Anda di halaman 1dari 33

MODUL MATA KULIAH

QUALITY CONTROL KEDOKTERAN NUKLIR

MATA KULIAH : KEDOKTERAN NUKLIR


BEBAN SKS : 2 SKS
PENGAMPU : ZAENAL ARIFIN, S.Si, M.Si

FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MARET 2013
MODUL KULIAH KEDOKTERAN NUKLIR
QUALITY CONTROL KEDOKTERAN NUKLIR

Tujuan Pembelajaran Umum :


Mahasiswa mampu memahami uji kualitas pada peralatan kedokteran nuklir

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Mahasiswa mampu melakukan uji kualitas pada peralatan kedokteran nuklir untuk
peralatan non pencitraan maupun peralatan pencitraan

Divais/Peralatan Non Pencitraan/ Nonimaging Devices

Kalibrator Dosis
Pendahuluan
Pengujian dilakukan pada kalibrator dosis cukup ketat untuk memastikan bahwa
dosis radiofarmaka yang benar yang diberikan kepada pasien. Kalibrator Dosis di uji
untuk akurasi, konsistensi, linearitas, dan geometri.

Tujuan
Mengetahui akurasi kalibrator dosis

Alat dan Bahan


Dua sumber nuklida yang berumur panjang, seperti
Cs-137 (waktu paruh = 30 tahun) dan Co-57 (paruh = 270 hari),

Langkah Kerja
Melakukan pengukuran pembacaan kalibrator dosis dibandingkan dengan standar
yang diterima.
Pengukuran dilakukan berulang-ulang dalam kalibrator dan pembacaan rata-rata
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dikeluarkan oleh National Institute of Standards
dan Teknologi (NIST).

1
Batas Penerimaan
Batas penerimaan tidak lebih dari 10% dari referensi NIST.
Jika hasil pengukuran berbeda dari standar lebih dari 10%, kalibrator dosis
sebaiknya tidak digunakan. Akurasinya harus diperiksa di instalasi, setiap tahun, dan
setelah perbaikan atau pada saat instrumen tersebut akan dipindahkan ke lokasi
baru dalam klinik.

Konsistensi Kalibrator Dosis

Tujuan
Mengetahui konsistensi kalibrator dosis dari hari ke hari

Alat dan Bahan


Cs-137 (waktu paruh = 30 tahun) dan Co-57 (paruh = 270 hari),

Langkah Kerja
Melakukan pengukuran pembacaan kalibrator dosis dibandingkan dengan standar
yang diterima.
Pengukuran dilakukan berulang-ulang dalam kalibrator dan pembacaan rata-rata
dibandingkan dengan nilai-nilai yang diperoleh awal dari peluruhan nuklida misal
Cs-137

Batas Penerimaan
Batas penerimaan tidak lebih dari 10% dari referensi awal peluruhan Cs-137.
Pembacaan disesuaikan dengan nuklida yang digunakan di awa sebagai referensi.

Linieritas Kalibrator Dosis


Tujuan
Mengetahui linearitas kalibrator dosis, Uji Linearitas selama rentang dosis yang
digunakan, dari dosis tertinggi diberikan kepada pasien menurun sampai 10 μCi

2
Alat dan Bahan
7.4GBq (200 mCi) dari Tc-99m dan mengulangi pengukuran pada interval 6, 24, 30,
48, dan 96 jam

Langkah Kerja
Sebuah teknik yang lebih cepat adalah untuk mengukur dosis tanpa perisai.
Kemudian ulangi pengukuran dosis yang sama dengan perisai timbal dengan
berbagai ketebalan.
Ketebalan linieritas lengan/sleeves adalah seperti gambar dibawah ini, secara efektif
mereproduksi peluruhan di aktivitas 99mTc dilihat lebih dari 96 jam.
Lengan/sleeves harus diperiksa sebelum digunakan, bila retak/peyok hasil
pembacaan tidak akurat.
Pemeriksaan awal linearitas harus dilakukan dengan metode yang lebih lambat
dengan mengukur sampel seperti halnya peluruhan. Pengujian alat tiap triwulan.

Gambar 1. Linieritas Sleeves/Lengan (Powsner,R.A, 2006)

Geometri
Kenyataan bahwa aktivitas dosis akan bervariasi dengan volume dan bentuk wadah
dan posisi dari dosis dalam ruangan.
Pengaruh sampel geometri dapat diuji dengan menempatkan jumlah aktivitas yang
kecil di bagian bawah wadah dan ditambahkan pengencer seperti air. Untuk
wadah/tempat bisa menggunakan vial, syringe maupun botol.
Pemilihan tempat berpengaruh misalkan gambar kiri karena volume besar,
penyerapan foton oleh fluida. Sedangkan gambar kanan hilangnya foton ketika
kalibrator dibuka ketika sampel ditempatkan dengan kontainer yang tinggi.

