendidikan formal. tersebut masih terlalu filosofis,
Pendidikan Islam juga sehingga kurang aplikatif. Tujuan
dipahami semakin sempit, artinya pendidikan yang sempurna adalah
pendidikan Islam hanya dipahami yang tersusun secara filosofis, yang
sebagai lembaga pendidikan formal, kemudian dijabarkan dalam tujuan

126 Sjech Dullah


yang bersifat konsep dan dijabarkan Kondisi riil masyarakat kurang
lagi dalam bentuk tujuan pendidikan mengapresiasi konsep tersebut,
Islam yang operasional. sehingga tidak berlebihan bila
Konsep tentang dasar dan dikatakan konsep itu terlalu ideal.
tujuan pendidikan Islam Nurcholish Namun demikian kondisi riil
Madjid (Cak Nur) cukup layak untuk masyarakat bukanlah penilaian utama
dikaji lebih lanjut. Hal ini terbukti terhadap relevan dan tidaknya konsep
dengan praktik pendidikan dengan pembaruan, yang penting
Nurcholish Madjid yang diwujudkan bagi umat Islam adalah konsep itu
dalam berbagai bentuk kebijakan menjadi tantangan sekaligus harapan
pendidikan. Kebijakan pendidikan ini yang harus diwujudkan dalam
tentu menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat riil.
upaya pembaruan pendidikan Islam. Konsep tentang kurikulum
Konsep lingkungan dan merupakan sebuah terobosan yang
tanggung jawab pendidikan Islam cukup berarti. Hal ini disebabkan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) juga pada masa sebelumnya pendidikan
masih cukup relevan dengan Islam hanya berkutat pada kurikulum
pembaruan pendidikan Islam. Hanya tradisional, sehingga dengan
saja seperti dikemukakan di atas memberlakukan secara nasional
masih terlalu ideal dan kurang kurikulum yang digagasnya sangat
memperhatikan kondisi riil relevan dengan pembaruan
masyarakat. Lingkungan pendidikan pendidikan Islam di Indonesia.
bagi Nurcholish Madjid adalah Semua konsep pendidikan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Tanggungjawab pendidikan ini yang mencakup hakikat, landasan,
diemban oleh ketiga unsur tersebut, dan tujuan lingkungan dan tangguang
namun pada dasarnya yang paling jawab harus berjalan dengan
bertanggungjawab adalah orang tua. memperhatikan kejiwaan peserta
Konsep tentang lingkungan dan didik. Perkembangan kejiwaan
tanggungjawab di atas bila dikaitkan (psikologi) menjadi sangat penting,
dengan pembaruan pendidikan Islam karena yang menetukan keberhasilan
masih cukup relevan. Hal ini dapat studi adalah semangat dan minat
dilihat dari berbagai konsep yang intelektual. Setelah proses
disampaikan oleh para pakar pendidikannya memperhatikan
pendidikan Islam. Hampir sebagian perkembangan jiwa, maka sebagai
besar dari mereka senada dengan muaranya adalah pembentukan
konsep yang dikemukakan manusia berakhlak mulia. Jadi inti
Nurcholish Madjid (Cak Nur). konsepsi pendidikan Islam adalah
proses pendidikan harus

Sjech Dullah 127


memperhatikan kejiwaan dan sebagai berakhlak mulia tidak pernah
muaranya adalah pembentukan merugikan siapapun dan pihak
manusia yang berakhlak mulia. manapun. Manusia berakhlak mulia
Pemikiran pendidikan Islam justru akan menjadi pelopor bagi
Nurcholish Madjid (Cak Nur) sebagai pencapaian tujuan nasional.
wahana pembentukan manusia yang Secara ringkas dapat dikatakan
berakhlak mulia, gagasan Beliau bahwa konsep pendidikan Islam
memiliki implikasi yang cukup Nurcholish Madjid (Cak Nur) masih
tinggi. Hal ini penyebabnya adalah memiliki implikasi dengan upaya
bahwa pembaruan pendidikan Islam pembaruan pendidikan Islam.
adalah menata kembali hakikat Meskipun masih terdapat beberapa
pendidikan Islam. Sebagaimana hal yang memiliki revelansi rendah.
diketahui bahwa tugas pertama Hal ini bukan karena penilaian
pendidikan Islam adalah idealistik, melainkan penilaian
menyempurnakan akhlak yang mulia, berdasarkan kondisi riil masyarakat.
karena rasulullah diutus adalah dalam Semua itu merupakan tantangan
rangka menyempurnakan akhlak sekaligus harapan bagi seluruh umat.
manusia. Dalam aspek konsep pemikiran
Kemerosotan akhlak telah pendidikan Islam Nurcholish Madjid
menjadi fenomena umum dalam (Cak Nur) di era global, memiliki
masyarakat Indonesia setelah konsekuensi atau akibat langsung
menerima golongan modernisasi dan pada pembaruan pendidikan Islam
bahkan dewas a ini arus globalisasi. Indonesia. Hal ini karena kurikulum
Hal ini menjadi tanggung jawab berbasis karakter yang terintegrasi
seluruh masyarakat. Pendidikan dalam Kurikulum 2013.
Islam sebagai salah satu sarana Implikasi tersebut dapat dilihat
strategis bagi pembentengan arus pada konsep pemikiran pendidikan
tersebut menjadi sangat penting. Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Pembinaan akhlak merupakan sebuah terutama tentang hakikat bagi
upaya komprehensif. Upaya tersebut pembentukan manusia yang
tidak akan mampu dilaksanakan oleh berakhlak mulia. Bukan hanya aspek
satu instansi atau sebuah masyarakat kognitif yang dikejar tanpa dikawal
saja, melainkan harus melibatkan dengan kebijakan yang sinergis,
seluruh unsur masyarakat dan sehingga malah aspek kognitif yang
pendidikan Islam sebagai lebih ditonjolkan melalui penjegalan
lokomotifnya. dengan kebijakan ujian nasional.
Pembentukan manusia Menurut Mulyoto selama ini,
berakhlak mulia merupaakan cita-cita pendekatan yang digunakan adalah
luhur manusia. Manusia yang materi, sehingga materi diberikan

128 Sjech Dullah


pada anak didik sebanyak- permasalahan; kemampuan hidup
banyaknya. Mereka menguasai dalam masyarakat global;
materi itu secara maksimal, bahkan kemampuan berpikir jernih dan kritis;
demi penguasaan materi itu, drilling dan kemampuan menjadi warga
sudah diberikan jauh sebelum siswa negara yang baik.
menghadapi ujian nasional. Dalam Di antara beberapa tokoh
pembelajaran seperti ini, tujuan pembaruan di Indonesia, Nurcholish
pembelajaran yang hendak dicapai Madjid (Cak Nur) adalah salah satu
lebih kepada aspek kognitif dengan pembaru yang berani menyuarakan
mengabaikan aspek psikomotrik dan ide, konsep, dan pemikiran yang
afektif. 98 (dinilai) kontroversial di masanya.
Mencermati uraian-uraian di Terjadinya perpecahan di kalangan
atas dapat diketahui bahwa landasan umat Islam dan kejumudan dalam
pemikiran pendidikan Islam perkembangan pemikiran pendidikan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) Islam adalah latar kegelisahan
memiliki implikasi yang cukup intelektual Nurcholish Madjid (Cak
tinggi dengan upaya pembaruan Nur). Dalam banyak kesempatan,
pendidikan di Indonesia. Penerapan Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Kurikulum 2013 lebih menekankan berusaha untuk memberikan alternatif
pada aspek afektif bagi dalam memediasi antargolongan
pembentukan manusia yang tradisional yang cenderung
berakhlak mulia, seperti yang konservatif dengan golongan
digagas oleh Nurcholish Madjid modernis yang cenderung liberal. Ide
(Cak Nur). pembaruan Nurcholish Madjid (Cak
Kementerian Pendidikan dan Nur) ini pada akhirnya juga
Kebudayaan RI menjelaskan bahwa berimplikasi kepada perbaikan
Kurikulum 2013 merupakan pendidikan Islam yang saat ini
kurikulum yang memiliki kompetensi mengalami masalah multi
masa depan, antara lain; 99 dimensional.
kemampuan mencoba untuk mengerti Berbicara tentang pembaruan
dan toleran terhadap pandangan yang dalam pendidikan Islam, maka mesti
berbeda; kemampuan mem- diketahui terlebih dahulu hal-hal
pertimbangkan segi moral suatu apakah yang sudah mengalami
kemunduran dalam pendidikan Islam
98
Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era
sehingga memerlukan pembaruan.
Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, Bagaimana usah kita dapat
2013, hal 114-115 menjelaskan bahwa pembaruan
99
Kemdikbud. Dokumen Kurikulum 2013. adalah sesuatu yang mesti dilakukan.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Niscaya adanya klausul yang
RI, 2012

