Proyek Pondok Indah Residences Pt. Total PDF
Proyek Pondok Indah Residences Pt. Total PDF
Disusun oleh:
Wibi Afifatul Zahro 15012070
Ulfa Nabila 15012098
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Awal Surono, MS.
NIP 195110101978031004
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah SI4098 Kerja Praktik
Disusun oleh:
Wibi Afifatul Zahro 15012070
Ulfa Nabila 15012098
Pembimbing Lapangan:
Harjita, S.Pd
PRAKATA
Laporan ini tidak akan pernah selesai jika Penulis tidak mendapatkan bantuan dari banyak pihak
sebelum, saat, dan setelah kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan. Penulis sadar bahwa ada banyak
sekali pihak yang membantu. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT. Atas kesehatan, kesempatan, dan nikmat lainnya yang tidak akan pernah bisa
penulis hitung. Tanpa karunia-Nya, penulis tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti kerja praktik ini.
2. Orang tua penulis serta seluruh keluarga yang selalu mendukung penulis.
3. Bapak Awal Surono sebagai dosen pembimbing penulis di Teknik Sipil Institut Teknologi
Bandung.
4. Bapak Yohanes Tedy, Bapak Asep Riswandi dan Bapak Lasminto yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktik di PT. Total Bangun Persada.
5. Bapak Harjita yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis pada saat kerja
praktik. Terima kasih atas ilmu dan waktu yang telah Bapak berikan kepada penulis.
6. Bapak William Teguh yang telah membantu penulis saat dan setelah kerja praktik dilaksanakan.
7. Ibu Aryani Lestari, Bapak Poltak Banjarnahor, Bapak Iandi Pramanaputra, Ibu Dian Gitaya, Bapak
Widodo, Bapak Lanang, dan seluruh staff engineering yang selalu membantu penulis dan
memberikan informasi-informasi mengenai proyek.
8. Bapak Yulius Bahar, Bapak Son Hondoko, Bapak Karis Haudi, Bapak Adi Lesmana, Bapak Taufiq,
Bapak Rio Novihendri, Bapak Charles, dan Mbak Dewi Paramita yang selalu membimbing
penulis baik di divisi Quality Assurance Manager maupun di lapangan dengan segala ilmu yang
telah diberikan.
9. Ibu Aris Wahyuni, Bapak Wildan Rivky, dan seluruh staff Quantity Surveyor atas bantuannya
dalam memberikan data dan informasi tentang komersial di proyek.
10. Bapak Marasi Gultom beserta seluruh staff divisi K3L yang telah memberikan safety induction
dan ikut menjaga keamanan serta keselamatan penulis selama berada di site.
11. Bapak Nasriyanto, Bapak Arnis, dan seluruh staff pelaksana yang telah membimbing penulis
selama di site.
12. Bapak Joko Pujianto dan Bapak Toto Riwayadi yang telah memberikan informasi logistik kepada
penulis.
Wibi Afifatul Zahro 15012070 ii
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
13. Bapak Edi sebagai security, Bapak Slamet dan Halimi sebagai office boy yang tidak pernah lupa
mengantarkan takjil untuk berbuka puasa selama kerja praktik.
14. Adrian Muhammad Faturrohmi dan Andhi Kusuma Wiguna Putera, mahasiswa Institut
Teknologi Bandung yang bersama-sama melaksanakan kerja praktik di Proyek Pondok Indah
Residences – yang setia dan menemani penulis dengan sabar selama kerja praktik di Jakarta.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa sebesar apapun usaha yang dilakukan untuk pembuatan laporan
kerja praktik ini, laporan ini pasti masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 6.7 Daftar Alat yang Disewa dari Luar PT. Total Bangun Persada ............................................. 161
Tabel 6.8 Identifikasi Tenaga Kerja Proyek Pondok Indah Residences ............................................... 162
Tabel 7.1 Karakteristik Pondasi ........................................................................................................... 172
Tabel 7.2 Standard Penetration Test .................................................................................................. 173
Tabel 7.3 Tahanan Friksi Luciano de Court ......................................................................................... 174
Tabel 7.4 Spesifikasi Kolom ................................................................................................................. 175
Tabel 7.5 Spesifikasi Balok Induk ........................................................................................................ 175
Tabel 7.6 Spesifikasi Balok Anak ......................................................................................................... 175
Tabel 7.7 Spesifikasi Pelat ................................................................................................................... 175
Tabel 7.8 Perhitungan Dead Load ....................................................................................................... 176
Tabel 7.9 Perhitungan Live Load ......................................................................................................... 177
Tabel 7.10 Perhitungan SIDL ............................................................................................................... 178
Tabel 7.11 Total Pembebanan ............................................................................................................ 179
Tabel 7.12 Daya Dukung Pondasi Bored PIle ...................................................................................... 179
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Namun nyatanya kegiatan-kegiatan praktik yang dilakukan saat perkuliahan kurang dapat
mengakomodasi kemampuan mahasiswa dalam hal-hal yang bersifat aplikatif lapangan. Saat
ini diperlukan suatu kegiatan praktik nyata yang dilakukan mahasiswa sesuai dengan bidang
ilmu yang dipelajari.Untuk itu sejak diberlakukannya Kurikulum 2003, Program Studi Teknik
Sipil ITB sebagai salah satu program studi di ITB mengembangkan Program Kerja Praktik
(Mata Kuliah Wajib SI-4098) yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan
atau visual pelaksanaan konstruksi dan administrasi suatu proyek kepada mahasiswa.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkenalkan profesi dan pengalaman kerja
dalam bidang teknik sipil.Hingga saat ini, lingkup kerja praktik dibatasi pada tahap observasi
yang diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengenalan bagi mahasiswa terhadap
situasi nyata di lapangan. Mahasiswa dapat melihat secara langsung aplikasi teori yang
selama ini telah dipelajari saat perkuliahan dan masalah-masalah yang seringkali terjadi saat
pelaksanaannya. Kemampuan mahasiswa mengenai pemetaan masalah dan solusi-solusi
penyelesaian masalah yang kerap terjadi pun dapat meningkat. Dengan adanya kegiatan ini,
diharapkan pula mahasiswa dapat mengasah kemampuan softskill seperti kerjasama tim dan
koordinasi di lapangan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang kerja praktik, tujuan kerja praktik, ruang lingkup kerja
praktik dan sistematika penulisan laporan kerja praktik.
proyek, tujuan proyek, lokasi dan kondisi lingkungan di sekitar proyek, lingkup pekerjaan
proyek dan pendanaan proyek.
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Total Bangun Persada akhirnya menjadi perusahaan publik pada tahun 2006 dengan
nama PT. Total Bangun Persada Tbk ditandai dengan catatan 2.750 juta lembar saham di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode TOTL. Perusahaan memiliki
visi baru untuk ‘menjadi kontraktor bangunan terkemuka’ yang didukung oleh kebanggaan
dan keunggulan di bidang konstruksi seiring dengan keahlian di bidang konstruksi gedung-
gedung tinggi yang selalu dibutuhkan.
2.2.1 Visi
Total Bangun Persada – perusahaan konstruksi bangunan gedung terbesar, terdepan dan
Kami ingin dikenal sebagai organisasi konstruksi yang berintegritas, terpandang, adil
dimana mereka dapat tumbuh dan berkinerja yang terbaik, dan secara terus-menerus
berupaya untuk mencapai keprimaan.
2.2.2 Misi
Bangga & Prima dalam Konstruksi
Wibi Afifatul Zahro 15012070 5
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
- Bekerja erat dan menghargai setiap karya dan upaya rekan kerja & mitra usaha
- Mampu menyesuaikan dengan keadaan yang berubah
- Berorientasi ke depan
- Bangga terhadap profesi dan hasil karya
2.3 Proyek
Berikut ini merupakan beberapa proyek PT. Total Bangun Persada yang dibangun atau masih
dalam proses konstruksi:
Anugerah Perusahaan Terbuka Indonesia (APTI) 2014 Peringkat Ke-2 Bidang Konstruksi
Bangunan untuk Kelompok Properti dan Real Estate
Gambar 2.8 Penghargaan Terbaik Pertama Kinerja Proyek Konstruksi dalam Rangka Konstruksi
Indonesia 2014
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
Rincian jumlah dan tipe unit apartemen Pondok Indah Residences ditampilkan dalam tabel
berikut:
Jika dibuat tabel maka jumlah unit untuk setiap tipe unit pada Pondok Indah Residences
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tipe dan Jumlah Unit
Selain ketiga tower tersebut, pada proyek ini terdapat basement yang terdiri atas 3 lantai
dengan luas total ±56.709 m2. Dengan luas total tersebut, basement ini mampu menampung
1364 mobil dan 410 motor.
Tabel 3.3 Luas Basement
Dengan jumlah 3 tower tersebut, proyek ini memiliki luas dengan rincian sebagai berikut :
Luas arsitektur : 201757 m2
Proyek ini direncanakan untuk dibangun dalam jangka waktu 35 bulan, yaitu dimulai pada 1
November 2014 hingga 30 September 2017.
Seperti umumnya hunian apartemen, pada Pondok Indah Residences terdapat berbagai
fasilitas-fasilitas yang menunjang penghuninya. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Pondok
Indah Residences yaitu :
1. Pos keamanan 6. Lapangan tenis
2. Retail shop 7. Taman bermain anak
3. Fitness center 8. Jogging track
4. Kolam renang dewasa 9. Spa
5. Kolam renang anak 10.Refloxology path dan barbeque pit
penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup serius. Selain itu, Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya cepat
dengan pertumbuhan pendududuk sebesar 1,49% per tahun (berdasarkan sensus penduduk
tahun 2010).
Jumlah penduduk Indonesia tersebut tidak diiringi dengan persebaran penduduk yang
merata. Perkembangan kota besar yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi menjadi
daya tarik bagi masyarakat yang dapat membawa pengaruh bagi tingginya arus tenaga kerja
baik dari dalam kota itu sendiri maupun dari luar wilayah kota. Hal ini menimbulkan masalah
utama yang selalu mengiringi perkembangan perkotaan, yaitu kepadatan penduduk. Di kota
besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya akan banyak dijumpai permukiman-
permukiman padat yang tidak teratur.
Di Jakarta, kepadatan penduduk sejalan dengan kebutuhan akan lahan pemukiman yang
terus meningkat. Mencari lahan pemukiman di Jakarta merupakan hal yang sulit dikarenakan
keterbatasan lahan dan harga lahan pemukiman yang kian melejit. Tata ruang kota sudah
sangat padat dan daerah resapan air juga terus berkurang. Sementara itu, tuntutan untuk
pembangunan pemukiman terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
Kota Jakarta. Hal inilah yang memunculkan maraknya pembangunan pemukiman vertikal
seperti apartemen di Jakarta.
Pondok Indah Residences yang bertempat di kawasan pemukiman padat Pondok Indah
diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan ini. Prinsip permukiman vertikal
sekarang juga telah banyak dilakukan pada beberapa kota lainnya di Indonesia karena dapat
secara efektif dapat meminimalisir lahan yang digunakan. Sasaran masyarakat yang dibidik
pada pembangunan Pondok Indah Residences adalah kalangan menengah ke atas yang
menomorsatukan kenyamanan dan keamanan hunian dengan kemudahan akses pada pusat
aktivitas masyarakat. Hal ini disebabkan apartemen ini berada di daerah Pondok Indah,
Jakarta Selatan yang dikenal sebagai kawasan prestisius di Kota Jakarta.
Lokasi proyek pembangunan Pondok Indah Residences ini terletak di Jalan Kartika Utama
Kav. V-TA Pondok Indah Jakarta Selatan. Adapun batas-batas lokasi proyek adalah sebagai
berikut:
Di sepanjang jalan ini juga tidak sulit menemukan sarana transportasi. Hal ini dapat
ditandai dengan adanya pangkalan taksi yang berada tak jauh dari proyek serta
banyaknya ojek dan taksi yang melalui jalan ini. Pada area ini juga tidak sulit untuk
menemukan penjual makanan karena banyaknya warung-warung makan yang berada di
sepanjang jalan.
Dari uraian kondisi lingkungan sekitar proyek diatas maka terdapat beberapa kendala dan solusi
yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Proyek Pondok Indah Residences ini berada dekat dengan permukiman warga di Jalan Pinang
Emas, sehingga ada beberapa permasalahan yang menyangkut hal tersebut. Jarak antara
proyek dengan perumahan sangat dekat hanya berjarak sekitar 50 meter pada batas utara
sehingga terdapat kendala mengenai penggunaan alat berat di bagian utara dari projek ini.
Penggunaan alat berat seperti tower crane akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan
ketidakamanan dari warga sekitar.
Tower crane biasa memiliki lengan yang panjang, sehingga jika digunakan dapat melintasi
atap rumah warga. Untuk mengatasinya maka pada bagian utara proyek, pihak kontraktor
Wibi Afifatul Zahro 15012070 15
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
menggunakan tower crane berjenis laffy yang memiliki lengan lebih pendek dibandingkan
tower crane pada umumnya. Tower crane berjenis laffy ini jarang digunakan karena memiliki
harga yang lebih mahal dari tower crane biasa. Namun pada kasus ini tower crane wajib
digunakan untuk mendukung kenyamanan dan keamanan warga. Selain itu, pihak kontraktor
juga menyiasatinya dengan melakukan penyesuaian terhadap letak dan arah putar dari
masing-masing tower crane.
2. Lokasi yang sangat dekat dengan permukiman warga juga menimbulkan permasalahan lain,
yaitu pengerjaan beberapa proses konstruksi seperti pengeboran dan lain-lain yang
menimbulkan polusi suara akan mengganggu warga sekitar. Hal ini akan mengganggu
kenyamanan warga terutama bila pekerjaan dilakukan pada malam hari. Maka, pihak
kontraktor dan warga sekitar membuat perjanjian mengenai beberapa proses pengerjaan
konstruksi yang akan dibatasi waktu pelaksanaannya hingga sore hari. Pihak pengembang
juga melakukan negosiasi dengan masyarakat sekitar untuk penyelesaian hal ini.
3. Proyek Pondok Indah Residences berada dekat dengan pusat aktivitas masyarakat seperti
pusat perbelanjaan, perkantoran dan permukiman warga, sehingga seringkali terjadi
kemacetan di kawasan ini. Hal ini berpengaruh pada arus logistik material-material maupun
barang-barang yang keluar-masuk proyek. Oleh karena itu, pihak kontraktor kerap kali
melakukan transportasi logistik dan material pada malam hari untuk menghindari
kemacetan.
2. Pekerjaan Struktur
Berikut rincian pekerjaan struktur dari proyek Pondok Indah Residences:
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Besi
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Waterproofing Integral
3. Pekerjaan Arsitektural
Berikut rincian pekerjaan arsitektural dari proyek Pondok Indah Residences:
Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan
Pekerjaan Dinding Partisi Drywall
- Internal Drywall
- Dinding Luar Perimeter
Pekerjaan Finishing Lantai
- Floor Hardener (area basement dan ruang mekanikal elektrikal)
- Epoxy Dust Proof Paint (area tangga kebakaran)
- Keramik (area basement dan podium, area lift service tower)
Pekerjaan Finishing Dinding
- Plester dan Aci
- Skimcoat (area kolom dan dinding basement, area service tipikal tower)
- Keramik (area basement dan podium)
- Marmer (dinding swimming pool indoor)
Pekerjaan Plafon
- Plafon Calcium Silicate (area basement dan podium/service area)
- Ekspose Ceiling (area basement, ruang mekanikal elektrikal, tangga kebakaran)
Pekerjaan Cat
- Cat kolom, dinding, tangga (area basement, service tipikal tower)
- Cat plafon
Pendanaan proyek merupakan hal yang sangat vital dalam keberjalanan suatu proyek. Dana
yang terdapat dalam proyek pembangunan Pondok Indah Residences diperoleh dari pemilik
proyek yaitu PT. Metropolitan Kentjana Tbk. Proyek ini dilaksanakan dengan tipe kontrak
Wibi Afifatul Zahro 15012070 17
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
lump sum fix price, yaitu penyelesaian pekerjaan konstruksi dilakukan dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap. Semua risiko sepenuhnya ditanggung
oleh kontraktor.