3
Gambar 2. Penyerapan foton oleh fluida (kiri) dan foton hilang dengan tabung tinggi
(kanan) ((Powsner,R.A, 2006)
Alat dan Bahan
1 mCi Tc-99m
Kalibrator dosis
Vial, syringe maupun botol

Langkah Kerja
Persiapkan bahan dan alat
Pilih wadah yang tepat sehingga tidak terjadi hamburan atau penyerapan foton pada
alat

Batas Penerimaan
Hasil pengukuran dosis tidak boleh lebih dari 10%. Pengaruh sampel geometri harus
dicek di instalasi dan setelah perbaikan.

SURVEY METER

Pendahuluan
Peralatan lain non pencitraan yang perlu di uji kualitas adalah surveymeter. Survey
meter ini berfungsi mengetahui paparan radiasi di ruangan. Parameter yang perlu di
uji adalah konsistensi dan akurasi. Pengujian ini harian untuk konsistensi dan untuk
akurasi setelah instalasi, setelah perbaikan dan tahunan.

Tujuan
Mengetahui konsistensi dan akurasi
4
Alat dan Bahan
Sumber aktivitas dengan umur yang panjang misalkan Co-57 maupun CS-137
Survey Meter

Langkah Kerja
Pemeriksaan sumber aktivitas dilakukan harian untuk konsistensi, biasaya sumber
aktivitas menempel di survey meter.
Pemeriksaan untuk akurasi dengan menempatkan 2 sumber aktivitas dengan jarak
sepersepuluh meter sampai semeter)

Batas penerimaan
Hasil pembacaan survey meter untuk konsistensi dengan batas toleransi 10%, bila
lebih dari batas toleransi perlu kalibrasi ulang.
Hasil pembacaan survey meter untuk akurasi dengan batas toleransi 20%, bila lebih
dari batas toleransi perlu kalibrasi ulang.

Detektor Kristal Sintilasi: Well Counters dan Tiroid Probe

Pengukuran kalibrasi dilakukan harian sebelum pemeriksaan pasien, dengan


menggunakan sumber radionuklida referensi misalkan Cs-137 yang diletakkan
didepan probe maupun well counter.
Untuk pengujian efisiensi dengan menggunakan sumber standar dengan paparan
emisi energi yang sama. Untuk pengukuran secara rutin nuklida yang diukur di well
counter atau thyroid probe. Misalkan pada thyroid probe menggunakan barium-133
dengan energi 356 keV dapat menggunakan referensi iodine-131 dengan energi 364
keV dan cobalt-57 dengan energi 122 keV dapat menggunakan iodine-123 dengan
energi 157 keV.

Tujuan
Mengetahui akurasi dan efisensi detektor

5
Alat dan Bahan
Sumber radionuklida Cs-137 atau Co-57
Well Counters dan Tiroid Probe

Langkah Kerja
Pengukuran kalibrasi dilakukan dengan meletakkan sumber Cs-137 didepan probe
maupun di letakkan di well counter.
Pengaturan tegangan ataupun penguatan bisa diatur otomatis/manual untuk laju
cacah puncak maksimum.
Pencatatan pengaturan laju cacah puncak.

Batas Penerimaan
Laju cacah seharusnya tidak berbeda dari rerata pengukuran sebelumnya atau
sama dengan dan tidak boleh melebihi 10%. Nilai FWHM seharusnya 10% dari
puncak energi radionuklidanya. Kalibrasi sebaiknya dilakukan setiap tahun dan
setelah perbaikan.

Divais/Peralatan Pencitraan/ Imaging Devices

1. PLANAR IMAGING

I. Pengukuran Puncak Energi/Photopeak


Pendahuluan
Sebelum pencitraan kita melakukan penyesuaian/kalibrasi pusat jendela energi foton
yang diterima dengan benar. Prosedur tiap kamera gamma bisa berbeda beda.
Namun puncak energi tiap radionuklida sama misalkan Teknisium-99m (Tc-99m)
mempunyai energi puncak 140 keV, kemudian diatur jendela energi bisa 15% atau
20% sesuai kebutuhan, bila diatur lebar jendela energi diatur 20% maka jendela
antara 126 keV dan 154 keV. Pengaturan jendela energi ini merupakan hal yang
penting untuk perekaman data yang akan diperoleh tepat di pusat puncak energi
radiofarmaka. Jendela energi yang sempit menghilangkan hamburan foton tetapi
juga mengurangi cacah. Hal ini meningkatkan resolusi tetapi mengurangi sensitivitas
kamera. Penyimpangan jendela energi jauh dari puncak akan menyebabkan artefak
6
yang signifikan pada citra yang didapat. Prosedur sederhana adalah dengan
menyiapkan sumber radionuklida dalam syringe atau botol kemudian di letakkan di
depan kamera gamma lalu di tampilan di layar komputer berupa Cacah (sumbu Y)
dan energi (keV) di sumbu X. Pengaturan puncak energi dan jendelanya dilakukan
tiap hari sebelum digunakan/dioperasionalkan untuk pasien.