Sjech Dullah 129


menyatakan bahwa pembaruan mendirikan Yayasan Wakaf
pemikiran pendidikan Islam. Syarat Paramadina. Di antara kegiatan
ini bagi kaum muslimin agar selaras utamanya adalah Klub Kajian Agama
dengan perkembangan kemajuan (KKA). Kegiatan tersebut
zaman. berlangsung selama 17 tahun dengan
Selanjutnya, agar manusia lebih kurang 200 pertemuan. Dari
dapat memahami segala perubahan kajian tersebut Nurcholish Madjid
maka ia harus dapat memahami (Cak Nur) berhasil menulis sejumlah
peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai buku, antara lain Islam Doktrin dan
cermin dan bahan pertimbangan Peradaban (1992), Kontekstualisasi
dalam merumuskan harapan di masa Doktrin Islam dalam Sejarah (1994),
depan. Poin yang terakhir, Islam Agama Peradaban (1995),
pendidikan Islam adalah salah satu Islam Agama Kemanusiaan (1995).
modal utama yang dimiliki manusia Selain itu, terdapat beberapa
agar dapat mempersiapkan dirinya buku lainnya, yang ditulis di luar
untuk merancang dan merealisir hasil KKA antara lain, Islam
perubahan tersebut melalui Kemodernan dan Keindonesiaan
pendidikan. (1987), Islam Kerakyatan dan
Kenyataannya, pemikiran Keindonesiaan (1993), Pintu-pintu
Nurcholish Madjid (Cak Nur) tentang Menuju Tuhan (1994), Kaki Langit
pembaruan pendidikan Islam Peradaban Islam (1997),
dipengaruhi oleh Mukti Ali, Deliar Pengalaman Religius Umroh Haji
Noer, Harun Nasution, dan pemimpin (1997), dan Dialog Keterbukaan
terkemuka Masyumi, Muhammad (1997).
Natsir. Pengaruh awal yang paling Islam Kemodernan dan Ke-
dominan mewarnai pemikiran Indonesiaan merupakan karya
Nurcholish Madjid (Cak Nur) sebagai pertama yang menampilkan secara
implikasi dari pengaruh lingkungan lengkap pikiran-pikiran Nurcholish
rumah tangga dan keluarga, dan Madjid (Cak Nur) yang terbit dua
pengaruh yang paling menonjol tahun setelah kepulangannya dari
terletak pada sosok Abdul Madjid University of Chicago, Amerika
seorang petani dari Jombang. Serikat, 1984. Penulisan karya ini
Setelah Nurcholish Madjid dilatarbelakangi oleh kenyataan
(Cak Nur) menyelesaikan studinya di bahwa kaum muslim Indonesia telah
Amerika Serikat, pemikirannya mengalami kejumudan kembali
semakin menunjukkan kematangannya. dalam pemikiran dan pengembangan
Ia bersama rekan-rekannya pendidikan Islam, kehilangan
mewujudkan pemikiran pembaruannya Phsylocogycal Striking Force dalam
dalam kegiatan operasional dengan perjuangannya.

130 Sjech Dullah


Pada prinsipnya, karya Beliau penelitian yang ditelaah adalah “yang
ingin menjelaskan bahwa Islam harus menjadi sumber universalitas Islam,
dilibatkan dalam pergulatan- pengertian perkataan “Islam”. Sikap
pergulatan modernis. Berbeda dengan pasrah kepada Tuhan Yang Mahaesa
para pendahulunya, kesemuanya itu itu merupakan tuntutan alami
tetap harus didasarkan atas kekayaan manusia. Agama secara harfiah
khazanah pemikiran ke-Islaman antara lain berarti “kepatuhan” atau
tradisional yang telah mapan. Di segi “ketaatan” yang sah yang tidak bisa
lain, sebagai pendukung neo- lain daripada sikap pasrah kepada
modernisme, Nurcholish Madjid Tuhan (al Islam).
cenderung meletakkan dasar-dasar Tidak ada agama tanpa sikap
ke-Islaman dalam konteks nasional keagamaan tanpa kepasrahan kepada
ke-Indonesiaan. Tuhan, yaitu merumuskan nilai-nilai
Selain buku tersebut, pada universal selalu ada pada inti
masa-masa awal, Nurcholish Madjid pendidikan agama yang
(Cak Nur) juga menulis beberapa mempertemukan seluruh umat
artikel yang berkaitan dengan manusia. Nilai-nilai universal itu
pemikiran pendidikan Islam. Pada harus dikaitkan kepada kondisi nyata
tahun 1968 Beliau menulis sebuah ruang dan waktu agar memiliki
artikel, “Modernisasi adalah kekuatan efektif dalam masyarakat,
Rasionalisasi, bukan Westernisasi”, sebagai dasar etika sosial.
buku berikutnya tahun 1992 Dawam Rahardjo menilai
diterbitkan “Islam Doktrin dan bahwa tulisan-tulisan Nurcholish
Peradaban” yang diterbitkan oleh Madjid (Cak Nur) bersifat
Paramadina. Nurcholish Madjid (Cak menjabarkan berbagai gagasan
Nur) beranggapan bahwa orang pendidikan Islam dalam berbagai hal
muslim harus secara otentik yang ada dalam tatanan di Indonesia,
mengembangkan paham misalnya sosialisme dan demokrasi.
kemajemukan. Seterusnya dalam masyarakat
Bergandengan dengan itu industri, ilmu pengetahuan, dan etos
dituntut pula kesanggupan intelektualitas, Pancasila, nilai-nilai
mengembangkan sikap-sikap saling ke-Indonesiaan, Beliau berbicara
menghargai antaranggota masyarakat, mengenai hubungan antara
dengan menghormati apa yang kepercayaan agama dengan
dianggap penting pada masing- modernisasi, kesemuanya itu selalu
masing orang atau kelompok. diwarnai oleh gagasan pokoknya,
Dalam karya ini Nurcholish yaitu monotheisme radikal.
Madjid (Cak Nur) membahas Cara berpikir Nurcholish
universalitas Islam, buku ini hasil Madjid (Cak Nur) termasuk ke dalam