BAB IV
b. Gym
Fasilitas olahraga lain yang terdapat di Pondok Indah Residences yaitu gym. Fasilitas gym
dapat digunakan oleh penghuni apartemen pada waktu tertentu. Letak gym pada proyek
ini yaitu berada pada Lantai 2.
c. Food and Beverage
Fasilitas Food and Beverage terdapat di Ground Floor dan Lantai 2
d. Ruang Tunggu Supir
Pada Basement 3 dan Basement 2 terdapat ruang tunggu supir. Ruang tunggu supir
diperuntukkan sebagai tempat pelepas lelah bagi para staf pengendara kendaraan.
e. Mushola
Fasilitas ibadah yang terdapat pada proyek ini yaitu mushola yang berada di Basement 3
dan Basement 2. Mushola pada Basement 3 diperuntukkan bagi pria, sedangkan mushola
wanita berada pada Basement 2. Letak mushola ini berada dekat dengan ruang tunggu
supir.
f. Kantin Supir
Pada Basement 1 terdapat kantin yang diperuntukan bagi para staf pengendara
kendaraan yang dinamakan kantin supir.
g. Tennis Court
Fasilitas olahraga lainnya yang terdapat di proyek ini yaitu lapangan tenis. Lapangan tenis
dapat dipergunakan oleh penghuni apartemen pada waktu-waktu tertentu. Fasilitas ini
terletak pada Ground Floor (GF).
h. Guard Houses
Dalam memperketat fasilitas keamanan maka pada proyek ini dibangun ruang keamanan.
Ruang keamanan terdapat pada area Ground Floor.
i. Children’s Playground
Pada proyek ini terdapat fasilitas penunjang yang diperuntukan bagi anak-anak yaitu
children’s playground. Children’s Playground terletak di area Ground Floor (GF). Untuk
melihat lokasi secara detail dapat dilihat pada denah berikut ini.
Refloxology path dan BBQ pit terletak bersekatan pada area Ground Floor (GF). Lokasi
refloxology path dan BBQ pit secara lebih jelas dapat dilihat pada denah berikut ini.
Refloxology path merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang disediakan bagi penghuni
untuk mendapatkan pijatan refleksi secara gratis melalui batu-batu yang tersusun
sedemikian rupa. Batu-batu tersebut disusun membentuk jalan yang disebut refloxology
path.
Terdapat pula BBQ pit yang dapat digunakan penghuni Pondok Indah Residences untuk
mengadakan acara-acara tertentu.
dilakukan adalah Standard Penetration Test (SPT). Eksplorasi boring tanah dilakukan pada
7 lokasi (BH-1 sampai dengan BH-7) dengan menggunakan metode rotary drilling.
Standard Penetration Test (SPT) dilakukan dengan interval 1.5 m untuk setiap boring
tanah.
Pada gambar dibawah ini ditampilkan lokasi-lokasi uji tanah, yaitu lokasi BH-1 hingga BH-
7.
Dari hasil semua uji boring tanah dan Standard Penetration Test yang dilakukan pada BH-
1 hingga BH-7, secara umum didapat hasil sebagai berikut:
0-14 m : Soft to stiff silty CLAY/clayey SILT (CH/MH) dengan N-SPT = 6 (rentang 2-14).
14-32 m : Very stiff to hard SILT/dense to very dense silty SAND/SAND (ML/SM/SP)
dengan N-SPT = 34 (rentang 12 - 50). Pada BH-1, BH-2 dan BH-6 ditemukan clay
intrusion di kedalaman 30-35 m.
32-53 m : Stiff to hard silty CLAY/clayey SILT (CH/MH) dengan N-SPT = 20 (rentang 11-
37).
53-66 m : Hard sandy SILT/dense to very dense silty SAND/SAND (ML/SM/SP) dengan
N-SPT = 50 (rentang 48-50). Pada BH-2, BH-3, dan BH-4 ditemukan clay/silt intrusion
ditemukan di kedalaman 62-66 m.
Wibi Afifatul Zahro 15012070 33
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
66-80 m : Very stiff to hard silty CLAY/clayey SILT (CH/MH) dengan N-SPT = 28 (rentang
17-39).
Water level ditemui pada 4-6 m dibawah eksisting ground surface atau pada elevasi
+22.0 hingga +23.0 m, kecuali pada BH-2, air tanah ditemui pada 8 m dibawah ground
level atau pada elevasi +19.0 m yang disebabkan adanya pompa di sekitar area
tersebut.
Secara rinci, hasil uji boring tanah dan Standard Penetration Test (SPT) pada setiap lokasi
dari BH-1 hingga BH-7 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-1
Tabel 4.3 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-2
Tabel 4.4 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-3
Tabel 4.5 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-4
Tabel 4.6 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-5
Tabel 4.7 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-6
Tabel 4.8 Uji Boring dan Standard Penetration Test (SPT) BH-7
4.3.2 Pondasi
Pondasi adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
semua beban yang bekerja pada struktur atas ke dalam tanah, sampai kedalaman
tertentu bergantung pada jenis pondasi tersebut. Secara garis besar, pondasi terdiri dari
dua jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal akan mendukung
beban secara langsung sedangkan pondasi dalam akan menyalurkan beban bangunan
hingga ke lapisan tanah keras yang terletak relatif jauh dari permukaan. Pondasi harus
dapat menjaga kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban
yang ada dan gaya-gaya luar yang bekerja, tanpa mengalami penurunan melebihi batas
tertentu. Penurunan pondasi yang melebihi batas akan menyebabkan kerusakan
bangunan. Pada perencanaan proyek Pondok Indah Residences jenis pondasi yang
digunakan yaitu pondasi bored pile.
Pelaksanaan pondasi bored pile dimulai dari pembuatan lubang di tanah dengan cara
tanah di bor terlebih dahulu kemudian penginstalasian besi tulangan ke dalam lubang
yang dilanjutkan dengan pengecoran bored pile. Dibandingkan dengan tiang pancang,
bored pile menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih rendah dan lebih cocok digunakan
pada konstruksi di daerah komersial dan area perumahan.
Pada area proyek ini, terdapat 4 jenis bored pile yang digunakan yaitu:
Bored pile bertipe 1 yang memiliki diameter 1000 mm dengan kedalaman 33 m. Bored
pile berjenis ini terdapat sebanyak 538 buah di seluruh area proyek.
Bored pile bertipe 2 yang memiliki diameter 1000 mm dengan kedalaman 35 m. Bored
pile berjenis ini terdapat sebanyak 97 buah di seluruh area proyek.
Bored pile bertipe 3 yang memiliki diameter 1200 mm dengan kedalaman 30 m. Bored
pile berjenis ini terdapat sebanyak 150 buah di seluruh area proyek.
Bored pile bertipe 4 yang memiliki diameter 1200 mm dengan kedalaman 30 m. Bored
pile berjenis ini terdapat sebanyak 1 buah di seluruh area proyek.
Denah lokasi pemasangan keempat bored pile di atas dapat dilihat di Lampiran. Keempat
jenis bored pile memiliki spesifikasi pembesian yang berbeda. Berikut dapat dilihat
spesifikasi pembesian untuk setiap jenis bored pile pada tabel di bawah ini.
Selain itu, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Pile cap memiliki beberapa variasi bentuk seperti bentuk segitiga dan persegi panjang.
Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas
beban yang akan diterimanya. Selain variasi jumlah kolom yang diikat, pile cap juga
memiliki variasi jumlah pondasi yang diikat. Terdapat pile cap hanya dengan pondasi
tunggal, dua maupun empat buah pondasi yang diikat menjadi satu.
Berikut merupakan spesifikasi mix design yang digunakan pada pembuatan mat
foundation pada proyek Pondok Indah Residences.
Hal ini tentu sangat berbahaya karena selain membahayakan keberlangsungan dan
keselamatan pekerjaan proyek tersebut, hal ini berpengaruh juga pada gedung-gedung
lain yang berada di sekitar area galian. Dapat terjadi pergerakan gedung yang
menyebabkan pergeseran atau kemiringan ke arah area galian. Pergerakan bangunan
dapat dilihat dari adanya retakan yang terjadi pada tanah di sekitar gedung. Bila hal ini
telah terjadi, penanganan yang harus dilakukan adalah dengan pembongkaran bangunan
tersebut.
Pada proyek Pondok Indah Residences, pembangunan dinding penahan tanah menjadi
sebuah keharusan sebagai langkah preventif dari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
tersebut. Dalam proyek ini tipe dinding penahan tanah yang terdiri atas pile-pile beruntun
yang saling bersinggungan satu sama lainnya agar dicapai daya tahan terhadap gaya
lateral tanah. Pile-pile yang saling bersinggungan tersebut disebut juga dengan nama
secant pile.
Dinding penahan tanah proyek ini terdiri dari dua jenis pile, yaitu pile sekunder dan pile
primer. Kedua jenis pile ini memiliki detail dan fungsi yang tidak sama. Pile sekunder
memiliki pembesian di dalamnya dan memiliki diameter yang sama dengan pile primer.
Pile primer merupakan jenis pile yang tidak memiliki pembesian di dalamnya dan
merupakan lokasi pemasangan ground anchor.
Pada proyek Pondok Indah Residences terdapat beragam jenis secant pile yang digunakan
yaitu:
Tabel 4.10 Tipe-tipe Secant Pile
No Tipe Diameter (mm) Elevasi Top of Capping Beam Elevasi Tip of Pile Panjang Pile (m)
1 1 880 24 8.5 15.5
2 2 880 25 8.5 16.5
3 2A 880 25 8.5 16.5
4 3 880 26.4 7.5 18.9
5 3A 880 26.4 7.5 18.9
6 3B 880 26.4 7.5 18.9
7 4 880 26.4 6 20.4
8 5 880 21.75 8.5 13.25
9 6 880 24 7.5 16.5
Denah lokasi pemasangan retaining wall beserta tipe secant pile yang digunakan dapat
dilihat di Lampiran.
4.3.4 Ground Anchor
Dalam upaya untuk memberikan dukungan lateral terhadap dinding penahan tanah,
pembangunan dinding penahan tanah pada proyek ini juga diikuti dengan pemasangan
ground anchor. Ground anchor merupakan elemen yang terdiri atas batang baja atau
kabel yang tertanam di dalam tanah yang berfungsi untuk mentransfer beban pada tanah
di sekitarnya. Selain digunakan untuk memberikan dukungan lateral pada dinding
penahan tanah, biasanya ground anchor digunakan untuk stabilisasi lereng yang curam
agar tidak terjadi tanah longsor.
Pada pembangunan proyek Pondok Indah Residences ini digunakan ground anchor
bertipe temporary ground anchor. Temporary ground anchor merupakan ground anchor
yang didesain untuk jangka waktu tertentu dalam pengerjaan sebuah proyek. Temporary
ground anchor didesain untuk dapat diangkat kembali jika sudah melebihi masa layan
yang direncanakan. Ground anchor berjenis ini digunakan karena adanya perencanaan
pembangunan struktur lainnya di sekitar area Pondok Indah Residences. Jika masih
terdapat ground anchor yang belum diangkat dan masih tertanam di dalam tanah maka
hal tersebut akan menghambat proses pembangunan struktur di sekitarnya. Temporary
ground anchor umumnya memerlukan perencanaan yang sangat hati-hati karena jika
terjadi kerusakan akan membawa resiko yang sangat besar.
Ground anchor merupakan suatu struktur yang terdiri atas tendon yang di dalamnya
terdapat kabel pratekan berkekuatan tinggi dan dikelilingi cement grout (material semen
untuk grouting). Terdapat tiga komponen utama dalam ground anchor yaitu head anchor,
free length anchor, dan bond length anchor. Bond length (panjang ikatan) merupakan
bagian dari tendon yang terletak paling jauh dari struktur dimana gaya tarik (tensile force)
dipindahkan ke tanah disekitar angkur. Free length (panjang bebas) merupakan
komponen yang tidak terikat dan bebas bergerak di dalam tanah. Free length berada di
antara bagian atas bond length dengan struktur dimana tidak ada gaya tarik yang
dipindahkan ke tanah di sekitarnya. Detail komponen dan pemasangan ground anchor
dapat dilihat di bagian Lampiran.
Terdapat enam tipe ground anchor yang digunakan pada proyek ini. Spesifikasi untuk
setiap tipe dapat dilihat pada table berikut :
Keterangan:
FL = Panjang bebas (Free length)
BL = Panjang ikatan (Bond length)
Q = Kemiringan pemasangan ground anchor
Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang
sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain yang
melekat pada struktur secara permanen. Berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing,
dan lain-lain merupakan beberapa contoh dari beban mati. Dalam mendesain, berat
beban mati ini harus diperhitungkan untuk digunakan dalam analisa.
Beban hidup (LL) adalah beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah. Beban
hidup yang dapat bergerak dengan tenaganya sendiri disebut beban bergerak, seperti
kendaraan dan manusia, sedangkan beban hidup yang dapat dipindahkan antara lain
furniture, material dalam gudang, dll.
Pada desain pembebanan untuk lantai dan atap struktur, analisis didasarkan pada
perhitungan beban mati dan beban hidup. Pembebanan yang terjadi di dalam proyek
Pondok Indah Residences adalah sebagai berikut :
Pembebanan pada Lantai 18, 20, 22, 24, 26, 28,30 dan Lantai 19,21,23,25,27,29
Gambar 4.30 Pembebanan pada Lantai 18, 20, 22, 24, 26, 28,30 dan Lantai
19,21,23,25,27,29
Pembebanan pada Lantai 4-17 dan Lantai 18, 20, 22, 24, 26, 28
Gambar 4.33 Pembebanan pada Lantai 4-17 dan Lantai 18, 20, 22, 24, 26, 28
Gambar 4.34 Pembebanan pada Lantai 19, 21, 23, 25,27, 29 dan Lantai 30
b. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
dan tekan. Besi merupakan material yang tahan terhadap tarik, sedangkan beton
merupakan material yang tahan terhadap tekan. Dalam proyek Pondok Indah
Residences, terdapat kolom menerus dan kolom berhenti.
Pada proyek ini terdapat beberapa tipe kolom yang digunakan. Tipe-tipe kolom dapat
dilihat pada tabel berikut:
Diameter dan
Tipe Ukuran (mm) Level
Jumlah Tulangan
Ukuran kolom dibuat semakin ke atas akan semakin mengecil, selain itu jumlah
tulangan kolom juga akan semakin sedikit. Tulangan yang digunakan adalah baja ulir.