Tujuan
Mengetahui dan mampu melakukan pengaturan puncak energi dan jendela energi
radionuklida

Alat ukur dan bahan yang digunakan


Untuk mengatur puncak energi berupa radionuklida misal Tc-99m

Langkah kerja
1. Menyalakan pesawat kamera gamma dan komputer pendukungnya
2. Persiapkan sumber radionuklida misal Tc-99m dalam syringe misal 1 mCi
3. Letakkan radionuklida di depan kamera gamma dalam jarak misal 20 cm
4. Kemudian perhatikan tampilan pada layar komputer berupa grafik puncak
energi
5. Aturlah pada layar komputer jendela energi pada puncak energi
6. Lakukan pengulangan pada tiap detektor (bila detekor lebih dari 1)

Pengaturan dilakukan tiap hari sebelum digunakan, pengaturan jendela energi yang
simetris adalah dengan puncak energi yang tepat dengan lebar jendela yang
simetris.

II. Pengukuran Keseragaman Instrinsik/Ekstrinsik (Instrinsic/Ekstrinsic


Uniformity)
Pendahuluan
Idealnya , kamera sintilasi seharusnya menghasilkan citra seragam dengan sumber
yang seragam. Respon keseragaman sebuah kamera dapat di lakukan pencitraan
dengan sumber flood. Dimana flood source yaitu berupa lempengan padat yang
berisi Co 57 dengan aktivitas 5 sampai 20 mCi yang terdistribusi seragam di

7
seluruhnya batas, yang langsung di letakkan pada kolimator. Ini merupakan
medan/lapangan flood ekstrinsik (exstrinsic flood field ). Sedangkan bila
menggunakan sumber titik dengan jarak 3 sampai 4 kali dari permukaan kristal
tanpa kolimator disebut lapangan flood instrinsik, dengan pencacahan 5 sampai 30
juta cacah. Beberapa pabrikan memberi batas nilai penerimaan keseragaman
lapangan pada CFOV (Center Fielf Of View) adalah < 5%.

Gambar 3. Flood phantom

Respon terhadap iradiasi yang seragam (keseragaman lapangan flood) adalah


karakteristik kinerja kamera sintilasi yang menggambarkan tingkat keseragaman
kerapatan cacah pada citra ketika detektor dipenuhi tembakan flux foton dengan
spasial seragam. Hal ini juga dapat menggambarkan tingkat konsistensi dari laju
pencacahan dari sumber titik yang terkolimasi ketika sumber digerakkan di atas
bidang pandang. Keseragaman lapangan penuh (flood field uniformity) dapat
dihitung sebagai tingkat keseragaman yang ditunjukkan oleh detektor itu sendiri
(keseragaman intrinsik/instrinsic uniformity) atau detektor yang dilengkapi kolimator
maka disebut system uniformity/keseragaman pada sistem. Hal ini juga dapat diukur
dari segi variasi maksimum densitas cacahan ke seluruh bidang pandang atau FOV
disebut intergal uniformity / keseragaman tak terpisahkan). Sedangkan dalam hal
jumlah maksimum dari perubahan densitas cacah untuk jarak tertentu disebut
differensial uniformity/ keseragaman diferensial). Dengan demikian, variasi kecil atau
tingkat perubahan akan berhubungan dengan baik keseragaman.

8
Tujuan
Mengetahui dan mampu melakukan analisa keseragaman lapangan pada citra

Alat ukur dan bahan yang digunakan


Sumber Co 57 sekitar 10- 20 mCi atau Tc-99m point source sekitar sekitar 0,5 mCi
atau Tc-99m flood source sekitar 20 mCi

Langkah kerja
1. Menyalakan pesawat kamera gamma dan komputer pendukungnya
2. Menyiapkan sumber radioaktivitas bisa berupa lempengan Co 57 atau Tc-
99m
3. Meletakkan sumber di atas detektor
4. Melakukan setting jendela energi simetris misal 20% Tc-99m 10 keV atau
122 keV C0-57
5. Melakukan pencitraan dengan jumlah pencacahan sekitar 25 - 50 kcps
6. Melakukan analisa keseragaman lapangan citra

Analisa keseragaman dilakukan tiap hari sebelum digunakan, pengaturan jendela


energi yang simetris dan mencocokkan nilai keseragaman lapangan. Batas
penerimaan keseragaman pada integral dan differensial uniformity dengan UFOV
adalah 4,5% - 5%.

III. Resolusi Spasial

Pendahuluan
Resolusi dari sistem pencitraan dievaluasi visual dengan cara pencitraan bar
phantom/ fantom batang. Salah satu jenis bar phantom terbuat dari bar/batang timah
terbungkus Lucite. Phantom ini dibagi menjadi empat kuadran dengan interval jarak
teratur, interval ini berbeda di setiap kuadran.
Resolusi spasial diperiksa secara mingguan untuk mengetahui degradasi resolusi.
Fantom Bar dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa penurunan resolusi spasial

9
terhadap peningkatan jarak antara sumber dan kamera. Pada gambar dibawah
ketika bar pantom diletakkan langsung diatas kolimator, minimum spasi bar yang
terlihat di 4,0 mm, namun ketika bar phantom diletakkan sejauh 10 cm diatas
kolimator, spasi bar yang terlihat 4,8 mm.