Sjech Dullah 131


kelompok neo-modernisme untuk Tuhan selain Tuhan itu adalah sah-
dapat melihat neo-modernisme yang sah saja, hanya masalah bahasa saja,
digulirkan Nurcholish Madjid (Cak sedangkan hakikatnya adalah sama.
Nur) dengan buah hasil pemikirannya Di sinilah semangat inklusivisme
tentang peradaban Islam dan atau pluralisme sangat mewarnai dan
modernisme Islam. Beliau juga sagat mendominasi pemikiran-pemikiran
intens terhadap persoalan keimanan teologinya. Memang semangat inilah
(tauhid), akhlak, fiqh, tasawuf yang yang menjadi perekat dari bangunan
kesemuanya bagian dari kajian pemikiran teologin Cak Nur.
pendidikan Islam. Menurutnya, Corak pemikiran pendidikan
tantangan orang beragama yang Islam Nurcholish Madjid (Cak Nur)
paling berat adalah syirik atau yang lain adalah masalah ke-
polytheisme bukannya atheisme, Modernan, pada wilayah ini
karena syirik memberikan peluang dilatarbelakangi oleh keinginannya
penyerahan kepada selain Allah Yang memperlihatkan bahwa pendidikan
Maha Esa. Islam tidak hanya bertentangan
Pemikiran Nurcholish Madjid dengan isu-isu modernisasi, tetapi
(Cak Nur) dapat dipetakan dalam juga memandang nilai-nilai yang
konstruksi kesatuan gagasan tentang mendukung modernisasi itu sendiri.
ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan Lebih dari itu, ia juga
kemodernan. Bentuk atau corak memperlihatkan bahwa pendidikan
pemikiran Nurcholish Madjid (Cak Islam secara inheren dan aslinya
Nur) adalah dialektika antara nilai adalah pendidikan berbasis agama
universal dari sebuah ajaran Islam yang selalu modern. Paling tidak
dengan nilai-nilai asli budaya upaya Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Indonesia dan nilai-nilai kemodernan. itu dimaksudkan memberikan
Pemikiran Islam Nurcholish landasan teologis terutama bagi
Madjid (Cak Nur) yang golongan intelektual agar mampu
menggambarkan upaya kontekstualisasi memberikan respon positif terhadap
Islam dengan nilai ke-Indonesiaan proses modernisasidalam pendidikan
yang sekaligus mencerminkan teologi Islam Indonesia.
ke-Indonesiaannya. Terjemahan Bertolak dan mengacu kepada
kalimat laa ilaaha illallah menjadi iman dan Islam, percikan pemikiran
“Tiada Tuhan Selain Tuhan”, Nurcholish Madjid (Cak Nur) tentang
terjemahannya terdengar asing dan proses modernisasi tidak lepas dari
kontroversial bagi umat Islam upaya menjinakkan atau
Indonesia yang biasa dengan mengadopsikan nilai-nilai yang
terjemahan “Tiada Tuhan Selain inheren dengan rasionalisasi,
Allah”. Beliau menganggap tiada sekularisasi, liberalisasi, dalam dalam

132 Sjech Dullah


pendidikan Islam di Indonesia. Usaha Banyak juga yang memberikan
Beliau tersebut ditanggapi secara respon terhadap Nurcholish Madjid
salah oleh sebagian besar umat Islam (Cak Nur) dengan mengatakan bahwa
di Indonesia. Untuk menghindari Nurcholish Madjid (Cak Nur) telah
kesalahpahaman terhadap gagasan melewati tahapan yang jelas dan
dan istilah yang digunakan, dalam pemikirannya benar-benar telah
tulisannya “Modernisasi ialah mendalam. Sangatlah wajar jika
Rasionalisasi bukan Westernisasi” pemikirannya dikaji sesuai dengan
Beliau mengatakan bahwa konteks buku-buku pemikiran Beliau
modernisasi bukan westernisasi, mulai terbit.
rasionalisasi bukan rasionalisme,
sekulerisasi bukan sekulerisme, begitu 5. Generalisasi Temuan Hasil
juga dengan liberalisasi bukan Penelitian
liberalisme. Di antara istilah-istilah itu Dari uraian impelimentasi dan
merupakan dua hal yang berbeda dan implikasi konsep pemkiran Islam
tentunya masing-masing mengandung Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era
implikasi yang berbeda pula. Global, dapat diinterpretasikan yang
Menilai tulisan Nurcholish layak dikemukakan. Pemikiran
Madjid (Cak Nur) sangat penting pendidikan Islam Nurcholish Madjid
dilakukan dengan melakukan (Cak Nur) tentang tujuh dimensi
pemetaan revolusi pemikirann manusia yaitu dimensi fisik, akal,
Beliau. Sejak tulisan pertamanya iman, akhlak, kejiwaan, estetika, dan
tahun 1968 diterbitkan hingga sosial kemasyarakatan merupakan
sekarang, ha1 tersebut penting untuk sebuah elaborasi yang kurang
dipertimbangkan bukan karena secara berhasil. Sebagaiamana diketahui
metodologinya dianggap tepat atau bahwa dalam pemikiran pendidikan
secara umum dianggap lebih di Indonesia termasuk pendidikan
membuahkan hasil lebih baik. Hal Islam yang berkembang tentang
yang paling substansinyalah yang domain pendidikan Islam adalah
berperan untuk membongkar proses domain kognitif, afektif, dan
perkembangan pemikiran Nurcholish psikomotor.
Madjid (Cak Nur) selama dua Bila dilihat secara umum yang
dasawarsa terakhir. Banyak tulisan menjadi titik berat adalah domain
mengenai ide-ide Nurcholish Madjid kognitif dan psikomotor, sedangkan
(Cak Nur) selama dua dasawarsa domain afektif kurang mendapat
terakhir berdasarkan kesimpulan perhatian. Padahal bagi konsep
bahwa Nurcholish Madjid (Cak Nur) pemikiran pendidikan Islam
oportunis, tidak berubah-ubah, paling Nurcholish Madjid (Cak Nur) masih
baik, dan misterius pemikirannya. terdapat dimensi-dimensi lain yang

Sjech Dullah 133


harus dikembangkan. Kondisi yang berjudul “Masyarakat Religius”
demikian inilah yang menyebabkan halaman 84 diungkapkan bahwa
elaborasi pemikiran Nurcholish pendidikan yang diterapkan oleh Cak
Madjid (Cak Nur) kurang berhasil. Nur dalam keluarga yang mengikuti
Bila pemikiran tersebut hanya perkembangan secara alami, hal ini
diperuntukkan bagi wacana berimplikasi pada anaknya, dimana
pendidikan Islam maka pemikiran anak beliau Nadia Madjid melakukan
tersebut memang sudah cukup layak, pernikahan beda agama dengan
akan tetapi sulit untuk David seorang Yahudi. Cak Nur yang
diimplementasikan dalam kebijakan menentang keras pernikahan tersebut
pendidikan lainnya. hanya pasrah dengan mengikuti
Pemikiran Nurcholish Madjid kehendak anak-anaknya.
(Cak Nur) tentang tanggung jawab Pemikiran tentang pendidikan
pendidikan Islam yang tediri dari Islam sebagai upaya pembentukan
orang tua, pendidik atau dosen dan manusia berakhlak mulia juga terlalu
pemerintah atau masyarakat tidak ideal, sehingga sulit untuk
sesuai dengan praktik pendidikannya. diterjemahkan dalam sebuah
Khusus berkenaan dengan orang tua kenyataan yang riil. Kondisi riil
sebagai penanggung jawab masyarakat dan pemerintah Indonesia
pendidikan Islam, hampir semua pada era global lebih mengedepankan
pemikir pendidikan Islam sepakat modernisasi dalam segala segi
akan tanggung jawabnya. Orang tua kehidupan. Sementara proses
baik ayah maupun ibu merupakan modernisasi itu sendiri secara inheren
salah satu pihak yang memiliki mengakibatkan nilai-nilai yang
tanggung jawab pendidikan Islam bersifat spiritual semakin
yang paling dominan ada anak- termarginalkan termasuk akhlak
anaknya. Hanya saja bila hal ini mulia yang menjadi muara bagi
dikembalikan kepada Nurcholish berbagai norma agama yang sebagian
Madjid (Cak Nur), maka akan besar bersifat spiritual.
tampak ketimpangannya. Nurcholish Masyarakat semakin sulit
Madjid (Cak Nur) sendiri tidak untuk diharapkan menjadi kolega
dominan mendidik anaknya. dalam upaya pembentukan manusia
Cak Nur membiarkan anak- berakhlak mulia. Pemikiran yang
anaknya berkembang secara alami semacam ini, jenis pendidikan yang
sesuai dengan fitrahnya. Tugas orang tepat adalah pendidikan non-formal
tua hanya meluruskan dan atau in-formal, sedangkan untuk
mengarahkannya ke arah yang sesuai pendidikan formal akan menghadapi
dengan fitrah kebaikannya. Hal ini kesulitan yang sangat besar. Hal ini
diungkapkannya dalam buku yang disebabkan keterbatasan sarana,