Sambungan tulangan kolom dilakukan apabila panjang tulangan kolom tidak lagi
mencukupi. Sambungan diusahakan terdapat pada posisi dimana kolom menerima
gaya momen lebih kecil. Adanya sambungan menyebabkan diperlukan panjang overlap
arah longitudinal.
d. Balok
Balok adalah elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen
lentur dan gaya geser. Pada balok beton bertulang, keruntuhan geser terjadi akibat
kelemahan beton terhadap gaya tekan yang bekerja padanya. Keruntuhan geser
ditandai dengan adanya retak diagonal pada bagian bentang geser. Besarnya gaya
geser pada balok dipengaruhi oleh rasio baja tulangan longitudinal yang digunakan
pada beton. Selain itu, bentuk penampang balok juga mempengaruhi besarnya gaya
geser. Pada proyek ini terdapat beberapa tipe balok yang digunakan. Tipe-tipe balok
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Tipe Balok
Tipe Ukuran Tipe Ukuran Tipe Ukuran
Sedangkan core wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang berfungsi
untuk memenuhi kekakuan lateral yang diperlukan oleh struktur bangunan. Dalam
konstruksi di lapangan, struktur core wall digunakan sebagai struktur ruang lift, shaft
atau service duct. Struktur core wall biasa ditempatkan memanjang searah tinggi
bangunan.
f. Link Beam
Link beam adalah salah satu elemen struktur atas yang berfungsi sebagai penguat
antar dua struktur vertikal seperti core wall atau shear wall. Desain link beam pada
proyek ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
g. Tangga
Tangga merupakan salah satu sarana transportasi secara vertikal yang terdapat dalam
gedung bertingkat. Dengan jumlah tingkat pada tower yang tergolong tinggi, meskipun
terdapat lift, tangga pada proyek ini lebih berperan sebagai tangga darurat jika terjadi
suatu hal yang tidak diinginkan. Desain tangga pada proyek ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
h. Ramp
Ramp adalah bidang miring, yang pada dasarnya digunakan untuk menggantikan
fungsi tangga dalam memindahkan manusia atau barang dari lantai bawah ke lantai
atas. Biasanya ramp berfungsi sebagai sarana untuk parkir mobil dari lantai basemant
menuju lantai 1 hingga lantai 2. Pada proyek ini terdapat ramp yang digunakan sebagai
sarana parkir dari Ground Floor menuju Basement 1, Basement 1 menuju Basement 2,
Basement 2 menuju Basement 3 dan juga sebaliknya.
Air yang telah ditampung di clean water tank akan dialirkan ke bak penampungan
air atas (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer. Dari roof tank, air bersih
akan didistribusikan ke seluruh unit di dalam tower tersebut. Distribusi air bersih
untuk lantai di atasnya dilakukan dengan menggunakan Boster Pump. Sedangkan
distribusi air bersih untuk lantai di bawahnya dialirkan secara gravitasi.
Tujuan penyediaan sitem Fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran adalah
sebagai pencegah terjadinya kebakaran. Dalam Pondok Indah Residences, sistem
pemadam kebakaran yang digunakan adalah sistem Sprinkler dan sistem Hydrant.
Perencanaan sistem Fire Fighting meliputi:
a. Sistem Sprinkler
Sistem ini terdiri dari dua macam, yaitu Wet Riser System dan Dry Riser System.
Pada Pondok Indah Residences, sistem Sprinkler yang digunakan adalah sistem Wet
Riser System, yaitu sistem dengan seluruh instalasi pipa Sprinkler berisi air
bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Sistem Sprinkler terdiri dari pipa Sprinkler, mine pipe, Sprinkler Head, Branch
Control Valve (BCV), dan pompa.
b. Sistem Hydrant
Sistem Hydrant merupakan alat utama pemadam kebakaran yang terdiri dari
Hydrant Box, Hydrant Pillar, dan Siemese. Hydrant Box ditempatkan di dalam
gedung sebagai antisipasi jika sistem Sprinkler kewalahan mengatasi kebakaran di
dalam gedung. Hydrant Pillar ditempatkan di area luar di sekitar gedung.
Sedangkan Siesme yang berfungsi untuk mengisi air ground tank ditempatkan di
dekat jalan utama untuk memudahkan pengisian air.
3. Sistem AC dan Mekanikal Ventilation
Sistem AC Pondok Indah Residences menggunakan dua jenis AC, yaitu :
a. AC FCU (Fan Coil Unit)
Dalam hal ini, AC yang digunakan adalah Split Duct. AC jenis ini merupakan AC yang
akan digunakan di dalam seluruh unit di dalam tower, baik Tower 1, 2, dan 3.
b. Variable Refrigerant Flow (VRF)
Sistem AC VRF adalah sistem AC dengan menggunakan teknologi inverter. Sistem
AC VRF digunakan di seluruh lobi yang ada di Pondok Indah Residences.
Untuk Tower 1 dan 2, satu unit apartemen menggunakan empat unit FCU. Sedangkan
untuk Tower 3, satu unit apartemen menggunakan dua unit FCU.
a. Wall Fan
b. Contrifugal Fan
c. Axial Fan
3. Transformator
Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan. Trafo yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Trafo Step-Up
Trafo Step-Up adalah trafo yang berfungsi untuk menaikkan tegangan akibat lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer.
b. Trafo Step-Down
Trafo Step-Down adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan akibat
lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer.
Tegangan yang diberikan oleh produsen akan diturunkan terlebih dahulu dalam proses
distribusinya menjadi 6 kV. Tegangan sebesar 6 kV tersebut akan dinaikkan dengan
menggunakan trafo step-up menjadi 500 kV, sehingga tegangan menjadi tegangan
tinggi. Tegangan sebesar 500 kV tersebut akan diturunkan menjadi tegangan
menengah dengan menggunakan trafo step-down menjadi 20 kV. Selanjutnya
tegangan 20 kV diturunkan lagi menjadi 380 V untuk didistribusikan.
5. Instalasi listrik
2. Fire Alarm
Ruang kontrol fire alarm terletak di Basement 1. Sistem yang digunakan ada tiga jenis,
yaitu:
a. Sistem Convensional
Sistem ini menunjukkan lantai tempat terjadinya kebakaran.
2. Sistem Semi Addresseble
Sistem ini menunjukkan unit tempat terjadinya kebakaran.
3. Sistem Addresseble
Sistem ini menunjukkan unit atau ruangan tertentu tempat terjadinya kebakaran.
Biasanya sistem ini digunakan untuk pantry.
3. Telephone
Telkom mengirimkan data berupa cahaya melalui fiber optik. Data fiber optik akan
diproses menggunakan DDL. DDL berfungsi untuk mengubah data dari fiber optik
menjadi pengiriman biasa melalui kabel. Selanjutnya dari DDL, data akan ditransfer ke
MDF. Selanjutnya sambungan dari MDF akan ditransfer ke TB (Terminal Box). Dari
Terminal Box akan terhubung ke seluruh telepon yang digunakan di apartemen.
4. Videophone
Videphone berfungsi untuk menampilkan wajah tamu yang akan bertemu dengan
penghuni unit. Perangkat ini terdiri dari dua buah videophone yang diletakkan di
resepsionis dan di unit.
BAB V
PROSES PELAKSANAAN
Pekerjaan struktur yang diamati antara lain pekerjaan kolom, pekerjaan balok, pekerjaan
pelat lantai, pekerjaan core wall, dan pekerjaan shear wall. Jenis pekerjaan arsitektur di
ketiga tower dan Podium umumnya sama, yaitu pekerjaan finishing lantai dan plafond.
Lokasi pekerjaan ground anchor yang diamati adalah terletak berada di sebelah Utara
Tower 2. Ground anchor dipasang di sepanjang dinding mulai dari perbatasan Podium
dengan Tower 2 hingga ujung galian. Panjang dinding tersebut adalah 40 meter. Lokasi
pekerjaan ground anchor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2. Metode Kerja
Fabrikasi
Injeksi Semen
- Setelah ground anchor selesai dimasukkan ke dalam lubang maka injeksi semen
siap untuk dilakukan.
- Selang injeksi semen berukuran ¾’’ dimasukkan sepanjang ground anchor
sampai ujung angkur.
- Injeksi semen untuk ground anchor memiliki komposisi material Semen tipe 1
dengan bahan injeksi Cebex 100 buatan Fosroc, campuran desain 1 sak (50 kg)
semen ditambah 20 liter air bersih dan 227 gram Cebex 100.
- Ratio air dan semen dipilih secara akurat dan Cebex 100 dicampur terus -
menerus selama 5 menit untuk meyakinkan adukan dan untuk mendapatkan
konsistensi campuran.
- Campuran injeksi semen itu dipompa dari bagian bawah lubang bor melalui
selang plastik yang disiapkan, kemudian jumlah injeksi semen yang masuk
dicatat.
- Kepala angkur ditancapkan pada kabel pratekan secara hati-hati agar kabel tidak
memuntir, kemudian baji dipasang untuk mengikat kabel pada kepala
angkurnya.
- Selama penarikan, perpanjangan kabel dan gaya angkur dicatat secara bertahap.
Perpanjangan kabel yang diprediksi dalam desain angkur harus dibandingkan
dengan nilai yang diukur selama penarikannya.
pekerjaan potong kepala tiang bore pile dan pile cap. Lokasi Podium yang akan
dilakukan penggalian terletak di sebelah Utara Tower 2 atau bertepatan dengan lokasi
pemasangan ground anchor. Lokasi penggalian dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2. Metode Kerja
Pekerjaan galian tanah mengikuti metode kerja sebagai berikut :
1. Lokasi galian tanah akan digunakan sebagai lokasi pekerjaan pile cap di tahap
selanjutnya. Oleh karena itu, as pile harus ditentukan terlebih dahulu dengan
menggunakan Theodolite dan Waterpass berdasarkan shop drawing. Kemudian
pada as tersebut dilakukan pemasangan patok as pile cap.
2. Proses penggalian dilakukan di sekitar bored pile yang akan dilakukan pemotongan.
Penggalian tersebut dilakukan pada satu lokasi pile cap hingga diperoleh dimensi
ruang untuk pile cap sesuai dengan desain.
3. Untuk penggalian pada tanah yang keras, digunakan Hydraulic Breaker. Hydraulic
Breaker merupakan mesin yang efektif dan produktif untuk memecahkan berbagai
material tergantung pada kondisi lapangan. Pada proyek ini, Hydraulic Breaker
digunakan untuk melunakkan tanah keras pada saat membuat lubang pile cap.
Hydraulic Breaker yang digunakan adalah Hydraulic Breaker yang bukan tipe ringan
(Hand Held Hydraulic Breaker), akan tetapi mesin breaker yang dapat dioperasikan
dengan menggunakan alat berat atau Excavator.Untuk instalasi Hydraulic Breaker
pada alat berat dibutuhkan Mounting Kit yang dapat mengalirkan hydraulic oil dari
pompa alat berat ke breaker.
6. Jika proses penggalian telah selesai maka kepala tiang bored pile siap untuk
dipotong.
Pekerjaan potong kepala tiang bore pile penulis amati pada enam buah bored pile.
Enam buah bored pile tersebut akan terikat dengan empat buah pile cap dengan tipe
dan ukuran yang berbeda, yaitu 2 pile cap tipe 1, dan 2 pile cap tipe 2. Denah bored
pile yang akan dilakukan pemotongan kepala tiang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. Gambar nomor 1 merupakan 2 buah pile cap tipe 1, sedangkan gambar
nomor 2 dan 3 merupakan pile cap tipe 2.
2. Metode Kerja
Menurut pengamatan penulis, pemotongan kepala tiang bored pile pada daerah Podium
adalah sebagai berikut :
1. Pemotongan kepala tiang bored pile dilakukan secara manual dengan menancapkan
baut di sekeliling bored pile untuk mempermudah proses pembobokan.
2. Baut yang telah tertanam pada bagian dasar kepala tiang bored pile dipukul dengan
menggunakan alat hingga terjadi crack pada beton, sehingga kepala tiang bore pile
akan mudah dihancurkan.
3. Kepala tiang bored pile yang telah tertancap baut lalu dirobohkan dan diangkut
dengan menggunakan Excavator.
4. Setelah kepala tiang bored pile dipotong, besi bored pile dikembalikan ke posisi tegak
seperti semula agar tidak mengganggu aktivitas pekerja.
Penaburan Intrafloor SQ dilakukan pada saat kondisi masih basah dengan dosis
5kg/m2.
5. Pekerjaan Perawatan
Pemasangan insulasi
Untuk menjaga suhu beton selama perawatan diterapkan sistem insulasi yang
dipasang setelah pekerjaan pearataan atau trowel finish selesai dikerjakan.
Sistem insulasi terdiri dari 5 layer, yaitu:
a. Layer 1 : Plastic Sheet
Untuk mencegah pelepasan panas yang terlalu cepat, setiap area di dalam stek
kolom dan corewall ditutup dengan menggunakan busa 200 mm (2 x 100 mm).
Proses buka tutup insulasi (lapis 4 dan 5) dilakukan untuk menjaga perbedaan
suhu antar lapisan (atas, tengah, dan bawah) mat foundation tidak lebih dari
20C.
Thermocouple concrete
Thermocouple yang dipasang sebanyak 9 buah. Setiap thermocouple dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan kedalaman mat foundation. Dalam hal
ini, pengecekan melalui thermocouple dibagi menjadi tiga bagian kedalaman,
sehingga dalam satu kali pengecekan akan ada tiga data suhu yang diperoleh.
a. Untuk 24 jam pertama (hari ke-1), pembacaan dilaksanakan setiap setengah
jam.
b. Untuk 24 jam berikutnya (hari ke-2), pembacaan dilaksanakan setiap 1 jam.
c. Untuk hari ke-3, pembacaan dilaksanakan setiap 2 jam.
d. Selanjutnya dilaksanakan selama 3 kali, yaitu pagi pada pukul 08.00, siang
pada pukul 12.00, dan malam pada pukul 20.00 WIB.
e. Lapisan insulasi dapat dibuka setelah perbedaan suhu antar lapis atas dengan
suhu udara luar kurang dari 20C atau sekitar 15-17 hari.
2. Metode Kerja
Berdasarkan pengamatan penulis, pekerjaan pile cap mengikuti metode kerja berikut
ini :
1. Penggalian Tanah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pekerjaan pile cap diawali dengan tahap
galian tanah. Galian tersebut dilakukan sampai elevasi tertentu hingga didapatkan
dimensi ruang untuk pile cap tipe satu tiang.
2. Pemotongan Kepala Tiang Bored Pile
Kepala bored pile dipotong secara manual melalui proses pembobokan dengan
menggunakan baut.
3. Pengurugan Tanah
Setelah kepala tiang bored pile dipotong, lalu area pile cap dibersihkan dan
dilakukan pengurugan tanah hingga ketebalan tertentu untuk batas pekerjaan
lantai kerja. Ketebalan lantai kerja ditandai dengan memberi patok yang telah
diberi batas ketebalan.
Untuk menjaga keamanan kerja para pekerja dan mengurangi risiko kecelakaan,
pada ujung tiang bored pile diberi pengaman berupa selang karet yang diikat.
Tulangan yang digunakan untuk pile cap tipe satu tiang adalah baja ulir dengan
diameter 25 mm. Sedangkan untuk pile cap tipe dua tiang, tulangan yang
digunakan adalah baja ulir dengan dimeter 32 mm.
7. Penulangan Kolom
Penulangan kolom untuk pile cap tipe satu tiang berbeda dengan pile cap tipe dua
tiang. Untuk pile cap tipe satu tiang, kolom diletakkan di atas bored pile agar beban
kolom langsung diterima dan diteruskan ke bored pile tanpa ada eksentrisitas.
Sedangkan untuk pile cap tipe dua tiang, kolom diletakkan di antara dua tiang
bored pile, sehingga beban kolom dibagi merata antara kedua bored pile tersebut.