Gambar 4. Bar Phantom

Gambar 5. Degradasi resolusi spasial (Powsner,R.A, 2006)

10
UFOV = Useful Field Of View
CFOV = Center Field of View

Gambar 6. Detail Bar Phantom(IAEA, 2009)

Linearitas citra kamera gamma diuji dengan memeriksa citra bar phantom diperoleh
dengan kolimator resolusi tinggi. Garis-garis dalam citra harus lurus dan tak
terputus. Perhatikan bahwa linearitas di sini mengacu pada penampilan bar sebagai
garis, sedangkan istilah yang sama merujuk pada kalibrator dosis mengacu pada
hubungan antara dosis dan pembacaan meter.

Tujuan
Mengetahui dan mampu melakukan analisa resolusi spasial

Alat dan Bahan yang digunakan


Phantom Bar dan Co 57 Flood Source

11
Langkah Kerja
1. Menyalakan pesawat kamera gamma dan komputer pendukungnya
2. Menyiapkan sumber radioaktivitas bisa berupa lempengan Co 57
3. Menyiapkan bar phantom
4. Menyusun bar phantom diatas kolimator kemudian sumber radioaktivitas
5. Melakukan pengaturan puncak energi dan jendela energi simetris
6. Melakukan pencitraan dengan jumlah pencacahan sekitar 30 - 35 kcps
7. Melakukan analisa citra dari bar phantom

Batas penerimaan FWHM adalah 1,75B dengan B adalah bar yang paling kecil yang
dapat dipisahkan/ yang masih dilihat.

2. Single Photon Emission Computed Tomography / SPECT

I. Keseragaman dan Resolusi


Prinsip dasar dari sistem SPECT tergantung pada kamera berputar dengan konsep
adalah bahwa serangkaian gambar planar dikumpulkan sementara sedangkan
kamera diputar melalui salah 180o atau 360o di sekitar pasien. Gambar-gambar yang
planar disebut sebagai gambar proyeksi dan digunakan untuk membuat gambar
slice transaxial yang disaring dari data backprojection ke pesawat transaxial .
Citra SPECT dapat menurun kualitasnya dengan skala yang kecil dari keseragaman
yang diperoleh pada bidang penuh (flood field) , yang tidak mempengaruhi ketika
pada citra planar. Hal ini penting untuk memperoleh koreksi keseragaman pada
flood untuk sekitar 100 juta cacah untuk mengurangi
ketidakseragaman/nonuniformity disebabkan oleh variasi statistik pada cacah.
Selama backprojection, cacat yang relatif kecil akan menjadi cukup menonjol dan
kadang-kadang muncul sebagai artefak cincin ketika direkonstruksi irisan transaxial .
Head Camera secara efektif " menyeret " cacat dengan itu seperti lingkaran pasien.

12
Gambar 7. Ilustrasi efek cacat kecil ((Powsner,R.A, 2006)

Tujuan
Mengetahui dan mampu melakukan analisa keseragaman dan resolusi tomografi

Alat ukur dan bahan yang digunakan

Sumber Co 57 sekitar 10- 20 mCi atau Tc-99m point source sekitar sekitar 0,5 mCi
atau Tc-99m flood source sekitar 20 mCi
Atau phantom Jaszcak

Langkah kerja
1. Menyalakan pesawat kamera gamma dan komputer pendukungnya
2. Menyiapkan sumber radioaktivitas bisa berupa lempengan Co 57 atau Tc-
99m
3. Meletakkan sumber di atas detektor
4. Melakukan setting jendela energi simetris misal 20% Tc-99m 10 keV atau
122 keV C0-57
5. Melakukan pencitraan dengan jumlah pencacahan sekitar 25 - 50 kcps
6. Melakukan analisa keseragaman lapangan citra

Analisa keseragaman dilakukan tiap hari sebelum digunakan, pengaturan jendela


energi yang simetris dan mencocokkan nilai keseragaman lapangan. Batas
penerimaan keseragaman pada integral dan differensial uniformity dengan UFOV
adalah 4,5% - 5%. Bila nilai uniformity melebihi 8% perlu dilakukan perbaikan.

13
II. Center Of Rotation (COR) / Pusat Rotasi

Pendahuluan
Pusat rotasi dalam SPECT sangat penting sekali untuk memperoleh citra yang
akurat. Head camera berputar mengelilingi objek hampir sempurna seperti
lingkaran/elips. Hal ini berhubungan dengan elektronik dan mekanik sehingga cocok
secara aktual pada pusat rotasi dari head camera. Penyimpangan pusat rotasi
(COR) akan menurunkan resolusi citra dan ini dapat dilihat dari perpindahan
pergerakan dari pusat rotasi.
Kesalahan yang mungkin terjadi tidak meratanya posisi head camera, menabrak
meja saat akuisisi citra. Penyebab paling umum pergeseran sebenarnya dari COR
adalah kerusakan elektronik, masalah mekanis seperti pada penggunaan kolimator
yang terlalu berat untuk garntry. Dibawah ini gambar tentang penyimpang pusat
rotasi/COR. Pemeriksaan COR ini dilakukan tiap minggu untuk COR pada 90 atau
1800.