134 Sjech Dullah


waktu dan pendukung. Kenyataan ini Nurcholish Madjid (Cak Nur)
menjadikan semakin lebarnya jurang dikenal dengan konsep pluralismenya
pemisah antara kondisi yang yang mengakomodasi keberagaman
seharusnya dengan kondisi yang ada dan ke-bhinneka-an keyakinan di
atau nyata. Akan tetapi pada tataran Indonesia. Menurut Nurcholish
wacana, pemikiran tersebut layak Madjid (Cak Nur), keyakinan adalah
untuk diapresiasi. hak primordial setiap manusia dan
Pemikiran Nurcholish Madjid keyakinan meyakini keberadaan
(Cak Nur) tentang proses Tuhan adalah keyakinan yang
modernisasi tidak lepas dari upaya mendasar. Keyakinan tersebut sangat
menjinakkan atau mengadopsikan mungkin berbeda-beda antar manusia
nilai-nilai yang inheren dengan satu dengan yang lain, walaupun
zaman modern, seperti rasionalisasi, memeluk agama yang sama.
sekularisasi, liberalisasi, dengan Berdasar kepada kemampuan
pendidikan Islam. Untuk nalar manusia yang berbeda-beda,
menghindari kesalahpahaman dan dalam hal ini Nurcholish Madjid
terhadap gagasan dan istilah yang (Cak Nur) mendukung konsep
digunakan, dalam tulisannya kebebasan dalam beragama. Bebas
“Modernisasi ialah Rasionalisasi dalam konsep Nurcholish Madjid
bukan Westernisasi” ia mengartikan (Cak Nur) tersebut dimaksudkan
bahwa modernisasi bukan sebagai kebebasan dalam
westernisasi, rasionalisasi bukan menjalankan agama tertentu yang
rasionalisme, sekulerisasi bukan disertai dengan tanggung jawab
sekulerisme. penuh atas apa yang dipilih.
Begitu juga dengan liberalisasi Nurcholish Madjid (Cak Nur)
bukan liberalisme, karena di antara meyakini bahwa manusia sebagai
keduanya merupakan dua hal yang individu yang paripurna, ketika
berbeda dan masing-masing menghadap Tuhan di kehidupan yang
mengandung implikasi yang berbeda akan datang akan bertanggung jawab
pula. Nurcholish Madjid (Cak Nur) atas apa yang ia lakukan, dan
dianggap sebagai ikon pembaruan kebebasan dalam memilih adalah
pemikiran pendidikan dan gerakan konsep yang logis. Manusia akan
Islam di Indonesia. Gagasannya bertanggung jawab secara pribadi
tentang pluralisme telah atas apa yang ia lakukan dengan
menempatkannya sebagai intelektual yakin. Apa yang diyakini, itulah yang
muslim terdepan di masanya, terlebih dipertanggungjawabkan. Maka
di saat Indonesia sedang terjerumus pahala ataupun dosa akan menjadi
di dalam berbagai kemorosotan dan benar-benar imbalan atas apa yang
ancaman disintegrasi bangsa. secara yakin ia lakukan.

Sjech Dullah 135


Globalisasi menggeser berkembang,terlebih lagi negara
nilai-nilai budaya dan akulturasi miskin dan termasuk negara
yang tidak bisa dihindarkan. konflik.
Globalisasi mengacu pada Akibat kemajuan teknologi
perkembangan-perkembangan komunikasi yang sangat cepat,
yang cepat di dalam teknologi jarak jauh bukan kendala. Hal ini
komunikasi, transformasi, dan menjadikan manusia yang hidup
informasi yang bisa membawa di belahan dunia manapun seakan
bagian-bagian dunia yang jauh dalam satu tempat, batas-batas
menjadi mudah dijangkau. negara seolah musnah. Kondisi ini
Kenyataan ini disertai dengan menciptakan suatu sistem
dampak yang luas di segala aspek interaksi komunikatif antar-
kehidupan manusia. manusia secara lebih intensif,
Secara epistemologi, kata tentunya dalam dimensi yang
globalisasi sebagai gerakan lebih luas.
mendunia, yakni suatu Globalisasi dapat membawa
perkembangan sistem dan nilai- implikasi terhadap pergeseran
nilai kehidupan yang bersifat sistem dan nilai di setiap dimensi
global. Saat ini dunia seolah tanpa kehidupan umat manusia.
memiliki lagi batas-batas wilayah Implikasi itu menimbulkan aspek
dan waktu. Tiada lagi sekat-sekat positif dan aspek negatif.
yang membatasi pergaulan Positifnya akan menciptakan
antarbangsa, baik dalam bidang masyarakat yang mega kompetitif,
agama, pendidikan, politik, sedangkan negatifnya adalah akan
ekonomi, sosial, budaya, dan menciptakan tekanan dominan
lainnya. dari sistem kapitalisme secara
Gerakan globalisasi pada internasional.
awalnya diorientasikan pada Fenomena liberalisasi dan
persoalan yang berhubungan globalisai, proses pendidikan
dengan ekonomi saja. Ahirnya yang terjadi diharapkan mampu
globaliasi melaju lebih ekspansif memenuhi dua unsur kehidupan,
(meluas) ke seluruh arus barang, yakni pemenuhan terhadap unsur
jasa, teknologi, informasi, agama, jasmani dan unsur rokhani. Unsur
pendidikan dan tidak terbendung jasmani adalah penguasaan Ilmu
lagi. Dampak yang paling pengetahuan dan teknologi
dirasakan adalah timbulnya jurang (IPTEK), sedangkan unsur rohani
pemisah yang semakin melebar adalah pemenuhan terhadap iman
antara negara-negara maju dan dan taqwa (IMTAQ).
negara-negara