Berikut ini merupakan desain ukuran pile cap tipe satu tiang dan desain perletakan
besi tulangan kolom pada pile cap.
8. Pengecoran
Setelah pile cap dan slab on ground selesai ditulangi, langkah selanjutnya adalah
proses pengecoran. Pengecoran pile cap dan slab on ground menggunakan mutu
beton 30 MPa dengan slump 12±2 cm, fly ash 15%, dan integral waterproofing.
Integral waterproofing digunakan sebagai campuran beton untuk mengecor
struktur bawah yang paling dekat dengan tanah. Integral waterproofing berfungsi
untuk membuat beton kedap air. Struktur bawah membutuhkan hal tersebut agar
air tanah tidak menembus beton. Proses pengecoran dimulai dengan pemasangan
tenda terlebih dahulu. Pemasangan tenda bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat hujan.
Setelah relat terpasang, pada dudukan relat diberi tali berwarna sebagai tanda agar
terlihat oleh mata dan mencegah terjadinya risiko kecelakaan akibat relat yang
telah terpasang.
Sebelum proses pengecoran, area cor dibersihkan terlebih dahulu dari sampah-
sampah yang ada di sekitar area. Untuk sampah yang ukurannya besar,
pembersihannya dilakukan secara manual dengan cara dipungut. Sedangkan untuk
sampah-sampah yang kecil dan sulit dipungut di antara pembesian maka digunakan
alat semprot yang disebut kompresor. Alat ini menyemprotkan udara dan akan
mengeluarkan sampah-sampah kecil tersebut keluar dari sela-sela besi.
Pengecoran dilakukan pada pukul 01.00 WIB agar suhu udara sekitar sesuai dengan
suhu yang dibutuhkan untuk proses pengecoran. Pengecoran menggunakan beton
ready mix yang dikirim langsung oleh supplier Holcim. Agar semua area yang akan
dicor terjangkau maka digunakan concrete pump berupa mobil.
MULAI
FABRIKASI PEMBESIAN
KOLOM
PENENTUAN AS KOLOM
PEMASANGAN TULANGAN
KOLOM
PEMASANGAN BEKISTING
KOLOM
PENGECORAN KOLOM
PEMBONGKARAN
BEKISTING KOLOM
PERAWATAN KOLOM
SELESAI
Pada lokasi fabrikasi disediakan stock yard yang diproteksi dengan stappek besi.
Tempat fabrikasi tersebut berfungsi untuk memenuhi kebutuhan besi tower,
dimulai dari proses bar cutting dan bar bending, serta perakitan kolom.
Besi yang sudah siap dirakit diberi label untuk memudahkan perakitan dan
pemasangan di lapangan.
Pemotongan besi dan bending sesuai cutting list dan BBS (Bar Bending Schedule).
Ukuran panjang dan lebar kolom disesuaikan dengan gambar, sedangkan tingginya
mengikuti tinggi lantai bangunan. Untuk kolom Lantai B3 hingga Ground, kolom
dibuat sesuai tinggi masing-masing lantai. Sedangkan kolom untuk Lantai 7 hingga
Roof, tinggi kolom menggunakan cutting size 8 m atau dua lantai.
Besi ulir yang digunakan untuk penulangan kolom Lantai B3 hingga Lantai 3
menggunakan besi dengan diameter 32 mm. Untuk Lantai 3 sampai Lantai 7, besi
yang digunakan adalah besi dengan diamater 25 mm dan 32 mm. Sedangkan untuk
Lantai 7 hingga Roof, besi yang digunakan adalah besi dengan diameter 25 mm.
Dalam perakitan kolom, pertama-tama dilakukan pemasangan tulangan utama.
Setelah tulangan utama terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan sengkang.
Setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat dengan kawat. Pada
satu sisi, tulangan pengikat sengkang dibengkokkan sebesar 45, sedangkan sisi
yang lain dibengkokkan sebesar 90. Tulangan pengikat sengkang harus dipasang
selang-seling di tiap sisi kolom yang berseberangan.
Setelah kolom selesai dirakit, pada sisi kolom diberi tulangan berbentuk silang.
Tulangan tersebut bertujuan untuk menjaga bentuk kolom dan memperkuat ikatan
kolom pada saat kolom diangkat ke lokasi pemasangan. Tulangan silang tersebut
akan dilepas pada saat pemasangan bekisting.
Jika lokasi belum siap maka rangkaian pembesian harus disimpan. Besi dibersihkan
dari kotoran, tanah, bahan kimia, atau minyak sebelum dipasang di lapangan.
2. Penentuan As Kolom
As kolom ditentukan dengan menggunakan theodolite.
3. Pemasangan Tulangan Kolom
Tulangan kolom diangkat dengan menggunakan Tower Crane ke tempat kolom yang
akan dipasang. Dalam pengamatan yang dilakukan, kolom dipasang di Ground Floor
Tower 2. Pada Ground Floor Tower 2, terlebih dahulu diberikan penulangan untuk
Beton decking dipasang pada tulangan kolom untuk menjaga agar selimut beton
terpenuhi. Ukuran beton decking untuk kolom adalah 40 mm.
6. Pengecoran Kolom
Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari PT. Holcim. Untuk pengecoran
kolom Ground Floor Tower 2, mutu beton yang digunakan adalah 50 MPa. Pengecoran
kolom pada Ground Floor Tower 2 dilakukan pada malam hari. Pengecoran Ground
Floor Tower 2 dilakukan dengan menggunakan bucket yang diangkat dengan
menggunakan Tower Crane. Pada bagian bawah bucket dipasang corong agar pada
saat memasukkan adonan beton ke dalam kolom, beton tepat masuk ke dalam
cetakan beton. Setelah sampai di atas, adonan beton dituangkan ke dalam bekisting
kolom secara perlahan-lahan. Agar semua bagian bekisting terisi secara merata, diberi
getaran dengan menggunakan vibrator.
7. Pembongkaran Bekisting Kolom
Setelah beton berusia 3-4 hari, bekisting kolom dapat dibuka. Pembongkaran bekisting
kolom dilakukan secara manual oleh para pekerja.
8. Perawatan Kolom
Perawatan kolom diperlukan untuk menjaga mutu kolom. Perawatan kolom yang telah
dicor dilakukan dengan menggunakan curing compound. Selain itu untuk memastikan
mutu kolom sesuai dengan perencanaan, sampel uji yang telah diambil sebelum
proses pengecoran diperiksa mutu beton hingga tercapai mutu beton yang
direncanakan. Apabila pada umur 28 hari mutu beton tidak tercapai maka sampel uji
cadangan akan dicek pada umur 45 hari. Jika pada umur 45 hari mutu beton yang
direncanakan belum tercapai maka beton harus dibongkar atau dibuat jacketing.
Pemasangan tulangan geser bertujuan agar balok dapat menahan gaya geser yang
dapat mengakibatkan retakan pada beton di bagian ujung balok yang dekat dengan
tumpuan. Tulangan geser tersebut berupa tulangan sengkang atau begel. Untuk
daerah dengan gaya geser besar seperti pada ujung balok, tulangan sengkang
dipasang dengan jarak yang rapat. Sedangkan untuk daerah dengan gaya geser
kecil atau pada daerah tengah bentang, tulangan sengkang dipasang lebih
renggang.
Tulangan pinggang dipasang pada sepertiga tinggi balok. Selain itu, untuk keperluan
mechanical electrical dipasang pipa di tengah balok untuk memberikan jalur kabel.
Dimater pipa PVC yang digunakan adalah 8” dengan diberi styrofoam pada kedua
ujungnya.
2. Pemasangan Perancah
Pekerjaan balok menggunakan penyangga yang disebut shoring. Shoring berfungsi
untuk menahan gaya lendutan pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting balok dan pelat dilakukan secara bersamaan karena nantinya
pengecoran balok dan pelat juga akan dilakukan bersama-bersama. Dimensi bekisting
balok disesuaikan dengan dimensi balok sesuai desain.
4. Pengecekan
Setelah pembesian balok selesai, lalu dilakukan checklist oleh QAM. Checklist
dilakukan terhadap bekisting dan pembesian balok. Adapun yang diperiksa adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, serta
ikatan kawat.
5. Pengecoran
Pengecoran balok dilakukan bersama dengan pengecoran pelat. Sebelum proses
pengecoran, dilakukan pembersihan lokasi pengecoran terlebih dahulu. Beton yang
digunakan adalah beton ready mix yang dibuat di blatching plant PT. Holcim. Pada
proyek Pondok Indah Residences, mutu beton yang digunakan untuk pengecoran
lantai 6 adalah 30 MPa.
Wibi Afifatul Zahro 15012070 103
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
tetapi, karena posisi pelat lebih tinggi dari balok maka Peri Up untuk pelat lebih tinggi
daripada balok.
3. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan bersamaan dengan pemasangan bekisting pada
pekerjaan balok. Bekisting dipasang setelah Peri Up selesai dipasang. Material kayu
yang digunakan sebagai komponen bekisting adalah Plywood 18 mm (ECO FILM
WLMI). Pembuatan bekisting pelat lantai disesuaikan dengan dimensi pelat dan
ketinggian pelat dari lantai di bawahnya.
Pada saat pengecoran core wall, stek lipat ditutup dengan menggunakan styrofoam
agar pada saat pembobokan tidak menghancurkan core wall.
Pada pelat lantai dipasang tulangan baja pada kedua arah, baik vertikal maupun
horizontal. Pada penulangan pelat lantai, terdapat tulangan utama dan tulangan
ekstra. Tulangan utama dipasang pada seluruh permukaan pelat lantai, sedangkan
tulangan ekstra hanya dipasang di tempat-tempat tertentu yang membutuhkan ekstra
tulangan.
7. Pemasangan Relat
Setelah tulangan atas dipasang di atas kaki ayam, tahap selanjutnya adalah pemasangan
dudukan relat. Dudukan relat terbuat dari baja dan berbentuk seperti huruf T. Cara
pemasangan dudukan relat adalah dengan cata dilas.
Di atas dudukan relat akan dipasang relat berbahan aluminium yang berfungsi untuk
menjaga flatness lantai. Relat akan dijadikan batas tebal pengecoran lantai.
8. Pengecekan
Sebelum pengecoran, dilakukan checklist pembesian dan bekisting terlebih dahulu.
Pengecekan pelat lantai meliputi penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan
jarak tulangan ekstra, ukuran dan jarak pemasangan beton decking, kaki ayam, relat, dan
kebersihan lokasi pengecoran.
9. Pengecoran
Pengecoran pelat lantai dilakukan bersama pengecoran balok. Beton yang digunakan
adalah beton ready mix dari PT. Holcim. Untuk pengecoran Lantai 3, mutu beton yang
digunakan adalah 40 MPa. Pengecoran Lantai 3 Tower 3 dilakukan dengan menggunakan
concrete pump karena letaknya yang belum terlalu tinggi dan masih bisa dijangkau oleh
alat tersebut.
Agar beton dapat mengisi seluruh ruang pelat dan balok, digunakan concrete vibrator
yang dioperasikan dengan memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang
telah dituang ke dalam bekisting. Dengan demikian, hasil pengecoran beton akan lebih
padat.
Kemudian beton diratakan hingga sejajar dengan relat yang telah dipasang. Setelah pelat
memiliki tinggi yang sama, relat diangkat sebelum beton mengering. Kemudian beton
diratakan dengan menggunakan aluminium hollow. Setelah proses pengecoran, bekisting
pelat lantai akan dibuka pada waktu 14 hari dengan ketentuan 2 lantai di atasnya sudah
dicor. Usia 14 hari ini ditentukan berdasarkan perhitungan konsultan yang menganggap
pada usia 14 hari, pelat lantai dianggap sudah mampu menahan berat beban sendiri.
MULAI
SELESAI
Di tengah core wall dipasang besi silangan untuk perkuatan agar besi yang telah
dirakit tidak bergerak atau bergeser ketika diangkat ke lokasi pemasangan. Karena
bukan komponen struktural maka pada saat pemasangan bekisting, besi silangan
tersebut dilepas.
Rail Climbing System merupakan salah satu jenis bekisting khusus untuk struktur beton
vertikal yang naik seiring dengan proses pembangunan. Walaupun relatif lebih mahal
dan rumit, sistem ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk bangunan yang memiliki
lantai yang repetitif. RCS pada sistem bekisting pada dasarnya merupakan penggunaan
bekisting yang sama untuk bagian beton yang memiliki bentuk yang sama. Pada sistem
ini, selain bekisting untuk mencetak beton, juga terdapat scaffolding sebagai tempat
bagi pekerja selama proses konstruksi.
Seperti namanya, pada proyek ini digunakan sistem bekisting yang dapat naik secara
otomatis (self-climbing) dengan bantuan rel dan sistem hidrolik. Rel dipasang pada
beton yang terlebih dahulu telah dibuat sebagai landasan bagi bekisting untuk naik.
Bekisting dapat naik ke atas dengan bantuan sistem hidrolik. Begitu seterusnya hingga
core wall lantai puncak. Panjang rel RCS adalah 12 m. Oleh karena itu, konstruksi harus
mencapai minimal 5 lantai terlebih dahulu agar sistem ini bisa bekerja. Dengan
penggunaan RCS, pemasangan core diharapkan berlangsung lebih cepat dan
verticallity tetap terjaga.
MULAI
SELESAI
cara dipotong. Misalnya, shear wall yang dibutuhkan 10 meter maka cara
pembuatannya dipotong menjadi dua bagian dengan tinggi masing-masing 5 meter.
1. Lingkup Pekerjaan
Pada saat pelaksanaan kerja praktik, pekerjaan finishing lantai yang diamati adalah
pekerjaan floor hardener. Pekerjaan tersebut diamati di Podium. Pekerjaan floor
hardener pada proyek Pondok Indah Residences dilaksanakan oleh sub-kontraktor PT.
Intra Maju Indonesia yang ditunjuk oleh PT. Total Bangun Persada.
2. Metode Kerja
Pekerjaan floor hardener mengikuti metode kerja berikut ini :
1. Langkah pertama setelah beton ditembakkan ke lokasi pengecoran, beton harus
dijidar manual terlebih dahulu minimal 2 kali dengan menggunakan aluminium
hollow.
2. Penembakan elevasi beton sampai permukaan beton harus benar-benar rata dan
sama dengan elevasi top beton.
3. Material Intrafloor SQ ditaburkan dengan dosis 5 kg/m2. Penaburan dilakukan pada
saat kondisi masih basah.
5. Walk Behind Trowel digunakan terlebih dahulu. Apabila sudah rata, keras, dan
padat Ride on Trowel bisa mulai digunakan.
6. Dapat ditambahkan pengaplikasian curing compound dipermukaan beton yang
telah di-finish. Lalu di-protect dengan styrofoam atau plastik cor.
1. Lingkup Pekerjaan
Pada proyek Pondok Indah Residences pekerjaan plafond yang diamati adalah ekspose
ceiling pada area basement. Pada proyek Pondok Indah Residences, ekspose pada
pelat dibuat tekstur dengan teknik acian halus. Acian halus tersebut berupa skimcoat,
yaitu acian siap pakai dengan bahan dasar semen, filler, dan aditif yang tercampur
secara homogen.
2. Metode Kerja
Bangun Persada memiliki standar mutu atas pekerjaan yang dilaksanakan. Untuk
memastikan proses yang dikerjakan dan produk yang dihasilkan di proyek mencapai
standar mutu dan spesifikasi yang diinginkan maka dibutuhkan suatu badan yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut. Dalam proyek Pondok Indah
Residences, badan tersebut bernama Quality Assurance Manager (QAM).