Gambar 8. Penyimpangan COR (Powsner R.A, 2006)

14
Gambar 9. Desain tambahan holder untuk posisi sumber untuk uji COR
(Skylight user Manual Philips, 2004)

Gambar 10. Posisi sumber untuk Uji COR 1800


(Skylight user Manual Philips, 2004)

Pendekatan yang umum adalah untuk memasang plot posisi sumber titik sebagai
fungsi dari posisi head camera/kepala kamera sepanjang lingkaran rotasi dan
membandingkan dengan memprediksi nilai-nilainya . Lokasi sumber titik diplot pada
arah x ( tegak lurus terhadap sumbu panjang tempat tidur ) dan arah y ( sejajar
dengan sumbu panjang tidur ). Pengujian kualitas pusat rotasi dilakukan bulanan.

15
Berikut ini analisa grafik normal dan abnormal COR

Gambar 11. Normal dan Abnormal COR (Powsner R.A, 2006)

Tujuan
Mengetahui fungsi yang tepat pada sistem SPECT dan memastikan offset COR

Alat dan Bahan


Extend of point source Holder Assembly
Sumber Tc-99m dengan syringe 1 cc aktivitas 0,5 mCi – 1 mCi

Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Pemasangan kolimator paralel hole
3. Melakukan pengaturan untuk COR 90 atau 180
4. Menempatkan sumber di pusat dengan jarak simetris 40 cm tiap head camera
5. Meletakan sumber radiasi pada salah satu slot dari 3 slot tempat extend of
point source holder assembly.

16
6. Lakukan pengaturan perputaran bisa lebih 10 detik/stop bila kurang 1 mCi,
namun bila aktivitas 3 mCi perputaran bisa kurang dari 10 detik/stop.
7. Kemudian menganalisa data dengan grafik maupun data numerik

Batas penerimaan uji kualitas COR secara grafik maupun data numerik adalah
sebagai berikut :

Gambar 12. COR Analysis Tool (Skylight user Manual Philips, 2004)

17
Tabel 1. Data Numerik COR (Skylight user Manual Philips, 2004)

File Kalibrasi File QA


x- Error Range < 8 mm 4,5 mm
x-Mean ± 6 mm ± 2 mm
y- Error Range < 8 mm
Mean y-Difference ± 6 mm ± 2 mm

Atau tampilan dari pabrikan lain adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Hasil Proses Uji COR


(Infinia User’s Guide Nuclear Medicine Imaging System ,2005)

18
3. Positron Emission Tomography/PET

Protokol QC PET yang rutin harus memungkinkan identifikasi masalah yang


dapat mempengaruhi salah satu aspek kinerja sebagai berikut:
- Kualitas gambar dari PET;
- Kualitas gambar dan dosis pasien CT;
- Akurasi CT berbasis koreksi atenuasi;
- Akurasi CT dan PET co-registrasi.

Uji kualitas pada pesawat PET cukuplah luas dan bervariasi tiap produsen. Namun
ini dirangkum singkat antara lain blank transmission scan/ pemindaian transmisi
kosong, PMT Gain test/ uji penguatan PMT, Normalisasi dan Kalibrasi. Waktu uji
kualitas untuk blank transmission scan dilakukan secara harian, untuk uji penguatan
PMT secara harian atau mingguan, sedangkan untuk kalibrasi bisa dilakukan
triwulanan. Berikut ini contoh desain PET/CT dari beberapa produsen :

Gambar 14. a. Biograph Siemens Medical Solutions, b. Gemini, Philips Company c.


Discovery, Ge Healthcare (Khalil,M.M., 2011)

I. Memindai Transmisi Kosong/Blank Scan

Pendahuluan
Menurut Powsner, R.A (2006) Sebuah prosedur umum pengendalian mutu harian
adalah akuisisi dan evaluasi scan menggunakan sumber aktivitas transmisi internal
atau sumber aktivitas rendah yang terpisah, uji ini tanpa pasien di bidang pandang/
field of view . Karena tidak ada pasien disebut scan kosong . Scan kosong di uji di
gunakan untuk pembuktian kerusakan sebuah detektor. Data diperoleh dari scan

19
kosong dapat ditampilkan sebagai sebuah sinogram. Sinogram yang ditampilkan
untuk melihat hasil citra proyeksi yang diperoleh. Sebuah ilustrasi sederhana dari
tata letak matriks pasangan detektor digunakan untuk membuat sinogram PET
dengan kamera imajiner yang memiliki 12 detektor terlihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar 15. Sinogram dengan matriks (Powsner, R.A., 2006)

Setiap baris dari sinogram tersebut berisi jumlah untuk semua pasangan yang
berlawanan detektor yang memiliki garis paralel respon ( jalur antara detektor ) .
Unsur-unsur matriks yang berhubungan dengan satu detektor dalam sistem
sederhana ini disorot dalam abu-abu dan membuat garis diagonal.
Sebuah sinogram kosong yang normal dari cincin detektor ditunjukkan pada gambar
dibawah ini dan contoh sebuah detektor yang cacat muncul sebagai garis diagonal
tipis baru di sinogram.