136 Sjech Dullah


Pendidikan Islam yang di pada masa itu masih sangat
dalamnya diajarkan Ilmu sederhana.
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Perkembangan modernisasi
yang disertai dengan pendalaman pendidikan Islam dimulai dengan
Iman dan Takwa (IMTAQ), mengadopsi sistem pendidikan
diharapkan menghasilkan output Barat. Sistem ini dianggap ideal
yang handal. Di samping itu untuk mengantisipasi dan
diharapkan tidak saja berintelektual menyiapkan generasi untuk
tinggi, tetapi memiliki komitmen menghadapi perubahan zaman
dan tanggung jawab terhadap diri, yang lebih kompleks.
keluarga, masyarakat Pembaharuan pendidikan Islam
lingkungannya. dilakukan tidak hanya bertujuan
Pembaharuan pendidikan untuk meraih kebahagian
menjadi suatu keharusan di setiap ukhrawi, tetapi untuk merespon
jenis dan jenjang pendidikan tuntutan masyarakat yang semakin
Islam. Pembaharuan pendidikan kompetitif. Kondisi inilah yang
harus selalu mengikuti dan membedakan sistem pendidikan
relevan dengan kebutuhan Islam zaman lama dengan sistem
masyarakat, baik pada konsep, pendidikan Islam sekarang.
kurikulum, proses, fungsi, tujuan, Ditinjau dari perkembangan
manajemen lembaga, sampai pada kebutuhan masyarakat yang
kualitas pengelola pendidikanya. demikian kompleks, setidaknya
Sistem pendidikan Islam pendidikan Islam harus melakukan
dilakukan dengan sangat pembaharuan paradigma. Paradigma
sederhana, dimulai dengan pembaruan pendidikan diharapkan
menggunakan masjid, musholla mampu menghasilkan manusia yang
sebagai tempat belajar. Lama berkualitas tinggi, maka pendidikan
kelamaan semakin banyak santri Islam tetap diidealkan masyarakat.
yang mau belajar, maka dibuatlah Paradigma pembaharuan
masjid, asrama, dan rumah kiai pendidikan Islam diharapkan
dalam satu komplek. Semua lebih mengarah pada
proses pendidikan yang pembaharuan yang bersifat
dilakukan, hanya untuk sistemik. Oleh sebab itu
memperdalam ilmu-ilmu ke- paradigma pembaruan pendidikan
Islaman dan kurikulumnya pun ini akan menghasilkan suatu
belum bersifat klasikal secara konstruk hasil pembaharuan
teratur. Sistem dan orientasi pendidikan Islam yang secara
pendidikan di masyarakat Islam konseptual dapat diterima oleh
logika. Secara kultural paradigma

Sjech Dullah 137


pembaruan pendidikan Islam ini kampus. terutama Prodi Falsafah dan
sesuai dengan budaya bangsa, dan Agama masih menganut paham
secara politis dapat diterima tekstualis literalis pada sumber ajaran
kalangan cendikia muslim Islam.
Indonesia. Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Paradigma perubahan, dianggap sebagai ikon pembaruan
pendidikan Islam diharapkan pemikiran pendidikan dan gerakan
mampu mengembangkan dua Islam di Indonesia. Gagasannya
perannya sebagai pendidikan tentang pluralisme telah
Islam yang berpengaruh terhadap menempatkannya sebagai intelektual
perubahan masyarakat. Perubahan muslim terdepan di masanya.
juga diharapkan mampu Nurcholish Madjid (Cak Nur) dikenal
memberikan sumbangan optimal dengan konsep pluralismenya yang
terhadap proses transformasi mengakomodasi keberagaman, ke-
menuju terwujudnya masyarakat bhinneka-an, keyakinan di Indonesia.
madani. Melalui paradigma
seperti ini pendidikan Islam
secara kultural dapat
mempertegas fungsi orientasinya.
Reorientasi yang perlu
dilakukan adalah perlunya
mempertegas kembali posisi dan
peran pendidikan Islam, baik
dalam gerak transformasi sosial,
kultural, dan struktural yang
demikian cepat dan bersifat
universal seperti di Lembaga
Paramadina sekarang ini.
Universitas Paramadina sudah
menerapkan konsep Cak Nur melalui
konsep pendidikan Islam saat ini. Hal
ini dibuktikan oleh adanya penerapan
yang lebih menonjol aspek kampus
umum dan modern danlebih
difokuskan pada pengembangan
program studi engineering science.
Hanya konsep sekularisasi Cak Nur
belum sepenuhnya diterapkan dengan
baik di kalangan masyarakat Islam

138 Sjech Dullah


BAB V tradisional dan mencari nilai-nilai
SIMPULAN, SARAN yang berorientasi ke masa depan
DAN REKOMENDASI yang berdasarkan Al-quran dan Al-
Hadist. Pemikirannya yang paling
menggegerkan khalayak, terutama
A. Simpulan para aktivis gerakan Islam, ketika
Disertasi yang berjudul beliau mulai mengenal politik,
“Implikasi Konsep Pemikiran melontarkan pernyataan “Islam Yes,
Pendidikan Islam Nurcholish Madjid Partai Islam No”. Menurut cita-cita
(Cak Nur) di Era Global” melalui beliau gambaran manusia ideal
metode kajian pustaka, wawancara, adalah manusia rasionalis liberal,
pengamatan di lapangan, dan yakni semua manusia mempunyai
didukung oleh konsep primer dan potensi intelektual yang sama dalam
skunder tentang pemikiran tatanan alam ataupun sosial yang
pendidikan Islam Nurcholish Madjid dapat ditangkap oleh akal, serta
(Cak Nur), maka hasil penelitian individu-individu di dunia atomistis
dapat disimpulkan sebagai berikut . dan atonom.
Hasil kajian yang menarik Modernisasi adalah pendikan
perhatian dan mendalam tentang Islam rasionalisasi. Menurut
jawaban rumusan masalah, Nurcholis Madjid (Cak Nur) bahwa
“Bagaimanakah konsep pemikiran pendidikan Islam adalah pendidikan
pendidikan Islam Nurcholish Madjid agama yang sangat modern bahkan
(Cak Nur) di era global?”. Konsep terlalu modern untuk zamannya.
pemikiran pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah pendidikan
Nurcholish Madjid (Cak Nur) di era agama yang secara sejati memiliki
global adalah pendidikan Islam hubungan organik dengan ilmu
liberal, pendidikan Islam pengetahuan dan mampu
modernisasi, pendidikan Islam menjelaskan kedudukan ilmu
sekularisasi, pendidikan Islam pengetahuan dalam kerangka
universalisme, dan pendidikan Islam keimanan dan ke-Islaman. Kaum
pluralisme. muslimin hendaknya yakin bahwa
Pendidikan Islam liberal pendidikan Islam tidak menentang
adalah pengakuan sepenuhnya ilmu pengetahuan, tetapi justru
terhadap kebebasan individu. Di menjadi pengembangan ilmu dan
samping kebebasan individu, menyatukan iman dan ilmu.
modernisasi juga mengedepankan Rumusan masalah,
kebebasan kuasa akal manusia “Bagaimanakah implikasi konsep
(rasionalis). Pola pikir beliau ingin pemikiran pendidikan Islam
melepaskan diri dari nilai-nilai Nurcholish Madjid (Cak Nur) dalam