Pada wet mix, setealah semua material ditimbang sesuai dengan mutu yang
diinginkan, material akan diaduk di dalam pan mixer sampai mencapai slump yang
diharapkan. Kemudian beton ready mix diangkut ke lokasi proyek dengan
menggunakan concrete mixer truck.
Selama proses pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran
per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Di dalam drum
terdapat bilah-bilah baja yang berputar secara perlahan berlawanan dengan arah
jarum jam.Ketika sampai di lokasi proyek, arah putaran drum akan dibalik menjadi
searah dengan putaran jarum jam. Putaran drum diperbesar agar adukan beton
keluar. Proses pengiriman beton wet mix harus sangat memperhatikan jarak,
kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu. Hal-hal tersebut akan sangat mempengaruhi
waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran dan mutu beton yang dihasilkan.
Slump Test
Setelah beton tiba di lokasi proyek maka dilakukan pengecekan slump sebelum
pengecoran dimulai. Uji slump bertujuan untuk mengetahui kekakuan dari
campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability
beton tersebut. Kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan banyaknya
air yang digunakan. Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Dalam suatu adukan beton, kadar air sangat
diperhatikan karena menentukan tingkat workability. Cair atau tidaknya suatu
campuran beton disesuaikan dengan bagian bangunan yang akan dilakukan
pengecoran. Untuk pengecoran bagian kolom akan digunakan beton dengan nilai
slump yang lebih tinggi daripada pengecoran bagian pelat.
Hal ini menandakan cairan untuk kolom lebih cair dibandingkan dengan bagian
pelat. Selain itu, angka slump juga tergantung pada kerapatan besi struktur yang
akan dicor. Misalnya untuk pengecoran kolom dan core wall. Karena kolom terdiri
dari besi yang tidak terlalu rapat maka slump besi yang digunakan adalah 12±2 cm.
Sedangkan untuk core wall dengan besi yang rapat, slump yang digunakan adalah
16±2 cm. Hal ini dimaksudkan agar pada pengecoran kolom maupun core wall tidak
ada ruang-ruang kosong yang tidak terisi campuran beton yang dapat menghasilkan
keropos.
5. Kerucut slump dalam kondisi bersih lalu dibasahi. Kemudian diletakkan pada
posisi yang rata dan kokoh.
6. Sampel diambil dengan menggunakan bak/gerobak cor. Bagian awal yang keluar
dari mixer tidak digunakan.
7. Kerucut diisi secara bertahap hingga 3 kali. Pada masing-masing tahap dirojok
sebanyak 25 kali dengan menggunakan batang besi. Setalah tahap ketiga,
adukan beton di atas kerucut diratakan.
8. Pengisian kerucut tidak boleh lebih dari 5 menit sejak sampel dituang ke
bak/gerobak cor.
9. Kerucut diangkat perlahan dengan posisi tidak goyang dan dilakukan secara
menerus.
10.Proses pengisian sampai dengan penarikan tidak boleh lebih dari 2,5 menit.
11.Setelah diangkat, kerucut dibalik dan batang besi diletakkan di atas kerucut
tersebut. Kemudian jarak antara bagian bawah batang besi dengan puncak
adukan diukur .
12.Nilai slump dicatat dan dibandingkan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Toleransi pengecekan slump adalah 2 kali pemeriksaan apabila pada
pemeriksaan pertama slump yang diperoleh tidak sesuai dengan perencanaan.
Apabila pada pemeriksaan kedua slump tetap tidak sesuai maka beton ready
mix dikembalikan lagi ke batching plant untuk diolah kembali agar memenuhi
spesifikasi.
13.Proses penggantian campuran beton biasanya dilakukan dengan memberikan
bahan kimia aditif tertentu untuk meningkatkan atau menurunkan nilai slump
campuran beton. Proses ini diharapkan tidak memakan waktu yang relatif lama
agar proses pengecoran dapat dilakukan sesuai dengan jadwal.
14.Campuran beton dengan nilai slump yang tinggi (lebih cair) memiliki harga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan campuran dengan nilai slump rendah. Hal ini
dikarenakan campuran dengan nilai slump tinggi memerlukan penambahan
jumlah zat aditif yang lebih banyak dibandingkan campuran beton dengan nilai
slump rendah.
15. Sampel cadangan biasanya digunakan ketika terjadi kasus pada hasil
pengecoran. Contoh kasus yang biasa ditemui adalah ketika umur 28 hari,
kekuatan beton belum mencapai kekuatan rencana maka sampel teakhir
tersebut akan diuji pada hari ke-45. Apabila setelah diuji mutu beton tetap tidak
tercapai, terdapat beberapa opsi solusi yang dapat dilakukan :
1. Diberikan penguat tambahan pada bagian bangunan yang telah dicor
tersebut. Misalkan pada kolom dengan menambahkan selimut tambahan
dan juga tulangan tambahan (jacketing).
2. Dalam kasus ekstrem, bagian bangunan dapat dibongkar dan dilakukan
pengecoran ulang.
Baja tulangan polos merupakan baja tulangan yang memiliki penampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip.
Pengendalian mutu baja tulangan di Pondok Indah Residences adalah sebagai berikut :
1. Kedatangan baja tulangan di proyek, diterima dan di diperiksa oleh Stock Keeper.
Jumlah dan diameter baja tulangan harus sesuai dengan pesanan. Proyek Pondok
Indah Residences menggunakan baja yang berasal dari PT. Cakra Steel.
2. Setelah pengecekan, baja tulangan disimpan di lokasi penyimpanan dengan
memberi bantalan kayu sebagai penumpu baja di atas tanah. Baja tulangan lalu
diambil secara acak untuk dilakukan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT).
Uji Visual
Uji visual meliputi pemeriksaan diameter tulangan baja. Tulangan baja yang
datang harus sesuai dengan tulangan baja yang dipesan. Jika tidak sesuai maka
harus dikembalikan dan diganti.
Uji Tarik (Tension Test)
Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter
dengan menggunakan mesin uji tarik, sehingga didapatkan data regangan,
tegangan leleh maupun kuat tarik baja.
Uji Lengkung (Bend Test)
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai
diameter dengan menggunakan mesin uji lengkung statis, sehingga didapatkan
data gaya maksimum yang dapat ditahan oleh tulangan sampai tulangan
mengalami sudut lengkung 180º.
Dalam pengendalian mutu operasi kerja, Quality Assurance Manager (QAM) bertanggung
jawab dalam verifikasi metode pelaksanaan dan shop drawing tertentu yang berkaitan
dengan mutu sebelum disosialisasikan. Dengan adanya tahap verifikasi tersebut,
diharapkan tidak ada kegagalan akibat metode pelaksanaan dan shop drawing. Kemudian,
QAM akan melakukan verifikasi terhadap prosedur pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
Kedua hal tersebut akan dibandingkan dengan prosedur dan standar yang diinginkan.
Laporan tersebut diberikan kepada Project Manager dan Department Product Quality
dalam jangka waktu 1 minggu setelah pelaksanaan verifikasi.
Apabila dalam pemeriksaan operasi kerja terdapat kegagalan mutu di lapangan, QAM
akan melakukan koordinasi perbaikan dan pelatihan. Selanjutnya, QAM akan memberikan
solusi dan metode perbaikan yang akan dilakukan atas kesalahan yang terjadi di lapangan.
Hasil perbaikan tersebut harus sesuai dengan metode yang diajukan dan dapat diterima
oleh Owner.
Pengendalian mutu operasi pekerjaan dilakukan mulai dari kedatangan material ke lokasi
proyek, pembuatan BBS, hingga pemakaian material untuk pekerjaan.
1. Penerimaan Material
Dalam penerimaan material, langkah pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kelengkapan brosur dan sampel yang sudah disetujui.
b. Lokasi dan penempatan material harus diperiksa agar sesuai dengan persyaratan.
Dalam hal ini, denah lokasi dan penempatan material harus sesuai.
c. Tersedia proteksi dan gudang yang memadai di lapangan. Apabila belum ada
proteksi yang memadai dan gudang yang cukup, material tidak boleh dikirim ke
lapangan.
d. Waktu kedatangan material harus sesuai dengan rencana pengadaan material.
e. Semua material yang dikirim ke lapangan harus diinspeksi terhadap kerusakan jalan
sebelum dinyatakan boleh masuk ke lokasi. Hasil pemeriksaan akan dicantumkan di
surat jalan.
f. Semua material harus dicatat dalam Kartu Persediaan Material.
g. Semua material harus diidentifikasi dengan jelas, baik tipe, ukuran, volume, jenis
material, kapasitas berat, grade, treatment, finish, pattern, warna, dan sebagainya.
h. Persyaratan jaminan diperiksa, seperti tersedianya sertifikat, garansi, atau
pernyataan tertulis dari vendor atau supplier.
i. Jika pengiriman ke lapangan menggunakan truck container, truck container harus
dalam keadaan tertutup, terkunci, disegel, dan dilabel dengan baik.
j. Khusus pemeriksaan material pasir, pasir dimasukkan ke dalam gelas ukur dan diisi
air bersih kemudian dikocok selama kurang lebih 10 menit. Kadar lumpur di dalam
pasir diukur dengan membandingkan tinggi endapan di dalam gelas ukur terhadap
tinggi pasir saja. Kriteria lolos pemeriksaan adalah jika kadar lumpur kurang dari 5%
terhadap volume pasir yang ada.
k. Khusus pemeriksaan kayu terutama untuk material finishing, kayu dalam kondisi
keras, tidak keropos, tidak busuk, dan lurus.
2. Pengendalian Besi
Kegiatan pengendalian besi merupakan kegiatan untuk mengendalikan penggunaan
besi dalam operasi pekerjaan yang dimulai dari pembuatan BBS hingga persetujuan
besi terpasang dari Pelanggan. Tujuan kegiatan ini adalah agar besi yang terpasang
sesuai dengan rencana dan waste besi sesuai dengan target.
Kegiatan pengendalian besi tersebut memiliki beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. Project Manager bertanggung jawab untuk mengendalikan penggunaan besi di
proyek dengan dibantu oleh Site Manager, Comm. M, BBS, Quality Surveyor, Chief
Q-SPv, dan Stock Keeper.
b. Project Manager bertanggung jawab untuk memonitor waste besi dan
melaporkannya ke Project Director.
c. Q-Spv besi bertanggung jawab dalam pengambilan besi utuh dari gudang, sehingga
pengambilan besi utuh atau besi sisa potongan berada di bawah pengawasan Q-Spv
besi.
d. Q-Spv besi bertanggung jawab untuk membuat Monitoring Besi dan wajib diperiksa
oleh Site Manager untuk selanjutnya data dimasukkan ke dalam Rekapitulasi
Produktivitas Mingguan dan dibahas dalam Rapat Koordinasi.
3. Pengendalian Beton
Kegiatan pengendalian beton merupakan kegiatan untuk mengendalikan pemakaian
beton dalam operasi pekerjaan yang dimulai dari pengukuran lapangan sampai dengan
kesepakatan volume beton. Pengendalian beton bertujuan agar beton yang terpasang
sesuai dengan rencana dan waste beton sesuai dengan target.
Hasil akhir dari berbagai pengujian dan rangkaian proses di lapangan adalah produk
pekerjaan. Sama halnya dengan bahan dan operasi pekerjaan, hasil pekerjaan juga harus
dikendalikan mutunya karena hasil pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dari
seluruh proses yang telah dilakukan. Semua hasil pekerjaan harus diperiksa
kesesuaiannya dengan standar mutu yang telah direncanakan. Berikut ini merupakan
pengendalian mutu hasil pekerjaan PT. Total Bangun yang diamati :
Hasil Pekerjaan
No. Aspek Pengendalian
Pile Cap dan Slab on Grade Balok dan Pelat Kolom
1 BEKISTING
a. Shop Drawing dan Metode Tersedia Tersedia Tersedia
Layak pakai, tidak rapuh dan
b. Bekisting Batako - -
tidak goyah
Permukaan Bekisting
d. Dilapisi mold oil Dilapisi mold oil
Plywood -
e. Cycle Bekisting Plywood - 7 kali 8 kali
Terpasang benar dan Terpasang benar dan
f. Posisi Perkuatan
- kuat kuat
g. Toleransi Jarak Scaffolding - 5 cm -
h. Lantai Kerja Tidak melendut - -
i. Toleransi Dimensi 5 mm 5 mm 5 mm
j. Toleransi Elevasi 3 mm 3 mm -
k. Toleransi Kelurusan 5 mm 5 mm 5 mm
l. Toleransi Sambungan - Maksimal 1 mm -
Hasil Pekerjaan
No. Aspek Pengendalian
Pile Cap dan Slab on Grade Balok dan Pelat Kolom
2 PEMBESIAN
a. Shop Drawing dan BBS Tersedia Tersedia Tersedia
Bebas karat dan Bebas karat dan
b. Kondisi Besi Bebas karat dan kotoran
kotoran kotoran
c. Toleransi Diameter Besi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
d. Toleransi Jarak Besi 10 mm 10 mm 10 mm
e. Overlapping Besi > 40 D > 40 D > 40 D
f. Kait Miring Sengkang Minimal 6 D atau 5 cm Minimal 6 D atau 5 cm Minimal 6 D atau 5 cm
Toleransi Penempatan Kaki
g.
Ayam 10 cm 10 cm 10 cm
Diameter Kaki Ayam Untuk D
h.
< 13 mm 10 mm jarak 80 cm 10 mm jarak 80 cm 10 mm jarak 80 cm
Diameter Kaki Ayam Untuk D
i.
>13 mm 13 mm jarak 125 cm 13 mm jarak 125 cm 13 mm jarak 125 cm
j. Overlapping Besi Ekstra > 40 D
k. Sambungan Besi Slab Atas - Terletak pada tapangan
l. Sambungan Besi Slab Bawah - Terletak pada tumpuan
m. Stek Kolom di Atas Lantai - - 40 D 5 mm
Terpasang, tebal, dan
n. Beton Decking Terpasang tiap 1 m
- jumlah sesuai
o. Jarak Bersih Besi ke Bekisting > 25 mm > 25 mm 30 mm
p. Toleransi Vertikalitas - - 5 mm
q. Toleransi Sambungan - - 1 mm
Kuat dan tidak mudah Kuat dan tidak mudah Kuat dan tidak
r. Ikatan Bendrat
bergeser bergeser mudah bergeser
BAB VI
Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang bersifat kesinambungan untuk mencapai suatu
tujuan pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam waktu yang telah
ditentukan. Dalam pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar berbagai
pihak. Oleh karena dibutuhkan suatu pengelolaan dan pengaturan agar penyelenggaraan proyek
dapat berjalan sesuai dengan target waktu.
Kegiatan untuk mengelola, mengatur, merencanakan, dan mengendalikan proses pelaksanaan
proyek dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk mencapai sasaran proyek yang
telah ditentukan disebut manajemen proyek. Manajemen proyek digunakan agar proyek yang
dilaksanakan tepat biaya, mutu, dan waktu. Manajemen proyek melibatkan berbagai pihak yang
mempunyai peran sesuai dengan kemampuan dan keahlian tertentu.
Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan memudahkan koordinasi dan kerja sama
karena setiap bagian memiliki tugas dan wewenang masing-masing. Hal tersebut akan
meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerjaan.
Berikut ini akan diuraikan tanggung jawab, tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat
dalam organisasi kontraktor proyek Pondok Indah Residences :
1. Project Manager
Project Manager adalah seseorang yang memiliki kekuasaan untuk memimpin semua
kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek dan bertanggung jawab penuh
terhadap tercapainya pelaksanaan proyek sesuai kontrak.