Gambar 16. Sinogram normal dari pemindaian kosong (kiri) dan sinogram dengan
kerusakan detektor (kanan) ( Powsner R.A., 2006)

20
Tujuan
Mengetahui dan memastikan hasil citra sinogram pada detektor dan untuk menilai
konsistensi kinerja detektor dan memungkinkan deteksi dini dari setiap perubahan
mendadak, misalnya kegagalan pada modul detektor.

Alat dan Bahan


Tergantung pada sistem, produsen dan modus akuisisi (2D atau 3D), uji stabilitas
detektor harian akan didapatkan dengan menggunakan sumber uji yang berbeda.
Beberapa sumber yang paling umum adalah:
a. Sumber garis Ge-68 berputar;
b. Phantom keseragaman silinder Ge-68 berpusat horizontal dan vertikal di FOV
dari PET;
c. Sumber titik Na-22 dipasang pada plastik jig yang berpusat dan ditempatkan
mendekati pusat FOV .
Aktivitas sumber biasanya ditentukan oleh produsen pesawat PET.
Dalam hal akuisisi data menggunakan QC protokol akuisisi sistem PET harian,
pemindaian stabilitas detektor dilakukan secara harian.

Batas Penerimaan dan Analisa Data


Membandingkan hasil sinogram yang diperoleh dengan referensi dari produsen
untuk dianalisa dan dilaporkan pada QC harian. Data ini harus disimpan untuk
mendeteksi tren dari sinogram.
Bila ditemukan perubahan mendadak dalam keseragaman/artefak di sinogram
maupun parameter lain untuk di dengan mengulangi normalisasi detektor sampai
detektor dapat dikalibrasi ulang. Perubahan besar bisa memungkinkan kalibrasi
ulang dari detektor atau penggantian komponen detektor yang rusak.

21
Keseragaman citra rekonstruksi

Pendahuluan
Keseragaman citra direkonstruksi adalah ukuran dari respon sebuah sistem
terhadap distribusi radioaktivitas homogen di kedua posisi melintang dan aksial pada
Field of View (FOV). Tidak ada konsensus umum tentang metodologi pengujian atau
analisis parameter seperti indeks kuantitatif residu non-keseragaman. Namun
prosedur berikut ini didasarkan pada standar NEMA 1994. Jika produsen sudah
memiliki protokol untuk uji keseragaman dg NEMA 1994, hal itu dapat digunakan
bukannya prosedur ini. uji ini harus dilakukan setiap triwulan oleh fisikawan medis.

Tujuan
Mengetahui keseragaman citra rekonstruksi

Alat dan bahan


Phantom yang digunakan untuk pengujian terdiri dari plastik/polymethylmethacrylate
silinder berongga , dengan diameter luar 203 ± 3 mm , panjang rongga internal 190
± 3 mm dan ketebalan dinding 3 ± 1 mm ( IEC 61675-1 [ 40 ] dan NEMA standar
NU2 -1994. Phantom Silinder diisi dengan larutan F-18 yang seragam/merata. Total
radioaktivitas harus berada dalam kisaran 120-130 MBq, hal ini memberi
radioaktivitas konsentrasi sekitar 21 kBq / mL , atau sekitar empat kali rata-rata
seluruh konsentrasi radioaktivitas dalam tubuh untuk pemeriksaan klinis (dengan
asumsi 370 MBq injeksi untuk pasien 70 kg ) .
perlu dicatat tentang akitivitas sumber sebagai kalibrasi yang diukur menggunakan
kalibrator radioaktivitas dan waktu pengukuran. Sumber aktivitas tersebut harus
ditutup untuk meminimalkan efek tersebarnya radiasi dan menghindari bahan
pelemahan lainnya . Pusat silinder harus ditempatkan di pusat aksial FOV, namun
diletakkan arah vertikal dengan 25 mm .
Produsen biasanya menyediakan sumber seperti Ge-68 atau Ga-68 untuk prosedur
rutin normalisasi, QC dan lainnya.

22
Langkah Kerja
1. Akuisisi data bisa dilakukan dengan 2D atau 3D, pengukuran bisa dilakukan
dalam setiap mode,
2. Akuisisi data dengan silinder berisi F-18 dilakukan dengan cacah tidak
kurang 20 juta cacah/transaksial
3. Bila dengan sumber Ge-68 atau Ga-68, perlu penyesuaian waktu akuisisinya.
4. Analisa data dengan data tiap slice i dan area k menggunakan rumus di
bawah ini :

Dengan NU = Non Uniformity


Max = Cacah Maximum
Min = Cacah Minimum
Ave = Cacah Average (rerata)

Untuk mendapatkan indeks kuantitatif perkiraan non – keseragaman, area melingkar


dengan diameter 175 mm harus berpusat dalam setiap slice transaxial dari phantom.
Grid ortogonal daerah persegi bunga , sekitar 10 mm × 10 mm , harus ditarik pada
setiap irisan dalam area melingkar. Daerah persegi yang bersinggungan dengan
lingkaran 175 mm diameter boleh diabaikan, dengan gambar dibawah ini :

Gambar 17. Skema definisi dan posisi ROI untuk kuantisasi non keseragaman
(Powsner, R.A., 2006)

23
Batas Penerimaan dan Analisa Data
Sebuah toleransi yang sesuai kriteria untuk rata-rata % NU (non-Uniformity) :
%NU yang diukur < 1,5 % NU referensi

Jika terdapat artefak gambar atau parameter keseragaman berada di luar tingkat
toleransi , QC harian harus diperiksa ulang dan pertimbangan untuk kalibrasi ulang
sistem. Jika masalah terus berlanjut perlu memberitahu produsen untuk perbaikan.