Sjech Dullah 139


konteks penddikan Islam di kesadaran para insan kampus
Universitas Paramadina?”. Implikasi Paramadina diwujudkan dalam
konsep modernisasi Nurcholish bentuk sikap ketuhanan, toleransi,
Madjid (Cak Nur) sudah diterapkan keadilan, kejujuran, keyakinan, dan
dalam konsep pendidikan Islam berbagai prinsip dasar liberalisasi
Paramadina. Hal ini dibuktikan oleh yang makin nampak dalam
adanya penerapan yang lebih kehidupan kampus.
menonjol aspek kampus umum dan Universitas Paramadina
modern dan lebih difokuskan pada menerima hadirnya pemikiran-
pengembangan program studi pemikiran lain tentang pendidikan
”engineering science” atau ilmu Islam. Pluralisme, sudah diterapkan
rekayasa. sesuai konsep Cak Nur, hal ini
Disiplin ilmu yang mampu terbukti adanya sikap kritis dan
menyongsong perkembangan masa reflektif mahasiswa melihat adanya
depan di samping program studi perubahan yang terjadi. Sejarah
ilmu-ilmu sosial dan falsaah yang bukan sesuatu yang sakral, sejarah
mendukung program studi ilmu-ilmu merupakan bagian dari ilmu-ilmu
rekayasa . Konsep sekularisasi Cak sosial yang tidak memiliki kadar
Nur belum sepenuhnya diterapkan kepastian setinggi ilmu-ilmu eksakta.
dengan baik di kalangan masyarakat Ilmu sejarah terkesan luwes, lunak,
Islam kampus, terutama di kalangan dan kurang pasti, diketahui bahwa
masyarakat Islam yang menganut “bermainnya faktor-faktor hubungan
paham tekstualis literalis pada hidup antarmanusia, yaitu faktor-
sumber ajaran Islam. Sekularisasi faktor sosial budaya”.
belum dipahami sebagai sebuah Implikasi konsep pemikiran
proses perkembangan yang pendidikan Islam Nurcholish Madjid
membebaskan dan menginginkan (Cak Nur) dalam konteks pendidikan
umat Islam melaksanakan upaya Islam di Indonesia. Ditinjau dari
mengaitkan universalisme Islam kurikulum pendidikan sudah bersifat
dengan kenyataan-kenyataan dewasa fleksibel sehingga bisa menerima
ini. Prodi Falsafah dan Agama perubahan-perubahan sesuai dengan
Universitas Paramadina masih perkembangan zaman, namun
menerapkan kajian tekstualis literalis membuat bingung dosen dalam
pada sumber ajaran Islam, sedangkan menyampaikan materi, sehingga
konsep universalisme sudah hakikat pendidikan berubah tidak
diterapkan dalam konsep pendidikan mengikuti perkembangan masa
saat ini. pertumbuhan peserta didik.
Islam adalah sebuah agama Pemikiran Nurcholish Madjid
universal (rahmatan li al-alamin), (Cak Nur) tentang tujuh dimensi

140 Sjech Dullah


manusia yaitu dimensi fisik, akal, salah satu pihak yang memiliki
iman, akhlak, kejiwaan, estetika, dan tanggung jawab pendidikan Islam
sosial kemasyarakatan merupakan yang paling dominan khususnya pada
sebuah elaborasi yang kurang anak-anaknya.
berhasil. Sebagaiamana diketahui Nurcholish Madjid (Cak Nur)
bahwa dalam pemikiran pendidikan sendiri tidak dominan mendidik
Islam Indonesia yang berkembang anaknya, Beliau membiarkan
tentang domain pendidikan Islam anaknya berkembang secara alami
adalah domain kognitif, afektif, dan sesuai dengan fitrahnya. Tugas orang
psikomotor. tua hanya meluruskan dan
Bila ditinjau secara umum mengarahkannya ke arah yang sesuai
yang menjadi titik berat adalah dengan fitrah kebaikannya. Hal ini
domain kognitif dan psikomotor, diungkapkannya dalam buku yang
sedangkan domain afektif kurang berjudul “Masyarakat Religius”
mendapat perhatian. Padahal bagi halaman 84 diungkapkan bahwa
Nurcholish Madjid (Cak Nur) masih pendidikan yang diterapkan oleh Cak
terdapat dimensi-dimensi lain yang Nur dalam keluarga mengikuti
harus dikembangkan. Kondisi yang perkembangan secara alami, hal ini
demikian inilah yang menyebabkan berimplikasi kepada pendidikan
elaborasi pemikiran Nurcholish anak-anak Cak Nur.
Madjid (Cak Nur) tersebut kurang Pemikiran tentang pendidikan
berhasil. Bila pemikiran tersebut Islam sebagai upaya pembentukan
hanya diperuntukkan bagi wacana manusia berakhlak mulia juga terlalu
pendidikan Islam maka pemikiran ideal, sehingga sulit untuk
tersebut memang sudah cukup layak, diterjemahkan dalam sebuah
akan tetapi sulit untuk kenyataan yang riil. Kondisi riil
diimplementasikan dalam kebijakan masyarakat dan pemerintah Indonesia
pendidikan secara keseluruhan. pada era global lebih mengedepankan
Pemikiran Nurcholish Madjid modernisasi dalam segala segi
(Cak Nur) tentang tanggung jawab kehidupan. Sementara proses
pendidikan Islam yang terdiri dari modernisasi itu sendiri secara inheren
orang tua, pendidik, pemerintah, dan mengakibatkan nilai-nilai yang
masyarakat tidak sesuai dengan bersifat spiritual semakin
praktik pendidikannya. Khusus orang termarginalkan termasuk akhlak
tua sebagai penanggung jawab mulia yang menjadi muara bagi
pendidikan Islam, hampir semua berbagai norma agama yang sebagian
pemikir pendidikan Islam sepakat besar bersifat spiritual.
akan tanggung jawabnya. Orang tua Dengan demikian, masyarakat
baik ayah maupun ibu merupakan semakin sulit untuk diharapkan

Sjech Dullah 141


menjadi kolega dalam upaya Nurcholish Madjid (Cak Nur)
pembentukan manusia berakhlak dianggap sebagai ikon pembaruan
mulia. Pemikiran yang semacam ini, pemikiran pendidikan dan gerakan
jenis pendidikan yang tepat adalah Islam di Indonesia. Gagasannya
pendidikan non-formal, sedangkan tentang pluralisme telah
untuk pendidikan formal akan menempatkannya sebagai intelektual
menghadapi kesulitan yang sangat muslim terdepan di masanya, terlebih
besar. Hal ini disebabkan di saat Indonesia sedang terjerumus
keterbatasan sarana, waktu dan di dalam berbagai kemorosotan dan
pendukung. Kenyataan ini ancaman disintegrasi bangsa.
menjadikan semakin lebarnya jurang Nurcholish Madjid (Cak Nur)
pemisah antara kondisi yang dikenal dengan konsep pluralismenya
seharusnya dengan kondisi yang ada yang mengakomodasi keberagaman/
atau nyata. Akan tetapi pada tataran ke-bhinneka-an keyakinan di
wacana, pemikiran tersebut layak Indonesia. Menurut Nurcholish
untuk diapresiasi. Madjid (Cak Nur), keyakinan adalah
Pemikiran Nurcholish Madjid hak primordial setiap manusia dan
(Cak Nur) tentang proses keyakinan meyakini keberadaan
modernisasi tidak lepas dari upaya Tuhan adalah keyakinan yang
menjinakkan atau mengadopsikan mendasar. Keyakinan tersebut sangat
nilai-nilai yang inheren dengan mungkin berbeda-beda antar manusia
zaman modern, seperti rasionalisasi, satu dengan yang lain, walaupun
sekularisasi, liberalisasi, dalam ajaran memeluk agama yang sama. Hal ini
pendidikan Islam. Untuk berdasar kepada kemampuan nalar
menghindari kesalahpahaman manusia yang berbeda-beda, dan
terhadap gagasan dan istilah yang dalam hal ini Nurcholish Madjid
digunakan, dalam tulisannya (Cak Nur) mendukung konsep
“Modernisasi ialah Rasionalisasi kebebasan dalam beragama. Bebas
bukan Westernisasi” ia menggantikan dalam konsep Nurcholish Madjid
bahwa modernisasi bukan (Cak Nur) tersebut dimaksudkan
westernisasi, rasionalisasi bukan sebagai kebebasan dalam
rasionalisme, sekulerisasi bukan menjalankan agama tertentu yang
sekulerisme, begitu juga dengan disertai dengan tanggung jawab
liberalisasi bukan liberalisme, karena penuh atas apa yang dipilih.
di antara keduanya merupakan dua Nurcholish Madjid (Cak Nur)
hal yang berbeda dan masing-masing meyakini bahwa manusia sebagai
mengandung implikasi yang berbeda individu yang paripurna, ketika
pula. menghadap Tuhan di kehidupan yang
akan datang akan bertanggung jawab