Tugas :
a. Mengkoordinasikan jalannya proyek.
b. Mengatur personil proyek dengan Project Director dan melaporkannya kepada
HRD.
c. Memantau kegiatan dari beberapa Project Manager dalam memimpin pelaksanaan
proyek sesuai dengan persyaratan kualitas, waktu dan anggaran yang telah
disetujui.
d. Bersama dengan manajer konstruksi mengembangkan hubungan kerja yang baik
dengan pemilik, konsultan, subkontraktor dan pemasok.
e. Melakukan negosiasi dengan subkontraktor.
f. Mengontrol kas proyek.
g. Mengevaluasi kualitas kerja karyawan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Tanggung Jawab :
a. Karyawan yang disfungsional.
b. Biaya, waktu dan kualitas pekerjaan.
c. Pelaporan yang benar.
d. Keselamatan kerja yang ditentukan saat proyek berjalan.
Wewenang :
a. Memberikan informasi bagi tim.
b. Menyediakan data proyek yang dibutuhkan.
c. Memberikan persetujuan kemajuan pembayaran subkontraktor.
d. Memberikan peringatan kepada bawahan.
2. Construction Manager
Tugas :
a. Membantu membuat pertemuan konstruksi dan menjelaskan atau
mendeskripsikan proyek kepada staf proyek.
b. Memastikan pelaksanaan proyek dilakukan dengan metode yang benar.
c. Mengontrol biaya pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana anggaran proyek.
d. Melakukan komunikasi, koordinasi dan kerja sama dengan Owner, perencana
konsultan mengenai baik buruknya proyek yang dilakukan.
e. Melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal
untuk melaksanakan pekerjaan.
f. Mengartikan atau menerjemahkan hasil berkomunikasi dan berkoordinasi dengan
Owner dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan proyek kepada tim proyek.
g. Membuat laporan bulanan tentang kemajuan yang akan digunakan pada rapat
koordinasi bulanan mengenai manajemen yang berhubungan dengan aspek
realisasi biaya, kemajuan dan pelanggaran.
h. Melakukan penerimaan bantuan dari Owner yang akan ditulis pada surat serah
pernyataan.
i. Meminta persetujuan dari Project Manager dan Project Director mengenai
penggunaan subkontraktor.
j. Memantau proses kegatan proyek di lapangan dan mengambl tindakan yang benar
ketika terjadi pelanggaran yang sudah terjadi.
Tanggung Jawab :
a. Proses pelaksanaan pekerjaan yang baik.
b. Berkoordinasi dengan baik antara divisi organisasi proyek.
c. Mengontrol seluruh divisi organisasi proyek dalam menggunakan sumber daya
secara efektif dan efisien.
d. Keseluruhan proyek finishing, baik pada aspek biaya, waktu dan keselamatan kerja
pelaksanaan proyek.
e. Menunjuk mandor untuk melaksanakan pekerjaan dalam proyek.
f. Membuat laporan bulanan dan laporan akhir proyek yang akan disampaikan
kepada Project Director.
Wewenang :
3. Project Admin
Tugas :
a. Menerima, mempelajari dan mendistribusikan serta mengumpulkan dokumen.
b. Menerima, menyerahkan menginput dan memantau shop drawing.
c. Menginput data dan mengirim/menyerahkannya kepada klien.
d. Mengirimkan Permintaan Informasi, Permintaan Informasi, Permintaan Proposal
Permintaan Perubahan Order.
e. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan oleh atasan langsung.
Tanggung Jawab :
a. Pengelolaan file.
b. Kerahasiaan dokumen.
4. Quality Control
Tugas :
a. Memastikan bahwa pekerjaan dan bahan yang digunakan sesuai dengan rencana
mutu yang sudah ditetapkan pada langkah kerja atau penerimaan material dan
membuat pemeriksaan untuk langkah kerja dan material yang akan digunakan
dalam proyek.
b. Membuat analisis hasil tes yang dilakukan dalam proyek dan memasukkannya
dalam file dokumen penting.
c. Membantu persiapan dalam pendokumentasian dan pekerjaan proyek yang
berlangsung untuk Owner.
d. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan oleh atasan langsung.
Tanggung Jawab :
a. Bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan sesuai dengan rencana mutu yang akan
diserahkan kepada Owner.
b. Membuat peringatan baik lisan maupun tulisan kepada pihak terkait yang
berhubungan dengan kualitas kerja.
c. Menentukan bahwa suatu pekerjaan harus melanjutkan ke tingkat berikutnya.
d. Memberikan peringatan kepada bawahan.
5. Engineering Manager
Tugas :
a. Meninjau dan mengkoordinasikan hubungan antara gambar teknik sipil (struktur),
arsitektur dan ME.
b. Menyiapkan material yang dibutuhkan untuk digunakan dalam proyek.
c. Melakukan koordinasi dengan Owner.
d. Membuat jadwal persetujuan pengiriman bahan material.
e. Menyiapkan material, shop drawing, dan metode pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan spesifikasi.
f. Mendisitribusikan pembuatan shop drawing dari pihak yang terkait.
g. Menyiapkan bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proyek.
Tanggung Jawab :
a. Menyetujui shop drawing yang akan digunakan.
b. Menyetujui metode yang akan digunakan.
c. Menyetujui subkontraktor yang akan bergabung.
Wewenang :
a. Mengajukan material yang telah disetujui oleh Project Manager dengan spesifikasi
yang diminta.
b. Memberi peringatan kepada bawahan.
6. Site Engineer
Tugas :
a. Melaksanakan metode pekerjaan yang diberikan oleh atasan yang sudah
digambarkan oleh drafter.
b. Melaporkan dan mendiskusikan dengan engineering manager / site coordinator
mengenai metode yang akan digunakan.
c. Memeriksa shop drawing yang berkaitan dengan struktur, arsitektur, dan MEP.
d. Memeriksa metode yang sudah direncanakan dalam pelaksanaan proyek .
e. Membuat jadwal shop drawing pekerjaan yang sudah direncanakan.
f. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan oleh atasan langsung.
Tanggung Jawab :
a. Gambar yang benar dan pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu sesuai dengan
jadwal rencana.
b. Mencatat gambar yang sudah jadi pada sebuah dokumen.
c. Memastikan bahwa yang digambarkan sesuai dengan dokumen yang benar.
7. Drafter
Tugas :
a. Menerima data yang diperlukan untuk pembuatan gambar.
b. Melaksanakan pembuatan gambar detail.
c. Mengirimkan hasil kerja ke site engineer.
d. Memperbaiki gambar jika diperlukan .
e. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan oleh atasan langsung.
Tanggung Jawab :
a. Memastikan gambar yang diminta benar.
b. Tepat waktu dalam pembuatan gambar
8. Quantity Surveyor
Tugas :
a. Membuat analisis harga satuan untuk setiap pekerjaan.
b. Menghitung volume pekerjaan dan memantau setiap perubahan.
c. Membantu Project Manager membuat kemajuan pekerjaan yang akan diserahkan
kepada Owner.
d. Membantu pembuatan laporan rutin bulanan.
e. Membuat laporan kemajuan rutin untuk disampaikan ke Owner.
f. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan oleh atasan langsung.
Tanggung Jawab :
a. Menjamin perhitungan volume pekerjaan yang benar dan menganalisis harga
satuan.
b. Menjamin waktu yang tepat pengajuan kemajuan ke Owner.
Wewenang :
Tanggung Jawab :
a. Memastikan kualitas hasil kerja sesuai dengan kualitas yang direncanakan.
b. Menjamin keselamatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan di daerah yang
bertanggung jawab.
Wewenang :
a. Memberikan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan kepada atasan.
e. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan secara langsung oleh atasan.
Tanggung Jawab :
a. Atas keamanan lokasi proyek.
b. Atas izin lebih.
Wewenang :
a. Memberikan peringatan kepada bawahan.
14.Purchasing
Tugas :
a. Menyediakan bahan dan peralatan seperti yang diminta.
b. Memantau kedatangan material dan peralatan sesuai dengan waktu dan spesifikasi
yang ditentukan.
c. Memastikan bawahan melakukan tugas mereka sesuai dengan job description yang
diberikan.
d. Bekerja pada tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang
diberikan secara langsung oleh atasan.
Tanggung Jawab :
a. Selama aliran baik dari bahan dan alat tersedia.
Wewenang :
a. Dengan persetujuan dari Project Manager, memiliki kewenangan untuk membeli
bahan atau alat jika mendesak.
Tanggung Jawab :
a. Menjamin alat dan bahan yang keluar atau masuk terpantau dengan baik.
Wewenang :
a. Menolak atau mengembalikan alat dan bahan yang tidak sesuai permintaan.
b. Menolak permintaan penggunaan alat dan bahan yang tidak sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
17.Security
Tugas :
a. Memeriksa seluruh catatan pengiriman dan cap keluar masuk dengan baik.
b. Mengatur lalu lintas di luar lingkungan proyek.
c. Menjaga kendaraan dalam proyek.
d. Mengatur pengunjung dan memeriksa kartu pengunjung.
Tanggung Jawab :
a. Atas keselamatan pekerja.
Seperti yang telah disebutkan di atas, Commercial Manager juga membawahi Logistic
(Buyer). Bagian tersebut memiliki beberapa tugas sebagai berikut :
Proyek Pondok Indah Residences menggunakan jenis kontrak Lump Sum Fixed Price dengan
nilai kontrak Rp 947.061.000.000,00 (sudah termasuk PPN). Kontrak ini merupakan jenis
kontrak dengan biaya menyeluruh. Volume pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak tidak
boleh diukur ulang dengan harga tetap dan tidak dapat diubah selama kontrak berlaku. PT.
Total Bangun Persada menggunakan kontrak jenis ini karena proyek Pondok Indah
Residences dibangun sesuai dengan rancangan yang ditetapkan pada biaya tertentu.
Apabila di tengah proses pelaksanaan terjadi perubahan biaya atau adanya perubahan
lingkup pekerjaan maka dapat dilakukan negosiasi dengan Owner. Negosiasi yang dilakukan
berupa penetapan pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan
pekerjaan dengan kerugian ditanggung oleh kontraktor. Dalam kontrak Lump Sum Fixed
Price, perencanaan harus selesai dengan tuntas, sehingga PT. Total Bangun Persada dapat
melakukan estimasi kuantitas dengan akurat.
Uraian lingkup pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak proyek Pondok Indah Residences
dapat dilihat pada tabel pemaketan data di bawah ini :
1. Pekerjaan Pondasi
Tabel 6.2 Lingkup Pekerjaan Pondasi
Pengadaan
No. Nama Paket Pekerjaan / Material PT. Total BP
Owner
Pusat Proyek
1 Pekerjaan Bore Pile ●
2 Pekerjaan Galian Tanah ●
3 Pekerjaan Potong Kepala Tiang Bore Pile ● ●
4 Pekerjaan Lantai Kerja ●
5 Pekerjaan Pasangan Batu Kali / Batako ●
6 Pekerjaan Capping dan Waller Beam ●
7 Pekerjaan Ground Anchor ●
8 Pekerjaan Dewatering ●
9 Pekerjaan Shotcrete ●
2. Pekerjaan Struktur
Tabel 6.3 Lingkup Pekerjaan Struktur
Pengadaan
No. Nama Paket Pekerjaan / Material PT. Total BP
Owner
Pusat Proyek
1 Suplai Beton ●
2 Suplai Besi ●
3 Pekerjaan Upah Cor ●
4 Pekerjaan Bekisting ●
5 Pekerjaan Upah Besi ● ●
6 Pekerjaan Waterproofing Integral ●
7 Pekerjaan Struktur Baja (Crown Structure) ●
8 Pekerjaan Coupler ●
9 Pekerjaan Tangga Precast ●
3. Pekerjaan Finishing
Tabel 6.4 Lingkup Pekerjaan Finishing
Pengadaan
No. Nama Paket Pekerjaan / Material PT. Total BP
Owner
Pusat Proyek
1 Suplai Bata Ringan ●
2 Suplai Mortar ●
3 Suplai Keramik ● ●
4 Suplai HT ● ●
5 Suplai Marble dan Install ●
6 Suplai Hardware Pintu Kayu ●
7 Suplai Appliances ●
8 Suplai Sanitari ●
9 Suplai Fitting dan Tap (Sanitari) ●
10 Pekerjaan Canopy / Facade GRC ●
11 Pekerjaan Partisi Celling dan Gypsum ●
12 Pekerjaan Cat Interior dan Eksterior ●
Pengadaan
No. Nama Paket Pekerjaan / Material PT. Total BP
Owner
Pusat Proyek
1 Suplai Panel MVMDP ●
2 Suplai Panel LVMDP ●
3 Suplai Trafo ● ●
4 Suplai Panel Pompa PLFF ● ●
5 Suplai Unit AC ●
6 Suplai dan Instal Unit Genset ●
7 Suplai Water Heater ●
8 Pekerjaan AC dan Ventilasi ●
9 Pekerjaan Plumbing / Sanitary Ware ● ●
10 Pekerjaan Fire Fighting ● ●
11 Pekerjaan Electrical Services ●
12 Pekerjaan Special Lighting ●
Pekerjaan Communication System
13 ●
(Electronic)
Pekerjaan Sewage Treatment Plant dan
14 ●
WTF
15 Pekerjaan Lift ●
16 Pekerjaan Gondola ●
17 Pekerjaan Instalasi Kolam Renang ●
18 Pekerjaan Waterfeature ●
19 PDAM ●
20 Gas Instalation (F dan B) ●
21 Pekerjaan Sumur Bor (Deep Well) ●
Pada proyek Pondok Indah Residences, sebelum PT. Metropolitan Kentjana (Owner)
menunjuk PT. Total Bangun Persada sebagai kontraktor, telah dilakukan penentuan macam,
volume, dan harga satuan pekerjaan. Penentuan macam, volume, dan harga satuan
pekerjaan tersebut dilakukan oleh quantity surveyor, yaitu WWI. WWI bertugas mewakili PT.
Metropolitan Kentjana (Owner) untuk mengendalikan budget, menyiapkan schedule,
membuat estimasi, dan merekomendasikan harga ke Owner. WWI mempunyai tim sendiri
untuk melakukan tugas tersebut. Penentuan ini dilakukan untuk menentukan Owner
Estimate.
Selain penentuan yang dilakukan oleh PT. Metropolitan Kentjana (Owner), PT. Total Bangun
Persada sebagai kontraktor utama juga melakukan penentuan macam, volume, dan harga
satuan pekerjaan. Penentuan tersebut dilakukan untuk menentukan Engineer Estimate.
Engineer Estimate digunakan untuk mengisi Bill of Quantity kosong saat tender. Penentuan
macam pekerjaan yang dilakukan PT. Total Bangun Persada menggunakan metode Work
Breakdown System (WBS). Dengan adanya metode tersebut, pekerjaan akan dipecah mejadi
sub-sub pekerjaan. Keuntungan dengan menggunakan metode tersebut adalah :
Memudahkan dalam membuat daftar tugas yang harus diselesaikan secara lengkap dan
mendetail.
Memberikan kemudahan dalam menentukan volume dari setiap jenis pekerjaan.
Dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya, penjadwalan, serta sumber
daya.