Normalisasi PET
Pendahuluan
Prosedur triwulanan ini digunakan untuk mengatur penguatan sinyal pada PMT .
Karena kebanyakan sistem PET memiliki ratusan atau ribuan kristal individu,
sepanjang akuisisi diperlukan untuk mengumpulkan data statistik yang memadai
untuk mengukur kekuatan sinyal yang tepat untuk setiap PMT. Ini bisa diperoleh
dengan pemindaian transmisi selama 10 –15 jam dengan gantri kosong. Semua
hasil data pemindaian ini secara otomatis untuk penyesuaian internal. Normalisasi
PET ini dilakukan tiap bulan sehingga dapat mengetahui kerusakan detektor lebih
awal. Sebagai tambahan setiap kali hasil QC PET harian bisa mengindikasikan
perlunya renormalization atau service yang dilakukan pada sistem detektor PET.

Tujuan
Untuk memperoleh data efisiensi kristal yang digunakan untuk mengoreksi sinogram
yang diperoleh pada detektor non-keseragaman. Penggunaan data normalisasi yang
salah akan mengurangi kualitas gambar .

24
Alat dan Bahan
Tergantung pada sistem dan / atau produsen dan mode akuisisi ( 2D atau 3D ) ,
Prosedur normalisasi dapat dicapai dengan menggunakan berbagai sumber aktivitas
dan phantom. Yang paling banyak digunakan adalah :

a. Sumber garis Ge-68 yang berputar;


b. Phantom keseragaman silinder Ge-68 berpusat horizontal dan vertikal di FOV
dari PET;
c. Sumber titik Cs-137 yang berputar.

Sumber aktivitas ini ditentukan oleh produsen dari sistem PET .

Langkah Kerja
Sebelum memulai akuisisi , backup file normalisasi harus dibuat terlebih dahulu.
Data normalisasi yang akan diperoleh harus mengikuti petunjuk dari produsen.

Analisa Data/Batas Penerimaaan


Pengujian dengan melakukan hasil sinogram dari normalisasi, bila tidak ditemukan
masalah utama dari hasil sinogram, maka data normalisasi terbaru disimpan untuk
disesuaikan dalam sistem. Namun bila ditemukan masalah perlu kalibrasi ulang dan
atau pemeliharaan/perbaikan dari produsen.

Konsentrasi Kalibrasi Radioaktivitas 2D/3D


Prosedur triwulanan ini digunakan oleh fisikawan medik untuk mengkalibrasi
respon/tanggapan sistem untuk mengketahui jumlahnya radioaktivitas dalam volume
yang diketahui . Dalam kata lain, jumlah cacah PET dalam pixel dikonversi ke
konsentrasi rata-rata aktivitas ( kBq / ml ) untuk tiap pixel. Kalibrasi diperlukan untuk
pengukuran kuantitatif seperti nilai standar uptake. Volume pada phantom berisi
radioaktivitas pemancar positron yang sedikit jumlahnya dengan distribusi yang
seragam. Kemudian phantom dilakukan pencitraan sehingga hasil pencacahan yang
diperoleh dengan koreksi atenuasi dapat dikorelasikan dengan aktivitas dalam mBq /
ml.

25
Tujuan
Tujuan dari kalibrasi ini adalah untuk memperoleh data efisiensi scanner untuk
digunakan dalam mengoreksi sinogram yang diperoleh untuk non-keseragaman
detektor. Faktor-faktor ini digunakan dalam perhitungan konsentrasi radioaktivitas
dan SUV; faktor kalibrasi yang tidak akurat akan dikompromikan dengan citra yang
akurat berbasis kuantisasi.

Alat dan Bahan


Tergantung pada sistem dan mode akuisisi 2D/3D), dengan prosedur normalisasi
yang dicapai dengan menggunakan sumber-sumber dan / atau phantom yang
berbeda. Yang paling banyak digunakan adalah:
a. Phantom silinder seragam Ge-68 phantom dengan pusat horizontal dan
vertikal di FOV dari scanner PET;
b. Phantom diisi 18F
Sumber aktivitas ini harus ditentukan oleh produsen dari sistem PET.
Sebagai catatan bahwa phantom silinder Ge-68 mempunyai kesalahan 15- 20%,
sehingga tidak memungkinkan untuk kalibrasi dosis dalam perhitungan nilai uptake
standar.