142 Sjech Dullah


atas apa yang ia lakukan, dan tantangan selalu menghadang di
kebebasan dalam memilih adalah depan mata.
konsep yang logis. Manusia akan Demikian juga konsep
bertanggung jawab secara pribadi Nurcholish Madjid (Cak Nur), antara
atas apa yang ia lakukan dengan peranan pendidikan dan pemikiran
yakin. Apa yang diyakini, itulah yang pendidikan pada dasarnya merupakan
dipertanggungjawabkan. Maka hal yang sama. Hanya saja tidak
pahala ataupun dosa akan menjadi semua pemikiran Nurcholish Madjid
benar-benar imbalan atas apa yang (Cak Nur) dapat terealisasi dalam
secara yakin ia lakukan. berbagai kebijakan pendidikan Islam,
karena terbentur berbagai faktor baik
faktor internal (umat Islam) maupun
B. Saran-Saran faktor eksternal (pemerintah). Namun
Berdasarkan simpulan di atas demikian sebagai sebuah perjalanan
disarankan kepada seluruh pakar sejarah, maka semua itu merupakan
pendidikan Islam agar dapat sumbangan yang paling maksimal
memberikan apresiasi terhadap setiap dari seorang Nurcholish Madjid (Cak
pemikiran yang muncul. Demikian Nur) memodernisasi pendidikan
juga para pejabat pendidikan nasional Islam Indonesia.
pada umumnya diharapkan
memberikan sambutan yang positif
terhadap berbagai kebijaksanaan C. Rekomendasi
yang sedang dijalankan. Dengan Dengan melihat refleksi di atas
sikap yang demikian maka maka diharapkan seluruh pakar
diharapkan akan muncul dinamika pendidikan Islam khususnya agar
pemikiran dan akselerasi peningkatan dapat memberikan apresiasi terhadap
pembaruan di bidang pendidikan setiap pemikiran yang muncul.
khususnya pendidikan Islam. Demikian juga para pejabat
Pemikiran pendidikan dan pendidikan nasional pada umumnya
peranan seseorang dalam diharapkan memberikan sambutan
pengembangan pendidikan tidak yang positif terhadap berbagai
dapat dipisahkan secara tegas. Praktik kebijaksanaan yang sedang
pendidikan seseorang pada dasarnya dijalankan. Dengan sikap yang
merupakan implementasi dari demikian maka diharapkan akan
berbagai pemikiran yang ada dalam muncul dinamika pemikiran dan
dirinya. Belum seluruh pemikiran akselerasi peningkatan pembaruan
tersebut dapat terlaksana, sebab pendidikan Islam.
berbagai faktor hambatan dan Pemikiran pendidikan dan
peranan seseorang dalam

Sjech Dullah 143


pengembangan pendidikan tidak
dapat dipisahkan secara tegas. Praktik
pendidikan seseorang pada dasarnya
merupakan implementasi dari
berbagai pemikiran yang ada dalam
dirinya. Belum seluruh pemikiran
tersebut dapat terlaksana, sebab
berbagai faktor hambatan dan
tantangan selalu menghadang di
depan mata.
Demikian juga konsep
Nurcholish Madjid (Cak Nur), antara
peranan pendidikan dan pemikiran
pendidikan pada dasarnya merupakan
hal yang sama. Hanya saja tidak
semua pemikiran Nurcholish Madjid
(Cak Nur) dapat terealisasi dalam
berbagai kebijakan pendidikan Islam,
karena terbentur berbagai faktor baik
faktor internal (umat Islam) maupun
faktor eksternal (pemerintah). Namun
demikian sebagai sebuah perjalanan
sejarah, maka semua itu merupakan
sumbangan yang paling maksimal
dari seorang Nurcholish Madjid (Cak
Nur) memodernisasi pendidikan
Islam Indonesia.

144 Sjech Dullah


DAFTAR PUSTAKA Diknas. 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Ahmad. 2005. Ideologi Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Pustaka Djamaluddin dan Abdullah. 1999.
Pelajar. Kapita Selekta Pendidikan
Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, H. M. 2005. Filsafat
Pendidikan Islam. Cet. ke-4. Drajat, Zakiyah. 2006. Ilmu
Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan Islam. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan
Model Pengembangan Fadjar, Malik. 1998. Visi
Kurikulum. Bandung: PT Pembaharuan Pendidikan
Remaja Rosdakarya Islam. Jakarta: Alfa Grafitama.
Asy‟ari, K.H. Hasyim. 1999. Gaus, Ahmad. 2008. Api Islam
Pendidikan Islam: Tradisi dan Nurcholish Madjid: Jalan
Modernisasi Menuju Milenium Hidup Seorang Visioner.
Bar. Jakarta: Logos. Jakarta : Gramedia.
Asy‟ari, K.H. Hasyim. 2002. Gaus, Ahmad. 2008. Cerita Sukses
Paradigma Baru Pendidikan Pendidikan Multikultural di
Nasional: Rekonstruksi dan Indonesia. Jakarta: Center For
Demokrasi. Jakarta: Kompas. The Study Of Religion and
Culture (CSRC) UIN syarif
Atmaturida. 2001. Sistem hidayatullah .
Pengelolaan Pesantren.
Yogyakarta: Universitas Hendry, Eka. 2007. Perkembangan
Negeri Yogyakarta. Pemikiran Modern dalam
Islam (PPMDI) : Studi
Budhy, Munawar Rahman. 2013. Satu terhadap Gerakan Pembaruan
Menit Pencerahan Nurcholish Pemikiran Pendidikan Islam.
Madjid. Depok: Imania. Pontianak: STAIN Pontianak
Press.
Cecep, Sumarna, 2005. Rekonstruksi
Ilmu: Dari Empirik Rasional Hidayat, Taufik. 2008. Merajut
Atheistik ke Empirik Rasional Semangat Pluralisme.
Teistik. Bandung: Benang Yogyakarta: UGM.
Merah Press.
Sjech Dullah 145
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Madjid, Nurcholish. 1987. Islam
Kependidika., Jakarta: PT Kemodernan dan Keindonesiaan.
Rineka Cipta. Bandung: Mizan.

Ihsan, Hamdani. 2001. Filsafat Madjid, Nurcholish. 1990. HMI


Peendidikan Islam: untuk Menjawab Tantangan Zaman.
Fakultas Tarbiyah Komponen Jakarta: PT Gunung Kalbu.
MKK. Yogyakarta: Pustaka
Setia. Madjid, Nurcholish. 1992. Islam
Dokrin dan Peradaban.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2002. Jakarta: Yayasan Wakaf
Filsafat Pendidikan (Manusia, Paramadina.
Filsafat dan Pendidikan.
Jakarta: Gaya Media Pratama. Madjid, Nurcholish. 1995. Islam
Kerakyatan dan Keindonesiaan.
Kemdikbud. 2012. Dokumen Bandung: Mizan.
Kurikulum 2013. Jakarta: PN
Balai Pustaka. Madjid, Nurcholish. 1995. Islam
Agama Kemanusiaan:
Langgulung, Hasan. 2003. Asas-Asas Membangun Tradisi dan Visi
Pendidikan Islam. Jakarta: Baru Islam Indonesia. Jakarta:
Radar Jaya Opset. Paramadina.

Mas‟ud, Abdurrahman. 2002. Madjid, Nurcholish. 1995. Islam


Dinamika Pesantren dan Agama Kemanusiaan:
Madrasah. Yogyakarta: Membangun Tradisi dan Visi
Pustaka Pelajar. Baru Islam Indonesia. Jakarta:
Paramadina.
Mas‟ud, Abdurrahman. 2002.
Menggagas Format Madjid, Nurcholish. 1996. Islam,
Pendidikan Nondikotomik: Kerakyatan, dan
Humanisme Religius Sebagai Keindonesiaan: Pikiran-
Paradigma Pendidikan Islam. Pikiran Nurcholish Muda:
Yogyakarta: Gama Media. Bandung: Mizan.