Dalam membuat WBS, pekerjaan-pekerjaan dipecah menjadi beberapa lingkup pekerjaan,
seperti :
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
Dari lingkup pekerjaan di atas akan dipecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih rinci
sesuai dengan dokumen kontrak. Setelah semua jenis pekerjaan didapatkan, langkah
selanjutnya adalah menentukan volume pekerjaan. Tim Proyek diberi waktu 1-2 bulan untuk
menyusun RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan), termasuk di dalamnya perhitungan
volume, harga satuan, dan nilai. PT. Total Bangun Persada melakukan perhitungan tersebut
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah tercantum di dalam kontrak. Volume didapatkan
dengan meninjau dimensi yang terdapat pada gambar kontrak. Apabila volume telah
ditentukan, kemudian dilakukan klarifikasi kembali bersama-sama dengan pihak Owner.
Volume pekerjaaan yang telah disepakati bersama Owner akan dimasukkan ke dalam Bill of
Quantity (BoQ). Bill of Quantity memuat informasi tentang jenis pekerjaan yang akan
dilakukan beserta kuantitas pekerjaan tersebut.
Harga satuan pekerjaan ditentukan berdasarkan jumlah, jenis, dan spesifikasi bahan serta
jumlah dan upah tenaga kerja yang akan dipakai. Keduanya didapat dari perhitungan analisis
untuk satu satuan volume pekerjaan. Harga bahan didapat dari pasaran dan standar
perusahaan yang dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Daftar Harga Satuan Bahan.
Sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi pekerjaan yang dikumpulkan dalam suatu
daftar yang disebut Daftar Harga Satuan Upah. Setiap faktor di atas dikalikan dengan harga
yang berlaku di daerah tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapatkan harga satu
satuan volume pekerjaan. Kemudian harga ini akan dikalikan dengan volume pekerjaan
seluruhnya. Setelah didapatkan harga dari seluruh macam pekerjaan, harga ini akan
dijumlahkan menjadi nilai proyek keseluruhan.
keberjalanan proyek agar waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Penjadwalan tidak hanya melibatkan pihak kontraktor sebagai pelaksana,
akan tetapi melibatkan Owner yang memantau kinerja kontraktor melalui konsultan
manajemen konstruksi. Pengendalian jadwal sangat berguna untuk mengatur pelaksanaan
proyek dengan waktu yang tepat dan sesuai dengan biaya, serta tetap menjaga kualitas
produk.
Berikut ini sistem pengendalian jadwal pekerjaan yang dilakukan di proyek Pondok Indah
Residences :
1. Master Schedule
Dalam proyek ini digunakan master schedule berupa kurva S. Kurva S adalah kurva yang
disusun untuk menunjukkan hubungan antara biaya kumulatif atau persentase
penyelesaian pekerjaan terhadap waktu.
Dengan adanya kurva S, manfaat yang didapat yaitu :
a. Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
b. Pedoman waktu untuk mendatangkan material yang sesuai dengan item pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
c. Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja.
d. Sebagai pedoman pencapaian progres pekerjaan setiap waktu tertentu dan
penyimpangan pelaksanaan tiap-tiap pekerjaan.
e. Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek
atau bonus atas percepatan proyek.
Kurva S terdiri atas dua sumbu, yaitu sumbu vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal
menunjukkan persentase pelaksanaan pekerjaan dan sumbu horizontal menunjukkan
waktu pelaksanaan. Kurva berbentuk huruf ”S” karena pelaksanaan proyek yang awal-
awalnya bergerak lambat lalu diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun
waktu yang lebih lama kemudian kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik
akhir.
Kurva S yang telah dibuat merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring
jadwal pelaksanaan pekerjaan selama masa konstruksi. Kegiatan ini dilakukan untuk
memonitor realisasi waktu pelaksanaan sesuai dengan progress pekerjaan di lapangan
dibandingkan dengan target waktu pelaksanaan yang bertujuan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. Penanggung jawab
dari kegiatan ini adalah Project Manager. Contoh kurva S dapat dilihat di Lampiran.
2. Progress Report
Pengendalian waktu di proyek Pondok Indah Residences, PT. Total Bangun Persada
mengikuti diagram alir berikut ini :
Berkaitan dengan time control di atas, progress report yang disampaikan oleh PT. Total
Bangun Persada secara garis besar meliputi jumlah dan keahlian tenaga kerja sub-kontraktor
dan kontraktor yang bekerja di lapangan beserta jam kerjanya, jumlah dan jenis material
yang datang pada hari tersebut, jenis pekerjaan yang dikerjakan di lapangan, kondisi
lingkungan yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, instruksi yang diberikan dan
pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas. Selain itu, PT. Total Bangun Persada
mengadakan Rapat Mingguan untuk membicarakan permasalahan yang timbul dan mencari
penyelesaian dari masalah yang dihadapi pada minggu sebelumnya.
Melakukan konsolidasi dalam tim untuk membahas spesifikasi, BoQ, dan lingkup
pekerjaan.
Diusahakan lebih dari satu peserta yang dicari dari daftar rekanan atau supplier
baru. PT. Total Bangun Persada melakukan seleksi terhadap 3 calon supplier.
4. Usulan Peserta Tender
Setelah menyeleksi calon supplier melalui daftar rekanan, nama-nama supplier yang
dipilih diajukan untuk meminta persetujuan Direksi. Dalam pengajuan nama-nama
tersebut, disertakan pula kelengkapan dokumen tender.
5. Undangan Aanwijzing Tender
PT. Total Bangun Persada membuat dan mengirim undangan ke calon peserta yang
telah disetujui Direksi.
6. Aanwijzing Tender
Aanwijzing dilakukan dengan proses sebagai berikut :
Menjelaskan persyaratan tender yang diminta.
Persyaratan teknis material yang dibutuhkan.
Meminta penawaran sesuai aanwijzing.
Membuat Berita Acara dan Daftar Hadir.
7. Evaluasi Harga Penawaran
Setelah peserta tender mengajukan penawaran, penawaran tender yang sudah
lengkap diterima dibuka bersama-sama. Penawaran tiap peserta tersebut diperiksa isi
dan kondisi-kondisiya lalu dibandingkan dengan dokumen tender dan Berita Acara
Aanwijzing. Kemudian akan dibuat daftar perbandingan harga disertai dengan analisa
atau evaluasi.
8. Klarifikasi dan Negosiasi
Klarifikasi dan negosiasi bertujuan untuk memastikan kebenaran jenis, spek, jumlah,
satuan, harga pengiriman, dan kondisi lainnya. Klarifikasi dan negosiasi hanya
dilakukan terhadap supplier yang paling sanggup untuk mengusahakan harga terbaik
dan kompetitif. Dalam proses ini juga dibuat Berita Acara dan Daftar Hadir.
9. Usulan Pemenang Tender
Apabila proses negosiasi telah selesai maka akan disusun evaluasi final dan
pengusulan nama supplier yang paling memenuhi syarat dengan harga yang paling
kompetitif. Evaluasi final ini diperiksa terlebih dahulu oleh Departemen Head Logistik
sebelum diserahkan kepada Tim Tender.
Seleksi calon peserta dilakukan berdasarkan daftar rekanan LOG/BD (Bank Data
Logistik). Untuk pembelian material dibutuhkan minimal 3 peserta tender untuk
mendapatkan harga yang kompetitif.
4. Evaluasi Sistem Manajemen
Untuk supplier yang belum termasuk daftar rekanan dilakukan evaluasi sistem
manajemennya.
5. Undangan
PT. Total Bangun Persada membuat dan mengirim undangan ke calon peserta yang
lolos seleksi.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan klarifikasi atau negosiasi. Proses tersebut dilakukan
berulang hingga diperoleh harga yang layak.
7. Daftar Perbandingan Harga
Setelah didapatkan supplier dengan harga yang layak, dibuat Daftar Perbandingan
Harga dan meminta persetujuan PM untuk keputusan pemenang.
8. Dokumentasi
PT. Total Bangun Persada membuat Surat Perintah Kerja Proyek dan/atau Kontrak. SPK
Proyek dan/atau Kontrak didistribusikan ke logistik pusat, sub-kontraktor, dan arsip
proyek.
9. Surat Pesanan
PT. Total Bangun Persada membuat Surat Pesanan. Surat pesanan tersebut
didistribusikan ke logistik pusat, supplier, dan arsip proyek.
4. Setelah kantor pusat PT. Total Bangun Persada menerima form permintaan alat yang
diajukan oleh proyek maka kantor pusat akan mengadakan alat yang diperlukan oleh
proyek.
5. Apabila alat yang diperlukan oleh proyek masih tersedia di kantor pusat maka alat
tersebut yang digunakan. Akan tetapi, jika alat yang diperlukan tidak tersedia di kantor
pusat maka kantor pusat akan melakukan penyewaan alat ke pihak lain.
6. Setelah alat kerja tiba di lokasi proyek, bagian Peralatan bertugas menerima dan
mengontrol kondisi alat.
Berikut ini adalah alat-alat yang disewa dari PT. Total Bangun Persada untuk pembangunan
Pondok Indah Resindences :
Tabel 6.6 Daftar Alat yang Disewa dari PT. Total Bangun Persada
Sedangkan alat-alat yang disewa dari pihak luar PT. Total Bangun Persada antara lain :
Tabel 6.7 Daftar Alat yang Disewa dari Luar PT. Total Bangun Persada
Untuk menunjang kelancaran dalam pengoperasian alat dilakukan inspeksi terhadap alat
yang digunakan. Inspeksi atau checklist alat dilakukan 2 minggu sekali oleh Tim Peralatan.
Penilaian dilakukan dengan skala 1 sampai 4 dengan skala 1 merupakan kondisi terburuk.
Selain itu, setiap 3 bulan juga diadakan inspeksi alat oleh pihak eksternal atau pemilik alat.
Kendala yang biasa dihadapi proyek dalam pengadaan alat adalah kedatangan alat yang
tidak sesuai jadwal.
Untuk meminimalisasi keterlambatan kedatangan alat, dibuat schedule alat yang terdiri dari
waktu rencana dan waktu aktualisasi. Jadwal pengadaan alat proyek Pondok Indah
Residences dibuat perminggu. Contoh schedule alat yang dikeluarkan oleh PT.Total Bangun
Persada dapat dilihat di dalam Lampiran.
seperti mandor dan staff PT. Total Bangun Persada, dilengkapi dengan handy talky yang siap
digunakan di lapangan.
Tabel 6.8 Identifikasi Tenaga Kerja Proyek Pondok Indah Residences
Pengadaan pekerja di lapangan dilakukan oleh PT. Total Bangun Persada dan sub-kontraktor
yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerja berada di bawah pimpinan
mandor secara langsung. Pekerja termasuk mandor yang berasal dari PT. Total Bangun
Persada terdapat di beberapa pekerjaan seperti pengecoran, pembesian Tower 1, dan
sebagian pekerjaan bekisting.
Pada saat ini, terdapat 7 mandor yang mengepalai para pekerja, yaitu mandor cor, mandor
besi, mandor bobok, mandor dewatering, mandor sarana, mandor stek dan chemical anchor,
serta mandor alas. Pembayaran upah pekerja diberikan langsung oleh mandor. Mandor
mendapat upah dari PT. Total Bangun Persada secara borongan, sedangkan upah yang
diberikan kepada pekerja berupa upah harian.
Dalam pelaksanaannya tidak ada masalah yang berarti mengenai pengadaan tenaga kerja.
Dengan dilakukan monitoring tenaga kerja, kebutuhan tenaga kerja tercapai sesuai dengan
schedule rencana pelaksanaan pekerjaan. Kemudian dalam pelaksanaan pekerjaan juga tidak
banyak keluhan dari pekerja. Dengan adanya fasilitas yang disediakan oleh PT. Total Bangun
Persada dirasa cukup nyaman bagi pekerja untuk bekerja. Di lokasi proyek Pondok Indah
Residences disediakan kantin dan toilet bagi para pekerja.
Pekerja juga diberi fasilitas berupa bedeng yang terletak di Jalan T.B. Simatupang. Lokasi
bedeng letaknya cukup jauh dari proyek Pondok Indah Residences. Hal ini disebabkan karena
tidak tersedianya lokasi yang cukup luas di area dekat proyek. Namun, agar produktivitas
tenaga kerja tetap tercapai, PT. Total Bangun Persada menyediakan feeder bus untuk antar-
jemput pekerja dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian, meskipun
lokasi bedeng yang jauh dari proyek, pekerja tetap bisa datang tepat waktu.
1. Pembayaran Hasil Pekerjaan oleh Owner kepada PT. Total Bangun Persada
PT. Total Bangun Persada membuat progres pekerjaan sesuai dengan aktual pelaksanaan
di lapangan. Progres dibuat melalui mapping yang dilakukan oleh Quantity Surveyor.
Setelah mapping selesai dilakukan, gambar hasil mapping harus disetujui oleh Konsultan
Wibi Afifatul Zahro 15012070 163
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
Pengawas, yaitu PT. Jaya CM. PT. Jaya CM melakukan evaluasi terhadap progress yang
disampaikan oleh Quantity Surveyor. Jika tidak ada revisi maka dilanjutkan dengan
persetujuan oleh Konsultan Quality Surveyor, yaitu WWI.
Setelah mendapat persetujan dari pihak WWI, akan dilanjutkan dengan meminta
persetujuan dari pihak Owner, yaitu PT. Metropolitan Kentjana. Owner akan melakukan
evaluasi terhadap progres yang diajukan. Jika progres yang disampaikan telah sesuai dan
tidak ada revisi maka akan keluar persentase progres pekerjaan yang telah dicapai.
Dengan demikian, PT. Total Bangun Persada dapat membuat kwitansi atas hasil pekerjaan
yang telah dicapai. Secara singkat, pembayaran yang dilakukan oleh Owner kepada PT.
Total Bangun Persada digambarkan dengan diagram alir berikut ini :
Gambar 6.9 Prosedur Pembayaran oleh Owner kepada PT. Total Bangun Persada
2. Pembayaran Hasil Pekerjaan oleh PT. Total Bangun Persada kepada Sub-Kontraktor
Sub-kontraktor membuat progres pekerjaan sesuai dengan aktual pelaksanaan di
lapangan. Progres dibuat melalui mapping yang akan disetujui oleh Lapangan. Setelah
disetujui oleh Lapangan, Quantity Surveyor akan mengevaluasi dan menyetujui mapping
progres tersebut. Jika tidak ada revisi maka dilanjutkan dengan persetujuan oleh Project
Manager. Jika progres yang disampaikan telah sesuai dan tidak ada revisi maka akan
keluar persentase progres pekerjaan yang telah dicapai. Dengan demikian, sub-
kontraktor dapat membuat kwitansi atas hasil pekerjaan yang telah dicapai.
Wibi Afifatul Zahro 15012070 164
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
Sebelum cara pembayaran, akan ditentukan terlebih dahulu harga borongan pekerjaan
yang telah dicapai. Harga borongan dari seluruh pekerjaan sudah termasuk PPN 10% dan
pajak-pajak lain yang berkaitan dengan dibuatnya surat perjanjian tersebut. Perincian
harga borongan tersebut sesuai dengan surat penawaran sub-kontraktor yang ditetapkan
dari negosiasi. Harga tersebut bersifat lump sum fix price yaitu bahwa harga borongan
tersebut adalah tetap/tidak berubah sampai seluruh pekerjaan dinyatakan selesai
seluruhnya.
Sub-kontraktor menjamin tidak akan menuntut atau mengajukan klaim kenaikan harga
dengan dalih apapun jika di kemudian hari terjadi kenaikan harga yang berpengaruh pada
pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk apabila ada perubahan dalam bidang
moneter yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia maka perubahan harga tidak dapat
diajukan oleh sub-kontraktor yang bersangkutan.
Perubahan lingkup pekerjaan bisa berupa pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang.