Langkah Kerja

Sebelum memulai akuisisi, buatlah backup data file kalibrasi sebelumnya.


Data kalibrasi dan petunjuk akuisisi mengikuti dari produsen untuk mencapai data
statistik yang baik.
Jika tidak ada petunjuk yang diberikan dari produsen, akuisisi data minimal 20 juta
cacah.

Analisa Data dan Batas Penerimaan


Data kalibrasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan hasil sebelumnya dan
petunjuk dari produsen. Jika tidak ada ditemukan masalah yang berarti, maka data
kalibrasi baru harus disimpan dalam file, serta disesuaikan dengan petunjuk/diagram
alir dari produsen.
Perbandingan dengan hasil sebelumnya dan nilai-nilai tertentu yang diberikan oleh

26
produsen harus dapat diterima. Penyimpangan lebih besar dari 5% dari hasil yang
diperoleh perlu dilakukan kalibrasi ulang.
Prosedur tambahan untuk memeriksa akurasi nilai uptake standar dengan
melakukan citra phantom dengan nilai radioaktivitas yang diketahui serta volumenya
dengan menggunakan protokol klinis.
Jika radioaktivitas dalam phantom, radioaktivtas saat kalibrasi dan volume phantom
dimasukkan sebagai bagian dari detail pasien, maka Nilai uptake standar harus
bernilai 1.

Referensi

1. Bairi, B.R, Singh, B, Rathod,C.N, Narurkar, V.P., 1994, Handbook of Nuclear


Medical Instruments, Tata McGraw Hill Publishing Co.Ltd. New Delhi
2. http://www.biodex.com/nuclear-medicine/products/atomlab-960-thyroid-uptake-
system, diakses 27 Februari 2014, 13.30 WIB
3. GE Medical System, 2005, Infinia User’s Guide Nuclear Medicine Imaging
System, Tirat Hacarmel 30200 Israel
4. IAEA, 2009, Quality Assurance For PET And PET/CT Systems, IAEA HUMAN
HEATH SERIES No 1, VIENNA
5. IAEA, 2009, Quality Assurance for SPECT Systems, IAEA HUMAN HEATH
SERIES No 6, VIENNA
6. Khalil, M.M.,2011, Basics Sciences of Nuclear Medicine, Springer V.H. New
York
7. Philips, 2004, SKYLIGHT Imaging System User’s Manual, A manual describing
how to use the SKYLight imaging system, European Authorized Representative
for ADAC Laboratories: Philips Medical Systems Nederland B.V.
8. Powsner, Rachel A, Powsner, Edward R., 2006, Essential Nuclear Medicine
Physics, Blackwell Publishing Ltd, 9600 Garsington Road, Oxford OX4 2DQ, UK.
pp 136-150

27
Lampiran Gambar

Gambar a. Kalibrator Dosis tipe Capintec

Gambar b. Flood Source Co-57

28
Gambar c. Contoh Hasil Analysis Intergral Uniformity dan Differensial Uniformity
untuk UFOV dan CFOV pada Detektor 1

Gambar d. Contoh Hasil Analysis Intergral Uniformity dan Differensial Uniformity


untuk UFOV dan CFOV pada Detektor 2

29
Gambar e. Gamma Counter Pegasyss dengan perangkat RIA

Gambar f. Tiroid Probe Atomlab™ 960 Thyroid Uptake System (Biodex, 2014)

30
Gambar g. Pantom PET/CT (Biodex, 2014)

Kegunaan Phantom antara lain :


1. Acceptance testing of PET/CT and SPECT/CT systems
2. Routine quality evaluation of PET/CT and SPECT/CT systems
3. Evaluation of new image fusion software
4. Evaluation of new attenuation correction algorithms
5. Aluminum tubes are for registration
6. The outer 2" OD micro cylinder is for comparing attenuation region to non
attenuation region
7. The 6" ring is for contrast solution
8. Research

Gambar h. Pantom SPECT (Biodex, 2014)


Kegunaan Phantom antara lain :
1. System performance valuation of: Collimator, Artifacts, Calibration, and
Reconstruction Parameters
2. Acceptance testing
3. Routine quality, assurance and control
4. Evaluation of center-of-rotation error

31
5. Evaluation of non-uniformity artifact
6. Evaluation of changes of radius-of-rotation on spatial resolution
7. Evaluation of reconstruction filters on spatial resolution
8. Evaluation of attenuation and scatter compensation
9. Single slice volume sensitivity
10. Total system volume sensitivity
11. Lesion detectability
12. SPECT Phantoms are available in two models. The Deluxe Phantom is used
for high resolution cameras. The Standard Phantom is used for lower
resolution cameras.

Tabel Waktu Uji Kualitas SPECT

Frekuensi Prosedur
Harian Verifikasi spektrum jendela energi, Uji Flood Uniformity
Mingguan Uji COR, Uji Resolusi Citra, Uji Cacah Background
Bulanan Uji Keseragaman Kolimator
Insindental Kalibrasi Autogain, Kalibrasi COR, Flood Calibration

32

Anda mungkin juga menyukai