Masruroh, Ninik, 2011. Modernisasi Madjid, Nurcholish. 2009. Kaki


Pendidikan Islam Ala Langit Peradaban Islam.
Azyumardi Azzra. Depok : Ar- Jakarta: Yayasan Wakaf
Ruzz Media Paramadina.

146 Sjech Dullah


Madjid, Nurcholish. 2013. Islam, Nasution, Harun. 1996. Teologi
Kemodernan dan Keindonesiaan. Islam: Aliran-Aliran, Sejarah
Bandung: Mizan. Analisa Perbandingan.
Cetakan V. Jakarta: UI Press.
Madjid, Nurcholish. 2013.
“Menelusuri Gagasan Nata, Abuddin, 1997. Filsafat
Sekularisasi Nurcholish Pendidikan Islam. Bandung :
Madjid”. Jurnal Tsaqafah Wacana Ilmu
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Islam. (Volume 4, Nata, Abuddin, 2003. Kapita Selekta
No.2, Jumadal Ula 1428). Pendidikan Islam. Bandung :
Angkasa
Malik, Dedy Djamaluddin. 1998.
Zaman Baru Islam Indonesia: Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-tokoh
Pemikiran dan Aksi Politik. Pembaruan Pendidikan Islam
Bandung: Zaman Wacana di Indonesia. Jakarta : PT. Raja
Mulia. Grafindo Persada.

Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran Nata, Abuddin. 2011. Sejarah


di Era Kurikulum 2013. Pendidikan Islam. Jakarta:
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Kencana Prenada Media
Group.
Munawwar, Budhy Rahman. 1999.
Ensiklopedi Nurcholish Madjid Nizar Ali dan Sumedi. 2010.
Pemiliran Islam di Kanvas Antologi Pendidikan Islam,
Peradaban. Jakarta : Yayasan Yogyakarta: PPS UIN Sunan
Wakaf Paramadina. Kalijaga dan Idea Press

Munawwar, Budhy Rahman. 2013. Noer, Deliar. 1995. Gerakan Modern


Satu Menit Pencerahan Islam di Indonesia: 1900-1942,
Nurcholish Madjid. Jakarta : Jakarta: LP3ES.
Imania.
Nur, Uhbiyati. 1997. Ilmu
Nafis, Muhamad Wahyuni. 2005. Pendidikan Islam (IPI).
Kesaksian Intelektual. Jakarta : Bandung: Pustaka Setia.
Paramadina.
Nuryanti. 2008. Filsafat Pendidikan
Nasution, Harun. 1998. Islam Islam Tentang Kurikulu.,
Rasional. Bandung: Mizan. Jakarta : Hunafa.

Sjech Dullah 147


Omar, Mohammad Al-Toumy Al- Saefuddin. 1986. Islam Sumber Nilai
Syaibany. 1979. Falsafah Pembangunan Seutuhnya:
Pendidikan Islam. Jakarta: Iman, Ilmu, Amal. Bandung:
Bulan Bintang. ITB Bandung.

Peter M Senge, The Fifth Discipline, Senge, Peter M. 1994. The Fifth
Los Angeles: Currency Discipline. Los Angeles:
Doubleday, 1994, hal 94 Currency Doubleday.

Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Siregar, Maragustam. 2010.


Penelitian Pendidikan Sejarah. Mencetak Pembelajar Menjadi
Yogyakarta: Penerbit Ombak. Insan Paripurna (Falsafah
Pendidikan Islam).
Raharjo, Dawam. 1997. Pergulatan Yogyakarta: Nuha Litera.
Dunia Pesantren. Jakarta: P3M.
Sjamsuddin, Helius. 2012.
Rahmad, Jalaluddin. 2003. Nurcholis Metodologi Sejarah.
Madjid (Jejak Pemikiran dari Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Pembaru Sampai Guru
Bangsa). Yogyakarta: Pustaka Soerjo, Djoko, 2007. “Sejarah Sosial
Pelajar. Intelektual Islam: Sebuah
Pengantar”, dalam Nor Huda,
Rahmad, Jalaluddin dalam buku Islam Nusantara: Sejarah
Nurcholis Madjid, Nurcholis Intelektual Islam Di Indonesia,
Madjid (Jejak Pemikiran dari Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pembaharu Sampai Guru
Bangsa), Yogyakarta: Pustaka Sofia. “TriPusatPendidikan“
Pelajar, 2003, hal 97 dalam“http://edukasi.kompasia
na.com/2011/01/02/ tentang-
Riyanto, Yatim. 1996. Pengantar tri-pusat pendidikan/” . (Di
Metodologi Kepustakaan. akses 15 November 2011).
Bandung: Remadja Rosda.
Stanton, Charles Michael. 1994.
RM, Burrell. 1995. Fundamentalisme Pendidikan Tinggi Dalam
Islam. Yogyakarta: Pustaka Islam. Terj. H. Afandi dan
Pelajar. Hasan Asari. Jakarta: Logos
Publishing House.

148 Sjech Dullah


Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Tahqiq dan Ibrahim. 2007.
Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Pendidikan Agama Islam di
Paramadina. Jakarta:
Suharsaputra, Uhar. 2011. Menjadi Universitas Paramadina.
Guru Berkarakter. Yogyakarta:
Pramitra Publishing. Tholkhah, Imam, dan Ahmad Barizi.
2004. Membuka Jendela
Sukandi. 2003. Prof. Dr. Nurcholish Pendidikan: Mengurai Benang
Madjid Jejak Pemikiran Dari Tradisi dan Integrasi Keilmuan
Pembaharu Sampai Guru Pendidikan Islam. Jakarta: PT
Bangsa. Jakarta : PT. Gunung Raja Grafindo Persada.
Kalbu.
Umar, Nasruddin. 2007. Tradisi dan
Sukidi, M. 2005. Pendidikan Dalam Pembaharuan Pemikiran
Perspektif Al-Quran. dalam Dunia Islam. dalam
Yogyakarta: Mikraj. Hery Sucipto, Islam Mazhab
Tengah: Persembahan 70
Sutrisno, 2006. Pendidikan Islam Tahun Tarmizi Taher. Jakarta:
yang Menghidupkan. Grafindo.
Yogyakarta: Kota Kembang.
Walters, Malcom. 1995.
Susanto. 2009. Pemikiran Pendidikan Globalization. London:
Islam. Jakarta : Amzah. Routledge.

Suyitno, dkk. 2012. Panduan Wahid, Abdurrahman, dkk. Zaman


Penulisan Karya Ilmiah. Baru Islam Indonesia:
(Cetakan Kelima). Palembang: Pemikiran dan Aksi Politik.
PPS IAIN Raden Fatah. Bandung: Zaman Wacana
Mulia.
Syafaruddin. 2008. Efektivitas
Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Yunus, Mahmud. 1995. Sejarah
PT Rineka Cipta. Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Mutiara Sumber
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Widya.
Pendidikan Dalam Perspektif
Islam. Bandung: Remaja Zuhairini. 2000. Sejarah Pendidikan
Rosdakarya. Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Sjech Dullah 149


Zuriah, Nuriah. 2005. Metode
Penelitian Historis. Jakarta:
Kalam.

Zed, Mestika. 2004. Metode


Penelitian Kepustakaan.
Jakarta: Yayasan Obor.

Zuhairini, dkk. 1994. Filsafat


Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.

150 Sjech Dullah

Anda mungkin juga menyukai