Pekerjaan tambah atau kurang terjadi apabila terdapat perbedaan antara gambar tender
dengan shop drawing. Owner apabila dianggap perlu berhak untuk merubah,
menghilangkan, menambah, atau mengurangi bagian dari lingkup pekerjaan yang tercantum
di dalam surat perjanjian. Perubahan pekerjaan tersebut harus dilakukan secara tertulis.
Ketentuan-ketentuan pekerjaan tambah atau kurang yang digunakan oleh PT. Total Bangun
Persada adalah sebagai berikut :
1. PT. Total Bangun Persada mengajukan Site Instruction (SI) kepada Owner.
2. PT. Total Bangun Persada melakukan Joint Measurement (JM) dengan Owner untuk
memperhitungkan pekerjaan tambah atau kurang tersebut.
3. PT. Total Bangun Persada harus segera melaksanakan perubahan pekerjaan tersebut
tanpa menunggu adanya persetujuan harga terlebih dahulu.
4. Pekerjaan tambah atau kurang akan dihitung berdasarkan harga satuan yang telah
disetujui dalam surat perjanjian.
5. Apabila harga satuan pekerjaan tambah tidak ada dalam surat perjanjian ini maka akan
ditentukan berdasarkan proses negosiasi dan kesepakatan antara Owner dan PT. Total
Bangun Persada, tetapi jika tidak ada harga baru maka nilai tersebut mengikuti nilai
kontrak yang sudah ada.
6. Nilai tersebut akan dijumlahkan dengan nilai kontrak utama, sehingga mengakibatkan
adanya perubahan kontrak.
7. Dengan adanya perubahan kontrak tersebut, dibuat Addendum untuk mengamandemen
kontrak.
BAB VII
TUGAS KHUSUS
Berikut ini merupakan daerah lantai Basement 2 Tower 2 yang akan dilakukan
pengecekan penulangan.
A-J A-I A-H
A-15
A-14
a. Berdasarkan shop drawing, untuk arah horizontal, tulangan utama atas dan bawah
pada as AJ-AH / A14-A15 adalah besi dengan diameter 13 mm dan memiliki jarak
antartulangan 200 mm. Sedangkan tulangan ekstra digunakan untuk lapisan satu pada
penulangan atas. Penulangan di lapangan disesuaikan dengan spesifikasi tersebut.
b. Berdasarkan shop drawing, pada as AH / A14-A15 tulangan ekstra yang digunakan ada
dua jenis, yaitu D16-200 dan D10-200. Besi dengan diameter 16 mm dan panjang 8000
mm dipasang sepanjang 3000 mm dari ujung drop panel AH / A14-A15 ke arah
horizontal dengan jarak antartulangan 200 mm. Sedangkan besi dengan diameter 10
mm dan panjang 4000 mm dipasang sepanjang 3000 mm ke arah horizontal dengan
jarak antartulangan 200 mm. Panjang besi D16 adalah hingga ujung drop panel AH /
A15. Kemudian penulangan di lapangan disesuaikan dengan ketentuan tersebut.
c. Berdasarkan shop drawing, pada as AJ / A14-A15 tulangan ekstra yang digunakan ada
dau jenis, yaitu D16-200 dan D10-200. Besi dengan diameter 16 mm dan panjang 8000
Wibi Afifatul Zahro 15012070 168
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
Berikut ini merupakan denah lantai Basement 2 Tower 2 yang akan dilakukan
pengecekan penulangan.
A-15
A-14
a. Berdasarkan shop drawing, untuk arah vertikal tulangan utama atas dan bawah
pada as AJ-AH / A14-A15 adalah besi dengan diameter 13 mm dengan jarak 200
mm. Sedangkan tulangan ekstra digunakan untuk lapisan dua, baik penulangan
atas maupun penulangan bawah. Penulangan di lapangan disesuaikan dengan
spesifikasi tersebut.
5. Apabila semua penulangan telah sesuai maka hasil checklist tersebut ditulis di dalam form
checklist.
6. Dalam proses checklist tidak terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam pemasangan.
b. Balok T104-B1 terletak pada as 1-L – 1-N / 1-2 dengan panjang 5875 mm. Balok ini
memiliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B2 terletak pada as 1-K – 1-L / 1-2 dengan panjang 6725 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B3 terletak pada as 1-H – 1-K / 1-2 dengan panjang 6125 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B4 terletak pada as 1-F – 1-H / 1-2 dengan panjang 5325 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
c. Pengecekan tulangan dimulai dari tulangan bawah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
dengan pengecekan tulangan atas. Pengecekan yang dilakukan meliputi jumlah dan
diameter tulangan untuk masing-masing tumpuan, yaitu tumpuan kiri, lapangan, dan
tumpuan kanan.
e. Pada proses pengecekan balok ini terjadi kekurangan pada pemasangan tulangan
pinggang. Seharusnya tulangan pinggang dipasang di sepanjang tumpuan. Akan tetapi,
pada balok ini belum ada tulangan pinggang yang dipasang. Sedangkan untuk balok
tipe lain tidak terjadi kekurangan pemasangan tulangan.
b. Balok T104-B13 terletak pada as 1-N / 1-2 – 1-5 dengan panjang 11300 mm. Balok ini
memiliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B14 terletak pada as 1-L / 1-2 – 1-5 dan 1-H / 1-2 – 1-5 dengan panjang
11300 mm. Balok ini memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B15 terletak pada as 1-K / 1-2 – 1-5 dengan panjang 4541 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B30 terletak pada as 1-H / 1-2 – 1-5 dengan panjang 11300 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
Balok T104-B8 terletak pada as 1-F / 1-2 – 1-5 dengan panjang 11300 mm. Balok ini
memliki spesifikasi penulangan seperti pada gambar terlampir.
c. Untuk balok vertikal, pengecekan hanya dilakukan pada balok tipe T104-B14.
Pengecekan tulangan dimulai dari tulangan bawah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
dengan pengecekan tulangan atas. Pengecekan yang dilakukan meliputi jumlah dan
diameter tulangan untuk masing-masing tumpuan, yaitu tumpuan kiri, lapangan, dan
tumpuan kanan.
e. Pada proses pengecekan balok ini tidak terjadi kekurangan pada pemasangan tulangan
pinggang.
7.2.1 Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Bored Pile untuk Satu Tiang
Karakteristik Pondasi
Perhitungan daya dukung pondasi bored pile untuk satu tiang dilakukan dengan
menggunakan metode Luciano de Court. Karakteristik pondasi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 7.1 Karakteristik Pondasi
Tiang yang digunakan memiliki panjang 33 m, sehingga kedalaman tanah yang ditinjau
hanya sampai lapisan 3 saja.
Berat Sendiri Tiang
Berat sendiri tiang dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Tahanan Ujung
Menurut Luciano de Court, tahanan ujung dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini :
Untuk jenis tanah clayey silt dan tipe pondasi bored pile digunakan kb = 100 dan nilai Nb =
N-SPT di tanah ujung = 20, sehingga :
Tahanan Friksi
Tahanan friksi dihitung pada setiap lapisan tanah yang ditinjau. Menurut Luciano de
Court, tahanan friksi dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
( )
Keterangan :
= 1 untuk driven pile pada semua jenis tanah
untuk bored pile pada tanah clay
= 0.5 – 0.6 untuk bored pile pada tanah sand
=
= Kedalaman lapisan
Tabel 7.3 Tahanan Friksi Luciano de Court
- Lapisan 1
( )
- Lapisan 2
( )
- Lapisan 3
( )
Kolom
Panjang 1000 mm
Lebar 1000 mm
Tinggi 3500 mm
Jumlah 28 buah
Balok Induk
Panjang 600 mm
Lebar 800 mm
Panjang Bentang 6175 mm
Jumlah 33 buah
Balok Anak
Panjang 400 mm
Lebar 500 mm
Panjang Bentang 6175 mm
Jumlah 40 buah
Pelat
Panjang 6175 mm
Lebar 6175 mm
Tebal Pelat 120 mm
Jumlah 34 buah
Perhitungan SIDL
Nilai SIDL diambil berdasarkan data yang telah tersedia di PT. Total Bangun Persada. Hasil
perhitungan SIDL seluruh tower adalah sebagai berikut :
Tabel 7.10 Perhitungan SIDL
Berdasarkan perhitungan pembebanan yang telah dilakukan, beban total yang diterima
Tower 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 7.11 Total Pembebanan
Dengan diketahuinya beban total yang diterima oleh seluruh tower maka dapat ditentukan
beban yang diterima oleh 1 buah pile :
Karena beban yang bekerja pada 1 bored pile < daya dukung 1 bored pile maka daya dukung
pondasi bored pile tersebut aman dengan SF = 2.5.
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Simpulan
Kerja praktik dilakukan oleh penulis dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan sepuluh hari
(3 Juni 2015 hingga 10 Juli 2015). Terdapat banyak manfaat yang didapat dari proses kerja
praktik ini, terutama berkenaan dengan penerapan ilmu yang telah dipelajari secara aplikatif
di lapangan. Adapun simpulan mengenai proyek ini yaitu:
1. Proyek tempat dilakukannya kerja praktik yaitu proyek pembangunan Pondok Indah
Residences yang terletak di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan. Secara lebih detail,
proyek ini terletak di Jalan Kartika Utama Kav. V-TA dan berada dekat dengan permukiman
warga Jalan Pinang Emas. Selain itu, proyek ini memiliki tingkat aksesilbilitas tinggi dan
berada dekat dengan pusat aktivitas masyarakat seperti Pondok Indah Mall 1 dan 2, Ericson
Office Tower Building, dan sarana-sarana umum lainnya
2. Proyek ini ini direncanakan untuk dibangun dalam jangka waktu 35 bulan, yaitu dimulai pada
1 November 2014 hingga 30 September 2017. Proyek Pondok Indah Residences memiliki
luas arsitektur sebesar 201.757 m2 , luas struktur sebesar 218.958 m2 dan luas lahan sebesar
28.825 m2.
3. Pondok Indah Residences terdiri atas tiga tower yaitu yaitu Tower Kartika, Tower Maya, dan
Tower Amala. Tower Kartika memiliki jumlah lantai sebanyak 32 lantai dengan tinggi total
120 m. Tower kedua adalah Tower Maya dengan jumlah lantai sebanyak 31 lantai dengan
tinggi total 116.5 m. Tower terakhir adalah Tower Amala dengan jumlah lantai sebanyak 24
lantai dengan tinggi total 94 m.
4. Perencanaan struktur bawah dimulai dengan melakukan uji investigasi tanah, salah satunya
adalah Standard Penetration Test (SPT). Setelah hasil uji investigasi dilakukan, maka
dibuatlah perencanaan struktur bawah yang meliputi pondasi dan dinding penahan tanah,
yang terdiri atas secant pile dan ground anchor. Pada proyek ini pondasi yang digunakan
yaitu bored pile yang spesifikasinya disesuaikan dengan beban-beban yang diterima dari
struktur atas. Bored pile kemudian disatukan dengan pile cap atau mat foundation (pada
tower).
5. Perencanaan mekanikal pada proyek ini terdiri dari sistem plumbing, sistem fire fighting,
sistem AC dan ventilasi, dan sistem transportasi dalam gedung. Selain itu, terdapat pula
Wibi Afifatul Zahro 15012070 180
Ulfa Nabila 15012098
Laporan Kerja Praktik
PROYEK PONDOK INDAH RESIDENCES
perencanaan elektrikal terdiri atas generator set, panel middle voltage, transformator, panel
low voltage, dan instalasi listrik. Sedangkan perencanaan elektronikal terdiri dari sound
system, fire alarm, telephone, videophone, dan Building Management System (BMS).
6. Selama proses kerja praktik berlangsung, pekerjaan-pekerjaan di lapangan yang diamati
secara umum yaitu pekerjaan tanah, pondasi, struktur, dan arsitektural. Pekerjaan tanah dan
pondasi yang dilakukan yaitu ground anchor, galian tanah untuk pile cap, dan potong kepala
tiang bored pile. Pekerjaan struktur yang diamati pekerjaan kolom, balok, pelat, core wall,
dan shear wall. Sedangkan pekerjaan finishing yang dilakukan adalah floor hardening dan
expose ceiling.
7. Pada proyek ini, pengendalian mutu dilakukan pada bahan, operasi pekerjaan, maupun hasil
pekerjaan. Pengendalian mutu bahan dilakukan pada beton melalui slump test dan baja
tulangan melalui uji visual, uji tekan dan uji lengkung. Pengendalian mutu operasi pekerjaan
dilakukan dengan memantau setiap tahap proses pelaksanaan konstruksi mulai dari
kedatangan material ke lokasi proyek, pembuatan BBS (untuk baja), hingga pemakaian
material untuk pekerjaan.
8. Proyek ini dimiliki oleh PT. Metropolitan Indah Kencana sebagai owner, PT. Total Bangun
Persada sebagai kontraktor utama dan struktur, Beca Engineering NZ LTD dan PT. Bimatekno
Karyatama sebagai konsultan struktur, DP Architect PTE LTD dan PT. Anggara Arciteam
sebagai konsultan arsitektur, Beca Engineering NZ LTD sebagai konsultan MEP, PT. Jaya CM
sebagai konsultan MK, dan WWI sebagai Quantity Surveyor. Selain itu, terdapat pula
subkontraktor-subkontraktor yang bertugas membantu kontraktor utama dalam
pelaksanaan konstruksi.
9. Pada proyek ini, estimasi biaya dilakukan melalui jenis kontrak lump sum fixed price.
Sebelum menunjuk kontraktor utama, dilakukan penentuan Owner Estimate oleh Owner
dibantu dengan Quantity Surveyor (WWI). Setelah penunjukkan, PT. Total Bangun Persada
sebagai kontraktor utama melakukan penentuan Engineer Estimate. Kemudian dilakukan
klarifikasi kembali hasil yang didapat bersama dengan pihak Owner. Volume pekerjaaan yang
telah disepakati bersama Owner akan dimasukkan ke dalam Bill of Quantity (BoQ).
10. Pengendalian jadwal pekerjaan dalam proyek ini dilakukan dengan adanya master schedule
dan progress report. Master schedule yang dibuat berupa kurva S. Progress report yang
disampaikan oleh PT. Total Bangun Persada secara garis besar meliputi jumlah dan keahlian
tenaga kerja sub-kontraktor dan kontraktor yang bekerja di lapangan beserta jam kerjanya,
jumlah dan jenis material yang datang pada hari tersebut, jenis pekerjaan yang dikerjakan di
8.2 Saran
Dalam pelaksanaan kerja praktik ini, penulis memberikan saran bagi pihak-pihak yang
terlibat pada proyek Pondok Indah Residences agar lebih baik. Berikut ini merupakan saran-
saran yang diberikan:
1. Proyek Pondok Indah Residences terletak dekat dengan permukiman penduduk di daerah
Pinang Emas, sehingga harus dipastikan pekerjaan konstruksi yang dilakukan memenuhi
standar keamanan dan tidak mengganggu warga sekitar.
2. Dalam pelaksanaan detail pekerjaan proses konstruksi, akan lebih baik jika dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan yang lebih ketat agar dapat dipastikan tidak terjadi hal-hal
yang tidak sesuai dengan perencanaan yang telah didesain.
3. Dalam pelaksanaan proses konstruksi, akan lebih baik jika dilakukan pengawasan lebih
terhadap penjadwalan yang telah direncanakan sebelumnya agar tidak terjadi
keterlambatan dalam keberjalanan konstruksi dan proses konstruksi dapat selesai sesuai
dengan yang dijadwalkan sebelumnya.
LAMPIRAN