Teori akuntansi pajak ialah suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat
azaz atau prinsip yang diakui dalam ketentuan peraturan perpajakan yang
merupakan:
1. Cost Principle
Prinsip biaya (cost principle) atau biaya historis (historical cost), yaitu dasar
penilaian untuk mencatat perolehan barang, jasa harga pokok, biaya, maupun
ekuitas, sehingga yang paling pokok adalah penilaian yang didasarkan harga
pertukaran pada tanggal perolehan.
2. Revenue Principle
Prinsip pendapatan (revenue principle) ini lebih menjelaskan tentang sifat dan
komponen, pengukuran, maupun pengakuan pendapatan sebagai salah satu
komponen penyusunan laporan laba rugi.
3. Matching Principle
Prinsip dasar pemadanan atau penandingan (matching) menjelaskan masalah
pengaturan pembebanan biaya pada periode yang sama dengan periode
pengakuan hasil, sehingga hasil akan diakuipada periode menurut prinsip
dasar pengakuan hasil, sedangkan biayanya dibebankan sesuai periode
tersebut.
4. Objectivity Principle
Masalah objektivitas (objectivity) mempunyai penafsiran yang berbeda.
Sebagai contoh objektivitas sebagai realitas yang disampaikan pihak ketiga
yang independen (misalnya laporan rekening koran dari bank), objektivitas
dianggap sebagai hasil konsensus kelompok yang mengukur ataupun
objektivitas diukur dengan penentuan batas atau limit tertentu. dikenakan tarif
upah kenaikan.
5. Consistency Principle
Prosedur dan prinsip akuntansi yang sama dilaporkan pada periode yang
bersangkutan sehingga peristiwa yang sama dicatat dan dilaporkan secara
komsisten.
6. Disclosure Principle
Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengharusakn laporan
akuntansi dibentuk dan disajikan berdasarkan peristiwa yang mempengaruhi
perusahaan dalam periode tersebut. Laporan keuangan diharapkan jujur
(fair), lengkap (full), dan memadai (adequate) agar piahk internal maupun
ekternal dapat mengambil manfaat dari informasi yang disajikan oleh laporan
keuangan.
7. Conservatism Principle
Prinsip konservatisme atau pengecualian umumnya digunakan untuk hal yang
tidak menentu atau dalam kondisi ketidakpastian. Prinsip konservatisme
kurang penekanannya karena semakin banyak pihak yang mengutamakan
jujur (fair) dan dapat diandalkan.(reliable) pada setiap laporan keuangan yang
disajikan.
8. Materiality Principle
Menurut APB Statement No 4 , prinsip materialitas mengandung arti bahwa
laporan keuangan hanyan menyangkut informasi yang dianggap penting
(material) dalam mempengaruhi penilaian.
Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam
undang-undang perpajakan dan pembentukannya dipengaruhi oleh fungsi
perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah.
Akuntansi komersial sebagai prinsip-prinsip dasar yang digunakannya bersifat
netral (tidak memihak) terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh
akuntansi.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar akuntansi dapat digunakan atau berlaku
bagi akuntansi pajak, hanya memang terdapat karakteristik dan tujuan
pelaporan keuangan fiscal yang berbeda. Kewajiban pembukuan, seperti
telah dijelaskan merujuk pada penjelasan pasal 13 Undang-undang Pajak
Penghasilan dengan prinsip dasar pembukuan, haruslah diselenggarakan
dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, yaitu Standar
Akuntansi Keuangan, kecuali perundang undangan perpajakan menentukan
lain.
Daftar Pustaka
https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-pajak/